Anda di halaman 1dari 20

PETA PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM DI INDIA

Saidul Amin
saidulamin@uinsusyqa.ac.id
Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Qasim Riau

Abstract : India is an important land in the history of reformation of religious


thought. There are many Moslem scholars were born in the “India subcontinent”,
for example, Syah Waliullah, Ahmad Khan, Amir Ali, Iqbal, Ali Jinnah, Kalam
Azad and others. Every one of them actually has a same objective, to restore the
glory of Islam in India, but used different approaches. These conditions spawned
many Islamic Movements, such as liberalist, orthodox, reformist, and nationalist.
This article would like to highlight the root of the history of Islamic Reform
Movement in India.

Keyword: Pembaharuan, Pemikiran Islam, India.

A. PEDAHULUAN India di bawah penjajahan Inggris dan


Sebagai salah satu pusat Kelima, India Merdeka.
peradaban dunia, India memiliki Selanjutnya, kedatangan The
sebuah sejarah panjang. Diperkirakan Great Alexander pada tahun 329 SM
“The Indian subcontinent” ini telah memiliki arti penting tersendiri bagi
dihuni oleh manusia semenjak 7000 sejarah India. Pada saat itu terjadi
tahun SM., namun baru pada 3200 benturan di antara budaya lokal dengan
tahun SM., ditemukan perkampungan asing (pendatang). Seperti diketahui,
penduduk di lembah Indus dan kedatangan Alexander tidak seperti
Sarasvati di mana keduanya penakluk lainnya, dia membawa para
merupakan sungai terbesar di India ilmuan dan ahli filsafat sehingga
yang mengalir dari Himalaya ke Asia bertemulah filsafat Barat yang
selatan dan bermuara di laut Arab.1 menonjolkan logika dengan filsafat
Secara ringkas, sejarah India dapat Timur yang cenderung kepada etika
dibagi kepada lima etape (periodesasi). dan estetika. Meskipun hanya sebentar
Pertama adalah peradaban di lembah keberadaannya di India, lebih kurang
Indus (Indus valley civilization) yang setahun lamanya, tidak sedikit manfaat
dipelopori agama Hindu. Kedua yang diperoleh oleh kedua bangsa.
merupakan jaman kegemilangan Asoka Masyarakat Barat mulai mengenal
yang dipelopori oleh agama Budha. filsafat dan budaya Timur, sementara
Ketiga berada di bawah kuasa kerajaan bagi masyarakat India, kedatangan
Islam, dimulai dari dinasti Lodhis bangsa Yunani membuat mereka
hingga dinasti Mughal.2 Keempat, banyak belajar dalam mengatur serta
mengelola negara.
1
Karenanya, didapati sejumlah hal
John McLeod (2002), The History of
India, London : Greenwood Press, h. 11-12
baru yang dibawa oleh bangsa
2
Untuk lebih jelas sila lihat, Rama pendatang, baik di bidang militer,
Shankar Tripathi (1960), History of Ancient
India, Delhi : Motial Banarsidass

11
12 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

kenegaraan, seni, budaya dan filsafat.3 namun ekspedisi ke benua India baru
Peristiwa ini juga menandai terjadinya berhasil pada tahun 699 M., di bawah
perbenturan peradaban (clash of kepemimpinan al-Haris dan al-
civilization) di antara dua peradaban Muhabbab.9 Akan tetapi, fakta sejarah
besar dunia.4 membuktikan bahwa yang paling
berjasa dalam mengembangkan Islam
B. SEJARAH ISLAM DI INDIA ke seluruh India adalah bangsa Turki
Menurut para ahli sejarah, Islam pada akhir abad ke 10 Masehi.10
menduduki negeri Sind dan bagian Adapun puncak kejayaan Islam di
Selatan Punjab, India, pada tahun 712 India berada pada masa kerajaan
M5 di bawah pimpinan Muhammad bin Mughal yang dimulai oleh Babur
Qasim al-Thaqafi panglima perang (1526-1530), Humayun (1530-1556),
Bani Umayyah di masa Khalifah Walid Sher Shah Sur (1549-1556), Akbar
bin „Abd Malik (388-421 H)6 dan yang Agung (1556-1605), Jahaghir
berhasil mendirikan sebuah kerajaan (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658),
yang kuat di sekitar wilayah Pakistan Aurangzeb Alamgir (1658-1707) dan
hari ini serta bertahan sampai terakhir pada masa Bahadur Shah II
kesultanan Delhi pada abad ake 13.7 (1837-1857). Sultan ini dipecat dan
Namun demikian, sesungguhnya di dibuang oleh penjajah Inggris ke
masa Umar bin Khattab telah Rangon dan meninggal di sana tahun
dilakukan ekspedisi laut untuk 1862.11
menaklukkan India pada sekitar tahun Sementara kejatuhan kerajaan
633-637 M. Usman Sakifi, Gubernur Islam (Mughal) di India, sejatinya
Bahrain dan Oman kala itu, dimulai sejak kematian Aurangzeb.
mengirimkan tentera menyeberangi Kenyataan ini setidaknya disebabkan
laut Tana. Pada tahun yang sama oleh tiga persoalan utama. Pertama,
ekspedisi dilanjutkan menuju Broaach sudah tidak ada lagi Sultan yang kuat
dan Dabul,8 kemudian diteruskan dan berwibawa. Kedua bahwa
kembali pada tahun 644 M. kekuatan Hindu di bawah kepimpinan
Pada masa Khalifah Usman juga Maratha semakin meningkat,12 ditandai
ada ekspedisi ke India di bawah dengan banyaknya wilayah kekuasaan
komander „Abdullah bin „Amar, Islam yang melepaskan diri dari
kerajaan pusat. Ketiga, penjajah
3
Ibid., h. 143 Inggris semakin kuat mencengkeram
4
George Woodcock (1966), The Greeks kuku-kuku jajahannya di India. Posisi
in India, London : Faber and Faber Ltd, 26-27 seperti ini membuat kerajaan Mughal
5
Vincent A. Smith (1957), The Early
History of India, Oxford : The Clarendon
9
Press, C.4, h. 396 Vidya Dhar Mahajan (1965), op.cit, h.
6
Jamal al-Din al-Shiyali (1968), Tarikh 17
10
Dawlah ’Abatirah al-Mughul al-Islamiyah, R. Rajakrishnan dan M. Rajantheran
Iskandariyah : Mansha‟ah al-Ma‟arif, h. 9 (1994), Pengantar Tamaddun India, Kuala
7
Refaqat Ali Khan (1975), “Muslim in Lumpur : Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd, h.
Medieval India : A Historical Sketch” di dalam 116
11
Zafar Imam (ed.), Muslims in India, New Vidya Dhar Mahajan (1965), op.cit.,
Delhi : Orient Longman, h. 1 h. 301
8 12
Tara Chand (1954), Influence of Islam Khalid B. Sayeed (1968), Pakistan
on Indian Culture, Allahabad : The Indian the Formative Phase 1857-1948, London :
Press (Publication) Ltd, h. 31 Oxford University Press, h. 3
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 13

berada di dalam suasana dilema dan menyelamatkan masyarakat Islam di


harus memilih satu di antara dua jalan India.15
yang sama pahitnya; berjuang bersama Selain itu, dia juga melihat aspek-
kalangan Hindu untuk menolak aspek lain yang telah merusak ajaran
penjajahan Inggris atau bekerjasama Islam seperti peralihan sistem
dengan Inggris untuk melawan pemerintahan dari kekhalifahan
kekuatan Hindu. Namun pada kondisi menjadi sistem monarki yang absolut,
tertekan seperti itulah kemudian umat perpecahan di internal umat Islam dan
Islam India mulai menyadari sikap taklid terhadap penafsiran para
kemunduran dan kelemahannya13 ulama terdahulu. Karenanya, solusi
sehingga muncul keinginan untuk terbaik untuk menuntaskan
bangkit semula. permasalahan di atas menurutnya
adalah kembali membuka pintu
ijtihad16 agar umat Islam hidup dinamik
C. SYAH WALIULLAH: PELOPOR
PEMBAHARUAN ISLAM DI INDIA dan maju. Pemikiran dinamis dimaksud
Satu di antara tokoh terpenting menjadikannya sebagai pembuat
dalam sejarah pembaharuan pemikiran jembatan penghubung di antara Islam
Islam di India adalah Syah Waliullah abad pertengahan dan Islam modern.17
(1703-1762), seorang ulama besar yang Ide-ide Syah Waliullah dilanjutkan oleh
senantiasa mengikuti dinamika Syah „Abd al-„Aziz (1746-1823) yang
perkembangan umat. Dia melihat melihat kenyataan bahwa pengaruh
bahwa umat Islam India kini berada Inggris sudah tidak dapat dilawan
dalam kondisi kritis, termasuk dalam dengan senjata. Umat Islam
ranah akidah di mana ajaran Islam menurutnya harus belajar kemajuan
sudah sangat dipengaruhi oleh unsur- penjajah tersebut dengan mempelajari
unsur agama Hindu, sehingga bahasanya terlebih dahulu.
melahirkan sejumlah perbuatan Namun begitu, ide ini mendapat
bid’ah.14Pada aspek politik, tantangan sangat keras dari kalangan
pemerintahan Islam sudah sangat ulama tradisional India dengan
lemah, sehingga kekuasaan Sultan dikeluarkannya fatwa bahwa belajar
hanya simbolik, sebab penentunya bahasa Inggris haram hukumnya, sebab
(decision maker) berada di tangan itu merupakan bahasa penjajah kafir.
orang Hindu. Berangkat dari kenyataan Syah „Abd al-„Aziz menolak fatwa
itulah kemudian Syah Waliullah tersebut dan menggesa pemuda-pemuda
menulis surat kepada Raja Afghanistan, India belajar bahasa Inggris agar dapat
Sultan Ahmad Shah, agar turun tangan mempelajari kemajuan mereka. Selain
itu, dia juga beralasan bahwa
masyarakat Hindu telah banyak

15
K.S.LAL (1992), The Legacy of
13
Harun Nasution (1986), Islam Muslim Rule in India, New Delhi : Aditya
Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Prakashan, h. 325 ; Khalid B. Sayeed (1968),
Press., h. 106 op.cit., h. 4
14 16
M.A.Karandikar (1969), Islam in Harun Nasution (1986), op.cit., h. 106
17
India’s Transition to Modernity, Connecticut : Aziz Ahmad (1969), Studies in
Greeenwood Publishing Corporation, h. 127- Islamic Culture in the Indian Environment,
128 Oxford : Clarendon Press, h. 201
14 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

menguasai bahasa tersebut sehingga berbeda dari buku sejenis di jaman itu
mereka lebih banyak berperan dalam yang sarat dengan unsur-unsur mistik.
bidang administrasi dan pemerintahan Selain aktif sebagai penulis, dia
negara dibandingkan umat Islam.18 merupakan juru dakwah kawakan dan
Gerakan pembaharuan berikutnya sukses walaupun bukan seorang
dilakukan Sayyid Ahmad Brelvi Syahid orator.21Sayyid Ahmad Syahid
(1786-1831) yang lahir di Rai Bareli. kemudian mendirikan gerakan
Pada awalnya dia adalah seorang Mujahidin sebagai wadah untuk
tentara kaveleri yang tangguh di masa melakukan misi pembaharuannya.
Nawab Amir Khan. Setelah Nawab Pertubuhan ini lebih menekankan
bergabung dengan Inggris, Sayyid pendekatan militer sehingga aktif
Ahmad keluar dari dunia meliter dan berperang dalam upaya membebaskan
berguru kepada Shah Abd Aziz di New tanah kekuasaan Islam dari kelompok
Delhi.19 Inti pembaharuannya meliputi Sikh dan Hindu. Baginya hanya ada
dua aspek utama, yakni politik dua tanah kekuasaan yaitu dar al-Islam
(siyasah) dan juga akidah. Dari segi dan dar al-harb di mana status dar al-
politik, hendak mengembalikan daerah harb harus dirubah menjadi dar al-
kekuasaan Islam yang telah jatuh ke Islam dengan cara peperangan atau
tangan umat Hindu dan Sikh, sementara jihad.
pemikiran akidahnya dengan bertumpu Seperti dijelaskan di atas, tokoh ini
pada konsep tauhid di antaranya; dianggap sebagai penganut aliran keras
Pertama, Allah harus disembah secara dan militan serta menjadikan jihad
langsung tanpa perantara. Kedua, sebagai alat pembaharuan.22 Ada
permasalahan tawassul dan wasilah pendapat menyatakan bahwa pemikiran
bermakna bahwa kedudukan manusia radikal ini muncul setelah dia kembali
di hadapan Allah adalah sama, dari Mekkah di tahun 1822 dan
sehingga tidak dibenarkan seorang membawa pemahaman keagamaan
manusia meminta pertolongan kepada Wahabi23. Pada akhirnya Sayyid
manusia lainnya dalam masalah ibadah. Ahmad menemui syahidnya di dalam
Adapun yang terakhir adalah peperangan melawan Sikh pada tahun
menolak segala bentuk tradisi (bid‟ah) 1831 di Balekot, sebuah kota kecil di
yang bertentangan dengan ajaran Islam. kawasan Mansera dalam daerah
Sebagaimana Syah Waliullah, baginya, Hazara24. Setelah kematiannya, gerakan
pintu ijtihad harus senantiasa terbuka Mujahidin menjadi dua haluan; ekstrim
sebab menjadi jawaban bagi semua di satu pihak dan moderat di pihak
permasalahan dimaksud. 20 Buah lainnya. Walaupun demikian, inti
fikirnya ditulis dalam buku Sirat al- ajarannya tetap sama yaitu pemurnian
Mustaqim, sebuah karya akidah yang tauhid, menentang penjajahan Inggris,
18 21
Harun Nasution (1996),. S.M.Ikram (1982), op.cit., h. 497
22
Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Sushila Jain (1986), Muslims and
Pemikiran dan Gerakan, Jakarta : Bulan Modernization ( A Study of Their Changing
Bintang, h. 156 Role Structure and Norms in an urban
19
S.M.Ikram (1982), History of Muslim Setting), Jaipur : Rawat Publication, h. 11
23
Civilization in India and Pakistan (93- Ram Gopal (1964), Indian Muslims :
1273/711-1856), Lahore : Institute of Islamic A Political History (1858-1947), Bombay :
Culture, h. 497 Asia Publishing House, h. 23
20 24
Harun Nasution (1996), op.cit., h. S.M.Ikram (1982), op.cit., h. 493
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 15

menolak berbagai bid’ah dan lainnya. gerakan yang terpenting dalam aliran
Perbedaan hanya terjadi pada metode ini di antaranya.
perjuangan yang digunakan di mana 1.1. Sayyid Ahmad Khan (1817-
satu kelompok menggunakan senjata 1898) : Tokoh Kontraversi
sementara kelompok lain lebih Setelah kegagalan pemberontakan
memperioritaskan dunia pendidikan rakyat India terhadap penjajahan
dalam jihadnya. Inggris tahun 1857, maka hilanglah
Disebabkan adanya kesamaan kekuatan Gerakan Mujahidin dan
pemahaman kelompok ini dengan Kerajaan Mughal di India. Negara ini
kalangan Wahabi dari aspek akidah, telah dijajah seutuhnya oleh Inggris.
tidak mengherankan jika kemudian Dalam kondisi seperti itu muncullah
mereka disebut sebagai Wahabi Sayyid Ahmad Khan (selanjutnya
India.25 Akan tetapi pernyataan disebut Ahmad Khan), seorang tokoh
tersebut tidak sepenuhnya tepat, sebab yang ingin membangkitkan Islam dari
ada beberapa perbedaan mendasar di kejatuhannya, lahir di Delhi pada tahun
antara keduanya, terutama ketika 1817. Dia dianggap sebagai tokoh
membicarakan persoalan tasawuf. pembaharu abad ke 19.28 Menurut
Kelompok Wahabi sangat keras beberapa sumber, nasabnya sampai
menentang tasawuf sementara gerakan kepada Husein anak Fatimah, puteri
Mujahidin lebih toleran bahkan Rasulullah SAW. Dia juga berasal dari
cenderung dipengaruhi gerakan sufi di keluarga terpandang, sebab kakeknya
India.26 Hal ini diperkuat oleh adalah Sayyid Hadi, seorang Pembesar
pendapat bahwa penjajah Inggrislah Istana di jaman Alam Ghir II (1754-
yang pertama kali mengaitkan gerakan 1759).
Mujahidin dengan Wahabiyah27demi Karenanya, wajar jika dia
merusak image kelompok ini. mendapatkan pendidikan yang baik dan
menguasai berbagai bahasa, khususnya
D. EMPAT KUBU PEMIKIRAN Inggris, Arab serta Parsi. Inti dari
ISLAM DI INDIA pemikiran Ahmad Khan adalah
1. Muslim Liberal merubah konfrontasi menjadi
Kubu ini berupaya memahami kompromi; permusuhan menjadi
ajaran Islam secara rasional dan persahabatan. Sikap menolak semua ide
mengadoptasi konsep-konsep Barat ke dari Barat diubah menjadi sikap
dalam dunia Islam. Adapun dalam kooperatif dengan mempelajari
aspek politik misalnya, mereka kemajuan peradaban dan teknologi
menginginkan terbentuknya negara yang ada pada penjajah tersebut. Hal itu
Islam untuk masyarakat India yang dikarenakan, baginya, perlawanan
terlepas dari pemerintahan Hindu. terhadap Inggris hanya akan
Demi dapat merealisasikan hal tersebut, menambah kehancuran umat Islam.
umat Islam harus cerdas dan jalan Atas dasar itulah kemudian dia
pintasnya adalah mengadoptasi berusaha memberi keyakinan kepada
peradaban barat (Inggris) ke dunia
Islam dengan beberapa tokoh dan 28
Kemal A. Faruki (1987), Pakistan :
“Islamic Government and Society”, di dalam
25
Harun Nasution (1986), op.cit., h. 167 John L. Esposito (edit), Islam ind Asia,
26
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 164 Religion, Politics, and Society, Oxford :
27
Aziz Ahmad (1969), op.cit., h. 209 Oxford University Press, h. 54
16 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

pihak Inggris bahwa pada pemberontakan dan peperangan.


pemberontakan tahun 1857, umat Islam Pertimbangan lainnya bahwa kondisi
bukanlah pemeran utamanya. umat Islam sebagai kelompok minoritas
Kemarahan umat Islam terjadi karena membuatnya lebih berpihak kepada
adanya informasi yang menyatakan Inggris dari India dan keamanan umat
bahwa penjajah Inggris akan Islam di India hanya dapat terwujud
melakukan Kristenisasi di India. selama Inggris masih memerintah
Pada sisi lain, penjajah Inggris India. Jika Inggris kalah maka umat
juga tidak memahami permasalahan Islam akan tertindas.30
sensitif di kalangan masyarakat Dalam aspek pemahaman
setempat sehingga banyak tindakan keagamaan, Ahmad Khan dianggap
mereka yang menimbulkan kemarahan cenderung kepada Qadariah dengan
masyarakat muslim India. Selanjutnya, menganggap manusia memiliki
tidak sedikit ide dan pemikiran Ahmad kebebasan untuk memanfaatkan daya
Khan yang dipakai oleh penjajah yang telah diciptakan Tuhan
Inggeris sehingga dapat memperbaiki kepadanya, selain juga meyakini bahwa
hubungan India dengan Inggris, segala sesuatu di alam ini sudah ada
khususnya umat Islam. Disebabkan aturannya tersendiri, dikenal dengan
jasa-jasanya tersebut, maka kerajaan istilah sunnatullah.31 Ahmad Khan juga
Inggris menganugerahkan gelaran Sir menolak taklid dan menyerukan
kepadanya. Sementara kedekatan dan semangat ijtihad untuk menyesuaikan
sikap kompromi Ahmad Khan terhadap pemahaman keagamaan dengan
pihak Inggris sesungguhnya didasari keadaan masyarakat yang sudah
oleh kenyataan bahwa dua model berubah. Dia berpendapat bahwa hanya
pergerakan Islam di India yang pernah al-Quran yang mutlak benar, sementara
ada telah gagal, yaitu kelompok militan hadis masih perlu diteliti kesahihannya.
Mujahidin dan kelompok modernis.29 Pemikiran Ahmad Khan ini
Lebih jauh, kelompok Mujahidin mendapat pujian dari berbagai pihak
gagal dengan pemberontakannya dan namun juga kritik dari pihak yang lain.
kelompok modernis kehilangan jati diri Kelompok pro Barat sangat
ke-India-annya sebab pemikirannya mengaguminya karena dianggap
sudah dijajah oleh Inggris. Selain itu, sebagai seorang modernis Muslim,
Ahmad Khan juga menggunakan lebih lagi dia memang diketahui dekat
pendekatan teologis dan historis. dengan kalangan orientalis Barat
Baginya hubungan kaum muslimin seperti Thomas Arnold (1795-1842),
dengan umat Kristen Inggris jauh lebih seorang ilmuan Inggris yang terkenal.
dekat daripada dengan masyarakat Maka wajar jika Wilfred Cantwell
Hindu India, sebab Islam dan Kristen Smith (1916-2000), penulis Modern
baginya adalah penganut agama Islam in India, secara khusus
samawi, sementara Hindu merupakan menyediakan satu bab tersendiri di
agama bumi atau filsafat. Dari aspek
historis, hubungan di antara Islam dan 30
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 176
Hindu selalu diwarnai dengan berbagai 31
Ishtiaq Husain Qureshi (1974), Ulema
in Politics : A Study Relating to the Political
Activities of the Ulema in the South-Asia
29
A.Aziz (1964), Discovery of Pakistan, Subcontinent from 1556-1947, Pakistan :
Lahore : Sh. Ghulam Ali & Sons, h. 303-312 Ma‟arif Limited, h. 226
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 17

bukunya itu yang membicarakan dan agama ini tidak akan punya masa
memuji Ahmad Khan.32 Namun depan.36
sebagian intelektual Muslim menolak Pada aspek perbandingan agama,
pemikirannya karena dianggap terlalu dia berusaha memadukan aspek-aspek
rasional dan dipengaruhi pemikiran persamaan di antara ajaran Islam dan
Barat. Ini dapat dilihat dari pandangan Kristen dengan mengemukakan ayat-
politiknya yang seringkali berpihak ayat al-Quran yang sejalan dengan
kepada kepentingan penjajah Inggris. ajaran Bible dan kemudian ditafsirkan
Sementara dari aspek menurut kecenderungan pemikirannya.
37
epistemologi, dia berpendapat bahwa Oleh sebab itu Jamal al-Din al-
kebenaran harus berdasarkan fakta- Afghani dalam majalah al-‘Urwah al-
fakta ilmu pengetahuan dan hukum Wuthqa mengkritik penyimpangan
alam.33 Baginya Islam adalah agama yang terjadi pada pemikiran Ahmad
ciptaan Tuhan sedangkan alam juga Khan38 serta menolak ide tersebut
merupakan ciptaan-Nya dan diatur dengan menulis buku al-Rad ‘ala al-
dengan ketentuan-ketentuan tertentu Dahriyin, berintikan penjelasan bahwa
yang disebut dengan hukum alam. ajaran Islam itu berbeda dan memiliki
Maka Islam tidak akan mungkin keunggulan yang tidak didapati pada
bertentangan dengan ilmu pengetahuan, agama lainnya.39 Selain itu, Jamal al-
karena keduanya berasal dari Tuhan. Din juga mengkritik sikap Ahmad
Penemuan sains di Barat menurutnya Khan yang terlalu dekat dengan Inggris
adalah benar sebab berdasarkan hukum dan membuat berbagai kenyataan yang
alam. Ini yang dikatakannya dengan membenarkan semua sikap Inggris
“There can be no contradiction khususnya keyakinan Kristian yang
between“ word of God and the work of mereka anut dengan berpandukan ayat-
God”. Ahmad Khan juga berpendapat ayat al-Qur’an yang ditafsirkannya .40
bahwa ilmu alam adalah bentuk lain Terlepas dari pro dan kontra yang
dari wahyu Tuhan.34 Bahkan lebih jauh ada, sesungguhnya Ahmad Khan
dikatakannya, “Islam is nature and menduduki posisi penting dalam
nature is Islam”.35 Jika Islam tidak sejarah pembaharuan pemikiran Islam
mengambil sikap seperti ini maka di India. Bahkan Harun Nasution

36
Freeland Abbot (1968), Islam and
Pakistan, New York : Cornell University
Press, h. 126
37
Aziz Ahmad (1967), Islamic
32
Iqtidar Husain Siddiqui (1972), Modernism in India and Pakistan 1857-1964,
Modern Writing on Islam and Muslims in London : Oxford University Press, h. 54-56
38
India, Aligarh : International Book Traders, h. Mahmud Husain, (ed) , (1957), A
69 History of the Freedom Movement, Karachi :
33
Khalid B Sayeed (1968), Pakistan the Pakistan Historical Cociety, J.1, h. 45-46
39
Formative Phase, New York, Karachi : Oxford Jamal al-Din al-Afghani (1925), al-
University Press h. 16 Rad ‘ala al-Dahriyin, Diterjemahkan dari
34
Ishtiaq Husain Qureshi (1974), op.cit., bahasa Perancis ke Bahasa „Arab oleh
h. 226 Muhammad „Abduh, Mesir : Matba„ah al-
35
Dikutip dari Yudian Wahyudi (2007), Rahmaniyah, h. 87-89
40
Ushul Fikih Versus Hermeneutika : Membaca Al-Bahi (1960), al-Fikr al-Islami al-
Islam dari Kanada dan Amerika, Jogjakarta : Hadith wa Sillatuh bi al-Istii‘mar al-‘Arabi,
Pesantren Nawesea Press, h. 8 Mesir : Maktabah al-Wahbah, h. 25-31
18 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

menyamakan kedudukannya dengan bukunya “Tabyin al-Kalam”.44


Abduh di Mesir, sebab keduanya dinilai Pemikiran kontraversi dalam buku ini
cenderung kepada Qadariah; menolak pada gilirannya lenyap, bukan saja di
taklid dan menjunjung tinggi kalangan intelektual Muslim di India,
kemampuan akal manusia. Baginya, tetapi juga pada karya-karyanya
Ahmad Khan dan Abduh merupakan kemudian.45
pembaharu penting di dalam dunia Al-Bahi turut menyesalkan sikap
Islam.41 Namun demikian, pendapat ini gegabah Ahmad Amin di atas namun
bukanlah sesuatu yang baru, sebab tetap beranggapan baik dan
pandangan senada pernah disampaikan menyatakan bahwa tokoh dimaksud
Ahmad Amin42 dan juga Wilfred boleh jadi terlalu percaya pada sumber
Cantwell Smith. Bahkan tokoh terakhir orientalis tentang pemikiran politik dan
bertindak lebih jauh dengan keagamaan Ahmad Khan.46 Lebih jauh,
menyamakan kedudukan Abduh, jika al-Bahi bersifat moderat dalam
Ahmad Khan, Namik Kemal, Tevfic penilaian, Maryam Jameelah justru
Fikret dengan Haji Agussalim (1884- menganggap pemikiran Ahmad Khan
1955) dari Indonesia.43 sudah keluar dari ajaran Islam. Dia
Jika diamati lebih jauh dan berpendapat bahwa Ahmad Khan
mendalam, sebenarnya pernyataan semakin berubah setelah terjadi
tersebut tidak pada tempatnya. pemberontakan 1857 yang menjadikan
Muhammad al-Bahi misalnya, menolak dirinya sebagai pembela Inggris dan
keras penyamaan tersebut dan Kristen dengan sederet kerancuan
menjelaskan adanya sejumlah pemikiran seperti : Al-Qur’an dan al-
perbedaan fundamental di antara Hadith hanya berbicara masalah ibadah
keduanya. Pertama, Abduh selalu yang sempit, penerimaan wahyu
menyuarakan penolakan terhadap merupakan sesuatu yang bersifat
penjajah asing, sementara Ahmad Khan khayali dan hukum potong tangan
justru senantiasa bekerjasama dengan terhadap pencuri sudah tidak sesuai
penjajah Inggris. Kedua, Abduh dengan jaman.47
menolak kebenaran ajaran Kristen
seperti ditulis dalam bukunya “al-Islam 1.2. Gerakan Aligarh
wa al-Nasraniyah ma‘a al-‘Ilm wa al- Gerakan Aligarh yang didirikan
Madniyah”, sedangkan Ahmad Khan Ahmad Khan bertujuan melanjutkan
justru berusaha menjelaskan kebenaran
ajaran Kristen, khususnya dalam
44
keaslian kitab suci mereka pada Sayyid Ahmad Khan (1962), “Tibyan
al-Kalam (The Muhammedan Commentary on
the Holy Bible)”, Asal berbahasa Urdu
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris,
41
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 177 Ghazipur m: tt, h. 10-13, 30-31, 39-40.
; Harun Nasution dan Azyumardi Azra (eds.) Diambil dari, Aziz Ahmad dan G.E.Von
(1985), Perkembangan Modern dalam Islam, Grunebaum (1970), Muslim Self- Statement in
Jakarta : yayasan Obor, h. 15 India Pakistan 1857-1968, Berlin : Otto
42
Ahmad Amin (1979), Zu‘ama’ al- Harrassowitz, h. 43-48
45
Islah fi al- ‘Asri al-Hadith, Kaherah : Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 56
46
Maktabah al-Nahdah al-Misriyah, h. 129 Al-Bahi (1960), op.cit., h. 159-163
43 47
Wilfred Cantwell Smith (1957), Islam Maryam Jameelah (1975), Islam and
in Modern History, Princeton, New Jersey : Modernism, Lahore : Muhammad Yusuf Khan,
Princeton University Press, h. 58 h. 63-65
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 19

ide-ide pembaharuannya dengan inti kewajaran jika sekolah tersebut


gerakan sebagai respon terhadap mendapat banyak fasilitas dari Inggris
kondisi masyarakat Islam India yang sehingga pada tahun 1920 levelnya
semakin memprihatinkan. Sementara dinaikkan menjadi Universitas Islam
bagi kalangan Hindu, pendirian gerakan Aligarh dan berperan sebagai pusat
ini erat hubungannya dengan ketakutan gerakan pembaharuan Islam di India. 53
umat Islam terhadap kebangkitan Nawab Muhsin al-Mulk atau
masyarakat Hindu. Pendapat lain Sayyid Mahdi Ali (1837-1907) adalah
menyatakan bahwa prasangka terakhir penerus estafet kepemimpinan Gerakan
sesungguhnya tidak tepat, sehingga Aligarh dalam mengembangkan
pendirian gerakan dimaksud tidak pembaharuan Ahmad Khan. Oleh
realistik dan lebih bersifat romantik.48 karena tokoh ini bersifat lebih lembut
Hubungan yang kurang baik di antara dalam pergerakannya, sehingga dapat
Hindu dan Islam sejatinya hanya diterima semua lapisan masyarakat
meliputi kelompok elit dan menengah Islam, baik kelompok modernis
dan bukan pada masyarakat bawah,49 maupun ulama Deoband yang selama
sehingga, sikap curiga Ahmad Khan ini tidak sejalan dengan pemikiran
terhadap umat Hindu dianggap terlalu Ahmad Khan. Pada akhirnya dia
berlebihan. berhasil membentuk Liga Muslimin
Namun bagi pihak Muslim, India pada tahun 1906.54 Tokoh
pendirian gerakan Aligarh tidaklah berikutnya yang berperan dalam
sesederhana asumsi yang ada. Sebab Gerakan Aligarh adalah Viqar al-Mulk
permasalahan Hindu dan Muslim sudah (1841-1917) yang pada awalnya begitu
ada sejak lama di mana sejumlah fakta sejalan dengan Ahmad Khan, terlebih
turut memberi bukti bahwa Islam dan dalam masalah kerjasama dengan
Hindu sukar dapat hidup bersama di Inggris, namun kemudian berubah
dalam satu bangsa. Gerakan ini haluan dan berupaya mengurangi
berpusat di sekolah Muslim Anglo pengaruh Inggris di MAOC.
Oriental College (MAOC) yang Beberapa nama lain yang
didirikan Ahmad Khan pada tahun berpengaruh setelahnya dalam Gerakan
1878.50 Pusat pendidikan ini Aligarh, seperti Chiragh Ali, Salah al-
mengajarkan ilmu-ilmu ke-Islam-an Din Khuda, Maulvi Nazir Ahmad dan
(Islamic studies) dengan menggunakan Muhammad Sibli Nu‟mani (1875-
metode Barat.51 Karenanya, sebagian 1914). Namun setelah meninggalnya
orang beranggapan bahwa gerakan ini Ahmad Khan, para pengikutnya
adalah sebuah kelompok yang sekurang-kurangnya dapat dibagi
52
menyokong imperealis Barat. Pada kepada dua kelompok; ada yang masih
saat bersamaan, merupakan suatu sejalan namun tidak sedikit pula yang
telah meninggalkan sejumlah prinsip
pokok, seperti bekerjasama dengan
48
A.L.Basham (1964), Studies in Indian penjajah Inggris dan lebih dekat kepada
History and Culture, Culcutta : Sambodhi pihak Islam, khususnya ulama
Publication Provare Ltd, h. 12
49
Ram Gopal (1964), op.cit., h. 28-29 Deoband.
50
Harun Nasution (1986), op.cit., h. 107
51
John McLeod (2002), op.cit., h. 89
52 53
Zafar Imam (1975), Muslims in India, Harun Nasution (1996), op.cit., h. 164
54
New Delhi : Orient Longman, h. 50 Ibid.
20 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

2. Muslim Ortodoks 1931 dan Fakultas Tafsir sembilan


Pasca kematian Ahmad Khan, tahun setelahnya (1940).
kelompok Mujahidin terbagi menjadi
dua. Satu kelompok kembali E. MUSLIM REFORMIS
melanjutkan jihad dan kelompok lain Aliran ini dari segi pemahaman
beralih dari jihad peperangan kepada Islam tetap memanfaatkan metode
jihad pemikiran. Kelompok pertama (manhaj) Barat, namun menolak
diteruskan oleh dua orang bersaudara pluralisme agama dan berupaya
yakni Maulvi Wilayat Ali (1852) dan menjelaskan keagungan Islam di atas
Maulvi „Inayat Ali (1858) di mana agama lain. Artinya, landasan berpikir
setelah keduanya wafat, perjuangan filsafat Barat yang digunakan justru
melalui jalur bersenjata diteruskan oleh dijadikan sebagai alat pembelaan
Maulvi Abdullah (w. 1902). Sementara terhadap ajaran agama (Islam). Adapun
kelompok kedua dipelopori oleh dalam ranah politik (siyasah), mereka
beberapa tokoh terpenting seperti menginginkan terbentuknya Negara
Muhammad Qasim dan Muhammad Islam yang terpisah dari pemerintahan
Ishaq. Ketiganya berhasil mendirikan Hindu India dengan beberapa tokoh
madrasah Dar al-‘Ulum di Deoband terpentingnya.
pada tahun 187855 yang kedudukannya 3.1. Sayyid Amir Ali (1849-1928) : Ulama
setara dengan al-Azhar di Mesir Syi’ah India
sebagai pusat pendidikan teologi Islam Sayyid Amir Ali (selanjutnya
terkemuka di dunia.56 disebut Amir Ali) berasal dari keluarga
Kelompok ortodoks menolak Syiah57 yang di jaman Nadir Syah
segala bentuk kerjasama dengan Inggris (1736-1747) pindah dari Khurasan di
termasuk penggunaan bahasanya. Persia ke India. Dia melalui
Namun pada sisi lain mereka juga pendidikannya di Perguruan Tinggi
menolak keinginan sebagian pihak Muhsiniyya, Kalkuta, kemudian
untuk mendirikan Negara Islam yang meneruskan studinya ke Inggris dalam
terpisah dari India. Mereka juga bidang hukum dan menyelesaikannya
berpendapat bahwa India harus di- pada tahun 1873. Pada tahun 1877
Islam-kan, bukan ditinggalkan. Tokoh membentuk National Muhammedan
terpenting dari gerakan ini adalah Association (NMA) sebagai wadah
Muhammad Qasim (1833-1877) yang persatuan umat Islam India dan
ingin memberikan pendidikan gratis di membela kepentingan umat Islam di
kalangan masyarakat Muslim India negara tersebut. Enam tahun setelahnya
berbasiskan ajaran Islam, bukan dengan (1883) dilantik menjadi satu dari tiga
meniru dunia Barat. Aliran ini secara Anggota Majelis Raja Inggris di India
tegas menyatakan bermazhab Hanafi dan satu-satunya yang beragama Islam.
dari segi fiqh dan Maturidi pada aspek Pada tahun 1904, dia
teologi. Namun yang menonjol adalah meninggalkan India untuk menetap di
didirikannya Fakultas Hadis pada tahun Inggris dan beberapa tahun kemudian
menikah dengan gadis Inggris. Karena
55
Mushir ul Haq (1972) Islam in
hubungan baiknya dengan Inggris, dia
Secular India, Simla : India Institut of pun diangkat menjadi orang India
Advanced Study, h. 23
56
Wilfred Cantwell Smith (1947),
57
op.cit., h. 387 Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 86
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 21

pertama dalam Judical Committee of memahami sebab ada kemungkinan


Privacy Council (JCPC). Pokok wahyu tidak dapat menjelaskan semua
pembaharuan pemikiran Islam Amir permasalahan yang akan dihadapi.
Ali dijelaskan di dalam buku Pendapatnya ini disandarkan pada hadis
fenomenalnya “The Spirit of Islam”. tentang pengutusan Mu‟az ke Yaman.63
Buku ini dianggap sebagai satu Pemikiran Amir Ali begitu
penafsiran baru dalam memandang dipengaruhi oleh filsafat dan teologi
Islam58 khususnya untuk masyarakat Syi‟ah64 terutama dalam masalah
Barat,59 sehingga di kalangan perbuatan manusia (af’al al-‘ibad) yang
intelektual Barat buku tersebut cenderung kepada Mu„tazilah. Dia
merupakan karya terbaik yang pernah berpendapat bahawa kemajuan Islam
ditulis untuk menjelaskan konsep ada kaitan dengan pemahaman teologi
modern di dalam Islam.60 atau ilmu kalam. Islam pernah berhasil
Inti karya tulisnya menjelaskan di masa al-Mutawakkil yang
Islam sebagai agama kemajuan menjadikan Mu‟tazilah sebagai mazhab
berdasarkan bukti sejarah dan resmi Negara,65 sementara kemunduran
tamaddunnya di masa lampau. Islam terjadi setelah menganut mazhab
Kemunduran Islam hari ini menurutnya Asy„ariyah. Baginya, pemahaman
disebabkan perhatian yang lebih teologi ini menentang rasionalitas dan
diorientasikan kepada ibadah dan lebih bertumpu kepada kepasrahan
kehidupan di hari kemudian (baca; mendalam (jumud), tidak bersifat
akhirat). Maka kunci kemajuan Islam di dinamis. Agar umat Islam maju harus
masa depan adalah membuka pintu kembali kepada pemikiran rasional
ijtihad dan memaksimalkan peranan dalam Islam,66 Mu„tazilah.
akal yang sesungguhnya memiliki Meskipun dipengaruhi pemikiran
posisi penting di dalam Islam.61 Amir Ahmad Khan, Amir Ali berbeda
Ali cenderung kepada pemikiran pandangan dalam masalah
liberal62 seperti jelas terlihat pada perbandingan agama. Jika Ahmad Khan
pendapatnya bahwa al-Qur’an dari cenderung kepada pluralisme agama,67
aspek sejarah, sejatinya hanya sesuai maka Amir Ali justru menjelaskan
untuk masa Rasul s.a.w., dan jaman secara mendalam perbedaan dan
ketika itu. Bahkan, Rasul s.a.w., seolah kelebihan ajaran Islam dibandingkan
telah memberi isyarat bahwa ajaran dengan agama-agama lain khususnya
Islam memerlukan akal untuk Kristen.68 Terlepas dari pro dan kontra,
tulisannya tentang Islam memberikan
58
nuansa baru baik di Timur maupun di
M.A. Karandikar (1976), “Islam in Barat.69 Adapun intisari buku “The
Indian Politics”, di dalam Attar Singh (ed.),
Socio-Cultural Impact of Islam on India,
63
Chandigarh : Publication Bureau, h. 80 Syed Amir Ali (1955), op.cit., h. 183
59 64
Ian Richard Netton (1992), A Popular Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 86-91
65
Dictionary of Islam, London n: Curzon Press, Syed Amir Ali (1955), op.cit., h.422
66
h. 33 Harun Nasution (1996), op.cit., h. 164
60 67
Ian Stephens (1967), Pakistan, Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 89-91
68
London : Ernest Benn Limited, C. 3, h. 71 Syed Amir Ali (1955), op.cit., h. 159-
61
Syed Amir Ali (1955), The Spirit of 187 ; Freeland Abbot (1968), op.cit., h. 140-
Islam, London : Christophers, h. 183-184 141
62 69
Wilfred Cantwell Smith (1957), Ian Richard Netton (1992), op.cit., h.
op.cit., h. 62 33
22 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

Spirit of Islam” sesungguhnya membela Reconstruction of Religious Thought in


ajaran Islam dengan pendekatan Islam” yang membahas seputar
Barat,70 tetapi dengan menggunakan persoalan keagamaan seperti Tuhan,
metode yang melahirkan polemik di kenabian, hukum, filsafat, tasawuf dan
kalangan intelektual Islam di India dan lainnya dengan pendekatan modern
Pakistan. secara sistematik.74 Inti pemikiran
pembaharuan Iqbal juga tidak jauh
3.2. Muhammad Iqbal (1877-1938) : berbeda dengan tokoh-tokoh lain di
Pemersatu dua Kutub Pemikiran India khususnya dalam merespon
Lahir di Sialkot pada 9 November kondisi masyarakat yang jumud dan
1877, dia merupakan sasterawan, tertinggal. Selain itu, dia juga menolak
filosof, politikus dan pemikir Islam kesalahan pemahaman dan pengamalan
yang mampu memadukan metode konsep zuhud dalam ajaran tasawuf
pemikiran Barat dengan perenungan yang dianggap menjadi salah satu sebab
Timur71. Keberadaannya mendominasi kemunduran umat Islam.75
kancah pemikiran dan politik Islam di Seperti tokoh lainnya, Iqbal
India pada abad ke 20, menggantikan menyerukan semangat ijtihad, sebab
kedudukan Ahmad Khan di abad baginya pintu ijtihad tetap terbuka dan
sebelumnya.72 Iqbal berasal dari menjadi lambang kedinamisan hukum
keluarga kelas menengah di Punjab, Islam.76 Dia kemudian membagi ijtihad
kemudian belajar sampai ke peringkat kepada tiga tingkatan, yaitu ijtihad
Master di Lahore. Di kota ini dia mutlak (complete authority), ijtihad
bertemu dengan Thomas Arnold (1864- relatif (relative authorithy) dan ijtihad
1930), seorang orientalis yang khusus (special authorithy). Ketiga
mendorongnya untuk belajar ke Inggris. peringkat ijtihad tersebut dapat
Tahun 1905, Iqbal melanjutkan disesuaikan dengan kondisi modern dan
studinya di Cambridge untuk mencela anggapan bahwa ijtihad,
mendalami filsafat, selanjutnya pindah khususnya pada peringkat pertama,
ke Munich, Jerman dan menulis seakan hanya dapat dilakukan oleh
Disertasi berjudul “The Development of generasi awal Islam saja.77 Iqbal
Metaphysics in Persia”.73 menambahkan bahwa Islam adalah
Tiga tahun kemudian (1908), dia agama dinamis dan menyerukan agar
kembali ke Lahore dan bekerja sebagai umat bangkit dan membangun dunia
seorang pengacara (lawyer) serta baru, sebagaimana ungkapannya yang
menjadi dosen filsafat di beberapa terkenal bahwa “Kafir aktif lebih baik
universitas. Hasil dari kuliah filsafatnya daripada Muslim yang tidur”.78
pada akhirnya menjadi sebuah karya Namun demikian, didapati
fenomenalnya berjudul “The perbedaan mendasar di antara Iqbal
dengan dua kelompok umat Islam di
India, yaitu kalangan Mujahidin dan
70
Freeland Abbot (1968), op.cit., h. 86 ;
Aziz Ahmad dan G.E.Von Grunebaum (1970),
74
op.cit., h. 100 Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 147
71 75
John Obert Voll (1982), Islam Harun Nasution (1996), op.cit., h.
76
Continuity and Change in The Modern World, Freeland Abbot (1968), op.cit., h. 200
77
Colorado : Westview Press, h. 224 Muhammad Iqbal (1971), op.cit., h.
72
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 141 148-149
73 78
Harun Nasution (1996), op.cit., h. Harun Nasution (1996), op.cit., h. 171
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 23

reformis. Dia misalnya tidak setuju sebagaimana disuarakan Ahmad Khan.


dengan kelompok Mujahidin yang Ahmad Khan tetap mencoba mencari
terlalu ekstrem menolak Barat, seperti titik temu di antara Islam dan Kristen,
halnya juga tidak sependapat dengan sementara Iqbal justru menunjukkan
kelompok reformis sebagai peniru perbedaannya. Sementara di dalam
Barat. Baginya, sebagian filsafat Barat masalah hukum, Iqbal menerima ijma’
seperti pemikiran kapitalisme dan sebagai satu sumber hukum Islam,
imperealisme mutlak harus ditolak,79 sementara Ahmad Khan menolaknya.82
terlebih lagi filsafat sekularisme dan Adapun karya terbesar Iqbal
atheisme. Hanya saja, Iqbal sesungguhnya adalah ide tentang
menganggap ilmu pengetahuan Barat negara Pakistan83 yang disampaikannya
dapat digunakan dalam pengembangan dalam Muktamar tahunan Liga Muslim
sains dan teknologi di dunia Islam. pada tahun 1930.84 Pada momentum
Ia juga menolak pemikiran inilah kali pertama konsep negara Islam
kelompok pro Barat yang menerima Pakistan dicanangkan dan juga rencana
filsafat maupun pemahaman pemisahan Pakistan dari India.85
keagamaannya secara utuh. Karenanya, Harun Nasution berpendapat
dia banyak memberikan kritik terhadap bahwa pengaruh terbesar dari Iqbal
pemikiran filsafat Barat, seperti adalah lahirnya sikap dinamis di
pembuktian adanya tuhan yang kalangan umat Islam India serta
diungkapkan para filosof Barat dengan menunjukkan mereka jalan untuk
mengemukakan teori atau dalil menempuh kehidupan terbaik sebagai
kosmologi, ontologi, juga teleologi. masyarakat minoritas.86 Namun
Sementara dari aspek keagamaan, dia demikian, sangat disayangkan bahwa
menjelaskan perbedaan ajaran Islam Harun tidak menjelaskan pemikiran
dengan Kristen dan Hindu baik dalam Iqbal secara utuh dan aspek yang
masalah teks (kitab suci) maupun sisi membedakannya dengan tokoh-tokoh
rasionalnya.80 Dia juga menolak filsafat lain seperti telah dikemukakan di atas.
Hindu yang mendudukkan manusia Intinya, Iqbal sesungguhnya dianggap
berkasta-kasta, baik dalam ranah sosial sebagai intelektual Muslim yang
maupun keagamaan. Menurutnya, mampu menyatukan dua kutub
manusia pada hakikatnya adalah sama pemikiran, Timur dan Barat, dua dunia
dan tidak mengenal sectarianism.81 pemikiran; filsafat dan tasawuf,
Berbeda dengan tokoh Muslim
India sebelumnya, Ahmad Khan
82
khususnya dalam masalah Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 154-
perbandingan agama dan hukum, Iqbal 155
83
Mowahid H. Shah (1981), “Pakistan,
menolak konsep pluralisme Islam, and Politic of Muslim Unrest” di dalam
Philip H. Stoddard et.al (eds.), Change and the
79
Ibrahim M. Abu Rabi‟ (1996), Muslim World, New York : Syracuse
Intelectual Origins of Islamic Resurgence in University Press, h. 59
84
the Modern Arab World, New York : State Lini S. May (1970), The Evolution of
University of New York Press, h. 22 Indo-Muslim Thought after 1857, Lahore,
80
Muhammad Iqbal (1971), op.cit., h. Pakistan : SH Muhammad Ashraf, h. 277-278
85
29-32 dan 83-84 Golam W. Choudhury (1993), Islam
81
M.L.Baghi (1965), Medieval India : and The Modern Muslim World, Kuala
Culture and Thought, Ambala : The Indian Lumpur : WHS Publication, h. 91
86
Publication, h. 79 Harun Nasution (1996), op.cit., h.
24 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

sehingga hampir tidak ada orang dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun
setelahnya yang mampu 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada
melakukannya.87 kepentingan Islam dan mendukung
3.3. Muhammad Ali Jinnah (1876- berdirinya Negara Islam Pakistan.90
1948) : Bapak Pakistan Perubahan pada diri Jinnah terjadi
Tokoh yang sejaman dengan pada April 1913 saat mengunjungi
Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah London dan bertemu dengan Maulana
(selanjutnya disebut dengan Jinnah), Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan
anak seorang saudagar yang lahir di di mana kedua tokoh ini meminta
Karachi pada tanggal 25 Desember Jinnah untuk bergabung dengan Liga
1876. Sejak remaja dia telah Muslim.91 Karenanya, sekalipun ide
meninggalkan India menuju London tentang Negara Islam Pakistan sudah
untuk melanjutkan studi di bidang mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah,
hukum dan menjadi pengacara sukses. lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan
Jinnah mulai memasuki dunia politik dan dikumandangkan Iqbal, akan tetapi
pada tahun 1906, kemudian bergabung Jinnah lah sesungguhnya orang yang
dengan Indian National Congress di merealisasikannya.92 Artinya, Jinnah
bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. mampu mewujudkan ide-ide tokoh
Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi sebelumnya ke alam nyata. Pada saat
ahli Viceroy’s Legislative Council bersamaan, dia cenderung berada di
mewakili masyarakat Muslim posisi sebagai praktisi dibanding
Bombay.88 pemikir.
Berbeda dari tokoh pergerakan Sekalipun tidak banyak
Islam sebelum dan semasanya yang mengeluarkan filsafat dan pemikiran
umumnya melalui pendidikan Islam seperti Iqbal, tetapi kontribusinya
tradisional, Jinnah justru menempuh dalam mendirikan Negara Islam
semua pendidikan di sekolah secular. Pakistan tidak dapat dikesampingkan.
Karenanya, tidak sedikit kalangan yang Pada saat yang sama, perannya
berpendapat bahwa Jinnah pada mewujudkan Negara Islam adalah bukti
mulanya tidak lebih dari seorang anggapannya bahwa Islam sebagai
nasionalis moderat yang tidak memiliki agama sempurna; tidak saja mengatur
keterikatan apapun dengan gerakan permasalahan ibadah, tetapi juga
Islam.89 Menjadi wajar jika sebelumnya negara. Pada hakikatnya pendirian
dia tidak menolak konsep satu negara Negara Islam Pakistan yang merdeka
yang dicanangkan masyarakat Hindu tanggal 15 Agustus 194793 adalah
puncak dari perjuangan umat Islam di
87 India untuk memiliki negara sendiri
Syed Muhammad Dawilah Al-Edrus
(1992), Islamic Epistemology : An
90
Introduction to the Theory of Knowledge in al- Asghar Ali Engineer (1985), Indian
Qur’an, Pulau Pinang : The Islamic Academy, Muslims : A Study of The Minority Problem in
Cambridge, USM, h. 9-10 India, Jawahar Nagar, New Delhi : Ajanata
88
S.Abid Husain (1965), The Destiny of Publication, h. 93
91
Indian Muslims, Bombay : Asia Publishing S.Abid Husain (1965), op.cit., h. 68
92
House, h. 67 Aziz Ahmad dan G.E.Von
89
Ayesha Jalal (2000), Self and Grunebaum (1970), op.cit., h. 153
93
Sovereignty Individual and Community in Y.B.Chavan (1966), Pakistan Her
South Asian Islam Since 1840, London and Relation With India 1947-1966, New Delhi :
New York : Routledge, h. 182 Vir Publisihing House, h. 6-7
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 25

yang didasarkan pada keyakinan bahwa dalam Negara India dengan tokoh
Hindu dan Muslim sesungguhnya tidak terpentingnya adalah Abul Kalam
mungkin dapat bersatu. Ini dikarenakan Azad (1888-1958). Sebagaimana telah
agama, budaya dan adat yang berbeda94 dijelaskan sebelumnya, bahwa para
akan menjadi penghalang perpaduan tokoh pembaharu Islam sesungguhnya
bangsa di masa akan datang seperti menginginkan adanya negara tersendiri
telah diramalkan Shah Waliullah, yang dapat menjadi rumah bagi umat
Ahmad Khan dan Iqbal. Islam. Ini dikarenakan, sekali lagi,
Kekhawatiran ini pada gilirannya sejarah dan realitas membuktikan
terbukti dengan terjadinya berbagai sangat sukar bagi umat Islam dapat
konflik di antara Muslim dengan umat hidup berdampingan dengan
Hindu seperti peristiwa bulan Mei 1923 masyarakat mayoritas Hindu India.
di Calcuta, Juli 1924 di Bakrid dan Berbeda dari kebanyakan tokoh
Gulburga serta pada 2 April 1926 di Muslim sebelumnya, Azad berfikir
Calcuta yang menimbulkan banyak sebaliknya, dia menginginkan agar
korban. Bahkan di tahun 1927 saja Islam dan Hindu dapat sama-sama
ditemukan lebih kurang 31 kasus menentang penjajahan Inggris lalu
pertumpahan darah.95 Penyebab konflik menciptakan negara India merdeka di
sudah sangat beragam, mulai dari mana Muslim dan Hindu bisa hidup
masalah sejarah, politik, agama, bahkan berdampingan secara baik di dalamnya.
yang terakhir disebabkan persoalan Prinsip inilah yang kemudian
ekonomi. Karena dari aspek terakhir ini membuat Azad setia kepada partai
umat Islam berada pada tingkatan yang Kongres India dan menjadi salah
lebih rendah dibandingkan masyarakat seorang tokoh penting serta beberapa
Hindu.96 Namun yang jelas benih kali menjadi menteri pendidikan
konflik itu sudah wujud semenjak awal mewakili partai tersebut.98 Maka wajar
di mana peristiwa mutini tahun 1857 jika dia dianggap sebagai Muslim India
merupakan salah satu paling berpengaruh di seluruh lapisan
puncaknya.97Oleh sebab itu, masyarakat, baik kalangan intelektual
mendirikan Negara Islam yang terpisah maupun orang awam.99 Memiliki dasar
dari India merupakan solusi terbaik. pendidikan Islam yang baik, dia
dilahirkan di Mahalla Qidwah, tidak
F. MUSLIM NASIONALIS jauh dari Bab al-Salam, Mekkah pada
Kelompok ini menolak penjajahan tahun 1888100 di mana menurut Harun
Inggris namun menginginkan agar umat Nasution dia pernah belajar di
Islam dan Hindu dapat hidup bersama Universitas al-Azhar Mesir. Namun
setelah orang tuanya meninggal, Azad
94
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 165- kembali ke India dan menetap di sana
166
95
R.C.Majumdar (1963), History of The
Freedom Movement in India. Calcuta :
98
K.L.Mukhopadhyay, h. 286 ; Mushir U Haq Harun Nasution (1996), op.cit., h. 203
99
(1970), Muslim Politics in Modern India, H.L.Kumar (1944), The Opostle of
Meruurut, India : Meenakshi Prakashan, h. 55 Unity : A Biographical Study of Maulana Abul
96
A.L.Basham (1964), op.cit., h. 12 Kalam Azad, Lahore : The Hero Publication, h.
97
S.M.Ikram (1964), Muslim 9
100
Civilization in India, New York : Columbia A.B.Rajput (1957), Maulana Abul
University Press, h. 291 Kalam Azad, Lahore : Lion Press, h. 15-16
26 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

hingga tutup usia di Delhi pada 22 memisahkan agama dari politik


Februari 1958.101 menurutnya adalah satu kesalahan”.105
Akan tetapi mengenai masalah Adapun mengenai pemikiran Islam,
belajar di al-Azhar tampaknya Harun setidaknya Azad telah menuliskannya
kurang teliti dalam mengambil ke dalam beberapa karya yang di
informasi. Sebab, hal itu sebenarnya antaranya: Jurnal al-Hilal (1912-1914),
telah dibantah oleh Azad sendiri di al-Balaghah (1915-1916), Tazkirah
dalam biografinya. Pada buku tersebut, (1919), Tarjuman al-Quran (1931-
Azad bahkan mengatakan jika sistem 1934) dan Ghubar –i-Kathir (1946).
pendidikan usang tidak hanya ada di Hampir semua tulisannya berisikan
India, hal serupa juga berlaku di Mesir, masalah pendidikan dan filsafat.106
khususnya Universitas al-Azhar. Lebih Terdapat sejumlah persamaan dan
jauh, Azad juga menyatakan benar bila perbedaan di antara Ahmad Khan dan
dia telah mengunjungi al-Azhar tetapi Azad dalam hal pemikiran. Pertama,
tidak pernah seharipun belajar di keduanya sama-sama menyerukan
sana.102 Senada dengan pendapatnya, kepada kebebasan berfikir dan
Perdana Menteri Jawahral Nehru membuka pintu ijtihad. Kedua,
(1889-1964) juga membantah anggapan keduanya menjadikan ayat-ayat al-
tersebut seperti disampaikan dalam Qur’an sebagai dalil untuk kepentingan
sebuah pidato penghormatan kepada politik yang mereka ambil. Ahmad
Azad di Parlemen India dua hari setelah Khan misalnya, menggunakan ayat-
kematiannya. Dia menyatakan bahwa ayat berkenaan dengan Ahl al-Kitab
Azad memang pernah mengunjungi al- seperti didapati dalam surah Ali Imran
Azhar di Mesir, namun tidak pernah (3) ayat 64.
belajar di universitas itu.103 Katakanlah “Hai Ahli Kitab,
Ia juga dikenal dalam dunia politik, marilah (berpegang) kepada
bahkan dianggap sebagai orang yang suatu kalimat (ketetapan)
mampu memberi pencerahan terhadap yang tidak ada perselisihan
para ulama yang selama ini menjauhi antara kami dan kamu,
dunia politik untuk kemudian ikut serta bahwa tidak kita sembah
di dalamnya. Ini yang dikatakan oleh kecuali Allah dan tidak kita
seorang ulama besar dari Deoband, persekutukan Dia dengan
Mawlana Mahmud Hasan, bahwa sesuatupun dan tidak (pula)
“Kami para ulama tertidur, Azad telah sebagian kita menjadi
membangunkan kami dari tidur yang sebagian yang lain sebagai
nyenyak; Dialah yang telah tuhan selain Allah. Jika
memadukan di antara agama dan mereka berpaling maka
politik”.104 Bahkan orang yang katakanlah kepada mereka :
“Saksikanlah, bahwa kami
101
Harun Nasution (1996), op.cit., h 206
102
„Abul Kalam Azad (1959), India
105
Wins Freedom : An Autobiographical P.Hardy (1972), The Muslims of
Narrative, Bombay : Orient Longmans, h. 6 British India, London : Cambridge University
103
Humayun Kabi (1959), Maulana Press, h. 180
106
Kalam Azad : A Memorial Vulume, London : G.Rasool Abduhu (1973), The
Asia Publishing House, h. 3 Educational Ideas of Maulana Abul Kalam
104
Mushir U Haq (1970), op.cit., h. 53 Azad, New Delhi : Sterling Publisher (P) LTD,
dan h. 71 h. 5-7
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 27

adalah orang-orang yang Ayat di atas dijadikan sebagai dalil


berserah diri (kepada membangun persekutuan antara Hindu
Allah).107 dan Islam yang sedang dijajah Inggris.
Ini dikarenakan, baik Hindu maupun
Ayat tersebut dijadikan sebagai Islam adalah penduduk pribumi India
dasar argumentasi untuk mendekatkan yang sedang dijajah oleh pihak Inggris.
hubungan Islam dengan Inggris yang Oleh sebab itu, keduanya harus saling
beragama Kristen dan merupakan ahl bahu-membahu dalam melawan
al-Kitab dengan masyarakat Hindu penjajah yang memerangi dan mengusir
India yang jelas musyrik. Artinya, mereka dari negeri sendiri.
Inggris dianggap lebih dekat kepada Pada sisi lain keduanya berbeda
umat Islam daripada masyarakat Hindu. misalnya dalam melihat konsep Pan
Sementara itu, Azad menggunakan ayat Islamisme. Ahmad Khan menolak
al-Qur‟an dalam Surah al-Mumtahanah menjadikan Turki sebagai pusat
(60) ayat 8-9 dalam memperkuat kerajaan Islam sebab pada saat itu
pendapatnya. Turki dalam keadaan sekarat,
Allah tidak melarang kamu sementara Azad masih berharap agar
untuk berbuat baik dan Turki mampu membantu India
berlaku adil terhadap orang- melepaskan diri dari penjajahan
orang yang tiada memerangi Inggris.109 Selain itu, mereka juga
memerangimu karena agama berbeda dalam menentukan konsep
dan tidak (pula) mengusir Negara. Ahmad Khan lebih cenderung
kamu dari negerimu. kepada penubuhan satu negara
Sesungguhnya Allah tersendiri yang memisahkan Islam dan
menyukai orang-orang yang Hindu, sementara Azad menginginkan
berlaku adil. satu negara di mana Hindu dan Islam
Sesunggungguhnya Allah dapat hidup bersama. Akan tetapi,
hanya melarang kamu didapati pemikiran keagamaannya yang
menjadikan sebagai cukup kontraversi, khususnya dalam
kawanmu orang-orang yang masalah kesatuan agama. Mengenai hal
memerangi kamu karena ini, Azad seakan menganggap bahwa
agama dan mengusir kamu semua agama pada hakikatnya benar
dari negerimu dan membantu jika setiap pemeluk agama menjalankan
orang (orang lain) untuk agamanya dengan baik.110
mengusirmu. Dan Hal serupa juga diungkapkan
barangsiapa yang menjadikan Asfaque Husein bahwa di dalam buku
mereka sebagai kawan maka “Tarjuman al-Qur’an”, Azad
mereka itulah orang-orang menjelaskan inti dari Islam itu sebagai
yang zalim108. pengakuan akan keesaan Allah dan
kesatuan agama-agama. Baginya, umat
107
Khadim al-Haramain al-Syarifain
109
(1990), al-Quran dan Terjemahan, Madinah Yudian Wahyudi (2007), op.cit., h.
al-Munawwarah : Mujamma‟ Khadim al- 60-61
110
Haramain asy-Syarifain al-Malik Faisal lil- W. Montgomery Watt (1985),
Thibaat al-Mush-haf-asy-Syarif, h. 86 Islamic Philosophy and Theology, Edinburgh :
108
Khadim al-Haramain al-Syarifain The University Press, h. 162 ; Mushir U Haq
(1990), op.cit, h. 924 (1970), op.cit., h. 53 dan h. 77
28 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

Islam tidak boleh menganggap dirinya yakni agama. Pemahaman seperti ini
superior dibandingkan umat beragama diharapkan dapat menjadi input
lain, sebab semua agama sesungguhnya terhadap perumusan konsep
sama benarnya.111 Pendapatnya ini jelas pembaharuan dalam Islam di masa kini
memperlihatkan bila Azad cenderung dan akan datang.
kepada pemikiran pluralisme yang Setidaknya didapati adanya
menganggap kebenaran tidak tunggal, empat kelompok penting dalam peta
tetapi ada pada setiap agama dan pemikiran modern Islam di India.
pemikiran. Tentu hal ini akan selalu Pertama, kelompok liberal yang
menjadi kontraversi, sebab, jika semua mencoba memahami ajaran Islam
Agama benar mengapa Allah SWT secara rasional dan memadukan
menurunkan Islam; jika semua agama pemahaman tersebut dengan
benar, mengapa harus ada para rasul pendekatan Barat. Selanjutnya adalah
yang mengajak manusia kepada kelompok ortodoks yang memahami
kebenaran yang hakiki. Jika semua ajaran Islam secara rigid dan anti
agama benar mengapa Allah SWT terhadap semua yang berbau Barat.
hanya mengakui kebenaran Islam dan Ketiga, kelompok reformis yang
menolak yang lainnya.112 mengadoptasi pendekatan barat untuk
menjelaskan kebenaran Islam dan
G. KESIMPULAN sebagian mereka menginginkan
Berdasarkan diskusi di atas maka berdirinya Negara Islam India. Adapun
dapat disimpulkan bahwa India yang terakhir yaitu kelompok
memiliki posisi penting dalam sejarah nasionalis Muslim yang menerima
peradaban dan pembaharuan pemikiran pendekatan Barat namun anti terhadap
dalam Islam. Benih yang ditanam Syah semua bentuk imprealismenya.
Waliullah kemudian dipupuk dan Sementara dalam memahami ajaran
dikembangkan oleh para penerusnya. Islam mereka tidak jauh berbeda
Kondisi politik dan sosial pada waktu dengan kelompok reformis, namun dari
itu juga membuat setiap tokoh segi politik menginginkan Islam
memiliki cara tersendiri untuk menjadi bagian dari India tetapi tidak
menghidupkan api Islam di tanah menginginkan adanya Negara Islam
Indus. Oleh sebab itu kenyataan ril India.
pada waktu itu harus dijadikan bahan
utama dalam memberikan penilaian DAFTAR KEPUSTAKAAN
terhadap pemikiran setiap tokoh yang
telah berijtihad. Namun pembaharuan „Abul Kalam Azad (1959), India Wins
dan ijtihad bukan berarti kebebasan Freedom: An Autobiographical
berfikir tanpa batas di mana ada Narrative, Bombay: Orient
rambu-rambu yang harus dipatuhi, Longmans
A.B.Rajput (1957), Maulana Abul
Kalam Azad, Lahore: Lion Press
111
Asfaque Husain (1960), The Al-Bahi (1960), al-Fikr al-Islami al-
Quintessence of Islam : A Summary of the Hadith wa Sillatuh bi al-Istii‘mar
Commentary of Maulana Abul Kalam Azad on
al-Fateha, the First Chapter of the Quran, al-‘Arabi, Mesir: Maktabah al-
Bombay : Asia Publishing House, h. 18 Wahbah.
112
Lihat al-Quran Surah Ali Imran ayat
19 dan Ali Imran ayat 85.
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 29

Ahmad Amin (1979), Zu‘ama’ al-Islah dan Gerakan, Jakarta: Bulan


fi al- ‘Asri al-Hadith, Kaherah: Bintang.
Maktabah al-Nahdah al- …………………… (1986), Islam
Misriyah. Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,
A.L.Basham (1964), Studies in Indian Jakarta: UI Press.
History and Culture, Culcutta: …………………… dan Azyumardi
Sambodhi Publication Provare Azra (eds.) (1985),
Ltd. Perkembangan Modern dalam
A.Aziz (1964), Discovery of Pakistan, Islam, Jakarta: Yayasan Obor.
Lahore: Sh. Ghulam Ali & Sons. H.L.Kumar (1944), The Opostle of
Asfaque Husain (1960), The Unity: A Biographical Study of
Quintessence of Islam: A Maulana Abul Kalam Azad,
Summary of the Commentary of Lahore: The Hero Publication
Maulana Abul Kalam Azad on al- Humayun Kabi (1959), Maulana
Fateha, the First Chapter of the Kalam Azad: A Memorial
Quran, Bombay: Asia Publishing Vulume, London: Asia Publishing
House. House.
Asghar Ali Engineer (1985), Indian Ian Richard Netton (1992), A Popular
Muslims: A Study of The Minority Dictionary of Islam, London:
Problem in India, Jawahar Nagar, Curzon Press.
New Delhi: Ajanata Publication Ian Stephens (1967), Pakistan,
Aziz Ahmad dan G.E.Von Grunebaum London: Ernest Benn Limited, C.
(1970), Muslim Self- Statement in 3
India Pakistan 1857-1968, Ibrahim M. Abu Rabi‟ (1996),
Berlin: Otto Harrassowitz. Intelectual Origins of Islamic
….....................(1969), Studies in Resurgence in the Modern Arab
Islamic Culture in the Indian World, New York: State
Environment, Oxford: Clarendon University of New York Press
Press Iqtidar Husain Siddiqui (1972),
Aziz Ahmad (1967), Islamic Modern Writing on Islam and
Modernism in India and Pakistan Muslims in India, Aligarh:
1857-1964, London: Oxford International Book Traders.
University Press. Ishtiaq Husain Qureshi (1974), Ulema
Freeland Abbot (1968), Islam and in Politics: A Study Relating to
Pakistan, New York: Cornell the Political Activities of the
University Press Ulema in the South-Asia
George Woodcock (1966), The Greeks Subcontinent from 1556-1947,
in India, London: Faber and Pakistan: Ma‟arif Limited.
Faber Ltd Jamal al-Din al-Afghani (1925), al-
G.Rasool Abduhu (1973), The Rad ‘ala al-Dahriyin,
Educational Ideas of Maulana Diterjemahkan dari bahasa
Abul Kalam Azad, New Delhi: Perancis ke Bahasa „Arab oleh
Sterling Publisher (P) LTD Muhammad „Abduh, Mesir:
Harun Nasution (1996),. Pembaharuan Matba„ah al-Rahmaniyah.
dalam Islam: Sejarah Pemikiran John McLeod (2002), The History of
India, London : Greenwood Press
30 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018

Khalid B Sayeed (1968), Pakistan the S.Abid Husain (1965), The Destiny of
Formative Phase, New York, Indian Muslims, Bombay: Asia
Karachi: Oxford University Publishing House
Press. S.M.Ikram (1964), Muslim Civilization
M.A.Karandikar (1969), Islam in in India, New York: Columbia
India’s Transition to Modernity, University Press.
Connecticut: Greeenwood Syed Muhammad Dawilah Al-Edrus
Publishing Corporation. (1992), Islamic Epistemology: An
M.L.Baghi (1965), Medieval India: Introduction to the Theory of
Culture and Thought, Ambala: Knowledge in al-Qur’an, Pulau
The Indian Publication Pinang: The Islamic Academy,
Mowahid H. Shah (1981), “Pakistan, Cambridge, USM
Islam, and Politic of Muslim Tara Chand (1954), Influence of Islam
Unrest” di dalam Philip H. on Indian Culture, Allahabad:
Stoddard et.al (eds.), Change and The Indian Press (Publication)
the Muslim World, New York: Ltd
Syracuse University Press. Vincent A. Smith (1957), The Early
Mushir U Haq (1970), Muslim Politics History of India, Oxford: The
in Modern India, Meruurut, Clarendon Press.
India: Meenakshi Prakashan. Wilfred Cantwell Smith (1957), Islam
Mushir ul Haq (1972) Islam in Secular in Modern History, Princeton,
India, Simla: India Institut of New Jersey: Princeton University
Advanced Study. Press.
R.C.Majumdar (1963), History of The Y.B.Chavan (1966), Pakistan Her
Freedom Movement in India. Relation With India 1947-1966,
Calcuta: K.L.Mukhopadhyay. New Delhi: Vir Publisihing
Rama Shankar Tripathi (1960), History House.
of Ancient India, Delhi: Motial Yudian Wahyudi (2007), Ushul Fikih
Banarsidass. Versus Hermeneutika: Membaca
R. Rajakrishnan dan M. Rajantheran Islam dari Kanada dan Amerika,
(1994), Pengantar Tamaddun Jogjakarta: Pesantren Nawesea
India, Kuala Lumpur: Penerbit Press
Fajar Bakti Sdn. Bhd Zafar Imam (1975), Muslims in India,
Rama Shankar Tripathi (1960), History New Delhi: Orient Longman
of Ancient India, Delhi: Motial
Banarsidass
Refaqat Ali Khan (1975), “Muslim in
Medieval India: A Historical
Sketch” di dalam Zafar Imam
(ed.), Muslims in India, New
Delhi: Orient Longman.
R.C.Majumdar (1963), History of The
Freedom Movement in India.
Calcuta: K.L.Mukhopadhyay

Anda mungkin juga menyukai