Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S
DENGAN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
DI RUANG CEMPAKA RSUD BANYUMAS

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 06 Juni 2011
Jam : 11.00
Sumber informasi : Status pasien, klien, keluarga, perawat ruangan.
1. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Alamat : Karang pucung, Tambak
No. Reg : 564303
Diagnosis Medis : CKD

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas
Keluhan tambahan
Klien mengeluh sakit pada bagian perut dan lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke IGD RS Banyumas pada tanggal 03 Juni 2011 dengan
keluhan sesak nafas, lemas, pusing, nyeri perut, dan nafas pendek. Klien
juga mengatakan selama satu bulan ini sering sesak nafas dan nafsu makan
menurun.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien memiliki riwayat kencing batu sejak satu tahun yang lalu, kencingnya
keluar batu-batu kecil banyak.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang mempunyai
penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang yaitu gagal ginjal.

3. Pola Kesehatan Fungsional


a. Pemeliharaan Kesehatan
Istri klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit segera diperiksa
ke puskesmas.
b. Pola Nutrisi/Metabolik
Sebelum sakit, klien makan 2-3 x sehari dengan nasi, lauk dan sayur. Klien
tidak memiliki alergi terhadap makanan. Semenjak klien dirawat di RS,
klien selalu menghabiskan porsi makannya. Klien tidak pernah
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit.
Sebelum masuk RS, klien minum 5-10 gelas sehari dengan jenis minuman
air putih dan air teh. Ketika klien masih bekerja di sawah klien selalu
minum 10 gelas. Setelah dirawat di RS, klien jarang minum. Saat ini klien
dalam satu hari/24 jam menghabiskan kurang lebih 2-3 gelas. Selain
mendapatkan cairan dari intake oral, klien juga mendapatkan cairan melalui
intravena dengan jenis cairan NaCl 0,9% dengan tetesan 20 tetes/menit.
c. Pola Eliminasi
- Fekal
Sebelum masuk RS : klien BAB 1 kali/hari. Setelah dirawat di RS klien
BAB 2-3 hari sekali.
- Urine
Sebelum masuk RS, klien BAK banyak dengan frekuensi 2-3 kali/hari
dengan volume yang banyak. Setelah dirawat di RS, klien mengatakan
BAK dengan frekuensi 2-3 kali/hari dengan volume yang banyak.
d. Pola Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di TT √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
Sebelum sakit klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari sendiri. Selama
di RS aktivitas klien dibantu istrinya.
e. Pola Persepsi Kognitif
Klien masih dapat membedakan rasa manis, asin, pahit dan asam, kedua
tangan masih dapat membedakan rasa panas, dingin, tajam dan tumpul.
Ingatan pasien masih baik, begitu juga dengan pendengarannya dan
penglihatannya.
f. Pola Istirahat
Klien mengatakan tidurnya tidak bermasalah dan nyenyak tetapi terkadang
bangun karena ingin BAK.
g. Pola Konsep Diri
Klien mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya, klien dan
keluarga. Bila ada masalah klien sering mendiskusikannya dengan anggota
keluarga yang lain, terutama istrinya.
h. Pola Peran dan Hubungan
Klien adalah seorang kepala rumah tangga. Menurut pengakuan klien dan
keluarga, komunikasi klien dengan orang lain baik, dan biasa berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa. Hal itu dibuktikan dengan adanya saudara,
tetangga, maupun teman yang menjenguk klien di RS.
i. Pola Reproduksi Seksual
Tn. S seorang laki-laki berumur 55 tahun mempunyai 1 orang istri dan 3
orang anak.
j. Pola Manajemen Koping dan Stres
Stres terbesar yang dirasakan klien adalah kondisi sakitnya saat ini, klien
merasa lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa. Jika ada masalah klien
sering mendiskusikannya dengan istri.
k. Pola Nilai dan Keyakinan
Tn. S beragama islam. Sebelum sakit klien rajin beribadah dan menjalankan
sholat 5 waktu. Setelah Tn. S tidak melakukan sholat 5 waktu karena
kondisinya yang sangat lemah lemah.

4. Pemeriksaan Fisik
a. KU : lemah, Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4 V5 M6)
b. Vital Sign
TD = 110/70 mmHg RR = 28 x/menit
N = 88 x/menit S = 36,5 ºC
c. Head to Toe
1) Kepala
- Rambut : hitam, pendek, tidak ada ketombe, tidak berbau.
- Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, fungsi
penglihatan normal, tidak ada sekret, tidak
katarak.
- Hidung : tidak ada luka, tidak ada polip, bersih, tidak ada
deviasi septum.
- Mulut dan gigi : mukosa kering, tidak ada stomatitis, tidak
sianosis.
- Telinga : simetris, tidak ada dischard, fungsi pendengaran
baik.
2) Leher : tidak ada pembesaran tiroid dan tidak ada
peningkatan JVP.
3) Thorak :
- Dada : simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada
benjolan, tidak ada otot bantu pernapasan.
- Jantung : suara jantung reguler, bunyi jantung S1 > S2,
tidak ada murmur, tidak ada gallop.
- Paru : suara paru : ronkhi basah kasar pada seluruh
lapang paru superior, terpasang nasal canul
dengan Oksigen 3 l/menit
4) Abdomen : tidak ada nyeri tekan, suara peristaltik 8x/menit
5) Genitalia : tidak terpasang kateter, normal.
6) Punggung : Tidak ada lordosis, kifosis maupun skoliosis
7) Kulit : Warna coklat tua, turgor kulit sedang, keringat (+), banyak
kulit yang mengelupas dan kehitaman pada kulit.
8) Ekstremitas :
Ekstremitas atas dan bawah bebas bergerak, tidak terdapat oedem pada
kedua ekstremitas bawah, tidak ada atrofi otot, pada tangan kanan
terpasang infuse dengan cairan NaCl 0,9% 20 tetes/menit.
Kekuatan otot:
3 3
3 3

5. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Px. Nilai Normal Hasil Interprestasi
Parameters :
 WBC  4,8-10,8 U/L  10,72  Naik
 RBC  4,7-6,1 U/L  3,04  Turun
 HGB  14-18 gr/Dl  8,9  Turun
 HCT  42-52 %  25,4  Turun
 MCH  79-99 fL  83,6  Normal
 MCHC  33-37 gr/dL  35  Normal
 PLT  150- 450 U/L  435  Normal
 RDW-CV  11,5-14,5 %  13  Normal
 RDW-SD  35-47 fL  38  Normal
 MPV  7,2-11,1 fL  9,1  Normal
 P-LCR  15,0-25,0 %  16,3  Normal

Differential
 NEUT  1,8-8 U/L  8,52  Naik
 LYMPH  0,9-5,2 U/L  0,87  Turun
 MONO  0,16-1 U/L  1,2  Naik
 EO  0,045-0,44 U/L  0,11  Normal
 BASO  0-2 U/L  0,02  Turun
URIN
 UREA  15-45 mg/dl  124,7  Naik
 CREA  0,7-1,2 mg/dl  6,38  Naik
 Na  135-155 mmol/l  143,5  Normal
 K  3,5-5,5 mmol/l  3,09  Turun
 Cl  94-111 mmol/l  108,8  Normal

6. Therapy
a. NaCl 0,9% 20 tpm
b. Aspar K 2 x 1 tablet
c. CaCO3 3 x 1 tablet
d. Asam folat 3 x 1 tablet
e. Ranitidin 2 x 1 ampul

B. ANALISA DATA
No Tanggal Data Problem Etiologi
1 06 Juni DS : Pola nafas Penurunan
2011 - Klien mengatakan sesak tidak efektif energi/
DO : kelelahan
- Napas pendek
- Terdengar ronkhi basah
kasar pada seluruh lapang
paru superior.
- terpasang nasal canul
dengan Oksigen 3 l/menit
- RR = 28 x/menit
- N = 88 x/menit
2 06 Juni DS : Nyeri akut Agen injury
2011 - Klien mengatakan nyeri biologis
pada bagian perut
- Skala nyeri 5
DO :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak merintih
kesakitan dan memegang
perutnya
3 06 Juni DS : Kerusakan Penurunan
2011 - Klien mengatakan sangat mobilitas kekuatan otot
lemes, susah untuk pindah fisik
posisi.
DO :
- Seluruh aktivitas dan
kebutuhan ADL klien
dibantu istri dan dilakukan
di tempat tidur.
- Klien tampak sulit untuk
bergerak dan berpindah di
tempat tidur.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pada nafas berhubungan dengan penurunan energi/ kelelahan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
D. Nursing Care Plan (NCP)
No Dx. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawata
n
1 Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Airway Management
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam, - Posisikan pasien untuk memaksimalkan - Posisi ini menghasilkan
dengan pasien menunjukan respiratory status : ventilasi perbaikan oksigenasi, pemberian
penurunan ventilation, dibuktikan dengan skala : - Auskultasi suara nafas, catat adanya makan ditoleransi dengan lebih
energi/ 1 : Ekstrem suara tambahan baik dan lebih mengatur pola
kelelahan 2 : Berat - Atur intake untuk cairan mengoptimalkan tidur
3 : Sedang keseimbangan - Membersihkan jalan nafas
4 : Ringan - Monitor respirasi dan status O2 - Menghindari adanya dehidrasi
5 : Tidak menunjukkan - Mengevaluasi keadaan
yang dibuktikan dengan indikator : pernafasan dan oksigenasi pasien
No Indikator Awal Tujuan Oxygen therapy
1. Frekuensi - Pertahankan jalan nafas yang paten - Memastikan aliran oksigen
pernafasan - Atur peralatan oksigenasi - Terjangkau dan memudahkan
3 5 - Monitor aliran oksigen tindakan keperawatan
sesuai yang
diharapkan - Pertahankan posisi pasien - Menjaga kepatenan pemberian
2. Irama nafas oksigen
sesuai yang 3 4 Vital sign Monitoring - Membantu kepatenan jalan nafas
diharapkan - Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
3. Bernafas - Monitor kualitas dari nadi - Memonitor keadaan umum pasien
3 5 - Monitor frekuensi dan irama pernapasan - Mengetahui kemampuan jantung
mudah
4. Tidak - Monitor suara paru dalam memompakan darah
didapatkan 3 5 - Monitor pola pernapasan abnormal - Mengetahui keadaan pernafasan
dyspnea - Monitor suhu, warna, dan kelembaban pasien
kulit - Mengetahui kelainan pada paru
- Mengetahui gangguan pernafasan
pasien
- Mengevaluasi oksigenasi jaringan
-
2. Nyeri akut NOC : Pain Management
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Lakukan pengkajian - Intensitas dari
dengan agen selama 3 x 24 jam, nyeri hilang/terkendali nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, nyeri dan ketidak nyamanan harus
injury biologis dengan skala : karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan dikaji dan didokumentasikan setelah
1 : Tidak pernah faktor presipitasi prosedur yang menyebabkan nyeri
2 : Jarang - Observasi reaksi dengan beberapa hal baru tentang
3 : Kadang-kadang nonverbal dari ketidaknyamanan nyeri dan interval dari nyeri.
4 : Sering - Gunakan teknik - Pendekatan
5 : Konsisten menunjukkan komunikasi terapeutik untuk mengetahui dengan teknik komunikasi terapeutik
yang dibuktikan dengan indikator : pengalaman nyeri pasien akan meningkatkan kepercayaan
- Kaji kultur yang klien.
mempengaruhi respon nyeri - Pengalaman
N - Evaluasi pengalaman klien terhadap nyeri masa lampau
Indikator Awal Tujuan nyeri masa lampau dapat dijadikan bahan evaluasi awal
o
1. Mengenali 2 5 - Evaluasi bersama untuk penanganan nyeri saat ini.
faktor penyebab pasien dan tim kesehatan lain tentang - Budaya pasien
2. Mengenali 3 5 ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau mempengaruhi tingkat/intensitas
lamanya (onset) - Bantu pasien dan nyeri
sakit (skala, keluarga untuk mencari dan menemukan - Minimalisasi
intensitas, dukungan pengaruh eksternal mampu
frekuensi dan - Kontrol lingkungan membantu klien untuk mengatasi
tanda nyeri) yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu nyeri dan mencegah timbulnya nyeri.
ruangan, pencahayaan dan kebisingan - Dapat
3. Menggunakan 2 5
- Kurangi faktor memberikan ketenangan kepada klien
metode non-
presipitasi nyeri dan membuat klien lebih relaks
analgetik untuk
- Pilih dan lakukan sehingga nyeri dapat berkurang.
mengurangi
penanganan nyeri (farmakologi, non - Dukungan
nyeri
farmakologi dan inter personal) merupakan support sistem yang
- Kaji tipe dan sumber paling efektif dalam mengelola pasien
nyeri untuk menentukan intervensi - Lingkungan
- Ajarkan tentang teknik sangat berpengaruh terhadap
4. Melaporkan 2 5 non farmakologi suasana hati, suasana hati berkaitan
bahwa nyeri - Berikan analgetik untuk erat dengan tingkat nyeri
berkurang mengurangi nyeri - Penggunaan
dengan - Evaluasi keefektifan teknik non farmakologi (seperti
menggunakan kontrol nyeri relaksasi, guided imagery, terapi
manajemen - Tingkatkan istirahat musik, distraksi, massage, aplikasi
nyeri - Kolaborasikan dengan panas-dingi) diharapkan pasien tidak
5. Menyatakan rasa 2 5 dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tergantung dengan obat-obatan
nyaman setelah tidak berhasil sehingga pasien bisa melakukan
nyeri berkurang - Monitor penerimaan manajemen nyeri dengan mandiri.
6. Tanda vital 2 5 pasien tentang manajemen nyeri - Analgetik
dalam rentang sangat diperlukan pada kondisi nyeri
normal yang berat dan tidak tertahankan
- Respon klien
terhadap prosedur dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk penaganan
nyeri selanjutnya.
3 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan Terapi exercise: pergerakan sendi:
mobilitas fisik keperawatan selama 3 x 24 jam - Pastikan keterbatasan gerak sendi yang - ROM exercise membantu
b.d penurunan diharapkan, klien dapat melakukan dialami. mempertahankan mobilitas sendi,
kekuatan otot. aktivitas secara bertahap dengan skala - Kolaborasi dengan fisioterapi. meningkatkan sirkulasi,
sbb: - Pastikan motivasi klien untuk mencegah kontraktur,
Skala : mempertahankan pergerakan sendi. meningkatkan kemnyamanan.
1 = Ketergantungan total - Pastikan klien bebas dari nyeri sebelum
2 = Bantuan alat dan orang dilakukan latihan.
3 = Bantuan orang lain - Anjurkan ROM exercise aktif, jadwal
4 = Mandiri dengan bantuan alat keteraturan, latih ROM pasif.
5 = Mandiri Exercise promotion - Pengetahuan yang cukup akan
No Indikator Awal Tujuan - Bantu identifikasi program latihan yang memotivasi klien untuk
sesuai. melakukan latihan.
- Diskusikan dan instruksikan pada klien
mengenai latihan yang tepat.
1. Aktivitas Exercise terapi ambulasi
fisik 3 4 - Anjurkan dan bantu klien duduk di - Meningkatkan dan membantu
meningkat. tempat tidur sesuai toleransi. ambulasi
2. ROM normal 3 4 - Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai
3. Melaporkan toleransi.
perasaan - Fasilitasi penggunaan alat bantu
peningkatan bathing/hygiene.
kekuatan 3 5 - Dorong keluarga untuk berpartisipasi
kemampuan untuk kegiatan mandi dan kebersihan diri
dalam klien.
bergerak. - Monitor kebersihan kuku dan kulit.
4. Klien bisa - Dorong klien melakukan aktivitas
melakukan 2 3 normal keseharian sesuai kemampuan.
aktivitas.
5. Kebersihan
diri klien
terpenuhi
walaupun 2 4
dibantu oleh
perawat atau
keluarga.
E. IMPLEMENTASI
No
Tanggal Jam Implementasi Respon Paraf
Dx
Senin, 08.30 1-3 - Mengobservasi KU pasien - Klien mengatakan sesek berkurang Amalia
06 Juni tetapi masih lemas,
2011 1 - Mendengarkan suara nafas klien. - Terdengar ronkhi basah halus pada
paru seluruh lapang paru superior.
09.00 1-3 - Merapikan tempat tidur klien - Tempat tidur menjadi bersih dan
1,3 - Membantu klien pada posisi semi rapi
2,4 fowler. - Posisi klien semi fowler
- Menananyakan asupan makanan dan - Klien minum 300 cc/hari dan BAK
09.30 1-3 minuman serta keluaran urinnya. 400-500 cc/hari.
- Memonitor tetesan infus. - IVFD NaCl 0,9 % lancar dengan
- Membantu klien merubah posisi. tetasan 20 tpm
10.00 1-3 - Mengobservasi skala nyeri - Posisi klien miring kanan
- Memberikan terapi lewat IV - Skala nyeri = 5
11.00 1-3 ranitidin1 ampul - Injeksi Ranitidin 1 Ampul
- Memonitor tetesan infus. - IVFD NaCl 0,9 % lancar dengan
2 tetasan 20 tpm
- Menajarkan teknik relaksasi nafas - Pasien mengikuti apa yang di
12.00 1-3 dalam untuk mengurangi nyeri ajarkan dan bisa mempraktekannya
1-3 - Membantu klien merubah posisi. - Posisi klien miring kiri
- Motivasi klien untuk makan - Klien menghabiskan 1 porsi RS
1-3 (meningkatkan nutrisi)
- Mengukur tanda-tanda vital pasien - TD = 120/60 mmHg, N = 81
1-3 x/menit, RR : 26 x/menit, S : 37,5 C
13.00 1-3 - Memberikan terapi lewat oral Asam - Pasien minum obat setelah makan
folat - Klien minum 100 cc/8 jam + 200 cc
- Mengukur masukan dan keluaran cairan NaCl 0,9% dan BAK dengan volume
urin 300 cc/8jam
13.30 1 - Posisi pasien semi fowler
14.00 1-3

- Mempertahankan posisi semi fowler


- Operan jaga
Selasa, 08.30 1-3 - Mengobservasi KU pasien - Klien mengatakan sesek berkurang Amalia
07 Juni tetapi masih lemas,
2011 1 - Mendengarkan suara nafas klien. - Terdengar ronkhi basah halus pada
paru seluruh lapang paru superior.
09.00 1-3 - Merapikan tempat tidur klien - Tempat tidur menjadi bersih dan
1,3 - Membantu klien pada posisi semi rapi
2,4 fowler. - Posisi klien semi fowler
- Menananyakan asupan makanan dan - Klien minum 300 cc/hari dan BAK
09.30 1-3 minuman serta keluaran urinnya. 400-500 cc/hari.
- Memonitor tetesan infus. - IVFD NaCl 0,9 % lancar dengan
- Membantu klien merubah posisi. tetasan 20 tpm
10.00 1-3 - Mengobservasi skala nyeri - Posisi klien miring kanan
- Memberikan terapi lewat IV - Skala nyeri = 5
11.00 1-3 ranitidin1 ampul - Injeksi Ranitidin 1 Ampul
- Memonitor tetesan infus. - IVFD NaCl 0,9 % lancar dengan
2 tetasan 20 tpm
- Menajarkan teknik relaksasi nafas - Pasien mengikuti apa yang di
12.00 1-3 dalam untuk mengurangi nyeri ajarkan dan bisa mempraktekannya
1-3 - Membantu klien merubah posisi. - Posisi klien miring kiri
- Motivasi klien untuk makan - Klien menghabiskan 1 porsi RS
1-3 (meningkatkan nutrisi)
- Mengukur tanda-tanda vital pasien - TD = 120/60 mmHg, N = 81
1-3 x/menit, RR : 26 x/menit, S : 37,5 C
13.00 1-3 - Memberikan terapi lewat oral Asam - Pasien minum obat setelah makan
folat - Klien minum 100 cc/8 jam + 200 cc
- Mengukur masukan dan keluaran cairan NaCl 0,9% dan BAK dengan volume
urin 300 cc/8jam
13.30 1 - Posisi pasien semi fowler
14.00 1-3

- Mempertahankan posisi semi fowler


- Operan jaga
Rabu, 20.30 1-3 - Mengobservasi KU pasien - Klien mengatakan sesak dan masih Amalia
08 Juni 21.40 1 - Mendengarkan suara nafas klien. lemas
2011 - Terdengar ronkhi basah kasar pada
21.45 1,3 - Membantu klien pada posisi semi seluruh lapang paru superior.
3 fowler. - Posisi klien semi fowler
- Menananyakan asupan makanan dan - Klien minum 500 cc/hari dan BAK
2 minuman serta keluaran urinnya. 100-250 cc/hari.
22.00 1-3 - Melakukan pitting udema. - Udema derajat 1
1-3 - Memonitor tetesan infus. - IVFD D5% lancer dengan tetasan
- Memberikan terapi lewat IV, 10 tpm
22.50 1 ranitidin 1 ampul. - Injeksi ranitidin1 ampul masuk per
23.00 3 - Monitor aliran Oksigen IV
05.00 1 - Membantu klien merubah posisi.
05.30 1-3 - Memberikan air hangat - Oksigen masuk melalui nasal canul
- Mengukur tanda-tanda vital pasien 4 lt/mnt
06.00 2,4 - Posisi klien miring kanan
- Mengukur masukan dan keluaran - Keluarga membersihkan badan
2,3 urin klien
1-4 - TD = 110/80 mmHg, N = 82
06.30 3 - Mempertahankan posisi semi fowler x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36 C
- Monitor tetesan IVFD - Klien minum 50 cc/8 jam + 300 cc
- Motivasi klien untuk makan cairan D5% dan BAK dengan volume 100
cc/8jam
- Posisi pasien semi fowler
- IVFD NaCl 0,9% lancar 10 tpm
- Klien menghabiskan ½ porsi RS
F. EVALUASI
Tanggal No. Dx Evaluasi Paraf
Rabu, 1 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas. Amalia
08 Juni 2011 07.00 O:
- TD = 110/80 mmHg, N = 82 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36 C
- Suara nafas reguler
- Posisi klien semi fowler
- Posisi klien miring kanan
A : Masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian dengan indikator
No Indikator Awal Akhir Tujuan
1. Frekuensi pernafasan sesuai yang diharapkan 3 4 5
2. Irama nafas sesuai yang diharapkan 3 3 5
3. Bernafas mudah 3 5 5
4. Tidak didapatkan dyspnea 3 5 5
P : - Pertahankan posisi pasien
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Monitor suara paru
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

2 S:
- Klien mengatakan sudah tidak nyeri pada bagian perutnya
O:
- Klien terlihat lebih segar
-
A : Masalah nyeri akut teratasi
No Indikator Awal Akhir Tujuan
1. Mengenali faktor penyebab 2 5 5
2. Mengenali lamanya (onset) sakit (skala, intensitas, frekuensi dan 3 5
5
tanda nyeri)
3. Menggunakan metode non-analgetik untuk mengurangi nyeri 2 5 5
4. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan 2 5
5
manajemen nyeri
5. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 2 5 5
6. Tanda vital dalam rentang normal 2 5 5
P:
- Motivasi klien untuk belajar teknik relaksasi nafas dalam
- Dorong keluarga dalam latihan teknik relaksasi nafas dalam
S : Klien mengatakan agak lemas
3 O:
- Klien nampak kelelahan.
- Klien terlihat susah bergerak
- Posisi klien miring kanan
- Keluarga membersihkan badan klien
- Klien menghabiskan 1 porsi RS
A : Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasi.
No Indikator Awal Akhir Tujuan
1. Aktivitas fisik meningkat. 3 3 4
2. ROM normal 3 3 4
3. Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan kemampuan dalam
3 5 5
bergerak.
4. Klien bisa melakukan aktivitas. 2 3 3
5. Kebersihan diri klien terpenuhi walaupun dibantu oleh perawat atau
2 4 4
keluarga.
P : - Motivasi klien untuk belajar duduk di tempat tidur sesuai toleransi.
- Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi.
- Dorong keluarga untuk berpartisipasi untuk kegiatan mandi dan kebersihan diri
klien.
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S


DENGAN CRONIC KIDNEY DISEASE
RUANG CEMPAKA DI RSUD BANYUMAS

Oleh :
AMALIA PARAMITA RATNA DWIJAYANTI S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011

Anda mungkin juga menyukai