Anda di halaman 1dari 39

MODUL UTAMA

ONKOLOGI BEDAH KEPALA LEHER

MODUL VII.3
PRINSIP DASAR KEMOTERAPI KEGANASAN
KEPALA LEHER

EDISI III

KOLEGIUM
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK
BEDAH KEPALA DAN LEHER
2019
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

DAFTAR ISI

A. WAKTU ........................................................................................... 2
B. PERSIAPAN SESI ........................................................................... 2
C. REFERENSI ..................................................................................... 2
D. KOMPETENSI ................................................................................. 3
E. GAMBARAN UMUM ..................................................................... 3
F. CONTOH KASUS DAN DISKUSI ................................................. 3
G. TUJUAN PEMBELAJARAN .......................................................... 4
H. METODE PEMBELAJARAN ......................................................... 4
I. EVALUASI ...................................................................................... 6
J. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF ............... 7
K. INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR .................................. 9
L. DAFTAR TILIK ............................................................................... 13
M. MATERI PRESENTASI .................................................................. 17
N. MATERI BAKU ............................................................................... 18

1
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

TOPIK : PRINSIP DASAR KEMOTERAPI KEGANASAN


KEPALA LEHER

A. WAKTU

Proses Pengembangan Kompetensi Alokasi Waktu


Waktu:
Sesi di dalam kelas 45 x 60 menit (classroom session)
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing 2 x 60 menit (coaching session)
Sesi praktik dan pencapaian kompetensi 4017 jam (facilitation and
assessment)

B. PERSIAPAN SESI

 Materi presentasi:
o Power point
o Video
 Kasus: Kemoterapi
Seorang wanita berumur 46 tahun datang ke poliklinik Onkologi Bedah
Kepala Leher dengan keluhan penglihatan ganda. Keluhan disertai dengan
mimisan yang tidak terlalu banyak, hidung tersumbat, telinga terasa
tersumbat, benjolan di leher, dan penurunan berat badan dalam 3 bulan
terakhir.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kedua leher dengan
ukuran kurang lebih 4 cm dan multiple. Dari hasil pemeriksaan endoskopi
didapatkan massa putih kemerahan yang memenuhi nasofaring. Hasil
histopatologis menunjukkan jenis karsinoma tidak berdiferensiasi. Os juga
telah membawa hasil CT Scan yang menunjukkan massa memenuhi
nasofaring dan terdapat pembesarn kelenjar getah bening yang yang
menyengat dengan penambahan kontras, Hasil rontgen thoraks dan USG
abdomen serta bone scan dalam batas normal.

 Sarana dan alat bantu latih: (disesuaikan dengan pencapaian


kompetensi):
o Penuntun belajar (learning guide): terlampir
o Tempat belajar (training setting): instalasi rawat inap, instalasi rawat
jalan, , ruang praktikum, ruang kuliah
o Komputer/laptop
o Infocus

 Kasus : Kemoterapi

2
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

C. REFERENSI

1. Gourin CG, Forastiere AA. 2014. Chemoradiation. Dalam Bailey’s Head


and Neck Surgery Otolaryngology. Fifth edition. 2:1692-1707
2. Rao Krishna. 2012. Chemotherapy of Head and Neck Cancer. In K.J.Lee’s
Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery. Tenth Edition. Mc Graw
Hill. 871-76.
3. Shah Jatin P, Patel SG, Singh B. 2012. Chemotherapy. Dalam Jatin Shah’s
Head and Neck Surgery and Oncology. Fourth edition. 20:795
4. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology (NCCN Guidelines).
20184. Head and Neck Cancers. NCCN.org

D. KOMPETENSI

1. Pengetahuan
Mampu melakukan penatalaksanaan kemoterapi pada keganasan kepala dan
leher berdasarkan prinsip dasar kemoterapi dan mekanisme kerja obat-obat
kemoterapi serta indikasi dan kontraindikasi pemberian kemoterapi.

2. Keterampilan
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil dalam:
1. Menentukan histopatologi dan stadium keganasan kepala dan leher.
2. Menentukan indikasi dan kontraindikasi kemoterapi pada kasus
keganasan kepala dan leher
3. Menjelaskan prinsip dasar kemoterapi pada keganasan kepala dan leher
4. Menjelaskan macam-macam obat kemoterapi
5. Menjelaskan mekanisme kerja obat-obat kemoterapi
6. Menjelaskan persyaratan pemberian kemoterapi
7. Menjelaskan teknik pemberian kemoterapi
8. Melakukan pemberian kemoterapi pada keganasan kepala dan leher
9. Melakukan pemantauan dan penanganan efek samping obat kemoterapi
yang diberikan

E. GAMBARAN UMUM

Kemoterapi merupakan pengobatan keganasan kepala dan leher dengan


pemberian obat sitostatika/obat anti kanker untuk menghambat
pertumbuhan/membunuh sel kanker.

Tujuan dari kemoterapi:


- sebagai radiosensitizer dan meningkatkan kontrol lokoregional
- eradikasi tumor primer dan mikrometastasis
3
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

- preservasi organ dan meningkatkan kualitas hidup


- terapi paliatif
- debulking tumor besar sehingga memungkinkan untuk dilakukan tindakan
operasi

F. CONTOH KASUS DAN DISKUSI

Seorang wanita berumur 46 tahun datang ke poliklinik Onkologi Bedah Kepala


Leher dengan keluhan penglihatan ganda. Keluhan disertai dengan mimisan
yang tidak terlalu banyak, hidung tersumbat, telinga terasa tersumbat, benjolan
di leher, dan penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kedua leher dengan
ukuran kurang lebih 4 cm dan multiple. Dari hasil pemeriksaan endoskopi
didapatkan massa putih kemerahan yang memenuhi nasofaring. Hasil
histopatologis menunjukkan jenis karsinoma tidak berdiferensiasi. Os juga
telah membawa hasil CT Scan yang menunjukkan massa memenuhi nasofaring
dan terdapat pembesarn kelenjar getah bening yang yang menyengat dengan
penambahan kontras, Hasil rontgen thoraks dan USG abdomen serta bone scan
dalam batas normal.
Seorang laki-laki, 45 tahun dengan keluhan benjolan di leher sebelah kiri.
Keluhan sebelumnya sering pilek bercampur darah, telinga kadang berdenging.
Penglihatan ganda, disertai sakit kepala. Hasil biopsi nasofaring didapatkan
jenis undifferentiatid carcinoma WHO tipe III. Hasil CT scan tampak massa di
daerah nasofaring yang meluas ke masticator space dan mendestruksi basis
kranii. Foto thoraks normal

Diskusi:
 Histopatologi dan stadium keganasan kepala dan leher.
 Indikasi dan kontraindikasi kemoterapi pada kasus keganasan kepala dan
leher
 Prinsip dasar kemoterapi pada keganasan kepala dan leher
 Macam-macam obat kemoterapi
 Mekanisme kerja obat-obat kemoterapi
 Persyaratan pemberian kemoterapi
 Teknik pemberian kemoterapi
 Pemberian kemoterapi pada keganasan kepala dan leher
 Pemantauan dan penanganan efek samping obat kemoterapi yang diberikan

Jawaban:
Diagnosis kerja ; KNF T4N2M0Karsinoma Nasofaring T4N2M0 stadium IVA
Rencana terapi ; Kemoradiasi/kemoterapi neo adjuvan
4
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

G. TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Tujuan Pembelajaran Umum:


Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu dalam menjelaskan prinsip
dasar kemoterapi pada keganasan kepala dan leher

b. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan terampil dalam:
1. Menjelaskan mekanisme kerja obat-obat kemoterapi
2. Menjelaskan teknik pemberian kemoterapi
3. Menentukan indikasi dan kontra indikasi pemberian kemoterapi
4. Melakukan pemberian kemoterapi
5. Melakukan pemantauan dan penanganan efek samping kemoterapi

H. METODE PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mempunyai kemampuan dasar
untuk melakukan pemberian kemoterapi pada kasus keganasan kepala dan
leher

Tujuan 1. Menjelaskan Prinsip Dasar Kemoterapi pada Keganasan


Kepala dan Leher
Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metodea pembelajaran
berikut ini:
 Referat
 Literature reading
 Minilecture

Tujuan 2. Menjelaskan mekanisme kerja obat-obat kemoterapi


Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran
berikut ini:
 Referat
 Literature reading
 Minilecture
 Journal reading

Tujuan 3. Menjelaskan teknik pemberian kemoterapi


 Referat
 Literature reading
 Minilecture
 Skill lab
 Bed site teaching

5
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

Tujuan 4. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi pemberian


kemoterapi
Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran
berikut ini:
 Referat
 Literature reading
 Minilecture
 Skill lab
 Bed site teaching
 TindakanBed site teaching

Tujuan 5. Melakukan pemberian kemoterapi


Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran
berikut ini:
 Literature reading
 Minilecture
 Skill lab
 Bed site teaching
 Tindakan

Tujuan 6. Melakukan cara pemantauan dan penanganan efek samping


kemoterapi
Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran
berikut ini:
 Literature reading
 Minilecture
 Skill lab
 Bed site teaching
 Tindakan

I. EVALUASI

1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre test dalam bentuk essay dan oral
sesuai dengan tingkat masa pendidikan yang bertujuan untuk menilai kinerja
awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengindentifikasi kekurangan
yang ada.
Materi pretest terdiri atas;
- Prinsip dasar kemoterapi pada keganasan kepala dan leher
- Mekanisme kerja obat-obat kemoterapi
- Teknik pemberian kemoterapi
- Indikasi dan kontra indikasi pemberian kemoterapi
- Pemantauan dan penanganan efek samping obat kemoterapi

6
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

2. Selanjutnya dilakukan “Small group discussion” bersama dengan fasilitator


untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal
yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang akan diperoleh
pada saat bedside teaching dan proses penilaian
3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, peserta didik diwajibkan untuk
mendiskusikan dengan teman-temannya (Peer Assisted Evaluation). Pada
saat pelaksanaan evaluator melakukan pengawasan langsung (direct
observation), dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut:
- Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak
dilaksanakan
- Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan
terdahulu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien
- Baik : pelaksanaan benar dan baik (efisien)
4. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk
mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan
dibicarakan di depan pasien, dan memberikan masukan untuk memperbaiki
kekurangan yang ditemukan
5. Self assestment dan Peer Assisted Evaluation dengan mempergunakan
penuntun belajar
6. Pendidik/fasilitas:
- Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form (
terlampir)
- Penjelasan lisan dari peserta didik/diskusi
- Kriteria penilaian keseluruhan: cakap/tidak cakap/lalai
7. Di akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi
tugas yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education)
8. Pencapaian pembelajaran:
- Ujian akhir stase, dilakukan oleh setiap divisi/unit kerja masing-masing
sentra pendidikan T.H.T.-K..L
- Ujian akhir kognitif dan OSCE (K,P,A), dilakukan oleh Kolegium Ilmu
kesehatan T.H.T.-K.L
9. Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak
dilaksanakan
Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan
terdahulu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien
Baik : pelaksanaan benar dan baik (efisien)

J. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF

Kuesioner meliputi:

1. Sebelum pembelajaran

Soal:

7
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

1. Apakah tujuan pemberian kemoterapi pada keganasan kepala dan


leher?
A. Radiosensitizer
B. Menurunkan kontrol lokoregional
C. Mencegah mikrometastasis
D. Menurunkan kualitas hidup
E. Menimbulkan kematian seluruh sel

Jawaban : A

2. Bagaimana mekanisme kerja obat Alkylating agent ?


A. Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga
membentuk ikatan silang DNA
B. Berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan
disolusi struktur mitotic spindle pada fase mitosis
C. Memperbaiki fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali
pada gugus amino, karboksil, sulfidril atau fosfat
D. Menganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat
proses transkripsi dan replikasi
E. Menghambat sintesis DNA berikatan dengan sintase tymidylate yang
berujung pada pengurangan protein precursor sintesis DNA.

Jawaban : A

2. Tengah pembelajaran

Soal :
1. Berapakah dosis toleransi maksimal pemberian Cisplatin pada
kemoterapi neo adjuvant penderita KNF ?
A. 40 mg/m2 .
B. 60 mg/m2 .
C. 100 mg/m2 .
D. 120 mg/m2 .
E. 250 mg/m2 .

Jawaban : C

3. Akhir pembelajaran

Soal :
1. Apakah kontraindikasi absolut pemberian kemoterapi ?
A. Kadar Hb 9 gr/dl
8
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

B. Neutropenia
C. Gangguan faal hemostasis
D. Systemic Inflammatory Response Syndrome
E. Usia lanjut

Jawaban : D

9
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

K. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR

PROSEDUR KEMOTERAPI KONKOMITAN


PADA KARSINOMA NASOFARINGKANKER KEPALA LEHER
DENGAN CISPLATIN

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan
atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: .................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
1. Menjelaskan tentang penyakit dan tujuan serta
efek samping pemberian kemoterapi kepada
pasien dan keluarga (informed consent)
2. Siapkan Menyiapkan alat perlengkapan set
infus, kateter intravena, dan cairan infus sesuai
protokol.
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dan
dosis kemoterapi, dan postmedikasi sesuai
protokol terapi
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Menimbang berat badan pasien, jika bertambah
> 2kg (untuk kemo selanjutnya) diberikan
furosemide 20 mg PO atau 100 ml mannitol
10%
6. Pemberian rehidrasi dengan cairan infus NaCl
0,9% 500 ml, 3-4 kolf dalam 12 jam (Hari
I)Pre-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; NS 1.000 ml
dalam 1 jam
10
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
2
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m atau <
75mg/m2; KCL 20mmol/L dalam NS 1.000
ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2 ; KCL 20 mmol/L dalam 1.000 ml
NS selama 1 jam
7. Pemberian premedikasi :
- Deksametason 20 mg dalam 50 ml NS
selama 15 menit
- Difenhidramin 502 ampul intravenamg IV
+ ranitidine 50 mg IV dalam 50 ml NS
selama 20 menit
- Deksametason 8 mg intravena bolus
pelan
- Ondancetron 8 mg (1 amp) intravenaIV
- Ranitidin 50 mg intravena
8. Pemberian Cisplatin 100 mg/m2 intravena
dalam NaCl 0,9% 500 mlNS 1.000 ml
diberikan bersama mannitol 30 g dalam
selama 2 jam
9. Post kemoterapi:
Pemberian Ondancetron 8 mg +
deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg IV
10. Post-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; tidak
diperlukan hidrasi. Rekomendasikan kepada
pasien untuk meminum air 8 gelas dalam 24
jam
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m2 atau <
75mg/m2; KCL 20mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2; KCL 20 mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml dalam 1.000
ml NS selama 1 jam, 2 kali. Monitor
tekanan darah
11. Terapi pulang:
- Pemberian infus NaCl 0,9% 1000 ml habis
dalam 2-4 jamDexametason 2x4 mg PO
selama 2-3 hari
- Prochlorperazine 10 mg PO tiap 4-6 jam
atau bila perlu selama 3-4 hari atau
metoclopramide 10-40 mg PO setiap 4-6
jam atau bila perlu selama 3-4 hari
11
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
12. Pemberian Ondancetron 8 mg +
Deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg
intravena
- Berikan infus NaCl 0,9% 500 ml dalam 4
jam
13. Berikan Lasix 1 amp intravena
14. Cisplatin tidak diberikan bila urine output <
100ml/jam, berikan NS 500 ml dalam 30
menit.
15. Modifikasi dosis:
- Hematological;
 ANC > 1500 dan platelet ≥ 100.000 
Dosis 100%
 ANC > 800 atau platelet ≥ 100.000 
Dosis 100 %
 ANC <800 atau platelet < 100.000 
Dosis 50 %
16. Disfungsi ginjal
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis
100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda
1 minggu kemudian periksa ulang
17. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak
terkontrol dengan anti emetic, berikan dosis
80 %, atau hentikan terapi.

12
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

PROSEDUR KEMOTERAPI NEO ADJUVANT PADA KARSINOMA


NASOFARINGKANKER KEPALA LEHER
DENGAN CISPLATIN DAN 5FU

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan
atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: .................................. TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
1. Menjelaskan tentang penyakit dan tujuan
serta efek samping pemberian kemoterapi
kepada pasien dan keluarga (informed
consent)
2. Siapkan alat perlengkapan set infus, kateter
intravena, dan cairan infus sesuai protokol.
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dan
dosis kemoterapi sesuai protokol terapi
13
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Furosemide 40mg per oral
6. Pemberian rehidrasi dengan cairan infus NaCl
0,9% 500 1.000 ml + KCl 20 mmol +
MgSO4 1gram diberkan IV selama 60 menit,
3-4 kolf dalam 12 jam (Hari I)
7. Pemberian premedikasi :
a. Difenhidramin 2 ampul intravena
b. Deksametason 8 mg intravena bolus
pelan
c. Ondancetron 8 mg (1 amp) intravena
d. Ranitidin 50 mg intravena
8. Berikan regimen kemoterapi :
a. Cisplatin 850-100 mg/m2, jadwal
pemberian hari I dalam 1.000 ml NaCl
0,9% IV selama 2 jam. . Dosis Cisplatin
disesuaikan dengan faal ginjal (BUN,
serum kreatinin, creatinin clearance)
b. 5-Fluorouracil 800-1000 mg/m2/24
jam/hari, jadwal pemberian hari I-V. (pada
hari I diberikan setelah post hidrasi
Cisplatin).
c. Leucovorin 300 mg/m2/hari, jadwal pemberian
hari I-V (bersamaan 5-FU).
Rencana pemberian minimal 3 (tiga) siklus,
interval 3-4 mingguUntuk neoadjuvant diberikan
setiap 21 hari untuk 3 siklus.
Untuk metastasis atau rekuren diberikan setiap 21
hari untuk 6 siklus
9. Pemberian infus NaCl 0,9% 1000 ml habis
dalam 2-4 jam
10. Pemberian NaCl 1.000 ml 0,9% + 40 mmol
KCl + 1 mg MgSO4 IV selama 2 jam
11. Pemberian 500 ml NaCl 0,9% selama 60
menit atau minum air putih 500 ml.
12. Pemberian Ondancetron 8 mg +
Deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg
intravena
13. Berikan infus NaCl 0,9% 500 ml dalam 4 jam
14. Berikan Lasix 1 amp intravena
14
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
18. Modifikasi dosis 5FU:
 ANC 1.000-1.500 atau trombosit 75.000-
100.000  Dosis 750 mg/m2/24 jam x 4
hari
 ANC <1.000 atau trombosit < 75.000 
Dosis 375 mg/m2/24 jam x 4 hari
19. Toksisitas ginjal
Modifikasi dosis Cisplatin
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis 100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda 1
minggu kemudian periksa ulang atau ganti
pilihan ke Carboplatin
20. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak terkontrol
dengan anti emetic, berikan dosis 80 %, atau
hentikan terapi.

DAFTAR TILIK

PROSEDUR KEMOTERAPI KONKOMITAN


PADA KARSINOMA NASOFARINGKEPALA LEHER

15
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang
diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur,
dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur
atau panduan standar
: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai
dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan
oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih

PESERTA: _________________________ TANGGAL :______________

KEGIATAN NILAI
1 2 3 T/D
1. Menjelaskan tentang tujuan serta efek samping
pemberian kemoterapi kepada pasien dan
keluarga (informed consent)
2. Menyiapkan alat perlengkapan set infus, kateter
intravena, dan cairan infus sesuai protokol.
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dosis
kemoterapi, dan postmedikasi sesuai protokol
terapi
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Menimbang berat badan pasien, jika bertambah
> 2kg (untuk kemo selanjutnya) diberikan
furosemide 20 mg PO atau 100 ml mannitol
10%
6. Pre-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; NS 1.000 ml
dalam 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m2 atau <
16
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN NILAI
1 2 3 T/D
2
75mg/m ; KCL 20mmol/L dalam NS 1.000
ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2 ; KCL 20 mmol/L dalam 1.000 ml
NS selama 1 jam
7. Pemberian premedikasi :
- Deksametason 20 mg dalam 50 ml NS
selama 15 menit
- Difenhidramin 50 mg IV + ranitidine 50
mg IV dalam 50 ml NS selama 20 menit
- Ondancetron 8 mg IV
8. Pemberian Cisplatin 100 mg/m2 dalam NS
1.000 ml diberikan bersama mannitol 30 g
selama 2 jam
9. Post kemoterapi:
Pemberian Ondancetron 8 mg +
deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg IV
10. Post-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; tidak
diperlukan hidrasi. Rekomendasikan kepada
pasien untuk meminum air 8 gelas dalam 24
jam
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m2 atau <
75mg/m2; KCL 20mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2; KCL 20 mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml dalam 1.000
ml NS selama 1 jam, 2 kali. Monitor
tekanan darah
11. Terapi pulang:
- Dexametason 2x4 mg PO selama 2-3 hari
- Prochlorperazine 10 mg PO tiap 4-6 jam
atau bila perlu selama 3-4 hari atau
metoclopramide 10-40 mg PO setiap 4-6
jam atau bila perlu selama 3-4 hari
12. Cisplatin tidak diberikan bila urine output <
100ml/jam, berikan NS 500 ml dalam 30
menit.
13. Modifikasi dosis:
- Hematological;
 ANC > 1500 dan platelet ≥ 100.000 
Dosis 100%
 ANC > 800 atau platelet ≥ 100.000 
17
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN NILAI
1 2 3 T/D
Dosis 100 %
 ANC <800 atau platelet < 100.000 
Dosis 50 %
14. Disfungsi ginjal
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis
100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda
1 minggu kemudian periksa ulang
15. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak
terkontrol dengan anti emetic, berikan dosis
80 %, atau hentikan terapi.

18
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

PROSEDUR KEMOTERAPI NEO ADJUVANT PADA KARSINOMA


NASOFARINGKEPALA LEHER

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang
diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur,
dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur
atau panduan standar
: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai
dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan
oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih

PESERTA: _________________________ TANGGAL :______________

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
1. Menjelaskan tentang penyakit dan tujuan
serta efek samping pemberian kemoterapi
kepada pasien dan keluarga (informed
consent)
2. Siapkan alat perlengkapan set infus, kateter
intravena, dan cairan infus sesuai protokol.
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dan
dosis kemoterapi sesuai protokol terapi
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
19
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Furosemide 40mg per oral
6. Pemberian rehidrasi dengan cairan infus NaCl
0,9% 1.000 ml + KCl 20 mmol + MgSO4
1gram diberkan IV selamat 60 menit
7. Pemberian premedikasi :
a. Difenhidramin 2 ampul intravena
b. Deksametason 8 mg intravena bolus
pelan
c. Ondancetron 8 mg (1 amp) intravena
d. Ranitidin 50 mg intravena
8. Berikan regimen kemoterapi :
a. Cisplatin 80-100 mg/m2, jadwal pemberian
hari I dalam 1.000 ml NaCl 0,9% IV
selama 2 jam. Dosis Cisplatin disesuaikan
dengan faal ginjal (BUN, serum kreatinin,
creatinin clearance)
b. 5-Fluorouracil 800-1000 mg/m2/24 jam,
jadwal pemberian hari I-V. (pada hari I
diberikan setelah post hidrasi Cisplatin).
Untuk neoadjuvant diberikan setiap 21 hari untuk
3 siklus.
Untuk metastasis atau rekuren diberikan setiap 21
hari untuk 6 siklus
9. Pemberian infus NaCl 0,9% 1000 ml habis
dalam 2-4 jam
10. Pemberian NaCl 1.000 ml 0,9% + 40 mmol
KCl + 1 mg MgSO4 IV selama 2 jam
11. Pemberian 500 ml NaCl 0,9% selama 60
menit atau minum air putih 500 ml.
12. Pemberian Ondancetron 8 mg +
Deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg
intravena
21. Modifikasi dosis 5FU:
 ANC 1.000-1.500 atau trombosit 75.000-
100.000  Dosis 750 mg/m2/24 jam x 4
hari
 ANC <1.000 atau trombosit < 75.000 
Dosis 375 mg/m2/24 jam x 4 hari
22. Toksisitas ginjal
Modifikasi dosis Cisplatin
20
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
1 2 3 T/D
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis 100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda 1
minggu kemudian periksa ulang atau ganti
pilihan ke Carboplatin
23. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak terkontrol
dengan anti emetic, berikan dosis 80 %, atau
hentikan terapi.

L. DAFTAR TILIK

PROSEDUR KEMOTERAPI KANKER KEPALA LEHER


DENGAN CISPLATIN

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang


diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur,
dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
 Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur
atau panduan standar
 Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai
dengan prosedur atau panduan standar
T/T Tidak Ditampilkan: Langkah kegiatan atau keterampilan tidak
diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih

NAMA PESERTA: .................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
  T/T
1. Menjelaskan tentang tujuan serta efek samping
pemberian kemoterapi kepada pasien dan
keluarga (informed consent)
2. Menyiapkan alat perlengkapan set infus, kateter
intravena, dan cairan infus sesuai protokol.
21
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
  T/T
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dosis
kemoterapi, dan postmedikasi sesuai protokol
terapi
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Menimbang berat badan pasien, jika bertambah
> 2kg (untuk kemo selanjutnya) diberikan
furosemide 20 mg PO atau 100 ml mannitol
10%
6. Pre-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; NS 1.000 ml
dalam 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m2 atau <
75mg/m2; KCL 20mmol/L dalam NS 1.000
ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2 ; KCL 20 mmol/L dalam 1.000 ml
NS selama 1 jam
7. Pemberian premedikasi :
a. Deksametason 20 mg dalam 50 ml NS
selama 15 menit
b. Difenhidramin 50 mg IV + ranitidine 50
mg IV dalam 50 ml NS selama 20 menit
c. Ondancetron 8 mg IV
8. Pemberian Cisplatin 100 mg/m2 dalam NS
1.000 ml diberikan bersama mannitol 30 g
selama 2 jam
9. Post kemoterapi:
Pemberian Ondancetron 8 mg +
deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg IV
10. Post-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; tidak
diperlukan hidrasi. Rekomendasikan kepada
pasien untuk meminum air 8 gelas dalam 24
jam
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m2 atau <
75mg/m2; KCL 20mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2; KCL 20 mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml dalam 1.000
22
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
  T/T
ml NS selama 1 jam, 2 kali. Monitor
tekanan darah
11. Terapi pulang:
- Dexametason 2x4 mg PO selama 2-3 hari
- Prochlorperazine 10 mg PO tiap 4-6 jam
atau bila perlu selama 3-4 hari atau
metoclopramide 10-40 mg PO setiap 4-6
jam atau bila perlu selama 3-4 hari
12. Cisplatin tidak diberikan bila urine output <
100ml/jam, berikan NS 500 ml dalam 30
menit.
13. Modifikasi dosis:
- Hematological;
 ANC > 1500 dan platelet ≥ 100.000 
Dosis 100%
 ANC > 800 atau platelet ≥ 100.000 
Dosis 100 %
 ANC <800 atau platelet < 100.000 
Dosis 50 %
14. Disfungsi ginjal
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis
100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda
1 minggu kemudian periksa ulang
15. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak
terkontrol dengan anti emetic, berikan dosis
80 %, atau hentikan terapi.

23
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

PROSEDUR KEMOTERAPI KANKER KEPALA LEHER


DENGAN CISPLATIN DAN 5FU

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang


diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur,
dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
 Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur
atau panduan standar
 Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai
dengan prosedur atau panduan standar
T/T Tidak Ditampilkan: Langkah kegiatan atau keterampilan tidak
diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih

NAMA PESERTA: .................................. TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
  T/T
1. Menjelaskan tentang penyakit dan tujuan
serta efek samping pemberian kemoterapi
kepada pasien dan keluarga (informed
consent)
2. Siapkan alat perlengkapan set infus, kateter
intravena, dan cairan infus sesuai protokol.
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dan
dosis kemoterapi sesuai protokol terapi
24
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
  T/T
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Furosemide 40mg per oral
6. Pemberian rehidrasi dengan cairan infus NaCl
0,9% 1.000 ml + KCl 20 mmol + MgSO4
1gram diberkan IV selama 60 menit
7. Pemberian premedikasi :
a. Difenhidramin 2 ampul intravena
b. Deksametason 8 mg intravena bolus
pelan
c. Ondancetron 8 mg (1 amp) intravena
d. Ranitidin 50 mg intravena
8. Berikan regimen kemoterapi :
a. Cisplatin 80-100 mg/m2, jadwal pemberian
hari I dalam 1.000 ml NaCl 0,9% IV
selama 2 jam. Dosis Cisplatin disesuaikan
dengan faal ginjal (BUN, serum kreatinin,
creatinin clearance)
b. 5-Fluorouracil 800-1000 mg/m2/24 jam,
jadwal pemberian hari I-V. (pada hari I
diberikan setelah post hidrasi Cisplatin).
Untuk neoadjuvant diberikan setiap 21 hari
untuk 3 siklus.
Untuk metastasis atau rekuren diberikan
setiap 21 hari untuk 6 siklus
9. Pemberian infus NaCl 0,9% 1000 ml habis
dalam 2-4 jam
10. Pemberian NaCl 1.000 ml 0,9% + 40 mmol
KCl + 1 mg MgSO4 IV selama 2 jam
11. Pemberian 500 ml NaCl 0,9% selama 60
menit atau minum air putih 500 ml.
12. Pemberian Ondancetron 8 mg +
Deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg
intravena
16. Modifikasi dosis 5FU:
 ANC 1.000-1.500 atau trombosit 75.000-
100.000  Dosis 750 mg/m2/24 jam x 4
hari
 ANC <1.000 atau trombosit < 75.000 
Dosis 375 mg/m2/24 jam x 4 hari
17. Toksisitas ginjal
25
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
  T/T
Modifikasi dosis Cisplatin
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis 100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda 1
minggu kemudian periksa ulang atau ganti
pilihan ke Carboplatin
18. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak terkontrol
dengan anti emetic, berikan dosis 80 %, atau
hentikan terapi.

PROSEDUR KEMOTERAPI KONKOMITAN


PADA KARSINOMA KEPALA LEHER

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang


diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur,
dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
 Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau
panduan standar
 Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai
dengan prosedur atau panduan standar
T/T Tidak Ditampilkan: Langkah kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan
oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih

PESERTA: _________________________ TANGGAL :______________

KEGIATAN NILAI
  T/T
1. Menjelaskan tentang tujuan serta efek samping
pemberian kemoterapi kepada pasien dan
keluarga (informed consent)
2. Menyiapkan alat perlengkapan set infus, kateter
intravena, dan cairan infus sesuai protokol.
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dosis
kemoterapi, dan postmedikasi sesuai protokol
terapi

26
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN NILAI
  T/T
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Menimbang berat badan pasien, jika bertambah
> 2kg (untuk kemo selanjutnya) diberikan
furosemide 20 mg PO atau 100 ml mannitol
10%
6. Pre-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; NS 1.000 ml
dalam 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m2 atau <
75mg/m2; KCL 20mmol/L dalam NS 1.000
ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2 ; KCL 20 mmol/L dalam 1.000 ml
NS selama 1 jam
7. Pemberian premedikasi :
a. Deksametason 20 mg dalam 50 ml NS
selama 15 menit
b. Difenhidramin 50 mg IV + ranitidine 50
mg IV dalam 50 ml NS selama 20 menit
c. Ondancetron 8 mg IV
8. Pemberian Cisplatin 100 mg/m2 dalam NS
1.000 ml diberikan bersama mannitol 30 g
selama 2 jam
9. Post kemoterapi:
Pemberian Ondancetron 8 mg +
deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg IV
10. Post-hidrasi
- Bila dosis cisplatin < 50mg/m2; tidak
diperlukan hidrasi. Rekomendasikan kepada
pasien untuk meminum air 8 gelas dalam 24
jam
- Bila dosis cisplatin > 50mg/m2 atau <
75mg/m2; KCL 20mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml selama 1 jam
- Bila dosis cisplatin > 75mg/m2 atau <
100mg/m2; KCL 20 mmol/L + MgSO4
10mmol/L dalam NS 1.000 ml dalam 1.000
ml NS selama 1 jam, 2 kali. Monitor
tekanan darah
11. Terapi pulang:
27
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN NILAI
  T/T
- Dexametason 2x4 mg PO selama 2-3 hari
- Prochlorperazine 10 mg PO tiap 4-6 jam
atau bila perlu selama 3-4 hari atau
metoclopramide 10-40 mg PO setiap 4-6
jam atau bila perlu selama 3-4 hari
12. Cisplatin tidak diberikan bila urine output <
100ml/jam, berikan NS 500 ml dalam 30
menit.
13. Modifikasi dosis:
- Hematological;
 ANC > 1500 dan platelet ≥ 100.000 
Dosis 100%
 ANC > 800 atau platelet ≥ 100.000 
Dosis 100 %
 ANC <800 atau platelet < 100.000 
Dosis 50 %
14. Disfungsi ginjal
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis
100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda
1 minggu kemudian periksa ulang
15. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak
terkontrol dengan anti emetic, berikan dosis
80 %, atau hentikan terapi.

28
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

PROSEDUR KEMOTERAPI NEO ADJUVANT PADA KARSINOMA


KEPALA LEHER

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang


diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur,
dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
 Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau
panduan standar
 Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai
dengan prosedur atau panduan standar
T/T Tidak Ditampilkan: Langkah kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan
oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih

PESERTA: _________________________ TANGGAL :______________

KEGIATAN KASUS
  T/T
1. Menjelaskan tentang penyakit dan tujuan
serta efek samping pemberian kemoterapi
kepada pasien dan keluarga (informed
consent)
2. Siapkan alat perlengkapan set infus, kateter
29
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
  T/T
intravena, dan cairan infus sesuai protokol.
3. Menyiapkan obat premedikasi, regimen, dan
dosis kemoterapi sesuai protokol terapi
4. Mencocokkan nama lengkap pasien dan
tanggal lahir yang tertera dibungkus obat
dengan gelang identitas yang terpasang pada
pasien dan yang dikatakan oleh pasien secara
verbal
5. Furosemide 40mg per oral
6. Pemberian rehidrasi dengan cairan infus NaCl
0,9% 1.000 ml + KCl 20 mmol + MgSO4
1gram diberkan IV selamat 60 menit
7. Pemberian premedikasi :
a. Difenhidramin 2 ampul intravena
b. Deksametason 8 mg intravena bolus
pelan
c. Ondancetron 8 mg (1 amp) intravena
d. Ranitidin 50 mg intravena
8. Berikan regimen kemoterapi :
a. Cisplatin 80-100 mg/m2, jadwal pemberian
hari I dalam 1.000 ml NaCl 0,9% IV
selama 2 jam. Dosis Cisplatin disesuaikan
dengan faal ginjal (BUN, serum kreatinin,
creatinin clearance)
b. 5-Fluorouracil 800-1000 mg/m2/24 jam,
jadwal pemberian hari I-V. (pada hari I
diberikan setelah post hidrasi Cisplatin).
Untuk neoadjuvant diberikan setiap 21 hari
untuk 3 siklus.
Untuk metastasis atau rekuren diberikan
setiap 21 hari untuk 6 siklus
9. Pemberian infus NaCl 0,9% 1000 ml habis
dalam 2-4 jam
10. Pemberian NaCl 1.000 ml 0,9% + 40 mmol
KCl + 1 mg MgSO4 IV selama 2 jam
11. Pemberian 500 ml NaCl 0,9% selama 60
menit atau minum air putih 500 ml.
12. Pemberian Ondancetron 8 mg +
Deksametason 8 mg + ranitidin 50 mg
intravena
19. Modifikasi dosis 5FU:
 ANC 1.000-1.500 atau trombosit 75.000-
100.000  Dosis 750 mg/m2/24 jam x 4
hari
30
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

KEGIATAN KASUS
  T/T
 ANC <1.000 atau trombosit < 75.000 
Dosis 375 mg/m2/24 jam x 4 hari
20. Toksisitas ginjal
Modifikasi dosis Cisplatin
 Kreatinin klirens ≥ 60ml/m  dosis 100 %
 Kreatinin klirens 45-59 ml/m  50 %
 Kreatinin klirens < 45 ml/m  ditunda 1
minggu kemudian periksa ulang atau ganti
pilihan ke Carboplatin
21. Gastrointestinal
Pasien yang mengalami mual muntah gr IV,
>10 x/24 jam, atau memerlukan rehidrasi
ataupun akses parenteral, jika tidak terkontrol
dengan anti emetic, berikan dosis 80 %, atau
hentikan terapi.

M. MATERI PRESEENTASI

o SLIDE 1 : Prinsip dasar kemoterapi

31
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

o SLIDE 2 : Jenis histopatologi dan stadium keganasan kepala leher

o SLIDE 3 : Jenis Mekanisme kerja obat

o SLIDE 4 : Teknik pemberian

o SLIDE 5 : Indikasi dan kontra indikasi kemoterapi

o SLIDE 6 : Menangani efek samping dan penanganannya

32
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

N. MATERI BAKU

1. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan pemberian obat-
obatan tertentu (sitostatika/obat anti kanker) yang bertujuan untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker ataupun membunuh sel kanker.
Tujuan dari kemoterapi:
a. sebagai radiosensitizer dan meningkatkan kcontrol lokcoregional
b. mengobati penyakit micrometastatic mikrometastasis dan
meningkatkan kualitas hidup
c. preservasi organ
d. terapi palliativepaliatif
e. debulking tumor besar sehingga memungkinkan untuk dilakukan
tindakan operasi

2. Mekanisme kerja obat-obat kemoterapi


Berdasarkan mekanisme cara kerja obat:
a. Antimetabolit, obat ini menghambat biosintesis purin atau pirimidin.
Sebagai contoh MTX menghambat pembentukkan folat tereduksi
yang dibutuhkan untuk sintesis timidin.
b. Obat yang menganggu struktur atau fungsi molekul DNA. Zat
pengalkil seperti Cyclophosphamide mengubah struktur DNA, dengan
demikian menahan replikasi sel.
c. Inhibitor mitosis seperti alkaloid vinka contohnya vincristine dan
vinblastine, menahan pembelahan sel dengan menganggu filamen
mikro pada kumparan mitosis.

Berdasarkan kerjanya pada siklus sel, obat kemoterapi dapat dibedakan:


(1). Cell Cycle Depending Drugs (CCDD)
Obat ini bekerja selama terdapat proses pembelahan sel,
dikelompokkan menjadi:
a. Cell Cycle Depending Drugs Specific Phase (CCID)
Bekerja pada fase tertentu dalam pembelahan sel, obat ini dapat
efektif bekerja jika terdapat dalam jumlah yang cukup pada sel
tumor yang memasuki fase tertentu.
b. Cell Cycle Depending Drugs Non Spesific Phase
Bekerja pada sel tumor yang sedang aktif membelah tetapi tidak
tergantung pada proses pembelahan sel, efektif bekerja pada sel
kanker yang sedang aktif membelah tanpa tergantung fasenya.
(2). Cell Cycle Independing Drugs (CCID)
Obat ini membunuh sel kanker pada setiap keadaan dan tidak
tergantung pada pembelahan sel. Obat sitostatika yang hanya
bekerja pada satu fase adalah golongan alkaloid, sedangkan yang
dapat bekerja pada beberapa fase sekaligus adalah golongan
antimetabolit.

33
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat


dibedakan:
- Alkylating agent
Obat golongan ini menghambat sintesa DNA dengan menukar
gugus alkali sehingga membentuk ikatan silang DNA dan
menganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali
pada gugus amino, karboksil, sulfidril atau fosfat.
Contoh: Cyclophospamid, Carboplatin, Cisplatin, Ifosphamid,
Chlorambucil
- Antibiotik
Obat golongan ini mekanisme kerjanya menghambat sintesa
DNA dan RNA.
Contoh: Bleomicin, Mitomicin, Epirubicin, Doxorubicin
- Antimetabolit
Bekerja dengan cara menghambat sintesa asam nukleat.
Altivitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat.
Contoh: Leukovorin, Fluorouracil, Metotrexate, Hydroxyurea,
Capecitabine
- Mitotic Spindle
Obat golongan ini akan berikatan dengan protein mikrotubuler
sehingga menyebabkan disolusi struktur mitotic spindle pada
fase mitosis.
Contoh: Paclitaxel, Vincristine, Doxetaxel, Vinblastine
- Topoisomerase inhibitor
Obat golongan ini bekerja dengan cara menganggu fungsi enzim
topoisomerase sehingga menghambat proses transkripsi dan
replikasi
Contoh: Etoposit, Irinotecan dan Topotecan
- Hormonal
Beberapa hormonal dapat digunakan dalam kemoterapi.
Contoh: adrenokortikosteroid (Prednison, metilprednisolon,
dexametason), androgen, antiandrogen, adrenal inhibitor,
progrestin
- Monoclonal antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan
toksisitasnya relatif rendah. Obat ini dapat menyerang sel
tertentu secara langsung dan dapat digabungkan dengan zat
radioaktif atau kemoterapi tertentu. Contoh: Rituximab dan
Trastuzumab
- Hematopoietic Growth Factors
Eritropoitin, CSFs, dan platelet growth factors
- Lain-lain: interferon alfa, IL-2, Suramin, Extramustine
Obat ini memiliki selektifitas relative untuk jaringan tumor dan
toksisitasnya relative rendah. Obat ini dapat menyerang sel
tertentu secara langsung dan dapat digabungkan dengan zat

34
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

radioaktif atau kemoterapi tertentu. Contoh:Rituximab dan


Trastuzumab

3. Metoda Pemberian Kemoterapi


Secara umum metode kemoterapi digunakan dengan 4 cara kerja yaitu :
1. Sebagai neoadjuvan yaitu pemberian kemoterapi mendahului
pembedahan dan radiasi. Tujuannya untuk mengecilkan tumor yang
sensitive sehingga akan lebih mudah ditangani dengan radiasi atau
pembedahan.
2. Sebagai terapi kombinasi yaitu kemoterapi diberikan bersamaan
dengan radiasi pada kasus karsinoma stadium lanjutkonkuren
diberikan bersamaan dengan radiasi, dosis kemoterapi lebih rendah,
sebagai radiosensitizer.
3. Sebagai terapi adjuvant yaitu sebagai terapi tambahan paska
pembedahan dan atau radiasi. Tujuannya untuk mengatasi
kemungkinan metastasis jauh dan meningkatkan kontrol lokal.
4. Sebagai terapi utama yaitu digunakan tanpa radiasi dan pembedahan
terutama pada kasus-kasus stadium lanjut dan pada kasus kanker jenis
hematologi (leukemia dan limfoma). Pemberian kemoterapi bertujuan
untuk paliatif.

4. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Kemoterapi


Indikasi kemoterapi:
1. Menyembuhkan dan menghilangkan kanker
2. Memperpanjang hidup
3. Memperpanjang interval bebas kanker
4. Menghentikan progresifitas kanker
5. Mengecilkan volume kanker
6. Terapi paliatif

Kontraindikasi kemoterapi
Absolut: 1. Penyakit stadium terminal
2. Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
3. Septikemia
4. Koma

Relatif: 1. Usia lanjut


2. Keadaan umum yang sangat jelek
3. Ada gangguan fungsi organ vital
4. Demensia
5. Penderita tidak dapat mengunjungi klinik/RS secara teratur
6. Tumor resisten terhadap obat, tidak ada fasilitas penunjang

5. Teknik Pemberian Kemoterapi


35
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

Peroral,Intravena,Intraarteri,Intraperikardial,Intratekal,Intraperitoneal

6. Obat-obat kemoterapi yang sering digunakan untuk keganasan


kepala dan leher
Obat-obat yang biasa digunakan untuk tumor daerah kepala dan leher :
- Paclitaxel dan Doxetaxel
Obat yang sering digunakan untuk kanker daerah kepala dan leher.
Golongan taxane ini menstabilkan tubulin polymer dan mencegah
pembelahan sel.
- Cisplatin
Cisplatin menandai aktivitas tumor dan menghambat tumor yang tidak
sensitive terhadap fase S inhibitor yang cepat bereaksi dengan sifat
elektrofilik/oksidasi dengan target utama DNA sel. Cisplatin biasanya
diberikan selama 2-6 jam dengan dosis 60 sampai 120 mg/m 2 .
Toksisitas dapat berupa nefrotoksik, mual dan muntah, neurotoksik
perifer, ototoksik, supresi sumsum tulang, elektrolit imbalance setelah
pemberian beberapa siklus obat.
Obat serupa Carboplatin sekarang banyak digunakan khususnya pada
kasus-kasus paliatif, dapat mengurangi efek samping dan lama
perawatan di rumah sakit.
- 5-Fluorouracil
Obat ini bekerja spesifik sebagai analog urasil pada fase S yang dapat
diaktivasi melalui dua jalur utama intraseluler yaitu menggabungkan
fosforilasi menjadi RNA dan aktivasi menjadi 5fluorodeoxyuridine
monophosphate yang menghambat enzim thymidylate synthase dan
konversi senyawa uridin menjadi timidin. Sehingga sel akan
kekurangan timidin dan tidak dapat mensintesis DNA. Efek samping
yang ditemukan adalah mielosupresi, mukositis, diare, dermatitis dan
kardiotoksik.
- Cetuximab (Erbitux)
Merupakan obat kanker yang masuk golongan ‘terapi target’. Obat ini
bekerja sangat selektif dengan menjadikan zat-zat spesifik dalam tubuh
yang berperan dalam proses pertumbuhan sebagai target pengobatan.
Cetuximab menghambat produksi VEGF (Vascular epithelial growth
factor) karsinoma epidermosa, sehingga mengurangi jumlah pembuluh
darah tumor, down regulation VEGF, IL-8 dan ekspresi bFEGF (basic
fibroblast growth factor) pada xenograf tumor. Obat ini diberikan
secara intravena dengan dosis 200-400 mg/m2 dan memiliki waktu
paruh 114 (75-188 jam), sehingga memungkinkan diberikan setiap
minggu. Pada saat dosis awal diberikan secara perlahan secara intravena
dalam dosis besar diberikan sekitar 2 jam. Untuk pemberian berikutnya
diberikan seminggu sekali dalam waktu 1 jam. Pada kanker kepala dan
leher cetuximab diberikan dengan kombinasi radioterapi. Efek samping
cetuximab biasanya ringan seperti rash, jerawat, kulit kering dan
fissure.
- Methotrexate
36
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

Antimetabolit yang bekerja menganggu metabolisme folat intraseluler


dengan mengikat enzim dihydrofolate reductase. Menghambat konversi
asam folat menjadi tetrahydrofolate sehingga terjadi kekurangan folat
dalam sel dan menghambat sintesis DNA. Obat ini hanya aktif selama
fase S dalam siklus sel.
Sebagai agen tunggal, metrotrexate diberikan setiap minggunya dengan
dosis 40-50 mg/m2.
Efek samping berupa reaksi toksik; mielosupresi, mukositis, dermatitis,
mual, muntah, diare, dan fibrosis hati,
- Nimatozumab
Termasuk dalam golongan terapi target, bekerja sangat selektif dalam
proses pertumbuhan kanker sebagai target pengobatan. Efek samping
jauh lebih ringan dibandingkan kemoterapi konvensional.
Biasanya ditemukan efek samping berupa jerawat atau bisul dalam
berbagai tingkat keparahan (bisa mencapai grade 3 atau 4) yang disebut
skin rash.

7. Kemoterapi pada keganasan kepala dan leher


Berdasarkan NCCN (National Comprehensive Cancer Network)
Guidelines pada keganasan kepala leher tahun 2014.

Squamous Cell Cancers


A. Pada tumor bibir, rongga mulut, orofaring, hipofaring, tumor laring
glottis, tumor laring supraglotis, sinus ethmoid, sinus maksila.
 Kemoterapi + Concurrent radiotherapy
- Cisplatin
- Cetuximab
- Carboplatin/infuse 5-FU
- 5-FU/hydroxyurea
- Cisplatin/Paclitaxel
- Cisplatin/infuse 5-FU
- Carboplatin/Paclitaxel
- Cisplatin tiap minggu dengan dosis 40 mg/m2
 Kemoterapi post operative (kemoterapi adjuvant)
- Cisplatin
 Induksi kemoterapi
- Doxetacel/cisplatin/5FU
- Paclitaxel/cisplatin/5FU

B. Tumor Nasofaring
 Kemoradiasi yang diikuti dengan kemoterapi adjuvant
- Cisplatin + radioterapi diikuti cisplatin/5FU atau Carboplatin/5-FU
- Cisplatin + radioterapi tanpa kemoterapi adjuvan
 Induksi kemoterapi
- Doxetacel/cisplatin/5FU
37
Modul VII.3 - Prinsip Dasar Kemoterapi Pada Keganasan Kepala dan Leher

- Doxetacel/cisplatin
- Cisplatin/5FU
- Cisplatin/Epirubicin/Paclitaxel
- Kemoiradiasi konkomitan termasuk cisplatin/carboplatin/minggu

38

Anda mungkin juga menyukai