Anda di halaman 1dari 18

Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..

(52-69)

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
(MTs ISLAMIYAH YPI BATANGKUIS KAB. DELI SERDANG)
Muhammad Rizki Syahputra1, Eka Daryanto2, Irsan Rangkuti3
muhammadrizkisyahputra08@gmail.com

Abstrak: Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisis sumber-sumber


dana saja, tetapi juga menyangkut penggunaan dana secara efektif dan efisien.
biaya pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biayabiaya yang dikeluarkan oleh
pemerintah, masyarakat, dan orang tua siswa untuk keperluan pelaksanaan
pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana
belajar, biaya transportasi, gaji guru. Pembiayaan pendidikan memiliki sifat yang
lebih kompleks daripada hanya menghitung biaya pada suatu unit produksi barang
atau jasa. Penelitian ini dilakukan di MTs Islamiyah YPI Batangkuis Jl. Mesjid
Jamik Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatera Utaran. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode
analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan
perhitungan biaya satuan per siswa per program keahlian.

Kata Kunci: Biaya Operasional dan Biaya Investasi

Abstract: Education funding is not only about analyzing sources of funds, but
also regarding the use of funds effectively and efficiently. tuition fees include
direct costs and indirect costs. Direct costs consist of costs incurred by the
government, the community, and parents of students for the purposes of
implementing teaching and student learning activities in the form of purchasing
learning tools, learning facilities, transportation costs, teacher salaries.
Education financing has a more complex nature than just calculating the cost of
a unit of production of goods or services. This research was conducted at MTs
Islamiyah YPI Batangkuis Jl. Jamik Mosque Bintang Meriah Village Batang
Kuis Subdistrict, Deli Serdang Regency, North Sumatra Province. The time of
the study was conducted in May 2018. This study used a qualitative approach
and used descriptive analysis methods. Descriptive analysis method is carried
out to describe the calculation of unit costs per student per expertise program.

Keywords: Operational Costs and Investment Costs

PENDAHULUAN berkembang lainnya, seperti Malaysia


Mutu pendidikan di Indonesia sampai dan Singapura. Demikian pula tingkat
saat ini masih menjadi "pertanyaan pemerataan mutu pendidikan sekolah
besar" bagi kalangan pemerhati dan madrasah secara nasional masih
pendidikan mengingat masih memperUhatkan perbedaannya
rendahnya mutu pendidikan kita yangcukup tajam, antara sekolah di
dibanding dengan negara-negara kota besar dengan sekolah yang berada
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

di pedesaan. Ditambah lagi fakta sosial Berbicara tentang mutu


menunjukkan masih rendahnya tingkat pendidikan dalam
kemampuan ekonomi masyarakat perspektifmanajemen pendidikan,
untuk bisa memperoleh pendidikan maka pembiayaan pendidikan
yang layak dan bermutu bagi anaknya, merupakan salah satu komponen
sehingga hal ini mengesankan bahwa masukan instrumen (instrumental
kebijakan pemerintah di sektor inpuf) yang sangat penting dalam
pendidikan belum memihak kepada penyelenggaraan pendidikan ^hususnya
rakyat. di sekolah/madrasah). Dalam setiap
Munurut Sumardi, pada akhir upaya pencapaian tujuan pendidikan,
dasawarsa ini, pendidikan di Indonesia baik tujuan-tujuan yang bersifat
menghadapi tiga tantangan besar. kuantitatifmaupun kuaHtatif, biaya
Pertama, sebagai akibat krisis pendidikan mempunyai peranan yang
ekonomi, pendidikan nasional dituntut sangat menentukan. Hampir tidak ada
untuk dapat mempertahankan hasil- upaya yang dapat mengabaikan
hasil pembangunan pendidikan yang peranan biaya, sehingga dapat
telah dicapai. Kedua^ untuk dikatakan bahwa tanpa biaya, proses
mengantisipasi era globalisasi, pendidikan (di sekolah/madrasah) tidak
pendidikan nasional dituntut untuk berjalan. Biaya (cosfy dalam pengertian
mempersiapkan sumber daya manusia ini memiUki cakupan yang luas, yakni
yang kompeten agar mampu bersaing semua jenis penyelenggaraan yang
dalam pasar kerja global. Ketiga, berkenaan dengan semua jenis
sejalan dengan diberlakukannya penyelenggaraan pendidikan, baik
otonomi daerah, perlu dilakukan dalam bentuk uang, barang dan tenaga
perubahan dan penyesuaian sistem fyang dapat diuangkan). Dalam
pendidikan nasional sehingga dapat pengertian ini misalnya, iuran siswa
mewujudkan pendidikan yang lebih adalah jelas merupakan biaya, tetapi
demokratis, memperhatikan semua sarana fisik, baik sekolah
keberagaman kebutuhan, keadaan maupun guru juga adalah biaya.
daerah, dan peserta didik, serta Pemenuhan dana pendidikan
mendorong partisipasi masyarakat. sebesar 20% sebagaimana diamanatkan
Pada saat yang bersamaan pula, oleh Undang-undang Dasar 1945 hasil
dunia pendidikan nasioanl juga masih amandemen merupakan cerminan
dihadapkan pada beberapa keinginan segenap bangsa Indonesia
permasalahan mendasar yaitu: a) masih untuk memiliki pendidikan yang lebih
rendahnya pemerataan memperoleh merata dan berkualitas/bermutu.
pendidikan; b) mesih rendahnya Pencapaian pendidikan nasional yang
kuaUtas dan relevansi pendidikan; dan lebih merata dan bermutu ini lebih jauh
c) masih lemahnya manajemen dinyatakan dalam PP Nomor 19 tahun
pendidikan, di samping belum 2005 tentang Standar Pelayanan
terwujudnya kemandirian dan Minimal Pendidikan pasal 3 dan 4:
keunggulan ilmu pengetahuan dan Pasal 3: “Standar Nasional Pendidikan
teknologi di kalangan akademis. berfungsi sebagai dasar dalam
Dengan demikian kuaUtas pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan
di Indonesia masih memprihatinkan. pengawasan pendidikan dalam rangka

53
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

mewujudkan pendidikan nasional yang perundang-undangan yang dimaksud


bermutu”. memerlukan tekad yang kuat dari
Pasal 4: “Standar Nasional Pendidikan pemerintah dan pemerintah daerah.
bertujuan menjamin mutu pendidikan Pada tataran daerah tingkat I
nasional dalam rangka mencerdaskan dan daerah tingkat II (propinsi dan
kehidupan bangsa dan membentuk kabupaten/kota) tuntutan akan hal yang
watak serta peradaban bangsa yang sama terus bergulir dari berbagai pihak,
bermartabat”. seperti organisasi profesi pendidikan,
pemerhati pendidikan, peneliti
Undang-undang 1945 dan PP No. 19 pendidikan, dan berbagai kalangan
/2005 tersebut memberikan isyarat lainnya. Semuanya mendukung untuk
bahwa pemenuhan anggaran mengalokasikan 20% untuk pendanaan
pendidikan yang memadai harus pendidikan. Desakan ini semakin
diorientasikan pada perwujudan marak, manakala unit satuan
layanan pendidikan yang bermutu pendidikan dasar tidak diperbolehkan
untuk semua. Permasalahan untuk memungut dana dari masyarakat
pemenuhan anggaran 20% ini telah untuk penyelenggaraan sekolah,
menjadi polemik yang cukup besar, sebagaimana ditegaskan dalam PP 47
baik di pemerintahan maupun tahun 2008 tentang Wajib Belajar dan
masyarakat. Diantaranya karena alasan PP 48 tahun 2008 tentang Pendanaan
ketidakmampuan Negara untuk Pendidikan.
membiayai pendidikan dengan porsi Kehadiran PP 47 dan PP 48
20% sekaligus dari APBN. Kondisi tahun 2008 ini telah memunculkan
inilah yang kemudian memunculkan asumsi masyarakat umum “bahwa
kenaikan prosentase anggaran pendidikan dasar (SD dan SMP) harus
pendidikan secara berkala, sehingga gratis. Gratis dalam asrti tidak ada
akhirnya dapat mencapai 20%. Dimulai pungutan apapun kepada siswa,
pada tahun 2004 dengan persentase 6,6 manakala anak-anak mereka masuk dan
persen, ditingkatkan menjadi 9,3 persen menjadi peserta didik di sekolah.
pada tahun 2005, bertambah menjadi Bahkan asumsi masyarakat
12 persen pada tahun 2006, meningkat berkembang lebih dari itu, “tidak hanya
hingga 14,7 persen pada tahun 2007, SD dan SMP yang harus gratis, tetapi
17,4 persen pada tahun 2008, serta juga SMA dan SMK.” Tentu saja
mencapai 21,1 persen pada tahun 2009. kondisi ini mengubah banyak hal
(program, kegiatan, kebiasaan) di
Pada dasarnya, pembiayaan pendidikan sekolah.
ini bukan saja menjadi tanggung jawab Mengapa pendidikan
pemerintah pusat, tetapi juga menjadi memerlukan begitu banyak dana?
tanggung jawab pemerintah daerah I Sebagaimana dijelaskan dalam PP
dan II (propinsi dan kab./kota). Kondisi 48/2008 tentang Pendanaan
ini sebagaimana ditegaskan dalam PP Pendidikan, dana pendidikan dibagi
48 tahun 2008 tentang Pendanaan kepada biaya operasional, biaya
Pendidikan pasal 2 ayat (1) “Pendanaan investasi, dan biaya personal. Yang
pendidikan menjadi tanggung jawab menjadi urusan pemerintah, khususnya
bersama antara Pemerintah, pemerintah untuk pendidikan dasar 9 tahun ada
daerah, dan masyarakat.” Implementasi dua, yaitu biaya operasional dan biaya

54
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

investasi. Biaya operasional adalah gaji;tunjangan struktural bagi pejabat


biaya personalia dan non personalia. struktural; dan tunjangan fungsional
Biaya personalia pendidikan terdiri dari bagi pejabat fungsional.
biaya personalia unit satuan pendidikan Biaya investasi adalah biaya
dan biaya personalia penyelenggaran investasi lahan pendidikan dan
dan/atau pengelolaan pendidikan. investasi selain lahan pendidikan.
Biaya personalia satuan pendidikan Banyaknya komponen yang harus
terdiri dari: dibiayai dalam penyelenggaraan
1. gaji pokok bagi pegawai pada satuan pendidikan tidak akan cukup hanya
pendidikan; dengan mengandalkan dana dari satu
2. tunjangan yang melekat pada gaji sumber, seperti dari pemerintah pusat
bagi pegawai pada satuan pendidikan; saja, atau pemerintah daerah seperti
3. tunjangan struktural bagi pejabat kabupaten/kota saja, tetapi harus
structural pada satuan pendidikan; diakomodasi oleh pemerintah dan
4. tunjangan fungsional bagi pejabat pemerintah daerah. Namun berapa
fungsional di luar guru dan dosen; proporsi untuk masing-masing dalam
5. tunjangan fungsional atau subsidi pembiayaan pendidikan ini? Apakah
tunjangan fungsional bagi guru dan pemerintah pusat 50%, pemerintah
dosen; propinsi 30%, dan pemerintah
6. tunjangan profesi bagi guru dan Kab./Kota 20%? Atau ada formula lain
dosen; lain untuk mengalokasikan pembiayaan
7. tunjangan khusus bagi guru dan pendidikan ini. Apakah ada peraturan
dosen; penundang-undangan yang mengatur
8. maslahat tambahan bagi guru dan akan hal tersebut? Lalu bagaimana
dosen; dan implementasi pembagian kewenangan
9. tunjangan kehormatan bagi dosen untuk membiayai pendidikan ini?
yang memiliki jabatan profesor atau Berbagai pertanyaan tersebut
guru besar. masih banyak menyisakan
Sedangkan biaya personalia ketidakjelasan mengenai porsi
penyelenggara dan/atau pengelola anggaran dari masing-masing pihak
pendidikan adalah: ji pokok; tunjangan dalam membiayai pendidikan.
yang melekat pada gaji; tunjangan Sehingga pada akhirnya, tidak jarang
struktural bagi pejabat struktural; dan pemerintah propinsi dan pemerintah
tunjangan fungsional bagi pejabat kab./kota mengalami kebingungan
fungsional. dalam merencanakan berbagai program
Biaya investasi adalah biaya dan kegiatan dalam membangun
investasi lahan pendidikan dan pendidikan di daerah, khususnya jika
investasi selain lahan pendidikan. dikaitkan dengan unsur pembiayaan.
Banyaknya komponen yang harus Kondisi ini terus berlarut sehingga
dibiayai dalam penyelenggaraan mengakibatkan tidak jelasnya keadilan
pendidikan tidak akan cukup hanya yang diterima oleh kab./kota dalam hal
dengan mengandalkan dana pembiayaan pendidikan. Dampak dari
Sedangkan biaya personalia hal ini adalah timpangnya
penyelenggara dan/atau pengelola pembangunan pendidikan antara satu
pendidikan adalah: gaji pokok; kab./kota degan kab./kota lainnya di
tunjangan yang melekat pada Jawa Barat. Dalam konteks tersebut,

55
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

keadilan dalam pembiayaan pendidikan profesi, vokasi, keagamaan, dan


menjadi angan-angan belaka. Untuk itu khusus. Secara kontekstual, penelitian
diperlukan suatu kajian secara khusus ini akan mengkhususkan pada jalur
yang dapat menggambarkan berapa pendidikan formal pada jenjang
seharusnya pemerintah propinsi dan pendidikan MTs.
kab./kota di Jawa Barat
mengalokasikan dana untuk membiayai C. Rumusan Masalah
pendidikan, baik untuk aspek biaya Rumusan masalah penelitian
investasi maupun operasional. adalah “bagaimana pembagian dana
B. Batasan Masalah pendidikan dasar dan menengah?”
Permasalahan pembiayaan Secara rinci, rumusan masalah
pendidikan meliputi banyak tema dan penelitian adalah, Bagaimana biaya
wilayah kajian. Secara konseptual, operasional, biaya investasi, dan biaya
pembiayaan pendidikan dapat personal untuk sekolah?
dianalisis dari sisi kebijakan dan
perundang-undangan pendidikan, jenis- D. Luaran Penelitian
jenis pembiayaan pendidikan, unit cost Penelitian ini menghasilkan
(satuan biaya), rate of return (ror) Naskah mengenai Kebutuhan nyata
pembiayaan pendidikan, dan lain pembiayaan pendidikan di sekolah,
sebagainya. Penelitian ini secara baik kategori biaya investasi, biaya
khusus membatasai masalah penelitian operasional, maupun biaya operasional.
secara konseptual pada identifikasi E. Kerangka Pikir Penelitian
jenis-jenis pengeluaran biaya Pembiayaan pendidikan sebagai
pendidikan. Pengeluaran pendidikan salah satu komponen dalam
diidentifikasi melalui dua jenis, yaitu penyelenggaraan pendidikan tidak
biaya operasional dan biaya investasi. berdiri sendiri tetapi selalu dikaitkan
Secara kontekstual, pembiayaan dengan kegiatan produksi pokok atau
pendidikan dapat diteliti dalam core business. Dalam penyelenggaraan
berbagai bentuk pendidikan. sekolah, produksi utama sekolah adalah
Pendidikan terdiri dari jalur pendidikan kegiatan belajar mengajar. Artinya
formal, pendidikan non formal dan bagus atau tidaknya pembiayaan
pendidikan informal. Pendidikan pendidikan harus dilihat pada
formal adalah pendidikan sejauhmana biaya yang ada dapat
persekolahan, pendidikan non formal mendukung terjadinya layanan KBM
adalah pendidikan non persekolahan yang efektif. Tentu saja KBM ini tidak
dan pendidikan informal adalah berdiri sendiri, tetapi didukung oleh
pendidik di keluarga dan masyarakat. berbagai factor atau komponen, seperti
Penelitian ini akan mengkhususkan karakteristik siswa itu sendiri, guru,
pada pendidikan formal. Pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
formal terdiri dari jenjang dan jenis
pendidikan yang berbeda. Jenjang TINJAUAN PUSTAKA
pendidikan formal terdiri dari A. Pengertian Pembiayaan
pendidikan dasar, pendidikan Pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis Pembiayaan pendidikan tidak
pendidikan dapat diidentifikasi sebagai hanya menyangkut analisis sumber-
pendidikan umum, kejuruan, akademik, sumber dana saja, tetapi juga

56
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

menyangkut penggunaan dana secara yang digunakan untuk kegiatan


efektif dan efisien. Fattah (2009: 23) pendidikan. Mulyono (2010:78) bahwa
menjelaskan biaya pendidikan meliputi pembiayaan pendidikan sesungguhnya
biaya langsung (direct cost) dan biaya adalah analisis terhadap sumber-
tidak langsung (indirect cost). Biaya sumber pendapatan (revenue) dan
langsung terdiri dari biayabiaya yang penggunaan biaya yang diperuntukan
dikeluarkan oleh pemerintah, sebagai pengelolaan pendidikan secara
masyarakat, dan orang tua siswa untuk efektif dan efisien dalam rangka
keperluan pelaksanaan pengajaran dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
kegiatan belajar siswa berupa Penjelasan diatas dapat
pembelian alat-alat pelajaran, sarana disimpulkan biaya pendidikan
belajar, biaya transportasi, gaji guru. merupakan suatu pengeluaran yang
Pembiayaan pendidikan memiliki sifat digunakan untuk keperluan
yang lebih kompleks daripada hanya penyelenggaraan pendidikan yang
menghitung biaya pada suatu unit mencakup gaji guru, peningkatan
produksi barang atau jasa. Meskipun profesional guru, pengadaan sarana
pengelompokkan komponen ruang belajar, perbaikan ruang,
pembiayaan sama, yaitu pembiayaan pengadaan peralatan, pengadaan buku
langsung dan pembiayaan tidak pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan
langsung, namun yang membedakan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan
dalam konsep pembiayaan pendidikan pendidikan, dan supervisi pendidikan
adalah diperhitungkannya sebagai secara efektif dan efisien dalam rangka
pendapatan yang hilang (earing mencapai tujuan yang telah ditentukan.
forgone) dalam bentuk biaya Fattah (2000) menambahkan
kesempatan yang hilang (opportunity biaya dalam pendidikan meliputi biaya
cost) yang dikorbankan oleh siswa langsung (direct cost) dan biaya tidak
selama belajar (Cohn, 1979). langsung (indirect cost). Biaya
Biaya pendidikan merupakan langsung terdiri dari biaya-biaya yang
dasar empiris untuk memberikan dikeluarkan untuk keperluan
gambaran karakteristik keuangan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan
sekolah. Analisis keuangan sekolah belajar siswa seperti pembelian alat-
dalam pemanfaatan sumber-sumber alat pembelajaran, penyediaan sarana
keuangan sekolah dan hasil (out put) pembelajaran, biaya transportasi, gaji
sekolah dapat dilakukan dengan cara guru, baik yang dikeluarkan
menganalisis biaya satuan (unit cost) pemerintah, orang tua maupun siswa
per siswa. Menurut Coombs dan Hallak sendiri. Sedangkan biaya tidak
(1978), biaya satuan per siswa per langsung berupa keuntungan yang
tahun dihitung dengan membagi total hilang dalam bentuk biaya kesempatan
pengeluaran per tahun akademik yang hilang yang dikorbankan oleh
dengan jumlah murid yang terdaftar siswa selama belajar, contohnya: uang
dalam kategori pendidikan tertentu. jajan siswa, pembelian peralatan
Sedangkan Muljani A. Nurhadi sekolah (pulpen, tas, buku tulis, dan
(2011) biaya pendidikan adalah nilai lain-lain).
rupiah dari seluruh sumber daya Anggaran biaya pendidikan
(inputs) atau seluruh pengeluaran terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu
dalam bentuk natura atau berupa uang sama lain, yaitu sisi anggaran

57
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mendanai berbagai komponen


untuk mencapai tujuan-tujuan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
pendidikan. Masih dalam buku yang itu sendiri. Mulyasa (2004:47)
sama menurut Nanang Fattah, berpendapat bahwa keuangan dan
(2006:23) Anggaran penerimaan adalah pembiayaan merupakan salah satu
Pendapatan yang diperoleh setiap tahun sumber daya yang secara langsung
oleh sekolah dari berbagai sumber menunjang efektivitas dan efisiensi
resmi dan diterima secara teratur. pengelolaan pendidikan. Biaya
Untuk sekolah dasar negeri, umumnya pendidikan merupakan salah satu
memiliki sumbersumber anggaran komponen masukan instrumental
penerimaan, yang terdiri dari (instrumental input) yang sangat
pemerintah pusat, pemerintah daerah, penting dalam penyelenggaraan
masyarakat sekitar, orangtua murid, pendidikan di sekolah. Dalam setiap
dan sumber lain. Sedangkan anggaran upaya pencapaian tujuan pendidikan,
dasar pengeluaran adalah jumlah uang biaya pendidikan memiliki peranan
yang dibelanjakan setiap tahun untuk yang sangat menentukan. Hampir tidak
kepentingan pelaksanaan pendidikan di ada upaya pendidikan yang dapat
sekolah. Belanja sekolah sangat mengabaikan peranan biaya, sehingga
ditentukan oleh komponen-komponen dapat dikatakan bahwa tanpa biaya,
yang jumlah dan proporsinya bervariasi proses pendidikan (di sekolah) tidak
di antara sekolah yang satu dan daerah akan berjalan. Supriadi (2006: 3)
yang lain. Serta dari waktu ke waktu. menyatakan bahwa biaya (cost)
Munurut Sumardi (2005:51), memiliki pengertian yang luas, yakni
pada akhir dasawarsa ini, pendidikan di semua jenis pengeluaran yang
Indonesia menghadapi tiga tantangan berkenaan dengan penyelenggaraan
besar. Pertama, sebagai akibat krisis pendidikan, baik dalam bentuk uang
ekonomi, pendidikan nasional dituntut maupun barang dan tenaga (yang dapat
untuk dapat mempertahankan hasil- dihargakan dengan uang). Dengan
hasil pembangunan pendidikan yang pengertian ini, misalnya iuran siswa
telah dicapai. Kedua, untuk merupakan biaya pendidikan, demikian
mengantisipasi era globalisasi, pula dengan sarana fisik, buku sekolah
pendidikan nasional dituntut untuk dan guru juga merupakan biaya.
mempersiapkan sumber daya manusia Bagaimana biaya-biaya itu
yang kompeten agar mampu bersaing direncanakan, diperoleh, dialokasikan
dalam pasar kerja global. dan dikelola merupakan persoalan
Ketiga,sejalan dengan diberlakukannya pembiayaan pendidikan (educational
otonomi daerah, perlu dilakukan finance).
perubahandan penyesuaian sistem
pendidikan nasional sehingga dapat
mewujudkanpendidikan yang lebih
demokratis, memperhatikan B. Kategori Biaya Pendidikan
keberagaman kebutuhan, keadaan
daerah, dan peserta didik, serta Dalam teori dan praktik
mendorong partisipasi masyarakat. pembiayaan pendidikan, baik pada
Keberhasilan penyelenggaraan tataran makro maupun mikro dikenal
pendidikan tidak terlepas dari upaya beberapa kategori biaya pendidikan

58
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

(Anwar, 1991; Gaffar, 1991; Thomas, pengeluaran atau belanja. Bila


1992). Pertama, biaya langsung (direct dibedakan berdasarkan sifatnya maka
cost) dan biaya tidak langsung (indirect dikenal biaya rutin (routine/recurrent
cost). Biaya langsung adalah segala budget) dan biaya investasi atau
pengeluaran yang secara langsung pembangunan (investment/development
menunjang penyelenggaraan budget). Menurut Mulyasa (2004: 48),
pendidikan. Biaya tidak langsung biaya rutin adalah biaya yang langsung
adalah pengeluaran yang secara tidak dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti
langsung menunjang proses pendidikan gaji pegawai (guru dan non-guru), serta
tetapi memungkinkan proses biaya operasional, biaya pemeliharaan
pendidikan tersebut terjadi di sekolah, gedung, fasilitas dan alat-alat
misalnya biaya hidup siswa, biaya pengajaran (barang-barang habis
transportasi ke sekolah, biaya jajan, pakai). Sementara biaya pembangunan
biaya kesehatan, dan harga kesempatan misalnya biaya pembelian atau
(opportunity cost). pengembangan tanah, pembangunan
Kedua, biaya pribadi (private cost) dan gedung, perbaikan atau rehab gedung,
biaya sosial (social cost). Biaya pribadi penambahan furniture, serta biaya atau
adalah pengeluaran keluarga untuk pengeluaran lain untuk barang-barang
pendidikan atau dikenal juga yang tidak habis pakai.
pengeluaran rumah tangga (household Dalam sistem anggaran di
expenditure). Biaya sosial adalah biaya Indonesia, alokasi biaya rutin kepada
yang dikeluarkan oleh masyarakat lembaga-lembaga atau satuan-satuan
untuk pendidikan, baik melalui sekolah penyelenggara pendidikan dituangkan
maupun melalui pajak yang dihimpun dalam DIK (Daftar Isian Kegiatan),
oleh pemerintah kemudian digunakan sedangkan biaya pembangunan
untuk membiayai pendidikan. Biaya dialokasikan dalam DIP (Daftar Isian
yang dikeluarkan oleh pemerintah pada Proyek). Di samping itu dikenal pula
dasarnya termasuk biaya sosial. Ketiga, DIKS (Daftar Isian Kegiatan
biaya dalam bentuk uang (monetary Suplemen), yaitu alokasi anggaran
cost) dan bukan uang (non-monetary yang sumber dananya berasal dari
cost). masyarakat. Penyaluran subsidi
Dalam kenyataanya, ketiga pemerintah ke satuan pendidikan
kategori biaya pendidikan tersebut (sekolah) dapat berupa uang yang telah
dapat “bertumpang tindih”, misalnya jelas peruntukannya (earmarked
ada biaya pribadi dan sosial yang allocation), dana tambahan berbentuk
bersifat langsung dan tidak langsung hibah (block grant), atau berupa tenaga
serta berupa uang dan bukan uang, dan dan barang (inkind allocation) seperti
ada juga biaya langsung dan tidak guru/tenaga kependidikan, buku-buku
langsung serta biaya pribadi dan sosial pelajaran, dan perlengkapan sekolah
yang dalam bentuk uang maupun (Caldwell, Levacic dan Ross, 1999).
bukan uang.
Di samping itu, dikenal juga METODOLOGI PENELITIAN
anggaran belanja pendidikan A. Tempat dan Waktu Penelitian
(educational budget) yang terdiri atas Penelitian ini dilakukan di MTs
dua komponen, yaitu: (1) pendapatan, Islamiyah YPI Batangkuis Jl. Mesjid
pemasukan atau penerimaan; dan (2) Jamik Desa Bintang Meriah Kecamatan

59
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Kasubag Tata Usaha dan Bendahara
Provinsi Sumatera Utaran. Adapun Sekolah, Paper, yaitu sumber data
waktu penelitian dilaksanakan pada yang menyajikan tanda-tanda berupa
bulan Mei 2018. huruf,angka, gambar, atau simbol-
B. Pendekatan dan Metode simbol lain.
Penelitian
Penelitian ini menggunakan D. Populasi dan Sampel Penelitian
pendekatan kualitatif dan Populasi dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis adalah seluruh masyarakat sekolah di
deskriptif. Metode analisis deskriptif MTs Islamiyah YPI Batangkuis yaitu
dilakukan untuk memaparkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
perhitungan biaya satuan per siswa per tenaga kependidikan dan siswa. Dalam
program keahlian. penelitian kualitatif menggunakan non-
probabilitas sampling dengan
C. Sumber Data dan Data Penelitian menggunakan teknik purposive
Sumber data adalah subjek dari sampling, yaitu menentukan sampel
mana data dapat diperoleh yaitu, dengan pertimbangan tertentu yang
Person sumber data yang bisa dipandang dapat memberikan data
memberikan data berupa jawabanlisan secara maksimal. Adapun sampel
melalui wawancara atau jawaban dalam penelitian ini yakni kepala
tertulis melalui angket, Adapunsumber sekolah, bendahara sekolah, kasubag
data yang berupa person dalam Tata Usaha,
penelitian ini yakni Kepala Sekolah,

HASIL PENELITIAN
Biaya Operasional
PEMBIAYA
Jenis Pembiayaan AN
Pendidikan SEKOLAH Jika ada, besaran
nominalnya (Rp)
ASPEK AD TIDA
PEMBIAYAAN A K
Kesejahteraan tenaga a. Insentif tambahan
pendidik dan bagi guru √
kependidikan PNS/GTY dari
Pemda Kab./Kota
per orang per
bulan
b. Insentif tambahan
bagi tenaga √
administrasi di
sekolah dari
Pemda Kab./Kota
per orang per
bulan
c. Honor bagi guru
untuk kelebihan
jam mengajar √

60
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYA
Jenis Pembiayaan AN
Pendidikan SEKOLAH Jika ada, besaran
nominalnya (Rp)
ASPEK AD TIDA
PEMBIAYAAN A K
dari sekolah
d. Honor yang
diterima guru √
bantu/sukwan/
honor daerah dari
sekolah per bulan
e. Biaya perjalanan √
dari sekolah
untuk proses
mutasi/promosi
per guru
f. Hadiah hari raya
dari sekolah
untuk guru (per
orang) √
g. Hadiah hari raya 150.000
dari sekolah
untuk tenaga
administrasi √
h. Biaya yang 150.000
dialokasikan dari
sekolah untuk
pakaian seragam
guru per orang √
i. Biaya yang 200.000
dialokasikan dari
sekolah untuk
pakaian seragam
tenaga
administrasi per
orang √
j. Alokasi uang 35.000
lembur dari
sekolah bagi
tenaga
administrasi
sekolah per jam √
a. Biaya khusus
Peningkatan sekolah untuk
Profesi/Diklat diklat
peningkatan
kemampuan
professional bagi
guru per orang √

99
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYA
Jenis Pembiayaan AN
Pendidikan SEKOLAH Jika ada, besaran
nominalnya (Rp)
ASPEK AD TIDA
PEMBIAYAAN A K
per tahun
b. Biaya diklat bagi
kepala sekolah
per orang per
tahun √
c. Biaya diklat bagi
tenaga
administrasi
sekolah per orang
per tahun √
d. Biaya sekolah
untuk
pelaksanaan
kegiatan
KKG/MGMP per
guru per tahun √
e. Biaya sekolah
untuk
pelaksanaan
kegiatan MKKS
per tahun √
a. Biaya sekolah
Penyelenggaraan KBM untuk penyediaan
buku bahan ajar
per siswa per
tahun √
b. Biaya sekolah
untuk penyediaan
bahan praktikum
IPA per siswa
pertahun √
c. Biaya sekolah
untuk penyediaan
bahan praktik IPS
persiswa
pertahun √
d. Biaya sekolah
untuk penyediaan
bahan praktik
keterampilan
persiswa per
tahun √
e. Biaya sekolah
untuk √

100
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYA
Jenis Pembiayaan AN
Pendidikan SEKOLAH Jika ada, besaran
nominalnya (Rp)
ASPEK AD TIDA
PEMBIAYAAN A K
pengembangan
kurikulum
muatan lokal dan
pengembangan
diri (satu kali per
tahun)
f. Biaya sekolah
untuk
pelaksanaan
remedial
persiswa
pertahun √
g. Biaya sekolah
untuk penyediaan
bahan praktikum
IPA per siswa
pertahun √
h. Biaya sekolah
untuk penyediaan
bahan praktik IPS
persiswa
pertahun √
i. Biaya sekolah
untuk penyediaan
bahan praktik
keterampilan
persiswa per
tahun √
j. Pebelian
peralatan
praktikum √
k. Pembelian buku
pelajaran √
l. Pembelia
n alat tulis kantor √
a. Biaya sekolah
untuk ulangan
umum (teori)
Penilaian persiswa
pertahun
b. Biaya sekolah
untuk ulangan
umum praktek
persiswa √

101
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYA
Jenis Pembiayaan AN
Pendidikan SEKOLAH Jika ada, besaran
nominalnya (Rp)
ASPEK AD TIDA
PEMBIAYAAN A K
pertahun
c. Biaya sekolah
untuk ujian akhir
tertulis √
d. Biaya sekolah
untuk ujian akhir
praktik √
e. Biaya sekolah
untuk
pengembangan
dan penilaian tes
diagnostik untuk
siswa baru per
siswa per tahun √
f. Biaya sekolah
untuk
pengukuran IQ,
EQ per siswa per
tahun √
g. Biaya khusus
untuk pembelian
buku raport per
siswa
a. Biaya sekolah
Pemeliharaan dan untuk perawatan
penggantian bangunan sekolah
per tahun √
b. Biaya sekolah
untuk perawatan
perabot kantor
per tahun √
c. Biaya sekolah
untuk
penggantian alat
IPA per tahun √
d. Biaya sekolah
untuk
penggantian alat
keterampilan yg
rusak per tahun √
e. Biaya sekolah
untuk
penggantian buku
pelajaran yg √

102
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYA
Jenis Pembiayaan AN
Pendidikan SEKOLAH Jika ada, besaran
nominalnya (Rp)
ASPEK AD TIDA
PEMBIAYAAN A K
rusak pertahun
f. Pembangunan
tempat ibadah √
g. Pembangunan
ruang
ekstrakurikuler √
h. Pembangunan
fasilitas olahraga √
i. Pembangunan
ruang
perpustakaan √
j. Pembangunan
gedung atau
ruang praktikum √
a. Biaya sekolah 300.000
Kesiswaan untuk pembinaan
pramuka tingkat
sekolah √
b. Biaya sekolah 300.000
untuk pembinaan
olahraga tingkat
sekolah √
c. Biaya sekolah
untuk pembinaan
kesenian tingkat
sekolah √
d. Biaya sekolah
untuk
pelaksanaan
Porseni tingkat
sekolah √
e. Biaya sekolah
untuk
pelaksanaan
Cerdas Cermat
tingkat sekolah √
f. Biaya sekolah
untuk
pelaksanaan
Olimpiade sains
tingkat sekolah √
g. Biaya pembinaan
KIR per tahun √
h. Biaya untuk √

103
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYA
Jenis Pembiayaan AN
Pendidikan SEKOLAH Jika ada, besaran
nominalnya (Rp)
ASPEK AD TIDA
PEMBIAYAAN A K
penyelenggaraan
Peringatan hari
raya besar per
tahun
i. Biaya sekolah 50.000
untuk kegiatan
Pesantren kilat
per siswa √
j. Biaya sekolah 250.000
untuk kegiatan
orientasi siswa
baru √
k. Beasiswa dari
Depdiknas per
siswa per tahun
(BOS Pusat) √
l. Beasiswa dari
pemda Propinsi
per siswa per
tahun (BOS
propinsi) √
m. Beasiswa dari
pemda Kab./Kota
per siswa per
tahun (BOS
pendamping) √

A. Biaya Investasi
PEMBIAYAAN
Jenis SEKOLAH
Pembiayaan
Pendidikan
ASPEK TIDAK Jika ada, besaran
PEMBIAYAAN ADA nominalnya (Rp)
1. Biaya untuk
Sarana pembebasan tanah
Prasarana untuk lahan √

104
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYAAN
Jenis SEKOLAH
Pembiayaan
Pendidikan
ASPEK TIDAK Jika ada, besaran
PEMBIAYAAN ADA nominalnya (Rp)
sekolah
2. Bangunan √
a. Biaya untuk 150.000.000
pembangunan ruang
kelas baru √
b. Biaya untuk 50.000.000
pembangunan ruang
Tata Usaha √
c. Biaya untuk 50.000.000
pembangunan ruang
Kepala Sekolah √
d. Biaya untuk
pembangunan ruang
Wakil KS √
e. Biaya untuk
pembangunan ruang
Guru √
f. Baiaya untuk
pembangunan ruang
Perpustakaan √
g. Biaya untuk
pembangunan
Laboratorium IPA √
h. Biaya untuk
pembangunan
Laboratorium Bahasa √
i. Biaya untuk
pembangunan ruang
Keterampilan √
j. Biaya untuk
pembangunan lapang
Olahraga √
k. Biaya untuk
pembangunan ruang
Serbaguna √
l. Biaya untuk 100.000.000
pembangunan ruang
Ibadah √
m. Biaya untuk 50.000.000
pembangunan kamar
kecil /WC √
n. Biaya untuk
pembanguan ruang √

105
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

PEMBIAYAAN
Jenis SEKOLAH
Pembiayaan
Pendidikan
ASPEK TIDAK Jika ada, besaran
PEMBIAYAAN ADA nominalnya (Rp)
Ekstrakurikuler
o. Biaya untuk
pembangunan ruang BK √
3. Buku
a. Biaya untuk
pembelian buku Teks
Utama per tahun √
b. Biaya untuk
pembelian buku
Perpustakaan per tahun √
c. Biaya untuk
pembelian buku Sumber
per tahun

d. Biaya untuk
pembelian buku
Pelengkap per tahun √
4. Alat
a. Biaya untuk
pembelian Alat peraga
per tahun √
b. Biaya untuk
pembelian Alat Praktik
per tahun √
Komponen c. Biaya untuk
Pembiayaan pembelian LCD per
tahun √
d. Biaya untuk
pembelian Komputer per
tahun √
e. Biaya untuk
pembelian Perabot per
tahun √

a. Biaya untuk
pengadaan tenaga
Tenaga pendidik per orang

b. Biaya untuk
pengadaan tenaga
kependidikan per orang

106
Irsan Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..(52-69)

107

Anda mungkin juga menyukai