Disusun Oleh :
FoSSEI JATIM
2020
POTENSI FILANTROPI ISLAM YANG DIKELOLA MASJID
DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT
ABSTRAK
Saat ini filantropi islam di Indonesia semakin maju. Faktor-faktor yang mendasarinya
diantaranya yaitu karena banyaknya masyarakat muslim, serta mulai banyak literasi
mengenai filantropi islam, sehingga masyarakat muslim mulai mehamami betapa
pentingnya menunaikan Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF). Di setiap masjid
hampir rata-rata mengelola atau menerima salah satu filantropi islam ini. Akan tetapi, rata-
rata pengelolaan dana filantropi hanya sebatas menyalurkan kembali dana tersebut atau
diberikan dalam bentuk uang. Padahal, apabila dana filantropi yang diterima oleh masjid
bisa dikelola agar dapat memberikan bantuan dalam jangka panjang serta membantu
meningktkan taraf perekonomian masyarakat. Potensi filantropi islam ini sangat besar saat
ini. Dengan adanya pengelolaaan yang tepat, bukan hanya dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar, akan tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan negara.
Metodologi yang digunakan adalah studi literature, yaitu pengumpulan data dari berbagai
sumber yang dianggap valid yang kemudian digunakan sebagai data pendukung dalam
pembahasan pemecahan masalah yang ada. Dengan adanya optimalisasi pemanfaatan asset
filantropi islam ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Pemnafaatan
asset filantropi islam ini bisa dengan membuat suatu lembaga keuangan yang juga
mengelola filantropi ini, contohnya yaitu baitul maal wa tamwil. Selain itu juga dapat
dilakukan pengelolaan keuangan filantropi islam dengan membuat toko yang mana
keuntungannya akan dirasakan oleh masyarakat sekitar.
KataKunci : Filantropi Islam, Perekonomian
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Apabila di kemudian hari ternyata saya tidak sesuai dengan pernyataan ini,
maka secara otomatis ide/tulisan saya dianggap gugur. Demikian pernyataan ini
dibuat dengan sebenarnya.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “POTENSI FILANTROPI
ISLAM YANG DIKELOLA MASJID DALAM MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN MASYARAKAT” ini dengan baik. Karya tulis ini disusun
dalam rangka mengikuti “Lomba Karya Tulis Ilmiah Temu Ilmiah Regional
(TEMILREG)” yang diselenggarakan oleh FoSSEI JATIM.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kami mengharap segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat menyempurnakan
karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan insprasi dan saran bagi seluruh pengelola masjid yang ada di Indonesia
agar dapat lebih memaksimalkan pemanfaatan filantropi islam yang ada.
Surabaya, 20 Februari 2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Cover
LEMBAR ORISINAL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................. 7
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GRAFIK
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/41TAHUN2004UU.htm, diakses pada 18 Februari
2020.
1
Salah satu filantropi islam yang pemanfaatan atau pengelolaannya dapat
dikatakan kurang efektif atau monoton yaitu wakaf. Berdasarkan data dari
Kementrian Agama, luas tanah wakaf yang ada di Indonesia saat ini mencapai
50.921,51 Hektar.2 Dibandingkan dengan pemanfaatan asset wakaf yang digunakan
sebagai musholla dan masjid, masih lebih banyak asset wakaf yang merupakan idle
asset (asset menganggur). Dan juga masih sedikit pemanfaatan tanah wakaf yang
secara khusus berfungsi sebagai pemberdaya ekonomi masyarakat. Selama ini
pemanfaatan tanah wakaf di Indonesia hanya berpretensi untuk kepentingan
ibadah.3 Hal tersebut sangat disayangkan apabila asset tersebut terus menganggur,
padahal apabila bisa dimanfaatkan dengan maksimal maka akan dapat membantu
negara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, pengurangan angka
kemiskinan serta mendukung pembangunan negara.
Sarajevo merupakan contoh kota yang pada awal didirikannya dengan basis
pemanfaatan asset wakaf. Pada tahun 1521, Gazi Husrev-Beg berupaya untuk
menjadikan Bosnia sebagai gerbang untuk memperluas kekuasaan dan pengaruh
ajaran islam di wilayah Balkan, sekaligus menjadikannya sebagai pusat peradaban
Islam di Eropa Timur. Beliau membangun Sarajevo dengan memanfaatkan tanah
yang diwakafkannya. Tanah wakaf tersebut dimanfaatkan menjadi Masjid,
Madrasah, dan Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Yang pertama ia
bangun yaitu Masjid yang digunakan sebagai pusat kegiatan keuamatan dan
kenegaraan. Yang ke-dua ia membangun Madrasah, perpustakaan dan fasilitas
umum seperti toilet umum dan kamar mandi. Madrasah ini kemudian berkembang
menjadi salah satu pusat pendidikan di Saravejo. Dan yang ke-tiga, ia membangun
pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat, serta melengkapai masjid dan
pusat pendidikan. Hingga saat ini, pasar tersebut masih beroperasi di kawasan yang
dikenal dengan nama Old Town of Sarajevo. Hingga saat ini peninggalan Gazi
Husrev Beg tetap terpelihara dan beroperasi dengan baik.4
2
http://siwak.kemenag.go.id/, Diakses pada tanggal 18 Februari 2020.
3
Abu Azam Al Hadi, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2014),
hlm 245-250
4
Irfan Syauqi Beik, dkk. Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2017), hlm 203-
205
2
Hal tersebut seharusnya dapat menjadi sebuah panutan bagi negara
Indonesia. Karena tanah wakaf yang ada di Indonesia masih banyak yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, apabila tanah wakaf di Indonesia
yang masih menganggur tersebut bisa dimanfaatkan sebagaimana seperti di kota
Sarajevo, tentunya akan memberikan dampak yang sangat besar bagi penyelesaian
permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh sebagian masyarakat
Indonesia, seperti kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial lainnya. Apalagi
ditambah dengan pemanfaatan filantropi islam lainnya seperti zakat, infaq dan
shadakah. Tentunya dengan memaksimalkan pengelolaan tersebut dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat dan memakmurkan negara sebagaimana
yang juga pernah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw.
1.3 Tujuan
3
BAB II
TINUJAN TEORI
a. Pertumbuhan Ekonomi
b. Pengertian Zakat
Menurut Siti Aminah Chiago (2015) Zakat secara etimologi berarti
membesihkan dan berkembang. Sedangkan menurut istilah zakat berarti
mengeluarkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada golongan – golongan
yang telah ditetapkan dalam Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam.
Yang tentunya dalam islam di wajibkan . Zakat dapat juga diartikan untuk
memebersihkan harta seorang umat muslim. 7
Menurut Amalia, Kasyful Mahalli (2012) Zakat jika dikaitkan dengan
ekonomi diartikan dengan pentransferan harta dari golongan yang sudah mampu
untuk mengeluarkan zakat dengan ukuran nisab yang telah ditentukan dalam
Islam kepada golongan yang tidak mampu untuk mengeluarkan zakat atau bisa
juga dikatkan dengan golongan yang ditetapkan oleh Islam untuk menerimanya.8
Menurut Yoghi Citra (2015) Zakat merupakan salah satu instrument dalam
Islam pendistribusian harta kekayaan dengan adanya zakat akan mampu
membantu golongan yang lemah . 9
5
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_Ekonomi, Diakses pada tangal 20 Februari 2020
6
Irfan Syauqi Beik, dkk. Ekonomi Pembangunan Syariah,….. hlm 22-23
7
Siti Aminah Chicago, “Pemberdayaan Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan” Jurnal Hukum
Islam,Vol 13 No.01 hal 48
8
Amalia,Kasyful Mahalli, “Potensi dan Peranan Zakat dalam Mengetntaskan Kemiskinan di Kota
Medan”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1 Hal 70
9
Yoghi Citra, “Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan”,The Journal of Tauhidinomics Vol.
1 No.1 Hal 94
4
c. Pengertian Infaq
Menurut Abdul Haris dkk (2018) Infaq adalah pemberian secara ikhlas
kepadamuslim yang lain dengan tujuan untuk kebaikan umum selain zakat tanpa
dibatasi untuk ketetapan jumlah dan ketentuan nisab nya serta waktunya.
Dikeluarkan oleh siapapun 10
Menurut Muhammad Amin (2013) Infaq adalah Harta yang dikeluarkan
oleh manusia atau lembag – 5embaga yang menampung dana infaq kepada pihak
– pihak yang memang memperoleh dalam Islam.11
d. Pengertian Sedekah
Menurut Abdul Haris dkk (2018) Shadaqah adalah pemberian yang
diberikan oleh seseorang tanpa Batasan waktu dan jumlah tertentu yang hanya
mengharapkan keridhaan dari Allah SWT semata.mengeluarkan harta untuk
kepentingan dalam islam semata saja.12
e. Pengertian Wakaf
10
Abdul Haris dkk, “Kajian Strategi Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam Pemberdayaan Umat” Jurnal
Ekonomi Bisnis Syariah, Vol. 1 No 1 hal 24
11
Muhammad Amin Suma “Zakat, Infaq, dan Sedekah: Modal dan Model Ideal Pembangunan
Ekonomi dan Keuangan Modern”,Al – Iqtishad Vol V No 2 Hal 255
12
Abdul Haris dkk, “Kajian Strategi Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam Pemberdayaan Umat” Jurnal
Ekonomi Bisnis Syariah, Vol. 1 No 1 hal 25
13
Sirajuddin dan Asrum, “Pemberdayaan Tanah Wakaf sebagai Potensi Ekonomi Umat di Masjid
Al-Markaz Al-Islami Makassar” Laa Maysir Vol.5 No.01 hal 82
5
Menurut Kusaeri (2015) wakaf jika diambil dari ahli fiqih berarti menahan
harta wakif untuk dimanfaatkan sebagai kebajikan . diperbolehkan oleh wakif
untuk menarik kembali wakaf tersebut apabila tidak digunakan sesuai dengan
tujuannya dan dengan perjanjian di awal15
15
H. Kusaeri,“Wakaf Produktif” Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Vol. XII No. 01 hal 79-80
6
BAB III
METODE PENULISAN
7
BAB IV
PEMBAHASAN
YA
23%
TIDAK
77%
PERPUSTAKAAN YA TIDAK
8
Kepemilikan perpustakaan dalam masjid cukup berpengaruh dalam
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Indonesia. Dengan adanya
perpustakaan di dalam masjid masyarakat sekitar dapat menemukan ilmu yang
lebih banyak. Dengan melek literasi dapat membuat kita sadar bahwa pentingnya
ilmu pengetahuan untuk membuka jendela dunia, agar kita tidak tertinggal arus
global yang kemajuannya sangat pesat. Dengan perpustakaan, masyarakat juga
akan lebih termotivasi untuk melakukan ibadah di masjid. Jadi perpustakaan dapat
menarik minat masyarakat, bukan hanya untuk tempat ibadah sholat dan mengaji
tetapi juga sarana untuk mencari ilmu.
9
Masjid yang Mengadakan Pelatihan KWU
YA
8%
TIDAK
92%
10
pelatihan kewirausahaan sangatlah penting agar perekonomian masyarakat lebih
baik.
YA
12%
TIDAK
88%
11
silahturahmi masyarakat sekitar dan mengenalkan masjid yang modern serta
mengenalkan produk produk atau jasa pengusaha yang akan mmeperluas pasar bagi
mereka. Dengan adanya bazzar ini diharapkan masyarakat semakin banyak
menyumbangkan ZISWAF untuk hal hal yang produktif. Jadi aktivitas bazzar
sangatlah penting agar perekonomian masyarakat lebih baik.
BMT bukan hanya menghimpun dana akan tetapi juga menyalurkan dana.
Penyaluran dana berupa pembiayaan produktif dan juga pembiayaan konsumtif.
Dalam pembiayaan yang produktif biasanya berupa pemberian modal kerja,
sedangkan pembiayaan konsumtif yaitu berupa hutang (Qardh). Penyaluran dana
tersebut tentunya memiliki fungsi yang positif bagi masyarakat sekitar. Misalnya
dalam pembiayaan konsumtif. Masayrakat tentu akan terbantu dalam pemenuhan
kebutuhannya. Dengan adanya pembiayaan tersebut, tentu akan menumbuhkan
semangat untuk bekerja dan meningkatkan ekonomi keluarganya. Kemudian dalam
pembiayaan produktif tentu dapat membantu masyarakat yang ekonominya rendah,
akan tetapi mereka memiliki potensi atau jiwa entrepreneur. Mereka tidak dapat
membuka suatu usaha karena keterbatasan modal. Dari sinilah BMT yang dibentuk
bisa mengentas permasalahan permodalan dan juga meningkatkan ekonomi
masyarakat.
12
Pengelolaan dana filantropi islam sebagai modal untuk mendirikan BMT
sangat efektif. Fungsi BMT sebagaimana dipaparkan di paragraf atas sangat efektif
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Ketika seseorang itu
mendapatkan modal untuk membuka suatu usaha, kemudian usaha tersebut
berkembang, maka dapat merubah status yang awalnya sebagai mustahik menjadi
seorang muzaki. Kemudian keuntungan dari pembiayaan yang diberikan tentun
akan bermanfaat bagi pembangunan masjid, serta dapat memberikan bantuan
kepada lebih banyak lagi ke masyarakat yang kurang mampu. Pemberdayaan
masyarakat menggunakan dana filantropi islam akan memberikan dampak yang
baik dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda ketika dana filantropi ini langsung
disalurkan hanya berupa uang, hal itu dapat menimbulkan suatu ketergantungan.
Mereka tidak akan terpacu untuk berusaha agar perekonomian keluarganya
membaik. Mereka akan selalu menunggu bantuan tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, dari data yang peneliti daptakan, sebagaimana
dalam grafik dibawah ini :
YA
4%
TIDAK
96%
Pengelolaan dana filantropi islam yang ada di masjid yang dikelola menjadi
BMT hanya 4% saja. Padahal pengelolaan dengan cara ini berdampak baik bagi
masyarakat sekitar dan tuntu saja bagi masjid yang mengelola. Dengan adanya
13
BMT tentu juga aka nada suatu peluang untuk mebuka lapangan kerja. Lapangan
pekerjaan tentu saja dari usaha-usaha yang didirikan dengan menggunakan modal
yang didapat dari pembiayaan di BMT. Jadi manfaat dari dana filantropi yang
dikelola masjid ini bermanfaat secara berantai.
YA
9%
TIDAK
91%
14
pengeluaran masyarakat. Jadi aktivitas pasar murah ini sangatlah penting agar
perekonomian masyarakat menjadi lebih baik.
YA
8%
TIDAK
92%
15
digunakan untuk mengelola aktifitas aktifitas lain seperti pelatihan entrepreneur,
penyediaan perpustakaan dan lain lain. Dana ZISWAF yang didapat dari resepsi
pernikahan ini sangat bermanfaat bagi masjid dan masyarakat sekitar. Sehingga
masjid dapat dikenal lebih luas dan nantinya aktifitas aktifitas masjid lainnya dapat
berjalan sesuai yang diharapkan. Dengan adanya aktifitas resepsi pernikahan ini
juga turut membantu dalam pasangan yang akan meyelenggarakan resepsi
pernikahan namun terhalang adanya biaya mapun halangan lainnya yang
berhubungan dengan tempat resepsi. Jadi dengan pengadaan resepsi di dalam
masjid merupakan hal yang penting agar perekonomian masyarakat menjadi lebih
baik. Dengan adanyanya resepsi pernikahan, masjid tentu akan mendapatkan uang
sewa tempat, hal itu dapat menambah pendapatan masjid. Selain itu, masjid juga
dapat menawarkan jasa Wedding Organizatian, dengan adanya WO ini, tentu akan
melibatkan beberapa masyarakat untuk mensukseskan acara yang digelar. Hal itu
tentu dapat mengurangi pengangguran. Kemudian, juga melibatkan ibu-ibu yang
pandai memasak, tentu dapat diberikan project untuk menangani catering dalam
acara tersebut. dari hasil catering tersebut tentu memberikan penghasilan tambahan
bagi warga sekitar. Bukan hanya bapak-bapak dan juga ibu-ibu, warga yang dewasa
juga dapat diberikan project dalam WO ini sebagai pelayan ketika acara. Dari sini
dapat dilihat bahwa, dengan adanya suatu project Wedding Organizatian ini tentu
akan meberikan dampak yang baik bagi perekonomian masyarakat sekitar dan juga
tentunya masjid yang digunakan. Karena pada umumnya masjid-masjid saat ini
memiliki halaman yang cukup luas. Dan tumah-rumah yang ada di kota biasanya
kesulitan untuk mengadakan suatu pesta pernikahan karena mereka tidak memiliki
halaman yang cukup luas. Oleh karena itu, peluang untuk menambah pendapatan
masjid serta meningkatkan perekonomian masyarakat sangat besar.
16
Yang ke-tujuh yaitu Pengelolaan ZISWAF Melalui Kepemilikan Toko. Dari data
hasil riset dari forum ekonomi islam Indonesia menyatakan bahwa rkepemilikan
took di dalam masjid hanya berkisar 4%. Sangat disayangkan bahwa 96% masjid
di Indonesia tidak memiliki toko.
YA
4%
TIDAK
96%
17
tidak langsung diberikan setiap kali dalam uang tunai. Karena apabila bantuan
tersebut diserahkan secara langsung berupa uang, akan menimbulkan sebuah
ketergantungan.
Dalam membuat sebuah took di masjid ini, dapat memanfaatkan dana dari
ZISWAF masyarakat. Mulai dari Zakat, Sedekah, dan Wakaf yang digunakan untuk
pembangunan sarana prasarana aktifitas toko. Sehingga ZISWAF dari masyarakat
akan sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
yang nantinya menjadikan sebuah masjid yang berfungsi juga sebagai pusat
memenuhi kebutuhan sehari hari selain menjadi tempat ibadah.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil riset dan fakta bahwa saati ini masjid masjid yang ada di
Indonesia belum banyak yang menggunakan ZISWAF dengan maksimal dan
produktif. Kebanyakan masjid mengelola ZISWAF dengan hanya langsung
memberikannya kepada orang orang yang membutuhkan. Padahal, jika masjid
masjid yang ada di Indonesia menerapkan aktifitas aktifitas produktif maka
perekonomian masyarakat bahkan perekonomian negara menjadi meningkat.
5.2 Saran
a. Bagi Masjid
masjid-masjid yang masih megelola keuangan filantropi islam hanya
dalam ruang lingkup ibadah saja dapat mengoptimalisasikan pengelolaan
keuangan tersebut dengan cara yang kami paparkan diatas. Ada beberapa
masjid yang sudah menerapkan pengelolaan tersebut. dan memang
memberikan dampak positif bagi masjid dan juga masyarakat. Memang
19
membutuhkan sebuah pengorbanan. Akan tetapi manfaat tersebut bisa
dirasakan dalam jangka panjang.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharaokan agar menambah suatu ide untuk
pengelolaan keuangan filantropi islam yang ada dimasjid. Karena setiap
orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Dan juga mungkin dapat
mengukur cara atau kegiatan mana yang lebih efektif lagi untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
20
DAFTAR PUSTAKA
PERPUSTAKAAN
YA 126
TIDAK 414
540
AKTIVITAS PASAR
MURAH
YA 47
TIDAK 493
540
AKTIVITAS TOKO
YA 20
TIDAK 520
540
AKTIVITAS BMT
YA 23
TIDAK 517
540
AKTIVITAS BAZAR
YA 67
TIDAK 473
540
AKTIVITAS KWU
YA 43
TIDAK 497
540
AKTIVITAS
RESEPSI NIKAH
YA 44
TIDAK 496
540
2
3