Disusun oleh:
FoSSEI JATIM
2020
i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
HP : 081328395852
Dengan ini saya menyatakan bahwa ide/tulisan yang saya sertakan dalam
lomba LKTI TEMILREG FoSSEI JATIM 2020 adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan karya orang lain dan belum perah diikutkan dalam segala
bentuk perlombaan serta belum pernah dimuat dimanapun.
Apabila dikemudian hari ternyata saya tidak sesuai dengan pernyataan ini,
maka secara otomatis ide/tulisan saya dianggap gugur. Demikian pernyataan ini
dibuat dengan sebenarnya.
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR BAGAN
v
MASJID; Sentra Ekonomi Umat sebagai Optimalisasi
Pengelolaan Filantropi Islam (ZISWAF) Berbasis Masjid
ABSTRAK
Fungsi masjid di zaman Rasulullah sangatlah kompleks dan bervariasi. Dimana masjid
menjadi sumber atau poros dari peradaban, namun nyatanya dewasa kini fungsi masjid
terlalu berdimensi duniawi sehingga peran-peran masjid pada masa kini bisa dikatakan
sangatlah jauh dengan apa yang telah ada pada zaman Rasulullah SAW pada masa awal
persebaran Islam. Banyak masjid-masjid megah berdiri di Indonesia tercatat terdapat
242.823 masjid dengan beragam fasilitas dan kemewahan, namun hal ini berbanding
terbalik dengan kondisi perekonomian dari para jamaah masjid yang bisa dikatakan jauh
dikatakan dari kata mampu. Oleh karenanya untuk mencerminkan bentuk perhatian khusus
penulis terhadap pemberdayaan ekonomi umat melalui penelitian yang dilakukan dengan
judul “Masjid; Sentra Ekonomi Umat sebagai Optimalisasi Pengelolaan Filantropi Islam
(ZISWAF) Berbasis Masjid” demi tercapainya tujuan dan cita-cita seluruh Bangsa
Indonesia berdasarkan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, pemberdayaan ekonomi
masyarakat berbasis masjid adalah wujud dari reaktualisasi peran masjid dari tafsir
tekstual masyarakat selama ini. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif
kualitatif melalui wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dan juga studi literature
yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya profesionalisme
pengelolaan masjid dan pentingnya mengelola komunikasi yang efektif baik dengan
jama’ah maupun stakeholder yang lain. Penelitian ini memperkaya kajian tentang
pengembangan masyarakat Islam khususnya dalam pemberdayaan masyarakat berbasis
masjid. Khususnya dalam pentingnya pengelolaan pembendaharaan masjid sebagai pusat
kemakmuran umat dengan pengelolaan (Fundrising dan Distribusi) dana masjid melalui
metode-metode yang telah ada hingga dana tersebut dapat teralokasikan dengan distribusi
ZISWAF yang mencakup berbagai program, seperti: keagamaan, pemeliharaan sarana
dan prasarana, social, pendidikan dan tentunya penekanan pada program pemberdayaan
ekonomi umat.
Katakunci: Masjid, ZISWAF, Fundrising, Distribusi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Masjid pusat dakwah dan peradaban islam
1
(HR. Bukhori no .323)
2
Mufti Afif, Andi triyawan dan Royyan Romdhoni,(2017) pemberdayaan Ekonomi
berbasis masjid dan manajemen ketakmiran pada masjid an nur dan FORSIMAL, jurnal Ekonomi
islam , Vol.3 No.1, juni hal 119
3
Ahmad warson Al Munawwir, kamus Arab indonesia (surabya:pustaka progesif,2002)
p.610
4
Departemen agama RI, al hidayah al qur’an tafsir perkata tajwid kode angka.(banten
:kalim, tanpa tahun)p.574
5
Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an/Masjid http;//media.isnet/org/,p.1
6
Wahid bin Abdissalam, 90 kesalahan dalam mesjid, (pustaka al-Kautsar,2002)p.ix
2
keagamaan lainnya.7 Di Indonesia sendiri masjid diartikan rumah atau
bangunan dipergunakan untuk mengerjaka sholat, baik untuk sholat 5 waktu
atau sholat rawatib ataupun sholat jum’at atau sholat ‘Idain (Idul fitri dan
Idul Adha) disetiap kabupaten atau kecamatan.8
Masjid dikatakan sebagai kepingan surga yang ada didunia karena
masjid merupakan tempat peribadatan muslim yang mana dijaman
Rasullulah banyak memberikan kontribusi bagi umat Islam, baik secara
lahir maupun batin. Terhadap perkenomian dan kemajuan Islam, mesjid
memiliki banyak fungsi dan peran terhadap masyarakat, diantaranya: masjid
sebagai pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh, masjid sebagai tempat
pendidikan, masjis sebagai tempat pembinaan umat dan berbagai saran-
sarana lainnya.
7
Ibid, hlm 10
8
Aboe Bakar, (1955). Sejarah Mesjid dan Amal Ibadah lainnya, Jakarta, Adil, hlm,3
9
Republika, persentasi umat islam di Indonesia, dalam situs
http://Nasional.Republika.Co.id/diakses 20 November 2016, pada pukul 12.56
10
http://Republika.co.id/berita /koran/Khazanah-koran/14/10/01/ncrd0i33-dni-bentuk-tim-
survei-masjid, diakses pada 3 februari 2018 pukul 16.03 WIB.
3
maupun musholla sangatlah tinggiguna meningkatkan taraf hidup
masyarakat menjadi lebih baik dan semakin sejahtera baik secara lahir
maupun batin. Sentral pembiaan jasmani dan rohani telah tersebar ke
seluruh daerah, bahkan sampai pelosok dengan demikian tercapai
pemerataan yang sebenarnya.
1.3 Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Peran masjid dalam menegakkan panji persatuan dan kesatuan umat muslim
sangatlah signifikan, terbukti ketika umat muslim sedang menjalankan i’tikaf,
shalat ataupun ibadah lainnya di dalam masjid atau haji di masjidil haram, mereka
tidak membedakan warna kulit, ras, keturunan, bangsa dan lain sebagainya. Pada
saat itu mereka menyatu dalam kesatuan yang utuh tanpa adanya perbedaan
sedikitpun, yaitu seperti saudara yang satu sama lain diibaratkan satu tubuh.
Rasulullah SAW bersabda:
11
Sholih bin Nashir al-Khuzayim, Hal.20
5
maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut
merasakan sakitnya)”12
Peran masjid sebagai sarana dakwah di negara Mesir sangat berarti bagi
kelompok Masyarakat, terutama pada era modern setelah terbentuknya kementrian
wakaf yang salah satu tugasnya adalah memantau kondisi harta wakaf serta
pemeliharaannya. Masjid tidak hanya dimanfaatkan pada dua kegiatan saja yaitu
shalat dan belajar –mengajar, tetapi lebih dari itu masjid dikembangkan menjadi
pusat peradaban suatu masyarakat yang notabe mayoritas muslim sebagaimana
telah teraplikasikan pada jaman keyaan islam di bawah panji Rasululah Saw dan
para sahabat.15masjid sebagai tpusat kebudayaan dan kemasyarakat seperti
halnya(di bagian dari masjid ) dibangun sebuah ruang untuk acara pernikahan kaum
muslimin, atau diberikan ruang tambahan bagi pengunjung non muslim yang
barang kali hendak mengetahui ajaran islam, diberikan ruang perpustakaan beserta
kajian kita turats ruang belajar dan mengajar.16 Dan bahkan didirikan bangunan
dilingkungan masjid balai pengobatan masyarakat, dengan demikian peran masjid
di samping sebagai dakwah islam melalui nilai rohani juga dakwah kesehatan
jasmani.
12
(HR. Muslim no. 4685)
13
Dalmeri, Revitalisasi fungsi masjid sebagai pusat EkonomiDan Dakwah Multukultural,
Walisongo,(vol.22, No 2, November2014) H.322
14
Yani, Ahmad, Menuju Masjid Ideal, cet.1 (jakarta:LP2SI Haramain,200) H.14
15
Husain muknis,(1981), al masaji, sisilah kutub tsaqafiyahsyahriyah,’Alam ma’rifah
kuwait, hal 308
16
Hasil pengamatan penulis atas fenomena masjid Rabi’ah adwiyah ,Rab’ah .Kairo-
Mesir,2009
6
adalah kebersihan fisik ataupun jiwa. Lingkungan masjid selalu nampak bersih,
selanjutnya pengelola masjid juga memiliki hati yang bersih. Karena bagaimanapun
juga pengelolaan masjid selalu berhubungan dengan keuangan untuk pemeliharaan
sarana prasarana masjid ataupun masyarakat lingkungan. Dana pemeliharaan
masjid diperoleh dari donatur (notabene jam’ah) yang menginfaqkan atau
mensedekahkan sebagai harta untuk kepentingan umat.17
17
Husain Muknis (1981), al masaji, sisilah kutub tsaqafiyahsyahriyah…, Hal. 309
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
8
BAB IV
PEMBAHASAN
18
Kholid, Abdul. Pendayagunaan zakat, infaq, shadaqah untuk pemberdayaan masyarakat
miskin di kota Semarang, Jurnal Riptek, (Vol. 6., No. 1 2012) Hal. 39-47
19
Hidayat, Wahyu, Panca. Sosial Capital: strategy of ta’mir of Jogokariyan Mosque on
Developing the Worshipers. International Journal of Nusantara Islam (Vol.3, No. 2, 2015) Hal. 79-
86
9
5.2 Fundrising (Pengumpulan Dana) ZISWAF Masjid
20
Jauhar Firdaus, 2010, Analisis strategi penghimpunan wakaf uang tunai: Studi kasus
Badan Wakaf uang tunai Manjelis Ulama Indonesia Yogyakarta, Abstrak Tesis yang diterbitkan
pada:
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=penelitianDetail&act=view
&typ=html&buku_id=47155
10
lingkungan masjid yang kondusif dengan jadwal sholat fardhu (tutup
pelayanan konsumen saat waktu shalat berjamaah), atau dengan cara
berkongsi dengan jamaah yang diyakini sukses dalam usahanya, atau
berinvestasi melalui Lembaga Keuangan Islam secara deposito atau dengan
metode lain yang terhindar dari transaksi yang mengandung ribawi, maisir
dan gharar.
21
Effendy, M.Fuad, Ahmad Fuad, Sejarah Peradaban Arab dan Islam: Buku 1 Cet. 2
(Malang: Misykat Indonesia, 2014) Hal.116
ّ الحاضر دارال, الﺪعوة اﻹﺳﻼﻣية في القرن, ﻣحمﺪ, الغزالي22
7 ص,شروق
23
Prayitno, Irwan, Kepribadian Dai: Bahan Panduan bagi Dai dan Murobbi. Cet. Januari
2005. (Jakarta: Mitra Grafika, 2005) Hal. 425
11
terciptanya kesadaran keagamaan yang baik, manusia akan mempunyai
pegangan dan tuntunan hidup dalam aktivitas hariannya. Alokasi pendanaan
keagamaan ini meliputi; biaya transport untuk khotib sholat jum’at dan
pemateri kajian-kajian keilmuwan, agenda hari-hari besar keagamaan,
pelatihan-pelatihan atau kesenian (kaligrafi, qashidah, qiraat, dan
kepemimpinan) dan lain-lain.
b. Program Pemeliharaan sarana dan prasarana
Pemeliharaan sarana dan prasarana menjadi penting dan selalu
dilestarikan demi kenyamanan serat kepuasan jamaah yang menikmati
masjid atau musholla. Kepuasan merekaakan mendorong untuk dating
kembali bahkan mengajak saudara-saudara lainnya untuk dating dan
meramaikan rumah Allah tersebut. Kebersihan lingkungan dan kamar
mandi serta tempat wudhu merupakan cerminan kebersihan masjid.
Adapun alokasi biaya pada program ini meliputi; biaya kelengkapan
fasilitas (karpet, pewangi ruangan, Al-Qur’an dan kitab-kitab keislaman,
dll), kebersihan masjid, dan lingkungan (termasuk kamar mandi atau toilet),
keamanan, biaya renovasi dan pengadaan kelengkapan sarana shalat dan
kenyamanan jamaah.
c. Program Sosial
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup kecuali dengan
sosialisasi terhadap sesama. Pemberdayaan social menjadi upaya untuk
mengatur kesatuan dalam keanekaragaman di suatu kelompok. Dengan
program pemberdayaan social ini diharapkan menjadi sarana pemersatu
kaum muslimin (dengan bermacam-macam madzhab fiqih da organisasi
masyarakat) yang makmur sehingga terbentuk keadilan yang tinggi dan rasa
social serta solidaritas.
Rasulullah telah mencontohkan system Muakhah dengan menyatakan
kaum muhajiron dan anshor. Kaum anshor melakukan pengorbanan yang
sangat mulia untuk muhajirin.24 Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
24
Al-Umari, Akram bin Dhiya’, Masyarakat Madani: Tinjauan Historis Kehidupan Zaman
Nabi, Hal: 80
12
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
sebelum mereka, mereke ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka.
Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka; dan mereka mengutamakan, atas diri
mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
terpelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung.25
Lebih jauh lagi, Nabi Muhammad SAW meletakkan dasar-dasar
konstitusi negara dengan menyatukan dua kaum yang selalu bersbrangan
saat itu, yaitu muslim dengan non-muslim di Madinah. Perjanjian-perjanjian
tersebut diresmikan dengan nama Piagam Madinah, yang biasanya disebut
sebagai konstitusi pertama di dunia.26
Alokasi dana ZISWAF ini dapat didistribusikan dalam bentuk
kegiatan bentuk kegiatan social yang meliputi; bantuan langsung harta zakat
maal (hasil panen dan ternak), bantuan langsung berupa sembako (bagi
kaum duafa'), bantuan berupa uang bagi yang memerlukan, bantuan biaya
kesehatan dan beasiswa generasi kaum muslimin yang tidak mampu.
d. Program Pendidikan
Pemberdayaan pendidikan ini bertujuan untuk menjaga akal yang
menjadi salah satu tujuan syariah. Sejak wahyu pertama diturunkan dengan
program iqra’, pendidikan Islam praktis telah lahir, berkembang dan eksis
dalam kehidupan umat Islam, yakni sebuah proses pendidikan yang
melibatkan dan menghadirkan Tuhan.27 Pendekatan program ini diharapkan
dapat menimbulkan pertumbuhan yag seimbang dari kepribadian total
manusia melalui latihan spirituak, intelektual, rasional diri, perasaan, dan
kepekaan tubuh manusia, oleh karena itu pendidikan seharusnya memenuhi
pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual, intelektual,
imajinatif, fisik, ilmiah, linguistic, baik secara individual maupun secar
13
kolektif dan memotivasi semua aspek untuk mecapai kebaikan dan
kesempurnaan.28
Alokasi dana ZISWAF pada program ini dapat dimanfaatkan untuk:
program pendidikan generasi dari tingkat PAUD, TK, remaja dan keluarga
baru nikah. Dengan pendekatan pendidikan yang sesuai tujuan dan sasaran
tingkat kelas. Dan termasuk biaya pendidikan bagi siswa berprestasi bagi
generasi jamaah.
e. Program Pemberdayaan Ekonomi Umat
Pemberdayaan ekonoi merupakan aspek paling banyak dibahas oleh
ilmuan era modern ini. Hal itu lantataran anggapan bahwa permasalahn
ekonomi menjadi penyebab utama permasalah kemiskinan.29 Kemiskinan
tidak hanya menyangkut persoalan kesejahteraan semata, tetapi kemiskinan
menyangkut persoalan kerentanan, ketidakberdayaan, tertutupnya akses
kepada berbagai peluang kerja, menghabiskan sebagian besar
penghasilannya untuk kebutuhan konsumsi, angka ketergantungan yang
tinggi, rendahnya akses terhadap pasar, dan kemiskinan terefleksi dalam
budaya kemiskinan yang diwarisi dari satu generasi ke generasi
berikutnya.30
Perberdayaan ekonomi umat mengandung tiga misi: pertama, misi
pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada ukuran-ukuran
ekonomi dan bisnis yang lazim dan bersifat universal, misalnya bsaran
produksi, larangan kerja dan kelangsungan usaha. Kedua, pelaksanaan,
etika dan ketentuaa hukum syariah yang harus menjadi ciri dan kegiatan
ekonomi umat Islam. Dan ketiga, mebangun kekuatan-kekuatan ekonomi
umat hingga menjadi sumber dan apendukung da’wah Islam yang dapat
ditarik melalui zakat, infaq, shadaqoh. 31
28
First World Conference on MuslimEducation, (inter Uslamic University Cooperation of
Indonesia, t.t)
29
Sayago, Golongan Miskin dan Partisipasi dalam Pembangunan Desa, (Prisma, Vol.3,
1977) H.
30
Tjokrowinoto, Moeljarto, Strategi Pengentasan Kemiskinan: Tinjauan Sosial Politik,
dalam Pelatihan Analisis Kebijakan Sosial Angkatan II, (Yogyakarta: PPK UGM)
31
Raharjo dalam Suryani, Husniyah, Peran masjid sebagai roda penggerak perekonomian
masyarakat (Penelitian deskriptip pada PKL di kawasan Masjid Al-Akbar Surabaya). JESTT.
(Vol.2, No.5, 2015) hal.390
14
Alokasi distribusi ZISWAF pada pemberdayaan ekonomi umat ini
meliputi: pengembangan usaha jamaah (dengan istishna’, salam, atau
lainnya), mengadakan pendampingan dan monitoring usaha jamaah dalam
pengembangan serta inovasi produk layak jual.
Dari uraian tentang pengelolaan kekayaan masjid diatas dapat
digambarkan dalam gambar berikut:
Mal
(hasil
ternak, 8 Golongan
panen, BAITUL MAAL penerima Zakat
dagang) (pembendaharaan)
Zakat Pemberdayaan
ekonomi umat
FITRA
INFAK/
Kotak (pengajian) Pengadaan/pemeliharaan
SEDEKAH BAITUL MAAL sarana prasana
(pembendaharaan)
Kebersihan toilet
Program social
Parkir/keamanan
Program pendidikan
Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan
WAKAF
Bulan Ramadhan
Gambar 1.1
Skema pengelolaan Pembendaharaan Masjid
15
5.5 Perbedaan Mendasar Sedekah, Infak, Zakat dan Wakaq
Dikalangan umat muslim Indonesia masih banyak yang belum
mengerti perbedaan mendasar antara sedekah, infak, zakat dan wakaf
sehingga berimplikasi pada kurangnya kesadaran atas zakat dan wakaf.
Untuk saat ini masyarakat (pada umumnya) hanya mengenal infak dan
sedekah yang keduanya identik dengan kotak amal di masjid atau untuk
santunan anak jalanan/pengemis.32Dan bahkan masih ada yang mencampur
adukkan pengertian antara infak, zakat dan wakaf yang semestiinya ketiga
hal tersebut adalah berbeda. Maka dari itulah perlu diperinci secara singkat
sebagai berikut:
a. Sedekah
) ﻛﻞ: ﻗﺎل رﺳﻮﻻ ل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ: ن اﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎل
ﺗﻌﺪل ﺑﲔ اﺛﻨﲔ ﺻﺪﻗﺔ: ﺳﻼ ﻣﻰ ﻣﻦ اﻟﻨﺎس ﻋﻠﻴﻪ ﺻﺪﻗﺔ ﻛﻞ ﻳﻮم ﺗﻄﻠﻊ ﻓﻴﻪ اﻟﺸﻤﺲ
وﺗﻌﻴﻨﺎﻟﺮﺟﻞ ﰲ داﺑﺘﻪ ﻓﺘﺤﻤﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ او ﺗﺮﻓﻊ ﻟﻪ ﻣﺘﺎ ﻋﻪ ﺻﺪﻗﺔ واﻟﻜﺎﳌﺔ اﻟﻄﻴﺒﻪ اﻟﺼﺪﻗﺔ
وﺑﻜﻞ ﲤﺸﻴﻬﺎ اﱃ اﻟﺼﻠﺔ اﻟﺼﺪﻗﺔ و ﲤﻴﻂ اﻵذذى ﻋﻦ اﻟﻄﺮق ﺻﺪﻗﺔ ( روﻩ اﻟﺒﺨﺎر
32
Hasil wawancara dengan 10 responden tentang pemahaman infak dan sedekah.
16
Artinya:setiap tulang manusia wajid atasnya sedekah, tiap hari
saat terbitnya matahari seseorang berbuat adil kepada 2 orang adalah
sedekah, membantu seseorang untuk untuk naik ke tunggangannya
adalah sedekah atau mengangkat barangnya keatas tunggangannya
adalah sedekah, atau perkataan yang baik adalah sedekah setiap
langkah menuju masjid juga sedekah dan menyingkirkan duri dari
jalan adalah sedekah 33
b. Infak
33
Hr bukhori :2827
17
syeitan, seperti untuk membeli minuman keras berjudi, dll) maka
sama hal dengan membinasakan diri sendiri, yaitu kelak ia akan
binasa beserta hartanya didalam neraka.
c. Zakat
34
(QS, At-Taubah: 103)
18
bisa menyalurkan zakatnya secara langsung kepada 8 golongan
(fakir, miskin, budak, orang yang dililit hutang, mualaf, pejuang di
jalan Allah, ibnu sabil, dan amil) atau melalui amil (pengurus
zakat).
d. Wakaf
19
orang yang masih hidup . jadi selama harta waqif (mauquf)masih
ada dan bisa dimanfaatkan untuk kebaikkan untuk kebaikkan
(dijalankan Allah) maka selama itu pula pahala akan terus mengalir
kepda wakiq.
20
ZAKAT INFAK
SEDEKAH MAALIYAH
WAKAF
Gambar 1.2
Diagram Venn ZISWAF
21
BAB V
PENUTUP
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Rahardjo Dalam Suryani, Husnia, Peran Masjid Sebagai Roda Penggerak
Perekonomian Masyarakat (Penelitian deskriptif pada PKL di kawasa
Masjid al-Akbar Surabaya), JESTT, (Vol.2, No. 5, 2015)
Roqib, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan
Integrative Di Sekolah, Keluarga Dan Masyarakat, Cet. 1 (Yogyakarta:
LKIS Yogyakarta, 2009)
Sayogo, Golongan Miskin dan Partisipasi Dalam Pembangunan Desa, (Prisma,
Vol.3, 1977)
Tjokrowinoto, Moeljarto, Strategi Pengentasan Kemiskinan: Tinjauan Sosial
Politik, dalam Pelatihan Analisis Kebijakan Sosial Angkatan II,
(Yogyakarta: PPK UGM)
Wawancara dengan 10 responden tentang pemahaman infaq dan sedekah
Yani, Ahmad, Menuju Masjid Ideal, cet.1 (Jakarta: LP2SI Haramain, 2001)
Website:
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=penelitian
Detail&act=view&typ=html&buku_id=47155
24