LARING FARING
MODUL IV.14
ABSES RUANG LEHER DALAM
EDISI II
KOLEGIUM
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
1
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
DAFTAR ISI
A. WAKTU.........................................................................................................2
B. PERSIAPAN SESI.........................................................................................2
C. REFERENSI...................................................................................................2
D. KOMPETENSI...............................................................................................3
E. GAMBARAN UMUM...................................................................................4
F. CONTOH KASUS.........................................................................................4
G. TUJUAN PEMBELAJARAN........................................................................4
H. METODA PEMBELAJARAN.......................................................................5
I. EVALUASI....................................................................................................5
J. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF............................6
K. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR.....................9
L. DAFTAR TILIK...........................................................................................12
M. MATERI PRESENTASI..............................................................................14
N. MATERI BAKU...........................................................................................18
1
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
A. WAKTU
B. PERSIAPAN SESI
C. REFERENSI
2
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
D. KOMPETENSI
1. Kompetensi Umum
2. Kompetensi Khusus
3
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
F. CONTOH KASUS
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri telan
sejak 4 hari yang lalu, makin lama keluhan makin berat disertai demam.
Penderita mengeluh tidak bisa makan dan minum. Sejak 1 hari yang lalu,
suara penderita berubah seperti menggumam dan tidak bisa buka mulut.
Tidak ada sesak napas.
G. TUJUAN PEMBELAJARAN
Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk
alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian
kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan
menatalaksana abses ruang leher dalam seperti yang telah disebutkan diatas,
yaitu :
1. Menguasai anatomi, fisiologi fasial leher dan ruang leher dalam
2. Mampu menjelaskan etiologi, patofisiologi dan gambaran klinis abses
ruang leher dalam
3. Membuat diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan tambahan.
4. Menjelaskan dan melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
foto leher AP/lateral, CT scan leher/ pungsi aspirasi.
5. Menjelaskan dan melaksanakan penatalaksanaan abses ruang leher dalam
6. Memberikan terapi antibiotik empirik sambil menunggu hasil kultur dan
tes sensitivitas
7. Melakukan work-up pada penderita abses leher dalam (follow-up
selanjutnya)
4
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
H. METODA PEMBELAJARAN
Interactive lecture
Small group discussion
Peer assisted learning (PAL)
Bedside teaching
Task based medical education
Interactive lecture
Journal reading and review
Case simulation and investigation exercise
Equipment characteristics and operating instructions
Case study
Demonstration and coaching
Simulation and real examination exercises (physical and device)
Operative procedure demonstration and coaching
Practice with real clients
Continuing professional development
I. EVALUASI
1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk essay dan oral
sesuai dengan tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai
kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengidentifikasi
kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas :
Anatomi, fisiologi dan patologi fasial leher dan ruang leher dalam
Penegakan diagnosa
Penatalaksanaan
Follow up
2. Selanjutnya dilakukan “small group discussion” bersama dengan
fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas
isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan
yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian.
3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, mahasiswa diwajibkan untuk
mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar
dalam bentuk role-play dengan teman-temannya (Peer Assisted
Learning) atau SP (Standardized Patient). Pada saat tersebut, yang
bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun
belajar yang dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi
(Peer Assisted Evaluation). Setelah dianggap memadai, melalui metoda
bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik
mengaplikasikan penuntun belajar kepada model anatomik dan setelah
5
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
6
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
2. The clinical presentation of deep neck space infections does not include
which of the following?
a. Fever and pain
b. Localized maculopapular rash
c. Localized swelling
d. Ptosis and contraction of the ipsilateral pupil
e. Dysphagia and odynophagia
Jawaban : B
c. Abses retrofaring
d. Abses peritonsil
e. Abses tonsil
Jawaban : D
2. Penanganan apa yang sebaiknya dilakukan pertama kali?
a. Antibiotik
b. Antibiotik, Anti-inflamasi
c. Antibiotik, Analgesik, Anti-inflamasi
d. Insisi
e. Insisi, Drainase
Jawaban : E
4. Hasil terbanyak biakan kuman dari pus pemeriksaan pada pasien tersebut
diatas adalah…..
a. Pseudomonas aeruginosa
b. Kombinasi banyak kuman
c. Kuman gram positif
d. Kuman gram negatif
e. Kuman aerob
Jawaban : B
8
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
Penuntun Belajar
Prosedur Drainase Abses Ruang Leher Dalam
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika
harus berurutan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
1. Nama
2. Diagnosis
3. Informed Choice & Informed Consent
4. Rencana Tindakan
5. Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR
1. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk prosedur drainase abses ruang leher
dalam telah tersedia dan lengkap, yaitu :
2. Alat : sesuai dengan tindakan operasi
3. Bahan : sesuai dengan tindakan operasi
4. Obat : cairan, antibiotik, obat premedikasi, obat
anestesi, lainnya
III. PROSEDUR
1. Abses ruang retrofaring dan ruang bahaya
9
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
11
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
L. DAFTAR TILIK
KEGIATAN NILAI
1. Persiapan Prosedur
1. Alat : sesuai dengan tindakan operasi
2. Bahan : sesuai dengan tindakan operasi
3. Obat : cairan, antibiotik, obat premedikasi, obat
anestesi, lainnya
2. Prosedur
1. Abses ruang retrofaring dan ruang bahaya
3. Posisi penderita : berbaring terlentang, posisi Rose
untuk mencegah aspirasi pus.
4. Insisi melalui pendekatan trans oral, untuk
menghindari terlihatnya jaringan parut dan
kontaminasi jaringan lain di leher.
2. Abses ruang parafaring (ruang faringo maksila) dan
ruang viscera vaskuler
Drainase eksternal yaitu melalui fosa sub maksilaris
o Insisi bentuk T atau hanya insisi horisontal yang
lebih kosmetis
- insisi horisontal sejajar dan dibawah
12
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
mandibula
- insisi vertikal sepanjang tepi depan otot
sternokleidomastoid
Selubung karotis ditelusuri untuk menemukan
rongga abses. Jari operator dimasukkan dibawah
kelenjar submandibula, dan digunakan untuk
diseksi secara tumpul sepanjang venter posterior
otot digastrikus ke dalam ke apeks mastoid, ke
arah prosesus stiloid yang terletak didalam ruang
parafaring.
Dipasang drain terpisah dibagian superior dan
inferior ruang yang telah dibuka. Ujung kornu
majus tulang hyoid merupakan pedoman inferior
penting yang tetap.
3. Abses ruang submandibula
o Abses lidah dan dasar mulut yang berada di
submental space (Ludwig’s angina).
- Insisi horisontal dibuat sepanjang tepi bawah
massa (A).
- Lipatan kulit atas yang sangat terbatas dibuat
untuk mengidentifikasi raphe mylohyoid.
Insisi vertikal dibuat sepanjang raphe (B).
- Rongga abses dimasuki dengan menggunakan
klem bengkok. Otot geniohyoid dapat
diidentifikasi dan dipisahkan (C).
- Drain Penrose kecil dimasukkan. Dilakukan
penutupan otot platysma pada tepi insisi (D).
o Abses leher lateral
- Insisi kulit pendek dan horizontal dilakukan
jika mungkin pada lipatan kulit alamiah, pada
titik yang paling menonjol (E).
- Lipatan kulit atas yang sangat terbatas
dilakukan untuk mengidentifikasi tepi depan
otot sternocleidomastoid. Insisi dilakukan
sepanjang tepi depan ini (F).
- Klem bengkok dimasukkan ke dalam rongga
abses. Ini dapat meluas sampai dibawah
mandibula. Harus dihindarkan arah yang salah
(G).
- Drain Penrose kecil dimasukkan. Dilakukan
penutupan otot platysma pada tepi insisi (H).
4. Abses ruang mastikator
Insisi dibawah mandibula sampai mencapai
periosteum.
Diseksi secara tumpul dilakukan disisi superfisial
13
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
M. MATERI PRESENTASI
Slide 1 : Definisi
Abses ruang leher dalam adalah
abses yang terbentuk di dalam
Slide 3 : Drainase abses ruang retrofaring dan ruang bahaya
15
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
Drainase eksternal
Insisi kira-kira 3 cm dibelakang
kantus lateral atau insisi kening
16
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
History
Physical
Secure
Culture,
CT
No Small Large
Needle
Watch
Impendi
N ng
Clinic Y
Y al
Surgical
N incision
Continue
Dikutip dari
17
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
18
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
N. MATERI BAKU
a. Definisi
Abses ruang leher dalam adalah abses yang terbentuk di dalam ruang
(potensial) leher dalam.
b. Ruang Lingkup
Abses di dalam ruang (potensial) leher dalam meliputi abses yang
terbentuk di:
Ruang sepanjang leher
o Ruang retrofaring
o Ruang bahaya (danger space)
o Ruang prevertebral
o Ruang viscera vaskuler
Ruang terbatas diatas tulang hyoid
o Ruang faringomaksila / ruang parafaring
o Ruang submandibula
o Ruang parotis
o Ruang mastikator
o Ruang peritonsil
o Ruang temporal
Ruang terbatas dibawah tulang hyoid
o Ruang viscera anterior / ruang pre trakea
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium, aspirasi untuk membedakannya dengan
selulitis, imaging (foto rontgen, CT scan, MRI, USG).
d. Penatalaksanaan
Tujuan pertama haruslah menjamin dan memelihara jalan nafas yang
memadai. Kebanyakan penderita hanya memerlukan oksigen dan observasi
ketat. Jika diperlukan jalan nafas buatan, intubasi endotrakea dapat sulit
dilakukan karena abses merubah atau membuntu jalan nafas atas. Jika
intubasi tidak mungkin dilakukan, dilakukan trakeotomi atau
krikotirotomi. Terapi selanjutnya dimaksudkan untuk mengatasi infeksi
dan mencegah komplikasi. Hapir selalu perlu perawatan inap.
Diambil spesimen untuk kultur darah, aspirasi abses dengan jarum untuk
kultur, dan pemberian antibiotika. Resusitasi cairan sering diperlukan.
Pada kebanyakan penderita, terapi medis saja tidak mencukupi, dan
diperlukan drainase bedah.
Drainase bedah diindikasikan untuk penderita dengan abses atau ancaman
terjadinya komplikasi, dan mereka yang keadaannya tidak membaik
19
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
a. Kompetensi
Dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan drainase
abses ruang leher dalam (konsep, teori, indikasi, cara melakukan dan
komplikasi). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan tindakan keterampilan drainase abses ruang leher dalam,
dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi
serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan
keterampilan drainase abses ruang leher dalam dalam konteks praktek
secara mandiri (tingkat kemampuan keterampilan klinis 4).
b. Definisi
Suatu tindakan pembedahan mengeluarkan pus pada ruang potensial leher.
c. Ruang lingkup
Diharapkan seorang dokter PPDS I THT memiliki pengetahuan teoritis
mengenai keterampilan drainase abses ruang leher dalam, pernah melihat
atau pernah didemonstrasikan, pernah menerapkan keterampilan ini
beberapa kali di bawah supervisi, serta memiliki pengalaman untuk
menggunakan dan menerapkan dalam konteks praktek secara mandiri.
d. Indikasi operasi
Infeksi leher dalam yang tidak sembuh dengan terapi konservatif dan
berkembang menjadi abses
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium, aspirasi untuk membedakannya dengan
selulitis, imaging (foto rontgen, CT scan, MRI, USG).
f. Teknik operasi
Menjelang pembedahan
1. Psikologi yaitu mengurangi kecemasan, menerangkan secara jelas
keuntungan dan resiko selama dan setelah operasi. Menerangkan
secara jelas apa saja tindakan yang akan dilakukan selama operasi.
2. Farmakologi, pasien diberi obat penenang 1 jam sebelum tindakan
bedah, bila diperlukan.
20
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
g. Komplikasi
Obstruksi jalan nafas khususnya pada Ludwig’s angina.
Pada diagnosa salah : aneurisma arteriosklerotik arteri karotis interna,
khususnya pada abses submandibula.
Cedera pada saraf otak (VII, X, XII) dan pembuluh darah besar, pada
drainase abses submandibula
Cedera pada saraf otak (IX sampai XII) atau pleksus simpatikus, pada
drainase abses parafaring.
Penatalaksanaan komplikasi.
i. Follow-up
Penilaian keberhasilan pengobatan
23
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
History
Physical
Secure
Culture,
CT
No Small Large
Needle
Watch
Impendi
N ng
Clinic Y
al
Y Surgical
N incision
Continue
Dikutip dari
24
IV.14 - Abses Ruang Leher Dalam
List of skill
1. Tahapan THT dasar
Persiapam pra operasi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Informend consent
2. Tahapan THT lanjut
Persiapan pra operasi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Informed consent
Melakukan operasi (bimbingan, mandiri)
Penanganan komplikasi
Follow-up dan rehabilitasi
25