Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika Dasar merupakan salah satu mata kuliah yang mempelajari tentang
pengukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan tertentu. Sebagai
contoh, kita dapat mengukur panjang daam satuan inci, feet (kaki), mil tau
centimeter, meter atau kilometer. Fisika dasar ini merupakan salah satu mata
kuliah pada kurikulum program studi S1 tknologi hasil perikanan. Perlu diketahui
bahwa program studi ini merupakan konsentrasi pendidikan yang bertujuan
meenghasilkan tenaga-tenaga yang terampil dan propesional dengan mendidik
mahasiswa untuk menguasai ilmu pengetahuan secara teoritis dan dapat
menerapkannya di laboratorium. Maka perlu dilakukan kegiatan praktikum di
laboratorium atau di lapangan. Dalam menunjang program studi ini maka,
diperlukan dan dan bahan untuk mencapai tujuan yang di maksud.
1.2 Tujuan
1. Mempelajari penggunaan alat ukur
2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil
pengukuran/perhitungan
3. Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.
1.3 Manfaat
1. Melatih mahasiswa agar trampil melakukan percobaan dengan alat-alat
pepengukuran dasar fisika.
2. Melatih mahasiswa untuk dapat menganalisis hasil yang memperoleh dari
setiap pengamatan dari suatu objek kegiatan praktikum.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Besaran dan Satuan
Satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran dan menunjukkan
kuantitas dan suatu besaran atau membandingkan besaran dengan yang lain yang
dipakai oleh patokan. Sedangkan besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka.
Besaran terbagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan,
berikut pembahasannya:
a. Besaran Pokok
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu (kesepakatan para fisikawan dahulu). Terdapat tujuh besaran pokok dalam
fisika. Berikut adalah tabel nama-nama besaran pokok tersebut beserta satuan dan
definisinya.
No
Besaran Pokok Satuan Definisi
.
1 meter ialah panjang lintasan yang
ditempuh oleh cahaya pada ruang
1 Panjang (l) meter (m)
vakum dalam selang waktu 1/299 792
458 second
1 kilogram ialah massa sebuah silinder
kilogram
2 Massa (m) platinum-iridium yang memiliki tinggi
(kg)
dan diameter 3.9 cm
1 second ialah selang waktu yang
3 Waktu (t) second (s) dibutuhkan atom cesium-133 untuk
bergetar sebanyak 9 192 631 770
0 kelvin ialah 0 absolut (kondisi dalam
termodinamika dimana partikel-partikel
Temperatur penyusun materi berhenti bergerak)
4 kelvin (K)
(T) 1 kelvin ialah pecahan 1/273.16 dari
temperatur termodinamika triple point
air
5 Kuat Arus (I) ampere (A) 1 ampere ialah arus yang mengalir pada
dua penghantar lurus paralel pada ruang

2
vakum dengan jarak pisah 1 meter
dengan panjang masing-masing
penghantar tak hingga dan luas
penampang diabaikan yang akan
menghasilkan gaya tarik-menarik
sebesar 2 x 10-7 N/m
1 candela ialah intensitas cahaya pada
arah tertentu dari suatu sumber yang
memancarkan radiasi monokromatik
6 Intensitas (In) candela (cd)
dengan frekuensi 540 x 1012 Hz dan
mempunyai intensitas radian pada arah
1/683 watt per steradian.
1 mol ialah jumlah zat penyusun suatu
7 Jumlah Zat (n) Mol unsur sebanyak jumlah atom pada 0.012
kg atom Carbon-12.

b. Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran-
besaran pokok penyusunnya. Besaran turunan jumlahnya sangat banyak, berikut
beberapa contohnya.
No
Contoh Besaran Turunan Satuan
.
1 Luas (A) m2
2 Kecepatan (v) m/s1
3 Percepatan (a) m/s2
4 Massa jenis (ρ) kg/m3
5 Gaya (F) N
6 Tekanan (P) Pa

Ini berarti:

1. Luas diturunkan dari besaran panjang, yaitu panjang dikali panjang.

3
2. Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu, yaitu panjang/jarak
dibagi waktu.
3. Percepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu, yaitu jarak/panjang
dibagi dengan waktu pangkat dua.
4. Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan panjang, yaitu massa
dibagi dengan panjang pangkat tiga (volume)
5. Gaya diturunkan dari besaran massa, panjang, dan waktu, yaitu massa
dikali (panjang dibagi waktu pangkat dua).
6. Tekanan diturunkan dari besaran massa, panjang, dan waktu, yaitu massa
dibagi dengan (massa dikali waktu pangkat dua).
c. Dimensi Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Dalam topik ini kita juga mengenal istilah dimensi, yang merupakan
penggambaran suatu besaran turunan dalam besaran-besaran pokok penyusunnya.
Dengan begitu besaran pokok memiliki dimensi yang paling dasar.
No
Besaran Pokok Dimensi
.
1 Panjang (l) L
2 Massa (m) M
3 Waktu (t) T
4 Temperatur (T) Ө
5 Kuat Arus (I) I
6 Intensitas (In) J
7 Jumlah Zat (n) N

2.2 Ketidakpastian Pada Pengukuran


Saat melakukan pengukuran mengunakan alat, tidaklah mungkin kita
mendapatkan nilai yang pasti benar (xo), melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
Apakah penyebab ketidakpastian pada hasil pengukuran? Secara umum penyebab

4
ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum, kesalahan
sistematik, dan kesalahan acak.
1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan
memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang
digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat.
Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau
kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
a. Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan
atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil
pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan
ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah
terstandarisasi.
b. Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan
tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa
kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami
penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya.
Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil
pengukuran.
c. Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur.
Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus,
maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan
jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada angka nol yang membuat skala
berikutnya bergeser.
d. Kesalahan Paralaks

5
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-
garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya
fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat
disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik,
lkitasan bergetar, bising, dan radiasi.
a. Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti kita ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak
teratur atau rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan
menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada mikrogalvanometer
terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.
b. Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu
mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan
data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten.
c. Lkitasan yang Bergetar
Getaran pada lkitasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala
yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf
butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika lkitasannya bergetar, maka akan
berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.
d. Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu kita jumpai pada alat elektronik.
Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari
komponen alat bersuhu.
e. Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat
mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak
boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam
SPBU atau pesawat. Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada
telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur
pada SPBU atau pesawat.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat

7
Pratikum Fisika Dasar dilaksanakan pada hari Senin, 27 November 2017,
pukul 15.00-17.00 WITA di Laboratorium Terpadu, Fakultas Pertanian,
Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Fungsi
1. Jangka Sorong berfungsi sebagai pengukur diameter atau panjang
maupun lebar suatu benda.
2. Termometer berfungsi sebagai pengukur suhu. Termometer adalah alat
yang dipergunakan untuk mengukur suhu ataupun perubahan suhu.
Istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo yang berarti panas
dan meter yang berarti mengukur. Saat pratikum ada dua jenis
termometer yaitu termometer alkohol dan termometer air raksa. Alat ukur
tersebut memenuhi syarat untuk mengukur suhu air ataupun bahan yang
akan diukur. Termometer memiliki tingkat ketelitian 0,50C atau 10C.
3. Beaker Glass berfungsi sebagai wadah untuk menaruh media yang akan
diukur. Beaker glass atau jua dikenal dengan gelas laboratorium, dalam
laboratorium, beaker glass dapat dipakai untuk memanaskan bahan atau
cairan larutan, juga dapat digunakan sebagai wadah pembuat
larutan.tingkat ketelitian beaker glass untuk mengukur volume hanya
dalam akurasi 10%
4. Benang atau tali berfungsi untuk memudahkan penggunaan Termometer
dan agar Termometer tidak tersentuh dengan kulit.
3.2 Bahan Dan Fungsi
1. Air berfungsi sebagai media untuk mengukur suhu.
2. Balok berfungsi sebagai media untuk mengukur panjang suatu benda.
3. Beaker Glass/tabung sebagai media pengukur diameter tabung.
3.3 Prosedur Kerja
1. Mengukur panjang dan lebar benda padat yang berbentuk bujur sangkar
dan persegi panjang menggunkan jangka sorong. Dan untuk masing-
masing benda dilakukan sebanyak sepuluh kali pengukuran dan mencatat
data yang diperoleh.

8
Gambar 1. Mengukur panjang dan lebar kubus

2. Mengukur diameter benda padat yang berbentuk lingkaran menggunakan


jangka sorong. Pengukurn diakukan sebanyak sepuluh kali dan mencatat
data yang diperoleh.

Gambar 2. Mengukur diameter tabung

3. Menghitung berapa batas ukur termometer, berapa skala terkecil dari


termometer, berapa ketelitian pengukuran termometer dan apa fungsi
benang yang ada dalam termometer serta menjelaskan cara menggunakan
termometer yang baik dan benar.

Gambar 3. Menghitung skala terkecil dan terbesar pada termometer

9
4. Ambilah gelas ukur, isi gelas ukur tersebut dengan air, kemudian ukurlah
suhu air tersebut dengan menggukan termometer, suhu air yang diukur
yakni, suhu awal 300C dan suhu akhir 350C suhu akhir pada air sebanyak
150 ml diukur dengan termometer alkohol(Ethanol).

Gambar 4. Mengukur suhu air

BAB IV

10
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Dengan Jangka Sorong
Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang dilakukan, maka dapat
dilaporkan hasilnya.
Tabel 3 Pengamatan Balok
No P (cm) L (cm)
1 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm
12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

2 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

3 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

4 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

5 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

6 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

7 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

8 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm

11
12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

9 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 x 0,05 = 9,5 mm

10 11,5 x 10 = 115 mm 10 x 0,05 = 0,5 mm


12 x 0,05 = 0,6 mm 9 x 10 = 90 mm
115 x 0,6 = 69 mm 90 0,05 = 9,5 mm

Tabel 4 Pengamatan Benda Berbentuk Lingkaran

No Diameter (cm)
1 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
2 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
3 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
4 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
5 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
6 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
7 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9

12
65 x 0,9 = 58,5
8 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
9 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 x 0,9 = 58,5
10 5,5 x 10 = 65 mm
18 x 0,05= 0,9
65 0,9 = 58,5

Jangka Sorong Hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan jangka
sorong adalah skala tetap disebut skala dasar dengan batas skala 10 cm, skala
geser pada jangka sorong disebut skala pembantu dengan batas 10 mm, kegunaan
jangka sorong untuk mengukur panjang, lebar, tebal, ataupun kedalaman
benda/zat, memiliki ketelitian 0,05 mm atau 0,1 mm. Alat ukur ini sudah
memenuhi syarat untuk pengukuran suatu benda.

4.2 Pegukuran Dengan Termometer

Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu kita lihat skala terkecil


dan skala terbesar pada temometer, untuk pengukuran dengan termometer kita
menggunakan jenis termometer alkohol jenis etanol, jadi skala terkecilnya yaitu
-10 dan skala terbesarnya 100oC. Pada pengukuran termometer kita harus
menggunakan yang namanya tali atau benang aga saa kita menggunakan
termometer kita tidak menyentuhnya melainkan kita hanya menyentuh benang
atau tali yang terkai pada termometer.

Hal ini dilakukan agar suhu badan kita tidak terukur pada termometer saat
mengguakannya. Dengan titik fokus skala suhu berada dari 0-30 oC. Dari hasi
pengamatan kami suhu air berada pada skala 33 oC. Dan dalam hal ini termometer
yang digunakan sudah memenuhi syarat standar pengukuran.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengukuran terhadap suatu benda cair dan padat, kita ketahui bahwa
keduanya memiliki alat pengukurannya masing-masing yaitu jangka sorong dan
termometer. Dan setiap alat pengukuran memiliki besaran dan satuan yang
berbeda, pada pengukuran menggunakan alat jangka sorong besarannya yaitu

14
panjang dam satuan yang dipakai yaitu meter(m), sedangkan pada termometer
besarannya yaitu terperature dan satuan yang dipakai yaitu celcius(C)

5.2 Saran

Kita ketahui bersama bahwa pengukuran terhadap panjang dan suhu


berada disetiap kehidupan kita, jadi hal ini sangatlah penting untuk kita ketahui
dan kita pelajari bersama, agar mempermudah kehidupan kita kelak nanti.

LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai