Anda di halaman 1dari 135

1

2
3
Nama Lengkap : ...........................................

Nama Panggilan : ...........................................

NIM : ...........................................

Jenis Kelamin : ........................................

Golongan Darah : ...........................................

Suku : ...........................................

Agama : ...........................................

Tempat/Tgl. Lahir : ...........................................

Alamat Asal : ...........................................

Alamat Dimalang : ...........................................

Kepanjen, 20…

Mahasiswa,

( )
NIM.
4
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT


karena berkat karunia-Nya Modul Panduan Praktikum
Keperawatan dewasa: Sistem Kardiologi Respiratori
Hematologi ini dapat kami susun. Modul ini disusun sebagai
panduan mahasiswa agar dapat melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem Kardiologi
Respiratori Hematologi. Modul ini diharapkan dapat menjadi
acuan belajar bagi mahasiswa untuk pencapaian kompetensi
asuhan keperawatan Sistem Kardiologi Respiratori Hematologi.

Modul ini tentunya masih banyak memiliki


kekurangan, oleh sebab itu saran dan masukan yang positif
sangat kami harapkan demi perbaikan modul ini. Semoga
modul ini bisa memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Penyusun

5
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------1
VISI MISI -----------------------------------------------------------------2
HALAMAN PENGESAHAN -----------------------------------------3
IDENTITAS MAHASISWA -------------------------------------------4
KATA PENGANTAR---------------------------------------------------5
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------6
PENDAHULUAN--------------------------------------------------------7
A. Deskripsi Mata Kuliah------------------------------------------7
B. Manfaat Mata Kuliah--------------------------------------------7
POKOK BAHASAN----------------------------------------------------8
TUJUAN------------------------------------------------------------------9
INDIKATOR--------------------------------------------------------------10
MATERI-------------------------------------------------------------------14
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR----------------------14
PENILAIAN---------------------------------------------------------------15
DAFTAR REFERENSI------------------------------------------------15
LAMPIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR------17
LAMPIRAN TUGAS RESUME--------------------------------------108
LAMPIRAN LAIN-LAIN------------------------------------------------131

6
I. PENDAHULUAN

Deskripsi Mata Kuliah


Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan
kebutuhan klien dewasa dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, sirkulasi dan hematologi.
Pemberian asuhan keperawatan pada kasus
gangguan pernapasan, kardiovaskuler,dan hematologi
berdasarkan proses keperawatan dengan
mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi,
biokimia,anatomi, fisiologi, patofisiologi, ilmu
keperawatan medikal bedah, ilmu penyakit dalam,
farmakologi,nutrisi, bedah dan rehabilitasi. Gangguan
system tersebut meliputi gangguan peradangan,
kelainan degenerative, keganasan dan trauma, yang
termasuk dalam 10 kasus terbesar baik lokal, regional,
nasional dan internasional. Lingkup bahasan mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan terhadap
klien. Intervensi keperawatan meliputi terapi Modalitas
Keperawatan pada berbagai kondisi termasuk terapi
komplementer. Proses pembelajaran dilakukan melalui
kuliah pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar
Berdasarkan Masalah (BDM),dan praktik laboratorium

7
Manfaat mata Kuliah

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, setelah


diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu:

1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan denga


kasus gangguan sistem Respirasi Kardio Hematologi
pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
2. Melakuakn simulasi pendidikan kesehatan dengan
kasus gangguan sistem Respirasi Kardio Hematologi
pada klien dewaa dengan memperhatikan aspek
legal dan etis.
3. Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian ke dalam
asuhan keperawatan dalam mengatasi masalah
sistem Respirasi Kardio Hematologi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien dengan
gangguan sistem Respirasi Kardio Hematologi pada
klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem Respirasi Kardio Hematologi pada
klien dewasa

8
6. Mendemontrasikan intervensi keperawatan pada
kasus dengan gangguan sistem endokrin, imunologi,
pencernaan dan perk Respirasi Kardio Hematologi
pada klien dewasa sesuai dengan standar yang
berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

I. POKOK BAHASAN
A. Perekaman dan interpretasi EKG
B. Teknik Fisioterapi Dada &Teknik postural drainage
C. Nebulisasi/inhalasi
D. Prosedur Suctioning
E. Terapi O2
F. Perawatan WSD
G. Perawatan Trakheostomi
H. Tourniquet test
I. Transfusi
J. Teknik pengambilan darah arteri dan interpretasi
AGD/Analisa Gas Darah

II. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan pokok bahasan:
A. Perekaman dan interpretasi EKG

9
B. Teknik Fisioterapi Dada &Teknik postural drainage
C. Nebulisasi/inhalasi
D. Prosedur Suctioning
E. Terapi O2
F. Perawatan WSD
G. Perawatan Trakheostomi
H. Tourniquet test
I. Transfusi
J. Teknik pengambilan darah arteri dan interpretasi
AGD/Analisa Gas Darah

III. INDIKATOR
Mahasiswa mampu : Melaksanakan pokok bahasan:
A. Perekaman dan interpretasi EKG
B. Teknik Fisioterapi Dada &Teknik postural drainage
C. Nebulisasi/inhalasi
D. Prosedur Suctioning
E. Terapi O2
F. Perawatan WSD
G. Perawatan Trakheostomi
H. Tourniquet test
I. Transfusi
J. Teknik pengambilan darah arteri dan interpretasi
10
AGD/Analisa Gas Darah
dengan indikator mampu melakukan Tindakan di
laoratorium dengan tepat secara bersama-sama
(demonstrasi) dan mandiri.

IV. PETUNJUK PRAKTIKUM


Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan metode
Practice Rahearsal Pears (praktek berpasangan)
dimana tahapan pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Fasilitator menentukan topik pembelajaran praktikum
yang akan dilakukan
2. Fasilitator menentukan pasangan dari masing-
masing kelompok
3. Setelah fasilitator membentuk pasangan-pasangan,
fasilitator meminta kepada penjelas atau
demonstrator menjelaskan atau mendemontrasikan
cara mengerjakan keterampilan yang telah
ditentukan, pengecek/pengamat bertugas
mengamati dan menilai penjelasan atau demontrasi
yang dilakukan temanya.
4. Fasilitator meminta kedua pasangan untuk bertukar
peran, yaitu demonstrator kedua diberi keterampilan
yang lain.
11
5. Fasilitator meminta mahasiswa untuk melakukan
keterampilan atau prosedur tersebut dilakukan
sampai selesai dan dapat dikuasai oleh peserta
didik.
6. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan
praktikum (100% kehadiran) sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati oleh fasilitator, kelompok, dan
masing-masing pasangan dalam kelompok.
7. Jadwal pengaturan kelompok dan fasilitatornya
adalah sebagai berikut (terlampir)
8. Setiap mahasiswa wajib mentaati tata tertib
praktikum

A. TUGAS MAHASISWA
1. Mahasiswa wajib mempelajari materi praktikum
sebelum pelaksanaan praktikum dilaksanakan
bersama dengan pasangannnya yang telah ditunjuk
oleh fasilitator sesuai dengan modul praktikum yang
telah diberikan.
2. Mahasiswa dalam kelompok wajib melakukan
praktek secara berpasangan dan dapat
menghubungi fasilitator jika diperlukan dalam
penguatan pelaksanaan prosedur yang dilakukan.
12
3. Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk
melakukan keterampilan yang telah ditetapkan
bersama kelompok pasangannya.

B. TUGAS FASILITATOR
1. Menjelaskan keterampilan yang akan dilatih kepada
mahasiswa pada awal pertemuan.
2. Memfasilitasi dan mendampingi mahasiswa dalam
kelompok yang ditunjuk setiap kali melakukan
keterampilan yang ditetapkan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan oleh kelompok dan fasilitator
(masing-masing kelompok maksimal 5x pertemuan
sekaligus evaluasi).
3. Membagi pasangan mahasiswa dalam kelompok
untuk berperan sebagai mahasiswa dan
demonstrator dari setiap keterampilan yang
diajarkan.
4. Melakukan evaluasi dari masing-masing pasangan
mahasiswa terkait dengan pencapaian keterampilan
yang diharapkan.

13
V. MATERI
Perekaman dan interpretasi EKG
Teknik Fisioterapi Dada &Teknik postural drainage
Nebulisasi/inhalasi
Prosedur Suctioning
Terapi O2
Perawatan WSD
Perawatan Trakheostomi
Tourniquet test
Transfusi
Teknik pengambilan darah arteri dan interpretasi
AGD/Analisa Gas Darah
VI. STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
SOP 1. (terlampir)
SOP 2. (terlampir)
SOP 3. (terlampir)
SOP 4. (terlampir)
SOP 5. (terlampir)
SOP 6. (terlampir)
SOP 7. (terlampir)
SOP 8. (terlampir)
SOP 9. (terlampir)
SOP 10. (terlampir)
14
VII. PENILAIAN
1. Persiapan Alat = 10 %
2. Persiapan pasien dan lingkungan = 10 %
3. Prosedur Tindakan = 70 %
4. Evaluasi =5%
5. Dokumentasi =5%

Referensi
Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis
Handbook: An Evidence-Based Guide to Planning Care,
10e. Mosby elsevier.
Barber B, Robertson D, (2012).Essential of
Pharmacology for Nurses, 2nd edition, Belland Bain Ltd,
Glasgow
Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey
Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing
Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia:
Mosby Elsevier
Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing
Practice, 7th. Lippincott: William Wilkins
Fikriana,R. (2018). Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta :
Deepublish Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G.
M., Butcher, H. K., Maas, M.
L. & Swanson, S. (2011). NOC and NIC Linkages to
NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical
Reasoning and Quality Care, 3e. Philladelphia: Mosby
Elsevier

15
Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L,
Harding M. M, (2014). Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical Problems.
Canada: Elsevier.
Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing
Skill, China: Wolter Kluwer Health
Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick
Look Nursing, 2nd ed. Jones and Barklet Publisher,
Sudbury
McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013).
Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease in
Adults and Children, 7e. Elsevier
Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E.
(2012). Nursing Outcomes Classification (NOC):
Measurement of Health Outcomes, 5e. Mosby Elsevier.
Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-
17: Definitions and Classification (Nanda International).
Philladelphia: Wiley Blackwell
Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An
Integrated Approach (6th Edition)
Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing
drug reference Toronto : Mosby

16
PEREKAMAN
PEMBACAAN EKG
1. Konsep

E lektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan


oleh suatu elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik
jantung pada waktu tertentu (saat pemeriksaan). Secara harafiah
didefinisikan : “elektro” berkaitan dengan elektronika, dan “kardio”
= berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung, kemudian
“gram”, berarti tulis / menulis. Analisis sejumlah gelombang dan
vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi
diagnostik yang penting. Elektrokardiogram tidak menilai
kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat memberikan
indikasi menyeluruh atas naik- turunya kontraktilitas jantung.
2. Kegunaan/ Keuntungan Menggunakan EKG :
a. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
b. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang
dicurigai ada infark otot jantung akut
c. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik
selama uji stres jantung
d. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan
jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)
e. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis.
hiperkalemia dan hipokalemia)
17
f. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok
cabang berkas kanan dan kiri)

3. SOP Perekaman EKG


SOP Perekaman EKG
Persiapan Alat 1. Bantal 2-3
2. Tisu wajah
3. Segelas air hangat
4. Masker
5. Sputum pot dengan larutan desinfektan (Lysol 2%).
6. Bengkok
7. Peralatan oral hygine
8. Baju pelindung yang tidak mudah teritiasi
9. Handscone (jika perlu)
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan mengidentifikasi
Lingkungan klien dengan memeriksa identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail tempat tidur.

Pelaksanaan 1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan mengidentifikasi


klien dengan memeriksa identitas
2. Identifikasi identitas pasien dan kebutuhan perekaman EKG
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail tempat tidur.

18
1. Ganti baju klien dengan baju tindakan atau buka
pakaian bagian atas klien
2. Bersihkan daerah yang akan dipasang sadapan
dan berikan jelly
3. Pasang sadapan ekstremitas sesuai dengan
warna atau kode yang terdapat pada mesin
perekam
a. Putih/ RA di lengan kanan
b. Hitam/ LA di lengan kiri
c. Merah/ LL di kaki kiri
d. Hijau/ Rl di kaki kanan

19
Gambar 1.1 tempat pemasangan sadapan
ekstremitas berdasarkan warna atau kode
yang digunakan alat EKG

4. Pasang sadapan precordial sesuai warnanya atau


kode yang terdapat pada mesin perekam,
contohnya Lihat Gambar 1.4. hasil perekaman
akan memunculkan gambaran EKG sesuai
sadapannya (V1-V6).
a. Merah/ V1 di sela tulang iga ke 4 samping
kanan garis sterna b Kuning/ V2 di sela
tulang iga ke 4 samping kiri garis sterna
c Hijau/ V3 di titik tengah antara V2 dan V4
d Ungu/ V4 di sela tulang iga kiri ke 5 lurus
dengan pertengahan klavikula
e Coklat/ V5 garis ketiak/ aksilla depan
sejajar dengan V4
f Hitam / V6 garis ketiak/ aksilla tengah
sejajar dengan V5

Gambar 1.2 tempat pemasangan sadapan precordial


20
berdasarkan warna atau kode yang digunakan
alat EKG
5. Nyalakan mesin dengan menekan tombol,
kemudian amati apakah setingan mesin sudah
tepat dan gambaran EKG sesuai
a. Mode yang digunakan manual/ otomatis
b. Tentukan kalibrasi yang digunakan
c. Kecepatan apakah sudah sesuai 25 mm/detik
d. Bila sadapan jelek periksa Kembali apakah
ada sadapan yang kurang tepat

6. Lakukan perekaman dengan memindah ke Lead I,


II, III, aVR, aVL, aVF, V1 s/d V6, masing-masing
cukup 3 beat
7. Beritahu kepada pasien bahwa perekaman sudah
selesai
8. Matikan mesin EKG (tekan power off)
9. Lepas elektrode-elektrode yang menempel ke
pasien, bersihkan jeli dengan tisu, rapikan klem
10. Sobek kertas EKG catat nama, umur, jenis
kelamin, No. register, tanggal dan jam, tulis pula
nama perekam
11. Bersihkan alat dan rapikan Cuci tangan
12. Dokumentasikan hasil tindakan

Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif


2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik

21
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
2. Catat respon klien terhadap tindakan Nama dan paraf
perawat

SUMBER Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep


PUSTAKA
dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika.
Brown and Edward. 2015. Medical Surgical Nursing 4th
Edition. Elsevier
Brunner & suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan
1. Medikal Bedah, volume 2. EGC: Jakarta

Pembacaan EKG
Menghitung nilai-nilai normal pada tiap gelombang EKG, anda harus
mengenal dulu ukuran dan macam-macam kotak yang terdapat dalam
elektrokardiogram. Ada 2 macam kotak dalam EKG yaitu kotak kecil
dengan ukuran 1 mm x 1 mm atau 0,04 detik x 0,04 detik. Yang kedua
yaitu kotak sedang/besar dengan ukuran 5 mm x 5 mm atau 0,20 detik
x 0,20 detik. Normal kecepatan mesin EKG sebesar 25mm/detik. Ini
artinya dalam 1 detik mewakili 25mm atau 25 kotak kecil dalam bidang
horizontal.
Dengan standar voltase 1 mVolt, yang artinya dengan standarisasi 1
mVolt akan menghasilkan defleksi vertikal sebesar 10 mm atau
10mm/mVolt. Jadi 1 kotak kecil sama dengan 0,1mVolt. (lihat gambar
29).

22
Gambar 1.3 Jumlah Kotak dalam Kertas EKG

23
Jadi :

1 kotak kecil = 1 mm = 0,04 detik = 0,1 mVolt


5 kotak kecil = 5 mm = 1 kotak besar/sedang = 0,20 detik = 0,5
mVolt
10 kotak kecil = 10 mm = 2 kotak besar/sedang = 0,40 detik
= 1 mVolt
25 kotak kecil = 25 mm = 5 kotak besar/sedang = 1 detik
15 kotak besar/sedang = 3 detik
30 kotak besar/sedang = 6 detik

Cara Membaca Lead 12 EKG

Gambar 1.4 Hasil Perekaman EKG

1. Identifikasi kurva EKG, ada berapa sadapan yang terekam.


Rekaman dasar ada 12 sadapan yaitu: Lead I, Lead II, Lead
III, aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
2. Identifikasi gambaran kurva EKG baik atau tidak seperti
(adanya gambaran trilling/ kurva tidak ada gelombang P, Q,
R, S, T, dan U yang spesifik) dan kertasnya.
3. Identifikasi kalibrasi yang digunakan 0,5 X, 1 X, 2X, dan atau
lebih.
24
4. Penilaian EKG.
1) Tentukan irama jantung (Rhythm)
a. Tentukan apakah denyut jantung berirama
teratur dengan cara menggunakan kertas kosong
beri tanda antara gelombang R ke R berikutnya dan
dengan geser ke gelombang R ke R di sadapan
lainnya.
b. Tentukan frekwensi (Heart rate)
Penentuan frekwensi dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu
300
Jumlah kotak besar antara gelombang R ke R /
gelombang P ke P atau

1500
Jumlah kotak besar antara gelombang R ke R /
gelombang P ke P atau
Hitung jumlah gelombang QRS dalam EKG strip
sepanjang 6 detik (30 kotak besar) dan hasilnya
dikalikan 10.
Bila ditemukan jarak gelombang R ke R atau
gelombang P ke P ditemukan perbedaan yang
siknifikan atau irama tidak teratus maka perlu
dihitung frekwensi terpendek dan frekwensi
terpanjang.
c. Tentukan gelombang P (normal bila setiap

25
gelombang P diikuti gelombang QRST)
d. Tentukan interval PR (normal 0,12- 0,20 detik)
e. Tentukan gelombang QRS (normal 0,06- 0,12 detik)
f. Tentukan apakah semua gelombang sama dapat
diketahui dengan bentuknya, interval tiap
gelombang (Gambar 2.2).
2) Tentukan sumbu jantung (Axis).
Penghitungan sumbu jantung yang mudah digunakan
dengan melihat titik potong dari gelombang QRS di lead
I dan aVF. Pertama hitung tinggi gelombang QRS pada
lead I kemudian pada aVF, setelah ketemu nilainya
tentukan titik pada sumbu X & Y sesuai nilai yang
didapat. Dari kedua titik tersebut tarik garis lurus untuk
menentukan titik temunya. Axis normal bila titik
temunya berada di -30 s/d 90 derajat.

26
Gambar 1.5 Axis jantung berdasarkan garis imajiner.
i. Tentukan adanya tanda hipertropi
a Hipertropi atrium kanan ditandai dengan adanya
gelombang P yang lancip dan tinggi, paling jelas terlihat
di lead II, III, dan aVF atau gelombang P bifasik dominan
defleksi positif di V1.
b Hipertropi atrium kiri ditandai dengan adanya
gelombang P yang lebar dan berlekuk, paling jelas
terlihat di lead I, II, dan aVL.
c Hipertropi ventrikel kanan ditandai dengan gelombang R
lebih jelas dari gelombang S pada lead perikordial kanan
(V1, V2, V3), atau rasio gelombang R dan S lebih dari
0,03 detik di V1. Gelombang S menetap di V5/ V6, Right
axis deviasi.
d Hipertropi ventrikel kiri ditandai dengan gelombang R
pada V5/ V6 lebih dari 27 mm atau gelombang S di V1
ditambah gelombang R di V5/ V6 lebih dari 35 mm, Left
axis deviasi.
ii. Tentukan adanya tanda iskemia/ infark
miokard.
a Iskemia ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau
gelombang T terbalik
b Infark ditandai dengan adanya gelombang Q patologis.
c Infark fase akut ditandai dengan Q patologis disertai
elevasi segmen ST atau hanya elevasi segmen ST saja.
d Infark fase subakut atau recent ditandai dengan Q
patologis disertai gelombang T terbalik.
e Infark lama ditandai dengan Q patologis dan lainnya kembali
normal.
f Lokasi iskemia atau infark harus ditemukan di 2 tempat
pasangannya.

iii. Tentukan adanya tanda gangguan lain


seperti pengaruh obat/ elektrolit a
Efek obat digitalis ditemukan depresi
segmen ST, interval PR memanjang, dan
sinus bradikardi.
b Efek obat antiaritmia ditemukan Q memanjang.
c Efek hiperkalemi ditemukan gelombang T tinggi dan
tajam, interval PR memanjang, dan bila sangat tinggi
kaliumnya dapat terjadi asistole.
d Efek hipokalemi ditemukan depresi segment ST, interval
QT memanjang, dan T rata sehingga muncul gelombag U
yang nyata.
e Efek hiperkalsemi ditemukan interval QT dan ST
memendek
f Efek hipokalsemi ditemukan interval QT memanjang dan
segmen ST mendatar dan bertambah lebar.
Gambar 1.6 Hasil rekaman EKG satu beat (Jones, 2005)

POSTURAL
DRAINAGE dan
FISIOTERAPI DADA
1. Konsep

F isioterapi dada merupakan tindakan yang dilakukan pada klien


yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang
memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau mengeluarkan
sekresi. Fisioterapi Dada mencakup tiga teknik utama, yaitu
postural drainase, perkusi dada, dan vibrasi.
2. Postural Drainase
Postural drainase adalah pembersihan berdasarkan gravitasi sekret
pada jalan napas dari segmen bronkus khusus. Postural drainase

juga dapat didefinisikan sebagai upaya untuk memobilisasi sekret


dari satu atau lebih segmen paru ke jalan nafas sentral dengan cara
meletakkan pasien dalam berbagai posisi sehingga gaya gravitasi
membantu drainase sekret.
Teknik postural drainase meliputi satu atau lebih dari 10 posisi
tubuh yang berbeda. Perawat melakukan pemeriksaan awal
dengan teknik auskultasi untuk mengetahui adanya suara nafas
tambahan yang mengindikasikan lokasi sekret dalam paru.
Langkah berikutnya perawat akan memposisikan pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Tiap posisi mengalirkan
sekret khusus dari percabangan trakeobronkial, area paru atas,
tengah, bawah, ke trakea.

Prosedur postural drainase dapat dipadukan dengan teknik


clapping dan vibrasi agar mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Teknik clapping dan vibrasi akan dijelaskan lebih lanjut pada sub
bab berikutnya. Sekret yang telah terkumpul pada jalan nafas
utama akan dikeluarkan dengan beberapa teknik, yakni batuk
efektif dan nafas dalam maupun suction. Perawat mengajarkan
teknik nafas dalam dan batuk efektif untuk membantu pasien
mengeluarkan sekret yang terkumpul pada jalan nafas utama.
Sedangkan bagi pasien yang tidak mampu melakukan nafas dalam
dan batuk efektif, maka sekret yang terkumpul pada jalan nafas
utama dikeluarkan dengan suction.

2. Clapping
Clapping dilakukan dengan tangan yang membentuk mangkok pada
dinding dada diatas bagian Paru yg akan didrainase. Clapping
(perkusi) adalah tepukan yang dilakukan pada dinding dada atau
punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk dengan tujuan

untuk melepaskan sekret yang tertahan atau melekat pada


bronkhus. Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang
diteruskan pada saluran napas paru. Perkusi dapat dilakukan
dengan membentuk kedua tangan seperti mangkuk.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan


teknik clapping
yakni:
1) Tangan ditekuk dengan jari-jari rapat membentuk
mangkok;
2) Clapping dilakukan dengan semangat tanpa
menyakiti;
3) Clapping dilakukan dengan bantalan kain yang
lembut;
4) Semua perhiasan pasien dilepas sebelum prosedur.

3. Vibrasi
Vibrasi secara umum dilakukan bersamaan dengan clapping.
Selama postural drainase terapis biasanya secara umum memilih
cara perkusi atau vibrasi untuk mengeluarkan sekret. Vibrasi
dengan kompresi dada menggerakkan sekret ke jalan napas yang
besar sedangkan perkusi melepaskan atau melonggarkan sekret.
Vibrasi dilakukan hanya pada waktu klien mengeluarkan napas.
Klien disuruh bernapas dalam dan kompresi dada dan vibrasi
dilaksanakan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir
ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan
bertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan
bergetar. Vibrasi tidak boleh dilakukan pada klien dengan patah
tulang dan hemoptisis.

4. Nafas Dalam
Nafas dalam dilakukan untuk membantu melepaskan sekresi dan

merangsang batuk. Struktur anatomi saluran pernafasan akan


mengalami perubahan saat proses bernafas. Pada saat proses
inhalasi (menghirup udara) maka jalan nafas akan melebar dan
memanjang. Sedangkan saat ekshalasi (menghembuskan udara)
maka jalan nafas menyempit dan memendek. Ekshalasi kuat tetapi
tidak tegang akan membantu menggerakkan sekret dan
merangsang batuk produktif. Gambar berikut mengilustrasikan
struktur anatomi saluran pernafasan saat terjadi proses inspirasi
dan ekspirasi.

Teknik nafas dalam memiliki banyak manfaat bagi sistem respirasi,


namun terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat
melakukan teknik nafas dalam, yakni: 1) jangan melakukan
ekspirasi kuat, ekspirasi harus dilakukan secara rileks dan pasif; 2)
Ekspirasi kuat hanya akan meningkatkan turbulensi dalam jalan
nafas, dimana hal ini dapat mengakibatkan bronkospasme, 3)
Jangan melakukan ekspirasi panjang karena akan membuat pasien
terengah-engah pada inspirasi berikutnya; 4) Nafas dalam
dilakukan selama 3-4 inspirasi dan ekspirasi; 5) Jangan memulai
inspirasi dengan otot bantu pernafasan;6) Pernafasan dada
dilakukan dengan rileks.

1) Tujuan latihan pernafasan:


a) Meningkatkan pernafasan
b) Meningkatkan efektivitas mekanisme batuk
c) Mencegah gangguan pulmonari
d) Meningkatkan kekuatan, ketahanan, koordinasi
otot pernafasan
e) Mempertahankan mobilitas dada
2) Indikasi latihan pernafasan:
a) Penyakit paru akut/ kronik
b) Nyeri thoraks akibat pembedahan
c) Obstruksi jalan nafas
d) Gangguan sistem saraf pusat yg berperan

terhadap kelemahan otot


e) Manajemen stress dan prosedur relaksasi

5. Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan bagian dari fisioterapi dada, langkah ini
dilakukan untuk mengeluarkan sekret yang telah terkumpul pada
saluran nafas utama. Batuk efektif juga merupakan mekanisme
pertahanan utama melawan mukus yang tertahan dalam paru.

Bantalan yang lembut dapat digunakan jika pasien mengeluh nyeri


saat batuk pada area tertentu (atau paska operasi) sebagaimana
tampak pada gambar dibawah ini:

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan batuk


efektif:
a) Batuk efektif dilakukan dg mengambil 2-3 nafas dalam,
ekshalasi perlahan, diikuti pengambilan nafas dalam dan batuk
dalam
b) Batuk efektif dilakukan minimal 2x atau lebih jika diperlukan
c) Dikerjakan sebelum makan atau minimal 2 jam setelah makan
d) Pagi hari dan sebelum tidur waktu yang tepat
1. Tujuan
a) Mengurangi terkumpulnya sekret di saluran pernafasan
b) Mempercepat pengeluaran sekret disaluran pernafasan
c) Memperbaiki satus respirasi klien.
d) Mencegah infeksi pada paru pada klien yang immobilisasi
dalam waktu lama
2. Indikasi Tindakan
a) Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu
pada :
Klien yang memakai ventilasi
Klien yang melakukan tirah baring yang lama
Klien yang produksi sputum meningkat seperti pada
fibrosis kistik atau bronkiektasis

Klien dengan batuk yang tidak efektif .


b) Mobilisasi sekret yang tertahan :
Klien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
Klien dengan abses paru

Klien dengan pneumonia Klien pre dan post operatif

Klien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan


menelan atau batuk

3. Kontra indikasi Tindakan


a) Hemoptisis
b) Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi,
hipertensi, infark miokard akutrd infark dan aritmia
c) Edema paru
d) Efusi pleura yang luas
e) Pasien dengan peningkatan TIK (tek. Intra Kranial)
f) Pasien dengan Tension Pneumothorak
g) Cedera tulang belakang
h) Fraktur costa

4. Komplikasi
a) Mual
b) Muntah
c) Pusing

5. SOP Fisioterapi Dada

SOP Fisioterapi Dada


Persiapan Alat 1. Bantal 2-3
2. Tisu wajah
3. Segelas air hangat
4. Masker
5. Sputum pot dengan larutan desinfektan (Lysol 2%).
6. Bengkok
7. Peralatan oral hygine
8. Baju pelindung yang tidak mudah teritiasi
9. Handscone (jika perlu)
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan mengidentifikasi
Lingkungan klien dengan memeriksa identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail tempat tidur.

Pelaksanaan 2. Postural Drainage


a. Jelaskan prosedur
b. Kaji area paru, data klinis, foto x-ray
c. Cuci tangan
d. Pakai masker

e. Dekatkan sputum pot


f. Berikan minum air hangat
g. Atur posisi klien sesuai dengan area paru
yang akan didrainage
h. Minta klien mempertahankan posisi
tersebut selama 10-15 menit. Sambil
Postural Drainase bisa dilakukan clapping
dan vibrating.

2. Clapping
a. Membantu klien untuk posisi duduk atau
posisi tidur miring kiri / kanan.
b. Memberikan tissue dan pot suptum kepada
klien.
c. Melakukan clapping dengan cara kedua
tangan menepuk punggung klien secara
bergantian sampai ada rangsangan untuk
batuk.
d. Menganjurkan klien untuk batuk dan
mengeluarkan sekret / sputum pada pot
sputum

3. Vibrasi
a. Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan
lambat melalui hidungdan
menghembuskannya melalui mulut.
b. Meletakkan telapak tangan secara datar
diatas dada yang akan divibrasi.
c. Meminta klien untuk nafas dalam dan ketika
klien menghembuskan nafas getarkan telapak
tangan secara perlahan diatas dada klien.
d. Menganjurkan klien untuk batuk untuk
mengeluarkan suputum dan membuangnya
pada pot sputum.
e. Mengulangi teknik fisioterapi dada untuk
setiap segmen paru.
f. Dengan perlahan mengembalikan posisi klien
pada posisi semula.
g. Melakukan oral hygiene.
h. Berikan tisu untuk membersihkan sputum
i. Minta klien untuk duduk, nafas dalam dan
batuk efektif
j. Jika pasien mengalami kesulitan
mengeluarkansekret lanjutkan dengan
prosedur nebulizer
Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik

Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam


pelaksanaan
2. Catat respon klien terhadap tindakan
Nama dan paraf perawat
SUMBER PUSTAKA Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep
dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika.
Brown and Edward. 2015. Medical Surgical Nursing 4th
Edition. Elsevier
Brunner & suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan
3. Medikal Bedah, volume 2. EGC: Jakarta
NEBULIZER

1. Konsep Nebulizer

N ebulizer adalah suatu alat aerosol yang digunakan dalam


pengobatan yang berfungsi untuk mengubah obat menjadi partikel-
partikel yang lebih mudah diserap oleh mukosa dan pembuluh darah
sehingga dapat memberikan efek terapeutik yang efektif. Nebulizer
merupakan alat yang digunakan untuk merubah obat dari bentuk cair
ke bentuk partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat
apabila dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari
pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme bronkus
(Lawson, 2009).
Penggunaan nebulizer pada pasien dengan gangguan sistem respirasi
memiliki beberapa keuntungan antara lain:

a. Obat dapat langsung mencapai organ target yaitu paru-paru, sehingga


reaksi obat lebih cepat terjadi daripada pengobatan melalui oral;
b. Dosis yang digunakan relative rendah, sehingga dapat mengurangi absorbs
sistemik dan efek samping;
c. Pemberian nebulizer juga dapat menghangatkan udara inspirasi yang
dapat membantu mengeluarkan sekresi bronkus.
Definisi pengertian inhalasi Nebulizer yakni:
a. Inhalasi adalah menghirup udara atau uap ke dalam paru-paru;
b. Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan
nebulizer;
c. Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat melalui saluran
pernapasan bagian atas.
Model-model nebulizer antara lain sebagai berikut:
a. Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer compressors),
memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup (cup) yang berisi
obat cair yang akan memecah cairan ke dalam bentuk partikel-
partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke saluran
pernafasan;

b. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer), menggunakan


gelombang ultrasound, untuk secara perlahan mengubah dari
bentuk obat cair ke bentuk uap atau aerosol basah;
c. Nebulizer generasi baru, digunakan tanpa menggunakan tekanan
udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil, dioperasikan
dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik (Lawson, 2009).

Dosis pemberian nebulizer sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini:


Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan terapi nebulizer:
a. Reaksi klien sebelum, selama dan sesudah pemberian inhalasi nebulizer;
b. Nebulizer harus diberikan sebelum waktu makan;
c. Sebelum nebulizer klien disarankan dilakukan postural drainase dan
batuk efektif untuk membantu dalam pengeluaran sekret.
2. Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan dilakukannya terapi nebulizer:
a. Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas;
b. Menghilangkan sesak selaput lendir saluran nafas bagian atas sehingga
lendir menjadi encer dan mudah keluar;
c. Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab;
d. Melegakan pernafasan;
e. Mengurangi pembekakan selaput lendir;
f. Mencegah pengeringan selaput lendir;
g. Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk;
h. Menghilangkan gatal pada kerongkongan.

3. Indikasi Tindakan
a. Pasien sesak nafas dan batuk;
b. Broncho pneumonia;
c. PPOM (bronchitis, emfisema);
d. Asma bronchial;
e. Rhinitis dan sinusitis;
f. Paska tracheostomy;
g. Pilek dengan hidung sesak dan berlendir;
h. Iritasi kerongkongan, radang selaput lendir;
i. Saluran pernafasan bagian atas.
4. Kontra indikasi Tindakan
a. Pasien yang alergi terhadap preparat obat
b. Pasien yang mengalami fraktur di daerah hidung
c. Pasien dengan penderita trakeotomi

5. SOP Nebulizer
SOP Nebulizer
Persiapan Alat 1. Nebulizer set:
2. Air compressor
3. Nebulizer cup, medication cup
4. Selang
5. Masker atau mouth piece
6. Sarung tangan
7. Pot sputum berisi larutan desinfektan
8. Kertas tisu
9. Stetoskop
10. Tabung oksigen

1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan


mengidentifikasi klien dengan memeriksa
identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail
1. tempat tidur.

1. Tempatkan kompresor udara dipermukaan yang


kokoh yang akan menopang beratnya
2. Pasang kabel dari kompresor ke outlet listrik
3. Dengan hati-hati ukur jumlah obat. Angkat
bagian atas dari medication cup. Tempatkan obat
di medication cup. Pasang kembali bagian atas
dari medication cup
4. Hubungkan medication cup dengan masker atau
mouthpice
5. Hubungkan selang ke kompresor dan medication
cup. Untuk nebulazer yang menggunakan oksigen
hubungkanselang dengan medication cup dan
sumber oksigen
6. Hidupkan kompresor dengan menekan tombol
ON. Untuk nebulazer dengan oksigen atau
flowmeter dengan aliran 4-5 Lt/Menit
7. Jika menggunakan masker, posisikan masker
dengan benar pada klien. Anjurkan tarik nafas
dalam, tahan nafas selama 2-3 detik sebelum
dikeluarkan. Ini memungkinkan obat masuk ke
jalan nafas
8. Jika menggunakan mouthpiece, tempatkan
diantara
gigi dan rapatkan bibir, tarik nafas dalam lewat
mulut. Tahan selama 2-3 detik. Beberapa orang
kadang menggunakan klip hidung untuk
membantu bernafas melalui hidung
9. Jika klien menjadi lemas atau gelisah hentikan
dulu perawatan dan istirahat untuk sekitar lima
menit. Kemudian lanjutkan lagi perawatan, coba
bernafas lebih pelan.
10. Lanjutkan sampai obat habis (sekitar 7-10 menit)
11. Matikan kompresor. Untuk nebukazer dengan
oksigen turunkan oksigen
12. Lepaskan masker atau mouthpiece dari pasien
13. Lanjutkan dengan batuk efektif dan ushakan
untuk mengeluarkan scret dari jalan nafas.
Lakukan suction jika klien tidak bisa batuk
14. Jika klien memilki indikasi terapi oksigen atur
kemabli aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
15. Kembalikan klien ke posisi yang nyaman
16. Rapikan peralatan
17. Cuci tangan
Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif
2. Simpulkn hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik

SUMBER Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan


PUSTAKA
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Brown and Edward. 2015. Medical Surgical Nursing 4th
Edition. Elsevier
Brunner & suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, volume 2. EGC: Jakarta
TERAPI SUCTION
1. Konsep

S uction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang


bertujuan untuk mempertahankan jalan napas, sehingga
memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat
dengan cara mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada klien yang
tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Suction merupakan suatu
metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan
alat via mulut, nasofaring atau trakeal

2. Macam-macam nebulasi
a. Mobile type : memiliki daya hisap yang kuat yaitu 90 liter
permenit.
b. Portable type : memiliki daya hisap yang tidak terlalu besar,
memiliki daya tampung lendir 1 hingga 1,5 liter.
c. Transport type : memiliki desain untuk transport atau
perjalanan. Ukuran suction :
 Dewasa : 12-18 Fr

 Anak usisa sekolah : 8-10 Fr

 Balita : 6-8 Fr

3. Efek suction
Menurut Willkins & Williams L, (2004) efek yang dapat terjadi dari
suction yaitu hipoksemia, dispnea, kecemasan, aritmia jantung,
trauma trakhea, trauma bronkus, hipertensi, hipotensi, perdarahan,
peningkatan intra kranial.
Efek samping suction menurut penelitian Manggorie (2001) :
1. Penurunan saturasi oksigen: berkurang hingga 5%
2. Cairan perdarahan: terdapat darah dalam sekret suction
3. Hipertensi: peningkatan tekanan darah sistolik hingga 200
mmHg
4. Dapat terjadi hipotensi: penururnan tekanan darah sdiastolik
hingga 80 mmHg
5. Takikardia: meningkatkan detak jantung hingga 150
detak/menit
6. Bradikardia: detak jantung hingga 50 detak/menit
7. Arrhythmia: irama denyut jantung tidak teratur
Dalam Saskatoon Health Regional Authority (2010) mengatakan
bahwa komplikasi yang mungkin muncul dari tindakan penghisapan
lendir salah satunya adalah hipoksemia/hipoksia.
4. Kanul Suction
a. Jenis
Jenis kanul suction yang ada dipasaran dapat dibedakan menjadi
open suction dan close suction. Open suction merupakan kanul
konvensional, dalam penggunaannya harus membuka
sambungan antara ventilator dengan ETT pada pasien,
sedangkan close suction: merupakan kanul dengan sistem
tertutup yang selalu terhubung dengan sirkuit ventilator dan
penggunannya tidak perlu membuka konektor sehingga aliran
udara yang masuk tidak terinterupsi.

b. Ukuran Tekanan Suction


Ukuran tekanan suction yang direkomendasikan Kozier (2012):
Tabel 2.1 Tekanan Suction

Usia Suction

Dewasa 80-120 mmHg

Anak-anak 80-100 mmHg


Ukuran tekanan suction ada yang menggunakan kilopascal (Kpa) dan
menggunakan cmHg. Rumus konversi dari satuan mmHg ke satuan
Kpa adalah sebagai berikut: 1 mmHg = 0,133 Kpa, dan rumus konversi
satuan mmHg ke cmHg: 1mmHg = 0,1 cmHg.
Dalam penelitiannya, Anang (2014) mengungkapkan bahwa tekanan
suction yang paling tepat adalah antara 80-100 mmhg, tekanan
tersebut aman untuk melakukan suctioning karena penurunan
saturasi oksigen yeng terjadi tidak terlalu besar.
5. Indikasi
Bila terjadi gurgling (sesak nafas berisik seperti berkumur), cemas,
susah/kurang tidur, snoring (mengorok), penurunan tingkat
kesadaran, perubahan warna kulit, penurunan saturasi oksigen,
penurunan pulse rate (nadi), irama nadi tidak teratur,respiration rate
dan gangguan patensi jalan nafas.
6. Tujuan
a. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
b. Membebaskan jalan nafas dari secret/ lendir yang menumpuk
c. Mendapatkan sampel/sekret untuk tujuan diagnosa.

7. SOP Suction

SOP Suction
Persiapan Alat 1. Stetoskop
2. Mesin penghisap dengan botol berisi
larutan disinfektan
3. Kateter penghisap lendir
4. Set streil
5. Pinset steril (steril)
6. Sarung tangan streil (steril) dan bersih
7. Kom berisi larutan aquades/NaCL 0,9% (set streil)
8. Kassa (steril)
9. Tissue/sapu tangan
10. Tabung Oksigen (jika perlu)
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam
Lingkungan perkenalkan
dan mengidentifikasi klien dengan memeriksa
identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail
tempat tidur.
Pelaksanaan
1. Tempatkan pada posisi terlentang
2. Gunakan sarung tangan
3. Hubungkan kateter pengisap dengan selang alat
penghisap
4. Mesin penghisap dihidupkan Lakukan
penghisapan lendir dengan memasukkan kateter
penghisap ke dalam kom berisi aquabides atau
naCl 0.9% untuk mempertahankan tingkat
keseterilan (aseptic)
5. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-
150mmHg untuk dewasa,95-110 untuk anak- anak
dan 50-95 untuk bayi.
6. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidka
lebih dari 15 detik
7. Bilas kateter dengan aquades/ NaCl 0.9 %
8. Lakukan penghisapan antara pengihsapan
pertama dengan berikutnya

9. Minta untuk bernafas dalam dan batuk, apabila


mengalami distress pernafasan, biarkan
istirahat 20-30 detik sebelum melakukan
pengisapan berikutnya
10. Setelah selesai, kaji jumlah konsistensi, warna,
bau secret, dan respon terhadap prosedur
11. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan
tidak menghisap
12. Membereskan peralatan
13. Mencuci tangan
Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif;
2. Simpulkan hasil kegiatan;
3. Berikan reinforcement positif;
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya;
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan;
2. Catat respon klien terhadap tindakan;
3. Nama dan paraf perawat.
SUMBER PUSTAKA Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep
dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika.
Brown and Edward. 2015. Medical Surgical Nursing 4th
Edition. Elsevier
Brunner & suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan
14. Medikal Bedah, volume 2. EGC: Jakarta
Terapi Oksigen
1. Konsep

O ksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan


mengeluarkan CO2. Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang
tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan
otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua prosestubuh
secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi
sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah
satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan
mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu
yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti
adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu
merasakan pentingnya oksigen.
2. Tujuan
Tujuan pemberian terapi oksigen adalah:
a. Mempertahankan oksigen jaringan adekuat
b. Menurunkan kerja napas
c. Menurunkan kerja jantung

3. Indikasi pemberian terapi oksigen


a. Pada penurunan PaO2 dengan tanda dan gejala hipoksia;
dispnea, takipnea, diorientasi, gelisah, apatis atau penurunan
kesadaran, takikardi atau bradikardi yang disertai penurunan
tekanan darah.
b. Kondisi lain; gagal napas akut, shok, keracunan O2.
4. Metode pemberian oksigen
a. Sistem aliran rendah
1) Low flow low concentration
A. Kateter nasal
Memberikan oksigen secara kontinu dengan aliran 1 - 3
liter/menit dengan konsentrasi 24– 32%. Dalamnya kateter dari
hidung sampai pharing diukur dengan cara mengukur jarak dari
telinga ke hidung
Keuntungan:
a) Pemberian oksigen yang stabil
b) Pasien bebas bergerak
c) Alat murah
Kerugian:
a) Tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 3 liter/menit
b) Dapat menyebabkan iritasi pada selaput lender
nasopharing
c) Kateter mudah tersumbat oleh sekret atau tertekuk
d) Teknik memasukkan kateter agak sulit
e) Pada lairan tinggi terdengar suara dari aliran oksigen pada
nasopharing

Gambar kateter nasal

B. Kanul binasal (nasal kanul)


Memberikan konsentrasi oksigen antara 24 – 44% dengan
aliran 1 – 6 liter/menit. Konsentrasi oksigen akan naik 4%
pada tiap kenaikan aliran 1 liter/menit.
Keuntungan:
a) Pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan laju
napas teratur
b) Baik diberikan dalam jangka waktu lama
c) Pasien bebas bergerak
d) Efisien dan nyaman untuk pasien
Kerugian:
a) Dapat menyebabkan iritasi pada hidung, bagian belakang
telinga tempat tali nasal kanul
b) Konsentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernapas
dengan mulut.
Gambar pemberian O2 Nasal kanul

2) Low flow high concentration


A. Simple mask
Merupakan 60ystem aliran rendah dengan hidung,
nasopharing, dan oropharing sebagai penyimpan anatomic.
Aliran yang diberikan 5 – 8 liter/menit dengan konsentrasi
oksigen 40 – 60%.

Gambar simple mask

B. Rebreathing mask
Aliran yang diberikan 8 – 12 liter/menit dengan konsentrasi
60 – 80%. Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara
ekspirasi 1/3 bagian volume ekhalasi masuk ke kantong, 2/3
bagian volume ekhalasi melewati lubang pada bagian
samping.
Gambar Rebreathing mask
C. Nonrebreathing mask
Aliran yang diberiakan 8 – 12 liter/menit dengan konsentrasi
80 – 100%. Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara
ekspirasi. Tidak dipengaruhi oleh udara luar.
Kerugian pada penggunaan sungkup:
a. Mengikat (masker harus terus menerus melekat pada
pipi atau wajah pasien untuk mencegah kebocoran).
b. Lembab
c. Pasien tidak bebas bergerak
d. Resiko aspirasi jika pasien muntah, terutama pada anak-
anak dan pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran.

Gambar nonrebreathing mask

b. Sistem aliran tinggi


1) High flow low concentration
A. Venturi mask
Memberikan aliran yang bervariasi dengan konsentrasi 24 –
50%. Dipakai pada pasien dengan ventilasi tidak teratur.
2) High flow high concentration
• Head box
• Sungkup CPAP
5. SOP Oksigenasi
SOP Oksigenasi
Persiapan Alat 1. Nasal kanul / masker sederhana / masker
NRBM, sesuai ukuran pasien
2. Selang oksigen
3. Tabung oksigen dengan manometernya
4. Humidifier
5. Water steril (aquadest) / air matang / air
mineral
6. Flowmeter (pengukur aliran)
7. Plester
8. Gunting plester
9. Alat tulis
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam
Lingkungan perkenalkan
dan mengidentifikasi klien dengan memeriksa
identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail
tempat tidur.
Pelaksanaan 1. Kaji pernapasan pasien
2. Hitung kebutuhan oksigen pasien
3. Isi glass humidifier dengan water for irigasion/
water steril setinggi batas yang tertera.
4. Hubungkan flow meter dengan tabung oksigen
atau oksigen sentral
5. Cek fungsi flow meter dan humidifier dengan
memutar pengatur konsentrasi O2 dan amati
ada tidaknya gelembung udara dalam glass
humidifier.
6. Cek aliran O2 ke sungkup dengan cara menutup
sungkup dengan satu tangan dan amati aliran
O2 yang masuk ke dalam sungkup/kateter.
7. Pasang alat sungkup muka/kateter pada klien.
8. Tanyakan pada pasien apakah O2 telah
mengalir.*jika pasien sadar
9. Rapikan peralatan kembali
10. Atur kembali posisi pasien
11. Cuci tangan
Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif;
2. Simpulkan hasil kegiatan;
3. Berikan reinforcement positif;
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya;
Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan;
2. Catat respon klien terhadap tindakan;
Nama dan paraf perawat.

SUMBER PUSTAKA Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan


Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Brown and Edward. 2015. Medical Surgical Nursing
4th Edition. Elsevier
Brunner & suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, volume 2. EGC: Jakarta
PERAWATAN WSD
(WATER SEAL DRAINAGE)

1. Konsep

Mekanisme pernapasan normal bekerja dengan prinsip tekanan


negative. Tekanan di dalam rongga paru lebih rendah dari pada tekanan
pada atmosfer, yang akan mendorong udara masuk ke dalam paru
selama inspirasi. Pengumpulan udara, cairan atau substansi lain di dalam
rongga paru dapat mengganggu fungsi kardiopulmonal dan bahkan
menyebabkan paru kolaps. Substansi patologik yang terkumpul dalam
rongga pleura dapat berupa fibrin, bekuan darah, cairan (cairan serous,
darah, pus) dan gas. Tindakan pembedahan pada dada hampir selalu
menyebabkan pneumotoraks. Udara dan cairan yang terkumpul dalam
rongga intrapleura dapat membatasi ekspansi paru dan mengurangi
pertukaran gas. Setelah tindakan operasi, perlu mengevakuasi dan
mempertahankan tekanan negative dalam ruangan pleura. Selama dan
segera setelah pembedahan toraks, kateter dada diletakkan secara
strategis pada ruangan pleura, dijahit pada kulit dan dihubungkan
dengan alat drainase untuk mengeluarkan sisa udara atau cairan dari
ruangan pleura maupun mediastinum. WSD merupakan pipa khusus
yang dimasukkan ke rongga pleura dengan perantaraan trokar atau klem
penjepit bedah (Underhill, 2005).

2. Jenis WSD antara lain:

a. Single Bottle Water Seal System


Ujung akhir pipa drainase dari dada pasien dihubungkan ke dalam satu
botol yang memungkinkan udara dan cairan mengalir dari rongga pleura
tetapi tidak mengijinkan udara maupun cairan kembali ke dalam rongga
dada. Secara fungsional, drainase tergantung pada gaya gravitasi dan
mekanisme pernafasan, oleh
karena itu botol harus
diletakkan lebih rendah. Ketika
jumlah cairan di dalam botol
meningkat, udara dan cairan
akan menjadi lebih sulit keluar dari
rongga dada, dengan demikian
memerlukan suction untuk
mengeluarkannya. Sistem satu
botol digunakan pada kasus pneumothoraks sederhana sehingga hanya
membutuhkan gaya gravitasi saja untuk mengeluarkan isi pleura. Water
seal dan penampung drainage digabung pada satu botol dengan
menggunakan katup udara. Katup udara digunakan untuk mencegah
penambahan tekanan dalam botol yang dapat menghambat
pengeluaran cairan atau udara dari rongga pleura. Karena hanya
menggunakan satu botol yang perlu diingat adalah penambahan isi
cairan botol dapat mengurangi daya hisap botol sehingga cairan atau
udara pada rongga intrapleura tidak dapat dikeluarkan.

b. Two Bottle System


System ini terdiri dari botol water-seal ditambah botol penampung
cairan. Drainase sama dengan system satu botol, kecuali ketika cairan
pleura terkumpul, underwater seal system tidak terpengaruh oleh
volume drainase. Sistem dua botol menggunakan dua botol yang
masing-masing berfungsi sebagai water seal dan penampung. Botol
pertama adalah penampung drainage yang berhubungan langsung
dengan klien dan botol kedua berfungsi sebagai water seal yang dapat
mencegah peningkatan tekanan dalam penampung sehingga drainage
dada dapat dikeluarkan secara optimal. Penggunaan sistem ini jumlah
drainage dapat diukur secara tepat.
c. Three Bottle System
Pada sistem ini ada penambahan botol ketiga yaitu untuk mengontrol
jumlah cairan suction yang digunakan. Sistem tiga botol menggunakan
3 botol yang masing-masing berfungsi sebagai penampung, "water
seal" dan pengatur; yang mengatur tekanan penghisap. Jika drainage
yang ingin dikeluarkan cukup banyak biasanya digunakan mesin
penghisap (suction) untuk mempermudah pengeluaran. Botol pertama
berfungsi sebagai tempat penampungan keluaran dari paru-paru dan
tidak mempengaruhi botol "water seal". Udara dapat keluar dari
rongga intrapelura akibat tekanan dalam botol pertama yang
merupakan sumber-vacuum. Botol kedua berfungsi sebagai "water
seal" yang mencegah udara memasuki rongga pleura. Botol ketiga
merupakan pengatur hisapan. Botol tersebut merupakan botol
tertutup yang mempunyai katup atmosferik atau tabung manometer
yang berfungsi untuk mengatur dan mongendalikan mesin penghisap
yang digunakan.
3. Tujuan

a. Mengevakuasi/mengeluarkan udara, cairan, darah maupun pus


dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan negatif
rongga tersebut;

b. Mengembangkan kembali paru yang kolaps;


c. Memasukkan obat ke dalam rongga pleura..
4. Indikasi Tindakan

a. Pneumotoraks ( > 30 % )
b. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk
c. Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator
d. Adanya darah (Hemothoraks)
e. Adanya cairan (Efusi Pleura)
f. Adanya pus (Empyema)
g. Pleidopneumothorax (cairan dan udara)
h. Pyopneumothorax (pus dan udara)
5. Kontra indikasi Tindakan
a. Infeksi pada tempat pemasangan
b. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
6. SOP WSD

SOP Perawatan WSD (Water Seal Drainage)


Persiapan Alat 1. bak instrumen steril, berisi:
2. Kom kecil : 2 buah
3. Pinset anatomis : 2 buah
4. Pinset cirurgis : 1 buah
5. Gunting kassa : 1 buah
6. Kassa steril secukupnya
7. sarung tangan steril
8. sarung tangan bersih
9. klem 2 buah (tanpa gerigi)
10. betadin
11. cairan NaCl 0,9 %
12. duk steril 3 buah
13. plester
14. gunting plester
15. korentang
16. perlak dan pengalas
17. bengkok
18. masker
19. tempat sampah
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan
Lingkungan
mengidentifikasi klien dengan memeriksa
identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup
siderail
tempat tidur.
Pelaksanaan 1. Berikan salam, perkenalkan perawat atau
sebutkan nama serta tanggung jawab
perawat yang akan dilakukan
2. Panggil klien dengan nama kesukaannya
3. Jelaskan prosedur, tujuan dan lama
tindakan yang akan dilakukan
4. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya,
minta klien untuk memberitahu tanda secara
verbal / non verbal jika klien merasa tidak
nyaman dengan prosedur yang dilakukan
5. Menjaga privacy klien, dengan
memasang sampiran disekitar
tempat tidur klien
6. Mengatur posisi klien semi fowler dengan
posisi kepala mengarah berlawanan
dengan letak selang dada
7. Letakkan alas perlak dibawah punggung
klien sesuai dengan letak selang dada (kiri
atau kanan)
8. Periksa balitan luka pada insersi selang dada
terhadap adanya rembesan cairan dan bunyi
berdesis

9. WSD atau continuous suction yang


digunakan. Yakinkan alat tersebut
berfungsi dengan baik. SEGERA klem
selang dada jika alat tak berfungsi dengan
baik.
10. Periksa selang dada terhadap adanya
kebocoran terutama pada daerah konektor
dan kemungkinan selang tertekuk/
terpelintir. Cek produk drainase (warna,
jumlah, dll)
11. Anjurkan klien untuk tarik napas panjang 5
kali.
12. Lakukan klem selang dada selama
tindakan perawatan (klem selang dada
dilakukan di dua tempat, yaitu dekat
ujung insersi selang ke dada dan dekat
botol penampung.
13. Buka set steril, tuangkan antiseptik, NaCl
0,9%
14. Gunakan sarung tangan bersih/ pinset
untuk membuka balutan.
15. Lepas balutan luka pada insersi selang
dada, cek ulang adanya suara berdesis.
16. Lepaskan sarung tangan bersih dan ganti
dengan sarung tangan steril.
17. Lakukan desinfeksi dengan kassa betadin
dibagian insersi dan selang dada
sepanjang 8 – 10 cm.
18. Bilas dengan NaCl dan ditutup dengan
kassa steril. Hati hati dengan benang
jahitan jangan sampai tertarik
simpulnya.
19. Lakukan fiksasi selang dada dengan
baik dan benar.
20. Buka klem selang dada dan yakinkan alat
WSD berfungsi kembali.
21. Ganti botol WSD dan cairan desinfektan jika
diperlukan.
22. Bereskan kembali alat-alat yang telah
digunakan.
23. Rapihkan klien dan atur posisi tidur yang
nyaman bagi klien dan anjurkan klien untuk
tetap berlatih nafas dalam.

24. Cuci tangan.


Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif;
2. Simpulkan hasil kegiatan;
3. Berikan reinforcement positif;
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya;
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan;
2. Catat respon klien terhadap tindakan;
1. Nama dan paraf perawat.
SUMBER PUSTAKA Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Brown and Edward. 2015. Medical Surgical
Nursing 4th Edition. Elsevier
Brunner & suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan
2. Medikal Bedah, volume 2. EGC: Jakarta
PERAWATAN
TRAKEOSTOMI
1. Konsep

Tracheostomy adalah suatu tindakan dengan membuka dinding


depan atau anterior trakea untuk mempertahankan jalan napas
agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan napas
bagian atas. Tracheostomy adalah prosedur dimana dibuat
lubang kedalam trakea (Smeltzer & Bare, 2008). Tracheostomy
dapat menetap atau permanent. Tracheostomy dilakukan untuk
memintas suatu obstuksi jalan napas atas, untuk membuang
sekresi trakeobronkial, untuk memungkinkan penggunaan
ventilasi mekanis jangka panjang, untuk mencegah aspirasi
sekresi oral atau lambung pada klien tidak sadar atau paralise
(dengan menutup trakea dari esophagus), dan untuk mengganti
selang endotrakea, ada banyak proses penyakit dan kondisi
kedaruratan yang membuat tracheostomy diperlukan.
Tracheostomy dilakukan jika terdapat sumbatan mekanis pada
jalan napas dan gangguan non obstruksi yang mengubah
ventilasi.
Gejala-gejala yang mengindikasikan adanya obstruksi pada jalan
napas, diantaranya:
a. Timbulnya dispneu dan stridor eskpirasi yang khas pada
obstruksi setinggi atau di bawah glotis
b. Klien tampak pucat atau sianotik
c. Disfagia
d. Cedera parah pada wajah dan leher
e. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan

sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi.


2. Jenis Tindakan Tracheostomy

a. Surgical Tracheostomy Tipe ini dapat sementara dan


permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi dibuat
diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.
b. Percutaneous Tracheostomy Tipe ini hanya bersifat sementara
dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan
lubang diantara cincin trakea, Karena lubang yang dibuat lebih
kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak
meninggalkan scar. Kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih
kecil.
3. Jenis Pipa Tracheostomy

a. Cuffed Tubes: Selang dilengkapi dengan balon yang dapat

diatur sehingga memperkecil risiko timbulnya aspirasi.


b. Uncuffed Tubes: Digunakan pada tindakan tracheostomy

dengan penderita yang tidak mempunyai risiko aspirasi.


c. Silver Negus Tubes: Terdiri dua bagian pipa yang digunakan
untuk tracheostomy jangka panjang. Tidak perlu terlalu sering
dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri.
d. Fenestrated Tubes: Tracheostomy ini mempunyai bagian yang

terbuka di sebelah posteriornya, sehingga penderita masih


tetap merasa bernapas melewati hidungnya. Selain itu, bagian
terbuka ini memungkinkan penderita untuk dapat berbicara.
4. Tujuan Pemasangan Trakheostomy adalah:

a. Sebagai bypass pada obstruksi jalan nafas


b. Mengeluarkan sekresi trakheobronchial
c. Untuk penggunaan ventilasi mekanik jangka panjang
d. Mencegah aspirasi sekresi oral/ gastrik pada pasien tdk
sadar/ paralisis
e. Mengganti ETT (Endo Trakheal Tube)

5. Tujuan Perawatan Trakheosomy


a. Menjaga keutuhan jalan nafas.
b. Mencegah infeksi
c. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakheostomi

6. Indikasi Tindakan
Klien dengan lubang stoma pada trakhea
7. SOP Trakeostomi

SOP Perawatan Trakheostomy


Persiapan Alat 1. Stetoskop
2. Perlak/ pengalas
3. Bak instrumen steril
4. Kom (2 besar, 1 kecil)
5. Cairan H2O2
6. Cairan NS
7. Sarung tangan bersih dan steril
8. Kassa
9. Lidi swab
10. Sikat pembersih
11. Korentang
12. Bengkok
13. Tali pengikat trakheostomi
14. Gunting
15. Tromol kasa, kaca mata pelindung,
skort (bila perlu)
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan
Lingkungan
mengidentifikasi klien dengan memeriksa
identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail
tempat tidur.
Pelaksanaan 1. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
(supine/ semifowler)
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien
(frekuensi nafas, suara nafas, saturasi oksigen)
3. Melakukan prosedur suction (jika pasien
menunjukkan adanya suara nafas tambahan
ronchi/ rales), Pastikan pasien tetap
mendapatkan terapi oksigen selama prosedur
4. Membersihkan trakheostomy:
a. Tuangkan H2O2 pada kom steril (1 buah)
b. Tuangkan NS pada kom steril (1 kom
besar, 1 kom kecil)
c. Pakai sarung tangan bersih dan ambil
inner canula pada pasien
d. Masukkan inner canula kedalam kom
berisi H2O2
e. Bersihkan area sekeliling
lubang trakheostomy dengan NS (lidi
swab, kassa)
f. Ganti tali pengikat trakheostomy,
potong tali
yang lama setelah tali yang baru
terpasang
g. Lepaskan sarung tangan bersih, gunakan
sarung tangan steril
h. Sikat inner canula yang telah direndam
dalam H2O2 pada bagian luar maupun
dalam
i. Bilas inner canula dengan cairan NS
hingga bersih, keringkan dengan kassa
steril
j. Pasang kembali inner canula pada
lubang trakheostomy, cek kepatenannya
5. Ambil pengalas, rapikan klien dan kembalikan
ke posisi yang nyaman
6. Bersihkan alat
7. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
8. Lakukan evaluasi (cek frekuensi nafas,
saturasi oksigen)
Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif;
2. Simpulkan hasil kegiatan;
3. Berikan reinforcement positif;
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya;
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan;
2. Catat respon klien terhadap tindakan;
Nama dan paraf perawat.

SUMBER PUSTAKA Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan


Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Brown and Edward. 2015. Medical Surgical Nursing
9. 4th Edition. Elsevier
TOURNIQUET
TEST
1. Konsep

Tourniquet Tes atau Rumple Leed Test merupakan suatu metode


diagnostik untuk menentukan kecenderungan perdarahan pada
pasien. Prosedur ini dilakukan dengan cara melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk
uji kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit. Prosedur ini
umumnya dilakukan pada pasien dengan Demam Berdarah
Dengue untuk mengidentifikasi adanya perdarahan dibawah kulit
(ptekiea). Torniquet test/ Rumple Leed Test merupakan metode
diagnostik klinis untuk menentukan kecenderungan perdarahan
pada pasien yang berguna menilai kerapuhan dinding kapiler dan
digunakan untuk mengidentifikasi trombositopenia.

Uji Tourniquet merupakan tes yang sederhana untuk melihat


gangguan pada vaskuler maupun trombosit. Tes ini akan positif
bila ada terdapat bintik bintik berwarna merah, yang menandakan
adanya pecahnya pembuluh darah, hal tersebut dikarenakan
adanya penurunan jumlah trombosit yang menyebabkan
pecahnya pembuluh darah. Uji Tourniquet sebagai manifestasi
perdarahan kulit paling ringan. Petekie merupakan manifestasi
perdarahan yang paling sering dijumpai, yaitu pada 51%
penderita. Di daerah endemis DBD, uji Tourniquet merupakan
pemeriksaan penunjang preasumtif bagi diagnosis DBD, dilakukan
pada anak yang menderita demam lebih dari 2 hari tanpa sebab
yang jelas. Sebagian orang mungkin menunjukkan hasil positif
tergantung pada tekstur, ketipisan, dan suhu kulit, sehingga uji
Tourniquet ini bukan merupakan satu-satunya pemeriksaan yang
dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis DBD. Untuk
memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darah ,
terutama pemeriksaan kadar jumlah trombosit (Brown, 2015).

Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat


yang diperlukan untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan
darah dipacu ke titik antara tekanan darah sistolik dan diastolik
selama lima menit, maka tes ini akan dinilai. Tes positif jika ada
10 atau lebih petechiae per inci persegi. Dalam DBD tes biasanya
memberikan hasil positif yang pasti dengan 20 petechiae atau
lebih. Menurut WHO peningkatan jumlah petechiae pada tes
tourniquet dilakukan penghitungan jumlah petekie dalam
daerah seluas 1 inci 2 (1 inci = 2,5 cm) dimana saja yang paling
banyak petekienya termasuk di bawah fosa cubiti dan bagian
dorsal lengan dan tangan (Smeltzer, 2008).
2. Tujuan
a. Membantu penegakan diagnosis DHF secara dini.
b. Mengetahui tanda-tanda perdarahan yang sering terjadi,
seperti petekie
c. Menilai kerapuhan dinding kapiler

3. Indikasi Tindakan
Untuk mendukung diagnose DBD dan ITP
4. SOP Rumple Tes

SOP Praktikum Rumple Leed Test


Persiapan Alat 1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Handscoen
4. Stopwatch/Arloji
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam, perkenalkan nama dan
Lingkungan mengidentifikasi klien dengan memeriksa
identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail
tempat tidur.
Pelaksanaan 1. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya
b. Perkenalkan nama dan tanggung jawab
perawat
c. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga
d. Berikan kesempatan klien untuk bertanya
2. Tahap Kerja
a. Cuci tangan
b. Siapkan alat
c. Dekatkan peralatan pada klien
d. Atur posisi klien agar nyaman
e. memakai handscoen
f. Ukur tekanan sistole dan diastole, ambil
rata- ratanya
g. Lakukan bendungan pada lengan atas pada
tekanan rata-rata tersebut, maksimal 100
mmHg dan pertahankan selama 10 menit
h. Lepaskan ikatan sphygmomanometer dan
amati pada daerah yang terbendung
spygmomanometer
i. Baca hasilnya pada volar lengan bawah
kira-kira 4 cm di bawah lipatan siku dengan
diameter 5 cm
j. Interpretasikan hasil:
a. Positif (+) jika ptekie ≥ 10 buah
b. Negatif (-) atau Normal jika ptekie < 10
buah
k. Beritahu klien bahwa prosedur telah selesai
l. Rapikan alat
m. Lepaskan handscoen
n. Cuci tangan
Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif
2. Simpulkn hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan,
tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat respon klien terhadap tindakan
3. Nama dan paraf perawat
SUMBER PUSTAKA Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta.
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer S.C., & Bare, B.G. 2008. Text book medical
4. surgical nursing, 8th ed, Philadelphia, Mosby
company.
TRANSFUSI
DARAH
1. Konsep

Transfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen


darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk
berbasis darah dari satu orang ke sistem peredarah orang
lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan
trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk
sel darah merah.
Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang membutuhkan darah dengan cara
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
transfusi. Pemberian transfusi darah digunakan untuk
memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki kadar
hemoglobin dan protein serum. Pada tahun 1900 Dr. Loustiner
menemukan 4 macam golongan darah yakni: A, B, AB, dan O.

2.Tujuan
a. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah
pembedahan, trauma atau perdarahan.
b. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut
oksigen (transfusi darah dapat meningkatkan kadar Hb
dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen).
c. Memperbaiki volume darah tubuh.
d. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi
darah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal
ini karena dalam darah mempunyain komponen leukosit
yang berperan sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat
asing).
e. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi
dapat meningkatkan fungsi trombosit yang berperan penting
dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah
terjadinya perdarahan.

3.Indikasi Tindakan

Darah Utuh (Whole Blood)

a. Untuk mengatasi perdarahan >30% Total Blood Volume


(TBV), sedangkan pada bayi indikasi jika kehilangan >10%
TBV
b. Perdarahan akut
c. Syok hipovolemi
d. Bedah mayor dengan perdarahan >1500ml Darah Endap
(Packed Red Cell)
a. Pada anemia yang disertai penurunan volume darah:

anemia hemolitik, anemia hipoplastik kronik, leukimia


akut, leukimia kronik, penyakit keganasan,
thalasemia, gagal ginjal kronis.
b. Perdarahan kronik yang ada tanda ‘oksigen need’

(sesak nafas, mata berkunang-kunang, palpitasi,


pusing dan gelisah.
Konsentrat Trombosit
a. Trombositopenia dengan perdarahan, mencegah

perdarahan pada keadaan dimana ada erosi yang


dapat berdarah bila kadar <35.000/mm

b. Untuk mencegah perdarahan spontan bila kadar


trombosit <15.000/mm
c. Perdarahan dengan trombositopenia akibat transfusi
masif, DHF, Trombositopathy, leukimia atau anemia
aplastik dengan perdarahan.
4.Kontra indikasi Tindakan
a. Hb, jumlah leukosit, eritrosit pasien yang tidak
normal
b. Pasien dengan tekanan darah rendah
c. Transfusi dengan golongan darah yang berbeda
d. Transfusi darahan dengan sumber donor berpenyakit
seperti HIV/AIDS, Hepatitis B.
5.Komplikasi
a. Hemolisis akut
b. Hemolisis kronis
c. Reaksi alergi
d. Demam non-hemolitik
e. Transfusion Releated Acute Lung Injury (TRALI)
f. Transfussion Associated
g. Keracunan sitrat
h. Infeksi
6. SOP Transfuse Darah

SOP Transfusi Darah


Persiapan Alat 1. Standar Infus
2. Set Transfusi (Tranfusi Set)
3. Botol berisi NaCl 0,9%
4. Produk darah yang benar sesuai program medis
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alkohol
8. Plester
9. Gunting
10. Kassa steril
11. Betadine
12. Sarung tangan
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam, perkenalkan nama
Lingkungan dan mengidentifikasi klien dengan
memeriksa identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup
siderail
tempat tidur.
Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol
untuk digunakan setelah transfusi darah
4. Gunakan slang infus yang mempunyai filter
(slang 'Y'
atau tunggal).
5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% terlebih
dahulu sebelum pemberian transfusi darah
6. Lakukan terlebih dahulu transfusi darah
dengan memeriksa identifikasi kebenaran
produk darah : periksa kompatibilitas dalam
kantong darah, periksa kesesuaian dengan
identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya,
dan periksa adanya bekuan
7. Buka set pemberian darah
a. Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
b. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada
posisi off
8. Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
a. Tusuk kantong NaCl 0,9%
b. Isi slang dengan NaCl 0,9%
c. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan
hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
d. Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
e. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari
telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian)
f. Buka klem pengatur bagian bawah dan
biarkan slang terisi NaCl 0,9%
g. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2
kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian
tusuk kantong darah pada tempat penusukan
yang tersedia dan buka klem pada slang dan
filter terisi darah
9. Cara transfusi darah dengan slang tunggal
a. Tusuk kantong darah
b. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari
telunjuk sehingga filter terisi sebagian
c. Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi
darah
10. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV
dengan membuka klem pengatur bawah
11. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5
menit
a. selama 15 menit pertama, dan tiap 15 menit
selama 1
jam berikutnya
12. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang
dengan NaCl 0,9%
13. Catat type, jumlah dan komponen darah yang
di berikan
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif


2. Simpulkn hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik

Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal


dan jam pelaksanaan
2. Catat respon klien terhadap tindakan
Nama dan paraf perawat
SUMBER PUSTAKA Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta.
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004.
Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer S.C., & Bare, B.G. 2008. Text book
medical surgical nursing, 8th ed,
Philadelphia, Mosby company
ANALISA GAS
DARAH/ AGD
1. Konsep

Analisa gas darah merupakan suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk


mengetahui kecukupan oksigensi, ventilasi, dan status asam basa.
Asam adalah ion hidrogen atau donor proton. Suatu cairan dianggap
asam apabila mampu menyumbangkan atau melepas ion H+. Basa
adalah ekseptor proton. Suatu cairan dikatan basa apabila mampu
menerima ion H+. Pada pemeriksaan AGD akan diketahui status: pH,
PaO2, PaCO2, SaO2, dan untuk fungsi yang normal dari semua enzim
dan proses metabolisme sel-sel tubuh maka diperlukan suasana asam
basa yang baik. Gangguan pernafasan sedikit saja dapat menyebabkan
retensi CO2 yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH darah.
Stabilisasi pH merupakan syarat mutlak untuk menjamin kehidupan
dan kemampuan bertahan hidup. Mekanisme pertahanan tubuh untuk
menjaga PH dalam batas aman meliputi: mekanisme pengendalian
pernafasan (paru-paru), mekanisme pengendaliam ion hidrogen di
ginjal dan sistem buffer (penyangga).

2. Indikasi pemeriksaan AGD


1) Mengevaluasi adanya gangguan ventilasi, gangguan asam basa, dan
memonitor
2) keefektifan terapi.
3) Mentitrasi aliran oksigen yang tepat
4) Mengetes kelayakan klien untuk penggunaan oksigen di rumah.
3. Prosedur pemeriksaan AGD
a. Spesimen darah arteri sebanyak 3 – 5 ml dimasukkan ke dalam spuit
yang telah terisi heparin.
b. Tuliskan pada sisi spuit: nama klien, No RM, tanggal, jam
pengambilan darah.
c. Hasil akan dilaporkan dan kemudian dibandingkan dengan tanda
klinis pasien.
4. Keseimbangan Asam-Basa
Keseimbangan yang menjadi fokus pemeriksaan adalah dalam darah
arteri, karena darah ini yang membawa oksigen dan nutrisi sampai
tingkat sel-sel di jaringan. Untuk mendapatkan data tersebut maka
diperlukan sampel darah dari arteri. Darah yang diambil harus
dipertahankan tidak membeku dengan menambahkan zat
antikoagulasi, yaitu heparin di dalam spuit sample. Selanjutnya, sample
diperiksa secara anaerobik. Empat parameter pokok yang penting
untuk diagnosa keadaan akut dan memulai terapi adalah: PaO2, pH,
PaCO2, dan BE.
5. Nilai normal:
pH : Dewasa 7,35 - 7,45; Anak = 7,36 – 7,44
PaCO2: 35 - 45 mmHg
HCO3 : 21 – 25 mMol/L
PaO2 : 80 – 100 mmHg
BE: -2 - +2
SaO2 : 95 – 99 %
Data gas darah dapat dibaca berdasarkan kriteria normalitas tersebut.
Data gas darah minimal harus dalam satu paket yang meliputi pO2, pH,
pCO2, dan BE. PO2 < 80 mmHg menunjukkan keadaan hipoksia yang
menyebabkan sel melakukan metabolisme anaerob. Sebaliknya PO2 >
100 menunjukkan hiperoksia, keadaan yang ditimbulkan oleh
pemberian oksigen yang berlebihan. Hiperoksia yang berlangsung lama
dapat menimbulkan oxygen-toxicity.
Selanjutnya, untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap terkait
penyimpangan keseimbangan asam basa telah diikuti kompensasi atau
kompensasi mulai lemah atau terjadi Kelainan ganda, dapat dibaca
dengan menggunakan diagram
ERS berikut ini:
Diagram ERS
PH Accidosis <7,35 7,45> Alkalosis
PCO2 Hypercarbia >45 35< Hypocarbia
BE Accidosis <-2 +2> Alkalosis

6. Cara interpretasi hasil AGD


a. Perhatikan pH untuk menentukan keadaan asidosis atau
alkalosis, jika pH normal lihat nilai BE.
b. Tentukan penyebab primer/ utama dari keadaan tersebut:
 PaCO2: jika penyimpangan searah dengan pH maka
respiratorik
 BE, HCO3: jika penyimpangan searah dengan pH
maka metabolic
c. Tentukan apakah sudah ada kompensasi
Apabila PaCO2 atau BE sudah menyimpang ke arah yang
berlawanan dengan pH artinya sudah ada kompensasi. Jika
tidak ada kompensasi disebut asidosis atau alkalosis murni.
d. Perhatikan kondisi klinis pasien.

7. SOP Pengambilan darah Arteri

SOP Pengambilan darah arteri


Persiapan Alat
1. Perlak
2. Spuit 3 cc
3. Heparin
4. Handscoon bersih
5. Kapas alkohol
6. Bengkok
7. Kassa steril
Persiapan Klien & 1. Memberikan salam, perkenalkan nama
Lingkungan dan mengidentifikasi klien dengan
memeriksa identitas
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Beri kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien (menutup tirai/sketsel)
5. Mengatur posisi nyaman dan menutup siderail
tempat tidur.
Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pakai handscoon
4. Pasang perlak di area penyuntikan.
5. Dekatkan alat-alat ke dekat klien
6. Buka bungkus spuit 3 cc tanpa mengkontaminasi
jarumnya, masukkan heparin (2strip) ke dalam
spuit.
7. Lakukan palpasi di area penyuntikan untuk
mencari arteri:
a. Arteri radialis: posisikan lengan dalam posisi
abdukssi dengan telapak tangan menghadap
keatas. Bagian bawah pergelangan tangan
dapat diganjal bantal kecil bila perlu.
b. Arteri brakialis: lengan pasien dalam posisi
ekstensi maksimal.
8. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas
alcohol & biarkan kering dengan gerakan
melingkar dari pusat ke tepi, pegang kapas
dengan jari lain /letakkan pada kulit pasien.
Oleskan juga kapas alkohol pada ujung jari
tangan yang akan digunakan untuk meraba nadi.
9. Lepaskan tutup jarum letakkan pada tempat
yang aman
10. Lakukan penusukan pada arteri dengan
sudut 45o (arteri brakialis) atau 30o (arteri
radialis) dengan arah jarum menghadap keatas.
Pilih arteri yang nadinya teraba
paling kuat.
11. Setelah tampak darah pada, maka spuit akan
terdorong oleh tekanan darah (penderita
hipotensi: spuit dapat ditarik pelan-pelan).
12. Setelah jumlah darah terpenuhi kemudian
cabut jarum dan spuit dari tangan pasien
menggunakan tangan kanan.
13. Tangan kiri langsung melakukan penekanan
pada area penusukan dengan kassa steril selama
5-10 menit untuk menghentikan perdarahan.
14. Tangan kanan mengatur keluar udara dari
spuit dan menusukkan ujung jarum pada karet
penutup yang sudah dipersiapkan (untuk
mencegah udara masuk ke dalam spuit)
15. Spuit yang sudah berisi darah diberi label:
nama, No RM, tanggal dan jam pengambilan
darah
16. Letakkan spuit pada container untuk dibawa
ke laboratorium
17. Tutup dengan kasa seril dan plester pada
tempat tusukan sesudah perdarahannya
berhenti.
18. Atur posisi pasien Kembali
19. Lepaskan sarung tangan
20. Rapikan alat
Evaluasi 1. Evaluasi hasil subjektif dan objektif
2. Simpulkn hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan
2. Catat respon klien terhadap tindakan
Nama dan paraf perawat

SUMBER PUSTAKA Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental


Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta.
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer S.C., & Bare, B.G. 2008. Text book medical
surgical nursing, 8th ed, Philadelphia, Mosby
company
VIII. PENILAIAN
1. Persiapan Alat = 10 %
2. Persiapan pasien dan lingkungan = 10 %
3. Prosedur Tindakan = 70 %
4. Evaluasi =5%
5. Dokumentasi =5%
TUGAS RESUME
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1.Praktikum Perekaman dan interpretasi EKG

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

1. Jelaskan prosedur Perekaman dan interpretasi EKG


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Tanda Tangan Tanda Tangan


Dosen Pembimbing Mahasiswa

2.Praktikum Teknik Fisioterapi Dada &Teknik


postural drainage

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

Jelaskan prosedur Teknik Fisioterapi Dada &Teknik


postural drainage
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Tanda Tangan Tanda Tangan


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Nebulisasi/inhalasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

1. Jelaskan prosedur Nebulisasi/inhalasi


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Tanda Tangan Tanda Tangan


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Prosedur Suctioning


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

Jelaskan prosedur Prosedur Suctioning


1.
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Tanda Tangan Tanda Tangan


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Terapi O2
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

Jelaskan prosedur Terapi O2


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Tanda Tangan Tanda Tangan
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Perawatan WSD

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

Jelaskan prosedur Perawatan WSD


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Tanda Tangan Tanda Tangan


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Perawatan Trakheostomi


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

Jelaskan prosedur Perawatan Trakheostomi


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Tanda Tangan Tanda Tangan
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Tourniquet test

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

Jelaskan prosedur Tourniquet test


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Tanda Tangan Tanda Tangan
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Transfusi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

Jelaskan prosedur Transfusi


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Tanda Tangan Tanda Tangan
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum Teknik pengambilan darah arteri dan


interpretasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

1. Jelaskan prosedur Teknik pengambilan darah arteri


dan interpretasi
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Tanda Tangan Tanda Tangan
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Praktikum AGD/Analisa Gas Darah


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !

1. Jelaskan prosedur AGD/Analisa Gas Darah


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………...
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

Tanda Tangan Tanda Tangan


Dosen Pembimbing Mahasiswa
RUBRIK PENILAIAN OSCE
(sesuai dengan perasat yang diujikan)

STATION : ...............................................................

SKOR (S) BOB NILAI


KOMPETE
OT (S X
NSI 0 1 2 3
(B) B)
Peserta Peserta Peserta Peserta 2
ujian ujian ujian ujian
tidak memfasilit memfasilit memfasilit
memfasi asi klien asi klien asi klien
litasi untuk untuk untuk
klien menceritak menceritak menceritak
untuk an an an
mencerit kesakitann kesakitann kesakitann
1. Pengakaj akan ya, namun ya, namun ya, dengan
ian kesakita sebagian sebagian pertanyaa
nnya besar kecil n-
pertanyaa pertanyaa pertanyaa
n tidak n tidak n yang
mengarah mengarah sesuai
pada pada untuk
informasi informasi mengarah
yang yang pada
relevan, relevan, informasi
akurat dan akurat dan yang
adekuat adekuat relevan,
akurat dan
adekuat

Peserta Pesertauji Pesertauji Pesertauji 2


ujian an an an
tidak melakukan melakukan melakukan
melakuk 3-4 tehnik 3-4 tehnik seluruh
an pengkajian pengkajian tehnik
pemerik secara secara pengkajian
saan aman aman, secara
fisik. namun lengkap aman,
tidak dan lengkap
lengkap namun dan
dan tidak kurang sistematis
sistematis sistematis 1. Keada
an
Umum
2. Status
cairan
3. Tanda
– tanda
vital
4. Abdom
en: BU

2. Implem Peserta Peserta Peserta Peserta 5


entasi ujian ujian ujian ujian
tidak melakukan melakukan mampu
melakuk prinisip 5 prinsip melakukan
an pemasang pemasang pemasang
pemasa an infus an infus an infus
nganinfu kurang secara dan dapat
s. sistematis lengkap melakukan
namun namun semua
masih kurang prinsip
dalam sistematik pemasang
batas yang an infus,
aman sebagai
berikut:
1. Mencu
ci
tanga
n
sebelu
m dan
setela
h
tindak
an
2. Persia
pan
alat
secara
lengka
p,
3. Ukura
n
jarum
sesuai
denga
n
indika
si
pasien
4. Prose
dur
pemas
angan
infus
secara
tepat
dan
sistem
atis
5. Memp
ertaha
n kan
prinsip
asepti
k
denga
n
tepat

3. Perilaku Peserta Meminta Meminta Memintaizi


Profesio ujian izin secara izin secara n
nal tidak lisan dan1- lisan dan secaralisa
meminta 2 poin 3 poin n dan
izin berikut : berikut: melakukan
secara 1. Melaku 1. Melaku di bawah
lisan kan kan ini secara
dan setiap setiap lengkap:
sama tindaka tindaka 1. Melaku
sekali n n kan
tidak denga denga setiap
melakuk n n tindaka
an poin berhati berhati n
berikut: -hati -hati denga
1. Melak dan dan n
ukans teliti teliti berhati
etiap sehing sehing -hati
tindak ga ga dan
an tidak tidak teliti
denga memb memb sehing
n ahayak ahayak ga
berhat an an tidak
i-hati Klien Klien memb
dan dan dan ahayak
teliti diri diri an
sehin sendiri sendiri Klien
gga 2. Memp 2. Memp dan
tidak erhatik erhatik diri
memb an an sendiri
ahaya kenya kenya 2. Memp
kan manan manan erhatik
Klien Klien Klien an
dan 3. Melaku 3. Melaku kenya
diri kan kan manan
sendir tindaka tindaka Klien
i n n 3. Melaku
2. Memp sesuai sesuai kan
erhati priorita priorita tindaka
kan s s n
kenya 4. Menun 4. Menun sesuai
mana jukan jukan priorita
n rasa rasa s
Klien hormat hormat 4. Menun
3. Melak kepad kepad jukan
ukanti aKlien a Klien rasa
ndaka 5. Melaku 5. Melaku hormat
n kan kan kepad
sesuai komuni komuni aKlien
priorit kasi kasi 5. Melaku
as terape terape kan
4. Menu utik utik komuni
njuka kasi
n rasa terape
horma utik
t
kepad
a
Klien
5. Melak
ukan
komu
nikasi
terape
utik.

SKOR (S) BOB NILAI


KOMPETE
OT (S X
NSI 0 1 2 3
(B) B)
Peserta Peserta Peserta Peserta 2
ujian ujian ujian ujian
tidak memfasilit memfasilit memfasilit
memfasi asi klien asi klien asi klien
litasi untuk untuk untuk
klien menceritak menceritak menceritak
untuk an an an
mencerit kesakitann kesakitann kesakitann
4. Pengkaji akan ya, namun ya, namun ya, dengan
an kesakita sebagian sebagian pertanyaa
nnya besar kecil n-
pertanyaa pertanyaa pertanyaa
n tidak n tidak n yang
mengarah mengarah sesuai
pada pada untuk
informasi informasi mengarah
yang yang pada
relevan, relevan, informasi
akurat dan akurat dan yang
adekuat adekuat relevan,
akurat dan
adekuat

Peserta Pesertauji Pesertauji Pesertauji 2


ujian an an an
tidak melakukan melakukan melakukan
melakuk 3-4 tehnik 3-4 tehnik seluruh
an pengkajian pengkajian tehnik
pemerik secara secara pengkajian
saan aman aman, secara
fisik. namun lengkap aman,
tidak dan lengkap
lengkap namun dan
dan tidak kurang sistematis
sistematis sistematis 5. Keada
an
Umum
6. Status
cairan
7. Tanda
– tanda
vital
8. Abdom
en: BU
5. Implem Peserta Peserta Peserta Peserta 5
entasi ujian ujian ujian ujian
tidak melakukan melakukan mampu
melakuk prinisip 5 prinsip melakukan
an pemasang pemasang pemasang
pemasa an infus an infus an infus
nganinfu kurang secara dan dapat
s. sistematis lengkap melakukan
namun namun semua
masih kurang prinsip
dalam sistematik pemasang
batas yang an infus,
aman sebagai
berikut:
6. Mencu
ci
tanga
n
sebelu
m dan
setela
h
tindak
an
7. Persia
pan
alat
secara
lengka
p,
8. Ukura
n
jarum
sesuai
denga
n
indika
si
pasien
9. Prose
dur
pemas
angan
infus
secara
tepat
dan
sistem
atis
10. Memp
ertaha
n kan
prinsip
asepti
k
denga
n
tepat
6. Perilaku Peserta Meminta Meminta Memintaizi
Profesio ujian izin secara izin secara n
nal tidak lisan dan1- lisan dan secaralisa
meminta 2 poin 3 poin n dan
izin berikut : berikut: melakukan
secara 6. Melaku 6. Melaku di bawah
lisan kan kan ini secara
dan setiap setiap lengkap:
sama tindaka tindaka 6. Melaku
sekali n n kan
tidak denga denga setiap
melakuk n n tindaka
an poin berhati berhati n
berikut: -hati -hati denga
6. Melak dan dan n
ukans teliti teliti berhati
etiap sehing sehing -hati
tindak ga ga dan
an tidak tidak teliti
denga memb memb sehing
n ahayak ahayak ga
berhat an an tidak
i-hati Klien Klien memb
dan dan dan ahayak
teliti diri diri an
sehin sendiri sendiri Klien
gga 7. Memp 7. Memp dan
tidak erhatik erhatik diri
memb an an sendiri
ahaya kenya kenya 7. Memp
kan manan manan erhatik
Klien Klien Klien an
dan 8. Melaku 8. Melaku kenya
diri kan kan manan
sendir tindaka tindaka Klien
i n n 8. Melaku
7. Memp sesuai sesuai kan
erhati priorita priorita tindaka
kan s s n
kenya 9. Menun 9. Menun sesuai
mana jukan jukan priorita
n rasa rasa s
Klien hormat hormat 9. Menun
8. Melak kepad kepad jukan
ukanti aKlien a Klien rasa
ndaka 10. Melaku 10. M hormat
n kan elakuk kepad
sesuai komuni an aKlien
priorit kasi komuni 10. M
as terape kasi elakuk
9. Menu utik terape an
njuka utik komuni
n rasa kasi
horma terape
t utik
kepad
a
Klien
10. M
elakuk
an
komu
nikasi
terape
utik.

Global performance

Beritanda (√) pada kolom yang


disediakansesuaidenganpenilaianAndasecaraumumterhadapkemamp
uan PesertaUjian

TIDAK BORDERLINE LULUS SUPERIOR


LULUS

Anda mungkin juga menyukai