Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Smart Building

Smart Building atau Bangunan pintar merupakan sistem yang telah diprogram dan dapat
bekerja dengan bantuan smartphone Android untuk mengintegrasikan dan mengendalikan
sebuah perangkat atau peralatan listrik secara otomatis dan efisien. Tujuan dari
diciptakannya teknologi ini yaitu untuk mempermudah penghematan daya energi,
meningkatkan keamanan, mendapatkan kenyamanan, dan lain sebagainya.

2.2 Smartphone
Smartphone (telepon cerdas) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat
tinggi membuat dan menerima telepon dari jaringan. Bagi beberapa orang, telepon pintar
merupakan telepon yang bekerja mengggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang
menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Bagi yang lainnya,
telepon cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang menyajikan fitur canggih seperti
surat elektronik, internet dan kemampuan membaca buku elektronik.

2.3 Speech recognition


Menurut Prasojo (2015), speech recognition merupakan konversi Sebuah sinyal akustik, yang
ditangkap oleh microphone atau telepon, untuk merangkai kata kata. Sejalan dengan pendapat
Prasojo, Washani dan Sharma (2015) menambahkan jika speech recognition tidak hanya
melibatkan prosess mengkonversi sinyal akustik menjadi teks tetapi juga proses
mengidentifikasi apa yang dikatakan pembicara/pengguna. Oleh karena itu, kata-kata yang
diucapkan pembicara/pengguna akan dikenali dan merupakan hasil akhir untuk sebuah
aplikasi seperti command dan control, masukan data, dan persiapan dokumen.

Perintah yang diucapakan oleh pengguna kemudian diubah bentuknya menjadi sinyal digital
dengan mengubah gelombang suara menjadi kumpulan kode tertentu. Adapun proses
pengubahan sinyal analog ke digital konverter melalui tiga tahap (Fajrin, 2015):

2.4 Pencuplikan
Pencuplikan (sampling), yaitu pengubahan sinyal waktu kontinyu xa(t) menjadi sinyal waktu
diskrit bernilai kontinu, x(n) yang diperoleh dengan mengambil cuplikan sinyal secara
periodik, dengan periode cuplik T.
2.5 Kuantisasi
Kuantisasi (quantization), yaitu pengubahan sinyal dari sinyal waktu diskrit nilai kontinyu
x(n) menjadi sinyal digital (waktu diskrit bernilai diskrit) xq(n). Nilai setiap waktu kontinu
dikuantisasi atau dinilai dengan tegangan pembanding yang terdekat. Adapun selisih cuplikan
x(n) dan sinyal terkuantisasi xq(n) dinamakan error kuantisasi. Tegangan sinyal input pada
skala penuh dibagi menjadi 2N Dimana N merupakan resolusi bit ADC (jumlah kedudukan
tegangan pembanding yang ada). Untuk N = 3 bit, maka daerah tegangan input pada skala
penuh akan dibagi menjadi: 2 N = 23 = 8 tingkatan (level tegangan pembanding).

2.6 Pengkodean
Pengkodean (coding) mencakup proses pengkodean barisan bit biner dari setiap level
tegangan pembanding. Misalnya untuk N = 3 bit. maka level tegangan pembanding 8
tingkatan. Kedelampan tingkatan tersebut dikodekan sebagai bit-bit 000, 001, 010, 011, 100,
101, 110 dan 111.

Gambar 2.1. Proses Konversi Sinyal


Analog ke Sinyal Digital
(Sumber: Fajrin, 2015)

Sekumpulan kode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi perintah yang telah diucapkan.
Hasil identifikasi perintah kemudian ditampilkan dalam bentuk tulisan yang dapat dikenali
oleh perangkat teknologi sebagai sebuah perintah untuk melakukan tindakan, misalnya pada
aplikasi oke google yang dapat mencari sesuatu melalui search engine yang kita inginkan
seperti mencari lokasi, gambar, dan navigasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan jika
speech recognition memiliki tujuan utama sebagai mesin untuk “mendengar”, “memahami”,
dan “merespon berupa tindakan” informasi lisan yang diucapkan oleh pengguna (Gaikwad,
Gawali, dan Yannawar, 2010:17). Adapun untuk sistem speech recognition itu sendiri mulai
dari pengenalan suara sampai kepada hasil berupa teks digambarkan dalam diagram alir di
bawah ini (Irawan, 2014).

Suara Digitalisasi oleh Komparasi dengan Hasil


android database google

Gambar 2.2. Diagram Alir Speech Recognition


(Irawan, 2014)

Pada gambar 2 terlihat diagram alir sistem speech recognition dari proses masukan berupa
suara. Suara yang diucapkan selanjutnya diproses oleh android melalui digitalisasi. Setelah
suara tadi didigitalisasikan selanjutnya akan dkomparasi dengan database google melalui
template kata yang dimiliki google. Hasil dari komparasi berupa kata yang ditampilkan pada
layar smartphone atau yang dapat dibaca oleh perangkat.

2.7 Arduino uno


Arduino Uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler ATmega328. IC (+integrated
circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM), 6 analog input, resonator
kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset.
Hal inilah yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroller, sederhana saja, hanya dengan
menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan adaptor AC-DC
dan battery (Prawoto, 2015)

Gambar 2.3. Arduino Uno

(Robotic, 2020)

2.8 Modul Bluetooth HC-05


Menurut (SAPUTRA, 2018) bluetooth module HC-05 merupakan module komunikasi
nirkabel pada frekuensi 2.4GHz dengan pilihan koneksi bisa sebagai slave, ataupun sebagai
master. Sangat mudah digunakan dengan mikrokontroler untuk membuat aplikasi wireless.
Interface yang digunakan adalah serial RXD, TXD, VCC dan GND. Built in LED sebagai
indikator koneksi pada modul bluetooth.

Tegangan input antara 3.6 ~ 6V, jangan menghubungkan dengan sumber daya lebih dari 7V.
Arus saat unpaired sekitar 30mA, dan saat paired (terhubung) sebesar 10mA. 4 pin interface
3.3V dapat langsung dihubungkan ke berbagai macam mikrokontroler (khusus Arduino,
8051, 8535, AVR, PIC, ARM, MSP430, etc.). Jarak efektif jangkauan sebesar 10 meter,
meskipun dapat mencapai lebih dari 10 meter, namun kualitas koneksi makin berkurang
(Rumopa, 2015).

Gambar 2.4. Bluetooth module HC-05


(SAPUTRA, 2018)

2.9 App Inventor


App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh Google,
dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT). App Inventor
memungkinkan pengguna baru untuk memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi
perangkat lunak bagi sistem operasi Android. App Inventor menggunakan antarmuka grafis,
serupa dengan antarmuka pengguna pada Scratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan
pengguna untuk men-drag-and-drop obyek visual untuk menciptakan aplikasi yang bisa
dijalankan pada perangkat Android. Dalam menciptakan App Inventor, Google telah
melakukan riset yang berhubungan dengan komputasi edukasional dan menyelesaikan
lingkungan pengembangan online Google.
Gambar 2.5. Tampilan App Inventor Pada Web Browser
(Sumber:Wikipedia, 2017)

2.10 Relay
Menurut (Kho, 2017) relay pada dasarnya adalah saklar (switch) yang menyambungkan atau
memutus kontak tegangan sambung secara mekanik jika diberi tegangan listrik maka relay
akan bekerja dan relay akan langsung menutup (terhubung), jika relay tidak mendapatkan
tegangan maka relay tidak dapat beroperasi (terputus). Karena relay bersifat normali close
(NC) dan normali (NO).

Gambar 2.6. RELAY - HANAYA


(Elektronik, 2020)
2.11 Modul RCWL 0516
Modul RCWL 0516 adalah modul sensor gerak gelombang mikro radar doppler, bekerja
dengan membaca gelombang suara disekitar dan sensor ini dapat membaca pergerakan hingga
4 meter jarak objek terhadap sensor. Bentuk fisik Modul RCWL 0516 ditunjukkan pada
Gambar di bawah ini.

Gambar 2.7. Modul RCWL 0516


(Aini, Rahardja, Madiistriyatno, & Fuad, 2018)

2.12 Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)


Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat
mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya.
Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung
pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.

Gambar 2.8. Sensor Cahaya LDR (Light Dependent resistor)


(Elektronik, 2020)
2.13 Liquid Crystal Display (LCD) 16 x 2
Liquid Crystal Display (LCD) 16 x 2 adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. Dan suatu media yang penampilan data yang sangat
efektif dan efisian dalam menampilkan sebuah karakter pada layar. LCD.

Gambar 2.9. LIQUID CRYSTAL DISPLAY 16 X 2


(Nyebar, 2017)

2.14 IC Driver ULN 2003


IC ULN 2003 adalah sebuah IC dengan ciri memiliki 7-bit input, tegangan maksimum 50 volt
dan arus 500mA. IC ini termasuk jenis TTL. Di dalam IC ini terdapat transistor darlington.
Transistor darlington merupakan 2 buah transistor yang dirangkai dengan konfigurasi khusus
untuk mendapatkan penguatan ganda sehingga dapat menghasilkan penguatan arus yang
besar.

Gambar 2.10. BENTUK IC ULN 2003


(Widiyanto, 2010)

Anda mungkin juga menyukai