Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI KONSELING

“KONSELING BERDASARKAN PENDEKATAN PSIKOANALISIS”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

Ahmad Fauzi 1811102433001


Dea Dwi Ramandany 1811102433015
Faradila Rusandi 1811102433025
Gardhika Rizky Sudarsono 1811102433028
Lisa Rahmadanti 1811102433035
Muhammad Farid Rizqullah 1811102433040
Muhammad Panji Zamzam 1811102433042
Nabilla Aurelia Purwaning P 1811102433044
Rani Suryani 1811102433054

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Ammalia Putri Kartika Sari, M. Psi., Psikolog / Dian Putriana, M. Psi., Psikolog.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja serta syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Psikologi Konseling dengan judul “Konseling Berdasarkan Pendekatan Psikoanalisis” tepat
pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun sebaik mungkin dan tentunya tak lepas dari kerja sama antar
anggota kelompok kami yang sangat baik. Tak lupa, kami sampaikan juga terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini, yaitu Ibu Ammalia Putri Kartika
Sari, M. Psi., Psikolog dan Ibu Dian Putriana, M. Psi., Psikolog yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa banyak kekurangan dan
kelemahan dalam makalah ini baik dari segi penyusunan kalimat, tata bahasa, maupun materi
yang belum cukup maksimal. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat dirasakan manfaatnya untuk
masyarakat terutama civitas akademika Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur serta
dapat memberikan inspirasi untuk penulisan makalah-makalah selanjutnya.

Samarinda, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Definisi Teori Psikoanalisis............................................................................................3
B. Aspek Teori Psikoanalisis...............................................................................................3
C. Karakteristik Teori Psikoanalisis....................................................................................4
D. Tokoh Teori Psikoanalisis...............................................................................................4
E. Tahapan Konseling Psikoanalisis....................................................................................4
F. Jenis Kasus yang Dapat Diselesaikan Dengan Konseling Psikoanalisis........................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikoanalisis (psychoanalitic) dikemukakan pertama kali oleh Sigmund Freud yang
merupakan ahli syaraf serta banyak menaruh perhatiannya pada keitdaksadaran
(unconsciousness). Dalam studinya, Freud tidak bekerja sendirian. Ia bekerja sama
dengan rekannya, Jean Charcot, untuk melakukan spesialisasi gangguang nervous dengan
hipotesis untuk penyembuhan kasus histeria. Lalu, ia dan Josef Breuer juga
mengembangkan suatu metode yang disebut sebagai metode katarsis untuk terapi histeria.
Dari metodologi penyembuhan inilah ia mengembangkan teori psikoanalisis, khususya
teknik asosiasi bebas [ CITATION Lat17 \l 1033 ].
Sigmund Freud memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan
filsafat, ilmu pengetahuan, serta khususnya dalam keilmuan Psikologi. Beberapa murid
Freud (dikenal sebagai Freudian) yang tereknal diantaranya adalah Karen Hornoy, Erik.
H. Erikson, Erick Fromm, Carl Jung, dan Alfred Adler yang juga mengembangkan
teorinya masing-masing yang semakin memperkaya “mazhab” psikoanalisis. Teori
psikoanalisis yang terus berkembang ini juga memilki istilah yang beraneka ragam.
Diantaranya adalah psychodynamic theory, psychidynamic therapy, psychodynamics,
psychoanalytic psychotherapy, dynamic psychiatry, dan deepth psychology.
Menurut Freud, psikoanalisis memiliki keunggulan sendiri dalam proses konseling.
Psikoanalisis sangat efektif untuk menyembuhkan klien/pasien dengan gangguan histeria,
kecemasan, dan obsesi neurosis. Namun, kasus sehari-hari pun juga dapat diatasi dengan
konseling psikoanalisis [ CITATION Has82 \l 1033 ]. Pembahasan lebih lanjut tentang
pendekatan psikoanalisis dalam proses konseling akan dibahas lebih lanjut dalam bab
selanjutnya.

A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari teori psikoanalisis?
2. Apa saja aspek dari teori psikoanalisis?
3. Bagaimana karakteristik dari teori psikoanalisis?
4. Siapa saja tokoh-tokoh dari teori psikoanalisis?
5. Apa saja tahapan konseling psikoanalisis?
6. Apa saja jenis kasus yang dapat diselesaikan dengan konseling psikoanalisis?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari teori psikoanalisis.
2. Untuk mengetahui aspek dari teori psikoanalisis.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari teori psikoanalisis.
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dari teori psikoanalisis.
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan konseling psikoanalisis.

1
Untuk mengetahui jenis kasus yang dapat diselesaikan dengan konseling
psikoanalisis.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Teori Psikoanalisis


Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Teori Psikonalisis adalah teori yang berusaha menjelaskan tentang hakikat dan
perkembangan kepribadian manusia. Teori ini berasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi masalah atau konflik dari aspek-aspek psikologis terseebut,
yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini.
Pada mulanya, istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan
dengan Freud saja, sehingga “Psikonalisis” dan “Psikoanalisis” Freud sama artinya.
Namun, beberapa pengikut Freud di kemudian hari menyimpang dari ajarannya dan
menempuh jalan sendiri masing-masing. Mereka juga meninggalkan istilah
psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukkan ajaran mereka.
Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yanh menciptakan
nama “Psikologi Analitis” (Analitycal Psychology) dan “Psikologi Individual”
(Individual Psychology) bagi ajaran masing-masing.

B. Aspek Teori Psikoanalisis


1. Teori konseling psikoanalisis

Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa tingkah laku abnormal di


sebabkan oleh faktor-faktor intropsikis (konflik tidak sadar, represi, kecemasan)
yang menggangu penyesuaian diri. Menurut Freud, esensi pribadi seseorang
bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar, melainkan apa yang
tersembunyi dalam ketidaksadarannya. Freud beranggapan bahwa gangguan jiwa
pada orang dewasa, pada umumnya berasal dari pengalaman pada masa kanak-
kanak. Jadi terapi psikoanalisis (psychonalysis teraphy) adalah teknik atau metode
pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan
pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-
dorongan yang tidak disadarinya selama ini.
2. Teori Berpusat Pada Klien (Client Centered)
Carl. R. Rogers mengembangkan terapi yang berpusat pada klien sebagai
reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari
psikoanalisis. Pendekatan client centered ini menaruh kepercayaan yang besar
pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya
sendiri. Menurut Rogers yang dikutip oleh Gerald Corey menyebutkan bahwa:
terapi client centered merupakan teknik konseling dimana yang paling berperan
adalah klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri
terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian
bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan
pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.

3
C. Karakteristik Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis dapat
dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi,
psikoanalisis banyak berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi struktur,
dinamika, dan perkembangannya.
Yang menjadi ciri ciri dari psikoanalisa menurut Freud, kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak sadar (unconscious). Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego (ego defence
mechanism) sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan
terbuka dari dorongan-dorngan das Es maupun untuk menghadapi tekanan das Uber
Ich atas das Ich, dengan tujuan kecemasan yang dialami individu dapat dikurangi atau
diredakan (Kuntojo, 2015:46). Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego
itu adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya, , kepribadian individu telah
terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar
hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.

D. Tokoh Teori Psikoanalisis


Sigmund Freud
Sigmund Freud dikenal sebagai pendiri dari teori psikoanalisis. Lahir di
Freiberg 6 Mei 1856, Sigmund Freud berhasil meraih gelar dokter di Universitas
Vienna pada tahun 1881. Di tahun 1895, Freud menerbitkan buku pertamanya yang
berjudul Studies in Hysteria dan buku keduayang berjudul The Interpretation of
Dreams, yang diterbitkan di tahun 1900. Freud sendiri memperkenalkan teori
psikoanalisis yang dikenal dengan teori alam bawah sadarnya.
Psikoanalisis Freud memiliki asumsi bahwa penggerak awal perilaku manusia
berasal dari alam bawah sadar yang dimiliki oleh tiap manusia. Freud juga
menyatakan perilaku manusia didasari oleh hasrat seksualitas yang awalnya dirasakan
manusia sejak kecil dari ibunya.. Sigmund Freud mengembangkan teknik-teknik
psikologi untuk mengobati berbagai penyakit mental. Kemudian ia juga merumuskan
struktur kepribadian manusia yang berhubungan dengan mekanisme pertahanan
mental,sublimasi, represi, kecemasan, dan lain-lain. Sigmund Freud merupakan tokoh
yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah perkembangan ilmu, khususnya dalam
dunia psikologi.

E. Tahapan Konseling Psikoanalisis


Arlow yang merupakan salah satu penganut psikoanalisis berpendapat bahwa
terdapat 4 dalam konseling psikoanalisis yaitu :

 Tahap Pembukaan
Ini terjadi permulaan konseling sehingga masalah klien ditetapkan terdapat dua bagian
pada tahap ini yaitu yang pertama disepakati tentang kontrak konseling antara
konselor dengan konseling dan bagian yang kedua dimulai dengan klien menceritakan
masalahnya secara umum, sementara konselor terus memperlajari dan memahami
konflik-konflik ketidaksadaran yang dialami oleh klien. Pada tahap ini konseling

4
menyatakan tentang bagaimana dirinya kemudian konselor mengamati dan merekam
untuk refensi tahap berikutnya.

 Pengembangan Transferensi
Perkembangan dan analisis transferensi merupakan inti dalam klien psikoanalisis ini
pada tahap perasaan klien mulai ditujukan kepada konselor yang dianggap sebagai
orang yang telah memahami masa lalunya (significant figure person) dan pada tahap
ini konselor harus menjaga jangan sampai terjadi kontratransferensi dimana konselor
melakukan tranferensi balik kepada klien karena konselor memiliki perasaan-perasaan
yang tidak terpecahkan, kontratransferensi yang dikhawatirkan dapat menggangu
hubungan klien dan bercampur dengan analisis transferensi klien.

 Bekerja Melalui Tranferensi


Tahap ini yang mencakup tentang mendalami pemecahan dan pengertian klien
sebagai orang yang terus melakukan transferensi kepada konselor, tahap ini dapat
tumpang tindih dengan tahap sebelumnya hanya saja transferensi terus berlangsung
dan konselor terus berusaha memahami tentang dinamika kepribadian kliennya.

 Resolusi Transferensi
Tujuan pada fase ini adalah memecahkan perilaku neurotik klien yang ditunjukkan
kepada konselor selama hubungan klien berlangsung, konselor juga mulai
mengembangkan hubungan yang dapat meningkatkan kemandirian pada klien dan
menghindari adanya ketergantungan klien kepada konselornya, jika klien dan
konselor berkeyakinan bahwa transferensi bekerja terus klien dapat diakhiri karena
dapat terjadi kemungkinan untuk melawan konselornya, jika hubungan klien tidak
diakhiri maka konselor dapat mengikuti transferensi untuk mengembangkan secara
objektif sehingga tercapai kemandirian pada klien.

F. Jenis Kasus yang Dapat Diselesaikan Dengan Konseling Psikoanalisis


Jenis-jenis Kasus yang dapat diselesaikan menggunakan konseling dengan
pendekatan Psikoanalisis.
1. Self Heteroseksual
[ CITATION Yun19 \l 2057 ] Heteroseksual mempunyai tiga lingkup
seksualitas seperti penyimpangan seksual, kekerasan seksual, dan pelecehan seksual.
Seperti yang dijelaskan pada penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3
Singaraja. Dengan populasi sebanyak 74 siswa, selanjutnya siswa mengisi kuisioner
yang telah diberikan oleh peneliti, setelah itu peneliti melakukan uji instrument
melalui analisis Rasch dengan bantuan aplikasi winstep versi 37,3 dan menghitung uji
hipotesis menggunakan t-burnning dan t-test. [CITATION Kon20 \l 2057 ]. Hasil
menunjukkan bahwa konseling psikoanalisa dengan teknik asosiasi bebas efektif
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan penyimpangan seksual.

5
2. Self injury
Self Injury ialah mekanisme coping yang digunakan individu untuk mengatasi
rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa kekosongan dalam diri dengan
memberikan sensasi pada diri sendiri dengan cara melukai.Self Injury ialah
mekanisme coping yang tidak baik, sebagian orang melakukan self injury sebagai cara
yang efektif dan menyebabkan kecanduan bagi orang tersebut. [CITATION Mai13 \l
2057 ].
[CITATION Aud19 \l 2057 ] Berdasarkan dari proses konseling yang
berlangsung selama 2 minggu terhadap seorang konseli yang merupakan karyawan di
Surabaya. Konseling psikoanalisis dengan teknik analisis tranferensi efektif untuk
membantu konseli mengalami perubahan signifikan dalam mengelola mekanisme
petahanan dirinya.

3. Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual merupakan cara yang tidak wajar untuk mendapatkan
suatu kenikmatan dalam seks. Salah satu contohnya seperti seorang laki-laki berusia
34 tahun dengan pekerjaan sebagai seorang guru. [ CITATION Kon201 \l 2057 ] Ia
memiliki kelainan yaitu berhubungan lebih dengan siswa laki-laki mengenai organ
dalam (Jenis Kelamin). sehingga dapat dikatakan bahwa konseli memiliki
penyimpangan seksual yang mengarah kepada perasaan yang menyukai anak-anak
yang sejenis dengan konseli (Pedofilia). Penyimpangan yang terjadi pada konseli
masih di tahap ringan, dimana konseling masih menggunakan media sebagai
fantasinya dalam penyimpangan seksual.
Konseling Psikoanalisis dipilih sebagai alternatif intervensi untuk membantu
klien dapat hidup secara lebih baik dan mampu berpikir secara rasional
dapatmeminimalisir penyimpangan seksual dan perilaku negatif yang pernah konseli
lakukan selama ini.

6
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Teori Psikonalisis adalah teori yang berusaha menjelaskan tentang hakikat dan
perkembangan kepribadian manusia. Teori ini berasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi masalah atau konflik dari aspek-aspek psikologis terseebut,
yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Terdapa dua aspek teori
psikoanalisis yaitu teori konseling psikoanalisis dan teori Berpusat Pada Klien (Client
Centered).
Yang menjadi ciri ciri dari psikoanalisa menurut Freud, kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak sadar (unconscious). Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego itu
adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya, , kepribadian individu telah
terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar
hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu.

B. Saran
Saran untuk penulisan makalah selanjutnya adalah agar dapat mencari sumber-
sumber yang lebih detail membahas tentang materi psikologi konseling. Kami sadari
bahwa mencari sumber yang relevan dan konkrit mengenai hal ini cukup sulit dan
kami hanya berhasil mendapatkan sumber yang mendekati.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2020). Wikipedia Indonesia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis. Diakses


tgl. 5/3/2021. Anonim.
Audhia, Syahiba N. (2019). Konseling Psikologi untuk Mengurangi Self Injury (Melukai Diri
Sendiri) pada Seorang Karyawan Di Surabaya. Surabaya : Universitas Islam Neregi Sunan
Ampel Surabaya, 2019.
Bertens, K. (2016). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia
Potongan Nostalgia. (2018). Sigmund Freud, Penemu Psikoanalisis.
https://kumparan.com/potongan-nostalgia/sigmund-freud-dan-penemuan-psikoanalisis/full
(diakses tanggal 5 Maret 2021)
Feist, J., & Feist, G., J. (2009). Theories of Personality (7th ed). New York: McGraw-Hill.
Hasen, J.C., Stevic, R. R. and Warner, R. W. (1982). Counseling: Theory And Process.
Boston : Allyn and Bacon, Inc.
Helaluddin, H. (2019, Juni 23). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya Dalam
Pendidikan. https://doi.org/10.31219/osf.io/582tk.
Kondo, Makarius and Karneli, Yeni. (2020). Penggunaan Konseling Psikoanalisis dan
Rationalemotive Behavior Therapy dalam Konseling Perorangan. Jurnal Bimbingan dan
Konseling, pp. 112-118.
Latipun. (2017). Psikologi Konseling. Malang : Penerbit Universitas Muhammadiyah
Malang, 2017.
Maidah, D. (2013). Self Injury Pada Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa pelaku Self
Injury). Journal of Developmental and Clinical psychology.
Nugroho, Anggit Fajar. (2018). Teori Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan.
“Purwokerto”
Syahiba Nur Audhia. (2019). “Konseling Psikoanalisis Untuk Mengurangi Self Injury
(Melukai Diri Sendiri) Pada Seorang Karyawan Di Surabaya”. Fakultas dakwah dan
komunikasi. Universitas islam negeri sunan ampel surabaya. Surabaya.
Yunita, Nivea Vila, Suranata, Kadek and Suarni, Ni Ketut. (2019). Model Konseling
Psikoanalisa degan Teknik Asosisasi Bebas untuk Meminimalisir Self Heteroseksual. Jurnal
Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, pp. 9-15.

Anda mungkin juga menyukai