Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Teori Keperawatan Orem


Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan
Dosen Pengampu : Dr. Aprina, S. Kep., M. Kes

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Adi Sumardi (2014301001)
2. Dea Ananda Putri (2014301009)
3. Jannati Aulia Dewi (2014301016)
4. Mutiara Lintang (2014301021)

Kelas Reguler 1 Tingkat 1


Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Teori Keperawatan Orem.
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan
bantuan dari berbagai sumber di internet sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat mengevaluasi makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Teori Keperawatan
Orem untuk masyarakat dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Bandar Lampung, 10 Agustus 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Biografi Dorothea Orem...........................................................................6
2.2 Pengertian Teori Keperawatan Orem.......................................................6
2.3 Komponen dan Kerangka Teori Keperawatan Orem...............................7
2.4 Tujuan Teori Keperawatan Orem............................................................ 8
2.5 Pelayanan Yang Dapat Diberikan Teori Keperawatan Orem.................. 9
2.6 Sistem Pelayanan Teori Keperawatan Orem......................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam mengidentifikasi fenomena
respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir
kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan
model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat
digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care
(perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan
keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu
dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia
menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari
kebutuhan dasar manusia.
Self Care (perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku secara lambat
dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial sebagai hubungan
interpersonal (hubungan antara satu individu dengan individu lain).

1.2 Rumusan Masalah.


Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah,
antara lain sebagai berikut :
1. Apa sajakah biografi dari Dorothea Orem?
2. Apa pengertian dari teori keperawatan Orem?

4
3. Apa saja komponen dan kerangka teori keperawatan Orem?
4. Apakah tujuan teori keperawatan Orem?
5. Bagaimana tingkatan teori keperawatan Orem?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari latar rumusan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa tujuan, antara
lain sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui biografi dari Dorothea Orem.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari teori keperawatan Orem.
3. Mahasiswa dapat mengetahui komponen dan kerangka teori keperawatan
Orem.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan teori keperawatan Orem.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tingkatan teori keperawatan Orem.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Dorothea Orem

Dorothea Orem adalah salah satu teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.


Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Ia memperoleh
gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan master keperawatan pada tahun
1945, selama kariernya dia berkerja sebagai staf keperawatan, perawat pribadi,
perawat pendidik, perawat administrasi, dan perawat konsultan (1970). Ia
menerima gelar Doktor pada tahun 1976.
Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas katolik.
Dia mengukur kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi
keperawatan, ia pertama kali mempublikasikan ide-idenya dalam keperawatan
tentang perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971).

2.2 Pengertian Teori Keperawatan Orem


Pada dasarnya semua manusia mempunyai kebutuhan untuk melakukan
perawatan diri dan mempunyai hak untuk melakukan perawatan diri secara
mandiri, kecuali bila orang itu tidak mampu. Self care menurut Orem (2001)
adalah kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit
yang dilakukan oleh individu itu sendiri.

6
Teori perawatan diri Orem dibentuk menjadi 3 teori yang saling berhubungan,
antara lain sebagai berikut :
1. Teori perawatan diri (self care theory) : menggambarkan dan menjelaskan
tujuan dan cara individu melakukan perawatan dirinya.
2. Teori defisit perawatan diri (deficit self care theory) : menggambarkan dan
menjelaskan keadaan individu yang membutuhkan bantuan dalam melakukan
perawatan diri, salah satunya adalah dari tenaga keperawatan.
3. Teori sistem keperawatan (nursing system theory) : menggambarkan dan
menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan dipertahankan
oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu secara produktif.

2.3 Komponen dan Kerangka Teori Keperawatan Orem


 Komponen Teori Keperawatan Orem
Menurut Orem (2001) dalam Baker dan Denyes (2008) terdapat tiga
komponen self care agency yaitu :
a. Kemampuan dasar dan disposisi (Foundational Capabilities And
Disposition)
Kemampuan dasar meliputi sensasi, persepsi, dan memori, sedangkan
disposisi meliputi pemahaman seseorang mengenai dirinya sendiri,
kesadaran diri dan citra diri atau motivasi seseorang dalam mencapai
tujuan untuk perawatan diri sesuai dengan karakteristik dan maknanya
bagi kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kecerdasan umum juga
diidentifikasi sebagai kemampuan dasar yaitu kemampuan individu secara
umum untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir secara rasional dan
berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya.

b. Komponen kekuatan atau tenaga (Power Components)


Kemampuan spesifik untuk mempertahankan kesehatan yang
berhubungan dengan tindakan perawatan diri.

7
c. Kemampuan untuk melakukan perawatan diri (Capabilities To Perform
Self Care Operations)
Kemampuan seseorang untuk terus melakukan perawatan diri baik
untuk diri mereka sendiri maupun orang lain sangat bervariasi, dimana hal
ini dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan status
kesehatan, tingkat pendidikan, pengalaman dan budaya. Self care
berhubungan erat dengan basic conditioning factor yang merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memenuhi kebutuhan
self care seperti usia, jenis kelamin, status perkembangan, status
kesehatan, sosiokultural, sistem pelayanan kesehatan, sistem keluarga,
pola keluarga, pola hidup, lingkungan dan ketersediaan sumber.

 Kerangka Teori Keperawatan Orem


Kebutuhan perawatan diri (Self Care Requisite) berdasarkan Orem 2001 :
1. Kebutuhan perawatan diri universal (Universal Self Care Requisite)
2. Kebutuhan perkembangan perawatan diri (Development self care
requisite)
3. Kebutuhan perawatan diri pada kondisi adanya penyimpangan (Health
Deviation Self Care Requisite)

Faktor-faktor yang mempengaruhi self care (basic conditioning factors)


berdasarkan Orem 2001 :
1. Usia 6. Sistem keperawatan kesehatan
2. Jenis kelamin 7. Sistem keluarga
3. Status Perkembangan 8. Pola hidup
4. Status kesehatan 9. Lingkungan
5. Sosiokultural 10. Ketersediaan sumber

2.4 Tujuan Teori Keperawatan Orem


Tujuan keperawatan pada model Dorothea Orem secara umum adalah :
- Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care defisit.

8
- Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
- Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh
karenanya self care defisit apapun dihilangkan.
Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.

2.5 Perawatan yang dapat diberikan


Perawatan yang dapat diberikan berdasarkan model keperawatan Orem
adalah:
a. Udara (educative/supportif)
Perawat harus mampu memberikan penjelasan Tn. Martin (50 tahun)
tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap udara
yang mengandung zat kimia aktif dari rokok.

b. Air (enducative/supportif)
Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-rist yang cukup dari
polidipsia (sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi
dalam darah).

c. Activity and rest (adecative/supportif)


Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan aktivitas yang
cocok untuk pasien Diabetes Melitus.

d. Elimination (educative/supportif)
Klien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan Buang Air Besar
(BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).

9
e. Food (portial compensatory)
Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok untuk pasien
dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitusserta mengontrol gula
darah setelah makan.

f. Solitude and social interaction (partial compensatory)


Interaksi sosial dengan perawat dapat memberikan perubahan interaksi
dengan tingkah sosial yang mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).

g. Hazard prevention (partial compensatory)


Perawat memberikan pendidikan pada pasien tentang kelebihan dan
kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien pada penyakit yang
dialaminya saat ini.

h. Promote Normality (partial compensatory)


Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembalikan diri
pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi normal kembali.

2.6 Sistem Teori Keperawatan Orem


Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan
diantaranya :
a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan
secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi
gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.

10
b. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian
saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara
minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana
pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka.

c. Sistem Supportif dan Edukatif


Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien
mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang
memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Teori keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu salah satunya seorang
individu atau komunitas harus mampu merawat dirinya ketika mereka mengalami
sakit. Teori ini sangat bagus untuk di jadikan pedoman bagi perawat, agar klien
tidak selalu bergantung pada perawat.

3.2 SARAN
Berdasarkan uraian dari makalah teori keperawatan Orem, maka penulis ingin
memberikan saran. Dengan adanya makalah ini hendaknya pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan lebih memahami tentang teori keperawatan Orem serta
seorang pasien harus juga mampu menjadi perawat bagi dirinya sendiri ketika
telah mendapat edukasi dari seorang perawat untuk merawat dirinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami meminta maaf agar pembaca berkenan memberikan kritik dan
saran demi kesempurnaan dimasa mendatang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan. Devi Enjelin, 11 Januari 2019. Makalah Teori Dorothea Orem.


(Online)
(https://devienjelin.wordpress.com/2019/01/11/makalah-teori-dorothea-orem/),
diakses 03 Agustus 2020.

UMY. Perawatan Diri (Self Care) Berdasarkan Orem. (Online)


(repository.umy.ac.id), diakses 03 Agustus 2020.

Sambalnumakku. 20 Oktober 2014. Teori Self Care Menurut Orem Dalam Proses
Keperawatan. (Online)
(https://sambalanumakku.wordpress.com/2014/10/20/teori-self-care-menurut-
orem-dalam-proses-keperawatan/), diakses 05 Agustus 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai