Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit

2.1.1. Definisi Penyakit

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang

menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang

dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi

dengan seorang dokter.(wikipedia,2014)

2.1.2. Klasifikasi penyakit

2.1.2.1. Penyaki menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari

orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara, atau di

definisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh kuman yang

menyerang tubuh manusia, kuman dapat berupa virus, bakteri,

amuba, atau jamur.(upiblogs,2012)

Beberapa jenis penyakit yang menular antara lain:

- Antrax,

- Beguk,

- Beri-beri,

- Batuk rejan (pertusis),

7
8

- Cacingan,

- Cacar air, dan lain-lain.(wikipedia,2014)

2.1.2.2. Penyakit tidak menular

Penyakityang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan

karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan

tubuh manusia.(upikblogs.2012)

Macam-macam penyakit tidak menular, yaitu:

- Cacat fisik,

- Gangguan mental,

- Penyakit degeratif, dan lain-lain.(upikblogs,2012)

2.1.2.3. Penyakit Kronis

Penyakit kronis yaitu penyakit yang berlangsungsangat lama

atau dapat menyebabkan kematian.(wikipedia,2014)

Beberapa penyakit kronis yang sering menyebabkan kematian

kepada si penderitanya, antara lain:

- AIDS

- Serangan jantung

- kanker
9

2.2. Penyakit Hepatitis

2.2.1. Definisi Penyakit Hepatitis

Hepatitis (plural: hepatitides) adalah peradangan pada hati karena

toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis

yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis

yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

(wikipedia,2014)

2.2.2. Klasifikasi Penyakit Hepatitis

2.2.2.1. Pengaruh Pola Hidup Terhadap Penyakit Hepatitis

Penyakit Hati (Hepatitis) disebabkan oleh banyak

faktor penyebab,

di antaranya:

- Pola hidup yang tak sehat.

- Pekerja malam atau orang yang sering bergadang.

- Adanya infeksi virus atau bakteri.

- Kecanduan alkohol

- Efek samping obat-obatan tertentu yang merupakan

racun bagi hati.

- Kelainan bawaan lahir.

- Kelainan-kelainan dalam metabolisme tubuh.

- Adanya trauma atau luka.

- Kurang gizi.
10

- Tidak memperhatikan kebersihan alat-alat makan

dan minum.

- Penyakit hati menular lewat darah, keringat,

hubungan seks dan air liur.(Penyakit Hati)

2.2.2.2. Macam-macam penyakit Hepatitis

1. Hepatitis A

Penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus yang

disebarkan melalui feses manusia yang diakibatkan

kesalahan dalam mengkonsumsi suatu jenis makanan dan

minuman. Virus hepatitis A atau VHA penyebarannya

melalui pembuangan limbah manusia yang dilatar belakangi

oleh keadaan lingkungan dan sanitasi yang kurang baik dan

bersih. Hepatitis A ini masih tergolong jenis hepatitis yang

ringan dan dapat disembuhkan dengan pemberian vaksinasi,

lamanya penyakit ini berlangsung 2-6 minggu.(obat

hepatitis)

Gejala-gejala yang ditimbulkan dari Hepatitis A ini,

adalah :

a. Mengalami demam

b. Tubuh cepat merasa lemah, letih, lesu dan mudah

capek
11

c. Sebagian diantaranya ada yang mengalami rasa mual

dan muntah

d. Penurunan nafsu makan yang kian hari kian menurun

e. Berat badan yang semakin berkurang

2. Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan

oleh virus hepatitis B (VHB), suatu anggota famili

hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati

akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat

berlanjut menjadi sirosis hati atau kerusakan fungsi hati dan

kanker hati. (obat hepatitis)

Gejala dari hepatitis B ini umumnya sangat ringan dan

hampir menyerupai gejala pada hepatitis A, seperti :

a.Kehilangan selera makan

b.Mulut terasa pahit

c. Rasa mual ingin muntah

d. Demam ringan

e. Terkadang disertai rasa nyeri sendi dan bengkak pada

perut kanan atas

f. 1 minggu setelah diatas muncul dan dirasakan,

kemudian akan timbul gejala lanjutan seperti bagian

putih pada mata akan berubah


12

warna menjadi kuning, perubahan kulit tubuh tampak

kuning

g. Warna air seni juga terlihat agak kuning seperti warna

air teh.

Gambar 2.1 Gambaran hati yang terinfeksi

3. Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

hepatitis C. Infeksi virus ini dapat menyebabkan

peradangan hati (hepatitis) yang biasanya asimtomatik.

Virus ini menyebar melalui kontak darah. Gejala pada

hepatitis C ini dapat ditangani secara medis dan prorposi

pasien dapat dibersihkan dengan jangka panjang. Seseorang

yang mengalami infeksi virus ini sering mengalami gejala

ringan dan sebagai sebab tidak melakukan perawatan.

Diperkirakan 150-200 juta orang di dunia terinfeksi

hepatitis C. (obat hepatitis)


13

4. Hepatitis D

Virus hepatitis D atau virus Delta adalah virus yang

unik yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan

keberadaan virus hepatitis B. Penularanmnya melalui

hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah, Gejala

penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala

yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. (obat

hepatitis)

5. Hepatitis E

Virus hepatitis E ini merupakan penyebab dari

timbulnya penyakit hepatitis E. Penyebarannya melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus.

Gejala-gejalanya adalah demam, rasa letih, hilang nafsu

makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna kuning tua,

serta timbul warna kekuningan pada kulit dan mata.

Hepatitis E ini akan semakin parah dan perlu diwaspadai

terutama pada ibu yang sedang dalam masa kehamilan pada

usia kandungan 3 bulan terakhir. Masa inkubasi virus asalah

40 hari (rentang 15-60 hari). (obat hepatitis)

6. Hepatitis G

Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru

ditemukan. Penyebarannya adalah virus hepatitis G yang

menyerupai dengan virus hepatitis C. Penularannya melaui


14

kontak darah dengan pasien. Gejalanya sama dengan jenis

hepatitis lainnya. (obat hepatitis)

2.2.3. Patofisiologi Penyakit Hepatitis

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat

disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-

obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepar

disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah

sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola

normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah

normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan

sel-sel hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi

rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan

oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar

klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar

normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan

peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu

timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas.

Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu

hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim

hati.Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi


15

masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan

sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran

pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi

kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna

dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat

kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum

mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang

sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang

timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam

pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja

tampak pucat (abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air,

maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga

menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.

Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan

garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-

gatal pada ikterus.(materi askep,2013)

2.2.4. Aspek Biokimia

1. SGOT

SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat

aminotransferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot

jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai


16

pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah

dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler,

kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi.

Pada infark jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam

dan mencapai puncaknya 24-48 jam setelah terjadinya infark.

SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika tidak

terjadi infark tambahan. Kadar SGOT/AST biasanya

dibandingkan dengan kadar enzim jantung lainnya, seperti CK

(creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit

hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap

demikian dalam waktu yang lama.

SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau

spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer atau

spektrofotometer, atau secara otomatis menggunakan chemistry

analyzer. Nilai rujukan untuk SGOT/AST adalah :

Laki-laki : 0 - 50 U/L

Perempuan : 0 - 35 U/L

2. SGPT

SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase)

merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta

efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini

dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan

otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi


17

daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut,

sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.

SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau

spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis. Nilai

rujukan untuk SGPT/ALT adalah :

Laki-laki : 0 - 50 U/L

Perempuan : 0 - 35 U/L

2.2.5. Aspek Laboratorium

2.2.5.1. Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST :

 Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan

hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps sirkulasi,

pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa

 Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi

saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongestif,

tumor hati (metastasis atau primer), distrophia muscularis

 Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis,

sirosis, infark paru, delirium tremeus, cerebrovascular

accident (CVA)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan

laboratorium :

 Injeksi per intra-muscular (IM) dapat meningkatkan kadar

SGOT/AST
18

 Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-

vena dapat menurunkan kadar SGOT/AST

 Hemolisis sampel darah

 Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik

(ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin,

eritromisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin,

polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat, piridoksin,

vitamin A), narkotika (kodein, morfin, meperidin),

antihipertensi (metildopa/aldomet, guanetidin),

metramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam

(Dalmane), indometasin (Indosin), isoniazid (INH),

rifampin, kontrasepsi oral, teofilin. Salisilat dapat

menyebabkan kadar serum positif atau negatif yang keliru.

2.2.5.2. Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah:

 Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis

viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia)

 Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear,

hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik,

sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

 Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan

hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.


19

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

 Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-

vena dapat menurunkan kadar

 Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak

sekali tusuk kena dapat meningkatkan kadar

 Hemolisis sampel

 Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik

(klindamisin, karbenisilin, eritromisin, gentamisin,

linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin),

narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein),

antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis,

indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam

(Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral

(progestin-estrogen), lead, heparin.

 Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

2.3. Metode Pemeriksaan SGOT dan SGPT

Pemeriksaan SGOT dan SGPT yaitu dengan metode kinetik untuk

penentuan aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan dengan rekomendasi dari

IFCC.
20

a.       Reagen

Perlu diperhatikan pada penggunaan reagen adalah :

1)      Fisik kemasan kadaluarsa

2)      Suhu penyimpanan

3)      Penyimpanan reagen sebelum pemeriksaan (suhu, pelarutan dan

stabilitas

b.      Alat

Perlu diperhatikan pada penggunaan peralatan

1)      Bagian-bagian fotometer dan alat ukur otomatis lainnya berfungsi

dengan baik (kalibrasi alat).

2)      Peralatan bantu (pipet, penangas air) juga harus dipantau secara

teratur ketepatannya.

3)      Alat-alat yang tidak memenuhi standar seperti kuvet pecah, retak,

lampu fotometer suram dan filter yang berjamur serta pengagas air yang

tidak teratur temperaturnya sebaiknya diganti.

c.       Metode Pemeriksaan

Beberapa pemeriksaan enzim sudah dilakukan metode pemeriksaannya

oleh WHO, IFCC, seperti SGOT dan SGPT. Namun sebagian lagi masih

belum dilakukan. Dalam memilih metode pemeriksaan hendaknya

dipertimbangkan :

1)      Reagen yang mudah diperoleh


21

2)      Alat yang tersedia dapat untuk memeriksa dengan metode tersebut.

3)      Suhu temperature metode pemeriksaan dipilih sesuai dengan tempat

kerja. Suhu 30OC lebih baik daripada suhu 37OC dan lebih baik lagi dari

pada suhu 25OC untuk pemeriksaan yang dilakukan di Negara tropis

seperti Indonesia.

4)      Metode pemeriksaan yang mudah dan sederhana

5)      Kemampuan tenaga pemeriksa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan SGOT dan SGPT:

 Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat

menurunkan kadar

 Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena

dapatmeningkatkan kadar

 Hemolisis sampel

 Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin,

karbenisilin,eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin,

spektinomisin, tetrasiklin), narkotika(meperidin/demerol, morfin, kodein),

antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparatdigitalis, indometasin

(Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol(Inderal),

kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

 Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.( nilla

aprianinaim,2011)

Anda mungkin juga menyukai