1. Tujuan
Menentukan kadar glukosa dalam darah
2. Pendahuluan
Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang berasal dari karbohidrat
dalam asupan makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan di otot rangka. Glukosa
darah memiliki fungsi sebagai penyedia energi bagi tubuh dan jaringan-jaringan yang ada
dalam tubuh (Widyastuti, 2011).
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, hal ini dikarenakan
glukosa mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam,
glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung
glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah.
Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun
kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada
orang yang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih
besar dari 130 mg per 100 ml darah (Poedjiadi , 1994).
Glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam
keadaan sehat, mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dL dalam keadaan
puasa. Setelah ingesti makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal kadar
glukosa darah tidak melebihi 170 mg/dL. Banyak hormon ikut serta dalam mempertahankan
kadar glukosa darah baik dalam keadaan normal (steadystate) maupun sebagai respon
terhadap stres. Beberapa hormon yang mempengaruhi kadar glukosa darah antara lain yaitu
hormon insulin, somatostatin, glukagon, epinefrin, kortisol, ACTH, hormon pertumbuhan,
dan tiroksin. Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan
mekanisme-mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari kadar normal,
baik terlalu tinggi atau terlalu rendah, mengisyaratkan gangguan homeostasis (Sacher R. ,
2007).
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu
sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day & Underwood, 2000). Sinar ultraviolet
(UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible)
mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan
alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul
yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur
absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer
(Rohman, 2007).
3. Alat dan Bahan
Alat: Bahan :
4. Metode
1. Deprotonasi Filtrat Darah
2. Penentuan Kadar Glukosa Darah
Dari grafik diatas dihasilkan persamaan garis yaitu y = 0,2575x + 0,5567 dengan
regresi 0,7741. Regresi yang dihasilkan masih jauh dari 1 sehingga hasilnya tidak valid
dan hasil yang didapatkan tidak dapat dipertanggungjawabkan dikarenakan terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi.
Data percobaan atau hasil absorbansi yang diperoleh jika dibandingkan dengan
data lain dapat diketahui bahwa pembacaan pada panjang gelombang 660 nm diperoleh
nilai absorbansi sebagai berikut:
0,1 mg/mL : 0,288
0,3 mg/mL : 0,340
0,5 mg/mL : 0,347
0,7 mg/mL : 0,383
0,9 mg/mL : 0,466
Dari hasil absorbansi tersebut didapatkan suatu grafik yang akan menghasilkan
persamaan digunakan dalam perhitungan kadar glukosa pada sampel yaitu :
b. Saran
Lebih baik diberi panduan praktikum yang jelas beserta bahan apa saja yang
akan diuji. Agar praktikan lebih terarah dalam mengerjakan laporan.
7. Referensi
Day, R A, dan Underwood, A L.,. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta : Erlangga.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sacher, R. 2007. Laboratorium: Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan . Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Widyastuti, I. 2011. Pengaruh Penambahan Natrium Fluorida (NaF) Terhadap Kadar
Gula Darah yang Segera Diperiksa dan Ditunda 36 Jam. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Vol.1, No. 3
8. Lampiran
1. Data Pengamatan
Pengamatan Hasil Pengamatan Keterangan
Pembuatan kurva ●Larutan glukosa 0,1; 0,3; 0,5; Nilai regresi yang
standar 0,7; 0,9 mg/mL+ Cu alkalis: didapatkan
R²= 0,7741
larutan berwana biru y = 0,2575 x + 0,5566
●Dipanaskan dan didinginkan:
0,1: larutan
warna biru(+++), tanpa
endapan 0,3: larutan warna
biru (+++), endapan warna
merah 0,5: larutan warna biru
(++), endapan warna merah (+)
0,7: larutan warna biru (+),
endapan merah (++) 0,9:
larutan warna biru (+),
endapan merah (+++)
● Nilai absorbansi
0,1 : 0,560
0,3 : 0,567
0,5 : 0,565
0,7 : 0,631
0,9 : 0,650
Pembuatan Larutan
Blanko ● Aquades + Cu Absorbansi larutan
blanko = 0, dikarenakan
alkalis: larutan berwarna larutan blanko dijadikan
biru sebagai larutan
pengoreksi yang tidak
● Dipanaskan : larutan
mengandung glukosa (di
berwarna biru
autozero dengan
● Didinginkan : Larutan
aquades)
berwarna biru (+)
arsenomolibdat : Larutan
berwarna biru
2. Analisis Data
1. Deproteinasi Filtrat Dalam Darah
Penambahan albumin dengan Ba(OH)₂
Penambahan (NH₄)₂SO₄
3. Daftar Gambar
Mengetahui,