Anda di halaman 1dari 7

2017

LSP-P2 BLK PADANG

FR. SKEMA-03

JUDUL : SKEMA SERTIFIKASI DRAFTER ARSITEKTUR

Penjelasan Singkat Pengembangan:


Disusun Atas Dasar Permintaan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Padang Untuk
Membangun, Memelihara Dan Memastikan Kompetensi Drafter Arsitektur.Kemasan
Kompetensi Yang Digunakan Mengacu Kepada SKKNI Yang Ditetapkan Berdasarkan
Kepmen Nomor : KEP. 327 / MEN / IX / 2009 Tentang Penetapan Skkni Sektor Konstruksi
Bidang Konstruksi Gedung Dan Bangunan Sipil Sub Bidang Transportasi Jabatan Kerja Juru
Gambar Pekerjaan Jalan Dan Jembatan. Skema Sertifikasi Ini Digunakan Untuk Memastikan
Kompetensi Tenaga Kerja Dan Sebagai Acaun Dalam Asesmen LSP - P2 BLK Padang dan
asesor kompetensi
SKEMA SERTIFIKASI DRAFTER ARSITEKTUR LSP- P2 BLK PADANG-2017

Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal:


Oleh: Oleh:

Ketua Komite Skema Ketua LSP

Nomor Dokumen:
Nomor Salinan : 01
Status Distribusi:

Terkendali
√ Tak terkendali

2
SKEMA SERTIFIKASI DRAFTER ARSITEKTUR LSP- P2 BLK PADANG-2017

1. LATAR BELAKANG
1.1. Diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015, di mana akan berlaku pasar bebas khususnya tenaga
kerja sehingga diperlukan sertifikasi sebagai bentuk pengakuan kompetensi terhadap tenaga kerja ;
1.2. Kebijakan Kemenakertrans tentang kios 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, penempatan) calon tenaga kerja, sehingga
mengintegrasikan antara pelatihan, sertifikasi dan penempatan;
1.3. Implementasi Permenakertrans no.8 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan berbasis
kompetensi, dimana mengintegrasikan pelatihan off thejob training dan on thejob training;
1.4. Penjaminan mutu lulusan hasil pelatihan sesuai dengan standar kompetensi kerja dalam rangka penyiapan SDM
yang kompetitif di pasar kerja;
1.5. Perlunya perjaminan kualitas serta pengakuan terhadap kompetensi Drafter Arsitektur dalam bentuk sertifikat
kompetensi.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1. Bidang Teknik Gambar Kerja
2.2. Sertifikasi Drafter Arsitektur

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi para Drafter Arsitektur
3.2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan sertifikasi oleh LSP dan Asesor

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
4.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
4.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
4.6. Permenakertrans no.08 tahun 2014 tentang pedoman penyelenggaraan PBK
4.7. Kepmen 327/MEN/IX/2009 tahun tentang penetapan skkni sektor konstruksi bidang konstruksi gedung dan
bangunan sipil sub bidang transportasi jabatan kerja juru gambar pekerjaan jalan dan jembatan.
4.8. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi profesi nomor 1/BNSP/III/2004 tentang pedoman persyaratan umum
Lembaga sertifikasi Profesi.
4.9. Peraturan badan nasional sertifikasi profesi nomor 4/BNSP/VII/2014 Tentang pedoman pengembangan dan
pemeliharaan skema sertifkasi.

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Okupasi : DRAFTER ARSITEKTUR
NO KODE UNIT JUDUL UNIT
1 INA 5220.123.01.01.07 Melaksanakan Prosedur K3 dan lingkungan ditempat kerja
2 INA 5220.123.01.03.07 Mendiagnosa gambar kerja, sketsa/draft
3 INA 5220.123.01.04.07 Mengidentifikasi bahan dan alat yang diperlukan
4 INA 5220.123.01.06.07 Melakukan Penggambaran
5 LOG.OO.09.009.01 Menggambar 2D dengan sistem CAD

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

3
SKEMA SERTIFIKASI DRAFTER ARSITEKTUR LSP- P2 BLK PADANG-2017

6.1. Memiliki sertifikat latih pada jabatan Drafter Arsitektur, atau


6.2. Berpengalaman kerja sebagai Drafter Arsitektur atau jabatan sejenis pada institusi mitra kerja BLK PADANG
selama minimum 2 tahun

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Menerima informasi tentang skema sertifikasi Drafter Arsitektur
7.1.2. Meminta rekaman (instrumen assessment), untuk digunakan dalam proses sertifikasi atau resertifikasi
7.1.3. Peserta yang lulus dalam asesmen kompetensi akan diberikan sertifikat kompetensi dan menggunakan
sebagai promosi diri sebagai Drafter Arsitektur
7.1.4. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi
7.1.5. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi
7.1.6. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk
disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan
aturan yang bersifat Nasional
7.1.7. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi
7.1.8. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Menginformasikan hal-hal yang dapat mempengaruhi persyaratan sertifikasi
7.2.2. Melaksanakan keprofesian Drafter Arsitektur dengan tetap menjaga kode etik profesi.
7.2.3. Mengikuiti program surveilan yang ditetapkan LSP minimal satu tahun sekali
7.2.4. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen
7.2.5. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan
7.2.6. Menjamin terpelihara kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi
7.2.7. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat
dipertanggung jawabkan
7.2.8. Membayar biaya sertifikasi

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Standar biaya sertifikasi mencakup asesmen, RCC, dan administrasi.
8.2. Biaya sertifikasi :
Rp. 800.000,- (Delapan Ratus Ribu Rupiah), biaya di bayar langsung oleh asesi, atau pihak instansi
asesi/pemohon yang menanggungnya.
8.3. Biaya sertifikasi belum termasuk biaya akomodasi dan transportasi asesi yang merupakan beban masing-masing
peserta asesmen.

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1 Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Instalasi Penerangan ini yang mencakup persyaratan dan ruang
lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang
sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukti : (dikaitkan
dengan klausal 6)
a. Copy KTP
b. Ijazah Terakhir
c. Copy sertifikat pelatihan Instalasi Penerangan
d. Pas foto berwarna 3x4 sebanyak 2 lembar
4
SKEMA SERTIFIKASI DRAFTER ARSITEKTUR LSP- P2 BLK PADANG-2017

9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang
diperlukan untuk penilaian
9.1.6. LSP P2 BLK Padang menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesmen Instalasi Penerangan direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi
persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi
untuk memastikan kompetensi .
9.2.2. LSP- P2 BLK Padang menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen
9.2.3. Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan
dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan
9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan proses asesmen dengan
Peserta Sertifikasi
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang disampaikan
pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL -02 , untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan bukti yang diperlukan
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan Kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Uji kompetensi Instalasi Penerangan dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan,
pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema
sertifikasi. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama
lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau
ketidaklulusan.
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan;
9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Instalasi Penerangan diverifikasi atau dikalibrasi
secara tepat
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis , lisan , diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa
bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi
aturan bukti
9.3.5. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan
yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1.Keputusan sertifikasi terhadap peserta dilakukan oleh LSP berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama
proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan uji
kompetensi atau pelatihan peserta sertifikasi.
9.4.2. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dengan
proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi (sebagaimana tercantum
dalam panduan mutu)
9.4.3. LSP memberikan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat. Serta
memelihara informasi kepemilikan sertifikat untuk setiap pemegang sertifikat melalui surveilence terhadap
pemegang sertifikat. LSP harus menerbitkan sertifikat kompetensi dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang
ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP.
9.4.4. Sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh LSP minimum memuat informasi berikut:
a) nama orang pemegang sertifikat;
b) pengenal yang unik;
c) nama badan yang menerbitkan sertifikat, dalam hal ini BNSP dan LSP, atas nama BNSP;

5
SKEMA SERTIFIKASI DRAFTER ARSITEKTUR LSP- P2 BLK PADANG-2017

d) acuan skema sertifikasi, standar atau acuan relevan lainnya, termasuk tahun terbit acuan tersebut, bila
relevan;
e) ruang lingkup sertifikasi, bila ada termasuk kondisi dan batasan keabsahannya;
f) tanggal efektif terbitnya sertifikat dan tanggal berakhirnya masa berlaku sertifikat.
9.4.5. Sertifikat kompetensi LSP sesuai pedoman BNSP, dan dirancang untuk mengurangi risiko pemalsuan
9.4.6. Sertifikat kompetensi berlaku selama 2 tahun

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1 Pembekuan dan pencabutan sertifikat dapat dilakukan jika terbukti terjadi ketidak-sesuaian dan
penyalahgunaan.
9.5.2 Proses pembekuan dan pencabutan sertifikat dapat dilakukan dilakukan berdasar SOP yang telah
ditentukan oleh pihak LSP- P2 BLK Padang.
9.5.3 Selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait
dengan sertifikasi yang dibekukan atau menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk
kegiatannya.

9.6. Pemeliharaan sertifikasi


9.6.1 Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi, LSP-P2 BLK Padang melakukan survailen
yang mencakup:
 Survailen minimal dilakukan sekali dalam setiap tahun
 Bentuk surveilen bukti rekaman hasil pekerjaan / laporan di tempat kerja, baik secara langsung, Fax
ataupun email dan lainya
 Witness (bila diperlukan)

9.7. Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1 9.7.1. LSP-P2 BLK Padang menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal
untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir dengan
melaksanakan asesmen
9.7.2 Fokus metode asesmen.
 Rekaman kegiatan calon peserta sertifikasi ulang
 Portofolio
 Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja.
.9.7.4.Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP-P2 BLK PADANG menjamin bahwa dalam memastikan
terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan melalui evaluasi yang tidak memihak.
9.7.5.Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP-P2 BLK PADANG disesuaikan dengan skema sertifikasi, minimum
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a) evaluasi di tempat kerja;
b) pengembangan profesional;
c) wawancara terstruktur;
d) konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan pengalaman kerja;
e) uji kompetensi;
f) pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.

9.8. Penggunaan Sertifikat


9.8.1 Profesi yang disertifikasi harus menandatangani persetujuan untuk:
9.8.1.1 Memenuhi ketentuan skema sertifikasi;
9.8.1.2 Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan;
9.8.1.3 Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP-P2 BLK Padang dan tidak
memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP-P2 BLK Padang
dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
9.8.1.4 Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat
acuan LSP-P2 BLK Padang setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan
sertifikat kepada LSP-P2 BLK Padang yang menerbitkannya, dan
9.8.1.5 Tidak menyalahgunakan sertifikat.

9.9. Banding

6
SKEMA SERTIFIKASI DRAFTER ARSITEKTUR LSP- P2 BLK PADANG-2017

9.9.1 LSP-P2 BLK PADANG menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut:
a) prosesuntuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan tindakan
apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang
serupa;
b) penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya;
c) memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.
9.9.2. LSP-P2 BLK PADANG membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani
secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.
9.9.3.Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
9.9.4 LSP-P2 BLK PADANG bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding. LSP-P2 BLK PADANG menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan
proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan
banding.
9.9.5.Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan
diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.9.6. LSP-P2 BLK PADANG menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya
kepada pemohon banding.
9.9.7. LSP-P2 BLK PADANG memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.

Anda mungkin juga menyukai