Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Rekursif, Vol. 7 No.

2 November 2019, ISSN 2303-0755


http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


PEMILIHAN OBJEK WISATA DENGAN
METODE ANALITICAL HIERARCHIE
PROCESS (AHP) DI KABUPATEN
REJANG LEBONG BERBASIS WEBSITE
DAN VIRTUAL REALITY 360
(Studi Kasus : Objek Wisata Rejang Lebong)
Edo Koriska1, Desi Andreaswari 2, Asahar Johar3
1,2,3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu.
Jl. W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A INDONESIA
(telp: 0736-341022; fax: 0736-341022)
1
koriskaedo@gmail.com
2
desi.andreswari@unib.ac.id
3
asahar.johar@unib.ac.id

Abstrak: Analitical Hierarchie Process (AHP) merupakan sistem pembuat keputusan dengan
menggunakan model matematis. Kabupaten Rejang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Bengkulu yang kaya akan tempat wisata dan memiliki destinasi wisata yang sangat menarik untuk
dikunjungi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang memuat seluruh informasi tempat wisata yang
diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pendukung keputusan pemilihan objek
wisata secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan untuk
pemilihan objek wisata dengan mengimplementasikan metode Analitical Hierarchie Process dan
memberikan gambaran virtual reality . Untuk menentukan rating dari setiap objek wsiata dengan
metode Analitical Hierarchie Process, data alternatif wisata yang dimasukan ke sistem ada 20 objek
wisata dan 4 kriteria yang digunakan, yaitu biaya masuk, fasilitas, jarak dan tahun berdiri yang bisa
di akses melalu website dan dilengkapi dengan gambaran virtual reality . virtual reality
bertujuan untuk dapat lebih leluasa melihat yang ada di sekitar objek wisata secara virtual. Pengujian
fungsional pada sistem ini menggunakan Black Box Testing dan pengujian ini mendapatkan nilai
keberhasilan fungsional sistem sebesar . Sistem ini juga telah melakukan pengujian kualitatif
menggunakan kuesioner sebagai tolak ukur keberhasilan sistem untuk pengguna. Kuesioner ditujukan
kepada 30 orang masyarakat umum, ada 8 pertanyaan 4 tentang tampilan pesentase 86,66 %, dan 4
tentang kemudahan pengguna pesentase 78,33% sehingga sistem bisa dikatakan berhasil.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Wisata, Website, , Analitical Hierarchie Process, Vitrual
Reality

134
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
Abstract: Analytical hierarchical process I. PENDAHULUAN
(AHP) is a decision-making system using Kabupaten Rejang adalah salah satu kabupaten
mathematical models. Rejang Regency is one of yang terdapat di Provinsi Bengkulu, Curup adalah
the districts in Bengkulu Province that is rich in ibukota Kabupaten Rejang yang berjarak ±85 Km
tourist attractions and has very interesting tourist dari ibukota Provinsi Bengkulu.Secara Geografis,
destinations to visit. Therefore we need a system kabuoaten Rejang Lebong Terletak di 102˚ 19’ s/d
that contains all information on tourist 102˚ 57’ BT dan 2˚ 22’7” s/d 2˚ 31’ LS. Kabupaten
attractions that are expected to be used to obtain Rejang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
information and support decisions on the Bengkulu yang kaya akan tempat wisata dan
selection of tourism objects effectively. This study memiliki destinasi wisata yang sangat menarik
aims to build a decision support system for the untuk dikunjungi. secara garis besar daya tarik
selection of tourism objects by implementing the wisata dibagi ke dalam 3 bagian. Kabupaten
Analytical hierarchical process method and Rejang Lebong memiliki beberapa objek wisata
providing virtual reality images . To dalam 3 bagian tersebut antara lain: daya tarik
determine the rating of each object wsiata with buatan manusia memilik 9 objek wisata; daya tarik
Analytical hierarchical process method, sejarah memiliki 2 objek wisata, dan daya tarik
alternative tourism data entered into the system alam memiliki 9 objek wisata yang letaknya
there are 20 tourist objects and 4 criteria used, menyebar di kabupaten Rejang Lebong.
namely entrance fees, facilities, distance, and Banyak wisatawan yang ingin berkunjung
year stand that can be accessed through the kebingungan untuk memilih objek wisata mana
website and equipped with virtual reality picture yang akan mereka tujuh, karena banyaknya obyek
. Virtual reality aims to be able to more wisata yang ada, sehingga objek wisata itu perlu
freely see what's around virtual attractions. untuk dipublikasikan sehingga dapat lebih dikenal
Functional testing on this system uses Black Box lagi oleh masyarakat luas dan dapat
Testing and this test gets the system's functional memajukan objek wisata di Kabupaten Rejang
success value of 100%. This system has also Lebong , serta untuk mempermudah calon
carried out qualitative testing using a wisatawan dalam mengetahui lebih banyak
questionnaire as a benchmark for system success mengenai tempat wisata dengan informasi yang
for users. The questionnaire was addressed to 30 akurat dan sebagai rekomendasi pemilihan objek
people in the general public, there were 8 wisata yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang
questions 4 about the percentage display of dipilih. Maka, dibutuhkan sebuah sistem yang
86.66%, and 4 about the ease of percentage users memuat seluruh informasi tempat wisata yang
78.33% so that the system could be said to be diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan
successful. informasi dan pendukung keputusan pemilihan
Keywords: Decision Support System, Rejang objek wisata secara efektif.
Lebong Tourism Object, Analitical Hierarchie Sistem Pendukung Keputusan digunakan
Process, Virtual Reality
sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan
untuk memperluas kapabilitas para pengambil

135
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
keputusan, namun tidak untuk menggantikan seakan-akan pengunjung melihat langsung
penilaian para pengambil keputusan Turban, penginapan tersebut. Sehingga dengan adanya
Aronso, & Liang, (2005). Pada penelitian ini, photography, ditemukan teknik pengambilan
Sistem Pendukung Keputusan itu sendiri berperan gambar dengan sudut 360° yang menghasilkan
sebagai pendukung keputusan yang akan diambil panorama spherical atau sering disebut dengan
oleh pengunjung, yang didapatkan dari hasil photosphere. Foto-foto tersebut terdiri dari bagian
perhitungan dengan menggunakan sebuah metode depan, belakang, kiri, kanan, atas dan bawah yang
pendukung keputusan [1]. disatukan untuk dijadikan panorama spherical
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk yang merupakan objek gambar tanpa batas
Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan (borderless) dan tidak terpotong (seamless) yang
menggunakan metode Analitical Hierarchie biasanya digunakan untuk membuat Virtual Reality
Process. Metode ini dipilih karena mampu 360°. Dengan adanya Virtual Reality 360°, akan
menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah sangat mendukung pemilihan objek wisata karena
alternatif. Analytical Hierarchy Process (AHP) wisatawan dapat melihat bentuk dari tempat wisata
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun secara detail seluruh bagiannya. [3]
1970-an. AHP merupakan sistem pembuat Berdasarkan uraian diatas, maka dipilihlah
keputusan dengan menggunakan model matematis. metode AHP sebagai metode sistem pendukung
AHP membantu dalam menentukan prioritas dari keputusan. Selain itu, juga dilengkapi dengan
beberapa kriteria dengan melakukan analisa gambar berupa virtual reality 360 yang akan
perbandingan berpasangan dari masing-masing mendukung pengambilan keputusan tersebut. Maka
kriteria. AHP juga merupakan suatu model yang dari itu, dibentuklah suatu Sistem pendukung
luwes yang memberikan kesempatan bagi keputusan pemilihan tempat wisata di Kabupaten
perorangan atau kelompok untuk membangun Rejang Lebong dengan Mengunakan Metode AHP
gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dan Virtual Reality 3600.
dengan cara membuat asumsi mereka masing-
II. LANDASAN TEORI
masing dan memperoleh pemecahan yang
diinginkan darinya. [2] A. Sistem Pendukung Keputusan
Dalam metode penelitian ini ada bobot dan Sistem pendukung keputusan (Decision
kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan kriteria Support Systems disingkat DSS) adalah bagian dari
yang dipilih. Adapun kriterianya adalah: sistem informasi berbasis computer termasuk
C1 = Biaya Masuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen
C2 = Jarak pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung
C3 = Fasilitas pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
C4 = Tahun Berdiri perusahaan,atau lembaga pendidikan. Dapat juga
Selain dibutuhkan Sistem Pendukung dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah
Keputusan pemilihan Objek Wisata dibutuhkan data menjadi informasi untuk mengambil
juga foto atau gambar objek wisata yang jelas yang keputusan dari masalah yang spesifik [4].
terlihat kiri ,kanan, dan atas ,bawah yang terlihat

136
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
B. Virtual reality tinggi adalah pilihan keputusan yang layak
Pada Virtual reality photography merupakan dipertimbangkan untuk diambil. Untuk setiap
suatu kreasi visual yang interaktif, terutama dalam kriteria dan alternatif, kita harus melakukan
bentuk panorama dan objek video. Panorama perbandingan berpasangan (pairwise comparison),
merupakan gambar yang menampilkan sudut yaitu membandingkan setiap elemen dengan
pandang yang luas. elemen yang lainnya pada setiap tingkat hierarki
Virtual reality photography pada dasarnya secara berpasangan sehingga didapat nilai tingkat
memberikan pandangan seakan user berada dalam kepentingan elemen dalam bentuk pendapat
gambar atau lokasi yang diabadikan oleh fotografer. kualitatif.
Gambar yang dihasilkan dapat diberikan efek Untuk mengkuantifikasi pendapat kualitatif
menggunakan komputer, hasil akhirnya dapat tersebut digunakan skala penilaian sehingga akan
disebut dengan Virtual Reality Panorama. diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka.
C. Analytical Hierarchy Process (AHP) Menurut Saaty (1990), untuk berbagai

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) permasalahan, skala 1 sampai 9 merupakan skala

dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun yang terbaik dalam mengkualifikasikan pendapat.

1970-an. AHP merupakan sistem pembuat Nilai dan definisi pendapat kualitatif dalam skala

keputusan dengan menggunakan model matematis. perbandingan Saaty ada pada Tabel di bawah ini:

AHP membantu dalam menentukan prioritas dari Tabel 1. Perbandingan Berpasangan

beberapa kriteria dengan melakukan analisa Intensitas Keterangan


kepentingan
perbandinugan berpasangan dari masing-masing 1 Kedua elemen sama pentingnya
kriteria. AHP juga merupakan suatu model yang 3 Elemen yang satu sedikit lebih
penting
luwes yang memberikan kesempatan bagi daripada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting
perorangan atau kelompok untuk membangun
daripada
gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak
dengan cara membuat asumsi mereka masing- penting
masing dan memperoleh pemecahan yang daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting
diinginkan darinya. [2] daripada
elemen lainnya
Dalam pengambilan keputusan hal yang perlu 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
diperhatikan adalah pada saat pengambilan data, di pertimbanganpertimbangan yang
berdekatan
mana data ini diharapkan dapat mendekati nilai
D. Database MySQL
yang sesungguhnya, misalnya, derajat kepentingan
MySQL adalah suatu RDBMS (Relational
konsumen dapat dilakukan dengan pendekatan
Database Management System) yaitu aplikasi
perbandingan berpasangan. Perbandingan
sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data.
berpasangan sering digunakan untuk menentukan
MySQL pertama dikembangkan oleh MySQL AB
kepentingan relatif dari elemen-elemen dan
yang kemudian diakuisisi Sun MicroSystem dan
kriteria-kriteria yang ada. Perbandingan
terakhir dikelola oleh Oracle Coorporation. [5]
berpasangan tersebut diulang untuk semua elemen
dalam tiap tingkat. Elemen dengan bobot paling
137
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
E. Unified Modeling Language (UML) Kabupaten rejang lebong yang akan digunakan

UML merupakan bahasa visual untuk untuk penelitian dengan cara wawancara.

pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah


IV.ANALISIS DATA DAN PERANCANGAN
sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks
pendukung. Pada UML, terdiri dari 13 macam F. Identifikasi Masalah

diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori, Pariwisata merupakan keseluruhan rangkaian

yaitu structure diagrams yaitu kumpulan diagram kegiatan yang berhubungan dengan gerakan

yang digunakan untuk menggambarkan suatu manusia yang melakukan perjalanan atau

struktur statis dari sistem yang dimodelkan, persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke

behavior diagrams yaitu kumpulan diagram yang sesuatu tempat lain atau beberapa tempat tujuan di

digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem luar lingkungan tempat tinggalnya yang didorong

atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah oleh beberapa keperluan atau motif tanpa

sistem, dan interactions diagram yaitu kumpulan bermaksud mencari nafkah yang tetap.

diagram yang digunakan untuk menggambarkan Ada beberapa manfaat dalam pariwisata dalam

interaksi sistem dengan sistem lain maupun bidang ekonomi pariwisata mendatangkan devisa

interaksi antar subsistem pada suatu sistem. [6] negara melalui pajak, ada juga dalam bidang sosial
mendorong pembelajaran bahasa asing dan
III. METODOLOGI keterampilan baru dalam berbahasa asing dalam
Langkah-langkah yang dilakukan dalam bidang budaya yang nanti akan terjadi interaksi
penelitian ini adalah: budaya lokal dengan budaya luar.
1) Studi Pustaka Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah
Studi pustaka dilakukan dengan cara satu kabupaten yang kaya akan tempat wisata dan
menelaah beberapa literatur, yaitu: memiliki destinasi wisata yang sangat menarik
a. Buku Referensi untuk dikunjungi. Banyak wisatawan yang ingin
Buku yang digunakan sebagai referensi berkunjung masih kebingungan untuk memilih
adalah buku-buku yang membahas tentang objek wisata mana yang akan mereka tujuh, baik
sistem pendukung keputusan dan wisata. wisatawan lokal ataupun asing. Dari permasalahan
b. Jurnal Ilmiah di atas maka di perlukan sistem yang memberikan
Jurnal ilmiah yang digunakan diperoleh informasi serta mempermudah wisatawan dalam
dengan cara mengunduhnya melalui internet. mengunjungi lokasi objek wisata di Kabupaten
Informasi yang diperoleh adalah informasi Rejang Lebong
yang membahas tentang sistem pendukung G. Perancangan Sistem
keputusan, Metode Analytical Hierarchy
Dibawah ini merupakan perancangan sistem
Process, dan Vr360.
menggunakan Unified Modeling Language (UML).
2) Observasi
Observasi merupakan metode penelitian
yang dilakukan dengan cara mendatangi secara
langsung sumber data yaitu data-data wisata di

138
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
Tabel 3. Kriteria Fasilitas

Tingkat kecocokan fasilitas Nilai


0 – 0.2 1
0.21 – 0.4 2
0.41 – 0.6 3
0.61 – 0.8 4
0.81- 1 5
Pada kriteria fasilitas ini, tingkat kepentingan
fasilitas diberi nilai 1 sampai 5 sehingga diperoleh
tabel tingkat kecocokan fasilitas seperti pada tabel
3. di atas.

Tabel 4. Kriteria Jarak

Jarak Nilai
C2 ≤10 KM 5
Gambar 1. Use Case 10 KM < C2 ≤20 KM 4
C2 > 20KM 3
V. PEMBAHASAN
Pada nilai dan jarak wisata di atas, jarak didapat
H. Perhitungan AHP dengan metode observasi yang dilakukan dengan
Sistem Pendukung Keputusan ini cara mendatangi secara langsung lokasi objek
menggunakan metode Analitical Hierarchie wisata, dan untuk nilai atau bobot pakar wisata
Process dan dimaksudkan untuk membantu yang memberi nilai.
dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan Tabel 5. Kriteria tahun Berdiri
wisata, dalam penentuannya: Biaya Masuk Nilai
Tabel 2. Kriteria Biaya Masuk C1 ≤ Rp. 5.000 5
Rp. 5.000 <C1≤ Rp. 10.000 4
Tahun Berdiri Nilai
C1 > Rp 10.000 3
C4 ≥2017 5 Pada nilai dan tahun berdiri di atas, tahun
2017<C4≤2015 3 didapat dengan metode observasi yang dilakukan
C4<2015 1 dengan cara mendatangi secara langsung lokasi
a. Kriteria: Biaya Masuk, Fasilitas, Jarak, Tahun objek wisata, dan untuk nilai atau bobot pakar
Berdiri wisata yang memberi nilai.
b. Alternatif: Bukit Kaba, Danau As, Suban air Dari bobot di atas maka penulis dapat
Panas menentukan bobot dari pemilihan objek wisata
Dari masing-masing kriteria akan ditentukan bobot yang ada, maka bobot objek wisata adalah sebagai
nilainya: berikut:
Pada nilai dan biaya masuk di atas, biaya 1. Bukit Kaba
didapat dengan metode observasi yang dilakukan Biaya Masuk =4
dengan cara mendatangi secara langsung lokasi Fasilitas =3
objek wisata, dan untuk nilai atau bobot pakar Jarak =3
wisata yang memberi nilai. Tahun =1
139
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
2. Danau Mas Harun Bastari Ridge National Laboratory kemudian
Biaya Masuk =5 dikembangkan oleh Wharton School yang
Fasilitas =5 diperlihatkan pada tabel 5.7.CR = CI/RI.
Jarak =3 Tabel 8. Nilai random Index
Tahun =1 N RI
3. Suban Air Panas 1 0.00
2 0.00
Biaya Masuk =3
3 0.58
Fasilitas =4 4 0.90
Jarak =5 5 1.12
Tahun =1 6 1.24
7 1.32
Penentuan bobot kriteria ini sesuai dengan tabel
8 1.41
bobot kriteria yang sudah ditentukan. Untuk 9 1.45
membuat perbandingan berpasangan sesuai dengan 10 1.49
11 1.51
tabel perbadingan berpasangan yang sudah
12 1.58
ditentukan oleh saaty seperti pada tabel 5. di atas. Nilai CR :
Tabel 6. Perbandingan Berpasangan Kriteria CR = -0,0103/0,9 =0,0115 <=0.1, sehingga
C1 C2 C3 C4 konsisten (saaty)
C1 1 0,5 2 3 Hasil pembobotan Alternatif
C2 2 1 3 4
Tabel 9. Bobot Nilai Eigen Kriteria Bukit Kaba
C3 0,5 0,333 1 2
C4 0,33 0,250 0,5 1 Kriteria Nilai eigen
Jumlah 3,38 2,08 6,50 10,00 C1 0,297
C2 0, 078
Tabel 7. Nilai Eigen Kriteria
C3 0,250
Kriteria Nilai eigen C4 0,015
C1 0,277
Tabel 10. Bobot Nilai Eigen kriteria Danau Mas
C2 0,466
C3 Kriteria Nilai eigen
0,044
C4 C1 0,536
0,096
Nlai CI: C2 0,162
C3 0,044
CI=alfa maksimun-n/n-1
C4 0,015
Alfa mksimum =
Tabel 10. Bobot Nilai Eigen Suban Air Panas
1,120+1,887+0,646+0,384+4,037= 4,037
Kriteria Nilai eigen
makaCI=4,037-4/4-1= 0,0103
C1 0,164
Apabila C.I bernilai nol, berarti matrik konsisten. C2 0,117
Batas ketidak konsistenan yang telah ditetapkan C3 0,084
oleh Thomas L. Saaty ditentukan mengunakan C4 0,015
Dari hasil di atas, maka jawaban dapat
rasio konsistensi(CR), yaitu perbandingan indek
diperoleh dengan jalan mengalikan matrik nilai
konsistensi dengan nilai random indek (RI) yang
eigen dari alternatif dengan matrik bobot kriteria:
didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak
Maka hasil yang diperoleh adalah adalah:
140
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
Tabel 11. Nilai hasil

No Alternatif Hasil akhir


1 Bukit Kaba
0.127
2 Danau Mas
0.234
3 Suban Air Panas
0.115

I. Implementasi Sistem

Pada sistem ini, terdapat halaman yang dapat


diakses wisatawan, dan halaman admin.
a. Halaman Beranda

b. Halaman View Wisata

Gambar 2. Halaman Beranda

Pada gambar 2. merupakan halaman beranda


wisatawan, dimana wisatawan dapat melihat
rangking dari objek wisata terbaik yang di
rekomendasikan oleh sistam, wisatawan juga dapat
memilih objek wisata yang sesuai dengan kriteria
yang di inginkan. Adapun kriteria yang ada yaitu
Biaya masuk, jarak, jenis, fasilitas, dan tahun
beridiri. Source code dari gambar 2. di bawah ini :
Gambar 3. Halaman view wisata.

Pada gambar 3. di atas merupakan gambar


halaman view wisata, wisatawan dapat melihat
data lengkap dari wisata dan dilengkapi dengan
foto vr360.

141
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
c. Halaman Data Kriteria ada. Dimana pada halaman ini, admin akan
membaut perbandingan berpasangan antar kriteria,
yaitu kriteria baiaya masuk, fasilitas, jarak, dan
tahun berdiri, dimana setiap kriteria ini
dibandingan satu persatu sesuai dengan nilai bobot
kriteria. Begitu juga dengan perbandingan
alternatif berdasarkan kriteria masing masing,
dibandingan satu persatu antara alternatif dengan
Gambar 4. Halaman Data kriteria
alternatif.
Pada gambar 4. di atas merupakan halaman
f. Halaman Data Wisata Pada Admin
data kriteria, dimana data kriteria yag dimasukkan
kedalam sistem ada 4 kriteria.
d. Halaman Data Alternatif.

Gambar 7. Halaman Data Wisata pada Admin

Pada gambar 7. merupakan gambar halaman


data wisata. Dimana admin bisa melihat semua
Gambar 5. Halaman data Alternatif
data wisata yang ada, admin bisa menambah data
Pada gambar 5. merupakan halaman data
wisata, dan juga admin bisa memilih pilih aksi
alternatif. Dimana alternatif wisata yang
sehingga admin bisa melakukan aksi apa yang
dimasukan kedalam sistem ada 20 alternatif.
admin inginkan.
e. Halaman Pembobotan
g. Halaman Rangking Wisata

Gambar 6. Halaman Pembobotan

Pada gambar 6. di atas merupakan halaman Gambar 8. Halaman Pembobotan

pembobotan. Pada halaman ini bobot data kriteria Pada gambar 8. di atas merupakan halaman

dan alternatif diinputkan sesuai dengan data yang rangking wisata. Dimana dirangking wisata ini
142
Jurnal Rekursif, Vol. 7 No. 2 November 2019, ISSN 2303-0755
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/
menampilkan hasil dari nilei egien dari setiap 2. Pada penelitian ini objek wisata yang
kriteria yaitu, kriteria biaya masuk, kriteria fasilitas, digunakan hanya yang ada di KabupatenRejang
kriteria jarak, kriteria tahun berdiri, hasil akhir Lebong. Pada penelitian selanjutnya,
didapatkan. Pada halaman ini menampilkan nilai disarankan data yang digunkanadalah data
hasil dan juga rank dari setiap alternatif yang ada. objek wisata yang ada di provinsi Bengkulu.
3. Pada Penelitian ini belum adanya halaman buku
VI. KESIMPULAN
tamu wisatawan, pada penelitian selanjutnya,
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas,
disarankan untuk menambahan halaman buku
maka penulis mendapat kesimpulan sebagai
tamu untuk wista.
berikut:
1. Penelitian ini telah berhasil merancang dan REFERENSI
membangun sistem pendukung keputusan [1] Turban, Liang, Aronson, & E, J, “Decision Support Systems
and Intelligent Systems. 6th edition. Prentice Hall: Upper
pemilihan objek wisata dengan metode Saddle River, NJ.,” 2005.
[2] T. L. Saaty, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin,
Analitical Hierarchie Process di Kabupaten Proses Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan
dalam situasi yang Kompleks., Jakarta: PT. Pustaka
Rejang Lebong dengan menggunakan 20 Bidaman Pressindo, 1993.
alternatif wisata dan 4 kriteria. Sesuai dari hasil [3] Fakhrurezi, “Perancangan Aplikasi Virtual Tour Universitas
Bengkulu Dengan Pemodelan Objek 360,” Jurnal
pengujian menggunakan metode blackbox, Informatika, 2016.
[4] Moore, J. h., & M. g. Chang, Design of Decision Support
fungsional sistem telah 100% berhasil Systems, Data Base 12(1-2)., 1980.
berfungsi dengan baik, dinilai dari 14 halaman [5] F. K. S. Alexander, Web Programming Power Pack,
Yogyajarta: Mediakom, 2014.
dan total 18 skenario. [6] S. M dan A. R, Rekayasa Perangkat Lunak, Bandung:
Informatika Bandung, 2014.
2. Sistem telah berhasil menampilkan kondisi
objek wisata dalam bentuk Virtual Realty 360o
untuk mempermudah pengguna dalam melihat
objek wisata untuk memilih objek wisata di
Kabupaten Rejang Lebong Perhitungan.
3. Dari hasil tabulasi kuisioner yang diberikan
kepada responden umum, diperoleh penilaian
kesesuaian tampilan sebesar 86,66 %, dan
untuk kemudahan pengguna sebesar 78,33 %.

VII. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas,
maka penulis menyarankan sebagai berikut
1. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk
dapat melakukan pengembangan sistem dengan
platform yang berbeda sehingga sistem
pedukung keputusan pemilihan objek wisata ini
bisa dijalankan di platfom yag berbeda.

143

Anda mungkin juga menyukai