Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN PADA GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

“Thalesemia”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 2

Dosen: Shinta Dyah Laksana, S. Kep., Ns

Oleh :

Nama : Nadia Ayu Elyana Pertiwi

Nim : 1318.1420.1003

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MULIA
PARE - KEDIRI
2020
1. Kasus An. S

Pasien bernama: An. A Di tempat, berumur 11 tahun, pendidikan: SD,


alamat: Bligo, Karanganyar, beragama: Islam. Penanggung jawab klien: ibu
klien yang bernama Ny. S, Umur: 34 tahun, Pekerjaan: swasta, pendidikan:
S1, beragama: Islam, alamat: Bligo, Karanganyar, suku/ bangsa: Jawa,
Indonesia, diagnosa medik: thalasemia, tanggal masuk rumah sakit: 01 Mei
2013 dengan keluhan pasien mengatakan sulit benafas, makan ¼ porsi saja
karena nafsu makan berkurang, keluarga pasien mengatakan tidak
mengetahui penyakit thalasemia. BB : 29 kg, TB : 150 cm, BB sebelum : 32
kg, HB : 6,5L 9/dl, C = mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, D = diit , pernah
masuk RS pada umur 10 tahun, tranfusi 6 kali dalam setahun, tanda – tanda
vital,suhu; 36oC, respirasi; 25x/menit, nadi; 83x/menit.
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Nadia Ayu Elyana Pertiwi

NIM : 1318.1420.1003

A. Identitas Klien B. identitas Orang Tua


Nama : An. A Nama Ibu : Ny. N

Usia : 11 tahun Pendidikan : S1

Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Swasta

Tanggal Lahir : 06 Demsember 2009 alamat : Bligo Karanganyar

Alamat : Bligo Karanganyar

No. telepon : 0856082272023

Status pernikahan : belum menikah

Agama : Islam .

Suku : Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan :Belum bekerja .

Status kesehatan Saat Ini

1. Keluhan utama : Sesak nafas, lemas


2. Lama keluhan : 1 hari yang lalu
3. Kualitas keluhan : Berat
4. Diagnosa medis : Thalesemia

Riwayat Penyakit Terdahulu :


pernah masuk RS pada umur 10 tahun, tranfusi 6 kali dalam setahun.

B. Riwayat Keluarga : ayahnya mempunyai penyakit Thalesemia


Riwayat Lingkungan

 Kebersihan : Bersih
 Kecelakaan : Tidak
 Polusi : Tidak
 Ventilasi : Cukup
 Pencahayaan : Cukup

Pola Aktifitas-Latihan

 Makan/minum : 2
 Mandi : 2
 Berpakaian/berdandan : 2
 Toileting : 2
 Mobilitas di tempat tidur : 2
 Berpindah : 2
 Berjalan : 2
 Naik tangga : 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang
lain, 4 = tidak mampu
C. Pola Nutrisi Metabolik
 Jenis diit/makanan : Nasi
 Frekuensi/pola : sedikit halus
 Porsi yg dihabiskan : ¼ porsi
 Napsu makan : menurun
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir : 32 kg
 Jenis minuman : Air putih
 Gelas yg dihabiskan : 4 gelas dalam sehari
 Sukar menelan (padat/cair) : tidak
 Pemakaian gigi palsu (area) : tidak
 Riw. masalah penyembuhan luka : tidak

D. Pola Eliminasi

 BAB:
- Konsistensi : tidak BAB
- Warna & bau : tidak
- Kesulitan : tidak
- Pola : dalam sehari

 BAK:
- Frekuensi/pola : kurang lebih 7x kali
- Konsistensi : cair
- Warna & bau : khas air kencing
- Kesulitan : tidak

E. Pola Tidur-Istirahat : kurang tidur


F. Pola Peran & Hubungan
1. Peran dalam keluarga : Anak
2. Sistem pendukung:suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain,
sebutkan : Kedua orang tua
G. Pola Komunikasi
1. Bicara : jelas
2. Tempat tinggal : bersama kedua orang tua
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut : Islam
c. Penghasilan keluarga : >Rp. 250.000
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-tanda vital : - Suhu : 36,5oC
- Nadi : 83x/meni - RR : 25x/menit

- BB : 25 kg - TB : 150cm

- HB : 6,5L 9/dl -TD : 100/70 mmhg

- CRT : >3 detik

2. Kepala & Leher


a. Kepala : Normal tidak terdapat benjolan
b. Mata : Anemis, sklera kekuning kuningan,
c. Hidung : simetris
d. Mulut & tenggorokan: bibir pucat dan tidak ada nyeri telan
e. Telinga: simetris
f. Leher: simetris
g. Thorak & Dada: simetris
 Jantung
- Inspeksi : simetris
- Perkusi : Normal
- Palpasi : tidak teraba benjolan
- Auskultasi : Tekanan darahn menurun, suara jantung S1 (normal)
 Paru
- Inspeksi : tidak terdapat pergerakan dada
- Palpasi : Tidak ada benjolan simetris
- Auskultasi : Rhonki
- Perkusi : Paru-paru sonor
- Pola nafas IReguler
3. Payudara & Ketiak : simetris tidak ada benjolan
4. Punggung & Tulang Belakang : simetris tidak ada benjolan
5. Abdomen
 Inspeksi : simetris tidak ada benjolan
 Palpasi : tidak ada benjolan
 Perkusi : Normal
 Auskultasi : Bising usus normal 12x/menit
6. Genetalia & Anus
 Inspeksi : Normal
 Palpasi : Normal
7. Ekstermitas
 Atas : simiteris lengkap kanan kiri normal
 Bawah : simteris lengkap kanan kiri normal
10. Kulit & Kuku

 Kulit : Pucat
 Kuku : >3 detik
I. Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan pada An. A keadaan umum pasien lemah HB menurun dan
nafsu makan menurun diagnosa medis yang didapat pasien mengalami Thalesemia.
ANALISA DATA

1. A. DATA

DS :
 Pasien mengatakan sulit bernafas
DO :


Tampak pergerakan dada

Kedaan umum px lemah

Pasien terlihat pucat

CRT >3 detik

Konjungtiva anemis, dan sklera kekuning kuningan

TTV :
- Suhu : 36,5oC - HB : 6,5L 9/dl
- Nadi : 83x/meni - TB : 150cm
- RR : 25x/menit - BB : 25 kg
- TD : 100/70mmhg - CRT >3 detik
B. ETIOLOGI
penurunan penyakit secara autosomal/resesif

gangguan sintesis rantai globuli α dan β

penbentukakn rantai α dan β diretikula tidak seimbang

pembentukan rantai α dan β menurun, pengendapan rantai α dan β meningkat

tidak terbentuk HbA

memebentuk inklosion bodies

menempel pada dinding eritrosit

hemolisis

anemia

hipoksia
tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetinn
masuk kesirkulasi

merangsang eritropoesis

terjadi hema poesis dexatramedula

hemokromatesis

fibrosis

frekuensi nafas meningkat

ketidakefektifan pola nafas

2. A. DATA

DS :
 Pasien mengatakan semua aktivitasnya dibantu oelh
ibunya
DO :

 Kedaan umum px lemah


 Pasien terlihat pucat
 CRT >3 detik
 Konjungtiva anemis, dan sklera kekuning kuningan
 TTV :
- Suhu : 36,5oC - HB : 6,5L 9/dl
- Nadi : 83x/meni - TB : 150cm
- RR : 25x/menit - BB : 25 kg
- TD : 100/70mmhg - CRT >3 detik

ETIOLOGI
penurunan penyakit secara autosomal/resesif

gangguan sintesis rantai globuli α dan β

penbentukakn rantai α dan β diretikula tidak seimbang


pembentukan rantai α dan β menurun, pengendapan rantai α dan β meningkat

tidak terbentuk HbA

memebentuk inklosion bodies

menempel pada dinding eritrosit

hemolisis

anemia

hipoksia

tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetinn

suplai O2 kejaringan meningkat

metabolisme sel

perubahan pembentukan ATP

energi yang dihasilkan menurun

kelemahan fisik

intoleransi aktivitas
3. A. DATA

DS :
 Pasien mengatakan sulit bernafas
DO :


Tampak pergerakan dada

Kedaan umum px lemah

Pasien terlihat pucat

CRT >3 detik

Konjungtiva anemis, dan sklera kekuning kuningan

TTV :
- Suhu : 36,5oC - HB : 6,5L 9/dl
- Nadi : 83x/meni - TB : 150cm
- RR : 25x/menit - BB : 25 kg
- TD : 100/70mmhg - CRT >3 detik
C. ETIOLOGI
penurunan penyakit secara autosomal/resesif

gangguan sintesis rantai globuli α dan β

penbentukakn rantai α dan β diretikula tidak seimbang

pembentukan rantai α dan β menurun, pengendapan rantai α dan β meningkat

tidak terbentuk HbA

memebentuk inklosion bodies

menempel pada dinding eritrosit

hemolisis

anemia

peningkatan O2 oleh RBC menurun

aliran darah keorgan fital dan jaringan menurun


O2 dan nutrisi tidak ditransport secara adekuat

Ketidakefektifan perfusi jaringan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

(berdasarkan prioritas)

1. Ketidakefektifan pola nafas b.d


penurunan ekspansi paru
2. Inoleransui aktivitas b.d kelemahan
umum, ketdakseimbangan antara syplai O2 dan natrium ke jaringan
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
b.d penurunan suplai O2, konsentrasi HB dan darah ke jaringan
RENCANA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas b.d


penurunan ekspansi paru
Tujuaan : untuk memberi kelonggaran saat bernafas
Kriteria hasil :
 mampu mengeluarkan sputum
 mampu bernafas dengan mudah
 klien tidak merasa kecekik
 ttv dalam keadaan normal

intervensi :

 buka jalan nafas


 posisikan pasien fowler atau semi fowler
 pasang mayo bila perlu
 lakukan fisioterapi dada
 lakukan sction
 berikan pelembab udara kassa basah NacL
 monitor respirasi O2
 kolaborasi dengan tim medis dalam pemebrian O2
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
umum, ketdakseimbangan antara syplai O2 dan natrium ke jaringan
 Tujuan : Aktivitas pasien dapat kembali dengan normal
 Kriteria hasil :
 Pasien tidak lemah
 Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan usia
 Kekuatan otot
 Intervensi :
- Kaji adanya kelemahan pada pasien
R/ Dengan mengetahui keadaan pasien dapat dinilai seberapa besar
kemampuan beraktivitas pasien
- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
R/ Untuk meminimalkan aktivitas pasien
- Kaji kekuatan otot pasien
R/ Untuk mengetrahui sejauh mana kemampuan otot pasien guna untuk
aktivitasnya
- Beri motivasi keluarga agar pasien melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuan secara bertahap
R/ Agar pasien dapat melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan keluarga agar pasien beristirahat yang cukup
R/ Mencegah agar pasien jangan sampai kelelahan

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


b.d penurunan suplai O2, konsentrasi HB dan darah ke jaringan
Tujuan : untuk mengembalikan sirkulasi darah keperifer menjadi normal
Kriteria hasil :
 Tidak ada ortostatik hipertensi
 Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Intervensi :
 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam
 Monitor adanya paretese
 Intruksikan keluarga untuk observasi kulit
 Gunakan sarung tangan untuk proteksi
 Batasi gerakan kepala, leher, dan punggung
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
 Monitor adanya tromboplebitis

Anda mungkin juga menyukai