Anda di halaman 1dari 8

ORLI Vol. 44 No.

2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

Serial Kasus

Epithelial papillary angioepithelioma pada rongga sinus maksila


wanita dewasa muda
Bima Mandraguna, Yussy Afriani, Agung Dinasti, Nur Akbar, Tonny Basriyadi
Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
Bandung

ABSTRAK
Latar belakang: Epithelial Papillary Angioepithelioma (EPA) yang dikenal juga sebagai tumor
Dabska adalah suatu tumor vaskular yang jarang terjadi pada rongga hidung dan sinus paranasalis.
Tindakan bedah, radioterapi dan kemoterapi serta kombinasi ketiganya adalah pengobatan utama untuk
tumor ganas sinonasal. Tujuan: Memberikan informasi mengenai diagnosis dan penatalaksanaan tumor
Dabska. Kasus: Kasus langka ini ditemukan pada wanita usia 16 tahun dengan massa tumor pada rongga
hidung dan sinus paranasal yang berekstensi hingga rongga mulut. Pemeriksaan histopatologi didapatkan
sel tumor endothelial yang menunjukkan pola pertumbuhan papiler. Pemeriksaan imunohistokimia
CD34 positif. Penatalaksanaan: Radioterapi preoperasi 10 kali untuk mengurangi massa tumor yang
progresif kemudian dilakukan maksilektomi infrastruktur dilanjutkan radioterapi postoperasi. Dilakukan
juga pemasangan protesa palatum bars postoperasi dan protesa palatomaksilaris 3 bulan pasca operasi.
Evaluasi pasca operasi tampak perbaikan, tidak didapatkan infeksi maupun tanda-tanda kekambuhan,
dan secara anatomi fungsi kembali seperti semula. Kesimpulan: Diagnosis dan penatalaksanaan yang
cepat dan tepat dapat meningkatkan prognosis pada tumor Dabska

Kata kunci: Tumor Dabska, maksilektomi infrastruktur, radioterapi, tumor sinonasal, protesa

ABSTRACT
Background: Epithelial papillary angioepithelioma (EPA), also known as Dabska tumor, is a very
rare vascular neoplasm in the sinonasal. Surgery, radiotherapy and chemotherapy, and the combination
of those three are the primary treatment for malignant sinonasal tumors. Purpose: To inform about the
diagnostic and treatment of Dabska tumor. Case: We present an exceptionally rare case of EPA of the
sinonasal in a 16 year old female. A well defined, reddish tumor existed at the sinonasal that extended
to oral cavity. Microscopic examination revealed the endothelioid tumor cells showing a papillary
growth pattern with positive imunohistchemistry of CD34. Management: Ten consecutive radiotherapies
was performed preoperatively and then continued with progressive infrastructure maxillectomy and
reconstructions of the maxilla, followed by postoperative radiotherapies. Postoperative management also
include the mounting bars palate prosthesis and palatomaxillary prosthesis 3-month after the operation.
Postoperative evaluation showed improvement, there was no sign of any infection or recurrence, and the
anatomical function returned to normal. Conclusion: Prompt diagnosis and the rightmanagement could
improve the prognosis in Dabska tumors.

Keywords: Dabska tumor, infrastructure maxillectomy, radiotherapy, sinonasal neoplasm, prosthesis

Alamat korespondensi: Bima Mandraguna, Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Unversitas


Padjadjaran/RS Dr. Hasan Sadikin, Jl.Pasteur No.38 Bandung. Email:bima.mandraguna@gmail.com

1631
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

PENDAHULUAN tahun terakhir dari kunjungan Poliklinik


THT-KL RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tumor ganas sinonasal adalah tumor didapatkan jumlah kasus tumor sinonasal
ganas yang terdapat pada rongga hidung sebanyak 94 orang, namun jenis Epithelial
dan sinus paranasal. Tumor ganas sinonasal Papillary Angioendothelioma sinonasal baru
mempunyai prevalensi 1% dari seluruh ke- pertama kali ditemukan. Diagnosis dite-
ganasan dan 3% dari seluruh tumor saluran gakkan berdasarkan anamnesis, pemerik-
nafas atas, dan lebih dari 10% dari seluruh saan fisik THT-KL, pemeriksaan radiologi
tumor sinonasal. Tumor sinonasal yang be- dan pemeriksaan histopatologi sebagai diag-
rasal dari sinus maksila sekitar 60%, kavum nosis pasti.
nasi 22%, sinus etmoid 15%, sinus frontal
Penatalaksanaan tumor sinonasal adalah
dan sinus sphenoid 3%. Menurut gambaran
multimodalitas dengan pembedahan sebagai
histopatologi jenis squamous cell carcinoma
pilihan utama dilanjutkan dengan radiotera-
adalah yang paling sering ditemukan sekitar
pi dan/atau kemoterapi. Pemilihan modalitas
55 %, yang diikuti oleh jenis non ephitelial
ini berdasarkan kepada banyak faktor antara
neoplasm 20%, tumor kelenjar 15%, undiffe-
lain lokasi, stadium, kondisi pasien, penya-
rentiated carcinoma 7% dan jenis lain 3%.1,2
kit penyerta, fasilitas yang tersedia, pengala-
Epithelial Papillary Angioendothelioma man operator, dan lain-lain.6-8
atau tumor Dabska adalah tumor yang
sangat langka yang pertama kali dijelas- Maksilektomi merupakan tindakan be-
kan pada tahun 1969 oleh Dabska sebagai dah pada tumor sinonasal dengan prinsip
angioendothelioma endolymphatic ganas. tindakan adalah reseksi dan pengangkat-
Sejak itu, sangat sedikit kasus yang telah an massa tumor. Terdapat beberapa jenis
dilaporkan dalam literatur. Baru-baru ini, maksilektomi pada tumor sinonasal berda-
serangkaian kasus diterbitkan dan telah di- sarkan lokasi, ukuran dan perluasan tumor,
sarankan. nama alternatif yaitu angioen- di antaranya adalah maksilektomi medial,
dothelioma intralymphatic papiler (PILA). maksilektomi parsial yang dibagi menja-
Tumor Dąbska merupakan low-grade angio- di suprastruktur dan infrastruktur, reseksi
sarcoma yang sering menyerang kulit pada maksila termasuk dasar orbita dengan mem-
anak-anak. Insidensnya belum diketahui pertahankan bola mata, maksilektomi total
secara jelas. Hanya sekitar 30 pasien yang dengan eksenterasi orbita, dan maksilektomi
baru dilaporkan di seluruh dunia. Tidak ada luas dengan reseksi kraniofasial anterior.8,9
predileksi jenis kelamin, etnik atau ras yang Pada kasus ini dilaporkan pasien wanita
jelas. Dari 30 pasien yang dilaporkan dida- muda usia 16 tahun yang merupakan pasien
patkan 9 dari 18 anak dan 6 dari 12 dewasa tumor Dabska pertama di RSHS Bandung.
adalah wanita.3-5 Tujuan dari laporan kasus ini untuk membe-
rikan informasi mengenai diagnosis dan pe-
Tumor Dabska merupakan keganasan
natalaksanaan tumor Dabska.
lokal agresif dengan potensi metastasis.
Tumor ini dapat menyerang ke dalam tulang,
LAPORAN KASUS
otot, dan fasia, menghasilkan morbiditas
lokal. Hal ini juga dapat menyebar ke kelen- Seorang wanita 16 tahun, pelajar,
jar getah bening regional dan menghasilkan belum menikah, suku Sunda, agama Islam,
metastasis paru.3-5 datang ke Poliklinik THT-KL RSHS
Tumor sinonasal di Rumah Sakit Hasan Bandung dengan keluhan terdapat benjo-
Sadikin (RSHS) Bandung mempunyai angka lan pada rongga hidung dan rongga mulut
kejadian yang cukup banyak. Dalam satu yang dirasakan semakin membesar. Keluhan

2164
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

disertai juga sulit menelan dan hanya bisa dak nyeri tekan dan mudah berdarah disertai
makan makanan cair. Keluhan disertai de- sekret yang mukopurulen. Kavum nasi deks-
ngan sesak napas yang hilang timbul, nyeri tra didapatkan sempit terdesak massa dari
telinga, dan sulit bicara. Pasien juga me- kavum nasi sinistra. Rongga mulut didapat-
ngeluhkan pipi kiri terasa kebas dan tampak kan massa dari palatum durum aspek sinis-
lebih menonjol. Benjolan di leher, ketiak, tra permukaan licin, warna sama dengan
dan lipat paha disangkal. sekitar, padat, nyeri tekan tidak ada, ham-
pir memenuhi rongga mulut. Kelenjar getah
Riwayat keluhan hidung kiri tersumbat
bening leher tidak teraba membesar. Pada
yang dirasakan sejak dua bulan sebelum
regio maksila sinistra tampak penonjolan,
masuk rumah sakit. Riwayat bersin, ber-
warna sama dengan kulit sekitar, perabaan
ingus, dan gatal hidung disangkal. Riwa-
padat, dan tidak nyeri tekan. Tampak edema
yat mimisan dan nyeri gigi pada rahang
palpebra superior kanan dan kiri. Dilakukan
atas diakui ada. Dua bulan sebelumnya di-
tindakan trakeostomi dalam lokal anastesi
lakukan biopsi dan didapatkan hasil histopa-
untuk penyelamatan jalan napas. Pemerik-
tologi berupa polip pada rongga hidung kiri.
saan laboratorium didapatkan Hb 9,3gr/
Direncanakan untuk dilakukan biopsi ulang
dl leukosit 14.600gr/dl dan albumin 2,5gr/
namun pasien tidak kontrol kembali.
dl diberikan transfusi prc 3 labu, ceftriaxon
Pemeriksaan status generalis didapatkan 1x1 gr dan metronidazole 3x500mg dan vi-
keadaan umum tampak sakit berat, kesadar- palbumin 3x1 kapsul. Pasien dikonsulkan ke
an komposmentis, tanda vital dalam batas bagian mata dan didiagnosis sebagai abses
normal. Pemeriksaan fisik pada telinga di- palpebra superior mata kanan dan kiri.
dapatkan dalam batas normal. Pada peme- Kemudian dilakukan insisi drainase dan
riksaan hidung dorsum nasi sinistra tampak diberikan C-mycetin salep mata ODS. Visus
menonjol, perabaan padat, terfiksir dan tidak mata kanan 20/50 dan mata kiri 20/100.
nyeri tekan. Kavum nasi sinistra tertutup
massa kenyal padat, hiperemis, berbenjol, ti-

Gambar 1. Foto klinis

1653
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

(a)

(b)
Gambar 2. CT Scan sinus paranasal (a) sebelum radioterapi, (b) sesudah radioterapi

Pada gambaran CT Scan didapatkan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakra-


massa solid sinonasal yang meluas ke kavum nial dan infiltrasi tumor ke intrakranial.
nasi bilateral, sinus maksila bilateral, etmoid Penilaian CT Scan sinus paranasal
bilateral, frontal dan sfenoid kiri serta daerah setelah dilakukan radioterapi sebanyak 10
maksila bilateral terutama kiri. Massa meng- kali didapatkan massa solid inhomogen
obliterasi nasofaring, m. genioglosus, dan dengan ukuran yang semakin membesar,
m. orbikularis oris kiri serta mendestruksi meliputi kavum nasi bilateral, sinus maksi-
septum nasi, dinding lateral os maksila bi- laris kiri, mengobliterasi nasofaring bila-
lateral terutama kiri. Tidak tampak infiltrasi teral, resesus faringeus kiri, torus tubarius
intrakranial. kiri, meluas ke inferolateral dan mengobli-
Dilakukan biopsi ulang dengan hasil terasi muskulus di sekitarnya, yang superior
didapatkan embryonal rhabdomyosarcoma. mengisi sinus paranasal serta mendestruksi
Oleh karena progresifitas massa yang tulang-tulang disekitarnya. Tidak tampak in-
semakin membesar dengan cepat maka filtrasi ke intrakranial.
diputuskan untuk konsul bagian Radioterapi Setelah kondisi umum baik, laborato-
dan diberikan radioterapi sebanyak 10 kali rium lengkap dalam batas normal, dilaku-
preoperasi. Konsultasi ke bagian Bedah kan ekstirpasi massa tumor dengan metode
Saraf didapatkan kesimpulan tidak terdapat

4166
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

maksilektomi infrastruktur. Pada intra- gu setelah operasi. Kemudian dilakukan


operasi didapatkan tampak massa tumor pada juga pemasangan protesa palatum bars post-
rongga sinus maksila sinistra yang mengero- operasi dan rencana pemasangan protesa
si dinding inferior dan sebagian dinding an- palatomaksilaris 3 bulan pasca operasi.
terior sinus maksila sinistra, massa tumor
juga tampak berekstensi ke palatum hingga
memenuhi orofaring. Setelah itu dilakukan
pemasangan mash plate sebagai pengganti
dinding anterior maksila.

Gambar 4. Gambaran histopatologi

Gambar 3. Intraoperasi

Pada pemeriksaan histopatologi massa


tumor pascaoperasi terlihat pada gambaran
subepitelial tampak pembuluh darah ber-
bagai ukuran yang dilapisi sel-sel endotel
yang tumbuh hiperplastis, sebagian mem- Gambar 5. Foto klinis pasca operasi dan
bentuk struktur papillary. Inti sel polimor- pasca radioterapi
fik, hiperkromatis dan ditemukan mitosis.
Dalam sebagian lumen mengandung eritros- Evaluasi pasca operasi tampak perbai-
it. Stroma jaringan ikat fibrokolagen dianta- kan, tidak didapatkan infeksi maupun tan-
ranya membentuk hyalinisasi bersebukan sel da-tanda kekambuhan, dan secara anatomi
radang limfosit. Disimpulkan hasil histopa- serta estetika fungsi kembali seperti semula.
tologi sebagai malignant epithelial papillary Kasus ini diharapkan dapat memberikan in-
angioendo-thelioma. formasi mengenai diagnosis dan penatalak-
sanaan tumor Dabska.
Radioterapi lanjutan dilakukan 2 ming-

1675
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

DISKUSI moid dan apeks orbita yang lebih jelas dilihat


dengan tomografi komputer menggunakan
Dilaporkan suatu kasus pasien wanita kontras atau MRI. Informasi yang didapat
usia 16 tahun dengan diagnosis malignant dari tomografi komputer dapat menentu-
epithelial papillary angioendothelioma atau kan stadium tumor dan apakah suatu tumor
tumor Dabska pada sinonasal dekstra sta- operable atau inoperable.
dium 4. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Berdasarkan perluasan tumor dikenal
penunjang radiologi dan histopatologi. Pada suatu landmark ‘’Ohngren line’’ merupakan
stadium lanjut, tumor pada dasar antrum garis imajiner yang ditarik dari kantus
akan menjalar ke arah bawah sehingga me- medial ke angulus mandibula membagi
nimbulkan gangguan pada gusi, gigi terasa area wajah menjadi dua bagian yaitu
nyeri dan goyah serta gangguan oklusi. Jika suprastruktur (supero-posterior) dan infra-
tumor meluas ke arah hidung akan menim- struktur (infero-anterior). Garis ini berperan
bulkan gejala sumbatan, rinore dan epistak- dalam menentukan tindakan dan prognosis.
sis. Perluasan tumor ke arah atas akan me- Pasien pada kasus ini termasuk pada perluas-
nimbulkan gejala mata, deformitas wajah an ke infrastruktur.2, 11-13
dan lain-lain yang merupakan gejala lanjut Epithelial Papillary Angioendothelioma
dari keganasan sinus maksila. Keluhan- atau tumor Dabska adalah tumor yang sangat
keluhan tersebut inilah yang paling sering langka. Tumor Dąbska merupakan low-grade
membuat pasien datang untuk berobat. Hal angiosarcoma yang sering menyerang kulit
ini sesuai dengan pasien pada kasus ini. pada anak-anak.
Pemeriksaan radiologi dengan tomografi Insidensnya belum diketahui secara
komputer sinus paranasal (SPN) sangat jelas. Hanya baru sekitar 30 pasien yang di-
berperan penting pada tumor sinonasal. laporkan di seluruh dunia. Tidak ada predi-
Pada proses keganasan akan terlihat struktur leksi jenis kelamin, etnik atau ras yang jelas.
non-homogen, invasi ke struktur sekitar dan Dari 30 pasien yang dilaporkan didapatkan
destruksi pada tulang sekitar. Tomografi 9 dari 18 anak dan 6 dari 12 dewasa adalah
komputer SPN dengan kontras mempunyai wanita.3-5 Tumor sinonasal dengan jenis Epi-
sensitisitas dan spesifitas yang tinggi dalam thelial Papillary Angioendothelioma sino-
menilai perluasan tumor sinonasal ke jaring- nasal baru pertama kali ditemukan di RSUP
an lunak. Tomografi komputer memiliki Dr. Hasan Sadikin Bandung.
akurasi paling tinggi dalam menilai perluas-
Radioterapi pada tumor sinonasal dapat
an ke infratemporal dan memiliki akurasi
berupa adjuvant atau paliatif. Radiasi adju-
paling rendah dalam menilai perluasan ke
vant dapat diberikan prabedah ataupun pasca
nasofaring, orbita dan sinus etmoid.10
bedah. Sedangkan radiasi paliatif diberikan
Tomografi komputer sangat sensitif pada karsinoma sinonasal stadium lanjut
menilai perluasan tumor sinonasal ke tulang atau inoperable.
dan jaringan lunak. Perluasan ke tulang me-
Radioterapi dapat diberikan tung-
liputi batas dinding antrum sinus, tulang lan-
gal atau dikombinasi dengan pemberian
tai fossa kranii anterior dan dinding orbita
kemoterapi (radiokemoterapi).3,15-16 Pada
(atap, lantai dan medial) serta skull base.
pasien ini dilakukan radioterapi eksterna
Perluasan ke jaringan lunak meliputi regio
dengan total dosis 6000cGy yang dibagi
pterigoid, fossa pterigopalatina, nasofaring,
menjadi 30 kali pemberian 200cGy pre-
sinus sfenoid, sinus frontal, air cell sinus et-
operasi dan pasca operasi.

6168
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

Maksilektomi merupakan suatu tinda- Perawatan pasca bedah maksilektomi


kan bedah pada sinonasal yang cukup rumit parsial terutama ditujukan pada pemeli-
karena letaknya yang berdekatan dengan haraan higiene oral yang maksimal dan pe-
struktur organ vital seperti mata dan otak. rawatan luka wajah sampai jahitan diangkat.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal Bekuan darah dan krusta di atas luka jahitan
diperlukan kerja sama antar multi disiplin harus dibersihkan. Jika ada pembengkakan
ilmu yang terkait, seperti Ophthalmologist, di pipi, dapat diberikan kompres hangat.
Prosthodontist, Bedah saraf dan Plastik Pada hari ke-2 pasca operasi, pasien dianjur-
Rekonstruksi khususnya pada karsinoma si- kan untuk irigasi dan membersihkan rongga
nonasal stadium lanjut. mulut tiap 3–4 jam dengan larutan baking
soda dan garam dalam air hangat, perhidrol,
Terdapat beberapa jenis maksilektomi
atau povidone iodine. Setelah 5-7 hari, obtu-
pada tumor sinonasal berdasarkan lokasi,
rator dilepas dengan cara memotong kawat
ukuran dan perluasan tumor, yaitu maksilek-
atau benang sutera menggunakan gunting.
tomi medial, maksilektomi parsial baik su-
Tampon ditetesi larutan garam fisiologis,
prastruktur maupun infrastruktur, reseksi
lalu dilepas secara perlahan. Skin graft di
maksila termasuk dasar orbita dengan mem-
inspeksi, defek operasi dibersihkan (de-
pertahankan bola mata, maksilektomi total
bridement). Irigasi oral dan nasal, terma-
dengan eksenterasi orbita dan maksilektomi
suk semprot hidung terus dilakukan sampai
luas dengan reseksi kraniofasial anterior. Tu-
pasien keluar rumah sakit.
mor sinonasal yang berekstensi hingga oro-
faring dilakukan maksilektomi infrastruk- Pasca maksilektomi infrastruktur dapat
tur.6,7,14,15 terjadi beberapa komplikasi lanjut diantaranya
adalah gangguan fungsi dan gangguan
Persiapan preoperatif maksilektomi
estetika. Gangguan fungsi berupa gangguan
infrastruktur terdiri dari persiapan kondisi
menelan, gangguan mengunyah dan gangguan
pasien, informed consent pasien dan ke-
bicara berupa suara hipernasal. Gangguan
luarga, persiapan operator serta konsultasi
estetika berupa kontur dan bentuk wajah
ke Ophtalmologist, Prostodontist, Plastik
yang asimetris. Konseling yang diberikan
Rekonstruksi dan Bedah Saraf.2
mengenai tindakan yang akan dilakukan
Maksilektomi ifrastruktur diindikasikan beserta tahapan operasi, risiko dan kom-
untuk tumor ganas yang terletak di bagian plikasi operasi, lama perawatan di rumah
bawah maksila yaitu: tumor di dasar antrum, sakit dan tahapan pengobatan selanjutnya
tumor sinus maksila yang ekstensi ke bagian sangat penting diberikan kepada pasien dan
bawah sinus/palatum durum, tidak meluas keluarga agar siap dari segi psikologis.2
ke etmoid, dan tidak mengadakan infiltrasi
Pasien dengan tumor sinonasal yang
ke tulang atau mukosa dinding superior si-
telah dilakukan operasi dan atau radioke-
nus maksila. Tumor ganas di sinus maksila
moterapi difollow up setiap 1 hingga 3 bulan
dengan perluasan yang terbatas seperti
pada tahun pertama, 3 hingga 6 bulan pada
yang disebutkan di atas dapat di eksisi secara
tahun kedua, dan tiap 6 hingga 12 bulan pada
adekuat dengan maksilektomi parsial infra-
tahun 3 sampai tahun ke 5. Evaluasi perlu
struktur. Tumor ganas sinus maksila yang
terletak antero-alveolar atau tumor yang be- dilakukan pada berbagai hal yaitu gejala kli-
lum mengenai atap sinus maksila, dilakukan nis, pemeriksaan radiologi berupa tomografi
komputer, MRI atau PET Scan, pemeriksaan
maksilektomi infrastruktur dengan memper-
tahankan dasar orbita.17 Rontgen toraks, laboratorium darah lengkap
dan kimia klinik, pemeriksaan fungsi tiroid

1697
ORLI Vol. 44 No. 2 Tahun 2014 Epithelial papillary angioepithelioma

bila pasien pernah menjalani radioterapi.16 2011; 46(1):e25-8.


10. Sherin S, Thomas V, Kumar N. Maxilla
Diagnosis dan penatalaksanaan yang with radiographic appearance of mixed
cepat dan tepat dapat meningkatkan progno- radiopaque-radiolucent lesion: a case re-
sis pada pasien penderita tumor Dabska. port. India: Department of Oral Medicine
and Radiology, Government Dental Col-
DAFTAR PUSTAKA lege; 2010.
11. Zimmer LA, Carrau RL. Neoplasma of the
1. Thompson LDR. Sinonasal Carcinomas. nose and paranasal sinuses. In: Bailey BJ,
Current Diagnostic Pathology. Woodland Johnson JT, editors. Head and neck surgery-
Hills: USA, 2006. p.40-53 otolaryngology. 4th ed. USA: Lippincott
2. Shah J. Nasal cavity and paranasal sinuses. Williams & Wilkins; 2006. p.1481-99
Head and Neck Surgery & Oncology. 3th 12. Montgomery W, Singer M, Hamaker Rl.
ed. London: Mosby, 2000. p.57-98 Tumor hidung dan sinus paranasal. Dalam:
3. Dabska M. Malignant endovascular papil- Ballenger JJ, editor. Penyakit Telinga, Hid-
lary angioendothelioma of the skin in child- ung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Illinois;
hood. Clinicopathologic study of 6 cases. 2002. p.289-93
Cancer 1969; 24(3):503-10. 13. Vasan NR. Cancer of the larynx, paranasal
4. Schwartz RA, Janniger EJ. On being a sinuses, and temporal bone. In: Lee KJ,
pathologist: Maria Dabska--the woman editors. Essential Otolaryngology Head and
behind the eponym, a pioneer in pathology. Neck Surgery. 9th ed. USA: Mc Graw Hill;
Hum Pathol 2011; 42(7):913-7. 2008. p.695-704
5. Michal M, Kazakov DV. Tribute to Dr. 14. Annam V, Shenoy AM, Ranghuram
Maria Dabska. Hum Pathol 2012; P, Kurien JM. Evaluation of extensions
43(3):462-3. of sinonasal mass lesion by computerized
6. Blanch JL, Ruiz AM, Alos L, et al. Treat- tomography scan. Indian J Cancer 2010;
ment of 125 sinonasal tumors: prognostic 47(2):173-8.
factors, outcome, and follow-up. Otolar- 15. Okay DJ, Genden E, Buchbinder D,
yngol Head NeckSurg 2004; 131(6):973-6. Urken M. Prosthodontic guidelines for sur-
7. Miriam NL, Neal ST, Cliford SP, Douglas gical reconstruction of the maxilla: a clas-
BF, Michael WW, et al. Surgery in the sification system of defects. J Prosthet Dent
multimodality treatment of sinonasal 2001; 86(4):352-63.
malignancies. Curr Probl Cancer 2010; 16. Maxilla carcinoma. In: Clinical Guide-
34(5):304-21. line National Comprehensive Cancer Net-
8. Gabriele AM, Airoldi M, Garzaro M, work (NCCN). American Head and Neck
Zeverino M,Amerio S, Condello C, et al. Stage Society; 2012
III-IV sinonasal and nasal cavity carcinoma 17. Dewi YA, Aroeman NA, Samiadi D.
treated with three dimensional conformal Buku Panduan Diseksi Kadaver. Disam-
radiotherapy. Tumori 2008; 94(3):321-6. paikan pada 2nd Head and Neck Oncology
9. Neves RI, Stevenson J, Hancey MJ, et al. Workshop Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
Endovascular papillary angioendothelioma FK Unpad/RS Hasan Sadikin, Bandung,
(Dabska tumor): underrecognized malig- 2-3 Desember 2009.
nant tumor in childhood. J Pediatr Surg

8170

Anda mungkin juga menyukai