PLASTIK REKONSTRUKSI
MODUL VIII.6.4
DEFEK KEPALA LEHER
MIKROVASKULAR FREE FLAP
EDISI II
KOLEGIUM
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK
BEDAH KEPALA DAN LEHER
2015
Modul VIII.6.4 - Defek Kepala Leher
Free Flap
DAFTAR ISI
A. WAKTU ...................................................................................... 2
B. PERSIAPAN SESI ...................................................................... 2
C. REFERENSI ......................................................................................... 3
D. KOMPETENSI ..................................................................................... 3
E. GAMBARAN UMUM ......................................................................... 3
F. CONTOH KASUS DAN DISKUSI ..................................................... 3
G. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................... 4
H. METODE PEMBELAJARAN ............................................................. 5
I. EVALUASI .......................................................................................... 5
J. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF .................. 6
K. MATERI PRESENTASI ....................................................................... 6
L. MATERI BAKU .................................................................................... 8
A. WAKTU
assessment)
B. PERSIAPAN SESI
1. Materi Presentasi
Slide 1: Keuntungan free flap/jabir lepas
Slide 2. Prinsip pada bedah mikro
Slide 3 : Regulasi aliran darah pada jabir lepas
Slide 4 :Fisiologijabir lepas
Slide 5 :Microcirculatory respon terhadap iskemi.
Slide 6. Prinsip pada bedah mikro
2. Kasus :
Pasien dengan defek mandibula pada korpus mandibula kanan, dengan riwayat
karsinoma sel skuamosa mandibula yang telah dilakukan mandibulektomi
dengan mengangkat korpus mandibula kanan dengan regio kulitnya. Tumor
tidak hanya sebatas pada tulang mandibula kanan saja, namun sudah meluas ke
mukosa area sekitar tumor tersebut sampai ke regio kulit. Rekonstruksi untuk
defek tersebut diperlukan struktur tulang maupun kulit untuk mengisi dan
menutup area defek tersebut. Pada akhir pembelajaran diharapkan dapat
melakukan penilaian terhadap defek yang terjadi dan dapat menentukan tata
laksanan apa yang harus diberikan, edukasi anjuran perawatan serta pemberian
makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain untuk perbaikan
gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan.
C. REFERENSI
2. Burkey BB, Schmalbach CE, Coleman Jr JR. In: Ira DP, Frodel J, Holt
GR, Larrabee WF, Nathan N, Park SS, et al. editors. Facial Plastic And
Reconstructive Surgery. 3rd ed New York: Thieme; 2008.p. 765-94.
D. KOMPETENSI
1. Kemampuan (4)
Mampu melakukan diagnosis defek luka yang yang ada, dan mampu
menentukan apakah diperlukan tatalaksana dengan menggunakan jabir
lepas.Diharapkan peserta didik dapat mengetahui dasar keilmuan dari jabir
lepas, seperti:
E. GAMBARAN UMUM
Pasien dengan basalioma pada hidung, dahi, dan kedua mata. Telah dilakukan
tindakan eksisi luas. Defek pada wajah pasca operasi meliputi dahi, seluruh
hidung, dan kedua mata. Diperlukan tindakan rekonstruksi untuk menutup
defek pada pasien ini. Pada akhir pembelajaran diharapkan dapat melakukan
penilaian terhadap defek luka yang akan terjadi dan dapat menentukan tata
laksanan apa yang harus diberikan, edukasi anjuran perawatan serta
pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain untuk
perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan.
a. Diabetes militus
b. Darah hiperkoagulasi
c. Abnormalitas anatomi pembuluh darah pada tungkai bawah dapat
menyebabkan kegagalan pengambilan jabir yang aman.
d. TBC paru
e. Pasien dengan trauma tungkai yang luas atau riwayat operasi tungkai
sebelumnya.
Jawab: D
Jawab: A
G. TUJUAN PEMBELAJARAN
Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk
alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan
penatalaksanaan perawatan penyembuhan luka kronis seperti yang telah
disebutkan diatas, yaitu:
1. Mengetahui anatomi kulit, sub kutis dam otot pada regio donor untuk jabir
lepas.
2. Mengetahui keuntungan free flap/jabir lepas
3. Mengetahui prinsip pada bedah mikro
4. Mengetahui regulasi aliran darah pada jabir lepas
5. Mengetahui fisiologi jabir lepas.
6. Mengetahui respon mikrosirkulasi terhadap iskemi.
7. Mengatahui prinsip pada bedah mikro
8. Mengetahui berbagai jenis jabir bebas berdasarkan lokasi donornya.
H. METODE PEMBELAJARAN
1. Literature reading
2. Praktik poliklinik
4
Modul VIII.6.4 - Defek Kepala Leher
Free Flap
3. Skill labs
4. Praktik kamar operasi
5. Praktik rawat inap
6. Bedside teaching
7. Case report
8. Journal reading
9. Minicex
10. Mini lecture
I. EVALUASI
Jawaban : B
K. MATERI PRESENTASI
6
Modul VIII.6.4 - Defek Kepala Leher
Free Flap
Principles of Microsurgery
• Macrocirculation of
Composite Tissue
• Segmental vasculature
(axial flaps)
• skin/fascia
• skin/fascia & muscle
• skin/fascia & bone +/-
muscle
• Vessels 0.8 to 4 mm
appropriate for transfer
7
Modul VIII.6.4 - Defek Kepala Leher
Free Flap
L. MATERI BAKU
Sepuluh tahun terakhir ini teknik rekonstruksi jaringan bebas mikrovaskular telah
banyak digunakan oleh dokter ahli bedah dan teknik ini memungkinkan untuk
transfer sejumlah jaringan lunak dan/atau tulang da-lam satu tahap tanpa batasan
panjang pedikel atau geometri pembuluh darah.
8
Modul VIII.6.4 - Defek Kepala Leher
Free Flap
Perioperatif
Pengambilan jabir
Ahli bedah harus mempersiapkan jabir dan pembuluh darahnya untuk ditransfer.
Jabir yang telah diambil dicuci dengan salin heparin untuk membuang sisa darah
dan precursor trombogenik. Padaumumnya digunakan mikroskop yang dapat
memberikan pembesaran4-16x, namun sebagian ahli bedah menggunakan lup
untuk pembesaran dan mendapatkan hasil kesuksesan yang sama. Forsep Jeweler,
gunting mikro lurus dan lengkung,dilator pembuluh darah,dan pemegang benang
lengkung merupakan instrument yang penting untuk transfer jaringan.Arteri dan
vena harus dipisahkan untuk mendapatkan geometri pembuluh darah yang baik
dan tempat anastomosis.
Teknik yang ideal untuk pemantauan jabir pascaoperasi sampai saat ini belum
ditemukan. Teknik yang biasa digunakan bergantung pada perfusi kapiler,
perdarahan, dan suhu pada jabir pedikel kutaneus atau memonitor segmen serta
ultrasonograi (USG) Doppler. Tujuh puluh dua jam pertama pasca operasi, jabir
diperiksa setiap am oleh perawat, diperiksa warna, kehangatan, perfusi kapiler dan
sinyal Doppler. Jika didapatkan perubahan pada warna kulit maka ahli bedah
melakukan pemeriksaan ulang dan melakukan pemeriksaan jarum tusuk, apabila
didapatkan perubahan yang tidak di inginkan maka pasien direncanakan untuk
eksplorasi segera. Bila penyebabke gagalan jabir adalah hematom, lukaoperasi
dibuka kemudian direncana kano perasi segera.
10
Modul VIII.6.4 - Defek Kepala Leher
Free Flap
Follow up
Kunjungan pertama pasca operasi dimulai 1-2 minggu setelah pulang dari rumah
sakit untuk dilakukan pemeriksaan terhadap jabir dan tandurkulit,melepasjahitan,
evaluasi komplikasi pada daerah yang mendapatkan jabir, dan melepas
nasogastrictube. Pasien dikonsulkan untuk terapi wicara, rehabilitasi medik, atau
sub spesialis lainnya yang terkait.
Diet oral diberikan setelah 2-3minggu pulang dari rumah sakit. Operasi gigi untuk
penggantian gigi atau implantasi dilakukan pada saat yang tepat.
Komplikasi
11
Modul VIII.6.4 - Defek Kepala Leher
Free Flap
bahwa keterbatasan pergerakan kaki terjadi pada tiga bulan pertama dan tidak
terdapat perubahan patologis pada daerah donor.
Kegagalan dari jabir dapat terjadi jika terjadi thrombosis arteri dan vena dan
kongesti vena sehingga memerlukan tindakan pembedahan lebih lanjut untuk
mengatasinya. Plate yang terpapar dan ekstrusi merupakan komplikasi yang
jarang terjadi. Selain itu, dapat juga terjadi trismus yang diakibatkan manipulasi
pembedahan dan/atau reseksi dari otot masticator dangan gangguan pada
mandibula.
Keuntungan dari jabir bebas fibula adalah tersedianya tulang yang cukup untuk
menutup berbagai defek dana dekuat tuntuk pemasangan implant gigi.
Pengambilan jabir dilakukan dalam lingkungan dengan perdarahan yang minimal.
Kerugian dari jabir bebas fibula adalah kelemahan untuk melakukan fleksi pada
ibu jari kaki, instabilitas, kekakuan dan yeri pada ergelangan kaki, diperlukan
tandur kulit untuk menutup defek pada donor ,resiko untuk terjadi iskemia pada
kaki,dan keterbatasan panjang tulang fibula.
Kontraindikasi
12