Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Fitri yaanita

NIM : 11920720568

KELAS : Hukum A

TUGAS HAK ASASI MANUSIA

1. A. pandangan Universal Absolut adalah cara yang melihat HAM sebagai nilai-nilai
universal yang sebagaimana dirumuskan dalam “The International Bill Of Human
Rights”, pandangan ini sama sekali tidak menghargai profil sosial budaya yang melekat
pada masing-masing bangsa. Sedangkan pandangan Universal secara Relatif, yaitu
memandang permasalahan HAM sebagai masalah universal atau menyeluruh namun
terhadap pengecualian yang didasarkan atas hukum-hukum internasional yang tetap
diakui keberadaannya.
Pandangan Partikularistik Absolut, yang melihat HAM sebagai persoalan masing-masing
bangsa tanpa memberikan kuat khususnya dalam melakukan penolakan terhadap
berlakunya dokumen-dokumen internasional. Sedangkan pandangan Partikularistik
secara Relatif yang melihat persoalan HAM sebagai masalah universal juga nasional dari
masing-masing bangsa dan menyesuaikan dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang
berlaku dalam Negara tersebut.

https://www.tausembassy.gov/ptp/hak/asasi-html

B. perbedaan dari kedua pandangan tersebut dapat dilihat dari pengertian yang
menyatakan bahwa pandangan universal adalah pandangan yang bersifat menyeluruh
yang dimana pandangan ini meyatakan bahwa nilai-nilai HAM menembus batas ruang
dan waktu. Sedangkan pandangan partikularistik yaitu menyatakan bahwa penerapan
nilai-nilai HAM harus sesuai dengan konteks dalam Negara tersebut yaitu harus
meyesuaikan dengan kebiasaan,dan adat-istiadat dalam Negara tersebut.
https://jakarta.tausembassy.gov/ptp/hak-asasi-html

C. Menurut Annisa yang berdasarkan UU HAM, UU SIPOL, UU EKOSOB. Di


indonesia terdapat 2 konsep ham yaitu : konsep HAM secara Individualistik yaitu unsure-
unsur HAM yang memiliki cirri khas untuk kepentingan diri sendiri seperti, hak untuk
hidup dan hak untuk memiliki sesuatu. Sedangkan HAM dalam aliran Marxisme yaitu
HAM yang memiliki cirri khas antar individu,dan antar kelompok yang berkaitan dengan
keadilan.
Selain itu Jimmy Asshiddiqie berpendapat bahwa ketika terjadi perubahan UUD 1945
secara konstitusional, dengan menambah bab XA yang berjudul Hak Asasi Manusia,
secara konstitusional seluruh masyarakat indonesia menerima konsep HAM sebagai
konsep yang sejalan dengan ideology pancasila. Dengan demikian, semua perdebatan
tentang HAM yang terjadi sepanjang masa perjuangan kemerdekaan telah sirna, dan kini
sudah tidak ada lagi perselihan pendapat tentang HAM yang akan dimasukkan dalam
UUD 1945.

https://www.Hukumonline.com//ulasan/kosep-hak-asasi-yang-digunakan-di-
indonesia.

2. Secara hukum istilah HAM diatur dalam UUD 1945 dan UU No 39/1999 . HAM
merupakan bagian integral UUD yang bersifat yuridis, statis, dan hanya terkait suatu
Negara. Terkait pro dan kontra tentang eksistensi hukuman mati diindonesia yang
dikaitkan dengan HAM. Menurut saya Hukuman mati termasuk pelanggaran HAM atau
tidaknya tergantung pada konteks permasalahanya. Di indonesia untuk hukuman mati
hanya berlaku bagi pelangaran-pelanggaran yang memang benar-benar serius dan
merugikan banyak orang. Misalnya Bandar narkoba standar internasional dan juga
teroris. Karena kedua jenis pelanggaran hukum tersebut merugikan banyak orang dan
dapat mengancam nyawa orang banyak. Dan juga telah dijelaskan bahwa hukuman mati
bagi pengedar narkoba tidak termasuk pelanggaran HAM, karena kejahatan ini
merupakan kejahatan yang luar biasa dan banyak merenggut hidup orang lain. Di
berbagai Negara memiliki argument yang cukup berbeda mereka menganggap bahwa
hukuman mati tidak melanggar HAM yang berlaku karena hukuman ini tidak hanya
bertujuan untuk menghilangkan nyawa seseorang saja tetapi, juga untuk menjaga
generasi bangsa dari kejahatn yang luar biasa.

https://business//law.binus.ac.id/2015/28/Ham-hukum-mati

3. Menurut saya kekerasan dan kejahatan terhadap anak merupakan bentuk pelanggaran
terhadap hak anak, maraknya kekerasan dan kejahatan terhadap anak saat ini memang
meperihatinkan dan perlu peraturan yang lebih ekstra terhadap permasalahan ini.
Menurut penjelasan UU No 35 th 2014 tentang perlindungan dan pemenuhan hak asasi
anak menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, dan
orang tua. Dalam hal ini peran orang tua dan keluarga sangat berpengaruh besar terhadap
perkembangan seorang anak, karena 70 persen karakter anak berkembang didalam
lingkungan keluarga. Orang tua dan keluarga bertanggung jawab besar terhadap
pengasuhan, pemeliharaan, pendidikan dan perlindungan anak dalam kondisi apapun.

Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa sudah saatnya ia ditanamkan dengan


pemahaman tentang pentingnya generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
sebagaimana dijelaskan di dalam UU No 23 th 2003 “agar setiap anak kelak mampu
memikul tanggung jawab tersebut, menjamin eksistensi bangsa dan Negara pada masa
depan”. Anak-anak juga perlu mendapatkan keperluan yang seluas-luasnya untuk tumbuh
dan berkembang secara optima dan perlu dilakukan upaya perlindungan serta
mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-
haknya \serta adanya perlakuan tanpa deskriminasi.

https://kompaspedia.id//paparan-topik/hak-perlindunga-dan-persoalan-anak-di-
indonesia

4. Dalam konteks Hak Asasi Manusia, Negara menjadi Subjek hukum utama, karena Negara
merupakan entitas utama yang bertanggungjawab melindungi, menegakkan dan memajukan hak
asasi manusia. Perlindungan Hak Asasi Manusia pada umumnya (HAM) pada mulanya dikenal
dalam teori kontrak sosial yang dikemukakan oleh J.J. Rousseau. Berdasarkan teori kontrak
sosial Maka hak-hak yang dimiliki oleh setiap individu diserahkan kepada Negara sebagai
kehendak bebas. Tugas Negara adalah memberikan perlindungan kepada setiap warga Negara
apabila terjadi pelanggaran terhadap hak-hak warga Negara untuk mewujudkan ketertiban dan
keadilan.
Negara dianggap melakukan pelanggaran HAM berat (Gross Violence of Human Rights)
Jika:

1. Negara tidak berupaya melindungi atau justru meniadakan hak-hak warganya yang
digolongkan sebagai non-derogable rights; atau
2. Negara yang bersangkutan membiarkan terjadinya atau justru melalui aparat-aparatnya
tindakan kejahatan internasional atau kejahatan serius yaitu kejahatan genosida,
kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dan atau Negara tersebut gagal
atau tidak mau menuntut.
Pada Kasus Anis Fabrica maka Negara dapat dianggap telah melakukan pelanggaran HAM
berat Karena tidak berupaya melindungi atau justru meniadakan hak-hak warga negaranya,
pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh Negara yaitu pemerintah menetapkan bahwa
hukum ketenagakerjaan dan hukum lingkungan tidak berlaku tersebut Dan tidak diwajibkan
untuk membayar upah minimum di wilayah SEZ .
Bill OF rights di Amerika dan Declaration of the rights of man and citizen di perancis yang
disusun pada akhir abad ke -18 adalah dokumen yang pertama kali memuat daftar hak asasi
manusia (HAM) dokumen tersebut sebagai reaksi terhadap represi tirani penguasa yang
melanggar hak kebebasan individual. Dalam bidang hukum ketenagakerjaan tahapan penting
dalam pengembangan hak-hak ketenagakerjaan adalah terbentuknya International Labour Office
(ILO) di tahun 1919. Sebagai cikal bakal dari standar perburuhan internasionaol (International
Labour Standards).
Penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia di tempat kerja termuat dalam konvensi dasar
International Labour Organizations (ILO). Konvensi dasar ILO mengenai hak-hak dasar
ditempat kerja terdiri dari 8 (delapan) Konvensi ILO yang terbagi dalam 4 (empat) kelompok
sebagai berikut:
1. Kebebasan berserikat
2. Penghapusan diskiriminasi
3. Penghapusan kerja paksa
4. Penghapusan pekerja anak

Meskipun Konvensi Internasional telah mengatur jelas mengenai hak-hak dasar ditempat
pekerja, akan tetapi Negara hendaknya melindungi hak dan kepentingan warga negaranya secara
jelas melalui peraturan kongkret yang menjunjung tinggi semangat Hak Asasi Manusia dan
Negara Demokrasi. Konsepsi demokrasi selalu menempat rakyat pada posisi yang sangat
strategis dalam sitem ketanegaraan, Sydnes Hook memberikan definisi tentang demokrasi
sebagai bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting atau arah
kebijakan dibalik keputusan secara langsung di dasarkan pada keputusan mayoritas yang
diberikan secara bebas kepada rakyat dewasa. Hal ini berarti pada tingkat terakhir rakyat
memberikan ketentuan dalam masalah pokok kehidupan mereka, termasuk dalam menilai
kebijaksanaan Negara yang turut menentukan kehidupan mereka tersebut. Hal tersebut tentunya
berkaitan erat dengan konsepsi Negara hukum.
Konsep negara hukum memiliki karakteristik kekuasaan negara dibatasi oleh hukum,
adanya penghormatan terhadap hak-hak individu, dan keberadaan peradilan yang bebas dan tidak
memihak. Negara hukum adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar dari
pelaksanaan kekuasaan negara dan penyelenggara kekuasaan negara dalam segala bentuknya
dilakukan di bawah kekuasaan hukum.
Jadi dalam Kasus Anis Fabrika hendaknya Negara tidak abai terhadap kepentingan
tertentu dan menghormati hak-hak buruh/pekerja sehingga tetap menggunakan prinsip non
diskriminasi, Negara dalam hal ini melakukan beberapa bentuk pelanggaran HAM hanya untuk
menarik perhatian perusahaan-perusahaan pembuat produk ekspor. Dalam kasus diatas sangat
dibutuhkan politik hukum (ius constituendum) yang mampu mengakomodir semangat demokrasi
dan menjujung tinggi Hak Asasi Manusia khususnya regulasi di bidang ketenagerjaan yang
menguntungkan semua pihak baik pekerja maupun perusaan (pemilik modal) meskipun daerah
tersebut terletak di zona ekonomi khusus.

https://media.neliti.com/media/publications/276881-hubungan-kerja-dalam-perspektif-
ham-ekon-466fd6c7.pdf
https://lsc.bphn.go.id/artikel?id=365

http://www.jimly.com/makalah/namafile/2/DEMOKRASI_DAN_HAK_ASASI_MANU
SIA.doc

TUGAS MID SEMESTER HAK ASASI MANUSIA

1. A. . pandangan Universal Absolut adalah cara yang melihat HAM sebagai nilai-nilai
universal yang sebagaimana dirumuskan dalam “The International Bill Of Human
Rights”, pandangan ini sama sekali tidak menghargai profil sosial budaya yang melekat
pada masing-masing bangsa. Sedangkan pandangan Universal secara Relatif, yaitu
memandang permasalahan HAM sebagai masalah universal atau menyeluruh namun
terhadap pengecualian yang didasarkan atas hukum-hukum internasional yang tetap
diakui keberadaannya.
Pandangan Partikularistik Absolut, yang melihat HAM sebagai persoalan masing-masing
bangsa tanpa memberikan kuat khususnya dalam melakukan penolakan terhadap
berlakunya dokumen-dokumen internasional. Sedangkan pandangan Partikularistik
secara Relatif yang melihat persoalan HAM sebagai masalah universal juga nasional dari
masing-masing bangsa dan menyesuaikan dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang
berlaku dalam Negara tersebut.

https://www.tausembassy.gov/ptp/hak/asasi-html

B. perbedaan dari kedua pandangan tersebut dapat dilihat dari pengertian yang
menyatakan bahwa pandangan universal adalah pandangan yang bersifat menyeluruh
yang dimana pandangan ini meyatakan bahwa nilai-nilai HAM menembus batas ruang
dan waktu. Sedangkan pandangan partikularistik yaitu menyatakan bahwa penerapan
nilai-nilai HAM harus sesuai dengan konteks dalam Negara tersebut yaitu harus
meyesuaikan dengan kebiasaan,dan adat-istiadat dalam Negara tersebut.
https://jakarta.tausembassy.gov/ptp/hak-asasi-html

C. Menurut Annisa yang berdasarkan UU HAM, UU SIPOL, UU EKOSOB. Di indonesia


terdapat 2 konsep ham yaitu : konsep HAM secara Individualistik yaitu unsure-unsur
HAM yang memiliki cirri khas untuk kepentingan diri sendiri seperti, hak untuk hidup
dan hak untuk memiliki sesuatu. Sedangkan HAM dalam aliran Marxisme yaitu HAM
yang memiliki cirri khas antar individu,dan antar kelompok yang berkaitan dengan
keadilan.
Selain itu Jimmy Asshiddiqie berpendapat bahwa ketika terjadi perubahan UUD 1945
secara konstitusional, dengan menambah bab XA yang berjudul Hak Asasi Manusia,
secara konstitusional seluruh masyarakat indonesia menerima konsep HAM sebagai
konsep yang sejalan dengan ideology pancasila. Dengan demikian, semua perdebatan
tentang HAM yang terjadi sepanjang masa perjuangan kemerdekaan telah sirna, dan kini
sudah tidak ada lagi perselihan pendapat tentang HAM yang akan dimasukkan dalam
UUD 1945.

https://www.Hukumonline.com//ulasan/kosep-hak-asasi-yang-digunakan-di-
indonesia.

2. Dalam konteks Hak Asasi Manusia, Negara menjadi Subjek hukum utama, karena Negara
merupakan entitas utama yang bertanggungjawab melindungi, menegakkan dan memajukan hak
asasi manusia. Perlindungan Hak Asasi Manusia pada umumnya (HAM) pada mulanya dikenal
dalam teori kontrak sosial yang dikemukakan oleh J.J. Rousseau. Berdasarkan teori kontrak
sosial Maka hak-hak yang dimiliki oleh setiap individu diserahkan kepada Negara sebagai
kehendak bebas. Tugas Negara adalah memberikan perlindungan kepada setiap warga Negara
apabila terjadi pelanggaran terhadap hak-hak warga Negara untuk mewujudkan ketertiban dan
keadilan.
Negara dianggap melakukan pelanggaran HAM berat (Gross Violence of Human Rights)
Jika:
3. Negara tidak berupaya melindungi atau justru meniadakan hak-hak warganya yang
digolongkan sebagai non-derogable rights; atau
4. Negara yang bersangkutan membiarkan terjadinya atau justru melalui aparat-aparatnya
tindakan kejahatan internasional atau kejahatan serius yaitu kejahatan genosida,
kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang dan atau Negara tersebut gagal
atau tidak mau menuntut.
Pada Kasus Anis Fabrica maka Negara dapat dianggap telah melakukan pelanggaran HAM
berat Karena tidak berupaya melindungi atau justru meniadakan hak-hak warga negaranya,
pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh Negara yaitu pemerintah menetapkan bahwa
hukum ketenagakerjaan dan hukum lingkungan tidak berlaku tersebut Dan tidak diwajibkan
untuk membayar upah minimum di wilayah SEZ .
Bill OF rights di Amerika dan Declaration of the rights of man and citizen di perancis yang
disusun pada akhir abad ke -18 adalah dokumen yang pertama kali memuat daftar hak asasi
manusia (HAM) dokumen tersebut sebagai reaksi terhadap represi tirani penguasa yang
melanggar hak kebebasan individual. Dalam bidang hukum ketenagakerjaan tahapan penting
dalam pengembangan hak-hak ketenagakerjaan adalah terbentuknya International Labour Office
(ILO) di tahun 1919. Sebagai cikal bakal dari standar perburuhan internasionaol (International
Labour Standards).
Penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia di tempat kerja termuat dalam konvensi dasar
International Labour Organizations (ILO). Konvensi dasar ILO mengenai hak-hak dasar
ditempat kerja terdiri dari 8 (delapan) Konvensi ILO yang terbagi dalam 4 (empat) kelompok
sebagai berikut:
5. Kebebasan berserikat
6. Penghapusan diskiriminasi
7. Penghapusan kerja paksa
8. Penghapusan pekerja anak

Meskipun Konvensi Internasional telah mengatur jelas mengenai hak-hak dasar ditempat
pekerja, akan tetapi Negara hendaknya melindungi hak dan kepentingan warga negaranya secara
jelas melalui peraturan kongkret yang menjunjung tinggi semangat Hak Asasi Manusia dan
Negara Demokrasi. Konsepsi demokrasi selalu menempat rakyat pada posisi yang sangat
strategis dalam sitem ketanegaraan, Sydnes Hook memberikan definisi tentang demokrasi
sebagai bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting atau arah
kebijakan dibalik keputusan secara langsung di dasarkan pada keputusan mayoritas yang
diberikan secara bebas kepada rakyat dewasa. Hal ini berarti pada tingkat terakhir rakyat
memberikan ketentuan dalam masalah pokok kehidupan mereka, termasuk dalam menilai
kebijaksanaan Negara yang turut menentukan kehidupan mereka tersebut. Hal tersebut tentunya
berkaitan erat dengan konsepsi Negara hukum.
Konsep negara hukum memiliki karakteristik kekuasaan negara dibatasi oleh hukum,
adanya penghormatan terhadap hak-hak individu, dan keberadaan peradilan yang bebas dan tidak
memihak. Negara hukum adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar dari
pelaksanaan kekuasaan negara dan penyelenggara kekuasaan negara dalam segala bentuknya
dilakukan di bawah kekuasaan hukum.
Jadi dalam Kasus Anis Fabrika hendaknya Negara tidak abai terhadap kepentingan
tertentu dan menghormati hak-hak buruh/pekerja sehingga tetap menggunakan prinsip non
diskriminasi, Negara dalam hal ini melakukan beberapa bentuk pelanggaran HAM hanya untuk
menarik perhatian perusahaan-perusahaan pembuat produk ekspor. Dalam kasus diatas sangat
dibutuhkan politik hukum (ius constituendum) yang mampu mengakomodir semangat demokrasi
dan menjujung tinggi Hak Asasi Manusia khususnya regulasi di bidang ketenagerjaan yang
menguntungkan semua pihak baik pekerja maupun perusaan (pemilik modal) meskipun daerah
tersebut terletak di zona ekonomi khusus.

https://media.neliti.com/media/publications/276881-hubungan-kerja-dalam-perspektif-
ham-ekon-466fd6c7.pdf

https://lsc.bphn.go.id/artikel?id=365

http://www.jimly.com/makalah/namafile/2/DEMOKRASI_DAN_HAK_ASASI_MANU
SIA.doc

Anda mungkin juga menyukai