Saidul Amin
saidulamin@uinsusyqa.ac.id
Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Qasim Riau
11
12 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018
kenegaraan, seni, budaya dan filsafat.3 namun ekspedisi ke benua India baru
Peristiwa ini juga menandai terjadinya berhasil pada tahun 699 M., di bawah
perbenturan peradaban (clash of kepemimpinan al-Haris dan al-
civilization) di antara dua peradaban Muhabbab.9 Akan tetapi, fakta sejarah
besar dunia.4 membuktikan bahwa yang paling
berjasa dalam mengembangkan Islam
B. SEJARAH ISLAM DI INDIA ke seluruh India adalah bangsa Turki
Menurut para ahli sejarah, Islam pada akhir abad ke 10 Masehi.10
menduduki negeri Sind dan bagian Adapun puncak kejayaan Islam di
Selatan Punjab, India, pada tahun 712 India berada pada masa kerajaan
M5 di bawah pimpinan Muhammad bin Mughal yang dimulai oleh Babur
Qasim al-Thaqafi panglima perang (1526-1530), Humayun (1530-1556),
Bani Umayyah di masa Khalifah Walid Sher Shah Sur (1549-1556), Akbar
bin „Abd Malik (388-421 H)6 dan yang Agung (1556-1605), Jahaghir
berhasil mendirikan sebuah kerajaan (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658),
yang kuat di sekitar wilayah Pakistan Aurangzeb Alamgir (1658-1707) dan
hari ini serta bertahan sampai terakhir pada masa Bahadur Shah II
kesultanan Delhi pada abad ake 13.7 (1837-1857). Sultan ini dipecat dan
Namun demikian, sesungguhnya di dibuang oleh penjajah Inggris ke
masa Umar bin Khattab telah Rangon dan meninggal di sana tahun
dilakukan ekspedisi laut untuk 1862.11
menaklukkan India pada sekitar tahun Sementara kejatuhan kerajaan
633-637 M. Usman Sakifi, Gubernur Islam (Mughal) di India, sejatinya
Bahrain dan Oman kala itu, dimulai sejak kematian Aurangzeb.
mengirimkan tentera menyeberangi Kenyataan ini setidaknya disebabkan
laut Tana. Pada tahun yang sama oleh tiga persoalan utama. Pertama,
ekspedisi dilanjutkan menuju Broaach sudah tidak ada lagi Sultan yang kuat
dan Dabul,8 kemudian diteruskan dan berwibawa. Kedua bahwa
kembali pada tahun 644 M. kekuatan Hindu di bawah kepimpinan
Pada masa Khalifah Usman juga Maratha semakin meningkat,12 ditandai
ada ekspedisi ke India di bawah dengan banyaknya wilayah kekuasaan
komander „Abdullah bin „Amar, Islam yang melepaskan diri dari
kerajaan pusat. Ketiga, penjajah
3
Ibid., h. 143 Inggris semakin kuat mencengkeram
4
George Woodcock (1966), The Greeks kuku-kuku jajahannya di India. Posisi
in India, London : Faber and Faber Ltd, 26-27 seperti ini membuat kerajaan Mughal
5
Vincent A. Smith (1957), The Early
History of India, Oxford : The Clarendon
9
Press, C.4, h. 396 Vidya Dhar Mahajan (1965), op.cit, h.
6
Jamal al-Din al-Shiyali (1968), Tarikh 17
10
Dawlah ’Abatirah al-Mughul al-Islamiyah, R. Rajakrishnan dan M. Rajantheran
Iskandariyah : Mansha‟ah al-Ma‟arif, h. 9 (1994), Pengantar Tamaddun India, Kuala
7
Refaqat Ali Khan (1975), “Muslim in Lumpur : Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd, h.
Medieval India : A Historical Sketch” di dalam 116
11
Zafar Imam (ed.), Muslims in India, New Vidya Dhar Mahajan (1965), op.cit.,
Delhi : Orient Longman, h. 1 h. 301
8 12
Tara Chand (1954), Influence of Islam Khalid B. Sayeed (1968), Pakistan
on Indian Culture, Allahabad : The Indian the Formative Phase 1857-1948, London :
Press (Publication) Ltd, h. 31 Oxford University Press, h. 3
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 13
15
K.S.LAL (1992), The Legacy of
13
Harun Nasution (1986), Islam Muslim Rule in India, New Delhi : Aditya
Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Prakashan, h. 325 ; Khalid B. Sayeed (1968),
Press., h. 106 op.cit., h. 4
14 16
M.A.Karandikar (1969), Islam in Harun Nasution (1986), op.cit., h. 106
17
India’s Transition to Modernity, Connecticut : Aziz Ahmad (1969), Studies in
Greeenwood Publishing Corporation, h. 127- Islamic Culture in the Indian Environment,
128 Oxford : Clarendon Press, h. 201
14 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018
menguasai bahasa tersebut sehingga berbeda dari buku sejenis di jaman itu
mereka lebih banyak berperan dalam yang sarat dengan unsur-unsur mistik.
bidang administrasi dan pemerintahan Selain aktif sebagai penulis, dia
negara dibandingkan umat Islam.18 merupakan juru dakwah kawakan dan
Gerakan pembaharuan berikutnya sukses walaupun bukan seorang
dilakukan Sayyid Ahmad Brelvi Syahid orator.21Sayyid Ahmad Syahid
(1786-1831) yang lahir di Rai Bareli. kemudian mendirikan gerakan
Pada awalnya dia adalah seorang Mujahidin sebagai wadah untuk
tentara kaveleri yang tangguh di masa melakukan misi pembaharuannya.
Nawab Amir Khan. Setelah Nawab Pertubuhan ini lebih menekankan
bergabung dengan Inggris, Sayyid pendekatan militer sehingga aktif
Ahmad keluar dari dunia meliter dan berperang dalam upaya membebaskan
berguru kepada Shah Abd Aziz di New tanah kekuasaan Islam dari kelompok
Delhi.19 Inti pembaharuannya meliputi Sikh dan Hindu. Baginya hanya ada
dua aspek utama, yakni politik dua tanah kekuasaan yaitu dar al-Islam
(siyasah) dan juga akidah. Dari segi dan dar al-harb di mana status dar al-
politik, hendak mengembalikan daerah harb harus dirubah menjadi dar al-
kekuasaan Islam yang telah jatuh ke Islam dengan cara peperangan atau
tangan umat Hindu dan Sikh, sementara jihad.
pemikiran akidahnya dengan bertumpu Seperti dijelaskan di atas, tokoh ini
pada konsep tauhid di antaranya; dianggap sebagai penganut aliran keras
Pertama, Allah harus disembah secara dan militan serta menjadikan jihad
langsung tanpa perantara. Kedua, sebagai alat pembaharuan.22 Ada
permasalahan tawassul dan wasilah pendapat menyatakan bahwa pemikiran
bermakna bahwa kedudukan manusia radikal ini muncul setelah dia kembali
di hadapan Allah adalah sama, dari Mekkah di tahun 1822 dan
sehingga tidak dibenarkan seorang membawa pemahaman keagamaan
manusia meminta pertolongan kepada Wahabi23. Pada akhirnya Sayyid
manusia lainnya dalam masalah ibadah. Ahmad menemui syahidnya di dalam
Adapun yang terakhir adalah peperangan melawan Sikh pada tahun
menolak segala bentuk tradisi (bid‟ah) 1831 di Balekot, sebuah kota kecil di
yang bertentangan dengan ajaran Islam. kawasan Mansera dalam daerah
Sebagaimana Syah Waliullah, baginya, Hazara24. Setelah kematiannya, gerakan
pintu ijtihad harus senantiasa terbuka Mujahidin menjadi dua haluan; ekstrim
sebab menjadi jawaban bagi semua di satu pihak dan moderat di pihak
permasalahan dimaksud. 20 Buah lainnya. Walaupun demikian, inti
fikirnya ditulis dalam buku Sirat al- ajarannya tetap sama yaitu pemurnian
Mustaqim, sebuah karya akidah yang tauhid, menentang penjajahan Inggris,
18 21
Harun Nasution (1996),. S.M.Ikram (1982), op.cit., h. 497
22
Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Sushila Jain (1986), Muslims and
Pemikiran dan Gerakan, Jakarta : Bulan Modernization ( A Study of Their Changing
Bintang, h. 156 Role Structure and Norms in an urban
19
S.M.Ikram (1982), History of Muslim Setting), Jaipur : Rawat Publication, h. 11
23
Civilization in India and Pakistan (93- Ram Gopal (1964), Indian Muslims :
1273/711-1856), Lahore : Institute of Islamic A Political History (1858-1947), Bombay :
Culture, h. 497 Asia Publishing House, h. 23
20 24
Harun Nasution (1996), op.cit., h. S.M.Ikram (1982), op.cit., h. 493
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 15
menolak berbagai bid’ah dan lainnya. gerakan yang terpenting dalam aliran
Perbedaan hanya terjadi pada metode ini di antaranya.
perjuangan yang digunakan di mana 1.1. Sayyid Ahmad Khan (1817-
satu kelompok menggunakan senjata 1898) : Tokoh Kontraversi
sementara kelompok lain lebih Setelah kegagalan pemberontakan
memperioritaskan dunia pendidikan rakyat India terhadap penjajahan
dalam jihadnya. Inggris tahun 1857, maka hilanglah
Disebabkan adanya kesamaan kekuatan Gerakan Mujahidin dan
pemahaman kelompok ini dengan Kerajaan Mughal di India. Negara ini
kalangan Wahabi dari aspek akidah, telah dijajah seutuhnya oleh Inggris.
tidak mengherankan jika kemudian Dalam kondisi seperti itu muncullah
mereka disebut sebagai Wahabi Sayyid Ahmad Khan (selanjutnya
India.25 Akan tetapi pernyataan disebut Ahmad Khan), seorang tokoh
tersebut tidak sepenuhnya tepat, sebab yang ingin membangkitkan Islam dari
ada beberapa perbedaan mendasar di kejatuhannya, lahir di Delhi pada tahun
antara keduanya, terutama ketika 1817. Dia dianggap sebagai tokoh
membicarakan persoalan tasawuf. pembaharu abad ke 19.28 Menurut
Kelompok Wahabi sangat keras beberapa sumber, nasabnya sampai
menentang tasawuf sementara gerakan kepada Husein anak Fatimah, puteri
Mujahidin lebih toleran bahkan Rasulullah SAW. Dia juga berasal dari
cenderung dipengaruhi gerakan sufi di keluarga terpandang, sebab kakeknya
India.26 Hal ini diperkuat oleh adalah Sayyid Hadi, seorang Pembesar
pendapat bahwa penjajah Inggrislah Istana di jaman Alam Ghir II (1754-
yang pertama kali mengaitkan gerakan 1759).
Mujahidin dengan Wahabiyah27demi Karenanya, wajar jika dia
merusak image kelompok ini. mendapatkan pendidikan yang baik dan
menguasai berbagai bahasa, khususnya
D. EMPAT KUBU PEMIKIRAN Inggris, Arab serta Parsi. Inti dari
ISLAM DI INDIA pemikiran Ahmad Khan adalah
1. Muslim Liberal merubah konfrontasi menjadi
Kubu ini berupaya memahami kompromi; permusuhan menjadi
ajaran Islam secara rasional dan persahabatan. Sikap menolak semua ide
mengadoptasi konsep-konsep Barat ke dari Barat diubah menjadi sikap
dalam dunia Islam. Adapun dalam kooperatif dengan mempelajari
aspek politik misalnya, mereka kemajuan peradaban dan teknologi
menginginkan terbentuknya negara yang ada pada penjajah tersebut. Hal itu
Islam untuk masyarakat India yang dikarenakan, baginya, perlawanan
terlepas dari pemerintahan Hindu. terhadap Inggris hanya akan
Demi dapat merealisasikan hal tersebut, menambah kehancuran umat Islam.
umat Islam harus cerdas dan jalan Atas dasar itulah kemudian dia
pintasnya adalah mengadoptasi berusaha memberi keyakinan kepada
peradaban barat (Inggris) ke dunia
Islam dengan beberapa tokoh dan 28
Kemal A. Faruki (1987), Pakistan :
“Islamic Government and Society”, di dalam
25
Harun Nasution (1986), op.cit., h. 167 John L. Esposito (edit), Islam ind Asia,
26
Harun Nasution (1996), op.cit., h. 164 Religion, Politics, and Society, Oxford :
27
Aziz Ahmad (1969), op.cit., h. 209 Oxford University Press, h. 54
16 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018
bukunya itu yang membicarakan dan agama ini tidak akan punya masa
memuji Ahmad Khan.32 Namun depan.36
sebagian intelektual Muslim menolak Pada aspek perbandingan agama,
pemikirannya karena dianggap terlalu dia berusaha memadukan aspek-aspek
rasional dan dipengaruhi pemikiran persamaan di antara ajaran Islam dan
Barat. Ini dapat dilihat dari pandangan Kristen dengan mengemukakan ayat-
politiknya yang seringkali berpihak ayat al-Quran yang sejalan dengan
kepada kepentingan penjajah Inggris. ajaran Bible dan kemudian ditafsirkan
Sementara dari aspek menurut kecenderungan pemikirannya.
37
epistemologi, dia berpendapat bahwa Oleh sebab itu Jamal al-Din al-
kebenaran harus berdasarkan fakta- Afghani dalam majalah al-‘Urwah al-
fakta ilmu pengetahuan dan hukum Wuthqa mengkritik penyimpangan
alam.33 Baginya Islam adalah agama yang terjadi pada pemikiran Ahmad
ciptaan Tuhan sedangkan alam juga Khan38 serta menolak ide tersebut
merupakan ciptaan-Nya dan diatur dengan menulis buku al-Rad ‘ala al-
dengan ketentuan-ketentuan tertentu Dahriyin, berintikan penjelasan bahwa
yang disebut dengan hukum alam. ajaran Islam itu berbeda dan memiliki
Maka Islam tidak akan mungkin keunggulan yang tidak didapati pada
bertentangan dengan ilmu pengetahuan, agama lainnya.39 Selain itu, Jamal al-
karena keduanya berasal dari Tuhan. Din juga mengkritik sikap Ahmad
Penemuan sains di Barat menurutnya Khan yang terlalu dekat dengan Inggris
adalah benar sebab berdasarkan hukum dan membuat berbagai kenyataan yang
alam. Ini yang dikatakannya dengan membenarkan semua sikap Inggris
“There can be no contradiction khususnya keyakinan Kristian yang
between“ word of God and the work of mereka anut dengan berpandukan ayat-
God”. Ahmad Khan juga berpendapat ayat al-Qur’an yang ditafsirkannya .40
bahwa ilmu alam adalah bentuk lain Terlepas dari pro dan kontra yang
dari wahyu Tuhan.34 Bahkan lebih jauh ada, sesungguhnya Ahmad Khan
dikatakannya, “Islam is nature and menduduki posisi penting dalam
nature is Islam”.35 Jika Islam tidak sejarah pembaharuan pemikiran Islam
mengambil sikap seperti ini maka di India. Bahkan Harun Nasution
36
Freeland Abbot (1968), Islam and
Pakistan, New York : Cornell University
Press, h. 126
37
Aziz Ahmad (1967), Islamic
32
Iqtidar Husain Siddiqui (1972), Modernism in India and Pakistan 1857-1964,
Modern Writing on Islam and Muslims in London : Oxford University Press, h. 54-56
38
India, Aligarh : International Book Traders, h. Mahmud Husain, (ed) , (1957), A
69 History of the Freedom Movement, Karachi :
33
Khalid B Sayeed (1968), Pakistan the Pakistan Historical Cociety, J.1, h. 45-46
39
Formative Phase, New York, Karachi : Oxford Jamal al-Din al-Afghani (1925), al-
University Press h. 16 Rad ‘ala al-Dahriyin, Diterjemahkan dari
34
Ishtiaq Husain Qureshi (1974), op.cit., bahasa Perancis ke Bahasa „Arab oleh
h. 226 Muhammad „Abduh, Mesir : Matba„ah al-
35
Dikutip dari Yudian Wahyudi (2007), Rahmaniyah, h. 87-89
40
Ushul Fikih Versus Hermeneutika : Membaca Al-Bahi (1960), al-Fikr al-Islami al-
Islam dari Kanada dan Amerika, Jogjakarta : Hadith wa Sillatuh bi al-Istii‘mar al-‘Arabi,
Pesantren Nawesea Press, h. 8 Mesir : Maktabah al-Wahbah, h. 25-31
18 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018
sehingga hampir tidak ada orang dan nasionalis Muslim. Sesudah tahun
setelahnya yang mampu 1913 barulah Jinnah lebih dekat kepada
melakukannya.87 kepentingan Islam dan mendukung
3.3. Muhammad Ali Jinnah (1876- berdirinya Negara Islam Pakistan.90
1948) : Bapak Pakistan Perubahan pada diri Jinnah terjadi
Tokoh yang sejaman dengan pada April 1913 saat mengunjungi
Iqbal adalah Muhammad Ali Jinnah London dan bertemu dengan Maulana
(selanjutnya disebut dengan Jinnah), Muhammad Ali dan Syed Wazir Hasan
anak seorang saudagar yang lahir di di mana kedua tokoh ini meminta
Karachi pada tanggal 25 Desember Jinnah untuk bergabung dengan Liga
1876. Sejak remaja dia telah Muslim.91 Karenanya, sekalipun ide
meninggalkan India menuju London tentang Negara Islam Pakistan sudah
untuk melanjutkan studi di bidang mulai ditiupkan oleh Shah Waliullah,
hukum dan menjadi pengacara sukses. lalu dimunculkan oleh Ahmad Khan
Jinnah mulai memasuki dunia politik dan dikumandangkan Iqbal, akan tetapi
pada tahun 1906, kemudian bergabung Jinnah lah sesungguhnya orang yang
dengan Indian National Congress di merealisasikannya.92 Artinya, Jinnah
bawah bimbingan Dadabhai Naoroji. mampu mewujudkan ide-ide tokoh
Pada tahun 1910 dia terpilih menjadi sebelumnya ke alam nyata. Pada saat
ahli Viceroy’s Legislative Council bersamaan, dia cenderung berada di
mewakili masyarakat Muslim posisi sebagai praktisi dibanding
Bombay.88 pemikir.
Berbeda dari tokoh pergerakan Sekalipun tidak banyak
Islam sebelum dan semasanya yang mengeluarkan filsafat dan pemikiran
umumnya melalui pendidikan Islam seperti Iqbal, tetapi kontribusinya
tradisional, Jinnah justru menempuh dalam mendirikan Negara Islam
semua pendidikan di sekolah secular. Pakistan tidak dapat dikesampingkan.
Karenanya, tidak sedikit kalangan yang Pada saat yang sama, perannya
berpendapat bahwa Jinnah pada mewujudkan Negara Islam adalah bukti
mulanya tidak lebih dari seorang anggapannya bahwa Islam sebagai
nasionalis moderat yang tidak memiliki agama sempurna; tidak saja mengatur
keterikatan apapun dengan gerakan permasalahan ibadah, tetapi juga
Islam.89 Menjadi wajar jika sebelumnya negara. Pada hakikatnya pendirian
dia tidak menolak konsep satu negara Negara Islam Pakistan yang merdeka
yang dicanangkan masyarakat Hindu tanggal 15 Agustus 194793 adalah
puncak dari perjuangan umat Islam di
87 India untuk memiliki negara sendiri
Syed Muhammad Dawilah Al-Edrus
(1992), Islamic Epistemology : An
90
Introduction to the Theory of Knowledge in al- Asghar Ali Engineer (1985), Indian
Qur’an, Pulau Pinang : The Islamic Academy, Muslims : A Study of The Minority Problem in
Cambridge, USM, h. 9-10 India, Jawahar Nagar, New Delhi : Ajanata
88
S.Abid Husain (1965), The Destiny of Publication, h. 93
91
Indian Muslims, Bombay : Asia Publishing S.Abid Husain (1965), op.cit., h. 68
92
House, h. 67 Aziz Ahmad dan G.E.Von
89
Ayesha Jalal (2000), Self and Grunebaum (1970), op.cit., h. 153
93
Sovereignty Individual and Community in Y.B.Chavan (1966), Pakistan Her
South Asian Islam Since 1840, London and Relation With India 1947-1966, New Delhi :
New York : Routledge, h. 182 Vir Publisihing House, h. 6-7
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 25
yang didasarkan pada keyakinan bahwa dalam Negara India dengan tokoh
Hindu dan Muslim sesungguhnya tidak terpentingnya adalah Abul Kalam
mungkin dapat bersatu. Ini dikarenakan Azad (1888-1958). Sebagaimana telah
agama, budaya dan adat yang berbeda94 dijelaskan sebelumnya, bahwa para
akan menjadi penghalang perpaduan tokoh pembaharu Islam sesungguhnya
bangsa di masa akan datang seperti menginginkan adanya negara tersendiri
telah diramalkan Shah Waliullah, yang dapat menjadi rumah bagi umat
Ahmad Khan dan Iqbal. Islam. Ini dikarenakan, sekali lagi,
Kekhawatiran ini pada gilirannya sejarah dan realitas membuktikan
terbukti dengan terjadinya berbagai sangat sukar bagi umat Islam dapat
konflik di antara Muslim dengan umat hidup berdampingan dengan
Hindu seperti peristiwa bulan Mei 1923 masyarakat mayoritas Hindu India.
di Calcuta, Juli 1924 di Bakrid dan Berbeda dari kebanyakan tokoh
Gulburga serta pada 2 April 1926 di Muslim sebelumnya, Azad berfikir
Calcuta yang menimbulkan banyak sebaliknya, dia menginginkan agar
korban. Bahkan di tahun 1927 saja Islam dan Hindu dapat sama-sama
ditemukan lebih kurang 31 kasus menentang penjajahan Inggris lalu
pertumpahan darah.95 Penyebab konflik menciptakan negara India merdeka di
sudah sangat beragam, mulai dari mana Muslim dan Hindu bisa hidup
masalah sejarah, politik, agama, bahkan berdampingan secara baik di dalamnya.
yang terakhir disebabkan persoalan Prinsip inilah yang kemudian
ekonomi. Karena dari aspek terakhir ini membuat Azad setia kepada partai
umat Islam berada pada tingkatan yang Kongres India dan menjadi salah
lebih rendah dibandingkan masyarakat seorang tokoh penting serta beberapa
Hindu.96 Namun yang jelas benih kali menjadi menteri pendidikan
konflik itu sudah wujud semenjak awal mewakili partai tersebut.98 Maka wajar
di mana peristiwa mutini tahun 1857 jika dia dianggap sebagai Muslim India
merupakan salah satu paling berpengaruh di seluruh lapisan
puncaknya.97Oleh sebab itu, masyarakat, baik kalangan intelektual
mendirikan Negara Islam yang terpisah maupun orang awam.99 Memiliki dasar
dari India merupakan solusi terbaik. pendidikan Islam yang baik, dia
dilahirkan di Mahalla Qidwah, tidak
F. MUSLIM NASIONALIS jauh dari Bab al-Salam, Mekkah pada
Kelompok ini menolak penjajahan tahun 1888100 di mana menurut Harun
Inggris namun menginginkan agar umat Nasution dia pernah belajar di
Islam dan Hindu dapat hidup bersama Universitas al-Azhar Mesir. Namun
setelah orang tuanya meninggal, Azad
94
Aziz Ahmad (1967), op.cit., h. 165- kembali ke India dan menetap di sana
166
95
R.C.Majumdar (1963), History of The
Freedom Movement in India. Calcuta :
98
K.L.Mukhopadhyay, h. 286 ; Mushir U Haq Harun Nasution (1996), op.cit., h. 203
99
(1970), Muslim Politics in Modern India, H.L.Kumar (1944), The Opostle of
Meruurut, India : Meenakshi Prakashan, h. 55 Unity : A Biographical Study of Maulana Abul
96
A.L.Basham (1964), op.cit., h. 12 Kalam Azad, Lahore : The Hero Publication, h.
97
S.M.Ikram (1964), Muslim 9
100
Civilization in India, New York : Columbia A.B.Rajput (1957), Maulana Abul
University Press, h. 291 Kalam Azad, Lahore : Lion Press, h. 15-16
26 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 21, No. 1, Juli 2018
Islam tidak boleh menganggap dirinya yakni agama. Pemahaman seperti ini
superior dibandingkan umat beragama diharapkan dapat menjadi input
lain, sebab semua agama sesungguhnya terhadap perumusan konsep
sama benarnya.111 Pendapatnya ini jelas pembaharuan dalam Islam di masa kini
memperlihatkan bila Azad cenderung dan akan datang.
kepada pemikiran pluralisme yang Setidaknya didapati adanya
menganggap kebenaran tidak tunggal, empat kelompok penting dalam peta
tetapi ada pada setiap agama dan pemikiran modern Islam di India.
pemikiran. Tentu hal ini akan selalu Pertama, kelompok liberal yang
menjadi kontraversi, sebab, jika semua mencoba memahami ajaran Islam
Agama benar mengapa Allah SWT secara rasional dan memadukan
menurunkan Islam; jika semua agama pemahaman tersebut dengan
benar, mengapa harus ada para rasul pendekatan Barat. Selanjutnya adalah
yang mengajak manusia kepada kelompok ortodoks yang memahami
kebenaran yang hakiki. Jika semua ajaran Islam secara rigid dan anti
agama benar mengapa Allah SWT terhadap semua yang berbau Barat.
hanya mengakui kebenaran Islam dan Ketiga, kelompok reformis yang
menolak yang lainnya.112 mengadoptasi pendekatan barat untuk
menjelaskan kebenaran Islam dan
G. KESIMPULAN sebagian mereka menginginkan
Berdasarkan diskusi di atas maka berdirinya Negara Islam India. Adapun
dapat disimpulkan bahwa India yang terakhir yaitu kelompok
memiliki posisi penting dalam sejarah nasionalis Muslim yang menerima
peradaban dan pembaharuan pemikiran pendekatan Barat namun anti terhadap
dalam Islam. Benih yang ditanam Syah semua bentuk imprealismenya.
Waliullah kemudian dipupuk dan Sementara dalam memahami ajaran
dikembangkan oleh para penerusnya. Islam mereka tidak jauh berbeda
Kondisi politik dan sosial pada waktu dengan kelompok reformis, namun dari
itu juga membuat setiap tokoh segi politik menginginkan Islam
memiliki cara tersendiri untuk menjadi bagian dari India tetapi tidak
menghidupkan api Islam di tanah menginginkan adanya Negara Islam
Indus. Oleh sebab itu kenyataan ril India.
pada waktu itu harus dijadikan bahan
utama dalam memberikan penilaian DAFTAR KEPUSTAKAAN
terhadap pemikiran setiap tokoh yang
telah berijtihad. Namun pembaharuan „Abul Kalam Azad (1959), India Wins
dan ijtihad bukan berarti kebebasan Freedom: An Autobiographical
berfikir tanpa batas di mana ada Narrative, Bombay: Orient
rambu-rambu yang harus dipatuhi, Longmans
A.B.Rajput (1957), Maulana Abul
Kalam Azad, Lahore: Lion Press
111
Asfaque Husain (1960), The Al-Bahi (1960), al-Fikr al-Islami al-
Quintessence of Islam : A Summary of the Hadith wa Sillatuh bi al-Istii‘mar
Commentary of Maulana Abul Kalam Azad on
al-Fateha, the First Chapter of the Quran, al-‘Arabi, Mesir: Maktabah al-
Bombay : Asia Publishing House, h. 18 Wahbah.
112
Lihat al-Quran Surah Ali Imran ayat
19 dan Ali Imran ayat 85.
Saidul Amin, Peta Pembaharuan Pemikiran Islam di India… 29
Khalid B Sayeed (1968), Pakistan the S.Abid Husain (1965), The Destiny of
Formative Phase, New York, Indian Muslims, Bombay: Asia
Karachi: Oxford University Publishing House
Press. S.M.Ikram (1964), Muslim Civilization
M.A.Karandikar (1969), Islam in in India, New York: Columbia
India’s Transition to Modernity, University Press.
Connecticut: Greeenwood Syed Muhammad Dawilah Al-Edrus
Publishing Corporation. (1992), Islamic Epistemology: An
M.L.Baghi (1965), Medieval India: Introduction to the Theory of
Culture and Thought, Ambala: Knowledge in al-Qur’an, Pulau
The Indian Publication Pinang: The Islamic Academy,
Mowahid H. Shah (1981), “Pakistan, Cambridge, USM
Islam, and Politic of Muslim Tara Chand (1954), Influence of Islam
Unrest” di dalam Philip H. on Indian Culture, Allahabad:
Stoddard et.al (eds.), Change and The Indian Press (Publication)
the Muslim World, New York: Ltd
Syracuse University Press. Vincent A. Smith (1957), The Early
Mushir U Haq (1970), Muslim Politics History of India, Oxford: The
in Modern India, Meruurut, Clarendon Press.
India: Meenakshi Prakashan. Wilfred Cantwell Smith (1957), Islam
Mushir ul Haq (1972) Islam in Secular in Modern History, Princeton,
India, Simla: India Institut of New Jersey: Princeton University
Advanced Study. Press.
R.C.Majumdar (1963), History of The Y.B.Chavan (1966), Pakistan Her
Freedom Movement in India. Relation With India 1947-1966,
Calcuta: K.L.Mukhopadhyay. New Delhi: Vir Publisihing
Rama Shankar Tripathi (1960), History House.
of Ancient India, Delhi: Motial Yudian Wahyudi (2007), Ushul Fikih
Banarsidass. Versus Hermeneutika: Membaca
R. Rajakrishnan dan M. Rajantheran Islam dari Kanada dan Amerika,
(1994), Pengantar Tamaddun Jogjakarta: Pesantren Nawesea
India, Kuala Lumpur: Penerbit Press
Fajar Bakti Sdn. Bhd Zafar Imam (1975), Muslims in India,
Rama Shankar Tripathi (1960), History New Delhi: Orient Longman
of Ancient India, Delhi: Motial
Banarsidass
Refaqat Ali Khan (1975), “Muslim in
Medieval India: A Historical
Sketch” di dalam Zafar Imam
(ed.), Muslims in India, New
Delhi: Orient Longman.
R.C.Majumdar (1963), History of The
Freedom Movement in India.
Calcuta: K.L.Mukhopadhyay