Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahaya penyakit hepatitis sudah tidak diragukan lagi. Hepatitis adalah

suatu penyakit yang menyerang organ hati. Penyakit ini menyebabkan peradangan

jaringan dan sel-sel hepar (hati). Organ hati merupakan bagian sangat vital dalam

tubuh kita. Jika hati telah terserang penyakit ini, maka fungsi hati akan terganggu

dan menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain, bahkan kematian.

SGOT dan SGPT Merupakan enzim yang sangat terkait dengan kondisi

kesehatan organ liver dalam tubuh kita,kedua enzim ini berada di dalam sel-sel

organ hati (liver). Kedua enzim ini (SGOT dan SGPT) akan tumpah ke dalam

aliran darah kita ketika terjadi luka (apapun penyebabnya) pada organ liver

tersebut. Pada dasarnya enzim adalah protein yang terdapat pada seluruh tubuh

yang masing-masing dari enzim ini memiliki fungsi yang unik bagi tubuh.

Umumnya enzim membantu mengkalisasi reaksi kimia secara rutin yang

dibutuhkan oleh tubuh agar sehat.

Aspartat transaminase (AST) atau aspartat aminotransferase, juga dikenal sebagai

Aspat / ASAT / AAT atau serum glutamic transaminase oksaloasetat (SGOT),

adalah fosfat piridoksal (PLP) enzim transaminase. AST mengkatalisis transfer

1
2

reversibel dari kelompok α-amino antara aspartat dan glutamat dan, dengan

demikian, merupakan enzim penting dalam metabolisme asam amino. AST

ditemukan dalam hati, jantung, otot rangka, ginjal, otak, dan sel-sel darah merah,

dan umumnya diukur secara klinis sebagai penanda untuk kesehatan hati.

Transaminase alanin atau ALT adalah enzim transaminase. Hal ini juga disebut

serum glutamic-piruvat transaminase (SGPT) atau SGPT (ALAT).

ALT ditemukan dalam plasma dan dalam berbagai jaringan tubuh, tetapi paling

sering dikaitkan dengan hati. Ini mengkatalisis dua bagian dari siklus alanin.

Angka Kejadian Penyakit Hepatitis di Dunia 1,4 juta kasus diperkirakan hepatitis

A setiap tahun. Hepatitis B terdapat 240 juta orang hidup dengan infeksi HBV

kronis. Terdapat 150 juta orang secara kronis terinfeksi virus hepatitis C. Di

Indonesia ahli kesehatan dari Divisi Hepatologi, Depatemen Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ali Sulaiman memperkirakan

sejumlah 13 juta penduduk Indonesia mengidap hepatitis B dan empat juta

penduduk lainnya menderita hepatitis C. Mengutip data Riskesdas tahun 2007,

Menkes menyebutkan prevalensi Nasional Hepatitis klinis sebesar 0,6% (rentang

0,2% 1,9%). Tercatat 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas angka nasional

dan tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu

proporsi penyebab kematian pada golongan semua umur dari kelompok penyakit

menular, penyakit hati (termasuk Hepatitis kronik) menduduki urutan ke 2.

Berdasarkan data yang dilansir dari Dinkes Jabar, jumlah penderita hepatitis B

pada 2006 sebanyak 1.051 dan meningkat dua kali lipatnya pada 2007 dengan
3

2.661 penderita. Namun pada 2009, menurun drastis menjadi 525 penderita

hepatitis B positif. Penyakit Hepatitis bisa menyebabkan pembengkakan hati,

perubahan warna pada kulit bahkan dapat menyebabkan kematian.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menyajikan

paparan mengenai “ Gambaran Kadar Enzim SGOT Dan SGPT Pada

Penderita Hepatitis. “

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Hepatitis?

1.2.2. Bagaimana Pengaruh enzim SGOT dan SGPT pada penyakit hepatitis?

1.2.3. Bagaimana Metode pemeriksaan laboratorium untuk menegakan

diagnosa penyakit Hepatitis?

1.2.4. Bagaimana hasil pemeriksaan laboratorium pada penyakit Hepatitis?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui definisi Penyakit Hepatitis.

1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh enzim SGOT dan SGPT pada penyakit

Hepatitis.
4

1.3.3. Untuk mengetahui metode pemeriksaan SGOT dan SGPT pada

penyakit Hepatitis.

1.3.4. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium pada penyakit

Hepatitis.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.

1.4.2. Bagi institusi tempat prakerin

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.

1.4.3 Bagi penulis

a. Menambah wawasan bagi penulis.

b. Menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah.

c. Dan dapat memperaktekannya di dunia kerja.


5

1.5. Metode Penulisan

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode

studi kasus dengan pendekatan proses Biokimia dan Laboratorium, sedangkan

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.5.1. Wawancara

Suatu teknik pengumpulan data dan dimana penulis memperoleh

informasi secara langsung dari pasien.

1.5.2. Observasi

Observasi yaitu suatu pengamatan secara langsung terhadap pasien untuk

memperoleh suatu informasi mengenai perjalanan penyakit yang di alaminya.

1.5.3. Studi Dokumentasi

Data yang diperoleh dari catatan pengamatan dan catatan di laboratorium.

1.5.4. Studi kepustakaan

Studi Kepustakaan yaitu suatu pengumpulan data yang diperoleh dengan

cara penulisan buku-buku tentang patofisiologi, biokimia, laboratorium dan ilmu-

ilmu penyakit maupun media lain untuk memperoleh ketentuan dasar terhadap

kasus yang dihadapi.


6

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang penyakit yang

diamati, tujuan, manfaat, metode dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teori, terdiri dari konsep dasar penyakit yang berisi

pengertian, etologi, anatomi fisiologi, patofisiologi, morfologi,

aspek biokimia dan aspek laboratorium.

BAB III : Tujuan kasus dan hasil pengamatan terhadap pasien,

pemeriksaan laboratorium dan studi pustaka serta pembahasan.

BAB IV : Kesimpulan dan saran, berisi uraian-uraian kesimpulan dan

saran.

Anda mungkin juga menyukai