HAM atau hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh tiap manusia sejak lahir sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa. Definisi hak asasi manusia menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah hak yang dilindungi secara internasional lewat deklarasi PBB,
seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki dan hak untuk mengeluarkan
pendapat. Munculnya HAM berasal dari keyakinan manusia bahwa semua manusia adalah
sama dan sederajat. Hakikat HAM adalah hakiki dan universal. Manusia mempunyai hak-hak
dan martabat yang sama. Hal ini yang menjadi dasar adanya hak asasi manusia yang ada di
tiap negara. Hak tersebut harus dihormati dan dilindungi oleh pemerintah, hukum, negara dan
tiap insan manusia yang ada di muka bumi. Hak asasi manusia pun harus ditegakkan.
Memang ada beberapa contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia atau pun di tingkat
internasional. Untuk itu diperlukan upaya pemerintah dalam penegakan HAM. Dibutuhkan
integrasi antara pihak-pihak terkait untuk menegakkan dan menghormati hak asasi manusia
Menurut C. de Rover HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia.
Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki
ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak pernah dapat
dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan
hukum. Hak asasi manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara
di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak
lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Hak asasi manusia
Hak asasi manusia bersifat hakiki. Hal ini menjadi salah satu ciri-ciri pokok HAM yang
paling utama. Artinya hak asasi dimiliki oleh semua manusia dan sudah dimiliki secara
Ciri-ciri hak asasi manusia berikutnya adalah universal. HAM bersifat universal dan
menjangkau semua orang. Artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang di dunia
tanpa terkecuali dan tidak memandang status, suku, agama, jenis kelamin, usia dan
golongan.
Ciri pokok hakikat HAM selanjutnya adalah tetap. Hak asasi manusia dari seseorang
sifatnya adalah tetap atau tidak dapat dicabut. Artinya hak asasi manusia tidak dapat
dihilangkan atau diambil oleh pihak lain secara sepihak. Hak asasi manusia akan selalu
Selain tetap atau tidak dapat dicabut, hak asasi manusia juga bersifat utuh atau tidak
dapat dibagi. Artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak yang ada secara utuh
seperti hak hidup, hak sipil, hak berpendidikan, hak politik dan hak-hak lainnya.
sebagaimana dirumuskan dalam “The International Bill of Human Rights”. pandangan ini
tidak menghargai sama sekali profil sosial budaya yang melekat pada masing-masing
bangsa. Pandangan ini dipandang eksploitatif sebab is menerapkan HAM sebagai alat
dukungan dan tertanam dalam budaya bangsa. Pandangan ini tidak sekedar defensif tapi
juga aktif berusaha mencari perumusan dan pembenaran tentang karakteristik HAM yang
dianutnya.
3. Jenis HAM apa saja yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun!.
Non-derogable rights adalah hak asasi manusia (HAM) yang tidak dapat dikurangi dalam
“Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
HAM”) menjelaskan lebih lanjut mengenai yang dimaksud dengan “dalam keadaan apapun"
Hal yang sama juga diatur dalam Pasal 4 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU
termasuk dalam derogable rights. Hak privasi adalah kebebasan atau keleluasaan pribadi
a. Hak konstitusional adalah sebuah hak yang dimiliki oleh warga negara dan diatur di dalam
konstitusi UUD 1945. Keberadaannya menjadi sebuah jaminan bagi kehidupan warga
negara khususnya warga negara Indonesia. Namun, belum semua warga negara
mengetahui apalagi memahami hak konstitusional ini sebagai jaminan kehidupan mereka
sehingga terkadang merasa tidak diberikan kehidupan dan penghidupan yang layak
sebagai warga negara. Hak konstitusional warga negara diatur di dalam BAB XA tentang
Hak Asasi Manusia (HAM). Mulai dari hak untuk hidup dan menjalani kehidupan, hingga
hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ada di dalam bab
tersebut. Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi negara yang mengakui penghormatan
terhadap HAM yang sangat besar dengan pembatasannya berupa HAM orang lain.
b. Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak legal
ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial. Contoh kasus,mengeluarkan
peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan setiap bulan, maka setiap veteran
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk mendapat tunjangan tersebut.
Hubungan antara Ham dengan Hukum adalah saling berkaitan satu sama lain. HAM
Merupakan sesuatu yang mengatur tentang hak dan kewajiban manusia dimana semua
manusia memiliki hak yang sama dan harus dipertahankan, bila melanggar Ham atau tidak
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku maka dapa mendapatkan sanksi atau
hukuman baik dari masyarakat maupun sanksi social dan jjuga sanksi hokum.
Menurut pandangan dari Prof. Mansyur A. Effendy (dalam buku Kapita Selekta
Hukum, 2009:224), mengatakan bahwa : Hukum dan HAM merupakan satu kesatuan yang
sulit dipisahkan, kedua seperti dua sisi dalam satu mata uang. Apabila satu bangunan hukum
dibangun tanpa Hak Asasi Manusia yang merupakan pengawal bagi hukum dalam
apabila HAM dibangun tanpa didasarkan atas suatu komitmen hukum yang jelas, maka HAM
tersebut hanya akan menjadi bangunan yang rapuh dan mudah untuk disampingi. Artinya
Bahwa kebebasan berekspresi dan berpendapat di Indonesia yang masih menunjukkan masa suram
sejak 20 tahun reformasi. Tindak pidana Cyber Crime di Indonesia pada tahun 2016 terdapat
peningkatan kasus tindak pidana penghinaan sebanyak hampir 2 kali lipat (Tahun 2016 = 708
laporan) dibandingkan tahun sebelumnya (Tahun 2015 = 485 laporan). Lalu, setidaknya ada 49 kasus
Elektronik. Selain itu, terdapat beberapa ketentuan yang digunakan untuk mengekang kebebasan
yang tertuang dalam UU No 27 Tahun 1999 tentang Perubahan KUHP terkait dengan Kejahatan
terhadap Keamanan Negara, pasal makar yang justru menyasar kepada ekspresi politik, penodaan
agama, penodaan agama yang marak digunakan pada selang 2 tahun belakangan, dan juga
pengesahan UU MD3. Di sisi lain, terdapat ketentuan-ketentuan yang akan mengancam kebebasan
sipil dari Rancangan UU yang diajukan oleh Pemerintah dan DPR. Salah satu yang paling mengerikan
adalah RKUHP yang saat ini sedang dibahas dan yang terbaru adalah terkait dengan UU
Omnibuslaw. Pertama, tentang kejahatan ideologi negara yang masih multitafsir dan samar. Kedua,
mengenai tindak pidana penghinaan terhadap martabat Presiden dan Wakil Presiden yang dalam
KUHP telah dinyatakan oleh Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 013-022/PUU-IV/2006
tidak mempunyai kekuatan mengikat lagi. Ketiga, terkait dengan penghinaan terhadap pemerintah
yang sah atau biasa disebut haatzaai artikelen, yang juga dalam KUHP telah didekriminalisasi oleh
Mahkamah Konstitusi pada tanggal 17 Juni 2017. Keempat, BAB VI tentang Tindak Pidana Terhadap
Proses Peradilan, atau lazim disebut Contemp of Court (CoC) dimana larangan untuk
mempublikasikan segala sesuatu yang menimbulkan akibat yang dapat mempengaruhi sifat tidak
memihak hakim dalam sidang pengadilan yang diatur dalam pasal 305 huruf E tidak ada ukuran yang
jelas serta indikator yang terukur. Kelima, terkait dengan delik penghinaan, yang meningkatnya