Obat DM
Obat DM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
1992).
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang
bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah atau kadar gula dalam darah dan
mengatur kandungan gula dalam darah sehingga glukosa atau gula yang biasanya
diangkut menuju sel-sel tubuh sebagai sumber energi justru terbuang dalam aliran
darah, bahkan ikut terbuang dalam air seni. Diabetes mellitus terdiri dari dua jenis
http://digilib.unimus.ac.id
7
Diabetes tipe I adalah diabetes yang disebabkan karena pankreas tidak dapat
suntikan insulin atau dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM). Penyebab diabetes mellitus tipe I adalah infeksi virus atau reaksi auto-
memproduksi insulin, oleh karenanya bila sel β pankreas rusak, maka tidak
tersedia lagi insulin bagi tubuh untuk mengatur kadar gula dalam darah (Hartini,
2009).
Diabetes tipe II adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
Diabetes mellitus tipe II biasanya disebabkan karena keturunan, gaya hidup yang
tidak sehat, kegemukan, kurang olahraga, terlalu banyak makan dengan gizi yang
tidak seimbang. Gejala yang menyertai diabetes mellitus tipe II yang biasa
dikeluhkan adalah cepat lelah, berat badan turun walaupun banyak makan, atau
Pada diabetes mellitus tipe II, insulin masih diproduksi namun insulin tidak
dapat bekerja secara adekuat (retensi insulin). Diabetes tipe II tidak mutlak
memerlukan suntikan insulin seperti penderita penderita diabetes tipe I. Obat yang
http://digilib.unimus.ac.id
8
diberikan pada penderita diabetes mellitus tipe II adalah obat untuk memperbaiki
kerja insulin dan obat untuk memperbaiki fungsi sel β pankreas dalam
kepekaan sel terhadap insulin sehingga gula dapat masuk ke dalam sel untuk
setelah 40 tahun, hal ini karena kelompok usia diatas 40 tahun mempunyai resiko
(Haznam, 1991). Pada usia 40–70 tahun diabetes mellitus lebih banyak terjadi
pada wanita, tetapi pada umur yang lebih muda frekuensi diabetes lebih besar
pada pria. Hal ini juga dipicu oleh adanya persentase timbunan lemak badan pada
sensitifitas terhadap kerja insulin pada otot dan hati (Ferannini Elle, 2003).
mellitus yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dl dan air seni
http://digilib.unimus.ac.id
9
5. Kesemutan atau mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan dan kaki.
1992).
1. Kadar glukosa serum puasa : apabila nilai kadar glukosa puasa selama 8 – 10
2. Uji toleransi glukosa oral : dilakukan dengan meminum larutan glukosa khusus
75 gram. Bila setelah 2 jam kadar gula darah menunjukkan nilai ≥ 200 mg/dl
http://digilib.unimus.ac.id
10
Komplikasi akut yang sering terjadi adalah: 1) Reaksi hipoglikemik. Gejala yang
timbul akibat tubuh kekurangan glukosa dengan tanda-tanda: rasa lapar, gemetar,
keringat dingin, pusing dan sebagainya. Penderita tidak segera diobati, penderita
akan tidak sadarkan diri karena koma disebut koma hipoglikemik. Tanda
hipoglikemik mulai timbul bila glukosa darah kurang dari 50 mg/dl. 2) Koma
diabetik. Kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi lebih dari 600 mg/dl. Gejala
koma diabetik yang timbul adalah: nafsu makan menurun, haus, minum banyak,
kencing banyak, rasa mual, muntah, nafas penderita menjadi cepat, panas badan
beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap penyakit diabetes mellitus.
Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh
bagian tubuh (Angiopati diabetik). Angiopati diabetik di bagi menjadi dua yaitu
(Misnadiarly, 2006).
http://digilib.unimus.ac.id
11
penyuluhan, dan pemantauan mandiri kadar glukosa darah atau urine. Kelima
pilar ini memiliki tujuan utama yaitu mengontrol dan menormalkan kadar gula
darah. Kelima pilar harus dijalankan seumur hidup untuk mencegah agar
lemak sesuai dengan kecukupan gizi. Prinsip perencanaan makan untuk diabetes
1. Jumlah energi disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, usia, stress dan
Menentukan status gizi, digunakan Body Mass Index (BMI) atau Indeks
Massa Tubuh (IMT). Pola pengaturan makan penderita diabetes mellitus tidak
berbeda dengan orang normal, kecuali jumlah energi dan waktu makan
terjadwal. Kandungan kolesterol < 300 mg/hari. Lemak dari sumber asam
lemak tidak jenuh dan menghindari asam lemak jenuh. Jumlah kandungan
2. Jadwal makan (6 kali) makan pagi – selingan pagi – makan siang – selingan
energi, protein 10-15%, lemak 20-25% dan serat 25-35% (Marthian, 2008).
http://digilib.unimus.ac.id
12
dan relaksasi secara teratur, selang seling antara gerak cepat dan lambat,
berangsur-angsur dari sedikit kelatihan yang lebih berat secara bertahap dan
bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan
Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan jasmani adalah jangan memulai
olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus didampingi oleh orang
1. Terus - menerus
2. Secara Ritmis
http://digilib.unimus.ac.id
13
3. Interval
Latihan dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat, contoh : jalan
4. Progresif
5. Daya tahan
seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olahraga
2. Olahraga teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel tempat
kolesterol “ jahat “.
http://digilib.unimus.ac.id
14
2010).
olahraga.
6. Glukosa darah bisa turun bahkan beberapa jam setelah berolahraga karena
sangat penting untuk memeriksa gula darah secara periodik (Santoso Mardi,
2010).
1. Gula darah rendah jarang terjadi selama berolahraga dan karena itu tidak
asupan kalori.
3. Olahraga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olahraga berat mungkin bisa
http://digilib.unimus.ac.id
15
sesudah berolahraga.
5. Memilih olahraga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup secara
umum.
6. Manfaat olahraga akan hilang jika tidak berolahraga selama tiga hari berturut-
turut.
7. Olahraga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori
8. Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olahraga
dengan pengaturan makan disertai olahraga yang cukup selama 4-8 minggu. Bila
dalam periode tersebut, kadar glukosa darah masih tinggi dari normal, baru
95% tidak memberi hasil yang memuaskan sehingga dapat dimulai dengan
hipoglikemik oral (OHO) harus dimulai lebih awal (Lebovitz, HE. 1994).
hal mekanisme kerja OHO, klasifikasi, indikasi dan kontra indikasi, serta jenis-
jenis OHO
http://digilib.unimus.ac.id
16
Pada dasarnya diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh defek pada sekresi
insulin dan kerja insulin. Ada tidaknya hiperglikemia ditentukan oleh 3 faktor
yaitu sel beta pankreas yang mensekresi insulin, Hepatic glucose out put
(produksi glukose hati) oleh hati dan sensitivitas jaringan perifer (otot, usus dan
hati) terhadap insulin. Obat hipoglikemik oral mempunyai titik kerja pada salah
satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut diatas. Sulfonilurea misalnya
troglitazon bekerja menekan produksi glukosa oleh hati dan repaglinide bekerja
meningkatkan sekresi insulin pada sel beta pankreas (Lebovitz, HE. 1994).
b. Klasifikasi OHO
1) Sulfonilurea
http://digilib.unimus.ac.id
17
kalsium ekstra seluler masuk dalam sel dan akhirnya meningkatkan Calcium
sekunder bila dalam periode yang lama obat ini sudah tidak memberi hasil
sekunder dapat terjadi pada sekitar 10% penderita pertahun. Untuk itu
normal dan dipakai pada penderita yang berat badannya lebih dari normal.
diabetes mellitus dengan gangguan ginjal atau hati ringan (Henrichs, HR.
1988).
2) Biguanid
normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Metformin adalah
http://digilib.unimus.ac.id
18
menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe II,
menekan produksi glukosa oleh hati, menurunkan oksidasi Fatty Acid dan
Ekstra laktat yang terbentuk akan diekstraksi oleh hati dan digunakan
metformin dapat menurunkan kadar glukosa darah sampai 20% (Balley, CJ,
1996).
3) Inhibitor α glukosidase
http://digilib.unimus.ac.id
19
Terbukti pula obat ini dapat memperbaiki kendali glukosa darah dan
1996).
b) Insulin
http://digilib.unimus.ac.id
20
Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah, lalu
2007).
http://digilib.unimus.ac.id
21
adalah :
1. Pemanasan (warm-up)
Denyut nadi diusahakan mencapai Target Heart Rate (THR) agar latihan
benar-benar bermanfaat. Bila THR tidak tercapai maka tidak akan bermanfaat, bila
3. Pendinginan (cooling-down)
terjadinya penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot
sesudah olahraga atau pusing-pusing karena darah masih terkumpul pada otot
yang aktif.
4. Peregangan (stretching)
masih teregang dan lebih elastis. Komponen ini lebih penting bagi diabetesi usia
http://digilib.unimus.ac.id
22
sesuai dengan lama, beratnya latihan dan tingkat kebugaran. Hal yang sama juga
terjadi pada diabetesi namun selain itu dipengaruhi pula oleh kadar insulin
plasma, kadar glukosa darah, kadar benda keton dan imbangan cairan tubuh
(Storlien, H. 1993).
peningkatan glukosa darah dan benda keton yang dapat berakibat fatal. Pada suatu
sekitar 332 mg/dl, olahraga tidak menguntungkan malah berbahaya. Keadaan ini
diakibatkan oleh adanya peningkatan glukagon plasma dan kortisol, yang pada
berolahraga, kadar gula darah tidak lebih dari 250 mg/dl (Stacy,P & Borushek,A.
1986).
kadar insulin. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepekaan reseptor insulin di
otot dan bertambahnya jumlah reseptor insulin di otot dan bertambahnya jumlah
reseptor insulin yang aktif pada waktu berolahraga. Otot yang aktif disebut
cukup lama setelah masa latihan berakhir. Pada waktu berolahraga blood flow
http://digilib.unimus.ac.id
23
lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif (Skinner,JS. 1994).
Pada waktu olahraga dalam waktu singkat, ambilan glukosa oleh otot yang
sedang aktif bergerak meningkat 7-20 kali lipat, tergantung pada intensitas gerak
oleh karena itu kadar glukosa darah tetap dalam keseimbangan, atau menurun
hanya sedikit sekali. Ambilan asam lemak otot meningkat dengan nyata, dan
dari sebelumnya. Perubahan ini mencegah penurunan kadar glukosa darah yang
terlalu cepat. Setelah beberapa jam berolahraga sumber glukosa darah sekarang
oleh otot yang aktif. Terjadi pula reaksi tubuh yang kompleks meliputi fungsi
otonom. Pada keadaan istirahat metabolisme otot hanya sedikit sekali memakai
glukosa sebagai sumber bahan bakar sedangkan pada saat berolahraga glukosa
dan lemak akan merupakan sumber energi utama. Setelah berolahraga selama 10
menit glukosa akan meningkat sampai 15 kali jumlah kebutuhan pada keadaan
http://digilib.unimus.ac.id
24
pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat
menyebabkan penurunan glukosa darah. Demikian pula yang didapatkan dari hasil
penelitian Allen dkk. Olahraga yang teratur akan mengurangi kebutuhan insulin
sebesar 30-50% diabetesi tipe I yang terkontrol dengan baik, pada diabetesi tipe II
control) pada diabetes mellitus tipe I masih kontroversial. Diabetes mellitus tipe I
mempunyai kadar insulin darah yang rendah akibat kurang atau tidak adanya
hipoglikemia selama dan segera sesudah berolahraga sebab hepar gagal untuk
Pada diabetes mellitus tipe I derajat pengaturan kadar glukosa darah akibat
pada diabetesi lain pengaturan kadar glukosa tidak demikian, jadi efek olahraga
http://digilib.unimus.ac.id
25
Pada diabetes mellitus tipe II, olahraga berperan utama dalam pengaturan
kadar glukosa darah. Produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada
awal menderita penyakit diabetes. Masalah utama pada diabetes mellitus tipe II
adanya gangguan tersebut insulin tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam
sel. Kontraksi otot memiliki sifat seperti insulin (insulin-like effect). Permeabilitas
membran terhadap glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi. Pada saat
Respons ini hanya terjadi setiap kali berolahraga, tidak merupakan efek yang
menetap atau berlangsung lama, oleh karena itu olahraga harus dilakukan terus
a. Sebelum Latihan
b. Latihan
http://digilib.unimus.ac.id
26
6. Pijit Diabetes
c. Penutup
http://digilib.unimus.ac.id
27
PERSADIA
KADAR GULA
DARAH
http://digilib.unimus.ac.id
28
SEBELUM SENAM
DIABETES
KADAR GULA
DARAH
SESUDAH SENAM
DIABETES
Diabetes
Senam Diabetes.
http://digilib.unimus.ac.id