Mata Kuliah
FAMILY NURSING
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KANKER MAMAE
Kelompok 2 : B 2020
2.1.5 Prognosis
Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis. Bila
tidak diobati ketahanan hidup lima tahun adalah 16-22%. Sedang ketahanan
hidup sepuluh tahun adalah 1-5%. Ketahanan hidup tergantung pada tingkat
penyakit saat mulai pengobatan,gambaran histopatologik, dan uji reseptor
estrogen yang bila positip lebih baik. Stadium klinis dari kanker merupakan
indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Angka kelangsungan
hidup % tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan
yang sesuai mendekati :
a) 95% untuk stadium 0
b) 88% untuk stadium I
c) 66% untuk stadium II
d) 36% untuk stadium III
e) 7% untuk stadium IV
Harapan hidup dengan adanya metastase mencapai 2 sampai 3,5 tahun
walaupun beberapa pasien (25%-35%) dapat hidupselama 5 tahun, dan lainnya (
10%) dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien yang mengalami metastasis lama
setelah didiagnosis awal atau yang mengalami metastasis ke tulang atau ke
jaringan lunak memiliki prognosis yang lebih baik (Irianto, 2015).
2.1.6 Manifestasi Klinis
Salah satu cara yang dapat membantu mendeteksi tanda-tanda kanker payudara
sedini mungkin menurut Savitri dkk (2015), adalah dengan mengenali gejala-
gejalanya. Selain itu, melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap 5 - 7
hari setelah masa menstruasi sangat membantu mengetahui apakah ada benjolan
atau perubahan lain pada payudara. Tanda-tanda awal kanker payudara tidak
sama pada setiap wanita. Tanda yang paling umum terjadi adalah perubahan
bentuk payudara dan puting. Sedangkan tanda- tanda kanker telah menyebar
adalah:
a. Nyeri tulang;
b. Pembengkakan lengan atau luka pada kulit;
c. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura);
d. Mual;
e. Kehilangan nafsu makan;
f. Penurunan berat badan;
g. Penyakit kuning;
h. Sesak nafas;
i. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
Sedangkan beberapa gejala kanker payudara yang dapat terasa dan terlihat
cukup jelas, antara lain:
a) Munculnya benjolan pada payudara;
b) Munculnya benjolan di ketiak (aksila);
c) Perubahan bentuk dan ukuran payudara;
d) Keluarnya cairan dari puting;
e) Perubahan pada puting susu;
f) Kulit payudara berkerut.
2.1.7 Komplikasi
Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Karsinoma
payudara bermetastase dengan penyebarab langsung ke jaringan sekitarnya, dan
juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk
metastase yang jauh atau sistemik adalah paru paru, pleura, tulang (terutama
tengkorak, vertebra dan panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih jarang
adalah otak, tiroid, leptomeningen, mata, perikardium dan ovarium (Irianto,
2015).
2.1.8 Penatalaksanaan
Mulyani dan Nuryani (2013); Wijaya dan Putri (2013), mengatakan pengobatan
kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita. Pada
umumnya seseorang diketahui menderita kanker payudara ketika stadium lanjut.
Hal tersebut dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan
deteksi dini. Pengobatan kanker payudara itu sendiri meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi). Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau
membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Secara garis besar, pengobatan kanker payudara yang disepakati oleh ahli kanker
di dunia adalah sebagai berikut :
1) Stadium I : Operasi + Kemoterapi
2) Stadium II : Operasi + Kemoterapi
3) Stadium III : Operasi + Kemoterapi + Radiasi
4) Stadium IV : Kemoterapi + Radiasi
Sedangkan, secara spesifik disebutkan bahwa pengobatan kanker payudara
yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit ada tiga
macam, yakni mastektomi, radiasi, dan kemoterapi.
1) Mastektomi
Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara.
Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara tergantung pada beberapa
faktor, meliputi usia, kesehatan secara menyeluruh, status menopause,
dimensi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyerapannya, stadium
tumor dan keganasannya, status reseptor hormon tumor, serta penyebaran
tumor telah mencapai simpul limfa atau belum.
Berikut beragam tipe mastektomi :
a) Radical Mastectomy
Merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy)
dan operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Lumpectomy
ini biasanya direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang
dari 2 cm dan letaknya dipinggir payudara.
b) Total Mastectomy
Merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara saja bukan kelenjer di
ketiak/axilla.
c) Modified Radical Mastectomy
merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di
tulang dada, tulang selangka, dan tulang iga serta benjolan di sekitar ketiak
/ axilla. Setelah dilakukan masektomi pasien akan merasakan dinding dada
nyeri dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga dirasakan di bahu, bekas
luka, lengan, atau axilla. Keluhan umum lainnya yang dirasakan termasuk
nyeri tertusuk/ tajam, rasa gatal tak tertahankan atau mati rasa.
2) Radiasi atau Radioterapi
Penyinaran atau radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Adapun efek
pengobatan ini yaitu tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit di sekitar payudara menjadi lebih gelap, dan limfedema (kelebihan
cairan yang muncul di lengan akibat tersumbatnya kelenjer getah bening di
ketiak.
Radioterapi sesudah operasi mengurangi angka kekambuhan sebesar 50-75
%. Namun, radioterapi dapat menyebabkan efek samping di kemudian hari.
Oleh karena itu, radaioterapi setelah operasi dibatasi pada pasien dengan
risiko tinggi kekambuhannya. Resiko tinggi adalah pasien dengan tumor besar
saampai mengenai kulit payudara atau dinding dada, atau untuk paasien yang
kankernya tersebar di kelenjar ketiak.
3) Kemoterapi
Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi yang biasanya
diterapkan setelah operasi untuk menghancurkan sel- sel kanker dan
kemoterapi sebelum operasi yang digunakan untuk mengecilkan tumor.
Kemoterapi biasanya menggunakan obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
cair atau melalui infus yang bertujuaan membunuh sel kanker. Efek
kemoterapi yaitu pasien mengalami mual dan muntah, rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan kemoterapi, hilangnya nafsu makan, perubahan siklus
dalam menstruasi, menjadi mudah lelah karena rendahnya jumlah sel darah
merah, rentan terkena infeksi, terasa ngilu pada tulang-tulang serta kuku dan
kulit menghitam, kadang kulit kering. Pengobatan kemoterapi ini sangat kuat
efeknya (anti kanker). Pengobatan ini harus diberikan secara berulang-
berulang dengan siklus yaang berlangsung antara 3-6 bulan.
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap klien menurut Mulyani dan
Nuryani (2013), adalah untuk menurunkan insidensi kanker payudara dan
secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker
payudara itu sendiri. Adapun strategi untuk menurunkan risiko kanker
payudara menurut Mulyani dan Nuryani (2013); Savitri dkk (2015), antara
lain:
a. Terapkan Pola Hidup Sehat
1) Menjaga berat badan ideal
Untuk menjaga berat badan ideal dengan cara hindari mengalami
kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan, karena kegemukan
dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Selain itu, hindari juga
kenaikan berat badan mendadak setelah usia 18 tahun karena berisiko
besar.
2) Pemberian ASI
Memberikan asi pada anak setelah melahirkan selama 2 tahun
(setidaknya 3-6 bulan) dapat mengurangi risiko terkena kanker
payudara. Ini di sebabkan selama proses menyusui, tubuh akan
memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi
hormon esterogen karena hormon esterogen memegang peranan penting
dalam perkembangan sel kanker payudara.
3) Memilih diet dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buahan dan
kacang-kacangan serta mengurangi konsumsi makanan berkanji yang
diproses.
4) Kurangi konsumsi daging merah kurang dari 3 ons sehari. Lebih baik
memilih ikan, ayam atau daging yang bukan dari hewan ternak untuk
menggantikan daging merah.
5) Menghentikan mengkonsumsi alkohol.
b. Konsumsi Makanan Pencegah Kanker Payudara
Selain menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga teratur,
mengkonsumsi bahan makanan yang tepat juga dapat menghentikan
perkembangan sel kanker. Berikut ini adalah makanan yang diketahui
dapat menjauhkan dari kanker payudara:
1) Tomat
Bahan makanan ini banyak mengandung likopen yang berkhasiat untuk
menurunkan resiko kanker payudara.
2) Alpukat
Alpukat tinggi akan kadar asam folat yang bermanfaat untuk mencegah
kanker payudara.
3) Blueberry
Menurut studi, fitokimia pada blueberry dapat menghentikan
pertumbuhan dan penyebaran kanker payudara, karena kandungan
antioksidannya yang sangat tinggi.
4) Kunyit
Kunyit dapat membantu mencegah penyebaran kanker payudara.
5) Teh hijau
Minum teh hijau dapat menurunkan risiko kanker payudara dan
mencegah penyebaran pada wanita yang sudah terkena. Hal ini karena
zat katekin yang terkandung dalam teh hijau.
6) Brokoli
Bahan makanan ini mengandung indo-3-karbonal yang melawan kanker
payudara dengan megubah esterogen yang menyebabkan kanker
menjadi zat pelindung kanker.
7) Bawang putih
Bawang putih dapat menghilangkan sel-sel kanker payudara. Bawang
putih yang dimasak dengan daging dapat mengurangi kadar
karsinogenik dalam daging yang dapat menyebabkan kanker payudara.
2.1.9 Pencegahan Kanker secara alami
a. Olahraga teratur, dapat menurunkan estrogen yang diproduksi tubuh sehingga
mengurangi resiko kanker payudara
b. Kurangi Lemak, yaitu lemak jenuh dalam daging, mentega makanan yang
mengandung susu full cream dan asam lemak dalam margarin yang dapat
meningkatkan kadar estrogen dalam darah.
c. Jangan terlalu matang memasak daging: daging yang
dimasak/dipanggang lama menghasilkan lama menghasilkan senyawa
karsinogenik ( amino heterosiklik).
d. Konsumsi suplemen antioksidan
e. Konsumsi makanan berserat, sayur dan buah selain makanan berserat juga
antioksidan yang akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan sehingga
kadarnya dalam darah berkurang.
f. Konsumsi makanan yang mengandung kedelai/protein, makanan berasal
darikedelai banyak mengandung estrogen tumbuhan (fito-estrogen).
Makanan berkedelai menghalangi estrogen tubuh mencapai sel reseptor, juga
mempercepat pengeluaran estrogen dari tubuh.
g. Hindari alkohol, minuman beralkohol meningkatkan kadar estrogen dalam
darah
h. Berat Kontrol Badan, kenaikan setiap pon setelah usia 18 tahun
meningkatkan resiko kanker payudara. Ini disebabkan karena sejalan dengan
bertambahnya lemak tubuh , maka kadar estrogen sebagai hormon pemicu
kanker payudara dalam darah pun akan meningkat.
i. Hindari Xeno-estrogen adalah dengan mengurangi konsumsi daging, unggas,
dan produk susu (whole milk dairy product).
j. Berjemur dibawah sinar matahari, Saat tubuh mengenaikulit, tubuh akan
membuat vitamin D, yang akan membantu jaringan payudara menyerap
calcium sehingga mengurangi resiko kanker payudara.
k. Hindari merokok
l. Berikan ASI rutin pada anak, menyusui berhubungan dengan berkurangnya
resiko kanker payudara sebelum menopause,
m. Pertimbangkan sebelum melakukan HRT (Hormon Replacement Therapy),
karena akan menambah resiko kanker payudara (Irianto, 2015).
2.1.10 Pemeriksaan SADARI
1. Mulailah dengan melihat payudara dicermin dengan bahu lurus dan tangan
diletakkan dipinggul. Amatilah ukuran, bentuk dan warna payudara, apakah
ada perubahan yang mudah terlihat benjolan .
2. Angkat lengan dan lihat perubahan yang mungkin terjadi. Sambil melihat
cermin, perlahan-lahan tekan puting susu antara ibu jari dan jari telunjuk serta
lakukan cek terhadap pengeluaran puting susu (dapat berupa air susu, atau
cairan kekuningan atau darah).
3. Lakukan perabaan terhadap payudara anda sambil berbaring. Gunakan tangan
kanan untuk meraba payudara kiri dan tangan kiri untuk meraba payudara
kanan. Gunakan sentuhan yang lembut dengan menggunakan tiga jari tangan
(telunjuk, jari tengah dan jari manis) dengan posisi berdekatan satu sama lain.
Sentuh payudara dari atas ke bawah, sisi ke sisi dari tulang selangka ke
bagian atas perut dan dari ketiak ke belahan dada.
4. Terakhir, lakukan perabaan terhadap payudara dengan gerakan yang sama
sambil berdiri atau duduk. Kebanyakan wanita merasa lebih mudah
merasakan payudaranya dalam kondisi basah sehingga sering dilakukan saat
mandi (Irianto K, 2015).
2.1.11 Cara Merawat Pasien Kanker Payudara bagi Keluarga Perawatan terhadap
pasien kanker payudara stadium lanjut dapat dilakukan sendiri oleh keluarga
dirumah. Namun keluarga harus tetapterpantau dan berkonsultasi
dengan paramedis untuk perawatan yang tepat. Berikut seperti yang dilansir
oleh Tanjung (2007):
a) Bersihkan luka kanker payudara setiap hari, disarankan menggunakan
saline water (cairan infus) NaCl 0,9% atau air hangat. Pastikan
menggunakan sarung tangan saat membersihkan luka. Pencucian bertujuan
untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang berlebihan, sisa
balutan yang digunakan dan sisa metabolic tubuh pada cairan luka yang
berfungsi untuk mempercepat proses penyembuhan luka serta menghindari
kemungkinan terjadinya infeksi.
b) Mempertahankan kelembaban.
c) Gunakan pakaian yang longgar.
d) Mengontrol bau tidak sedap pada luka. Penggunaan terapi antibiotik topikal
pada luka seperti metronidazole, sangat efektif untuk membunuh bakteri
yang dapat menimbulkan bau.
e) Mengatasi produksi cairan yang berlebihan, jika cairan tidak terlalu banyak,
cukup menggunakan salep dan kassa kering kemudian dibaluti rapi secara
keseluruhan menutup seluruh area luka.
f) Mencegah dan mengontrol terjadinya pendarahan dengan hati- hati dalam
membuka balutan. Menciptakan suasana lembab pada luka akan
memudahkan dalam penggantian balutan.
g) Mencuci luka dengan lemah lembut, menghindari perlakuan kasar yang
dapat menimbulkan perdarahan saat mencuci luka.
Perawatan terhadap pasien kanker payudara tidak hanya secara fisik namun
juga psikologis. Berikut seperti yang dilansir oleh American Cancer Society
(2016):
a. Bangunlah mental pasien dengan mendukung keputusan yang ia buat,
memberikan hiburan dan menjadi kawan curahan hati agar ia tidak merasa
stress, cemas dan takut.
b. Pasien dengan kanker stadium lanjut memiliki kecenderungan untuk takut
ditinggalkan dan ditolak masyarakat, serta rasa takut luar biasa terutama
pada malam hari. Untuk mengatasinya, anggota keluarga perlu
menemaninya secara fisik agar ia merasa nyaman.
c. Pasien dengan penyakit kronis memiliki perasaan yang lebih sensitif dari
biasanya. Oleh karena itu, sebisa mungkin agar anggota keluarga tidak
marah ataupun terlihat lelah dimatanya karena akan membuatnya semakin
down.
d. Keluarga sebaiknya memperhatikan pola makan pasien utamanya saat
pasien sedang menjalani radioterapi dan kemoterapi. Berikan jadwal diet
yang sesuai dengan petunjuk dokter dan berikan pengertian ke pasien bahwa
nutrisi yang masuk ke tubuhnya tidak boleh sembarangan demi
kesehatannya. Biasanya pasien ingin merasakan makanan lain yang bahkan
merupakan pantangan baginya. Di saat seperti ini, keluarga harus pintar-
pintar membujuknya.
e. Pasien yang merasakan nyeri, lebih baik keluarga memberikan hal yang
dapat mengalihkan perhatiannya seperti teknik distraksi: menonton tv,
mendengarkan musik; dan relaksasi: teknik nafas dalam.
2.2 Konsep Keluarga
2.2.1 Pengertian keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2000,
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling kebergantungan.
Duval dan Logan (1986 dalam Zakaria, 2017) mengatakan keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan
fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarganya.Dari hasil
analisa Walls, 1986 (dalam Zakaria, 2017)
Keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, boleh jadi tidak diikat oleh
hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
kelahiran, adopsi dan boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah dan hukum yang
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dengan keadaan saling ketergantungan
dan memiliki kedekatan emosional yang memiliki tujuan mempertahankan
budaya, meingkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial sehingga
menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
2.2.2 Tipe Keluarga
Menurut Nadirawati (2018) pembagian tipe keluarga adalah :
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga Inti (The Nuclear Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak baik dari sebab biologis
maupun adopsi yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Tipe keluarga inti diantaranya:
1) Keluarga Tanpa Anak (The Dyad Family) yaitu keluarga dengan suami
dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
2) The Childless Familyyaitu keluarga tanpa anak dikarenakan terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya disebabkan
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
3) Keluarga Adopsi yaitu keluarga yang mengambil tanggung jawab secara
sah dari orang tua kandung ke keluarga yang menginginkan anak.
b. Keluarga Besar (The Extended Fmily)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah, contohnya seperti nuclear family disertai paman, tante, kakek dan
nenek.
c. Keluarga Orang Tua Tunggal (The Single-Parent Family)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak. Hal
ini biasanya terjadi karena perceraian, kematian atau karena ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan).
d. Commuter Family
Kedua orang tua (suami-istri) bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul dengan anggota keluarga pada saat akhir minggu, bulan atau
pada waktuwaktu tertentu.
e. Multigeneration Family
Kelurga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
f. Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu tumah atau berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Contohnya
seperti kamar mandi, dapur, televise dll.
g. Keluarga Campuran (Blended Family)
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.
h. Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri (The Single Adult Living Alone)
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti perceraian atau ditinggal mati.
i. Foster Family
Pelayanan untuk suatu keluarga dimana anak ditempatkan di rumah terpisah
dari orang tua aslinya jika orang tua dinyatakan tidak merawat anak-anak
mereka dengan baik. Anak tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya
jika orang tuanya sudah mampu untuk merawat.
j. Keluarga Binuklir
Bentuk keluarga setelah cerai di mana anak menjadi anggota dari suatu
sistem yang terdiri dari dua rumah tangga inti.
2. Keluarga Non-tradisional
a. The Unmarried Teenage Mother yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Step Parent Family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family yaitu beberapa keluarga (dengan anak) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama; serta sosialisasi anak melalui
aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. Keluarga Kumpul Kebo Heteroseksual (The Nonmarital Heterosexual
Cohabiting Family), keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan
tanpa melakukan pernikahan.
e. Gay and Lesbian Families, yaitu seseorang yang mempunyai persamaan
seks hidup bersama sebagaimana ‘marital partners’.
f. Cohabitating Family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama diluar
hubungan perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.
g. Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama yang saling merasa menikah satu dengan
lainnya, berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.
h. Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan/nilainilai, hidup
berdekatan satu sama lain, dan saling menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
aslinya.
j. Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau masalah kesehatan mental.
k. Gang, bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.2.3 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018) sebagai
berikut:
1. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan
mempertahankan saat terjadi stres.
2. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam
penyelesaian masalah.
3. Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan
melahirkan anak.
4. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan
kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan
dan istirahat juga penyembuhan dari sakit
Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga
adalah:
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Kepala Keluarga (KK)
2) TTL/Usia
3) Alamat dan telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi keluarga
Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di identifikasi
sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi keluarga dengan
mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudian
diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran
mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin, hubungan
setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan
pendidikan.
6) Genogram
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga (pohon keluarga).
7) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
8) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.
9) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
10) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
11) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton
televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat keluarga dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status imunisasi,
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.
c. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Diidentifikasi melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah
jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabot rumah tangga, jenis septic
tank, dan jarak septic tank dengan sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, dan budaya setempat yang memengaruhi kesehatan.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji : berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anggota keluarga, dan metode apa yang digunakan keluarga dalam
upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji :
1. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan
2. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek & panjang
a) Jangka pendek : stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan
b) Jangka panjang : stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu < 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang dikaji : sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi apa yang digunakan keluarga dalam menyelesaikan masalah
4) Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik ( head to toe ).
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan
perawat, (Setiadi, 2009).
Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :
a. Analisa data
Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan
prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa data yaitu: validasi data,
mengelompokkan data, membandingkan dengan standart dan membuat
kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan. Dalam menganalisa data ada
3 norma yang diperlukan diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan
keluarga yaitu :
1. Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang meliputi :
a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga.
b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c) Keadaan gizi anggota keluarga.
d) Status imunisasi anggota keluarga.
e) Kehamilan dan KB.
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :
a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi, luas
rumah dan sebagainya.
b) Sumber air minum.
c) Jamban keluarga.
d) Tempat pembuangan air limbah.
e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.
3. Karakteristik keluarga, yang meliputi :
a) Sifat-sifat keluarga.
b) Dinamika dalam keluarga.
c) Komunikasi dalam keluarga.
d) Interaksi antara anggota keluarga.
e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga.
f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga (Setiadi, 2008).
MENGHITUNG SKORING
a. Menentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skor
X bobot
Angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
d. Urutkan diagnosis yang skornya paling besar
4. Perencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan merupakan langkah ketiga dalam sebuah proses keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang ditentukan
oleh perawat bersama-sama sasaran yaitu keluarga untuk dilaksanakan sehingga
masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang telah diidentifikasi dapat
diselesaikan (Susanto, 2012).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tujuan keperawatan keluarga,
yaitu (IPKKI, 2017) :
1) Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana keluarga diarahkan untuk
mencapai suatu hasil
2) Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar- benar bisa
diukur dan dapat dicapai oleh keluarga
3) Tujuan menggambarkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dipilih oleh keluarga
4) Tujuan harus bersifat spesifik atau sesuai dengan konteks diagnosis
keperawatan keluarga dan faktor-faktor yang berhubungan
5) Tujuan harus menggambarkan kemampuan dan tanggung jawab keluarga
dalam pemecahan masalah.
5. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Mura, 2011).
Implementasi keperawatan yang ditujukan pada keluarga meliputi (IPKKI, 2017) :
a. Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat
terhadap masalah.
b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat untuk
individu dengan cara mengidentifikasi konsekuensi jika tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawt anggota keluarga yang sakit dengan
cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang
ada di rumah, mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi
sehat, dengan cara menemukan sumber- sumber yang dapat digunakan keluarga,
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memnafaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
cara mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan keluarga, membantu keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
6. Evaluasi Keperawatan
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi
diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam satu kali kungjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan klien/keluarga. Tahapan
evaluasi dapat dilakukan selama proses asuhan keperawatan atau pada akhir
pemberian asuhan. Perawat bertanggungjawab untuk mengevaluasi status dan
kemajuan klien dan keluarga terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan
status kesehatan individu dalam konteks keluarga, membandingkan respon individu
dan keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah serta
kemajuan pencapaian tujuan keperawatan (IPKKI, 2017).
BAB III
ANALISA MASALAH
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bpk. H ( 38th)
2. Alamat dan Telepon : Jl. Suryodiningratan MJ II/897
3. Komposisi keluarga
Genogram :
Keterangan :
: laki-laki : : garis perkawinan
: garis keturunan
perempuan
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Bpk. H adalah jenis rumah permanen dengan atap
seng, ukuran 7x12 m, Halaman depan: teras rumah tampak bersih, tidak
ada sampah maupun kotoran yang berserakan. Sedangkan halaman
rumah berserakan dedaunan pohon yang jatuh dan sudah mengering
lantai semen, terdapat tiga kamar tidur dengan ukuran 2 x 3 m,
penerangan dikamar baik, terdapat jendela di dalam kamar dengan
ventilasi kecil, tampak ada kain selesai dicuci berserakan diatas kasur,
rumah terlihat rapi dan cukup bersih, tidak banyak perabot didalam
rumah. Bangunan rumah memiliki 4 jendela di ruang tamu tetapi
jendela tidak dibuka sehingga sehingga cahaya yang masuk sedikit dan
pertukaran udara sangat kurang dan 2 jendela di dapur. Terdapat 2
Kamar mandi dan wc, kamar mandi dan wc tidak terpisah, sumber air
mandi dan dan air minum berasal dari sumur yang dialirkan
menggunakan mesin pompa dan dari PDAM, pembuangan air kotor
melalui saluran yang langsung mengalir ke selokan di belakang rumah.
Warung: terletak tepat di jendela ruang tamu depan sehingga jendela
tidak bisa dibuka.
Kamar 3
Kamar 1
Keterangan :
: Pintu
: Jendela Kayu
: Jendela Kaca
: Teras Depan
: Jalan
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Bpk. H saling menyayangi dan saling peduli
satu sama lain. Jika terjadi masalah pada anggota keluarga yang lain
akan berusaha memberikan bantuan moril dan materil.
2. Fungsi Sosialisasi
Tidak ada anggota keluarga yang mengikuti kegiatan organisasi di
masyarakat. Bpk. H jarang mengikuti kegiatan organisasi di masyarakat
karena sibuk bekerja, dan Ibu H juga jarang mengikuti kegiatan
organisai di masyarakat karena sakit dan tidak ada teman yang seusia
Ibu H Akan tetapi hubungannya dengan warga sekitar tetap baik.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Mengenal Masalah
Keluarga Bpk. H mengatakan keluarganya kurang mengenal
masalah kesehatan seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
dampak/akibat, serta faktor persepsi keluarga terhadap masalah
kesehatan. Keluarga Bpk. H hanya tahu bahwa keluhaan yang dirasa
anggota keluarganya yang sakit merupakan hal yang perlu ditangani
segera.
b. Mengambil Keputusan yang Tepat
Keluarga Bpk. H hanya tahu bahwa sifat dan masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya yang sakit perlu ditangani segera
agar masalah tersebut tidak semakin parah. Ibu H mengatakan
bahwa awalnya keluarga memutuskan untuk hanya periksa kebidan
karena payudara nya terasa keras, nyeri, keluar cairan pada putting
dan terasa panas, namun karena bidan menyarankan untuk
melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit tentang
kondisinya saat ini, keluarga memutuskan untuk melakukan
pemeriksaan ke rumah sakit.
c. Memberikan Perawatan pada Anggota yang Sakit
Keluarga Bpk. H belum sepenuhnya tahu bagaimana cara perawatan
mandiri yang dapat dilakukan di rumah pada anggota keluarga yang
sakit terkait penyakit yang dialami. Keluarga hanya tahu cara
perawatan seperti menghindari makanan cepat saji, makanan yang
dibakar, serta minum obat alternatif tradisional untuk menghindari
timbulnya kanker kembali.
d. Memodifikasi lingkungan
Keluarga Bpk. H kurang mampu memodifikasi lingkungan, itu
terlihat dari jendela depan yang tidak dibuka sehingga cahaya yang
masuk sedikit dan pertukaran udara sangat kurang, tampak kain
yang selesai dicuci diatas kasur beserakan
e. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Bpk. H mengetahui fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan untuk menunjang kesehatan anggota keluarganya, karena
saat ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke klinik bidan dan
jika masih belum sembuh, keluarga membawa ke puskesmas.
ANALISIS DATA
No Data Masalah Penyebab
1. Data Subjektif: Gangguan Program Program
- Ibu H mengeluh rambut nya mengalami Konsep pengobatan dan
kerontokan sehingga menjadi botak Diri (body ketidakmampuan
- Ibu H mengeluh ujung-ujung kuku image) keluarga mengenal
menghitam kanker payudara
- Ibu H mengatakan malu dengan
kondisinya saat ini
Data Objektif:
- Terlihat rambut Ibu H botak
- Terlihat ujung-ujung kuku ibu H
menghitam
- Terlihat salah satu payudara Ibu H
sudah diangkat.
Data Objektif:
- Ibu H hanya tahu sebatasnya saja saat di
tanya tentang tanda gejala kanker
payudara, factor pencetus, dan
bagaimana penatalaksanaan kanker
payudara itu sendiri
4. Data Subjektif: Kerusakan Luka insisi
- Pasien mengatakan ada luka operasi integritas
pada payudara kiri kulit
Data Objektif:
- Tampak ada luka operasi pada
payudara kiri
- Panjang luka ukuran sekitar 12 cm posisi
melintang
Prioritas Masalah
Diagnosa keperawatan: Gangguan Konsep Diri (body image) berhubungan
dengan pengobatan dan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan.
Total 4 2/3
Diagnosa Keperawatan : Ansietas pada keluarga Bapak. H khususnya Ibu H
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memanajemen stress.
Total 4 1/3
Diagnosa Keperawatan : Defisiensi Pengetahuan pada keluarga Bapak H
khususnya Ibu H berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga akan penyakit
Kanker Payudara
.
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Aktual = 3
Risiko =2 3/3 x 1 = 1 1
Potensial = 1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
Tinggi = 2 1/2 x 2= 1 1
Sedang = 1
Rendah = 0
3. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 2/3
dicegah
Mudah = 3
Cukup = 2 Tidak
dapat = 1
4. Menonjolkan masalah
Masalah dirasakan, dan 2/2 x 1 = 1 1
segera ditangani = 2
Masalah dirasakan = 1
Masalah tidak dirasakan = 0
Total 3 2/3
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Gangguan Konsep Diri (body image) berhubungan dengan pengobatan dan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Ansietas pada keluarga Bapak. H khusunya Ibu.H berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam memanajemen stress.
3. Defisiensi Pengetahuan pada keluarga Bapak. H khususnya Ibu H
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga akan penyakit kanker payudara.
RENCANA KEPERAWATAN
4. Beri
reinforceme
nt positif
atas tindakan
yang
dilakukan
keluarga.
2. Setelah di Keluarga Keluarga 1. Diskusikan
lakukan mampu menyatakan dengan
kunjunga menyatakan keputusannya keluarga
n dan mampu atau masalah
keperawa mengambil tidak dalam yang ada
tan keputusann mengatasi dalam
selama 1 ya dalam masalah kanker keluarga
x 30 mengatasi payudara 2. Lakukan
menit, masalah pengambila
keluarga kanker n keputusan
mampu : payudara 3. Ulangi apa
Mengam yang telah
bil didiskusika
keputusa n dengan
n untuk keluarga
mengatas 4. Beri
i masalah reinforceme
gangguan nt positif
konsep atas
diri (body tindakan
image) yang
dilakukan
keluarga
3. Setelah Keluarga Keluarga 1. Motivasi
dilakukan mampu mampu keluarga
kunjunga merawat merawat untuk
n anggota anggota merawat
keperawa keluarga keluarga yang anggota
tan dengan sakit dengan keluarga
selama 1 gangguan memberikan yang sakit
x30 konsep diri penguatan dan dengan
menit, (body image) motivasi kanker
keluarga dengan positif untuk payudara
mampu : memberikan meningkatkan 2. Mengajarka
merawat penguatan dan rasa percaya n keluarga
anggota motivasi positif diri tentang cara
keluarga untuk meningkatk
dengan peningkatan an body
gangguan percaya diri image:
konsep Optimis
diri (body mengarungi
image) kehidupan,
Yakin dapat
mengatasi
berbagai
masalah
yang
dihadapi,
penuh harap
dan yakin
dapat
meraih
kehidupan
yang lebih
baik, Segera
bangkit dari
kegagalan
dan tidak
larut dalam
duka
berkepanjan
gan, Tidak
ada hal yang
tidak
mungkin,
Penuh
percaya diri
3. Ulangi apa
yang telah
di
diskusikan
dan
dilakukan
bersama
keluarga
4. Beri
reinforceme
nt positif
atas
tindakan
yang
dilakukan
keluarga
4. Setelah Keluarga Keluarga 1. Diskusikan
dilakukan mampu mampu bersama
kunjunga memodifikasi memodifikasi keluarga
n lingkungan lingkungan dalam
keperawa untuk sesuai dengan menciptakan
tan menunjang standar lingkungan
keluarga kesehatan kesehatan: yang aman
selama 1x keluarga: pencahayaan dan nyaman.
30 menit, membuka yang cukup, 2. Libatkan
keluarga jendela agar kelembaban keluarga
mampu : terjadinya ruangan dalam
memodifi pertukaran terjaga, memodifika
kasi udara, mengatur terdapat si
lingkunga pencahayaan ventilasi udara lingkungan
n untuk agar sinar dan jendela, 3. Beri
menunjan matahari bisa rumah bebas reinforceme
g masuk kedalam kotoran dan nt positif
kesehatan rumah debu, menjaga atas
keluarga dengan kebisingan tindakan
membuka tirai, yang
menjaga dilakukan
kebisingan. keluarga
5. Setelah Keluarga Melakukan 1. Kaji
dilakukan mampu diskusi agar pengetahuan
kunjunga Membawa keluarga keluarga
n anggota memanfaatakan tentang
keperawa keluarga yang pelayanan manfaat
tan menderita kesehatan untuk fasilitas
keluarga kanker mengatasi kesehatan
selama 1x payudara ke masalah kanker 2. Diskusikan
30 menit, pelayanan payudara bersama
keluarga kesehatan seperti : keluarga
mampu : terdekat mencegah sedini bagaimana
memanfa mungkin memanfaatka
atkan masalah Kanker n fasilitas
pelayana Payudara pada pelayanan
n keluarga, kesehatan.
kesehatan mengetahui dan 3. Evaluasi
yang Memeriksa kembali
tersedia masalah bagaimana
kesehatan, memanfaatka
sebagai n fasilitas
pelayanan kesehatan
pengobatan pada semua
anggota
keluarga
4. Berikan
pujian pada
keluarga atas
jawaban yang
benar.
2. Defisiensi Setelah 1. Setelah 1. Keluarga Kanker payudara 1. Gali
pengetahu dilakukan dilakukan mampu adalah tumor pengetahuan
an kunjungan kunjunga menyebutka ganas yang keluarga
berhubung keperawat n pengertian terbentuk dari tentang
an dengan an selama keperawa kanker sel-sel payudara pengertian
ketidakma 5 x 30 tan payudara yang tumbuh dan kanker
mpuan menit, selama 1 menurut berkembang payudara.
keluarga keluarga x30 bahasa tanpa terkendali 2. Diskusikan
mengenal mampu menit, sendiri: sehingga dapat dengan
masalah merawat keluarga Kanker menyebar di keluarga
keluarga mampu : payudara antara jaringan tentang
yang merawat adalah atau organ di pengertian
Sakit anggota timbulnya dekat payudara kanker
kanker keluarga benjolan pada atau ke bagian payudara
payudara dengan payudara. tubuh lainnya dengan
kanker menggunaka
payudara. n lembar
balik dan
leaflet
3. Memberika
n
kesempatan
keluarga
untuk
bertanya.
4. Beri
reinforceme
nt positif
atas tindakan
yang
dilakukan
keluarga.
c. Keluarga dapat m
emberikan respon ve
rbal dan non verbal
yang baik
d. Keluarga kooperat
if selama kegiatan be
rlangsung
e. Keluarga bersedia
merawat, mendampi
ngi Ny. H sehingga
patuh dalam menjala
ni terapi.
Hasil
Keluarga dap
at menjelaska
n kembali
pengertian ga
ngguan konse
p diri (body i
mage) menur
ut bahas send
iri: penilaian
seseorang me
ngenai tubuh
nya sendiri, s
ecara penamp
ilan
fisik, berat tu
buh secara ke
seluruhan.
Keluarga dap
at menyebutk
an 3 dari 5 pe
nyebab gang
guan konsep
diri (body im
age)
Keluarga dap
at menyataka
n dan menga
mbil keputus
annya dalam
mengatasi m
asalah kanker
payudara
Keluarga dap
at merawat a
nggota keluar
ga yang sakit
dengan mem
berikan peng
uatan dan mo
tivasi positif
untuk menin
gkatkan rasa
percaya diri
c. Keluarga dapat m
emberikan respon ve
rbal dan non verbal
yang baik
d. Keluarga kooperat
if selama kegiatan be
rlangsung
Hasil
Keluarga dap
at menjelaska
n kembali
pengertian ka
nker payudar
a menurut ba
hasa sendiri.
Keluarga dan
pasien dapat
menjelaskan
manfaat dari
pelayanan ke
sehatan.
3 Ansietas pada keluarga ber Kamis, -Memotivasi keluarga dan pasie Struktur:
hubungan dengan ketidak 1 juli n untuk mengambil keputusan a.Keluarga Ny. H d
mampuan keluarga meman 2021 menggunakan terapi non farma apat bekerjasama de
kologi dengan cara mempraktek
ajemen stress jam 14. ngan mahasiswa
kan teknik relaksasi apabila ti
00 WIB
mbul rasa cemas. b. Keluarga khususn
c. Keluarga dapat m
emberikan respon ve
rbal dan non verbal
yang baik
d. Keluarga kooperat
if selama kegiatan be
rlangsung
Hasil :
Keluarga dap
at menyebutk
an pengertia
n, tujuan, dan
langkah-lang
kah cara tekn
ik relaksasi s
aat rasa cema
s muncul.
Keluarga dap
at menjelaska
n 9 dari 11 fa
ktor resiko p
ada penyakit
kanker payud
ara.
DAFTAR PUSTAKA