Laporan Kegiatan PKL - Gp1&2
Laporan Kegiatan PKL - Gp1&2
LIA APRIYANI
3920187181466
2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
Disusun Oleh :
(LIA APRIYANI)
(3920187181466)
Pembimbing I Pembimbing II
........................................... ............................................
i
LEMBAR PERNYATAAN
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,
maka saya siap untuk dikenai sanksi apapun termasuk pembatalan nilai
kerja praktik saya oleh Prodi Farmasi - UNIDA Gontor. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang menyatakan,
(Lia Apriyani)
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.......... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL.................................. iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................ 2
1.3 Manfaat............................................................................................... 3
1.4 Tempat PKL........................................................................................ 3
1.5 Waktu Pelaksanaan PKL.................................................................... 3
BAB II TIJANUAN UMUM
2.1 APOTEK
2.1.1 Definisi......................................................................................... 4
2.1.2 Struktur Organisasi...................................................................... 4
2.1.3 Pusat Informasi Obat.................................................................... 5
2.1.4 Pengelolaan Pembekalan Farmasi................................................. 5
2.1.5 Pengelolaan Pelayanan Kefarmasian............................................ 8
2.2 Pelayanan KIE
2.2.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit/ Puskesmas/ Klinik..................... 9
BAB III TINJAUAN INSTASI TEMPAT PKL
3.1 APOTEK
3.1.1 Pengenalan Lokasi dan Profil Apotek.......................................... 11
3.1.1.1 Sejarah dan Perkembangan................................................ 11
3.1.2 Visi dan Misi................................................................................ 11
3.1.3 Struktur Organisasi...................................................................... 12
3.1.4 Pengelolaan Pembekalan Farmasi................................................ 12
3.1.4 Pengelolaan Pelayanan Resep...................................................... 15
BAB IV HASIL KEGIATAN PKL
4.1 Analisis Sistem Berjalan................................................................. 17
4.2 Usulan Pemecahan Masalah........................................................... 18
BAB V TUGAS KHUSUS....................................................................... 19
BAB VI PENUTUP.................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Pendaftaran PKL.................................................... 24
Lampiran 2. Lembar Bimbingan dan Kerja Praktek.................................. 25
Lampiran 3. Form Penilaian Praktek Kerja Lapangan.............................. 26
Lampiran 4. Agenda Kegiatan Harian Praktek Kerja Lapangan............... 27
Lampiran 5. Kegiatan – Kegiatan selama PKL......................................... 28
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
perkembangan baik ilmu ataupun teknologi farmasi yang berkembang di
dunia kerja. Layaknya kegiatan akademik yang lain, maka kegiatan PKL
juga direncanakan, dikelola, dilaporkan, serta dievaluasi.
I.3. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 APOTEK
2.1.1 Definisi
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi
dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah
sediaan farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
1) Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang
mendekati kebutuhan.
2) Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di
Puskesmas.
b. Permintaan
Tujuan permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
adalah memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
5
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.
c. Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis paka iadalah
suatu kegiatan dalam menerima sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan
Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah
diajukan.
Tujuan penerimaan adalah agar sediaan farmasi yang diterima
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
d. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
Tujuan penyimpanan adalah agar mutu sediaan farmasi yang
tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Bentuk dan jenis sediaan
2) Kondisi yang dipersyarakan dalam penandaan di kemasan sediaan
farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban
3) Mudah atau tidaknya meledak/terbakar
4) Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
5) Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
e. Pendistribusian
Pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuan pendistribusian adalah untuk memenuhi kebutuhan sediaan
farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
Sub-sub di puskesmas dan jaringannya antara lain :
1) Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas
2) Puskesmas pembantu
3) Puskesmas keliling
4) Posyandu
5) Polindes
f. Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian sediaan farmasi terdiri dari :
1) Penegendalian persediaan
2) Pengendalian penggunaan
3) Penanganan sediaan farmasi hilang, rusak, dan kadaluarsa
7
2) Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai
a. Pelayanan Swamedikasi
Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan bagian dari
upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri dapat menjadi
masalahterkait obat (Drug Related Problem) akibat terbatasnya
pengetahuan mengenai obat dan penggunaannya [ CITATION Har17 \l
1057 ] Dasar hukum swamedikasi adalah peraturan Menteri
Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993. Menurut [ CITATION Nin14 \l
1057 ] swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering
dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit
yang sedang dideritanya tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi
kepada dokter.
b. Pelayanan Resep
Pelayanan resep merupakan salah satu kegiatan pelayanan
kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker guna meningkatkan
pelayanan kesehatan.Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.Paradigma pelayanan
kefarmasian mengharuskan ada perluasan dari yang berorientasi
kepada produk (drug oriented) menjadi yang berorientasi pada
pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care). Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan
sumber daya (sumber daya manusia, sarana prasarana, sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan
farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat,
informasi obat dan pencatatan/penyimpanan resep) dalam upaya
mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah meningkatkan
kualitas pelayanan farmasi, yaitu dengan perbaikan waktu tunggu
pelayanan resep. Alur pelayanan resep meliputi skrining resep,
penyiapan obat dan peracikan obat, penulisan etiket, pengemasan
serta penyerahan obat kepada pasien [CITATION Kem14 \l 1057 ]
a. Definisi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
b. Klasifikasi
9
Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan
semua pelayanan kesehatan tingkat pertama ke dalam suatu
organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4
macam yakni:Puskesmas tungkat desa.
Kepala Puskesmas
BAB III
3.1 APOTEK
3.1.1 Pengenalan Lokasi dan Profil Apotek
3.1.1.1 Sejarah dan Perkembangan
Sejarah panjang BKSM Pondok Modern Darussalam Gontor Putri
dimulai sejak adanya secara fisik perkembangan pondok yang signifikan
terjadi sejak tahun 1990 dan dibawah naungan Pondok Modern Darussalam
Gontor Putri. Pada tahun tersebut, Pondok Modern Darussalam Gontor
mulai membangun Pondok Cabang bernama Pondok Modern Darussalam
Gontor Putri 1 di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten
Ngawi.
BKSM Gontor Putri memiliki pelayanan yang cukup lengkap
meliputi pelayanan medis mecakup, Ruang Isolasi, Pelayanan Rawat Jalan
dan Pelayanan Rawat Inap.
Terkait fasilitas kesehatan, Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat
(BKSM) antara lain terdiri dari 15 kamar rawat inap, satu ruang isolasi,
dengan dua dokter.
Berdiri sebagai balai Kesehatan santri Perkembangan sebagai wujud
dari bentuk kepedulian terhadap kesehatan santri dengan adanya ruangan
tambahan dalam rentang 2th terakhir dikarenan banyaknya jumlah santri
yang berobat. Perkembangan lain ada kursi dental tpi belum ada dokter sp.
Gigi. Sedangkan Program perkembangan rancangan kedepan ialah dengan
pengajuan Proposal pendirian klinik pratama yang mana akan
mengembangkan gedung bksm lagi.
3.1.2 Visi dan Misi
- Visi
11
Mengkondisikan terciptanya kesadaran santriwati dan masyrakat dalam
menjaga kesehatan jasmani dan rohani demi terpenuhinya harapan hidup
kehidupan yang sehat melalui pencegah, perawatan dan pengobatan.
- Misi
Memberi pelayanan dan penanganan kesehatan Santriwati dan masyarakat
secara professional demi terciptanya tujuan pendidikan di Pondok Modern
Darussalam Gontor Putri Kampus1
3.1.3 Struktur Organisasi
DOKTER
Perawat
Ustadzah
a. Perencanaan
b. Pembelian
Menurut KepMenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004, pengadaan
merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui. Pengadaan barang dilakukan berdasarkan
perencanan yang telah dibuat dan disesuaikan dengan anggaran keuangan
yang ada. Pengadaan barang meliputi proses pemesanan, pembelian dan
penerimaan barang.
Anggaran Obat disusun oleh Ustadzah atas
persetujuan musyrifah/dokter
c. Penyimpanan
d. Penerimaan barang
13
diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian melalui pembelian langsung,
tender atau sumbangan. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu,
jumlah dan waktu kadaluarsa.
e. Pendistribusian
a. Rawat Inap
i. Distribusi rawat inap
Pasien telebih dahulu melakukan pendaftaran atau
registrasi kemudian melakukan konsultasi dengan dokter
mengenai gejala dan keluhan yang dialami oleh pasien lalu
melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, langkah
selanjutnya pengambilan obat di apotek diruang farmasi
kemudian pasien bisa masuk ke ruang ranap yang terakhir
pasien melakukan pembayaaran
ii. Penyimpanan
Penyimpanan, pemusnahan & kerahasiaan, rekam medis
pasien rawat inap di BKSM wajib disimpan sekurang-
kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari
tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
15
b. Rawat Jalan
i. Pelayanan non resep
Pelayanan Rawat Jalan BKSM Gontor Putri terlebih
dahulu melakukan pendaftaran atau sudah terdaftar maka
memeriksa terlebih dahulu rekam medis pasien jika
pelayanan non resep pastikan telebih dahulu kepada pasien
bahwa obat yg digunakan tergolong obat bebas dan tidak
disalahgunakan setelah itu melakukan dilakukan konseling
oleh AA langkah terakhir malakukan pembayaran.
ii. Pelayanan resep
Pelayanan Rawat Jalan BKSM Gontor Putri terlebih
dahulu melakukan pendaftaran atau registrasi setelah itu
melakukan konsultasi dengan Dokter lalu melakukan
pemeriksaan kemudian untuk pengambilan obat dengan resep
yang dokter berikan
BAB IV
Setiap obat yang keluar akan dicatat dalam buku khas yang dipantau oleh
perawat dan AA ( Asisten Apoteker), tetapi dalam pemberian obat tidak
adanya interaksi langsung antara farmasis dengan pasien karena obat
diserahkan oleh perawat.
Adapula obat yang telah kadaluarsa biasanya obat untuk lansia dan obat
penambah darah dan obat yang kadaluwarsa di BKSM Gontor Putri ini
17
ketika kadaluarsa di hancurkan, diencerkan lalu dibuang ke air mengalir
bukan di buang ke dalam closet atau toilet.
Dari masalah yang didapat di hasil analisis sistem berjalan didapat solusi
dari masalah kurangnya tenaga kesehatan seperti dokter gigi, apoteker,
asisten apoteker dan nutrisionis yaitu bisa dilakukanya open reqruitment di
sosial media gontor sesuai kriteria yang diinginkan sehingga orang diluar
tau bahwa BKSM Gontor Putri membutuhkan tenaga medis, Masalah
tentang kurang besarnya ruang pelayanan obat dan tempat penyimpanan
obat sehingga dapat mengganggu aktifitas perawatan, solusi yang bisa
diambil yaitu melakukan perombakan ruangan atau bisa diperbesar ruangan
pelayanan obat agar tidak mengganggu proses aktifitas perawat dan terlebih
dahulu dibicarakan atau didiskusikan terlebih dahulu ke ustadzah BKSM
Gontor Putri. Lalu untuk masalah dana besar dalam kurangnya tempat
penyimpanan obat-obatan narkotika dan obat-obatan lainnya, solusi dari
permaslahan tersebut yaitu bisa berdiskusi ke ustadzah BKSM atau
Musyrifah BKSM untuk solusi yang akan diambil. Perlunya tenaga farmasi
dalam pemberian obat agar pasien bisa berinteraksi langsung perihal
penggunaan obatnya secara benar dan baik. Adanya obat yang kadaluarsa
sebaiknya sebagai tenaga medis kita mengikuti peraturan pembuang obat
yang baik dan benar sesuai yang sudah terlampir di peraturan menteri
kesehatan.
BAB V
TUGAS KHUSUS
19
Pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi
dan bahan medis habis pakai secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya.
- Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
adalah suatukegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai denganstrategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar
- Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan Evaluasi sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan salah satunya yaitu
untu mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan.
(Permenkes Nomor 74 Tahun 2016)
2. Contoh dari obat salep mata, salep kulit, dan tetes telinga
- Contoh salep mata : Ciprofloxacin : golongan antibiotik quinolol,
Gentamicin, Erythomycin, Bucitracin, Tobramycin.
- Contoh salep kulit : Desoximethasone : golongan kortikosteroid,
bucitracin : antibiotik polipeptida.
- Contoh obat tetes telinga : Polymyxin kombinasi (otopain),
Chlorampenicol Kombinasi.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
pengecekkan selesai faktur ditanda tangani dan diberi stempel
BKSM Gontor Putri.
5) Pengelolaan pelayanan resep terbagi 2 yaitu : Rawat inap dan Rawat
jalan
B. Saran
Depkes, 2., & No.51, P. P. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Laporan praktek...., Emma
Rachmanisa, FFar UI.
23
Kepmenkes, R. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
DAFTAR LAMPIRAN
25
3. Alat-Alat Medis
4. Ruang Periksa
27