PANCASILA
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Shilma Salsabila/51
0603519053
APRIL 2021
A. Pancasila bisa disarikan menjadi Trisila, dan selanjutnya disarikan lagi menjadi Ekasila.
1. a. Carilah 2 (dua) kasus yang berlawanan dengan Ekasila, dengan sumber
referensi. Sertakan foto kejadiannya..
b. Analisislah masing-masing dengan latar belakang lokasi dan budaya,
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
c. Beri solusi atau saran masing-masing dengan berdasarkan teori yang telah
dipelajari agar kasus tersebut cenderung tidak muncul lagi.
Kasus Pertama
Solusi:
Solusi untuk kasus ini adalah, pemerintah sudah benar dengan menegur
Rizky Billar dan mengawasi restoran tersebut, namun kepada pihak
masyarakat yang melanggar, seharusnya diberikan edukasi yang lebih
mendalam dan dampaknya dalam melanggar protokol Kesehatan ini,
serta juga dikenakan sanksi berupa materi agar jera.
Kasus Kedua:
Analisis:
Pada kasus ini, para pengendara bermotor melakukan aksi gotong
royong yang tidak sesuai dengan aturan yang ada dan juga tidak patut
dicontoh. Dalam kasus ini para pengendara bermotor membongkar dan
merusak pembatas trotoar yang menghalangi mereka, kejadian ini
terjadi di Tempat pemakaman umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta
selatan. Kasus ini dapat terjadi karena seperti yang terlihat di dalam
gambar, kondisi jalan sedang macet sehingga para pengendara dengan
sikap yang apatis akan keselamatan pejalan kaki membuka pembatas
trotoar demi kepentingan pribadi mereka. Hal ini merupakan
pelanggaran, karena sudah diatur dalam undang-undang no.22 tahun
2009 pasal 45 dan melanggar pasal 284 yang berisikan tiap orang yang
mengemudikan kendaraan bermotor dengan tidak mengutamakan
keselamatan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana dimaksud dalam
pasal 106 ayat 2 dipidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda
paling banyak Rp 500.000.
Solusi:
Solusi untuk masalah ini adalah, penerapan perlakuan hukum bagi
mereka yang melanggar dan menjalankannya, dapat juga memberikan
tilang elektronik yang dipasangkan untuk memantau trotoar dan
pengendara yang melanggar, agar para pengendara yang melanggar
mendapatkan hukuman sesuai yang sudah diatur dan membuat jera.
2. a. Carilah 2 (dua) situasi yang sesuai dengan Ekasila, dengan sumber
referensi. Sertakan foto pendukung
b. Analisislah masing-masing dengan latar belakang lokasi dan budaya,
mengapa
hal tersebut bisa terjadi.
c. Menurut anda apabila ada hambatan, hal apa yang menyebabkan masing-
masing situasi yang baik tersebut bisa luntur ?
d. Bagaimana upaya mempertahankan agar masing-masing situasi yang
baik tersebut tetap berlangsung?
Kasus Pertama:
B. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman dan mengikuti dinamika. Selanjutnya dinyatakan: “ … yang
sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidup bernegara adalah semangat,
semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan dan
semangat warganegaranya …” (Silvia N dan Iman Hifni,2020, Hanjar Pendidikan
Pancasila, Bekasi, Ubhara Jaya:55).
1. Tuliskan 3 (tiga) contoh konkret semangat atau tekad penyelenggara negara atau
pemimpin pemerintahan dalam mengatasi masalah bangsa demi keamanan atau
keselamatan warganegaranya. Analisis, beri sumber referensi dan lengkapi dengan
foto pendukung.
Kasus Pertama:
Kasus Ketiga:
Kasus Pertama:
Tidak hanya permasalahan ekonmi, keadilan dalam bidang hokum pula masih
jadi perkara yang wajib dselesaikan, bagi Hasto dalam keadaan dikala ini
hokum kerapkali dicampurkan dengan konflik kepentingan.“ kritik keadilan di
bidang hokum, keadalan dibidang ekonomi, itu jadi sekala prioritas. Hasto
melaporkan keadilan social wajib diwujudkan dengan semngat gorong royog,
maksudnya dalam warga ataupun kelompok yangkuat wajib menolong yang
lemah buat mencapai keadilan.
Kasus Kedua:
Tim pemenang pendamping calon nomor 4 iwan saputra alip miftahul paos
menekan baswalu lekas mengusut dugaan pelanggaran pilkad tasikmalaya
2020. Grupnya sudah memberi tahu bermacam dugaan kecurigaan dikala
perhitungan suara kepada tubuh pengawas pemilihan universal( baswalu)
tasikmalaya
Kasus Ketiga:
(Link : https://www.kompas.com )
Kasus Pertama:
(Link : https://fraksidemokrat.org/index. )
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau
besar dan kecil, baik yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Kawasan
perbatasan Indonesia terdiri dari wilayah darat, laut, dan udara. Tentu saja
menjaga kawasan perbatasan menjadi masalah tersendiri bagi Indonesia,
terutama yang berbatasan dengan negara lain yaitu Malaysia, Singapura,
Filipina, Papua Niugini, dan Timor Leste.
Masalah perbatasan yang sering terjadi antara dua negara adalah perebutan
kepemilikan suatu wilayah perbatasan. Sebut saja sengketa Pulau Sipadan
Ligitan, Blok Ambalat, dan Laut Natuna Utara. Untuk sengketa wilayah
perairan dengan negara tetangga misalnya, jika ditelusuri lebih jauh tidak
terlepas dari perebutan potensi kekayaan ekonomi yang terkandung di laut.
Persoalan eksplorasi dan eksploitasi hasil minyak, gas, ikan, dan hasil laut
lainnya menjadi akar masalah dari serangkaian konflik yang berkepanjangan
(“Potret Ketegangan di Perbatasan”, Kompas, 18 Januari 2020). Selain itu juga
seringnya terjadi kejahatan di kawasan perbatasan seperti penyelundupan,
perompakan, pencurian ikan, perdagangan manusia, TKI ilegal, sampai
dengan masalah terorisme. Keamanan perbatasan harus ditangani dengan
serius karena menyangkut kedaulatan negara. Fungsi pertahanan untuk
menjaga kawasan perbatasan dijalankan oleh TNI dengan terus meningkatkan
pengamanan perbatasan dengan memberdayakan anggotanya dan membangun
pos-pos pemantau. Patroli, latihan militer gabungan, dan pengadaan alutsista
juga dilakukan untuk memperkuat pertahanan kawasan perbatasan.
Pemanfaatan teknologi dalam menjaga perbatasan juga sudah diterapkan. Pada
tahun 2015 misalnya, pesawat nirawak digunakan untuk mengamankan batas
negara Indonesia-Papua Niugini yang memiliki kontur alam yang cukup sulit
untuk dijaga oleh tenaga manusia.
Kasus Ketiga:
Penangkapan Terosis
(Link : https://surabaya.liputan6.com/ )
4. Tuliskan 3 (tiga) contoh konkret perilaku warga negara yang berlawanan dari hal
di atas. Analisis mengapa demikian, beri sumber referensi dan lengkapi dengan
foto.
Kasus Pertama:
(Link: https://megapolitan.kompas.com/)
Sejumlah warga punya kesaksian masing-masing terkait insiden penembakan di Kafe
RM, Cengkareng, Jakarta Barat. Kesaksian lain datang dari Panca, juru parkir Kafe
RM, yang mengaku sempat berkomunikasi dengan salah seorang perempuan setelah
terjadinya penembakan. Sebelumnya diberitakan, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran
mengonfirmasi, pelaku penembakan di kafe tersebut merupakan anggotanya berpangkat
Brigadir Polisi Kepala (Bripka). Oknum polisi tersebut berinisial CS. Aksi itu
menewaskan tiga orang, yakni anggota TNI aktif sekaligus pihak keamanan kafe
berinisial S dan dua pegawai kafe masing-masing berinisial FSS dan M. Sedangkan
satu orang berinisial H menjalani perawatan di rumah sakit.
Kasus Kedua:
(Link : https://regional.kompas.com/ )
Kasus ini berawal pelaku yang mendapat tuduhan tiba di lokasi , dia dipaksa
turun dan perlakuan kasar mulai dirasakan. Saat itu, Badia mengaku diberikan
sejumlah pertanyaan oleh sejumlah petugas terkait kasus pencurian sepeda
motor. Karena merasa tidak tahu dan tidak pernah mencuri, dirinya berusaha
menjawab secara jujur kepada oknum anggota polisi tersebut. Namun,
jawaban yang disampaikan itu justru dianggap berbohong dan membuat emosi
oknum tersebut. Saat itu dirinya langsung mendapat pukulan. Tak hanya sekali
tapi berkali-kali pukulan itu mendarat di wajah dan bagian tubuh lainnya. Ia
dipaksa untuk mengakui perbuatan yang tidak pernah ia lakukan tersebut.
Bahkan, saat itu dirinya sempat berteriak minta tolong namun tidak ada yang
membantunya. Tak cukup sampai di situ, setelah babak belur akibat pukulan
itu, Badia kemudian dimasukan kembali ke dalam mobil.
Kasus Ketiga:
Saat itu, korban diketahui tengah bermain game online di sebuah warnet yang
berlokasi di Kota Bangko. Saat sedang asyik bermain itu, tiba-tiba datang
sejumlah orang yang mengaku sebagai anggota polisi dan memintanya untuk
ikut ke Mapolres Merangin.
Meskipun awalnya sempat kaget, namun Badia berusaha mengikuti kemauan
mereka karena merasa yakin tidak melakukan pelanggaran hukum. Terlebih,
salah satu anggota polisi tersebut ada seorang teman baiknya yang dikenal saat
masih remaja. Tapi setelah masuk ke mobil, ternyata korban tidak dibawa ke
Mapolres, melainkan dibawa ke Pos Buser Pasar Bawah Kota Bangko.