Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA BERDASARKAN STUDI


KASUS KELOLAAN
diajukan untuk memenuhi tugas pada Praktek Keperawatan V (Nursing Practice V) Mata
Ajar Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan
Dosen pengampu : Herwinda Sinaga, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh:
Kelompok II

Anius Wandik 432051420117004


Elva Naomi NPS 1420118051
Fika Fadilah 1420118049
Jeksen Riadi S 1420118052
Krisnancia Nirah V 14201180860
Mega Ester OL 1420118038
Ruti Magdalena Z 1420118064
Tania Sarinastiti 1420118016
Tasya Putriliady 1420118036
Yessica Carolina Panjaitan 1420118058

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL


JL KH.WAHID HASYIM NO. 161 KOTA BANDUNG
TAHUN 2020
I. INSTRUMEN
A. Pedoman wawancara dengan pendekatan 5M
a) Kepala Ruangan:
 Man:
1. Berapa perawat yang dibutuhkan di ruangan magdalena?
2. Berapa perawat primer dan assosiate yang dibutuhkan di ruangan
magdalena?
3. Bagaimana klasifikasi pendidikan perawat di ruang magdalena?
 Money:
1. Berapa anggaran yang di butuhkan untuk pelatihan perawat?
2. Berapa anggaran yang diberikan untuk setiap perawat klasifikasi ners?
3. Berapa anggaran yang diberikan untuk setiap perawat klasifikasi DII
Keperawatan?
 Metode:
1. Apa metode keperawatan yang digunakan di ruang magdalena?
2. Bagaimana efektifitas metode keperawatan tersebut di ruang magdalena?
3. Bagaimana SOP metode keperawatan tersebut?
4. Bagaimana SAK metode keperawatan tersebut?
 Material:
1. Prasarana apa saja yang menunjang untuk metode tersebut?
2. Bagaimana buku pedoman metode keperawatan tersebut?

b) Penanggung jawab shift:


 Man:
1. Berapa jumlah pasien di ruangan magdalena?
2. Berapa jumlah pasien minimal care, partial care dan total care?
3. Pelatihan apa saja yang sudah dilakukan oleh pj shift?
 Metode:
1. Bagaimana keefektifan tindakan keperawatan menggunakan metode
keperawatan modular?
c) Perawat pelaksana:
 Man:
1. Pelatihan apa saja yang sudah perawat lakukan?
 Metode:
1. Bagaimana keefektifan tindakan keperawatan menggunakan metode
keperawatan modular?

B. SAK DAN BUKU PANDUAN KEPERAWATAN PRIMER


1. STANDAR ASUAN KEPERAWATAN

Standar Asuhan Keperawatan menurut Dirjen Yan Med, 1993

1) STANDAR I : PENGKAJIAN
Untuk melakukan asuhan keperawatan diperuntukan data yang lengkap dan
aktual sesuai dengan keadan pasien, data ini diperoleh melalui pengkajian.
Komponen pengkajian keperawatan meliputi:
a) Pengumpulan data:
 Menggunakan format yang baku
 Sistematis
 Di isi sesuai item yang tersedia
 Aktual
b) Pengelompokan data
 Data biologis
 Data psikologis
 Data social
 Data spiritual
c) Perumusan masalah
Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan juga pola fungsi
kehidupan b. Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah di
kumpulkan

2) STANDAR II : DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa dirumuskan berdasarkan status kesehatan pasien, dianalisis, dan
dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien, yaitu :
a) Diagnosa keperawatan dihubungan dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien
b) Dibuat sesuai wewenang perawat
c) Komponennya terdiri dari masalah, penyebab, tanda dan gejala atau terdiri
dari masalah dan penyebab
d) Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi.
e) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien, kemungkinan besar akan
terjadi
f) Dapat ditanggulangi oleh perawat

3) STANDAR III : PERENCANAAN KEPERAWATAN


Perencaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan. Komponen
perencaanan keperawatan meliputi :
a) Prioritas masalah
 Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas
pertama.
 Masalah- masalah yang mengancam kesehataan seseorang adalah
prioritas kedua, Masalah- masalah yang mempengaruhi perilaku
merupakan prioritas ketiga.
b) Tujuan asuhan keperawatan
 Spesifik
 Bisa diukur
 Bisa dicapai
 Realistik
 Ada batas waktu
c) Rencana tindakan
 Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
 Melibatkan pasien atau keluarga
 Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien atau keluarga
 Menentukan alternatif tindakan yang tepat
 Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku,
lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada.
 Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
 Kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah
dimengerti.

4) STANDAR IV : INTERVENSI KEPERAWATAN


Intervensi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan
dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarganya.
a) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
b) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien
c) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan
kepada pasien maupun keluarga
d) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
e) Menggunakan sumber daya yang ada
f) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptic
g) Menerapkan prinsip aman, nyaman, dan ekonomis, privacy dan
mengutamakan keselamatan pasien
h) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respons pasien
i) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam
keselamatan pasien
j) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
k) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
l) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan yang berpedoman pada
prosedur teknis yang telah ditentukan

5) STANDAR V : EVALUASI KEPERAWATAN


Evaluasi keperawatan bisa dilakukan secara periodik, sistematis, dan juga
dengan berencana untuk menilai perkembangan pasien, meliputi
a. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
b. Evaluasi hasil menggunakan indicator yang ada pada rumusan tujuan
c. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
d. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
e. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

6) STANDAR VI : CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN


Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual yang meliputi :
a. Dilakukan selama pasien selama pasien dirawat nginap dan rawat jalan
b. Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan
c. Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
d. Penulisannya harus jelas dan segera dan ringkas serta menggunakan
istilah yang baku
e. Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
f. Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial, paraf, dan juga nama
perawat yang telah melaksanakan tindakan dan juga waktunya
g. Menggunakan formulir yang baku
h. Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku

C. BUKU PANDUAN KEPERAWATAN PRIMER


Menurut Sri Mugiati (2016: 50) Keperawatan primer adalah suatu metode
pemberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari.
Metode ini dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung jawab meliputi
pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan
dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini
merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.
Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan
berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan
keperawatan pasien dibawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat
assosiet yang akan melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan
keperawatan.

Tabel 2.2 Keuntungan dan Kelemahan Model Asuhan Keperawatan Primer

Keuntungan Kelemahan
Otonomi perawat meningkat, karena Ruangan tidak memerlukan bahwa semua
motivasi, tanggung jawab dan tanggung perawat pelaksana harus perawat profesional
gugat meningkat
Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan Biaya yang diperlukan mahal
Meningkatnya hubungan antara perawat
pasien
Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang
bersifat perbantuan
Metode ini mendukung pelayanan
profesional
Terciptanya kolaborasi yang baik
sumber : Sri Mugiati (2016: 50)

Pada Model Asuhan Keperawatan Primer membutuhkan kualifikasi tertentu karena perawat
primer harus tenaga perawat profesional (Register Nurse) yang mengasuh pasien mulai
pengkajian, penentuan diagnosa, membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi.
Dalam kegiatan implementasi perawat primer dibantu oleh perawat assosiete. Jadi peran
perawat assosiate adalah membantu saat pelaksanaan tindakan. Perawat primer akan
mengasuh 4 – 6 klien/pasien selama 24 jam 5. Sri Mugiati (2016: 50)

D. Lembar Observasi (metode ceklist)

Lembar Observasi Tahap Pembuatan Sop Metode Ceklis

No Tahap Penyusunan SOP Sudah dilakukan Belum dilakukan


PERSIAPAN
1 Membentuk tim penyusun SOP dan
kelengkapannya
2 Melakukan pelatihan-pelatihan bagi perawat
di ruang Magdalena
3 Memberitahukan kepada seluruh unit
kegiatan penyusunan SOP
PENILAIAN KEBUTUHAN
4 Menyusun rencana Tindak penilaian
Kebutuhan
5 Melakukan penilaian kebutuhan
6 Membuat sebuah daftar mengenai SOP yang
akan dikembangkan
7 Membuat dokumen penilaian kebutuhan
SOP
PENGEMBANGAN
8 Pengumpulan informasi dan identifikasi
alternative
9 Analisis dan pemilihan alternative penulisan
SOP
10 Pengujian dan review kepada perawat di
ruang Magdalena
11 Pengesahan SOP di ruang Magdalena
INTEGRASI DALAM MANAGEMEN
12 Perencanaan penerapan di ruang Magdalena
13 Pemberitahuan di ruang Magdalena
14 Distribusi dan aksibilitas
15 Pelatihan pemahaman perawat di ruang
Magdalena
MONITORING DAN EVALUASI
16 Monitoring
17 Evaluasi

Lembar Observasi Standar Asuhan Keperawatan

NO STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN Dilaksana Tidak


kan dilaksanakan
1. STANDAR PENGKAJIAN
Untuk melakukan asuhan keperawatan diperuntukan data
yang lengkap dan aktual sesuai dengan keadan pasien, data
ini diperoleh melalui pengkajian. Komponen pengkajian
keperawatan meliputi:
a) Pengumpulan data:
1) Menggunakan format yang baku
2) Sistematis
3) Di isi sesuai item yang tersedia
4) Aktual
b) Pengelompokan data
1) Data biologis
2) Data psikologis
3) Data social
4) Data spiritual
c) Perumusan masalah
1) Kesenjangan antara status kesehatan dengan
norma dan juga pola fungsi kehidupan
2) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang
telah di kumpulkan

2. STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa dirumuskan berdasarkan status kesehatan pasien,
dianalisis, dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan
pasien, yaitu :
a) Diagnosa keperawatan dihubungan dengan
penyebab kesenjangan dan pemenuhan
kebutuhan pasien
b) Dibuat sesuai wewenang perawat
c) Komponennya terdiri dari masalah, penyebab,
tanda dan gejala atau terdiri dari masalah dan
penyebab
d) Bersifat aktual apabila masalah kesehatan
pasien sudah nyata terjadi.
e) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan
pasien, kemungkinan besar akan terjadi
f) Dapat ditanggulangi oleh perawat
3. STANDAR PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan. Komponen perencaanan keperawatan
meliputi :
a) Prioritas masalah
1) Masalah-masalah yang mengancam
kehidupan merupakan prioritas
pertama.
2) Masalah- masalah yang mengancam
kesehataan seseorang adalah prioritas
kedua
3) Masalah- masalah yang
mempengaruhi perilaku merupakan
prioritas ketiga.
b) Tujuan asuhan keperawatan
1) Spesifik
2) Bisa diukur
3) Bisa dicapai
4) Realistik
5) Ada batas waktu
c) Rencana tindakan
1) Disusun berdasarkan tujuan asuhan
keperawatan
2) Melibatkan pasien atau keluarga
3) Mempertimbangkan latar belakang
budaya pasien atau keluarga
4) Menentukan alternatif tindakan yang
tepat
5) Mempertimbangkan kebijaksanaan
dan peraturan yang berlaku,
lingkungan, sumber daya dan fasilitas
yang ada.
6) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi
pasien
7) Kalimat instruksi, ringkas, tegas
dengan bahasanya mudah dimengerti.

4. STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN


Intervensi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien
terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarganya,
meliputi :
a) Dilaksanakan sesuai dengan rencana
keperawatan
b) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual
pasien
c) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan
yang akan dilakukan kepada pasien maupun
keluarga
d) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
e) Menggunakan sumber daya yang ada
f) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptic
g) Menerapkan prinsip aman, nyaman, dan
ekonomis, privacy dan mengutamakan
keselamatan pasien
h) Melaksanakan perbaikan tindakan
berdasarkan respons pasien
i) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang
mengancam keselamatan pasien
j) Mencatat semua tindakan yang telah
dilaksanakan
k) Merapikan pasien dan alat setiap selesai
melakukan tindakan
l) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
yang berpedoman pada prosedur teknis yang
telah ditentukan

5. STANDAR EVALUASI KEPERAWATAN


Evaluasi keperawatan bisa dilakukan secara periodik,
sistematis, dan juga dengan berencana untuk menilai
perkembangan pasien, meliputi:
a) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
b) Evaluasi hasil menggunakan indicator yang ada pada
rumusan tujuan
c) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
d) Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim
kesehatan
e) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
6. STANDAR CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual
yang meliputi :
1) Dilakukan selama pasien selama pasien dirawat
nginap dan rawat jalan
2) Dapat digunakan sebagai bahan informasi,
komunikasi dan laporan
3) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanaka
4) Penulisannya harus jelas dan segera dan ringkas serta
menggunakan istilah yang baku
5) Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
6) Setiap pencatatan harus mencantumkan inisial, paraf,
dan juga nama perawat yang telah melaksanakan
tindakan dan juga waktunya
7) Menggunakan formulir yang baku
8) Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku
II. JOB DESKRIPTION
A. Peran kepala ruangan, peran penanggung jawab Pasien, Peran Perawat
Pelaksana dalam metode keperawatan modular
1. Peran Kepala Ruang

Menurut Kurniadi (2013) peran kepala ruangan dalam metode

a. Ketenagaan, yaitu mengidentifikasi dan mengusulkan jumlah kebutuhan tenaga


keperawatan dan non keperawatan di unitnya kepada atasan dan
memberdayakan tenaga yang sudah ada.

b. Manajemen operasional, yaitu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai


manajer pemula dalam berhubungan dengan atasan dan bawahan guna
mendukung tugas pokoknya.

c. Manajemen kualitas pelayanan, yaitu melaksanakan asuhan keperawatan


profesional berdasarkan kaidah ilmiah dan etika profesi agar bisa dirasakan
langsung oleh pasien, keluarga dan masyarakat serta manjamin mutu pelayanan
keperawatan yang memuaskan semua pihak.

d. Manajemen finansial, yaitu melaksanakan tugas perhitungan keuangan dan


logistik keperawatan (pengadaan dan pemanfaatan alat kesehatan dan material
kesehatan) Depkes RI (2000) dalam Kurniadi (2013)

menyatakan bahwa seorang kepala ruangan memiliki tanggung jawab sebagai


berikut:

a) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.


b) Mengembangkan pelayanan keperawatan.
c) Melaksanakan penilaian kinerja perawat.
d) Memberikan orientasi kepada perawat baru.
e) Melaksanakan SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SOP(Standard
Operational Procedur) yang ditetapkan pimpinan bidang keperawatan.
f) Melaksanakan pembimbingan mahasiswa keperawatan.
g) Memberikan laporan berkala tentang pelayanan keperawatan.
2. Peran penanggung jawab shift
a. melaksanakan fungsi penggerak, pegawasan, pengendalian dan penilaian
tenagan keperawat, peralatan, mutu asuhan bila koordinator unit pelayanan
berhalangan.

b. Bertanggung jawab pada semua pasien diruangan bila koordinator tidak


sdang bertugas (pagi, sore, malam atau libur)

c. Membagi pasien sesuai tim yang menjadi tanggung jawab perawat anggota.
Bila penanggung jawab koordinator bertugas dengan 2 atau lebih perawat
anggota pada satu koordinato, maka pasien dibagi kepada kedua perawat
anggota tersebut semuanya. Bila perawat penanggung jawab dengan 1
perawat anggota pada satu koordinator, maka perbagian esuai tingkat
kebutuhan dan tergantungan klien

d. Mengatur kegiatan ruangan selama berdinas sehingga lancar

e. Mengatur kelengkapan dan kesiapan alat yang digunakan saat berdinas dan
pada saat berdinas berikutnya.

3. Peran Perawat sebagai Pelaksana

a. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencakup pasien


dan peralatan.

b. Melakukan askep pasien.

c. Menyiapkan, memelihara, menyimpan alat agar siap pakai.

d. Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah dan


membuat langkah/ cara pemecahan masalah.

e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.

f. Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang telah dibuat oleh kepala ruangan.

g. Memelihara lingkungan untuk kelancaran pelayanan


h. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang instansi kesehatan
dan lingkungannya, peraturan dan tata tertib yang berlaku, serta fasilitas yang
ada dan penggunaannya.

i. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya


maupun dengan anggota tim kesehatan.

j. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih mampu
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dapat ditanggulangi.

k. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter penanggung


jawab/perawat kepala ruang.

l. Menyiapkan pasien yang akan keluar.

m. Mentaati peraturan yang telah ditetapkan di rumah sakit tempat dia bekerja.

B. Peran kepala Ruangan, Peran perawat Primer, Perawat Assosiate dalam


metode keperawatan Primer

1. Tugas perawat primer


a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara menyeluruh.
b. Menerima operan klien setiap pergantian dinas pagi atau jalan
c. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
d. Melalukan rencana yang telah dibuat.
e. Melaksanakan pembagian klien pada perawat associate,
f. Mengadakan pra atau pasca konferensi dengan perawat associate.
g. pengawasan pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laborutorium.
h. diskusi kepada perawat associate, 9.
i. Mengevaluasi yang pencapaian yang dicapai. 10, melakukan tindakan
keperawatan yang membutuhkan kompetensi kompleks.
j. Menyiapkun penyuluhan untuk kepulangan pasien.
k. Membuat jaadwal berjanji klinik.
l. Mengadakan kunjungan rumah.
2. Peran perawat Associate
a. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore dan
malam.
b. Ikuti sebelum atau sesudah konferensi dengan primer perawat
c. melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempat.
d. Melaksanakan rencana keperawatan.
e. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak
ada ditempat.
f. melakukan evaluasi tindakan yang pemah dilakukan.
g. melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi
keperawatan ayng ada diruangan.
h. klien untuk pemeriksaan diagnostik.
i. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga dengan kalimat
yang tidak ramah dan sopan.
j. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien dan
keluarga.
k. Menjaga kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang rawat.
l. Peralatan yang diperlukan sehingga siap untuk dipakai.
m. ikuti kunjung dokter atau ronde keperawtan jika tidak ada perawat primer,
n. Menggantikan peran atau tugas perawat yang lain jika perawat primer tidak
ada.
o. Mengidentifikasi dan mencatat tingkat ketergantungan klien setiap sift.
p. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.

3. Peran kepala ruangan


a. Menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat baru
b. Memberi orientasi dan pemahaman perawat baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat
d. melakukan evaluasi kerja
e. Merencanakan menyelenggarakan perkembangan staf
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar mengenal hambatan yang terjadi
C. struktur organisasi keperawatan Primer

Kepala Ruangan

Perawat Primer

Klien

Perawat Perawat
Perawat
Asosiet Asosiet
Asosiet

D. Jadwal peran Role Play kelompok 2

Pembagian Peran Kepala Ruangan, Pj Shift Dan Perawat Pelaksana

Hari/ Kepala Pj shift Perawat pelaksana


Tanggal ruangan
Pasien total Pasien Pasien minimal
care partial care care
Senin, 23 Anius Elva Naomi Fika Krisnancia Tasya
november Jeksen Mega Yessica P
2020 Ruti
Tania
Selasa, 24 Fika Jeksen Krisnancia Ruti Elva
November Mega Tania Anius
2020 Tasya
Yessica P
Rabu, 25 Krisnanscia Mega Ruti Tasya Fika
November Tania Yessica P jeksen
2020 Elva
Anius
Kamis, 26 Ruti Tania Tasya Elva Krisnanscia
November Yessica P Anius Mega
2020 Fika
jeksen
Jumat, 27 Tasya Yessica P Elva Fika Ruti
November Anius Jeksen Tania
2020 Krisnanscia
Mega
Sabtu, 28 Elva Naomi Anius Fika Krisnanscia Tasya
November Jeksen Mega Yessica
2020 Ruti
Tania
Minggu 29 Jeksen Fika Krisnanscia Ruti Elva
November Mega Tania Anius
2020 Tasya
Yessica
Senin, 30 Mega Krisnanscia Tania Tasya Jeksen
November Ruti Yessica Fika
2020 Elva
Anius
Selasa, 1 Tania Ruti Yessica P Elva Mega
Desember Tasya Anius Krisnancia
2020 Jeksen
Fika
Rabu, 2 Yessica P Tasya Anius Jeksen Tania
Desember Elva Fika ruti
2020 Mega
Krisnancia
Kamis, 3 Anius Elva Jeksen Mega Yessica P
Desember Fika Krisnancia Tasya
2020 Tania
Ruti
Jumat, 4 Jeksen Fika Krisnancia Tania Anius
Desember Mega Ruti elva
2020 Yessica P
Tasya

Sabtu, 5 Krisnancia Mega Tania Yessica P Jeksen


Desember Ruti Tasya Fika
2020 Anius
elva

III. HAND OVER METODE SBAR

Menurut nursalam (2014 )


a. S: Situation (Kondisi Terkini yang Terjadi pada Pasien)
1) Sebut nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat
2) Sebut diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau
sudah teratasi / keluhan utama
b. B: Background (Info Penting yang Berhubungan dengan Kondisi Pasien
Terkini)
1) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap
diagnosis keperawatan
2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan,pemasangan alat
invasif, dan obat - obatan termasuk cairan infus yang digunakan
3) Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis
c. A: Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
1) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda
vital,skor nyeri, tingkat kesadaran braden score, status restrain,resiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain - lain
2) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
d. R: Recommendation
1) Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan ( refer to nursing care plan ) termasuk discharge planning
dan edukasi pasien dan keluarga

Tahap pelaksanaan handover menurut Richa (2018:10)

1. menyiapkan buku alat tulis dan status atau rekam medis pasien
2. mengumpulkan seluruh anggota karu, pj shift dan pp
3. karu membuka handover dengan salam lalu meminpin doa
4. pj shift menyampaikan jumlah pasien, klasifikasi pasien
5. perawat pelaksana melakukan handover (di nerstation)
6. setelah melakukan handover di nerstation,
7. kepala ruangan memberikan salam penutup dan mengarahkan agar
melakukan operan langsung ke bed untuk memastikan penyerahan pasien
dari perawat yang berdinas selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1993). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis


Rumah Sakit di Indonesia Revisi I. Jakarta: Dirjen Yanmed.

Noprianty, Richa.(2018). Modul Praktikum Nursing Manajemen. Bandung: DEEPUBLISH

Nursalam. (2014). MANAJEMEN KEPERAWATAN APLIKASI DALAM PRAKTIK


KEPERAWATAN PROFESIONAL. Jakarta : Salemba Medika.

Sri Mugiati. (2016). Manajemen dan Kepeminpinan Dalam Praktek Keperawatan. Jakarta :
kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Windi Rakhmawati. (2007). metode penugasan Tim dalam Asuhan Keperawatan. [online].
tersedia di http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/03/metode_penugasan_tim_dlm_asuhan_keperawatan.pdf.
[diakses 19 november 2020]
Tim Landasan Fase II. (2015). Modul Penyusunan Standar Operasional Prosedur –
Kesehatan. [online]. tersedia di : https://batukarinfo.com/system/files/Modul
%20Penyusunan%20SOP%20kesehatan.pdf. [diakses 19 November 2020]

Mugianti, S. (2016). “MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN”. Jakarta: KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Nursalam. 2011. Menejemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Agnes, dkk.2019. Modul penyusunan standar operasional prosedur kesehatan. Jakarta:


KOMPAK.

Anda mungkin juga menyukai