Anda di halaman 1dari 3

ُ‫ب ال َحا هئ َر‬َُ ‫ َف َهدَى ْالقَ ْل‬،‫س َرائه َر‬ َ ‫ َونَقَّى ال‬،‫ض َمائه َر‬ َ ‫ح ال‬ ْ َ ‫لل الَّذهي أ‬

َُ َ‫صل‬ ُ‫ا َ ْل َح ْمدُ ه‬


َُ ‫ل ش هَري‬
‫ك‬ ُ َ ُ‫ل للاُ َو ْحدَه‬ ُ َّ ‫ل هإلهَُ هإ‬
َُ ‫ن‬ُْ َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ‬،‫صائه َر‬ َ َ‫ق أ َ ْولَي الب‬ َ ‫هإلَى‬
ُ‫ط هر ْي ه‬
‫س هري َْرةُ َوأَز ْكاَه ُْم‬ َ َُ‫ أ َ ْنقَى ال َعالَ هميْن‬،‫عبْدهُ َو َرس ْوله‬ َ ُ‫ن م َح ّمدا‬ َُّ َ‫ َوأَ ْش َهدُ أ‬،‫لَه‬
ُ‫علَى َهدْ هي هُه هإلَى يَ ْو هُم ال هدّي ه‬
‫ْن‬ َ ‫ار‬َُ ‫س‬ َ ‫ن‬ ُْ ‫ص ْح هب هُه َو َم‬َ ‫علَى آ هل هُه َو‬ َ ‫ َو‬،‫هسي َْرة‬
َُ ‫للا فَقَدُْ فَازَُ ْالمتَّق ْونَُ قَا‬
‫ل تَ َعالَى‬ ُ‫َّاي هبت َ ْق َوى ه‬ ‫ أ ْو ه‬،‫ َيا أَيُّ َها النَّاس‬:
َُ ‫صيْك ُْم َو هإي‬
َُ‫ن هإل َوأَ ْنت ُْم م ْس هلمون‬ َُّ ‫ق تقَاته هُه َول تَموت‬ ََُّ ‫َياأَيُّ َها الَّذهينَُ آ َمنوا اتَّقوا‬
َُّ ‫َللا َح‬
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Sekitar 96 tahun silam, Khalifah Utsmani resmi dinyatakan runtuh.
Kepemimpinan Islam yang pernah jaya dan menguasai dua per tiga dunia
dihapuskan dalam tata dunia pada 3 Maret 1924. Sejak itu umat Islam tidak
lagi di bawah naungan seorang pemimpin tunggal (khilafah).
Umat tercerai berai menjadi lebih dari 60 negara. Kondisinya tak ubah seperti
anak ayam kehilangan induknya. Hari demi hari problematika yang dihadapi
terus meluas menyentuh segala lini kehidupan.
Hari ini wajah dunia Islam benar-benar berada dalam kendali musuh tanpa
memiliki kemampuan untuk melawan. Gambaran Rasulullah saw bahwa
musuh-musuh Islam akan memangsa kaum muslimin sebagaimana orang-
orang menyerbu makanannya benar-benar menjadi kenyataan. Suriah,
Afghanistan, Palestina, Uighur, Rohingya dan negeri-negeri lainnya telah
memberikan kesaksian nyata akan adanya hal tersebut.
Bangkit dari Keterpurukan
Saat umat Islam dalam keadaan lemah, al-Quran hadir mengingatkan
kepada kita semua agar bangkit dari masalah yang dihadapi. Ada tiga hal
yang harus dilakukan oleh umat Islam agar tidak terus mengalami
keterpurukan. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah swt dalam al-Quran surat
Al-Kahfi ayat 27-28 yang bunyinya:

ُْ ‫ن تَ هج ُدَ هم‬
ُ‫ن دونه هه‬ ُْ َ‫ل هل َك هل َماته هُه َول‬
َُ ّ‫ّك ل م َب هد‬
َُ ‫ب َر هب‬ ُْ ‫ْك هم‬
ُ‫ن هكتَا ه‬ َُ ‫ُي هإلَي‬ ‫اتْلُ َما أ ه‬
َُ ‫وح‬
ُّ ‫ك َم َُع الَّذهينَُ يَدْعونَُ َربَّه ُْم هب ْالغَدَاةهُ َو ْال َع هش‬
‫يه‬ َُ ‫س‬ َ ‫ص هب ُْر نَ ْف‬ َ ‫م ْلت َ َحد‬
ْ ‫ا*وا‬
ُْ ‫ع ْنه ُْم ت هريدُ هزينَةَُ ْال َح َياهُة الدُّ ْن َيا َول ت هط ُْع َم‬
‫ن‬ َ ‫َاك‬ َ ُ‫ي هريدونَُ َو ْج َههُ َول ت َ ْعد‬
َُ ‫ع ْين‬
‫ن هذ ْك هرنَا َوات َّ َب َُع ه ََواهُ َو َكانَُ أَ ْمرهُ فرطُا‬ ُْ ‫ع‬ َ ُ‫أ َ ْغفَ ْلنَا قَ ْل َبه‬
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (al-
Qur’an). Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.
Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-
Nya. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya;
dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.

Ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ketika beliau sedang dalam
keadaan yang sangat lemah di Kota Makkah menghadapi tekanan dan
ancaman dari kaum kafir Qurais. Kisah yang tercantum dalam surat al-Kahfi
ini mengingatkan Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya tentang tiga
hal penting yang bisa menenangkan hati mereka di saat ujian dan cobaan
yang datang silih-berganti.

Wasiat Pertama
Adapun wasiat Allah dalam al-Quran tersebut, pertama adalah

‫ُولَ ْنُت َ هجدَ ه‬


ُ‫ُم ْنُدونه هه‬ َ ‫ُر هب َّكُلُم َب هُدّ َلُ هل َك هل َماته هه‬
َ ‫ب‬ ‫يُ هإلَي َْك ه‬
‫ُم ْنُ هكتَا ه‬ ‫ُ َواتْلُ َماُأ ه‬
َ ‫وح‬
‫م ْلت َ َحدا‬
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhan-mu (al-
Quran).Tidak ada (seorang pun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.
Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada-
Nya.”(QS: Al-Kahfi 27).

Ayat ini mengandung perintah agar umat Islam senantiasa membaca


(tilawah) al-Quran. Membaca di sini mencakup dua makna. Pertama,
membaca dengan cara mentadabburinya, memperhatikan, mentadabburi
akan wasiat Allah yang terdapat di dalamnya.

Makna yang kedua, mengamalkan isinya dan mendakwahkan nilai-nilai


ajaran yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan nyata. Kedua makna
inilah yang terangkum dalam wasiat untuk membaca al-Quran tersebut.

Dengan senantiasa membaca dan mengamalkan petunjuk al-Quran, maka


akan tumbuh rasa optimisme dalam hati umat Islam walaupun dalam
kondisi yang sempit.

Wasiat Kedua
Yang kedua, Allah taala mewasiatkan kepada Nabi Muhammad saw dan para
sahabat-sahabatnya agar senantiasa bersifat sabar bersama dengan orang-
orang yang menyeru kepada Allah pada waktu pagi dan petang.
ّ ‫ُو ْال َع هش‬
‫يُ ه‬ َ ‫ُربَّه ْمُ هب ْالغَدَاةه‬
َ َ‫س َكُ َم َعُالَّذهينَ ُ َيدْعون‬
َ ‫ص هب ْرُنَ ْف‬
ْ ‫َوا‬
“…Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang orang yang menyeru
kepada Rabb mereka di waktu pagi dan senja hari…” (QS. Al-Kahfi: 28).
Yaitu orang yang menjadikan tujuan hidupnya untuk meninggikan agama
Islam. Senantiasa memikirkan dan memperjuangkannya di waktu pagi dan
sore. Atau bahkan dalam hidup mereka seluruhnya dicurahkan untuk
berdakwah menyebarkan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Wasiat Ketiga

‫ُو َكانَ ُأَ ْمرهُفرطا‬ َ ُ‫َولُت هط ْعُ َم ْنُأ َ ْغفَ ْلنَاُقَ ْل َبه‬
َ ‫ع ْنُ هذ ْك هرن‬
َ ‫َاُوات َّ َب َعُه ََواه‬
“…dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas…” (QS. al-Kahfi: 28).

Allah swt menjelaskan, seorang mukmin adalah bersaudara dengan sesama


muslim. Begitu juga kita diperintahkan untuk berbuat yang tegas terhadap
orang-orang kafir. Janganlah sekali-kali berteman dengan mereka atau
menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin bagi umat Islam. Jangan
pula berada dalam barisan orang-orang yang mengolok-olok agama Allah.
Orang-orang yang obsesi hidupnya hanya untuk dunia. Hatinya lalai
terhadap Allah, tidak memiliki kesadaran untuk menolong agama Islam.
Jangan berteman dengan mereka, dan jangan condong kepada mereka.

“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari
mengingati Kami.”

Demikianlah tiga wasiat Allah yang dipesankan kepada Nabi Muhammad saw
dan umatnya. Marilah kita bersama untuk mentadabburinya dan
mengamalkannya. Dan kita memohon kepada Allah agar kita selalu berada
di jalan yang haq, jalan yang lurus dan menjamin kebahagiaan hidup
manusia dunia akhirat.

Kemudian bisa menggunakannya untuk menolong agama Allah dan dalam


jihad melawan musuh-musuh Allah.

ُ‫ إِنه‬،ُ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬. َ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬


َ ‫اَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬
‫هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر ِح ْي ُم‬
Khutbah Kedua

Anda mungkin juga menyukai