Anda di halaman 1dari 29

POTENSI FILANTROPI ISLAM YANG DIKELOLA MASJID

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN


MASYARAKAT

Disusun Oleh :

1. Amelia Riski Faidah


2. Lailussoma
3. Shevy Putri Nerazzura

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

TEMU ILMIAH REGIONAL (TEMILREG)

FoSSEI JATIM

2020
POTENSI FILANTROPI ISLAM YANG DIKELOLA MASJID
DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT

Shevy Putri Nerazzura, KSEI SEDiC SUPEL


Amelia Riski Faidah, KSEI SEDiC SUPEL
Lailussoma, KSEI SEDiC SUPEL

ABSTRAK

Saat ini filantropi islam di Indonesia semakin maju. Faktor-faktor yang mendasarinya
diantaranya yaitu karena banyaknya masyarakat muslim, serta mulai banyak literasi
mengenai filantropi islam, sehingga masyarakat muslim mulai mehamami betapa
pentingnya menunaikan Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF). Di setiap masjid
hampir rata-rata mengelola atau menerima salah satu filantropi islam ini. Akan tetapi, rata-
rata pengelolaan dana filantropi hanya sebatas menyalurkan kembali dana tersebut atau
diberikan dalam bentuk uang. Padahal, apabila dana filantropi yang diterima oleh masjid
bisa dikelola agar dapat memberikan bantuan dalam jangka panjang serta membantu
meningktkan taraf perekonomian masyarakat. Potensi filantropi islam ini sangat besar saat
ini. Dengan adanya pengelolaaan yang tepat, bukan hanya dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar, akan tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan negara.
Metodologi yang digunakan adalah studi literature, yaitu pengumpulan data dari berbagai
sumber yang dianggap valid yang kemudian digunakan sebagai data pendukung dalam
pembahasan pemecahan masalah yang ada. Dengan adanya optimalisasi pemanfaatan asset
filantropi islam ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Pemnafaatan
asset filantropi islam ini bisa dengan membuat suatu lembaga keuangan yang juga
mengelola filantropi ini, contohnya yaitu baitul maal wa tamwil. Selain itu juga dapat
dilakukan pengelolaan keuangan filantropi islam dengan membuat toko yang mana
keuntungannya akan dirasakan oleh masyarakat sekitar.
KataKunci : Filantropi Islam, Perekonomian

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Shevy Putri Nerazzura


Tempat & Tanggal lahir : Surabaya, 27 Mei 2000
Alamat Tempat Tinggal : Perumtas 3, Blok N8/24, Sidoarjo
Alamat Email : shevyzzura@gmail.com
HP : 0858 5329 9984
Judul Ide/Tulisan : Potensi Filantropi Islam Yang Di Kelola
Masjid Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat.
Dengan ini saya menyatakan bahwa ide/tulisan yang saya sertakan dalam
lomba LKTI TEMILREG FoSSEI JATIM 2020 adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan karya orang lain dan belum pernah diikutkan dalam segala
bentuk perlombaan serta belum pernah dimuat dimanapun.

Apabila di kemudian hari ternyata saya tidak sesuai dengan pernyataan ini,
maka secara otomatis ide/tulisan saya dianggap gugur. Demikian pernyataan ini
dibuat dengan sebenarnya.

Surabaya, 20 Februari 2020

Yang Menyatakan Ketua TIM

(Shevy Putri Nerazzura)

iii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “POTENSI FILANTROPI
ISLAM YANG DIKELOLA MASJID DALAM MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN MASYARAKAT” ini dengan baik. Karya tulis ini disusun
dalam rangka mengikuti “Lomba Karya Tulis Ilmiah Temu Ilmiah Regional
(TEMILREG)” yang diselenggarakan oleh FoSSEI JATIM.

Kami berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan


serta dukungan dalam menyelesaikan pembuatan karya tulis ini, pihak-pihak yang
dimaksud diantaranya yaitu :
1. Bapak Hanafi Adi Putranto. S. Si, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga karya tulis ilmiah ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual s
dalam penyusunan karya tulis ilmiah, dan
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan apapun baik langsung
maupun tidak langsung kepada Penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kami mengharap segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat menyempurnakan
karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan insprasi dan saran bagi seluruh pengelola masjid yang ada di Indonesia
agar dapat lebih memaksimalkan pemanfaatan filantropi islam yang ada.
Surabaya, 20 Februari 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Cover

LEMBAR ORISINAL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................. 4

BAB III METODE PENULISAN .................................................... 5

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................. 7

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................... 19

5.2 Saran ............................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Masjid yang Memiliki Perpustakaan ..................................................................... 8


Grafik 3 Masjid yang Mengadakan Pelatihan Kewirausahaan .......................................... 10
Grafik 4Masjid yang Memiliki Aktifitas Bazar ................................................................... 11
Grafik 5 Masjid yang Mmiliki BMT .................................................................................... 13
Grafik 6 Masjid yang Memiliki Aktivitas Pasar Murah ...................................................... 14
Grafik 7 Masjid yang digunakan untuk Resepsi Nikah ...................................................... 15
Grafik 8 Masjid yang Memiliki Toko................................................................................ 117

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filantropi islam di Indonesia saat ini semakin berkembang pesat. Kesadaran


masyarakat muslim terkait perintah Allah untuk menunaikan zakat, infaq, shadaqah
dan wakaf semakin meningkat. Hal ini cukup menarik untuk dikaji secara
mendalam kedalam aspek ekonomi dan sosial. Hal ini karena ZISWAF ini
menyimpan potensi yang besar bagi penyelesaian permasalahan ekonomi dan sosial
yang masih banyak dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Dana zakat, infaq dan
shadaqah dalam pendistribusian dan pemanfaatannya masih tergolong mudah
dibandingkan dengan wakaf. Hal itu dikarenakan tanah wakaf ini nilainya harus
tetap seperti diawal. Selain itu, pemanfaatant ZISWAF masih terlalu kaku karena
kurangnya pemahan serta inovasi terkait pemanfaatan ZISWAF. Karena hal
tersebut, pemanfaatan filantropi islam masih banyak yang kurang produktif atau
bahkan menjadi idle asset (asset menganggur).

Di Indonesia, sudah terdapat peraturan perundang-undangan tentang


fiantropi islam. peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat diatur
dalam UU nomor 23 tahun 2011. Untuk peraturan perundang-undangan tentang
wakaf, yaitu pada Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. 1Pada
pasal 5, dijelaskan bahwa wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan
kesejahteraan umum. Didalam undang-undang ini terdapat aturan-aturan
pelaksanaan dan pengelolaan wakaf. Hal ini sebagai bukti apresisasi pemerintah
terhadap filantropi Islam dengan harapan pengelolaan wakaf dapat berkembang
sejalan dengan perkembangan masyarakat serta memberikan dampak positif bagi
perekonomian serta sosial negara ini.

1
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/41TAHUN2004UU.htm, diakses pada 18 Februari
2020.

1
Salah satu filantropi islam yang pemanfaatan atau pengelolaannya dapat
dikatakan kurang efektif atau monoton yaitu wakaf. Berdasarkan data dari
Kementrian Agama, luas tanah wakaf yang ada di Indonesia saat ini mencapai
50.921,51 Hektar.2 Dibandingkan dengan pemanfaatan asset wakaf yang digunakan
sebagai musholla dan masjid, masih lebih banyak asset wakaf yang merupakan idle
asset (asset menganggur). Dan juga masih sedikit pemanfaatan tanah wakaf yang
secara khusus berfungsi sebagai pemberdaya ekonomi masyarakat. Selama ini
pemanfaatan tanah wakaf di Indonesia hanya berpretensi untuk kepentingan
ibadah.3 Hal tersebut sangat disayangkan apabila asset tersebut terus menganggur,
padahal apabila bisa dimanfaatkan dengan maksimal maka akan dapat membantu
negara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, pengurangan angka
kemiskinan serta mendukung pembangunan negara.

Sarajevo merupakan contoh kota yang pada awal didirikannya dengan basis
pemanfaatan asset wakaf. Pada tahun 1521, Gazi Husrev-Beg berupaya untuk
menjadikan Bosnia sebagai gerbang untuk memperluas kekuasaan dan pengaruh
ajaran islam di wilayah Balkan, sekaligus menjadikannya sebagai pusat peradaban
Islam di Eropa Timur. Beliau membangun Sarajevo dengan memanfaatkan tanah
yang diwakafkannya. Tanah wakaf tersebut dimanfaatkan menjadi Masjid,
Madrasah, dan Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Yang pertama ia
bangun yaitu Masjid yang digunakan sebagai pusat kegiatan keuamatan dan
kenegaraan. Yang ke-dua ia membangun Madrasah, perpustakaan dan fasilitas
umum seperti toilet umum dan kamar mandi. Madrasah ini kemudian berkembang
menjadi salah satu pusat pendidikan di Saravejo. Dan yang ke-tiga, ia membangun
pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat, serta melengkapai masjid dan
pusat pendidikan. Hingga saat ini, pasar tersebut masih beroperasi di kawasan yang
dikenal dengan nama Old Town of Sarajevo. Hingga saat ini peninggalan Gazi
Husrev Beg tetap terpelihara dan beroperasi dengan baik.4

2
http://siwak.kemenag.go.id/, Diakses pada tanggal 18 Februari 2020.
3
Abu Azam Al Hadi, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Surabaya : UIN Sunan Ampel Press, 2014),
hlm 245-250
4
Irfan Syauqi Beik, dkk. Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2017), hlm 203-
205

2
Hal tersebut seharusnya dapat menjadi sebuah panutan bagi negara
Indonesia. Karena tanah wakaf yang ada di Indonesia masih banyak yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, apabila tanah wakaf di Indonesia
yang masih menganggur tersebut bisa dimanfaatkan sebagaimana seperti di kota
Sarajevo, tentunya akan memberikan dampak yang sangat besar bagi penyelesaian
permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh sebagian masyarakat
Indonesia, seperti kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial lainnya. Apalagi
ditambah dengan pemanfaatan filantropi islam lainnya seperti zakat, infaq dan
shadakah. Tentunya dengan memaksimalkan pengelolaan tersebut dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat dan memakmurkan negara sebagaimana
yang juga pernah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah cara pengoptimalisasian dana yang didapat dari Filantropi


Islam agar dapat menigkatkan perekonomian masyarakat?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana cara pengoptimalisasian dana yang didapat


dari Filantropi Islam agar dapat menigkatkan perekonomian masyarakat

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya membahas pada cara pengoptimalisasian pemanfaatan


dana yang didapat dari Filantropi Islam agar dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar.

3
BAB II
TINUJAN TEORI

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi


perekonomian suatu negara atau masyarakat yang secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. 5 Konsep pertumbuhan
ekonomi terefleksikan dalam kesatuan bangunan di antara tiga sektor dalam
perekonomian syariah, diantaranya yaitu sektor rill, sektor keuangan syariah dan
sektor ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf). 6

b. Pengertian Zakat
Menurut Siti Aminah Chiago (2015) Zakat secara etimologi berarti
membesihkan dan berkembang. Sedangkan menurut istilah zakat berarti
mengeluarkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada golongan – golongan
yang telah ditetapkan dalam Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam.
Yang tentunya dalam islam di wajibkan . Zakat dapat juga diartikan untuk
memebersihkan harta seorang umat muslim. 7
Menurut Amalia, Kasyful Mahalli (2012) Zakat jika dikaitkan dengan
ekonomi diartikan dengan pentransferan harta dari golongan yang sudah mampu
untuk mengeluarkan zakat dengan ukuran nisab yang telah ditentukan dalam
Islam kepada golongan yang tidak mampu untuk mengeluarkan zakat atau bisa
juga dikatkan dengan golongan yang ditetapkan oleh Islam untuk menerimanya.8
Menurut Yoghi Citra (2015) Zakat merupakan salah satu instrument dalam
Islam pendistribusian harta kekayaan dengan adanya zakat akan mampu
membantu golongan yang lemah . 9

5
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_Ekonomi, Diakses pada tangal 20 Februari 2020
6
Irfan Syauqi Beik, dkk. Ekonomi Pembangunan Syariah,….. hlm 22-23
7
Siti Aminah Chicago, “Pemberdayaan Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan” Jurnal Hukum
Islam,Vol 13 No.01 hal 48
8
Amalia,Kasyful Mahalli, “Potensi dan Peranan Zakat dalam Mengetntaskan Kemiskinan di Kota
Medan”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1 Hal 70
9
Yoghi Citra, “Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan”,The Journal of Tauhidinomics Vol.
1 No.1 Hal 94

4
c. Pengertian Infaq
Menurut Abdul Haris dkk (2018) Infaq adalah pemberian secara ikhlas
kepadamuslim yang lain dengan tujuan untuk kebaikan umum selain zakat tanpa
dibatasi untuk ketetapan jumlah dan ketentuan nisab nya serta waktunya.
Dikeluarkan oleh siapapun 10
Menurut Muhammad Amin (2013) Infaq adalah Harta yang dikeluarkan
oleh manusia atau lembag – 5embaga yang menampung dana infaq kepada pihak
– pihak yang memang memperoleh dalam Islam.11

d. Pengertian Sedekah
Menurut Abdul Haris dkk (2018) Shadaqah adalah pemberian yang
diberikan oleh seseorang tanpa Batasan waktu dan jumlah tertentu yang hanya
mengharapkan keridhaan dari Allah SWT semata.mengeluarkan harta untuk
kepentingan dalam islam semata saja.12

e. Pengertian Wakaf

Menurut Sirajjudin dan Asrum (2018) Wakaf adalah pemberian atau


penahanan harta yang diberikan untuk keuntungan penerimanya . Wakaf tidak
dapat diwariskan, dijual . Wakaf digunakan untuk berjuang dijalan Allah. Wakaf
diapat di produktifkan untuk kemaslahatan umat .13
Menurut Yasin Arief (2018) wakaf secara etimologi berarti berhenti,
meletakkan dan memahami. Wakaf memiliki arti menahan dikarenakan wakaf
tidak boleh diperjual belikan karena tentunya tidak sesuai dengan tujuan wakaf
itu sendiri.14

10
Abdul Haris dkk, “Kajian Strategi Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam Pemberdayaan Umat” Jurnal
Ekonomi Bisnis Syariah, Vol. 1 No 1 hal 24
11
Muhammad Amin Suma “Zakat, Infaq, dan Sedekah: Modal dan Model Ideal Pembangunan
Ekonomi dan Keuangan Modern”,Al – Iqtishad Vol V No 2 Hal 255
12
Abdul Haris dkk, “Kajian Strategi Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam Pemberdayaan Umat” Jurnal
Ekonomi Bisnis Syariah, Vol. 1 No 1 hal 25
13
Sirajuddin dan Asrum, “Pemberdayaan Tanah Wakaf sebagai Potensi Ekonomi Umat di Masjid
Al-Markaz Al-Islami Makassar” Laa Maysir Vol.5 No.01 hal 82

5
Menurut Kusaeri (2015) wakaf jika diambil dari ahli fiqih berarti menahan
harta wakif untuk dimanfaatkan sebagai kebajikan . diperbolehkan oleh wakif
untuk menarik kembali wakaf tersebut apabila tidak digunakan sesuai dengan
tujuannya dan dengan perjanjian di awal15

15
H. Kusaeri,“Wakaf Produktif” Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Vol. XII No. 01 hal 79-80

6
BAB III

METODE PENULISAN

1.1 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah menggunakan metode studi 7iterature. Studi literature adalah
referensi dari teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ada.
Pengumpulan data dengan metode penelitian studi literatue ini didapat dari
buku, jurnal, artikel penelitian. Selain itu penelitian ini juga menggunakan data
sekunder.

1.2 Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
menggunakan teknik deskriptif analisis. Hal ini berarti bahwa data yang
diperoleh dari beberapa sumber rujukan dianalisa dengan cara
mendeskripsikan secara detail, sehingga data yang didapat sebagai data
pendukung terhadap penelitian ini.

1.3 Metode Analisa Data


Metode analisa data pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan
cara mengkomparasikan antara informasi yang ada dengan melibatkan masalah
yang telah terjadi dan berhubungan dengan konsep serta teori sebelumnya yang
akan memberikan benang merah dari masalah yang dikaji dalam karya ilmiah
ini. Kemudian, seluruh data dari beberapa sumber yang didapat akan
dikomparasikan untuk menghasilan ide baru. Ide baru yang yang dihasilkan
akan diuraikan secara jelas dan dideskripsikan secara detail sesuai dengan
kebutuhan serta masalah yang telah dijelaskan pada rumusan masalah
sebelumnya, sehingga dapat meberikan suatu usulan terhadap obyek yang
diteliti.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

Filantropi islam merupakan kesadaran dalam memberi untuk mengatasi


kesulitan serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat secara luas dalam
berbagai bidang kehidupannya. Kali ini akan dijabarkan tentang potensi filantropi
islam (ZISWAF) dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

ZISWAF sangatlah berguna jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.


Selain dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, ZISWAF jika dikelola
dengan baik dan produktif maka akan dapat meningkatkan pendapatan negara.

Berikut ini merupakan data hasil riset penerapan ZISWAF di Indonesia :


Yang pertama yaitu, Pengelolaan ZISWAF Melalui Kepemilikan
Perpustakaan. Dari data hasil riset dari forum ekonomi islam Indonesia
menyatakan bahwa persentasi kepemilikan perpustakaan di dalam masjid hanya
berkisar 23%. Sangat disayangkan bahwa 77% masjid di Indonesia tidak memiliki
perpustakaan.

Masjid yang Memiliki Perpustakaan

YA
23%

TIDAK
77%

PERPUSTAKAAN YA TIDAK

Grafik 1 Masjid yang Memiliki Perpustakaan

8
Kepemilikan perpustakaan dalam masjid cukup berpengaruh dalam
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Indonesia. Dengan adanya
perpustakaan di dalam masjid masyarakat sekitar dapat menemukan ilmu yang
lebih banyak. Dengan melek literasi dapat membuat kita sadar bahwa pentingnya
ilmu pengetahuan untuk membuka jendela dunia, agar kita tidak tertinggal arus
global yang kemajuannya sangat pesat. Dengan perpustakaan, masyarakat juga
akan lebih termotivasi untuk melakukan ibadah di masjid. Jadi perpustakaan dapat
menarik minat masyarakat, bukan hanya untuk tempat ibadah sholat dan mengaji
tetapi juga sarana untuk mencari ilmu.

Dalam mendirikan perpustakaan di masjid ini, dapat memanfaatkan dana


dari ZISWAF masyarakat. Mulai dari Zakat, Sedekah, dan Wakaf yang digunakan
untuk pembangunan sarana prasarana perpustakaan. Sehingga ZISWAF dari
masyarakat akan sangat bermanfaat dan dapat mensejahterakan masyarakat sekitar
dalam pencarian ilmu.

Yang ke-dua yaitu, Pengelolaan ZISWAF Melalui Pelatihan


Kewirausahaan. Dari data hasil riset dari forum ekonomi islam Indonesia
menyatakan bahwa persentasi pelatihan kewirausahaan di dalam masjid hanya
berkisar 8%. Sangat disayangkan bahwa 92% masjid di Indonesia tidak memiliki
pelatihan kewirausahaan.

9
Masjid yang Mengadakan Pelatihan KWU

YA
8%

TIDAK
92%

AKTIVITAS KWU YA TIDAK

Grafik 2 Masjid yang Mengadakan Pelatihan Kewirausahaan

Kepemilikan pelatihan kewirausahaan dalam masjid sangat berpengaruh


dalam peningkatan perekonomian masyarakat di Indonesia. Dengan adanya
pelatihan kewirausahaan di dalam masjid, jiwa entrepreneur dalam masyarakat
akan tumbuh sehingga membuat masyarakat melakukan sebuah usaha dan menjadi
pengusaha yang akan menambah mata pencaharian masyarakat sekitar dan bahkan
bias turut membantu negara untuk memenuhi masalah negara yaitu pengangguran
dan kemiskinan. Dengan dibukanya pelatihan kewirausahaan, masyarakat akan
terbantu untuk membuka suatu usaha, diharapkan dengan pelatihan ini masyarakat
dapat membangun dan terus tumbuh dalam usahanya. Dengan kesadaran jiwa
pengusaha pada masyarakat sekitar dapat membuat kita sadar bahwa menjadi
seorang karyawan bukan jamannya lagi, kesadaran akan menjadi pengusaha
sangatlah penting dan akan bermanfaat bagi masyarakat. Ketika pelatihan
kewirausahaan ini berhasil diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan
banyak peluang bagi peningkatan perekonomian. Yang pertama yaitu akan adanya
sumbangsih bagi pemerintah apabila usaha tersebut berkembang dan menjadi usaha
mikro kecil menengah. Sebagaimana diketahui bahwa UMKM penyumbang PDB
terbesar. Kemudian yang kedua yaitu ketika usaha berhasil berdiri dan berkembang,
tentu akan membuka lapangan usaha, sehingga tingkat pengangguran bisa
berkurang. Dan tentu akan merubah status mustahik menjadi muzakki. Jadi

10
pelatihan kewirausahaan sangatlah penting agar perekonomian masyarakat lebih
baik.

Dalam mendirikan pelatihan kewirausahaan di masjid ini, dapat


memanfaatkan dana dari ZISWAF masyarakat. Mulai dari Zakat, Sedekah, dan
Wakaf yang digunakan untuk pembangunan sarana prasarana pelatihan
kewirausahaan. Sehingga ZISWAF dari masyarakat akan sangat bermanfaat dan
dapat mensejahterakan masyarakat sekitar belajar dan menjalankan sebuah usaha.

Yang ke-tiga yaitu, Pengelolaan ZISWAF Melalui Aktivitas Bazar. Dari


data hasil riset dari forum ekonomi islam Indonesia menyatakan bahwa persentasi
aktivitas bazzardi dalam masjid hanya berkisar 12%. Sangat disayangkan bahwa
88% masjid di Indonesia tidak memiliki aktivitas bazzar.

Masjid yang Memiliki Aktivitas Bazar

YA
12%

TIDAK
88%

AKTIVITAS BAZAR YA TIDAK

Grafik 3Masjid yang Memiliki Aktifitas Bazar

Kepemilikan aktivitas bazzar dalam masjid sangat berpengaruh dalam


peningkatan perekonomian masyarakat di Indonesia. Dengan adanya aktivitas
bazzar di dalam masjid, jiwa entrepreneur yang telah dilatih dan akan di terapkan
dalam aktivitas bazzar. Denagn adanya aktivitas bazzar yang ada disekitar masjid
dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Bazzar ini dirancang
selain untuk wadah jiwa entrepreneur tapi juga sebagai wadah untuk mempererat

11
silahturahmi masyarakat sekitar dan mengenalkan masjid yang modern serta
mengenalkan produk produk atau jasa pengusaha yang akan mmeperluas pasar bagi
mereka. Dengan adanya bazzar ini diharapkan masyarakat semakin banyak
menyumbangkan ZISWAF untuk hal hal yang produktif. Jadi aktivitas bazzar
sangatlah penting agar perekonomian masyarakat lebih baik.

Dalam menyelenggarakan aktifitas bazzar di masjid ini, dapat


memanfaatkan dana dari ZISWAF masyarakat. Mulai dari Zakat, Sedekah, dan
Wakaf yang digunakan untuk pembangunan sarana prasarana aktifitas bazzar.
Sehingga ZISWAF dari masyarakat akan sangat bermanfaat dan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang nantinya produk masyarakat
akan dikenal lebih luas lagi.

Yang ke-empat yaitiu, membuka lembaga keuangan syariah yaitu baitul


maal wa tamwil. Sebagaimana diketahui bahwa, baitul mal wa tamwil atau yang
biasa disebut dengan BMT merupakan lembaga keuangan yang menjangkau
masyarakat menengah kebawah. Baitul maal sudah ada sejak Rasulullah. Pada
zaman Rasulullah baitul mal merupakan lembaga non profit, namun saat ini
termasuk lembaga profit. Akan tetapi lembaga ini berorientasi pada kemaslahatan
umat.

BMT bukan hanya menghimpun dana akan tetapi juga menyalurkan dana.
Penyaluran dana berupa pembiayaan produktif dan juga pembiayaan konsumtif.
Dalam pembiayaan yang produktif biasanya berupa pemberian modal kerja,
sedangkan pembiayaan konsumtif yaitu berupa hutang (Qardh). Penyaluran dana
tersebut tentunya memiliki fungsi yang positif bagi masyarakat sekitar. Misalnya
dalam pembiayaan konsumtif. Masayrakat tentu akan terbantu dalam pemenuhan
kebutuhannya. Dengan adanya pembiayaan tersebut, tentu akan menumbuhkan
semangat untuk bekerja dan meningkatkan ekonomi keluarganya. Kemudian dalam
pembiayaan produktif tentu dapat membantu masyarakat yang ekonominya rendah,
akan tetapi mereka memiliki potensi atau jiwa entrepreneur. Mereka tidak dapat
membuka suatu usaha karena keterbatasan modal. Dari sinilah BMT yang dibentuk
bisa mengentas permasalahan permodalan dan juga meningkatkan ekonomi
masyarakat.

12
Pengelolaan dana filantropi islam sebagai modal untuk mendirikan BMT
sangat efektif. Fungsi BMT sebagaimana dipaparkan di paragraf atas sangat efektif
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Ketika seseorang itu
mendapatkan modal untuk membuka suatu usaha, kemudian usaha tersebut
berkembang, maka dapat merubah status yang awalnya sebagai mustahik menjadi
seorang muzaki. Kemudian keuntungan dari pembiayaan yang diberikan tentun
akan bermanfaat bagi pembangunan masjid, serta dapat memberikan bantuan
kepada lebih banyak lagi ke masyarakat yang kurang mampu. Pemberdayaan
masyarakat menggunakan dana filantropi islam akan memberikan dampak yang
baik dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda ketika dana filantropi ini langsung
disalurkan hanya berupa uang, hal itu dapat menimbulkan suatu ketergantungan.
Mereka tidak akan terpacu untuk berusaha agar perekonomian keluarganya
membaik. Mereka akan selalu menunggu bantuan tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, dari data yang peneliti daptakan, sebagaimana
dalam grafik dibawah ini :

Masjid yang Memiliki BMT

YA
4%

TIDAK
96%

AKTIVITAS BMT YA TIDAK

Grafik 4 Masjid yang Mmiliki BMT

Pengelolaan dana filantropi islam yang ada di masjid yang dikelola menjadi
BMT hanya 4% saja. Padahal pengelolaan dengan cara ini berdampak baik bagi
masyarakat sekitar dan tuntu saja bagi masjid yang mengelola. Dengan adanya

13
BMT tentu juga aka nada suatu peluang untuk mebuka lapangan kerja. Lapangan
pekerjaan tentu saja dari usaha-usaha yang didirikan dengan menggunakan modal
yang didapat dari pembiayaan di BMT. Jadi manfaat dari dana filantropi yang
dikelola masjid ini bermanfaat secara berantai.

Yang ke-lima yaitu, Pengelolaan ZISWAF Melalui Pasar Murah. Dari


data hasil riset dari forum ekonomi islam Indonesia menyatakan bahwa persentasi
aktivitas pasar murah di dalam masjid hanya berkisar 9%. Sangat disayangkan
bahwa 91% masjid di Indonesia tidak memiliki aktivitas pasar murah.

Masjid yang Memiliki Aktivitas Pasar Murah

YA
9%

TIDAK
91%

AKTIVITAS PASAR MURAH YA TIDAK

Grafik 5 Masjid yang Memiliki Aktivitas Pasar Murah

Kepemilikan aktivitas pasar murah di sekitar masjid juga berpengaruh


dalam peningkatan perekonomian masyarakat di Indonesia. Dengan adanya
aktivitas pasar murah di sekitar masjid, jiwa entrepreneur yang telah dilatih akan
mencoba memperkenalkan produk atau jasanya melalui pasar murah. Pada aktivitas
ini diharapkan masyarakat yang membutuhkan sesuatu namun barang dipasaran
sangat tinggi maka akan sangat terbantu melalui pasar murah ini .Dengan adanya
aktivitas pasar murah yang ada disekitar masjid dapat turut meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar. Dengan produk dari para pedagang yang laku
karena harga yang miring, aktifitas pasar murah ini juga dapat memangkas

14
pengeluaran masyarakat. Jadi aktivitas pasar murah ini sangatlah penting agar
perekonomian masyarakat menjadi lebih baik.

Dalam menyelenggarakan aktifitas pasar murah di masjid ini, dapat


memanfaatkan dana dari ZISWAF masyarakat. Mulai dari Zakat, Sedekah, dan
Wakaf yang digunakan untuk pembangunan sarana prasarana aktifitas pasar murah.
Sehingga ZISWAF dari masyarakat akan sangat bermanfaat dan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang nantinya produk masyarakat
akan dikenal lebih luas lagi.

Yang ke-enam yaitu, Pengelolaan ZISWAF Melalui Resepsi Pernikahan.


Dari data hasil riset dari forum ekonomi islam Indonesia menyatakan bahwa resepsi
pernikahan di dalam masjid hanya berkisar 8%. Sangat disayangkan bahwa 92%
masjid di Indonesia tidak memiliki aktivitas pasar murah.

Masjid yang digunakan untuk Resepsi Nikah

YA
8%

TIDAK
92%

AKTIVITAS RESEPSI NIKAH YA TIDAK

Grafik 6 Masjid yang digunakan untuk Resepsi Nikah

Masjid yang juga digunakan untuk penyelenggaraan resepsi pernikahan


dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan meningkatkan
perekonomian masjid. Dengan diselenggarakannya resepsi pernikahan di dalam
masjid akan membuat masjid menerima pemasukan tambahan yang nantinya akan

15
digunakan untuk mengelola aktifitas aktifitas lain seperti pelatihan entrepreneur,
penyediaan perpustakaan dan lain lain. Dana ZISWAF yang didapat dari resepsi
pernikahan ini sangat bermanfaat bagi masjid dan masyarakat sekitar. Sehingga
masjid dapat dikenal lebih luas dan nantinya aktifitas aktifitas masjid lainnya dapat
berjalan sesuai yang diharapkan. Dengan adanya aktifitas resepsi pernikahan ini
juga turut membantu dalam pasangan yang akan meyelenggarakan resepsi
pernikahan namun terhalang adanya biaya mapun halangan lainnya yang
berhubungan dengan tempat resepsi. Jadi dengan pengadaan resepsi di dalam
masjid merupakan hal yang penting agar perekonomian masyarakat menjadi lebih
baik. Dengan adanyanya resepsi pernikahan, masjid tentu akan mendapatkan uang
sewa tempat, hal itu dapat menambah pendapatan masjid. Selain itu, masjid juga
dapat menawarkan jasa Wedding Organizatian, dengan adanya WO ini, tentu akan
melibatkan beberapa masyarakat untuk mensukseskan acara yang digelar. Hal itu
tentu dapat mengurangi pengangguran. Kemudian, juga melibatkan ibu-ibu yang
pandai memasak, tentu dapat diberikan project untuk menangani catering dalam
acara tersebut. dari hasil catering tersebut tentu memberikan penghasilan tambahan
bagi warga sekitar. Bukan hanya bapak-bapak dan juga ibu-ibu, warga yang dewasa
juga dapat diberikan project dalam WO ini sebagai pelayan ketika acara. Dari sini
dapat dilihat bahwa, dengan adanya suatu project Wedding Organizatian ini tentu
akan meberikan dampak yang baik bagi perekonomian masyarakat sekitar dan juga
tentunya masjid yang digunakan. Karena pada umumnya masjid-masjid saat ini
memiliki halaman yang cukup luas. Dan tumah-rumah yang ada di kota biasanya
kesulitan untuk mengadakan suatu pesta pernikahan karena mereka tidak memiliki
halaman yang cukup luas. Oleh karena itu, peluang untuk menambah pendapatan
masjid serta meningkatkan perekonomian masyarakat sangat besar.

Dalam mengadakan pesta pernikahan di masjid ini, dapat memanfaatkan


dana dari ZISWAF masyarakat. Mulai dari Zakat, Sedekah, dan Wakaf yang
digunakan untuk pembangunan sarana prasarana aktifitas resepsi pernikahan.
Sehingga ZISWAF dari masyarakat akan sangat bermanfaat dan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang nantinya menjadikan sebuah
masjid yang berfungsi juga sebagai ajang silahturahmi.

16
Yang ke-tujuh yaitu Pengelolaan ZISWAF Melalui Kepemilikan Toko. Dari data
hasil riset dari forum ekonomi islam Indonesia menyatakan bahwa rkepemilikan
took di dalam masjid hanya berkisar 4%. Sangat disayangkan bahwa 96% masjid
di Indonesia tidak memiliki toko.

Masjid yang Memiliki Toko

YA
4%

TIDAK
96%

AKTIVITAS TOKO YA TIDAK

Grafik 7 Masjid yang Memiliki Toko

Masjid yang juga digunakan untuk membuka sebuah toko dapat


meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian
masjid. Dengan adanya sebuah toko yang menjual kebutuhan masyarakat sehari
hari, mulai dari kebutuhan anak anak sampai orang tua, mulai produk sampai jasa
seperti alat tulis, detergen sampai foto copy di dalam masjid akan membuat masjid
menerima pemasukan tambahan yang nantinya akan digunakan untuk mengelola
aktifitas aktifitas lain, toko ini juga akan menjadi sarana untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitar. Jadi dengan pengadaan sebuah toko di dalam masjid
merupakan hal yang bagus agar perekonomian masyarakat menjadi lebih baik.
Toko yang ada disekitar masjid harganya diberikan harga yang lebih murah,
dikarenakan pengambilan keuntungan tidak besar. Karena tujuan utama dari toko
yang ada dimasjid ini untuk membantu masyarakat sekitar. Akan tetapi bantuannya

17
tidak langsung diberikan setiap kali dalam uang tunai. Karena apabila bantuan
tersebut diserahkan secara langsung berupa uang, akan menimbulkan sebuah
ketergantungan.

Dalam membuat sebuah took di masjid ini, dapat memanfaatkan dana dari
ZISWAF masyarakat. Mulai dari Zakat, Sedekah, dan Wakaf yang digunakan untuk
pembangunan sarana prasarana aktifitas toko. Sehingga ZISWAF dari masyarakat
akan sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
yang nantinya menjadikan sebuah masjid yang berfungsi juga sebagai pusat
memenuhi kebutuhan sehari hari selain menjadi tempat ibadah.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil riset dan fakta bahwa saati ini masjid masjid yang ada di
Indonesia belum banyak yang menggunakan ZISWAF dengan maksimal dan
produktif. Kebanyakan masjid mengelola ZISWAF dengan hanya langsung
memberikannya kepada orang orang yang membutuhkan. Padahal, jika masjid
masjid yang ada di Indonesia menerapkan aktifitas aktifitas produktif maka
perekonomian masyarakat bahkan perekonomian negara menjadi meningkat.

Pengelolaan dana filantropi islam sebagai modal untuk mendirikan BMT


sangat efektif. Fungsi BMT sebagaimana dipaparkan di paragraf atas sangat efektif
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Ketika seseorang itu
mendapatkan modal untuk membuka suatu usaha, kemudian usaha tersebut
berkembang, maka dapat merubah status yang awalnya sebagai mustahik menjadi
seorang muzaki. Kemudian keuntungan dari pembiayaan yang diberikan tentun
akan bermanfaat bagi pembangunan masjid, serta dapat memberikan bantuan
kepada lebih banyak lagi ke masyarakat yang kurang mampu. Pemberdayaan
masyarakat menggunakan dana filantropi islam akan memberikan dampak yang
baik dalam jangka waktu yang panjang.

5.2 Saran

a. Bagi Masjid
masjid-masjid yang masih megelola keuangan filantropi islam hanya
dalam ruang lingkup ibadah saja dapat mengoptimalisasikan pengelolaan
keuangan tersebut dengan cara yang kami paparkan diatas. Ada beberapa
masjid yang sudah menerapkan pengelolaan tersebut. dan memang
memberikan dampak positif bagi masjid dan juga masyarakat. Memang

19
membutuhkan sebuah pengorbanan. Akan tetapi manfaat tersebut bisa
dirasakan dalam jangka panjang.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharaokan agar menambah suatu ide untuk
pengelolaan keuangan filantropi islam yang ada dimasjid. Karena setiap
orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Dan juga mungkin dapat
mengukur cara atau kegiatan mana yang lebih efektif lagi untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Kasyful Mahalli. “Potensi dan Peranan Zakat dalam Mengetntaskan


Kemiskinan di Kota Medan”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1
Beik, Irfan Syauqi, dkk. 2017. Ekonomi Pembangunan Syariah, Jakarta : Rajawali
Pers.

Chicago, Siti Aminah. “Pemberdayaan Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan”


Jurnal Hukum Islam,Vol 13 No.01
Citra, Yoghi. “Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan”,The Journal of
Tauhidinomics Vol. 1 No.1
Haris, Abdul, dkk. “Kajian Strategi Zakat, Infaq dan Shadaqah dalam
Pemberdayaan Umat” Jurnal Ekonomi Bisnis Syariah, Vol. 1 No 1
Hadi, Abu Azam Al. 2014. Fiqh Muamalah Kontemporer, Surabaya : UIN Sunan
Ampel Press
Kusaeri. “Wakaf Produktif” Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Vol. XII No. 01
Suma, Muhammad Amin. “Zakat, Infaq, dan Sedekah: Modal dan Model Ideal
Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Modern”,Al – Iqtishad Vol V No 2
Sirajuddin dan Asrum. “Pemberdayaan Tanah Wakaf sebagai Potensi Ekonomi
Umat di Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar” Laa Maysir Vol.5 No.01
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/41TAHUN2004UU.htm, diakses pada
18 Februari 2020.

http://siwak.kemenag.go.id/, Diakses pada tanggal 18 Februari 2020.


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_Ekonomi, Diakses pada tangal 20 Februari
2020
Lampiran
Berikut merupakan data table dari masjid dengan pendirian berbagai aktivitas :

PERPUSTAKAAN
YA 126
TIDAK 414
540

AKTIVITAS PASAR
MURAH
YA 47
TIDAK 493
540

AKTIVITAS TOKO
YA 20
TIDAK 520
540

AKTIVITAS BMT
YA 23
TIDAK 517
540

AKTIVITAS BAZAR
YA 67
TIDAK 473
540

AKTIVITAS KWU
YA 43
TIDAK 497
540

AKTIVITAS
RESEPSI NIKAH
YA 44
TIDAK 496
540

2
3

Anda mungkin juga menyukai