Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan
masyarakat pada suatu wilayah tertentu adalah Angka Kematian Ibu melahirkan
dan Angka Kematian Bayi. Sebagaimana diketahui bahwa pengertian AKI
adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup dalam
kurun waktu 1 tahun. Sedangkan AKB didefinisikan sebagai banyaknya bayi
yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. Makin besar angka ini menunjukkan
bahwa makin besar masalah kesehatan disuatu wilayah tertentu (Dinas
Kesehatan Lombok Timur, 2021).
Menurut World Health Organization (WHO) kematian ibu masih cukup
tinggi. Setiap hari diseluruh dunia sekitar 800 perempuan meninggal akibat
komplikasi dalam kehamilan atau persalinan. Pada tahun 2017, terdapat 295.000
perempuan meninggal selama dan setelah masa kehamilan serta persalinan.
Angka kematian ibu di dunia meningkat sebanyak 6000 kasus pada tahun 2013-
2017 (WHO, 2021).
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi sorotan karena tingginya
angka kematian ibu (AKI) di NTB pada tahun 2018 sebanyak 95 kasus.
Menurun dibandingkan tahun 2016 dengan 111 kasus. Proporsi sebesar 107 per
100 ribu kelahiran hidup. Dari data yang diperoleh, untuk Lombok timur
terdapat 39 kasus kematian ibu tahun 2018 dan menurun menjadi 37 kasus pada
tahun 2018. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 57/1000 kelahiran
hidup, dimana dari 1220 kematian bayi, kematian BBLR sebanyak 501 orang
(41%) (Dinas Kesehatan Propinsi NTB, 2019).
Kabupaten Lombok Timur jumlah kematian ibu sebanyak 22 kasus
kematian pada tahun 2018 dengan penyebab kematian terbanyak pada kasus
HDK sebanyak 8 kasus, kasus Perdarahan (HPP) 7 kasus, dan penyebab lain-
lainnya sebanyak 3 kasus. Sedangkan pada tahun 2018 dari bulan januari sampai
bulan oktober tercatat jumlah kematian ibu sebanyak 32 kasus, terbanyak pada
kasus HDK sebanyak 12 kasus, penyebab lain-lainnya 8 kasus, infeksi 3 kasus,
dan PM-PTM 2 kasus. Jumlah kematian bayi sebanyak 483 kasus kematian pada
tahun 2019 dengan penyebab kematian terbanyak pada kasus bayi (post natal)
pnemonia sebesar 186. Sementara kematian anak balita sejumlah 15 kasus
dengan penyebab terbanyak yaitu pnemonia juga sebanyak 69 kasus. Tahun
2018 dari bulan januari sampai bulan oktober tercatat jumlah kematian bayi 483
kasus, dengan penyebab terbanyak pada kasus BBLR 186 kasus, asfiksia 62
kasus, lain-lainnya 3 kasus, pneumonia 69 kasus, ikterus 3 kasus, diare 15 kasus
(Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, 2021).
Target program KIA di Puskesmas Pringgasela Utama yang dicapai pada
tahun 2020 yakni 106,82% untuk cakupan ibu hamil Kunjungan baru ibu hamil
(K1), 100% untuk Kunjungan ke empat (K4), 91,01% untuk persalinan di
fasilitas kesehatan, 95,33% untuk Kunjungan Neonatus 1 (KN1), 106,82% untuk
Kunjungan Neonatus 3 (KN3), 92% untuk kunjungan nifas dan 69,60% untuk
Keluarga Berencana (KB). Sedangkan ditahun 2020 sampai bulan Desember
yaitu 92,15% untuk cakupan Kunjungan baru ibu hamil (K1),100% untuk
Kunjungan ke empat (K4),100% untuk persalinan di fasilitas kesehatan,
95%untuk kunjungan nifas, 98% untuk Kunjungan Neonatal 1 (KN1),98% untuk
Kujungan Neonatal 3 (KN3), 69,71% untuk KB (Keluarga Berencana) pasca
salin 76,2%. Di tahun 2021 dari bulan Januari sampai bulan februari terdapat
kasus kematian maternal sebanyak 1 kasus dengan Hemorrhagic Post Partum
(HPP), kematian neonatal sebanyak 5 kasus, kasus Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) sebanyak 35 kasus, yang meninggal 3 bayi, kasus Asfiksia sebanyak 23
kasus yang meninggal 1 bayi, kasus kelainan bawaan sebanyak 3 kasus
meninggal 1 bayi. 14 indikator dalam target program KIA dari tahun 2020
sampai 2021 setelah di lihat dari data yang di atas tidak terjadi penurunan
pencapaian program KIA, (PWS KIA Puskesmas Pringgasela Utama).
Berdasarkan latar belakang diatas maka sebagai bentuk aplikasi ilmu
yang didapat selama kuliah, para Mahasiswi kebidanan STIKes Hamzar Lombok
Timur Jurusan DIII kebidanan diwajibkan untuk melakukan asuhan kebidanan
mulai dari kehamilan minimal 32 minggu (ANC), persalinan (INC), masa nifas
(PNC), perawatan bayi baru lahir (BBL), sampai KB (keluarga berencana).
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan dengan menerapkan
manajemen kebidanan Varney pada kasus normal mulai dari ANC (umur
kehamilan ≥ 32 minggu), INC, PNC, BBL, serta KB.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dengan benar pada Ny ”I” mulai
dari ANC, INC, PNC, BBL, serta KB.
b. Mampu menginterpretasi data untuk menegakkan diagnosa pada Ny ”I”
mulai dari, ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
c. Mampu mengidentifikasi masalah potensial dan mengantisipasi
penanganan pada Ny ”I” mulai dari ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
d. Mampu menetukan kebutuhan untuk tindakan segera pada Ny ”I” mulai
dari ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
e. Mampu menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”I”
mulai dari ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny ”I” mulai
dari ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada
Ny ”I” mulai dari ANC, INC, BBL, PNC, serta KB.
B. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi STIKes Hamzar
a. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi pendidikan
sehingga dapat lebih meningkatkan mutu/kualitas pelayanan dan
memberikan gambaran nyatan kepada mahasiswa tentang asuhan
kebidanan pada ibu hamil sampai KB.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) mulai dari
ANC, INC, PNC, BBL dan KB sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
2. Bagi institusi pelayanan ( Puskesmas pringgasela utama )
a. Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
kebidanan yang telah diberikan sehingga tercapai asuhan sesuai standar
dan tetap tercermin citra bidan yang professional.
3. Bagi Mahasiswa
a. Dapat memberikan pengalaman langsung dalam memberikan asuhan
kebidanan mulai dari kehamilan 32 minggu, persalinan, perawatan bayi
baru lahir, masa nifas serta KB sesuai standar.
4. Bagi penulis
a. Ilmu yang sudah didapatkan saat praktik dilahan terutama dalam
melakukan kasus 32 minggu ini banyak pengalaman dan pelajaran yang
tidak pernah didapat dibangku kulyah , namun dalam proses ini penulis
ingin tetap terus belajar dan menggali ilmu pengetahuan.
5. Bagi Ny ”I” di Gubuk kedondong
a. Dengan adanya kasus 32 minggu ini membut pasien mengetahui
pentingnya memeriksakan kehamilannya secara rutin sesuai aturan
pemerintah.
b. Dapat menambah pengetahuan pasien dalam perawatan kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.
c. Pasien dalam proses persalinannya dapat ditolong oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten dan di fasilitas pelayanan kesehatan
d. Pasien bisa mendapatkan pelayanan yang bermutu oleh tenaga
profesional khususnya bidan yang meliputi perawatan kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatal dan keluarga berencana.

Anda mungkin juga menyukai