Anda di halaman 1dari 4

Faktor-faktor yang berperan dalam proses persalinan :

Terdapat beberapa faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran.
Faktor-faktor tersebut antara lain : passenger (penumpang, yaitu janin dan plasenta),
passageway (jalan lahir), powers (kekuatan), position (posisi ibu), psychologic respons
(psikologis), dan psycian (penolong persalinan).

1. Power (Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-oto perut,
kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan terdiri dari kemampuan kontraksi
involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari
uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai dimulainya
persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha volunteer dimulai untuk mendorong, yang
disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi
involunter. Kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada
penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Dari titik pemicu, kontraksi
dihantarkan ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat
singkat. Kekuatan sekunder terjadi segera setelah bagian presentasi mencapai dasar
panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar. Sehingga wanita merasa
ingin mengedan. Usaha mendorong ke bawah ini yang disebut kekuatan sekunder.
Kekuatan ini penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina. Jika dalam
persalinan seorang wanita melakukan usaha volunteer (mengedan) terlalu dini, akan
melelahkan ibu.

2. Passageway (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina,
dan introitus (lubang luar vagina). Lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang
keluarnya bayi meskipun itu jaringan lunak, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang
relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul perlu diperhatikan sebelum
persalinan dimulai.

Terdapat beberapa jenis bentuk panggul :

a) Ginekoid (tipe wanita klasik). Panggul Ginekoid adalah nama lain dari pelvis atau
panggul wanita normal. Pintu masuk bulat, mempunyai sakrum dengan lengkung yang
baik, mempunyai spina ischiadika yang tumpul (bulat), tidak tajam dan tidak menonjol.
Arcus pubis mempunyai sudut yang membulat. Karena pelvis bulat di depan, maka
fetus akan memberikan presentasi kepala, dengan bagian yang paling bulat (yaitu
occiput) di depan, dan pada presentasi ini merupakan letak yang paling menguntungkan
pada permulaan persalinan.
b) Android (mirip panggul pria). Panggul Android adalah pelvis jenis laki-laki, tulang-
tulangnya lebih berat dibanding pelvis wanita, dan terdapat beberapa ciri-ciri khusus.
Pintu masuk berbentuk jantung, menyebabkan pelvis bagian depan sangat sempit.
c) Antropoid (mirip panggul kera anthopoid). Panggul Antropoid, biasanya dipunyai oleh
wanita Kaukasia, yang perawakannya sangat tinggi dengan tungkai yang panjang, dan
pelvis demikian juga umumnya terdapat pada wanita Afrika Selatan. Pintu masuk
berbentuk oval, mempunyai diameter anteroposterior yang panjang, tetapi diameter
tranversa lebih pendek. Pintu keluar adekuat pada semua diameternya, dengan arcus
pubis yang agak lebar.
d) Platipeloid (panggul pipih). Pelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor
perkembangan, rakhitis, atau faktor herediter. Keadaan demikian sering ditemukan
pada wanita-wanita Afrika, mungkin tidak hanya karena faktor diet yang buruk, tetapi
juga karena kebiasaan membawa beban berat di kepala pada masa perkembangan. Pintu
masuk mempunyai diameter anteroposterior yang pendek, tetapi diameter transversa
lebih panjang, sehingga memberikan pintu masuk yang berbentuk ginjal atau kacang
kara.
3. Passanger (Penumpang)

Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka plasenta dianggap juga sebagai
bagian dari passenger yang menyertai janin. Karena kemampuan tulang kepala untuk
molase satu sama lain, janin dapat masuk melalui jalan lahir asalkan tidak terlalu besar dan
kontraksi uterus cukup kuat.

4. Position (Posisi Ibu)

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Dikatakan dengan
mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi. Posisi tegak dapat memberikan sejumlah keuntungan, hal itu dikarenakan posisi
tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin, dapat mengurangi
insiden penekanan tali pusat, mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu dan mencegah
kompresi pembuluh darah serta posisi tegak dapat membuat kerja otot-otot abdomen lebih
sinkron (saling menguatkan) dengan rahim saat ibu mengedan.

5. Psychologic Respons (Psikologis)

Psikologis adalah kondisi psikis klien dimana tersedianya dorongan positif, persiapan
persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi. Psikologis adalah bagian yang krusial
saat persalinan, ditandai dengan cemas atau menurunnya kemampuan ibu karena ketakutan
untuk mengatasi nyeri persalinan. Respon fisik terhadap kecemasan atau ketakutan ibu
yaitu dikeluarkannya hormon katekolamin. Hormon tersebut menghambat kontraksi uterus
dan aliran darah plasenta. Faktor psikologis tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual; Pengalaman melahirkan bayi
sebelumnya; Kebiasaan adat; Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.

6. Psycian (Penolong)

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi


yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan
campur tangan, ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati, tiap campur tangan bukan saja
membawa keuntungan potensial, tetapi juga risiko potensial. Pada sebagian besar kasus,
penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”. Dalam menghadapi
persalinan seorang calon ibu dapat mempercayakan dirinya pada dokter atau pun bidan.
Pertemuan konsultasi dan menyampaikan keluhan, menciptakan hubungan saling
mengenal antar calon ibu dengan bidan atau dokter yang akan menolongnya.
Kedatangannya sudah mencerminkan adanya “informed consent” artinya telah menerima
informasi dan dapat menyetujui bahwa bidan atau dokter itulah yang akan menolong
persalinannya. Pembinaan hubungan antara penolong dan ibu saling mendukung dengan
penuh kesabaran sehingga persalinan dapat berjalan dengan lancar. Kala I, perlu dijelaskan
dengan baik bahwa persalinan akan berjalan aman, oleh karena kepala masuk pintu atas
panggul, bahkan pembukaan telah maju dengan baik. Keberadaan bidan atau dokter sangat
penting untuk memberikan semangat sehingga persalinan dapat berjalan baik. Untuk
menambah kepercayaan ibu, sebaiknya setiap kemajuan diterangkan sehingga semangat
dan kemampuannya untuk mengkoordinasikan kekuatan persalinan dapat dilakukan.
Referensi : Wahyuni, R. and Rohani, S. (2017) .Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Persalinan Preterm. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), pp. 61–68. doi: 10.30604/jika.v2i1.33.

Anda mungkin juga menyukai