Anda di halaman 1dari 18

Website: http://jurnaledukasikemenag.

org
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendi dikan Agama dan Keagamaan, 15(3), 2017, 387-404

EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


DI MADRASAH

EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF 2013


CURRICULUM IN MADRASAH
Sumarni
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Jl. MH. Thamrin N0. 6 Jakarta Pusat
E-Mail: marni_ch@yahoo.com.au

Naskah diterima 9 Oktober 2017, direvisi 6 November 2017, disetujui 15 November 2017

Abstract Abstrak
The Ministry of Religion in 2014 conducted a Kementerian Agama pada tahun 2014
pilot implementation of the 2013 curriculum for the melakukan uji coba implementasi kurikulumm
subjects of Islamic Education and Arabic. This study 2013 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab. Studi ini memfokuskan
focuses on the policy of implementation and im-
pada kebijakan implementasi dan penelahaan
plementation of Curriculum 2013 in Madrasah Ali- terhadap implementasi Kurikulum 2013 di
yah (MA) of West Java. This study uses quantitative Madrasah Aliyah (MA) wilayah Jawa Barat.
approach. The research subjects were madrasah Penelitian ini menggunakan pendekatan
head, teacher, learner, supervisor, and madrasah kuantitatif. Subjek penelitian adalah kepala
committee. The instruments used were question- madrasah, guru, peserta didik, pengawas, dan
naires, interview guides, and documentation. The komite madrasah. Instrumen yang digunakan
data was analyzed using quantitative descriptive yaitu lembar angket, pedoman wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
technique. The results show that most respondents
teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
understand the purpose of the implemented cur- menunjukkan bahwa sebagian besar responden
riculum 2013 and the scientific approach used. In memahami tujuan dari diimplementasikan
the implementation of the 2013 curriculum, most kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik yang
of the respondents also stated that PAI teachers digunakan. Dalam implementasi kurikulum 2013,
already have the ability to learn in the 2013 cur- sebagian besar responden juga menyatakan yakin
riculum. The 2013 Curriculum Implementation bahwa para guru PAI sudah memiliki kemampuan
also has a positive impact for students, teachers dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013.
Implementasi Kurikulum 2013 juga memiliki
and Madrasah Aliyah. Nevertheless, there are still
dampak positif baik bagi peserta didik, guru, dan
some problems that arise related to infrastructure, Kepala MA. Namun demikian masih ada beberapa
teacher training, teacher and student handbooks, permasalahan yang muncul terkait dengan sarana
and the absence of monitoring and evaluation prasarana, pelatihan guru, buku pegangan untuk
monitoring from the government towards the im- guru dan siswa, serta tidak adanya evaluasi dan
plementation of Curriculum 2013. monitoring monitoring dari pemerintah terhadap
implemntasi Kurikulum 2013.
Keywords: Evaluation, Implementation, Curricu-
lum 2013, Madrasah Kata kunci : Evaluasi, Implementasi, Kurikulum
2013, Madrasah

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan AgamaVolume dan Keagamaan,


15, Nomor p-ISSN:1693-6418,
3, Desember e-ISSN: 2580-247X
2017 | http://jurnaledukasikemenag.org
This is anThis
openis access
an openarticle
accessunder
articleCC-BY-SA
under CC-BY-SA
licenselicense (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 387
S u MAR N I

PENDAHULUAN kurikulum 2013 di madrasah seyogianya


ditunda hingga persiapan selesai.
Kurikulum 2013 digulirkan sebagai
Rekomendasi ini dikuatkan dengan data
langkah pengembangan kurikulum
lapangan yang dijaring melalui kegiatan
berbasis kompentensi (KBK) yang dirilis
workshop di tiga titik yaitu Sumatera
pada tahun 2004 dan kurikulum tahun
Selatan (melibatkan Propinsi Lampung,
2006. Pemerintah melalui Kementerian
Jambi dan Sumsel sendiri), Banyuwangi Jawa
Pendidikan dan Kebudayaan telah mulai
Timur (melibatkan tiga kabupaten/kota
mengimplementasikan kurikulum 2013
yaitu Banyuwangi, Bondowoso, Jember),
Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk sebagian
dan di Kalimantan Selatan (melibatkan
sekolah umum. Namun Kementerian Agama
dua propinsi yaitu Kalimantan Selatan dan
belum melaksanakan ujicoba pelaksanaan
Kalimantan Tengah). Data lapangan yang
kurikulum 2013 di madrasah. Keputusan
terjaring melalui tiga workshop tersebut
yang berbeda antara Kemenag dan
menunjukkan bahwa madrasah belum
Kemendikbud didasarkan pada langkah-
siap mengimpelementasikan kurikulum
langkah ideal suatu implementasi kurikulum
2013.1 Dalam workshop yang dilakukan di
dan melihat kesiapan madrasah sebagai
tiga titik ini, Puslitbang Pendidikan Agama
pelaksana kurikulum.
dan Keagamaan melakukan survei yang
Implementasi kurikulum 2013 di
ditujukan kepada peserta workshop dengan
madrasah memiliki problem yang hampir
menggunakan instrumen yang didesain
sama dengan sekolah pada umumnya.
khusus untuk mengetahui kesiapan guru
Secara konsep dan formula implementasi
dalam implementasi kurikulum 2013. Hal-
kurikulum 2013 di madrasah didasari atas
hal yang dijaring antara lain : pengetahuan
kebijakan tersendiri yaitu kebijakan yang
tentang kurikulum 2013, pemahaman,
dirumuskan oleh Kementerian Agama,
kelengkapan dokumen, kompetensi guru
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan
tentang Kurikulum 2013, keberadaan guru
Islam. Maka, secara sederhana dapat
inti, jumlah guru yang ikut diklat, pemahaman
dikatakan bahwa implementasi kurikulum
buku pedoman guru, pemahaman buku
2013 di Kementerian Agama mulai dari
pedoman siswa, pemahaman silabus,
penyiapan konsep, perangkat lunak, dan
pemahaman RPP, pemahaman model
perangkat keras pada hakekatnya berada di
penilaian dan pemahaman KI/KD. Dari
Ditjen Pendidikan Islam tersebut.
semua unsur yang dijaring, rata-rata masih
Pada awal implementasi kurikulum menunjukkan prosentase yang rendah,
2013, Puslitbang Pendidikan Agama dan terutama yang terkait dengan kompetensi
Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat dan pengetahuan guru tentang kurikulum
melakukan kajian dan serangkaian workshop 2013.
dalam rangka menjaring informasi secara
ilmiah terhadap kondisi riil madrasah untuk
akan (dan sedang) mengimplementasikan Dalam workshop yang dilakukan di tiga titik ini,
1

dilaksanakan di awal tahun 2013 yang dimaksudkan


kurikulum 2013. Salah satu kajian penting untuk menjaring data sebagai bahan Ditjen
merekomendasikan bahwa implementasi Pendidikan Islam dalam merancang implementasi
Kurikulum 2013.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


388 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

Akan tetapi, kebijakan pemerintah didik, guru, dan Kepala Madrasah, penilaian
terhadap impelementasi kurikulum 2013 terhadap buku teks siswa dan buku pegangan
ini tidak bisa dihindari, bahwa sekolah dan guru, dan penilaian terhadap pelatihan K-13
madrasah harus mengimplementasikan pada aspek materinya, metode dan alokasi
kurikulum 2013, meskipun tidak secara waktunya, cara penyampaian materi oleh
total. Dasar implementasi Kurikulum 2013 di pelatih, dan sarana prasarana pelatihan.
madrasah adalah adanya Keputusan Menteri Selain itu, penelitian ini juga menggali
Agama Republik Indonesia Nomor 207 faktor pendukung implementasi kurikulum
Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah. 2013 di madrasah dan juga permasalahan
Berdasarkan PMA tersebut, madrasah pada yang muncul dalam implementas kurikulum
semua jenjang menggunakan Kurikulum 2013 tersebut.
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
2006 untuk mata pelajaran umum, dan kebijakan implementasi Kurikulum 2013
menggunakan Kurikulum 2013 untuk mata di kantor wilayah Kemenag Jawa Barat
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan dan bagaimana implementasi Kurikulum
Bahasa Arab. Namun demikian, pada tahun 2013 pada MA program Pendampingan
awal implementasi, masih diberlakukan implementasi Kurikulum 2013 tahun
piloting yang ditetapkan berdasarkan Surat ajaran 2014-2015 serta apa saja dampak
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan implementasi kurikulum 2013 bagi warga
Islam. madrasah. Penelitian ini juga bertujuan
Berdasarkan surat Keputusan Direktur untuk mengetahui faktor apa saja yang
Jenderal Pendidikan Islam Nomor 481 mendukung dalam implementasi kurikulum
Tahun 2015 tentang Penetapan Madrasah di MA dan permasalahan yang muncul dalam
Pendampingan Kurikulum 2013, untuk implementasi kurikulum 2013 tersebut. Hasil
wilayah Jawa Barat, madrasah yang penelitian ini diharapkan dapat digunakan
melaksanakan Kurikulum 2013 ada 34 sebagai bahan masukan kepada Ditjen
madrasah, terdiri dari 8 Madrasah Ibtidaiyah, Pendidikan Islam Kementerian Agama,
18 Madrasah Tsanawiyah, dan 8 Madrasah khususnya Direktorat Pendidikan Madrasah
Aliyah yang melaksanakan kurikulum 2013. dalam mengambil kebijakan dalam
Studi ini memfokuskan pada kebijakan pengembangan Kurikulum 2013 di madrasah.
implementasi Kurikulum 2013 di wilayah Bagi madrasah, khususnya Madrasah
Jawa Barat dan penelahaan terhadap Aliyah hasil penelitian ini bisa dijadikan
implementasi Kurikulum 2013. Penelitian untuk referensi dalam pengembangan dan
ini dilakukan di Madrasah Aliyah program implementasi kurikulum 2013 di madrasah
pendampingan implementasi Kurikulum masing-masing.
2013 tahun ajaran 2014-2015 khususnya
pada 8 MA di lingkup Kantor Wilayah Kerangka Konseptual
Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat,
Evaluasi adalah kegiatan untuk
yang berkaitan pemahaman terhadap
mengumpulkan informasi tentang
Kurikulum 2013, proses pembelajaran,
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
dampak penerapan K-13 terhadap peserta

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 389
S u MAR N I

informasi tersebut digunakan untuk Miller and Seller5 mengidentifikasi


menentukan alternatif yang tepat dalam tiga makna implementasi yang umum
mengambil keputusan. Fungsi utama dipahami. Pertama, implementasi adalah
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan sebuah proses dimana guru menggunakan
informasi-informasi yang berguna bagi pihak kurikulum baru disaat mereka mengajar.
decision maker untuk menentukan kebijakan Kedua, implementasi adalah sebuah proses
yang akan diambil berdasarkan evaluasi interaksi antar pembuat kurikulum dan
yang telah dilakukan.2 Evaluasi dapat juga guru (jika kurikulum tidak dibuat sendiri
diartikan sebagai “proses menilai sesuatu oleh guru). Dalam interaksi ini terjadi dialog
berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah antara pembuat kurikulum dan guru sebagai
ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pelaksana kurikulum di lapangan. Keduanya
pengambilan keputusan atas obyek yang memastikan bagaimana kurikulum yang
dievaluasi”.3 Dari pengertian-pengertian telah direncanakan dapat diterapkan secara
tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi tepat dengan mempertimbangkan keadaan
merupakan sebuah proses yang dilakukan setempat. Ketiga, implementasi dianggap
oleh seseorang untuk melihat sejauh mana sebagai bagian tersendiri dari siklus
keberhasilan sebuah program yang sudah kurikulum yang perlu direncanakan dan
diimplementasikan. Keberhasilan program diorganisasikan secara khusus.
itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau Menurut Nurdin Usman6, implementasi
hasil yang dicapai oleh program tersebut. adalah bermuara pada aktivitas, aksi,
Implementasi adalah suatu tindakan tindakan, atau adanya mekanisme suatu
atau pelaksanaan dari sebuah rencana sistem. Pengertian implementasi yang
yang sudah disusun secara matang dan dikemukakan di atas, dapat dikatakan
terperinci. Menurut Oxford Advance bahwa implementasi adalah bukan sekedar
Learner’s Dictionary yang dikutip dalam aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
Mulyasa, implementasi adalah penerapan terencana dan dilakukan secara sungguh-
suatu yang memberikan efek atau dampak.4 sungguh berdasarkan acuan norma tertentu
Lebih lanjut disebutkan implementasi untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh
adalah proses penerapan ide, konsep, karena itu implementasi tidak berdiri sendiri
kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.
praktis sehingga memberikan dampak Sementara itu, Guntur Setiawan7
baik berupa perubahan pengetahuan, mendefinisikan implementasi sebagai
keterampilan, ataupun nilai dan sikap. perluasan aktivitas yang saling

5
Miller, J.P. and Seller, W. 1985. Curriculum :
2
Arikunto Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Perspektif and Practice. New York : Longman, h. 249
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, h 1 6
Usman Nurdin. 2002. Konteks Implementasi
3
Djaali dan Puji. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Berbasis Kurikulum. .Jakarta : PT. Raja Grafindo
Pendidikan. Jakarta : Grasindo, h 1 Persada, h.70
4
Mulyasa, 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat 7
Setiawan Guntur. 2004. Implementasi Dalam
Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Birokrasi Pembangunan. Bandung : Remaja Rosdakarya,
Jakarta : Bumi Aksara, h 178 h. 39

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


390 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

menyesuaikan proses interaksi antara tujuan (subjek matter) yang harus dikuasai siswa,
dan tindakan untuk mencapainya serta agar siswa memperoleh ijazah itulah
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi sebabnya kurikulum sering dipandang
yang efektif. Pengertian implementasi sebagai rencana pelajaran untuk siswa.9
yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan Banyak definisi kurikulum yang
bahwa implementasi yaitu merupakan dikemukakan para ahli. Definisi-definisi
proses untuk melaksanakan ide, proses atau tersebut bersifat operasional dan sangat
seperangkat aktivitas baru dengan harapan membantu proses pengembangan kurikulum
orang lain dapat menerima dan melakukan tetapi pengertian makna kurikulum yang
penyesuaian dalam tubuh birokrasi demi diajukan tidak lengkap. Definisi yang
terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai dikemukakan sering hanya berkenaan
dengan jaringan pelaksana yang bisa dengan salah satu dimensi kurikulum yaitu
dipercaya. Sedangkan menurut Hanifah dimensi ide, dimensi dokumen, dimensi
Harsono8 implementasi adalah suatu proses implementasi, dan dimensi hasil.10 Memang
untuk melaksanakan kebijakan menjadi secara teknis kurikulum mencakup dimensi
tindakan kebijakan dari politik ke dalam ide, dokumen tertulis, implementasi,
administrasi. Pengembangan kebijakan dan hasil. Oleh karena itu definisi teknis
dalam rangka penyempurnaan suatu yang dikemukakan seharusnya mencakup
program. keempat dimensi tersebut bukan hanya
Dari beberapa definisi diatas dapat mengenai salah satu dimensi kurikulum.
disimpulkan bahwa yang dimaksud Secara konseptual, kurikulum adalah
implementasi dalam penelitian ini adalah jawaban pendidikan terhadap kebutuhan
suatu interaksi antara mereka yang dan tantangan masyarakat11. Definisi ini
menciptakan program dengan mereka yang sering dilupakan orang padahal kurikulum
dibebankan untuk menyampaikan program dalam pengertian ini teramat penting
dalam mencapai suatu tujuan tertentu. karena definisi ini menggambarkan
Sementara itu, kurikulum berasal dari posisi pedagogis kurikulum dalam
bahasa Yunani, yaitu dari kata curir artinya mengembangkan potensi peserta didik,
pelari, kata curere artinya tempat berpacu. dan landasan bagi pertanyaan utama yang
Jadi Curriculum diartikan jarak yang harus dijawab ketika proses pengembangan
ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat suatu kurikulum akan dimulai. Oleh karena
itu kurikulum diartikan sejumlah mata itu, pengertian ini sangat fundamental
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan menggambarkan posisi sesungguhnya
atau murid untuk mencapai suatu gelar kurikulum dalam suatu proses pendidikan.
atau ijazah. Rumusan kurikulum tersebut
mengandung makna bahwa isi kurikulum 9
Muzamiroh, M.L.2013. Kupas Tuntas Kurikulum
tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran 2013. Jakarta: Penata aksara, h. 15
10
Hasan, S.H.1999. Landasan Filosofi dan Teori
Penyusunan Kurikulum., makalah disajikan dalam
8
Harsono Hanifah. 2002. Implementasi Kebijakan Seminar Kinerja PPPG-IPA, Bandung, 28 Juni .
dan Politik. Bandung : PT. MutiaraSumber Widya, h. 11
Oliva P.F. 1997. Developing the Currulum 4th
67 edition. Newyork : Longman, h. 60

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 391
S u MAR N I

Atas dasar pemikiran tersebut, Klein12 disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
menempatkan posisi kurikulum sebagai ”the Pendidikan). Kurikulum 2013 masuk dalam
heart of education”. Dengan posisi tersebut masa percobaanya pada tahun 2013 dengan
maka proses pengembangan kurikulum menjadikan beberapa sekolah menjadi
tidak boleh hanya terjebak pada pengertian sekolah rintisan.
kurikulum yang berkaitan dengan dimensi Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya
kurikulum semata dan bersifat praktis tetapi sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum
dimulai dengan jawaban yang diberikan 2013 diimpelementasikan secara terbatas
pendidikan terhadap tantangan masyarakat pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan
bagi kehidupan manusia Indonesia di IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII
masa kini dan masa mendatang. Setelah untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/
jawaban tersebut diperoleh maka proses SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum
pengembangan kurikulum sebagai rencana 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V
tertulis baru dapat dimulai, dilanjutkan sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan
dengan pengembangan kurikulum sebagai SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang
proses pembelajaran, dan evaluasi hasil menjadi sekolah perintis adalah sebanyak
kurikulum. 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Indonesia.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Madrasah merupakan sebuah kata
BAB 1 Pasal 1 Nomor 19 juga disebutkan dalam bahasa Arab yang artinya sekolah.
bahwa Kurikulum adalah seperangkat Dilihat dari segi bahasa, madrasah
rencana dan pengaturan mengenai merupakan isim makãn (nama tempat)
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta berasal dari kata darasa yang berarti
cara yang digunakan sebagai pedoman tempat orang belajar.13 Madrasah adalah
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran nama lain dari sekolah.14Dengan demikian
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. madrasah dipahami sebagai tempat atau
Definisi tersebut menegaskan bahwa lembaga pendidikan Islam. Dalam UU N0.
kurikulum dipakai sebagai pedoman dalam 20 Tahun 2003 Madrasah Ibtidaiyah (MI)
menyelenggarakan pembelajaran bukan setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah
buku teks yang sebenarnya lebih berperan Tsanawiyah (MTs) setara dengan Dalam
sebagai salah satu sumber pembelajaran. penelitian ini sasarannya adalah Madrasah
Kurikulum 2013 (K-13) adalah Aliyah (MA). Madrasah Aliyah ialah lembaga
kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan yang memberikan Pendidikan
Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini dan pengajaran tingkat menengah keatas
merupakan kurikulum tetap yang dan menjadikan mata pelajaan agama Islam
diterapkan oleh pemerintah untuk sebagai mata pelajaran dasar sekurang-
menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering
13
Munawir, A. Warson. 1997. Kamus Al-Munawir.
Klein, M.F. 1989. Curriculum Reform in the
12 Surabaya: Pustaka Progresif, Cet XIV, hal 397
Elementary School. Creating Your Own Agenda. New York 14
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010.
and London: Teacher College Columbia University, Ilmu Pendidikan Jilid II. Bandung : CV Pustaka Setia, Cet
hal.15 ke-1, hal 243

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


392 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

kurangnya 30% disamping mata pelajaran kurikulum agar sesuai dengan apa yang
umum. Dalam perkembangannya, madrasah telah dirancang dalam dokumen. Evaluasi
Aliyah memiliki jurusan-jurusan Pendidikan terhadap hasil memberikan keputusan
misalnya jurusan ilmu agama, jurusan mengenai dampak kurikulum terhadap
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan jurusan individu warga negara, masyarakat, dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kurikulum bangsa. Secara singkat, evaluasi kurikulum
Madrasah Aliyah sama dengan kurikulum dilakukan untuk menegakkan akuntabilitas
sekolah menengah atas, hanya saja pada kurikulum terhadap masyarakat dan bangsa.
MA terdapat porsi lebih banyak mengenai Evaluasi terhadap ide dan dokumen
pendidikan agama Islam. Selain mengajarkan kurikulum dilakukan terhadap upaya
mata pelajaran sebagaimana sekolah mencari informasi dan memberikan
umum, juga ditambah dengan pelajaran- pertimbangan berkenaan dengan
pelajaran seperti: Alquran dan Hadits, keajegan/konsistensi ide kurikulum
Aqidah dan Akhlaq, Fiqih, Sejarah untuk mengembangkan kualitas yang
Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. diharapkan, dan keajegan desain kurikulum
dengan model dan prinsip pengembangan
Kerangka Berpikir kurikulum. Evaluasi terhadap ide kurikulum
menentukan apakah filosofi, teori, dan
Pengembangan kurikulum merupakan
model yang akan dikembangkan telah
kegiatan sistematis dan terencana yang
mampu memenuhi fungsi kurikulum dalam
terdiri atas kegiatan pengembangan
mempersiapkan generasi muda bangsa
ide kurikulum, dokumen kurikulum,
untuk menjalani kehidupan sebagai seorang
implementasi kurikulum, dan evaluasi
individu dan warga negara di masa yang
kurikulum. Keempat dimensi kurikulum ini
akan datang sebagaimana ditetapkan dalam
saling terkait dan merupakan satu kesatuan
SKL.
keseluruhan proses pengembangan. Sebagai
Evaluasi kurikulum dilaksanakan
bagian dari pengembangan kurikulum,
dengan mengacu pada Pasal 57 ayat (2)
evaluasi kurikulum merupakan kegiatan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
yang dilakukan sejak awal pengembangan
Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
ide kurikulum, pengembangan dokumen,
menyatakan bahwa evaluasi dilakukan
implementasi, dan sampai kepada saat
terhadap peserta didik, lembaga, dan
di mana hasil kurikulum sudah memiliki
program pendidikan. Disamping itu,
dampak di masyarakat. Evaluasi dalam
evaluasi kurikulum juga perlu dilakukan
proses pengembangan ide dan dokumen
pada lembaga pembina pendidikan seperti
kurikulum dilakukan untuk mendapatkan
Kementerian Agama Pusat dan Wilayah.
masukan mengenai kesesuaian ide dan
Dengan demikian, evaluasi kurikulum ini
desain kurikulum untuk mengembangkan
sesuai dengan Pasal 77Q ayat (1) Peraturan
kualitas yang dirumuskan dalam Standar
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Kompetensi lulusan (SKL). Evaluasi terhadap
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
implementasi dilakukan untuk memberikan
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
masukan terhadap proses pelaksanaan
Nasional Pendidikan, dinyatakan bahwa

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 393
S u MAR N I

evaluasi kurikulum merupakan upaya dan f) efektivitas monitoring dan evaluasi


mengumpulkan dan mengolah informasi terhadap implementasi kurikulum. 2. Faktor
dalam rangka meningkatkan efektivitas yang menghambat pelaksanaan kurikulum
pelaksanaan kurikulum pada tingkat di Madrasah Aliyah “Swasta” Parung Bogor
nasional, daerah, dan satuan pendidikan. angtara lain bersumber dari persepsi yang
salah terhadap kurikulum yang baru,
Studi Terdahulu hambatan saat membuat perencanaan
pembelajaran, hambatan saat pelaksanaan
Banyak penelitian sudah dilakukan di kelas, hambatan dalam penilaian hasil
terkait dengan kurikulum 2013 baik yang belajar, hambatan dalam hal pemanfaat IT,
dilakukan di madrasah maupun pada sekolah hambatan dalam hal sarana an prasarana,
umum. Penelitian yang dilakukan oleh dan hambatan dalam hal manajemen
Hamriah tentang “Implementasi Kurikulum madrasah.16
2013 Pada Madrasah Tsanawiyah Negeri
Penelitian terkait dengan kurikulum
(MTsN) Model Makasar” menunjukkan
2013 dilakukan oleh Mulyani Mudis Taruna
bahwa implementasi kurikulum 2013 di
dari Balai Penelitian dan Pengembangan
MTsN Model Makassar belum menunjukkan
Agama Semarang yang berjudul “Kontribusi
totalitas diantara faktor penghambatnya
Madrasah Dalam Penguatan Kurikulum
adalah kurangnya buku pegangan bagi
2013” (Studi tentang Kesiapan Madrasah
guru mata pelajaran, sarana dan prasarana
Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di
pembelajaran. Solusi madrasah terhadap
Jawa Tengah). Penelitian ini bertujuan
implementasi kurikulum tersebut salah
untuk mendeskripsikan kesiapan madrasah
satunya adalah dengan melakukan
tsanawiyah (MTs) dalam implementasi
pelatihan kurikulum 2013 bagi guru internal
Kurikulum 2013. Kesiapan tersebut meliputi
madrasah.15
kesiapan kepala MTs, kesiapan guru, serta
Penelitian lain yang dilakukan oleh faktor-faktor pendukung dan penghambat
Siskandar tentang “ Evaluasi Implementasi implementasi Kurikulum 2013 di MTs Negeri.
Kurikulum 2013 di Madrasah” menunjukkan Subyek penelitian ini adalah MTs Negeri di
bahwa ada beberapa faktor pendukung Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan
dan penghambat terhadap keberhasilan metode kualitatif dengan hasil sebagai
kurikulum 2013 di MA “Swasta” di Parung berikut : (1) secara umum kepala MTs
Bogor. Faktor-faktor yang menentukan Negeri dan guru mata pelajaran di madrasah
keberhasilan kurikulum di madrasah adalah: telah mampu mengimplementasikan K-13,
a) kelengkapan infrastruktur kurikulum, baik dari aspek fasilitas maupun dalam
b) kompetensi guru, c) kepemimpinan pelaksanaan pembelajaran di kelas; (2)
kepala sekolah, d) sarana dan prasarana faktor pendukung dalam pelaksanaan
pendidikan, e) iklim atau budaya sekolah, kurikulum 2013 di MTs Negeri di antaranya

Hamriah . 2014. Implementasi Kurikulum 2013


15

pada Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model 16


Siskandar 2016. Evaluasi Implementasi
Makasar. Dalam jurnal “Al Qalam” Volume 20 Edisi Kurikulum di Madrasah Aliyah. Pusat Kajian Bahasa
Khusus Desember dan Budaya Cendikia, volume 10 No. 2 Oktober, h. 117

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


394 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

adanya workshop K-13 oleh sekolah belum semua komponen pendidikan


maupun Kelompok Kerja Madrasah (KKM), memenuhi standar. 18
sedangkan faktor penghambat dalam Tulisan ini secara khusus membahas
implementasi kurikulum 2013 adalah tidak hasil penelitian tentang pemahaman
adanya pendampingan pengawas madrasah kurikulum 2013 tidak hanya pada guru
dan belum ada buku pegangan guru dan dan kepala madrasah, tetapi juga peserta
peserta didik terutama pada mata pelajaran didik, pengawas, dan komite madrasah.
pendidikan agama.17 Selain itu faktor-faktor penghambat dan
Andri Noviatmi juga melakukan pendukung dalam implementasi kurikulum
penelitian yang diberi judul: Evaluasi 2013 juga menjadi salah satu pembahasan
Implementasi Kurikulum 2013 Kelas I & IV dalam tulisan ini. Tulisan ini juga membahas
SD di Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran dampak implementasi kurikulum 2013
2014/2015. Implementasi Kurikulum 2013 terhadap peserta didik, guru, kepala
di Kabupaten Magelang masih menemui madrasah, dan pengawas.
banyak kendala pada awal pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan METODOLOGI PENELITIAN
evaluasi terhadap implementasi Kurikulum
2013 kelas I & IV SD di Kabupaten Pendekatan penelitian adalah
Magelang tahun pelajaran 2014/2015. pendekatan kuantitatif dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) mengandalkan analisa besaran prosentasi
untuk mengimplementasi Kurikulum 2013 terhadap masing masing butir yang
kondisi siswa berkategori cukup (54,9%) menjadi unit analisis. Kemudian, untuk
dan kondisi guru berkategori cukup (57,8%); melengkapi data sekaligus menjawab
(2) pemahaman guru terhadap Kurikulum pertanyaan penelitian, evaluasi ini juga
2013 berkategori baik (62,2%); (3) dalam menggali data kualitatif yang dikumpulkan
implementasi Kurikulum 2013, perencanaan melalui wawancara, khususnya kepada
pembelajaran berkategori sangat baik pejabat pengambil kebijakan baik di Pusat
(85%), pelaksanaan pembelajaran tematik (Direktorat Pendidikan Madrasah) maupun
integratif berbasis saintifik berkategori daerah (Kantor Wilayah Kementerian
sangat baik (90%), pelaksanaan penilaian Agama) di propinsi yang menjadi sasaran
autentik berkategori cukup (53,3%), dan penelitian.
hasil penilaian autentik berkategori sangat Metode penelitian yang digunakan
baik (100%). Hasil penelitian menunjukkan adalah metode deskriptif. Menurut
Sukmadinata19 penelitian deskriptif

18
Noviatmi, Andri. 2015. Evaluasi Implementasi
Kurikulum 2013 Kelas I & IV SD di Kabupaten
17
Taruna, Mulyani Mudis. 2015. Kontribusi Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. Thesis. Prodi
Madrasah Dalam Penguatan Kurikulum 2013 (Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana, Universitas
tentang Kesiapan Madrasah Dalam Pelaksanaan Negeri Yogyakarta
Kurikulum 2013 di Jawa Tengah. Dalam Analisa 19
Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian
Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, Cet ke-
01 June, h. 107 7, h. 73

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 395
S u MAR N I

memiliki beberapa variasi, diantaranya bisa Secara umum perlaksanaan penelitian


mendeskriptifkan sesuatu keadaan saja, ini menggunakan teknik analisis deskriptif.
tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan Analisis deskriptif digunakan untuk
dalam tahapan-tahapan perkembangannya. menjelaskan secara utuh implementasi
Teknik pengumpulan data yang kurikulum 2013 yang didasarkan kepada
digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria-kriteria/indikator tertentu.
kuesioner dan pedoman wawancara. Pengukuran sejauhmana tujuan pelaksanaan
Kuesioner digunakan untuk menjaring program/kegiatan tercapai digunakan
data pada responden kepala madrasah, sebagai bahan pertimbangan dalam
guru, peserta didik, pengawas dan komite mengambil suatu kebijakan atau keputusan.
madrasah. Sedangkan wawancara diarahkan
kepada pejabat Kemenag (Pusat dan Daerah), HASIL DAN PEMBAHASAN
kepala madrasah, pengawas, dan komite
Kebijakan dan Mekanisme Penetapan
yang memiliki kewenangan mengambil Madrasah
kebijakan. Mereka yang diwawancarai
adalah mereka yang dapat dipertimbangkan Implementasi Kurikulum 2013 di
memenuhi syarat untuk memberikan madrasah dilakukan melalui beberapa
pandangan, dan penilaian terhadap proses atau tahapan-tahapan. Pertama, dari
pengembangan Kurikulum 2013 dan mampu segi kebijakan. Kebijakan implementasi
memberikan jawaban atas pelaksanaan kurikulum 2013 di wilayah propinsi Jawa
kegiatan dan perkembangannya serta Barat berangkat dari : (1) Surat Edaran
pengaruhnya terhadap warga madrasah. Dirjen Pendis nomor SE/Dj.I/PP.00/50/2013
tanggal 8 Juli 2013 tentang Implementasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
Kurikulum 2013 pada madrasah disebutkan
seluruh kepala MA, guru PAI, kepala TU,
bahwa 1) Kemenag RI akan melaksanakan
pengawas, dan Komite madrasah yang
Kurikulum 2013 untuk MI, MTs dan MA
berada pada 8 MA piloting implementasi
mulai TP. 2014/2015 pada kelas I dan IV,
Kurikulum 2013. Sampel dalam penelitian
kelas VII dan kelas X, dan 2) pada TP.
ini adalah : Kepala Madrasah (8 orang), Guru
2013/2014 Kemenag akan melakukan
Pendidikan Agama Islam (30 orang), Peserta
persiapan implementasi Kurikulum 2013
didik (30 orang), Kepala TU (8 orang), Komite
dalam bentuk pelatihan Kamad, Pengawas
Madrasah (8 orang), dan Pengawas Madrasah
Madarsah dan Pendidik serta pengadaan
(2 orang). Responden kepala MA, kepala
bahan ajar dan buku pedoman guru. (2)
TU, dan Ketua Komite Madrasah diambil
Surat Edaran Dirjen Pendis nomor SE/
seluruh populasi yaitu 8 MA di kota Depok.
Dj.I/HM.01/114/2014 tanggal 6 Juli 2014
Sedangkan responden pengawas diambil
disebutkan bahwa Direktorat Pendidikan
dari pengawas yang bertugas pada 8 MA
Madrasah Dirjen Pendis akan melaksanakan
tersebut. Untuk responden guru Pendidikan
Kurikulum 2013 mulai TP. 2014/2015 sesuai
Agama Islam (PAI) dan peserta didik diambil
jenjang untuk Kelas I dan IV (MI), kelas VII
secara acak.
(MTs) dan kelas X (MA) dan pentahapan
implementasinya akan selesai pada TP.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


396 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

2016/2017; (3) Keputusan Dirjen Pendis Kanwil kemenag Provinsi mengusulkan


Nomor 2676 tahun 2013 tanggal 1 Oktober seluruh Marasah Negeri dan Swasta untuk
2013 tentang Kurikulum 2013 Mapel PAI ditetapkan sebagai madrasah yang kembali
dan Bahasa Arab di Madrasah disebutkan mengimplementasikan kurikulum 2013
antara lain Kurikulum MI, MTs dan MA TP. 2015/2016 ke Dirjen Pendis sesuai
dilaksanakan berdasarkan Kurikulum 2013 Keputusan Dirjen Pendis Nomor 5114
yang berlaku secara nasional dan Kurikulum Tahun 2016 tanggal 7 September 2015
2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab di Madrasah tentang Penetapan Madrasah pelaksana
mencakup kerangka dasar dan struktur Kurikulum 2013 TP. 2015/2016; (4) Pada
kurikulum, standar isi, standar psoses dan TP. 2016/2017, seluruh Madrasah untuk
standar penilaian PAI dan bahasa Arab. ditetapkan sebagai madrasah yang kembali
(4) Keputusan Menteri Agama Nomor 165 mengimplementasikan Kurikulum 2013
Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum secara utuh pada kelas I, II, IV dan V (MI),
Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan kelas VII dan VII (MTs) dan kelas X dan XI
Agama Islam dan Bahasa Arab; (5) KMA (MA), Keputusan Dirjen Pendis Nomor 5114
Nomor 117 tahun 2014 tanggal 14 Juli 2014 Tahun 2016 Tgl. 7 September 2015 dan
tentang Implementasi Kurikulum 2013 di SK Dirjen Pendis Nomor 3932 tahun 2016
Madrasah. tentang Penetapan Madrasah pelaksana
Kedua, dari segi proses penetapan Kurikulum 2014 TP. 2016/2017, sementara
madrasah. Penetapan madrasah yang menjadi untuk kelas III dan VI, kelas IX dan XII
sasaran dalam mengimplementasikan mengimplementasikan Kurikulum 2013
kurikulum 2013 didasarkan pada (1) Hasil untuk mael PAI dan Bahasa Arab dan KTSP
rakor dengan subdit kurikulum direktorat 2006 untuk mapel umum.
pendidikan madrasah, sosialisasi dan Dalam perumusan kebijakan penetapan
bimtek kurikulum 2013 dan pendampingan madrasah untuk mengimplementasikan
kurikulum 2013 baik yang dilakukan oleh kurikulum 2013 melibatkan berbagai
pusat, provinsi maupun kab./kota; (2) pihak. Ditingkat pusat kebijakan penetapan
Keputusan Dirjen Pendis Nomor 481 Tahun madrasah untuk mengimplementasikan
2015 tanggal 26 Januari 2015 tentang kurikulum 2013 ditetapkan oleh Menag RI
Penetapan Madrasah Pendampingan melalui Dirjen Pendis dan Direktur Madrasah
Implementasi Kurikulum 2013 pada melalui subdit kurikulum dan evaluasi. Di
Madrasah Yang Lanjut Kurikulum 2013, yang tingkat provinsi kebijakan ditetapkan oleh
difokuskan hanya untuk madrasah di Kota Kepala Kanwil Kemenag provinsi melalui
Depok; (3) Pada TP. 2015/2016, Kemenag Kabid Madrasah. Sedangkan di tingkat Kab./
mendata seluruh Madrasah Negeri untuk Kota oleh Kepala Kantor Kemenag Kab./Kota
ditetapkan sebagai madrasah yang kembali melalui Kasi Penmad/Pendis dan Pengawas
mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pendidikan Madrasah dan di tingkat
pada kelas I dan IV (MI), kelas VII (MTs) dan satuan pendidikan oleh Kepala Madrasah,
kelas X (MA), sedangkan madrasah swasta guru dan tenaga kependidikan. Proses
yang siap diusulkan untuk ditetapkan, penetapan madrasah ini memang down-up,
selanjutnya pada tahun yang sama artinya usulan nama-nama madrasah yang

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 397
S u MAR N I

akan memberlakukan kurikulum 2013 itu implementasinya. Pemahaman kurikulum


dari bawah (satuan pendidikan). Setelah 2013 ini dilihat dari pemahaman terkait
menerima SK terkait dengan penerapan tujuan kurikulum 2013 dan pendekatan
kurikulum 2013 dari Kemenag pusat, kanwil saintifik. Hasil penelitian ini menunjukkan
Propinsi Jawa Barat melakukan verifikasi bahwa sebanyak 75% guru PAI, 50% pengawas,
terhadap madrasah-madrasah yang akan dan 76.70% peserta didik memahami
menjadi pilot project kurikulum 2013. tujuan dari diimplementasikan kurikulum
Verifikasi madrasah selanjutnya 2013, bahkan seluruh kepala madrasah
diserahkan ke Kemenag Kab/Kota sasaran penelitian ini sudah memahami
Depok. Di propinsi Jawa Barat wilayah tujuan dari implementasi kurikulum 2013.
Depok dipilih untuk menjadi pilot project Untuk pemahaman pendekatan saintifik
implementasi kurikulum 2013. Kemenag yang digunakan dalam kurikulum 2013,
Kota Depok melalui MKKM (Musyawarah sebanyak 75% kepala MA, 87.5% guru PAI
Kerja Kelompok Madrasah) mengusulkan dan 50% pengawas juga menyatakan sudah
nama-nama madrasah yang sudah siap memahami pendekatan saintifik dalam
untuk mengimplementasikan kurikulum kurikulum 2013 dimana peserta didik
2013 ke kemenag Kota Depok. Selanjutnya dituntut untuk melakukan pengamatan,
Kemenag Kota Depok memberikan mengajukan pertanyaan, melakukan
data hasil verifikasi madrasah ke Kabid praktek menalar serta mempresentasikan
Pendidikan Madrasah Kanwil melalui hasil yang sudah dikerjakannya. Sedangkan
Kasubdit Kurikulum Kemenang Propinsi. implementasi kurikulum 2013 dilihat dari
Kemudian terbit surat Keputusan Dirjen perencanaan dan proses pembelajaran.
Pendis Nomor 481 Tahun 2015 tanggal 26 Dalam perencanaan kurikulum 2013, guru
Januari 2015 tentang Penetapan Madrasah wajib menyusun Rencana Pelaksanaan
Pendampingan Implementasi Kurikulum Pembelajaran (RPP) dan juga memahami
2013 pada Madrasah Yang Lanjut Kurikulum komponen-komponen RPP sesuai kurikulum
2013, yang difokuskan hanya untuk 2013. Data hasil penelitian ini menunjukkan
madrasah di Kota Depok dengan menunjuk bahwa sebanyak 96.88% guru PAI yakin
8 Madrasah Aliyah (MA) sebagai piloting mereka mampu menyusun RPP. Hal ini
dalam implementasi kurikulum 2013. Nama- dikuatkan oleh pendapat seluruh Kepala MA
nama Madrasah Aliyah tersebut adalah : MA bahwa guru-guru mampu menyusun RPP
Arrido, MA Islamiyah, MA Darussalam, MA sesuai Kurikulum 2013. Namun demikian
Qutrotunnada, MA Nur Al Zahra, MA YPPD, baru 75% guru PAI yang sudah memahami
MAArrahmaniyah, dan MA Nurul Huda komponen-komponen sesuai Kurikulum
Assuriyah. 2013. Hal ini didukung dengan pendapat
kepala MA (75%) yang menyatakan bahwa
guru PAI yang sudah memahami komponen-
Implementasi Kurikulum di Madrasah
komponen sesuai Kurikulum 2013.
Implementasi kurikulum 2013 Terkait dengan proses pembelajaran
mencakup dua hal yaitu pemahaman dengan kurikulum 2013, baik kepala MA,
terhadap kurikulum 2013 dan bagaimana guru madrasah (PAI), maupun peserta

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


398 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

didik menyatakan bahwa para guru sudah informasi (58%). Sedangkan menurut guru
cukup mampu melaksanakan proses PAI, dari sepuluh aspek diatas, ada 2 aspek
pembelajaran dengan kurikulum 2013. yang paling rendah yaitu kemampuan guru
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk melakukan proses pembelajaran
sebanyak 68.84% Kepala MA dan 84.14% yang membuat peserta didik menjadi
guru PAI menyatakan yakin bahwa para ingin melakukan eksperimen (62.51%) dan
guru PAI sudah memiliki kemampuan dalam kemampuan guru melaksanakan proses
pembelajaran dengan kurikulum 2013 yang pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dilihat dari 10 aspek yaitu : (1) mampu untuk (71.88%). Sementara itu, sebanyak 65,17%
melakukan proses pembelajaran dengan peserta didik menilai bahwa kemampuan
menggunakan pendekatan tematik. (2) guru dalam proses pembelajaran dengan
mampu melaksanakan proses pembelajaran kurikulum 2013 juga sudah cukup baik.
dengan pendekatan saintifik. (3) guru Namun dari 10 aspek yang dinilai, ada
mampu melaksanakan proses pembelajaran 3 aspek kompetensi guru yang masih
yang menuju keterampilan aplikatif. rendah yaitu kemampuan guru dalam
(4) mampu untuk melakukan proses menggunakan teknologi informasi (13,33%),
pembelajaran yang membuat peserta didik kemampuan guru dalam melatih peserta
menjadi lebih sering bertanya. (5) mampu didik untuk melakukan pengamatan (20%),
untuk melaksanakan proses pembelajaran dan kemampuan guru dalam melatih untuk
yang membuat peserta didik menjadi melakukan percobaan (36,6%).
lebih berani mengemukakan pendapat. (6) Selain penilaian peserta didik terkait
mampu melakukan proses pembelajaran dengan kurikulum 2013, para peserta didik
yang membuat peserta didik menjadi juga memberikan penilaian terkait dengan
ingin melakukan observasi. (7) mampu implementasi kurikulum 2013. Mereka
untuk melakukan proses pembelajaran menyayangkan jika implementasi kurikulum
yang membuat peserta didik menjadi ingin ini tidak di dukung dengan berbagai fasilitas
melakukan eksperimen. (8) mampu untuk dan sarana prasarana pembelajaran yang
melakukan proses pembelajaran yang memadai. Dalam implementasi kurikulum
menumbuhkan kreatifitas peserta didik. (9) peserta didik dituntut untuk mandiri. Ini
mampu untuk memanfaatkan IT (teknologi perlu didukung dengan berbagai fasilitas
informasi) yang tersedia di madrasahnya penunjang pembelajaran seperti buku-buku
dalam proses pembelajaran. (10) guru referensi, buku-buku penunjang, internet
mampu untuk memulai dan mengakhiri untuk siswa, dan lain sebagainya.
proses pembelajaran sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.
Dampak Penerapan Kurikulum 2013
Menurut para kepala MA tersebut,
kesepuluh aspek diatas sudah cukup baik Implementasi Kurikulum 2013 memiliki
namun ada 2 aspek yang dinilai masih agak dampak tidak hanya bagi peserta didik
rendah yaitu aspek kemampuan guru untuk namun juga pada guru dan Kepala MA.
mendorong siswa melakukan eksperimen Hasil penelitian dibawah ini menunjukkan
(50%) dan aspek memanfaatkan teknologi

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 399
S u MAR N I

dampak implementasi Kurikulum 2013 terbangun (lebih sopan, jujur, menghormati


terhadap ketiga warga madrasah tersebut. perbedaan dll). Begitu juga dengan pendapat
Dampak Kurikulum 2013 pada Peserta komite madrasah. Dari 7 aspek yang dinilai,
Didik. Secara keseluruhan, sebanyak ada 4 aspek yang sangat diyakini oleh
89.96% responden yakin bahwa Kurikulum komite akan dampak positif kurikulum 2013
2013 berdampak positif pada peserta terhadap peserta didik yaitu pada aspek : (1)
didik yang dilihat dari 8 aspek, yaitu : peserta didik menjadi lebih aktif bertanya
(1) Proses pembelajaran menjadi lebih dan mengemukakan pendapat; (2) peserta
menarik dan menyenangkan; (2) peserta didik memiliki semangat belajar yang lebih
didik menjadi lebih aktif bertanya dan tinggi, menjadi lebih terampil, inovatif dan
mengemukakan pendapat; (3) termotivasi produktif; (3) peserta didik memiliki daya
untuk melakukan observasi; (4) peserta nalar yang lebih baik; dan (4) Karakter
didik memiliki semangat belajar yang lebih peserta didik lebih terbangun (lebih sopan,
tinggi (5) menjadi lebih terampil, inovatif jujur, menghormati perbedaan dll).
dan produktif; (6) peserta didik memiliki Dampak Kurikulum 2013 pada Guru. Ada
daya nalar yang lebih baik; (7) peserta 3 (tiga) responden yang menilai dampak
didik memiliki hasrat yang lebih tinggi kurikulum 2013 pada guru yaitu kepala
untuk membaca dan (8) Karakter peserta madrasah, guru, dan pengawas. Secara
didik lebih terbangun (lebih sopan, jujur, keseluruhan, sebanyak 77,78% responden
menghormati perbedaan dll). Dari 8 aspek yakin bahwa Kurikulum 2013 berdampak
tersebut, ada 2 aspek yang sangat diyakini positif pada guru yang dilihat dari 9 aspek
oleh kepala madrasah bahwa kurikulum yaitu : (1) Guru akan lebih bersemangat
2013 dapat membuat daya nalar peserta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
didik akan lebih baik dan karakter peserta (2) Guru akan lebih bersemangat untuk
didik dapat lebih terbangun (lebih sopan, menambah pengetahuan, (3) Guru akan
jujur, menghormati perbedaan dll). lebih bersemangat mengembangkan
Sementara itu menurut guru PAI, ada metode pembelajaran, (4) Guru akan lebih
2 aspek yang diyakini bahwa kurikulum bersemangat untuk memperkaya bahan
2013 memiliki dampak positif pada ajar, (5) Guru akan lebih memperhatikan
peserta didik yaitu peserta didik menjadi murid satu persatu, (6) Guru akan lebih
lebih aktif bertanya dan mengemukakan obyektif dalam menilai kemampuan murid,
pendapat (84.38%) dan karakter peserta (7) Guru akan memiliki kemampuan untuk
didik dapat lebih terbangun (lebih sopan, mengintegrasikan pembelajaran dengan
jujur, menghormati perbedaan dll) (87,5%). pendekatan ilmiah dan membangun
Sedangkan menurut pengawas, dari 8 aspek karakter peserta didik, (8) Guru merasa
diatas ada 3 aspek yang sangat diyakini lebih mudah dalam menyusun RPP, dan (9)
akan berdampak positif pada peserta Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun
didik yaitu peserta didik lebih termotivasi RPP menjadi lebih singkat.
untuk melakukan observasi, peserta didik Dari sembilan aspek tersebut, ada 2
memiliki semangat belajar yang lebih tinggi aspek yang sangat diyakini oleh seluruh
dan karakter peserta didik dapat lebih kepala MA yaitu implementasi kurikulum

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


400 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

2013 akan berdampak pada guru yaitu guru MA lebih termotivasi mengembangkan
akan lebih bersemangat mengembangkan manajemen sekolah. Menurut kepala
metode pembelajaran dan juga lebih madrasah, seluruh aspek tersebut diyakini
bersemangat untuk memperkaya bahan memberikan dampak yang positif pada
ajar. Demikian juga dengan pendapat kepala madrasah, terutama dalam melakukan
guru itu sendiri. Mereka meyakini bahwa supervisi yang lebih aktif terhadap proses
implementasi kurikulum akan menjadikan pembelajaran di kelas dan juga termotivasi
guru lebih bersemangat mengembangkan mengembangkan manajemen sekolah.
metode pembelajaran (93.76%). Sedangkan Sedangkan menurut pengawas, dari 5 aspek
menurut pengawas, ada 5 aspek yang sangat tersebut, ada 3 aspek yang berdampak
diyakini terkait dampak implementasi positif pada kepala madrasah yaitu aspek
kurikulum 2013 terhadap guru yaitu : supervisi yang lebih aktif terhadap proses
(1) guru akan lebih bersemangat untuk pembelajaran di kelas, lebih termotivasi
memperkaya bahan ajar, (2) guru akan menjadi teman belajar para guru, dan lebih
lebih obyektif dalam menilai kemampuan termotivasi mengembangkan manajemen
murid, (3) guru akan memiliki kemampuan sekolah.
untuk mengintegrasikan pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah dan membangun Faktor Pendukung dan Kendala
karakter murid, (4) guru merasa lebih mudah
dalam menyusun RPP, dan (5) waktu yang Banyak faktor yang mendukung dalam
dibutuhkan untuk menyusun RPP menjadi implementasi kurikulum di Madrasah Aliyah
lebih singkat. (MA) seperti : Pertama, buku teks pelajaran.
Buku teks pelajaran merupakan salah
Dampak Kurikulum 2013 Pada Kepala
satu sarana yang menunjang pelaksanaan
MA. Secara keseluruhan, sebanyak 86,25%
kurikulum 2013. Sebanyak 80% responden
responden yakin bahwa Kurikulum
menyatakan bahwa Buku Teks Pelajaran
2013 berdampak positif pada Kepala MA
di MA sudah cukup baik. Hal ini dilihat
yang dilihat dari 5 aspek yaitu : (1) Lebih
dari 5 aspek penilaian yaitu : isi mencakup
aktif melakukan supervisi terhadap
ranah kompetensi sikap, pengetahuan dan
proses pembelajaran di kelas, (2) Lebih
ketrampilan sesuai K-13; Contoh-contoh
aktif mendorong guru untuk konsisten
kegiatan dalam buku tersebut mudah
menerapkan hal yang diperoleh di pelatihan
dilakukan oleh peserta didik; ilustrasi
dengan pelaksanaan di kelas, (3) Lebih
dalam buku cukup bagus; Bahasa dalam
termotivasi menjadi teman belajar para
buku mudah dipahami; dan buku tersebut
guru, (4) Lebih termotivasi mengadakan
efektif dalam meningkatkan efektivitas
pelatihan mandiri untuk pengembangan
proses pembelajaran. Kedua, buku pegangan
kompetensi guru, dan (5) Lebih termotivasi
guru. Sebanyak 80% responden juga
mengembangkan manajemen sekolah.
menilai bahwa buku Pegangan Guru untuk
Dari 5 aspek tersebut ada dua aspek yang
Kurikulum 2013 cukup baik. Hal ini dilihat
paling menonjol yaitu : (1) Kepala MA lebih
dari 5 aspek penilaian yaitu : membantu guru
aktif melakukan supervisi terhadap proses
dalam merencanakan proses pembelajaran;
pembelajaran di kelas dan dan (2 Kepala

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 401
S u MAR N I

memberikan panduan yang jelas tentang 4 aspek yaitu : metode pelatihan cukup
penerapan pembelajaran tematik berbasis mudah; metode pelatihan sesuai dengan
mata pelajaran; memberikan panduan yang tujuan Kurikulum 2013; metode pelatihan
jelas tentang penerapan pembelajaran menyenangkan; dan waktu yang disediaan
saintifik; memberikan panduan yang jelas dalam pelatihan cukup memadai. (3).
tentang penerapan penilaian otentik; Pelatih/Instruktur. Penilaian terhadap
membantu meningkatkan efektivitas pelatih/instruktur diukur dari penguasaan
proses pembelajaran di kelas. Ketiga, materi oleh pelatih dan cara penyampaian
sarana prasarana. Sarana prasarana sangat materi. Seluruh responden menilai bahwa
dibutuhkan dalam menunjang pembelajaran pelatih/instruktur kurikulum 2013 cukup
dengan kurikulum 2013. Menurut pengawas, menguasai materi pelatihan dan cara
ketersediaan buku-buku pelatihan di penyampaian materi pelatihan juga agak
Madrasah Aliyah (MA) tidak ada. Alat peraga mudah diterima.
sebagian tersedia namun banyak yang Beberapa masalah atau kendala yang
tidak relevan untuk pembelajaran dengan diutarakan baik Kepala Madrasah, Guru,
kurikulum 2013. Pengawas, Komite maupun peserta didik
Keempat, Pelatihan Kurikulum 2013, terkait implementasi Kurikulum 2013
masalah pelatihan kurikulum 2013 antara lain : (1) Kurangnya sarana prasarana
mencakup beberapa hal seperti : (1) Materi penunjang pembelajaran, (2) Kurangnya
Pelatihan. Sebanyak 77.27% responden pelatihan Kurikulum 2013 bagi guru, (3)
menilai bahwa materi cukup baik. Hal ini Minimnya buku pegangan guru dan buku
dilihat dari 11 aspek. Dari aspek-aspek untuk siswa, (4) Rumitnya model penilaian
tersebut, ada 6 aspek yang lebih dominan siswa bagi guru, (5) Tidak ada evaluasi dan
yaitu : (1) materi pelatihan cukup sesuai monitoring dari pemerintah terhadap
dengan kebutuhan pembelajaran dalam implemntasi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013; (2) materi pelatihan
relevan dalam mengubah pola pikir; (3) PENUTUP
materi pelatihan memuat hal-hal baru
dalam pembelajaran (proses perencanaan, Implementasi Kurikulum 2013
pelaksanaan, penilaian dan pengawasan); di 8 (delapan) MA swasta pilot project
(4) konsep penilaian otentik tersampaikan implementasi kurikulum 2013 di kantor
dengan baik dalam pelatihan; (5) petunjuk wilayah Kementerian Agama propinsi Jawa
pembuatan RPP telah tersampaikan dengan Barat cukup berhasil. Sebagian besar guru
baik; dan (6) Setelah mengikuti pelatihan PAI, pengawas madrasah, dan peserta didik
peserta memperoleh gambaran yang jelas memahami tujuan dari diimplementasikan
terhadap proses pembelajaran yang sesuai kurikulum 2013, bahkan seluruh kepala
dengan Kurikulum 2013. (2) Metode dan madrasah sasaran penelitian ini sudah
Alokasi Waktu Pelatihan. Sebanyak 87.5% memahami tujuan dari implementasi
responden menilai bahwa metode dan kurikulum 2013. Selain itu sebagian besar
alokasi waktu dalam pelatihan kurikulum kepala MA, guru dan pengawas juga
2013 cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari sudah memahami pendekatan saintifik

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


402 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
EVALuASI IMPLEMENTASI KuRIKuLuM 2013 DI MADRASAH

dimana peserta didik dituntut untuk peserta didik perlu disederhanakan. Kelima,
melakukan pengamatan, mengajukan ada program evaluasi dan monitoring
pertanyaan, melakukan praktek menalar bagi Madrasah Aliyah (MA) yang sudah
serta mempresentasikan hasil yang menerapkan Kurikulum 2013 sehingga
sudah dikerjakannya. Dalam pelaksanaan perkembangannya terpantau.
pembelajaran dengan Kurikulum 2013, baik
kepala MA maupun guru PAI menyatakan UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa para guru sudah cukup mampu
melaksanakan proses pembelajaran dengan Terima kasih kepada Kepala Puslitbang
kurikulum 2013. Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat yang telah memberi
Implementasi Kurikulum 2013 juga
kesempatan kepada penulis untuk meneliti,
memiliki dampak positif baik bagi peserta
Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil
didik, guru, dan juga Kepala MA. Hal ini
Kementerian Agama Jawa Barat, Kasi
didukung oleh berbagai faktor seperti
Pendidikan Madrasah Kota Depok, para
kualitas buku teks pelajaran dan buku
kepala dan wakil Kepala Madrasah Aliyah di
pegangan guru serta sarana prasarana
Kota Depok, guru-guru PAI, kepala Tata Usaha
penunjang lainnya. Faktor penunjang
MA Aliyah di Kota Depok, dan para pesera
keberhasilan implementasi kurikulum 2013
didik MA di Kota Depok yang turut membantu
adalah kualitas pelatihan kurikulum 2013
memberikan data dan informasi, juga kepada
seperti kualitas materi pelatihan, metode
Redaktur Edukasi atas termuatnya tulisan
alokasi pelatihan, dan profesionalisme
ini. Semoga tulisan ini memberikan wawasan
pelatih/instruktur. Namun demikian masih
dalam pendidikan agama di Indonesia.
ada beberapa permasalahan yang muncul
antara lain : (1) Kurangnya sarana prasarana
penunjang pembelajaran, (2) Kurangnya DAFTAR PUSTAKA
pelatihan Kurikulum 2013 bagi guru, (3)
Minimnya buku pegangan guru dan buku Arikunto, Suharsimi (2004) : Dasar-Dasar
untuk siswa, (4) Rumitnya model penilaian Evaluasi Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara
siswa bagi guru, dan (5) Tidak ada evaluasi Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani (2010):
dan monitoring dari pemerintah terhadap Ilmu Pendidikan Jilis II. Bandung, CV
implementasi Kurikulum 2013. Pustaka Setia, Cet ke-1
Dari kesimpulan di atas, studi ini Djaali dan Puji (2008): Pengukuran Dalam
merekomendasikan: Pertama, perlu kegiatan Bidang Pendidikan. Jakarta, Grasindo
bimtek kurikulum 2013 secara intensif untuk Hamriah (2014): Implementasi Kurikulum
semua guru mata pelajaran. Kedua, perlu 2013 pada Madrasah Tsanawiyah Negeri
pemenuhan kebutuhan buku pegangan (MTsN) Model Makasar, Al Qalam, 20 : 55
guru dan buku pelajaran bagi peserta didik. - 62
Ketiga, perlu pemenuhan sarana prasarana Harsono, Hanifah (2002): Implementasi
penunjang kurikulum 2013 seperti internet, Kebijakan dan Politik. Bandung, PT.
buku-buku referensi, laboratorium, dan Mutiara Sumber Widya
sebagainya. Keempat, model penilaian untuk

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org


This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) 403
S u MAR N I

Hasan (1999): Landasan Filosofi dan Teori Oliva P.F. (1997): Developing the Curriculum
Penyusunan Kurikulum, makalah disajikan 4th edition. New York, Longman
dalam Seminar Kinerja PPPG-IPA. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Bandung, 28 Juni 1999. tentang Standar Nasional Pendidikan
Klein, M.F. (1989): Curriculum Reform in the Setiawan, Guntur (2004): Implementasi
Elementary Schoo l: Creating your own Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung,
agenda. New York and London, Teacher Remaja Rosdakarya Offset
College Columbia University
Siskandar (2016): Evaluasi Implementasi
Miller, J.P. and Seller, W (1985): Curriculum Kurikulum di Madrasah Aliyah.
Perspektif and Practice. New York, Cendikia, 10 (2) : 117 - 132
Longman
Sukmadinata, N.S. (2011): Metode Penelitian
Mulyasa (2008): Implementasi Kurikulum Pendidikan. Bandung, PT Remaja
Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Rosdakarya, Cet ke-7
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta, Bumi
Aksara Taruna, Mulyani Mudis (2015): Kontribusi
Madrasah Dalam Penguatan Kurikulum
Munawir, A. Warson (1997): Kamus Al- 2013 (Studi tentang Kesiapan Madrasah
Munawir. Surabaya, Pustaka Progresif, Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di
Cet XIV Jawa Tengah, Analisa Journal of Social
Muzamiroh, M.L. (2013): Kupas Tuntas Science and Religion, 22 (01) : 107-119
Kurikulum 2013. Jakarta, Penata aksara Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Noviatmi, Andri (2015). Evaluasi Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
Implementasi Kurikulum 2013 Kelas 57 ayat (2)
I & IV SD di Kabupaten Magelang Usman, Nurdin (2002): Konteks Implementasi
Tahun Pelajaran 2014/2015. Thesis. Berbasis Kurikulum. Jakarta, PT Raja
Prodi Pendidikan Dasar, Program Grafindo Peserta
Pascasarjana, Universitas Negeri
Yogyakarta

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org


404 This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

Anda mungkin juga menyukai