Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwiyana Cahya Budi Rianto

Prodi : Alih Jenjang Kesehatan Lingkungan

Mata Kuliah : Statistik Kesehatan

Parameter Alat Ukur Cara Kerja Kelebihan Kekurangan


COD - Titrimetri pengukuran COD adalah 1. Ekonomis 1. Banyak faktor
dengan 2. Waktu yang yang
1, menambahan sejumlah dibutuhkan mempengaruhi
tertentu kalium bikromat Lebih lama hasil
(K2Cr2O7) sebagai contoh :
oksidator pada sampel ketepatan
(dengan volume diketahui) konsentrasi
yang telah ditambahkan larutan KHP,
asam pekat dan katalis adanya
perak sulfat, kontaminasi
2. Larutan dipanaskan akuades,
dalam digestion vessel pada penggunaan
suhu 150°C selama 2 jam. pipet untuk
3. Setelah larutan yang mengambil
sudah dingin ditambah reaktan yang
dengan 2 tetes indikator kurang
ferroin dan dititrasi dengan sempurna, dan
larutan ferro ammonium kesalahan
sulfat (FAS) yang sudah dalam
distandarisasi terlebih pengukuran
dahulu. absorbans
4. Nilai COD dapat segera
diketahui setelah satu atau
dua jam
Spektofotometri 1. Membuat absorban 1. Hasil Alat cukup Mahal
referensi dengan didapatkan
berdasarkan prosedur lebih
yangtelah dibakukan baik/valid
pada SNI 06-6989.2- 2. Waktu
2004 dengan modifikasi yang
jumlah bahan yang dibutuhka
digunakan. Bahan- n lebih
bahan yang digunakan cepat
adalah air suling bebas
klorida dan zatorganik,
larutan pencerna
(10,216
gramK2Cr2O7yang telah
dikeringkan pada
suhu150oC selama 2
jam ditambahkan ke
dalam500 ml air suling;
kemudian
ditambahkan167ml
H2SO4pekat dan 33,3
gram HgSO4 yang
selanjutnya diencerkan
sampai 1000ml), larutan
pereaksi asam sulfat
(10,12gram
Ag2SO4ditambahkan ke
dalam 1000ml
H2SO4pekat), larutan
kalium hidrogen phtalat
500 mg/L.
Kemudian Sampel yang
sudah didapatkan
diambil 20 mL kemudian
ditambahkan 12 mL
larutan pencerna dan28
mL larutan pereaksi
asam sulfat.Sejumlah 30
mL campuran
tersebutdiambil dan
direfluks pada suhu
150oC selama 2 jam. 30
mL sisa campuran
merupakan larutan
referensi.
2. Larutan standar yang
digunakanuntuk
pembuatan kurva
kalibrasi
dilakukandengan
membuat 5 variasi
konsentrasi larutan KHP.
Variasi tersebut yaitu
100,200, 300, 400 dan
500 mg/L KHP. Volume
pereaksi yang digunakan
disamakan antara
volume larutan sampel
dan larutan standar
KHP. Panjang
gelombang yang
digunakanadalah 600
nm.Sampel yang sudah
direfluks didinginkan
sampai suhu ruang.
Larutan yang diambil
yang tidak terdapat
endapan. Mengukur
larutan sampel dan
larutan standar KHP
pada panjang
gelombang 600nm.
Sebagai referensi
digunakan larutan
sampel yang tidak
direfluks. Perbedaan
absorbansi yang direluks
dengan absorbansi
referensi merupakan
nilai COD sampel.

REVIEW JURNAL PENGUKURAN KADAR COD

Yolanda Faradilla Fadli, Fariati, Simping Yuliatun. (2018).


Penentuan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Air Limbah Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia Pasuruan Secara Titrimetri dan Spektofotometri
Berdasarkan jurnal tersebut dijelaskan bagaimana mengukur jumlah kadar COD dengan
menggunakan 2 metode yaitu dengan titrimetri dan spektofotometri dimana kedua metode
tersebut sama sudah berdasarkan standar SNI akan tetapi terdapat kendala tersendiri ketika
menggunakan metode titrimetri yang disebabkan oleh konsentrasi larutan KHP yang kurang
tepat, adanya kontaminasi akuades, penggunaan pipet untuk mengambil reaktan yang kurang
sempurna, dan kesalahan dalam pengukuran absorbans. Sehingga perlu adanya pengulangan
dengan perbaikan prosedur pelaksanaan pengukuran. Dengan hasil regresi belum mencapai
95% sehingga dilakukan perbaikan lagi pada prosedur pengukuran dengan kemudian
dilaksanakan dengan metode Spektofotometri dengan menggunakan 2 panjang gelombang
yaitu 420nm dan 600nm. Pada pengukuran dengan menggunakan panjang gelombang 420
nm dihasilkan regresi 99,09% dan dengan menggunakan panjang gelombang 600nm
dihasilkan regresi dengan nilai 99,21%, keduanya mengahasilkan regresi lebih dari 95% akan
tetapi dipilih pengukuran dengan panjang gelomabang 600nm karena lebih baik.

Muhammad Hadi Sulhan (2016). Analisis nilai Chemical Oxygen Demand (COD) pada Buangan
Limbah Cair Pabrik Penyamakan Kulit Dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS

Berdasarkan Jurnal tersebut dijelaskan bagaimana COD adalah salah satu parameter untuk
mengetahui tingkat pencemaran air. Serat dijelaskan bagaimana cara mengukur kadar COD dengan
metode Spektrofotometri UV-VIS secara detil dengan hasil 4 pabrik penyamakan kulit menghasilkan
tingkat pencemaran yang berbeda yaitu 1 Pabrik dengan kategori tingkat pencemaran tinggi, 1
pabrik dengan kategori tingkat pencemaran dan 2 Pabrik kategori tingkat pencemaran rendah.
Skala Non-Dimensional : Guttman
Skala Alat Ukur Cara Kerja kelebihan Kekurangan
Guttman Cheklist - Membuat Skala Guttman Tidak bisa
Cheklist sangat baik menggambarakan
pertanyaan untuk kondisi yang
yang butir- meyakinkan senyatanya pada
butir peneliti tentang masyarakat atau
pertanyaan kesatuan objek penelitian
dimensi dari
komulatif mengenai sikap
sikap atau sifat
yang saling yang diteliti, yang sebenarnya
berkaitan yang sering tentang suatu
dengan disebut isi masalah
pilihan universal
jawaban (universe of
tegas ya dan content) atau
tidak atribut
universal
(universe
attribute)

Contoh Jurnal/skripsi yang menggunakan skala Guttman adalah pada skripsi

Yessica Febriani Sutanto. (-). Analisa sanitasi dan Higiene Penyajian Makanan di
kantin Universitas Kristen Petra Surabaya

Pada Jurnal Penelitian tersebut penulis menggunakan skala Gutman untuk


mengetahui bagaimana penerapan sanitasi lingkungan, higiene perorangan
dan sanitasi higiene makanan dalam hal penyajian makanan di kantin
Universitas Kristen Petra Surabaya. Objek yang diteliti adalah para
penjamah makan di dengan menggunakan membuat cheklist tentang
pengelolaan makanan secara sanitair dan higienis dan hasil yang
didapatkan dari sejumlah kuesioner yang dibagikan dan data di analisa
didapatkan kesimpulan hasil yang sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai