Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GIZI PADA BAYI

DAN ANAK BALITA

DISUSUN OLEH :

NILAM CAHYA (201903019)

KESEHATAN DAN BISNIS SITI FATIMAH MAMUJU


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................................1
KATA PENGANT...................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................................4
a.Latar belakang..............................................................................................................4
b.Rumusan masalah.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6
a.Prinsip gizi bagi bayi....................................................................................................6
b.prinsip gizi seimbang balita..........................................................................................7
c.cara pengelolaan makan bayi........................................................................................8
d.faktor faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi..............................10
e.faktor faktor yang mempengaruhi status gizi balita.....................................................11
f.praktek mambuat makanan bayi...................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................18
a.Daftar pustaka..............................................................................................................19

3
BAB I

A.LATAR BELAKANG

Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan
fisikyang cepat disertai dengan perubahan dan kebutuhan zat gizi.Masa bayi merupakanbulan
pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan,perubahan
sirkuasi darah,serta mulai berfungsinya organ organ tubuh,dan pada pasca neonatus bayi akan
mengalami pertumbuhan yang sangat cepat
Asi air susu adalah makanan lengkap yang dapat memnuhi kebutuhan zat gizi bayi yang baru
lahir dan pada umur selanjutnya,apabila diberikan dalam jumlah yang cukup,asi juga merupakan
makanan terbaik dan sempurna untuk bayi,karena mangandung semua zat gizi sesuai kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi(dinkes 2005)
Berdasarkan rekomendasi WHO,makanan pendamping asi sebaiknya diberikan pada waktu
setelah bayi berusia 6bulan,masih banyak ditemukan pemberian empe asi sebelum 6
bulan.Keadaan ini menggambarkan bahwa bayi berusia 6 bulan telah diberikan makanan selain
asi.
Adapun waktu yang baik dalam pemberian empe asi pada bayi adalah umur 6
bulan,Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut akan menimbulkan
resiko rusuknya sistem perncernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan ensim
yang dibutuhkan umtuk pencernaan memerlukan waktu 6 bulan,meningkatkan resiko terjadinya
resiko seperti asam,demam tinggi,penyakit seliat atau alergi gluten (protein dalam
gandum),obesitas,penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih di awal
masa perkenalan dengan obesitas dan peningkatan resiko timbulnya kangker,diabetes dan
penyakit jantung.
Berdasarkan data dari Riskesdas (2010),prepalensi balita seluruh indonesia berdasarkan
BB/U jumlah balita gizi buruk sebesar 4,9%,balita gizi kurang sebesar 13,0%,balita gizi baik
sebesar 76,2%,serta balita gizi lebih sebesar 5,8% dri total balita seindonesia.

4
B.RUMUSAN MASALAH
Uraian ringkas dalam latar belakang memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan
pertanyaan penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara umur pemberian pertama empe asi
terhadap sttus gizi bayi usia 6-24 bulan.

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Gizi Bagi Bayi

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energy dan zat-zati gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi
harus mendapatkan makanan tambahan/pendamping ASI. Banyak ASI yang dihasilkan ibu
tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan
sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energy tiap Kg BB/hari. Oleh karena itu,
susu bayi mengandug kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu
tiap Kg BB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energy tersebut. Setelah anak berumur
satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia
(seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan
tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat
belajar mengunyah.
Kecukupan gizi:

Golongan umum:

▪ 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram


▪ 4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram

Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan
badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.
Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan
gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan
berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.

Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan
sebagai berikut:
▪ Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan
memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan
perkembangan jasmani serta psikomotorik.
▪ Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan
yang diperlukan.

6
Adapun Prinsip Gizi Seimbang Bagi Balita Adalah:
1.  Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:

Trimester Kebutuhan (ml/kg BB/hari)


I 175-200
II 150-175
III 130-140
IV 120-140
2. Energi
Menurut FAO/WHO 1971

Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)


3 bulan 120
3-5 bulan 115
6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
Diatas 1 tahun 112
1-3 tahun 101
4.6 tahun 91

3. Protein

Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)


6-11 bulan 3,5-2,0
1-3 tahun 2,5-2,0
4-6 Tahun 3,0

7
4. Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak
kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung
asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit
bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-
kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.

5. Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya
mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah
jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung
misalnya bubur susu dan nasi tim.

6. Vitamin dan mineral


Umur Ca Fe Vit A Vit B1 Vit B12 Vit Vit C Vit D
B6
6-11 bln 0,6 gr 8 gr 1200 mg 0,4 mg 0,5 mg 6 mg 25 mg 400 unit
1-3 th 0,5 gr 8 gr 1500 mg 0,5 mg 0,7 mg 8 mg 30 mg
4-6 th 0,5 gr 10 1800 mg 0,6 mg 0,9 mg 9 mg 40 mg
gr

Cara Pengelolaan Makan Bayi


Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh
kembang diperlukan makanan pendamping ASI. Berikut cara pengolahan makanan bagi
bayi usia 6 bulan
1. Karbohidrat
Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak konsumsi beragam sumber
karbohidarat, seperti beras merah, kentang, ubi, singkong, mi, bihun maupun jagung.
Cara memasak: 
▪ Beras putih, ditanak atau ditim, yang penting, beras dimasak sampai matang dengan air
secukuppnya agar tergelatinasi sempurna (pulen).
▪ Beras merah sebaiknya dicampur dengan beras putih agar pulen, karen beras merah lebih
keras.

8
▪ Jagung direbus dengan sedikit air sekitar 10 menit, kemudian diolesi mentega, garam dan
gula.
▪ Ubi, dikukus dan dibuat pure (dihaluskan).

2. Protein
Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe dan tahu.
Pilih sumber protein yang mudah, murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.
Cara memasak:
▪ Telur
Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar gizinya akan
berkurang. Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8 menit) atau masak cepat
menggunakan sedikit minyak dan bisa dicampur dengan sayuran yang diiris halus.
▪ Ayam
Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai campuran cap cay,
disup, digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep) atau digoreng sejenak menjadi
ayam pop. Jangan lupa, buang kulit ayam karena mengandung minyak jenuh.
▪ Daging-dagingan
Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik. Namun agar zat besi tidak
terbuang, jangan masak daging terlalu lama. Sebaiknya ditim atau ditumis, karena itu
potong tipis-tipis atau cincang. Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis,
proteinnya tidak sebaik daging segar.  Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga
jangan terlalu sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis sebaiknya ditumis, disup atau
sebagai campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan digoreng karena akan menambah
kadar lemak yang sudah tinggi.
3. Vitamin Dan Mineral
Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran sayuran, makin
banyak vitaminya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah, vitaminya
semakin kaya. 
Cara memasak sayur:

9
▪ Vitamin A,D,E,K (terdapat pada bayam, wortel, daun singkong, kangkung, kacang
panjang, katuk, sawi, jagung) larut dalam lemak. Jika dimasak bersama minyak goreng,
seperti ditumis, jangan terlalu lama sebab vitaminnya akan habis.
▪ Vitamin C, B1, B2, B5, B12 (terdapat pada daun singkong, katuk, melinjo, sawi, kentang,
seledri, kucai, kacang panjang, kol. Tomat) larut dalam air, karena itu jika direbus atau
disup, jangan terlalu lama sebab vitamin akan habis.
▪ Rahasia merebus sayuran: masukkan sayur saat air sudah mendidih, bubuhi garam,
angkat.
▪ Direbus maupun ditumis, pastikan sayur masih berwarna hijau, segar dan batangnya
masih renyah.
▪ Hampir semua sayuran, khususnya bayam, harus langsung dimakan setelah dimasak.
Jangan tunda lebih dari 2 jam. Selain vitaminnya rusak, dikhawatirkan ada reaksi kimia
yang menyebabkan sayur tidak layak dimakan.

4. Cara mengolah buah:


Agar vitamin utuh sebaiknya buah dimakan langsung. Jika dijus, seratnya akan hilang,
jika disetup, vitamin berkurang saat dipanaskan. Diolah menjadi es buah baik, tetapi
kadar gula menjadi tinggi. Beberapa buah akan lebih banyak vitaminnya jika dimakan
dengan kulitnya, seperti apel, pir dan anggur. Tetapi jika Anda khawatir terhadap sisa
pestisida pada kulit apel, sebaiknya dikupas saja.
Cara Pengelolaan Makan Bagi Balita:

Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua,
harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan
zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak,
mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini
memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat
berhasil dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Kerjasama ibu dan anak.

10
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri.
Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah
merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.

2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.


Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme
yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi
resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.

3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan
makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur, Berat badan
7. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
8. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
9. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan
toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
10. Gaya hidup orang tua, Kemiskinan
11. Jenis dan jumlah makanan yang diberikan, dan Kapan saat yang tepat pemberian
makanan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita, Diantaranya Yaitu:


a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga

Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga hal in sangat
tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsusi oleh setiap anggota keluarga
untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI, 2004: 19). Jika tidak cukup biasa
dipastikan konsumsi setaip anggota keluarga tidak terpenuhi (Depkes RI, 2002: 13).

11
Padahal makanan untuk anak harus mengandung kuaitas dan kuantitas cukup untuk
menghasilkan kesehatan yang baik.

b. Pola Asuh Keluarga

Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-
anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih saying yang akan berdampak
pada perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh
terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan
memberi pengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi.
Anak yang mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya
selalu mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh atau berbicara,
mendapatkan Asi dan makanan yang seimbang makakeadaan gizinya lebih baik
dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapat perhatian dari orang
tuanya.

c. Kesehatan Lingkungan

Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan asupan
makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi. Masalah kesehatan lingkungan
merupakan determinan penting dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik
seperti penyediaan air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko
kejadian penyakit infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak
bersih, tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik
dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu
makan menjadi rendah dan akhirnya menyebabkan kurang gizi.

d. Pelayanan Kesehatan

Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama
oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan anak.Pemanfanan fasilitas
kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian suplemen kapsul vitamin A,
penanganan diare denganoralit serta imunisasi.

12
e. Budaya Keluarga

Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan seperti
mengkonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan
tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Unsur-unsur budaya
mampu menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang
bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Misalnya, seperti budaya yang
memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan keluarga yang telah
disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga. Apabila keadaan tersebut berlangsung lama
dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang atau gizi buruk terutama pada golongan
rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita.

f. Sosial Ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah ditanah air
disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang
pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta factor kemiskinan.
Kurangnya asupan gizi bias disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang
dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang dibutuhkan dengan alasan
social ekonomi yaitu kemiskinan.

g. Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan

Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan saja, tetapi
lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan dan pengetahuan
masyarakat. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga
berpandangan luas, berfikir dan bertindak rasional.

Praktik membuat makanan bayi Menu dan resep makanan sehat untuk bayi 6-12 bulan

Tambahan Makanan Disela-sela pemberian ASI atau dikenal dengan MPASI sangat
dianjurkan diberikan kepada bayi yang sudah berusia 6 bulan. Selain karena tubuhnya sudah
mulai membutuhkan berbagai zat penunjang pertumbuhan, pada usia ini bayi juga harus
mulai di latih untuk mengenal berbagai macam makanan dalam rangka menyeimbangkan

13
sistem pencernaan dan untuk membantu kekebalan tubuhnya. Berikut resep makanan bayi 6
bulan ke atas beseta cara memasaknya:
A. Umur 6 Bulan:
Pertama kali memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) kepada bayi disarankan
untuk mengenalkan tekstur yang encer terlebih dahulu. Mulailah dengan makanan lunak
seperti biskuit yang diencerkan pakai air atau susu dan kenalkan juga secara perlahan bubur
susu. Kemudian dicoba dikombinasikan dengan sayuran dan buah. Untuk penggunaan susu
bisa menggunakan ASI atau Susu Formula.

1. Resep Bubur Susu Kentang


Bahan: 
▪ 1 buah kentang, rebus lengkap dengan kulitnya 
▪ 100 ml susu formula
▪ 75 ml air matang
▪ 1 sdm tepung beras halus
Cara Membuat Bubur Susu Kentang:
▪ Kupas kentang rebus, kemudian haluskan dengan blender atau food processor. Campur
dengan susu formula dan air matang. Tambahkan tepung beras halus, aduk sampai semua
bahan tercampur rata.
▪ Panaskan dengan api kecil sambil diaduk sampai bubur matang dan kental. Angkat, lalu
aduk-aduk sampai asapnya hilang dan panasnya berkurang. Tuang ke dalam mangkuk
bayi, siap untuk disajikan.

2. Resep Bubur Buah


Bahan:
▪ 1 sdm tepung beras merah
▪ 10 ml air matang
▪ 100 ml ASI 
▪ 50 gr buah matang - haluskan (dapat menggunakan buah pisang, jeruk, pear, apel,
pepaya, alpukat, dll)

14
Cara Membuat Bubur Buah:
▪ Larutkan tepung beras merah ke dalam air, aduk rata. Masak di atas api kecil hingga
matang sambil diaduk agar tidak menggumpal.
▪ Masukkan pepaya, masak sejenak. Angkat, lalu aduk-aduk sampai asapnya hilang dan
panasnya berkurang.
▪ Setelah hangat (kira-kira 40 derajat), Tuangkan ASI atau susu formula lanjutan yang
telah dilarutkan, aduk rata. Tuang ke dalam mangkuk bayi, siap untuk disajikan.
B.   Umur 7-8 Bulan
Selagi tetap memberikan menu makanan bayi umur sebelumnya, di usia ini sudah bisa mulai
diperkenalkan dengan makanan yang bertekstur lebih kasar (semi padat), yaitu nasi tim
saring dan kemudian secara bertahap bisa dikenalkan dengan nasi tim tanpa disaring.
Jenis sayur dan buah yang disarankan: asparagus, wortel, bayam, sawi, bit, lobak, brokoli,
mangga, blewah, timun suri, peach. Bisa juga ditambahkan ayam, daging sapi giling, hati
ayam/sapi, ikan, tahu, tempe, telur ayam kampung.

1.  Resep Nasi Tim Saring Brokoli


Bahan:
▪ 20 gr beras
▪ 625 cc air
▪ 25 gr daging giling
▪ 25 gr brokoli buang tangkainya
▪ 25 gr tomat dipotong kecil
▪ 1 butir kuning telur ayam kampung
▪ 10 gr keju parut
Cara Membuat Nasi Tim Saring Brokoli:
▪ Rebus beras, air, dan daging giling sampai menjadi bubur, masukkan brokoli dan, tomat
hingga matang.
▪ Masukkan kuning telur dan keju parut sambil diaduk. Setelah dingin haluskan dengan
blender atau saringan kawat.
2.  Resep Nasi Tim Saring Hati Ayam
Bahan :

15
▪ 20 gr beras
▪ 625 cc air
▪ 25 gr hati ayam
▪ 25 gr tempe
▪ 25 gr tomat dipotong kecil
▪ 25 gr daun bayam iris kasar
▪ 1 sdt mentega
Cara Membuat Nasi Tim Saring Hati Ayam:
▪ Rebus beras, air, hati ayam, dan tempe sampai menjadi bubur, masukkan bayam dan
tomat hingga matang.
▪ Masukkan mentega sambil diaduk. Setelah dingin haluskan dengan blender atau saringan
kawat.

C.   Umur 9, 10, 11, dan 12 Bulan

Lanjutkan pemberian menu sebelumnya, apalagi yang disukai sang bayi. Coba
mengkombinasikan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk pauk dengan sayuran seperti
soup, dan berbagai variasi lainnya karena pada usia anak lebih dari 1 tahun sudah bisa
mengkonsumsi makanan keluarga.

1. Resep Nasi Tim Telur


Bahan:
▪ 20 gram beras, cuci bersih
▪ 625 ml air
▪ 25 gram hati ayam
▪ 50 gram tahu
▪ 1 butir telur
▪ 25 gram wortel, parut
▪ 25 gram daun kangkung yg muda, iris halus

16
▪ 2 sdm santan matang
Cara Membuat Nasi Tim Telur:
▪ Rebus beras dengan air, hati ayam, dan tahu sambil terus diaduk hingga menjadi bubur
▪ Masukkan telur, aduk terus hingga telur matang
▪ Masukkan kangkung dan wortel, masak sampai sayuran matang
▪ Tambahkan santan. Aduk hingga rata. Angkat
2. Resep Bubur Beras Merah
Bahan: 
▪ 100 gr beras merah, rendam, tiriskan, haluskan, dan ayak
▪ 600 kaldu ayam
▪ 5 sdm susu formula 1
▪ 100 gr pepaya matang, haluskan
▪ 5 sdm air jeruk manis
Cara Membuat Bubur Beras Merah: 
▪ Campur tepung beras merah dengan kaldu ayam, aduk rata. Jerang di atas api sambil
diaduk hingga matang. Angkat.
▪ Tambahkan susu formula 1, aduk rata.
▪ Tambahkan pepaya dan air jeruk manis, aduk rata. Berikan pada bayi selagi hangat.
Demikian beberapa variasi resep makanan bayi yang diurutkan berdasarkan usia. Tetapi pada
penerapannya, pengurutan tersebut akan lebih berpengaruh dengan selera/ nafsu makan anak.
Selain itu pemilihan makanan dengan jenis bubur juga dapat diberikan saat bayi atau balita
dalam keadaan sakit. Bagi anak yang berusia di atas 1 tahun dapatkan resep lainnya di variasi
makanan balita

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari. Kecukupan zat
gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak. Kasus gizi buruk bukanlah jenis
penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang menahun terus
bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi
khususnya KKP menjadi perhatian karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek
jagka panjang tehadap pertumbuhan dan perkembangan otak pada manusia.

B. SARAN

Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat
menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Dan seharusnya para
ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang nantinya anak tersebut dapat
menolong sang ibu. Ibu jangan mudah menyerah hadapilah semuanya itu, saya yakin pasti
akan ada jalan keluarnya

18
DAFTAR PUSTAKA

DoflamingoAlifan,2013.KetahuiKebutuhanGizi
Bayi.file:///C:/Users/WIN7/Downloads/ketahui-kebutuhan-gizi-bayi.html (Diaksespada
tanggal 21 September 2013)
Kaler,2011.MakalahGiziBuruk.http:///C:/Users/WIN7/Downloads/makalah-gizi-buruk.html (
Diakses pada tanggal 19 September 2013)
Lusa,2013.Prinsip Gizi Seimbang.http:///C:/Users/WIN7/Downloads/Gizi%20Seimbang
%20Bagi%20Bayi%20_%20Gizi%20_%20LUSA.htm  (Diakses pada tanggal 20 September
2013)
https://www.scribd.com/doc/117047238/Makalah-Nutrisi-Pada-Anak
http://yupianfurba.blogspot.co.id/2016/01/makalah-gizi-pada-bayi-dan-balita.html
http://fitrianiulfahmaria.blogspot.co.id/2013/03/makalah-gizi-seimbang-bagi-balita.html
Djaelani, Ahmad Sediotama. 2002. Ilmuan 9121. Jakarta. Dian Rakyat Laksamana, Hetndra T.
2005 Kamus Kedokteran. Jskarta: Djambatan

19

Anda mungkin juga menyukai