……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………..
Nilai Keterampilan : KD 1
Nilai Tanda Tangan Guru
Dalam rangka menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga prinsip, yaitu sebagai
berikut :
1. Segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti penanaman bebas oleh
rakyat.
2. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati dimasukan
sebagai bagian pemerintah kolonial.
3. Seluruh tanah Indonesia adalah milik pemerintah kolonial, maka rakyat sebagai penggarap
dianggap sebagai penyewa tanah.
Berangkat dari tiga prinsip itu Raffles melakukan beberapa kebijakan untuk
melaksanakan tugasnya di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
Tujuanya adalah :
a) Memberikan kebebasan menanam dan berusaha kepada para petani melalui pajak
tanah.
b) Mengefektifkan sistem administrasi Eropa yang berarti penduduk pribumi akan
mengenal ide-ide Eropa mengenai kejujuran, ekonomi, dan keadilan.
Untuk menentukan besar kecilnya Sewa Tanah atau Pajak Tanah, maka tanah
petani dibagi menjadi tiga kelas :
Kelas I : Tanah subur, dikenakan pajak setengah dari hasil bruto
Kelas II : Tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari hasil bruto
Kelas III : Tanah tandus, dikenakan pajak dua perlima dari hasil bruto
Pajak atau sewa tanah yang dibayarkan penduduk bersifat perorangan dan
diharapkan berupa uang. Tetapi kalau terpaksa tidak berupa uang dapat juga
dibayar dengan barang lain misalnya beras. Kalau dibayar dengan uang, diserahkan
kepada kepala desa untuk kemudian disetorkan ke kantor residen. Tetapi kalau
dengan beras yang bersangkutan harus mengirimnya ke kantor residen setempat
atas biaya sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi ulah pimpinan setempat
yang sering memotong/mengurangi penyerahan hasil panen itu.
Dalam prakteknya, penerapan pajak tanah atau sewa tanah ternyata
mengalami kegagalan. Faktor penyebabnya adalah :
a) Masyarakat Indonesia pada masa itu belum mengenal perdagangan eksport seperti
India, masyarakat Indonesia masih mengenal sistem pertanian sederhana, dan hanya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
b) Masyarakat Indonesia terutama di desa masih terikat dengan feodalisme dan belum
mengenal ekonomi uang, sehingga motivasi masyarakat untuk memperoleh keuntungan
dari produktifitas hasil pertanian belum disadari betul.
c) Pajak tanah yang terlalu tinggi, sehingga banyak tanah yang terlantar tidak di garap, dan
dapat menurunkan produktifitas hasil pertanian.
Setelah Revolusi Perancis selesai, pada tanggal 17 Maret 1824 dilaksanakan
Konvensi London antara Belanda dengan Inggris.
Isinya diantaranya :
1) Belanda menerima kembali semua jajahannya di Hindia Belanda (Indonesia).
2) Inggris memperoleh jajahan Belanda yang ada di India. Sejak tanggal 19 Agustus
1816 secara resmi Indonesia dijajah kembali oleh Belanda.
II. Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
1. Kelompok Konservatif :
Menurutnya sistem ekonomi yang diterapkan VOC tetap dipertahankan, seperti sistem
monopoli dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverentie) harus diurus langsung oleh
pemerintah.
2. Kelompok Liberal :
Menurutnya sistem ekonomi warisan VOC harus dihapus, perekonomian sepenuhnya harus
diserahkan kepada pihak swasta, sedangkan pihak pemerintah hanya mengawasi dan
memungut pajak.