DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Definisi Teori Psikoanalisis............................................................................................3
B. Aspek Teori Psikoanalisis...............................................................................................3
C. Karakteristik Teori Psikoanalisis....................................................................................4
D. Tokoh Teori Psikoanalisis...............................................................................................4
E. Tahapan Konseling Psikoanalisis....................................................................................4
F. Jenis Kasus yang Dapat Diselesaikan Dengan Konseling Psikoanalisis........................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikoanalisis (psychoanalitic) dikemukakan pertama kali oleh Sigmund Freud yang
merupakan ahli syaraf serta banyak menaruh perhatiannya pada keitdaksadaran
(unconsciousness). Dalam studinya, Freud tidak bekerja sendirian. Ia bekerja sama
dengan rekannya, Jean Charcot, untuk melakukan spesialisasi gangguang nervous dengan
hipotesis untuk penyembuhan kasus histeria. Lalu, ia dan Josef Breuer juga
mengembangkan suatu metode yang disebut sebagai metode katarsis untuk terapi histeria.
Dari metodologi penyembuhan inilah ia mengembangkan teori psikoanalisis, khususya
teknik asosiasi bebas [ CITATION Lat17 \l 1033 ].
Sigmund Freud memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan
filsafat, ilmu pengetahuan, serta khususnya dalam keilmuan Psikologi. Beberapa murid
Freud (dikenal sebagai Freudian) yang tereknal diantaranya adalah Karen Hornoy, Erik.
H. Erikson, Erick Fromm, Carl Jung, dan Alfred Adler yang juga mengembangkan
teorinya masing-masing yang semakin memperkaya “mazhab” psikoanalisis. Teori
psikoanalisis yang terus berkembang ini juga memilki istilah yang beraneka ragam.
Diantaranya adalah psychodynamic theory, psychidynamic therapy, psychodynamics,
psychoanalytic psychotherapy, dynamic psychiatry, dan deepth psychology.
Menurut Freud, psikoanalisis memiliki keunggulan sendiri dalam proses konseling.
Psikoanalisis sangat efektif untuk menyembuhkan klien/pasien dengan gangguan histeria,
kecemasan, dan obsesi neurosis. Namun, kasus sehari-hari pun juga dapat diatasi dengan
konseling psikoanalisis [ CITATION Has82 \l 1033 ]. Pembahasan lebih lanjut tentang
pendekatan psikoanalisis dalam proses konseling akan dibahas lebih lanjut dalam bab
selanjutnya.
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari teori psikoanalisis?
2. Apa saja aspek dari teori psikoanalisis?
3. Bagaimana karakteristik dari teori psikoanalisis?
4. Siapa saja tokoh-tokoh dari teori psikoanalisis?
5. Apa saja tahapan konseling psikoanalisis?
6. Apa saja jenis kasus yang dapat diselesaikan dengan konseling psikoanalisis?
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari teori psikoanalisis.
2. Untuk mengetahui aspek dari teori psikoanalisis.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari teori psikoanalisis.
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dari teori psikoanalisis.
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan konseling psikoanalisis.
1
Untuk mengetahui jenis kasus yang dapat diselesaikan dengan konseling
psikoanalisis.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
C. Karakteristik Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis dapat
dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi,
psikoanalisis banyak berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi struktur,
dinamika, dan perkembangannya.
Yang menjadi ciri ciri dari psikoanalisa menurut Freud, kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak sadar (unconscious). Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego (ego defence
mechanism) sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan
terbuka dari dorongan-dorngan das Es maupun untuk menghadapi tekanan das Uber
Ich atas das Ich, dengan tujuan kecemasan yang dialami individu dapat dikurangi atau
diredakan (Kuntojo, 2015:46). Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego
itu adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya, , kepribadian individu telah
terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar
hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.
Tahap Pembukaan
Ini terjadi permulaan konseling sehingga masalah klien ditetapkan terdapat dua bagian
pada tahap ini yaitu yang pertama disepakati tentang kontrak konseling antara
konselor dengan konseling dan bagian yang kedua dimulai dengan klien menceritakan
masalahnya secara umum, sementara konselor terus memperlajari dan memahami
konflik-konflik ketidaksadaran yang dialami oleh klien. Pada tahap ini konseling
4
menyatakan tentang bagaimana dirinya kemudian konselor mengamati dan merekam
untuk refensi tahap berikutnya.
Pengembangan Transferensi
Perkembangan dan analisis transferensi merupakan inti dalam klien psikoanalisis ini
pada tahap perasaan klien mulai ditujukan kepada konselor yang dianggap sebagai
orang yang telah memahami masa lalunya (significant figure person) dan pada tahap
ini konselor harus menjaga jangan sampai terjadi kontratransferensi dimana konselor
melakukan tranferensi balik kepada klien karena konselor memiliki perasaan-perasaan
yang tidak terpecahkan, kontratransferensi yang dikhawatirkan dapat menggangu
hubungan klien dan bercampur dengan analisis transferensi klien.
Resolusi Transferensi
Tujuan pada fase ini adalah memecahkan perilaku neurotik klien yang ditunjukkan
kepada konselor selama hubungan klien berlangsung, konselor juga mulai
mengembangkan hubungan yang dapat meningkatkan kemandirian pada klien dan
menghindari adanya ketergantungan klien kepada konselornya, jika klien dan
konselor berkeyakinan bahwa transferensi bekerja terus klien dapat diakhiri karena
dapat terjadi kemungkinan untuk melawan konselornya, jika hubungan klien tidak
diakhiri maka konselor dapat mengikuti transferensi untuk mengembangkan secara
objektif sehingga tercapai kemandirian pada klien.
5
2. Self injury
Self Injury ialah mekanisme coping yang digunakan individu untuk mengatasi
rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa kekosongan dalam diri dengan
memberikan sensasi pada diri sendiri dengan cara melukai.Self Injury ialah
mekanisme coping yang tidak baik, sebagian orang melakukan self injury sebagai cara
yang efektif dan menyebabkan kecanduan bagi orang tersebut. [CITATION Mai13 \l
2057 ].
[CITATION Aud19 \l 2057 ] Berdasarkan dari proses konseling yang
berlangsung selama 2 minggu terhadap seorang konseli yang merupakan karyawan di
Surabaya. Konseling psikoanalisis dengan teknik analisis tranferensi efektif untuk
membantu konseli mengalami perubahan signifikan dalam mengelola mekanisme
petahanan dirinya.
3. Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual merupakan cara yang tidak wajar untuk mendapatkan
suatu kenikmatan dalam seks. Salah satu contohnya seperti seorang laki-laki berusia
34 tahun dengan pekerjaan sebagai seorang guru. [ CITATION Kon201 \l 2057 ] Ia
memiliki kelainan yaitu berhubungan lebih dengan siswa laki-laki mengenai organ
dalam (Jenis Kelamin). sehingga dapat dikatakan bahwa konseli memiliki
penyimpangan seksual yang mengarah kepada perasaan yang menyukai anak-anak
yang sejenis dengan konseli (Pedofilia). Penyimpangan yang terjadi pada konseli
masih di tahap ringan, dimana konseling masih menggunakan media sebagai
fantasinya dalam penyimpangan seksual.
Konseling Psikoanalisis dipilih sebagai alternatif intervensi untuk membantu
klien dapat hidup secara lebih baik dan mampu berpikir secara rasional
dapatmeminimalisir penyimpangan seksual dan perilaku negatif yang pernah konseli
lakukan selama ini.
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Teori Psikonalisis adalah teori yang berusaha menjelaskan tentang hakikat dan
perkembangan kepribadian manusia. Teori ini berasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi masalah atau konflik dari aspek-aspek psikologis terseebut,
yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Terdapa dua aspek teori
psikoanalisis yaitu teori konseling psikoanalisis dan teori Berpusat Pada Klien (Client
Centered).
Yang menjadi ciri ciri dari psikoanalisa menurut Freud, kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak sadar (unconscious). Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego itu
adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya, , kepribadian individu telah
terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar
hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.
B. Saran
Saran untuk penulisan makalah selanjutnya adalah agar dapat mencari sumber-
sumber yang lebih detail membahas tentang materi psikologi konseling. Kami sadari
bahwa mencari sumber yang relevan dan konkrit mengenai hal ini cukup sulit dan
kami hanya berhasil mendapatkan sumber yang mendekati.
7
DAFTAR PUSTAKA