1. LATARBELAKANG
Perangkat lunak telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari bersama dengan semakin
berkembangnya penggunaan teknologi informasi baik untuk keperluan pribadi, bisnis maupun
pemerintahan.
Hal ini memacu kebutuhan akan tersedianya tenaga kompeten dalam bidang pengembangan
perangkat lunak. Kemampuan personil di bidang pengembangan perangkat lunak sangat bervariasi sejalan
dengan munculnya berbagai institusi pendidikan formal maupun non formal di bidang tersebut serta dengan
diterapkannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) di awal tahun 2016. Untuk memberi kepastian bagi berbagai
pihak yang berkepentingan dengan ketersediaan tenaga kerja di bidang ini maka diperlukan standar
kemasan kompetensi yang sesuai.
Dengan skema sertifikasi yang mengacu langsung pada SKKNI ini diharapkan dapat memberi
manfaat langsung para pemangku kepentingan.
4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
4.2. Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2018 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
4.3. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.4. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
4.5. Keputusan Menteri Ketenagakarjaan Nomor 458 tahun 2016 Tentang SKKNI software development
subbidang Mobile Computing
4.6. Pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1/BNSP/III/2014 Tentang Penilaian Kesesuaian –
Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi.
4.7. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi nomor 4/BNSP/VII/2014 Tentang pedoman
Pengembangan dan pemeliharaan Skema Sertifikasi
2
SKEMA SERTIFIKASI JUNIOR MOBILE PROGRAMMER
3 J.612000.006 Menyusun Mobile location Based Service, GPS dan Mobile Navigation.
6 J.612000.022 Menjelaskan Mobile Sensor dan Spesifikasi Teknisnya untuk Mobile Computing
3
SKEMA SERTIFIKASI JUNIOR MOBILE PROGRAMMER
8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Komponen biaya sertifikasi ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan struktur biaya personil dan
biaya non personil. Biaya sertifikasi uji kompetensi ditetapkan oleh Dewan Pengarah LSP Teknologi
Digital.
8.2. Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor, penggandaan materi,
biaya akomodasi dan transportasi asesor yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan
asesmen.
4
SKEMA SERTIFIKASI JUNIOR MOBILE PROGRAMMER
9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Sertifikasi Bidang Junior Mobile
Programmer diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat;
9.3.4. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar
peserta untuk mengumpulkan bukti yang berkualitas;
9.3.5. Bukti yang dikumpulkan diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan
bukti Sahih/Valid, Otentik, Terkini, Memadai;
9.3.6. Hasil proeses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti Sahih/Valid, Otentik, Terkini, Memadai
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti Sahih/Valid, Otentik,
Terkini, Memadai direkomendasikan “Belum Kompeten”
9.3.7. Asesor melaporkan dan menyampaikan rekomendasi hasil uji kompetensi kepada LSP Teknologi
Digital.
5
SKEMA SERTIFIKASI JUNIOR MOBILE PROGRAMMER
9.9. Banding
9.9.1. Peserta Uji Kompetensi dapat mengajukan banding terhadap hasil asesmen jika mendapatkan
perlakuan yang tidak adil dari asesor. Perlakuan tidak adil tersebut meliputi diskriminasi,
mempersulit dalam pembuktian asesmen dan konflik kepentingan.
9.9.2. Prosedur pengajukan banding atas keputusan hasil asesmen adalah sebagai berikut :
a. Berilah komentar perlakuan tidak adil di dalam formulir umpan balik. Jika Peserta Uji
Kompetensi tidak dapat memberikan komentar maka Peserta Uji Kompetensi tidak
diwajibkan menanda tangani persetujuan hasil asesmen tersebut.
b. Mengajukan surat permohonan banding kepada Direktur Eksekutif LSP Teknologi Digital.
c. Direktur Eksekutif LSP akan menjawab surat pengajuan banding setelah mengadakan
pengkajian terhadap alasan keberatan yang diajukan oleh peserta uji kompetensi.
d. Jika terbukti ditemukan perlakuan tidak adil, maka peserta uji kompetensi akan diberi
kesempatan melakukan asesmen ulang untuk membuktikan bahwa peserta uji kompetensi
kompeten.