Anda di halaman 1dari 7

1.

HAM atau hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh tiap manusia sejak lahir sebagai

karunia Tuhan Yang Maha Esa. Definisi hak asasi manusia menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah hak yang dilindungi secara internasional lewat deklarasi PBB,

seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki dan hak untuk mengeluarkan

pendapat. Munculnya HAM berasal dari keyakinan manusia bahwa semua manusia adalah

sama dan sederajat. Hakikat HAM adalah hakiki dan universal. Manusia mempunyai hak-hak

dan martabat yang sama. Hal ini yang menjadi dasar adanya hak asasi manusia yang ada di

tiap negara. Hak tersebut harus dihormati dan dilindungi oleh pemerintah, hukum, negara dan

tiap insan manusia yang ada di muka bumi. Hak asasi manusia pun harus ditegakkan.

Memang ada beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia atau pun di tingkat

internasional. Untuk itu diperlukan upaya pemerintah dalam penegakan HAM. Dibutuhkan

integrasi antara pihak-pihak terkait untuk menegakkan dan menghormati hak asasi manusia

bagi tiap warga negara yang ada dalam lingkup pemerintahan.

Menurut C. de Rover HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia.

Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki

ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak pernah dapat

dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan

hukum. Hak asasi manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara

di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak

lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung

tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Hak asasi manusia

bersifat universal dan abadi.


Sifat – Sifat HAM :

a. HAM bersifat hakiki

Hak asasi manusia bersifat hakiki. Hal ini menjadi salah satu ciri-ciri pokok HAM yang

paling utama. Artinya hak asasi dimiliki oleh semua manusia dan sudah dimiliki secara

otomatis sejak lahir.

b. HAM bersifat universal

Ciri-ciri hak asasi manusia berikutnya adalah universal. HAM bersifat universal dan

menjangkau semua orang. Artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang di dunia

tanpa terkecuali dan tidak memandang status, suku, agama, jenis kelamin, usia dan

golongan.

c. Tetap (tidak dapat dicabut)

Ciri pokok hakikat HAM selanjutnya adalah tetap. Hak asasi manusia dari seseorang

sifatnya adalah tetap atau tidak dapat dicabut. Artinya hak asasi manusia tidak dapat

dihilangkan atau diambil oleh pihak lain secara sepihak. Hak asasi manusia akan selalu

ada sejak lahir sampai ia meninggal.

d. Utuh (tidak dapat dibagi)

Selain tetap atau tidak dapat dicabut, hak asasi manusia juga bersifat utuh atau tidak

dapat dibagi. Artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak yang ada secara utuh

seperti hak hidup, hak sipil, hak berpendidikan, hak politik dan hak-hak lainnya.

2. Jelaskan empat pandangan tentang HAM!.

a. Pandangan Universal Absolut, yang melihat HAM sebagai nilai-nilai universal

sebagaimana dirumuskan dalam “The International Bill of Human Rights”. pandangan ini
tidak menghargai sama sekali profil sosial budaya yang melekat pada masing-masing

bangsa. Pandangan ini dipandang eksploitatif sebab is menerapkan HAM sebagai alat

untuk menekan dan instrumen penilai.

b. Pandangan Universal Relatif, yang memandang permasalahan HAM sebagai masalah

universal namun terhadap perkecualian yang didasarkan atas asas-asas hukum

internasional yang tetap diakui keberadaannya.

c. Pandangan Partikularistik Absolut, yang melihat HAM sebagai persoalan masing-masing

bangsa tanpa memberikan kuat khususnya dalam melakukan penolakan terhadap

berlakunya dokumen-dokumen internasional. Pandangan ini bersifat chauvinis, egois,

defensif dan pasif tentang HAM.

d. Pandangan Partikularistik Relatif, yang melihat persoalan HAM sebagai masalah

universal juga nasional dari masing-masing bangsa. Berlakunya dokumen-dokumen

internasional hares diselaraskan, diserasikan, dan diseimbangkan serta memperoleh

dukungan dan tertanam dalam budaya bangsa. Pandangan ini tidak sekedar defensif tapi

juga aktif berusaha mencari perumusan dan pembenaran tentang karakteristik HAM yang

dianutnya.

3. Jenis HAM apa saja yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun!.

Non-derogable rights adalah hak asasi manusia (HAM) yang tidak dapat dikurangi dalam

keadaan apapun. Hak-hak yang termasuk dalam non-derogable rights ini diatur dalam Pasal

28I ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi:

 
“Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak

beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,

dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia

yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.”

Penjelasan Pasal 4 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (“UU

HAM”) menjelaskan lebih lanjut mengenai yang dimaksud dengan “dalam keadaan apapun"

termasuk keadaan perang, sengketa bersenjata, dan atau keadaan

darurat. Sedangkan, derogable rights adalah hak-hak yang masih dapat dikurangi atau

dibatasi pemenuhannya oleh negara dalam keadaan tertentu.

Hal yang sama juga diatur dalam Pasal 4 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU

No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political

Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik).

Dengan demikian, hak-hak lain yang tidak termasuk dalam non-derogable rights adalah

termasuk dalam derogable rights. Hak privasi adalah kebebasan atau keleluasaan pribadi

(dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia).

4. Jelaskan perbedaan antara hak konstitusional dan hak legal !

a. Hak konstitusional adalah sebuah hak yang dimiliki oleh warga negara dan diatur di dalam

konstitusi UUD 1945. Keberadaannya menjadi sebuah jaminan bagi kehidupan warga

negara khususnya warga negara Indonesia. Namun, belum semua warga negara

mengetahui apalagi memahami hak konstitusional ini sebagai jaminan kehidupan mereka

sehingga terkadang merasa tidak diberikan kehidupan dan penghidupan yang layak
sebagai warga negara. Hak konstitusional warga negara diatur di dalam BAB XA tentang

Hak Asasi Manusia (HAM). Mulai dari hak untuk hidup dan menjalani kehidupan, hingga

hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ada di dalam bab

tersebut. Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi negara yang mengakui penghormatan

terhadap HAM yang sangat besar dengan pembatasannya berupa HAM orang lain.

b. Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak legal

ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial. Contoh kasus,mengeluarkan

peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan setiap bulan, maka setiap veteran

yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk mendapat tunjangan tersebut.

5. Jelaskan bagaimana hubungan antara hukum dan HAM!.

Hubungan antara Ham dengan Hukum adalah saling berkaitan satu sama lain. HAM

Merupakan sesuatu yang mengatur tentang hak dan kewajiban manusia dimana semua

manusia memiliki hak yang sama dan harus dipertahankan, bila melanggar Ham atau tidak

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku maka dapa mendapatkan sanksi atau

hukuman baik dari masyarakat maupun sanksi social dan jjuga sanksi hokum.

Menurut pandangan dari Prof. Mansyur A. Effendy (dalam buku Kapita Selekta

Hukum, 2009:224), mengatakan bahwa : Hukum dan HAM merupakan satu kesatuan yang

sulit dipisahkan, kedua seperti dua sisi dalam satu mata uang. Apabila satu bangunan hukum

dibangun tanpa Hak Asasi Manusia yang merupakan pengawal bagi hukum dalam

merealisasikan perwujudan nilai-nilai keadilan kemanusiaan, maka hukum tersebut menjadi

alat bagi penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya (Abuse of power). Sebaliknya

apabila HAM dibangun tanpa didasarkan atas suatu komitmen hukum yang jelas, maka HAM
tersebut hanya akan menjadi bangunan yang rapuh dan mudah untuk disampingi. Artinya

hukum harus berfungsi sebagai instrumentarium yuridis, sarana dan atau tool memperhatikan

penghormatan dalam prinsip-prinsip dalam HAM.

6. Buatlah uraian singkat tentang kebebasan berekspresi/mengeluarkan pendapat di Indonesia

dari sudut pandang HAM!.

Bahwa kebebasan berekspresi dan berpendapat di Indonesia yang masih menunjukkan masa suram

sejak 20 tahun reformasi. Tindak pidana Cyber Crime di Indonesia pada tahun 2016 terdapat

peningkatan kasus tindak pidana penghinaan sebanyak hampir 2 kali lipat (Tahun 2016 = 708

laporan) dibandingkan tahun sebelumnya (Tahun 2015 = 485 laporan). Lalu, setidaknya ada 49 kasus

di 2017 yang dilaporkan dengan menggunakan UU (Undang-Undang) Informasi dan Transaksi

Elektronik. Selain itu, terdapat beberapa ketentuan yang digunakan untuk mengekang kebebasan

berpendapat warga negara, yaitu pasal-pasal penyebaran ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme

yang tertuang dalam UU No 27 Tahun 1999 tentang Perubahan KUHP terkait dengan Kejahatan

terhadap Keamanan Negara, pasal makar yang justru menyasar kepada ekspresi politik, penodaan

agama, penodaan agama yang marak digunakan pada selang 2 tahun belakangan, dan juga

pengesahan UU MD3. Di sisi lain, terdapat ketentuan-ketentuan yang akan mengancam kebebasan

sipil dari Rancangan UU yang diajukan oleh Pemerintah dan DPR. Salah satu yang paling mengerikan

adalah RKUHP yang saat ini sedang dibahas dan yang terbaru adalah terkait dengan UU

Omnibuslaw. Pertama, tentang kejahatan ideologi negara yang masih multitafsir dan samar. Kedua,

mengenai tindak pidana penghinaan terhadap martabat Presiden dan Wakil Presiden yang dalam

KUHP telah dinyatakan oleh Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 013-022/PUU-IV/2006

tidak mempunyai kekuatan mengikat lagi. Ketiga, terkait dengan penghinaan terhadap pemerintah

yang sah atau biasa disebut haatzaai artikelen, yang juga dalam KUHP telah didekriminalisasi oleh

Mahkamah Konstitusi pada tanggal 17 Juni 2017. Keempat, BAB VI tentang Tindak Pidana Terhadap
Proses Peradilan, atau lazim disebut Contemp of Court (CoC) dimana larangan untuk

mempublikasikan segala sesuatu yang menimbulkan akibat yang dapat mempengaruhi sifat tidak

memihak hakim dalam sidang pengadilan yang diatur dalam pasal 305 huruf E tidak ada ukuran yang

jelas serta indikator yang terukur. Kelima, terkait dengan delik penghinaan, yang meningkatnya

ancaman pidana dan ketiadaan alasan pembenar yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai