Anda di halaman 1dari 47

TUGAS KEPERWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.M TERUTAMA PADA NY.


S DENGAN HIPERTENSI

DOSEN PENGAMPU:
TIWI SUDYASIH, S.KEP., NS., M.KEP

DISUSUN OLEH:
Bety Rinda Setyowati
PSIK 6A/A2

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S
DENGAN HIPERTENSI

Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
keperawatan keluarga. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemahaman asuhan
keperawatan keluarga dengan hipertensi.

Yogyakarta, 26 Juni 2019

DISAHKAN OLEH:
Dosen Pembimbing Keperawatan Keluarga

Tiwi Sudyasih, S.Kep., Ns., M.Kep

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Mahs Pengasih lagi


Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Nya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Keluarga
dengan pembahasan “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.S Dengan
Hipertensi”. Makalah kami susun guna untuk mengetahui dan memahami
tentang Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.S Dengan Hipertensi.

Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak


yang sudah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 26 Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................2
C. TUJUAN...................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................3
A. PENJAJAKAN I DAN II........................................................................3
B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA.......................................17
BAB III..................................................................................................................26
PEMBAHASAN...................................................................................................26
A. PEMBAHASAN.....................................................................................26
B. KETERBATASAN................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah baik diastolik
maupun sistolik secara hilang timbul atau menetap.Hipertensi dapat terjadi
secara esensial (primer atau idiopatik) dimana faktor penyebabnya tidak
dapat diidentifikasi, atau secara sekunder, akibat dari penyakit tertentu
yang diderita. Hipertensi adalah penyebab utama stroke, penyakit jantung,
dan gagal ginjal.Hipertensi primer terjadi sebesar 90 - 95 % kasus dan
cenderung bertambah seiring dengan waktu. Faktor resiko meliputi
obesitas, stres, gaya hidup santai dan merokok (Robinson dan Saputra,
2014).
Menurut World Health Organization (WHO), tekanan darah
dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dan diantara nilai
tersebut dikatakan normal tinggi. Namun untuk orang Indonesia, banyak
dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal adalah sekitar 110-
120/80-90 mmHg. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa di atas 18 tahun.
Selain itu, menurut Joesoef Direktur Pelayanan medis pusat jantung
nasional Harapan Kita, mengatakan bahwa, ‘’ Tekanan darah 120-139/80-
90 mmHg dikategorikan sebagai Prehipertensi dan perbaikan dalam gaya
hidup dibutuhkan untuk menurrunkan tekanan darah, sedangkan tekanan
darah 140-159/90-99 mmHg merupakan hipertensi stadium 1 dan tekanan
darah >160/>100 mmHg merupakan hipertensi stadium II (Adib, 2009).
WHO mencatat pada tahun 2013 sedikitnya sejumlah 972 juta
kasus Hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025
atau sekitaran 29% dari total penduduk dunia menderita hipertensi, dimana
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada dinegara
berkembang.termasuk Indonesia, Hipertensi juga menempati peringkat ke

1
2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dirumah sakit di
Indonesia. penderitanya lebih banyak wanita (30%) dan pria (29% )sekitar
80 % kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang.
(Triyanto, 2014). Menurut National basic health survey prevalensi
hipertensi diindonesia pada kelompok usia 15 - 24 tahun adalah 8,7% pada
kelompok usia 25 - 34 tahun adalah 14,7%, kelompok umur 35 - 44 tahun
24,8% usia 45 - 54 tahun 35,6%,usia 55 - 64 tahun 45,9% untuk usia 65 -
74 tahun57,6% sedangkan lebih dari 75 tahun adalah 63,8%, dengan
prevalensi yang tinggi tersebut hipertensi yang tidak disadari jumlahnya
bisa lebih tinggi lagi.hal ini terjadi karena hipertensi dan komplikasinya
jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada hipertensi yang tidak ada gejala
( Widjaja.dkk 2013).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner
dan pengukuruan tekanan darah, Cenderung lebih tinggi pada kelompok
pendidikan rendah dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan akibat
ketidaktahuan tentang pola makan yang baik. Berdasarkan analisis
hipertensi didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3 persen (laki laki
6,0% , dan perempuan 4,7%), pedesaan (5.6%) lebih tinggi dari perkotaan
(5,1) (Rikesdas, 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hipertensi?
2. Apa saja klasifikasi hipertensi?
3. Apa penyebab hipertensi?
4. Apa gejala hipertensi?
5. Bagaimana patofisiologi hipertensi?
6. Apa saja komplikasi hipertensi?
7. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada hipertensi?

C. TUJUAN
1. Untuk mnegetahui pengertian hipertensi.

2
2. Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi.
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi.
4. Untuk mengetahui gejala hipertensi.
5. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi.
6. Untuk mengetahui komplikasi hipertensi.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.

3
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENJAJAKAN I DAN II
Kasus
Ny.S (50 tahun) istri dari Tn.M (55 tahun) mempunyai dua orang
anak Tn.P (33 tahun) dan anak kedua Nn.A (18 tahun) seorang perempuan
mahasiswa di salah satu perguruan tinggi. Dalam keluarga Tn.M salah satu
anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn. M menderita penyakit Hipertensi.
Ny.S tampak lemas, mengeluh pusing dan nyeri dileher bagian belakang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.M hanya membiarkan saja
dirumah karena menurutnya masih bisa ditangani dirumah. Keluarga
merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga
hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari. Ny.S keluarga
Tn.M termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, Tn. M
mengatakan istrinya sering mengonsumsi sate kambing. Meskipun mereka
mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat
berbahaya dan keluarga Tn.M jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S.

4
Pengkajian Keperawatan Keluarga

I. Identitas Umum Keluarga


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn. M Pendidikan : SMP
Umur : 55th Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Alamat : Jl. Boyolali
Suku : Jawa Nomor Telepon : 081234567890

b. Daftar Anggota Keluarga


No Nama Umur Agama L/P Hub dg KK Pend Pekerjaan
1. Ny. S 50th Islam P Istri SMP IRT
2. Tn.P 33th Islam L Anak SMA Wiraswasta
3. Nn.A 18th Islam P Anak SMA Mahasiswa

c. Anggota Keluarga yang Meninggal


Nama Hubungan Dengan
No. Anggota KK Umur Sebab Kematian Ket
Keluarga
1. - - - - -
Anggota keluarga tidak ada yg meninggal dunia selama 6bulan terakhir

d. Tempat tinggal masing-masing keluarga


No. Nama Tinggal Bersama Orang Tua Tinggal Dengan Orang Lain
1. Tn.P - Tinggal dengan Istri dirumah
sendiri
2. Nn.A √ -

5
e. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. R yaitu nuclear family yaitu keluarga inti.
1. Struktur Keluarga
Keluarga patrilineal dimana keluarga Tn. M yang mengambil
keputusan adalah Tn. M
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga Tn. M saat ini adalah keluarga
dengan anak diperguruan tinggi karena pasangan Tn. M dan Ny. S
mempunyai anak kedua yang berusia 18 tahun. Keluarga Tn. M dan Ny. S
sudah menjalankan tugas perkembangan keluarga dengan anggota
keluarga saling menyesuaikan diri dan melaksankan tanggung jawab
sesuai dengan perannya masing-masing, Tn. M bekerja untuk mencari
nafkah, Ny. S sebagai ibu rumah tangga, dan Nn. A sebagai mahasiswa.
3. Fungsi keluarga
1) Fungsi perawatan
a) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Saat pengkajian Ny. S mengatakan mengeluh pusing
dileher bagian belakang. Ny. S juga sering merasakan pusing
hingga nyeri.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. M sudah tau kalau isterinya memiliki
penyakit hipertensi.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Ny. S mengatakan sudah memeriksakan di puskesmas
d) Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif.
Sudah terpenuhi hal ini dibuktikan dengan ruangan sudah
tertata dan lingkungan rumah kelihatan bersih.
e) Kemampuan keluarga memaanfaatkan yankes.
Tn. M mengatakan sudah pernah memeriksakan istrinya
periksa ke puskesmas tetapi tidak rutin.

6
1) Afektif: Hubungan antar anggota keluarga Tn. M terjalin dengan baik,
saling mengahargai, dan menghormati. Hubungan dengan orang
lain/tetangga baik, tidak pernah bertengkar dan rukun.
2) Social: Interaksi dalam keluarga Tn. M terjalin dengan baik. Keluarga Tn.
M aktif mengikuti kegiatan di masyarakat seperti siskamling, dasawisma,
PKK, karang taruna/kegiatan lainnya.
3) Reproduksi: Keluarga Tn. M telah menjalankan fungsi reproduksinya.
a. Ekonomi
Tn. M mempunyai penghasilan tetap ekonomi keluarganya berjalan
dengan baik. Dalam pengelolaan dana keluarga diserahkan pada Ny.
A. Status ekonomi keluarga termasuk dalam ekonomi menengah ke
atas dengan penghasilan lebih dari Rp. 2.500.000,00.
b. Perawatan kesehatan
Ny. S mengatakan hanya memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas saat sakit saja. Ny. Dan jika tidak bahaya keluarga Tn.M
tidak memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan.
c. Sistem Pendukung Keluarga
Dalam anggota kleluarga Tn. M tidak ada yang memiliki masalah
penyakit yang serius. Jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan
± 500m.

Genogram

33th

18
th
7
Keterangan :

: Klien ( yang sakit ) :Garis Pernikahan

: Laki-laki : Garis keturunan

: Perempuan ---- : Tinggal serumah

1. Status Kesehatan Keluarga Inti


a. Pemeriksaan fisik
a) Tn. R
TD: 130/80 mmHg, BB: 70 kg, TB: - cm
Kepala: bentuk mesochepal, konjungtiva merah muda Leher: tidak
ada pembengkakan kelenjar tyroid. Dada: ekspansi dada simetris,
tidak ada tarikan dinding dada Perut: bentuk simetris, tidak ada
nyeri tekan Ekstremitas: tidak ada kelainan anggota gerak, tidak
ada kelemahan otot
b) Ny. S
TD: 160/100 mmHg, BB: 50 kg, TB: - cm Kepala: bentuk
mesochepal, konjungktiva merah muda Leher: tidak ada
pembengkan kelenjar tyroid Dada: ekspansi dada simetris, tidak
ada tarikan dinding dada, Perut: bentuk simetris, tidak ada nyeri
tekan,ada benjolan pada glutea kiri Ekstremitas: tidak ada kelainan
anggota gerak, tidak ada kelemahan otot.
c) Tn. P
TD:120/80 mmHg, BB: 70 kg, TB : 180cm
Kepala: bentuk mesochepal, konjungktiva merah muda,
Leher: tidak ada pembengkan kelenjar tyroid

8
Dada: ekspansi dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada,
Perut: bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas: tidak ada
kelainan anggota gerak, tidak ada kelemahan otot.
d) Nn.A
TD: 110/80mmHg, BB: 45 kg, TB : 156 cm
Kepala: bentuk mesochepal, konjungktiva merah muda.
Leher: tidak ada pembengkan kelenjar tyroid Dada: ekspansi dada
simetris, tidak ada tarikan dinding dada, Perut: bentuk simetris,
tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas: tidak ada kelainan anggota
gerak, tidak ada kelemahan otot.

Hobi masing-masing keluarga

Dalam keluarga Tn. R anggota keluarga yang memiliki hobi yaitu :

Nama Macam Hobby Manfaat Waktu Tempat

Tn. M Menyanyi Kesenangan Senggang Rumah

Ny. S Membaca Menghilangkan Senggang Rumah

Stress
Tn.P Memancing Kesenangan Senggang Kolam
Pemancingan
Nn.A Menari Menghilangkan Senggang Sanggar Tari
Stress

A. Hubungan antar anggota keluarga


a) Hubungan suami-istri
Hubungan antara Tn. M dan Ny. S harmonis, satu sama lain saling
mendukung, jika ada masalah dimusyawarahkan bersama.
b) Hubungan antara orangtua- anak
Hubungan antara Tn. M dengan anak-anaknya harmonis.

9
c) Hubungan antara anak-anak
Hubungan antara anak Tn. M yang satu dengan yang lainnya
harmonis.
d) Hubungan anggota keluarga dengan anggota keluarga lain
Harmonis, antara anggota keluarga saling mengunjungi, saling
menolong dan berbincang bersama. Anggota keluarga yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan kelu kiarga
antara Tn. M, Ny. S, dan anak-anaknya selalu bermusyawarah, walaupun
sebagian besar pengaruh dari Tn. M.
e) Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari
1) Pola nutrisi
Keluarga Tn. M makan 3 x sehari, jenis nasi, sayur, lauk bervariasi
(tempe, tahu atau ikan) makan habis 1 porsi piring rata. Tn. M tidak
mempunyai makanan pantangan. Tn. M minum ±10 gelas sehari berupa
teh manis dan air putih sesudah bangun tidur dan kadang minum kopi. Ny.
S makan 3 x sehari, jenis nasi, sayur dan lauk (tempe, tahu atau ikan,),
makan habis 1 porsi. Minum ±3-4 gelas sehari berupa teh dan air putih.
Ny. S menyatakan tidak mempunyai makanan pantangan/alergi terhadap
jenis makanan tertentu.
2) Pola aktivitas-istirahat
Setiap harinya Tn. M bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam
16.00 WIB sebagai karyawan swasta. Sedangkan Ny.A mulai bekerja
pukul 04.00 WIB memasak makanan untuk sarapan anak dan suaminya.
Tn.M dan Ny.S istirahat pukul 22.00 WIB. Nn.A tidur malam pukul 21.00
Wib dan tidak mempunyai masalah pada istirahatnya.
3) Rekreasi
Ny. S menyatakan bahwa keluarga selalu berekreasi bila ada waktu
senggang dan An. I libur sekolah. Di rumah keluarga mempunyai sarana
hiburan keluarga berupa 1 buah televise dan 1 buah radio.
4) Pemanfaatan waktu luang

10
Waktu senggang keluarga dimanfaatkan untuk membaca dan
menonton televisi. Tn. R mengisi waktu luang dengan membantu istrinya
yaitu Ny. A untuk merawat anaknya. Ny. A memanfaatkan waktu luang
nonton TV.
5) Pola eliminasi
Keluaraga Tn. M mempunyai kebiasaan buang air kecil dan buang
air besar di WC. Ny. S mempunyai kebiasaan buang air kecil kurang lebih
5-6 x sehari. Tn. M buang air besar 1 x sehari di WC. Nn.A buang air kecil
4-5 x sehari dan buang air besar 1 x sehari.
6) Pola kebersihan diri
Keluarga Tn. M mandi 2 x sehari dengan sabun mandi di kamar
mandi. Keluarga Tn. M mencuci rambut dengan sampo 2 hari
sekali/apabila sudah kotor. Keluarga Tn. M mengganti pakaiannya 2 x
sehari. Keluarga Tn. M mencuci tangan sebelum makan dan mencuci kaki
sebelum tidur.

II. FAKTOR SOSIAL,EKONOMI, DAN BUDAYA


a. Penghasilan dan pemanfaatannya
Penghasilan keluarga Tn. R bersumber dari pekerjaan Tn. R
sebagai PNS. Penghasilannya berkisar diatas Rp. 2.500.000/bulan.
b. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan
 Biaya kebutuhan pokok : Rp. 900.000,00
 Biaya pendidikan anak : Rp. 4.000.000
 Biaya kesehatan : Rp. 300.000,00
 Biaya tak terduga : Rp. 1.000.000,00
c. Penggunaan Dana Keluarga
Ny. S mengatakan bahwa berapapun penghasilan yang didapat
keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, biaya
pendidikan dan dana untuk kepentingan hubungan social.
d. Pengelolaan dana di keluarga

11
Penghasilan Tn. M dikelola oleh Ny. S
e. Hubungan keluarga Tn. M dengan masyarakat
Tn. M maupun Ny. S aktif dalam kegiatan perkumpulan yang ada
di desa seperti pengajian, kerja bakti, siskamling, dasawisma, maupun
kegiatan lainnya. Fasilitas pertemuan di desa bila ada pertemuan
biasanya di rumah kepala dukuh/di rumah warga masyarakat lainnya.
1. Pendidikan

Nama Anggota Pendidikan Formal Pendidikan Non


No Tamat/tidak Ket
Keluarga Formal
1. Tn. M SLTP - Tamat -
2. Ny. S SLTP - Tamat -
3. Tn.P SLTA - Tamat -
-
4. Nn.A SLTA - Tamat

2. Budaya
Keluarga Tn. M berasal dari suku jawa, didalam budaya
keluarga Tn. M tidak ada yang berpengaruh terhadap masalah
kesehatan.
3. Agama
Keluarga Tn. R beragama islam dan taat menjalankan ibadah
sesuai dengan agama yang dianutnya.
f. FAKTOR LINGKUNGAN DAN RUMAH
a. Rumah
1) Denah rumah

 Ukuran rumah termasuk teras depan dan tidak


termasuk halaman adalah 50m.

12
 Status pemilikan rumah: rumah sendiri

 Dinding rumah: tembok (permanent)

 Atap terbuat dari genteng, langit-langit dari asbes

 Lantai rumah keramik

b. Ventilasi
Ventilasi rumah ada, berupa lubang-lubang angin, pintu dan
jendela. Jendela terdapat diruang tamu, dan kamar tidur. rumah
Ny. S mengatakan dapur dan kamar mandi tersedia.
c. Sarana memasak
Keluarga Tn. M memasak dengan menggunakan gas, tempat
penyimpanan peralatan dapur di rak piring.
d. Sampah
Keluarga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah.
Sampah dibuang ditempat sampah umum.
e. Sumber air
Sumber air yang digunakan keluarga untuk keperluan sehari-
hari berasal dari sumur gali dan membeli. Kualitas air sumur
baik, warna jernih, tidak berbau, kebersihan sumur cukup.
f. Jamban
Keluarga Tn. M mempunyai jamban keluarga berlantai
keramik kasar, kebersihan jamban cukup.
g. Pembuangan air limbah
Air limbah rumah tangga dialirkan melalui saluran limbah
tertutup di belakang rumah berjarak lebih dari 10 m dari sumber
air.
h. Kandang ternak
Keluarga Tn. M tidak mempunyai kandang ternak.

13
i. Halaman
Halaman rumah Tn. M dimanfaatkan untuk meletakkan pot
dan bunga. Terdapat beraneka ragam bunga.
j. Kamar mandi
Keadaan kamar mandi keluarga sangat bersih, terdapat
ember. Tidak terdapat jentik- jentik nyamuk di dalam ember.
k. Lingkungan rumah

 Geografi rumah: rumah berada di daerah pedesaan

 Jarak rumah Tn. M dengan tetangga: cukup dekat

 Suasana di sekitar rumah cukup ramai karena dekat masjid

l. Fasilitas pendidikan
1) Jarak antara rumah dengan sarana pendididkan + 1km
2) Jarak antara rumah dengan puskesmas 500 meter
3) Jarang antara rumah dengan TPA 10 meter
m. Fasilitas perdagangan
Jarak rumah dengan fasilitas perbelanjaan yaitu warung kurang lebih 50
m dan pasar kurang lebih 400m.
n. Fasilitas kesehatan
Jarak rumah dengan Puskesmas kurang lebih 500 meter.
o. Fasilitas peribadatan
Jarak rumah dengan masjid kurang lebih 15 meter
p. Sarana hiburan
Sarana hiburan yang ada di rumah adalah televise dan radio.
q. Sarana transportasi keluarga
Sarana transportasi keluarga adalah sepeda motor.
2) KESEHATAN IBU DAN ANAK
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan menstruasi
Ny. S mengalami kehamilan 2 kali. Proses melahirkan ditolong oleh

14
bidan dan dokter.
a) Riwayat keluarga berencana
Ny. S mengatakan bahwa ia mengikuti sudah tidak mengikuti
program KB.
3) RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL
a. Memenuhi kebutuhan jiwa
Ny. S mengatakan semua keadaan keluarga cukup merasa tenang,
aman dan tentram.
b. Pemenuhan status social
Keluarga tidak merasa dikucilkan maupun dibenci oleh masyarakat di
sekitarnya.
c. Riwayat kesehatan mental keluarga
Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga maupun anggota
keluarga yang merasa tertekan, kecewa maupun merasa bersalah.
d. Gangguan mental anggota keluarga
Tidak ada perilaku anggota keluarga yang menonjol seperti agresif,
ekstrem, suka melamun, suka menyendiri.
4) PERSEPSI DAN TANGGAPAN TERHADAP MASALAH
a. Persepsi
Keluarga Tn.M mengatakan bahwa hipertensi pada Ny. S adalah hal
biasa terjadi. Ny.S menanyakan tentang dampak hipertensi ke depannya.
b. Tanggapan
Keluarga Tn.M sudah tau kalau Ny. S hipertensi. Tn. M
mengatakan sudah pernah memeriksakan istrinya mengontrol kesehatan ke
puskesmas tetapi tidak rutin.

B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa keperawatan
No Data Diagnosa Keperawatan

15
1. Ds : Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
- Tn.M mengatakan bahwa
(00099)
tekanan darah tinggi pada
Domain 1 : Promosi kesehatan
istrinya adalah hal biasa
Kelas 2 : Manajemen kesehatan
- Ny. S juga mengatakan
belum mengetahui secara
pasti penyebab tekanan
darah tinggi
Do : Ny. S tampak lemas
dan selalu memegangi
lehernya
2. Ds : Tn.M sudah pernah Ketidakefektifan manajemen
kesehatan dalam keluarga
memeriksakan tekanan
(00078)
darah Ny.S ke puskesmas
Domain 1 : Promosi kesehatan
tetapi tidak rutin karena
Kelas 2 : Manajemen kesehatan
menganggap tekanan darah
tinggi adalah hal yang
biasa
Do : Keluarga merawat
Ny.S sendiri dengan
berbekal pengetahuan
seadanya
3. Ds : Tn. M mengatakan Perilaku Kesehatan
Cenderung beresiko (00188)
istrinya sering
mengonsumsi sate Domain 1 : Promosi kesehatan
Kelas 2 : Manajemen kesehatan
kambing

PRIORITAS MASALAH

16
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)

No Kriteria Bobot Jumlah


1. Sifat masalah 3/3x1 = 1
Skala
- Potensial = 1 1
- Risiko = 2
- Aktual = 3
Kemungkinan untuk diubah 1/2x2 = 1
Skala
- Mudah = 2 2
- Sebagian = 1
- Tidak dapat = 0
Potensial dicegah 2/3x1 = 2/3
Skala
- Tinggi = 3 1
- Cukup = 2
- Rendah = 1
Menonjolnya masalah 1/2x1 = ½
Skala
- Segera ditangani = 2
- Ada masalah tapi 1
tidak segera ditangani
=1
- Masalah tidak
dirasakan = 0
Jumlah 3 1/6

Ketidakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga (00078)

No Kriteria Bobot Jumlah


2. Sifat masalah 3/3x1 = 1
Skala
- Potensial = 1 1
- Risiko = 2
- Aktual = 3
Kemungkinan untuk diubah 2/2x2 = 2
Skala
- Mudah = 2 2
- Sebagian = 1
- Tidak dapat = 0
Potensial dicegah 2/3x1 = 2/3
Skala

17
- Tinggi = 3 1
- Cukup = 2
- Rendah = 1
Menonjolnya masalah 1/2x1 = ½
Skala
- Segera ditangani = 2
- Ada masalah tapi 1
tidak segera ditangani
=1
- Masalah tidak
dirasakan = 0
Jumlah 4 1/6

Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko (00188)

No Kriteria Bobot Jumlah


3. Sifat masalah 3/3x1 = 1
Skala
- Potensial = 1 1
- Risiko = 2
- Aktual = 3
Kemungkinan untuk diubah 1/2x2 = 1
Skala
- Mudah = 2 2
- Sebagian = 1
- Tidak dapat = 0
Potensial dicegah 3/3x1 = 1
Skala
- Tinggi = 3 1
- Cukup = 2
- Rendah = 1
Menonjolnya masalah 2/2x1 = 1
Skala
- Segera ditangani = 2
- Ada masalah tapi tidak 1
segera ditangani = 1
- Masalah tidak
dirasakan = 0
Jumlah 4

Diagnosa Prioritas Keluarga


N Diagnosa NOC NIC

18
o Keperawatan
1. Ketidakefekti Setelah dilakukan 2x Mengenal masalah
fan pertemuan masalah
manajemen ketidakefektikan manajemen Pendidikan kesehatan
kesehatan dalam keluarga
kesehatan - Tentukan
dapat teratasi dengan keriteria
dalam hasil: pengetahuan
keluarga Mengenal masalah kesehatan dan gaya
(00078) hidup perilaku saat
Pengetahuan
ini pada individu,
promosi kesehatan
keluarga, atau
- Perilaku yang
kelompok sasaran
meningkatkan
- Tekankan
kesehatan
pentingnya pola
- Praktik gizi yang sehat
makan yang sehat,
tidur, berolahraga
dan lain-lain bagi
individu, keluarga,
kelompok yang
meneladani nilai
dan perilaku ini
dari oranglain
- Libatkan individu,
keluarga, dan
kelompok dalam
perencanaan dan
rencana
implementasi gaya
hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan
Mengambil keputusan
Partisipasi dalam keputusan Mengambil keputusan
perawatan kesehatan
Dukungan pengambilan
- Menentukan pilihan keputusan
yang diharapkan
- Bantu pasien untuk
terkait dengan
mengklarifikasi
outcome kesehatan
nilai dan harapan
- Mengidentifikasi

19
prioritas outcome yang mungkin akan
kesehatan membantu dalam
- Menyampaikan niat membuat pilihan
untuk bertindak terkait yang penting
dengan keputusan - Informasikan pada
pasien mengenai
pandangan-
pandangan atau
sosial alternatif
dengan cara yang
jelas dan
mendukung
Mampu merawat anggota
keluarga Mampu merawat
anggota keluarga
Status perawatan diri
Peningkatan keterlibatan
- Mempertahankan keluarga
kebersihan diri
- Identifikasi defisit
- Menyiapkan makanan perawatan diri
dan minuman untuk pasien
- Identifikasi
makan
kemampuan
anggota keluarga
untuk terlibat
dalam perawatan
pasien
- Dorong anggota
keluarga dan pasien
untuk membantu
dalam
mengembangkan
rencana perawatan,
termasuk hasil yang
diharapkan dan
pelaksanaan
Memodifikasi Lingkungan: rencana perawatan

Memodifikasi

20
Keseimbangan gaya hidup Lingkungan:

- Mengenali kebutuhan Manajemen lingkungan


untuk kenyamanan
menyeimbangkan
- Tentukan tujuan
ativitas-aktivitas hidup
pasien dan keluarga
- Memodifikasi
dalam mengelola
tanggungjawab peran
lingkungan dan
tanggungjawab peran
kenyamanan yang
dalam keluarga jika
optimal
diperlukan
- Fasilitasi tindakan-
tindakan
kebersihan untuk
menjaga
kenyamanan
individu dan
keluarga (misalnya
membersihkan
Menggunakan fasilitas badan, rambut dan
layanan kesehatan: sebagainya)

Pengetahuan sumber- Menggunakan fasilitas


sumber kesehatan layanan kesehatan:

- Strategi untuk Panduan sistem


mengakses layanan pelayanan kesehatan
kesehatan
- Anjurkan pasien
- Tahu kapan untuk
untuk mengenali
mendapatkan bantuan
jenis layanan yang
dari seorang
bisa diharapkan
profesional kesehatan

21
dari setiap jenis
penyedia layanan
kesehatan
(misalnya, perawat
spesialis, ahli gizi
berlisensi, perawat
berlisensi, perawat
praktisi berlisensi,
terapi fisik, ahli
jantung, internis,
dokter mata dan
psikolog)
- Dorong
pasien/keluarga
untuk bertanya
mengenai layanan
dan biaya (layanan
kesehatan)
- Dorong konsultasi
dengan profesioanl
perawatan
kesehatan lainnya
dengan tepat

2. Perilaku Setelah dilakukan 2x Mengenal masalah


Kesehatan pertemuan masalah perilaku
Cenderung kesehatan cenderung beresiko 1. Pendidikan
dapat teratasi dengan keriteria kesehatan
beresiko
hasil : a. Indentifikasi
(00188) Mengenal masalah faktor internal
1. Perilaku pencarian
dan eksternal

22
kesehatan (1603) yang dapat
a. Melakukan meningkatkan
skrinning atau
kesehatan
mengurangi
b. Melakukan
perilaku kesehatan motivasi untuk
dengan inisiatif berperilaku
sendiri sehat
c. Melakukan b. Bantu individu,
perilaku kesehatan keluarga, dan
yang disarankan masyarakat
d. Menggunakan
untuk
informasi
kesehatan yang memperjelas
terkemuka keyakinan dan
e. Menjelaskan nilai-nilai
strategi untuk kesehatan
mengoptimalkan c. Tekanka
kesehatan pentingnya pola
makan yang
sehat, tidur,
berolahraga dan
lain-lain.
d. Gunakan
berbagai
strategi dan
intervensi
utama dalam
program
Mengambil keputusan pendidikan
1. Penerimaan status e. Rancang dan
kesehatan: implementasika
a. Menghilangkan
n strategi untuk
konsep kesehatan
personal menilai
sebelumnya program dan
b. Mengenali realita keefektifan
situasi kesehatan program
c. Mencari informasi
tentang kesehatan Mengambil keputusan
d. Mengatasi situasi
kesehatan 1. Dukungan

23
e. Membuat pengambilan
keputusan tentang keputusan
kesehatan a. Tentukan
apakah terdapat
perbedaan
antara
pandangan
pasien dan
pandangan
penyedia
perawatan
mengenal
kondisi pasien
b. Fasilitasi
percakapan
pasien
mengenai
tujuan
perawatan
Merawat anggota keluarga c. Berikan
1. Partisipasi dalam informasi
keputusan perawatan sesuai
kesehatan: keinginan
a. Mencari informasi pasien
kesehatan yang
d. Informasikan
terpercaya
b. Menentukan pada pasien
pilihan yang mengenai
diharapkan terkait pandangan-
dengan outcome pandangan atau
kesehatan solusi
c. Mengidentifikasi
alternative
prioritas outcome
kesehatan dengan cara
d. Menggunkan yang jelas dan
teknik mendukung
penyelesaian e. Fasilitasi
masalah untuk pengambilan
mencapai outcome keputusan
yang diinginkan
kolaboratif
e. Menyampaikan

24
niat untuk
bertindak terkait
dengan keputusan Merawat anggota
keluarga

1. Dukungan
pengasuhan
a. Mengkaji
tingkat
pengetahuan
caregiver
b. Mengajarkan
caregiver
mengenai
pemberian
terapi bagi
pasien sesuai
dengan
keinginan
pasien
c. Menyediakan
dukungan untuk
keputusan
caregiver
d. Mengkaji upaya
bertanggungjaw
Modifikasi lingkungan ab caregiver,
1. Keseimbangan gaya sesuai dengan
hidup kebutuhan
a. Memodifikasi
tanggung jawab Modifikasi lingkungan
peran dalam 1. Peningkatan peran
keluarga jika a. Ajarakan
diperlukan perilaku-
b. Menggunakan perilaku baru
strategi untuk yang diperlukan
menyeimbangkan oleh
aktivitas kerja dan pasien/orang
peran keluarga tua untuk dapat
c. Mengevaluasi memenuhi
area-area yang perannya

25
dipersepsikan b. Bantu pasien
ketidakseimbanga untuk
n dalam gaya mengidentifikas
hidup i gambaran
realistik dari
adanya
perubahan
peran
c. Bantu pasien
untuk
mengidentifikas
i strategi-
strategi positif
untuk
managemen
perubahan
peran
Menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan Menggunakan fasilitas
1. Partisipasi dalam pelayanan kesehatan
keputusan perawatan 1. Panduan system
kesehatan keluarga: pelayanan
- Mencari pelayanan kesehatan
perawatan kesehatan - Bantu pasien dan
untuk memenuhi keluarga untuk
outcome yang mengkoordinasikan
diinginkan dan
mengkomunikasika
n perawatan
kesehatan
- Bantu pasien atau
keluarga unutk
memilih
profesional
keperawatan
kesehatan yang
tepat
3. Ketidakefekti Setelah dilakukan 2x Mengenal masalah
fan pertemuan masalah Peningkatan kesiapan
pemeliharaan ketidakefektifan pemeliharaan pembelajaran
kesehatan diharapakan dapat - Jelaskan bagaimana
kesehatan
teratasi dengan keriteria hasil: informasi bisa
(00099) membantu pasien
Mengenal masalah mencapai tujuan,

26
dengan cara yang
Pengetahuan tepat
promosi kesehatan - Bantu pasien
- Perilaku yang menyadari
kemampuan untuk
meningkatkan
mencegah
kesehatan penyakit/kondisi
- Praktik gizi yang sehat dengan cara yang
tepat

Mengambil keputusan

Dukungan pengambilan
Mengambil keputusan
keputusan
Partisipasi dalam keputusan
perawatan kesehatan - Bantu pasien untuk
mengklarifikasi
- Menentukan pilihan
nilai dan harapan
yang diharapkan
yang mungkin akan
terkait dengan
membantu dalam
outcome kesehatan
membuat pilihan
- Mengidentifikasi
yang penting
prioritas outcome
- Informasikan pada
kesehatan
pasien mengenai
- Menyampaikan niat
pandangan-
untuk bertindak terkait
pandangan atau
dengan keputusan
sosial alternatif
dengan cara yang
jelas dan
mendukung

Mampu merawat anggota Mampu merawat


keluarga anggota keluarga

Status perawatan diri Peningkatan keterlibatan


keluarga
- Mempertahankan
- Identifikasi defisit
kebersihan diri perawatan diri
- Menyiapkan makanan pasien
- Identifikasi

27
dan minuman untuk kemampuan
makan anggota keluarga
untuk terlibat
dalam perawatan
pasien
- Dorong anggota
keluarga dan pasien
untuk membantu
dalam
mengembangkan
rencana perawatan,
termasuk hasil yang
diharapkan dan
pelaksanaan
rencana perawatan

Memodifikasi
Memodifikasi Lingkungan: Lingkungan:

Keseimbangan gaya hidup Manajemen lingkungan


kenyamanan
- Mengenali kebutuhan
untuk - Tentukan tujuan
menyeimbangkan pasien dan keluarga
ativitas-aktivitas hidup dalam mengelola
- Memodifikasi lingkungan dan
tanggungjawab peran kenyamanan yang
tanggungjawab peran optimal
dalam keluarga jika - Fasilitasi tindakan-
diperlukan tindakan
kebersihan untuk
menjaga
kenyamanan
individu dan
keluarga (misalnya

28
membersihkan
badan, rambut dan
sebagainya)

Menggunakan fasilitas
Menggunakan fasilitas layanan kesehatan:
layanan kesehatan:
Panduan sistem
Pengetahuan sumber- pelayanan kesehatan
sumber kesehatan
- Anjurkan pasien
- Strategi untuk untuk mengenali
mengakses layanan jenis layanan yang
kesehatan bisa diharapkan
- Tahu kapan untuk dari setiap jenis
mendapatkan bantuan penyedia layanan
dari seorang kesehatan
profesional kesehatan (misalnya, perawat
spesialis, ahli gizi
berlisensi, perawat
berlisensi, perawat
praktisi berlisensi,
terapi fisik, ahli
jantung, internis,
dokter mata dan
psikolog)
- Dorong
pasien/keluarga
untuk bertanya
mengenai layanan
dan biaya (layanan

29
kesehatan)
- Dorong konsultasi
dengan profesioanl
perawatan
kesehatan lainnya
dengan tepat

Implementasi Asuhan Keperawatan


No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
. Keperawatan
1. Ketidakefektifan Rabu, 12 Juni - Memberikan S: Klien mengatakan
manajemen 2019 pengetahuan sudah mengetahui
kesehatan dalam kesehatan dan tentang hipertensi dan
keluarga (00078) gaya hidup perilaku hidup sehat
perilaku sehat
pada individu O:
dan keluarga - Klien kooperatif saat
(Pukul 10.30 diajak berdiskusi
WIB) - Klien dapat
- Memberikan menjelaskan kembali
informasi tentang hipertensi dan
kesehatan dan perilaku hidup sehat
edukasi tentang yang sudah dijelaskan
hipertensi pada
Ny. S (Pukul A: Ketidakefektifan
11.00 WIB) manajemen kesehatan
- Melakukan cek keluarga belum
tekanan darah teratasi
pada Keluarga
Tn.M terutama P:
Ny. S (Pukul - Akan
12.00 WIB) dilakukan
pertemuan
selanjutnya
pada 20 Juli
2019 untuk

30
cek tekanan
darah dan
senam
hipertensi
- Lanjutkan
Intervensi

Yogyakarta, 12 Juni 2019

Bety Rinda Setyowati

31
BAB III

PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah dalam
arteri ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik) sama dengan atau
diatas 140 mmHg dan tekanan darah saat jantung sedang berelaksasi
(diastolik) sama dengan atau diatas 90 mmHg (WHO, 2013). Hipertensi
adalah salah satu faktor penting sebagai pemicu penyakit tidak menular
(Non Communicable Disease = NCD) seperti penyakit jantung, Stroke,
dan lainlain yang saat ini menjadi momok penyebab kematian nomer satu
di dunia (Kemenkes RI, 2015).
Menurut American Sosiety of Hypertension (ASH) hipertensi
adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan
(Nuraini, 2015). Menurut Joint National Committe on Prevention
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure VII/JNC
2003 hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Depkes RI, 2013).
2. Klasifikasi Hipertensi
Pengelompokan tekanan darah dan Hipertensi berdasarkan
pedoman Joint National Committe JNC7 (2003), (Kowalksi, R,E., 2010) :

32
Jika angka sistolik dan diastolik dalam rentang salah satu dari kategori

diatas normal, secara keseluruhan seseorang termasuk dalam kategori

hipertensi.

3. Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu:
Hipertensi Esensial atau primer lebih dari 90% pasien hipertensi
merupakan hipertensi primer. Hipertensi sering terjadi karena turun
menurun dalam suatu keluarga, hal ini menunjukan bahwa faktor genetik
berperan penting pada kejadian hipertensi primer. Faktor lain yang
menjadi penyebab hipertensi primer ini adalah lingkungan, kelainan
metabolisme intra selulerdan faktor-faktor yang meningkatkan obesitas,
konsumsi alkohol, merokok dan kelainan darah (Muchid,2006).
Kedua adalah Hipertensi Renal atau Sekunder merupakan penyakit
ikutan dari penyakit sebelumnya. Kurang dari 10% penderita hipertensi
sekunder adalah dari gangguan hormonal, diabetes, ginjal, penyakit
pembuluh, penyakit jantung atau obat-obatan tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah (Muchid,2006). Tekanan darah tinggi dalam
jangka waktu yang lama dapat merusak endothel arteri dan mempercepat
artherosklerosis.
Komplikasi dari hipertensi yaitu rusaknya organ tubuh seperti
jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar. Jika penderita
hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskuler maka akan
meningkatkan mortalitas dan mordibitas akibat kardiovaskularnya
(Muchid,2006).
4. Gejala Hipertensi
Menurut Kowalksi, R,E (2010) Hipertensi tidak menunjukan gejala
apapun sehingga tidak punya cukup petunjuk bahwa seseorang sedang
terjadi penyimpangan. Seseorang yang mengalami sakit kepala ringan,

33
terutama di bagian belakang kepala belakang dan muncul di pagi hari.
Namun, sakit kepala jenis ini sama sekali bukan kondisi yang umum
terjadi.
Tekanan darah dipengaruhi oleh aliran senyawa kimia di ginjal.
Dan karena tekanan darah tinggi yang parah dapat merusak ginjal,
beberapa gejala yang muncul ditahap hipertensi yang sudah parah biasanya
bukan merupakan akibat langsung dari perubahan tekanan darah,
melainkan karena kerusakan ginjal. Gejala tersebut yaitu keringat berlebih,
kram otot, keletihan, peningkatan frekuensi berkemih dan denyut jantung
cepat atau tidak teratur (Depkes RI, 2013). Tidak semua penderita
hipertensi mengenali gejala, sehingga hipertensi sering disebut pembunuh
diam-diam (silent killer). Keluhan yang tidak spesifik antara lain: sakit
kepala, gelisah, jantung berdebardebar, pusing, penglihatan kabur, sakit
didada dan mudah lelah (Depkes RI,2013).
5. Patofisiologi
Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam
arteri bisa rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola)
untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau
hormon didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga

34
meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri
mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan
darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari
sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui
beberapa cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan mengeluarkan
garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan
mengembalikan tekanan darah normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal
akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah
bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut
renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya
akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ
peting dalam mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit
dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah
tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal
(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan
cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah (Triyanto 2014).
Pertimbangan gerontology perubahan struktural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggung pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekwensinya , aorta dan
arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume secukupnya), mengakibatkan

35
penurunan curah jantunng dan meningkatkan tahanan perifer
(Prima,2015).
6. Komplikasi
Menurut (Triyanto,2014) komplikasi hipertensi dapat
menyebabkan sebaga berikut :
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan
menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya
berkurang. Arteri-arteri otak mengalami arterosklerosis dapat menjadi
lemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentukya aneurisma.
Gejala tekena struke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang
binggung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian
tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau
lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak
sadarkan diri secara mendadak.
b. Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh
darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan
dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infrak. Demikian
juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan
waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan rusaknya
glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.

36
Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui
urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan
edema yang sering di jumpai pada hipertensi kronik.
d. Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
kejantung dengan cepat dengan mengakibatkan caitan terkumpul
diparu, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam
paru-paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai
menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefolopati
dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat).
Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruangan intertisium
diseluruh susunan saraf pusat. Neuronneuron disekitarnya kolap dan
terjadi koma.
Sedangkan menurut Menurut (Ahmad,2011) Hipertensi dapat
diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita
hipeertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai
resiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardovaskular seperti
stoke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal, target
kerusakan akibat hipertensi antara lain :
a. Otak : Menyebabkan stroke
b. Mata: Menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan
c. Jantung : Menyebabkan penyakit jantung koroner (termasuk
infark jantung)
d. Ginjal : Menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal
terminal
7. Penatalaksanaan
Menurut (junaedi,Sufrida,&Gusti,2013) dalam penatalaksanaan
hipertensi berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai
berikut:

37
a. Terapi non-farmakologi Penatalaksanaan non farmakologi merupakan
pengobatan tanpa obatobatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan
cara ini, perubahan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan
dengan menjalani perilaku hidup sehat seperti :
1. Pembatasan asupan garam dan natrium
2. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3. Olahraga secara teratur
4. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5. Mengurangi/ tidak merokok 6. menghindari stres 7. menghindari
obesitas
b. Terapi farmakologi (terapi dengan obat) selain cara terapi non-
farmakologi, terapi dalam obat menjadi hal yang utama. Obat-obatan
anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan, antara lain
obat-obatan golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan
penghambat konfersi enzim angiotensi.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran
garam dan air. Dengan mengonsumsi diuretik akan terjadi
pengurangan jumlah cairan dalam pembuluh darah dan
menurunkan tekanan pada dinding pembuluh darah.
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa
darah dan mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
3. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh
darah sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah
dan menurunkan tekanan darah.
4. Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan
pembuluh darah.
c. Terapi herbal banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi
dimanfaatkan sebagai obat hipertensi sebai berikut :
1. Daun seledri Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan
tanaman terna tegak dengan ketinggian dari 50 cm. Semua bagian

38
tanaman seledri memiliki bau yang khas, identik dengan sayur sub.
Bentung batangnya bersegi, bercabang, memiliki ruas, dan tidak
berambut.bunganya berwarna putih, kecil, menyerupai payung, dan
majemuk. Buahnya berwarna hijau kekuningan berbentuk kerucut.
Daunnya memiliki pertulangan yang menyirip, berwarna hijau, dan
bertangkai. Tangkai daun yang berair dapat dimakan mentah
sebagai lalapan dan daunnya digunakan sebagai penyedap
masakan, seperti sayur sop.
Hubungan dengan hipertensi, seledri berkasiat menurunkan
tekanan darah (hipotensis atau anti hipertensi). Sebuah cobaan
perfusi pembuluh darah menunjukan bahwa apigenin mempunyai
efek sebagai vasodilator perifer yang berhubungan dengan efek
hipotensifnya. Percobaan lain menunjukkan efek hipotensif herbal
seledri berhubungan dengan integritas sistem saraf simpatik
(Mun’im dan hanani, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016).


Nursing Interventions Classification (NIC). Indonesia: ELSEVIER.
Yusmawati,.(2017)BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Hipertensi.Scholar.Unand.ac.id.pdf

39
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classofocation (NOC). Indonesia: ELSEVIER.
Riasmini, N. M., Fermatasari, H., Chairani, R., Astuti, N. P., Muara, R. T., &
Handayani, T. W. (2017). PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi Nanda,
ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Universitas
Indonesia.

DOKUMENTASI

40
41
42

Anda mungkin juga menyukai