Anda di halaman 1dari 207

ISSN 2686-5513

i
ISSN 2686-5513

SEMINAR ILMIAH MASJID I


MENEGUHKAN JATIDIRI MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN

OCTOBER 12, 2019


KERJASAMA AMKI, YPM SALMAN ITB & GAMAIS ITB
KOMP. MASJID SALMAN ITB JL. GANESHA NO. 7 BANDUNG 40132

ii
ISSN 2686-5513

Sambutan

Assalamu alaikum wr.wb.

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena atas izin dan pertolongan-Nya
lah sehingga prosiding Seminar Ilmiah Masjid I 1441 H/2019 M dapat kami rampungkan dan kini berada
di tangan para pembaca sekalian. Seminar Ilmiah Masjid Nasional I ini terlaksana pada Sabtu, 12
Oktober 2019 di Kompleks Masjid Salman ITB. Seminar ini merupakan kerjasama YPM Salman ITB,
Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) dan Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB.
Prosiding ini adalah kumpulan 29 buah makalah yang dipresentasikan pada seminar tersebut. Makalah
ditulis oleh pembicara seminar dari berbagai berlatar belakang, seperti dosen, peneliti, mahasiswa,
takmir masjid, dan masyarakat umum.

Seminar Ilmiah Masjid tahun ini mengambil tema “Meneguhkan Jatidiri Masjid sebagai Pusat
Peradaban”. Kami berharap, pada tahun-tahun berikutnya, seminar ini dapat menggalang lebih banyak
lagi pemikiran dalam upaya mewujudkan cita ideal masjid sebagai pusat peradaban di tengah-tengah
masyarakat dunia.

Tentunya, sebagai sebuah kegiatan perdana, masih sangat banyak hal yang perlu ditingkatkan. Karena
itu, kami memohon masukan dan saran dari berbagai pihak. Tak lupa kami menyampaikan ucapan
terima kasih sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah berkontribusi dan mendukung
terlaksananya acara ini.

Semoga prosiding seminar ini membawa manfaat yang besar, dan semua pihak yang telah
berkontribusi—khususnya para penulis—mendapat balasan setinggi-tingginya dari Allah Swt. Aamiin
Yaa Rabbal Aalamiin.

Prof.Dr.H. Suwarno
Ketua Umum Pengurus YPM Salman ITB

iii
ISSN 2686-5513

Kata Pengantar

J ika kita menelaah perjalanan sejarah bangsa ini, akan tampak bahwa umat Islam telah memberikan
kontribusi yang sangat besar bagi berdirinya Republik Indonesia. Umat Islam senantiasa mengambil
peran di depan, baik dalam era pembentukan kesadaran kebangsaan pada dekade ‘20-an, yang
kemudian berlanjut dengan perjuangan melawan penjajah hingga Proklamasi 1945, perjuangan
mempertahankan kemerdekaan, hingga mewujudkan kemerdekaan di segala bidang pada hari ini.
Dalam rangkaian episode sejarah tersebut, muncul sebuah momen penting dengan berdirinya
masjid-masjid kampus, yang dimulai dengan berdirinya Masjid Salman ITB, yang rampung pada tahun
1972. Dengan adanya masjid kampus, kelas menengah Muslim (dalam istilah Kuntowijoyo), atau lapis
inteligensia Muslim (dalam istilah Yudi Latif), menemukan ruang-ruang ideal untuk berkomunikasi,
bertukar pikiran, dan sebagai basis gerakan intelektual yang menjembatani penjelajahan keilmuan yang
notabene “sekuler” di kampus-kampus umum dengan kehausan akan ajaran Islam.
Masjid disebut sebagai “ruang ideal” karena secara historis dari sinilah Rasulullah Saw. merintis
perjuangan dakwah, yang di dunia kemudian berbuah menjadi peradaban islami. Masjid menjadi
“rumah umat”, pusat aktivitas dimana berbagai persoalan dipecahkan dan beragam aspek kehidupan
bermasyarakat dikelola. Berangkat dari idealisasi fungsi masjid tersebut, gerakan intelektual masjid
kampus seyogyanya juga berorientasi pada kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian,
masjid kampus dapat dipandang menjembatani tiga entitas: keilmuan “sekuler” di kampus perguruan
tinggi umum, ajaran Islam di lembaga-lembaga keislaman, dan konteks masyarakat di sekitarnya.
Karena itu, masjid-masjid kampus sudah sewajarnya berada di garis terdepan dalam
mengantisipasi perkembangan zaman dan perubahan-perubahan di masyarakat. Antisipasi ini kemudian
diejawantahkan dalam bentuk gagasan-gagasan baru, agar dakwah pada khususnya dan umat Islam pada
umumnya dapat beradaptasi dengan aneka perkembangan dan perubahan tersebut.
Masjid-masjid kampus terus berupaya untuk berada pada posisi terdepan sebagaimana tersebut di
atas. Dalam upayanya mewujudkan visi tersebut, para aktivis masjid di berbagai kampus hingga saat
ini telah menelurkan aneka gagasan, inovasi dan rintisan program dakwah.
Akan tetapi, aneka gagasan, inovasi dan rintisan tersebut secara sistematis perlu dihimpun,
dievaluasi dan dikaji, serta kemudian disebarkan kepada semua pihak yang membutuhkannya. Dengan
demikian, ruang-ruang komunikasi atau tukar pikiran yang telah disinggung di atas, tidak hanya
terbangun secara internal di dalam masing-masing masjid kampus, akan tetapi juga dengan jejaring
masjid-masjid kampus bahkan masjid-masjid lain pada umumnya.
Prosiding yang berada di tangan pembaca sekalian ini, adalah hasil dari upaya awal menghimpun
dan menyebarkan gagasan-gagasan tersebut di atas. Upaya ini dijalankan lewat kegiatan Seminar Ilmiah
Masjid yang pertama, pada Sabtu, 12 Oktober 2019 yang lalu. Seminar ini adalah kerjasama YPM
Salman ITB, Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), dan Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais)
ITB. Kegiatan sejenis di masa depan akan terus diisi dengan pemaparan dan diskusi mengenai hasil
kajian model-model program dakwah ke masyarakat, baik yang telah dilaksanakan masjid kampus
maupun masjid/komunitas Muslim yang lain. Seminar ini diharapkan menjadi ajang tukar pikiran dan
penyebaran gagasan-gagasan dakwah, bukan hanya dalam mengatasi persoalan-persoalan kontemporer
melainkan juga demi membangun peradaban masa depan yang lebih baik.

Panitia Seminar Ilmiah Masjid I – 1441 H/2019 M

iv
ISSN 2686-5513

Daftar Isi
Sambutan .............................................................................................................................................................. iii
Kata Pengantar ..................................................................................................................................................... iv
Human Literacy dari Masjid untuk Mengembangkan Modal Insani
(Syamril, ST, M.Pd. VP of Organizational Development & Human Capital Strategy Kalla Group) ...................... 1
Masjid yang Berkeadaban
(Faiz Manshur Ketua Yayasan Odesa Indonesia, Bandung) ................................................................................... 8
Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid: Kajian Arsitektur Masjid Kampus UMS
(Andika Saputra Prodi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta) .......................................................... 13
Pengelolaan Modal Insani: Studi Kasus: Personal Coach di Masjid
(Basuki Senosetianto S. Masjid Al-Hikmah Holis, Bandung) ............................................................................... 23
Rancangan Sinergi Usaha Antar Jamaah Masjid untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha
(Ir. Sjamsuridjal, M.M. Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Pasundan, Bandung) .............................. 27
Perencanaan Strategis Masjid dan Forum Masjid: Upaya Transformasi Organisasi dalam Implementasi
Program dan Hasil yang Berkesinambungan
(Adiadwan Herrawan Forum Masjid & Mushalla BSD dan Sekitarnya (FMMB)). .............................................. 37
Penting dan Mendesak Menghadirkan Manajemen Strategis untuk Menyiapkan dan Membentuk
Kepemimpinan Berbasis Komunitas Masjid
(Singgih Budihartono Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Muttaqin, Bumi Serpong Damai (BSD)) .................. 56
Film sebagai Media Dakwah Utama untuk Generasi Z
(Iqbal Alfajri Salman Film Academy, Bandung) ................................................................................................... 63
Peran Karakter Pemimpin dalam Mengelola Masjid yang Memiliki Jamaah Aliran Pemikiran
"Assunnah" dan "Ahlussunnah Waljamaah"
(Abdul Chalim DKM Jabal Rahmah, GBR I, Cilame, Ngamprah, Bandung Barat) .............................................. 68
Profil Pemahaman Guru terhadap Best Practice (Program Keprofesian Berkelanjutan) dalam
Pembelajaran
(Mamat Arohman Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB, Bandung) ...................................... 80
Masjid sebagai Lembaga Pendidikan Populis
(Abdul Holik Yayasan Nurul Asror, Subang) ........................................................................................................ 83
Kebutuhan Belajar Pemuda Fase Persiapan Pra Nikah: Review Evaluasi Kirkpatrick Level 1 Sekolah Pra
Nikah (SPN) Salman ITB
(Rahmiati Bidang Dakwah Salman ITB, Bandung) ............................................................................................... 89
Sinergitas Masjid Kampus dan Masjid Sekitarnya dalam Peneguhan Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
(Miftahulhaq Takmir Masjid K.H. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) ............................ 94
Grand Design Kaderisasi Masjid Kampus sebagai Acuan Utama dalam Pembinaan Spiritual, Sosial,
Intelektual, dan Professional Kader
(Muthi Fatihah Nur Masjid Salman ITB, Bandung) ............................................................................................ 100
Strategi Dakwah Menghadapi Generasi Z di Era Now
(Abdul Ghofur Dewan Kemakmuran Masjid Al-Fattah, UNISMA 45 Bekasi) .................................................. 104
Unit Kegiatan Mahasiswa di Masjid Kampus sebagai Wadah Aktualisasi Diri dan Strategi
Menghidupkan Masjid
(Asa Ayazida Aunu Robby Masjid Salman ITB) ................................................................................................ 108
Model Pembinaan Spiritual Mahasiswa Kerjasama Mata Kuliah Agama Islam dengan Masjid Kampus
(Romi Sangaji, S.T. YPM Salman, Bandung) ..................................................................................................... 112
Strategi Membangun Sinergi Forum Masjid Mushola BSD Di Tangerang Selatan
(Tursilo Prihandoko Forum Masjid Mushola Bsd (FMMB) Tangerang Selatan, Banten) .................................. 116

v
ISSN 2686-5513

Tafsir Salman dan Kontribusinya dalam Kajian Tafsir di Era Kontemporer


(Rahman Hakim Dosen Bahasa Arab di P2B UIN Sunan Ampel, Surabaya) ..................................................... 120
Menyandingkan Ijtihad, Fatwa dan Nubuat dalam Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Masjid
(Fauzan A. Noe’man Tim Arsitek YPM Salman ITB, Bandung)........................................................................ 124
Arsitektur dan Struktur Masjid dan Tantangan sekaligus Peluang pada Usaha Mitigasi Gempa di
Indonesia.
(Abdul Haris Pesantren Teknik Sipil, Bandung) ................................................................................................. 130
Perancangan Model Pemanenan Air Hujan dan Pemanfaatan Kembali Air Wudhu di Kompleks Masjid
Salman ITB
(Siti Aisya Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, Bandung ) ........................................................................... 137
Tipologi Bentuk dan Elemen Estetik Arsitektur Masjid dalam Sejarah Peradaban Islam: Tinjauan Umum
Desain Masjid dalam Konteks Sejarah.
(Adiadwan Herrawan Forum Masjid & Mushalla BSD dan Sekitarnya/FMMB) ............................................... 146
Analisis Potensi & Preferensi Wakaf Jamaah Salman ITB – Studi Kasus Peningkatan Nilai Wakaf melalui
Program Wakaf 4 in 1
(Muhammad Kamal Muzakki Rumah Amal Salman) ......................................................................................... 155
Ibadah Mahdhah Nyaman Bersama Masjid Kampus Undip
(L.D. Mahfudz Masjid Kampus Universitas Diponegoro) ................................................................................ 159
Sinergi Pengelolaan Dana Masjid dan Aset Wakaf untuk Mendorong Pemberdayaan Ekonomi Umat
(Nining Islamiyah S2 Akuntansi, International Islamic University Malaysia) .................................................... 164
Kajian Potensi Pengembangan Masjid sebagai Objek Wisata Halal
(Budi Faisal Magister Arsitektur Lanskap, SAPPK, ITB)................................................................................... 169
Analisis Potensi dan Pemanfaatan Dana Non-Halal di Indonesia
(Muhammad Kamal Muzakki Rumah Amal Salman) ....................................................................................... 173
Penerapan Teknologi Informasi Berbasis PSAK 45 untuk Pengurus Rumah Ibadah di Kubu Raya
(Khamim Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Pontianak, Kalimantan Barat) ................................................. 179
Studi Pendahuluan Imunokimia untuk Mendeteksi Adanya Lard
(Dina Sujana Halal Center Salman ITB,Bandung) .............................................................................................. 184
Analisis Variabel Makroekonomi terhadap Estimasi Nilai Cadangan Dana Zakat yang Proporsional
(Muhammad Kamal Muzakki Rumah Amal Salman) ......................................................................................... 189

Susunan Redaksi
Editor Kepala: Salim Rusli (Penerbit Salman ITB)
Editor Pelaksana: Aditya Firman Ihsan, Nurul ‘Aisyah Salman (Kamil Pascasarjana ITB)
Dewan Editor: Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D, Prof.Dr. Suwarno, Prof.Dr.rer.nat.
Umar Fauzi, Prof.Dr. Yazid Bindar
Asisten Editor: Hafiz Pradana Gemilang, Yasni Novi Hendri, Muhammad Ridhwan, Saudiah
Mawaddah, Abdurrahman Adam, Ryna Aulia Falamy, Rifqi Alhanif, Meri Analis, Eskarani Tri
Pratiwi, Nendry Nurramdani Solihah, Zarah Arwieny Hanami, Putri Faradilla, Nur Desri Srah Putri,
Eka Kartika
Layout: Alfi Maryam Hakim & Syntia Apriliyan
Desain Sampul: Alfi Maryam Hakim
Alamat Redaksi: Salman Reading Corner Gd. Kayu lt. 1 Komp. Masjid Salman ITB Jl. Ganesa No. 7
Bandung 40132 | e-mail: studia.humanika@salmanitb.com

vi
ISSN 2686-5513

RUNDOWN SEMINAR ILMIAH MASJID I – 1441 H/2019 M


No. Uraian Kegiatan Pengisi Durasi (WIB) Lokasi
Selasar Salman
1. Registrasi ulang Sesi Pagi Panitia 08.00-08.45
ITB
PEMBUKAAN
Pembukaan oleh MC 08.45-08.47
Tilawah MC & Panitia 08.47-08.51
2. GSG Atas
Lagu Indonesia Raya 08.51-08.55
Salman
Sambutan Ketua Umum YPM Prof.Dr. H. Suwarno,
08.55-09.00
Salman ITB MT
SESI PAGI
GSG Atas
3. Keynote Speech Prof. Hermawan K.D. 09.00-09.15
Salman
DISKUSI PANEL:
“Peran Masjid dalam Mempersiapkan Bangsa Menghadapi Tantangan Masa Depan”
Prof. Yazid Bindar,
Faiz Manshur, Syamril,
4. SESI I (Pemaparan) ST, M.Pd. 09.15-10.45
Moderator: Dr. Agus S. GSG Atas
Ekomadyo, MT Salman
Coffee Break Panitia 10.45-11.00
SESI II (Tanya Jawab) Moderator 11.00-11.30
5. Penutupan Sesi Pagi & foto bersama Panitia 11.30-11.45
GSS A, B, D, &
6. Istirahat, sholat dan makan siang Panitia 11.45-13.00
E
SESI SIANG-SORE
GSS A, B, D, &
7. Registrasi ulang Sesi Siang Panitia 12.45-13.15
E
Pembukaan presentasi di tiap Moderator/Chairman GSS A, B, D, &
8. 13.15-13.20
ruangan tiap ruangan E
GSS A, B, D, &
9. Presentasi makalah (paralel di kelas) Pemakalah 13.20-14.40
E
GSS A, B, D, &
10. Coffee Break & shalat Ashar Panitia 14.40-15.15
E
GSS A, B, D, &
11. Lanjutan presentasi makalah Pemakalah 15.15-16.15
E
Moderator/Chairman GSS A, B, D, &
12. Penutup 16.15-16.25
tiap ruangan E

JUDUL MAKALAH & PENYAJI


Kode Judul Makalah Penulis

Abdul Ghofur - Dewan Kemakmuran Masjid Al-


Strategi Dakwah Menghadapi Generasi Z di
A-01 Fattah, UNISMA 45 Bekasi -
Era Now
alingghofur6@gmail.com

Andika Saputra - Prodi Arsitektur Universitas


Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid:
A-02 Muhammadiyah Surakarta -
Kajian Arsitektur Masjid Kampus UMS
andika.saputra@ums.ac.id

Film sebagai Media Dakwah Utama untuk Iqbal Alfajri, S.Sn, M.Ds - Salman Film Academy,
A-03
Generasi Z Bandung - alfajriiqbal05@gmail.com

Unit Kegiatan Mahasiswa di Masjid Kampus


Asa Ayazida Aunu Robby - Masjid Salman ITB,
A-04 Sebagai Wadah Aktualisasi Diri dan Strategi
Bandung - yazidibnahmad@gmail.com
Menghidupkan Masjid

Pengelolaan Modal Insani: Studi Kasus Basuki Senosetianto S. - Masjid Al Hikmah Holis,
A-05
Personal Coach di Masjid Bandung - karkuun@gmail.com

vii
ISSN 2686-5513

Model Pembinaan Spiritual Mahasiswa


Romi Sangaji, ST - YPM Salman, Bandung-
A-06 Kerjasama Mata Kuliah Agama Islam dengan
romisangaji@gmail.com
Masjid Kampus

Grand Design Kaderisasi Masjid Kampus


Muthi Fatihah Nur, Luthfie Maula Alfianto -
sebagai Acuan Utama dalam
A-07 Masjid Salman ITB, Bandung -
Pembinaan Spiritual, Sosial, Intelektual, dan
luthfie.maula@gmail.com
Profesional Kader

Perencanaan Strategis Masjid dan Forum Adiadwan Herrawan - Forum Masjid & Mushalla
Masjid: Upaya Transformasi Organisasi BSD dan Sekitarnya (FMMB),
B-01
dalam Implementasi Program dan Hasil yang Serpong, BSD Kota Santri, Tangerang Selatan -
Berkesinambungan adiadwan@yahoo.com

Singgih Budihartono Ak MS.i, Budi Isnandar, Nurul


Penting dan Mendesak Menghadirkan
Anwar - Dewan Kemakmuran Masjid Baitul
B-02 Manajemen Strategis untuk Menyiapkan dan Muttaqin, Bumi Serpong Damai (BSD) Kota
Membentuk Kepemimpinan Berbasis Tangerang Selatan. Provinsi Banten -
Komunitas Masjid
semestasalam@gmail.com

Tursilo Prihandoko, Ajid Bangun, Mochamad


Strategi Membangun Sinergi Forum Masjid Bachrum - Forum Masjid Mushola Bsd (FMMB)
B-03
Mushola BSD di Tangerang Selatan Tangerang Selatan, Banten -
tursilo.phd@gmail.com

Peran Karakter Pemimpin dalam Mengelola


Masjid yang Memiliki Jamaah Aliran Abdul Chalim, ST - Yayasan Wakaf Cendekia
B-04
Pemikiran Assunnah dan Ahlussunnah Indonesia Bandung Barat - chalim.star@gmail.com
Waljamaah

Profil Pemahaman Guru terhadap Best Mamat Arohman, Palupi, Reny - Lembaga
B-05 Practice (Program Keprofesian Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB,
Berkelanjutan) dalam Pembelajaran Bandung - ma2tart87@gmail.com

Kebutuhan Belajar Pemuda Fase Persiapan


Rahmiati, Jajat Ardiwinata, Yedi Purwanto - Bidang
Pra Nikah: Review Evaluasi Kirkpatrick
B-06 Dakwah Salman ITB, Bandung -
Level 1 Sekolah Pra Nikah (SPN) Salman
rahmiatirusli@upi.edu
ITB

Tafsir Salman dan Kontribusinya dalam Rahman Hakim - UIN Sunan Ampel, Surabaya -
B-07
Kajian Tafsir di Era Kontemporer amanghakim88@gmail.com

Menyandingkan Ijtihad, Fatwa dan Nubuat Fauzan A. Noe’man, Tendy Y. Ramadin - Tim
D-01 dalam Perencanaan dan Perancangan Arsitek YPM Salman ITB, Bandung -
Arsitektur Masjid mastendyyramadin@gmail.com

Arsitektur dan Struktur Masjid dan Abdul Haris, Degi Surta Yogi - Pesantren Teknik
D-02 Tantangan sekaligus Peluang pada Usaha Sipil, Bandung dan Mahasiswa Pasca Sarjana ITB,
Mitigasi Gempa di Indonesia Bandung - oowaais@yahoo.com

Siti Aisya, Muhamad Permana Laksana, Salim


Perancangan Model Pemanenan Air Hujan
Rusli, Teddy Tedjakusuma - Yayasan Pembina
D-03 dan Pemanfaatan Kembali Air Wudhu di
Masjid Salman ITB, Bandung -
Kompleks Masjid Salman ITB
aisyahdjatim2101@gmail.com

Tipologi Bentuk dan Elemen Estetik Adiadwan Herrawan - Forum Masjid &
Arsitektur Masjid dalam Sejarah Peradaban Mushalla BSD dan Sekitarnya (FMMB),
D-04
Islam sebagai Tinjauan Umum Perancangan Serpong, BSD Kota Santri, Tangerang Selatan -
Masjid Modern dalam Konteks Sejarah adiadwan@yahoo.com

viii
ISSN 2686-5513

Nurul Aisyah Salman, Muhammad Anwan Burhani


- Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan
Kajian Potensi Pengembangan Masjid
D-05 Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi
Sebagai Objek Wisata Halal
Bandung dan Program Studi Rancang Kota, Sekolah
Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan
Kebijakan ITB - nurulaisyah.salman@gmail.com

Dina Sujana, Khairiah, Adnan Afandi, Mita


Studi Pendahuluan Imunokimia Untuk Ramadiyanti - Halal Center Salman ITB,
D-06
Mendeteksi Adanya Lard (Lemak Babi) Universitas Muhamadiyah Bandung, Universitas
Bandung Raya - dinasujana@gmail.com

Nining Islamiyah - Mahasisiwi S2 Akuntansi,


Sinergi Pengelolaan Dana Masjid dan Aset International Islamic University Malaysia
E-01 Wakaf untuk Mendorong Pemberdayaan Pengelola Waqf Center for Indonesian Development
Ekonomi Umat and Studies (WaCIDS) -
nining.islamiyah@gmail.com

Muhammad Ridhwan, Khirzan Noe’man, Ryan


Analisis Potensi & Preferensi Wakaf Jamaah
Faisal, Corina Indrianti - Badan Wakaf Salman,
E-02 Salman ITB – Studi Kasus Peningkatan Nilai
Masjid Salman ITB, Kota Bandung -
Wakaf melalui Program Wakaf 4 in 1
mridhwan38@gmail.com

Rancangan Sinergi Usaha Antar Jamaah Ir. Sjamsuridjal, MM - Dosen Tetap pada Univ.
E-03 Masjid untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional Pasim, Bandung -
Usaha irhsyamsurijal@gmail.com

Muhammad Kamal Muzakki, Romi Hardiansyah,


Analisis Potensi dan Pemanfaatan Dana Non-
E-04 Jajang Warya Mahri, Aas Nurasyiah – Rumah Amal
Halal di Indonesia
Salman ITB – kamal.muzakki@salmanitb.com

Analisis Variabel Makroekonomi terhadap Muhammad Kamal Muzakki, Romi Hardiansyah,


E-05 Estimasi Nilai Cadangan Dana Zakat yang Jajang Warya Mahri, Aas Nurasyiah – Rumah Amal
Proporsional Salman ITB – kamal.muzakki@salmanitb.com

Abdul Holik - Yayasan Nurul Asror, Subang -


E-06 Masjid sebagai Lembaga Pendidikan Populis
abdulcholiq20@ymail.com

Sinergitas Masjid Kampus dan Masjid Miftahulhaq - Takmir Masjid K.H. Ahmad Dahlan
E-07 Sekitarnya dalam Peneguhan Pilar Kehidupan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta -
Berbangsa dan Bernegara miftahulhaq@umy.ac.id

Luthfi D. Mahfudz, L. Gunawan , Y. Muna dan S.


Ibadah Mahdhah Nyaman Bersama Masjid Nirmolo - Masjid Kampus Universitas Diponegoro,
E-08 Kampus Undip Dosen Universitas Diponegoro Semarang -
inditik@yahoo.com

Khamim, Endang Kusmana, Bob Mustafa, Wahyudi,


[Makalah Poster]: Penerapan Teknologi
Dr. H. Baidillah Riyadhi, Mahyus, Qisthi Ardhi -
E-09 Informasi Berbasis PSAK 45 untuk Pengurus
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Pontianak,
Rumah Ibadah di Kubu Raya
Kalimantan Barat - khamim.sahid@gmail.com

ix
ISSN 2686-5513

JADWAL PRESENTASI MAKALAH UNDANGAN (CALL FOR PAPERS)

Waktu GSS A GSS B GSS D GSS E


12.45-13.15 Registrasi Ulang
13.15-13.20 Pembukaan oleh MC
13.20-13.40 Presentasi A-01 Presentasi B-01 Presentasi D-01 Presentasi E-01
13.40-14.00 Presentasi A-02 Presentasi B-02 Presentasi D-06 Presentasi E-02
14.00-14.20 Presentasi A-03 Presentasi B-03 Presentasi D-03 Presentasi E-03
14.20-14.40 Presentasi A-04 Presentasi B-04 Presentasi D-04 Presentasi E-04
14.40-15.15 Break Ashar
15.15-15.35 Presentasi A-05 Presentasi B-05 Presentasi D-05 Presentasi E-05
15.35-15.55 Presentasi A-06 Presentasi B-06 Presentasi D-02 Presentasi E-06
15.55-16.15 Presentasi A-07 Presentasi B-07 Presentasi E-07 Presentasi E-08
16.15-16.25 Penutup

Keterangan: presentasi maksimal 20 menit, 15 menit pemaparan dan 5 menit tanya jawab

x
ISSN 2686-5513

Human Literacy dari Masjid untuk Mengembangkan Modal Insani


oleh: Syamril, ST, M.Pd.
(VP of Organizational Development & Human Capital Strategy Kalla Group)
Disampaikan pada sesi Diskusi Panel Seminar Ilmiah Masjid “Meneguhkan Jati Diri Masjid sebagai Pusat Peradaban” yang
diadakan oleh AMKI, YPM Salman ITB di Bandung pada tanggal 12 Oktober 2019.

berlanjut dengan listrik yang melahirkan era industri.


Perkembangan Budaya Manusia Produksi massal terjadi dengan mesin-mesin
Dunia telah berubah, dunia sedang berubah, otomatis. Ilmu dan teknologi terus berkembang dan
dunia akan terus berubah. Itulah ungkapan yang masuklah pada era informasi. Kebutuhan manusia
menggambarkan perubahan yang terus terjadi. akan informasi yang cepat dan tepat untuk dapat
Sesuatu yang tetap di hidup ini adalah perubahan. memenuhi kebutuhan dan memecahkan
Siapa yang tidak berubah akan punah. Bukan yang permasalahannya dapat terpenuhi dengan
kuat yang akan menang tapi yang mampu munculnya teknologi informasi dan komunikasi
beradaptasi dengan perubahan itulah yang bertahan. sampai teknologi internet.
Perkiraan era perkembangan budaya manusia Kehidupan terus bergerak dan informasi
telah memasuki fase kelima. Era pertama yaitu masa begitu mudah diakses sehingga tidak lagi menjadi
berburu. Masuk ke hutan berburu hewan dan hal yang istimewa. Maka perlu sesuatu yang baru
mencari buah-buahan dari pohon liar untuk makanan yaitu inovasi dan emosi. Lahirlah media sosial yang
sehari-hari. Seiring dengan semakin banyaknya dapat mempertemukan teman yang sudah lama tidak
manusia maka hasil dari hutan tidak bisa lagi bertemu. Lalu muncul komunitas sosial di dunia
mencukupi. Masuklah era agraris dengan bertani dan maya yang membuat kolaborasi terjadi dengan
berternak. Menghasilkan buah-buahan dan hewan mudah. Sampai muncul inovasi dalam bidang bisnis
dengan memeliharanya dari kecil sampai besar. Dari dengan munculnya bisnis digital dengan platform
benih sampai panen. marketplace virtual. Diperkirakan ke depan manusia
Dunia terus berkembang dan kebutuhan akan masuk ke era integrasi spiritual yang mencari
semakin beragam dan kompleks. Muncullah makna atas segala aktivitasnya. Pada era inilah Islam
teknologi dan berawal dari penemuan mesin uap dan diharapkan dapat berperan.

Perkembangan Era Revolusi Industri mobil dan pesawat yang merevolusi cara manusia
Perubahan di dunia industri telah memasuki bepergian.
era Industry 4.0. Era pertama berawal saat Teknologi terus berkembang dan pada tahun
ditemukannya mesin uap pada tahun 1784. 1969 ditemukan komputer. Berkembang juga
Terjadilah mekanisasi dalam pekerjaan dimana otomatisasi dan elektronik. Muncullah produk
tenaga hewan atau manusia digantikan oleh mesin. elektronik yang memudahkan manusia. Komputer
Selanjutnya pada tahun 1870 saat ditemukannya yang semakin canggih juga sangat membantu dan
listrik maka muncullah era Industry 2.0. Lahirlah membawa perubahan. Sampai akhirnya pada tahun
pabrik yang melakukan produksi massal dengan 2010 muncul internet yang diikuti oleh kecerdasan
model ban berjalan. Energi listrik memberi buatan, robotik dan lainnya. Kita pun masuk ke era
kemudahan. Muncul juga kendaraan khususnya Industry 4.0. Era internet of things. Era jaringan dan

1
ISSN 2686-5513

digital. Internet tidak hanya menambahkan sesuatu manapun dapat cepat diketahui dengan teknologi
pada kehidupan tapi telah mengubah segala sesuatu. informasi dan komunikasi berbasis internet.
Bumi seolah-olah telah 'datar' ibarat di atas meja, Teknologi telah mengubah cara kita bekerja, hidup,
segalanya tampak terlihat. Kejadian di belahan bumi bermain dan belajar.

Terdapat 5 trend baru di era sekarang yaitu dan cloud membuat manusia bisa bekerja dan
globality, mobility, millenials, new behaviours dan beraktivitas di mana saja selama ada jaringan
technology. Pertama, globalisasi membuat dunia internet. Jika sebelumnya setiap orang terkoneksi,
ibarat desa kecil (global village) yang terhubung sekarang segala sesuatu terkoneksi. Manusia, mesin
dengan mudah. Dunia global dengan platform dan data dalam satu kesatuan.
teknologi komunikasi dan informasi membuat Ciri ketiga era sekarang yaitu munculnya
berbagai bentuk kerjasama dapat dilakukan tidak generasi millenials yang mulai mendominasi pasar
tergantung waktu, jarak, geografi dan bahasa. tenaga kerja. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah
Dampak lain dari globalisasi yaitu persaingan bukan mereka mencapai 75%. Belum lagi menyusul
lagi bersifat lokal dan terbatas (few local Generasi Z (strawberry) yang sekarang masih di
competitors) tapi menjadi persaingan dunia tanpa bangku sekolah. Generasi ini lahir dan besar saat
batas (many global competitors). teknologi internet of things telah mendominasi
Kedua yaitu mobilitas yang semakin mudah. kehidupan. Mereka adalah penduduk asli era digital
Semua berada dalam genggaman. Jika era (digital natives). Maka cara mereka bekerja,
sebelumnya kita menggunakan komputer desktop menjalani hidup, memandang kehidupan berbeda
dan hard drive, sekarang smartphone yang mobile dengan generasi sebelumnya.

Era sekarang juga melahirkan ciri keempat tiga dimensi, virtual reality dan lain sebagainya.
yaitu perilaku baru masyarakat dalam berbelanja dan Mobil listrik, mobil tanpa sopir, drone yang dapat
bertransaksi. Pasti sebagian besar dari kita setahun digunakan untuk mengirim barang, data sharing
terakhir tidak pernah datang ke bank karena platform dan lain sebagainya. Pendidikan pun juga
transaksinya telah menggunakan mobile banking memanfaatkan teknologi dengan cyber pedagogy di
yang online. Kegiatan berbelanja bergeser dari pasar mana tiap orang dapat belajar apa saja, kapan saja
nyata menjadi pasar virtual. dan di mana saja dengan 'kurikulum' yang personal.
Terakhir yaitu trend teknologi yang semakin Perkembangan teknologi robotik juga semakin
canggih. Muncul kecerdasan buatan (artificial canggih dengan munculnya 'manusia' robot Sofie
intelligence), robot yang semakin cerdas, printing yang bisa berbicara, berdialog dan menjadi
2
ISSN 2686-5513

narasumber pada forum seminar resmi. Pada bulan Jakarta. Jaringan saraf tiruan membuat Sofie dapat
September 2019 Sofie telah berkunjung ke Indonesia berfikir layaknya manusia. Bukan semata hal yang
dan berbicara di seminar yang diadakan oleh CSIS di terprogram.

Dampaknya pada Dunia Sumber Daya Seperti halnya olahraga, pasti ada general
Manusia preparation yang harus disiapkan oleh atlit apapun
Ungkapan dari Richard Riley dari AS yaitu fisik dan mental. Terkait SDM maka perlu juga
menggambarkan tentang era sekarang dan dirumuskan apa saja yang wajib disiapkan untuk
pendidikan di sekolah sebagai berikut: "Hari ini kita kondisi apapun. Jika pada zaman dahulu setiap orang
menyiapkan para siswa memasuki dunia kerja yang harus memiliki kemampuan atau literasi baca, tulis
belum ada, dengan menggunakan teknologi yang dan hitung (calistung). Pemerintah membuat
belum ditemukan, untuk menyelesaikan program wajib belajar yang bertujuan untuk
permasalahan yang juga belum diketahui". Itulah memberantas buta huruf baik secara formal maupun
kenyataan yang dihadapi sehingga mendidik non formal. Pada masa sekarang calistung sudah
siswa/mahasiswa untuk masa depan yang tidak pasti tidak cukup. Dibutuhkan tiga literasi baru yaitu data
seperti berlatih untuk mengikuti olimpiade tanpa literacy, technology literacy dan human literacy.
mengetahui akan bertannding pada cabang apa.

Dari tiga jenis literasi tersebut maka human adanya keterbatasan teknologi seperti kecerdasan
literacy menjadi khas dan unik karena tidak bisa buatan dan robotika seperti intuisi, kreativitas dan
digantikan oleh mesin dan robot. Munculnya human spiritualitas. Maka dibuatlah 3 jenis literasi manusia
literacy didorong oleh kekhawatiran bahwa yaitu people skill, cultural agility dan
teknologi telah menjadikan manusia seperti robot. enterpreneurship. People skill terkait leadership dan
Manusia kini hidup dengan pola otomatis, rutin dan teamwork. Cultural agility meliputi kemampuan
terkikis nilai kemanusiaannya. Hal ini juga didasari memahami dan beradaptasi pada beragam budaya.
3
ISSN 2686-5513

Enterpreneurship dalam hal ini bermakna kemampuan problem solving, critical thinking dan
kepedulian yang membangkitkan pemberdayaan creativity yang melahirkan ide bisnis atau program.
(social enterpreneurship).Tentu hal ini diawali dari

Hal ini sejalan dengan hasil survey pada CEO communication, collaboration dan creativity.
perusahaan kelas dunia tentang 5 top skills yang Seluruh mata pelajaran dan mata kuliah harus dapat
dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Hasilnya yaitu membangun 4C tersebut. Jika ditambahkan dengan
problem solving, team working, communications, pengaruh era teknologi maka muncul C kelima yaitu
critical thinking dan creativity. Hal yang sama juga Computational thinking yang terdiri atas
muncul dari Future of Jobs Report, World Economic decomposition, pattern recognition, abstraction dan
Forum tentang top 10 skills tahun 2020. Pada algorithm design.
kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi
dikenal istilah 4C yaitu critical thinking,

Mari kita masuk lebih dalam kepada sisi juga membentuk mindset yang kemudian
manusia (human) yang hanya Allah berikan pada menguatkan skill set.
kita sebagai makhluk terbaik. Secara umum manusia Manusia memiliki dua sumbu yaitu mindset
punya 4R yaitu rasio, raga, rasa dan ruh. Dari dan action. Mindset ada yang spiritual dan hanya
penjelasan di atas aspek yang belum tersentuh yaitu material. Action ada yang profesional dan ada yang
ruh. Manusia memiliki spiritualitas yang tidak hanya amburadul. Jika dibuat dalam 4 kuadran maka
mencari makan (raga) tapi juga mencari makna manusia terbaik yaitu manusia yang memiliki
(meaning). Itu semua muncul dalam bentuk values spiritual mindset dan professional action. Spiritual
dan beliefs yang dimiliki manusia. Values and beliefs mindset terkait personal values dan professional
action terkait leadership skill. Best leader adalah

4
ISSN 2686-5513

yang personal values-nya kuat dan baik &


leadership skill-nya tinggi.

Best leader ini memiliki 4 kelompok pragmatis), strategy and vision (tidak hanya routine
kompetensi yaitu manage oneself, manage task, dan short time), teamwork (tidak one man show),
manage people dan thinking ability. Jika delegating & empowering (tidak hanya kontrol),
keempatnya dapat berkembang selaras maka akan keep learning (tidak stop learning) people
terbentuk leader yang berintegritas (tidak development (tidak task oriented).

Peran Masjid Kampus hal. Kemampuan berkomunikasi, leadership, team


Masjid kampus telah lama berkiprah dalam work, problem solving dapat terasah dengan baik
pengembangan SDM di Indonesia khususnya dalam melalui aktivitas organisasi dan kepanitiaan.
membina para mahasiswa saat kuliah di Perguruan Developmental model yang bisa digunakan
Tinggi. Jika di kampus mahasiswa banyak masuk di dalam pembinaan mahasiswa yaitu model 70-20-10.
laboratorium intelektual dan technical maka di Model ini menjelaskan bahwa ada tiga pendekatan
masjid kampus mahasiswa ke laboratorium rohani dalam pengembangan kompetensi yaitu education,
dan sosial. relationships dan experiences. Education contohnya
Dari uraian tentang human literacy dan kuliah, kursus, seminar, dan sertifikasi.
pengalaman penulis berkecimpung di masjid Relationships metodenya yaitu coaching, mentoring,
kampus selama kuliah (1993-1998) dan bekerja di community dan feedback. Experiences metodenya
Masjid Salman ITB (2002-2011) sangat terasa job changes, assignments, daily work dan special
'celupan' di masjid kampus telah mengasah banyak projects.

5
ISSN 2686-5513

Dari tiga pendekatan itu mana yang paling perumusan kamus kompetensi. Berlanjut pada
besar dampaknya pada pengembangan kompetensi? assessment untuk memetakan gap yang menjadi
Umumnya orang menduga education yang bahan dalam merumuskan Individual Development
dampaknya paling besar sehingga program Plan. Program pengembangannya terdiri atas tiga
pendidikan lanjut, pelatihan, kursus dan sertifikasi bentuk yaitu training, coaching dan assignment
menjadi primadona di semua institusi. Ternyata dari (penugasan). Dirumuskan kurikulum pembinaan
hasil penelitian, education dampaknya hanya 10%. yang dimonitor dengan digital learning dan
Paling besar dampaknya yaitu experiences sebesar knowledge management. Perlu terus dilakukan
70%. Relationship dampaknya 20%. monitoring dan evaluasi untuk melihat
Kemudian pembinaan di masjid kampus kemajuannya.
bukan lagi sporadis tapi hendaknya sistemik. Perlu
ada Learning Management System yang berawal dari

Dari penjelasan di atas maka masjid kampus 2. Sekarang adalah era kustomisasi dan
hendaknya : individualisasi. Jadi berikan ruang untuk
1. Mengembangkan konsep tentang manusia menggali kebutuhan pengembangan
masa depan yang dirumuskan dalam kamus mahasiswa dalam bentuk Individual
kompetensi dan dilakukan assessment untuk Development Plan.
dasar pemetaan kondisi dan penyusunan 3. Membuat program yang komprehensif
program. menggunakan tiga pendekatan yaitu education,
relationship dan experiences.
6
ISSN 2686-5513

4. Jangan terlalu fokus pada pelatihan tanpa


follow up karena dampaknya hanya 10%.
5. Kembangkan project based learning yang
membuat mahasiswa melakukan doing and
feeling serta kolaborasi. Ini dampaknya sampai
70%.
6. Berikan coaching dan mentoring yang
mendampingi proses pembinaan mahasiswa
secara individual dan kelompok.
7. Manfaatkan teknologi dengan
mengembangkan learning management system
berbasis teknologi dalam bentuk digital
learning and knowledge management.

Penutup
Demikian sedikit ide dan sumbang saran untuk
pengembangan modal insani dan peran Masjid
Kampus. Semoga bermanfa

7
ISSN 2686-5513

Masjid yang Berkeadaban


oleh: Faiz Manshur
(Ketua Yayasan Odesa Indonesia, Bandung)
Disampaikan pada sesi Diskusi Panel Seminar Ilmiah Masjid “Meneguhkan Jati Diri Masjid sebagai Pusat Peradaban” yang
diadakan oleh AMKI dan YPM Salman ITB di Bandung pada tanggal 12 Oktober 2019.

Spirit Masjid

M asjid, ism-makan dari kata sajada. Kata


sujud berarti tunduk, patuh, taat, yang
disimbolkan dalam gerak/tindakan fisik
untuk rendah hati. Tindakannya, mahkota/kepala
kita menyentuh bumi. Dengan begitu masjid yang
Untuk pencapaian tempat aman/nyaman,
menuju garis ketakwaan dan peradaban, tentu
usahanya tidak sekadar membangun masjid.
Pengelolaan, kontrol dan juga arah kontribusi
kepada masyarakat harus dimiliki para pengurusnya
kita gunakan untuk shalat/sujud itu merupakan agar masjid tidak berbalik menjadi kemungkaran.
tindakan kepatuhan dengan kerendahatian. Ingat Kita mesti takut terhadap ancaman Al-Quran
Tuhan berarti bersejajar setara dengan manusia. mengenai terjadinya kemudharatan pada urusan
Tafsir. Kepala kita, pikiran kita harus masjid. “Di antara orang-orang munafik ada orang
membumi karena dari bumi yang kita diami itulah yang mendirikan masjid untuk menimbulkan
sumber pengetahuan. Tugas kita sebagai kemudharatan pada kaum mukmin” (QS Al-Taubah
khalifatullah, mengurus bumi tentu harus disertai [9]:107).
dengan pemahaman tentang keadaan alam itu Tujuan pengelolaan itu sendiri untuk
sendiri. Tanpa pemahaman yang sungguh-sungguh mewujudkan para pengelolanya sebagai “pemakmur
atas realitas alam dan realitas sosial kita bisa salah masjid” benar-benar menjadi seorang “muhtadin”
dalam mengurusnya. orang-orang yang mendapat petunjuk (QS 9:18) dan
Masjid sebagai simbol dari realitas sosial moga-moga meraih surga.
adalah tempatnya berkumpul dan aman bagi
manusia. (QS Al-Baqarah [2]:125). Untuk apa?
Bertakwa (QS Al-Taubah [9]:108). Spirit seperti ini
bisa dilihat dari sejarah masjid Quba dan Masjid “...yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
Nabawi, keduanya di Madinah. orang yang beriman kepada Allah dan hari
Selain sebagai tempat shalat, masjid juga kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
memiliki fungsi terkait dengan kebutuhan- menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa
kebutuhan publik seperti pendidikan (tarbiyah) dan pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-
pembelajaran (ta’lim). Bahkan di masjid-masjid orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
pinggir jalan raya, fungsinya juga berkembang pada orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 9:17)
aspek kemaslahatan sebagai tempat istirahat
(pelayanan musafir). Dengan pengertian seperti ini, Dalam Islam selalu ada capaian-capaian yang
masjid memang harus didudukkan sebagai konkret untuk menuju tangga (mi’raj) keberhasilan.
bangunan (ruang publik) sekaligus organisasi sosial Misalnya dalam shalat, kita tidak sekadar shalat.
kemasyarakatan. Sebab orang yang shalat tapi membiarkan anak
Masyarakat membangun masjid karena yatim terlantar itu sangat jauh dari sosok Muslim
kebutuhan bersama. Orang kaya biasanya yang ideal. Dalam puasa, tidak cukup disebut takwa
mendermakan harta atau tanahnya untuk manakala hanya untuk lapar dan dahaga sementara
kepentingan masjid. Karena dalam relasi sosial- pikiran, lidah dan perilakunya tidak menjiwai puasa.
religius itu mengandung dimensi sakral dan disertai Pada esensinya, bicara masjid adalah bicara
keikhlasan, serta tidak menuntut timbal balik kemakmuran. Kemakmuran itu harus disertai
materi/keduniawaian, maka biasanya proses dengan program. Program terbaik adalah program
pembangunan dan pengelolaan berjalan secara yang menjawab persoalan masyarakat. Kita berjalan
alamiah dan baik-baik saja. dari masjid menuju masyarakat dengan semangat
perbaikan hidup.

8
ISSN 2686-5513

Landasan Pemikiran Odesa Indonesia - Visi Pembangunan Peradaban Indonesia

Uraian berikut adalah garis dasar pergerakan tamaddun/kebudayaan/kultur (culture) dan di lapis
Odesa Indonesia. Ketika kami telah memahami bawahnya lagi terdapat tradisi.
realitas masyarakat lapisan bawah yang mengalami Peradaban ini merupakan sebuah capaian
kemiskinan budaya, kami terdorong untuk lebih luhur homo erectus. Dalam peradaban, terdapat
memahami persoalan perbaikan hidup, dan sebuah nilai-nilai ketinggian derajat kemanusiaan.
kebaikan hidup masyarakat yang paling ideal Nilai-nilai yang termaktub dalam peradaban itu
adalah peradaban. Maka penting di sini kita cakupannya meluas pada aspek-aspek ekonomi,
sampaikan garis-garis pemikiran dasar pergerakan sosial, politik, seni, sastra dan moralitas yang bisa
yang kami lakukan. kita ringkas dalam pengertian virtue (bukan semata
Peradaban adalah idealitas paling tinggi dari value).
imajinasi umat manusia. Di sana terdapat nilai, Di antara nilai-nilai tersebut kita menyebut
value, virtue dan sejumlah gambaran tentang beberapa istilah yang menjadi kandungan
harapan hidup manusia yang paling indah di dalam peradaban. Budayawan Remy Sylado pernah
batin manusia. Ia mewakili imajinasi manusia memberikan catatan kepada saya (saat saya
tentang “surga-bumi” yang dibayangkan. mendorongnya menulis kajian kebudayaan) dengan
Dalam ruang lingkup sainstifik, peradaban catatan ringkasnya antara lain; arkaisme (dalam
merupakan hal yang konkret dan bisa dilihat dari ruang karya seni), letterisme/keaksaraan dan
model-model pemikiran ilmiah. Basis tekstualisme (produksi tekstual untuk penafsiran
keilmiahannya bahkan sudah banyak dilihat dari sisi sejarah), medievalisme (peradaban Eropa abad
ontologis sehingga mudah kita menarik ke dalam pertengahan), westernisme (peradaban pasca abad
takaran-takaran yang objektif. Takaran-takaran pertengahan renaissance, aufklarung hingga
yang pernah maujud dalam dunia semuanya bisa postmodernisme, materialism (paham radikal pasca
diukur dari tinggi dan rendahnya, kemerosotan dan agama rasionalisme dan teknologi), brahmanisme
kebangkitan ulang, dan seterusnya. (Hindu ortodoks tentang spiritualitas manusia), wen
Peradaban itu selevel pengertian dengan ming ( peradaban Cina) dan lain sebagainya yang
civilization. Di bawah peradaban ini terdapat terlalu panjang untuk disebut satu persatu.

9
ISSN 2686-5513

Memperkuat pandangan Remy Sylado,


Empat Pilar sebuah tulisan dari Lembaga Pillars of Agricultural
Istilah-istilah yang saya sampaikan di atas Literacy Amerika Serikat sangat penting saya
merupakan sebuah cermin besar tentang kehidupan sertakan di sini. Kita tahu Amerika Serikat termasuk
umat manusia sesungguhnya memang kuat negara yang sangat baik dalam memberikan
berorientasi pada virtue-ethic. Ilmuwan Jared perhatian pada pertanian, bukan hanya dalam hal
Diamond dengan tulisannya The Power of Farmer kebijakan politik negaranya, melainkan juga sampai
(2005) memberikan modal kajian dasar yang pada urusan pendidikan sehingga pada setiap
kemudian saya kembangkan nantinya. Tulisan Jared kegiatan pendidikan pertanian selalu menyertakan
Diamond itu menyiratkan bahwa sebuah bangsa pemahaman tentang sejarah.
yang kuat itu sangat ditentukan oleh empat hal: Dalam tulisan “Understanding of
1) Kekuatan Budidaya Pangan, Intersection between Agriculture and Society”
2) Kekuatan Ternak, (2012) tersebut ditekankan bahwa pendidikan
3) Kekuatan Literasi, dan pertanian harus memberikan pemahaman kepada
4) Kekuatan Teknologi. setiap siswa bahwa:
Memahami empat pilar tersebut (1) Semua peradaban besar dibangun di atas
sesungguhnya wacana peradaban tiada bisa lepas fondasi pertanian yang kuat. (2) Berawal dari
dari urusan pertanian.Tautan realisme historisnya penanaman lahan subur di antara Sungai Tigris dan
yang paling mendasar pada kebudayaan di mana Eufrat, berdirinya Mesopotamia merupakan contoh
culture (budaya) dan agriculture (budidaya) kebutuhan dasar produksi pertanian dalam
merupakan senyawa sosiologisnya. Argumentasi peradaban mana pun. (3) Pertanian memainkan
yang perlu saya sampaikan dalam kajian peradaban peran penting dalam perkembangan Amerika
ini tentu saja harus menyertakan pandangan tentang Serikat. Para penjajah membawa serta keterampilan
kebudayaan, sebab budaya itulah yang menjadi mereka bercocok tanam di lahan dengan tujuan
pijakan hidup masyarakat, dan dari kebudayaan ini tertentu. (4) Peristiwa-peristiwa penting terkait
nanti pembicaraan tentang peradaban akan lebih pertanian telah membentuk perjalanan Amerika
mudah didapatkan. Serikat, termasuk Revolusi Industri, Depresi Besar,
Barangkali inilah cara yang paling tepat Badai Debu, dan Revolusi Hijau.
dalam membaca sendi ontologisnya. Pemikir klasik
Ibnu Khaldun dan pemikir kontemporer seperti BELAJAR DARI REALITAS: Fakta-Fakta
Jared Diamond, punya segudang kajian ilmiah Bangunan Peradaban—Budidaya-Pangan,
dalam urusan ini. Bahkan kalau kita membaca Ternak, Literasi, Teknologi
beberapa novel karya Tolstoy, di sana tergambar Dari keempat istilah ini kita bisa melihat
jelas urusan hidup manusia sangat lekat dengan sebuah fakta masyarakat pasca pemburu dan
urusan pertanian. Tentang budaya, saya pengumpul (nomad) yang sudah melakukan
mendapatkan sebuah deskripsi yang singkat dari kegiatan domestifikasi tanaman dan ternak. Tetapi
Remy Sylado yang mampu mendeskripsikan secara masyarakat domestik (komune) belum layak disebut
apik dan ringkas dalam bukunya Kamus Isme-Isme berperadaban karena basis dasar peradaban adalah
(2013). Ia tuliskan sebuah pengertian historis literasi (minimal karya tulis). Sedangkan
tentang kebudayaan: masyarakat yang memiliki kemajuan lebih,
“Kebudayaan tidak bisa dibaca tanpa dipastikan selain kuat dalam hal literasi, juga
kaitannya dengan makan, dan makan tidak bisa juga memiliki kekuatan dalam hal senjata. Kata senjata
lepas dari kemampuan berpikir mengatur pertanian. ini merujuk pada kemampuan masyarakat
Ingat, ‘kultur’ yang berarti kebudayaan, sangat memproduksi peralatan, bukan hanya untuk
berkaitan dengan ‘agrikultur’ yang berarti pertanian. produksi dan penaklukan hewan, melainkan juga
Dalam sejarah peradaban Cina, selalu dicatat untuk pertahanan dan perang, bahkan hingga urusan
progres-progresnya. Misalnya, pada 2350 tahun industri dan perdagangan alat-alat teknologi. Dan
sebelum Masehi, di zaman Raja Yao Ti, dibuatlah senjata/teknologi ini saat ini sedemikian pesat
kanal-kanal untuk mengalirkan air. Selain itu di melayani kehidupan masyarakat, termasuk
zaman ini pula ditemukan pengetahuan eksak soal teknologi informasi dan komunikasi.
astronomi. Lalu, pada masa pemerintahan Raja Sebuah masyarakat itu akan kuat memiliki
Shun, sekitar tahun 2310 sebelum Masehi, dibuat unsur budaya (modal dasar peradaban) jika masing-
juga bendungan-bendungan. Selanjutnya pada 2200 masing pada empat item tersebut memiliki 12
tahun sebelum Masehi, melalui Raja Yu sebagai elemen pendukung yang pada masing-masing
pendiri Dinasti Xia, dibuat peta untuk itemnya memiliki tiga unsur dasar. Tiga unsur itu
mengantisipasi banjir. Itu penting sekali. Sebab, berurutan, saling sambung menyambung satu sama
kalau banjir tidak bisa diatasi, otomatis pertanian lain.
rusak, dan kembali ke masalah utama: makan Pada BUDIDAYA-PANGAN terdapat tiga
terganggu.” elemen (1) ilmu pengetahuan, (2)Ketersediaan
lahan, (3) kolektivitas.

10
ISSN 2686-5513

Pada TERNAK tiga elemennya adalah (4) membaca (termasuk menghitung) kemudian juga
penghasil gizi, (5) pupuk, (6) Transportasi (kini kemampuan menulis, dan juga mahir dalam
sudah beralih pada teknologi) menyebarkan gagasan. Ketiga elemen ini tidak bisa
Pada LITERASI tiga elemennya adalah (7) dipisahkan. Jika masyarakat/individu hanya mampu
membaca, (8) menulis, (9) penyebaran gagasan. membaca, jelas akan tertinggal karena otomatis
Pada SENJATA/TEKNOLOGI tiga hanya menjadi masyarakat konsumen produk
elemennya adalah (10) pertahanan, (11) agresi, (12) tulisan. Jika hanya mampu membaca dan menulis itu
industri. juga belum cukup karena tulisan tanpa kemampuan
Keduabelas istilah yang saya tempatkan di penyebaran gagasan niscaya akan tergilas pada
atas bukan sesuatu yang terpisah, melainkan tetap kompetisi dengan kelompok bangsa lain yang
seperti itu alurnya. Namun fungsi dari masing- mampu menyebarkan gagasan secara canggih.
masing istilah itu multiguna, yang terhubung ke 4 Kemudian pada sisi lebih jauh, ilmu
konsep dasar sekaligus masing-masing terhubung pengetahuan dalam urusan senjata (produk dasar
pada 11 konsep dasar lain. manusia) untuk pertahanan pada akhirnya juga
menentukan kemajuan sebuah negara/bangsa.
Berikut penjelasannya: Senjata yang tertulis di sini bisa jadi lebih tepat
Masyarakat berkualitas (peradaban) akan dipahami secara kontekstual dengan istilah
selalu ditentukan oleh kekuatan budidaya pangan. teknologi. Artinya senjata merupakan simbol dari
Kuatnya budidaya pangan itu ditentukan oleh sebuah peralatan, dan bukan merujuk pada
pengetahuan. Istilah “Knowlodge is Power” dari pengertian alat perang semata. Tanpa pengetahuan
Francis Bacon abad 15 tetap berlaku hingga “persenjataan” (teknologi) yang memadai, budidaya
sekarang ini karena fakta-fakta sejarah mendukung. pangan, ternak, dan juga literasi, niscaya akan
Hal itu juga menandaskan pembuktian spiritual mudah dikalahkan oleh bangsa lain yang menguasai
(akal-budi) manusia bisa mengatur materi. Beragam kekuatan senjata.
sejarah bangsa-bangsa yang maju pada mulanya bisa Atas dasar pertimbangan historis maupun
dideteksi dari unsur masyarakat komune-nya yang sosiologis di atas, kami memiliki keyakinan bahwa
memiliki kemajuan ilmu pengetahuan dalam jalan perjuangan pembebasan masyarakat yang
domestifikasi tanaman pangan. mengalami kemiskinan budaya menuntut kita untuk
Stabilitas kehidupan mereka lebih baik bergerak di atas empat pilar tersebut. Kerja
daripada kaum pemburu-pengumpul. Masyarakat kebudayaan, kesenian, politikkeagamaan, bahkan
domestik itu sendiri sudah cukup menjadi bukti, amal sosial hanya akan mendapatkan makna
karena memiliki kemampuan pengetahuan budidaya berkualitas kalau usahanya ditautkan dengan usaha
tanaman pangan mereka kemudian menjadi kuat membangun peradaban melalui empat pilar tersebut.
dalam domestifikasi dan meninggalkan pola Odesa Indonesia merasa perlu
kehidupan pemburu-pengumpul. Ilmu pengetahuan menyampaikan rumusan-rumusan ilmiah atau
ini juga berlaku bagi perburuan lahan. Masyarakat framework of thinking seperti ini karena dalam
yang maju selalu ditentukan oleh pengetahuan berorganisasi kami bergerak atas dasar kesadaran
mencari lahan yang cocok, yang baik, atau jika tidak sebagai subjek pergerakan (orang pergerakan) dan
mendapatkan lahan yang baik mereka berinovasi bukan sekadar kegiatan para aktivis yang sebatas
menolah alam, dan itu sangat ditentukan oleh kadar melakukan aktivitas sosial tanpa pola (aktivisme).
kemampuan ilmu pengetahuan, kadar kualitas
berpikir manusia dalam menyerap pengalaman. Apa yang Dilakukan Yayasan Odesa
Demikian juga dalam hal kolektivitas. Masyarakat Indonesia?
yang maju akan ditentukan oleh kolektivitas, Yayasan Odesa Indonesia bergiat aktif di Kawasan
gotong-royong, dan di sana ada pengetahuan juga Bandung Utara, dalam menggalang solidaritas kelas
tentang kepemimpinan. menengah perkotaan. Tujuan Odesa adalah:
Beranjak pada ternak, “Knowlodge is 1. Peduli terhadap kehidupan petani, terutama petani
Power” ilmu pengetahuan juga berlaku. Bukan golongan pra-sejahtera
sekadar bisa memilah ternak yang cocok dan yang 2. Memperbaiki pertanian dengan prinsip ramah
tidak, melainkan harus memiliki kemampuan lingkungan
pengetahuan yang baik untuk menghasilkan 3. Memperkuat sumber daya manusia desa
gizi/daging, pupuk dan menjadikan ternak sebagai
sarana transportasi (sekarang sudah berganti mobil, Apa Saja Programnya?
motor, pesawat, kereta). A. Ekonomi
Lebih lanjut, ilmu pengetahuan dalam literasi Dengan kegiatan utama pembibitan, pertanian
juga sangat menentukan kemajuan sebuah tanaman herbal dan tanaman pangan bergizi.
masyarakat. Kita sudah tidak bisa lagi hanya bicara Tujuannya:
tentang pentingnya membaca. Masyarakat yang ✓ Menghasilkan pangan sehat bergizi
beradab membutuhkan kesadaran penuh untuk ✓ Memperluas pertanian ramah lingkungan
memperkuat ilmu pengetahuannya dengan dengan aneka ragam hayati

11
ISSN 2686-5513

✓ Menaikkan pendapatan ekonomi petani • Membangun sarana Mandi, Cuci dan Kakus
(MCK)
Apa yang dikembangkan dalam budidaya • Pelayanan pemeriksaaan dan pengobatan
pangan? • Bantuan material yang mendukung kegiatan
• Kelor untuk perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
ekonomi, pakan ternak, pupuk organik dan
komoditi. Model gerakan yang dilakukan Yayasan
• Daun Afrika untuk kesehatan,pakan ternak, Odesa adalah pendampingan. Setiap program harus
pupuk organik, dan komoditi. mendapatkan pendampingan supaya tidak sekadar
• Sorgum untuk perbaikan gizi, peningkatan menyalurkan bantuan. Setiap bantuan harus ditarget
ekonomi, efisiensi pertanian, menyehatkan tanah menyokong peningkatan perbaikan dalam hidup
dan komoditi. manusia, terutama dalam hal pendapatan ekonomi,
• Hanjeli untuk perbaikan gizi, peningkatan peningkatan kualitas berpikir dan hidup yang lebih
ekonomi, efisiensi pertanian, menyehatkan sehat.
tanah, dan komoditi. Bidang garapan dalam usaha pemberdayaan
• Kopi untuk peningkatan pendapatan ekonomi ini adalah Pangan, Ternak/Satwa, Literasi dan
petani dan menjawab problem erosi. Teknologi Tepat Guna. Kekuatan pangan dan ternak
• Bunga Telang, untuk pertanian intensif skala atau satwa adalah pilar dasar kebudayaan karena
rumah tangga, minuman sehat dan pupuk kehidupan yang baik tidak mungkin hanya lahir dari
organik. manusia, melainkan berhubungan dengan tanaman
• Bunga matahari, untuk pangan bergizi, menjaga dan hewan. Ekosistem harus diperjuangkan. Literasi
ekosistem melalui penyerbukan, dan adalah syarat mendasar terciptanya keadaban
peningkatan ekonomi petani. manusia karena dari situlah kekuatan akalbudi
Selain tanaman di atas, banyak tanaman lain yang manusia digerakkkan. Teknologi harus menyentuh
dikembangkan dengan tujuan perbaikan ekonomi, masyarakat secara tepat dan berguna karena dengan
penyebarluasan keanekaragaman hayati dan itulah kita bisa lebih efektif dan meluas
tanaman penghijauan: menggerakkan perubahan sosial.
• Buah tin Target segenap kegiatan Yayasan Odesa
• Pohon mengkudu Indonesia adalah:
1) Terciptanya perubahan pada masyarakat desa
• Pohon sukun
terutama keluarga pra sejahtera yang selama ini
• Pohon mahoni
menjadi korban dari ketidakadilan politik.
• Jambu
2) Menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia,
• Jeruk terutama pada generasi muda dan anak-anak
• Jati petani agar kuat dalam ekonomi, pemikiran dan
• Karet Kebo karakter sosial.
• Aneka ragam bunga 3) Meluasnya gerakan kekuatan pangan sehingga
petani terus meningkat pendapatannya,
lingkungan pertanian terjaga dari erosi dan
masyarakat luas mendapatkan sumber pangan
B. Pendidikan bergizi.
Dengan kegiatan Sekolah SAMIN. Samin artinya,
Sabtu-Minggu. Sebab kebanyakan aktivitas Semangat gerakan Odesa adalah membumi
Pendidikan Odesa Indonesia dilakukan pada hari dalam kebersamaan. Kelas menengah, kaum
Sabtu dan Minggu. Samin dalam arti lain adalah intelektual, wirausahawan, peneliti, jurnalis, atau
Sekolah Analisis Manusia Indonesia, dan Sekolah siapa saja dapat bergabung dalam kegiatan
Amal Manusia Indonesia. pendampingan ini.

Wujud kegiatannya:
• Sekolah Analisis Manusia Indonesia untuk kaum
terpelajar Perkotaan agar peduli terhadap
kehidupan petani
• Sekolah Amal Manusia Indonesia untuk praktik
para aktivis agar menemukan model gerakan
civil society yang berkualitas
• Beasiswa sekolah formal untuk anak-anak petani
• Sekolah Informal untuk petani dan anak-anak
petani

C. Kesehatan

12
ISSN 2686-5513

Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid: Kajian Arsitektur Masjid


Kampus UMS

Andika Saputra1
1
Prodi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta
andika.saputra@ums.ac.id

ABSTRAK
Generasi Muslim Tanpa Masjid merupakan permasalahan di kalangan umat Islam yang marak terjadi di
lingkungan perkotaan modern, tidak terkecuali di lingkungan UMS sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi
Islam di Kota Surakarta. Solusi untuk menanggapi permasalahan tersebut ialah dengan Integrasi Generasi Muslim
Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam melalui peran jamaah kampus yang menjadikan masjid kampus sebagai
pusat kegiatan lingkar studi keilmuan. Penelitian ini dilakukan untuk menelisik upaya integrasi Generasi Muslim
Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam di lingkungan UMS dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis kegiatan
yang diselenggarakan di masjid kampus, organisasi ruang masjid kampus, strategi yang diterapkan, dan tahap-
tahap yang dilakukan untuk mengintegrasikan Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam jamaah kampus UMS
dengan menetapkan aspek kegiatan dan aspek organisasi ruang sebagai variabel amatan. Penelitian ini menerapkan
metode induktif-kualitatif yang merupakan eksperimen Penulis dan interpretasi Penulis terhadap berbagai kegiatan
yang diselenggarakan di masjid kampus UMS oleh berbagai pihak civitas akademik UMS dalam konteks
menanggapi permasalahan Generasi Muslim Tanpa Masjid di lingkungan UMS. Temuan dari kegiatan penelitian
ini terdiri dari tiga poin. Pertama, kegiatan yang diselenggarakan di masjid kampus UMS sebagai upaya integrasi
Generasi Muslim Tanpa Masjid melibatkan pihak universitas, prodi, organisasi kemahasiswaan, dan unit kegiatan
mahasiswa dengan lingkup dan muatan kegiatan yang beragam. Kedua, organisasi ruang Masjid Kampus UMS
dalam konteks integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam membentuk zonasi luar-
antara-utama. Ketiga, upaya integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam di lingkungan
UMS menerapkan strategi sinergi seluruh pihak civitas akademika UMS untuk melakukan dua tahap integrasi
yang dilakukan secara simultan.

Kata Kunci: generasi muslim tanpa masjid, masjid kampus, integrasi.

1. Pendahuluan Indonesia. Untuk mengenali corak generasi tersebut


Kuntowijoyo (2001: 127-129) menemukenali yang diamatinya, Kuntowijoyo (2001, 129-131)
corak baru kehidupan beragama di kalangan umat menyebutkan 5 karakter Generasi Muslim Tanpa
Islam yang disebutnya dengan istilah Generasi Masjid.
Muslim Tanpa Masjid. Secara spesifik Kuntowijoyo Pertama, lahir di kota-kota besar di Indonesia
(2001, 129) memandang fenomena Generasi Muslim seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Tanpa Masjid merupakan gejala keberagamaan umat Surabaya, Makasar, Medan. Oleh karenanya,
Islam di perkotaan modern di Indonesia, sehingga kalangan yang dinilai oleh Kuntowijoyo sebagai
merujuk kepada pandangan Kuntowijoyo. Generasi Muslim Tanpa Masjid ialah kalangan yang
Fenomena ini memiliki batasan subjek, yakni lahir, tumbuh, dan berkehidupan di lingkungan
merebak terjadi di kalangan umat Islam, dan batasan perkotaan modern. Kedua, tidak dibesarkan di
lokus, yakni serempak terjadi di kota-kota modern di lingkungan masjid dan tidak rutin berkegiatan di
masjid dalam aktivitas keseharian, sehingga seca
ra psikologis tidak merasa memiliki pendidikan, tidak pula memiliki hubungan personal
kedekatan dengan masjid dan secara sosiologis tidak yang dekat dengan kalangan otoritas agama seperti
merasa menjadi bagian dari umat Islam. Ketiga, uztaz, ulama, atau dai. Generasi sekarang
kebutuhan ruhani dan kegiatan keagamaan dipenuhi mempelajari Islam melalui media televisi, radio,
oleh Seksi Kerohanian Islam (KAI) ditingkat SMA buku, kaset, dan internet. Sementara itu hubungan
dan perguruan tinggi. Karakter ketiga ini Generasi Muslim Tanpa Masjid dengan guru agama
menunjukkan bahwa Generasi Muslim Tanpa di sekolah atau dosen agama Islam di perguruan
Masjid lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga tinggi sebatas bersifat formal-administratif, sehingga
awam agama, sehingga pengajaran agama baru tidak terbentuk ikatan personal-emosial yang kuat
didapatkan pada masa usia remaja di luar lingkungan layaknya hubungan antara santri dan kiai atau guru
keluarga. Keempat, Generasi Muslim Tanpa Masjid dan murid dalam pendidikan tradisional. Kelima,
mempelajari Islam tidak melalui institusi pendidikan memiliki semangat pemberontakan terhadap otoritas
Islam tradisional seperti madrasah atau pondok agama dan politik sebagai sublimasi dari semangat
pesantren yang berawal dari kehadiran masjid dan pemberontakan terhadap otoritas orangtua.
menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas

13
ISSN 2686-5513

Kelima ciri di atas dapat disimpulkan Muhammadiyah, dan keberadaannya di lingkungan


bahwasanya Generasi Muslim Tanpa Masjid ialah Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan
generasi yang tidak memiliki ikatan personal, sosial, tanggungjawab bagi seluruh civitas akademika
dan intelektual dengan masjid. Dampaknya menurut kampus untuk menanggapinya sebagai bagian dari
Kuntowijoyo (2001, 130), Generasi Muslim Tanpa permasalahan kehidupan umat Islam di lingkungan
Masjid mengalami krisis identitas sebagai seorang perkotaan modern.
Muslim yang tidak dibesarkan di lingkungan masjid, Setelah mengidentifikasi Generasi Muslim
krisis sosial karena merasa bukan bagian dari umat Tanpa Masjid, Kuntowijoyo (2001: 132-134)
Islam, dan krisis intelektual karena pengetahuan menawarkan solusi untuk menanggapi permasalahan
yang dikuasainya didominasi pihak sekolah dan tersebut, yakni dengan integrasi Generasi Muslim
perguruan tinggi, bukan masjid. Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam melalui
Generasi Muslim Tanpa Masjid tidaklah empat cara. Pertama, keberadaan jamaah kampus
bersifat homogen atau satu rupa. Paling tidak yang merupakan modal sosial untuk membentuk
terdapat dua corak Generasi Muslim Tanpa Masjid lingkar studi keislaman di lingkungan perguruan
yang merupakan gradasi, meliputi kalangan pemuda tinggi. Kedua, keberadaan masjid kampus yang
Muslim awam agama yang tidak memiliki ikatan berperan sebagai pusat kegiatan lingkar studi
psikologis maupun sosial dengan masjid hingga keislaman di lingkungan perguruan tinggi. Ketiga,
kalangan pemuda Muslim yang memiliki kelima peran organisasi Islam yang berperan
karakter Generasi Muslim Tanpa Masjid menghubungkan jamaah kampus yang berpusat di
sebagaimana disebutkan Kuntowijoyo. masjid kampus dengan masyarakat Muslim dalam
Generasi Muslim Tanpa Masjid sebagai skala luas di luar kampus. Keempat, integrasi materi
fenomena keberagamaan di kalangan umat Islam keislaman dengan materi ilmu pengetahuan dan
yang mulai diulas oleh Kuntowijoyo pada awal teknologi modern sebagai muatan pendidikan agama
tahun 2000, hingga menjelang tahun 2020 belum Islam di tingkat perguruan tinggi.
nampak akan hilang karena masih maraknya ditemui Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke
di lingkungan perkotaan modern, yang salah satunya dalam tubuh umat Islam, sebagaimana ditawarkan
dapat disaksikan di lingkungan perguruan tinggi. oleh Kuntowijoyo, menitikberatkan pada peran
Tidak terkecuali di lingkungan Universitas masjid kampus sebagai pusat kegiatan jamaah
Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang merupakan kampus. Ditinjau dari keilmuan arsitektur yang
institusi perguruan tinggi Islam di lingkungan Kota digunakan oleh Penulis sebagai sudut pandang
Surakarta sebagai salah satu kota modern di dalam penelitian ini. Peran masjid kampus sebagai
Indonesia. lingkungan binaan berkaitan dengan aspek kegiatan
Maraknya kehadiran Generasi Muslim Tanpa atau peruntukan fungsi ruang masjid dan organisasi
Masjid di lingkungan Perguruan Tinggi ruang masjid merujuk pada zonasi tata ruang masjid
Muhammadiyah (PTM) sebagai insitusi perguruan berdasarkan peruntukan fungsinya.
tinggi Islam, di antaranya adalah UMS, Melihat pada lokus penelitian, keberadaan
dilatarbelakangi dua hal. Pertama, Persyarikatan Masjid Fadlurrahman di area kampus 1 UMS dan
Muhammadiyah sebagai Ormas Islam dan PTM Masjid Sudalmiyah Rais di area kampus 2 UMS
sebagai bagian dari Muhammadiyah, menurut memiliki peran yang strategis dan penting untuk
Kuntowijoyo (2006: 38, 134) lekat dengan citra menanggapi permasalahan Generasi Muslim Tanpa
kehidupan urban, budaya kota, dan kalangan Masjid di lingkungan Universitas Muhammadiyah
menengah kota, sehingga memiliki kedekatan Surakarta. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan
identitas dengan Generasi Muslim Tanpa Masjid untuk menelisik peran masjid kampus UMS dengan
yang lahir dan tumbuh di lingkungan perkotaan konteks integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid
modern. Kedua, PTM, salah satunya adalah UMS, dalam skala jamaah kampus dengan memperhatikan
cenderung merupakan pilihan kedua bagi kalangan dua aspek, meliputi (1) kegiatan atau peruntukan
pemuda Muslim di lingkungan perkotaan modern fungsi masjid; dan (2) organisasi ruang masjid.
setelah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk Dengan melihat permasalahan Generasi
melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Muslim Tanpa Masjid dari sudut pandang keilmuan
Sementara itu generasi pemuda Muslim yang arsitektur, penelitian ini dilandasi dua rumusan
memiliki latar belakang pendidikan pondok masalah sebagai berikut:
pesantren tradisional atau madrasah cenderung 1. Kegiatan seperti apa yang diselenggarakan
melanjutkan pendidikan tinggi di institusi yang civitas akademika UMS di masjid kampus
bernaung di bawah afiliasi yang sama dengan UMS untuk menarik keterlibatan Generasi
jenjang pendidikan sebelumnya karena memiliki Muslim Tanpa Masjid berkegiatan di masjid
ikatan personal, sosial, dan intelektual yang kuat kampus sebagai upaya mengintegrasikannya ke
terhadap organisasi Islam bercorak tradional yang dalam tubuh umat Islam dalam lingkup jamaah
menaungi institusi pendidikan atau terhadap sosok kampus?
tokoh agamawan yang menjadi sosok sentral dalam 2. Seperti apa organisasi ruang masjid kampus
kegiatan pendidikan Islam tradisional. Oleh karena UMS untuk mewadahi kegiatan sebagaimana
itu, keberadaan Generasi Muslim Tanpa Masjid di dimaksud pada poin pertama di atas dalam
lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah konteks menanggapi permasalahan Generasi
merupakan tantangan dakwah bagi Persyarikatan Muslim Tanpa Masjid di lingkungan UMS?
14
ISSN 2686-5513

Dengan dua rumusan masalah di atas, penelitian ini diterapkan pada masjid kampus di perguruan tinggi
hendak bergerak lebih jauh dengan menetapkan lainnya di Indonesia setelah disesuaikan dengan
rumusan masalah sebagai berikut: kondisi dan karakter lingkungan setempat.
3. Apa strategi dan langkah-langkah yang Dari 4 lokasi kampus Universitas
dilakukan civitas akademika UMS dalam Muhammadiyah Surakarta, dipilih kampus 1 dan
upaya melakukan integrasi Generasi Muslim kampus 2 sebagai lokus penelitian didasari dua
Tanpa Masjid ke dalam di lingkungan UMS? pertimbangan. Pertama, pusat kegiatan pendidikan
Penelitian ini merupakan eksperimentasi yang melibatkan mayoritas civitas akademika UMS
yang dilakukan sekaligus melibatkan Penulis dalam dilakukan di kampus 1 yang dari aspek historisnya
rangka merealisasikan solusi yang disampaikan merupakan area kampus tertua dan merupakan awal
Kuntowijoyo, serta interpretasi Penulis terhadap mula keberadaan UMS, dan di kampus 2 yang selain
berbagai kegiatan di Masjid Kampus UMS yang mewadahi kegiatan pendidikan juga merupakan
diselenggarakan berbagai pihak civitas akademika pusat kegiatan administrasi di lingkungan UMS
UMS dikaitkan dengan peran masjid kampus UMS dengan keberadaan Gedung Rektorat Siti Walidah.
untuk mengintegrasikan Generasi Muslim Tanpa Kedua, masjid kampus UMS dengan skala yang
Masjid ke dalam tubuh jamaah kampus di besar dari aspek kapasitas ruang dan bentukan
lingkungan UMS. arsitekturalnya terdapat di area kampus 1 dan
Eksperimentasi dan interpretasi dilakukan kampus 2 UMS, yakni Masjid Fadlurrahman di area
untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah kampus 1 UMS dan Masjid Sudalmiyah Rais di area
yang merupakan tujuan dari penelitian ini, yakni kampus 2 UMS (lihat gambar 1).
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jenis kegiatan yang
diselenggarakan civitas akademika UMS di
masjid kampus UMS untuk menarik
keterlibatan Generasi Muslim Tanpa Masjid
berkegiatan di masjid kampus.
2. Mengetahui konfigurasi organisasi ruang
Masjid Kampus UMS untuk mewadahi
kegiatan dalam konteks menanggapi
permasalahan Generasi Muslim Tanpa Masjid
di lingkungan UMS.
3. Mengidentifikasi strategi dan langkah-langkah
yang dilakukan civitas akademika UMS dalam
upaya melakukan integrasi Generasi Muslim Gambar 1. Peta lokasi lokus penelitian di area
Tanpa Masjid di lingkungan UMS. kampus 1 dan kampus 2 UMS.
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi dua Sumber: diolah dari pencitraan Google Map, 2019
pihak. Bagi pihak pengelola masjid kampus UMS
dan masjid kampus di lingkungan perguruan tinggi Metode pengumpulan data yang digunakan
lainnya di Indonesia. Hasil penelitian ini merupakan dalam penelitian ini terdiri dari (1) observasi
masukan, panduan, sekaligus evaluasi untuk terhadap eksperimentasi yang dilakukan Penulis dan
meningkatkan peran masjid kampus dalam upaya kegiatan yang diselenggarakan berbagai pihak
mengintegrasikan Generasi Muslim Tanpa Masjid civitas akademika UMS di masjid kampus UMS; dan
ke dalam tubuh umat Islam. Selanjutnya, bagi pihak (2) wawancara kepada Dr. Syamsul Hidayat selaku
perencana dan perancang arsitektur, hasil penelitian Ketua Takmir Masjid Kampus UMS dan kepada
ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan pihak penyelenggara kegiatan di Masjid Kampus
panduan dalam mengambil keputusan desain dalam UMS dengan menggunakan teknik wawancara semi
aspek organisasi ruang masjid kampus yang dapat terstruktur berpandukan variabel penelitian yang
menanggapi permasalahan Generasi Muslim Tanpa diarahkan pada tujuan penelitian.
Masjid. Eksperimentasi yang dilakukan Penulis
sebagai sumber data dalam penelitian ini didasari
2. Metode Penelitian status Penulis sebagai dosen Prodi Arsitektur UMS
dan Wakil Ketua Pusat Studi Arsitektur Islam UMS
Metode penelitian yang digunakan adalah
yang memiliki kewenangan untuk
induksi-kualitatif dengan variabel (1) kegiatan atau
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan
peruntukan fungsi; dan (2) organisasi ruang sebagai
penelitian di masjid kampus UMS dengan
panduan dalam pengumpulan data dan analisa data.
melibatkan mahasiswa, organisasi kemahasiswaan,
Nalar induktif yang digunakan dalam penelitian ini
dan unit kegiatan mahasiswa yang secara struktural
menjadikan hasil penelitian bersifat spesifik karena
berada di bawah otoritas Prodi Arsitektur UMS.
terikat pada lingkup objek studi kasus. Namun
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
demikian dikarenakan fenomena Generasi Muslim
ini terdiri dari data fisik dalam bentuk dokumentasi
Tanpa Masjid merebak di berbagai lingkungan
kegiatan, serta data nonfisik berupa pemaparan
perkotaan modern di Indonesia dengan kesamaan
deskriptif kegiatan yang diselenggarakan di masjid
karakter yang dimiliki. Hasil penelitian ini dapat
kampus UMS melalui keterlibatan secara langsung
15
ISSN 2686-5513

dalam kegiatan dan melalui wawancara kepada Gambar 2. Grand opening mentoring di Masjid
pihak penyelenggara kegiatan atau pihak pengelola Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS.
masjid kampus UMS. Sumber: Suryo, 2019
Analisa data dilakukan secara naratif-
kualitatif-interpretatif untuk memaknai data agar
selaras dengan konteks, ruang lingkup, dan tujuan
penelitian, sehingga didapatkan temuan penelitian
yang dapat menjawab rumusan masalah penelitian.
Penegasan terhadap temuan penelitian yang bersifat
kritis dilakukan pada bagian kesimpulan yang
merupakan bagian akhir dari makalah ini.

3. Hasil dan Diskusi


Analisa data untuk mendapatkan temuan
penelitian dilakukan berdasarkan variabel penelitian
yang dijabarkan dalam dua subbab pada bagian ini
untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah
Gambar 3. Kegiatan mentoring di sekitar area
poin pertama dan kedua. Pada subbab ketiga
Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS.
dilakukan diskusi atau pembahasan dua temuan
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019
penelitian sebelumnya untuk mendapatkan jawaban
atas rumusan masalah poin ketiga.
Syamsul Hidayat (2019) menjelaskan,
diselenggarakannya kegiatan grand opening
3.1 Kegiatan di Masjid Kampus UMS
mentoring di Masjid Sudalmiyah Rais dan
Kegiatan yang diselenggarakan di masjid
penyelenggaraan mentoring setiap pekan di sekitar
kampus UMS untuk menarik keterlibatan Generasi
area masjid kampus UMS dikarenakan kegiatan
Muslim Tanpa Masjid berkegiatan di masjid
mentoring memiliki muatan keislaman, sehingga
kampus, dibedakan berdasarkan lingkup kegiatan
sesuai dengan karakter masjid sebagai tempat
dan otoritas pelaksana kegiatan, meliputi (1) lingkup
peribadatan umat Islam, selain itu bertujuan untuk
universitas; (2) lingkup prodi; (3) lingkup organisasi
membentuk jalinan ikatan personal mahasiswa baru
kemahasiswaan; dan (4) lingkup unit kegiatan
dengan masjid kampus melalui kegiatan keislaman.
mahasiswa.
Mentoring agama Islam yang
3.1.1 Lingkup universitas
diselenggarakan di masjid kampus UMS dan area
Pihak universitas memiliki dua program yang
sekitarnya dapat menarik keterlibatan Generasi
diselenggarakan di masjid kampus UMS untuk
Muslim Tanpa Masjid dari kalangan mahasiswa
menarik keterlibatan seluruh civitas akademika
karena merupakan program universitas yang
UMS berkegiatan di masjid kampus yang ditujukan
berstatus wajib untuk diikuti mahasiswa baru di
untuk meningkatkan pemahaman keislaman.
lingkungan UMS sebagai bagian dari rangkaian
Program pertama yang diwajibkan kepada seluruh
pendidikan yang harus diselesaikan.
mahasiswa baru UMS adalah mentoring agama
Progam kedua yang diselenggarakan pihak
Islam yang diselenggarakan oleh LPPIK UMS untuk
universitas di masjid kampus UMS bertajuk UMS
meningkatkan pemahaman keislaman mahasiswa
Cinta Shubuh, yakni merupakan kegiatan shalat
baru di lingkungan UMS. Program mentoring yang
Shubuh berjamaah di masjid kampus UMS bagi
diselenggarakan sepanjang 1 semester dibuka
seluruh civitas akademika UMS yang dilanjutkan
dengan kegiatan grand opening dalam format
dengan pengajian dan sarapan pagi bersama.
pengajian akbar yang bertempat di Masjid
Program UMS Cinta Shubuh tidak memiliki daya
Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS (lihat gambar 2).
tarik sekuat kegiatan mentoring untuk menarik
Sementara pelaksanaan kegiatan rutin mentoring
keterlibatan civitas akademika UMS karena bukan
setiap hari Sabtu diselenggarakan di sekitar area
merupakan kegiatan wajib dan statusnya sebatas
Masjid Fadlurrahman kampus 1 UMS dan Masjid
sebagai kegiatan yang dihimbau untuk diikuti oleh
Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS (lihat gambar 3).
seluruh civitas akademika UMS.
3.1.2 Lingkup Prodi
Di lingkup Prodi Arsitektur UMS, kegiatan
yang diselenggarakan di masjid kampus UMS dan
merupakan pengalaman Penulis merupakan kegiatan
yang terkait dengan perkuliahan, meliputi kuliah
umum Studio Perancangn Arsitektur (STUPA)
bertempat di ruang semi-basement Masjid
Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS (lihat gambar 4)
dan kegiatan pameran tugas kelompok mata kuliah
Arsitektur Masjid di serambi lengkung Masjid
Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS (lihat gambar 5).
Di lingkup Prodi yang lain, sebagaimana
16
ISSN 2686-5513

disampaikan Syamsul Hidayat (2019), juga menyelenggarakan acara ditujukan untuk


menyelenggarakan kegiatan perkulian di masjid membentuk pemahaman mahasiswa bahwasanya
kampus, salah satunya adalah Prodi Pendidikan masjid merupakan pusat kegiatan keilmuan dalam
Olahraga yang menyelenggarakan perkuliahan arti yang luas bagi umat Islam.
praktik olahraga di ruang serbaguna Masjid
Fadlurrahman kampus 1 UMS.

Gambar 6. Diskusi film di ruang serbaguna


Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS.
Sumber: Dinullah, 2018

Gambar 4. Perkuliahan STUPA di Masjid Dalam lingkup organisasi kemahasiswaan


Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS. Prodi Arsitektur UMS yang merupakan pengalaman
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019 Penulis, program kerja yang diselenggarakan oleh
Keluarga Mahasiswa Teknik Arsitektur UMS di
Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS meliputi
diskusi menjelang berbuka puasa dan buka puasa
bersama pada bulan Ramadhan 1440 H yang
ditujukan untuk seluruh mahasiswa Prodi Arsitektur
UMS.
Kegiatan rutin organisasi dakwah kampus
yang diselenggarakan di masjid kampus UMS,
seperti rapat rutin dan rapat koordinasi tidak
melibatkan Generasi Muslim Tanpa Masjid karena
pihak pengurus merupakan kader yang sejak awal
memiliki ikatan personal, sosial, dan intelektual
dengan masjid. Namun demikian sebagai organisasi
dakwah kampus, program kerja IMM Averroes yang
Gambar 5. Pameran tugas kelompok Arsitektur tidak secara eksplisit menampilkan muatan
Masjid di serambi lengkung Masjid Sudalmiyah keislaman dan keorganisasian membuka
Rais kampus 2 UMS. kemungkinan keterlibatan Generasi Muslim Tanpa
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019 Masjid berkegiatan di masjid kampus UMS.
Untuk kegiatan rutin dan program kerja
Kegiatan perkuliahan yang diselenggarakan organisasi kemahasiswaan selain organisasi dakwah
prodi di masjid kampus UMS dapat menarik kampus, seperti himpunan mahasiswa prodi, lebih
keterlibatan Generasi Muslim Tanpa Masjid untuk luas membuka kemungkinan keterlibatan Generasi
berkegiatan di masjid kampus karena sifat kegiatan Muslim Tanpa Masjid dikarenakan sifat organisasi
yang mengikat seluruh mahasiswa sebagai peserta yang tidak secara spesifik bergerak di bidang
mata kuliah. dakwah Islam dapat menarik Generasi Muslim
3.1.3 Lingkup organisasi kemahasiswaan Tanpa Masjid untuk menjadi bagian dari
Kegiatan di masjid kampus UMS yang kepengurusan organisasi maupun sebagai pihak
diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan yang terlibat dalam program kerja organisasi.
meliputi kegiatan rutin organisasi dan pelaksanaan 3.1.4 Lingkup unit kegiatan mahasiswa
program kerja organisasi. Salah satu kegiatan rutin Kegiatan di masjid kampus UMS yang
organisasi yang diselenggarakan di Masjid diselenggarakan oleh unit kegiatan mahasiswa,
Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS adalah rapat rutin menurut Syamsul Hidayat (2019) terbatas pada jenis
dan rapat kepanitiaan IMM Averroes komisariat kegiatan yang bermuatan keislaman atau kegiatan
Fakultas Teknik UMS. Untuk program kerja yang yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Untuk
telah dilaksanakan IMM Averroes di Masjid unit kegiatan mahasiswa yang tidak berkaitan
Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS di antaranya dengan keislaman secara langsung, seperti basket,
adalah sekolah kePenulisan dan pemutaran film paduan suara, dan drumband, kegiatan
(lihat gambar 6). Menurut Suryo (2019) diselenggarakan di sekitar masjid kampus UMS,
diselenggarakannya program tersebut bertujuan seperti di GOR UMS atau lapangan universitas yang
untuk menjangkau mahasiswa non-kader, sedangkan dari aspek lokasinya berdekatan dengan Masjid
ditetapkannya masjid sebagai tempat untuk Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS. Sementara itu di
Masjid Fadlurrahman kampus 1 UMS secara rutin
17
ISSN 2686-5513

diselenggarakan latihan beladiri dan olahraga oleh terbuka di kedua sisi karena selain diperuntukkan
unit kegiatan mahasiswa di ruang serbaguna masjid untuk mewadahi beragaman kegiatan yang berkaitan
(lihat gambar 7). dengan perkuliahan, kemahasiswaan maupun
kegiatan masjid, juga difungsikan sebagai jalur
sirkulasi menuju ruang kelas dan Auditorium
Djazman dari arah masjid.
Syamsul Hidayat (2019) menyatakan, dalam
konteks pelaksanaan ibadah shalat, ruang hall
Masjid Fadlurrahman merupakan perluasan ruang
shalat jika ruang utama masjid tidak dapat mewadahi
jumlah jamaah, seperti pada pelaksaan kegiatan
UMS Cinta Shubuh. Menurut Syamsul Hidayat
(2019) posisi ruang hall di lantai 1 sebagai perluasan
ruang shalat tidaklah bermasalah dalam pelaksanaan
Gambar 7. Latihan beladiri dan olahraga oleh ibadah shalat berjamaah karena makmum yang
unit kegiatan mahasiswa di ruang serbaguna berada di lantai 1 tetap dapat mendengar suara imam
Masjid Fadlurrahman kampus 1 UMS. yang berada di lantai 2 melalui teknologi pengeras
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019 suara.
Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS
Walaupun tidak melaksanakan kegiatan di diidentifikasi memiliki dua ruang serbaguna yang
masjid kampus, menurut Syamsul Hidayat (2019), diperuntukkan untuk mewadahi beragam kegiatan
peran masjid kampus tetap penting untuk selain ibadah maghdah. Pertama adalah ruang
mengontrol kegiatan unit kegiatan mahasiswa, di serambi lengkung masjid yang berada di sisi kiri dan
antaranya adalah suara adzan dari masjid sebagai kanan area masjid, atau di sisi Utara dan Selatan
penanda waktu bagi mahasiswa menghentikan bangunan utama masjid. Ruang serambi lengkung
kegiatan untuk menuju masjid dan melaksanakan Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS berbentuk
shalat berjamaah di masjid. terbuka di empat sisi karena dalam keseharian
Kecenderungan yang terjadi pada lingkup difungsikan sebagai jalur sirkulasi memasuki
unit kegiatan mahasiswa memiliki kesamaan dengan bangunan utama masjid dari keempat arah. Kedua
lingkup organisasi kemahasiswan, yakni unit adalah ruang semi-basement masjid yang merupakan
kegiatan mahasiswa yang tidak secara eksplisit ruang terbuka di tiga sisi dengan format tata ruang
berkaitan dengan tema keislaman dan dakwah Islam open space. Ruang semi-basement yang luas tanpa
dapat menarik keterlibatan Generasi Muslim Tanpa sekat memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk dapat
Masjid untuk berkegiatan rutin di masjid atau area di mewadahi beragam kegiatan, selain difungsikan pula
sekitar masjid. Bahkan daya tarik yang dimiliki unit sebagai jalur sirkulasi memasuki bangunan utama
kegiatan mahasiswa lebih kuat untuk menarik masjid dari arah Utara, Selatan, dan Barat.
keterlibatan Generasi Muslim Tanpa Masjid Kedua masjid kampus UMS memiliki
dibandingkan organisasi kemahasiswaan karena sifat konfigurasi hubungan ruang utama dan ruang
komunitas yang lebih fleksibel dan didasarkan atas serbaguna masjid yang sama, yakni konfigurasi
kesamaan minat dan bakat. ruang vertikal. Pada Masjid Fadlurrahman kampus 1
UMS, konfigurasi ruang vertikal terbentuk dari
3.2 Organisasi Ruang posisi ruang serbaguna di lantai 1 yang berada tepat
Berbagai kegiatan yang diselenggarakan di di bawah ruang utama masjid di lantai 2 (lihat
masjid kampus UMS dalam lingkup universitas, gambar 8-9). Sementara pada Masjid Sudalmiyah
prodi, organisasi kemahasiswaan, dan unit kegiatan Rais kampus 2 UMS, konfigurasi ruang vertikal
mahasiswa, memanfaatkan dua ruang di area masjid terbentuk dari posisi ruang serambi lengkung yang
kampus UMS, yakni ruang utama masjid dan ruang memiliki ketinggian lantai lebih rendah
serbaguna masjid. Ruang utama masjid merupakan dibandingkan ruang utama masjid, dan ruang semi-
ruang yang diperuntukkan untuk melaksanakan basement masjid yang berada di bawah ruang utama
ibadah shalat, sehingga berstatus sebagai ruang suci masjid (lihat gambar 10-11).
sebagai syarat sahnya ibadah shalat, karenanya
menuntut jamaah masjid dalam kondisi bersih dari
hadats untuk masuk dan berkegiatan di dalamnya.
Ruang serbaguna masjid merupakan ruang di area
masjid yang diperuntukkan untuk mewadahi
kegiatan selain ibadah maghdah, sehingga memiliki
fleksibilitas ruang yang tinggi agar ruang dapat
mewadahi berbagai kegiatan dengan karakter dan
syarat kegiatan yang beragam.
Ruang serbaguna di Masjid Fadlurrahman
kampus 1 UMS yang terdapat di lantai 1, tepat di
bawah ruang utama masjid, merupakan hall yang

18
ISSN 2686-5513

Gambar 8. Ruang hall serbaguna yang tepat


berada di bawah ruang utama Masjid Gambar 11. Konfigurasi vertikal ruang utama
Fadlurrahman kampus 1 UMS. dan ruang serbaguna Masjid Sudalmiyah Rais
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019 kampus 2 UMS.
Sumber: Analisa, 2019
Dalam upaya integrasi Generasi Muslim
Tanpa Masjid, keberadaan zona-antara yang
merujuk pada ruang serbaguna masjid memiliki
peranan yang penting untuk menarik keterlibatan
Generasi Muslim Tanpa Masjid agar mendatangi dan
berkegiatan di area masjid. Peran zona-antar sebagai
zona-tarik bagi Generasi Muslim Tanpa Masjid
untuk berkegiatan di masjid dan terintegrasi ke
dalam jamaah kampus didasari data bahwasanya
kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak
Gambar 9. Konfigurasi vertikal ruang utama civitas akademika UMS di masjid kampus UMS
dan ruang hall terbuka Masjid Fadlurrahman dominan bertempat di ruang serbaguna masjid yang
kampus 1 UMS. diidentifikasi sebagai zona-antara masjid.
Sumber: Analisa, 2019 Tanpa keberadaan zona-antara, integrasi
Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh
Dikaitkan dengan kegiatan yang berlangsung umat Islam tidak dapat diupayakan secara maksimal
di ruang utama dan ruang serbaguna masjid kampus karena mendapatkan dua hambatan. Pertama, tanpa
UMS dalam konteks integrasi Generasi Muslim zona-antara tidak dapat diselenggarakan ragam
Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam, kegiatan di area masjid yang memiliki daya tarik
konfigurasi ruang masjid kampus UMS membentuk bagi Generasi Muslim Tanpa Masjid dikarenakan
organisasi ruang utama-antara-luar. Zona utama zona-utama masjid memiliki fleksibilitas ruang yang
merujuk pada ruang yang diperuntukkan untuk rendah untuk menjaga kesucian ruang shalat. Kedua,
melaksanakan ibadah shalat (berwarna hijau pada tanpa zona-antara akan memunculkan hambatan
gambar 9 dan 11), zona antara merujuk pada ruang psikologis bagi Generasi Muslim Tanpa Masjid
serbaguna masjid yang menghubungkan ruang untuk memasuki dan berkegiatan di zona-utama
utama masjid dengan ruang di luar area masjid masjid. Dari pemaparan ini dapat dipahami
(berwarna jingga pada gambar 9 dan 11), dan zona bahwasanya organisasi ruang utama-antara-luar
luar yang merujuk pada ruang-ruang di luar area tidak saja didasari aspek fungsionalitas berkaitan
masjid. dengan peruntukan fungsi ruang, tetapi juga aspek
psikologis kalangan Generasi Muslim Tanpa Masjid
untuk terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan
di masjid.
Dari pembahasan bagian ini dapat ditarik dua
prinsip organisasi ruang masjid kampus UMS dalam
konteks upaya integrasi Generasi Muslim Tanpa
Masjid ke dalam tubuh umat Islam. Pertama, aspek
jumlah dan luasan zona-antara mempengaruhi
tingkat daya tarik spasial masjid kampus bagi
Generasi Muslim Tanpa Masjid. Masjid Sudalmiyah
Gambar 10. Ruang serambi lengkung dengan Rais kampus 2 UMS dengan 2 ruang serbaguna
elevasi lantai lebih rendah dibandingkan ruang memiliki jumlah dan luasan zona-antara lebih
utama Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS. banyak dan lebih luas dibandingkan Masjid
Sumber: Shofi, 2019 Fadlurrahman kampus 1 UMS, sehingga memiliki
daya tarik spasial yang lebih kuat karena dapat
mewadahi lebih dari satu kegiatan dalam satu waktu

19
ISSN 2686-5513

dan dapat mewadahi pengguna ruang dengan jumlah Dari penjelasan di atas dapat ditarik strategi
yang lebih banyak. dan langkah-langkah upaya integrasi Generasi
Kedua, konfigurasi ruang mempengaruhi Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam
daya tarik spasial bagi Generasi Muslim Tanpa berdasarkan pengalaman UMS. Strategi yang
Masjid untuk mendatangi dan berkegiatan di dalam digunakan di lingkungan UMS ialah sinergi seluruh
masjid kampus. Konfigurasi ruang horizontal lebih unsur civitas akademika UMS untuk menjalin ikatan
mudah diakses secara fungsional dibandingkan personal, sosial, dan intelektual Generasi Muslim
konfigurasi ruang vertikal, dikarenakan mobilisasi Tanpa Masjid dengan masjid kampus.
spasial secara horizontal lebih mudah dilakukan Strategi sinergi seluruh unsur civitas
daripada mobilisasi spasial secara vertikal yang akademika UMS dimungkinkan untuk direalisasikan
menuntut tubuh untuk bekerja lebih keras. dengan menerapkan manajemen masjid yang
Masjid kampus UMS memiliki konfigurasi melibatkan relawan dari kalangan mahasiswa.
ruang vertikal, sehingga secara fungsional Syamsul Hidayat (2019) menjelaskan, pelibatan
kemudahan aksesnya tidak semudah konfigurasi relawan dari kalangan mahasiswa dimaksudkan di
ruang horizontal. Poin ini merupakan kelemahan satu sisi agar mahasiswa memiliki pengalaman
masjid kampus UMS dari aspek tata ruangnya dalam mengelola masjid dan di sisi yang lain agar civitas
konteks integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid. akademika dari kalangan mahasiswa meliputi
Namun demikian konfigurasi ruang vertikal pada organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan
masjid kampus UMS memiliki kelebihan pada aspek mahasiswa dapat leluasa berkomunikasi dengan
kontrol psikologis Generasi Muslim Tanpa Masjid pihak takmir masjid untuk menyelenggarakan
yang tidak terbiasa berkegiatan rutin di masjid kegiatan di masjid kampus UMS.
berupa rasa nyaman untuk datang dan terlibat dalam Ikatan personal dijalin dengan membiasakan
kegiatan di ruang serbaguna masjid yang secara keterlibatan Generasi Muslim Tanpa Masjid dalam
tegas terpisah dari ruang utama masjid, berkegiatan di masjid kampus melalui
dibandingkan konfigurasi ruang horizontal yang penyelenggaraan kegiatan di ruang serbaguna masjid
menempatkan ruang serbaguna berada pada posisi dengan jenis kegiatan yang tidak secara langsung
sejajar atau bahkan merupakan perluasan ruang bermuatan keagamaan. Kegiatan mentoring yang
utama masjid secara horizontal yang merupakan diselenggarakan pihak universitas di sekitar area
hambatan psikologis bagi Generasi Muslim Tanpa masjid juga termasuk upaya membentuk kebiasaan
Masjid untuk berkegiatan di masjid. Generasi Muslim Tanpa Masjid untuk senantiasa
dekat secara spasial dengan masjid kampus.
3.3 Pembahasan Ikatan sosial dijalin dengan dua cara.
Dari pembahasan pada bagian sebelumnya Pertama, melibatkan Generasi Muslim Tanpa Masjid
didapatkan dua poin sebagai berikut: dalam kegiatan yang melibatkan jamaah kampus
1. Kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak dalam skala besar seperti kegiatan grand opening
prodi, organisasi kemahasiswaan, dan unit mentoring yang diselenggarakan di ruang utama
kegiatan mahasiswa dilaksanakan di ruang masjid. Upaya integrasi Generasi Muslim Tanpa
serbaguna masjid kampus UMS. Masjid ke dalam tubuh umat Islam dalam skala
2. Kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak jamaah yang lebih besar, dinyatakan oleh Syamsul
universitas dilaksanakan di ruang utama masjid Hidayat (2019), dilakukan dengan menghadirkan
kampus UMS. para dai yang digemari kalangan pemuda Muslim
Dua poin di atas dapat dijelaskan bahwa dalam format acara kajian akbar di masjid kampus
dalam konteks integrasi Generasi Muslim Tanpa UMS, dengan tujuan untuk menarik umat Islam di
Masjid ke dalam tubuh umat Islam, kegiatan yang dalam maupun di luar lingkungan UMS untuk
diselenggarakan oleh pihak yang memiliki otoritas datang dan terlibat dalam kegiatan di masjid kampus
dan memiliki kedudukan struktural tertinggi, yakni UMS.
pihak universitas, mampu meniadakan hambatan Integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke
psikologis Generasi Muslim Tanpa Masjid untuk dalam jamaah kampus dan umat Islam dalam skala
datang dan terlibat dalam kegiatan keagamaan di yang lebih luas merupakan peran otoritas universitas
ruang utama masjid. dan pimpinan takmir masjid kampus. Sementara
Kegiatan yang tidak secara langsung upaya integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke
berkaitan dengan keagamaan, baik yang dalam lingkup jamaah kampus yang lebih kecil
diselenggarakan oleh prodi sebagai bagian dari merupakan peran prodi, organisasi kemahasiswaan,
rangkaian perkuliahan maupun oleh organisasi dan unit kegiatan mahasiswa.
kemahasiswaan dan unit kegiatan mahasiswa, Ikatan intelektual Generasi Muslim Tanpa
dilangsungkan di ruang serbaguna masjid dengan Masjid dengan masjid kampus dijalin melalui peran
pertimbangan untuk menjaga kesucian ruang utama jamaah kampus dengan menyelenggarakan kegiatan
masjid dan merupakan strategi untuk menarik keilmuan di masjid kampus yang bermuatan
keterlibatan Generasi Muslim Tanpa Masjid keislaman secara eksplisit seperti pengajian dan
berkegiatan di area masjid dengan memperhatikan mentoring maupun bermuatan keislaman secara
kondisi psikologis kalangan ini yang dalam implisit, seperti perkuliahan, diskusi, musyawarah,
kesehariannya tidak terbiasa beraktivitas di dan kegiatan olahraga.
lingkungan masjid.
20
ISSN 2686-5513

Terjalinnya ikatan personal dan ikatan sosial


dengan masjid kampus, karakter kedua Generasi
Muslim Tanpa Masjid dapat diatasi. Sedangkan
terjalinnya ikatan intelektual dengan masjid kampus,
karakter ketiga dan keempat Generasi Muslim Tanpa
Masjid pun teratasi. Dengan terintegrasinya
Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam jamaah
kampus yang ditandai dengan terjalinnya ikatan
personal, sosial, dan intelektual, karakter kelima
akan dapat teratasi, sehingga permasalahan Generasi Gambar 13. Kegiatan berkumpul non formal di
Muslim Tanpa Masjid dapat diselesaikan. Sementara ruang serbaaguna Masjid Sudalmiyah Rais
karakter pertama merupakan karakter bawaan yang kampus 2 UMS.
tidak dapat dimodifikasi karena berkaitan dengan Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019
lokus kelahiran dan tumbuh kembang di lingkungan
perkotaan modern. 4. Kesimpulan
Dengan mempertimbangkan aspek Kesimpulan penelitian ini terdiri dari tiga
psikologis, langkah untuk menjalin ikatan personal, temuan. Kesimpulan pertama, kegiatan yang
sosial, dan intelektual Generasi Muslim Tanpa diselenggarakan di masjid kampus UMS sebagai
Masjid dengan masjid kampus berdasarkan upaya integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke
pengalaman UMS terdiri dari dua tahap. Tahap dalam tubuh umat Islam melibatkan berbagai pihak
pertama berorientasi meningkatkan intensitas civitas akademik UMS meliputi universitas, prodi,
kegiatan untuk membentuk kebiasaan Generasi organisasi kemahasiswaan, dan unit kegiatan
Muslim Tanpa Masjid berkegiatan di masjid kampus mahasiswa.
melalui penyelenggaraan ragam kegiatan di ruang Kegiatan yang diselenggarakan oleh
serbaguna masjid. Tahap kedua berorientasi universitas dapat menarik keterlibatan seluruh
mengintegrasikan Generasi Muslim Tanpa Masjid civitas akademika UMS melalui program mentoring
ke dalam jamaah kampus dan ke dalam tubuh umat agama Islam yang diwajibkan bagi seluruh
Islam dalam skala yang lebih luas melalui kegiatan mahasiswa baru di lingkungan UMS, sehingga
keagamaan di ruang utama masjid. mampu meniadakan hambatan psikologis Generasi
Penanda bahwa tujuan tahap pertama telah Muslim Tanpa Masjid untuk datang dan berkegiatan
tercapai, sehingga tahap kedua dapat dilakukan, di masjid, dan melalui program UMS Cinta Shubuh
adalah dijadikannya area masjid sebagai ruang jeda yang dihimbau kepada seluruh civitas akademika
bagi civitas akademika di antara kegiatan akademis UMS untuk hadir dan turut terlibat.
yang berlangsung di ruang kelas, seperti kegiatan Kegiatan yang diselenggarakan oleh prodi
istirahat atau berkumpul dalam nuansa non-formal di dapat mengikat seluruh civitas akademika UMS
ruang serbaguna masjid (lihat gambar 12 dan 13). dalam skala prodi, seperti kegiatan perkuliahan di
Merujuk pada pengalaman masjid kampus ruang serbaguna masjid kampus yang mengikat
UMS, dua tahap integrasi Generasi Muslim Tanpa seluruh mahasiswa peserta mata kuliah, sehingga
Masjid ke dalam tubuh umat Islam dilakukan secara mampu meniadakan hambatan psikologis Generasi
simultan dengan menerapkan strategi sinergi seluruh Muslim Tanpa Masjid untuk terlibat.
unsur civitas akademika UMS. Tahap pertama Kegiatan yang diselenggarakan oleh
merupakan lingkup peran dari pihak universitas, organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan
fakultas, prodi, organisasi kemahasiswaan, hingga mahasiswa di ruang serbaguna masjid dari segi
unit kegiatan mahasiswa, sedangkan tahap kedua muatannya disesuaikan dengan ketertarikan
merupakan lingkup peran universitas. mahasiswa untuk mendorong keterlibatan Generasi
Muslim Tanpa Masjid berkegiatan di area masjid,
seperti pemutaran film, kelas kePenulisan, buka
puasa bersama, dan olahraga.
Kesimpulan kedua, organisasi ruang masjid
kampus UMS dalam konteks integrasi Generasi
Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam
membentuk zonasi utama-antara-luar. Zona-antara
merujuk pada ruang serbaguna masjid memiliki
peran yang sentral secara fungsional dan spasial.
Secara fungsional, zona-antara berperan untuk
membiasakan Generasi Muslim Tanpa Masjid
berkegiatan di masjid dengan meningkatkan
Gambar 12. Kegiatan istirahat yang dilakukan intensitas keterlibatannya dalam beragam kegiatan
di area Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS. di masjid. Sedangkan secara spasial, peran zona-
Sumber: Suryo, 2019 antara adalah sebagai penghubung ruang utama
masjid dengan area di luar masjid melalui
penyelenggaraan beragam kegiatan di ruang

21
ISSN 2686-5513

serbaguna masjid untuk menarik Generasi Muslim permasalahan Generasi Muslim Tanpa Masjid, salah
Tanpa masjid ke dalam ruang utama masjid. satunya adalah dengan mengintegrasikan secara
Kesimpulan ketiga, upaya integrasi Generasi spasial dan substansial pendidikan yang
Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam di diselenggarakan di ruang kelas dengan masjid.
lingkungan UMS menerapkan strategi sinergi Pada aspek organisasi ruang, Penulis
seluruh pihak civitas akademika UMS dengan memiliki catatan, bahwasanya daya-tarik spasial
memaksimalkan peran lingkup universitas, fakultas, masjid kampus UMS dapat ditingkatkan dengan
prodi, organisasi kemahasiswaan, dan unit kegiatan memperluas ruang serbaguna masjid yang
mahasiswa untuk melakukan dua tahap integrasi merupakan zonasi ruang-antara. Peningkatan daya-
yang dilakukan secara simultan, meliputi tahap tarik spasial Masjid Fadlurrahman kampus 1 UMS
pertama yang berorientasi pembiasaan keterlibatan dengan memasukkan Auditorium Djazman sebagai
Generasi Muslim Tanpa Masjid dalam berbagai bagian dari ruang serbaguna masjid, sehingga secara
kegiatan di area masjid dan tahap kedua yang psikologis pengguna yang berkegiatan di
berorientasi integrasi Generasi Muslim Tanpa Auditorium Djazman akan merasa sedang terlibat
Masjid ke dalam jamaah kampus melalui kegiatan dalam kegiatan di area masjid. Catatan ini perlu
keagaman di ruang utama masjid. diperhatikan mengingat minimnya luasan ruang
Dari tiga kesimpulan penelitian, secara kritis serbaguna Masjid Fadlurrahman yang seharusnya
Penulis memiliki dua catatan terhadap upaya dari aspek historisnya terkait awal mula keberadaan
integrasi Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam UMS memiliki peran yang besar dalam
tubuh umat Islam yang dilakukan dalam lingkup menyelesaikan permasalahan Generasi Muslim
UMS meliputi aspek kegiatan dan organisasi Tanpa Masjid. Sementara itu peningkatan daya-tarik
keruangan. Pada aspek kegiatan, upaya integrasi spasial Masjid Sudalmiyah Rais kampus 2 UMS
yang dilandasi strategi sinergi seluruh pihak civitas dengan cara memanfaatkan ruang halaman depan
akademika tidak didasari kesadaran dan tanpa masjid sebagai ruang serbaguna masjid untuk
perencanaan. Strategi sinergi tidak secara formal mewadahi kegiatan dalam rangka event tertentu,
merupakan kebijakaan pihak takmir masjid kampus seperti pementasan drama atau malam budaya.
UMS atau pihak universitas dan merupakan
interpretasi serta abstraksi terhadap data yang Ucapan Terima Kasih
dilakukan oleh Peneliti. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Konsekuensi tidak ditetapkannya strategi Dr. Syamsul Hidayat sebagai Ketua Takmir Masjid
sinergi menjadi kebijakan formal adalah minimnya Kampus UMS karena telah mendukung Penulis
peran universitas pada tahap pertama integrasi dalam melakukan kegiatan penelitian ini. Penulis
Generasi Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh juga berterimakasih kepada Suryo Satrio Aji
umat Islam, dan lebih didominasi secara organik Wiralaksono dan Shofi Syarifah atas bantuannya
oleh pihak organisasi kemahasiswaan dan unit untuk mendokumentasikan Masjid Sudalmiyah Rais
kegiatan mahasiswa. Syamsul Hidayat (2019) kampus 2 UMS dan mengumpulkan dokumentasi
menyampaikan, salah satu tantangan yang dihadapi kegiatan yang diselenggarakan di masjid kampus
pihak takmir masjid kampus UMS adalah menjalin UMS oleh berbagai pihak civitas akademika UMS.
komunikasi dengan pihak fakultas dan prodi untuk
menyelenggarakan program bersama di masjid Daftar Pustaka
kampus UMS. Jika tantangan ini dapat diselesaikan, [1] Kuntowijoyo. (2001). Muslim Tanpa Masjid.
maka peran pihak universitas melalui takmir masjid Bandung: Penerbit Mizan.
kampus UMS dan peran pihak prodi akan semakin [2] Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat.
meningkat, misalnya dengan menyelenggarakan Yogyakarta: Tiara Wacana.
kegiatan perkuliahan di area masjid.
Catatan kedua pada aspek kegiatan adalah
status UMS sebagai perguruan tinggi Islam justru
membatasi peran masjid kampus dalam upaya
mengintegrasikan Generasi Muslim Tanpa Masjid
ke dalam tubuh umat Islam karena pengajaran agama
dilakukan di dalam kelas dan ajaran-ajaran Islam
secara substansial diintegrasikan dengan mata kuliah
Prodi yang juga disampaikan di dalam kelas.
Berbeda dengan konteks lingkungan perguruan
tinggi non-Islam yang membatasi bahkan melarang
dilakukannya kajian keagamaan di ruang kelas,
sehingga masjid kampus memiliki peran yang
dominan dalam upaya mengintegrasikan Generasi
Muslim Tanpa Masjid ke dalam tubuh umat Islam.
Oleh karena itu dibutuhkan rumusan
tersendiri bagi masjid kampus di lingkungan
perguruan tinggi Islam untuk dapat berperan
dominan dan optimal dalam menghadapi
22
Seminar Ilmiah Masjid I - 1441 H/2019 M Masjid Salman ITB
Bandung, 12 Oktober 2019

Pengelolaan Modal Insani: Studi Kasus: Personal Coach di Masjid


Basuki Senosetianto S.1
1
Masjid Al-Hikmah Holis, Bandung
karkuun@gmail.com

ABSTRAK

Manusia sebagai pelaku merupakan sumberdaya utama dalam setiap kegiatan. Baik buruknya, sukses tidaknya
sebuah kegiatan sangat ditentukan oleh pelaku kegiatan tersebut. Oleh karena itu sangat penting adanya pembinaan
SDM agar kegiatan yang berlangsung di masyarakat dalam konteks kegiatan ummat dapat terlaksana sebagaimana
mestinya. Dalam kaitan dengan pengembangan SDM, Aspek critical-nya adalah pembinaan berkelanjutan dgn
keteladanan.
Masjid dalam perannya sebagai pusat kegiatan ummat sudah semestinua menjadi tempat pelepas dahaga ruhaniah
serta psikis bagi umat, terutama generasi muda. Namun kendala yang saat ini dihadapi oleh pengelola masjid
adalah siapa yg akan jadi mentor atau coach nya, sedangkan kompetensi coach merupakan kemampuan yang
jarang ada. Belum lagi dibutuhkan coach yang bisa yang tetap konsisten standby di masjid untuk membina serta
mengarahkan sesuai passion dan kompetensi. Solusi yang coba ditawarkan dan di bahas dalam makalah ini adalah
bagaimana mencari kader yang passion nya di people development untuk dilatih/dibentuk menjadi coach masjid,
dimana profile dari coach tersebut harus bisa masuk ke gen x, gen y, gen z. Karakteristik lain yang tidak kalah
pentingnya adalah coach tersebut harus sudah hijrah, dalam artian konsisten menjadi ahli masjid.
Dengan solusi seperti yang diuraikan di atas, diharapkan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan ummat khususnya
dalm hal pengelola modal insani akan dapat berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Personal Coaching, Pembimbingan, Pelatihan

1. Pendahuluan komunikasi yang menitik beratkan pada isi


Manusia sebagai makhluk memiliki beberapa (content). Dengan bahasa lain, coaching bisa juga
tanggung jawab, diantaranmya adalah meningkatkan diartikan sebagai sebuah proses memfasilitasi
diri. Dalam prosesnya, seringkali terhambat oleh seseorang atau sekelompok orang melalui bertanya
kendala ketidak tahuan serta ketidakmampuan untuk dan memberikan feedback. Coaching merupakan
mencapai kualitas yang diharapkan. Untuk sebuah proses bagaimana kita mengoptimalkan
menghilangkan gap ketidaktahuan dan fungsi otak kita melalui sebuah proses yang
ketidakmampuan, dibutuhkan proses serta terstruktur untuk mendapatkan kinerja yang lebih
pembimbing, untuk mendapatkan hasil yang efektif.
diinginkan. Seorang coach akan berperan laksana cermin
Sebagai contoh, ada seorang yg ingin menjadi bagi client-nya dan tidak memberikan solusi. Solusi
baik serta beramal shalih, tapi dia tidak tahu yang tercapai di akhir sebuah sesi coaching, murni
bagaimana caranya serta ke mana. Kemudian dia dan mutlak diperoleh dari penggalian segala potensi
mulai ke masjid karena menurut dia, masjid adalah diri, pengalaman, kontemplasi, kesadaran
tempatnya ilmu serta kebaikan. Setelah beberapa puncakdan logika-logika yang dimiliki client
kali kunjungannya ke masjid, dia merasa ada yang berdasarkan nilai dan kepercayaan yang
kurang, karena ternyata di masjid tidak ada yang diyakininya, serta semua meta-program yang
membimbingnya. Proses pembibingan haruslah beroperasi di kesadaran dan di bawah kesadarannya.
bertahap one on one agar efektif. Salah satu metode Menurut Gallwey, definisi coaching adalah
pembibingannya adalah dengan menggunakan membebaskan potensi seseorang untuk
coaching memaksimalkan performanya, membantu mereka
Coaching secara umum bisa diartikan sebagai untuk belajar alih-alih mengajari mereka.
proses memfasilitasi seseorang untuk mencapai Coaching adalah sebuah proses penemuan
tujuannya. Tujuan hidup, tujuan bisnis, tujuan kerja, diri sendiri yang mengesankan. Melalui proses ini,
target suatu proyek. pokoknya segala sesuatu yang proses aktualisasi diri akan lebih terstruktur,
menjadi tujuan atau target, dalam hal arti yang obyektif, mudah dilakukan dan dengan hasil yang
positif tentunya. Coaching adalah sebuah proses sustainable.
percakapan. Namun bukan hanya sebuah percakapan Menurut Michele Duval, ada 7 faktor yang
biasa. Coaching beeda dengan mengajari (teaching) berpengaruh pada kesempurnaan sebuah proses
atau pelatihan (training) atau memberi nasehat coaching, yang menjadikan coaching, benar-benar
(advice giving). Coaching bukan juga proses coaching.
23
ISSN 2686-5513

1. Percakapan terstruktur dan penuh makna antara evolutioner dan transformative. Ada 3 jenis coaching
coach dan client. sesuai perubahan yang diinginkan: performance
2. Percakapan yang reflektif untuk menemukan coaching, developmental coaching dan
yang sebenarnya dari yang diucapkan. transformative coaching.
3. Percapakan yang membuat perubahan yang Keempat, pola berpikirnya harus benar.
generative. Epistemologi dari coaching adalah berfikir dan
4. Percakapan yang sistematik. bertanggap secara sistematis dan holistis melalui
5. Percakapan yang semuanya ditujukan untuk kesadaran reflektif diri.
aktualisasi diri. Kelima, percakapannya harus benar.
6. Percakapan yang diarahkan pada implementasi Coaching adalah bukan sebuah percakapan biasa.
untuk mewujudkan hasil yang diinginkan Percakapan didalamnya mengandung arti-arti yang
sesuai rencana dan tujuan yang terukur. mengarahkan Anda pada kejelasan tujuan,
7. Percakapan yang membawa Anda menemukan keputusan, perencanaan, perubahan dan sebagainya.
yang Anda harapkan.
Menurut Michael Hall, untuk mencapai 2. Kajian Proses Keberjalanan Kegiatan
kesempurnaan proses coaching, ada paling tidak 5 Berjalannya suatu proses pembelajaran
hal yang harus ada. menjadikan perlunya ada suatu proses pembinaan,
Yang pertama dan utama, jiwa dan pikiran pembimbingan bahkan pengarahan yang terus
harus benar. Coaching (bukan consulting, menerus di masjid sebagai tempat pembinaan umat.
mentoring, therapy, and training) didasarkan pada Tanpa adanya pembinbingan tersebut, maka masjid
psikologi dari sisi luhur dan cerdas alamiah manusia. hanyalah menjadi tempat sujud, tidak bisa membawa
– Psikologi Aktualisasi Diri. Mengapa? Karena umat menuju perbaikan.
coaching sebenarnya adalah untuk kesehatan jiwa Makalah ini akan melihat studi kasus proses
dan pikiran. Coaching hanya ditujukan untuk pembinaan yang terjadi di masjid Al Hikmah, Holis.
mereka yang telah siap merangkul perubahan yang Metodologi yang digunakan adalah observasi
akan mengganggu keseimbangan kehidupan Anda. dengan subjek penelitian adalah 4 orang. Adapun
Coaching hanya cocok untuk mereka yang telah siap detail dari setiap subjek adalah sebagai berikut.
ditantang dan berkembang dengan disiplin yang
kuat. Inilah yang membedakan coaching dengan 2.1. Contoh Kasus A
terapi. Terapi ditujukan bagi mereka yang jiwa dan Dalam contoh kasus ini, seorang ahli masjid
pikirannya tidak sehat dan keluar dari masa lalunya, dengan profile sebagai berikut:
untuk kemudian menjadi lebih baik. Coaching hanya - Anak bernama MSA (inisial)
ditujukan untuk siapa saja yang siap memasuki - Usia 14 tahun
perubahan yang generative terhadap ego-strength- - Sekolah kelas 9 SMPN
nya (nyali hidup) - Tidak terperhatikan oleh orang tua
Kedua, objective atau tujuan harus benar.
Tujuan coaching adalah untuk memfasilitasi sebuah Perkembangan ahli masjid tersebut dapat
proses membebaskan potensi diri menuju aktualisasi digambarkan sebagai berikut:
diri. Itulah mengapa seorang coach tidak perlu ahli - Anak ini saat ini sudah jadi ahli masjid selama
dalam content atau substansi coaching, tetapi 1,5 tahun
seorang coach adalah seorang yang ahli dalam hal - Pada saat awal ke masjid, belum rutin 5 waktu
memfasilitasi proses berpikir, menemukan yang sholat ke masjid, hafalan Qur’an nya baru 1 juz,
diinginkan dan arti, niat serta keyakinan yang belum berani untuk adzan, belum berani untuk
melandasinya. Kadang-kadang seorang coach akan berbicara di muka umum.
menantang dan memprovokasi client, untuk - Pada bulan ke 3 jadi ahli masjid, anak tersebut
mengkonfirmasi tujuan yang akan dicapai.Itulah mulai semangat untuk membaca Qur,an dengan
mengapa seorang coach yang hebat mampu target minimal 1 juz per hari. Kemudian untuk
membantu menemukan tujuan utama dan apa yang hafalannya mulai menambah dari hanya juz 30,
benar-benar diinginkan oleh client. Pertanyaan saat itu mulai juz 1 ke belakang.
pertama dari seorang coach adalah: Apa yang Anda - Pada bulan ke 4, anak tersebut sudah berani
Inginkan? Dan pertanyaan terakhirnya adalah, untuk adzan, meskipun masih belum
apakah Anda telah mendapatkannya? Coach juga menemukan langgam yang tepat.
akan bertanya, bagaimana Anda tahu kapan Anda - Sekitar bulan ke 6, sudah terlihat anak tersebut
telah mendapatkan hasil yang diinginkan. Dan mulai mengamalkan puasa senin-kamis.
bagaimana cara Anda melihat atau mengukur - Saat romadlon tiba, anak tersebut sudah mau
perubahannya. ikut untuk membantu dalam kegiatan
Ketiga, perubahannya harus benar. Dalam diantaranya adalah menyiapkan tajil setiap
coaching, perubahan yang difasilitasi oleh coach waktu mendekati maghrib.
adalah perubahan yang generative, bukan perubahan - Di bulan ke 12, saat akan murajaah bacaan
perbaikan atau penyembuhan. Perubahan ini harus maupun hafalan, didapati hasil bahwa anak
membuat client berubah perilakunya secara

24
ISSN 2686-5513

tersebut sudah hafal sebanyak 11 juz. Berarti - Bapak bernama DB (inisial)


dia bisa menghafalkan 1 juz per bulannya. - Usia 50an tahun
- Sudah menikah dengan 2 anak
Perkembangan ahli masjid tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
2.2. Contoh Kasus B - Saat awal ke masjid terlihat sekali dari raut
Kasus B ini bisa dijadikan sebagai wajahnya, bahwa bapak ini sedang dirundung
pembanding dari kasus A. Profil anak tersebut masalah yang cukup berat.
adalah sebagai berikut: - Singkat cerita setelah kenal agak mendalam,
- Anak bernama AM (inisial) sekitar tahun 2014 bapak ini sedang
- Usia 15 tahun (satu tahun di atas MSA) menghadapi perceraian dan dikejar hutang.
- Lulus SMP - Setelah coba diberi sedikit gambaran tentang
Perkembangan ahli masjid tersebut dapat perceraian, disadari oleh si bapak bahwa dia
digambarkan sebagai berikut: sudah melakukan kesalahan yaitu selingkuh.
- Anak ini setelah lulus SMP berencana akan Tapi karena sudah terlanjur, si istri yang resmi
melanjutkan ke pesantren di Garut. sudah tidak mau berdamai lagi, akhirnya
- Pada saat awal tahun ajaran, AM memang perceraian tidak bias dihindari lagi
berangkat ke Garut untuk memulai mondok. - Dalam perjalanan menjadi ahli masjid, si pak
- Baru sebulan di Garut, AM ternyata sudah DB ini ternyata belum lancar mengaji Qur’an.
terlihat lagi ada di Bandung. Setelah ditawari untuk diajari mulai dari Iqro,
- Pada saat awal ditanya kenapa kok pulang, dia si bapak menyetujui.
menjawab ada keluhan sakit di kepalanya. - Dalam jangka waktu sekitar satu tahun kurang,
- Setelah dua hari berlalu, akhirnya dia si pak DB mulai lancar membaca Qur’an.
mengemukakan alasan asli nya kenapa dia ada
di Bandung. 3. Hasil dan Diskusi
- Ternyata dia mundur dari pesantren nya, Dari tiga kasus di atas, terlihat bahwa
karena kaget dengan suasanan pesantren yang pembimbingan dengan metode coaching cukup
harus disiplin. efektif dalam membangun skill serta akhlak
Perbedaan antara AM dan MSA adalah: AM seseorang.
ini kurang mau meluangkan waktu di masjid selain Pada kasus A dan B dapat dilihat bahwa anak-
untuk shalat, sehingga tidak tersentuh anak yang cukup meluangkan waktu di masjid dan
pembimbingan. diberi bimbingan yang memadai ternyata
perkembangan pemahaman dan praktek
2.3. Contoh Kasus C keagamaannya cenderung lebih baik dibandingkan
Dalam contoh kasus ini, seorang ahli masjid anak-anak yang tidak mendapatkan bimbingan di
dengan profile sebagai berikut: masjid. Pada kasus C dapat diketahui juga bahwa
- Seorang mahasiswa bernama S (inisial) proses coaching ini juga efektif untuk dilakukan
- Usia 19 tahun kepada usia menjelang dewasa (mahasiswa) dan
- Berasal dari Sumatra, merantau untuk kuliah di mampu memperbaiki akhlak sesorang yang berlatar
Bandung di STAI. belakang kurang baik. Pada kasus D bahkan metode
- Anak muda tersebut berlatar belakang kurang coaching ternyata bisa diterapkan untuk usia
diperhatikan oleh orang tua nya sehingga dewasa/tua.
menjadi ahli maksiat diantaranya miras, zina Yang menjadi masalah sekarang, masjid
dan lain-lain. sebagai pusat dakwah masyarakat, saat ini telah
Perkembangan ahli masjid tersebut dapat hilang fungsinya sebagai pembimbing. Hal ini
digambarkan sebagai berikut: disebabkan karena metode dakwah yang berjalan di
- Pada saat awal ke masjid anak tersebut sudah kebanyakan masjid adalah sekedar pengajian,
terlihat ingin memperbaiki diri. taklim, yang menggunakan metode one to lot of
- Dicobalah metode terapi efektif yaitu khuruj 3 person. Tidak bisa dipungkiri bahwa metode
hari an disertai coaching pengajian, kajian dan sejenisnya ini memang lebih
- Metode di atas ternyata efektif memberi “terlihat” memakmurkan masjid, dibandingkan
kesadaran akan perbaikan diri. dengan metode coaching yang dilakukan secara
- Setelah lulus, mahasiswa tersebut kembali ke personal. Metode coaching ini khususnya diperlukan
kampung halamannya, dan coaching dilakukan bagi jamaah yang memerlukan bimbingan secara
jarak jauh menggunakan media telpon. personal.
- Saat ini pemuda tersebut sudah punya anak 3, Jarang adanya metode coaching di masjid ini
punya toko, sudah khuruj keliling dunia. bisa dipahami karena untuk mencari orang dengan
kapasitas yang memenuhi persyaratan sebagai coach
2.4. Contoh Kasus D tidaklah mudah. Belum lagi kemampuan keuangan
Dalam contoh kasus ini, seorang ahli masjid masjid yang bisa jadi belum memungkinkan untuk
dengan profile sebagai berikut:

25
ISSN 2686-5513

menggaji seseorang dengan kapasitas sebagai coach kasus lain yang terjadi di masjid-masjid lain
untuk bisa stand by di masjid. mungkin perlu diamati sebagai perbandingan
Seorang coach di masjid idealnya memenuhi sehingga kesimpulan dari hasil pengamatan ini bisa
kriteria-kriteria sebagai berikut: berlaku secara lebih luas.
- Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
- Memiliki kemampuan interpersonal yang baik
- Memiliki kepahaman ilmu agama yang cukup Ucapan Terima Kasih
- Memiliki kepahaman ilmu psikologi yang Terimakasih kepada Istri Tercinta yang telah men
cukup support pembuatan makalah ini.
- Memlilki empati dan keinginan untuk
membantu orang lain Daftar Pustaka
Dengan adanya personal coach yang ada di [1] Kok, Erni Julia, (2015), Coaching Genius:
masjid, diharapkan masjid bisa berfungsi sebagai Karier Sukses Luar Biasa Hidup Semakin
oase bagi jamaah ataupun orang-orang yang datang Bahagia, Cetakan Pertama, Jakarta, Gramedia
ke masjid dalam kondisi yang galau, atau mungkin [2] Chee, Peter, Canfield, Jack, (2010) Coaching
sedang menghadapi masalah dan memerlukan for Breakthrough Success: Proven Techniques
bimbingan ataupun membutuhkan ketenangan for Making Impossible Dreams Possible.
bathin, sehingga orang yang datang ke masjid bisa United States, McGraw-Hill Education -
mendapatkan penyegaran dan pencerahan secara Europe
rohaniah. Apabila hal ini bisa terjadi di semua [3] Skibbins, David, 2007, Become A Life Coach,
masjid, maka individu-individu yang sedang United States, New Harbinger Publications
mengalami kegalauan diharapkan akan cenderung
mendatangi masjid dibanding mendatangi tempat-
tempat lain yang belum tentu memiliki efek positif.
Dakwah personal ini memamg tidak “terlihat”
dan mungkin hanya bisa dirasakan secara individu,
tetapi individu-individu ini yang akan membentuk
masyarakat dan ummat. Kualitas individu akan
sangat menentukan kualitas ummat. Apabila
individu-individu ini berkualitas buruk maka bisa
dipastikan kualitas ummat juga akan carut marut.
Sedangkan apabila kualitas inidividu-individu ini
bagus, maka kualias ummat juga akan bagus.

4. Kesimpulan
Dari bahasan di atas, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
- Metode coaching bisa diterapkan bukan hanya
untuk usia anak/remaja, melainkan juga untuk
usia dewasa.
- Metode coaching diperlukan untuk memenuhi
ketuhan jamaah atau orang yang datang ke
masjid untuk mencari ketenangan bathin dan
bimbingan rohani, khususnya bagi jamaah
yang sedang mengalami permasalahan pribadi
- Metode coaching efektif untuk membantu
jamaah yang memerlukan bimbingan secara
personal dalam menghadapi berbagai macam
permasalahannya
- Masjid sebagai tempat ibadah, diharapkan bisa
menjadi oase bagi jamaah atau orang yang
datang ke masjid tersebut dengan berbagai
macam persoalan yang sedang dihadapinya
- Keberadaan personal coaching di setiap masjid
sangatlah diperlukan untuk efektifnya syiar
Islam.
Kesimpulan di atas diambil dari hasil
pengamatan kasus-kasus yang terjadi di Masjid Al
Hikmah, Holis yang telah dilakukan oleh penulis
sebagai volunteer yang bertindak sebagai personal
coach bagi beberapa jamaah masjid tersebut. Kasus-
26
ISSN 2686-5513

Rancangan Sinergi Usaha Antar Jamaah Masjid


untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha
Ir. Sjamsuridjal, M.M.1
1
Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Pasundan, Bandung.
irhsyamsurijal@gmail.com

ABSTRAK

Judul diatas terinspirasi keberhasilan koperasi Fonterra (koperasi pengolahan susu) di Selandia Baru, yang
anggotanya mencapai 10.500 peternak yang bersinergi membentuk ekosistem koperasi, hingga mampu
menyumbang 30% kebutuhan susu bubuk dunia. Disisi lain, jamaah masjid mempunyai potensi ekonomi yang
besar, jika usahanya disinergikan, jumlahnya akan mencukupi untuk mencapai skala ekonomi. Ada banyak pilihan
jenis usaha untuk mensinergikan jamaah masjid. Penulis memilih sektor perdagangan, dengan menempatkan
masjid sebagai distributor.
Setiap masjid memilih satu produk yang berbeda untuk dikelola dalam sistem sinergi serta mendata dan menjaring
konsumen dan warung yang menjadi jamaah masjid, kemudian disinergikan dengan masjid lainnya hingga
konsumennya mencapai volume yang mencukupi untuk menjadi distributor. Produk tetap dijual di sejumlah
warung. Dengan sinergi ini akan terjadi peningkatan volume, baik pada sisi item produk, jumlah warung maupun
jumlah konsumen. Satu produk yang dikelola oleh satu masjid akan mempunyai pangsa pasar seluruh jamaah
masjid yang terjaring dalam sistem, yang jumlahnya cukup memadai untuk membeli langsung ke produsen dengan
harga produsen. Cara ini akan memangkas jalur distribusi, sehingga harga konsumen menjadi rendah dan
konsumen menjadi loyal, yang berarti warung sekitar masjid akan mempunyai daya saing.
Investasi untuk mengadakan satu produk tersebut dapat diambil dari infak produktif masjid atau dari koperasi
jamaah masjid, agar jamaah masjid juga dapat menikmati laba usahanya. Sinergi juga dirancang dengan dukungan
teknologi informasi sehingga warung dapat memberi layanan setara minimarket.
Rancangan sinergi ini disusun dengan metoda diskriptif melalui kajian literatur. Luaran dari tulisan ini adalah
sebuah konsep rancangan bisnis untuk sinergi usaha antar jamaah masjid, disertai tahapan pengembangannya.

Kata kunci: sinergi, jamaah masjid, daya saing

1. Pendahuluan salah satu yang menyebabkan warung sulit bersaing


1.1. Latar Belakang dengan minimarket
Seiiring berkembangnya jaman, warung Sindi Alwiyah (2017) dalam penelitiannya
tradisional semakin lama semakin mengalami menyimpulkan bahwa maraknya pendirian
kemunduran. Menurut Yoga Tantular Rachman minimarket mengubah budaya berbelanja
(2014), hal ini terjadi karena munculnya pasar masyarakat sekitar yaitu peralihan dari berbelanja di
modern yang dinilai cukup potensial oleh para warung menjadi ke minimarket, sehingga hal ini
pebisnis ritel. Salah satu ritel modern yang menyebabkan menurunnya jumlah konsumen usaha
mengalami pertumbuhan cukup pesat di Indonesia kecil dan warung, yang menyebabkan menurunnya
saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba jumlah omset penjualan sekitar 30-40 persen.
atau franchise. Tumbuh pesatnya minimarket ke Belanja pada minimarket layanannya lebih baik,
wilayah pemukiman, berdampak buruk bagi warung dapat memilih barang sendiri, tempatnya bersih,
yang telah ada. Keberadaan minimarket ini item barangnya lebih lengkap dan untuk banyak item
mematikan warung-warung yang berada di wilayah barang harganya lebih murah.
pemukiman. Banyak pemilik warung kehilangan Dalam seharian, sering kita jumpai hubungan
pelanggan yang dapat mengurangi omset penjualan. masjid, jamaah dan warung di sekitar masjid berjalan
Selama ini sebagai pelaku usaha kecil, akses masing-masing, padahal pemilik warung adalah juga
para pedagang kecil pada produsen/industri jamaah masjid. Masjid menjadi tepat beribadah saja,
langsung sangat lemah. Warung memperoleh barang tempat shalat berjamaah, ceramah, tablik akbar,
melalui rantai yang cukup panjang. Panjangnya pengajian dan ibadah maghdhoh lainnya. Warung
rantai ini mengakibatkan selisih harga yang cukup dalam menjajakan barang dagangannya menunggu
signifikan antara harga produksi dengan harga beli pembeli datang, tidak ada upaya dari warung untuk
warung pada grosir, apalagi jika dibandingkan melakukan promosi. Jamaah ada yang belanja ke
dengan harga jual oleh warung pada konsumen warung, ada yang belanja melalui online shop, dan
akhir. Melihat panjangnya rantai ini, ditambah banyak yang belanja ke minimarket.
ongkos marketing yang dikeluarkan produsen, Situasi diatas sesungguhnya bisa diatasi, jika
terdapat selisih atau prosentase yang cukup besar jamaaah masjid dapat mengalihkan belanjanya ke
antara ongkos produksi dengan harga konsumen. Ini warung-warung terdekat. Akan tetapi untuk
27
ISSN 2686-5513

mengalihkan jamaah masjid agar setia belanja ke meningkatkan daya saing pelaku ekonomi
warung kembali, para warung harus bersedia mikro dan kecil (UMK), khususnya
bertransformasi dan bersinergi dengan jamaah pedagang/warung?
masjid. 2) Sistem sinergi seperti apa yang dapat
Sinergi antar pelaku usaha ini terinspirasi dari membangkitkan potensi ekonomi jamaah
keberhasilan koperasi Fonterra (koperasi pengolahan masjid serta memberdayakan warung di
susu) di Selandia Baru. Pada koperasi Fonterra sekitarnya?
terjadi sinergi antar pelaku usaha peternak sapi yang 3) Tahapan apa saja yang diperlukan untuk
jumlahnya mencapai kurang lebih 10.500 peternak mengimplementasikan sinergi jamaah masjid
yang mampu membentuk ekosistem koperasi. tersebut?
Fonterra memiliki kapasitas pengolahan 15 juta liter
susu per hari, diolah menjadi dry powder, yang 1.3. Tujuan Penelitian
kemudian menyumbang 30% kebutuhan susu bubuk Tujuan penelitian ini dilakukan untuk
dunia. Kunci kebersinambungan sinergi antar menjawab berbagai pertanyaan pada permasalahan
peternak di Fronterra terletak pada volume produksi yang telah dirumuskan di atas. Adapun tujuan dari
dan harga beli bahan baku susu perah dari industri penelitian ini adalah:
pengolahan dry powder yang stabil, sehingga gairah 1) Merancang sinergi potensi ekonomi yang
para peternak untuk berbudidaya tetap tinggi. Harga dimiliki jamaah masjid sedemikian rupa
dapat dipertahankan stabil karena Fonterra dimiliki sehingga dapat meningkatkan daya saing
oleh koperasi yang para anggotanya adalah para pelaku ekonomi mikro dan kecil (UMK),
peternak sapi perah dengan jumlah yang mencapai khususnya pedagang/warung.
skala ekonomi. Sinergi antar pelaku usaha menjadi 2) Menyusun rancangan Sistem sinergi antar
kata kunci keberhasilan Fonterra dalam bersaing jamaah masjid (Sismajid) untuk
dengan pihak lain. membangkitkan potensi ekonomi jamaah
Berdasarkan latar belakang dan masalah masjid serta memberdayakan warung di
tersebut diatas, dipandang dapat dirancang suatu sekitarnya
sistem sinergi yang dapat memperpendek rantai 3) Menyusun tahapan yang diperlukan untuk
distribusi dari industri ke konsumen akhir untuk mengimplementasikan Sismajid tersebut.
mengatasi masalah yang dihadapi para pelaku
ekonomi tersebut. Sistem sinergi tersebut merupakan 2. Metodologi Penelitian
sinergi antar jamaah masjid, yang selanjutnya Penelitian ini dilakukan secara deskriptif
Penulis beri nama Sismajid (Sistem Sinergi antar dengan metodologi kajian literatur dan observasi.
Jamaah Masjid). Untuk merancang Sismajid ini Literatur yang dikaji adalah yang terkait baik
dilakukan penelitian melalui kajian litertur dan langsung maupun tidak langsung dengan konsep
observasi dengan menganalisis sejumlah hasil rancangan sesuai judul penelitian ini. Sedangkan
penelitian terdahulu ditambah pengalaman penulis observasi dilakukan dengan cara mengamati hal-hal
yang kemudian disimpulkan. yang dilakukan oleh pelaku ekonomi terkait judul
penelitian ini. Beberapa hal yang dilakukan dalam
1.2. Rumusan Masalah penelitian ini terdiri atas beberapa kegiatan yang
Dari beberapa hal diatas, Peneliti dapat dijelaskan dalam Tahapan Kegiatan dan Tinjauan
menarik kesimpulan sementara bahwa terdapat Pustaka berikut:
beberapa masalah yang dihadapi para pelaku
ekonomi dalam jejaring distribusi barang dari hulu 2.1. Tahapan Kegiatan
ke hilir, Peneliti mencoba merumuskan Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam
permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
sebagai berikut:
1) Bagaimana mensinergikan potensi ekonomi
yang dimiliki jamaah masjid agar dapat

Gejala/Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

Rancangan Sinergi Analisis Sinergi Tinjauan Pustaka

Kesimpulan Tahapan
Implementasi
Gambar 1. Tahapan Kegiatan Penelitian

28
ISSN 2686-5513

2.2. Tinjauan Pustaka harga di tingkat konsumen dalam jangka pendek, di


a. Bisnis Ritel mana harga di tingkat konsumen ditentukan oleh
Tri Joko Utomo (2009) menyebutkan bahwa harga di tingkat produsen ditambah biaya
bisnis ritel atau perdagangan eceran dapat diperinci pemasaran/distribusi komoditas dari produsen
dalam beberapa klasifikasi berdasarkan ukuran, sampai ke tingkat pedagang pengecer. Oleh
kepemilikan, operasional, dan sebagainya. Bisnis karenanya, pembentukan harga di tingkat ritel akan
ritel diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu perdagangan eceran besar dan perdagangan produksi dan biaya pemasaran di tingkat distributor,
eceran kecil. Bisnis ritel dalam saluran pemasaran pedagang besar dan ritel.
atau proses distribusi berfungsi sebagai perantara
antara produsen (atau pedagang besar dan perantara c. Upaya Meningkatkan Daya Saing
yang lain) dengan konsumen akhir. Seiring dengan Heny Yuningrum (2016) menyimpulkan
perkembangan yang pesat, klasifikasinya menjadi bahwa untuk dapat bersaing dengan minimarket,
ritel tradisional (dikenal juga dengan nama warung) maka toko kelontong perlu melakukan hal-hal
dan ritel modern (minimarket dan supermarket). berikut:
Ritel modern berkembang seiring perkembangan 1) Meningkatkan kebersihan dan kenyamanan
perekonomian, teknologi, dan gaya hidup tempat agar konsumen dapat membeli sesuai
masyarakat yang membuat masyarakat menuntut harapannya.
kenyamanan yang lebih dalam berbelanja (Marina L. 2) Kelengkapan produk harus diberikan sehingga
Pandin, 2009). konsumen tidak akan lari ke toko ritel.
Ritel Modern memiliki posisi tawar yang relatif 3) Memberikan bonus/promosi atas pembelian
kuat terhadap pemasok, karena umumnya adalah produk di tokonya.
perusahaan dengan skala yang cukup besar dan 4) Meningkatkan pelayanan yang ramah dan baik.
saluran distribusi yang luas, sehingga pembelian 5) Dalam penentuan harga harus terjangkau.
barang ke pemasok dapat dilakukan dalam jumlah 6) Membuat inovasi-inovasi dalam rangka
yang besar. Posisi tawar yang kuat memberi banyak meningkatkan penjualan.
keuntungan bagi pelaku ritel modern. Posisi tawar 7) Produk sebaiknya rapi sehingga konsumen
inilah yang membuat ritel modern mampu bersaing mudah melihat kelengkapan produk yang
dengan pasar tradisional, serta tetap mampu dijual.
mempertahankan kenyamanan gerai-gerainya. 8) Perlu adanya kerjasama dalam menjalin sinergi
Berdasarkan jangkauan pelayanan, menurut antar pelaku usaha
Melita Iffah, Fauzul Rizal Sutikno, Nindya Sari Salah satu yang menjadi faktor kunci dalam
(2011) dapat diketahui bahwa semakin besar bersaing adalah kesetiaan pelanggan. Customer
jangkauan minimarket, maka akan semakin banyak Loyality atau sering diartikan sebagai kesetiaan
warung yang terfriksi dengan jangkauan pelanggan atas pilihannya dan terjadi berkelanjutan.
pelayanannya. Satu minimarket berdampak terhadap Kesetiaan pelanggan merupakan kunci keberhasilan
4 usaha kecil, dengan rata- rata friksi sebesar suatu perusahaan tidak dalam jangka pendek tetapi
57.29%. Berdasarkan penelitian, semakin jauh toko juga jangka panjang. Seperti yang ditulis oleh Heny
usaha kecil terhadap minimarket, pengaruh yang Yuningrum (2016) disebutkan bahwa usaha
ditimbulkan akan semakin kecil. meningkatkan kesetiaan pelanggan akan
Menurut Sindi Alwiyah (2018), toko kelontong mendatangkan kesuksesan besar dalam jangka
atau yang biasa disebut dengan warung penyedia panjang. Kunci keunggulan bersaing dalam situasi
kebutuhan sehari-hari merupakan usaha mikro yang yang penuh persaingan adalah kemampuan
kepemilikannya dimiliki oleh pribadi dan melakukan perusahaan dalam meningkatkan kesetiaan
penjualan barang yang bersifat melayani pelanggan pelanggan (customer loyality). Kesetiaan pelanggan
atau konsumen datang untuk membeli barang tidak atau loyalitas konsumen yang diinginkan perusahaan
dengan mandiri, yaitu dengan dilayani langsung oleh adalah pembelian yang dilakukan berulang-ulang di
pelayan toko kelontong tersebut, dan pada umumnya tempat yang sama, baik itu untuk memenuhi
pada toko kelontong yang skala kecil pelayan toko kebutuhan sehari-hari atau hanya membeli sedikit
merangkap sebagai kasir juga. Warung kelontong barang. Terdapat tiga tindakan yang dapat dilakukan
merupakan pertama kali yang melayani kebutuhan untuk meningkatkan kesetiaan
masyarakat sebelum minimarket menjamur. pelanggan/konsumen, yaitu: a) Program reward
untuk pembelian ulang, b) Membuat komunitas
b. Pengaruh Distribusi terhadap Harga pelanggan customer club, c) Pembuatan data base
Nugroho Joko Prastowo, Tri Yanuarti, dan marketing. Heny Yuningrum (2016) dalam
Yoni Depari, dalam kajian BNI (2008) melakukan penelitiannya menyimpulkan bahwa sebuah toko
analisis terhadap faktor distribusi yang meliputi tradisional yang sebagian besar dimiliki oleh
rantai distribusi, marjin keuntungan, biaya dan masyarakat secara individu haruslah mengutamakan
gangguan distribusi, yang dilakukan dengan loyalitas konsumen.
menggunakan model ekonometrika dan survei. Sinergi antar pelaku usaha juga dapat
Dalam kajian tersebut dibangun model pembentukan memperkuat daya saing, karena dapat meningkatkan

29
ISSN 2686-5513

posisi tawar. Menurut Hampden-Turner (1990) meningkatkan layanan setara minimarket, penetapan
dalam Sulasmi (2006), sinergi berasal kata dari syn- harga jual yang murah, meningkatkan promosi,
ergo suatu kata Yunani yang berarti bekerjasama. meningkatkan kelengkapan produk, memberi
Menurut Walton (1999) dalam Sulasmi (2006), kesempatan memilih produk pada konsumen,
definisi yang paling sederhana dari sinergi adalah menerapkan teknologi informasi, serta memiliki
hasil upaya kerjasama atau ’co-operative effort’, konsumen yang loyal. Untuk melaksanakan itu
karena itu inti dari proses untuk menghasilkan semua terlalu berat kalau dilakukan sendiri oleh
kualitas sinergi adalah kerjasama. Dalam warung, karena itu salah satu pilihan bagi warung
pendalaman lebih lanjut Sulasmi (2006) adalah bersinergi sesama warung, yang salah satu
menyebutkan bahwai rasa saling percaya dan bentuknya dapat ber-koperasi dan bersinergi sesama
kebersamaan visi berpengaruh terhadap kualitas koperasi. Salah satu cara membangun sinergi dan
sinergi. bekerjasama adalah bergabung dalam jamaah
masjid.
d. Koperasi Masjid dan jamaahnya mempunyai potensi
Menurut Tulus Tambunan (2008) indikator ekonomi yang besar jika para masjid dan jamaahnya
yang umum digunakan untuk mengukur kinerja dapat bersinergi. Hal ini karena dalam lingkungan
koperasi adalah sisa hasil usaha (SHU). Seperti masjid terdapat berbagai pelaku ekonomi, dari mulai
halnya profit perusahaan, SHU sangat dipengaruhi pedagang, produsen, hingga konsumen, yang jika
oleh sisi permintaan (harga dan volume penjualan disinergikan jumlahnya mencukupi untuk mencapai
efektif) dan penawaran (biaya produksi). Jadi, SHU skala ekonomi. Potensi ekonomi yang dimaksudkan
mencerminkan tingkat efisiensi yang berbanding adalah bahwa dalam komunitas jamaah masjid
lurus dengan tingkat produktivitas di koperasi. terdapat kemampuan ekonomi yang masih dapat
Dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain konstan, dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Dengan
maka terdapat tiga relasi antara SHU dan ketiga persyaratan tertentu, pedagang dapat dikondisikan
variabel tersebut: (i) SHU – harga penjualan untuk melakukan pelayanan setara minimarket,
(positif); (ii) SHU – volume penjualan (positif); dan jamaah dapat dikondisikan menjadi konsumen yang
(iii) SHU – biaya produksi (negatif). Dalam setia, serta produsen (home industri) nya juga dapat
hubungannya dengan SHU, hipotesisnya adalah dikondisikan menghasilkan produk yang diperlukan
bahwa semakin bagus manajemen atau organisasi kosumen. Sedangkan sinergi yang dimaksud adalah
koperasi semakin besar SHU-nya. bahwa para masjid beserta jamaahnya membentuk
Teori koperasi juga mengatakan bahwa sebuah proses atau interaksi ekonomi untuk bekerjasama
koperasi yang baik kinerjanya akan menarik minat saling mengisi dan melengkapi kekurangan sehingga
masyarakat, pedagang maupun produsen menjadi bisa menghasilkan kegiatan ekonomi yang optimum.
anggotanya. Dalam kata lain, ada suatu korelasi Jamaah suatu masjid jika digabung dengan
positif antara jumlah koperasi yang maju atau jamaah masjid-masjid lainnya jumlahnya akan
koperasi aktif dan jumlah anggota. Sebaliknya, cukup besar dan dapat dikondisikan menjadi captive
semakin banyak jumlah anggota dari suatu koperasi, market. Jumlah yang besar ini dapat mencapai skala
dengan asumsi bahwa anggota juga aktif dan faktor- ekonomi bagi distributor barang maupun bagi
faktor lain konstan, semakin baik kinerja koperasi produsen. Karena itu perlu dirancang suatu model
tersebut. atau sistem yang dapat mengkondisikan pedagang,
Ada dua hal yang sangat mempengaruhi produsen (home industri), dan konsumen yang
kemampuan sebuah koperasi untuk bisa bertahan tergabung dalam jamaah masjid agar dapat
atau unggul dalam persaingan (terutama jangka bersinergi. Ada banyak pilihan jenis usaha untuk
panjang) di pasar, yakni: kemampuan menetapkan mensinergikan para pelaku ekonomi tersebut, mulai
harga dan struktur pasar. Dalam menghadapi dari perdagangan, perkebunan, pertanian,
persaingan, koperasi harus melakukan strategi- peternakan, home industri, hingga industri
strategi yang umum dilakukan oleh perusahaan- besar/menengah. Peneliti memilih memulai dari
perusahaan modern (non-koperasi) seperti sektor perdagangan dengan produk kebutuhan hidup
penggabungan dua (lebih) koperasi, akuisisi, atau sehari-hari. Dipilih sektor perdagangan karena pada
kerjasama dalam bentuk joint ventures dan aliansi komunitas masyarakat biasanya terdapat sejumlah
strategis, tidak hanya antar koperasi tetapi juga pelaku ekonomi yang terlibat dalam sektor
dengan perusahaan-perusahaan non-koperasi; perdagangan, mulai dari konsumen, warung, hingga
diversifikasi produksi, spesialisasi, penerapan produsen.
teknologi informasi, terutama untuk manajemen Pada sinergi yang dirancang ini, jamaah masjid
operasi dan komunikasi elektronik dengan pembeli membentuk koperasi, setiap masjid (atau koperasi
dan pemasok. jamaah masjid) menjadi pengelola produk.
Pengelola produk memilih satu produk kebutuhan
3. Hasil Analisis sehari-hari untuk dikelola. Produk yang dipilih tidak
3.1. Analisis Sinergi antar Masjid boleh sama dengan pilihan masjid lainnya. Satu
Kesimpulan dari tinjauan pustaka di atas, yakni masjid (koperasi jamaah masjid) hanya boleh
bahwa untuk menaikkan daya saing, warung atau memilih satu produk, sehingga masjid yang satu
toko kelontong perlu menaikkan posisi tawar, dengan yang lainnya tidak bersaing dalam
pengelolaan produk. Setiap masjid mendata dan
30
ISSN 2686-5513

menjaring jumlah konsumen dan jumlah Simulasi sinerginya dapat diilustrasikan


warung/pedagang yang menjadi jangkauan (jamaah) sebagai berikut: Pada gambar 2 diasumsikan dalam
masjid. Data dan jaringan ini kemudian di-share lingkungan satu masjid terdapat 10 warung, dan 200
dengan masjid lainnya hingga jumlah jaamaahnya konsumen (jamaah), kemudian jamaah masjid
mencapai volume yang mencukupi untuk menjadi membentuk badan usaha Koperasi Jamaah Masjid
distributor, karena dalam rancangan Sismajid ini dengan anggota para jamaah masjid dan warung-
masjid (koperasi masjid) diperankan sebagai warung yang menjadi jamaah masjid. Koperasi
distributor. Jamaah masjid mempunyai peran ganda, jamaah masjid ini memilih 1 item produk untuk
yaitu sebagai pemilik koperasi sekaligus sebagai menjadi usaha koperasi tersebut, dimana 1 item
konsumen atau pelanggan. Diharapkan dengan peran produk tersebut harus dapat dibeli langsung dari
ganda ini, jamaah akan mejadi konsumen yang setia. produsen. Selanjutnya dilakukan kerjasama antar
Barang/produk tetap dijual di sejumlah warung yang koperasi jamaah masjid hingga terbangun sinergi
menjadi jaringan masjid, sehingga warung tetap perdagangan antar koperasi jamaah masjid dalam
dapat beroperasi karena mempunyai pelanggan yang Sismajid, seperti diilustrasikan pada Gambar 3. Jika
setia. Dengan sinergi ini maka akan terjadi kemudian dapat dijaring 100 Koperasi Jamaah
peningkatan volume, baik pada sisi item produk, Masjid, maka dalam Sismajid tersebut akan
jumlah warung maupun jumlah konsumen. Item diperdagangkan 100 item produk kebutuhan sehari-
produk yang beredar dalam Sismajid, sebanyak hari dengan jumlah warung 1.000 unit, dan jumlah
jumlah masjid yang terjaring dalam sinergi. Warung konsumen 20.000 keluarga. Sebagai catatan, MUI
yang menjual produk-produknya adalah seluruh Kota Bandung pada tahun 2014 telah mendirikan
warung yang ada yang terjaring oleh seluruh masjid. 150 koperasi syariah berbasis masjid di setiap
Konsumen yang akan membeli produknya adalah kelurahan di Kota Bandung dan telah berbadan
seluruh konsumen atau jamaah yang terjaring oleh hukum, sehingga asumsi 100 koperasi yang dapat
seluruh masjid. disinergikan lingkupnya adalah tingkat kota.
Dengan demikian maka akan terjadi
Warung Warung
transformasi peran dari masjid, jamaah dan warung
Warung Warung Warung Warung
dari sebelum sinergi dan setelah bersinergi serta
memberi manfaat pada masing-masing pihak setelah Warung Warung Warung Warung

bersinergi. Sebelum bersinergi, jamaah membeli ke Koperasi


Jamaah Masjid
Koperasi
Jamaah Masjid
toko/warung/minimarket milik orang lain, setelah Warung Warung
Warung Warung
bersinergi jamaah dapat membeli lebih murah dari
Warung Warung Warung Warung
biasanya dan akan mendapatkan kontribusi laba Warung Warung
karena terdapat keterlibatan koperasi jamaah dalam
sinergi tersebut. Sebelum bersinergi, masjid hanya Warung Warung

mengelola kegiatan ibadah maghdhoh saja, setelah Warung Warung Warung Warung

bersinergi masjid memiliki amal usaha berupa Warung Warung Warung Warung

koperasi jamaah masjid yang menjadi distributor Koperasi Koperasi


Jamaah Masjid Jamaah Masjid
produk yang dapat meningkatkan kemakmuran Warung Warung
Warung Warung
masjid. Sebelum sinergi, warung berdiri sendiri
menunggu pembeli, setelah bersinergi warung Warung
Warung
Warung Warung
Warung
Warung

menjual barang/produk milik koperasi yang dapat


Gambar 3. Para Koperasi Jamaah masjid
membeli dengan harga lebih murah serta dapat
membentuk Sismajid
memiliki pelanggan setia jamaah masjid dan dapat
memberikan pelayanan pembelian secara online.
Dalam sinergi ini, 1 koperasi jamaah masjid
Ilustrasi terbentuknya sinergi antar jamaah
cukup hanya berinvestasi dengan 1 item produk
masjid dapat dilihat dalam gambar berikut:
untuk didistribusikan ke 100 koperasi jamaah masjid
Warung
lainnya. Dengan sinergi ini maka produk para
Warung Warung koperasi masjid tersebut akan memiliki potensi
konsumen sebanyak 20.000 keluarga jamaah.
Jamaah
Jamaah
Konsumen tersebut dapat menjadi pelanggan yang
Warung Jamaah Jamaah Warung
Jamaah
Jamaah
Jamaah
Jamaah
Jamaah
loyal karena mereka juga yang memiliki badan usaha
Jamaah Jamaah
Jamaah koperasi jamaah masjid tersebut. Dengan demikian
Masjid maka setiap koperasi jamaah masjid yang terjaring
Warung Warung
dalam Sismajid akan mempunyai omset sekira
Jamaah
Jamaah
Jamaah
Jamaah
Jamaah
20.000 unit per bulan (jika 1 item produk rata-rata
Jamaah Jamaah
Jamaah
Jamaah
Jamaah Jamaah
Jamaah dapat laku dalam 1 bulan). Dengan jumlah penjualan
20.000 unit per bulan, koperasi jamaah masjid
Warung Warung mempunyai daya bargaining dengan suplayer,
Warung
bahkan bisa membeli langsung ke produsen dengan
Gambar 2. Masjid, jamaah dan warung harga produsen secara kontraktual. Untuk menjual
barang-barangnya kembali, koperasi tidak perlu
membuat outlet atau toko tapi cukup
31
ISSN 2686-5513

mendistribusikan barang-barangnya ke warung- captive market dalam Sismajid. Dengan demikian


warung di lingkungannya dan ke Koperasi-koperasi pada akhirnya Sismajid dapat meningkatkan daya
masjid yang terjaring dalam Sismajid. Warung yang saing warung dan produsen sekaligus.
bergabung di Sismajid akan ikut diuntungkan,
karena akan memperoleh harga pembelian yang baik 3.2 Analisis Proses Bisnis Sismajid
serta dapat memiliki pelanggan jamaah masjid yang a. Rancangan Proses Bisnis
setia belanja ke warung, sehingga warung akan tetap Proses bisnis pada Sismajid didasari atas
bertransaksi secara rutin dengan harga yang rancangan transaksi antara produsen – koperasi –
bersaing. Jamaah masjid yang bergabung menjadi koperasi - pedagang – konsumen seperti yang
anggota koperasi juga diuntungkan, karena dapat tergambar pada Gambar 4, dapat dijelaskan sebagai
membeli kebutuhan sehari-hari dengan harga lebih berikut:
murah serta sebagai anggota koperasi ikut 1) Koperasi berdasar kontraktual membeli barang
menikmati bagi hasilnya. ke produsen, kemudian barang dikirim oleh
Melalui Sismajid ini, koperasi jamaah masjid produsen ke gudang Koperasi dan dilakukan
akan menjadi sebuah badan usaha yang hidup aktif pembayaran secara tunai oleh koperasi pada
melaksanakan usahanya secara berkesinambungan produsen.
mengelola pengadaan, pendistribusian, dan 2) Barang dicatat pada Sismajid oleh koperasi dan
pemantauan stok produk yang dikelola koperasi. ditetapkan harga-harga yang diberlakukan.
Pembelian produk oleh koperasi ke produsen berarti 3) Koperasi mendistribusikan produknya ke
akan memangkas jalur distribusi, yang pada koperasi lain dan men-scan QRCode, distribusi
akhirnya harga konsumen menjadi rendah, sehingga dapat dilakukan oleh Koperasi menggunakan
dari sisi harga warung dapat bersaing dengan motor. Koperasi juga mendistribusikan produk
minimarket yang ada. Warungpun juga akan senang, bersama barang dagangan dari koperasi lain ke
karena akan memperoleh barang dengan cara yang pedagang dan melakukan Scan QRCode ke
mudah dan lebih murah, dan dapat memiliki Pedagang. Distribusi ke pedagang juga
pelanggan yang setia. Pelanggan bukan hanya akan dilakukan dengan motor.
menikmati harga konsumen yang lebih murah, tetapi 4) SmartPhone Pedagang secara otomatis men-
juga akan ikut menikmati laba pengelolaan usahanya sinkronisasikan ke server Sismajid untuk
karena menjadi anggota koperasi. Disamping itu mecatat transaksi dan stok barang.
dalam transaksi antar konsumen dengan warung 5) Pedagang Scan QRCode ke konsumen ketika
dapat dirancang konsumen memilih barang-barang akan melakukan transaksi pembelian.
yang akan dibeli di warung melalui HP serta
melakukan layanan transaksi secara online,
sebagaimana layanan yang diberikan oleh
minimarket, bahkan karena jaraknya yang dekat 6
2
warung dapat memberi layanan antar ke rumah Sismajid
QRCodeKoperasi
konsumen secara gratis. Dengan demikian maka 3
keberadaan Sismajid ini kemudian dapat
meningkatkan daya saing warung terhadap QRCode
4 3
Konsumen QRCode
minimarket.
Agar Sismajid memperoleh jaminan pasokan 5 Koperasi
1
produk dari produsen dan penjualan produk pada
warung, maka sistem pengadaan dan penjualannya
dilakukan secara kontraktual per tahun. Untuk QRCode
berinvestasi mengadakan 20.000 unit dari satu item
produk, koperasi masjid tersebut dapat menggalang Pedagang Produsen

dana dari simpanan anggotanya. Jika koperasi Gambar 4. Rancangan Transaksi Sismajid
mengalami kesulitan pemodalan dari anggota untuk
mengadakan 20.000 unit barang, maka dengan 6) SmartPhone Konsumen secara otomatis men-
kontrak pembelian dan penjualan yang dimilikinya sinkronisasi-kan ke Server Sismajid untuk
koperasi dapat meminjam dana pada perbankan mencatat transaksi dan stok barang. Agar
syariah. konsumen mengetahui barang-barang apa aja
Jika sinergi telah terbangun dengan baik dan yang tersedia, Sismajid dapat melakukan
stabil serta volume penjualan untuk setiap item iklan/promosi dan display barang-barangnya di
produk telah mencapai skala ekonomi, maka satu web. Konsumen dapat melakukan pesanan
item produk yang dikelola oleh satu koperasi dalam secara online dan atau meminta barang dikirim
Sismajid yang semula diambil dari produsen lain, sampai alamat, untuk layanan ini Sismajid akan
dapat diproduksi sendiri oleh koperasi dengan memerintahkan warung terdekat untuk
memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga melakukan layanan antar sampai alamat.
kerjanya. Akhirnya koperasi jamaah masjid Pembayaran dapat dilakukan secara tunai
sekaligus dapat menjadi produsen atau IKM (industri maupun menggunakan e-money.
kecil mikro) yang produksinya dapat bersaing
dengan produsen lainnya karena telah mempunyai
32
ISSN 2686-5513

b. Penetapan Harga
Pada analisis sisnergi diatas, harga menjadi d. Simulasi Bisnis Simajid
faktor kunci dalam bersaing. Karena merupakan Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
faktor kunci, maka harga barang dalam Sismajid tentang proses bisnis diatas, dapat dilakukan
tidak bisa ditetapkan sembarangan. Harga ditetapkan simulasi seperti berikut:
oleh Sismajid agar warung dapat menjual ke Misal terdapat 100 masjid yang telah
konsumen dengan harga yang murah dan seragam, bersinergi, dan masing-masing masjid secara rerata
tapi masih tetap untung. Prosentasi penetapan harga memiliki 200 jamaah dan 10 warung, sehingga
konsumen bisa berbeda untuk masing-masing dalam Sismajid total terdapat 1.000 warung yang
barang, tetapi dapat dibuat formula secara umum, melayani 20.000 jamaah.
yang bergantung pada tingkat frekuensi transaksi Misal terdapat 1 item produk Pasta Gigi merek
jenis barang. Perbedaan penetapan harganya terletak Z yang dimiliki oleh Koperasi Masjid A, dengan
pada margin yang ditetapkan. Untuk barang dengan harga produsen HP = Rp.10.000,- Untuk memenuhi
transaksi sangat sering (fast moving) seperti permintaan jamaah seluruh masjid, koperasi A harus
sembako (sembilan bahan pokok) marginnya rendah, mengadakan 20.000 unit pasta gigi Z, atau
sedangkan untuk barang lainnya marginnya dapat berinvestasi sebesar Rp. 10.000 x 20.000 = Rp.
lebih tinggi. Harga konsumen yang telah ditetapkan 200.000.000,-., Kemudian pasta gigi Z sebanyak
tersebut secara periodik juga perlu dievaluasi, 20.000 buat tersebut didistribusikan oleh Koperasi Z
dibandingkan dengan harga pesaing. ke 99 Koperasi lainya masing-masingnya sebesar
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam 200 buah (total 19.800 buah), dan ke 10 warung yang
menetapkan harga konsumen (HK) dan harga beli ada di lingkungan masjid A masing-masing 10 buah
warung (HW), tersebut meliputi: i) harga produsen (total 200 buah). Untuk distribusi ke 10 warung,
(HP), ii) operasional Sismajid (OS), iii) laba untuk selain mendistribusikan pasta gigi Z, koperasi A juga
koperasi (LK), iii) laba untuk warung (LW). Laba mendistribusikan barang-barang lainnya yang
untuk koperasi terdapat dua jenis, yaitu laba produk berasal dari 99 Koperasi lainnya. Warung membayar
sendiri dan laba bersama yang dibagi secara merata tunai atas barang yang diterimanya sesuai dengan
ke semua koperasi. Adanya laba bersama ini karena harga yang ditetapkan kepada koperasi yang
pada proses sinergi ini koperasi juga mengirimnya. Pembayaran yang diterima dari
mendistribusikan barang-barang milik koperasi Warung, kemudian oleh koperasi disetorkan pada
lainnya. Sehingga secara umum formulanya Sismajid, untuk didistribusikan kepada koperasi
menjadi: pemilik produk agar koperasi dapat memutar
𝐻𝐾 = 𝐻𝑃 + 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 kembali barang dagangannya. Untuk kasus pasta
𝐻𝑊 = 𝐻𝑃 + 𝑂𝑆 + 𝐿𝐾 gigi Z, masing-masing warung akan dikirim 20 buah
dengan pasta gigi yang dibayar tunai oleh setiap warung,
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑂𝑆 + 𝐿𝐾 + 𝐿𝑊. sebesar HP + OS + LK. Jika warung tidak memiliki
dana yang mencukupi, pihak koperasi dapat
Penetapan besaran margin yang perlu mengirimkan ke warung secara bertahap.
dievaluasi secara periodik, pada tahap awal dapat Pasta gigi termasuk kategori non-sembako,
ditetapkan untuk barang sembako Margin-nya 15%, Margin nya ditetapkan 20%, atau Rp. 2.000,-,
sedang untuk barang lainnya Margin-nya 20%. sehingga harga konsumenya ditetapkan Rp. 12.000,-
Dasar penetapan Margin tersebut berasal dari . Margin tersebut didistribusikan kepada pelaku
observasi dan pengalaman penulis atas dua jenis dalam Sismajid sesuai dengan prosentasi yang telah
barang tersebut. ditetapkan, yakni untuk terjualnya 20.000 produk
c. Penetapan Bagi Hasil pasta gigi Z sebagai berikut:
Margin tersebut didistribusikan menjadi bagi - Warung yang menjual pasta gigi Z sebesar 50%
hasil bagi sejumlah pelaku yang terlibat dalam x Rp. 2.000 x 20.000 = Rp. 20.000.000,-, yang
Sismajid, yakni meliputi Pedagang, Koperasi, dan langsung diambil oleh Warung pada saat
Pengelola Sismajid. Margin LW seluruhnya transaksi penjualan dengan konsumen.
diberikan pada pemilik warung, Marjin OS - Pengelola Sismajid sebesar 5% x Rp. 2.000 x
seluruhnya diberikan untuk Pengelola Sismajid, 20.000 = Rp. 2.000.000,- yang dibagikan
sedangkan Marjin LK diberikan kepada Koperasi, sebulan sekali
yang dibagi atas dua jenis yaitu keuntungan produk - Koperasi Masjid A, sebesar 30% x Rp. 2.000 x
sendiri (LK1) yang diberikan kepada Koperasi 20.000 = Rp. 12.000.000,- yang dibagikan
sesuai dengan produknya, dan keuntungan bersama sebulan sekali. Bagi hasil yang diperoleh
(LK2) yang dibagi secara merata untuk seluruh koperasi A ini dapat lebih dari Rp. 12.000.000
Koperasi. jika produk pasta gigi dapat berputar lebih dari
Besarnya prosentase bagi hasil untuk masing- sekali dalam sebulan.
masing pelaku didasari atas peran masing- - Keuntungan bersama 100 Koperasi dalam
masingnya, yang ketetapannya dapat dievaluasi Sismajid (termasuk koperasi A) sebesar 15% x
sesuai dengan kondisi di lapangan. Adapun proporsi 20.000 x Rp. 2.000 = Rp. 6.000.000,-,
bagi hasil dari Margin tersebut berdasar observasi kemudian diakumulasikan dengan keuntungan
dan pengalaman penulis adalah OS 5%, LK1 30%, bersama produk lainnya, selanjutnya dibagi
LK2 15% dan LW 50%. rata kepada 100 koperasi. Seandainya produk
33
ISSN 2686-5513

lain menghasilkan keuntungan yang sama, 1.


Pengelolaan
maka Koperasi A akan memperoleh tambahan Koperasi Jamaah
Masjid

dari laba bersama sebesar Rp. 6.000.000,- Koperasi Jamaah Masjid

Dari simulasi diatas, koperasi A dengan


investasi produk sebesar Rp. 200.000.000,- akan
memperoleh laba per bulan Rp. 12.000.000 + Rp.
Pengelola Sismajid
6.000.000 = Rp. 18.000.000,- Sepintas sebuah angka 3. 5. 4.
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang baik untuk suatu investasi, yang kelayakan Industri/IKM Sismajid Konsumen

investasi selengkapnya perlu dilakukan dengan


perhitungan yang lebih akurat.
Dengan analisis dan simulasi di atas, maka
dengan sinergi akan diperoleh sejumlah manfaat Industri/IKM Konsumen
2.
yang dapat meningkatkan daya saing warung, Pengelolaan
Pedagang/UKM
diantaranya meliputi: i) dapat menaikkan posisi
Pedagang/UKM
tawar dalam melakukan pembelian langsung ke
produsen karena membeli dalam jumlah yang Gambar 5. Diagram Rancangan Arsitektur
banyak, ii) konsumen dapat memilih produknya Sismajid
dalam display melalui HP, iii) konsumen dapat
memesan barang dari rumah untuk diantar ke rumah, Pada rancangan tersebut dapat dilihat bahwa
iv) konsumen dapat memperoleh harga beli yang Sismajid terdiri atas lima sub sistem, yang secara
lebih murah karena jalur distribusinya lebih pendek, rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
v) warung dapat memiliki konsumen yang loyal a. Sub sistem Pengelolaan Koperasi Jamaah
karena konsumennya adalah anggota koperasi, vi) Masjid
pengelolaan Sismajid didukung teknologi informasi. Sub sistem ini terdiri atas keanggotaan
koperasi, rekuritmen pengelola produk, pelatihan
pengelola produk, pemilihan produk oleh koperasi (1
e. Skenario Pesimis produk), penugasan koperasi untuk menjaring
Tidak mudah membangun sinergi seperti yang produksen, warung, dan konsumen, sinergi antar
digambarkan di atas, karena menyangkut hubungan koperasi, distribusi produk ke pedagang dan
antar manusia. Faktor kunci dari sinergi diatas koperasi lain, memonitor stok produk pada setiap
adalah daya tawar (bargaining) Sismajid dan pedagang, serta layanan pengiriman langsung ke
loyalitas konsumen. Daya tawar ini akan diperoleh jamaah masjid.
bila jumlah masjid yang terjaring cukup memadai, b. Sub sistem Pengelolaan Pedagang (Warung)
dan masing-masing masjid dapat mengikat Sub sistem ini terdiri atas pendaftaran
jamaahnya untuk bergabung dalam sistem. Jika ini pedagang/warung dalam sistem, kontrak pedagang
tidak berhasil, maka daya tawarnya akan berkurang, dengan Koperasi, pemesanan dan pengadaan
sehingga kemungkingan mendapatkan barang barang/produk oleh pedagang, pembayaran oleh
langsung ke produsen menjadi sulit, yang pada pedagang, dan penjualan barang/produk pada
akhirnya dari sisi harga tidak dapat bersaing. Hal ini konsumen.
akan dijumpai pada tahap-tahap awal pengembangan c. Sub sistem Pengelolaan Industri (produsen)
jejaring sinergi. Meski demikian, secara bisnis Sub sistem ini terdiri atas pendaftaran produsen
sinergi tetap dapat dilakukan dengan mengandalkan pada sistem, kontrak pengadaan barang/produk
loyalitas konsumen. dengan Koperasi, pemesanan barang, pengiriman
barang, pembayaran barang pada produsen, serta
iklan produk pada Sismajid.
d. Sub sistem Pengelolaan Konsumen
3.3. Dukungan Sistem dan Teknologi Informasi Sub sistem ini terdiri atas pendaftaran
Untuk mengimplementasikan sistem Sinergi, konsumen, iklan produk pada konsumen, belanja
diperlukan dukungan sitem dan teknologi informasi, konsumen (online maupun belanja ke warung),
sehinggga untuk mengimplementasikan Sismajid pilihan warung/koperasi terdekat, serta pembayaran
diatas perlu disusun sistem informasi berbasis konsumen.
teknologi informasi.
Berdasar proses bisnis dan sinergi yang telah
digambarkan diatas, maka Sismajid secara global e. Sub sistem Pengelola Sismajid
dapat digambarkan dalam diagram arsitektur sistem Sub sistem ini terdiri atas pencatatan semua
sebagaimana tertera dalam Gambar 5. transaksi pada sistem, baik transaksi dengan
produsen, warung dan konsumen, layanan
administrasi, penetapan harga produk, penghitungan
stok produk, layanan iklan, layanan keanggotaan,
display produk-produk yang ada si sistem,
penghitungan laporan keuangan, serta penghitungan
bagi hasil.

34
ISSN 2686-5513

Pada rancangan transaksinya, jamaah masjid 2) Sistem sinergi antar jamaah masjid (Sismajid)
mempunyai dua pilihan dalam membeli barang, merupakan konsep yang menjadi salah satu
yakni dengan datang langsung ke warung atau pesan cara untuk membangkitkan potensi ekonomi
barang secara online untuk diantar ke rumah, karena jamaah masjid serta memberdayakan warung di
Sismajid dirancang untuk dapat melakukan layanan sekitarnya
antar sampai ke rumah jamaah. Untuk layanan 3) Masih diperlukan penelitian lanjutan dalam
sampai ke rumah, Sismajid akan mencari dan berbagai tahapan kegiatan untuk
menugaskan warung/koperasi terdekat untuk mengimplementasikan gagasan Sismajid
melayaninya. Cara pembayaran konsumen pada menjadi kegiatan usaha yang nyata.
Sismajid dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu 4.2. Saran
pembayaran secara tunai/transfer, atau pembayaran Penulis menyadari masih terdapat beberapa
dengan e-money. Produk yang bisa dibeli oleh kekurangan dalam menyusun konsep Sismajid ini,
jamaah adalah produk yang telah diinput ke Sismajid karena itu penulis berharap terdapat masukan-
oleh Koperasi. Koperasi ini akan memonitor terus masukan dari berbagai pihak untuk melengkapi atau
stok produk pada setiap warung yang terjaring dalam menyempurnakan gagasan Sismajid ini. Selain itu,
Sismajid, serta melakukan pengadaan produk dari seperti disebutkan dalam bagian analisis hasil bahwa
produsen untuk dikirim ke warung yang stoknya untuk mengimplementasikan gagasan Sismajid
kosong. masih diperlukan penelitian lanjutan, yang
kegiatannya memerlukan waktu dan sumber daya
3.4. Tahapan Implementasi untuk melaksanakannya. Berdasarkan hal tersebut
Tulisan Sismajid ini masih sebatas konsep disarankan kepada Masjid Salman sebagai lembaga
gagasan, perlu komitmen dan perjalanan panjang yang menfasilitasi seminar ilmiah ini untuk dapat
untuk mengimplementasikan gagasannya. Berdasar menfasilitasi kegiatan lanjutanya, agar gagasan
pengalaman penulis, untuk mengimplementasikan Sismajid ini dapat direalisasikan.
gagasan diatas terdapat beberapa tahapan kegiatan
yang perlu dilakukan, meliputi: Ucapan Terima Kasih
1) Penyusunan Sistem dan Prosedur Sismajid Alhamdulillah, tulisan ilmiah dengan judul
2) Pengembangan sistem informasi Sismajid “Rancangan Sinergi Usaha Antar Jamaah Masjid
3) Penyusunan Studi Kelayakan Usaha Sismajid untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha” telah
4) Pembentukan lembaga Pengelola Sismajid diselesaikan. Penulis menyampaikan terimakasih
berikut perijinannya kepada berbagai pihak yang telah memberi
5) Sosialisasi, MOU dan Pelatihan Sismajid pada dukungan baik moril maupun materiil atas
para DKM selesainya tulisan ini. Terimakasih penulis
6) Sosialisasi Sismajid pada Jamaah Masjid oleh sampaikan kepada:
DKM disertai pembentukan koperasi jamaah 1) Rektor dan Ketua LPPM Universitas Nasional
masjid Pasim yang telah memberi kesempatan waktu
7) Sosialisasi, MOU dan kontrak dengan dan dorongan hingga tulisan ini terwujud.
Produsen dan Pedagang/Warung 2) Ketua Prodi Doktor Ilmu Manajemen
8) Investasi peralatan dan pengadaan barang oleh Universitas Pasundan Bandung yang telah
DKM dan lembaga pengelola Sismajid mendorong untuk melanjutkan riset ini
9) Pelaksanaan usaha, evaluasi dan 3) Istri dan anak-anak yang secara tidak langsung
pengembangan Sismajid telah mendukung kegiatan penelitian ini
Untuk melaksanakan implementasi diatas, 4) Para pedagang, usaha kecil dan ketua DKM
diperlukan waktu dan biaya, yang lama waktu dan yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi
jumlah biaya yang diperlukan bergantung pada 5) Panitia Seminar Ilmiah Masjid beserta reviewer
sumber daya yang dikerahkan untuk melakukan yang telah memberi kesempatan dan
implementasi tersebut. Berdasarkan pengalaman mengoreksi tulisan ini.
penulis dalam pengembangan sistem, untuk
implementasi diatas kira-kira memerlukan SDM 30 Daftar Pustaka
orang-bulan. [1] http://fonterra.jurnal-sejarah.com/ind/2964-
2219/Fonterra_122953_stie-gema_fonterra-
4 Kesimpulan dan Saran jurnal-sejarah.html
4.1. Kesimpulan [2] Heny Yuningrum (2016). Usaha untuk
Berdasar latar belakang, kajian pustaka, dan Meningkatkan Loyalitas Toko Kelontong
uraian analisis hasil yang telah dilakukan, maka dalam Menghadapi Usaha Ritel yang
dapat disimpulkan hal-hal berikut: Menjamur di Masyarakat. Jurnal Economica,
1) Potensi ekonomi yang dimiliki jamaah masjid Volume VII edisi 2, Oktober 2016. UIN
dipandang dapat mengatasi masalah daya saing Walisongo Semarang
pelaku ekonomi mikro dan kecil (UMK), jika [3] Irfan Nurhuda (2017). Analisis Faktor-faktor
dilakukan sinergi antar jamaah masjid sampai yang Mempengaruhi Perubahan Keuntungan
jumlah yang bersinergi mencapai skala Usaha Toko Kelontong Akibat Munculnya
ekonomi. Minimarket Modern. Skripsi. Progra Studi
35
ISSN 2686-5513

Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Kalijaga. Yogyakarta. 2017. [8] Siti Sulasmi (2006). Peran Variabel Perilaku
[4] Marina L. Pandin (2009). “Potret Bisnis Ritel Belajar Inovatif, Intensitas Kerjasama
di Indonesia: Pasar Modern”, Economic Kelompok, Kebersamaan Visi Dan Rasa
Review No. 215, 2009. Saling Percaya Dalam Membentuk Kualitas
[5] Melita Iffah, Fauzul Rizal Sutikno, Nindya Sari Sinergi. Jurnal Ekuitas. Fakultas Ekonomi
(2011). Pengaruh Toko Modern Terhadap Universitas Erlangga. Surabaya.
Toko Usaha Kecil Skala Lingkungan (Studi [9] Tri Joko Utomo (2009). “Fungsi dan Peran
Kasus: Minimarket Kecamatan Blimbing, Kota Bisnis Ritel dalam Saluran Pemasaran”. Jurnal
Malang). Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 3, Fokus Ekonomi. Volume 4, No.1, Juni 2009.
Nomor 1, Juli 2011. Jurusan Perencanaan [10] Tulus Tambunan (2008), Prospek
Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Perkembangan Koperasi Di Indonesia Ke
Brawijaya Malang Depan: Masih Relevankah Koperasi Di Dalam
[6] Nugroho Joko Prastowo, Tri Yanuarti, dan Era Modernisasi Ekonomi?. Pusat Studi
Yoni Depari (2008). Pengaruh Distribusi Industri dan UKM Universitas Trisakti
Dalam Pembentukan Harga Komoditas dan [11] Yoga Tantular Rachman (2014). Analisis Kiat
Implikasinya terhadap Inflasi. Warking Paper, Toko Tradisional (Warung) Untuk Bertahan
Bank Indonesia, Juli 2008. Ditengah Maraknya Minimarket (Toko
[7] Sindi Alwiyah (2018). Dampak Sosial Modern) (Survey Pada Toko Tradisionl Di
Ekonomi Berdirinya Minimarket Terhadap Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis).
Toko Kelontong Tradisional. Skripsi. Repository Universitas Widyatama. Bandung.
Konsentrasi Sosiologi Program Studi 2014.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

36
ISSN 2686-5513

Perencanaan Strategis Masjid dan Forum Masjid:


Upaya Transformasi Organisasi dalam Implementasi Program dan Hasil
yang Berkesinambungan.
Adiadwan Herrawan1
1
Forum Masjid & Mushalla BSD dan Sekitarnya (FMMB)

ABSTRAK

Menjadikan masjid sebagai pusat peradaban Islam adalah cita-cita perjuangan umat hingga akhir zaman.
Diperlukan upaya maksimal dari para pengelola masjid agar spirit perjuangan tersebut dapat direalisasikan ke
dalam aktivitas nyata yang melibatkan seluruh jamaah dan umat Islam. Penggunaan cara, metode manajemen, dan
kepemimpinan profesional yang berorientasi kepada hasil terbaik berkesinambungan sudah merupakan sebuah
kebutuhan nyata. Kenyataan bahwa pengelolaan organisasi masjid belum ditangani secara profesional, perlu
disikapi dengan perubahan paradigma melalui penanganan manajemen selayaknya sebuah organisasi usaha
profesional dan berorientasi kepada hasil terbaik yang berkesinambungan , dengan menumbuhkan rasa kesatuan,
kejelasan arah dan tujuan, fokus serta penyelarasan kinerja pengurus, menuju organisasi yang profesional dan
mandiri. Pengkajian ini akan mendalami proses dan hasil perencanaan strategis yang dilakukan oleh Forum Masjid
& Mushalla BSD dan sekitarnya (FMMB) yang kini beranggotakan sekitar 80 masjid yang berlokasi di Serpong,
Tangerang Selatan, dengan menggunakan metode dan paradigma manajemen profesional (ORBEX - ‘Organizing
for Business Excellence’) yang diadaptasi dan diaplikasikan kepada organisasi masjid dan forum masjid. Proses
transformasi organisasi ini telah terbukti memberikan hasil yang positif bagi keberlangsungan kinerja organisasi
secara berkesinambungan (sustainable) dan memberikan dampak bagi masjid dan forum masjid lainnya.
Pengkajian ini diharapkan dapat lebih memberikan inspirasi dan dikembangkan lebih lanjut untuk dapat juga
diterapkan secara lebih luas di organisasi masjid-masjid dan forum masjid lain. InsyaAllah.

Kata kunci: Perencanaan Strategik, Transformasi Organisasi, Manajemen Masjid, Forum Masjid.

1. Pendahuluan beranggotakan 80 masjid berlokasi di Serpong,


Cita-cita untuk mewujudkan fungsi masjid Tangerang Selatan, dengan menggunakan metode
menjadi pusat aktivitas dan perjuangan umat dalam dan paradigma manajemen profesional (ORBEX -
menyongsong peradaban Islam seperti yang pernah ‘Organizing for Business Excellence’) yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. akan selalu hadir diadaptasi dan diaplikasikan kepada organisasi
dan menginspirasi para pengurus masjid pada masjid dan forum masjid.
khususnya dan umat Islam pada umumnya. Masjid Proses transformasi organisasi dimulai dari
sebagai entitas yang menaungi dan melayani penetapan visi dan misi, perencanaan jangka
beragam aktivitas jamaah serta latar belakang panjang, menengah dan pendek, penyusunan budaya
kelompok dengan segala kompleksitas tantangan dan nilai-nilai organisasi, akselerasi program secara
dan peluang untuk berkembang perlu disikapi dan efektif dan efisien. Pembahasan juga akan
ditangani selayaknya sebuah organisasi usaha yang membandingkan dengan data dan proses di salah
profesional dan berorientasi kepada hasil terbaik satu masjid anggota FMMB, masjid Al-Hakim BSD
yang berkesinambungan. Berbagai inisiatif program di tahun 2008, serta forum masjid lain (FK.DKM.
dan rencana kegiatan yang disusun seringkali kurang Krakatau Steel Group, Cilegon dengan anggota 50
memberikan dampak yang maksimal sesuai harapan, masjid dan ROHISGA, Rohani Islam Garuda
disebabkan tidak adanya arahan dasar perencanaan Indonesia Group dengan anggota 40 masjid dan
strategik, sistem manajemen dan kepemimpinan yayasan Islam se-Indonesia) dalam meng-
yang unggul. implementasikan perencanaan strategis organisasi
Kini, sudah saatnya organisasi masjid dan menggunakan metode yang sama. Penulis menjalani
forum masjid ditangani secara profesional rangkaian proses ini sebagai fasilitator dalam sesi-
sebagaimana organisasi perusahaan dan amal usaha sesi perencanaan organisasi, sehingga seluruh
yang unggul dengan menumbuhkan rasa kesatuan, informasi dan data merupakan bahan yang dimiliki
kejelasan arah dan tujuan, fokus serta penyelarasan bersama oleh penulis dan seluruh pelaku organisasi
kinerja pengurus menuju organisasi yang profesional masjid.
dan mandiri. Penulisan makalah ini mengkaji Proses transformasi organisasi melalui
informasi program, data dan tahapan proses perencanaan strategis di Forum Masjid dan Mushalla
Transformasi, dan Perencanaan Strategis yang telah BSD dan sekitarnya (FMMB) melalui variasi
diterapkan sejak tahun 2010 oleh Forum Masjid & program dan aktivitasnya, dalam perjalanan waktu
Mushalla BSD dan sekitarnya (FMMB) yang kini telah terbukti memberikan dampak positif, tidak

37
ISSN 2686-5513

hanya bagi internal organisasi tetapi juga secara (ROHISGA) yang menaungi puluhan DKM.Masjid
eksternal di kawasan sekitar, dalam dakwah dan dan organisasi atau yayasan Islam. Selain itu,
syiar Islam. Pengkajian dan pembahasan yang keberadaan FMMB telah menginspirasi
memaparkan contoh keberhasilan proses terbentuknya organisasi forum masjid lain di sekitar
transformasi organisasi dan perencanaan strategis wilayah Serpong, seperti Forum Silaturahmi Masjid
masjid dan forum masjid ini diharapkan dapat dan Mushalla Jelupang wilayah Serpong Utara
memberikan inspirasi dan dikembangkan lebih (FSMMJ), Forum DKM. Pondok Aren, Pamulang
lanjut untuk dapat juga diterapkan di masjid dan dan Ciputat.
forum masjid lain.
1.2. Paradigma Manajemen ORBEX
1.1. Latar belakang (‘Organizing for Business Excellence’) 1
Forum Masjid & Mushalla BSD dan sekitarnya ORBEX merupakan teknologi pengembangan
(FMMB) didirikan pada 24 Pebruari 2007 oleh para paradigma manajemen yang mendalami dan
perwakilan masjid dan mushalla yang berlokasi di membantu proses penentuan tujuan akhir organisasi
wilayah Serpong, Tangerang Selatan. Forum masjid yang ingin dicapai secara berkesinambungan.
ini kini telah beranggotakan sekitar 80 masjid dan Melalui solusi manajemen ini dapat membantu dan
mushalla yang tersebar di wilayah Serpong dan memfasilitasi pimpinan organisasi mengenai
sekitarnya. FMMB merupakan lembaga keagamaan prospek, tantangan, dan hambatan yang dihadapi
dan sosial yang didirikan dengan landasan semangat organisasi dengan mengajak pada pemikiran-
“Silaturahmi, Sharing dan Sinergi” dalam pemikiran strategis yang dibutuhkan dalam
menggalang kebersamaan dan kerukunan umat menjelajahi alternatif-alternatif yang ada agar
muslim. Keberadaan masjid dan mushala dengan organisasi dapat bertahan dalam kondisi lingkungan
potensi dan kegiatan masing-masing dapat apapun, dan pada saat bersamaan juga memiliki
terintegrasi secara sinergis sekaligus sebagai wadah kondisi internal yang terintegrasi.
untuk saling berbagi (sharing) permasalahan umat Hasil dari proses ini adalah arahan organisasi
yang dihadapi. (Voyage Plan) yang dirumuskan oleh para pimpinan
Peran dan fungsi FMMB adalah sebagai wadah dan pengurus organisasi termasuk yang berada di
yang menaungi masjid dan mushalla dengan bawah. Hasilnya kemudian diterjemahkan kedalam
melakukan komunikasi, koordinasi secara sinergis Rencana Pembangunan Jangka Panjang (Long term
dalam mengatasi permasalahan umat melalui Development Plan) dan Kebijakan tiga atau lima
pendekatan “pemberdayaan umat berbasis masjid” Tahunan (3-years/5-years Organization Policy)
yang menjadikan masjid sebagai basis kekuatan yang menguraikan program-program dan tahapan
umat sebagai Pusat Pengembangan kegiatan utama (key development milestones) dan
Keagamaan, Pendidikan, Kesehatan masyarakat, akuntabilitas yang jelas terhadap perencanaan dan
Pemberdayaan Ekonomi Syariah, serta Sosial dan pelaksanaan dari program baik yang bersifat
kebudayaan, dengan pengelolaan Manajemen dan strategis maupun taktis.
Kepemimpinan Modern yang Profesional dan Paradigma ORBEX menampilkan organisasi
Mandiri. Perencanaan strategis organisasi mulai sebagai suatu entitas yang terdiri atas sisi teknis dan
dilakukan disaat Musyawarah Kerja FMMB yang sisi sosial. Pada sisi teknis diterapkan ilmu
dilakukan pada tahun 2010, dan telah menghasilkan manajemen, sedangkan pada sisi sosial diterapkan
Visi dan Misi, Nilai-nilai organisasi (Organisation seni kepemimpinan (Gambar 1). Hal ini
Values) dan Etika Kerja (Organisation Ethics & menunjukkan betapa pentingnya pendekatan Sosio-
Code of Conduct) serta Perencanaan Jangka Panjang teknikal yang dapat membuat suasana kerja di
(Long term Development Plan). organisasi menjadi hidup dan menggairahkan serta
Melalui berbagai program akselerasi dan terus-menerus mencapai sasaran-sasaran dan tujuan-
prioritasi program-program unggulan. FMMB telah tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang
berhasil menghasilkan dampak nyata bagi kegiatan bijaksana akan setiap saat memperhatikan implikasi
keumatan di wilayah hingga ke pemerintahan kota Sosio-teknikal dari perubahan-perubahan internal
Tangerang Selatan. Proses transformasi organisasi maupun eksternal yang terjadi dalam aktivitas
ini telah dicontoh dan diterapkan oleh forum masjid organisasi dan memutuskan respon organisasi yang
lain, yaitu FK.DKM Krakatau Steel Group dan tepat dan cepat.
forum Rohani Islam Garuda Indonesia Group

1Andrew EB. Tani, Organizing for Business Excellence


(ORBEX), Orbexcorp Management Wisdom
38
ISSN 2686-5513

Gambar 1. Paradigma ORBEX

Gambar 2. VISI dan MISI FMMB

Paradigma ORBEX membantu pemimpin berpikir misi-ke-visi dapat menyatukan dan


organisasi dalam mengulas elemen-elemen penting memotivasi seluruh penggerak organisasi. Formulasi
yang bila dipadukan dengan serasi bukan hanya akan misi akan mengarahkan kita pada dua elemen lain
menghasilkan operasi yang sangat baik, tetapi juga dalam paradigma ORBEX: “Strategi” yang
bisnis operasional yang dapat bertahan lama yang mengarahkan langkah dan tindakan dalam organisasi
tentunya merupakan tujuan akhir dari strategi yang dan “Nilai” yang mengarahkan perhatian orang-
baik. Pembahasan akan berkisar di antara “Visi dan orang yang terlibat dalam organisasi. Pemimpin
Misi” dari suatu organisasi dan bagaimana cara yang dapat menyatukan dengan baik keempat

39
ISSN 2686-5513

elemen di atas akan mampu membangun organisasi


yang kuat dan dapat bertahan lama serta akan sulit a. Visi
untuk disaingi. 2012: FMMB sebagai model komunitas masjid
Kerangka tindakan untuk menyelesaikan suatu lingkungan.
pekerjaan, praktek-praktek manajemen untuk 2015: Penguatan Peran Masjid & Mushalla.
mengatur produktivitas, kualitas, efisiensi dan 2018: BSD menjadi Masyarakat Santri3.
praktek-praktek kepemimpinan dalam b. Misi
meningkatkan pencapaian individu serta ”Forum kemasyarakatan antar Masjid dan
menginspirasi individu untuk memberikan yang Mushalla yang menggalang potensi,
terbaik bagi timnya disatukan oleh “Gaya”. memperkuat ukhuwah, menebarkan dakwah
Sedangkan “Infrastruktur” mencakup ide untuk mewujudkan kemandirian demi
pembangunan seperti perancangan kebijakan, policy kemaslahatan umat.”
alignment, dan desain organisasi. Dalam Dalam rangka menjalankan aturan Islam dan
membangun infrastruktur dan merumuskan perilaku, mengembangkan wilayah berbasiskan syariah Islam
pemimpin diarahkan oleh Nilai yang mendukung serta untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah, maka
Strategi, sebagai acuan untuk menentukan bahwa para pengurus maupun pengelola masjid dan
perilaku tersebut konsisten dan koheren. Biasanya mushalla telah memiliki “Nilai-nilai Organisasi”
hal ini disebut sebagai Budaya organisasi. (values) yang akan menjadi budaya kerja, serta
Paradigma ORBEX sejak 1987 telah digunakan “Etika Kerja” sebagai dasar dalam bertingkah laku
oleh berbagai perusahaan swasta dan perusahaan kepada sesama, khususnya di internal pengurus
BUMN antara lain; Pertamina, Telkom, Indosat, FMMB, antar masjid dan mushalla serta umat Islam
Krakatau Steel, Bank Indonesia, Bank BNI, pada umumnya (Gambar 3-4).
BPMigas, Astra Group, Indocement, Bogasari, Nilai-nilai yang melekat pada individu yang
Japfa, Citra Marga Nusapala Persada (CMNP), akan menjadi anggota FMMB (Input Values) adalah:
bahkan oleh organisasi sosial seperti - Beriman & Bertakwa
PP.Muhammadiyah dan Muslimat NU. - Visioner (punya visi kedepan yang jelas)
- Tawadu (Rendah hati).
2. Kajian Proses Kegiatan Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam
Forum Masjid dan Mushalla BSD dan bekerja sama antar anggota FMMB (Process Values)
sekitarnya (FMMB) didirikan karena semakin adalah:
kompleks dan dinamisnya kondisi keberagamaan - Shiddiq (Jujur)
umat, sehingga menuntut perlunya dibentuk sebuah - Istiqamah (Konsisten)
wadah forum masjid dan mushalla. Forum ini - Aktif (Kreatif & Sinergi)
berfungsi dalam mewujudkan pemberdayaan umat - Adil (Keseimbangan dalam segala hal, bijak).
berbasis masjid yang menjadikan masjid sebagai Nilai-nilai yang harus di perhatikan oleh
basis kekuatan umat sebagai pusat pengembangan pemangku kepentingan dalam menilai kinerja
kegiatan keagamaan, pendidikan, kesehatan anggota FMMB (Outpu Values) adalah:
masyarakat, dan pemberdayaan ekonomi syariah - Dedikasi (Loyalitas, Tanggung jawab)
melalui pengelolaan manajemen modern dan - Tabligh (Syiar, Sharing, Komunikatif)
kepemimpinan yang unggul, profesional, dan - AMANAH (Tidak korupsi, Akuntabel, dapat
mandiri. dipercaya)
Sebagai upaya pengelolaan manajemen - FATHANAH (Cermat dan Cerdas).
organisasi (‘idarah’) yang Profesional dan Mandiri, Selain nilai-nilai organisasi FMMB telah
FMMB memulai melakukan penataan organisasi dihasilkan pula Etika Kerja Organisasi yang
melalui kegiatan Musyawarah Kerja pada 29 Mei merupakan aturan dalam berperilaku yang
2010 di PUSPIPTEK Serpong yang dihadiri seluruh diperlukan untuk memperkuat ikatan antar pengurus.
perwakilan DKM masjid dan mushalla di BSD Nilai-nilai perilaku dan Etika Kerja dari seluruh
Serpong dan sekitarnya. Dalam Sesi ini telah Pengurus FMMB dan para Pengurus DKM ini kelak
ditetapkan dasar-dasar perencanaan strategis akan membentuk Budaya Organisasi yang
organisasi, visi dan misi serta nilai-nilai organisasi mengarahkan umat menuju “BSD KOTA SANTRI”.
(values) yang akan menjadi dasar perilaku dan Untuk perencanaan program organisasi, telah
kepemimpinan organisasi. dihasilkan antara lain (Gambar 5, 6):
Dalam sesi perencanaan strategis di 1. Rencana Strategis Periode-1 (2010-2012)
musyawarah kerja tersebut telah dihasilkan visi dan 2. Perencanaan Jangka Panjang (2010-2018):
misi organisasi (Gambar 2), yaitu:2 - Bidang Pendidikan
- Bidang Ekonomi Syariah
- Bidang Dakwah
- Bidang Kesehatan.

2Islamic Leadership & Management Indonesia (ILMI), 3 Masyarakat yang berpendidikan dan memiliki Tradisi
Musyawarah Kerja FMMB, 2010 Ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dan lingkungan
tinggalnya
40
ISSN 2686-5513

Gambar 3. Nilai-nilai Organisasi

Gambar 4. Etika Kerja Organisasi

Pada tahun 2015, disaat musyawarah kerja Serpong dan musyawarah kerja pada 16 Desember
FMMB 13 Juni 2015 bertempat di sekolah MAN 2018 di Pondok Pesantren Peradaban Jagad Arsy di
Insan Cendekia, Serpong, FMMB melakukan sesi Serpong, dilakukan penetapan arah visi yang baru.
prioritisasi program dan penetapan program Visi baru merupakan kelanjutan dari tema visi 2018,
unggulan, sebagai upaya agar para presidium, dengan tetap mewujudkan “BSD KOTA SANTRI”
seluruh pengurus dan DKM anggota lebih fokus sebagai sasaran organisasi ke depan, dan
dalam mengimplementasikan program. 4 ditambahkan dengan penguatan fokus sasaran yang
Di tahun 2018, pada pra-musyawarah kerja menjiwai aktivitas organisasi di periode 2019 – 2022
tanggal 24 Nopember 2018 di masjid Al-Fath BSI, yaitu : “FMMB dan Sinergitas5”.

4Islamic Leadership & Management Indonesia (ILMI), 5 SINERGITAS : Kerjasama secara Internal - antar unsur,
Musyawarah Kerja FMMB, 2015. fungsi, bagian dan Eksternal - dengan instansi, lembaga,
41
ISSN 2686-5513

Perencanaan strategis yang dijalani oleh dihadiri oleh seluruh pengurus, pembina dan
FMMB juga telah diimplementasikan oleh pengawas yayasan ini memiliki berbagai tujuan,
organisasi setingkat DKM masjid dan tipikal forum antara lain untuk membangun kesamaan cara
masjid lainnya, sebagai bahan perbandingan pandang terhadap organisasi melalui pemetaan
program sejenis. fungsi dan usaha. Hal ini menjadi penting
a. Masjid Al-Hakim BSD disebabkan latarbelakang profesi para pengurus,
Masjid Al-Hakim BSD yang berlokasi di pembina, dan pengawas sangat beragam, sehingga
kompleks perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) sangat diperlukan satu ‘bahasa’ yang sama untuk
Sektor 12, Kencana Loka, di wilayah Serpong, memahami organisasi yayasan AL-HAKIM.
Tangerang Selatan didirikan secara swadaya melalui Sejalan dengan dinamika aktivitas organisasi,
partisipasi warga, pada tahun 2001. Masjid yang maka diperlukan kerjasama antar fungsi dan bidang
memiliki ‘tagline’ - “Menggalang Potensi (jamaah), melalui koordinasi kerja secara sinergik.
Menebar Manfaat (umat)” ini telah berhasil Permasalahan ini membutuhkan tingkat soliditas
menjalani proses transformasi organisasi, yang yang prima dari para pelaku organisasi dalam bentuk
dimulai dengan dilakukannya perubahan pencitraan kesatuan hati, pikiran, dan langkah kerja. Kesatuan
identitas visual masjid dan aplikasinya (peremajaan inilah yang juga akan merupakan tujuan kegiatan ini.
logo - visual indentity rejuvenating) di tahun 2006. Selain itu, sejalan dengan pertumbuhan organisasi
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang semakin berkembang, maka dilakukan
berbasis agama Islam sejalan dengan perkembangan peninjauan ulang bagi penentuan visi, misi dan
kehidupan masyarakat dan sosial di lingkungannya strategi organisasi yayasan, sehingga arah tujuan
serta kebutuhan internal, pengurus DKM dituntut organisasi ini semakin jelas dan dapat digunakan
untuk dilakukannya penataan organisasi dan sebagai pijakan proses bagi perkembangan
perencanaan strategis di tahun 2008. Kegiatan yang organisasi.

Gambar 5. Rencana Strategis FMMB 2010 - 2012

ormas, yang akan menghasilkan suatu tujuan lebih baik


dan lebih besar, dalam menuju BSD KOTA SANTRI
42
ISSN 2686-5513

Gambar 6. Perencanaan Jangka Panjang FMMB – Bidang Pendidikan

Sejalan dengan penentuan Visi dan Misi, maka yang fokus pada Strategic Excellence harus memiliki
kegiatan ini telah menghasilkan rangkaian program paradigma berpikir melihat perkembangan dan
dalam perencanaan waktu jangka pendek (1-year kondisi yang ingin dicapai organisasi di masa depan
organization plan) dan jangka menengah – panjang atau visi organisasi. Sedangkan, manajemen yang
(long term development plan)6. fokus pada Operating Excellence harus mampu
Alhamdulillah, sebagai bukti kinerja dan menjalankan kegiatan operasional organisasi dengan
hasildalam waktu yang tidak terlalu lama di tahun optimal untuk mencapai target-target jangka
2011, masjid Al-Hakim BSD sebagai perwakilan pendeknya sesuai dengan rencana-rencana strategis
masjid terbaik se-wilayah Tangerang Selatan yang dituangkan didalam rencana jangka panjang
berhasil meraih penghargaan “Masjid Jami Teladan organisasi. Dengan adanya pemisahan area fokus
se-provinsi Banten 2011”. Beberapa upaya tersebut, maka perkembangan baik dalam hal
penyempurnaan manajemen dan program terus organisasi, dapat berjalan dengan harmonis dan
dilakukan melalui berbagai program percepatan konsisten sesuai dengan visi organisasi.
pencapaian visi serta pengembangan organisasi dan FK-DKM-KSG mengadakan sesi diskusi yang
kepemimpinan, hingga kini. selanjutnya disebut Rembug dengan menggunakan
paradigma ORBEX (Organizing for Business
b. Forum Komunikasi DKM Krakatau Steel Excellence). Para pengurus Masjid yang berada
Group (FK.DKM-KSG) dalam naungan PT. Krakatau Steel Group diundang
FK.DKM-KSG merupakan forum komunikasi dan diajak bersama-sama merumuskan visi dan misi
yang dibentuk oleh perwakilan DKM masjid-masjid FK.DKM-KSG. Para pengurus tersebut dibagi
yang berada dibawah naungan PT. Krakatau Steel menjadi 5 (lima) grup diskusi, selanjutnya tiap grup
Group. FK.DKM-KSG melaksanakan Sesi menyampaikan usulan visi misi, dan setelah melalui
Perencanaan Strategis pada 17 Maret 2012 di proses diskusi pleno akhirnya tercapai kesepakatan
Cilegon. Agar FK-DKM-KSG dapat tumbuh Misi FK.DKM-KSG yaitu: “Berperan aktif dalam
berkembang seiring dengan tuntutan waktu, maka dakwah dan pemberdayaan potensi umat untuk
manajemen saling membagi peran dan tanggung memakmurkan masjid menuju masyarakat Cilegon
jawabnya. dan sekitarnya yang Islami.“
Pembagian peran dan tanggung jawab ini Visi FK-DKM-KSG dengan 3 periode tahapan
didasarkan pada dua area fokus yaitu Strategic yang disepakati hingga 2017, yaitu:
Excellence dan Operating Excellence. Manajemen

6Islamic Leadership & Management Indonesia (ILMI),


Musyawarah Kerja MASJID AL-HAKIM BSD, 2008.
43
ISSN 2686-5513

- Visi 2012-2013: “Meningkatkan peran Ada beberapa saran yang perlu lebih diperhatikan
FK-DKM-KSG dalam pemberdayaan umat oleh pengurus DKM dan forum masjid ke depan,
Islam”. antara lain:
- Visi 2014-2015: “Menjadikan masjid - Dibutuhkan komitmen bersama yang kuat dari
sebagai pusat kegiatan umat Islam”. pengurus dalam mengimplementasikan dan
- Visi 2016-2017: “Cilegon dan sekitarnya mensukseskan seluruh perencanaan yang telah
menjadi masyarakat Islami”. disusun dalam sesi perencanaan strategis.
Setelah visi dan misi terbentuk, selanjutnya - Diperlukan penerapan sistem Monitoring dan
tiap grup membahas bidang kerja yang akan Evaluation melalui proses pendampingan oleh
menghasilkan sasaran dan program kerja sesuai para penasehat presidium atau konsultan
dengan visi misi FK.DKM-KSG, yaitu bidang Diklat manajemen untuk memastikan seluruh tahapan
& Dakwah, Ekonomi, Sosial Kemasyarakatan, perencanaan program dilaksanakan sesuai
Humas dan Litbang, serta Kesekretariatan.7 rencana yang telah ditetapkan.
- Dilaksanakan aktivitas sosialisasi dan
c. Rohis Garuda Indonesia Group komunikasi secara intensif mengenai
(ROHISGA) perencanaan dan perkembangan implementasi
ROHISGA pada Tanggal 25-26 April 2014 program kepada seluruh fungsi terkait
melaksanakan Rapat Kerja yang dihadiri oleh sekitar khususnya kepada para pengurus, DKM
70 peserta yang mewakili seluruh masjid dan anggota forum masjid dan para jamaah agar
organisasi Islam yang berada di bawah naungan terbangun rasa memiliki dan dukungan
Garuda Indonesia Group di seluruh Indonesia. Sesi program yang dijalankan.
perencanaan strategik dimulai dengan rapat komisi Dengan jumlah masjid di Indonesia sebanyak
pembentukan tim yang terdiri dari 6 (enam) bidang, sekitar 800.000 masjid, maka diperlukan sebuah
yaitu bidang Sinergi, AD-ART, Kaderisasi, Dakwah upaya yang serius, sinergis, dan menyeluruh dalam
& PHBI, Peribadatan, dan Muslimah. menjadikan pengelolaan masjid yang profesional
- VISI RohisGA 2017: “Menjadikan kerohanian dan mandiri sebagai sebuah spirit bersama.
Islam Garuda Indonesia Group sebagai Role Pemanfaatan berbagai cara, metode manajemen, dan
Model di tingkat BUMN”. kepemimpinan profesional yang berorientasi kepada
- MISI RohisGA: “Menjadikan masjid & hasil terbaik secara berkesinambungan dapat segera
mushalla sebagai pusat kegiatan umat di diaplikasikan melalui proses adaptasi dan
lingkungan Garuda Indonesia Group dengan penyesuaian sesuai kebutuhan.
menyiapkan kader- kader yang beriman dan Penerapan metode manajemen modern di
bertaqwa serta menjadi Agent Of Change“.8 organisasi Forum Masjid dan Mushalla BSD dan
sekitarnya (FMMB), serta DKM.Masjid AL-
3. Analisa dan Kesimpulan HAKIM BSD, Forum Komunikasi DKM Krakatau
Pengelolaan organisasi masjid dan forum Steel Group (FK.DKM-KSG), dan forum Rohani
masjid sejatinya juga merupakan entitas yang Islam Garuda Indonesia Group (ROHISGA) telah
seharusnya dikelola secara profesional dan mandiri membuktikan besarnya dampak positif bagi
sebagaimana sebuah organisasi bisnis. Apalagi tumbuhnya semangat para pelaku dalam
eksistensi masjid memiliki misi yang sangat mulia menjalankan organisasi, serta kejelasan arah dan
yang merupakan bagian dari cita-cita umat dalam tujuan organisasi yang berakibat kepada kinerja
mewujudkan peradaban baru Islam seperti yang terbaik yang berkesinambungan. Dengan dibarengi
pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dengan kepemimpinan organisasi yang akuntabel
Sebagai langkah awal penerapan metode dan bertanggungjawab serta penerapan tata kelola
manajemen modern di organisasi masjid dan forum organisasi yang baik dan benar, pendekatan ini
masjid sudah memberikan harapan dan spirit yang diharapkan juga dapat diterapkan secara luas di
positif bagi kinerja organisasi secara keseluruhan. masjid-masjid dan forum masjid lain, agar dapat
Berbagai aktivitas dan program keumatan baik mempercepat proses menjadikan masjid sebagai
secara kuantitas dan kualitas semakin tumbuh dan pusat pemberdayaan umat menuju peradaban Islam.
berkembang di wilayah Tangerang selatan dan InsyaAllah
sekitarnya. Keberadaan FMMB sebagai organisasi
komunitas masjid dan mushalla semakin nyata baik Ucapan Terimakasih
oleh pemerintah kota dan lembaga kewilayahan Rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT
maupun oleh warga Tangerang Selatan pada yang telah memberikan hidayah dan taufik, sehingga
umumnya. Visi FMMB “BSD KOTA SANTRI” penulis dapat diberikan jalan terbaik keterlibatan
telah menjadi ungkapan cita-cita dan harapan bagi selama ini dalam urusan agama dan dakwah umat,
warga muslim di Tangerang selatan yang selaras semoga bernilai amal shaleh. Rasa terimakasih
dengan motto pemerintah kota Tangerang selatan kepada rekan-rekan presidium dan pengurus FMMB,
“Cerdas, Modern, dan Religius”. DKM Masjid AL-HAKIM BSD, FK.DKM-KSG

7Islamic Leadership & Management Indonesia (ILMI), 8Islamic Leadership & Management Indonesia (ILMI),
Musyawarah Kerja FK-DKM KSG, 2012. Musyawarah Kerja ROHISGA, 2014.
44
ISSN 2686-5513

dan ROHISGA yang telah memberikan amanah dan [2] Islamic Leadership & Management
kesempatan dalam turut memfasilitasi berbagai sesi Indonesia (ILMI), Musyawarah Kerja FK-
perencanaan strategis organisasi. Semoga Allah DKM KSG, 2012.
SWT senantiasa membimbing kita semua agar dapat [3] Islamic Leadership & Management
terus istiqamah berjuang untuk turut mewujudkan Indonesia (ILMI), Musyawarah Kerja
peradaban Islam di bumi Indonesia. Aamiin yaa FMMB, 2010.
Rabb. [4] Islamic Leadership & Management
Indonesia (ILMI), Musyawarah Kerja
Daftar Pustaka MASJID AL-HAKIM, 2008.
[1] Andrew EB. Tani, Organizing for Business [5] Islamic Leadership & Management
Excellence (ORBEX), Orbexcorp Indonesia (ILMI), Musyawarah Kerja
Management Wisdom, 2001. ROHISGA, 2014.

45
ISSN 2686-5513

Lampiran

Lampiran 1. VISI dan MISI FMMB

Lampiran 2. Voyage Plan FMMB

46
ISSN 2686-5513

Lampiran 3. Etika Kerja Organisasi FMMB

47
ISSN 2686-5513

Lampiran 4. Rencana Strategis FMMB 2010-2012

48
ISSN 2686-5513

Lampiran 5A. Perencanaan Jangka Panjang FMMB 2018

49
ISSN 2686-5513

Lampiran 5B. Perencanaan Jangka Panjang FMMB

50
ISSN 2686-5513

Lampiran 6. Program Unggulan FMMB, Musyawarah Kerja 2015

Lampiran 7. Visi FMMB 2022, Musyawarah Kerja 2018

51
ISSN 2686-5513

Lampiran 8. Visi dan Misi 2013 MASJID AL-HAKIM BSD, Musyawarah Kerja AL-HAKIM
2008

52
ISSN 2686-5513

Lampiran 9. Percepatan Program MASJID AL-HAKIM BSD 2012

53
ISSN 2686-5513

Lampiran 10. Visi dan Misi FK-DKM KSG, Musyawarah Kerja 2012.

54
ISSN 2686-5513

Lampiran 11. Visi dan Misi ROHISGA, Musyawarah Kerja 2014.

Lampiran 12. Perencanaan Jangka Panjang ROHISGA, Musyawarah Kerja 2014.

55
ISSN 2686-5513

Penting dan Mendesak Menghadirkan Manajemen Strategis untuk


Menyiapkan dan Membentuk Kepemimpinan Berbasis Komunitas Masjid
Singgih Budihartono1, Budi Isnandar, Nurul Anwar
1
Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Muttaqin, Bumi Serpong Damai (BSD).
semestasalam@gmail.com

ABSTRAK

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk menguraikan betapa penting dan mendesaknya kehadiran manajemen strategis
dalam menyiapkan dan membentuk kepemimpinan berbasis komunitas masjid. Latar belakang penulisan ini adalah
adanya perubahan lingkungan secara cepat, kompleks, dan tak terduga. Beberapa konsultan tingkat dunia
memproyeksikan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2050. Data statistik menunjukkan bahwa
Indonesia akan mengalami bonus demografi pada periode tahun 2020-2030 dengan jumlah usia produktif 70% dari
jumlah seluruh penduduk. Jumlah generasi milenial menjadi porsi terbesar dan mendominasi berbagai sektor
kehidupan. Hal ini merupakan sumber daya insani yang sangat penting dan menjadi sumber rekrutmen calon
pemimpin. Umat Islam di Indonesia sebagai penduduk terbesar di dunia saat ini tertinggal di berbagai sektor
kehidupan dan menghadapi tantangan besar. Terdapat sekitar 800.000 masjid tersebar di Indonesia, namun hasil dari
penelitian empirik pengelolaan masjid-masjid ternyata belum mengimplementasikan manajemen strategis.
Manajemen strategis menjadi penting dan mendesak untuk dihadirkan sebagai metode pengelolaan masjid dalam
menyiapkan dan membentuk kepemimpinan berbasis komunitas masjid. Tujuan penulisan meliputi 1) mengetahui
pentingnya peran dan fungsi manajemen strategis 2) mengetahui penyebab tidak diimplementasikannya manajemen
strategis 3) merancang rekomendasi agar manajemen strategis dapat diimplementasikan. Metode penelitian yang
digunakan adalah kajian literatur dan empirik.

Kata kunci: Manajemen Strategis, Kepemimpinan, Sumberdaya, Perubahan, dan Daya Saing

1. Pendahuluan peringkat dan mengambil alih posisi Amerika


1.1. Latar belakang masalah Serikat (AS) sebagai perekonomian terbesar dunia
pada tahun 2050. Indonesia sendiri meroket dan akan
Memasuki milenium ini, dunia mengalami masuk ke posisi 4 dari posisi 17 pada tahun 2017.
perubahan lingkungan yang begitu dinamis, Sakina Rakhma Diah Setiawan dalam artikel di
kompleks, dan tak terduga. Artikel Majalah Tempo Kompas.com. menjelaskan bahwa “…Tingkat daya
edisi 18 November 2018 menyatakan sebagai saing Indonesia tercatat naik 11 poin ke peringkat
berikut: “Hal ini dipicu oleh perkembangan 32 dunia pada tahun 2019. Hal ini berdasarkan
teknologi, informasi, dan komunikasi yang pemeringkatan bertajuk IMD World
memungkinkan adanya sinergi aspek fisik, digital Competitiveness Ranking 2019. Dalam laporan yang
dan biologi, seperti pemanfaatan kecerdasan buatan diluncurkan pada Selasa (28/5/2019) di Lausanne,
(artificial intelligence), robotika, dan kemampuan Swiss tersebut, daya saing Indonesia tampak naik
komputer belajar dari data (machine learning) pada signifikan pada tahun ini dibandingkan pada tahun
manufaktur. Didalamnya tercakup pemanfaatan data lalu. Tahun 2018, daya saing Indonesia tercatat
skala besar (big data), teknik penyimpanan data di pada posisi 43 dunia. IMD menyatakan, Indonesia
awan (cloud computing), serta konektivitas internet adalah negara dengan kenaikan daya saing paling
(internet of things)”. pesat di kawasan Asia. Ini terjadi berkat
Selanjutnya, pada artikel yang sama juga peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan dan
dinyatakan bahwa: “laporan Lembaga riset perbaikan infrastruktur serta kemudahan
McKinsey pada tahun 2015 menyebutkan dampak berusaha.”
revolusi industri 4.0 akan 3.000 lebih dahsyat Selanjutnya berdasarkan data dari Profil
daripada efek revolusi industri 1.0 pada abad 19. Generasi Milineal Indonesia Statistik Gender
Perubahan juga diperkirakan 10 kali lebih cepat dan Tematik 2018, menyatakan bahwa “Seiring
dampaknya 300 kali lebih luas”. Laporan dari berjalannya waktu perubahan struktur penduduk
perusahaan jasa profesional PwC menelisik negara- memungkinkan terciptanya bonus demografi”.
negara yang akan menjadi negara terbesar dan Ketergantungan mencapai titik terendah pada
terkuat di dunia dalam 33 tahun mendatang. Laporan periode 2028 -2031. Ini menjadi kesempatan bagi
tersebut memberi peringkat terhadap 32 negara bangsa Indonesia untuk memajukan perekonomian
berdasarkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) dengan kunci utama berinvestasi pada sumber daya
menurut purchasing power parity, tulis World manusia. Pada tahun 2017 penduduk Indonesia
Economic Forum. China diperkirakan akan naik satu didominasi oleh kaum milineal, yaitu penduduk yang
lahir pada kisaran tahun 1998-2000 sebesar 33,75%
56
ISSN 2686-5513

dengan jumlah yang hampir berimbang antara laki agama. Mengingat ancaman dan tantangan
dengan perempuan. Perlahan tetapi pasti generasi munculnya isme-isme yang akan memberikan
milenial ini akan mendominasi berbagai aspek pengaruh buruk yang kuat kepada generasi milineal
kehidupan. (calon pemimpin). Disinilah letak peran dan fungsi
Pada saat ini, jika dicermati dari berbagai masjid menjadi penting dalam mempersiapkan dan
forum diskusi dan pemberitaan utamanya media membentuk kepemimpinan berbasis masjid.
sosial, ternyata kondisi umat Islam Indonesia Upaya-upaya mempersiapkan dan membentuk
menghadapi tantangan besar diantaranya yaitu Islam kepemimpinan berbasis masjid yang sangat penting
phobia, aliran pemikiran (isme-isme) seperti ini tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan
liberalisme, komunisme, neo-liberalisme, dilakukan dengan perencanaan yang sistematis dan
feminisme, populisme, egoism dan lainnya. Selain komprehensif serta lintas disiplin ilmu. Hal ini
itu, umat Islam juga tertinggal di sektor-sektor dilakukan dalam kerangka jangka panjang yang
ekonomi, sosial, penguasaan aset, dan teknologi. berkesinambungan. Saat ini kita diambang tahun
Meski tertinggal dan menghadapi tantangan besar, 2020, metode manajemen strategis merupakan
umat Islam Indonesia masih memiliki peluang emas metode atau cara yang tepat dalam memaknai dan
dengan memanfaatkan bonus demografi, dan merespon lingkungan dengan cara mengoptimalkan
menjadikan generasi milineal yang banyak tersebut pendayagunaan kapasitas dan sumber daya
sebagai sumber daya insani yang menjadi sumber organisasi. Sehingga penting dan mendesak untuk
rekrutmen calon pemimpin di masa yang akan menghadirkan manajemen strategis dalam
datang. menyiapkan dan membentuk kepemimpinan
Berdasarkan data dari web databoks.katadata berbasis masjid.
terdapat 83.931 wilayah administrasi setingkat desa.
Apabila satu desa rata-rata memiliki 10 masjid, 2. Tujuan penelitian
sederhananya terdapat sekitar 800.000 masjid. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
Jumlah masjid yang banyak dan tersebar di seluruh 1) mengetahui pentingnya peran dan fungsi
wilayah Indonesia tersebut merupakan potensi dan manajemen strategis;
sumber daya yang sangat luar biasa. Sebagai negara 2) mengetahui penyebab tidak hadirnya
dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentu manajemen strategis dalam pengelolaan
menjadi pertanyaan besar, bagaimana peran dan masjid;
fungsi masjid dalam memperjuangkan persoalan- 3) merancang rekomendasi dan tindak lanjut
persoalan pokok umat Islam di tengah persaingan agar manajemen strategis dapat
yang keras dan ketat saat ini. Dalam hal ini diimplementasikan.
persaingan memperebutkan pengaruh dan sumber Sebelum melakukan penelitian, tim Penulis
daya, masjid diperlukan untuk membangun mempelajari terlebih dahulu beberapa buku dan
kapabilitas organisasinya sehingga masjid memiliki tulisan di internet berkaitan dengan manajemen
daya saing. Dengan dimilikinya daya saing, maka strategis, kepemimpinan, dan referensi lainnya
masjid dapat menggunakan kapasitas sumber daya seperti peraturan perundang-undangan terkait
organisasi dapat memanfaatkan peluang-peluang pengaturan masjid dan yayasan. Selain itu, tim juga
secara optimal. Manajemen strategis merupakan melihat informasi tentang materi-materi yang
metode yang dapat berfungsi dalam menyiapkan dan diberikan dalam pelatihan dan kursus tentang
membentuk kepemimpinan berbasis komunitas manajemen masjid. Hal ini untuk mengetahui istilah
masjid. manajemen strategis seberapa sering atau terbiasa
(familiar) dalam buku-buku yang membahas masjid.
1.2. Rumusan masalah Selain itu, penulis juga sudah mencoba menguji
Kondisi diatas mencerminkan lingkungan yang tentang pengetahuan dan implementasi manajemen
berubah secara cepat, kompleks, dan tak terduga strategis dari para penggiat dan pengurus masjid
yang dipicu oleh ketat dan kerasnya persaingan pada pada beberapa grup whatsApp. Hal ini Penulis
skala global, nasional, regional dan lokal untuk lakukan dengan pertimbangan dari grup whatsapp
memperebutkan pengaruh dan beragam sumber yang merupakan komunitas masjid dengan jumlah
daya. Indonesia akan mengalami bonus demografi anggota yang cukup banyak. Selain itu, grup
dan diprediksi, pada tahun 2050 menjadi salah satu whatsapp pengurus masjid ini dapat menjadi forum
kekuatan ekonomi dunia. Bonus demografi jika diskusi yang praktis dan efisien.
dikelola secara efektif dan tepat akan menjadi daya Pertanyaan pembuka diskusi adalah sebagai
saing bangsa. Namun demikian, apabila tidak berikut: “1) Apakah ada/punya dokumen tertulis
dikelola secara baik dan benar maka akan menjadi Rencana Jangka Panjang Masjid (5 tahunan)? dan 2)
bencana dan petaka bagi bangsa dan negara. Bagaimana kepemimpinan masjid/Ketua DKM
Bonus demografi tidak saja dalam hal ditentukan dan biasanya faktor-faktor apa saja yang
penyiapan penyediaan atau pembekalan aspek menjadi dasar Ketua DKM terpilih?”. Diskusi di
jasmani yang bersifat duniawi seperti pendidikan, whatsapp terjadi dengan 1-2 orang dan hanya sesaat
kesehatan, lapangan kerja, perumahan dan aspek saja tak berlanjut.
lainnya namun demikian jauh lebih penting adalah Adapun pertanyaan, kami sampaikan kepada 4
penyiapan aspek rohani, bekal dan bimbingan grup whatsapp adalah sebagai berikut:

57
ISSN 2686-5513

a. Grup WhatsApp Mkwil Banten – grup ini pertanyaan nomor 5 terkait komposisi jamaah tetap
merupakan forum diskusi yang memberi dengan jumlah mahasiswa muslim.
perhatian dan mendorong masjid sebagai Tim Penulis membuat komposisi pertanyaan
kampus rakyat, dengan jumlah anggota bagian pembuka yang berisi pertanyaan umum
sebanyak 78 orang. Pertanyaan kami seputar umur masjid, jumlah pengurus, periode
sampaikan pada tanggal 23 Juli 2019 dan tidak kepengurusan, komposisi pengurus dengan jamaah
ada respon sama sekali. tetap, komposisi jamaah tetap dengan jumlah
b. Grup WhatsApp Alumni SMM, merupakan mahasiswa muslim, kebijakan pimpinan perguruan
grup Sekolah Manajemen Masjid yang berisi tinggi. Pada bagian ini sebanyak tujuh pertanyaan
para alumni kursus manajemen masjid dari untuk masjid kampus dan lima pertanyaan untuk
beberapa angkatan dengan jumlah anggota 72 masjid pemukiman.
orang. Pertanyaan kami sampaikan pada Pada bagian pertanyaan materi manajemen
tanggal 24 Juli 2019, ada 2 orang yang strategis terdiri atas enam pertanyaan, yaitu
merespon pada tanggal 27 Juli 2019. Keduanya frekuensi dan waktu/peristiawa mendengar istilah
belum mengimplementasikan manajemen manajemen strategis, penyusunan dan kepemilikan
strategis, namun hanya memiliki perencanaan dokumen rencana dan anggaran masjid, kendala
kerja 1 tahun. menyusun rencana kerja dan anggaran masjid,
c. Grup WhatsApp Masjid Academy – grup ini respon/tanggapan masjid terhadap perkembangan
merupakan forum diskusi berisi pengurus dan lingkungan yang berdampak kepada jamaah dan
penggiat masjid wilayah Jabodetabek dengan kaum muslimin dan penggunaan metode SWOT
jumlah anggota sebanyak 100 orang. analysis oleh pengurus masjid.
Pertanyaan kami sampaikan pada tanggal 23 Pada bagian pertanyaan materi kepemimpinan
Juli 2019 dan tidak ada yang merespon sama berbasis komunitas masjid, terdapat empat
sekali. pertanyaan yaitu, dua pertanyaan berkenaan dengan
d. Grup WhatsApp MTW TANGSEL, merupakan penyiapan dan pembentukan kepemimpinan
grup Majelis Taklim Wirausaha Tangerang berbasis komunitas masjid dengan sasaran pemuda
Selatan khususnya memberi perhatian pada dan dua pertanyaan berkaitan dengan penyiapan
kebangkitan ekonomi dan kewirusahaan pembentukan kepemimpinan berbasis komunitas
masjid-masjid dengan jumlah anggota dengan sasaran anak-anak sebagai generasi
sebanyak 53 orang. Pertanyaan kami berikutnya, (Kuesioner terlampir).
sampaikan pada tanggal 23 Juli 2019, ada yang
merespon 1 orang yang akhirnya menjadi salah 3. Landasan Teori
satu dari 6 responden. Beberapa ahli telah mendefinisikan manajemen
Penelitian yang kami lakukan adalah strategis diantaranya adalah Barney (1997:27)
penelitian empirik dengan sampel 6 masjid di manyatakana manajemen Strategis dapat dipahami
wilayah Bumi Serpong Damai (BSD) Kota sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-
Tangerang Selatan, Provinsi Banten, terdiri dari 3 strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi
masjid kampus (perguruan tinggi) dan 3 masjid sumber daya yang memungkinkan organisasi
pemukiman yang merupakan anggota Forum mempertahankan kinerjanya.. Selain itu,. Hosslison
Masjid Musholla BSD dan sekitarnya (FMMB) dkk (1997:XV) juga menjelaskan bahwa manajemen
sebagai berikut: Strategis adalah proses untuk membantu organisasi
a. Masjid Baitul Maal – Sekolah Tinggi dalam mengidentifikasi hal-hal yang ingin dicapai
Akuntansi Negara PKN STAN dan bagaimana seharusnya mereka mencapainya.
b. Masjid Ar Ruhul Jadid, Universitas Bina Manajemen strategis merupakan sebuah
Nusantara Bumi Serpong Damai (BSD) proses (siklus) terdiri 3 tahap, sebagai berikut:
c. Masjid Al Fath – (BSI) Bumi Serpong Damai 1) Perencanaan Strategis antara lain mencakup
(BSD) analisis lingkungan, diantaranya menggunakan
d. Masjid Baitul Muttaqin – Taman Oliander - metode Strength, Weakness, Opportunity and
BSD (Masjid Anggota FMMB Wilayah Treats (SWOT Analysis) dan Politic,
Tengah) Economy, Social, Technology, Environment
e. Masjid Al Aqsho – Perumahan Delatinos BSD and Legal (PESTEL Analysis) dan metode
(Masjid Anggota FMMB Wilayah Selatan) lain-lainnya. Selanjutnya, pengembangan visi,
f. Masjid Al Muhajirin – WTC Serpong Utara misi, tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran serta
(Masjid Anggota FMMB Wilayah Utara) merumuskan, dan menetapkan strategi umum
Penelitian menggunakan kuesioner (jawaban (grand strategy) dan strategi-strategi khusus.
pilihan berganda), wawancara dan diskusi langsung Wujud rencana strategis (renstra) berupa
tatap muka maupun melalui whatsapp. Pelaksanaan dokumen perencanaan 5 tahun.
penelitian pada tanggal 6-9 September 2019. 2) Implementasi Rencana Strategis, adalah
Kuesioner untuk masjid kampus terdiri atas 18 melaksanakan rencana strategis 5 tahun
pertanyaan dan masjid pemukiman terdiri atas 16 diwujudkan dalam pelaksanaan yang terbagi
pertanyaan. Terdapat dua pertanyaan masjid kampus dalam rencana kerja dan anggaran tahunan
yang tidak ada di masjid pemukiman yaitu (operasional).
pertanyaan nomor 3 terkait jumlah pengurus dan
58
ISSN 2686-5513

3) Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pemukiman dan satu masjid kampus
rencana strategis, dilakukan dengan memantau jarang mendengar manajemen strategis;
realisasi pelaksanaan secara berkala dan 2) Untuk kaderisasi seluruh masjid
melakukan penilaian kesesuaian dengan visi, mengalami kesulitan, meskipun akhirnya
misi, tujuan-tujuan, dan sasaran-sasaran dapat dilakukan.
organisasi. Hasil pemantauan dan evaluasi ini 3) Seluruh masjid belum
menjadi masukan (feedback) bagi mengimplementasikan manajemen
implementasi penyusunan rencana strategis strategis. Tercatat empat masjid sudah
pada periode berikutnya. memiliki rencana untuk 1 tahun dan 2
Menurut para ahli, beberapa manfaat yang tahun. Terdapat satu masjid kampus dan
sangat besar akan diperoleh jika suatu organisasi satu masjid pemukiman. yang belum
menerapkan manajemen strategis antara lain yaitu: memiliki rencana kerja;
1) Memberikan arah jangka panjang yang akan 4) Sebagian besar masjid sudah melakukan
dituju; SWOT Analysis, dua masjid kampus
2) Membantu organisasi beradaptasi pada SWOT analysis sudah dijadikan untuk
perubahan-perubahan yang terjadi; perumusan strategi. Sisanya empat masjid
3) Membuat suatu organisasi menjadi lebih terdiri dari tiga masjid pemukiman dan
efektif; satu masjid kampus, SWOT Analysis baru
4) Mengidentifikasikan keunggulan komparatif sebatas dijadikan bahan diskusi informal.
dalam lingkungan yang semakin berisiko; • Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terkait
5) Aktivitas pembuatan strategi akan sub-tema kepemimpinan berbasis komunitas
mempertinggi kapabilitas organisasi untuk masjid adalah sebagai berikut:
mencegah munculnya masalah di masa yang 1) Pelibatan pemuda dalam kepengurusan
akan datang; secara struktural dan kegiatan berbasis
Pada zaman Rasulullah Saw. dan para sahabat, proyek sudah dilakukan dan terdapat
masjid memiliki peran dan menjadi pemain utama program khusus terkait pemuda/remaja
yang menciptakan arus utama perubahan lingkungan baru dilaksanakan tiga masjid terdiri atas
dengan cara mengalirkan nilai-nilai illahiah melalui satu masjid kampus dan dua masjid
dakwah dan syiar untuk mengajak umat manusia pemukiman, Sementara dua masjid
kepada jalan Allah Swt. Sebagaimana Firman Allah kampus sudah menyertakan pemuda
Swt. "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan dalam kepengurusan, namun belum ada
untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) program khususnya dan satu masjid
yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan pemukiman belum menyertakan dalam
beriman kepada Allah." (QS Ali Imran [3]: 110). kepengurusan dan belum ada program
Konsep kepemimpinan berbasis komunitas khususnya.
masjid yang menjadi pedoman utama adalah Firman 2) Dukungan anggaran untuk program
Allah Swt.“Dan hendaklah takut kepada Allah pemuda/remaja dalam setahun sudah ada
orang-orang yang seandainya meninggalkan di dan sudah berjalan rutin oleh satu masjid
belakang mereka anak-anak yang lemah, yang kampus. Sudah ada anggaran tetapi
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) belum berjalan secara rutin oleh empat
mereka…(QS An-Nisa [4]: 9). masjid terdiri atas dua masjid pemukiman
Selain pedoman Al-Quran di atas yang juga dan dua masjid kampus. Belum ada
penting adalah pengertian kepemimpinan menurut dukungan anggaran dalam setahun untuk
Islam sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Saw. satu masjid pemukiman;
“Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang 3) Anak-anak sudah diperlakukan sebagai
pemimpin dan setiap orang akan dimintai pemangku kepentingan ada di dua masjid,
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”. yaitu satu masjid kampus dan satu masjid
pemukiman. Sementara sisanya belum
4. Hasil Penelitian dan Diskusi sepenuhnya anak-anak diperlakukan
4.1. Hasil Penelitian sebagai pemangku kepentingan di tiga
Berdasarkan jawaban kuesioner dan hasil masjid lainnya, terdiri dari dua masjid
wawancara, dapat Tim Penulis ringkas terutama pemukiman dan satu masjid kampus.
jawaban yang berkaitan dengan manajemen strategis Sementara satu masjid kampus tidak
dan program penyiapan dan pembentukan menjawab.
kepemimpinan berbasis masjid, sebagai berikut: 4) Dukungan anggaran untuk program anak-
• Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terkait anak dan sudah berjalan rutin ada di dua
sub-tema manajemen strategis, adalah sebagai masjid, terdiri atas satu masjid kampus
berikut: dan satu masjid pemukiman. Sementara
1) Ada empat masjid, masjid pemukiman sisanya menjawab ada anggaran namun
dan kampus sering mendengar belum berjalan secara rutin di tiga masjid
manajemen strategis. Sisanya satu masjid terdiri dari dua masjid pemukiman dan
satu masjid kampus. Sisanya satu masjid
kampus tidak menjawab.
59
ISSN 2686-5513

Jogokaryan Yogjakarta” 2017 Program Pasca


4.2. Diskusi (Pembahasan) Sarjana dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Herman Wahyudhi pada artikel Kompasiana Surabaya.
menjelaskan “Bonus bemografi, jika tidak dikelola Untuk menghasilkan kepemimpinan berbasis
dengan baik dan benar akan membawa petaka bagi komunitas masjid tersebut perlu dilakukan dan
bangsa dan negara. Dalam hal ini Indonesia dapat direncanakan secara matang dengan pendekatan
belajar kegagalan dari Afrika Selatan dan Brazil yang tepat sasaran, sistematis, mempertimbangkan
dalam mengelola bonus demografi dan belajar dari kebutuhan dan mencermati perubahan lingkungan
Korea Selatan dan Jepang yang berhasil mengelola serta program jangka panjang yang berkelanjutan.
bonus demografi. Dalam hal bonus demografi, yang Hal ini dapat dilakukan dengan metode manajemen
perlu dicermati bukan kuantitas penduduk pada usia strategis.
produktif melainkan kualitas. Hal ini terkait dengan Berdasarkan hasil penelitian di atas belum ada
tingkat pendidikan, tingkat pengangguran, masjid yang mengimplementasikan manajemen
kemiskinan, masalah kesehatan, perumahan dan strategis. Hal ini ditunjukan belum disusunnya
aspek lainnya. Semestinya kita waspada dengan perencanaan strategis 5 tahun dan belum memiliki
berjalannya bonus demografi karena bertentangan program khusus kepemimpinan untuk pemuda dan
dengan teori yang disampaikan oleh Maltus. Ahli anak-anak termasuk dukungan anggarannya. Saat
ekonomi ini berpendapat bahwa bertambahnya ini kita sudah diambang tahun 2020 dengan kondisi
populasi penduduk justru akan menimbulkan seperti ini, maka menjadi penting dan mendesak
ancaman yang lebih besar bagi masayarkat yang untuk menghadirkan manajemen strategis dalam
lebih dulu ada. Thomas Hobbes juga pernah berkata: pengelolaan masjid.
“Human society is short and brutish……the Penyiapan dan pembentukan kepemimpinan
condition of man is a condition of war of everyone berbasis komunitas masjid secara prinsip sama
against everyone.” dasar-dasarnya saja. Namun demikian secara
Rasulullah Saw. dalam menjalankan pendekatan dan teknisnya akan membutuhkan
dakwahnya pada dasarnya melakukan penyiapan dan penyesuaian karakteristik generasi mileneal antara
pembentukan kepemimpinan berbasis masjid. Para lain dari berbagai sumber di website misalnya: 1)
sahabat Rasulullah, adalah hasil penyiapan dan User Generated Content (UGC) lebih dipercaya oleh
pembentukan kepemimpinan berbasis masjid yang kaum millennials ketimbang informasi satu arah 2)
masing-masing memiliki karakter kepemimpinan Memiliki kemampuan multitasking dalam bekerja
yang luar biasa baik pada tingkat individu, keluarga 3) No Gadget No Life' 4) Hobi melakukan
kelompok dan organisasi di berbagai aspek pembayaran non-cash. 5) Suka dengan yang serba
kehidupan. Tokoh-tokoh seperti Umar bin Abdul cepat dan instan 6) Kritis terhadap fenomena social.
Azis termasuk khalifah yang terkenal, Sultan Belum dapat diimplementasikannya
Muhammad Al Fatih pada usia 21 tahun menaklukan manajemen strategis oleh masjid-masjid ini
Konstantinopel, ulama, ilmuwan dan cendikiawan disebabkan oleh dua aspek yaitu aspek internal dan
muslim lainnya merupakan tokoh-tokoh lintas aspek eksternal dengan uraian sebagai berikut:
generasi dari hasil dari penyiapan dan pembentukan 1) Aspek internal (dalam pengelolaan masjid): a)
kepemimpinan berbasis komunitas masjid. Organisasi masjid yang sebagian besar
Umat Islam sebagai umat terbaik memiliki pendirian atau pembentukannya merupakan
kewajiban menghadirkan Islam yang rahmatan lil swadaya masyarakat dan dikelola secara
alamin. Hal ini akan tercapai apabila adanya sukarela (volunteers); b) Pada umumnya
pemimpin-pemimpin di berbagai jenjang dan strata kepengurusan masjid dilakukan dalam
sosial, berbagai sektor kehidupan, berbagai profesi, keterbatasan waktu (pada sisa waktu) karena
berbagai organisasi. Masjid sebagai salah satu kegiatan utama pengurus adalah bekerja
pranata sosial, selain pranata sosial lainnya seperti mencari nafkah dan kuliah/studi. c) Pengurus
keluarga, lembaga pendidikan, tempat kerja/mencari belum terbiasa bekerja dalam kerangka waktu
nafkah, memiliki peran penting dalam pembentukan jangka panjang karena berkaitan dengan masa
kepemimpinan. Peranan manajemen strategis periode kepengurusan d) Latar belakang
semakin diakui para pengurus/pengelola organisasi pendidikan dan pengalaman pengurus tidak
baik sektor pemerintahan (public sector), sektor bersinggungan dan tidak terbiasa secara teknis
swasta (private sector) dan sebagian organisasi non- dengan istilah manajemen strategis, sehingga
pemerintahan (NGO) yang menerapkan prinsip- masih banyak pengurus yang belum memahami
prinsip tata kelola pemerintahaan atau perusahaan dan mengerti dan berpengalaman dalam
yang baik (Good Governance) dan Good Corporate menyusun rencana strategis, melaksanakan
Governance. Salah satu contoh masjid yang telah rencana strategis dan mengevaluasi
mengimplementasikan manajemen strategis adalah pelaksanaan rencana strategis. Hal ini juga
Masjid Jogokaryan di Provinsi DI Yogjakarta. terlihat dari jawaban upaya merespon
Masjid Jogokaryan saat ini sudah sangat dikenal dan perkembangan lingkungan yang berdampak
menjadi contoh model (benchmark) pengelolaan pada jamaah masjid dan umat Islam dilakukan
masjid. Sebagaimana Tesis yang dipublikasi dalam secara informasi dan sporadis; e) Belum
Erdin Sumadardianto “Manajemen Strategis Masjid terbiasa membuat dan menggunakan dokumen
formal seperti perencanaan dan anggaran.
60
ISSN 2686-5513

2) Aspek Eksternal (di luar pengelolaan masjid): (kewajiban secara hukum) masjid
a) Buku-buku tentang manajemen masjid tidak mengimplementasikan manajemen strategis.
membahas manajemen strategis; b) Pelatihan Penelitian ini sifatnya kasuistik, tidak dapat
dan kursus tentang manajemen masjid tidak digeneralisasi, meskipun berdasarkan pengamatan
memuat materi dan pembahasan manajemen (observasi) ada indikasi kuat bahwa masjid-masjid
strategis c) Pembinaan dan penilaian masjid pada umumnya belum dapat atau siap
oleh Kementerian Agama dan Dewan Masjid mengimplementasikan manajemen strategis.
Indonesia (DMI) tidak mencakup manajemen Penyiapan dan pembentukan kepemimpinan
strategis d) Tidak ada mandatori (kewajiban berbasis masjid membutuhkan desain program
yang mengikat secara hukum) tentang khusus dengan pendekatan multi disiplin ilmu dan
implementasi manajemen strategis dalam pendekatan. Disamping itu, program didesain sesuai
pengelolaan masjid. Hal ini tercermin dari tidak karakter dan perkembangan pemuda dan anak-anak
adanya pengaturan dalam Undang-Undang mileneal. Selanjutnya dalam pelaksanaan dilakukan
Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan dan secara berkesinambungan dengan pemantauan dan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 evaluasi untuk perbaikan yang berkelanjutan.
Tentang Perubahan atas Undang-Undang Pemuda dan anak-anak sebagai hasil (output)
Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan. program kepemimpinan berbasis masjid juga
Akibat dari kondisi di atas, masjid-masjid dilakukan pemantauan dan evaluasi. Menyiapkan
belum terbiasa dengan urusan pengarusutamaan dan membentuk kepemimpinan berbasis komunitas
(mainstream) yaitu persoalan-persoalan pokok yang masjid sangat penting dan tidak dapat dilakukan
berkembang yang dapat mempengaruhi umat Islam secara instan dan asal atau sekedarnya saja.
secara signifikan baik dalam jangka pendek maupun Persoalan ini sudah berada dihadapan kita, menjadi
jangka panjang. Peran masjid terkesan mendesak (urgent). Oleh karena itu, implementasi
termarjinalisasi dan kurang memperjuangkan manajemen strategis menjadi mendesak untuk
kepentingan umat, dakwah, dan syiar Islam. Perlu dihadirkan karena saat ini kita sudah diambang
perjuangan dalam tataran pemikiran yang tahun 2020. Masih banyak pekerjaan yang sangat
mendalam, terstruktur, sistematis, dalam dimensi penting dan serius perlu dikerjakan yang melibatkan
jangka panjang dan berkesinambungan dalam berbagai pemangku kepentingan dan pemangku
menyikapi perkembangan dunia dan tidak hanya kebijakan.
sekedar menjadi penonton atau pengikut saja. Keterbatasan penelitian ini adalah materi
Dalam Buku Kompetisi Masa Depan Garry manajemen strategis, kepemimpinan, dan
Hamel dan CK Prahalad berpendapat bahwa lingkungan bersifat makro sehingga yang dielaborasi
“Transformasi tidak hanya sebatas perusahaan- hanya bagian-bagian permukaan saja. Disisi lain
perusahaan, melainkan transformasi pada tingkatan sebagai objek penelitian masjid sebagai satuan
industri (pelaku usaha sejenis)”. Meminjam organisasi pada tingkatan mikro. Dalam penulisan
pendapat 2 pakar tersebut, maka terkait, makalah ini sangat terbatas dan tidak sepenuhnya
transformasi/perubahan peran dan fungsi masjid dapat diuraikan secara detil dan teknis. Penelitian
dalam implemntasi manajemen strategis dapat empirik juga belum menyentuh bagian-bagian
dilakukan, pada tingkatan Dewan Masjid Indonesia manajemen strategis, lingkungan dan kepemimpinan
(DMI) sebagai kumpulan dari masjid-masjid di yang lebih detil dan kongkrit.
setiap Kabupaten/Kota. Apabila hal ini belum Kami menyarankan agar 1) Mulai saat ini
memungkinkan pada tingkatan DMI, maka dapat (dalam konteks strategis) masjid-masjid dipandang
bekerjasama dengan Forum-Forum Masjid di tiap sebagai satu kesatuan kepentingan yang sama; 2)
Kabupaten/Kota seperti Forum Masjid Musholla Mempertimbangkan kendala dan hambatan
BSD dan sekitarnya (FMMB) implementasi di tingkat masjid, maka implementasi
manajemen strategis dapat dilakukan pada tingkat
5. Kesimpulan dan Saran Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten/Kota, 3)
Hasil penelitian empirik menunjukkan bahwa Forum-forum masjid juga dapat mengambil inisiatif
masjid-masjid yang diteliti belum 4) Implementasi dapat bekerjasama dengan
mengimplemntasikan manajemen strategis terbukti Lembaga Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sadaqah
dari 1) tidak adanya proses penyusunan dan (BAZIS) Kabupaten/Kota; 5) Insya Allah, Tim
kepemilikan dokumen perencanaan strategis (rentra Penulis akan melanjutkan penelitian ini dengan
5 tahun) di masjid; 2) belum adanya program khusus objek penelitian yang diperluas dan diperdalam
kepemimpinan untuk pemuda dan anak-anak substansinya.
termasuk dukungan anggaranya. Hal tersebut
disebabkan oleh manajemen strategis belum menjadi Ucapan terima kasih,
bagian dari pengelolaan masjid dan wacana atau Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada 1) Para
istilah manajemen strategis sangat jarang dijumpai Pengurus (DKM) yang menjadi responden penelitian
dalam buku-buku tentang masjid dan materi--materi ini 2) Pengurus Forum Masjid Musholla BSD dan
pelatihan manajemen masjid. Disamping itu, sekitarnya atau FMMB. 3) Panitia Seminar Ilmiah
implementasi manajemen strategis sifatnya sesuai Masjid Salman ITB, dan 4) para pihak yang telah
kebutuhan organisasi dan tidak ada mandatori membantu penyelesaian penulisan makalah ini.

61
ISSN 2686-5513

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan


Daftar Pustaka Perlindungan Anak dengan Badan Pusat
[1] Al- Hadist. Bukhari Muslim. Statistik. Jakarta.
[2] Al- Qur’an al Karim dan terjemahan. [7] Rakhma Sakina dan Setiawan Diah. 2019.
[3] Anjar Angelina, Ernis Devy, Hermawan naik-signifikan-daya-saing-indonesia-di-
Erwan, Titiyoga Gabriel Wahyu, Anam posisi-32-dunia
Khairul, Hadi Mahardika Satria et all. 2018. https://money.kompas.com/read/2019 dilihat
‘Outlook ekonomi Mengejar Revolusi Jilid pada tanggal 3 Oktober 2019
Keempat’. Majalah Tempo Vol 12-18 [8] Rakhma Sakina dan Setiawan Diah. Editor
November 2018. Halaman 73. Sakina Rakhma. 2019. indonesia-diprediksi-
[4] Budy Viva Kusnandar. Editor: Hari Widowati jadi-negara-ekonomi-terbesar-keempat-di-
berapa-jumlah-desa-di-indonesia. 2019 dunia. https://ekonomi.kompas.com/read/
https://databoks.katadata.co.id dilihat pada 25 dilihat pada tanggal 8 September 2019.
Agustus 2019. [9] Sumadardianto Erdin Manajemen Strategis
[5] Hoslisson Roberth, Ireland Duane R. and Hitt Masjid Jogokaryan Yogjakarta 2017 Program
Michael A. 1997. Pengertian manajemen Pasca Sarjana Universitas Ampel. Surabaya.
strategis menurut para ahli [10] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
https://abilyudi.wordpress.com/2012/ dilihat 16 tahun 2001 Tentang Yayasan dan Undang-
tanggal 3 September 2019. Undang Nomor 28 T ahun 2004 Tentang
[6] Profil Generasi Milineal Indonesia Statistik Amandemen Yayasan
Gender Tematik. 2018. Kerjasama

62
ISSN 2686-5513

Film sebagai Media Dakwah Utama untuk Generasi Z


Iqbal Alfajri1
1
Salman Film Academy, Bandung
alfajriiqbal05@gmail.com

ABSTRAK

Istilah Generasi Z dipakai untuk menunjukkan orang yang lahir 1995 hingga 2014. Generasi Z sudah menempatkan
pengaruhnya dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial saat ini. Generasi Z adalah generasi yang sejak lahir sudah
akrab dengan teknologi informasi (digital native). Masjid sebagai pusat peradaban Islam harus bisa memahami
karakter dan kebutuhan Generasi Z. Masjid harus melahirkan metode dakwah inovatif yang dapat menjawab
tantangan zaman. Metode dakwah yang tepat untuk menjangkau Generasi Z adalah perpaduan antara kompleksitas
teknologi dan nilai-nilai budaya lokal, dalam hal ini media film dapat berperan sangat besar dan signifikan.
Pada tahun 2008 film “Ayat-ayat Cinta” menjadi tanda kebangkitan film Islami di bioskop dengan 3.676.210
penonton. Mengacu pada laporan situs filmindonesia.or.id sejak tahun 2008 hingga 2017 selalu terdapat film
Islami yang masuk dalam daftar 15 film bioskop terlaris di Indonesia. Dalam salah satu riset terhadap Generasi Z
yang tinggal di Pulau Jawa dan Bali didapatkan data bahwa 70% di antara mereka memilih film sebagai pilihan
tontonan. Pengalaman Masjid Salman ITB dalam membina pelajar dan mahasiswa membuat film pendek dan
memproduksi film Islami “Iqro” dapat menjadi contoh metode dakwah kepada Generasi Z.

Kata kunci : Film, Film Islami, Generasi Z

1. Pendahuluan Menurut Scholastica (2018) pada 9 Maret


Film adalah produk budaya manusia yang hingga 16 Juni 2017 dilakukan riset atas 1.201
memiliki banyak pengertian tergantung dari sudut responden berusia 7-21 tahun di Jawa dan Bali
pandang mana kita melihatnya. Menurut Pratista (Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta,
(2008) film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur Surabaya, dan Denpasar) untuk mengetahui
naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif bagaimana Generasi Z memilih gawai, penampilan,
berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. hiburan, liburan, makanan, dan cara mereka
Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur memperoleh informasi. Pada survei ini, sebaran
naratif dan setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur responden berdasarkan jenis kelamin cukup merata
seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta dengan proporsi responden perempuan adalah 54,8
lainnya-lainnya. Seluruh elemen tersebut persen dan responden laki-laki 45,2 persen.
membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Aspek Mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak
kausalitas bersama unsur ruang dan waktu 25,2 persen dan kuliah sebanyak 34,8 persen.
merupakan elemen-elemen pokok pembentuk suatu Sementara tingkat SMP sebanyak 24 persen dan SD
narasi. 15,7 persen.
Sehubungan dengan aspek cerita atau tema film, Dari riset tersebut ditemukan bahwa 89, 1%
film Islami adalah salah satu tema film yang telah Generasi Z menggunakan smartphone untuk akses
berkembang di Indonesia. Dalam artikel yang ditulis internet. Adapun situs atau aplikasi yang paling
Muftisany (2015) tentang definisi film Islami, sering diakses Instagram (54,2%), Line (45,4 %),
Habiburahman El Shirazy, seorang budayawan Google (42,1%), dan YouTube (39,4%). Rata-rata
muslim, menyatakan ada 2 hal yang perlu dipenuhi waktu yang digunakan Generasi Z untuk mengakses
sebagai syarat film Islami. Pertama, temanya internet per hari adalah 3-5 jam.
mengangkat realitas sosial yang terjadi di Adapun materi yang ditonton oleh Generasi Z
masyarakat dan bagaimana film mengetengahkan didominasi oleh tayangan film, baik berupa animasi
Islam sebagai solusi. Kedua, proses pengadegan (34,6%), dan serial/film (34,1%). Setelah itu diikuti
dalam film itu juga harus benar-benar menjaga berita (13,5%), musik (12,5%), dan lainnya (5,3%).
syariat Islam. Berkaitan dengan akses menonton film, Generasi Z
Dalam perkembangannya di Indonesia, film mempunyai kebiasaan melakukan
Islami menjadi salah satu pilihan yang cukup streaming/download (51,46%), menonton di
dimintai para penonton film. Para penonton film, bioskop (33,89%), menonton lewat DVD (10.66%)
khususnya penonton film di bioskop didominasi oleh dan lainnya (3,99%).
anak muda yang terdiri atas pelajar dan mahasiswa Dari data tersebut dapat tergambar tentang
yang saat ini disebut sebagai Generasi Z. Istilah aktivitas Generasi Z yang sangat dekat dengan
Generasi Z dipakai untuk menunjukkan orang yang gadget terutama smartphone dan kecenderungan
lahir 1995 hingga 2014. mereka yang lebih tertarik pada interaksi dengan

63
ISSN 2686-5513

sosial media dan tayangan audio visual berupa di Salman mengalami kemunduran karena para
animasi/film. inisiatornya mulai beraktivitas di luar Salman.
Akses Generasi Z yang sangat intens pada Kegiatan perfilman kembali bangkit di tahun
teknologi juga mempengaruhi cara mereka dalam 2001 yang ditandai dengan berdirinya unit Salman
mengambil keputusan. Terkait hal tersebut Film Maker Club (SFMC) yang memproduksi film
Juanmartin (2018) menyatakan pada Januari 2017 cerita bersama anak-anak binaan Pembinaan Anak-
Varkey Foundation, organisasi non profit yang anak Salman (PAS). Masa itu telah terjadi peralihan
berbasis di London, Inggris, melakukan survei teknologi perfilman dari seluloid ke era digital.
terhadap kurang lebih 20.000 anak muda berusia 18- Proses penyuntingan film yang sebelumnya
21 tahun dari 20 negera, termasuk Indonesia. membutuhkan peralatan dan biaya yang besar bisa
Salah satu poin yang diteliti dalam survey ini diminimalkan dengan penggunaan perangkat
adalah menyangkut makna kebahagiaan bagi komputer. Perangkat kamera video digital untuk
Generasi Z. Menurut riset, 68% Generasi Z merasa merekam film pun harganya mulai terjangkau
bahagia dengan hidupnya. Dari 20 negara yang dengan beragam variasi produk.
diteliti, generasi Z di Indonesia menduduki peringkat SFMC didirikan oleh para aktivis Masjid
tertinggi sebagai negara dengan Generasi Z paling Salman ITB yang mempunyai ketertarikan dengan
bahagia. Alasan kebahagiaan mereka adalah faktor film namun tidak satu pun memiliki latar belakang
keimanan atau agama. pendidikan formal di bidang perfilman. Para
Fakta ini menunjukkan bahwa Islam sebagai pendirinya adalah Iqbal Alfajri dari Desain
agama terbesar di Indonesia memiliki kontribusi Komunikasi Visual ITB, Adi Nugroho dari Desain
besar dalam merubah mindset pemikiran mengenai Interior ITB, Amran Subiakto dari Teknik
konsep kebahagiaan pada Generasi Z. Aktivitas Informatika ST Inten, dan Yopi D. Nafis dari Desain
dalam dunia digital yang melekat pada Generasi Z Interior ITB. Iqbal Alfajri dan Amran Subiakto
telah membentuk pola berjejaring dalam sosial sebelumnya juga sudah aktif di Masjid Salman ITB
media dengan karakteristik distribusi informasi dalam unit Indonesian Media Watch, unit kegiatan
secara otomatis dalam suatu jejaring. yang bergerak dalam ranah literasi media. Dengan
Kemampuan Generasi Z secara mandiri dalam latar belakang yang beragam tersebut para aktivis
mengakses, memilih, dan memilah informasi SFMC mempelajari film secara otodidak melalui
menempatkan mereka menjadi pribadi yang kritis, buku, diktat kuliah perfilman dari Institut Kesenian
lebih terbuka, dan akrab dengan isu-isu aktual. Oleh Jakarta (IKJ), bahan-bahan dari internet, dan
sebab itu, peranan lembaga dakwah sangat penting melakukan praktek membuat film pendek dengan
untuk memberikan arahan melalui konten-konten menggunakan handycam.
dakwah yang sesuai dengan karakteristik Generasi Z Di awal pendiriannya SFMC memproduksi film
ini. Konten-konten dakwah tersebut diproduksi cerita pendek dan film dokumenter pendek dengan
dengan menerapkan suatu metode dakwah yang anggaran yang sangat terbatas. Karena bersifat
mengoptimalkan peran media audio visual atau film. independen tidak ada satu pun kru atau pemain yang
memperoleh bayaran selama proses produksi film
2. Metode Dakwah Melalui Film di Masjid berlangsung. Di awal tahun 2000-an itu mulai
Salman ITB populer istilah film independen atau film indie yang
Sejak Masjid Salman ITB didirikan hingga saat merujuk pada jenis film cerita pendek yang dibuat
ini selalu melahirkan banyak terobosan metode komunitas film amatir di Indonesia. Dinamika yang
dakwah dan hampir selalu unggul. Terobosan terjadi di kalangan generasi muda ini disambut
metode dakwah melalui media film sudah dimulai dengan penyelenggaran festival-festival film indie
oleh para pendiri Masjid Salman ITB yang sebagian yang didukung salah satunya oleh stasiun televisi
besar adalah para staf pengajar di ITB. Prof. Ahmad nasional SCTV.
Sadali sebagai salah seorang pendiri Salman Masa ini juga ditandai dengan meningkatnya
merupakan Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan antusiasme generasi muda, terutama pelajar SMA
Desain ITB, sekaligus pelukis abstrak ternama di dan mahasiswa, untuk mempelajari dan membuat
Indonesia. Karakter dan wawasan beliau sebagai film indie. SFMC merespon fenomena ini dengan
seorang seniman muslim terkemuka banyak mengadakan workshop produksi film pendek untuk
memberikan pengaruh dalam metode dakwah pelajar dan mahasiswa. Workshop diadakan di ruang
Salman. Di masa kepemimpinan beliau di tahun 80- kelas yang ada di Salman dengan melibatkan para
an, para mahasiswa yang aktif di Salman telah instruktur perfilman dari IKJ, IKIP Bandung, dan
menggunakan perangkat proyektor untuk menarik Forum Film Bandung (FFB).
anak-anak agar mau datang ke masjid. Proyektor Pada tahun 2004 SFMC mulai memproduksi
atau pemutar film seluloid itu digunakan untuk film cerita panjang berjudul “My Sister and I”. Film
menayangkan film-film tentang perjuangan Islam. yang diproduksi oleh kru SFMC dan kru magang
Di masa itu Masjid Salman ITB juga telah yang terdiri atas para pelajar dan mahasiswa ini
memiliki unit dokumentasi dengan perangkat berhasil ditayangkan di Gedung Majestic yang
kamera 16mm. Karya-karya film berupa film dulunya adalah bioskop pertama di Bandung.
dokumenter telah banyak dihasilkan unit ini. Namun Pada tanggal 17 Agustus 2004 SFMC
seiring dengan perjalanan waktu kegiatan perfilman mendirikan Forum Filmmaker Pelajar Bandung
(F2PB) untuk membina secara khusus para pelajar
64
ISSN 2686-5513

SMA se-Bandung Raya yang ingin membuat film. pelajar terbaik tingkat provinsi Jawa Barat pada
Pada tahun 2005 F2PB berhasil membuat film cerita tahun 2012. Dari sisi kualitas karya Generasi Z
panjang berjudul “Ben” yang ditayangkan di Art memang lebih baik namun dari sisi keorganisasian
Cinema Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Pada berlaku sebaliknya.
tahun 2006 F2PB kembali memproduksi film cerita Pada tahun 2014 terjadi perubahan mendasar
panjang “Gue Gak Mau Salah Jalan” yang berhasil dalam pergerakan dakwah film Salman dengan
ditayangkan di 10 kota, di antaranya Bandung, berdirinya Salman Film Academy (SFA). SFA
Jakarta, Yogyakarta, Denpasar, Pekanbaru, adalah metamorfosa dari unit filmmaker Salman
Lampung, dan Menado. Selanjutnya kolaborasi yang awalnya bersifat indie menuju lembaga
SFMC dan F2PB pada tahun 2008 melahirkan film pendidikan film yang menghasilkan film Islami
cerita panjang berjudul “Me, My Sister & Muhamad komersial. Pengalaman selama 13 tahun dalam
Ali” yang ditargetkan dapat tayang secara reguler di perfilman di Indonesia membuat para pendiri SFA
bioskop. Namun karena kurangnya pengetahuan dan optimis untuk ikut berperan dalam industri perfilman
pemahaman tentang aturan penayangan film bioskop nasional melalui film Islami.
target tersebut tidak tercapai. Pada tahun 2015 SFA memulai program Junior
Film-film yang dihasilkan oleh SFMC dan Filmmaker Camp (JFC) untuk pelajar SMP dan
F2PB dalam periode 2003 hingga 2008 belum bisa SMA. Program ini berlangsung selama 5 hari dengan
dikategorikan sebagai film Islami. Tema-tema yang konsep para peserta menginap di Masjid Salman
diangkat pun tidak berupa materi-materi dakwah ITB. Dalam waktu yang terbatas itu para peserta
yang menggurui. Para pemain perempuan dan kru diberikan materi tentang film dan di akhir program
perempuan yang terlibat pun tidak semuanya membuat film pendek secara berkelompok. Ada pun
berkerudung. Kondisi ini disebabkan para pelajar tema-tema yang diangkat dalam film pendek ini
dan mahasiswa yang terlibat dalam produksi film berkaitan dengan dinamika dan problematika para
bukan berasal dari aktivis kerohanian Islam di pelajar dari sudut pandang Islam.
sekolah atau kampusnya. Sebagian besar dari
mereka adalah anak-anak muda yang memang
mempunyai passion dalam bidang perfilman saja. 3. Perkembangan Film Islami di Indonesia
Akibatnya sempat terjadi konflik dengan para aktivis Kebangkitan film Islami di Indonesia dimulai
Salman yang lain karena adanya perbedaan persepsi melalui film “Ayat-ayat Cinta” yang diproduksi
dalam memandang konsep dakwah. tahun 2008. Film yang diadaptasi dari novel laris
Sebagai film yang diproduksi dengan semangat karya Habiburrahman El Shirazy ini berhasil meraih
indie, tema yang diangkat diupayakan tidak sama 3.676.210 penonton dan menjadi film ke-2 terlaris di
dengan kecenderungan yang ada dalam film-film tahun 2008. Film yang disutradarai oleh Hanung
mainstream saat itu seperti percintaan atau horor. Bramantyo ini dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti
Maka dipilih tema seputar hubungan kakak dan adik Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan
(“My Sister and I” dan “Me, My Sister 7 Muhamad Melanie Putria. Film ini berkisah tentang Fahri bin
Ali”), dan seputar dinamika remaja SMA yang Abdillah (Fedi Nuril) seorang mahasiswa Indonesia
sedang mencari jati dirinya (“Ben” dan “Gue Gak yang berusaha menggapai gelar masternya di Al
Mau Salah Jalan”). Namun dalam pengembangan Azhar University, Kairo. Tema besar film ini adalah
tokoh, masalah, konflik, dan elemen naratif lainnya percintaan seorang pemuda muslim yang pada
tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang akhirnya mengharuskan dia melakukan poligami.
universal. Selanjutnya pada tahun 2009 diproduksi film
Dalam periode 2009 – 2011 kegiatan produksi “Ketika Cinta Bertasbih” yang disutradarai oleh
film di Masjid Salman ITB mengalami kebekuan. Chaerul Umam. Film ini dibintangi antara lain oleh
Pada tahun 2012 program F2PB kembali dibuka Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Alice
dengan para peserta adalah anak-anak SMA yang Norin, Andi Arsyil Rahman, Meyda Sefira, Deddy
rata-rata lahir pada tahun 1995. Anak-anak yang Mizwar, Niniek L. Karim, dan Didi Petet. Film
disebut sebagai Generasi Z ini memiliki karakter yang juga diadaptasi dari novel laris karya
yang berbeda dengan generasi pertama yang ada di Habiburrahman El Shirazy ini bercerita tentang
F2PB. Generasi ini adalah anak-anak yang sejak usia Khairul Azzam, seorang mahasiswa Indonesia yang
SD sudah mengenal internet. Selain itu penguasaan sedang menuntut ilmu di Al-Azhar University,
mereka terhadap teknologi informasi juga lebih baik Kairo. Tema besar film ini adalah usaha dan
dibandingkan generasi sebelumnya. perjuangan seorang pemuda muslim dalam
Karakter Generasi Z adalah lebih tidak fokus menemukan jodohnya dengan tetap selalu teguh
dari pada generasi sebelumnya, tapi lebih serba bisa, berpedoman kepada ajaran agama.
lebih individual, lebih global, dan berpikiran lebih Sejak tahun 2008 hingga 2017 selalu ada film
terbuka. Karakter ini dari satu sisi sangat merugikan Islami yang mengisi posisi 15 film teratas dalam
karena dalam membuat sebuah film dibutuhkan perolehan jumlah penonton bioskop. Berikut ini
kekompakan dan kerjasama tim. Hal ini berimbas adalah beberapa judul film Islami, yaitu: “Sang
pada program F2PB yang hanya bertahan selama 2 Pencerah” (2010), “Dalam Mihrab Cinta” (2010),
tahun dan hanya menghasilkan beberapa kaya film “Hafalan Shalat Delisa” (2011), “Di Bawah
pendek. Salah satu karya film pendek berjudul Lindungan Ka'bah” (2011) , “Negeri 5 Menara”
“Dancer Wannabe” berhasil menjadi film pendek
65
ISSN 2686-5513

(2012), “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” kehilangan tokoh idolanya. Atas bantuan Kak
(2013), “99 Cahaya di Langit Eropa” (2013), “Hijrah Raudah, guru ngajinya, Aqila bertemu dengan
Cinta” (2014), Assalamualaikum Beijing” (2014), Tsurayya (Maudy Koesnaedi), seorang astronot
“Surga yang Tak Dirindukan” (2015), “Bulan Indonesia yang sedang melakukan penelitian
Terbelah di Langit Amerika” (2015), “Ayat Ayat tanaman untuk dikirim ke ruang angkasa. Melalui
Cinta 2” (2017), dan “Insya Allah Sah” (2017). interaksi dengan Tsurayya, Aqila belajar tentang
Pada tahun 2014 terjadi perubahan mendasar hakikat menjadi seorang astronot yang sejatinya
dalam pergerakan metode dakwah di Masjid Salman harus menjadi khalifah yang menjaga bumi
ITB dengan berdirinya Salman Film Academy (rahmatan lil alamin).
(SFA). SFA adalah metamorfosa dari unit filmmaker Film yang disutradarai oleh Iqbal Alfajri ini
Salman yang awalnya bersifat indie menuju lembaga melakukan pengambilan gambar di salah satu
pendidikan film yang menghasilkan film Islami wahana antariksa yang ada di Leicester, Inggris.
komersial. Pengalaman selama 13 tahun dalam Lokasi shotingnya lainnya adalah di London serta di
perfilman indie di Indonesia membuat para pendiri Indonesia tepatnya di Jakarta, Bogor, dan Siak
SFA optimis untuk ikut berperan dalam industri (Riau). Menurut data dari www.filmindonesia.or.id
perilman nasional melalui film Islami. per tanggal 02 Oktober 2019 film “Iqro: My
Menganalisis dari judul dan tema film-film Universe” sudah ditonton lebih dari 164 ribu orang.
Islami yang telah diproduksi di Indonesia sejak Setelah tidak tayang reguler di bioskop film
tahun 2008 dapat disimpulkan bahwa tema “Iqro” masih banyak diapresiasi dengan sistem
percintaan masih mendominasi. Tema percintaan nonton bareng di bioskop maupun non bioskop.
tersebut tentu terbatas hanya bisa ditonton oleh Fenomena nonton bareng ini dilaksanakan oleh
kelompok usia tertentu. Hal ini menguatkan tekad komunitas sekolah, pesantren, pengajian, dan
SFA untuk memproduksi film Islami yang dapat organisasi sosial keislaman lainnya. Film “Iqro” juga
ditonton oleh anak-anak dan seluruh anggota telah dipilih Pusat Pengembangan Perfilman
keluarga. Kemdikbud RI untuk ditayangkan ke sekolah-
Film “Iqro: Petualangan Meraih Bintang” yang sekolah di seluruh Indonesia.
diproduksi tahun 2017 oleh Masjid Salman ITB
bekerja sama dengan PT Bumi Prasidi Bi-Epsi 4. Kesimpulan
adalah film Islami pertama dari komunitas masjid di Dakwah akan efektif bila memperhatikan
Indonesia. Sebelumnya sudah ada beberapa kecenderungan umatnya terhadap media yang dekat
komunitas dan lembaga dakwah yang memproduksi dengan keseharian mereka. Ciri utama Generasi Z
film Islami. adalah berpikiran terbuka, akrab dengan teknologi,
Film ini mengangkat cerita tentang seorang dan memiliki kecenderungan yang kuat dengan
anak usia 9 tahun bernama Aqila (Aisha Nurra media audio visual atau film. Dalam hal menambil
Datau), yang sangat gandrung pada sains namun keputusan, Generasi Z lebih banyak mendapatkan
kurang punya minat belajar Al Qur’an. Aqila pengaruh dari informasi yang mereka dapatkan dari
memiliki seorang Opa (Co Simbara) yang berprofesi sosial media atau internet.
sebagai astronom dan tinggal di Pusat Peneropongan Metode dakwah melalui film yang telah
Bintang Bosscha. Aqila bermaksud membuat tugas dilakukan aktivis Masjid Salman ITB kepada
sekolahnya yang berhubungan dengan astronomi. Generasi Z telah menunjukkan hasil positif, baik
Opanya memberi izin pada Aqila untuk melalui kegiatan belajar membuat film bersama para
menggunakan teropong bintang di Bosscha untuk pelajar SMP dan SMA (filmmaker camp) maupun
menyelesaikan tugasnya, namun dengan satu syarat: melalui produksi film layar lebar “Iqro”. Hal tersebut
Aqila harus bisa membaca Al Qur’an. dapat dilihat dari peserta filmmaker camp dan jumlah
Sejak dirilis di bioskop pada 26 Januari 2017 penonton film “Iqro” yang terus berkembang.
film yang disutradarai oleh Iqbal Alfajri ini sudah Menjadikan film sebagai media dakwah utama
ditonton lebih dari 300 ribu orang. Selain untuk Generasi Z adalah suatu keniscayaan di tengah
ditayangkan di Indonesia, pada bulan Februari 2017 perkembangan teknologi informasi saat ini.
film “iqro” juga diputar di 5 kota Australia, yaitu: Dibutuhkan sumber daya manusia dari kalangan
Sidney, Melbourne, Perth, Adelaide, dan Brisbane. aktivis masjid dan lembaga dakwah dalam merespon
Kemudian pada bulan April 2017 juga ditayangkan fenomena ini sehingga dakwah melalu media film
di 6 kota Britania Raya, yaitu: Birmingham, dapat terus berkembang dari sisi kuantitas maupun
Sheffield, Glasgow, London, Manchester, dan kualitas.
Leeds.
Pada tanggal 11 Juli 2019 film “Iqro: My Daftar Pustaka
Universe” yang merupakan sekuel dari film [1] Gerintya, Scholastica (2018) Bagaimana
sebelumnya ditayangkan secara nasional di bioskop Teknologi Memengaruhi Masa Depan
seluruh Indonesia. Film ini masih bercerita tentang Generasi Z, https://tirto.id/bagaimana-
Aqila (Aisha Nurra Datau) yang memiliki cita-cita teknologi-memengaruhi-masa-depan-generasi-
untuk menjadi Astronot. Opanya (Cok Simbara) z-cFHP diakses 10 September 2019, pukul
yang seorang astronom mendapat tugas penelitian di 08.07
Inggris. Aqila yang bermaksud membuat vlog
tentang tokoh antariksa untuk lomba Lapan
66
ISSN 2686-5513

[2] Juanmartin (2018) Gen Z: Agama


SumberKebahagiaan, https://imune.id/gen-z-
indonesia-agama-sumber-kebahagiaan/
diakses 10 September 2019, pukul 11.14
[3] Muftisany, Hafidz (2015), Film Islami Film
Ideal,
https://www.republika.co.id/berita/koran/dialo
g-jumat/15/01/30/niz95623-film-islami-film-
ideal diakses 04 Oktober 2019, pukul 09.35
[4] Pratista, Himawan (2008), Memahami Film,
Homerian Pustaka, Yogyakarta

67
ISSN 2686-5513

Peran Karakter Pemimpin dalam Mengelola Masjid yang Memiliki Jamaah


Aliran Pemikiran "Assunnah" dan "Ahlussunnah Waljamaah"
Abdul Chalim1
1
DKM Jabal Rahmah, GBR I, Cilame, Ngamprah, Bandung Barat
chalim.star@gmail.com

ABSTRAK

Kota semakin berkembang meluas, membuat tumbuhnya perumahan baru, sekaligus tumbuhnya sarana masjid
baru. Pola umum akan terjadi pembauran sosial masyarakat, antara pribumi dan pendatang yang berbeda latar
belakang budaya, asal geografis, karakter, pengalaman, aliran madzhab, dsb. Hal ini membuat kondisi jamaah
masjid semakin heterogen. Kecenderungan terjadi pengelompokan beribadah sesuai pilihan madzhab fikih,
kesamaan pola pikir dan karakter dominan dalam kelompok jamaah.
Permasalahan mulai muncul saat musyawarah menentukan siapa yang akan menjadi ketua dan pengurus DKM
(Dewan Kemakmuran Masjid). Siapapun pemimpin terpilih perlu bersinergi bersama dengan jamaah, agar
persatuan bisa terwujud meskipun berbeda aliran pemahaman, berbeda madzhab fikih dan organisasi keagamaan.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana masjid ini bisa makmur, setiap kegiatan dihadiri banyak jamaah, bisa
mewadahi semua kebutuhan jamaah. Mengembalikan masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tapi
juga sebagai pusat peradaban Islam.
Bagaimana pengaruh karakter kepemimpinan Ketua DKM dan pola keputusan yang diambil bersama pengurus
lainnya. Sehingga terbentuk atmosfer suasana masjid yang kondusif dan nyaman, memberikan pelayanan terbaik
untuk semua jamaah. Dianalisa dari pola perbedaaan aliran pemikiran madzhab, karakter dominan, pengalaman
pendidikan dll. Metode analisa penelitian ini menggunakan alat bantu psikologi terapan yaitu konsep STIFIn,
melakukan wawancara, studi literatur dan observasi langsung.
Masjid Jabal Rahmah menjadi obyek penelitian ini karena memenuhi kriteria sesuai judul makalah. Berdasarkan
hasil penelitian dan analisa, kepemimpinan DKM Jabal Rahmah saat ini menjalankan program-program kegiatan
yang bisa mewadahi kegiatan ibadah dengan baik, jumlah jamaah shalat selalu banyak, dan kajian bergilir bisa
terlaksana dari berbagai kelompok jamaah aliran pemikiran dan madzhab. Persatuan di antara jamaah terus terjalin.

Kata Kunci: masjid, madzhab, karakter, kepemimpinan

1. Pendahuluan menghadapi permasalahan, seperti apa usaha yang


Sejatinya masjid adalah milik Allah Swt., bukan sudah dijalankan untuk menyatukan beragam aliran
milik siapa yang membangun, ataupun kelompok pemikiran dan madzhab, bagaimana ia menggerakkan
jamaah tertentu. Setiap jamaah umat Islam yang mau anggota pengelola untuk mencapai tujuan organisasi
beribadah ke Allah Swt., mempunyai hak untuk DKM, serta bagaimana pengaruh karakter
memakmurkan masjid. Agar fungsi masjid bisa kepemimpan Ketua DKM dan pola keputusan yang
berjalan optimal dan meluas, tidak sekedar sebagai diambil bersama pengurus lainnya, sehingga terbentuk
tempat ibadah mahdah tapi bisa juga berfungsi sebagai atmosfer suasana masjid yang kondusif dan
pusat peradaban umat Islam. Maka diperlukan memberikan pelayanan kenyamanan terbaik untuk
pengelolaan masjid yang baik. Pada saat ini jamaah masjid.
pengelolaan masjid dipegang oleh ketua DKM dan Ada beragam teori kepemimpinan, penelitian ini
pengurusnya. Kepemimpinan DKM tidak hanya menggunakan pendekatan metode konsep STIFIn
berperan pada urusan manajemen teknis saja, karena konsep ini bersifat aplikatif di banyak bidang
kehadirannya sangat diperlukan untuk bisa terutama yang berhubungan dengan memahami
mengayomi semua jamaah masjid. Bisa perilaku dan karakter dasar manusia. Apakah terbukti
mengharmoniskan beragam perbedaan yang ada. ada keselarasan antara konsep STIFIn dengan realita
Sehingga masjid menjadi simbol persatuan umat alami yang terjadi pada kepemimpinan DKM.
Islam. Walupun berbeda pemahaman dan madzhab Penggunaan ilmu psikologi terapan ini bermanfaat
fikih masih bisa beribadah dengan satu imam shalat untuk membantu para pemimpin mengenali lebih
yang memimpinnya. dalam karakter personal dan anggota pengurusnya
Pemimpin akan diturunkan sesuai dengan serta karakteristik jamaah, memahami pola karakter
kebutuhan zaman dan tempatnya. Setiap Pemimpin dan hubungan antar jamaah, memahmi pola persamaan
akan dilihat bagaimana saat ia mengambil keputusan perbedaan individu dan kelompok jamaah serta
dan apa respon sikap yang dilakukannya. Seperti apa bagaimana menemukan titik temunya. Pengelola
gaya memimpinnya, bagaimana responnya saat masjid bisa melakukan pendekatan yang pas dan

68
ISSN 2686-5513

nyaman saat mengelola individu atau kelompok yaitu berupa ajaran keagamaan yang menggabungkan
jamaah. Sehingga kepengurusan DKM berhasil antara madzhab Salaf dalam bidang akidah dan
mencapai target tujuan organisasinya, dengan cara madzhab Imam Ahmad bin Hanbal dalam bidang
yang efektif dan bisa bertahan dalam waktu lebih lama. fikih.4 Aliran pemahaman akidah dan madzhab
fikihnya memiliki imam yang sama yaitu imam
2. Metode Penelitian Ahmad bin Hanbal. Dikenal dengan nama pemahaman
Metode analisa yang digunakan dalam penelitian Atsariyyah. Dalam kajian-kajiannya sering
ini adalah metode Konsep STIFIn. Ditambah menggunakan istilah kata "Assunnah".
melakukan telaah buku-buku, literatur, studi pustaka, Aliran pemikiran Ahlussunnah Wal-Jamaah
wawancara dan observasi langsung. Asy'ariyah di Indonesia mayoritas dikenal dengan
Kaum Nahdiyin dan sering menggunakan istilah kata
a. Pengertian Pemahaman Aliran "Assunnah" "Aswaja". Organisasi sosial keagamaannya bernama
dan "Ahlussunnah Waljamaah" Nahdhatul Ulama, memiliki pengertian sebagai paham
Manhaj secara bahasa Arab artinya jalan yang keagamaan Islam yang dibawa oleh KH Hasyim
jelas dan terang. Manhaj menurut istilah syar'i adalah Asy'ari (w.1366 H), berupa ajaran keagamaan yang
jalan hidup yang lurus dan terang dalam beragama menggabungkan antara madzhab Imam Abu al-Hasan
menurut pemahaman para sahabat Rasullah al-Asy'ari (w.324 H) dalam bidang akidah dan
Muhammad Saw.1 Manhaj juga punya arti metode. madzhab Syafi'i dalam bidang fikih.5
Madzhab adalah istilah bahasa Arab yang berarti jalan Pemahaman Assunnah (Salafi-Wahabi)
yang dilalui dan dilewati. Sesuatu dikatakan madzhab menyampaikan semangat untuk memurnikan ajaran
bagi seseorang jika pilihan cara atau jalan tersebut kembali sesuai apa yang dicontohkan Rasulullah,
sudah menjadi ciri khasnya. Menurut ulama dan ahli menjauhi bid'ah dan memaknai dalil secara
agama Islam, madzhab adalah metode yang dibentuk tekstual/dhohiriah. Pemahaman Ahlussunnah
setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian Waljamaah Asy'ariyyah juga memiliki semangat
orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai menjaga ibadah sesuai syariat mengikuti yang
pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian- dicontohkan Rasulullah dan menjauhi bid'ah,
bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan mengikuti kaidah mayoritas umum jamaah seluruh
kaidah-kaidah.2 Madzhab menurut ulama fikih adalah dunia. Dikenal juga sebagai pemahaman secara
sebuah metodologi fikih khusus yang dijalani oleh batiniah. Kedua aliran pemikiran ini di beberapa
seorang ahli fikih mujtahid, yang menghantarkannya bagian memiliki pemahaman yang berbeda, seperti
memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu'.3 dalam beberapa hujjah dalil akidah, fikih ibadah,
Istilah madzhab sering digunakan pada tiga ruang makna bid'ah dll.
lingkup besar yaitu, madzhab akidah atau teologi Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (tokoh dari
(madzhab i'tiqadiyyah), madzhab politik (madzhab aliran pemahaman Salafi) menyebutkan definisi As-
siyasiyah), dan yang populer adalah madzhab fikih Sunnah ialah jalan yang ditempuh atau cara
atau madzhab hukum (madzhab fiqhiyyah). pelaksanaan suatu amalan baik itu dalam perkara
Di kalangan Islam sunni (manhaj Ahlusunnah) kebaikan maupun perkara kejelekan. Dimaknai juga
terdapat 3 kelompok aliran pemahaman akidah yaitu, sebagai jalan yang ditempuh dan dilaksanakan oleh
1. Al Atsariyyah dengan imamnya Ahmad bin Hanbal Rasulullah Saw. serta para sahabatnya, baik tentang
(164-241H), 2. Al Asy'ariyyah dengan imamnya Abul ilmu, i'tiqad, perkataan maupun perbuatan. Wajib
Hasan Al Asy'ari (260-324 H), dan 3. Al Maturidiyyah diikuti, orang yang mengikutinya akan dipuji dan
dengan imamnya Abu Manshur Al Maturidi (233/247 orang yang menyalahinya akan dicela. Aliran
- 333H). Asy'ariyyah dan Maturidiyyah memiliki pemikiran ini mengartikan Ahlussunnah ialah orang-
aliran pemikiran akidah sama. Sehingga perbedaan orang yang berupaya memahami dan mengamalkan
pemahaman mengerucut kepada Atsariyyah dan As-Sunnah An-Nabawiyah serta menyebarkan dan
Asy'ariyyah. Kelompok pemahaman akidah Atsariyah membelanya. Kemudian mengartikan Al Jamaah ialah
dikenal dengan Assunnah atau yang sering dikenal orang-orang yang telah sepakat berpegang dengan
oleh masyarakat umum dengan nama Salafi atau kebenaran yang pasti sebagaimana tertera dalam Al-
Wahabi. Kelompok pemahaman akidah Asy'ariyah di Quran dan Hadits, dan mereka itu ialah para sahabat,
Indonesia dikenal dengan nama Ahlussunnah tabi'in walaupun jumlah mereka sedikit, sebagaimana
Waljamaah (Aswaja). Hal mendasar yang menjadi pernyataan Ibnu Mas'ud r.a.: “Al Jama'ah itu ialah apa
perbedaan keduanya adalah perbedaan paradigma saja yang mencocoki kebenaran, walaupun engkau
berfikir. sendirian (dalam mencocoki kebenaran itu). Maka
Wahabi adalah paham keagamaan Islam yang kamu seorang adalah Al Jama'ah." Mengartikan kata
dibawa oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab bid'ah dalam syariah ialah cara pengenalan agama
(w.1206 H) di jazirah Arab (Kerajaan Saudi Arabia), yang baru dibuat dengan menyerupai syariah dan

1 3
dari website id.m.wikipedia.org/wiki/Minhaj diakses Ibid
4
tanggal 02-10-2019 KH. Mustafa Ali Yaqub, Titik Temu Wahabi - NU,
2 dari website id.m.wikipedia.org/wiki/Mazhab diakses Maktabah Darus-Sunnah Jakarta 2016
5 Ibid
tanggal 02-10-2019. mediamuslim.info Sumber rujukan: Al
Madkhal Ila Dirasatil Madarisi Wal Madzahibil Fiqhiyyah,
oleh Dr. Umar SulaimanbAl Asyqar
69
ISSN 2686-5513

dimaksudkan dengan bid'ah tersebut agar bisa Memperhatikan 4 faktor perubahan, yaitu: waktu,
beribadah kepada Allah Swt. lebih baik lagi dari apa tempat, individu dan keadaan.
yang ditetapkan oleh syariah-Nya. Jadi menurut
pemahaman ini, Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah b. Pengertian Karakter, Kepemimpinan dan
orang yang mempunyai sifat dan karakter mengikuti Penjelasan Konsep STIFIn
sunnah Rasulullah Saw. dan menjauhi perkara-perkara Pengertian karakter sesuai KBBI adalah tabiat;
yang baru dan bid'ah dalam agama. Karena mereka sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
adalah orang-orang yang ittiba' kepada sunnah membedakan seseorang dengan yang lain; watak.
Rasulullah Saw. dan mengikuti Atsar (jejak salaful Menurut Imam Al Ghazali, pengertian karakter
ummah), maka mereka disebut Ahlul Hadits, Ahlul merupakan sifat yang mana tertanam di dalam sifat
Atsar dan Ahlul Ittiba . Mereka juga dikatakan sebagai dan jiwa seseorang tersebut, sehingga akan secara
Thaifatul Manshurah, al Firqatun Najiyah, Ghuroba spontan dan mudah sikap, tindakan, dan perbuatan
(orang asing).6 tersebut akan terpencarkan.8 Perbedaan tajam dari
KH. Hasyim Asy'ari memberikan pengertian al- pengertian antara perilaku, kepribadian, karakter dan
sunnah secara bahasa dan istilah dengan mengutip watak dari strata yang paling rendah, sebagai berikut:
pernyataan al-Imam Abu al-Baqa' al Kafawi sebagai 1. Perilaku (behaviour): yaitu tindak tanduk
berikut: “Al-Sunnah secara kebahasaan adalah jalan manusia yang belum menjadi traits (ciri atau
meskipun tidak diridhai oleh Allah Swt. Sedangkan sifat).
secara syar'i al-Sunnah adalah nama bagi jalan yang 2. Personaliti (kepribadian): yaitu kecenderungan
diridhai oleh Allah Swt. yang dilalui dalam agama, manusia yang sudah menjadi traits.
yang telah dilalui oleh Rasulullah Saw. atau selain 3. Karakter: yaitu traits yang terjadi berulang
beliau dari orang-orang yang menjadi panutan di karena sudah menjadi myelin (otot).
dalam agama seperti para sahabat r.a. Karena sabda 4. Watak: yaitu traits yang sudah melekat pada diri
Rasulullah Saw.: "Wajib atas kalian berpegang teguh seseorang dan mendalam selevel dengan genetik
atas sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin (mirip dengan Personaliti Genetik pada STIFIn),
sesudahku." Sementara kata al Jama'ah diartikan tapi bisa saja watak ini hasil dari
secara bahasa adalah sekumpulan apa saja dan penggemblengan masif sehingga melebihi
jumlahnya banyak. Pendapat al-Imam Abdul Ghani al- myelin karena nilai tambahan seperti fanatisme
Ghunaimi al-Maidani, "Pengikut jamaah adalah keberpihakan yang kuat atau ada sinergi
generasi sahabat, tabi'in dan generasi sesudahnya yang kesungguhan dan kebiasaan.
mengikuti Rasulullah Saw. Hal yang dimaksud dengan Di luar keempat hal tersebut, terdapat Personaliti
jalan Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah ajaran yang Genetik, yaitu kepribadian yang datangnya dari faktor
dipegang teguh oleh Rasulullah Saw. dan para genetik dan bersifat 'given' (anugrah dari Tuhan).
sahabatnya yang mulia. Ajaran tersebut telah Bawaan lahir dan menjadi sifat/modal dasar pada
ditunjukkan oleh golongan terbesar umat Islam dalam seseorang. Memiliki kecenderungan alamiah sering
setiap masa. Mereka adalah jamaah, kelompok yang muncul meskipun tanpa dibentuk oleh lingkungan,
menang dalam memperjuangkan kebenaran, dan dibiasakan, diulang-ulang, ataupun dilatih. Hanya
golongan yang selamat di antara 73 golongan." Jadi memang untuk membuatnya benar-benar muncul
menurut KH M Idrus Ramli, menyimpulkan optimal dan keihatan tajam, memerlukan latihan
Ahlussunnah wal-Jamaah adalah golongan yang penggemblengan secara fokus. Tipe Personaliti
mengikuti ajaran yang diridhai oleh Allah Swt., yaitu Genetik pada seseorang dapat diketahui jenisnya
ajaran Rasulullah Saw., para sahabat dan tabi'in, serta dengan menggunakan tes STIFIn.
generasi penerus mereka yang terdiri dari golongan Menurut Poniman, Azzaini dan Nugroho dalam
terbesar umat Islam dalam setiap masa. Golongan buku Kubik Leadership, kepemimpinan dimaknai
tersebut layak disebut dengan nama al-jamaah, sebagai kemampuan untuk menentukan kemana hidup
kelompok pemenang dalam memperjuangkan akan diarahkan, apa saja yang ingin dilakukan dalam
kebenaran dan golongan yang selamat diantara 73 hidup ini, dan jalan mana yang harus ditempuh untuk
golongan umat Islam yang ada.7 mencapainya
Aliran pemikiran Asy'ariyyah membedakan Mencakup pimpin keyakinan, pimpin aksi dan pimpin
antara teks wahyu (Al-Quran dan Sunnah), penafsiran pekerti. Inti kepemimpinan dalam konsep STIFIn
dan penerapannya dalam upaya melakukan tahqiq Leadership dimaknai sebuah seni keteladanan,
manath (memastikan kecocokan sebab hukum pada bagaimana pemimpin dapat menjadi contoh bagi
kejadian) dan takhrij manath (memahami sebab pengikutnya. Model kepemimpinan dengan
hukum). Tidak memungkiri peran akal dengan cara pendekatan konsep STIFIn didasarkan pada hubungan
berusaha mensinergikan akal dan teks wahyu. Ada dan perilaku pemimpin terhadap anak buahnya,
penekanan pentingnya memahami realitas kehidupan, dengan melihat Mesin Kecerdasan (MK) pemimpin
tata cara menerapkan teks wahyu yang absolut kepada dan MK pengikut, serta atmosfer yang tercipta.
tataran realitas kejadian yang bersifat relatif. Mengoptimalkan ketiga variabel tersebut, dapat

6 7
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Kitab Syarah KH Muhammad Idrus Ramli di dalam bukunya, Akidah
Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Penerbit: Pustaka Imam Ahlussunnah Wal-Jamaah; Penjelasan Sifat 50, hal. 37
8 Dari website dosenpsikologi.com/pengertian-karakter-
Asy-Syafi'i. 2006.
menurut-para-ahli/amp diakses tanggal 02-10-2019
70
ISSN 2686-5513

dibangun pola kepemimpinan yang lebih permanen kecerdasan seseorang. Kelima belahan otak dominan
dan bertahan dalam jangka panjang sesuai tujuan itu diberi nama STIFIn yang merupakan singkatan dari
organisasinya. Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, Insting. Ini
Islam sangat peduli terhadap persoalan disebut sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Jika MK ada
kepemimpinan. Saat ada beberapa orang, harus tambahan intovert atau extrovert disebut Personality
diangkat pemimpin agar terjadi pergerakan ke arah Genetic (PG), total ada 9 PG. Kecenderungan
kepribadiannya bersifat tetap, tidak berubah, stabil,
akan berulang ke pola yang sama, dan menjadi
dominan alam bawah sadarnya.

yang lebih baik. Jika ada lebih dari satu pemimpin,


yang terjadi adalah adanya dualisme kepemimpinan, Di bidang psikologi terdapat dua paradigma
mengakibatkan konflik dan pergerakan ke arah yang utama yaitu nature dan nurture. Paradigma nature
tidak baik. Jika kepemimpinan sangat dianggap meyakini bahwa adanya peran Tuhan dalam diri
penting oleh Islam, maka dalam teori belahan otak manusia, dalam membentuk personaliti manusia yang
dominan, sudah semestinya ada kepemimpinan. Jadi terwakili oleh genetik yang Tuhan "give". Paradigma
dalam otak pun berlaku teori kepemimpinan. nurture meyakini bahwa personaliti manusia, karakter,
Meskipun manusia memiliki 5 belahan otak sehingga sifat, perilaku, watak itu terbentuk oleh lingkungan
memiliki 5 kecerdasan utama, tetapi akan ada satu tanpa ada peran kreasi Tuhan di dalamnya, manusia
belahan yang menjadi pemimpinnya. Tidak bisa dua, dibentuk oleh pengalaman hidupnya.
tiga, apalagi dimaksimalkan kelima-limanya. Hal ini Berdasarkan rumus Fenotip (100%) = Genetik
selaras dengan fitrah dan sesuai dengan konsep (20%) + Lingkungan (80%), maka nature adalah
kepemimpinan Islam seperti sabda Rasulullah Saw., yang genetik (20%) dan nurture adalah Lingkungan
"Apabila terdapat tiga orang dalam sebuah perjalanan, (80%). Meskipun faktor lingkungan besar dalam
maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari mempengaruhi fenotip manusia, namun sebetulnya
mereka sebagai pemimpin." (HR. Abu Dawud No. genetik yang 20% itulah yang aktif mencari 80%
2609). lingkungan.
STIFIn merupakan sebuah metode yang Faktor lingkungan bersifat mudah berubah,
terkonsep untuk mengenali jenis kecerdasan dominan faktor genetik cenderung tetap. Sehingga sejatinya
dan kepribadian genetik seseorang. Konsep STIFIn genetik ini paling berkontribusi terhadap fenotip
diperkenalkan oleh Farid Poniman dengan melakukan manusia. Ini seperti Hukum Pareto 80-20, (law of the
sintesa dari berbagai teori psikologi, neuroscience, dan vital few) dimana yang sedikitlah yang dominan atau
SDM. Prinsip besarnya mengacu kepada konsep menjadi penentu. Terbukti bahwa manusia sadar atau
kecerdasan tunggal. Elaborasi dari tiga teori utama tidak sadar selalu mencari lingkungan yang paling
yaitu Teori Fungsi Dasar oleh Carl Gustav Jung, Teori optimal bagi dirinya, mencari jati dirinya, dan ini
Belahan Otak oleh Ned Herman, dan Teori Strata Otak adalah sebuah mekanisme sunnatullah.
Triune Brain oleh Paul MacLean. Farid Poniman Tes STIFIn sudah melewati riset ilmiah dan
berusaha menjadikan konsep STIFIn sebagai derivasi mendapat pengakuan dari berbagai pakar psikometrik.
Al-Quran dan As Sunnah. Mengambil prinsip-prinsip Berdasarkan riset di Malaysia yang melibatkan Prof.
teori fitrah Islam dari ayat Al-Quran, kisah shirah Dr. Zin Nordin (Pakar Psikometrik), Dr. Mohd.
nabawiyah, dan berbagai kitab hasil pemikiran Suhaimi Mohamad (Pakar Personaliti), dan Dr. Wan
ilmuwan muslim, seperti kitab Ar Rasail Imam Al Shahrazd Wan Sulaiman (Pakar Personaliti)
Ghazali. didapatkan kesimpulan riset: 1. Kesembilan
Untuk mengetahui hasil tes seseorang, saat ini personaliti STIFIn jika diuji dalam bentuk inventori
STIFIn menggunakan cara biometrik tes fingerprint, menunjukkan reliabilitas yang baik dan tinggi dengan
dilakukan dengan cara men-scan kesepuluh sidik jari koefisien alfa 0,849. 2. Didapati korelasi yang
tangan dengan alat scanner yang terhubung ke signifikan antara hasil tes STIFIn dengan alat tes lain
aplikasi. Tes STIFIn akan menjawab dimana belahan (simulasi permainan Tundra) menggunakan uji
otak dominan seseorang dan lapisan otak mana yang statistik khi kuadrat.
lebih aktif. Belahan otak yang dominan menjadi sistem Prof. Drs. Kumaidi, M.A., PHd (Ahli
operasi dan sekaligus menjadi pemimpin mesin Psikometrik, Guru Besar Universitas Muhammadiyah

71
ISSN 2686-5513

Surakarta) memberikan pernyataan, "Saya telah


membaca laporan riset yang dipimpin Prof. Dr.
Mohammed Zin Nordin dan teamnya tentang Tes
STIFIn. Mereka telah melakukan riset yang baik."
Prof. Dr. Kuswandi, S.U., M.Phill., Apt (Guru Besar
UGM, Pakar Genetika, pemerhati Pendidikan, dan
Pengamat Sosial Budaya) menyatakan, "Hasil tes
STIFIn ini sangat cocok dengan saya. penjelasannya
sangat ilmiah, detail, dan praktis untuk saya pahami."
Zhai Guijun, dalam makalahnya Report on Study
of Multivariate Intelligence Measurement through
Dermatoglyphic Identification, Beijing Oriental KeAo
Human Intelligence Potential Research Institute, yang
dipublikasikan pada 15 April 2006, menyebutkan
"Pengukuran kecerdasan multivariat melalui
identifikasi dermatoglyphic mampu mengidentifikasi Meski ada perbedaan telak pada masing-masing
secara akurat perbedaan kecerdasan dan perbedaan Mesin Kecerdasan, STIFIn menegaskan bahwa ada
kepribadian individu. Oleh karena itu dapat digunakan kesamaan sifat yang saling beririsan satu sama lain,
oleh sekolah atau lembaga dalam membuat pemilihan seperti:
talenta yang berbeda. Dermatoglyph merupakan a. MK Thinking – Sensing berada di gaya kiri,
keberadaan eksternal dari gen dan otak manusia, dan sama-sama menyukai keteraturan, prosedural
juga dapat dianggap sebagai representasi dari urutan b. MK Intuiting – Feeling berada di gaya kanan,
DNA. 9” Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan keduanya menonjol dalam hal ide-ide artistik,
penelitian tersebut, fingerprint analysis dapat dan berpikir dari global ke detail.
dijadikan sebagai metode untuk mengukur potensi c. MK Thinking – Intuiting berada di gaya atas,
yang dimiliki oleh individu. Secara hukum syariat memiliki kesamaan dalam pekerjaan investigasi
diperbolehkan penggunaan fingerprint tes STIFIn, (penelitian dan penyelidikan terhadap sesuatu)
sesuai kesimpulan kajian oleh KH. Jeje Zaenudin dari dan analisa. Selain itu, kedua MK ini begitu
Wakil Ketua Umum PP Persis.10 menonjol sebagai konseptor.
Konsep STIFIn memiliki keunggulan simple dan d. MK Sensing – Feeling berada di gaya bawah,
akurat, sehingga bisa digunakan untuk mengurai beririsan sama dalam hal berhubungan dengan
kerumitan masalah menjadi lebih sederhana dan orang lain (social relationship). Sensing sangat
terpetakan jalan solusinya. Aplikatif di berbagai kuat dalam berhubungan dan berinteraksi dengan
bidang, konsep STIFIn bisa digunakan untuk orang lain, sedangkan Feeling juga
menganalisa pola hubungan (interaksi dan sangatmenonjol dalam pertemanan, persahabatan
komunikasi) antar tipe Personaliti Genetik. Konsep dengan orang lain.
STIFIn sudah banyak yang terbukti, antara lain: e. MK Sensing – Intuiting memiliki kesamaan di
kemampuan menghafal oleh santri penghafal Al- gaya produksi, kesesuaian dalam hal
Quran di RQS sudah 20 angkatan, praktek menghasilkan suatu produk. Jika keduanya
parenting/pola asuh, keharmonisan pasangan suami berada pada satu perusahaan akan saling
istri, penerapan aplikasi kepemimpinan, optimasi menguatkan produktifitas. Intuiting membuat
manajemen sumber daya manusia, dan lain-lain. konsep ide-ide strategis, Sensing melakukan
eksekusi produksi.
f. MK Feeling – Thinking memiliki kesamaan di
gaya organisasi, berkesesuaian dalam bidang
pengelolaan organisasi. Jika keduanya sudah
tergembleng baik dan bekerja sama mengelola
organisasi, cenderung akan berjalan secara
efektif.

72
ISSN 2686-5513

2.3 Gaya Kepemimpinan


Berbagai teori kepemimpinan terus berkembang.
FAKTOR INTROVERT EXTROVERT
Ada sebuah model kepemimpinan yang cukup terkenal
Pembeda
yaitu Model Situational Leadership. Model ini
Sumber dari dalam dari luar memandu para pemimpin menyesuaikan gaya
Stimuli kepemimpinannya dengan kesiapan anak buah, baik
Falsafah Diancam Diiming-iming kesiapan skill maupun psikologis. Menurut Situational
Hidup (Anti Neraka) (Cari surga) Leadership terdapat empat gaya kepemimpinan
Cara Ditantang difasilitasi seorang pemimpin, yaitu telling, selling, participating,
Memotivasi dan delegating.
Dalam pemetaan konsep STIFIn, gaya
Drive atau kemudi adalah istilah untuk kepemimpinan telling cenderung dimiliki MK
menggambarkan proses stimuli di otak, berdasarkan Thinking, yang dominan menerapkan pola komunikasi
karakteristik dua jenis lapisan otak. Hal ini dapat searah berupa perintah dan instruksi. Gaya
diketahui menggunakan alat tes STIFIn. Kemudi kepemimpinan selling cenderung dimiliki MK
introvert (i) atau extrovert (e). Mesin kecerdasan Intuiting yang memiliki kemampuan menjual ide yang
dengan kemudi i atau e itulah yang kemudian disebut bagus dalam mengajak anak buahnya kerja sama.
dengan personality genetic. Total ada 9 PG: Si, Se, Ti, Gaya kepemimpinan participating cenderung
Te, Ii, Ie, Fi, Fe dan In. digunakan oleh MK Sensing dan Insting. Kedua MK
Kecerdasan STIFIn yang bersifat 'given', tersebut dominan membangun komunikasi dua arah
berbicara "aku" apa adanya, terletak di matra terbawah dan melibatkan anak buah dalam mengambil
yang disebut Matra Personalitas. Seseorang keputusan bersama. Tipe Feeling cenderung
melakukan pekerjaan menggunakan seluruh modal menggunakan gaya kepemimpinan delegating, sering
dasar personalitas yang dimilikinya, tanpa memberi kebebasan penuh kepada anak buah untuk
mempedulikan orang lain. mengambil keputusan. Cenderung akan
Diatasnya ada Matra Mentalitas yang menjadi mendelegasikan setelah sebelumnya diberikan arahan
ukuran baik-buruk bagi dirinya sebagai makhluk visi, penggemblengan kemampuan dan motivasi tim.
individu. Berbicara, "aku yang tergembleng", Setiap Mesin Kecerdasan memiliki cirinya
memiliki personalitas yang baik, bekerja penuh masing-masing dalam memimpin. Ciri itu sangat
dengan semangat dan dedikasi, tetapi belum peka tajam perbedaannya. Pada tabel berikut, diuraikan
untuk terlibat aktif terhadap tujuan dan aktivitas gaya kepemimpinan sesuai lima kecerdasan beserta
bersama. kekuatan dan orientasinya.
Matra Moralitas adalah tingkatan kecerdasan Kekuatan dan
yang sudah menggunakan ukuran baik-buruk dirinya MK Gaya Kepemimpinan
Orientasi
terhadap orang lain dan lingkungan sosialnya. Matra Sensing Transaksional Andal, ulet,
ini berbicara tentang "kita", saat kepentingan produktif,
masyarakat sosial yang lebih besar lebih didahulukan oportunistik,
daripada kepentingan pribadi, keluarga, ataupun stability,
kelompok. realistis,
Matra Spiritualitas menempati posisi tertinggi. pragmatis,
Memiliki ukuran baik-buruk dirinya di hadapan Allah welfare-oriented
Swt. Matra ini berbicara tentang "menghadirkan Allah Thinking Organisatoris Cerdas,
Swt. dalam aku/kita", menjadikan Allah Swt. sebagai managerialship,
tujuan besar hidupnya. Ada nilai ke-Tuhan-an pada integritas,
setiap niat, aksi-tindakan serta perilakunya. Seseorang kendali kuat,
yang mencapai matra spiritualitas melewati semua safety, good
tahapan tangga matra dari yang terbawah tanpa governance
meloncati, cenderung akan memiliki komitmen yang oriented
permanen dan keterlibatan yang penuh suka cita.

73
ISSN 2686-5513

Intuiting Transformasional Futuristik, Abu Bakar bijaksana, penyayang, Feeling


visioner, Ash lembut hati, kedalaman
optimistis, Shiddiq batin, keyakinan tinggi,
expertise r.a. selalu membenarkan
minded, perkataan Rasulullah
kapitalistik, Umar bin tegas, adil, membuat Thinking
mission oriented Khathab sistem, diberi gelar Al
Feeling Demokratis Terbuka, r.a. Faruq
transparan, Utsman pedagang ulung, Sensing
populis, bin Affan dermawan, pencatat ayat Al
mengakar, suka r.a. Quran, pemalu (sangat
mendelegasikan, menjaga adab perilaku)
people oriented Ali bin Jenius, melahirkan ide Intuiting
Insting Altruis Filantropis, Abi Thalib hebat untuk umat, pengatur
responsif, r.a. strategi
komprehensif,
egaliter, sedia 2.4 Teori Antropologi dan Arketipe
berkorban, Unsur-unsur dan sifat-sifat mineral yang ada
sederhana, pada tanah suatu wilayah, akan terekam dalam
kompromis, makanan dan air, hingga terekam dalam tubuh
protection manusia dan sel spermanya. Maka ketika seorang
oriented manusia terlahir, ia akan mewarisi unsur-unsur "tanah
Sumber: Poniman, F. STIFIn Personality kelahirannya". Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
Al-Quran surat As Sajdah:7-8, bahwa manusia
Tabel berikut ini memperlihatkan pemetaan pola diciptakan dari tanah dan saripati air mani.
karakter kepemimpinan Rasulullah dan Khulafaur Antropologi sebuah wilayah menentukan budaya yang
Rasyidin menggunakan frame konsep STIFIn: muncul di wilayah tersebut. Faktor lingkungan
Kepemim Ciri dominan pembeda Mendekati geografis dan sosial masyarakat bisa mempengaruhi
pinan dengan yg lain MK pertumbuhan karakter manusia yang tinggal di
Rasulullah langsung mendapat wahyu, Insting yang wilayah tersebut.
Muhamma serba bisa dan luar biasa, Sempurna
d Saw. multi peran, shiddiq-
amanah-fathonah-tabligh

NEGARA Arketipe Karakter Geografis Kecenderungan Antropologi


Indonesia Feeling Banyak gunung berapi Lebih senang berkumpul, ngobrol, becanda, ramah
aktif, hutan tropis tamah, suka guyon meski rapat serius, berdemokrasi,
Arab Sensing Dominan padang pasir, Konservatif, profesi dominan gaya berdagang, sulit
kering, pohon kurma membangun industri kreatif,
Jerman Thinking wilayah cenderung datar, Serius, formal, guyon saat rapat dianggap tabu
/lack forest/pegunungan
berwarna gelap
Afrika Thinking Sebagian besar dataran Profesi dominan berburu- meramu- beternak, aturan
tinggi, padang gurun suku kuat, strategi bertahan dg kondisi sulit
kering, stepa sabana luas
Amerika Intuiting Pegunungan Hollywood, Kreatifitas sangat dihargai, berpikir terbuka,
pohon-pohon tinggi dan perfeksionis, berkelas
besar

Arketipe Madzhab Fikih, pemetaan pola penyebaran dan karakternya menggunakan frame konsep STIFIn,
sebagai berikut:
Madzhab Fikih Arketipe Sebaran Ciri Dominan
Mayoritas
Hanafi, Intuiting Eropa, Asia Ahli Qiyas, Ro'yu (pemahaman akal), memunculkan hal2
Imam Abu Hanifah Utara, Asia baru, cenderung pertimbangannya beda sendiri dari yg lain
(80-150H) Selatan (kurang umum), kekuatan analogi shg bisa memprediksi,
mengantisipasi kasus2 yg belum timbul di masyarakat,
paling terbuka kepada ide modern
Maliki, Thinking Afrika Ahli Hadits, istislah (sistem berlandaskan kemaslahatan),
Imam Malik bin analisa, membuat formula, mencontoh Umar bin Khathab
Anas saat menetapkan hukum
(93-179 H)
74
ISSN 2686-5513

Syafi'i, Feeling Asia Membuat jalan tengah dari Ahli Hadits dan Ahli Qiyas,
Imam Muhammad Tenggara kompromi, selalu ada di tengah2, demokratis, dinamis dan
bin Idris Asy Syafi'i progresif
(150-204H)
Hambali Sensing Jazirah Arab Tidak mengaku adanya ijma setelah sahabat, Atsariyah:
Imam Ahmad bin mencontoh (Rosul), tekstual, prosedural
Hanbal
(164-241 H)

Catatan penting: semua amalan yang ia tidak melakukannya, atau setiap


Pengelompokan ini bukan berarti Pendiri pendapat yang berbeda dengan pendapatnya. Syeikh
Madzhab dan pengikutnya memiliki MK (Mesin Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata: "Sebagian
Kecerdasan) tersebut tetapi dilihat dari gaya orang yang bermanhaj Salafi pada masa kita sekarang
pemahaman, sudut pandang berfikir. ini telah menghukumi sesat orang lain yang tidak
Kesamaan Madzhab Maliki dan Hambali sepaham dengannya, meskipun orang lain itu
memiliki kecenderungan pemahaman pola pikir otak benar."17 Padahal definisi bid'ah adalah setiap ibadah
kiri. Kesamaan Madzhab Hanafi dan Syafi'i memiliki yang tidak memiliki dalil secara syariat. 18
kecenderungan pemahaman pola pikir otak kanan. Sebab-sebab yang mengakibatkan adanya
perbedaan adalah sebagai berikut:
3. Hasil Dan Diskusi 1. Ada jenis ayat Mukkamat dan Mutasyabihat;
3.1. Analisa perbedaan aliran pemikiran dan 2. Tidak ditemukan penjelasan langsung dari
solusinya Rasulullah Saw. tentang status hukum; 3. Perbedaan
Periode Pan Islamisme, ditandai dengan riwayat hadits; 4. Qathiyah dan Dhanniyah pada Nash;
munculnya perbedaan masalah ushul (pokok) 5. Luasnya wilayah Islam; 6. Perbedaan kemampuan
aqidah/tauhid, perang terhadap takhayul, bid'ah, intelektual, waktu, tempat, budaya dan kondisi fisik.19
khurofat, dan pemurnian aqidah. Pemikiran Salafi Jalan yang bisa ditempuh untuk mendapatkan
yang mengikuti Syekh Muhammad ibn Abdul Wahhab titik pertemuan kedua aliran pemikiran ini adalah
di Hijaz menggunakan cara keras, sedangkan pada dengan mengembalikan kepada Allah Swt. dan
generasi berikutnya Salafi Rasyid Ridha di Mesir Rasulullah Saw. melewati Al-Quran dan Hadits. Allah
menggunakan pendekatan moderat dan lembut. Ada Swt. telah memerintahkan umat Islam untuk
perbedaan karakteristik penduduknya. Saat ini yang berpegang teguh kepada agama-Nya dan menghindari
menjadi sorotan adalah kelompok Salafi yang perpecahan. Rasulullah Saw. menyuruh umat Islam
mengikuti Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, untuk mengikuti kelompok mayoritas saat ada
yang dikenal dengan paham wahabi. Sering perbedaan pendapat dan menghindari sikap
menyampaikan isu pemurnian aqidah ushul (pokok) menyendiri.
oleh kelompok Salafi dari Saudi yang melebar hingga Sebenarnya kedua aliran pemahaman tersebut
ke masalah furu' (cabang). Sehingga kata bid'ah memiliki kesamaan sebagai ahlussunnah, sama
menjadi polemik di masyarakat Indonesia yang sebagai orang muslim mukmin, dan juga sama saat
mayoritas kelompok Nahdiyin. shalat berkiblat ke kabah. Permasalahan yang sering
Aliran pemikiran Salafi (Assunnah/Atsariyah) muncul antar jamaah yaitu saling menuduh
dan Ahlussunnah Waljamaah (Asy'ariyah) jelas bid'ah/sesat kepada kelompok lain. Hal ini membuat
terlihat berbeda. Perbedaan tersebut sudah ada sejak tidak nyaman saat pelaksanan ibadah bersama.
abad ketiga hijriyah, dan kecenderungannya akan terus Pengikut kedua aliran pemahaman ini perlu membuat
ada sampai akhir zaman. Perbedaan merupakan langkah fundamental berupa Kesepatan Bersama,
sunnatullah (QS Huud ayat 118-119). Contoh meliputi:
perbedaannya pada pemaknaan definisi iman. Pada 1. Tidak menyebut bid'ah kepada sebuah aliran
Asy'ariah definisi iman sampai masuk ke perkara sepanjang sebuah aliran memiliki hujjah dalil
cabang (furu') bukan hanya pokok (ushul). Pada Salafi, dari Al Quran, hadits Nabi Muhammad Saw. dan
definisi iman semuanya pokok, di hati dan juga di pemahaman ulama salafus sholih terpercaya.
perbuatan. Kecenderungan pemahaman sebagian 2. Memunculkan dan memahami semua dalil yang
Salafi, jika berbeda sering dianggap sebagai bid'ah. sebenarnya sudah ada dan digunakan menjadi
Menurut pemahaman Asy'ariyyah, politik demokrasi dasar ibadahnya. Tidak boleh menyembunyikan
boleh, karena ibarat memilih madzhab. dalil yang ada walaupun itu berbeda dengan
Ulama zaman dulu saling menghormati pilihan kepentingan politik golongannya.
perbedaan pendapat, namun pengikutnyalah yang 3. Mengakui kebenaran yang terdapat di kelompok
saling berpecah diri. Sebagian pengikut mudah untuk lain, tidak menganggap pendapat kelompoknya
memberi label bid'ah sesat kepada kelompok lain paling benar sendiri. (Memahami adanya
hanya karena ia belum mengetahui dalilnya, atau kebenaran relatif melalui ijtihad. Dari Amr bin

17 KH. Mustafa Ali Yaqub, Titik Temu Wahabi - NU, 19 dari website harisanusi.com/fiqih-ikhtilaf-menyikapi-
Maktabah Darus-Sunnah Jakarta 2016 hal 94 perbedaan/ diakses tanggal 30-09-2019
18 ibid

75
ISSN 2686-5513

Ash Rasulullah Saw. bersabda: "Jika seorang pembangunan 75% mulai terjadi klaim siapa yang
hakim menghukumi (suatu urusan) kemudian dia berhak menjadi pengurus DKM.
berijtihad dan benar, maka baginya dua pahala. Beberapa tokoh masyarakat (perwakilan dari tiap
Dan jika ia menghukumi lalu berijtihad RT) dan tokoh Ustadz membuat forum musyawarah
kemudian salah, maka baginya satu pahala." pembentukan AD ART dan pemilihan Ketua DKM.
(HR. Bukhori dan Muslim)) Sempat terjadi konflik pemilihan ketua DKM, sampai
Langkah yang kedua adalah menguatkan terjadi pemilihan ulang dengan pengawasan dari
semangat persaudaraan dengan menaikkan skala berbagai aparat pemerintah dan Kemenag Kabupaten
toleransi. Bersatu dalam hal-hal pokok yang disepakati Bandung Barat. Kemudian terpilih Bapak H. Eko
dan memberi sikap fleksibel keluwesan dalam hal Supriyadi sebagai ketua sah. Sampai saat ini beliau
cabang fikih. Hal-hal yang berkaitan dengan masih menjabat.
perbedaan pilihan, maka dipersilahkan untuk Berikut hasil tes personality genetik STIFIn pada
diamalkan secara pribadi tanpa saling mencela. Ketua dan Pengurus DKM Jabal Rahmah:
Menghormati perbedaan dalam penafsiran sebuah Hasil Tes
No. Nama Jabatan
dalil (Al-Quran dan Hadits). Adanya beragam STIFIn
penafsiran ini dipengaruhi oleh sudut pandang H. Eko Sensing
seseorang dalam melihat, berpikir, menganalisa, 1. Ketua DKM
Supriyadi extrovert
memahami, dan gaya pengambilan keputusan. Ada Intuiting
berbagai pendekatan yang bisa dipilih. Satu 2. Sambas Sekretaris
introvert
diantaranya adalah konsep STIFIn. Konsep STIFIn Asep Ahmad Intuiting
menjadi jalan kembali untuk memahami fitrah 3. Bendahara
Masykur extrovert
perbedaan sudut pandang pola pikir seseorang. Yang Thinking
mempengaruhi gaya seseorang bersikap dan 4. Agus Wanto Bid. Aset
extrovert
mengambil keputusan. Mempengaruhi kecenderungan Jajang Thinking
perilaku dan kebiasaan berulang, serta kepribadian 5. Bid. Humas
Anwari introvert
genetik seseorang. Ketua RT
Allah Swt. telah menciptakan manusia sesuai (terlibat
fitrah. Manusia sebagai makhluk diminta meluruskan kontribusi Feeling
lagi kembali pada jalan yang lurus, kembali bertaubat, 6. Ramdhan
aktif pada extrovert
bertawakal, melaksanakan shalat, tidak menyekutukan program
Allah Swt., meninggalkan perbuatan saling masjid)
membanggakan golongan sendiri karena itu bisa Pada uji kuesioner aplikasi Survey Solver AI
membuat perpecahan agama seperti dijelaskan di QS 1512 (akses aplikasi android di
Ar Ruum ayat 30-32. Sepakat untuk bersatu, berpegang bit.ly/SurveySolver1512), hasil akhir yang didapat
teguh pada tali agama Allah Swt., tidak bercerai berai, Ketua DKM sudah berada di level valensi mental
, QS Ali Imran ayat 103. Menguatkan persaudaraan (matra mentalitas) dan sudah berada di level kerja
dengan ikatan ruh, hati dan iman, Al Anfal ayat 63. ikhlas. Terbukti dari pengalaman, beliau telah
Jangan bertikai dan bersabarlah, Al Anfal ayat 46. tergembleng selama belasan tahun oleh sang guru Aa
Sabar berlapang dada atas kelebihan dan kekurangan Gym di pesantren Daarut Tauhid Bandung. Hasil yang
orang lain sebagai bagian dari fitrah penciptaan didapat Bendahara DKM sudah berada di level valensi
manusia. sosial (matra moralitas) dan berada di level kerja
cerdas. Pengertian kerja cerdas adalah mampu
3.2. Kondisi Masjid dan Analisa Karakter mengubah keadaan dengan hasil pikir kecerdasannya
Kepemimpinan dan memiliki keyakinan kuat serta keberanian
Masjid Jabal Rahmah, berada di komplek bertindak melakukan kebenaran meski tantangan yang
perumahan Graha Bukit Raya I, Cilame, Ngamprah, dihadapi begitu berat dan resikonya besar. Seseorang
Kabupaten Bandung Barat. Masjid diberikan oleh yang telah mencapai kerja ikhlas, berarti telah
pihak developer perumahan kepada warga RW 21 melampaui kerja keras dan kerja cerdas dengan
yang terdiri dari 13 RT, banyak masyarakat pendatang maksimal. Apapun yang dilakukan, dikatakan, dan
beragam dari luar wilayah desa Cilame. Jamaah dipikirkan hanya untuk Allah Swt. Sehingga energi
mayoritas lebih dari 50% dari golongan Nahdiyin ( ikhlas yang dikeluarkan akan berubah bentuk menjadi
aliran pemahaman Asy'ariyah bermadzhab fikih energi yang didapat. Amal perbuatannya diberikan
Syafi'i), sebagian Salafi yang cenderung ke madzhab balasan berlipat oleh Allah Swt. Dalam kesempatan
Hambali, sebagian Muhammadiyah, dan Persis. wawancara, Ketua DKM menceritakan prinsip yang
Pernah terjadi kondisi perpindahan jamaah, ikut ke yang dipegang teguh saat memegang amanah ketua
masjid luar komplek dikarenakan yang menjadi imam agar tidak minder memimpin, yaitu:
masjid JR bukan dari golongannya, berbeda madzhab 1. Niat ikhlas karena Allah Swt. bukan karena
dan terprovokasi oleh isi ceramahnya. makhluk.
Bangunan masjid didirikan tahun 2000. Sudah 2. Memiliki mental siap untuk tidak disukai dan
mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan, siap juga untuk disukai.
terakhir renovasi skala besar di tahun 2017. Pada saat 3. Sabar. Saat sudah berbuat baik, tapi belum tentu
periode renovasi besar mencapai progres jamaah menganggap sebagai kebaikan.

76
ISSN 2686-5513

Gaya kepemimpinan ketua DKM yang memiliki yang tidak menggunakan qunut dijadwalkan hari
MK Sensing kecenderungannya menggunakan gaya senin, selasa, rabu. Imam yang menggunakan
participating dan transaksional (detailnya di tabel qunut (madzhab Syafi'i) jadwalnya hari kamis,
gaya kepemimpinan). Gabungan dari gaya kiri, bawah, jumat, sabtu, ahad. Jika imam yang bertugas
dan produksi. Kepemimpinan ketua (MK Sensing) berhalangan hadir, boleh digantikan imam dari
dengan sekretaris dan bendahara (MK Intuiting) madzhab yang lain.
mempunyai irisan pada gaya produksi. Memiliki 2. Program taklim kajian di masjid bergantian dari
kekuatan produktif membuat banyak program tiap golongan,satu kali per minggu.
berkualitas dengan tingkat keterlibatan jamaah relatif 3. Program kajian setelah subuh rutin harian
banyak. Kelemahannya, sistem organisasi belum kuat, bergantian.
di internal kepengurusan masih terjadi koordinasi dan 4. Gerakan shalat subuh berjamaah, tiap ahad pekan
alur kerja yang belum efektif. Adanya masyarakat keempat. Digabung dengan kegiatan mabit
pendatang dari kota-kota besar, memiliki pendidikan sampai kajian setelah subuh. Disambung sarapan
tinggi dan beragam profesi merupakan peluang untuk bersama, gratis disediakan oleh DKM.
mendapat SDM yang bagus. Tantangan yang terus 5. Majelis Taklim Ummahat lintas RT.
dihadapi oleh kepengurusan DKM adalah menjaga 6. Membuat baitul mall dan koperasi syariah, dll.
keharmonisan semua jamaah dari beragam aliran Selama masa kepemimpinan ketua DKM Bapak
pemikiran dan fikih (terutama perbedaan makna H. Eko, secara kuantitas, jumlah jamaah shalat
bid'ah). berjamaah semakin bertambah jumlah jamaahnya.
Ketika terjadi sebuah permasalahan konflik yang Pada hari-hari biasa jumlah jamaah dhuhur ashar
dilakukan oleh ketua DKM adalah melakukan sekitar 100 orang. Jamaah maghrib isya sekitar 150
klarifikasi/tabayyun kepada pihak-pihak yang orang. Pada saat jadwal gerakan shalat subuh
berselisih. Mencari apa penyebab dan akar berjamaah di pekan ke-4 tiap bulan, jumlah jamaah
masalahnya. kemudian memberikan solusi bersama bisa memenuhi seluruh ruangan masjid hingga ke
dan mengembalikan kepada aturan standar prosedur serambi luar. Hal yang menarik adalah jamaah mau
yang sudah disepakati bersama. Suatu ketika pernah berkumpul beragam golongan dan berbeda madzhab.
ada pernyataan dari perwakilan golongan Assunnah Jamaah dari kelompok Salafi konsisten hadir shalat
(Salafi) yang menyatakan, "Jika di masjid ini ada jamaah tepat waktu, berada di shaf terdepan dan jarang
kegiatan diluar sunnah (Nabi) kemudian itu berdosa, komplain ke DKM. Jamaah Nahdiyin terlibat aktif di
maka yang paling berdosa itu Ketua DKM!" banyak kegiatan pengajian masjid. Hal itu
Kemudian dijawab oleh Ketua DKM, "Siap! Saya menunjukkan masyarakat RW 21 merasakan
yang menanggungnya. Tetapi tolong dievaluasi, apa kenyamanan, aktif menyambut baik program-program
yang membuatnya berdosa? Apakah zikir itu berdosa DKM.
hanya karena sebatas dizaharkan?" Dari dialog Kondisi lingkungan masjid semakin membaik.
tersebut menggambarkan karakter Ketua DKM Bangunan Masjid menjadi 2 lantai, memiliki serambi
sebagai Sensing extrovert yang berani tegas di koridor utara selatan dan timur. Luas lantai utama
menjadikan diri sebagai jaminannya sekaligus bersifat 622 m2 tanpa kolom di tengah, luas lantai 2 hampir
extrovert mau terbuka menerima perbedaan. Ketua sama. Plafon tinggi, pencahayaan lampu yang terang
DKM juga menerapkan kedisiplinan dan ketegasan di semua bagian, warna cat dinding krem cerah
sesuai kesepakatan yang sudah dibuat. Karena jika kombinasi orange muda, banyak jendela kaca dengan
tidak disipilin dan tegas akan mengakibatkan terus- kusen alumunium. Desain interior ruangan utama
terusan bentrok. Berusaha menghindari perpecahan. masjid memperlihatkan kesan nyaman, terbuka dan
Menghilangkan perbuatan saling menyalahkan, saling terlihat lapang. Ada makna yang disampaikan bahwa
merasa benar sendiri. Jika ada ustadz yang masjid dibuat menyatu dengan masyarakat. Kegiatan
menonjolkan diri, cenderung tidak ditampilkan. masjid bisa terlihat oleh masyarakat di luar masjid.
Bersama-sama merasa menjadi hamba Allah Swt. Tempatnya lapang menampung berbagai kelompok
Menjadikan masjid sebagai tempat untuk bertaubat, jamaah.
bertaqorrub, mendekatkan diri ke Allah Swt. Ketua dan pengurus DKM menyediakan fasilitas
Prinsip-prinsip yang dipegang oleh ketua DKM masjid yang nyaman dan cukup lengkap, meliputi:
diantaranya, bersikap tengah-tengah, netral, tidak ruangan ibadah luas bersih dan tertata rapi, karpet
menonjolkan/fanatik ke golongannya. Karena menjadi sajadah empuk bersih warna cerah, 6 unit AC pengatur
ketua adalah amanah dari Allah Swt., bertugas suhu ditambah kipas angin. Toilet ikhwan dipisah
melayani semua umat bukan hanya satu golongan saja. dengan toilet akhwat, kondisi bersih, dengan
Ketua bersama tim pengurus DKM melakukan penempatan yang teratur. Penataan sound sistem yang
pendekatan kepada jamaah, dari hati ke hati. tepat membuat suara terdengar bersih. Fasilitas masjid
Berbincang-bincang, ngobrol santai. ramah menyapa yang sangat membantu masyarakat adalah adanya
jamaah. Memberikan kenyamanan dan sesuai sumber air bersih gratis 24 jam bagi warga masyarakat
kebutuhan bersama. yang membutuhkan. Ada santunan rutin tiap bulan,
Program yang dibuat dan disepakati bersama berupa bantuan ekonomi untuk anak yatim (beasiswa),
diantaranya: mualaf dan warga yang tidak mampu. Kisaran dana
1. Setiap perwakilan golongan dilibatkan menjadi yang disalurkan di angka 20 juta rupiah rutin tiap
imam shalat jamaah 5 waktu, dibuat jadwal bulan. Terjalin sinergi kerjasama yang baik antara
bersama selama satu pekan. Imam shalat subuh DKM dan pengurus RT/RW. DKM diberikan
77
ISSN 2686-5513

kewenangan untuk mengelola lahan lebih luas, seperti manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh jamaah.
taman umum, lapangan dan fasilitas RW lainnya. Menyempurnakan pola manajemen organisasi yang
tertib, efektif tepat sasaran dan berkelanjutan.
4. Kesimpulan
4.1. Kesimpulan Ucapan Terima Kasih
Pada sebuah masjid yang memiliki beragam Terima kasih banyak saya ucapkan kepada
jamaah terutama yang berbeda aliran pemikiran seperti seluruh pihak yang telah mendukung penelitian
Assunnah (Salafi/Atsariyah) dan Ahlussunnah makalah ini, yaitu: istri tercinta: Esa Puspita Ginanjar;
Waljama'ah (Aswaja/Asy'ariyah), Ketua DKM Founder STIFIn: Ayah Farid Poniman; sahabat
berperan menjadi penengah dan bersama jamaah diskusi: Monde Ariezta, Ustadz Hari Sanusi, Psikolog
membuat kesepakatan resmi dan mengikat tegas, Niqya Rasyida Amalia, M.Psi; Ketua DKM Jabal
masing-masing golongan tidak mengatakan bid'ah Rahmah beserta jajaran pengurus DKM: H. Eko
kepada golongan lain, dan menghormati perbedaan Supriyadi, Sambas, Asep Ahmad Masykur dll. Rekan-
pemahaman dalil. Kemudian menguatkan persaudaran rekan Yayasan Wakaf Cendekia Indonesia: Aos
Islam, menaikkan nilai toleransi dan fleksibilitas, Firdausil M, Mursyid, Agus Widodo; dll.
keluwesan dalam fikih, memahami kecenderungan
fitrah karakter bawaan yang telah Allah Swt. Daftar Pustaka
anugerahkan kepada setiap orang. Sehingga [1] Gunadi, Ikhsan. (2016) Education And
sunnatullah perbedaan menjadi rahmat. Development of Students’ Character Based On
Pola karakter kepemimpinan Ketua DKM Jabal Personality Genetics. Proceeding 2nd
Rahmah sangat dipengaruhi oleh gaya karakter International Conference on Education and
genetiknya yaitu Sensing extrovert, berani menjadi Training
penampil garda depan, memberi contoh keteladanan, [2] Gunadi, Ikhsan. (2016) Pengembangan Model
dan memanfaatkan setiap peluang momentum yang Kepemimpinan Sekolah dengan Pendekatan
ada. Memiliki drive extrovert sehingga Konsep STIFIn. Universitas Negeri Malang.
kecenderungannya mudah terbuka dalam menerima [3] Guijun, Zhai. (2006) Report on Study of
stimuli beragam perbedaan. Menggunakan gaya Multivariate Intelligence Measurement through
kepemimpinan participating, Ketua DKM Dermatoglyphic Identification. Beijing Oriental
membangun komunikasi dua arah, melibatkan anak KeAo Human Intelligence Potential Research
buah dalam pengambilan keputusan, serta ikut turun Institute dari website
tangan saat menerapkan program. Menerapkan prinsip www.zdzw.com/html/yulw.htm diakses tanggal
kerja 3K, yaitu komunikasi, koordinasi dan kontrol. 30-09-2019.
Sekretaris dan bendahara yang memiliki MK Intuiting [4] Hadiyat, Yayan; Iswahyudi. (2019) Pengaruh
membantu ketua dengan memberi dukungan peran Praktik Manajemen HR STIFIn terhadap Kinerja
"pengatur strategi dan perakit beragam ide program Karyawan. Universitas Brawijaya Malang.
inovatif". Kolaborasi kedua karakter genetik ini [5] Hasyim, Arrazy. (2018) Teologi Muslim Puritan;
memiliki kesamaan gaya diagonal produksi, produktif Genealogi dan Ajaran Salafi. Jakarta: Maktabah
membuat program-program inovatif membawa nilai Darus-Sunnah.
kebersamaan menyatukan keberagaman. Dikerjakan [6] Nugroho, Eko S. (2019) Leadership; The Art of
untuk kepentingan bersama di level moralitas. Dan Exemplary. Jakarta: STIFIn Institute.
dilandasi dengan kerja ikhlas, hanya mengharap ridho [7] Poniman, Farid; Indrawan Nugroho; Jamil
Allah Swt. Azzaini. (2009) Kubik Leadership; Solusi
Esensial Meraih Sukses dan Hidup Mulia.
4.2. Saran Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Memperkaya pemikiran dan wawasan jamaah [8] Poniman, Farid; Yayan Hadiyat. (2015)
dengan program kajian-kajian dari berbagai madzhab. Manajemen HR STIFIn Terobosan untuk
Dengan cara mempelajari sejarah, kronologisnya Mendongkrak Produktivitas. Jakarta: Gramedia
setiap madzhab. Sehingga bisa menjawab perbedaan Pustaka Utama.
tiap madzhab. Mencari dimana yang menjadi titik [9] Poniman, Farid. (2017) STIFIn Personality; Peta
kesalahpahaman masyarakat. Kemudian memberikan Kecerdasan Dan Jalan Kembali. Jakarta:
solusi titik temu dan penerapannya. Fokus Yayasan STIFIn.
mengutamakan persatuan, menjauhi pertikaian, [10] Poniman, Farid. (2017) Workbook STIFIn
menguatkan ikatan ruhiyah iman, dan menyentuh hati. Leadership. Jakarta: STIFIn Institute.
Sehingga terasa nyaman penuh kasih sayang di antara [11] Poniman, Farid. (2018) Pancarona; Buku
jamaah. Menaikkan matra moralitas, dimana ukuran Pegangan Peserta Workbook STIFIn Level 2.
baik dan buruk tidak hanya untuk sendiri dan Jakarta: STIFIn Institute.
golongan, tetapi mengedepankan kepentingan [12] Ramli, M. Idrus. (2018) Akidah Ahlussunnah
bersama semua golongan. Wal-Jamaah; Penjelasan Sifat 50. Al-Hujjah
Kemudian intensif menjalankan kaderisasi ke Press.
generasi remaja atau calon pengurus selanjutnya. [13] Yaqub, Mustafa Ali. (2016) Titik Temu Wahabi -
Meneruskan tradisi teladan contoh yang baik dengan NU. Jakarta: Maktabah Darus-Sunnah.
melakukan inovasi pelayanan yang memberi banyak

78
ISSN 2686-5513

[14] Yazid, Abdul Qadir Jawas. (2006) Kitab Syarah


Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi'i. dari
https://almanhaj.or.id/3428-definisi-sala-
definisi-ahlu-sunnah-wal-jamaah.html diakses
tanggal 13 September 2019.
[15] Zaenudin, Jeje. (2018) Menentukan Bakat dan
Kemampuan Melalui Sidik Jari. PP Persis dari
website www.persis.or.id/menentukan-bakat-
dan-kemampuan-melalui-sidik-jari diakses
tanggal 20 September 2019.

79
ISSN 2686-5513

Profil Pemahaman Guru terhadap Best Practice (Program Keprofesian


Berkelanjutan) dalam Pembelajaran
Mamat Arohman1, Palupi 1, Reny1.
1
Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB, Bandung1
ma2tart87@gmail.com

ABSTRAK

Best practice cocok digunakan oleh guru dan tenaga pendidik untuk menguraikan atau mendeskripsikan
pengalaman terbaik mengenai keberhasilan dalam menyelesaikan masalah dalam melaksanakan tugas profesinya.
Tujuan dari penulisan riset ini adalah untuk mengetahui tanggapan guru dan tenaga pendidik mengenai
pengelolaan kegiatan pembelajaran, serta mengetahui tanggapan guru dan tenaga pendidik mengenai best practice.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei deskriptif. Berdasarkan hasil pengolahan data,
diperoleh gambaran tentang pemahaman guru dan tenaga pendidik terhadap best practice yang masih tergolong
kurang yaitu berada pada angka 44,4% dan kemampuan guru dalam membuat karya tulis ilmiah yang tergolong
dalam kategori kurang yakni sebesar 37,04%.

Kata kunci: Best practice, kompetensi profesional, pembelajaran.

1. Pendahuluan Guru dan pendidik juga bagian dari hal yang


Saat ini masyarakat dunia sedang memasuki perlu dipersiapkan untuk menghadapi tuntutan
era baru, yaitu era terjadinya percepatan perubahan. global. Pendidikan yang bermutu dapat diciptakan
Hal ini berdampak pada perubahan tingkah laku dan oleh para guru dan pendidik yang profesional. Hal
perilaku manusia dalam berbagai aspek atau bidang, ini sesuai dengan dokumen United Nations
khususnya dalam bidang pendidikan. Tuntutan abad Sustainable Development Goals 2015-2030 yang
ke-21 menjadikan sistem pendidikan harus mampu mengingatkan bahwa pada tahun 2030 seluruh
mengikuti perubahan dan perkembangan yang terus pemerintahan negara di dunia harus mampu
terjadi. Percepatan perubahan tersebut juga harus menjamin bahwa siswa-siswanya dididik oleh guru–
ditanggapi dengan sigap oleh pemerintah dan guru yang berkualifikasi, terlatih, profesional, dan
masyarakat Indonesia agar mampu bersaing dengan sosok motivator yang baik (Sutikno, 2018). Hal
dunia internasional. tersebut menyiratkan bahwa menyiapkan pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun yang berkualitas harus diikuti dengan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengembangkan guru yang kompeten dan
pendidikan nasional bertujuan untuk profesional.
mengembangkan kemampuan dan membentuk Sebagaimana amanat dalam Undang-Undang
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Nomor 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, guru
Kehidupan bangsa yang cerdas dapat menciptakan merupakan pendidik profesional yang memiliki
perkembangan potensi peserta didik agar menjadi fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan untuk menghasilkan generasi bangsa yang cerdas
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan kompetitif.
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Program Pengembangan Keprofesian
yang demokratis serta bertanggung jawab Berkelanjutan yang dibentuk oleh pemerintah
(Lembaran Negara RI, 2003). Tujuan dan fungsi merupakan pengembangan kompetensi guru yang
pendidikan nasional ini mutlak dijadikan panduan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
dalam membentuk sistem pendidikan di Indonesia. dan berkelanjutan untuk meningkatkan
Pendidikan masa depan yang mampu profesionalismenya (Kemdikbud Dirjen GTK,
mengembangkan peserta didik yang lebih 2019).
berkualitas membutuhkan rancangan sistem Kegiatan Pengembangan Keprofesian
pendidikan yang dapat menjawab harapan dan Berkelanjutan hendaknya harus mendukung
tantangan terhadap perubahan dan pembaharuan kebutuhan individu dalam meningkatkan praktik
yang terjadi. Salah satu dimensi yang tidak bisa keprofesian guru dan fokus pada pemenuhan dan
dipisahkan dari pembangunan dunia pendidikan pengembangan kompetensi guru untuk mendukung
nasional masa depan adalah kebijakan mengenai pengembangan karirnya sehingga dapat berimplikasi
kurikulum. Pendidikan yang berakar dari budaya secara tidak langsung terhadap perbaikan kegiatan
bangsa bertujuan untuk membangun kehidupan pembelajaran. Kegiatan ini mencakup, antara lain
bangsa masa kini dan masa mendatang (Kemdikbud, pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya
2018). Sehingga kurikulum yang digunakan inovatif (Kemdikbud Dirjen GTK, 2019).
disesuaikan dengan kebutuhan setiap masanya.
80
ISSN 2686-5513

Salah satu tuntutan bentuk pengembangan diri Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dari seorang pendidik adalah publikasi ilmiah atau adalah kuesioner atau angket tanggapan peserta
karya inovatif. Adanya kompetensi ini mengenai perencanaan, penerapan kegiatan
mengharuskan guru terbiasa dengan menulis karya pembelajaran serta tanggapan mengenai pembuatan
ilmiah. Karya tulis ilmiah ini dapat berupa makalah karya tulis ilmiah, diantaranya penyusunan best
tinjauan gagasan ilmiah atau pengalaman terbaik practice seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.
(best practice). Best practice adalah praktik terbaik Angket atau kuesioner tersebut diisi sebelum
dari keberhasilan seorang guru atau kelompok guru pelaksanaan workshop dimulai. Data yang diperoleh
dalam melaksanakan tugas. Pemberian reward dari angket tersebut kemudian diolah dan disajikan
berupa angka kredit untuk penulisan best practice ini dalam Gambar 1.
cukup tinggi yaitu 2, dibandingkan dengan reward
seorang guru saat menjadi narasumber atau Table 1. Point pernyataan angket
partisipan dalam seminar atau lokakarya ilmiah yang Ranah
hanya 0,2 saja. Namun sayangnya, dari sekitar 2,7 No Pernyataan Kode
pernyataan
juta guru dengan berbagai jenjang pendidikan, hanya Kemampuan guru PK1 Kompetensi
sekitar 5% saja yang memiliki karya tulis ilmiah dalam menyiapkan pedagogik
(Ilyas, 2012). 1
rancangan
Penyusunan best practice masih belum banyak pembelajaran di kelas.
dikenal oleh sebagian besar guru atau pendidik. Penguasaan guru PF1 Kompetensi
Padahal tujuan dari penulisan best practice ini 2 terhadap konsep- profesional
adalah untuk memberikan referensi guru yang lain konsep dasar
dalam menyelesaikan suatu permasalah pada
Kemampuan guru PK2 Kompetensi
kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat
dalam melaksanakan pedagogik
menggunakannya sebagai bahan evaluasi dalam
pembelajaran yang
penyusunan pembelajaran yang lebih baik lagi.
3 mengembangkan pola
pikir ilmiah, kreatif
2. Metode penelitian dan kritis terhadap
Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa
peserta yang ikut dalam workshop “Best Practice Kemampuan guru PK3 Kompetensi
dalam Pembelajaran” yang diselenggarakan oleh dalam melaksanakan pedagogik
LPP Salman ITB. Workshop ini diselenggarakan pembelajaran yang
tanggal 3 Agustus 2019 yang bertempat di GSS 4 mengembangkan
Salman ITB. nilai-nilai moral, budi
Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut pekerti, akhlak dan
sebanyak 40 peserta guru dengan jenjang mengajar spiritual siswa
beragam, mulai dari tingkat SD sampai SMA. Kemampuan guru PK4 Kompetensi
Metode penelitian yang digunakan adalah survei 5 dalam mengevaluasi pedagogik
deskriptif. Instrument penelitian yang digunakan
kegiatan pembelajaran
adalah kuesioner atau angket.
Kemampuan guru PF2 Kompetensi
6 dalam membuat karya profesional
3. Hasil dan Diskusi tulis ilmiah
Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)
Pemahaman guru PF3 Kompetensi
Salman ITB merupakan Lembaga di bawah naungan
7 mengenai Best profesional
YPM Salman ITB yang bergerak dalam bidang
practice
pendidikan. Salah satu program yang dikembangkan
oleh LPP Salman ITB ini adalah program Sumber: Dokumen Penelitian
peningkatan kompetensi guru. Sub program dari
peningkatan kompetensi guru ialah dengan Berdasarkan hasil angket pada Gambar 1,
mengadakan workshop atau lokakarya bulanan kompetensi pedagogik yang diberikan kode PK dari
dengan mengambil tema yang sesuai dari kebutuhan rata-rata peserta memberikan tanggapan cukup dan
guru. baik. Hal ini berarti, secara umum, kemampuan
Berdasarkan hasil kajian dan wawancara pedagogik peserta dalam hal ini guru sudah terbekali
beberapa guru, workshop yang dibutuhkan guru saat dengan cukup baik. Diawali dengan pernyataan PK1
ini adalah penyusunan best practice. Hal ini guna mengenai kemampuan guru dalam menyiapkan
menunjang kompetensi profesionalisme serta rancangan pembelajaran di kelas, 38.4% guru
pengembangan diri guru. memberi tanggapan baik dan 50% memberikan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tanggapan cukup. Hal ini menunjukkan, guru sudah
gambaran awal dari pengetahuan atau tanggapan terbiasa menyiapkan administrasi kegiatan
secara umum mengenai perencanaan dan penerapan pembelajaran yang merupakan salah satu tuntutan
kegiatan pembelajaran, serta tanggapan guru sekolah karena berimplikasi pada akreditasi.
mengenai penyusunan publikasi karya ilmiah dan
penyusunan best practice.

81
ISSN 2686-5513

ilmiah, dan sebagian besar peserta belum pernah


membuat karya tulis ilmiah yang dimuat dalam
jurnal baik nasional maupun internasional.
Sedangkan untuk PF3 yaitu pemahaman guru
mengenai best practice diperoleh angka sebesar
44,4%. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian
besar guru memberikan respon kurang paham
terhadap best practice.

4. Kesimpulan
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor
14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, guru
merupakan pendidik profesional yang memiliki
fungsi, peran dan kedudukan yang sangat penting
untuk menghasilkan generasi bangsa yang cerdas
dan kompetitif. Guru hendaknya memiliki 4
Keterangan : kompetensi diantaranya kompetensi kepribadian,
K : Kurang B: Baik kompetensi profesional, kompetensi sosial dan
C : Cukup BS: Baik Sekali kompetensi pedagogik. Berdasarkan hasil survei,
guru memiliki kemampuan pedagogik yang cukup
Gambar 1. Grafik hasil pengolahan angket baik namun perlu adanya pengembangan diri dalam
Sumber: Hasil Penelitian
keprofesian, salah satunya membuat karya tulis
ilmiah atau best practice. Akan tetapi, pemahaman
Kompetensi pedagogik lainnya tidak jauh guru terhadap best practice masih kurang sehingga
berbeda seperti PK2, yakni mengenai kemampuan perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
guru dalam melaksanakan pembelajaran yang pengembangan kompetensi guru yang dapat
mengembangkan pola pikir ilmiah, kreatif dan kritis mengembangkan keprofesiannya.
terhadap siswa. Peserta yang memberikan tanggapan
cukup sebanyak 66.67% dan 29.63% memberikan
Ucapan Terima Kasih
tanggapan baik. Begitu juga dengan PK3 mengenai
Kepada guru-guru yang sudah mengikuti kegiatan
kemampuan guru dalam melaksanakan
workshop dan sudah bersedia untuk memberikan
pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai
tanggapan, dan ini menjadi data awal yang
moral, budi pekerti, akhlak dan spiritual siswa,
bermanfaat untuk proses penelitian selanjutnya.
62.96% peserta memberikan tanggapan baik dan
33.33% memberikan tanggapan cukup. Hal ini
disebabkan sebagian besar peserta berasal dari Daftar Pustaka
sekolah yang dikelola yayasan bidang keagamaan. [1] Ilyas, Muhammad. (2012) Karya Tulis dan
Hal yang sama juga terdapat pada kompetensi Maknanya Bagi Guru. Diakses tanggal 16
pedagogik yang terakhir yaitu PK4 mengenai September 2019 di laman
kemampuan guru dalam mengevaluasi kegiatan www.kompasiana.com
pembelajaran, sebesar 38.46% peserta memberikan [2] Kemdikbud. (2018). Peraturan Menteri
respon yang baik dan 57.69% memberikan respon Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
cukup baik. Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 Tentang
Berbeda halnya dengan kompetensi pedagogik, Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan
untuk kompetensi profesional PF yang dipetakan Dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
dalam kuesioner menunjukan hasil yang berbeda. Tentang Kurikulum 2013.
Pada PF1 yaitu penguasaan guru terhadap konsep- jdih.Kemdikbud.go.id
konsep dasar didapatkan hasil tanggapan sebesar [3] Kemdikbud Dirjen GTK. (2019). Pembinaan
37.04% memberikan respon yang baik dan 55.56% dan Pengembangan Profesi Guru Buku 4
memberikan respon cukup baik. Hasil tersebut Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian
menunjukan bahwa kemampuan untuk menguasi Berkelanjutan dan Angka Kreditnya. Jakarta:
konsep dasar bidang studi merupakan hal yang Kemendikbud Dirjen GTK.
mutlak dimiliki oleh seorang pendidik atau guru [4] Lembaran Negara RI. (2003). Undang-Undang
yang memang sepatutnya harus memiliki konsep RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
dasar yang baik. Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara
Namun, untuk pengembangan diri serta Republik Indonesia.
pengembangan keprofesian yang dimasukan dalam [5] Sutikno, Agus. (2018). Upaya Peningkatan
pernyataan PF2 dan PF3 menunjukan respon yang Kompetensi Guru Melalui Pengembangan Diri.
bertolak belakang. Pada PF2 yaitu kemampuan guru Prosiding “Profesionalisme Guru Abad XXI”,
dalam membuat karya tulis ilmiah, terdapat Seminar IKA UNY.
tanggapan sebesar 37.04% yang memberikan respon
kurang. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa
guru tidak terbiasa dengan kegiatan menulis karya
82
ISSN 2686-5513

Masjid sebagai Lembaga Pendidikan Populis


Abdul Holik1
1
Yayasan Nurul Asror, Subang
abdulcholiq20@ymail.com

ABSTRAK

Generasi Muslim awal mendapat pelajaran pertama mereka di masjid langsung melalui lisan mulia Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Masjid juga tempat berkumpulnya Nabi bersama para Sahabatnya
dalam mendiskusikan berbagai isu yang sedang berkembang. Kendati saat itu telah banyak berdiri bangunan yang
disebut tsaqifah, tetapi kaum Muslimin lebih banyak menjalankan aktivitas mereka di masjid. Studi ini berupaya
mengupas posisi masjid dalam sejarah peradaban Islam, sebagai pusat pendidikan dan penyebaran ilmu
pengetahuan. Kita melihat urgensi manajemen masjid yang perlu ditata dengan profesional, sebab masjid yang
asal katanya bermakna sebagai “tempat sujud”, juga merupakan ruh aktivitas umat Islam sehari-hari. Di masjid
itulah kita berkumpul sebagai sesama saudara seiman, tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial, ekonomi,
politik, suku, maupun gender. Di masjid pula berbagai kegiatan bisa dilaksanakan bersama, baik menjalankan
ibadah mahdoh seperti melaksanakan salat berjamaah, maupun ibadah ghoiru mahdoh berupa aktivitas sosial
lainnya seperti belajar.

Kata kunci: masjid, pendidikan populis

1. Pendahuluan Madinah al-Munawwaroh) Nabi Muhammad sempat


Dewasa ini mulai dipertanyakan peranan singgah di Quba lalu didirikanlah masjid di tempat
masjid sebagai lembaga pendidikan populis itu dan diberi nama Masjid Quba.
(masyarakat sipil) karena semakin terkotak- Masjid secara bahasa adalah tempat sujud;
kotaknya umat Islam dalam berbagai golongan dan semua tempat yang di dalamnya digunakan untuk
kelompok, maka kita perlu merujuk kembali kepada beribadah (Umar, 2009). Namun secara definitif,
awal sejarah pembentukan masjid difungsikan untuk masjid harus memenuhi beberapa komponen, di
apa. Benarkah bahwa masjid merupakan lembaga antaranya: tanah, batas yang jelas, dan qiblat bagi
pendidikan yang terbuka untuk semua kalangan? masjid tersebut. Di tempat itu pula terbiasa
Pertanyaan ini tidak perlu ditanggapi secara “ketus” dilaksanakan ibadah salat lima kali dalam sehari,
oleh kita sebagai umat Islam, melainkan dibuktikan sehingga menafikan tempat salat temporer yang
dengan contoh riil yang bisa menjadi jawaban kokoh hanya sesekali digunakan untuk salat, misalnya
bagi mereka yang meragukannya. lapangan.
Memang benar, masjid adalah jantung Sejak Nabi hijrah ke Madinah dan membangun
peribadatan umat Islam. Tanpa adanya masjid, umat Masjid Nabawi, kedudukan masjid semakin jelas
Islam sulit berkumpul dalam suatu tempat. Lima kali peranannya menjadi tempat berkumpul umat Islam.
sehari mereka bertemu melaksanakan salat wajib Jika waktu itu Masjidil Haram di Makkah masih
berjamaah atau paling tidak untuk ukuran yang sering digunakan oleh orang-orang kafir Quraisy
paling ekstrem sepekan sekali melaksanakan salat menyembah patung-patung ciptaan mereka, maka
jumat berjamaah. Di masjid itulah mereka biasa sebabnya kota Makkah waktu itu masih belum
melakukan banyak aktivitas bersama, baik yang dibebaskan. Kelak ketika terjadi fathu Makkah
sifatnya ibadah murni (ibadah mahdoh) maupun (pembebasan kota Makkah), semua berhala yang
ibadah sosial (ibadah ghoiru mahdhoh). Maka, berada di sisi Kakbah akan dihancurkan; semua
kehidupan kaum Muslimin tidak akan bisa lepas dari patung yang menjadi sesembahan kaum kafir
peranan masjid. Quraisy diratakan dengan tanah.
Masjid menduduki posisi sentral dalam konteks Nabi Muhammad terbiasa memberikan
sejarah peradaban Islam. Sehingga, pelajaran kepada Sahabatnya di Masjid Nabawi.
mengesampingkan masjid sama dengan Baik sahabat laki-laki maupun perempuan, mereka
menghancurkan sendi-sendi peradaban Islam yang berkumpul dan mendengarkan sabda Nabi yang
paling dasar. mulia itu. Biasanya setelah selesai salat wajib 5 kali
Masjid yang pertama didirikan oleh Nabi dalam sehari, beliau berbincang-bincang dengan
Muhammad Saw. pada 1 Hijriah adalah Masjid para sahabatnya di masjid. Para Sahabat terbiasa
Quba. Masjid ini didirikan di daerah Quba sekitar 5 mengutarakan persoalan mereka dan Nabi
km sebelah tenggara dari kota Madinah. Dalam menjawabnya dengan sejelas-jelasnya.
riwayatnya diceritakan bahwa sebelum memasuki Memang tidak semua persoalan bisa
kota Yatsrib (nama kota sebelum berubah menjadi dibicarakan di masjid. Terkadang, jika malu, para
83
ISSN 2686-5513

sahabat menemui Nabi di rumah beliau secara Masjid Nabawi: Bilal ibn Rabbah r.a. Nabi sama
pribadi. Misalnya, kisah Sahabat perempuan yang sekali tidak membedakan kedudukan seseorang.
mengadukan perilaku suaminya karena kurang baik: Bilal dipilih Nabi karena mempunyai suara suara
Sa’ad ibn Rabi’, seorang pembesar Anshar, yang merdu dan keimanannya yang kokoh mampu
menampar istrinya, Habibah bint Zaid, karena menggetarkan hati umat Islam saat
menolak bersetubuh. Nabi memutuskan untuk meng- mengumandangkan azan.
qishah perilaku Sa’ad, tetapi tiba-tiba turun ayat 34 Kedua, masjid menjadi tempat pertolongan
surat al-Nisa, sehingga qishah pun dibatalkan bagi mereka yang kesulitan. Dalam sejarah
(Siradj, 1999). Ayat tersebut secara khusus kebudayaan Islam, masjid kerap didatangi oleh
menjelaskan peranan laki-laki dalam kehidupan orang-orang yang tidak punya tempat tinggal
rumah tangga sebagai kepala keluarga, sehingga (homeless; ibn sabil; musafir). Selama tidak
penolakan istri untuk bersenggama bersama dijadikan tempat tinggal permanen, beristirahat di
suaminya tanpa alasan yang jelas adalah dosa. masjid tidak pernah dilarang, termasuk misalnya
Paper ini secara spesifik berusaha menjelaskan tidur.
peranan masjid sebagai lembaga pendidikan untuk Di zaman Nabi, terdapat sejumlah sahabat yang
masyarakat sipil. Saat masjid sudah sangat formal, hidup dan tinggal berhari-hari lamanya di masjid
dibentuk dengan berbagai aturan kaku yang karena mereka ingin mempertebal keimanan dan
mengikat dengan batas-batas yang harus dipatuhi tidak punya rumah atau penghidupan layak. Orang-
semua orang, kami berusaha mengembalikan dan orang tersebut disebut sebagai ahlus suffah—cikal
menawarkan apa saja gagasan hebat yang bakal kaum sufi (orang-orang Islam yang
terkandung dari pendirian sebuah masjid, di periode mendedikasikan hidupnya untuk sangat fokus
awal-awal Islam. beribadah dan menjauhkan diri dari cinta dunia atau
Pentingnya tulisan ini dibuat karena kami zuhud)—meskipun menisbatkan kaum sufi pada
berusaha menjawab persoalan yang kerap dihadapi kelompok ahlus shuffah terkadang diperdebatkan. Di
para pengurus masjid yang kesulitan menjalankan antara tokohnya adalah Abdurrahman ibn Shakhr
peranannya dalam pelayanan sosial kepada seluruh atau yang lebih dikenal Abu Hurairah (bapak kucing;
umat manusia. Masjid memang tempat ibadah umat sebab penyayang kucing).
Islam, tetapi fungsinya bukan hanya dirasakan hanya Namun kehidupan Abu Hurairah tidak sampai
oleh umat Islam. Masjid terbuka bagi umat agama wafatnya tinggal di masjid Nabawi. Di zaman
apapun yang meminta bantuan dan perlindungan pemerintahan Khalifah Umar ibn Khattab r.a. Abu
kepada umat Islam. Hurairah pernah diangkat menjadi Gubernur wilayah
Bahrain (Haekal, 2000). Dia menikah, punya tempat
2. Hasil Dan Diskusi tinggal permanen, dan hidup layaknya masyarakat
Masjid berperan tidak saja sebagai tempat pada umumnya. Umar tegas melarang siapapun yang
ibadah mahdoh, seperti salat atau membaca al- sekedar hidup menumpang di masjid dan memaksa
Qur’an. Masjid di zaman Nabi berfungsi menjadi mereka yang sebelumnya menjadi ahlus shuffah
tempat belajar dan pembinaan karakter umat Islam. untuk membantu menyebarkan agama Islam di
Sejak pertama didirikan, masjid menjadi pusat berbagai belahan dunia.
segala aktivitas sosial umat kecuali perdagangan. Kalangan ahlus shuffah adalah orang-orang
Tidak boleh (haram) kita melakukan perdagangan di shalih yang kesulitan secara ekonomi. Mereka telah
dalam masjid. Nabi sangat tegas menghukumi terlatih hidup zuhud bersama Nabi hingga di masa
masalah ini. Khalifah Abu Bakar r.a. Di masa Khalifah Umar r.a.
Selain sebagai tempat menjalankan ibadah agar tidak sampai menjadikan hidup bergantung
murni (mahdhoh), masjid memiliki beberapa peran kepada masjid, mereka diberdayakan menjadi
penting: Pertama, masjid menjadi contoh nyata penyebar ajaran Nabi di berbagai wilayah Islam
praktik sikap egalitarianisme (kesetaraan derajat) yang semakin meluas. Pendidikan zuhud adalah
umat Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. modal utama mereka. Zuhud justru bertentangan
Siapapun yang masuk ke dalam masjid untuk dengan sikap hidup kerahiban atau kependetaan.
melaksanakan salat berjamaah, akan menduduki saf Orang yang zuhud tetap bisa bekerja, menikmati
terdepan jika datang paling awal. Meskipun secara dunia, tetapi dunia tidak pernah menguasai hatinya
status sosial orang tersebut dianggap rendah di (Al-Taftazani, 1985). Cukup dunia hanya di
masyarakatnya, misalnya karena pekerjaannya genggaman tangannya.
kurang dianggap penting. Jika datang lebih dulu Ketiga, masjid mengajarkan kepada umat Islam
berhak salat di barisan terdepan. Sedangkan mereka tentang persatuan dan kesatuan. Dalam praktek
yang datang dan masuk ke masjid belakangan, ibadah sehari-hari, mereka yang datang ke satu
terpaksa salat di saf belakang, meskipun secara masjid bisa berasal dari berbagai mazhab atau aliran
status sosial lebih tinggi dibandingkan orang lain. pemikiran Islam. Tidak pernah ada larangan bahwa
Nilai egalitarianisme ini sangat nyata dan masjid khusus untuk kelompok tertentu saja,
dipraktekkan dalam Islam hingga saat ini. misalnya etnis atau bangsa tertentu. Tidak pernah
Seorang budak berkulit hitam dari Afrika, ada masjid yang dibuat untuk kelompok berdasarkan
menjadi orang mulia karena ditunjuk Nabi pekerjaan, atau status sosial misalnya. Semua masjid
mengumandangkan azan untuk pertama kalinya di dibuat untuk digunakan bagi seluruh umat Islam.

84
ISSN 2686-5513

Jika salat dilaksanakan, semua makmum akan kesempatan aman untuk segera keluar dari kota
mengikuti imam, kendati mereka berbeda mazhab, dengan berlindung di dalam masjid. Kasus lain
berbeda bangsa, berbeda bahasa, berbeda etnis, dan seperti yang menimpa al-Kamal ibn al-‘Ajami,
atau profesi. Orang yang bermazhab Syafi’i bisa asisten pejabat Aleppo, bersembunyi di masjid pada
menjadi makmum bagi imam bermazhab Hambali. bulan Sya’ban 629 H., karena takut amukan massa
Mereka yang bermazhab Hanafi, bisa menjadi akibat naiknya harga roti. Rumahnya sudah
makmum bagi imam bermazhab Maliki. Orang dari dilempari batu oleh masyarakat, dan kursi
bangsa A bisa bermakmum dari imam bangsa B. jabatannya dihancurkan. Di dalam masjid dia dijaga
Seorang beretnis C bisa menjadi makmum bagi ketat oleh militer lokal. Kasus yang memilukan
imam bangsa D. Begitu pun berlaku sebaliknya, menimpa kelompok Muslim bermazhab Hambali
sama sekali tidak pernah ada larangan dalam Islam yang lari meninggalkan tempat tinggalnya di
untuk mengikuti satu kelompok tertentu dan Gunung Nablus karena tidak ingin hidup di bawah
menjauhi lainnya dalam pelaksanaan ibadah di kekuasaan tentara kafir kaum Frank pada tahun 1160
dalam masjid atau bermakmum kepada siapapun, M. Mereka menghabiskan waktu selama 3 tahun di
selama kapasitas imam yang diikuti layak menjadi Masjid Abu Salih, Damaskus. Banyak dari mereka
imam. Dari sini menjadi jelas, masjid mampu yang meninggal terutama anak-anak sejak di bulan
menyatukan semua umat dalam satu kesatuan pertama sejak kedatangan (Talmon-Heller, 2007).
kendati mereka berbeda-beda. Sehingga hingga saat Praktek memberi makanan dan perlindungan di
ini kita bisa menyaksikan begitu indahnya persatuan masjid merupakan kebiasaan lama yang sudah
dan kebersamaan di hadapan Allah saat kita dilakukan generasi salafus shalih. Ini terbukti bahwa
beribadah kepada-Nya. masjid bisa menjadi tempat aman bagi siapa saja
Keempat, masjid menjadi sumber pelaksanaan yang membutuhkan pertolongan. Umat Islam dahulu
filantropi Islam dan perlindungan bagi siapapun tidak ada yang berani mengotori masjid, sebab
yang membutuhkan bantuan. Orang-orang yang masjid adalah tempat sakral yang perlu kita jaga
kekurangan, baik miskin atau pun fakir, mereka kesuciannya.
terbiasa mendapatkan dana zakat dari umat Islam Kelima, masjid menjadi tempat pembelajaran
yang secara materi diberi kelebihan oleh Allah Swt. politik. Sebenarnya peran sebagai pendidikan politik
Institusi Bayt al-Mal adalah sumber keuangan ini akibat dari berkumpulnya umat Islam. Saat
lembaga amal Islam yang didirikan biasanya menghadapi berbagai masalah bersama, di masjid
melengkapi masjid. Memang pemerintah pusat para pemimpin umat biasanya menggerakkan orang-
biasanya mengatur secara total dana di Bayt al-Mal. orang untuk mengikuti niatan politis mereka.
Tapi terkadang, masjid-masjid tertentu menerima Terlebih di hari jumat saat kaum lelaki berkumpul
dana sumbangan dari berbagai kalangan. Dana itu semua, setelah salat jumat para pemuka masyarakat
diberdayakan oleh pengurus masjid untuk akan berbicara mengenai masalah-masalah sosial
kepentingan umat. Di bawah pengawasan imam yang dihadapi kaum Muslimin, termasuk isu politik.
yang ditunjuk pemerintah setempat, distribusi dana Agitasi dan propaganda politik memang nampaknya
Bayt al-Mal disalurkan secara merata untuk efektif dilakukan di masjid, kendati tidak semua
kelompok yang termasuk kategori penerima zakat. pendengarnya memahami secara utuh pernyataan
Masjid dalam konteks ini menjadi tempat penyalur sang pemimpin. Di zaman Daulah Umayyah
dana dan berbagai kebutuhan untuk orang miskin berkuasa, Masjid Umayyah di Damaskus digunakan
dan kekurangan. untuk menggerakkan masyarakat Islam mewaspadai
Ada sebuah anekdot tentang hal ini, di suatu kelompok-kelompok tertentu yang dianggap
waktu diceritakan sebenarnya sangat sulit memberi merusak tatanan masyarakat. Namun sejak
makan untuk semua jamaah salat jumat di kota berkuasanya Umar ibn Abdul Aziz, kebiasaan itu
Sulami, karena jumlah makanan terbatas. Tapi dihilangkan (Syalabi, 1988). Hal ini kemungkinan
berkat barakah syeikh Izz al-Din ibn Abdissalam al- disebabkan karena tindakan itu dapat merusak
Sulami (wafat 660 H.), cukup dengan hanya kekhusyuan beribadah, dan sikap Umar ibn Abdul
menempelkan jemarinya saja roti dan makanan, Aziz pula yang cenderung lunak pada lawan-lawan
ternyata cukup untuk semua orang. Termasuk untuk politiknya.
kaum wanita yang ikut hadir di masjid. Syeikh Izz Sejak saat itu aktivitas politik cenderung
al-Din al-Sulami memang sangat murah hati. Dia berada di luar lingkungan masjid. Setiap
tidak pernah melarang penyalin buku maupun pembicaraan politik, termasuk demagogi, retorika
pembuat kaligrafi menyelesaikan pekerjaan mereka mobilisasi massa, dilakukan bukan di dalam masjid.
di dalam masjid. Tapi sangat tegas melarang Masjid benar-benar dilepaskan dari pengaruh buruk
aktivitas komersil (jual-beli) dilakukan di masjid. politik yang dapat memecah-belah kebersamaan.
Masjid juga dalam sejarah Islam menjadi Jika kemudian ditemukan masjid digunakan sebagai
tempat berlindung bagi siapapun yang propaganda politik, maka biasanya situasi itu
memasukinya. Misalnya, Ahmad ibn Munir al- disebabkan hal-hal yang sangat mendesak.
Tarabulsi (wafat 548H./ 1153M.), pengikut syi’ah Misalnya, serangan kaum kafir atas kedaulatan umat
yang bersembunyi di masjid setelah mendengar Islam. Anehnya, di zaman modern seperti sekarang,
gubernur Damaskus, Ismail ibn Buri, mengancam umat Islam juga menjadikan masjid sebagai ladang
akan mengeksekusinya karena syair penghinaan untuk berkampanye: biasanya jika masjid “dikuasai”
yang dia tulis terhadap Islam. Dia menunggu satu kelompok tertentu, maka jamaah diarahkan
85
ISSN 2686-5513

membenci kandidat dari kelompok lawannya. seorang hanya membaca dan mempelajarinya sendiri
Padahal yang mereka hadapi sama-sama beragama secara otodidak, lalu merasa menjadi ahli dan
Islam. Mungkin ini bisa menjadi salah satu pertanda menyebarkan pengetahuannya kepada orang lain. Itu
kemunduran peranan masjid yang tidak bisa netral tidak beretika dan melanggar proses belajar yang
dalam urusan politik. harus dilalui karena dia tidak punya ijazah. Dalam
Keenam, masjid berperan menjadi tempat tradisi pesantren salaf di Nusantara, proses belajar
pelajaran agama semisal bacaan Al-Quran, Hadits, seperti itu misalnya dicontohkan Hadhrotusy Syaikh
dan Fiqh. Memang telah didirikan madrasah sebagai Hasyim Asy’ari. Saat hendak mengajar kitab Shahih
tempat khusus belajar, tetapi sebagian sarjana masih Muslim, dia menuliskan silsilah sanad belajarnya di
menggunakan masjid untuk melaksanakan kegiatan papan tulis hingga 3 papan tulis: sanad bersambung
pembelajaran tersebut. Universitas al-Azhar di tanpa terputus hingga ke sang pengarang kitabnya
Mesir, awalnya adalah lembaga pendidikan yang langsung. Para santri disuruh menulis sanad tersebut
dilakukan di serambi masjid; tanpa meja, tanpa agar mereka memiliki salinannya (Mansyur &
kursi, duduk melingkar (halaqoh), dan bahkan tanpa Karyadi, 2010).
kurikulum yang umum berlaku seperti di pendidikan Yang tidak diajarkan di dalam masjid adalah
modern. ilmu filsafat dan cabang-cabang keilmuan duniawi
Selain difungsikan untuk tempat salat, baik lainnya, seperti kedokteran, matematika, biologi,
solat wajib lima kali dalam sehari dan salat-salat dan sebagainya. Mungkin ada masjid yang
lainnya, termasuk di antaranya salat jenazah, masjid mengajarkan ilmu biologi ataupun ilmu lainnya,
juga berguna sebagai tempat perkumpulan ahli ilmu. tetapi jangkauannya sangat terbatas. Ilmu-ilmu
Sejumlah sarjana penghafal Al-Quran membacakan keduniawian biasanya diajarkan secara leluasa di
hafalan mereka di masjid. Sarjana pengkaji Hadits madrasah ataupun tempat khusus, misalnya di
membacakan hafalan Hadits mereka di masjid. laboratorium yang dibangun penguasa setempat dan
Begitu juga ahli Fiqh, ahli Ushuluddin, dan atau perpustakaan pribadi milik para ahli. Terkhusus
lingkaran studi lainnya seperti bahasa, yang filsafat, disiplin ilmu ini kurang mendapatkan respon
dianggap penting dalam kehidupan umat Muslim, positif sejak zaman awal Islam, disebabkan tidak
bisa berkumpul di masjid (Talmon-Heller, 2007). didukung iklim sosial yang kondusif. Maka filsafat
Dalam proses belajar-mengajar di masjid, lebih banyak dipelajari di tempat sangat khusus yang
umumnya seorang guru membacakan buku karangan dimiliki seorang sarjana Muslim; “filsafat Islam
mereka kepada muridnya yang duduk melingkar. tidak memiliki basis institusional yang kokoh,
Para murid itu mencatat semua yang dibacakan kecuali pengajaran secara terbatas dalam sistem
gurunya. Jika sang guru belum memiliki karangan madrasah, dan perpustakaan pribadi” (Nasr &
sendiri, maka dia membacakan karangan orang lain Leaman, 2003). Padahal sebenarnya para penguasa
yang dia sudah mendapatkan izin mengajar dari sang butuh dukungan para cendekiawan dan sebagian dari
pengarang atau murid dari pengarangnya atau izin mereka menyukai diskursus filsafat. Tetapi ahli-ahli
dari muridnya murid pengarang buku tersebut. Izin agama sering tak sejalur dengan pemikiran itu,
itu bernama ijazah. Setelah sang guru selesai sehingga filsafat tidak mendapat dukungan luas
membacakan satu buku, maka para murid itu diberi masyarakat.
ijazah untuk menyebarkan kembali isi buku tersebut Ketujuh, masjid sejak zaman dahulu telah
kepada orang lain (Makdisi, 1990). Selesai belajar, menjadi ruang publik yang terbuka untuk siapapun.
para murid biasanya memberikan hadiah yang Mereka yang datang ke masjid bukan hanya
nilainya ditentukan mereka sendiri, kepada guru bermaksud melakukan ibadah, tetapi juga untuk
sebagai balas budi karena telah belajar bersamanya. banyak tujuan lainnya (Talmon-Heller, 2007).
Sejumlah penguasa Muslim memang memberikan Masjid berperan sebagai institusi keagamaan
insentif kepada beberapa guru dan juga penulis buku. yang bertugas melayani masyarakat. Masjid dari
Tapi tidak semua menerimanya, dan pemberian itu sudut pandang ini seperti halnya institusi keagamaan
juga tidak bersifat rutin. Maka biasanya, para murid lainnya, harus memiliki sejumlah aturan yang jelas
memberi mereka tanda terima kasih berupa uang yang melindungi properti masjid. Maka, penetapan
atau barang berharga lainnya. Melalui sistem ijazah, prosedur, tata terbit dan manajemen resiko yang
tidak sembarangan orang bisa mengajarkan ilmu. mengatur tempat ibadah adalah keharusan (Blaikie
Keabsahan ijazah biasanya dapat ditemukan dengan & Ginn, 2010). Hal itu bukan dilihat sebagai
adanya tanda atau keterangan dari sang guru di atas pembatasan pemanfaatan tempat ibadah, tetapi
salinan tulisan yang dibuat para muridnya. Tanpa menjaga adanya perubahan dan atau terjadinya
adanya keterangan tersebut, seseorang tidak bisa kehilangan properti tempat ibadah yang bisa
seenaknya mengajar dan atau menyebarkan isi dimanfaatkan bersama.
sebuah buku, karena dia tidak mendapat izin dari Diriwayatkan pernah suatu ketika Masjid
penulisnya, atau jika penulisnya telah tiada, dia tidak Nabawi dimasuki orang Badui Arab (penduduk asli
mendapatkan izin dari murid-murid penulis buku pedalaman Arab). Tanpa mengenal etika dan sopan
tersebut. santun, dia kencing di pojok masjid tanpa merasa
Orang yang mempelajari buku Hadits karangan bersalah sedikit pun. Para Sahabat yang geram dan
Al-Bukhari misalnya, harus memiliki sanad yang marah menyaksikan kejadian itu menghardiknya.
bersambung kepada pengarangnya. Jika tidak, maka Namun Nabi melarangnya. Setelah orang Badui itu
kapabilitas seseorang bisa diragukan. Tidak bisa menuntaskan hajatnya dan pergi, beliau
86
ISSN 2686-5513

memerintahkan para Sahabat mengambil air dan ajaran Islam. Sekarang bangunan masjid di berbagai
menyiram bekas kencingnya. Kita bisa memahami belahan dunia banyak yang menggunakan kubah.
dari kejadian itu, Nabi berusaha bersabar dengan Saat Islam masuk ke Nusantara, atap masjid
ulah orang Arab Badui karena dia tidak mengerti. dibuat bertingkat (atap tumpang) sengaja
Sudah menjadi rahasia umum bahwa penduduk Arab menyerupai ajaran Hindu-Budha tentang sumeru
Badui jauh dari agama, mereka hidup nomaden (tempat bersemayam para dewa). Beberapa masjid
(berpindah-pindah) sambil mengembalakan ternak. peninggalan penyebar Islam Nusantara awal,
Sikap Nabi tersebut menyontohkan kepada kita misalnya Masjid Agung Demak, masih
sebagai umatnya agar bersabar dalam menghadapi mempertahankan bentuk bangunan tersebut. Dulu
perilaku mereka yang tidak tahu. Sikap sabar bukan dibuat seperti itu bertujuan agar terlihat akrab di
berarti lemah dan mudah diinjak-injak. Kita justru lingkungan sekitar. Bentuk atap seperti itu tidak
berupaya mencari jalan terbaik dalam mendidik dipermasalahkan ulama Nusantara, karena sama
orang lain. sekali tidak bertentangan dengan Islam. Para alim
Maka, saat muncul kejadian anjing dibawa dan ulama secara umum, tidak mempermasalahkan
masuk ke dalam masjid oleh seorang wanita di bentuk dan keragaman fisik masjid. Justru dengan
Bogor, kita diingatkan kembali oleh Allah mengenai keragaman itu, Islam semakin kaya dan tidak kaku
peristiwa perilaku Badui Arab tersebut. Memang menerima perbedaan budaya setempat.
sangat tidak sopan, tetapi kita tetap perlu bersikap Dari sekian banyak masjid di dunia, hanya
sabar dalam menghadapi ketidaktahuan orang Masjidil Haram yang menduduki posisi masjid
tersebut. Jangan sampai perilaku buruk orang itu paling penting bagi umat Islam. Di dalam kompleks
dibalas dengan keburukan lagi. Kita berusaha Masjidil Haram terdapat Kakbah yang menjadi
menjaga dan mempertahankan kemuliaan masjid kiblat kaum Muslimin. Mereka salat, bersujud,
bukan dengan keburukan, melainkan sikap sabar dan menghadap Kakbah bukan berarti diartikan
mencari jalan terbaik yang dicontohkan Nabi. menyembah Kakbah. Allah Swt. tidak berada di
Kedelapan, bangunan masjid menjadi pelajaran dalamnya, sebab Dia yang Maha Agung sama sekali
tentang pentingnya mengedepankan sikap saling tidak bertempat di bumi ciptaan-Nya. Kakbah dalam
menghargai antar manusia yang berbeda-beda latar konteks ini adalah poros peribadatan umat Islam.
belakang sosial budaya. Hal ini dapat terlihat dari Perjalanan ibadah haji ke Masjidil Haram
bentuk masjid yang selalu disesuaikan dengan dilandasi keinginan kuat orang Islam untuk
kondisi masyarakatnya. Bentuk bangunan masjid memurnikan jiwa mereka (Mahmutcehajic, 2006).
sama sekali tidak bisa dilepaskan dari lingkungan Di hadapan Allah mereka memasrahkan diri, dan
sekitar. Bentuk masjid selaras dengan tempat tinggal menyatakan dengan penuh keyakinan bahwa tiada
umat Islam di wilayah mereka masing-masing. Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Di
Masjid jika merujuk pada bentuk pertama yang Masjidil Haram, umat Islam meneladani jejak
dibangun Nabi, bentuknya hanya kotak dengan daun perjuangan Nabi Ibrahim dalam menyebarkan
dan pelepah kurma sebagai atapnya; sangat agama Allah kepada umat manusia. Maka perjalanan
sederhana dan bersahaja. Tapi seiring dengan ke tanah suci dalam bentuk ibadah haji menjadi
penyebaran Islam ke berbagai belahan dunia, bentuk kewajiban akhir yang mesti dijalankan umat Islam,
masjid mengalami banyak perubahan bermacam- setelah mengamalkan 4 rukun Islam lainnya. Selama
macam, terutama saat memasuki banyak wilayah di mereka mampu melakukannya.
berbagai belahan dunia di luar Arab. Dari paparan sebelumnya, menjadi jelas bagi
Maka saat umat Islam memasuki Persia (Iran kita bahwa ajaran Islam sama sekali tidak mengenal
saat ini), mereka menemukan tempat ibadah kaum batas-batas yang amat kaku dalam hal pengelolaan
majusi yang menyembah api. Tersebutlah di situ masjid dan kaitannya dengan kehidupan sosial
terdapat tempat api (manaroh) yang biasa diletakkan masyarakat. Masjid bisa menjadi bentuk
api abadi untuk disembah. Oleh umat Islam, pembelajaran bagi seluruh umat manusia, tidak
manaroh itu tidak dihilangkan. Tetapi diganti hanya umat Islam.
menjadi tempat suara azan dikumandangkan. Karena Umat Islam justru mendapatkan momen
tempatnya tinggi, maka suara azan bisa dengan kebersatuan mereka di masjid. Sehari semalam
mudah menjangkau banyak tempat, dan didengar mereka akan berkumpul paling tidak lima kali di
banyak orang. Sekarang hampir semua masjid di dalam masjid. Pahala beribadah di seluruh masjid
berbagai belahan dunia memiliki manaroh atau mana pun sama, kecuali di 3 tempat: Masjidil
menara dalam bahasa Indonesia, karena Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha. Pahala
kehadirannya menambah kualitas estetika masjid. salat di Masjidil Haram keutamaannya mengungguli
Ketika masjid masuk ke Eropa, dalam hal ini 100.000 kali salat di masjid lain. Pahala salat di
ibukota kerajaan Byzantium, Konstantinopel (kota Masjid Nabawi nilainya menungguli salat di masjid
Istambul saat ini), umat Islam menemukan kubah lainnya. Sedangkan pahala salat di Masjidil Aqsha,
bulat di atas gereja. Saat orang-orang Eropa lebih utama 1000 atau menurut riwayat lain
berbondong-bondong tertarik masuk Islam, rumah dikatakan 500 kali salat di masjid lainnya, selain dua
ibadah gereja mereka diganti menjadi masjid dengan tempat yang sangat mulia Masjidil Haram dan
tetap mempertahankan kubahnya. Kubah hanyalah Masjid Nabawi.
bangunan fisik yang tidak bertentangan dengan

87
ISSN 2686-5513

3. Kesimpulan [8] Siradj, S. A. (1999). Islam Kebangsaan: Fiqh


Tulisan ini berhasil menyajikan paparan Demokratik Kaum Santri. Jakarta: Pustaka
tentang pelajaran yang bisa diambil hikmahnya dari Ciganjur.
masjid sebagai tempat ibadah kaum Muslimin. [9] Syalabi, A. (1995). Sejarah dan Kebudayaan
Masjid yang didirikan sebagai tempat bersujud Islam 2. Jakarta: PT. Al-Husna Zikra.
ternyata memiliki peran dan fungsi lainnya yang [10] Umar, A. M. (2009). Al-Madkhol ila Dirosat
tidak bisa diabaikan begitu saja. al-Masjid al-Aqsho al-Mubarok. Beirut: Dar
Selain menjadi tempat melaksanakan ibadah, al-Ilm Lil Malayin.
masjid dalam sejarah peradaban Islam turut [11] Talmon-Heller, D. (2007). Islamic Piety in
mewarnai kehidupan sosial kaum Muslimin dengan Medieval Syria: Mosques, Cemeteries, and
sangat intens. Banyak sekali aktivitas yang bisa Sermons under the Zangids and Ayyubids
dilakukan di dalamnya. Jika dewasa ini masjid telah (1146 – 1260). Leiden: Brill
beralih fungsi hanya sebagai tempat salat, maka
tentunya telah terjadi kemunduran peranan masjid.
Hal seperti ini berarti ada kesalahan yang telah
dilakukan oleh para pengelola masjid tersebut, jika
bukan karena mereka lupa sejarah peranan masjid
yang sesungguhnya.
Masjid bisa menjadi perekat umat Islam
sekaligus simbol budaya setempat, yang
membedakan satu komunitas dari komunitas
lainnya. Kita memahami itu sebagai corak
pendidikan populis yang dikenalkan ulama dalam
mendidik masyarakat Islam. Mereka tidak pernah
alergi pada berbagai macam masjid yang dibangun
umat Islam di mana pun, karena ajaran
egalitarianisme Islam sama sekali tidak pernah
mengunggulkan satu suku, ras, etnis, atau kabilah
tertentu. Semua orang Islam sama di sisi Allah Swt.
dan yang membedakan mereka hanyalah
ketakwaaan. Maka semua bentuk masjid, di mana
pun di seluruh dunia, bisa menjadi tempat ibadah
yang penuh barakah selama diisi dengan aktivitas
yang tidak menyalahi ajaran agama.

Daftar Pustaka
[1] Al-Taftazani, A. A. A. (1985). Sufi dari Zaman
ke Zaman: Suatu Pengantar tentang Tasawuf,
terj., Utsmani, A. R. Bandung: Pustaka al-
Nahlawi.
[2] Blaikie, D., & Ginn, D. (2010). The Legal
Guide for Religious Institutions. New York:
The Continuum International Publishing Group
Inc.
[3] Haekal, M. H. (2000). Umar ibn Khattab, terj.,
Ali Audah. Bogor: Lentera Antar Nusa.
[4] Mahmutcehajic, R. (2006). The Mosque: The
Heart of Submission. New York: Fordham
University Press.
[5] Makdisi, G. (1990). The Rise of Humanism in
Classical Islam and the Christian West.
Edinburg: Edinburg University Press.
[6] Mansyur, M., & Karyadi, F. (2010). Hadratusy
Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari di Mata Santri
(Wawancara dengan KH. Muhit Muzadi).
Jombang: Pustaka Tebuireng.
[7] Nasr, S. H. & Leaman, O. (ed.,) (2003).
Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam. Buku
Kedua, terj., Tim Penerjemah Mizan. Bandung:
Mizan.

88
ISSN 2686-5513

Kebutuhan Belajar Pemuda Fase Persiapan Pra Nikah:


Review Evaluasi Kirkpatrick Level 1 Sekolah Pra Nikah (SPN) Salman ITB
Rahmiati1, Yedi Purwanto1
1
Bidang Dakwah Salman ITB, Bandung
rahmiatirusli@upi.edu

ABSTRAK

Program persiapan pernikahan menjadi salah satu solusi bagi pemuda guna memberikan edukasi tentang
kehidupan berumah tangga. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan belajar pemuda tentang persiapan pra nikah
juga mengalami beberapa perkembangan pandangan dan cara penyampaian. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk
mengetahui tentang kebutuhan belajar pemuda tentang persiapan pra nikah dengan mengadakan Evaluasi
Kirkpatrick Level 1 di Sekolah Pra Nikah Salman ITB. Metode yang dipakai adalah kualitatif deskriptif.
Responden merupakan peserta Sekolah Pra Nikah (SPN) Salman ITB di tiga angkatan. Data dikumpulkan dengan
menggunakan Kuesioner Google Form dengan instrument pertanyaan spesifik tentang kebutuhan materi peserta,
dan pertanyaan general terkait jenis kelamin, usia, dan jenis pekerjaan. Hasil temuan mengindikasikan bahwa
peserta telah merasa cukup dengan materi yang di berikan dalam program Sekolah Pra Nikah Salman ITB, namun
ada beberapa masukan untuk pendalaman di beberapa topik yang diberikan guna pemahaman yang lebih detail
tentang persiapan pranikah.

Kata Kunci: Kebutuhan Belajar Pemuda, Persiapan Pra Nikah, Evaluasi Kirkpatrick, Sekolah Pra Nikah

1. Pendahuluan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta SPN


Pernikahan adalah kebutuhan individual dan Salman ITB.
sosial (Fuad, 2011). Kebutuhan yang menjadi dasar
kehidupan dalam membangun suatu peradaban. Ilmu 2. Literatur Review
pernikahan seharusnya dimiliki oleh calon pengantin 2.1. Konsep Pendidikan Pra Nikah
sebelum mengarungi bahtera rumah tangga. Salah Pendidikan pra nikah biasanya dikenal juga
satu langkah yang dilakukan untuk meminimalisasi dengan berbagai istilah dalam bahasa asing. Diantara
perceraian dengan cara edukasi mengenai hubungan beberapa penyebutan tersebut adalah premarital
romantis (Bagarozzi, Bagarozzi, Anderson & prevention, premarital counseling, premarital
Pollane, 1984). therapy, premarital educative counseling, dan
Berbagai penelitian sudah sejak lama premarriage preparation. Menurut Kurniawan
membuktikan mengenai kebermanfaatan program (2016) pendidikan pra nikah adalah sebuah
persiapan pranikah untuk membantu pasangan pendekatan formal terstandarisasi guna
membangun hubungan jangka panjang yang sehat mempersiapkan calon pasangan suami istri menuju
dan meningkatkan kesejahteraan anak (Hawkins & jenjang pernikahan. Pendidikan pra nikah juga
Erickson, 2014). Dengan program persiapan, merupakan pelatihan yang memungkinkan calon
pernikahan diharapkan mampu memberikan pasangan suami istri memiliki pengetahuan dan
perubahan kognitif, afektif, serta psikomotor yang keterampilan penting untuk mempertahankan dan
lebih baik tentang kehidupan dalam pernikahan. memperbaiki hubungan mereka ketika mereka
Salah satu program yang menyediakan menikah (Senediak, 1990).
bimbingan pendidikan pra nikah adalah Sekolah Pra Salman ITB memiliki salah satu layanan yang
Nikah Salman ITB. Program ini dijalankan oleh juga memfasilitasi jamaah guna mendapatkan
Bidang Dakwah Yayasan Pengurus Masjid Salman pendidikan Pra Nikah. Sekolah Pra Nikah (SPN)
ITB. Program ini dilaksanakan per angkatan. Durasi Salman ITB dimulai pada tahun 2009 (Rahmiati,
program berlangsung hingga 9 pekan. Target sasaran 2019). Program ini telah memiliki ribuan lebih
program SPN merupakan pemuda berusia 19 sampai alumni yang tersebar dibeberapa daerah di
dengan diatas 32 tahun. Indonesia.
Evaluasi Kirkpatrick level 1 (Reaction)
dilaksanakan untuk mengidentifikasi reaksi
kebutuhan belajar peserta SPN tentang materi yang 2.2. Pembelajaran Orang Dewasa
berkaitan dengan persiapan pernikahan. Evaluasi (Andragogy)
dilaksanakan sebagai identifikasi kembali tentang Gagne (1977:3) mendefiniskan belajar sebagai
materi yang telah diberikan kepada peserta. berikut: “Learning is a change in human disposition
Identifikasi dilaksanakan guna memastikan bahwa or capability, which persist over a period of time,

89
ISSN 2686-5513

and which is not simply ascribable to process of of judging the worth, desirability, effectiveness, or
growth.” adequacy of something according to definitive
Belajar merupakan perubahan dalam disposisi criteria and purposes. The judgement is based upon
(watak) atau kapabilitas (kemampuan) manusia yang a careful comparison of observation data with
terjadi selama jangka waktu dan tidak sekadar criteria standards.”
menganggap suatu proses pertumbuhan. Belajar Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan
menurut Gagne merupakan proses perubahan yang bahwa evaluasi program merupkan suatu proses
terjadi setelah diberi perlakuan (belajar) serta penetapan secara sistemik berkaitan dengan nilai,
membandingkan terjadi perubahan watak, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai
kemampuan, sebelum dan sesudah perlakuan. dengan kriteria dan tujuan definitif. Proses
Knowles (1970) mengembangkan konsep penetapan keputusan didasari pada perbandingan
andragogi atas empat asumsi pokok yang berbeda yang seksama terhadap hasil data observasi dengan
dengan pedagogi sebagai berikut: standar kriteria yang ada.
1. Seseorang tumbuh dan matang konsep
dirinya bergerak dari ketergantungan total a. Tujuan Evaluasi Program
menuju pengarahan diri sendiri. Selain Menurut Sudjana (2008) tujuan evaluasi terdiri
itu, dapat dikatakan pula bahwa konsep atas tujuan umum (goals) dan tujuan khusus
diri anak-anak masih tergantung dirinya, (objectives). Tujuan evaluasi secara implisit telah
sedang pada orang dewasa konsep dirinya terumuskan dalam pengertian evaluasi yaitu sebagai
sudah mandiri, karena konsep dirinya penyaji data guna masukan bagi para pengambil
inilah orang dewasa membutuhkan keputusan. Tujuan dari evaluasi program pendidikan
penghargaan orang lain sebagai manusia luar sekolah menurut Sudjana, adalah sebagai
yang dapat mengarahkan diri sendiri, berikut:
apabila dia menghadapi situasi dimana 1. Memberi masukan untuk perencanaan
dia tidak memungkinkan dirinya menjadi program.
self- directing, maka akan timbul reaksi 2. Memberi masukan untuk kelanjutan,
tidak senang atau menolak. perluasan, dan penghentian program.
2. Karena sudah matang akan 3. Memberi masukan untuk modifikasi
mengumpulkan sejumlah besar program.
pengalaman, maka dirinya menjadi 4. Memperoleh informasi tentang faktor
sumber belajar yang kaya, yang pada pendukung dan penghambat program.
waktu yang sama akan memberikan dia 5. Memberi masukan untuk motivasi dan
dasar yang luas untuk belajar sesuatu pembinaan pengelola dan pelaksana
yang baru. Oleh karena itu dalam program.
andragogi mengurangi metode ceramah, 6. Memberi masukan untuk memahami
belajar harus banyak berbuat, tidak cukup landasan keilmuan bagi evaluasi program.
hanya dengan mendengarkan dan Jadi, tujuan dari evaluasi program berfungsi
menyerap. Hal ini selaras dengan prinsip sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan
belajar umum yang meyakini bahwa sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan
belajar dengan berbuat lebih efektif bila efektivitas kegiatan evaluasi program.
dibandingkan dengan belajar hanya
dengan melihat atau mendengarkan. b. Evaluasi Kirkpatrick
3. Kesiapan belajar mereka bukan semata- Model evaluasi ini pertama kali dipublikasikan
mata karena paksaan akademik, tetapi pada tahun 1959 oleh seorang profesor di
karena kebutuhan hidup dan untuk Universitas Wisconsin, Donald Kirkpatrick. Diajuga
melaksanakan tugas peran sosialnya. sekaligus presiden dari American Society for
Oleh karena itu orang dewasa belajar Training and Development (ASTD). Model ini telah
karena membutuhkan tingkatan mengalami perkembangan sebanyak dua kali,
perkembangan mereka yang harus masing-masing di tahun 1975 dan 1994. Empat level
menghadapi peranannya baik sebagai yang dimaksud adalah Reaction (Reaksi), Learning
pekerja, orang tua, pemimpin suatu (Pembelajaran), Behavior (Tingkah laku), dan
organisasi dan lain-lain. Results.
4. Orang dewasa memiliki kecenderungan Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi
orientasi belajar pada pemecahan masalah program pelatihan dalam bidang pengembangan
kehidupan (problem centered sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang
orientation). Dikarenakan belajar bagi dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan
orang dewasa seolah-olah merupakan istilah Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model.
kebutuhan untuk menghadapi masalah Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan
hidupnya (Sunhaji, 2013, hal. 6). (training) menurut Kirkpatrick (1998) mencakup
2.3. Konsep Evaluasi Program empat level evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2
Wibur Harris dalam Sudjana (2008, hlm.18) learning, level 3 behavior, dan level 4 result.
menjelaskan bahwa: “Evaluation is systemic process

90
ISSN 2686-5513

Level 1 (reaction) bagaimana para peserta mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar
pelatihan bereaksi kepada suatu pelatihan. peserta SPN Salman ITB.
Penyelenggara program menginginkan para peserta Data yang terkumpul terdiri dari data personal
merasa pelatihan yang mereka lakukan berguna dan dan data spesifik. Data personal meliputi beberapa
membantu perkembangan mereka, sekaligus bahwa pertanyaan. Data personal yang di dapatkan dari
mereka merasa nyaman dengan para instruktur, topik hasil TNA adalah berupa data jenis kelamin, usia,
yang diberikan, materi-materi, presentasi, serta dan juga pekerjaan dari peserta SPN.
lokasi pelatihan. Adapun data spesifik yang ditanyakan sebagai
Reaksi perlu diukur untuk menjadi referensi ke item dari pencarian data adalah usulan materi
depan agar program training menjadi seefektif tambahan. Peserta di berikan kuesioner dan
mungkin dan senantiasa berkembang, sekaligus diberikan item pertanyaan apakah materi
mendeteksi apakah ada materi yang tertinggal dan pembelajaran di SPN sudah dirasakan cukup
tidak disampaikan. membantu dalam proses persiapan pernikahan.
Tips praktis untuk level ini adalah memberikan Apabila dirasa beum, peserta di arahkan untuk
kuesioner kepada peserta, agar peserta dapat menuliskan tema yang di harapkan dapat menjadi
memberikan rating atas: instruktur, topik, materi- materi tambahan selama program SPN berlangsung.
materi, presentasi yang telah diberikan, serta lokasi
training. 4. Hasil Temuan
Pada penelitian ini, hal yang disorot adalah 4.1. Data Personal
terkait reaksi peserta terhadap kebutuhan belajar Dapat di lihat dari temuan, jumlah responden
yang dikaitkan dengan materi bahan ajar. Dari 9 wanita mendominasi pengisian kuesioner dengan
materi ajar yang terdapat dalam Sekolah Pra Nikah jumlah partisipasi total sebanyak 138 orang dan pria
Salman ITB, akan dilihat reaksi peserta terhadap hanya sebanyak 36 orang dari tiga angkatan yang
materi tersebut. dilaksanakan SPN Salman ITB.
3. Metodologi Usia responden yang mendominasi adalah usia
Proses review Evaluasi Kirkpatrick level 1 24-27 tahun. Pada angkatan 34+, Usia responden di
(reaction) menggunakan metode kualitatif bawah 19 tahun adalah sebanyak 0,9%, usia 20- 23
deskriptif. Data instrumen terdiri dari data spesifik tahun sebanyak 23,4%, usia 24-27 tahun sebanyak
dan data personal. Data spesifik berupa data reaksi 50%, usia 28-31% sebanyak 27%, dan usia diatas 32
peserta terhadap materi bahan ajar sementara data persen sebanyak 3,6% dari populasi.
personal terdiri atas informasi jenis kelamin, usia, Dari informasi lainnya, pekerjaan yang
dan jenis pekerjaan. Data dikumpulkan dengan mendominasi peserta SPN yang menjadi responden
menggunakan kuesioner online kepada peserta SPN adalah Karyawan Swasta/BUMN sebanyak 49,5 %
Salman ITB Angkatan 33, 34, dan 34+. Data pada angkatan 34+, 38,1 % pada angkatan 34, serta
dikumpulkan pada bulan Desember diakhir program 60% dari angkatan 33 dengan total 83 orang di ketiga
SPN angkatan 34+. Kuesioner disebarkan selama angkatan. Sementara presentase mahasiswa yang
kurang lebih 1 minggu. mengkuti rangkaian kegiatan SPN adalah sebanyak
masing masing 25,2% pada angkatan 34+, 28,6 % di
3.1. Sampel angkatan 34, serta 30 % diangkatan 33.
Populasi pada kajian ini merupakan semua
peserta angkatan 33, 34, dan 34 +. Kuesioner diisi 4.2. Data Spesifik
oleh beberapa sampel di setiap angkatan SPN Adapun data spesifik yang ditanyakan sebagai
Salman ITB. Peserta yang berpartisipasi dalam item dari pencarian data adalah usulan materi
merespon kuesioner di jadikan sebagai sampel. tambahan. Peserta di berikan kuesioner dan
Adapun sampel yang di dapatkan adalah sebagai diberikan item pertanyaan apakah materi
berikut: pembelajaran di SPN sudah dirasakan cukup
Tabel. 1 Sampel Penelitian membantu dalam proses persiapan pernikahan.
ANGKATAN JUMLAH Apabila dirasa beum, peserta di arahkan untuk
RESPONDEN menuliskan tema yang di harapkan dapat menjadi
SPN SALMAN Angkatan 33 20 Orang materi tambahan selama program SPN berlangsung.
SPN SALMAN Angkatan 34 42 Orang
SPN SALMAN Angkatan 34+ 111 Orang
Jumlah 173 Orang
Sumber: Peneliti a. Usulan Materi Tambahan
3.2. Prosedur
Data primer didapatkan melalui pengumpulan Tabel 4.1 Identifikasi kebutuhan belajar
kuesioner online oleh admin bidang dakwah Salman Jawaban Batch (orang)
Total
ITB. Kuesioner yang sebarkan juga merupakan Responden 34+ 34 33
kuesioner gabungan penilaian evaluasi program Cukup 16 7 3 26
yang berlangsung selama kegiatan SPN pada tahun Tanpa Komentar/ abstain 54 10 9 73
2018. Beberapa item pertanyaan dimasukan guna Parenting 6 5 2 13

91
ISSN 2686-5513

Taaruf (Proses dan 6 6 - 12 Materi tambahan yang di perlukan oleh peserta


Skema) SPN dalam memepersiapkan kebutuhan
Proses Khitbah 1 - - 1 pengetahuan pernikahan. Materi yang dibutuhkann
Walimahan Syari 2 1 - 3 oleh mereka adalah kode adalah:
Hak dan Kewajiban 1 2 - 3 • Parenting
Suami Istri • Taaruf (Detail)
Poligami dan Perceraian 4 - - 4 • Fiqih Nikah. (Detail)
Komunikasi Efektif 4 2 - 6
(Orang tua dan Keluarga Tabel 4.4. Kesimpulan dan Rekomendasi
Pasangan) KESIMPULAN REKOMENDASI
Manajemen Diri 6 3 2 11 Rekomendasi Spesifik
(Kesehatan Mental, Responden wanita Pendekatan berbasis
Manajemen Emosi, mendominasi sebanyak gender dilakukan dengan
Berdamai dengan 79,3% pada angkatan mempertimbangkan faktor
kelemahan diri, 34+, pada angkatan 34 sosialisasi, peran
Manajemen waktu) sebanyak 83,3%, serta sosial,serta situasi sosial
Kehidupan Pasca 1 1 - 2 pada angkatan 33 dalam perbedaan gender
Menikah sebesar 75%. (Soebagio, 2018, p.142-
Fiqih Pernikahan (Detail) 6 2 2 10 146)
Keuangan / Wirausaha 1 1 1 3 Usia yang paling Andragogi dalam
setelah nikah, banyak mengikuti SPN pembelajaran lebih
Manajemen Karir adalah rentang 24-27 disarankan dilakukan
Problematika Rumah 2 1 1 4 tahun. Hal ini terlihat selama proses transfer
Tangga dari angkatan 34+, 34, pengetahuan dalam proses
Lain-lain (sejarah 1 1 - 2 dan 33 secara berturut penyampaian materi
pernikahan rasul, turut sebesar 45%, tentang pernikahan
grafologi dan ruqyah) 52,4%, dan 60%. (Knowles, 1977, p. 39-49).
Sumber: Data Responden Pekerjaan sebagai Pelayanan adminstrasi
karyawan yang lebih baik dari
swasta/BUMN menjadi penyelenggara program di
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
pekerjaan paling perlukan guna memenuhi
Dari hasil identifikasi kebutuhan belajar
dominan yaitu kebutuhan mayoritas
peserta SPN Angkatan 33, 34, dan 34+ didapatkan
sebanyak 55 responden peserta yang memiliki
sebanyak 26 responden merasa materi yang
pada angkatan 34+, 16 pengalaman bekerja secara
diberikan selama proses SPN berlangsung sudah
responden pada professional. Beberapa
cukup baik untuk mengakomodasi persiapan bekal
angkatan 34, serta 12 factor yang mendorong
pernikahan. Sementara beberapa responden lainnya
responden pada orang dewasa untuk belajar
menginginkan tambahan materi yang lebih detail di
angkatan 33. diantaranya adalah
beberapa komponen seperti Materi parenting
pengalaman serta
sebanyak 13 responden, Taaruf sebanya 12 orang,
pembelajaran sebelumnya,
Manajemen diri sebanyak 11 orang, serta fiqih
personal disposisi, serta
pernikahan sebanyak 10 0rang. Dari hasil
konteks sosial dimana
pengidentifikasian kebutuhan belajar dalam program
proses pembelajaran
SPN didapatkan hasil seperti dalam tabel berikut.
terjadi (Lovell, 1980,
Tabel 4.2. Hasil Jawaban Responden
p.135)
Kode JAWABAN JUMLAH
Sumber: Analisis Peneliti
RESPONDEN
1 Cukup 26 orang
Ucapan Terima Kasih
2 Pare`nting 13 orang
Ucapan terima kasih diberikan kepada Bidang
3 Taaruf (Detail) 12 orang
Dakwah Salman ITB yang telah memberikan
4 Manajemen Diri (Kesehatan 11 orang kesempatan guna pengambilan data di Sekolah Pra
Mental, Manajemen Emosi, Nikah Salman ITB. Ucapan terima kasih juga
Berdamai dengan dihaturkan kepada seluruh responden yang berkenan
kelemahan diri, Manajemen untuk mengisi Kuesioner online.
waktu)
5 Fiqih Pernikahan 10 orang
Daftar Pustaka
Sumber: Data Responden
[1] Arshad, bin M, Anuar. Yusof, Muhammad.
Mahmood, Arshad. Ahmed, Adeel. Akhtar,
Dari hasil analisis data di atas dapat
Sohali. (2017). A Study on Training Needs
disimpulkan bahwa peserta merasa cukup puas
Analysis (TNA) process among manufacturing
dengan materi yang di berikan oleh program SPN
companies registered with Pembangunan
Salman ITB dalam Angkatan 33, 34, dan 34+.
Sumber Manusia Berhad (PSMB) at Bayan
92
ISSN 2686-5513

Lepas Area, Penang, Malaysia. Mediterrean siklus tahunan perceraian dan kekerasan
Journal of Social Sciences, 6 (453), pp. 671. terhadap anak di Indonesia. Retrived Maret 2
DOI:10.5901/mjss.2015.v6n4s3p670 2019. From
[2] Bagarozzi, Dennis A., Bagarozzi, Judith I., http://www.researchgate.net/publication/3038
Anderson., S.A., & Pollane, L. (1984). 80145
Premarital Education And Training Sequence [9] Knowles, Malcolm. (1977). The modern
(Pets): A 3 Year Follow Up Of An practice of adult education. New York, NY:
Experimental Study. Journal of Counseling Association Press.
and Development. 63. [10] Lovell, R Bernard. (1980). Adult learning-
[3] Barbazette, Jean. (2006). Training needs (New patterns of learning series). New York,
assessment: methods, tools, and technique. NY: John Wiley & Sons, Inc.
SanFransisco,CA: Pfeiffer. [11] Rahmiati.(2019).Studi Evaluatif
[4] Fuad Shalih, Liman Yurid al- Zawaj Wa Penyelenggaraan Sekolah Pra Nikah (SPN)
Tazawwaj, [terj.], Ahmad Fadhil, Untukmu dengan Pendekatan Logic Model. Unpublished
Yang Akan Menikah dan Mau Thesis.
Menikah,Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 2011, [12] Soebagio, Rita. (2018). Laki-laki dan
Cet. 14, hlm. 25 Perempuan memeang berbeda: Tinjauan
[5] Gowri, Kusuma. (2016). Assessment of Psikobiososial. In Kania,,D, Dewi. (2018).
training needs. [Video]. Youtube. Delusi kesetaraan gender: Tinjauan kritis
[6] Gagne, R.M. (1977). The Condition of konsep gender. Jakarta:Yayasan Aila
Learning. New York: Halt Renehart and Indonesia.
Winston. [13] Sunhaji. (2013). Konsep pendidikan orang
[7] Hawkins, Alan J., & Erickson, Sage E. (2015). dewasa. Jurnal Kependidikan (1). 1.
Is Couple And Relationship Education Efective [14] Tovey, MD. (1997). Training in Australia:
For Lower Income Participant? A Meta Design, Delivery, Evaluation & Manajemen.
Analytic Study. Journal of Family Psychology. Prectice Hall. Sidney
29 (1), 59 – 68. [15] Senediak, C. (1990). The value of premarital
[8] Kurniawan, I.N. (2016). Pendidikan Pra Nikah education. The Australian and New Zealand
dan Pengasuhan Islam bagi calon pasangan Journal of Family Therapy, 11, 26-31.
suami istri: respon psikologi keluarga terhadap

93
ISSN 2686-5513

Sinergitas Masjid Kampus dan Masjid Sekitarnya dalam Peneguhan Pilar


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Miftahulhaq1
1
Takmir Masjid K.H. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
miftahulhaq@umy.ac.id

ABSTRAK

Sejarah menunjukkan bahwa masjid merupakan salah satu pondasi yang disiapkan oleh Rasulullah Saw. dalam
membangun peradaban umat manusia. Masjid menjadi perekat dan sumber kebersamaan. Masjid menopang
terciptanya kehidupan yang dibangun dengan komitmen terhadap sistem aqidah dan tatanan Islam. Melalui masjid
akan tumbuh ikatan ukhuwwah dan mahabbah sesama muslim, semangat persamaan dan keadilan, dan semangat
belajar bersama untuk meraih kehidupan yang terbaik. Pada konteks ini, masjid tidak hanya dimaknai sebagai
tempat kegiatan ibadah mahdah, tetapi juga menjadi pusat pembangunan peradaban manusia.
Universitas sebagai sebuah institusi pendidikan pada hakekatnya tidak hanya bertanggungjawab mengeluarkan
gelar akademik, tetapi juga memiliki tanggungjawab pada kemanusiaan sebagai basis pengelolaannya. Setidaknya
ada beberapa alasan terhadap tanggung jawab ini. Pertama, universitas harus senantiasa berorientasi pada inovasi-
inovasi dalam segala bidang kehidupan. Kedua, kehadiran universitas di sebuah wilayah hendaknya dilandasi
dengan kepedulian pada lingkungan sekitarnya. Ketiga, dalam merespon kegalauan masyarakat hendaknya
universitas baik negeri maupun swasta tidak sungkan-sungkan menerima mahasiswa yang berasal dari kurang
mampu.
Masjid kampus, dalam konteks ini memiliki dua peran, satu sisi sebagai masjid yang dimiliki oleh masyarakat
Islam, dan sisi lain berperan sebagai perwujudan tanggung jawab sosial kampus dalam membangun masyarakat di
sekitarnya. Sinergitas masjid kampus dengan masjid sekitar dimaksudkan untuk mewujudkan dua peran tersebut.
Sinergitas masjid kampus dan masjid sekitar diwujudkan dengan melakukan kegiatan bersama, di mana masjid
kampus menjadi pihak penggerak dengan melibatkan seluruh komponen kampus dalam pengembangan kehidupan
masyarakat dengan masjid-masjid sekitar kampus. Kegiatan sinergitas masjid ini menjadi pondasi untuk
menciptakan pola kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih berkeadaban dan mensejahterakan.

Kata kunci: sinergitas, masjid, berbangsa, bernegara

1. Pendahuluan
Sejarah Islam menunjukkan bahwa masjid keberadaan masjid kampus di tengah-tengah sebuah
merupakan salah satu pondasi yang disiapkan oleh universitas, sebagai tempat pengembangan ilmu
Rasulullah Saw. dalam membangun peradaban umat pengetahuan dan teknologi. Melalui masjid
manusia, khususnya umat Islam. Dalam sejarahnya, diharapkan pengembangan ilmu pengetahuan dan
Rasulullah Saw. menjadikan masjid sebagai prioritas teknologi yang dihasilkannya tetap berangkat dari
utama ketika beliau melakukan hijrah dan telah nilai-nilai luhur moral dan berdampak bagi
sampai ke kota Yatsrib (Madinah). Masjid menjadi kemaslahatan umat.
bagian penting dalam hal peletakkan asas-asas bagi Keberadaan masjid kampus tidak hanya
pembangunan masyarakat. Hal ini menunjukkan berfungsi sebagai tempat ritual ibadah wajib semata.
bahwa masjid memiliki peran penting dalam proses Namun, sesuai dengan perkembangannya, masjid
pembangunan masyarakat dan sekaligus menjadi kampus menjadi salah satu wadah untuk
perekat dan sumber kebersamaan. mengembangkan pendidikan, sosial, dan bidang
Masjid merupakan penopang terciptanya lainnya yang diharapkan dapat membantu
kehidupan yang dibangun dengan komitmen permasalahan yang ada di masyarakat sekitar,
terhadap sistem aqidah dan tatanan Islam. Melalui melalui sentuhan agama. Bentuk dari macam-
masjid akan tumbuh ikatan ukhuwwah dan macam potensi yang dikembangkan dalam masjid
mahabbah sesama muslim, semangat persamaan dan kampus inilah, yang dapat dijadikan upaya untuk
keadilan, dan semangat belajar bersama untuk menyelesaikan permasalahan menuju kehidupan
meraih kehidupan yang terbaik. Pada konteks ini, sosial yang lebih baik (Najmunisa, dkk: 2017).
masjid tidak hanya dimaknai sebagai tempat Semangat ini tidak bisa terlepas dari tanggung
kegiatan ibadah mahdah, tetapi juga menjadi pusat jawab kampus sebagai sebuah universitas. Hamad
pembangunan peradaban manusia, khususnya umat (2011) menyatakan bahwa universitas sudah lama
Islam. mengenal dan mempraktikkan Tridarma Pendidikan
Masjid kampus pada hakekatnya tidak bisa Tinggi, yaitu; pengajaran, penelitian dan pengabdian
terlepas dari tugas pembangun peradaban. Terlebih masyarakat. Kegiatan tridarma ini, menurut

94
ISSN 2686-5513

Yuliawati (2012), menunjukkan bahwa keberadaan Di samping adanya komunikasi dalam


perguruan tinggi mempunyai kedudukan dan fungsi menciptakan sinergitas juga memerlukan
penting dalam perkembangan suatu masyarakat. koordinasi. Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri
Proses perubahan sosial di masyarakat yang begitu tanpa adanya koordinasi. Silalahi (2011)
cepat, menuntut agar kedudukan dan fungsi menyatakan bahwa koordinasi adalah integrasi dari
perguruan tinggi itu benar-benar terwujud dalam kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke dalam
peran yang nyata. satu usaha bersama yaitu bekerja kearah tujuan
Berdasar pemikiran tersebut, tulisan ini akan bersama.
mengkaji bagaimana masjid kampus dapat
melakukan sinergitas kegiatannya dengan masjid Masjid adalah institusi yang inheren dengan
sekitar? Kajian literatur ini diharapkan dapat masyarakat Islam. Keberadaannya, menurut
memberikan kontribusi bagi pengembangan Nugraha (2010) dapat menjadi ciri bahwa disitu
kegiatan masjid kampus dalam upaya tinggal komunitas muslim. Masjid menjadi
mengembangkan masjid sekitar kampus, sebagai kebutuhan yang mutlak bagi umat Islam sebagai
tempat pembangunan peradaban masyarakat yang tempat untuk menemukan kembali suasana religius
lebih baik, sebagai bagian pilar kebangsaan dan yang menjadi simbol keterikatan warga muslim.
kenegaraan. Masjid secara bahasa berarti tempat sujud atau
tempat sholat. Masjid dimaknai sebagai tempat
2. Tinjauan Pustaka bersujud. Pemaknaan ini sejalan dengan fungsi
Kata “sinergi” dalam Kamus Besar Bahasa utama masjid sebagai tempat bersujud (yaitu dalam
Indonesia (kbbi.web.id/sinergi), diartikan dengan sholat) yang dilakukan oleh umat Islam. Sementara
kegiatan atau operasi gabungan. Menurut Sulasmi itu Al Faruqi (1998), sebagaimana dikutip Nugraha
(2010), konsep sinergi diadaptasi oleh para ahli (2011) menegaskan bahwa masjid bagaimanapun
seperti Ansoff (1968) dalam lingkup kebijakan ukurannya, ornamennya, termasuk di manapun
bisnis dan didefinisikan sebagai suatu efek yang lokasinya secara fungsi sama saja yaitu untuk
dapat menghasilkan suatu hasil yang diperoleh dari beribadah. Dan dari aspek kepemilikannya, begitu
kombinasi berbagai sumber daya organisasi, yang masjid tersebut didirikannya maka sekaligus bukan
nilainya lebih besar dari jumlah nilai masing-masing milik manusia, sebagaimana makna harfiahnya
bagiannya. sebagai ”rumah Allah Swt.” bukan saja dianggap
Kanter (1989), dalam (Sulasmi, 2010) benar dalam makna qiyas-nya melainkan juga dari
mengadaptasi konsep sinergi ini dalam lingkup antar aspek hukum. Maka dalam pengertian ini sejalan
divisi dalam sebuah organisasi dan aliansi strategik dengan penjelasan Allah Swt. dalam Al-Quran
dengan organisasi lain. Dinyatakannya bahwa bahwa tidak ada aktifitas lain yang semestinya
sinergi adalah interaksi dari usaha yang dilakukan selain mengandung unsur kepatuhan dan
menghasilkan keuntungan lebih besar dan ketaatan kepadaNya.
melampaui apa yang dapat dilakukan oleh masing- Kurniawan (2014) mengungkapkan bahwa
masing unit jika melakukannya sendiri-sendiri. fungsi masjid tidak sebatas tempat shalat saja
Makna sinergi, apabila dirujuk dalam Al-Quran sebagaimana pemahaman kebanyakan masyarakat
maka dapat ditemukan salah satunya dalam surat Al- dewasa ini. Masjid dalam sejarahnya mempunyai
Maidah [5]:3, “….dan tolong menolonglah kamu arti penting dalam kehidupan umat Islam. Masjid
dalam kebajikan dan ketakwaan, dan jangan tolong telah menjadi sentra utama seluruh aktivitas umat
menolong dalam dosa dan pelanggaraan.” Shihab Islam generasi awal, bahkan, masjid kala itu menjadi
(2007) menafsirkan ayat ini yaitu hendaknya setiap “fasilitas” umat Islam mencapai kemajuan
muslim saling tolong menolong dalam segala bentuk peradaban. Fungsi masjid dalam sejarah
dan macam hal yang membawa pada kemaslahatan kemunculannya, tidak sekedar untuk “tempat sujud”
duniawi dan ukhrowi, dan juga tolong menolong an sich sebagaimana makna harfiahnya, tetapi
dalam segala upaya yang dapat menghindarkan diri multifungsi. Pada masa Rasulullah Saw., masjid
dari bencana duniawi dan ukhrowi. berfungsi sebagai sentra kegiatan-kegiatan
Rahmawati, dkk (2014), mengutip Najiyati pendidikan, yakni tempat pembinaan dan
(2011), menyatakan bahwa sinergitas dapat pembentukan karakter umat. Bahkan lebih strategis,
terbangun melalui dua cara yaitu: pada masa Rasulullah Saw., masjid menjadi sentra
a. Komunikasi. kegiatan politik, ekonomi, sosial dan budaya umat.
Pengertian komunikasi dapat dibedakan atas Uchjana (1992) menegaskan bahwa makna masjid
dua bagian, yaitu; (1) Pengertian komunikasi yang tidak sebatas tempat sholat, tetapi dapat diperluas
berorientasi pada sumber menyatakan bahwa, menjadi tempat kaum muslimin berkumpul untuk
komunikasi adalah kegiatan dengan mana seseorang beribadah kepada Allah Swt. melalui berbagai
(sumber) secara sungguh-sungguh memindahkan kegiatan, baik dalam dalam bentuk silaturrahim atau
stimuli guna mendapatkan tanggapan, (2) Pengertian kegiatan lainnya.
komunikasi yang berorientasi pada penerima Yusuf Al-Qardlawi (2000), menyatakan bahwa
memandang bahwa komunikasi sebagai semua masjid perlu dikembalikan kepada peran yang telah
kegiatan di mana seseorang (penerima) menanggapi dilakukannya pada zaman dahulu, yaitu sebagai
stimulus atau rangsangan. jami’ tempat ibadah kolektif, tempat belajar
b. Koordinasi.
95
ISSN 2686-5513

(universitas) dan lembaga pendidikan, tempat masyarakat, maka kesamaan pandangan baik
diadakannya halaqah-halaqah sastra, mimbar tempat mengenai tujuan dan misi menjadi lebih mudah
disampaikannya orientasi-orientasi keislaman, untuk diwujudkan.
tempat berkumpul untuk saling berkenalan, klub
olahraga, dan organisasi reformasi masyarakat. Masjid kampus, sebagai masjid yang dimiliki
Untuk mencapai hal ini, maka diharapkan masjid oleh sebuah universitas atau kampus tidak lepas dari
harus memiliki beberapa fungsi; Pertama, masjid urgensi dan fungsi masjid secara umum. Keberadaan
sebagai rumah Allah Swt. (QS An-Nur [24]:36-37), masjid kampus yang berada di tengah perguruan
tempat umat Islam mengingat, mensyukuri, dan tinggi justru memiliki tanggungjawab yang lebih
menyembah (beribadah) kepada Allah Swt. dengan dalam membina masjid-masjid sekitar kampus,
baik. Kedua, masjid sebagai tempat mencerdaskan sehingga akan terwujud sinergi bersama dalam
umat dan memberikan orientasi dakwah melalui melakukan pembangunan kualitas umat Islam
kegiatan kutbah Jumat, pengajian-pengajian, kuliah khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya.
umum, dan lain sebagainya. Ketiga, masjid sebagai Peran masjid kampus yang demikian tentu
tempat penguatan kohesifitas sosial dan bukan tidak mustahil. Kuntowijoyo (2001)
kebersamaan umat, melalui kegiatan sholat menyatakan bahwa masjid kampus memiliki peran
berjamaah, pengelolaan hari besar Islam, pembagian bagi pembentukan karakter mahasiswa yang terlibat
zakat, santunan sosial ekonomi, dan lain-lain. di dalamnya agar lebih reasonable, rasional,
Berdasar pemikiran tersebut, maka masjid demokratis, dan tidak radikal. Kuntowijoyo
dewasa ini, sebagaimana diungkapkan oleh Yani menegaskan bahwa masjid kampus, jamaah kampus,
(2004), harus memiliki urgensi dan fungsi bagi umat dan ormas Islam dapat menjadi unsur yang dapat
Islam. Adapun urgensi masjid bagi umat Islam mengintegrasikan masyarakat kampus dengan umat.
antara lain: Pertama, sarana pembinaan iman. Usaha ini selanjutnya akan menjadikan kampus jauh
Kedua, sarana pembinaan masyarakat islami. dari kesan eksklusif. Kegiatan yang dilakukannya
Ketiga, sarana pengokoh ukhuwwah islamiyah. akan memberikan dampak signifikan bagi penguatan
Keempat, sarana perjuangan. Kelima, sarana semangat ukhuwwah dalam membangun bangsa dan
tarbiyah (pendidikan). Adapun fungsi masjid bagi negara Indonesia.
umat Islam adalah: Pertama, tempat pelaksanaan
peribadatan. Kedua, tempat pertemuan kaum 3. Hasil dan Diskusi
muslimin. Ketiga, tempat bermusyawarah dalam Kajian pustaka di atas menunjukkan bahwa
berbagai persoalan yang baik. Keempat, tempat diperlukan adanya sinergitas kegiatan masjid
perlindungan manusia dari gangguan dan bencana. kampus dengan masjid sekitar dalam upaya
Kelima, tempat kegiatan sosial. Keenam, tempat membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
pengobatan orang sakit. Ketujuh, tempat latihan dan Sinergitas diwujudkan dalam upaya tolong
mengatur siasat perang. Kedelapan, tempat menolong dan kerjasama dalam mewujudkan
penerangan dan madrasah ilmu. Kesembilan, tempat kebaikan dan takwa (QS Al-Maidah [5]:3) dalam
berdakwah. segala bidang untuk kemaslahatan duniawi dan
Untuk menuju optimalisasi urgensi dan fungsi ukhrowi, serta menjauhkan masyarakat dari berbagai
masjid, maka diperlukan persyaratan yang harus hal yang dapat menyebabkan keburukan dan
dipenuhi oleh setiap jamaah, khususnya pengurus kesengsaraan.
masjid. Persyaratan ini harus menjadi komitmen Proses sinergitas dapat dilakukan dengan
bersama yang harus dilakukan dalam pelaksanaan melakukan kegiatan bersama antara masjid kampus
sinergitas masjid. Sanaky (2003) menyatakan bahwa dan masjid sekitar kampus. Masjid kampus harus
ada persyaratan yang harus dipenuhi bagi upaya mampu menjadi salah satu unsur yang dapat
penciptaan kehidupan masyarakat yang lebih baik. mengintegrasikan intelektual kampus, baik dosen
Persyaratan tersebut adalah: maupun mahasiswa, dengan masyarakat umum,
a. Pemahaman yang sama terutama di sekitar kampus. Pengurus masjid
Pada tahap awal diperlukan pemahaman yang kampus dengan segala potensinya dapat menjadi
bersama di kalangan masyarakat, tentang bagaimana inisiator dan penggerak sinergitas kegiatan antara
karakteristik kehidupan masyarakat yang baik. jamaah masjid kampus dengan pengurus dan jamaah
b. Keyakinan dan saling percaya masjid sekitar kampus.
Perlu menumbuhkan dan mengkondisikan Proses sinergitas ini dapat di mulai dengan
keyakinan bahwa masjid akan mampu mewujudkan penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang
kehidupan masyarakat yang ideal, masyarakat yang dilakukan secara bersama antar pengurus masjid
terbaik dan dicita-citakan. kampus dan masjid sekitar, dengan tetap
c. Satu hati dan saling tergantung memperhatikan aspirasi jamaah. Pelaksanaan proses
Apabila telah terbentuk saling percaya, maka ini dapat memperhatikan apa yang disampaikan
tahap berikutnya dibutuhkan kesepakatan, satu hati Sanaky (2003) terkait persyaratan membangun
dan kebersamaan dalam menentukan arah kehidupan masyarakat. Persyaratan tersebut adalah:
yang lebih baik. a. Pemahaman yang sama.
d. Kesamaan pandangan tentang tujuan dan misi Pada tahap awal diperlukan pemahaman yang
Apabila kesepakatan, satu hati dan bersama antara pengurus masjid kampus dengan
kebersamaan sudah tertanam dalam kehidupan pengurus masjid sekitar kampus tentang bagaimana
96
ISSN 2686-5513

karateristik masjid dan kehidupan masyarakat yang layanan konsultasi keagamaan, kesehatan, simpan
baik. pinjam dan modal usaha, pembinaan mualaf, dan
b. Keyakinan dan saling percaya. lain sebagainya.
Perlu menumbuhkan dan mengkondisikan e. Masjid sebagai sarana pendidikan dan
keyakinan bahwa masjid akan mampu mewujudkan kaderisasi.
kehidupan masyarakat yang ideal, masyarakat yang Masjid kampus dapat menjadi mitra bagi
terbaik dan dicita-citakan. masjid sekitar dalam proses penyediaan media untuk
c. Satu hati dan saling tergantung. pendidikan dan kaderisasi umat Islam, khususnya
Apabila telah terbentuk saling percaya, maka tahap kaderisasi dalam pengelolaan masjid. Kegiatan
berikutnya dibutuhkan kesepakatan, satu hati dan pendidikan yang dapat dilakukan, misal pelatihan
kebersamaan dalam menentukan arah kehidupan khotib, pembinaan ustadz/ustadzah, pelatihan
yang lebih baik antara pengurus masjid kampus dan kepemimpinan, pembinaan remaja muslim, dan lain
masjid sekitar kampus. sebagainya.
d. Kesamaan pandangan tentang tujuan dan misi. Berangkat dari urgensi masjid di atas, pengurus
Apabila kesepakatan, satu hati dan masjid kampus dan masjid sekitar kampus dituntut
kebersamaan sudah tertanam dalam kehidupan untuk mampu meningkatkan optimalisasi fungsi
masyarakat, maka kesamaan pandangan baik masjid sebagai berikut:
mengenai tujuan dan misi menjadi lebih mudah a. Tempat pelaksanaan ibadah
untuk diwujudkan. Masjid kampus dan masjid sekitar kampus
Sinergitas masjid kampus dan masjid sekitar berkomitmen untuk menjadi tempat yang nyaman
kampus dapat diwujudkan dalam penguatan urgensi untuk menyelenggarakan kegiatan ibadah,
dan fungsi masjid serta pelaksanaan program khususnya ibadah sholat berjamaah bagi para
bersama. Adapun urgensi masjid yang harus jamaah.
dibangun bersama antar masjid kampus dan masjid b. Tempat berdakwah
sekitar kampus di antaranya sebagai berikut: Masjid kampus dan masjid sekitar kampus
a. Masjid sebagai sarana pembinaan aqidah dan berkomitmen untuk menjadi tempat berdakwah bagi
ibadah. masyarakat dengan berbagai layanannya, seperti
Masjid kampus dan masjid sekitar kampus, tahsin wa tafhim qur’an wa sunnah, kuliah Subuh,
selain menjadi tempat beribadah, tetapi juga kajian kitab, kultum bakda sholat, penyantunan
menjadi sarana yang effektif untuk memberikan dhuafa, beasiswa, dan lain sebagainya.
pengajaran dan pembelajaran berupa ajaran aqidah c. Tempat pertemuan kaum muslimin
yang hanif dan lurus berdasar pada Al-Quran dan Masjid kampus mendorong masjid sekitar
As-Sunnah. Hal ini memungkinkan jamaah, kampus menjadi tempat berkumpul masyarakat
khususnya para mahasiswa yang banyak tinggal di untuk membicarakan berbagai hal untuk kebaikan
sekitar kampus mendapat pemahaman yang benar bersama kehidupan bermasyarakat. Masjid kampus
terkait ajaran Islam, jauh dari cara fikir radikalisme dapat mengirimkan jama’ah yang memiliki keahlian
dan liberalisme. Masjid kampus dapat menginisiasi tertentu untuk menjadi fasilitator pembahasan
dengan membuat desain dan model kurikulum masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat di
pengajaran dan pembelajaran yang terintegrasi sekitar masjid.
antara masjid kampus dan masjid sekitar kampus. d. Tempat belajar dan pemberdayaan masyarakat
b. Masjid sebagai sarana pembinaan masyarakat. Masjid kampus bersinergi dengan masjid
Masjid masyarakat sekitar kampus dapat sekitar untuk menjadi tempat meningkatkan kualitas
dikembangkan menjadi pusat pemberdayaan hidup masyarakat melalui berbagai pendekatan, baik
masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan itu ekonomi, sosial, lingkungan, pendidikan, seni
lingkungan, dengan mengoptimalkan potensi Zakat budaya, olahraga, kesehatan maupun yang lainnya
Infak Shodaqoh (ZIS) yang ada, dengan yang memungkinkan untuk dikembangkan sesuai
menggunakan skema pelaksanaan tugas dosen, yaitu potensi yang dimiliki oleh jamaah masjid.
penelitian, pengabdian dan pembelajaran. e. Tempat pendidikan kader dan mubaligh
c. Masjid sebagai sarana pengokoh ukhuwwah Masjid kampus dapat menjadi menjadi tempat
Islamiyah. kegiatan pembinaan kader dan kaderisasi, bagi
Masjid kampus harus mampu menjadi inisiator pengurus atau generasi muda masyarakat sekitar
komunikasi antar masjid, organisasi keagamaan kampus, khususnya bagi pembinaan pengelolaan
masyarakat, dan kelompok kepentingan dan masjid dan mubaligh yang dimiliki oleh masjid
pemerintah sehingga terwujud kehidupan sekitar kampus.
masyarakat yang lebih baik. Masjid bisa menjadi f. Tempat penampungan ketika bencana atau
simpul komunikasi dan silaturrahim antar pengurus kondisi darurat
masjid kampus dan masjid sekitar kampus. Masjid kampus dan masjid sekitar berkomitmen
d. Masjid sebagai sarana layanan dakwah. menjadi tempat penampungan dan perlindungan
Masjid kampus bekerjasama dengan masjid ketika keadaan darurat, terutama ketika terjadi
sekitar menjadi media untuk pemberian layanan bencana alam. Masjid kampus dan masjid sekitar
dakwah dalam berbagai aspek, baik itu bil lisan, bil kampus dapat bersinergi dalam penyadaran
qalam, maupun bil hal, dengan berbagai pendekatan terjadinya bencana bagi jamaah dan termasuk
dan metode, seperti pembinaan baca Al-Quran,
97
ISSN 2686-5513

bagaiman melakukan tanggap darurat bencana yang shodaqoh sampah, pengolahan air bekas wudlu,
terjadi di masyarakat. penyediaan sumur resapan, penghijauan, ventilasi
g. Tempat informasi masyarakat udara, pencahayaan yang cukup, dan lain
Masjid kampus dan masjid sekitar menjadi sebagainya.
pusat informasi pengembangan dan kegiatan g. Bidang Penerangan
masyarakat, baik masyarakat kampus maupun Bidang ini diorientasikan pada upaya
masyarakat sekitar kampus. Informasi yang pemberian penerangan terkait berbagai macam hal
dikembangkan bisa terkait banyak hal, termasuk kepada para jamaah, baik yang bersifat ajaran Islam
terkait hal-hal bersifat sosialisasi nilai-nilai maupun informasi lainnya yang dibutuhkan oleh
kebangsaan dan kenegaraan. jamaah, misalnya pembuatan buletin, penyuluhan
Berdasar urgensi dan fungsi di atas, maka narkoba, penyuluhan kenakalan remaja, seminar
masjid kampus dan masjid sekitar kampus dapat terkait parenting, dan lain-lain.
menyusun dan meningkatkan kualitas program h. Bidang Kaderisasi
secara bersama dalam membina jamaah masjid. Bidang ini diupayakan pada penyiapan kader
Beberapa alternatif program yang bisa mubaligh dan imam, pembinaan remaja masjid,
dikembangkan sebagai berikut: menjadikan masjid ramah anak, dan lain sebagainya.
a. Bidang Ubudiyah i. Bidang Usaha Dana
Program ini diorientasikan pada peningkatan Bidang ini diorientasikan untuk penggalangan
pelayanan pengamalan Islam. Di antara kegiatan dana untuk pengelolaan dan kesejahteraan masjid.
yang dapat dikembangkan dalam bidang ini Di antara kegiatan yang dapat dilakukan misalnya
misalnya pengelolaan sholat jamaah, pengaturan optimalisasi penyelenggaraan LAZIS, pembuatan
imam sholat, penyusunan jadwal khotib jumat, toko, cuci motor/mobil, gedung pernikahan/serba
penyusunan kurikulum pengajian rutin, penerimaan guna, penginapan dan lain-lain.
zakat infak shodaqoh, bimbingan haji dan umroh, j. Bidang Fisik dan Sarana Prasarana
pembinaan sholat, dan lain sebagainya Bidang ini diupayakan pada pemeliharaan fisik
b. Bidang Pendidikan dan sarana prasarana. Misalnya pembuatan MCK
Program ini dioreintasikan pada peningkatan yang layak, pembuatan lahan parkir, ada minum
pemahaman melalui pengkajian dan pembelajaran gratis, penitipan sepatu/barang/tas, dan lain-lain.
serta penyediaan referensi ajaran agama Islam. Di Kondisi ini dapat disesuaikan dengan keluasan lahan
antara kegiatan yang dapat dikembangkan dalam dan dana yang dimiliki.
bidang ini misalnya penyelenggaraan TPA/TKA, k. Bidang Administrasi
perpustakaan masjid, pembinaan tahsin dan tafhim Bidang ini diupayakan pada pengelolaan
Al-Quran, PHBI, pelatihan pengurusan jenazah, manajemen dan administrasi masjid secara
pelatihan khotib jumat, pelatihan pembagian waris, keseluruhan. Kegiatan ini bisa diwujudkan dengan
dan lain sebagainya adanya tertib administrasi surat menyurat, foto
c. Bidang Pelayanan kegiatan, daftar hadir jamaah, peta dakwah, daftar
Bidang ini dioreintasikan pada bimbingan dan inventaris, daftar keuangan, LPJ Pengurus, dan lain
konseling pelaksanaan ajaran Islam dan layanan sebagainya.
dalam kondisi darurat, baik secara individu,
keluarga, maupun jamaah. Di antara kegiatan yang Untuk mendukung pelaksanaan alternatif
dapat dikembangkan adalah layanan konsultasi program-program di atas, ada beberapa tantangan
individu, konsultasi keluarga sakinah, penampungan yang harus dipecahkan oleh pengurus masjid
korban bencana alam, dapur umum, dan lain kampus dan masjid sekitar. Proses pemecahan
sebagainya. tantangan ini tentu harus dilakukan melalui proses
d. Bidang Santunan Sosial dan Kesehatan komunikasi dan koordinasi antara pengurus masjid
Bidang ini diorientasikan pada upaya kampus dan masjid sekitar. Tantangan yang harus
pemberian santunan sosial dan kesehatan bagi para diselesaikan oleh pengurus masjid kampus dan
jamaah. Di antara kegiatan yang dapat dilakukan masjid sekitar adalah:
adalah santunan anak asuh, beasiswa, santunan a. Konsolidasi pengurus masjid sehingga
sosial keluarga miskin, santunan kesehatan pengurus masjid memiliki rasa tanggungjawab
mubaligh dan jamaah, layanan pengobatan gratis, yang besar, memiliki wawasan kemasjidan dan
pendirian klinik, pembukaan praktek dokter, dan lain kemasyarakatan yang luas serta mampu
sebagainya. menjalankan roda kepengurusan.
e. Bidang Ekonomi b. Konsolidasi jamaah sehingga jamaah masjid
Bidang ini diorientasikan pada upaya kampus dan masyarakat sekitar ada rasa
peningkatan kesejahteraan ekonomi jamaah, memilikinya terhadap masjid, mendukung
misalnya dengan kegiatan pendirian BMT, koperasi pelaksanaaan kegiatan masjid dengan
simpan pinjam, pemberian modal usaha, pendirian partisipasi yang aktif.
toko sembako, dan lain sebagainya. c. Perumusan program kegiatan kolaborasi antara
f. Bidang Lingkungan Hidup masjid kampus dan masjid sekitar kampus yang
Bidang ini diorientasikan pada upaya harus jelas apa aktifitas yang akan dilakukan,
partisipasi masjid dalam pengelolaan lingkungan bervariasi, sesuai dengan kebutuhan jama’ah
hidup, misalnya pengelolaan sampah dengan model
98
ISSN 2686-5513

dan dapat dilaksanakan dengan daya dukung


yang ada. [1] Al-Qardlawi, Yusuf. (2000). Tuntunan
d. Memperbaiki mekanisme kerja pengurus Membangun Masjid, Jakarta: GIP.
sehingga aktifitas dilaksanakan dengan [2] Al-Faruqi, Ismail Raji’ dan Lamya. (1998).
kerjasama yang baik berdasar rumusan kerja Atlas Budaya Islam (terjemahan dari The
yang dihasilkan melalui mekanisme Cultural Atlas of Islam). Bandung: Mizan.
musyawarah mufakat. [3] Hamad, Ibnu. (2011). Tanggung Jawab Sosial
e. Menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid, Perguruan Tinggi dalam http:
baik dari pengurus maupun jamaah, karenanya //sumberdaya.ristekdikti.go.id/index.php/2017/
masjid dirasakan sebagai sesuatu yang 07/11/tanggung-jawab-sosial-pendidikan-
dibutuhkan oleh masyarakat tinggi/
f. Melengkapi fasilitas dan sarana yang [4] kbbi.web.id/sinergi
dibutuhkan sehingga segala aktifitas masjid, [5] Kuntowijoyo. (2001). Muslim Tanpa Masjid:
baik dari pengurus, jamaah, atau kalangan lain Esai-Esai Agama, Budaya, dan Politik dalam
dapat dilaksanakan dalam waktu bersamaan Bingkai Strukturalisme Transedental.
g. Mengoptimalkan penggalangan dana zakat, Bandung: Mizan.
infak dan shodaqoh serta usaha lain yang halal [6] Kurniawan, Syamsul. (2014). Masjid Dalam
dan sah, agar pelaksanaan aktifitas masjid Lintasan Sejarah Umat Islam, dalam Jurnal
dapat berjaalan dengan lancar dan baik. Khatulistiwa – Journal of Islamic Studies
Volume 4 Nomor 2 September 2014
4. Kesimpulan [7] Nugraha, Firman. (2010). Transformasi Sosial
Berdasar uraian di atas maka dapat Umat Islam Berbasis Masjid (Analisis
disimpulkan bahwa mengoptimalkan urgensi dan Deskriptif Fungsi Mesjid Raya Ciromed
fungsi masjid dalam kehidupan masyarakat, Sumedang), dalam Tatar Pasundan, Jurnal
khususnya dalam membangun kehidupan Balai Diklat Keagamaan Bandung, Vol. 4, No.
masyarakat kampus dan di sekitar kampus dapat 11, Bulan September – Desember.
dilakukan sinergitas kegiatan masjid kampus dengan [8] Najmunnisa, A., Darmawan, C., Nurbayani K.,
masjid sekitar. Sinergitas masjid kampus dan masjid S. (2017). Implementasi Model Kaderisasi
sekitar dilakukan dengan melakukan komunikasi Mahasiswa Untuk Membangun Karakter
dan koordinasi serta bekerjsama dalam berbagai Unggul Di Masjid Salman, dalam Jurnal
bentuk kegiatan yang bertujuan untuk kemaslahatan Sosietas, Vol. 7, No. 2, 2017.
umat, duniawi maupun ukhrowi. [9] Rahmawati, T, Noor, I., Wanusmawati, I.
Kegiatan sinergitas masjid kampus dan masjid (2014). Sinergitas Stakeholders Dalam Inovasi
sekitar dapat diwujudkan dengan berbagai macam Daerah (Studi Pada Program Seminggu Di
program dan kegiatan yang berbasis kebutuhan Kota Probolinggo (Semipro)) dalam Jurnal
jamaah. Proses penyusunan dan perencanaan Administrasi Publik (Jap), Vol. 2, No. 4.
program dilakukan secara bersama antara pengurus [10] Sanaky, Hujair AH. (2003). Paradigma
masjid kampus dan masjid sekitar kampus. Terlebih Pendidikan Islam, Membangun Masyarakat
dahulu perlu dilakukan penyamaan visi, misi, dan Madani Indonesi. Yogyakarta: Safiria Insani
tujuan dari masing-masing pengurus terhadap Press.
kegiatan yang akan dilakukan, sehingga semuanya [11] Shihab, M. Quraish. (2007). Tafsir Al-Misbah:
memiliki komitmen dan kemauan mewujudkan Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Vol
secara bersama kegiatan sinergitas masjid kampus 3, Jakarta: Lentera Hati.
dan masjid sekitar kampus. [12] Silalahi, Ulbert. (2011). Asas-asas Manajemen.
Bandung: Refika Aditama.
Ucapan Terima Kasih [13] Sulasmi, Siti. (2010). Membangun Sinergi Dan
Terima kasih disampaikan kepada pihak Pimpinan Moralitas dalam Lingkungan Organisasi
Universitas, LPPI, dan Takmir Masjid K.H. Ahmad Pendidikan Tinggi. disampaikan dalam
Dahlan atas dukungan referensi dan dana untuk Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam
penulisan ini. Terima kasih pula kepada adik-adik Bidang Ilmu Manajemen Pada Fakultas
mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan masjid Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga di
untuk inspirasi kegiatan yang dilakukan. Terakhir, Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 18
terima kasih kepada istri dan anak-anak yang terus Desember 2010.
memberi dukungan untuk aktif di masjid dan [14] Uchjana, Onong. (1992). Dinamika
kegiatan dakwah lainnya. Jazakumullah khairan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
katsiran. [15] Yani, Ahmad. (2004). Optimalisasi Peran
Masjid Sebagai Pusat Dakwah, dalam Dakwah
Daftar Pustaka Islam Kontemporer: Tantangan dan Harapan.
Yogyakarta: MTDK PPM.

99
ISSN 2686-5513

Grand Design Kaderisasi Masjid Kampus sebagai Acuan Utama dalam


Pembinaan Spiritual, Sosial, Intelektual, dan Professional Kader
Muthi Fatihah Nur1, Luthfie Maula Alfianto
1
Masjid Salman ITB, Bandung

ABSTRAK

Mahasiswa sebagai salah satu sasaran utama kaderisasi Masjid Kampus mengalami suatu tantangan dimana
pembinaan dari kaderisasi tersebut hanya bisa dilaksanakan selama kader menyandang status mahasiswa sehingga
perlu dilakukan dengan singkat dan efisien. Dalam menjaga kualitas kader agar terpagar dalam alurnya dibuatlah
Grand Design kaderisasi, yang berisi tujuan kaderisasi, strategi kaderisasi, dan alur kaderisasi serta daftar
kompetensi yang perlu dipenuhi dalam rangka memenuhi kualitas Leading Figure dalam peradaban unggul.
Kompetensi tersebut dimaktubkan dalam Buku Saku Aktivis.

Kata Kunci : Kaderisasi, GDK , Masjid Kampus

1. Pendahuluan Alur kaderisasi. Dalam tujuan kaderisasi terdapat


Masjid selain menjadi rumah ibadah ritual harapan atau output yang diinginkan terkait hasil
diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan umat islam Kaderisasi.
dalam membangun peradaban. Masjid dapat Masjid Salman ITB dalam visinya bertujuan
mengambil peran lebih dengan menjadi pusat untuk mempelopori pembangunan peradaban islami.
komunitas dimana orang mengadakan acara, makan Setiap pembangunan yang beradab atau peradaban
malam dan pertemuan sosial, serta kelas pendidikan yang baik secara otomatis termasuk dalam kategori
dan lingkaran studi (Huda, 2019). islami. Pada penurunannya dalam misi kedua Masjid
Dalam setiap masjid ataupun organisasi Salman yaitu ‘Membina Kader Pembangun
memiliki tujuan atau visi yang ingin dicapai. Tujuan Peradaban Islami’, sehingga dalam kaderisasi
besar tersebut ditanamkan untuk terus diteruskan Masjid Salman memiliki kegiatan utama yaitu
pada generasi selanjutnya. Semua landasan dan pembinaan kader peradaban. Melalui kader-kader
nilai-nilai tertentu yang kemudian dijadikan alur peradaban ini diharapkan dapat memberadabkan
berpikir organisasi untuk tetap sesuai pada jalurnya. masyarakat. Untuk mencetak kader peradaban
Mahasiswa sebagai salah satu sasaran utama tersebut perlu diketahui bentuk peradaban yang
kaderisasi Masjid Kampus mengalami suatu dimaksudkan Masjid Salman ITB. Bentuk
tantangan dimana pembinaan dari kaderisasi tersebut peradaban yang dimaksud dilampirkan dalam
hanya bisa dilaksanakan selama kader menyandang gambar.2.1
status mahasiswa sehingga hanya bisa dilakukan
dalam waktu terbatas. Oleh karena itu dibutuhkan
adanya sebuah acuan pembinaan atau kaderisasi agar
kegiatan yang dilaksanakan efektif, efisien dan
sesuai/ mendukung tercapainya tujuan.
Acuan pembinaan tersebut dituangkan dalam
sebuah Grand Design kaderisasi yang merupakan
pagar-pagar dan pedoman bagi estafet
keorganisasian. Makalah ini diharapkan dapat
memberikan sudut pandang penerapan Grand
Design kaderisasi yang ada di Masjid Salman ITB
dalam menurunkan nilai-nilai yang ingin dicapainya Gambar 2.1
hingga diturunkan dalam program dan alur-alur
pembinaan kader. Dalam strategi kaderisasi terdapat cara-cara
atau tools yang ditentukan dalam mencapai misi
besar pembentukan peradaban tersebut. Masjid
2. Kajian Proses Keberjalanan Kegiatan Salman ITB melakukan strategi sebagai berikut :
Kaderisasi diperlukan bagi organisasi yang 1. Penjaringan sebagai salah satu cara
memiliki cita-cita jangka Panjang. Dalam mengambil kader potensial yang sudah punya
mewujudkan cita-citanya organisasi termasuk bekal kualitas-kualitas sosial lalu diperkuat
masjid kampus menurunkannya dalam visi dan juga dengan kualitas spiritual (memperkuat
misi. Proses kaderisasi yang ada di Masjid Kampus pondasinya). Sasaran utama calon
haruslah diturunkan visi misi tersebut, lalu dibuat kader tersebut adalah para mahasiswa yang
menjadi Tujuan Kaderisasi, Strategi Kaderisasi, dan aktif berkegiatan di Masjid Salman baik di
100
ISSN 2686-5513

kepanitiaan kegiatan besar Masjid Salman, training bersifat eventual dengan jumlah peserta
mahasiswa yang berkegiatan di unit-unit yang banyak dan waktu yang terbatas. Setelah itu
kegiatan Salman, dan mahasiswa yang kemudian mereka dipersilahkan untuk beraktivitas
bertempat tinggal dan dibina dalam asrama di berbagai unit di Salman, juga diterjunkan dalam
Masjid Salman ITB. Sedangkan sasaran berbagai kepanitiaan atau acara besar.
sekunder dari kaderisasi dan pembentukan Di tingkat kedua, menjalani kaderisasi inti
kader ini adalah jamaah dan dai-dai seluruh dengan kompetensi yang ditingkatkan, yaitu LMD
Indonesia yang dilatih Salman. (Latihan Mujtahid Dakwah). Pelatihan ini
2. Kedua, Pembergaulan. Pembergaulan yang bermaksud untuk menanamkan pola berpikir,
diinginkan adalah mencapai taraf internasional. kepekaan, kepemimpinan, dan teamwork. Pelatihan
Dengan itu, kader perlu belajar bahasa tingkat inti ini dilakukan dengan metode training
komunikasi. Bukan berasal dari pembelajaran camp, pemberian simulasi dalam penguatan konsep
kursus atau kelas, namun dilatihkan dan dicoba berpikir intelek. Selanjutnya,para kader
untuk terjun dalam suatu kasus langsung yang dimonitoring dengan program kelompok keluarga
di sekitarnya. dan pemberian buku saku sebagai sarana memenuhi
3. Ketiga, Pembinaan. Pembentukan karakter kompetensi kader. Lalu, menyadari bahwa akademik
dan kompetensi kader dilakukan dengan dan minat bakat mahasiswa adalah salah satu untuk
memberikan nilai-nilai berikut ini: 1) Transfer melejitkan kualitas professional, Masjid Salman
value penularan tujuh nilai-nilai utama kader juga memberikan ruang untuk para mahasiswa
Salman (Merdeka, Jujur, Hanif, Sabar dan mengembangkan potensi masing-masing pribadi
Syukur, Rahmatan lil ‘alamin, dan Ihsan). 2) pasca kaderisasi inti dengan memberikan program-
Penguatan dan pengayaan, dapat dilakukan program pembinaan khusus bahasa inggris dan
dengan membaca buku ataupun melalui bahasa arab, Talent Mapping, usroh aktvis, dan
kegiatan-kegiatan yang bersifat penugasan. 3) program persiapan pasca kampus yang dibagi
Kesejahteraan lahir dan batin, salah satunya menjadi empat keminatan; Bidang Politik
dilakukan melalui program sedekah berjamaah. (Negarawan muda), Akademisi (Intelektual Muda),
4) Career Path, termasuk didalamnya upaya Bisnis (Young Entreprenuer Salman), dan Sosial
pengembangan dan pementasan kader menjadi (School of Society).
seorang profesional. Kemudian untuk melengkapi target
Alur kaderisasi yang dibentuk Masjid Salman kompetensi kualitas pribadi ‘peradaban unggul’,
adalah sebagai berikut: kaderisasi lanjut melakukan sebuah program yang
dinamakan Spectra (Spiritual Enterpreneurial
Civilizer Training) yang meparipurnakan kaderisasi
dan meningkatkan kualitas aktualisasi diri dengan
menyediakan, program berupa kelas design, public
speaking, PKM dan protokoler untuk memenuhi
kapasitas alur penugasan yaitu diantaranya terlibat
dalam urusan riil di masyarakat dan menginisiasi
untuk menghasilkan karya yang merupakan solusi
dari permasalahan ummat.

3. Hasil Dan Diskusi


Pembinaan merupakan penguatan nilai-nilai
dan karakter setelah melewati program pelatihan.
Dalam menjaga kualitas kader agar terpagar dalam
alurnya, selain dibuatnya Grand Design Kaderisasi,
Bidang Mahasiswa Kaderisasi membuat sebuah
daftar kompetensi yang perlu dilengkapi dalam
rangka memenuhi kualitas Leading Figure dalam
peradaban unggul. Kompetensi tersebut
dimaktubkan dalam Buku Saku Aktivis Salman yang
diberikan pada kader setelah melakukan LMD.
Dalam rangka memenuhi kompetensi tersebut,sub
bidang pelatihan dan sub bidang lainnya
memasukkan poin-poin kompetensi ke dalam materi
Gambar 2.2 Alur Kaderisasi atau tugas yang harus dipenuhi untuk sebelumnya
mengikuti pelatihan. Kemudian dalam program
Pada tingkat awal, mahasiswa diberikan kelompok keluarga yang dilaksanakan sub bidang
pelatihan-pelatihan. Pelatihan pertama dinamakan pembinaan, list tersebut kembali dilengkapi sampai
SSC (Salman Spiritual Camp). SSC adalah terisi sepenuhnya. Pada buku saku tersebut juga
merupakan gerbang awal setiap jenjang kaderisasi di terdapat nilai-nilai dan alur kaderisasi agar para
Masjid Salman ITB, penanaman nilai melalui

101
ISSN 2686-5513

kader LMD mendapatkan informasi terkait GDK Aktivis maupun kader yang merupakan
Salman ITB dan sesuai dalam mengikuti alurnya. mahasiswa haruslah memiliki ilmu yang mumpuni
Singkatnya waktu yang dipunya dalam baik yang didapatkan di bangku perkuliahan maupun
menanamkan nilai-nilai dan visi misi dari masjid ilmu yang dipelajari dari sumber seperti buku-buku
Kampus maka dibutuhkan keefektifan dan dan lainnya. Nilai-nilai yang coba ditanamkan dalam
keefisiensian dari kaderisasi dan berfokus pada pembinaan kualitas intelektual adalah Curiosity,
tujuan. Ada empat kualitas kader yang menjadi ciri Urgensi Menuntut Ilmu, Metodologi, Hakikat
Leading Figure dalam peradaban unggul. IPTEK, Reasoning, Penemuan, Decision Making,
Dalam keberjalanannya, Bidang Mahasiswa Khazanah, Kemampuan Bahasa, Berpikir
dan Kaderisasi melakukan beberapa inovasi dalam Komprehensif, Expertise.
pembentukan sub bidang didalamnya. Perubahan ini Bidang Mahasiswa Kaderisasi dan Alumni
dilakukan demi mencapai tujuan dari visi dan misi berusaha meningkatkan minat literasi aktivis dengan
yang tertuang dalam GDK. memberikan sejumlah buku wajib yang wajib
dibaca, kemudian diadakan pula pembinaan terpusat
berupa kajian dan atau pematerian satu arah yang
diperuntukkan aktivis untuk meningkatkan kualitas
intelektual kader. Diantaranya adalah program
Pembinaan Khusus seperti Mabit Aktivis Gerakan
Gambar 3.1 BMKA tahun 2016 Shubuh Berjamaah Nasional, dan Usroh-usroh
tentang berbagai macam hal. Ada juga pelatihan
untuk meningkatkan kualitas yang bias menunjang
keorganisasian dan kualitas diri yang diberikan oleh
Sub Bidang Aktualisasi diri.
3.3 Pembinaan Kualitas Sosial (Bergaul)
Nilai - nilai kualitas sosial yang ingin
disampaikan dalam pembinaan adalah Empati,
Humble, Komunikasi Dasar, Ukhuwah Islamiyah,
Kepemimpinan, Sinergi, Networking, Influence,
Moderasi dan Mediasi. Yayasan Pembinaan Masjid
Gambar 3.2 BMKA tahun 2019
Salman membuka kesempatan bagi mahasiswa se-
Bandung Raya bahkan seluruh Indonesia untuk
Dalam pelaksanaannya perubahan bentuk dapat menjadi aktivis dan mengambil
program perlu dilakukan menyesuaikan dengan kebermanfaatan dari program Bidang Mahasiswa
kondisi jamaah, aktivis, ataupun kader dengan tetap Kaderisasi dan Alumni serta unit-unitnya. Setelah
mengikuti checklist dari kebutuhan pembentukan itu, aktivis dan kader diarahkan untuk saling
kader. Tujuan pembinaan adalah sebagai follow up bersosialisasi dalam program -program silaturahmi
rutin kaderisasi melalui metode pendampingan dan yang mempertemukan antar aktivis unit, aktivis
pengarahan guna mencapai kompetensi kader ditiap dakwah kampus dan bekerja sama dalam
jenjangnya. Setiap arahan peningkatan kualitas mengemban dakwah islam seperti Lomba 17-
dalam aspek spiritual, sosial, intelektual dan Agustusan, Syukuran Wisuda (untuk seluruh Aktivis
professional dijaga dalam kompetensi yang Salman), dan lain-lain.
dimaktubkan dalam buku Saku Aktivis Salman. 3.4 Pembinaan Kualitas Profesional
3.1 Pembinaan Kualitas Spiritual (Berbudi) Seiring penyempurnaan alur kaderisasi yang
Penanaman awal pada jama’ah adalah mulai dari dasar, inti, kemudian kaderisasi lanjut
memberikan value-value spiritual yang dilakukan dengan mempersiapkan kader yang unggul dalam
Bidang Mahasiswa, Kaderisasi dan Alumni melalui pasca campusnya, Bidang Mahasiswa Kaderisasi
program SSC (Salman Spirituan Camp) atau ITB - dan Alumni memberikan program-program untuk
SC (Spiritual Camp). Nilai-nilai tersebut meningkatkan nilai-nilai kualitas professional yaitu,
dimaktubkan dalam 7 nilai salman, yaitu Merdeka, Culture (Service Excellence, Etika, Proactivity,
Jujur, Hanif, Sabar & Syukur, Kerjasama, Rahmatan Determinasi), Organizational Performance, dan
Lil ‘alamin, dan Ihsan melalui pelatihan intesif Continous Improvement di bawah Sub Bidang
selama dua hari satu malam. Selama 5 tahun mulai Kaderisasi Lanjut. Diantaranya adalah Forum
dari dibuatnya Grand Design Kaderisasi hingga saat Persiapan Pasca Campus yang terbagi menjadi
ini telah tercatat ada 4190 Alumni SSC dan ITB SC. empat tema, Politik, Sosial, Akademisi, dan
Terciptanya lingkungan beradab dimulai dari Wirausahawan Program persiapan pasca campus ini
pribadi yang memiliki hubungan baik terhadap Allah adalah sebuah program intensif dan eksklusif dalam
yang dengannya dia takut berbuat kerusakan dan rangka membentuk kader yang mampu perform di
menjaga hubungannya kepada manusia yang dengan bidang akademisi, bisnis, sosial kemasyarakatan,
akhlaq dan adab ia berlalu luhur terhadap sesama dan dan sosial politik pada dunia pasca kampusnya.
memiliki ambisi untuk bermanfaat kepada Program ini berupa beasiswa pembinaan yang
masyarakat luas. dilaksanakan selama satu semester (4 bulan) yang
3.2 Pembinaan Kualitas Intelektual (Berilmu) terdiri dari 3 buah forum pertemuan dan pengerjaan
proyek pada tiap jeda antar forumnya. Forum diisi
102
ISSN 2686-5513

dengan pematerian dan diskusi dengan tokoh dengan program Kelompok Keluarga, Syukuran
inspiratif. Sedangkan pengerjaan proyek ditujukan Wisuda, lomba 17-Agustusan dan lainnya. Ketiga,
untuk mengasah kemampuan peserta pada hal-hal kualitas Intelektual yang diberikan melalui program
praktis. Mabit Aktivis – GSJN, Usroh Aktivis, Kelompok
Keluarga, Experience Class, dan lain-lain. Keempat,
4. Kesimpulan kualitas professional yang dihadirkan melalui
Singkatnya rentang waktu pembinaan jamaah program persiapan pasca campus.
sampai dengan menjadi kader pemberadab (sesuai
dengan masa status mahasiswanya) dan terus Daftar Pustaka
bergulirnya estafet dakwah memerlukan adanya [1] Huda. 2019. Definition of Mosque or Masjid
acuan Grand Design kaderisasi sebagai pagar-pagar in Islam Mosques, or masjids, are Muslim
yang menjaga kemungkinan terjadinya masukan- places of worship, diakses pada 25 September
masukan di luar nilai yang dipegang YPM Salman 2019 .
ITB, juga sebagai warisan bagi para penerus dalam https://www.learnreligions.com/mosque-or-
perumusan pembinaan yang tepat. Adanya Grand masjid-2004458
Design kaderisasi bertujuan untuk menjaga alur [2] Ramdan, Dasep. 2018. Peran Masjid dalam
tersebut tetap sesuai dengan tujuannya yaitu Pembentuk Karakter Mahasiswa . diakses
mewujudkan Leading Figure dan peradaban yang pada 11 september 2019
unggul. Melalui standar pembinaan yang dibagi https://www.kompasiana.com/ramdhan92
dalam empat kompetensi kualitas peradaban, yaitu [3] YPM SALMAN ITB. 2016. Grand Design
pertama, kualitas spiritual yang diberikan dalam Kaderisasi YPM Salman ITB Versi 2.2.
program SSC dan LMD, kedua, kualitas sosial Bandung.

103
ISSN 2686-5513

Strategi Dakwah Menghadapi Generasi Z di Era Now

Abdul Ghofur1
1
Dewan Kemakmuran Masjid Al-Fattah, UNISMA 45 Bekasi
alingghofur6@gmail.com

ABSTRAK
Seiring perkembangan zaman, dunia tiada lagi tersekat oleh batasan jarak. Tidak ada lagi batasan dalam teknologi
dan informasi. Dakwah tidak lagi menuntut kehadiran secara fisik. Dunia dakwah dituntut dinamis dalam
mengikuti perkembangan zaman, kegemaran generasi Z terhadap gadget tidak dapat dipungkiri sehingga menuntut
para da’i tidak hanya pandai berceramah tetapi juga mampu menguasai dunia teknologi. Apa strategi yang bisa
dilakukan para pendakwah dan langkah-langkah dalam menyiapkannya. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analisis tentang sebuah strategi dakwah dalam menghadapi generasi Z

Kata kunci : Dakwah, Generasi Z, Da’i, Millenial

1. Pendahuluan kemudian diamalkan oleh objek yang didakwahi. 2


Istilah generasi Millenial atau juga disebut Apapun bentuknya dan bagaimana caranya, selama
generasi Y pada dasarnya diperuntukkan bagi sesuai dengan norma maka tetap dibenarkan. Itulah
generasi yang dilahirkan pada tahun 1980 – 1997. mengapa para da’i kita salah satunya saat ini
Generasi ini disebut sebagai generasi emas karena menggunakan sosial media sebagai alat untuk
satu-satunya generasi yang melewati millenium menyebarkan isi dakwah yang akan
kedua, yaitu tahun 2000. Ada beberapa tipologi disampaikannya. Sebagai umat Islam, sebuah
pembagian generasi menurut para sosiolog doktrin yang berasal dari Nabi Muhammad Saw.
Mannheim, diantaranya Generasi Era Depresi, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa
Generasi Perang Dunia II, Generasi Baby Boomer I, “Barang siapa orang menunjukkan kepada suatu
Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y kebaikan maka baginya pahala seperti orang yang
atau Millenial dan generasi Z. Pembagian beberapa melaksanakannya” maka keinginan untuk
generasi diatas lebih kepada disandarkan kepada mendapatkan pahala disisi Allah menjadi motivasi
jenis tahun kelahiran. Penamaan dan penisbatan terbesar dalam menyampaikan dakwah. 3
generasi-generasi tersebut sesungguhnya hanya Sejak dihadirkannya internet di Indonesia
memudahkan kita dalam mengklasifikasikan setiap pada tahun 1990, baru pada tahun 1994 internet di
generasi. Adapun klasifikasi yang disebut dengan komersialkan dan dapat dirasakan oleh masyarakat
generasi Z adalah generasi yang dilahirkan berkisar umum, itupun untuk kalangan tertentu saja. Seiring
antara tahun 1995 – 2014. kebutuhan informasi maka masyarakat tua, muda
Dakwah adalah sebuah usaha untuk bahkan anak-anak semua membutuhkan akses
menyerukan kepada seseorang baik personal internet tersebut. Kebutuhan internet ini sangat
maupun kolektif tentang pandangan dan tujuan berpengaruh kepada metodologi dalam berdakwah,
hidup meliputi Amar Ma’ruf Nahi Munkar melalui terlebih adalah objek dakwah adalah anak muda.
metode pendekatan yang diperbolehkan oleh akhlaq Berbagai macam cara dilakukan oleh para
dengan membimbing dan mengarahkan kepada arah pendakwah dalam menyampaikan kajian dakwahnya
yang lebih baik dalam bermasyarakat, berbangsa dan saat ini. Bahkan tidak sedikit para pendakwah seolah
bernegara.1 Di era seperti saat ini, dunia nyaris tiada berebut pengaruh dikalangan jamaahnya dalam
tersekat oleh batasan baik tempat maupun ruang. mensyiarkan agama. Makanya tidak heran, sebagian
Semua terkoneksi antara satu dengan yang lain. ustadz berpenampilan seperti anak muda, gaul dan
Teknologi memiliki peran yang sangat luar biasa bahkan nyentrik yang bertujuan untuk bisa masuk ke
terhadap setiap dimensi kehidupan terutama komunitas-komunitas mereka agar dapat diterima
terhadap strategi dakwah dalam Islam. oleh kalangan mereka. Sebut saja Ust. Mardan Umar
Dalam menghadapi dunia digital yang dari Manado, beliau harus mampu beradaptasi
semakin canggih, ditambah lagi dengan generasi dengan para Raider Moge karena objek dakwah
yang nyaris tidak dapat dipisahkan dengan teknologi beliau memang para pengendara motor gede.
maka para pendakwah harus memiliki banyak Dari beberapa permasalahan dan problematika
strategi dalam menyampaikan nilai-nilai dakwah inilah, penulis tertarik untuk meneliti lebih
dakwahnya. Inti dari sebuah dakwah adalah diterima dalam tantangan dan problematika dalam berdakwah

1 Ali Audah, Dari Khazanah Dunia Islam (Jakarta: 3 Puji Hariyanti Ghassani Nur Sabrina, ‘Kreativitas
Pustaka Firdaus, 1999). Komunikasi Dakwah Partisipatif Komunitas SHIFT
2 Hasan Al-Banna, Kumpulan Risalah Dakwah Hasan Al- Bandung’, Prosiding Seminar Nasional, 2018, 251.
Banna (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, 2005).
104
ISSN 2686-5513

serta strategi-strategi yang harus dimiliki bagi kebiasaan lingkungan juga menjadi hal yang sangat
seorang ustadz, kyai atau para pendakwah dalam penting.6
menyampaikan risalah suci yang di emban oleh para Dengan adanya tantangan itulah, para
nabi yang mulia ini. Strategi inilah yang akan pendakwah dituntut untuk bisa berinovasi dalam
menjadi kunci sebuah keberhasilah diterima atau berdakwah. Dakwah saat ini tidak harus pandai
tidaknya sebuah pesan kepada mereka. dalam berceramah, kemampuan IT, menggunakan
sosial media dan media elektronik lainnya juga
2. Pembahasan sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu, dibeberapa
Jika melihat perjalanan para Nabi terdahulu, lembaga dan organisasi telah membuat pelatihan-
mulai Nabi Adam, Nuh, Sholeh, Musa, Ibrahim pelatihan. Sebut saja organisasi terbesar di Indonesia
hingga Nabi Muhammad Saw maka kita akan saat ini, melalui Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama
melihat semangat juang dalam berdakwah. Dakwah (LDNU) telah membuat program-program yang
atau menyeru kepada tauhid ini menjadi landasan berkaitan dengan peningkatan mutu dan kualitas
utama dalam perjuangannya. Hari ini para nabi telah para pendakwahnya. Begitu juga dengan
tiada, tetapi semangat perjuangan itu harus tetap ada Muhammadiyah, salah satu program yang diberikan
dalam jiwa setiap orang Islam. Saat Nabi adalah Pelatihan Dakwah Pelajar Muhammadiyah
Muhammad berdakwah, strategi pertama yang (PDPM). Semua harus berinovasi dalam
dilakukan adalah dengan sembunyi-sembunyi memanfaatkan teknologi. Jika dakwah yang moderat
kemudian saat sudah memiliki pengikut beliau dan berkemajuan ini tidak terus dikembangkan maka
melakukan dengan terang-terangan sebagaimana dikhawatirkan paham yang radikal dan cenderung
perintah Allah.4 kepada intoleransi lebih diminati oleh kalangan
Inovasi dan strategi dalam berdakwah saat ini generasi muda kita.
menjadi tantangan dan peluang tersendiri bagi para Persaingan dakwah di dunia sosial media juga
pemerhati dunia dakwah. Berbagai macam strategi menjadi sesuatu yang menarik untuk diperhatikan.
dilakukan untuk mencari pasarnya masing-masing. Bersaing dalam menyebarkan ideologi, pemikiran,
Tidak jarang bagi para pecinta dunia media sosial pengaruh bahkan hingga popularitas si pendakwah
menjadikan hobi dan bakat mereka menjadi lahan tidak terelakkan. Saling hujat antar para pendakwah,
bisnis tersendiri. Beberapa kode etik dalam saling nyinyir dan fitnah menjadi pemandangan
berdakwah juga harus diperhatikan oleh para yang biasa. Tidak sedikit diantara mereka lebih
pendakwah,terutama harus mampu membedakan mengedepankan ego dan kepuasan nafsu, sehingga
objek dakwah.5 Beberapa ormas besar seperti NU, dunia dakwah tercemari oleh para pendakwah itu
Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan lain-lain juga sendiri. Label ustadz liberal, ustadz ekstrim dan
tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi. seterusnya dilekatkan kepada mereka yang pola
Munculnya tv-tv lokal, ceramah-ceramah singkat dakwahnya memang mengindikasikan kepada pola-
baik di Youtube, Instagram, Facebook dan aplikasi pola yang demikian. Ini menjadi tantangan tersendiri
yang lain menengarai adanya sebuah usaha untuk bagi umat Islam.
menaklukan hati para generasi Y maupun Z. Jika kita mengacu kepada dakwah para Wali
Kegandrungan para generasi Z terhadap Songo, mereka sesungguhnya mengajarkan kepada
Gadget tidak dapat dipungkiri, bahkan bisa kita bahwa dakwah adalah soal rasa. Mengajak
dikatakan mereka tidak bisa lepas dari gadget setiap orang untuk kenal kepada Tuhan tanpa harus
saat. Gadget menjadi candu tersendiri dalam tersakiti hatinya. Sebut saja Sunan Kudus, karena
kehidupan mereka. Jika keadaan ini tidak hasil ijtihad beliau maka hingga kini orang Kudus
dimanfaatkan oleh para pendakwah maka bisa dan sekitarnya menggunakan kerbau saat berkurban.
dipastikan anak-anak yang sedang kecanduan Ini adalah dakwah yang sesungguhnya. Mampu
terhadap gadget ini salah dalam memilih objek masuk ke inti persoalan tanpa harus menyakiti dan
tontonan. Menyediakan banyak kontain-kontain menghinakan orang yang di dakwahinya. Begitupun
menarik, film-film pendek, pesan-pesan suara, dengan media wayang, gong dan seterusnya, mereka
tayangan ayat-ayat atau hadits-hadits Nabi dengan masuk ke kebiasaan-kebiasaan masyarakat pada saat
animasi dan design yang menarik akan menjadi alat itu dengan tujuan agar mereka tertarik untuk datang
bagi para Da’i untuk menyampaikan pesan dan selanjutnya memasukkan unsur-unsur tauhid di
dakwahnya. Ini menjadi penting untuk dilakukan dalamnya. Tentu dakwah pada zaman dulu berbeda
mengingat pengaruh dari tayangan-tayangan media dengan dakwah sekarang. Tantangan saat ini jauh
sosial yang berimbas kepada kehidupan mereka. Jika lebih berat dan besar disebabkan perubahan zaman
generasi Z ini tidak disajikan materi dakwah yang yang terus dinamis.
dapat menghibur, maka dikhawatirkan tontonan- Nama-nama ustadz, kyai dan para pendakwah
tontonan yang tidak bermanfaat atau bahkan yang hadir memenuhi dunia sosial. Mereka menjadi
menyesatkan lebih mempengaruhi dalam perilaku terkenal, popular dengan gaya dan kebiasaannya
kehidupannya. Memahami peta dakwah, sejarah dan masing-masing. Tim yang solid, kemampuan IT

4 Muhammad Tholhah Hasan, Apabila Iman Tetap 6 Wahyu Ilahi, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta:
Bertahan (Jakarta: Diva Pustaka, 2007). Kencana, 2007).
5 Murtadha Husaini, Kode Etik Muballig (Jakarta: Citra,

2011).
105
ISSN 2686-5513

yang baik dan penyampaian yang menarik menjadi tidak pernah bersedekah. Memviralkan sesuatu
daya tarik bagi masyarakat luas. Untuk belajar sudah dianggap langkah perjuangan dalam dakwah
kepada salah satu ustadz, kita tidak perlu jauh-jauh dan berharap kemuliaan yaitu surga. Memviralkan
datang ke lokasi acara, cukup siapkan gadget dan sesuatu yang baik memang perlu dan harus terus
paket data maka kita bisa menikmati kajian dakwah dilakukan, tetapi sekalipun itu kebaikan yang kita
yang diberikan oleh para muballig.7 Bahkan kita bisa perjuangkan kita harus tetap berhati-hati dalam niat
menikmati secara langsung dengan media Facebook, dan tujuan.
Youtube, Instagram dan lain-lain secara langsung
hanya dengan duduk dirumah. Inilah dunia saat ini, 3. Kesimpulan
tiada lagi batasan dalam informasi dan berita. Semua Dari beberapa argumentasi dan penemuan
bisa diakses dengan cepat. diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah peradaban
Diantara strategi lain yang perlu diperhatikan yag tinggi dapat dilihat dari karakter manusianya.
oleh para pendakwah adalah pemilihan kontain Islam hadir dalam rangka mendidik manusia agar
dakwah. Materi yang menyejukkan, mampu dapat bersikap secara beradab agar mampu menjadi
menghujam hati dan memberikan banyak manfaat manusia seutuhnya. Ajaran Nabi dan Rasul dalam
dalam kehidupan sangat perlu diperhatikan. menegakkan kalimat tauhid perlu dilestarikan
Mengutamakan akhlaq dari pada ilmu, santun dalam sepanjang zaman. Perintah dakwah bukan hanya
berucap dan terus berusaha melayani masyarakat dibebankan kepada para ustadz, kyai, habaib atau
yang haus pencerahan. Kita sungguh sangat orang-orang yang dianggap mampu melakukannya
menyayangkan beberapa media yang memberitakan tetapi dakwah diwajibkan atas setiap diri yang
ustadz A memiliki tarif sekian dan sekian. Seolah mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya.
untuk menghadirkan seorang ustadz harus memiliki Dakwah juga buka hanya persoalan ceramah atau
budget besar. Apa yang dilakukan oleh pendakwah khutbah saja, tetapi semua aspek ajakan untuk lebih
yang demikian tentu bertentangan dengan nilai luhur mengenal Allah dan Rasul-Nya melalui doktrin
yang emban para Nabi dan Rasul. Persoalan lain kebaikan.
dalam penyajian adalah tentang validitas keilmuan. Dunia teknologi saat ini menuntut kepada para
Tidak sedikit kita menemukan kontain ceramah yang pendakwah untuk lebih dapat berinovasi dalam
tidak nyambung dengan dalil yang dibawanya. melakukan kegiatan dakwahnya. Tim yang solid,
Parahnya adalah ketika topik yang dibawakan menguasai IT, penyajian materi yang baik dan
berbicara tentang hal jihad dan seterusnya. Ilmu pennguasaan ilmu agam menjadi sangat penting
yang memadai, penguasaan beberapa literatur yang untuk mendapatkan simpati dari masyarakat
dapat dipertanggung jawabkan menjadi penting terutama generasi millenial dan generasi Z.
untuk dikuasai bagi para pendakwah. Bahkan bagi Guru, dosen dan para asatidz bertanggung
masyarakat penikmat dakwah media sosial yang jawab sepenuhnya atas pesan yang didapatkan oleh
berasal dari akademisi atau pemikir seperti dosen para generasi Z saat ini. Pengarahan dan nasehat
dan guru maka mampu memetakan isi pikiran para menjadi perlu saat nilai-nilai dakwah yang
pendakwah hanya dengan menyebutkan kitab atau ditanamkan oleh para pendakwah masuk kedalam
nama ulama yang dijadikan referensi dalam alam pikiran mereka, karena melalui cara ini
berdakwah.8 penyesatan gampang terjadi kapan dan dimana saja.
Hadirnya aplikasi-aplikasi keagamaan yang Bagi para pendakwah, mengutip dalil-dalil Al-
bersifat online baik bersifat personal maupun sebuah Qur’an maupun Hadits-hadits nabi juga perlu
institusi semakin mewarnai dinamika penyebaran diperhatikan sehingga perlunya dalam mengetahui
ilmu agama di Indonesia. Salah satu contoh Pocket teks konteks setiap ayat yang dibawakannya.
Ustadz, Pocket Masjid, dan lain-lain semakin Berhati-hati dan selalu waspada dalam
memudahkan masyarakat terutama generasi Z untuk menyampaikan sebuah kajian saat di video atau
menikmati kajian-kajian yang akan diberikan oleh media digital lainnya menjadi sebuah keniscayaan.
para asatidz. Maka tidak heran jika tim dari para Karena ketika kesalahan itu telah terjadi dan dengan
pendakwah ini membuat potongan-potongan kajian sengaja disebarkan di internet, bisa dipastikan
dan dengan sengaja membuat video-video pendek disitulah awal petaka baginya. Jejak rekam digital
untuk disajikan kepada masyarakat luas. Dampak sangat sulit dihapuskan, bahkan akan selalu ada
yang ditimbulkan dari fenomena ini, tidak sedikit selama teknologi itu masih ada.
masyarakat terutama pada generasi Z mengalami
disorientasi agama. Kurangnya memahami latar
belakang masalah, sejarah dan ilmu alat yang lain
Daftar Pustaka
menjadikan sebagian masyarakat terjadi
disorientasi. Salah satu contoh, mereka yang suka
memviralkan tentang pentingnya shalat tahajud [1] Al-Banna, Hasan, Kumpulan Risalah Dakwah
tetapi dirinya sendiri tidak sholat tahajud. Mereka Hasan Al-Banna (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya
yang suka menyebarkan broadcast tentang Umat, 2005)
pentingnya sedekah, tetapi dirinya sendiri bahkan

7 Ahmad Yaani, Bekal Menjadi Khatib Dan Muballig 8 Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf (Bandung: Mizan,
(Jakarta: Gema Insani, 2005). 2005).
106
ISSN 2686-5513

[2] Audah, Ali, Dari Khazanah Dunia Islam [6] Husaini, Murtadha, Kode Etik Muballig
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999) (Jakarta: Citra, 2011)
[3] Ghassani Nur Sabrina, Puji Hariyanti, [7] Ilahi, Wahyu, Pengantar Sejarah Dakwah
‘Kreativitas Komunikasi Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007)
Partisipatif Komunitas SHIFT Bandung’, [8] Yaani, Ahmad, Bekal Menjadi Khatib Dan
Prosiding Seminar Nasional, 2018, 251 Muballig (Jakarta: Gema Insani, 2005)
[4] Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf
(Bandung: Mizan, 2005)
[5] Hasan, Muhammad Tholhah, Apabila Iman
Tetap Bertahan (Jakarta: Diva Pustaka,
2007)

107
ISSN 2686-5513

Unit Kegiatan Mahasiswa di Masjid Kampus


sebagai Wadah Aktualisasi Diri dan Strategi Menghidupkan Masjid
Asa Ayazida Aunu Robby1
1
Masjid Salman ITB, Bandung
yazidibnahmad@gmail.com

ABSTRAK

Masjid kampus, sebagai masjid yang notabene berperan menjadi tempat ibadah dan beraktivitas dari mahasiswa
yang mewakili generasi muda tidak boleh ketinggalan dalam menarik perhatian mereka. Masjid perlu mendesain
kegiatan dan program yang relevan dengan tren generasi muda dan mampu menjadi wadah aktualisasi diri dari
mereka. Unit kegiatan mahasiswa sebagai wadah aktivitas aktualisasi diri yang sudah dijalankan Masjid Salman
ITB sejak tahun 1981 terus berkembang, dari yang awalnya 2 unit berkembang menjadi 9 unit kegiatan, mengikuti
perkembangan zaman dan minat mahasiswa. Ketertarikan mahasiswa pada unit kegiatan tersebut terlihat dari
pendaftar anggota unit pada tahun 2017 sejumlah 1.567 orang dan pada tahun 2018 sejumlah 1.611 orang.
Hadirnya unit kegiatan mahasiswa di masjid kampus dapat meningkatkan ketertarikan mahasiswa dalam
beraktivitas dan mengidupkan masjid kampus.

Kata kunci: Unit Kegiatan, Mahasiswa, Aktualisasi Diri, Masjid Kampus.

1. Pendahuluan 2. Metode
Islam adalah agama yang dianut oleh sebagian Metode yang digunakan dalam kepenulisan
besar masyarakat Indonesia. Setidaknya 87,2% artikel ilmiah ini berupa studi literaur dan observasi
populasi Indonesia merupakan muslim dengan terhadap aktivitas unit kegiatan mahasiswa yang
jumlah setidaknya 225 juta orang. Indonesia menjadi selama ini dilakukan di Masjid Salman ITB.
negara dengan populasi muslim terbesar di
dunia.[1][2] Guna memenuhi kebutuhan ibadah 3. Hasil Dan Diskusi
masyarakat di Indonesia, tercatat tidak kurang dari Aktualisasi diri adalah salah satu istilah yang
545 ribu masjid jami’ berdiri di Indonesia. sudah banyak didefinisikan dalam teori psikologi.
Pemanfaatan masjid di Indonesia masih amat Istilah ini pada awalnya diperkenalkan oleh ahli teori
terbatas fungsinya pada kegiatan-kegiatan ritual organisme Kurt Goldstein sebagai bentuk motif dari
keagamaan. Padahal masjid sejatinya Rasulullah seseorang untuk mewujudkan potensi penuhnya. Ia
fungsikan sebagai tempat strategis dalam berbagai menuturkan bahwa aktualisasi diri merupakan "the
urusan keumatan. Salah satunya menjadi wadah tendency to actualize itself as fully as possible is the
belajar bagi generasi muda. basic drive ... the drive of self-actualization.”[3]
Masjid kampus sebagai masjid yang notabene Lebih lanjut Carl Rogers juga mengatakan hal
berperan menjadi tempat ibadah dan beraktivitas senada bahwa aktualisasi diri merupakan "the
dari mahasiswa yang mewakili generasi muda tidak curative force in psychotherapy – man's tendency to
boleh ketinggalan dalam menarik perhatian mereka. actualize himself, to become his potentialities ... to
Masjid perlu mendesain kegiatan dan program yang express and activate all the capacities of the
relevan dengan tren generasi muda dan mampu organism."[4]
menjadi wadah aktualisasi diri dari mereka. Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan
Ketidakpekaan terhadap tren dapat menyebabkan penduduk usia produktif yang tinggi ditandai dengan
berkurangnya ketertarikan pemuda terhadap bonus demografi memiliki banyak pemuda yang
aktivitas di masjid sehingga pemakmur masjid dari mengisi kehidupan bermasyarakat. Menurut
generasi muda dapat hilang dimakan zaman akibat profesor demografi dari Universitas Indonesia (UI)
tidak mampu menjawab tantangannya. Prof. Dr. Sri Moertiningsih Adioetomo mengatakan
Karya ilmiah ini diharapkan mampu bahwa Indonesia mulai mengalami bonus demografi
memberikan sudut pandang aktivitas aktualisasi diri sejak tahun 2010. Puncak dari bonus demografi ini
bagi mahasiswa berlandaskan studi kasus dan akan Indonesia dapatkan pada tahun 202-2030.[5]
observasi yang dilakukan di Masjid Salman Insititut Sebagai sebuah segmen yang besar, peran masjid
Teknologi Bandung (ITB) sebagai masjid kampus tidak boleh hilang dalam menggamit ketertarikan
ITB. para pemuda terhadap agama dan lingkungan
masjid. Untuk itu, bentuk kegiatan dan program
yang berperan sebagai ranah aktualisasi diri dari para
pemuda menjadi penting untuk diperhatikan oleh
masjid.

108
ISSN 2686-5513

Bentuk aktualisasi diri yang bisa dibuat dalam 6) Pustena Salman ITB
masjid kampus diantaranya dapat berkaca pada apa Berlandaskan filosofi dasar Masjid Salman
yang menjadi tren di masjid Salman ITB dan ITB yang merupakan laboratorium ruhani dan
mahasiswa yang beraktivitas di dalamnya. Masjid kampus ITB sebagai pusat pengkajian ilmu
Salman mewadahi aktivitas mahasiswa dalam pengetahuan, teknologi, dan seni. Masjid Salman
bentuk unit kegiatan sebagai berikut: ITB diharapkan mampu melahirkan kaum
1) Aksara Salman ITB intelektual muslim sejati yang mempunyai
Aksara didirikan pada bulan Oktober tahun keseimbangan iman, ilmu dan amal. Sudah menjadi
2014 dengan tujuan untuk menumbuhkan budaya tantangan kaum intelektual muslim, khususnya
literasi dan mengasah kemampuan baca-pikir- mahasiswa muslim ITB untuk mengembangkan dan
dialog-tulis yang kritis melalui kegiatan bedah buku, mengamalkan profesi di bidang ilmu dan teknologi
diskusi tematik, diskusi buku fiksi, klub menulis dan yang menjadi beban amanahnya. Oleh karena itu,
newsletter. dibentuklah Pusat Teknologi Tepat Guna
2) Karisma ITB (PUSTENA) sebagai suatu wadah untuk mengkaji
Karisma (Keluarga Remaja Islam Salman) ITB dan menerapkan teknologi untuk diterapkan di
adalah unit kegiatan mahasiswa yang bergerak pada Masjid Salman ITB dan masyarakat luas sehingga
ranah pembinaan remaja di kota Bandung. Unit mampu menjadi insan rahmatan lil’alamin.
kegiatan ini berdiri sejak Maret 1981 menjadikannya PUSTENA berdiri pada 12 Januari 1986.
sebagai unit kegiatan tertua yang ada di Salman. Ide 7) Reklamasa ITB
awal pendiriannya ingin berusaha menarik remaja ke Berawal dari kegiatan yang diadakan oleh
lingkungan masjid agar dapat mengisi hari-harinya beberapa mahasiswa ITB dalam rangka mengisi
dengan kegiatan positif, tidak sekadar kegiatan hura- Ramadhan di Masjid Salman ITB kemudian
hura seperti balapan motor di sepanjang jalan Dago berlanjut hingga menjadi komunitas kreatif yang
yang sedang menjadi tren saat itu. Pada masa bergerak dalam medan syiar Islam. Untuk
tersebut, Masjid Salman menjadi salah satu pusat memperteguh posisinya di Masjid Salman ITB,
dakwah remaja di Kota Bandung. Pada tahun 1986, akhirnya dibentuklah unit kreatif Reklamasa pada 19
unit kegiatan ini pernah mendapatkan nominasi dari Juni 2016 (Ramadhan 1437 H). Reklamasa ITB
UNICEF dalam “What Works in The World” karena merupakan akronim dari Reklame Kreasi Massa
menginisiasi pendidikan berbasis mentoring kepada Salman ITB.
remaja di kota Bandung. 8) SEC
3) KORSA ITB Salman Entrepreneur Club (SEC) yang berdiri
Indonesia memiliki potensi kebencanaan yang pada 19 Januari 2014 merupakan pengembangan
sangat besar baik yang dikarenakan oleh faktor alam dari komuitas bisnis yang dibentuk oleh beberapa
maupun manusia. Pengetahuan dan kemampuan orang penerima beasiswa yang kemudian berinisiatif
diperlukan dalam menghadapi bencana. untuk membentuk suatu komunitas yang berbasis di
Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata juga lingkungan masjid Salman ITB. SEC sendiri
menyebabkan kesenjangan ekonomi yang menjadi didirikan dengan tujuan untuk mewadahi kaderisasi
salah satu masalah di Indonesia. Korps Relawan dan membangun aliansi strategis entrepreneur.
Salman (KORSA) ITB hadir pada tahun 2004 9) UPTQ Al-Muhandis Salman ITB
sebagai salah satu unit kegiatan yang bergerak di Unit Pengembangan Tilawatil Qur'an (UPTQ)
ranah kerelawanan dan kemanusiaan. Al-Muhandis Salman ITB yang berdiri pada tanggal
4) MATA’ Salman ITB 30 Oktober 2013, merupakan unit yang berfokus
Kemuliaan Islam adalah solusi dari berbagai pada pengembangan seni dan syiar dalam bidang
permasalahan konstruksi bangsa Indonesia dengan tilawah Al-Qur'an.
para aktivis da’wah Islam sebagai struktur Selama perjalanan unit kegiatan mahasiswa di
pembangun peradaban Islam. “Menuju 100 Pejuang masjid Salman, perkembangan dan nonaktifnya unit
Qur’an” merupakan proposal desain Majelis Ta’lim berjalan dengan organik sesuai dengan
Salman sebagai fondasi bangunan Islam di perkembangan zaman. Pada awal berdirinya Masjid
lingkungan kampus ITB dan masyarakat pada Salman ITB, unit KARISMA dan PAS menjadi unit
umumnya. Nilai-nilai Islamiah mulai disemai sejak yang menjawab permasalahan zaman dikarenakan
awal kelahiran MATA’ untuk senantiasa dijaga oleh pada awal tahun 1980 belum banyak didapati wadah
para generasi selanjutnya. MATA berdiri pada pembinaan bagi remaja dan anak kecil.
tanggal 19 November 1994. Metode pembinaan yang digunakan pertama
5) PAS ITB kali oleh KARISMA dan PAS adalah mentoring.
Ide pendirian Pembinaan Anak Salman (PAS) Metode tersebut berbasis pada metode diskusi bebas
berawal dari pengajian rutin yang diadakan oleh yang dipakai mahasiswa dengan didukung oleh
beberapa mahasiswa ITB dalam rangka mengisi multimedia, mengingat sebagian pembina
kegiatan ramadhan kemudian pada tahun 1984 KARISMA saat itupun adalah mahasiswa ITB.
berlanjut hingga menjadi kegiatan mentoring Mentoring merupakan sebuah terobosan baru dan
pekanan untuk menjawab kebutuhan anak anak usia diperkirakan mencapai puncak kejayaan pada tahun
dini hingga SD dalam menanamkan nilai-nilai islam 1986 KARISMA mendapat penghargaan pada salah
yang disajikan dengan kreatifitas dan metode yang satu program yang diselenggarakan UNICEF.
mudah diterima masyarakat luas.
109
ISSN 2686-5513

Pada tahun 1986 pula muncul unit baru pelatihan 2 hari 1 malam yang bernama Salman
bernama PUSTENA yang bergerak di bidang Spiritual Camp (SSC). Setelah mengikuti kegiatan
pembuatan teknologi tepat guna dan solutif untuk tersebut barulah peserta disebut sebagai aktivis
kehidupan sehari-hari. Munculnya unit ini menjadi masjid salman dan dapat beraktivitas di unit kegiatan
jawaban atas ketertarikan dan tantangan zaman saat mahasiswa. Dari data aktivis Masjid Salman terdata
itu yang mendorong mahasiswa untuk bisa membuat setidaknya ada 74 kampus di Indonesia dari beragam
beragam teknologi yang diambil dari khazanah sains provinsi yang beraktivitas di Masjid Salman.
dan Teknik. Diantara prestasi PUSTENA di masa
emasnya adalah PUSTENA sempat memperoleh Tabel 1. Data Persebaran Pendaftar Salman
piala Habibie Award dalam subkompetisi robotik. Spiritual Camp
Menyusul berikutnya pada tahun yang No Kampus Jumlah Persentase
berdekatan unit Teater Salman dan Bioter yang
1 ITB 1572 42.4%
bergerak di bidang seni teater dan bioteknologi.
Ketertarikan mahasiswa pada masa itu untuk 2 UPI 385 10.4%
mengekspresikan diri dalam bentuk seni terwadahi 3 UIN SGD 341 9.2%
dalam bentuk teater Salman. Sementara itu Bioter 4 UNPAD 205 5.5%
mewadahi ketertarikan mahasiswa yang hendak
meneliti lebih jauh potensi bioteknologi di 5 UNDIP 101 2.7%
Indonesia. Di kemudian hari, kedua unit ini redup 6 UGM 96 2.6%
dikarenakan minat dari jama’ah mahasiswa yang 7 Polban 89 2.4%
bergerak di bidang seni teater dan bioteknologi
8 UNSIL 80 2.2%
menurun. Namun, teater Salman ini kelak menjadi
embrio dari sebuah gerak yang lebih besar, yakni 9 UNISBA 69 1.9%
Salman Film. 10 STKS 61 1.6%
Pada awal tahun 1994 berdiri sebuah unit Poltekkes
bernama MATA’ Salman yang berperan di bidang 11 Bandung 51 1.4%
pembinaan ruhiyah. Jama’ah dari kelompok tarbiyah
12 Telkom 45 1.2%
yang mulai banyak di masjid Salman membangun
sebuah wadah pembinaan bagi kadernya di sekitar 13 AKMET 41 1.1%
kota Bandung dalam bentuk unit aktivitas 14 UNPAS 34 0.9%
mahasiswa. Pada masa awal berdirinya, MATA 15 UNNES 23 0.6%
menjadi wadah aspirasi dari jama’ah tarbiyah dalam
beraktivitas. 16 Polman 21 0.6%
Universitas
Unit-unit kontemporer yang muncul pada 17 Singaperbangsa 21 0.6%
tahun 2010 ke atas memiliki karakterisitik yang IAIN Syekh
berbeda dari unit-unit yang muncul sebelumnya. Nurjati Cirebon
Selain sifat kemunculannya yang impulsive, minat 18 Cirebon 15 0.4%
mahasiswa muda yang sering dikenal sebagai 19 ITS 13 0.4%
generasi Y dan Z mulai mengarah ke bidang Universitas
permediaan baik cetak maupun audio visual. Hal ini Sultan Ageng
ditandai dengan munculnya unit Aksara yang 20 Tirtayasa 12 0.3%
mewadahi minat mahasiswa di bidang kajian dan 21 UII 11 0.3%
kepenulisan. Selanjutnya pada tahun 2017 berdiri
unit kegiatan yang bergerak di bidang media 22 UNSRI 11 0.3%
mewakili aktivitas media sosial dan tren yang Universitas
muncul pada masa tersebut. 23 Pertamina 10 0.3%
Kemunculan unit Reklamasa sebagai unit seni Universitas
dan media kreatif dapat mengundang ketertarikan 24 Andalas 10 0.3%
dari mahasiswa seni rupa di sekitar kota Bandung, 25 STIE Ekuitas 10 0.3%
utamanya seni rupa ITB. 26 UNP 9 0.2%
Pendaftar unit kegiatan Salman selama 2 tahun
27 UNP 9 0.2%
terakhir juga mengalami peningkatan. Pada tahun
2017 sejumlah 1.567 orang mahasiswa mendaftar di 28 UIN SMH 8 0.2%
unit Salman, dan pada tahun 2018 meningkat Universitas
menjadi 1.611 orang mahasiswa. 29 Riau 7 0.2%
Aktivitas aktualisasi diri yang berada di Universitas
Salman diikuti setidaknya oleh mahasiswa yang 30 Syiah Kuala 7 0.2%
berada di Bandung Raya. Pun demikian daya Tarik 31 YPKP 6 0.2%
aktivitas aktualisasi diri ini juga dapat menarik
mahasiswa dari luar kota Bandung. Sebagai 32 UNS 6 0.2%
pembekalan awal seluruh anggota unit kegiatan 33 ITERA 6 0.2%
mahasiswa di masjid Salman diwajibkan mengikuti
110
ISSN 2686-5513

No Kampus Jumlah Persentase dapat mengeksplorasi perkembangan aktualisasi diri


mahasiswa yang lebih organik. Fungsi dari regulasi
34 Lain-lain 806 22%
adalah untuk menjaga nilai dari aktivitas mahasiswa
sehingga terjaga dalam koridor syariat dan negara.
Secara garis besar, unit aktivitas mahasiswa yang
dibuat di dalam masjid kampus dapat berperan
sebagai: Ucapan Terimakasih
a. Memakmurkan masjid dengan cara Terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
wadah karya untuk generasi muda beraktivitas selama 8 tahun di lingkungan masjid
b. Wadah aktualisasi diri pemuda/ mahasiswa Salman ITB. Penulis juga mengucapkan terima kasih
c. Mewujudkan masjid yang tidak hanya sebagai kepada seluruh pengurus serta aktivis yang telah
tempat ibadah ritual, namun sebagai pusat terlibat dalam penyusunan karya ilmiah ini.
peradaban Semoga dengan hadirnya tulisan ini dapat menjadi
d. Menjauhkan masjid dari kesan udik dan referensi bagi masjid kampus lain sebagai strategi
tradisional untuk dapat meningkatkan ketertarikan mahasiswa
Aktivitas aktualisasi diri ini perlu didukung dalam menghidupkan masjid kampus.
dengan regulasi yang tidak mengikat dan terlalu
mengekang kreatifitas mahasiswa. Itu sebabnya Daftar Pustaka
muncul dan matinya unit kegiatan mahasiswa di [1] "The World Factbook — Central Intelligence
masjid Salman ITB berlangsung dengan sangat Agency". www.cia.gov. Diakses pada 11
organik. Regulasi tetap diperlukan dalam rangka September 2019
menjaga nilai dari aktivitas mahasiswa sehingga [2] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
terjaga dalam koridor syariat dan negara. www.sp2010.bps.go.id. Diakses pada 11
September 2019
4. Kesimpulan [3] Goldstein, quoted in Arnold H. Modell, The
Unit kegiatan mahasiswa dapat meningkatkan Private Self (Harvard 1993) p. 44
ketertarikan mahasiswa dalam beraktivitas dan [4] Carl Rogers, On Becoming a Person (1961) p.
mengidupkan masjid kampus. Unit kegiatan ini pula 350-1
dapat menjadi wadah aktualisasi dan [5] Anak, Wisnumurti, dkk. (2018) Government
pengemembangan diri sesuai minat mahasiswa. Policy of Indonesia to Managing Demographic
Dalam pelaksanaan unit kegiaatan mahasiswa Bonus and Creating Indonesia Gold in 2045.
diperlukan adanya regulasi yang dibuat oleh masjid IOSR Journal of Humanities and Social
kampus. Regulasi aktivitas untuk unit kegiatan Science. PP 23-24.
tersebut dibuat secara terbuka dan fleksibel sehingga

111
ISSN 2686-5513

Model Pembinaan Spiritual Mahasiswa Kerjasama Mata Kuliah Agama


Islam dengan Masjid Kampus
Romi Sangaji, S.T.1
1
YPM Salman, Bandung
romisangaji@gmail.com

ABSTRAK

Dalam upaya peningkatan moral generasi muda, sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 35 Ayat 3
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah agama didalamnya. Institut Teknologi
Bandung sebagai salah satu lembaga Perguruan Tinggi di Indonesia telah menerapkan sistem pendidikan agama
pada perkuliahan secara formal yang diberlakukan untuk seluruh penganut agama. Namun mata kuliah agama
tersebut memiliki porsi yang sedikit, yaitu 2 SKS (kurang dari 2 jam/minggu) dengan kegiatan pembelajaran
formal di dalam kelas yang berjumlah 50 mahasiswa. Dengan durasi yang sedikit dan metode materi di dalam
kelas besar tersebut dinilai kurang efektif dalam penanaman nilai agama. Oleh karena itu diperlukan metode
penguatan mata kuliah agama-dalam hal ini mata kuliah AEI (Agama dan Etika Islam). Melalui kerjasama mata
kuliah agama dengan Masjid Kampus dibuatlah penguatan pendidikan agama dengan program Asistensi Agama
dan Etika Islam: kegiatan diluar kelas dalam bentuk kegiatan mentoring yang dijalankan tiap pekan dengan durasi
kurang lebih 1 jam, serta pembinaan intensif selama satu hari satu malam berbentuk mabit atau menginap di masjid
yang diisi dengan mengkaji keislaman secara intensif. Dengan kegiatan asistensi agama dan etika islam tersebut
terjadi perubahan pada mahasiswa seperti bacaan Al-Quran yang semakin baik, Semakin banyak mahasiswa yang
menutup auratnya sesuai syariat yang berlaku, serta dapat terlihat pula pada peningkatan minat untuk berkegiatan
dimasjid kampus sebagai sarana pengembangan diri

Kata Kunci: Mata Kuliah Agama, AEI, Masjid Kampus, Mentoring, Spiritual Camp

1. Pendahuluan
Dewasa ini banyak kasus kejahatan yang pendidikan moral cenderung mengalami
dilakukan oleh orang berpendidikan dan tak penurunan.
luput juga dari lulusan sekolah tinggi ternama. Dalam upaya peningkatan moral kepada
Status pendidikan yang tinggi belum generasi muda, sesuai Undang-Undang Nomor
memberikan jaminan untuk mengurangi tindak 12 Tahun 2012 Pasal 35 Ayat 3 menyatakan
kejahatan. bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib
Dalam sebuah penelitian yang berkaitan memuat mata kuliah agama didalamnya.
dengan penyebab kriminalitas dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung sebagai salah
Dermawati dkk dari Universitas Diponegoro satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia
pada tahun 2015 yang membahas mengenai telah menerapkan sistem pendidikan agama
factor-faktor yang mempengaruhi kriminalitas pada perkuliahan secara formal yang
di Kabupaten Batang tahun 2013 dengan diberlakukan untuk seluruh penganut agama.
analisis jalur. Hasil penelitian tersebut Namun mata kuliah agama tersebut memiliki
menunjukkan bahwa ada 3 faktor yang porsi yang sedikit, yaitu 2 SKS (kurang dari 2
mempengaruhi kriminalitas pada lingkup jam/minggu) dengan kegiatan pembelajaran
penelitian tersebut yaitu pengangguran, tingkat formal di dalam kelas yang berjumlah 50
pendidikan dan moral. mahasiswa. Dengan durasi yang sedikit dan
Jika kita melihat kasus kriminalitas yang metode materi di dalam kelas besar tersebut
dilakukan oleh masyarakat terdidik tentu sangat dinilai kurang efektif dalam penanaman nilai
kecil kemungkinannya jika disebabkan oleh 2 agama yang seharusnya tidak berhenti dalam
faktor pertama yaitu pengangguran dan teori, tetapi juga diaplikasikan dalam
pendidikan. Ada satu penyebab kriminalitas keseharian.
yang perlu dikaji lebih mendalam yaitu faktor Oleh karena itu diperlukan metode
moral masyarakat. Arif Rohman dosen FSP FIP penguatan mata kuliah agama-dalam hal ini
UNY dalam tulisannya berjudul “Potret mata kuliah AEI (Agama dan Etika Islam). Pada
Kemerosotan Moral dalam Dunia Pendidikan makalah ini penulis akan memaparkan
Indonesia” memberikan sebuah kritik mengenai penguatan mata kuliah AEI yang diterapkan di
ITB bekerja sama dengan YPM Masjid Salman
112
ISSN 2686-5513

ITB yaitu dengan melaksanakan kegiatan diluar satu malam di masjid yang diisi dengan kajian
kelas yang disebut sebagai Asistensi Agama islam secara intensif. Program ini mulai coba
dan Etika Islam atau AAEI dalam bentuk diterapkan pada tahun 2013. Program
kegiatan mentoring yang dijalankan tiap pekan kerjasama tersebut diberi nama ITB SC atau
dengan durasi kurang lebih 1 jam, serta ITB Spiritual Camp untuk memberi kesan
pembinaan intensif selama satu hari satu malam inklusif dan umum kepada mahasiswa.
berbentuk mabit atau menginap di masjid yang Kegiatan ITB SC dilaksanakan oleh tim
diisi dengan mengkaji keislaman secara AAEI yang sebelumnya mengurus kegiatan
intensif. Kegiatan mabit tersebut di ITB dikenal mentoring agama serta penyediaan asisten kelas
dengan Spiritual Camp yang diisi oleh dosen agama.
ITB. Melalui AAEI ini data perkembangan
mahasiswa dapat dilihat dengan lebih mudah
2. Kajian Proses Keberjalanan Kegiatan dan lebih baik, tidak hanya melalui hasil ujian
Kegiatan AAEI (Asistensi Agama dan tertulis namun dapat dilihat dari interaksi
Etika Islam) mulai dilaksanakan di ITB pada selama mentoring ataupun kegiatan ITB
tahun 2012 dengan mentoring sebagai kegiatan Spiritual Camp.
utama. Kegiatan mentoring dipilih karena pada Kegiatan mentoring sendiri pada mulanya
tahun 2012 kegiatan mentoring sudah menjadi dilakukan sangat sederhana dengan
kegiatan umum dilakukan terutama oleh pengelompokkan mahasiswa yang mengambil
lembaga dakwah kampus GAMAIS ITB mata kuliah AEI dengan mentor dari mahasiswa
sebagai salah satu pembinaanya. Kegiatan yang lebih senior. Kini keberjalanan mentoring
mentoring yang saat itu dirasa berpengaruh ditingkatkan dengan adanya pembinaan bagi
dalam menjaga ruhiyah anggota GAMAIS ITB mentor AAEI, pendataan kemajuan mentoring
mulai coba diterapkan kepada seluruh yang tertata lebih rapih, materi mentoring yang
mahasiswa muslim saat mengambil mata kulia lebih mudah diakses, serta pembagian jenis
AEI dengan beberapa adaptasi seperti bobot mentoring menjadi 3 yaitu mentoring reguler
materi yang dibuat lebih ringan. yang membahas pengetahuan agama Islam
Seiring berjalannya waktu muncul yang umum dan dapat diterapkan oleh
kebutuhan lain yaitu kebutuhan untuk mahasiswa dalam keseharian, lalu mentoring
mendekatkan mahasiswa muslim ke lingkungan tahsin reguler dan lanjut yang memberikan
masjid sehingga masjid tidak menjadi tempat fasilitas kepada mahasiswa untuk memperbaiki
yang asing bagi mahasiswa. Hal tersebut cukup bacaan Al-Qur’an. Untuk menunjang
penting mengingat Masjid merupakan salah kesejahteraan pelaksana kegiatan AAEI,
satu pusat pendidikan agama islam non formal mentor AAEI pun mendapat apresiasi berupa
yang dapat diikuti mahasiswa. Harapannya beasiswa yang didapatkan selama satu
selama 1 semester keberjalanan perkuliahan semester.
AEI, mahasiswa dapat mengenal Masjid bukan Untuk program ITB SC diwajibkan diikuti
hanya sebagai tempat ibadah namun juga satu kali untuk setiap mahasiswa dimana materi
sebagai tempat pengembangan diri, terutama yang disampaikan:
dalam aspek rohani. a. Materi pengenalan Masjid Salman.
Beberapa fasilitas yang diberikan Masjid b. Materi mengenai hubungan manusia
Salman untuk mahasiswa antara lain kajian dengan alam semesta, yang mengupas
pekanan, lingkungan kondusif untuk belajar dan alasan manusia diciptakan dan peran
berdiskusi, unit kegiatan pengembangan soft manusia secara umum.
skill, pembelajaran bahasa Arab dan bentuk c. Manusia dan Agama, yang mengkaji peran
pelayanan lain, yang diharapkan dapat banyak agama islam sebagai koridor bagi manusia
dimanfaatkan mahasiswa. dalam bertindak agar sesuai norma dan
Dengan mengenal dan mengetahui fasilitas dapat menuntun manusia menuju surga.
yang diberikan oleh Masjid Salman, diharapkan d. Manusia dan peradaban, yang membahas
pengembangan keislaman mahasiswa akan peran manusia sebagai seorang muslim
terbentuk pula atas kesadaran pribadi bukan dalam membentuk peradaban dimana
hanya karena paksaan dari mata kuliah yang dalam konteks ini disesuaikan oleh peran
diampu. mahasiswa yang akan berkiprah setelah
Dalam mengakomodir kebutuhan tersebut, lulus sesuai keahlian masing masing.
mata kuliah AEI bekerja sama dengan Masjid
Salman ITB mengadakan program tambahan Pada tahun 2015 hingga tahun 2018 sempat
berupa mabit atau menginap selama satu hari diberikan materi keprofesionalan dalam sudut
113
ISSN 2686-5513

pandang islam untuk menambah wawasan


mahasiswa dalam berperilaku setelah lulus
kuliah untuk memiliki sifat yang profesional
dan berintegritas. Namun tahun 2019 materi
tersebut dihilangkan dikarenakan keterbatasan
waktu yang tersedia untuk pelaksanaaan ITB
SC.
Diintegrasikannya kegiatan asistensi
(melalui pendekatan ke masjid dan mentoring)
dengan mata kuliah agama islam di kampus,
membuat isi perkuliahan menjadi semakin
kaya. Disaat perkuliahan memberikan materi
formal yang perlu diketahui peserta kuliah,
asistensi memberikan tambahan berupa hal
praktis beragama yang dijumpai di kehidupan
sehari hari serta memberikan pendalaman diri
akan hakikat sebagai seorang manusia sesuai
dengan panduan Al-Quran dan As-Sunnah.
Karena kuliah AEI bersifat wajib bagi
seluruh mahasiswa muslim, maka penetrasi
pendidikan agama menjadi semakin efektif
karena bisa menjangkau seluruh mahasiswa
muslim tanpa terkecuali. Dalam satu tahunnya,
mahasiswa yang mengambil mata kuliah AEI
dapat mencapai 2.700 orang.
Jika kita memperhatikan juga dengan
Saat ini kegiatan AAEI sudah mulai
jumlah mahasiswa ITB yang tiap tahunnya terus
mendapat dukungan dari Direktorat Pendidikan
bertambah, itu berarti kegiatan mentoring AAEI
dalam pelaksanannya sehingga proses
ini telah terinklusi dengan baik sehingga tiap
pelaksanaan dimasa mendatang akan semakin
tahunnya dengan jumlah mahasiswa yang
baik dengan semakin banyak lembaga yang
bertambah, angka partisipasinya pun cenderung
dilibatkan.
meningkat.
Kegitan mentoring ini bukan hanya
3. Hasil Dan Diskusi
melibatkan mahasiswa yang mengambil
Berikut disajikan data partisipasi kegiatan
matakuliah AEI saja namun juga melibatkan
mentoring dari tahun 2015 semester ganjil
mahasiswa yang telah mengambil matakuliah
hingga tahun 2018 semester ganjil. Terlihat
AEI sebelumnya sebagai mentor.
pada grafik bahwa angka partisipasi kegiatan
Jumlah mentor setiap tahunnya terus
mentoring mengalami peningkatan hingga
bertambah mengikuti dengan jumlah peserta
mendekati angka 90% dari peserta mata kuliah
yang mengambil mata kuliah dengan jumlah
AEI.
peserta setiap kelompok berkisar 10 hingga 15
orang.
Kegiatan ITB Spiritual Camp (ITB SC)
selalu diikuti lebih dari 95% mahasiswa setiap
semesternya karena kegiatan ini bersifat wajib.
Walaupun kegiatan ITB SC bersifat wajib dan
memaksa, banyak feedback positif yang
didapatkan oleh peserta setelah mengikuti
kegiatan ITB SC.
Setelah mengikuti ITB SC peserta akan
disurveyi terkait ketertarikannya untuk
beraktifitas di Masjid. Tingkat minat
mahasiswa untuk beraktifitas di Masjid pun
semakin tinggi dengan adanya program AAEI
ini. Rata-rata ketertarikan mahasiswa untuk
beraktifitas di Masjid Salman berada pada
angka diatas 20% dari mahasiswa yang belum

114
ISSN 2686-5513

pernah berkegiatan di Masjid Salman seperti fasilitas yang dibutuhkan oleh tim AAEI, dan
mengikuti kegiatan unit atau kepanitiaan yang kepada seluruh pengurus YPM Masjid Salman
ada di Masjid Salman. Mahasiswa ITB sendiri ITB dan juga Rumah Amal yang telah
yang telah beraktifitas di Masjid Salman memberikan banyak bantuan dan fasilitas
mencapai angka 30% dari total mahasiswa. dalam bentuk ruangan juga finansial.
Artinya, program AAEI telah Penulis juga ucapkan terimakasih kepada
meningkatkan minat mahasiswa untuk aktif seluruh Dosen mata kuliah agama serta selulruh
atau dekat dengan Masjid Salman dari angka staf perkuliahan ITB yang bersangkutan dalam
30% ke 50%, atau sekitar 1500 mahasiswa telah melancarkan program mata kuliah AEI sebagai
tertarik untuk beraktifitas di Masjid Salman sarana kolaborasi dengan YPM Salman ITB
ITB.
Daftar Pustaka
4. Kesimpulan [1] Rohman, Arif 2003, Potret Kemerosotan Moral
Kegiatan Asistensi Agama dan Etika Islam dalam Dunia Pendidikan Indonesia: Sebuah
telah banyak membantu mahasiswa untuk lebih Kritik dari Abdurrahman, UNY, Jogjakarta
mendalami agama yang dianutnya. Hal tersebut [2] Emirita, 2017, Pengaruh Pendidikan Agama
Islam Terhadap Pembentukan Akhlak dan
terlihat dengan banyak perubahan baik yang
Kedisiplinan Siswa di SDIT Insan Robbani
dialam mahasiswa seperti penignkatan solat Lampung Utara, UIN Raden Intan, Lampung
berjamaah sholat dhuha, semakin banyak [3] Reza, Iredho Fani, 2013, Hubungan Antara
mahasiswa yang menutup auratnya sesuai Religiusitas dengan Moralitas pada Remaja di
syariat, serta dapat terlihat pula pada Madrasah Aliyah (MA), UIN Syarif
peningkatan minat untuk berkegiatan di masjid Hidayatullah, Jakarta
kampus sebagai sarana pengembangan diri. [4] Suprayitno, Iswahyudi Joko, Dkk, 2017,
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Jumlah
Pengangguran di Kota Semarang, UNIMUS,
Semarang
[5] Suaidah, Imarotus, 2014, Pengaruh Tingkat
Ucapan Terimakasih
Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran di
Penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh Kabupaten Jombang, Kampus Kelintang,
pihak yang berkaitan atas selesainya makalah Surabaya
penelitian ini. Mulai dari tim AAEI yang [6] Dermawanti, dkk, 2015, Faktor-faktor yang
bertahun tahun telah setia untuk terus Mempengaruhi Kriminalitas di Kabuparen
mengembangkan sistem asistensi matakuliah Batang Tahun 2013 dengan Analisis Jalur,
agama, kepada ketua program AAEI, kepada Jurnal Gaussian, Semarang
Asisten Manager Sub-Bidang Pelatihan pada [7] Hariyani, Happy Febrina, dkk, 2016, Analisis
tahun 2015 hingga sekarang yang terus setia Faktor-Faktor yang Memengaruhi Korupsi di
mengawal keberjalanan tim AAEI. Kepada Kawasan Asia Pasifik, Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan Pembangunan, Bogor
Manager BMKA yang selalu memberikan

115
ISSN 2686-5513

Strategi Membangun Sinergi Forum Masjid Mushola BSD Di Tangerang


Selatan
Tursilo Prihandoko, Ajid Bangun, Mochamad Bachrum
Forum Masjid Mushola Bsd (FMMB) – Tangerang Selatan - Banten
tursilo.phd@gmail.com

ABSTRAK

Dengan hujjah QS [9]:18 dan QS [3]:104, pengurus FMMB BSD dan sekitarnya menyadari adanya potensi besar
yang dimilikinya. Untuk itu FMMB berikhtiar untuk memakmurkan masjid sebagai sarana ibadah dan pembinaan
umat. Dan di dalam mewujudkannya di lakukan strategi membangun sinergi antar masjid yang bertujuan
meningkatkan kualitas pengelolaan dan kemakmuran masjid. Tahun 2007 FMMB didirikan oleh pengurus 9 masjid
di BSD, yang di awali dengan program rutin Safari Sabtu Subuh (S3) yang berlangsung hingga kini. Di acara S3
ini diadakan juga agenda silaturahmi, sharing dan sinergi. Pada tahun 2018 sampai kini FMMB telah mempunyai
anggota 70 masjid dan tetap melanjutkan kiprahnya untuk mewujudkan BSD Kota Santri. Adapun Sharing dan
Sinergi menghasilkan program-program yang diadakan sepekan atau sebulan sekali diantaranya FMMB
mengadakan Qiyamullail, tausyah ahad subuh, sarapan bersama, dan tausyah Ahad Dhuha yang berhadiah umroh
gratis. Mempunyai sekitar 90 santri yang telah menghasilkan hafizh 30 juz. Mengadakan program ANNABA
(amalan nasi kotak) bagi sekitar 300 anak yatim. Mempunyai ATM beras yang di produksi Alumni ITB tahun 80.
Disamping itu FMMB juga melaksanakan kegiatan-kegiatan peduli sosial dan musibah yang berskala nasional,
melakukan pembinaan Mualaf Baduy di Lebak Baten, mengadakan moslem game antar masjid dan gerak jalan
Muharam, melakukan pelatihan teknologi coding bekerja sama dengan Sinar Mas Land. Silaturahmi dan Sharing
yang dilakukan secara berkesinambungan Merupakan, Kunci Membangun Sinergi, antar Masjid Mushola BSD
Tangerang Selatan.

Kata Kunci : FMMB, Strategi, BSD, Sinergi

1. Pendahuluan yang mendapat petunjuk” (QS. AT-TAUBAH 9 :


Disadari dengan semakin meningkatnya 18).
kesadaran beragama di kalangan ummat secara luas, Dengan semakin kompleks dan dinamisnya
khususnya di kalangan masyarakat madani, terutama kondisi keberagamaan ummat, telah menuntut
yang telah memiliki tradisi pembelajaran keilmuan perlunya wadah komunikasi dan koordinasi antar
agama dan kecerdasan sosial yang kuat menjadikan Masjid dan Mushola bersama seluruh komponen
semakin meningkatnya kegiatan keberagamaan di penunjangnya secara profesional, intensif dan
masjid dan mushalla yang melibatkan warga muslim sinergis di lingkungan BSD Serpong dan sekitarnya.
di BSD Serpong dan sekitarnya, dengan indikator Inilah yang mendasari niat untuk membentuk
tumbuhnya masjid-mushola baru di beberapa lokasi FORUM MASJID dan MUSHALLA BSD dan
merupakan kondisi yang patut disyukuri. Sekitarnya (FMMB BSD).
Setiap mukmin berkewajiban untuk Pertumbuhan dan perkembangan aktivitas dan
“memakmurkan” masjid sebagai salah satu upaya pendirian masjid dan mushalla di BSD Serpong dan
Syiar Islam di masyarakat luas. Masjid yang tidak sekitarnya yang demikian pesat, menumbuhkan
semata berfungsi sebagai tempat beribadah – shalat, keinginan untuk mempererat silaturahmi antar
berdzikir, ber i’tikaf, mendalami Al-Qur’an, tapi pengurus DKM masjid dan mushalla dalam rangka
juga terutama fungsi masjid sebagai Pusat ukhuwah Islamiyah, melalui sebuah wadah forum
Pembinaan dan Pemberdayaan Ummat, dalam masjid dan mushalla BSD Serpong dan sekitarnya.
pembinaan akhlak dan adab, proses belajar dan FMMB didirikan dalam upaya untuk
mengajar ilmu, kegiatan dakwah dan syiar Islam, mensinergikan pengelolaan Masjid dan Mushalla
aktivitas sosial dan kebudayaan, kaderisasi dalam mengatasi permasalahan ummat melalui
kepemimpinan muslim, ekonomi syariah serta Pemberdayaan Masjid berbasis ummat dengan
kesehatan masyarakat. pengelolaan manajemen dan kepemimpinan modern
Allah berfirman: “Hanyalah yang yang Profesional dan Mandiri.
memakmurkan Masjid-masjid Allah ialah orang- FMMB merupakan lembaga keagamaan dan
orang yang beriman kepada Allah dan hari sosial yang didirikan pada 24 Februari 2007 di BSD
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, Serpong, Tangerang Selatan, dengan dilandasi
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) semangat “Silaturahmi, Sharing dan Sinergi” dalam
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang menggalang silaturahmi, kebersamaan dan
yang diharapkan termasuk golongan orang-orang kerukunan ummat muslim. Sehingga keberadaan
masjid dan mushala dengan potensi dan kegiatan
116
ISSN 2686-5513

masing-masing dapat terintegrasi secara sinergis Dengan program rutin S3 (Safari Sabtu Subuh)
sekaligus sebagai wadah untuk saling berbagi Tahun 2010 diselenggarakan musyawarah kerja
(‘sharing’) permasalahan ummat yang dihadapi. dengan diikuti oleh perwakilan sekitar 37 masjid.
Peluncuran secara resmi ditandai dengan momen Program Safari Sabtu Subuh seribu jamaah mulai
kegiatan “Tabligh Akbar dan Gerak Jalan FMMB” dicanangkan rata 2 setiap 4 bulan sekali di masjid
di Masjid AL-HAKIM BSD pada tanggal 1 April yang berkapasitas besar. FMMB mendukung
2007. gerakan sholat subuh berjamaah secara nasional,
Sebagai upaya pengelolaan manajemen dimana Deklarasi Gerakan Indonesia Sholat Subuh
organisasi (‘idarah’) yang Profesional dan Mandiri, (GISS) diadakan di salah satu masjid anggota
FMMB memulai melakukan penataan organisasi FMMB (Masjid As Syarief) oleh Ustadz
melalui kegiatan “Musyawarah Kerja” pada 16 Muhammad Al Khatat.
Desember 2018 di Pondok Pesantren Peradaban Perencanaan jangka panjang di berbagai
Dunia “JAGAD ARSY” BSD yang dihadiri seluruh bidang dicanangkan untuk mewujudkan BSD Kota
perwakilan DKM FMMB Serpong dan sekitarnya. Santri. Tahun 2011 sampai 2015 pelaksanaan
Dalam Sesi ini telah ditetapkan dasar-dasar rencana jangka panjang, Tahun 2016 evaluasi dan
perencanaan strategik organisasi, visi dan misi serta modifikasi rencana jangka panjang. Tahun 2018
nilai-nilai organisasi (‘values’) yang akan menjadi musyawarah kerja telah dilakukan yang di hadiri
dasar perilaku dan kepemimpinan organisasi. perwakilan 70 masjid.

• Tujuan
Bersama DKM meningkatkan kualitas
pengelolaan masjid anggotanya dengan berbagai
cara dan aktivitas menyelenggarakan silaturahmi
sharing dan synergi bagi 70 masjid di BSD dan
sekitarnya.

• Metode yang digunakan


Secara rutin mengadakan Safari Sabtu Subuh .
Dan menggunakan media sosial sebagai sarana
2. Masalah yang Dikaji berkomunikasi.
Menciptakan strategi untuk membangun
sinergi pada masjid-masjid yang berafiliasi dengan
FMMB.
• Tahapan
Tahun 2007 FMMB didirikan oleh sekitar
pengurus sekitar 9 masjid di BSD dan sekitarnya.
117
ISSN 2686-5513

terbesar di BSD yang membuat ruangan shalat


sejuk.dan insyaallah shalat nya khusyuk.
6. Nurul Iman Nusa loka: mulai tahun 2010
secara isti qamah. mengadakan program
AnNaba : amalan nasi kotak bagi anak yatim.
Sekitar 300 kotak di infak kan oleh jamaah
FMMB dan dibagikan ke panti2 yatim.
7. Nurul Izzah Insan cendekia Madani Ciater:
alhamdulillah terkumpul dana paling banyak di
antara seluruh masjid masjid FMMB.
8. Al Madani Kencana loka: mempunyai
lapangan yang paling luas. Dan secara periodik
mengadakan super camp untuk anak anak Th
2018 ini Al Madani juga sudah menyiapkan
videowall yang terbesar diantara masjid 2 yang
ada di BSD.
9. Al Aqsha di De Latinos: mempunyai mart yang
paling maju dengan omset penjualan sekitar 7
juta per hari Masjid ini juga mempunyai rumah
sehat yang mempunyai dokter paling banyak .
10. Jami Raudhatul Jannah Vila Melati:
alhamdulillah Memiliki ruang Masjid yg
lapang bs menampung +- 750 jamaah & lahan
parkir yg luas Sejak th 2005 memiliki Program
Paguyuban Duka Cita yaitu pelayanan
pengurusan Jenazah bagi jamaah maupun
warga di Melati Mas. Program rutin Donor
Darah juga dilakukan
11. Baitul Hikmah, Baitul Muttaqien, AlHidayah
1.3, dan Ak Ikhlas serta Al Khoir KKMB Asy
3. Hasil dan Diskusi
Syarif , Serta Al Hakim: Program Jum'at
Program unggulan masjid-masjid yang
Barokah memberi makan siang gratis setiap
berafiliasi dan Bersinergi dengan Forum Masjid
selesai sholat Jum'at.
Mushalla BSD dan sekitarnya
12. Forum Bersama Solidaritas Tangerang
1. Al Asri Jelupang: mempunyai akses ke
Selatan untuk Palestina ( FB STUPA ): Telah
lapangan sepak bola .tiap bulan Muharam
menyelenggarakan orasi dan longmarch pada
mengadakan *gerak jalan sehat yang diikuti
SABTU 30 Des 17 dengan diikuti sekitar
Paling banyak orang.
15.000 jamaah.
2. Asy Syarif puspita loka: menyelenggarakan
13. Al Ikhlas: Menyelanggarakan Donor darah dan
tausyah Ahad Duha sejak 2007 dengan diikuti
Sunatan Masal Beberapa kali dalam setahun.
sekitar 700 sampai 1000 jamaah Setiap tahun
mengirim 4 sampai 5 jamaah Ahad Duha untuk
MASJID WILAYAH UTARA
umroh gratis. Bazar Ahad Duha yang sewa
U-1 Nur Hasan, Regency Melati Mas.
lapak dan mejanya paling murah juga
U-2 Al-Mutmainah, Regency Melati Mas.
diselenggarakan berbarengan dengan tausyah
U-3 Al-Maghfirah, Raya Serpong.
ini
U-4 Al-Muttaqien, Raya Serpong.
3. Al Hakim kencana loka: mengadakan tausyah
U-5 Al-Muhajirin, Pondok Jagung WTC.
Ahad Subuh dan sarapan bersama diikuti
U-6 Raudhatul Jannah, Villa Melati Mas.
sekitar 400 jamaah. ini merupakan program
U-7 Raudhatul Firdaus, River Park.
tausyah subuh yang rutin dan terbesar di BSD.
U-8 Al-Asri, Jelupang.
4. Baitul Hikmah Nusa loka: mempunyai
U-9 Al-Muhajirin, Jelupang.
pesantren tingkat Tsanawiyah gratis yang
U-10 As-Sajadah, Villa Melati Mas.
menghasilkan santri penghafal Quran 30 juz
U-11 Raudhatul Hakim, Villa Serpong.
dalam waktu 3 tahun.
U-12 Al-Hidayah, Lengkong Karya.
5. Baitussalam The Green: secara rutin
U-13 Al-Bayyinah, Serpong Park.
mengadakan Qiyamullail di Ahad pertama
U-14 Nurul Iman, Kampung Kandang.
setiap bulan dilanjutkan dengan shalat Subuh
U-15 Al-Ikhlash, Buaran Barat, Jelupang.
dan sarapan bersama . Di Baitussalam juga
U-16 Al-Istiqamah, Lengkong Kulon-Kyai.
disediakan Children Playground yg pertama di
seluruh masjid di BSD, sehingga anak anak dan
MASJID WILAYAH TENGAH
remaja jadi "kerasan" di lingkungan Masjid.
T-1 Al-Istiqamah, Giri Loka-1.
Selain itu masjid ini mempunyai kipas angin
T-2 As-Syarief, Puspita Loka.
T-3 Miftahul Jannah, Lengkong Barat.
118
ISSN 2686-5513

T-4 An-Nur, Polsek Serpong. S-14 Baitussalam, The Green.


T-5 Al-Ikhwan, Babakan, Giant. S-15 Insan Cendekia, Sekolah MAN IC.
T-6 Darus Saadah, 1.4 S-16 Al-Barakah (Ponpes), Ciater Maruga.
T-7 Al-Muhajirin, 1.5 S-17 Bahrul Ulum, Puspiptek.
T-8 Al-Firdaus, Foresta. S-18 Dzaratul Mutmainnah, BATAN.
T-9 At-Taubah, Kampung Dadap. S-19 Al-Istiqamah, Ciater Barat.
T-10 Baitul Muttaqin, 1.2 S-20 A-Barakah, Perum Suradita.
T-11 Nurul Falah, Anggrek Loka.
T-12 Daarul Islah, 1.2 extention.
T-13 Al-Ikhlash, Cilenggang.
T-14 Al Hidayah, 1.3
T-15 Ar-Rahman, 1.1
T-16 Baitul Hikmah, Nusa Loka.
T-17 Al-Ikhlash, 1.6
T-18 Jagad Arsy, Rawa Mekar Jaya.
T-19 Rabbani, Puspita Loka.
T-20 Nurul Iman, Nusa Loka.
T-21 Al-Ihsan, Lengkong Gudang Timur.
T-22 At-Taqwa, Lengkong Gudang Timur.
T-23 Al-Fath, BSI.
T-24 Al-Akyas, Istana Yatim.
T-25 Ulil Albab, 1.1.
4. Kesimpulan
MASJID & MUSHALA WILAYAH SELATAN Silaturahmi dan Sharing yang dilakukan secara
S-1 Cikal Harapan, Kencana Loka. Bersinambungan Merupakan, Kunci Membangun
S-2 Al-Mustaqim, Rawa Mekar Jaya. Sinergi, Di Forum Masjid Mushollah BSD
S-3 Al-Hidayah, Rawabuntu. Tangerang Selatan.
S-4 Al-Hakim, Kencana Loka.
S-5 Saifillah, Sevilla. Ucapan Terimakasih
S-6 Ar-Rahman, Rawa Mekar Jaya. Kami mengucapkan terima kasih pada Panitia
S-7 Al-Muhajirin, Ciater Permai. Seminar yang Menganjurkan Membuat Paper ini,
S-8 Al-Aqsha, DeLatinos. Pendiri-Pendiri FMMB, Ketua DKM dan Pengurus
S-9 Al-Kautsar, Taman Chrysant-2. Masjid-Masjid di Seluruh BSD dan Sekitarnya.
S-10 Al-Madani, Kencana Loka.
S-11 Mushala An-Nur*, Kencana Loka. Daftar Pustaka
S-12 Al-Ikhlash, Villa Dago Tol, Ciater. [1] FMMB. (2019). Profile FMMB.
S-13 Jihadul Mukhlisin – Baiturrahim.

119
ISSN 2686-5513

Tafsir Salman dan Kontribusinya dalam Kajian Tafsir


di Era Kontemporer
Rahman Hakim1
1
Dosen Bahasa Arab di P2B UIN Sunan Ampel, Surabaya
amanghakim88@gmail.com

ABSTRAK

Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang sangat mendukung ilmu pengetahuan. Asumsi ini didukung oleh
ayat-ayat yang menyinggung persoalan alam semesta dan keajaiban pencipta manusia yang jumlahnya mencapai
750 ayat. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah ayat yang berbicara permasalahan fikih atau akidah. Akan
tetapi, atensi umat Islam terhadap sisi ilmiah Al-Quran masih kurang atau bahkan minim sekali. Hal ini terbukti
dengan sedikitnya karya tulis di bidang tafsir yang menginterpretasikan Al-Quran dengan pendekatan sains. Untuk
menjawab tantangan tersebut, sekelompok ilmuwan, dosen, pemikir dan ustadz dari kalangan kampus ITB secara
kolektif membuat sebuah buku tafsir Al-Quran dengan menitikberatkan kajian mereka terhadap sisi ilmiah Al-
Quran yang termaktub dalam Juz 30. Makalah ini bertujuan untuk membahas urgensi penafsiran Al-Quran dengan
pendekatan sains untuk memahami ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung persoalan alam semesta dan
mengetahui kontribusi Tafsir Salman dalam kajian Tafsir di era kontemporer ini. Terdapat tiga kontribusi besar
Tafsir Salman dalam kajian tafsir di era kontemporer. Pertama, Tafsir Salman berhasil mengisi celah kelangkaan
referensi tafsir Al-Quran berbasis sains di dunia Islam secara umum, dan Indonesia secara khusus. Kedua, Tafsir
Salman merupakan perintis metode ijtihad jama’i dalam interpretasi Al-Quran. Ketiga, Tafsir Salman mampu
menjelaskan dengan baik interpretasi ayat kauniah Al-Quran yang belum dipahami secara komprehensif jika
menggunakan metode klasik.

Kata Kunci: Tafsir Ilmiah, Tafsir Salman.

1. Pendahuluan dengan berbagai macam corak yang digunakan,


Al-Quran adalah kitab suci yang sangat namun minim sekali yang mengkaji sisi ilmiah Al-
mendukung ilmu pengetahuan. Eksistensi ayat-ayat Quran (Tim Salman, 2014).
yang membahas perihal kosmos jumlahnya Kurangnya produk tafsir yang mengupas
mencapai 750 ayat, jauh lebih banyak daripada isyarat-isyarat ilmiah dalam ayat alam semesta ini
jumlah ayat yang membahas permasalahan fikih. telah mempersulit ilmuwan muslim untuk
Namun pada realitanya, karya-karya tafsir di memahami Al-Quran sebagai kitab suci, apalagi
kalangan umat Islam sejak dahulu hingga saat ini untuk mengajarkan pesan-pesannya bagi masyarakat
lebih banyak didominasi dengan pendekatan Islam secara luas. Menyadari kenyataan ini, Tim
linguistik, fikih, akhlak serta tasawuf; dan sangat Tafsir Ilmiah Salman ITB berusaha mengisi celah
sedikit sekali yang membahas secara mendalam kelangkaan tafsir ‘ilmi dengan mengkaji secara
ayat-ayat yang memiliki relevansi dengan alam mendalam ayat-ayat yang berkenaan dengan alam
semesta (Tim Salman, 2014: 7). semesta dan membukukan hasil kajiannya dalam
Fakta ini diungkap oleh Tantawi Jauhari (1351 satu kitab tafsir. Selain itu, usaha penulisan Tafsir
H: 4) penyusun kitab tafsir Al-Jawahir, yang Salman dilakukan dalam rangka memberikan
menyatakan pemaknaan segar dan konstektual atas isyarat-isyarat
‫ فأما‬,‫و في القرآن من آيات العلوم ما يربو على سبعمائة و خمسين آية‬ ilmiah yang terkandung dalam ayat Al-Quran. Tim
.‫علم الفقه فال تزيد آياته الصريحة عن مائة و خمسين آية‬ Penyusun khawatir jika ijtihad modern tidak
Ayat-ayat yang memiliki korelasi dengan ilmu dilakukan untuk memahami Al-Quran,
pengetahuan umum dalam Al-Quran jumlahnya dikhawatirkan generasi di masa depan akan
lebih dari 750 ayat. Sedangkan ilmu fikih, ayat- memandang Al-Quran sebagai kitab yang usang dan
ayatnya tidak lebih dari 150 ayat saja. akan berpaling darinya karena sulit dipahami (Tim
Penyusunan Tafsir Salman di lingkungan Salman, 2014).
kampus ITB lahir dari kegelisahan sekelompok Makalah ini membahas (1) urgensi interpretasi
ilmuwan ITB yang mendapati fakta bahwa Al-Quran melalui pendekatan sains untuk
perkembangan tafsir Al-Quran berbasis sains memahami ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung
jumlahnya masih minim, bukan hanya di dunia Islam persoalan kosmos dan (2) kontribusi Tafsir Salman
secara umum, akan tetapi di Indonesia secara dalam kajian Tafsir di era kontemporer ini,
khusus. Kegiatan kajian tafsir Al-Quran selalu mengingat kajian ilmiah semacam ini masih sangat
berkembang pesat sejak generasi awal agama Islam. minim atau bahkan jarang dilakukan oleh umat Islam
Kajian-kajian tersebut menghasilkan karya-karya sendiri.
tulis di bidang tafsir yang tak terhitung jumlahnya
120
ISSN 2686-5513

2. Tafsir Ilmiah Al-Quran dan Posisinya Quran adalah teori sains yang telah dianggap valid
dalam Studi Tafsir oleh para ilmuwan dan sudah terbukti kebenarannya.
Interpretasi Al-Quran memiliki peran sentral Adapun teori ilmiah yang masih sebatas wacana atau
dalam setiap sendi kehidupan umat Islam. Sesuai diragukan kebenarannya oleh sebagian ilmuwan
dengan asumsi bahwa Al-Quran salihun likulli tidak diperkenankan sebagai referensi untuk
zaman wa makan, maka kaum intelektual muslimin menjelaskan sisi ilmiah Al-Quran. Kedua, tafsir
selalu mengkaji Al-Quran sesuai dengan situasi ‘ilmi tidak boleh keluar dari kaidah kebahasaan ayat
sosial dan peradaban manusia zamannya. Hal ini yang akan dijelaskan sisi ilmiahnya, baik dari sisi
terbukti dengan kemunculan setiap karya tafsir di konteksnya atau pun makna orisinil kosakata
setiap zaman. Bukan hanya kitab tafsirnya saja yang tersebut dalam bahasa Arab. Sehingga, kosakata
berkembang, akan tetapi juga metode dan corak bahasa Arab yang dikenal pada era kontemporer
yang digunakan (Mustaqim, 2012: 1). tidak sah digunakan untuk memahami Al-Quran
Urgensi sains dalam interpretasi Al-Quran karena sudah mengalami pergesaran makna. Makna
sejatinya justru diungkapkan sejak beberapa ribuan yang tidak terkandung dalam kosakata tidak boleh
tahun lalu oleh seorang ulama terkenal yang hidup dipaksakan dengan makna lain agar terkesan selaras
pada abad 11 M, yaitu Imam Ghazali dalam bukunya dengan ilmu pengetahuan umum modern yang
Jawahir Al-Quran. Menurut Ghazali (1990) ayat- dipahami oleh penafsir ilmiah. Ketiga, mengingat
ayat yang berbicara tentang kosmos dan proses tafsir ilmi sifatnya adalah menambahkan atau
penciptaan tubuh manusia tidak akan bisa diketahui mengembangkan penafsiran Al-Quran yang sudah
dengan baik jika tidak dipahami dengan bantuan dirintis oleh ulama terdahulu. Maka, penafsir ilmiah
ilmu pengetahuan yang berkaitan. Seperti peredaran tidak boleh mengklaim bahwa kajian tafsirnya yang
matahari dan bulan dipahami dengan ilmu paling benar dan bahwa umat Islam dari generasi
Astronomi. Struktur tubuh manusia dipahami terdahulu hingga masanya tidak ada yang paham
dengan ilmu Anatomi, dan seterusnya. Oleh sebab sama sekali makna aslinya (Qardawi, 2000: 382).
itu, memahami Al-Quran, khususnya ayat-ayat yang
memiliki relevansi dengan kosmos dan penciptaan 3. Tafsir Salman
manusia memerlukan pendekatan dari ilmu 1. Latar belakang penyusunan Tafsir Salman
pengetahuan umum yang terkait untuk bisa Tafsir Salman merupakan akronim dari nama
menelaah maknanya dengan baik. Hal semacam ini aslinya yang berjudul lengkap Tafsir Salman: Tafsir
tidak mungkin bisa dicapai jika hanya Ilmiah Atas Juz ‘Amma. Nama Salman diambil dari
mengandalkan tafsir berbasis riwayat atau tafsir nama Masjid Salman yang berada di lingkungan
linguistik. kampus Institut Teknologi Bandung. Masjid Salman
Pernyataan Ghazali tersebut juga didukung merupakan tempat awal mula kemunculan ide
oleh Qardawi (2000: 380), menurutnya setiap ahli di penulisan tafsir bercorak ilmiah sekaligus sebagai
bidang keilmuan biasanya mempunyai kepekaan tempat perumusan Tafsir Salman (Firmansyah,
yang lebih sensitif dalam memandang makna suatu 2018). Berangkat dari keprihatinan akan minimnya
ayat Al-Quran yang tidak dapat ditangkap oleh pakar literatur yang mengupas sisi ilmiah Al-Quran di
lainnya. Ahli tasawuf lebih peka terhadap sisi kalangan umat Islam, maka sekelompok dosen
kandungan moral dan spiritual pada suatu ayat. Ahli umum, pemikir dan jajaran ustadz di kampus ITB
hukum lebih peka terhadap sisi hukumnya, ahli ilmu Bandung bersatu padu untuk menghasilkan suatu
sosial juga lebih peka terhadap persoalan sosial yang karya tafsir ilmiah Al-Quran, mereka menamakan
tertera pada ayat. Demikian pula dengan ahli ilmu diri mereka sebagai Tim Tafsir Ilmiah Salman ITB.
pengetahuan umum modern, sudah tentu mereka Ekspektasi dari penulisan tafsir ilmiah Al-Quran ini
akan lebih peka terhadap sisi-sisi ilmiah yang tidak adalah mengisi celah yang selama ini kurang
mungkin bisa dinalar oleh ahli di bidang hukum atau diperhatikan oleh umat Islam, yaitu mengeksplorasi
tasawuf. sisi-sisi ilmiah Al-Quran yang hampir tidak pernah
Bertolak dari asumsi ini, maka muncul suatu dijamah oleh ulama dan membukukan hasil kajian
corak penafsiran Al-Quran yang berpijak pada ilmu tersebut agar menjadi referensi abadi bagi umat
pengetahuan umum guna memahami ayat-ayat Al- Islam di Indonesia, bahkan mancanegara. Hasilnya
Quran yang berbicara perihal alam semesta dan adalah sebuah karya di bidang tafsir ilmi yang
keajaiban penciptaan manusia (Farmawi, 1997: 28). dinamakan Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah atas Juz
Fakta ini selaras dengan realitas kondisi sosial, ‘Amma (Tim Salman, 2014: 5).
politik, dan ilmu pengetahuan yang memberikan Gagasan penulisan Tafsir Salman muncul pada
kontribusi dalam mewarnai interpretasi teks-teks pertengahan tahun 2010. Lalu ide tersebut
keagamaan seperti Al-Quran dan Hadis (Mustaqim, ditindaklanjuti dengan pertemuan para perintisnya
2012: 2). pada akhir September 2010. Diskusi-diskusi
Meskipun demikian, tafsir ilmiah harus mengenai ayat ilmiah yang terdapat dalam Al-Quran
berjalan sesuai kaidah dan tidak boleh dilakukan dimulai pada bulan Oktober 2010 hingga akhirnya
secara serampangan. Oleh sebab itu, ulama Tafsir Salman bisa diterbitkan secara utuh untuk
menetapkan syarat agar tafsir ilmi bisa diterima pertama kali oleh Penerbit Mizan Pustaka pada
untuk menafsirkan Al-Quran. Pertama, sains yang Oktober 2014. Hal tersebut membutuhkan rentang
dijadikan acuan untuk menjelaskan sisi ilmiah Al- waktu sekitar lima tahun sejak pertama kali gagasan
penulisan tafsir ilmi ini muncul, yang dilanjutkan
121
ISSN 2686-5513

dengan diskusi dan lain-lain hingga pada akhirnya Astronomi, Geofisika, Biologi, Fisika, Psikologi,
bisa dipublikasikan kepada khalayak ramai (Tim Kedokteran, dan lain lain yang berkumpul menjadi
Salman, 2014). satu untuk mengkaji berbagai sisi ilmiah yang
2. Keistimewaan Tafsir Salman terkandung dalam ayat Al-Quran. Selain itu, guna
Menurut hemat Penulis, keistimewaan Tafsir menjaga agar kajian yang ada tidak keluar dari
Salman adalah sebagai perintis metode ijtihad koridor ilmu tafsir, maka ahli bahasa dan agama
jama’i dalam kajian tafsir ilmiah Al-Quran. Ijtihad turut berperan untuk mengkaji sisi linguistik ayat
jama’i adalah istilah yang digunakan pada bidang yang akan dibahas, serta menampilkan penafsiran
hukum Islam saat para pakar berbagai disiplin ulama terdahulu terhadap ayat tersebut. Kolaborasi
keilmuan agama berkumpul menjadi satu untuk dari berbagai macam disiplin ilmu yang berbeda
membahas suatu persoalan yang membutuhkan inilah yang menjadi ciri khas utama dan
masukan dari berbagai macam paradigma yang keistimewaan tersendiri Tafsir Salman yang tidak
berbeda. Maka pakar ilmu ushul fikih memberikan dimiliki oleh buku tafsir ilmi lainnya. Bahkan satu-
pandangannya dari sudut pandang ilmu ushul fikih. satunya kitab tafsir ilmi terlengkap yang
Ahli hadist memberikan pandangannya dari sudut menafsirkan seluruh Al-Quran, yaitu kitab al-
pandang ilmu hadist. Ahli tafsir memberikan Jawahir fi Tafsir Al-Quran karya Tantawi Jauhari,
pandangannya dari sudut pandang ilmu tafsir Al- hanya dikerjakan dan dikaji seorang diri, yang tentu
Quran, dan seterusnya. Setelah semua pendapat saja hasilnya tidak akan semaksial apabila dikaji
dipaparkan dan setiap sisi dikaji, maka anggota yang secara bersama-sama oleh berbagai pakar
ada bermusyawarah bersama pimpinan untuk multidisiplin ilmu pengetahuan umum dan agama.
menentukan status hukum masalah tersebut, apakah Maka menurut hemat penulis, Tafsir Salman
boleh atau tidak. Metodologi ijtihad jama’i sangat merupakan satu-satunya kitab tafsir ilmi yang
diperlukan mengingat persoalan yang ada bisa jadi menggunakan metodologi ijtihad jama’i.
memiliki dimensi yang luas sedangkan bidang Metodologi yang digunakan oleh Tim Tafsir Ilmiah
keilmuan yang dikuasai oleh setiap ahli terbatas. Salman ITB merupakan suatu terobosan yang patut
Dengan duduk bersama membahas suatu persoalan, dicontoh untuk penulisan tafsir ilmi di masa yang
kekurangan yang ada akan tertutupi oleh kelebihan akan datang.
anggota lainnya dan kelebihan anggota tersebut akan 3. Contoh interpretasi ilmiah dalam Tafsir
menutupi kelemahan anggota lainnya. Dengan Salman
demikian, kajian tersebut lebih kuat karena satu Di dalam Q.S. al-Naba’ 6-7, Allah
persoalan dibahas dari berbagai macam sudut menyebutkan salah satu fungsi ciptaannya yang
pandang yang berbeda-beda (Asmani, 2007). bernama gunung adalah sebagai pasak di muka bumi
Tafsir Salman menurut pengamatan penulis, ini. Pasak oleh manusia dikenal sebagai sarana untuk
merupakan satu-satunya kitab tafsir bercorak ilmiah memberikan kestabilan pada suatu benda agar benda
yang menggunakan metodologi ijtihad jama’I, tersebut menjadi rekat dan stabil. Allah menciptakan
bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia Islam. gunung sebagai pasak agar bumi ini menjadi tenang
Karya tafsir di bidang corak ilmiah selama ini dan tidak berguncang hebat. Fungsi gunung ini,
dilakukan oleh individu dengan satu-dua bidang dijabarkan oleh Allah dalam Al-Quran;
keilmuan yang dikuasai oleh pengkajinya. Padahal, ‫( ) ألم نجعل األرض مهادا ( ) و الجبال أوتادا‬
di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali tema sains Bukankah kami jadikan bumi itu sebagai
yang beranekaragam, hal tersebut tentu saja hamparan. Gunung-gunung sebagai pasak.
membutuhkan pendekatan dengan perspektif Pasak dalam ayat tersebut menggunakan kata
keilmuan sains yang berbeda pula. Di sisi lain, watad, dan bentuk jamaknya adalah awtad
kebanyakan sisi ilmiah Al-Quran dikaji oleh (Munawir, 1997: 1534). Watad dalam kamus bahasa
seseorang yang kurang memiliki kapabilitas dalam Arab klasik memiliki arti sebagai benda yang
keilmuan bahasa Arab dan penguasaan ilmu-ilmu digunakan untuk ditancapkan ke dalam bumi (Fairuz
keislaman, khususnya yang berkaitan dengan ilmu Abadi, 2008: 1378). Masyarakat Arab dahulu
Al-Quran dan tafsir. Hal ini pula yang menyebabkan menggunakan kata ini untuk menyebut benda yang
sebagian kalangan menolak tafsir ilmi, karena secara digunakan sebagai pengikat tali kemah di padang
umum kajian ilmiah Al-Quran dilakukan oleh orang pasir dengan cara ditancapkan ke dalam tanah agar
yang tidak memiliki keahlian di bidang ilmu bahasa benda yang diikat tidak oleng saat diterjang angin
Arab dan agama. Idealnya, kajian tafsir ilmi (Shihab, 2012).
dilakukan oleh orang yang ahli bidang ilmu sains Mufasir terdahulu menjelaskan bahwa ayat ini
sekaligus orang yang ahli bidang tafsir Al-Quran. menginformasikan bahwa gunung memiliki fungsi
akan tetapi seseorang yang memiliki kriteria seperti pasak atau paku, yang berguna untuk
semacam ini sangat jarang ditemukan atau bahkan menstabilkan bumi, sebagaimana kemah yang bisa
tidak ada sama sekali. Ketidakseimbangan ini tentu berdiri dengan baik dengan bantuan patok-patok
tidak bisa menghasilkan suatu analisis ilmiah yang menyangga keberadaannya (Shihab, 2012).
terhadap ayat Al-Quran yang hasilnya memuaskan Para mufasir juga menjelaskan bahwa gunung
(Asmani, 2007). berfungsi untuk mencengkram bumi agar tidak
Menyadari keterbatasan ini, maka Tim Tafsir goyah dan bergetar (Sa’di, 2003; Mahalli dan Suyuti,
Ilmiah Salman ITB tampil dengan suatu tim yang 2010). Dengan demikian, Al-Quran menjelaskan
terdiri dari berbagai macam ilmu sains, seperti ilmu bahwa fungsi gunung adalah untuk menstabilkan
122
ISSN 2686-5513

bumi agar dapat berdiri dengan kokoh dan tidak keberadaan ayat-ayat yang menyinggung alam
goyah sehingga layak dihuni oleh makhluk hidup, semesta dan penciptaan manusia, maknanya tidak
terutama manusia. akan dipahami secara komprehensif jika hanya
Namun sayangnya, jika ditelisik lebih dalam menggunakan metode penafsiran klasik, akan tetapi
keterangan yang terdapat pada kitab-kitab tafsir dibutuhkan bantuan sains untuk memahami
terdahulu perihal tafsir Q.S. al-Naba’ ayat 7, interpretasinya secara utuh.
kesemuanya hanya pada taraf menjelaskan fungsi Ada tiga kontribusi besar Tafsir Salman dalam
gunung sebagai pasak yang memberikan kestabilan kajian tafsir di era kontemporer. Pertama, Tafsir
pada bumi agar tidak goyah. Kitab-kitab tafsir Salman berhasil mengisi celah kelangkaan referensi
tersebut belum sampai pada taraf menjelaskan tafsir Al-Quran berbasis sains di dunia Islam secara
bagaimanakah perincian geografis gunung sehingga umum, dan Indonesia secara khusus. Oleh karena
keberadaannya bisa menjadi penstabil keberadaan itu, penulis merekomendasikan agar Tafsir Salman
bumi? Bagaimanakah peran sesungguhnya gunung diterjemahkan ke bahasa Inggris agar manfaatnya
di bumi ini sehingga ia mampu menyelamatkan bumi dapat dikaji secara luas dalam skala internasional.
dari guncangan hebat yang bisa membawa bumi Kedua, Tafsir Salman merupakan perintis metode
menuju kehancuran jika tanpa keberadaannnya? ijtihad jama’i dalam interpretasi Al-Quran.
Berkaitan dengan peranan gunung-sebagai Diharapkan hal ini dapat menjadi model ideal bagi
pasak di muka bumi ini, Tim Salman (2014) dalam penafsiran Al-Quran berbasis sains di masa
tafsirnya mampu menjelaskan dengan sangat selanjutnya. Ketiga, Tafsir Salman mampu
komprhensif bagaimana sebenarnya peran gunung menjelaskan dengan baik interpretasi ayat kauniah
hingga Allah menyebutnya sebagai pasak bumi. Al-Quran yang belum dipahami secara
Dalam Tafsir Salman dijelaskan bahwa pada komprehensif jika hanya menggunakan pendekatan
hakikatnya kulit terluar bumi yang disebut sebagai klasik.
litosfer, bergerak dengan sangat perlahan hingga
tidak disadari makhluk hidup yang tinggal di Daftar Pustaka
atasnya. Salah satu sebab litosfer berjalan perlahan [1] Asmani, Jamal Ma’mur. 2007. Fiqh Sosial:
adalah karena keberadaan gunung-gunung yang Kiai Sahal Mahfudh: Antara Konsep dan
mampu ‘mengerem’ laju pergerakan litosfer agar Implementasi.Penerbit Khalista. Surabaya.
tidak bergerak terlalu cepat hingga menyebabkan [2] Bantani, Muhammad bin ‘Umar al-Jawi. 2003.
guncangan yang membahayakan makhluk hidup Marah Labid li Kashf Ma‘na Al-Quran al-
yang tinggal di atasnya seperti manusia, hewan dan Majid Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah. Beirut.
tumbuh-tumbuhan. Gunung-gunung inilah yang [3] Farmawi, Abd’ al-Hayy. 1997. Bidayah fi al-
memberi kestabilan pada bumi, sebagaimana yang Tafsir al-Mawdu‘i. Hadharah al-Arabiyyah.
dijelaskan dalam Tafsir Salman: Mesir.
Selanjutnya pada ayat (7) surah Al-Naba’, [4] Firmansyah, Teguh. 2014. Tafsir Salman,
gunung-gunung disebut sebagai “pasak”. Upaya Ilmuwan ITB Gali Makna Ilmiah Al-
Penyebutan tersebut bisa dijelaskan dengan sains Quran https://m.republika.co.id/amp/nf7yla1.
modern. Dalam Teori Tektonik Lempeng, gunung 25 Agustus 2018 (13.00).
api yang terbentuk sepanjang punggung jalur [5] Fairuz Abadi, Muhammad bin Ya‘qub. 2008.
subduksi sebagai pasak atau paku raksasa. Paku ini al-Qamus al-Muhit. Dar al Ma‘rifah. Beirut.
mengerem laju litosfer agar tidak terlalu cepat [6] Ghazali, Abu Hamid. 1990. Jawahir Al-Quran.
berjalan sehingga berpotensi menimbulkan Dar Ihya al-‘Ulum. Beirut.
guncangan yang sangat kuat. Pasak gunung tersebut [7] Jauhari, Tantawi. 1351 H. al-Jawahir fi Tafsir
berupa jalur magma sepanjang cekungan busur Al-Quran. Mustafa al-Halabi wa
belakang (back arc basin). Cekungan di sepanjang Awladih:Mesir.
perbatasan lempeng benua dan samudra ini [8] Mustaqim, Abdul. 2012. Epistimologi Tafsir
menonjol jauh di atas permukaan membentuk jalur Kontemporer. Penerbit Lkis. Yogyakarta.
pegunungan dan gunung api (Tim Salman, 2014). [9] Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus Al-
Penafsiran dengan corak ilmiah terhadap ayat- Munawwir. Pustaka Progressif. Surabaya.
ayat Al-Quran yang disuguhkan dalam Tafsir [10] Mahalli, Jalal al-Din dan Jalal al-Din Suyuti.
Salman mampu menyingkap sesuatu yang tidak 2010. Tafsir al-Jalalain. Nur al-Huda.
mampu diungkap oleh interpretasi yang Surabaya.
mengandalkan pendekatan riwayat ataupun [11] Qardawi, Yusuf. 2000. Kayfa Nata‘amal ma’a
pendekatan kesustraan bahasa Arab semata. Hal ini Al-Quran al-‘Azim. Dar al-Shuruq. Kairo.
juga mempertegas posisi tafsir ilmi yang berperan [12] Shihab, M. Quraish. 2012. Tafsir al-Misbah:
untuk memberikan warna baru dalam khazanah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran.
penafsiran Al-Quran di samping corak-corak lain Lentera Hati. Jakarta.
yang sudah ada dan memberikan sumbangsihnya [13] Sa‘di, Abd. Al-Rahman bin Nasir. 2003. Taysir
(Qardawi, 2000). al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al
Mannan Dar Ibnu Hazm. Beirut.
4. Kesimpulan [14] Tim Tafsir Ilmiah Salman ITB. 2014. Tafsir
Tafsir Al-Quran dengan sudut pandang sains Salman: Tafsir Ilmiah atas Juz ‘Amma. Mizan
adalah suatu keniscayaan. Merujuk fakta banyaknya Pustaka. Bandung.
123
ISSN 2686-5513

Menyandingkan Ijtihad, Fatwa dan Nubuat


dalam Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Masjid
Fauzan A. Noe’man1, Tendy Y. Ramadin2
12
Tim Arsitek YPM Salman ITB, Bandung
mastendyyramadin@gmail.com

ABSTRAK

Peradaban Islam menurutkan catatan sejarah senantiasa didahului dengan kehadiran Masjid. Rasulullah Salallahu
Alaihi Wassalam mendahulukan membangun masjid sebelum fasilitas yang lainnya. Demikian halnya ilmu
pengetahuan ke-Islam-an tumbuh dan berkembang dari masjid. Tataran keilmuan yang dimulai dari 'ilmal yaqin'
lalu 'ainal yaqin' hingga 'haqqul yaqin' diajarkan dengan berkah wasilah keutamaan bangunan Masjid. Maka tidak
heran universitas Islam pertama di bumi ini adalah masjid.
Kendati demikian pada kenyataannya bahkan menurutkan catatan sejarah, arsitektur masjid tidak serta merta
diketahui lengkap tuntunan baik dari Al Qur'an dan As Sunnah dalam ketentuan untuk mendirikannya. Arsitek
Masjid dari masa ke masa mengeksplorasi kepiawaiannya mengolah massa ruang, bentuk dan simbol dengan
ragam yang beraneka, bahkan acapkali ada yang bersinggungan dengan kontroversi, baik dari aspek pemahaman
terhadap ayat Kauniyah dan ayat Qauliyah. Sisi kreatif seorang perancang masjid dapat menggiringnya
mengesampingkan tujuan utama nan luhur dari didirikannya bangunan masjid, apabila belum dilengkapi perangkat
pengetahuan ke-Islam-an yang memadai.
Tulisan ini akan mengulas beberapa 'titik kritis' secara operasional dan estetik maupun makna simbolik sebagai
bekal awal perancang arsitek masjid mengguratkan karya kreatifnya.
Sekumpulan pengalaman empirik dan ruhaniah dari sejumlah perancang masjid yang gayut menjadi rujukan
penting agar dirasakan ada nuansa akademis dan objektif dalam tulisan ini.
Sanwacana dari tulisan ini bermaksud memperkaya cakrawala keilmuan arsitektur dan desain pada umumnya,
pada khususnya menjadi bahan acuan pertama dan mendasar agar arsitektur masjid dapat berkontribusi berperan
sebagai bagian dari 'pendidikan publik' dengan semangat keummatan, berlomba dalam meraih kebaikan dari
pijakan kebenaran.

Kata Kunci : Ijtihad, Arsitektur Masjid, Pendidikan Publik

1. Pendahuluan arsitektur masjid tidak serta merta diketahui lengkap


Dalam Surat Al-Isra Ayat 110 tuntunannya, baik yang bersumber dari Al Quran
mau pun As Sunnah dalam ketentuan untuk
ُ‫الرحْ َٰ همنه ۖ أهيًّا هما ته ْدعُوا فهلهه‬
َ ‫ّللاه أهو ا ْدعُوا‬َ ‫قُل ا ْدعُوا‬ mendirikannya.
‫ت ب هها هوا ْبتهغ هبيْنه‬ْ ‫ص هَلتكه هو هل تُخهاف‬ ‫ْاْل ه ْس هما ُء ْال ُح ْسن َٰهى ۚ هو هل تهجْ هه ْر ب ه‬ Arsitek Masjid dari masa ke masa berpeluang
‫يَل‬ً ‫سب‬‫َٰذهلكه ه‬ mengeksplorasi kepiawaiannya mengolah massa
ruang, bentuk dan simbol dengan ragam varian yang
Qulid'ullāha awid'ur-raḥmān, ayyam mā tad'ụ sangat beraneka, bahkan acapkali ada saja yang
fa lahul-asmā`ul-ḥusnā, wa lā taj-har biṣalātika wa bersinggungan dengan kontroversi, baik dari aspek
lā tukhāfit bihā wabtagi baina żālika sabīlā pemahaman terhadap ayat Kauniyah dan ayat
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar- Qauliyah.
Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Sisi kreatif dan 'dorongan bermain' seorang
Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang perancang masjid dapat menggiringnya
terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu mengesampingkan tujuan utama nan luhur dari
dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya didirikannya bangunan masjid, apabila belum
dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". dilengkapi perangkat pengetahuan ke-Islam-an yang
Mengawali sebuah tulisan dengan beban memadai untuk memulainya.
akademis sesungguhnya memerlukan pemikiran Sohail Hashmi (2018), seorang sejarawan,
yang mendalam dan hati-hati. Berangkat dari ‘pesan’ seorang akademisi dan pembuat film mengatakan:
itulah tulisan ini mencoba mengalirkan gurat "Architecture is not about math or zoning — it's
ingatan dan sejumlah bahan bacaan sederhana yang about visceral emotions".
diramukan dalam tulisan ini. Masjid memiliki tempat yang bermakna
Tulisan ini berupaya membangun sebuah istimewa dalam relung hati seorang muslim.
interpretasi ‘jalan tengah’ dari sekumpulan Sehingga seorang arsitek muslim yang memiliki
pemikiran tentang arsitektur masjid dan ragam kemampuan untuk mendesain arsitektur bangunan
ijtihadnya. Ijtihad tersebut diperlukan karena pada seyogianya berusaha untuk menerapkan spirit
kenyataannya bahkan menurutkan catatan sejarah, keislaman dalam karyanya. tersebut. Arsitektur
124
ISSN 2686-5513

merefleksikan keyakinan beragama sekaligus tidak praktis.


mengkombinasikan unsur tempatan yang ada. Pola Langgam arsitektur tropis memberikan
bangunan yang terwujud pada akhirnya pengaruh dalam pengaturan ventilasi, teritisan atap
mencerminkan kesatuan tauhid. Pada gilirannya lebar dan selasar. Secara khusus, atap dikontruksi
tetap mendapatkan nuansa tempatan, yang menyatu. dengan bentuk atap datar misalnya, dengan
Masjid-masjid adalah mercusuar kemajuan menimbang kebutuhan untuk sirkulasi udara, masjid,
komunitas muslim, sekaligus sebagai simbol dari hadir dalam bentuk nyata. Formasi sebuah obyek
ketaatan atas pemahaman agama yang diusahakan bangunan, termasuk masjid senantiasa dilingkupi
untuk terimplementasi secara paripurna. oleh pemahaman kosmologi. Ini juga menjadi
Seni menjadi bagian arsitektur dari simbol penjelasan bagaimana usaha mendirikan masjid
dalam kehidupan. Arsitektur berhubungan dengan yang secara tidak langsung menggambarkan
ekspresi beragama dalam konteks hubungan keyakinan yang dianut komunitas yang
manusia dengan bangunan. membangunnya. Bentukan fisik menyangkut bagian
Penelitian secara komprehensif tentang terkecil dari tatanan sosial dalam bentuk ruang.
gambaran arsitektur Islam kerap dilakukan para Orientasi kehidupan masyarakat dapat dibaca dari
akademisi. Seni menjadi bukti otentik akan aspek bentuk bangunan sebagai produk kolektif. Perilaku
keberagamaan yang mendorong berkreasi. masyarakat menjadi latar belakang pembentukan
Pembahasan arsitektur dengan demikian, menjadi semua bagian ini.
dasar adanya kecenderungan untuk memenuhi Tipologi kawasan masjid secara umum
kebutuhan keseharian dengan tetap berdasar kepada merupakan tuntutan atas kepentingan fungsional.
keyakinan yang dijadikan sebagai pandangan, Sehingga masjid bukan saja menjadi tempat shalat
sekaligus sebagai jalan hidup yang tidak hanya semata tetapi juga menjadi kompleks yang
diejawantahkan sebagai aspek ibadah semata. multifungsi.
Berdasarkan catatan sejarah, salah satu sebab Perkembangan tipologi masjid seperti ini
yang menjadikan Islam dapat menghasilkan seni dan kemudian bergerak sesuai dengan fungsi. Masjid
arsitektur begitu banyak dalam waktu yang singkat, menjadi penghubung antara aktivitas keduniawian
bersifat kreatif pada sisi lain, dapat disaksikan antara dengan dimensi ketuhanan yang berwujud sebagai
lain karena adanya dukungan khalifah atau bentuk komunikasi hamba dengan Illahi. Dimensi
penguasa pada periode tertentu. keduniawian dibalik wujud fisiknya mengandung
Seni dan arsitektur, sekadar dijadikan sebagai makna dari keyakinan yang bernafaskan cita-cita
alat saja sementara tujuan utamanya adalah dan kecenderungan dalam pilihan kehidupan. Masjid
penghambaan diri semata kepada Sang Rabbul menjadi bahasa simbol ummat, masjid pula
Izzati, maka perwujudan seni dan arsitektur menjadi dijadikan sebagai pusat dari seluruh kawasan
bagian yang tidak tergoyahkan sebagai sebuah alat sekaligus dimaknai dalam simbol “akar bagi sebuah
bagi mekanisme kejayaan. pohon”.
Bentuk harmoni dan bukan konfrontasi Tanda arah kiblat ditandai dengan lengkungan
diupayakan menggapai keselarasan duniawi. yang kemudian diberikan sebutan mihrab. Mihrab
Bagaimanapun, bersisian dalam kehidupan ini menjadi tempat berdiri imam ketika memimpin
merupakan realitas keseharian. Semangat seperti ini salat berjamaah. Mihrab berada di sebelah kiri
hendaknya hadir dalam ruang dan dinamika mimbar, yang secara khusus mimbar.
bangunan dan lingkungan binaan. Kondisi sosial Tanda bahwa ketentuan itu tidak baku adalah
tidak dapat dinafikan dari menjulangnya bangunan dimakluminya bahwa Kabah di Masjidil Haram
yang ada. tidaklah memiliki Mihrab. Maka Mihrab diyakini
Bercampurnya semua variabel nilai dan sebagai sebuah ijtihad arsitektur. Mihrab yang dihias
paradigma ini akan menghasilkan sebuah karya baru. indah menunjukkan keutamaan posisi kiblat dan
Pergaulan, dialog dan toleransi secara intensif dalam imam dan khatib yang memimpin prosesi ibadah
interaksi waktu yang lama mendorong adanya shalat.
asimilasi karya arsitektur yang memperkaya
penerimaan pelbagai elemen yang sudah ada.
Bangunan masjid kemudian melembaga sebagai
fenomena kebudayaan.
Terjadi dialog secara psikologis antara
kebutuhan dan dinamika masyarakat sehingga
asosiasi untuk menafsirkan fungsi sarana pelengkap
penunjang aktivitas. Aspek fungsional ini kemudian
menjadi pertimbangan dalam penggunaan ruang ada
di kawasan masjid. Tidak saja untuk aktivitas
semata-mata untuk shalat tetapi masjid sudah mulai
bergerak dalam fungsi pendidikan (Wekke: 2013).
Sederhana tergambar dengan tetap
mempertahankan aspek fungsi untuk memenuhi
kebutuhan ibadah. Secara efektif, fungsi ibadah
diwadahi tanpa elemen lain yang tidak penting dan
125
ISSN 2686-5513

untuk mulai membenahi fasilitas demi estetika dan


kenyamanan.
Aturan penyamaan shaf pada ujung kaki
sesungguhnya tidak lebih tepat dari pengaturan shaf
dari dasar ujung tumit sehingga setiap ujung bahu
bertemu sejajar, adalah beberapa guide desain dalam
arsitektur. Fatwa tentang bagian yang diklaim
sebagai area masjid pun menjadi penting, manakala
mempertimbangkan keyakinan perolehan pahala
100.000 kali di pelataran Masjidil Haram
dibandingkan di dalam Masjid nya itu sendiri, atau
pahala 27 kali asbab shalat berjamaah di dalam
masjid dibandingkan di selasar atau halaman
masjid?

2. Kajian Filosofis dan Praxis


Profesor Marcel Danesi, Ph.D, pakar semiotika
Ornamen-ornamen jika ada selanjutnya University of Toronto menuliskan tentang pesan,
menjadi perhatian dalam mengungkapkan proporsi, tanda dan makna dalam beberapa tulisan ilmiahnya
skala dan warna yang menjadi unsur masjid dan berkenaan dengan semiotika ruang dan bangunan.
Mihrab. Manusia harus mampu menyatu dengan Kendati sebagian orang menepis arsitektur dikaitkan
alam. Dalam upayanya menyanggah tiang, batu dengan produk mistis, pak Danesi ini melihat bahwa
berperan sebagai simbol kekuatan atau potensi alam di dalam perancangan arsitektur dan seni secara
yang harus dimanfaatkan secara tepat dalam lebih luas terdapat kesadaran pola ruang yang
kehidupan sehari-hari. Peran itu pun merupakan mendalam yang dengan satu atau lain cara,
ungkapan sebagai rasa hormat terhadap bumi yang diasumsikan terkait dengan takdir dan kondisi
dipijak. manusia. Gerakan melalui ruang-ruang dalam
sebuah bangunan, lanjut pak Danesi, memiliki
kekuatan naratif, karena bagian-bagian sebuah
bangunan ditafsirkan sebagai sesuatu yang
terstruktur serupa dengan bagian-bagian sebuah
kalimat atau cerita. Elemen yang berbeda-beda
dalam teks bangunan merupakan penanda.
Tingginya menara gereja abad pertengahan yang
membumbung ke langit menjadi lambang kekuasaan
dan kekayaan gereja. Bangunan-bangunan raksasa
kiwari menunjukkan struktur hierarkis sosial di
dalamnya, pekerjaan dan jabatan dengan nilai
Pada sisi ini kemudian bangunan masjid terendah ada di dasar bangunan dan pekerjaan yang
terefkleksi dalam pelbagai wujud yang semata-mata lebih penting ada di bagian atas. Para eksekutif
tidak hanya mencerminkan Islam dalam gambaran perusahaan seperti dewa-dewa di Gunung Olympus,
dengan Allah. Melainkan lebih jauh dalam masjid tinggal di lantai atas. Suasana di lantai tersebut
tersebut ada kebutuhan untuk tetap melakukan dianggap ekslusif dan seakan dari dunia lain.
sinergitas dengan warga yang ada di sekitar masjid. Simbolisme arsitektural ini adalah alasan mengapa
Interaksi antara masjid dan masyarakat kita menggunakan ungkapan ‘bekerja sampai ke
kemudian melahirkan tipologi masjid yang level atas’, ‘berhasil meraih puncak’, ‘menapaki
dilengkapi dengan madrasah. Selanjutnya kebutuhan tangga kesuksesan’, ‘memancang tujuan setinggi
akan pelayanan kesehatan menjadikan masjid langit’, dan lain sebagainya.
kemudian dilengkapi dengan pelbagai fasilitas Tempat sakral adalah situs di mana manusia
seperti klinik dan juga mobil jenazah. Ini juga percaya mereka bisa memperoleh semacam kontak
berkaitan dengan pengaturan ruang dengan atau kedekatan illahiah. Kode ruang yang terkait
mengorganisasikan keperluan untuk tempat. Masjid dengan tempat semacam ini memiliki ‘kekuatan’
tidak hanya digunakan untuk shalat semata, tetapi secara emosional. Arsitek memiliki peluang dan
juga menjadi pelengkap untuk memenuhi kebutuhan kemampuan mewujudkan simbol-simbol itu, secara
keseharian. sadar atau pun tidak disengaja.
Penting untuk diperhatikan juga adalah Profesor M. Abdul Jabbar Beg, Ph.D. alumnus
keberadaan toilet dalam masjid, fiqih thaharah atau Fakultas Pengkajian ke-timur-an, Cambridge
bersuci, flow antara ikhwan dan akhwat, usia University, menyatakan bahwa seorang arsitek Islam
bermakna kebutuhan yang berbeda, dan prosesi yang akan membuat massa menjadi tidak nampak. Tanpa
juga berbeda. Akivitas jamaah harian, pecan-an, peduli bagaimana masif, gelap, berat, dan padunya,
bulanan, bahkan tahunan seperti halnya ‘itikaf’ yang ia berusaha tidak menampakkan massa dengan
mulai mengejala hari-hari ini menyadarkan arsitek teknik struktural,, membungkus seluruh atau
sebagian massa agar tidak lagi dikenali. Dalam
126
ISSN 2686-5513

arsitektur Islam menurut pak Beg, dekorasi akan Sebagai manifestasi bagian kehidupan mulai
berperan negatif apabila ia menyangkal laa ilaha illa dari kelahiran sampai kematian, masjid difungsikan
Allah. Arsitek Islam akan ‘menghalang-halangi’ sebagai jiwa yang disimbolkan dengan rumah
timbulnya pemberhalaan sekecil apa pun yang kebersamaan. Peranan agama dalam lingkungan
direpresentasikan oleh keindahan massa bangunan dijadikan sebagai pangkal kesatuan dalam jamaah
dan ruang. sekaligus cerminan pengakuan manusia sebagai
Dalam arsitektur Islam - yang tanpa konflik, unsur dari kosmos. Keselarasan dengan lingkungan
tanpa menantang, tanpa mengalahkan, dan tanpa juga digunakan sebagai bagian dari keseimbangan
memenangkan ruang di luarnya, tak ada keinginan kehidupan. Tidak semata-mata hanya
untuk membuat ruang dalam menjadi terkurung. memperhatikan kepercayaan dan penghambaan
Alih-alih demikian, justru ruang dalam pada kepada Allah.
bangunan Islam dibuat berhubungan dengan ruang Dasar utama dari bangunan masjid dibangun
di luarnya. Tidak ada misteri dan ‘kegelapan’ atas dasar tauhid. Pengesaan terhadap Allah menjadi
bahkan ‘vertikal yang ekstrim’ dalam arsitektur spirit untuk membangun masjid. Walaupun
Islam, karena sejatinya memposisikan demikian, spirit ini tidak berdiri sendiri. Dalam
hablumminannaas dan hablumminal ‘alam adalah hubungan dengan interaksi dengan alam senantiasa
bagian sinergis dengan hablumminallaah. memperhatikan memperhatikan harmoni
Arsitektur Islam mencerminkan Islam. Tepat keberagamaan.
dan sudah seharusnya. Kini, arsitektur modern Ir. Ahmad No’eman beberapa kali
dalam dunia Islam menurut pak Beg, telah dirasuki mempertimbangkan ayat Kauniyah dalam karya-
oleh gagasan-gagasan asing. Secara jujur, musuh karyanya. Kauniyah berasal dari kata ‘kaana’ yang
telah menduduki singgasana tahta setiap kota maknanya adalah bukti. Secara istilah Kauniyah
Muslim. Arsitek kita, arsitek Islam, telah menjadi maksudnya adalah ayat-ayat Allah yang tidak
arsitek ‘Asing’ yang kebetulan saja sosok yang terfirmankan atau terucapkan atau tertuliskan namun
mengaku seorang muslim. bisa dibuktikan melalui keadaan atau pun kejadian.
Memahami arsitektur, bukanlah sekadar Seorang mukmin yang mencari ‘kebenaran’ bukan
berputar-putar pada tataran teknis praxis, namun ada ‘pembenaran’ tak hanya sekadar mencari kebesaran
aspek ilmu psikologi, sosiologi, ilmu komunikasi Allah melalui ayat-ayatnya di dalam Al-Quran
bahkan linguistik dapat berperan dalam memahami melainkan juga mencari ilmu dan kebesaran Allah
konteks paradigmanya. Maknanya adalah, arsitek melalui alam semesta. Ayat Qauliyah dan Kauniyah
Islam perlu paham konteks dan sensitif alih-alih bertentangan satu sama lain malahan saling
memahaminya. melengkapi.
Arsitek Islam seyogianya mendasarkan “…tatapan teduh mata Rasulullah SAW ketika
karyanya atas basis aqidah yang kokoh, jujur dan khutbah, beradu pandang langsung dengan para
adil bahkan ketika menerima saran dan kritik dari sahabat rahimahullah. Sebuah komunikasi multi
ulama dan ummat penikmat karyanya. Sehingga arah yang membangun kedekatan sebagai
saran praktis untuk menggantikan simbol-simbol manifestasi ukhwah fillah, persaudaraan karena
non Islam yang cenderung ‘mengusik’ adalah Allah…”,, kalimat indah yang memberikan pesan
keniscayaan. bermakna.
Ir. Ahmad Noe’man rahimahullah, arsitek Kemampuan arsitek membaca ayat Kauniyah
masjid Salman ITB yang ‘melegenda' sebagai seperti itu di masa sekarang kian pudar bahkan sirna
‘arsitek seribu masjid’, banyak mencontohkan sikap manakala didapati banyak siluet dalam arsitektur
kesadaran dan sensitivitas yang paripurna. Dengan interior mihrab yang diterpa cahaya berlebih. Salah
rendah hati beliau kerap mampu menekan ego, satu masjid yang populer di Kota Padalarang, Jawa
bahkan ketika memperoleh kritik dan masukan, Barat sebagai contoh, mihrab nya di waktu tengah
misalnya tentang bentuk, warna dan banyak lagi. hari akan memberikan efek serab (silau) bagi imam
Pesan menghindari kemudharatan lebih utama yang memimpin shalat berjamaah akibat pantulan
bagi beliau. Kejelian menganalisis pengguna, sense cahaya matahari terhadap air yang menggenang di
terhadap kepentingan user, menjadi bagian penting kolam bagian bawah ‘segitiga mihrab’. Pak
dari karya arsitektur karena sejatinya merancang Noe’man bukan membahas simbol, namun
karya arsitektur adalah dialog antara manusia dan membahas dari aspek praxisnya dan keutamaan
ruang. Sebagai misal adalah manakala kita mencontoh adab Rasulullah SAW.
memahami ruang sekadar sebagai 'space', atau Ketika Rasulullah SAW menjalankan tugas
meningkat menjadi sebuah 'place' sampai kepada dari Sang Khaliq untuk memindahkan kiblat dari
tataran simboliknya sebagai 'palace'. Predikat yang Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram, nampaknya
disematkan baru saja menunjukkan bahwa ruang mengandung pesan agar Islam lebih kokoh dan tidak
berpotensi memiliki ‘ruh’. Bahkan sangat relatif serta merta mengikuti pihak yang lain. Sekali lagi
mudah memahami perbedaan sebutan 'house' dan ruang masjid dan orentasinya mempunyai pesan,
'home', bagi pengguna ruang dengan basis 'ikatan tanda dan makna. Bukan hanya tersurat namun juga
bathiniah' nya terhadap ruang yang dimaksudkan. tersirat.
Kehadiran 'ruh' yang dibangun, tidak sekadar 'Arsitektur semestinya mewadahi kebutuhan
'simbol' mati yang luput dalam menggerakkan manusia, bukan hasil eksperimen atas ego
manusia ketika beraktivitas di dalam areanya. arsiteknya' (Prof. Dr. Ir. Sandi Siregar, MAE. IAI).
127
ISSN 2686-5513

Estetika Islam tidak selalu geometris, dengan ruang lain kemudian menjadi individu memahami
demikian ketika muncul atau pun dimunculkan ruang itu secara berbeda, maka budaya menjadi
bentuk segitiga, akan lantas bisa juga dihindari. unsur kehidupan yang asasi.
Estetika Islam sangatlah lapang varian yang dapat Identitas yang terefleksi dalam bangunan
diterapkan. Dengan demikian, argumentasi ‘ketidak- menjadi salah satu temuan penelitian ini. Sehingga
sengajaan’ arsitek memunculkan segitiga illuminati, bentuk bangunan senantiasa mengiringi ekspresi
misalnya, dengan segera dapat disanggah apabila identitas ini. Karakteristik bangunan menimbulkan
kejadiannya berulang-ulang. Karena segitiga efek psikologis sekaligus sebagai komunikasi visual,
illuminasi itu memiliki tanda dan perbedaan khas seperti fungsi bayangan (sebagaimana Louis Kahn
dengan segitiga lain pada umumnya. pernah berkata: ‘There is no Architecture without
Arsitek Islam patut menekan ego shade’) pada sebuah masjid, begitu juga fungsi
eksprimentalnya dalam rangka mewadahi kebutuhan bangunan yang menjadi orientasi lingkungan.
ummat, sebagaimana ‘quote’ Profesor Sandi Siregar Kenyamanan akan keberadaan masjid diatur
rahimahullah. Sandi Siregar dan Achmad Noe'man keberadaannya semata-mata menjadi energi bagi
merupakan arsitek besar, tegar, sekaligus teguh keberlangsungan jamaah dan ummat pada
menjalankan prinsip-prinsip etika profesi. umumnya. Penataan lingkungan, akomodasi
Ir. Ahmad Noe’man rahimahullah, menyatakan perbedaan dan rumusan kesamaan mendukung
bahwa penghargaan (award) hendaknya tidak pemanfaatan masjid.
dianggap sedemikian pentingnya. Beliau Kompleksitas masyarakat yang dipengaruhi
rahimahullah, malu hati dan pada pada akhirnya oleh alam pikiran dan bentukan heterogenitas
akan menolak jika harus ‘memuji diri sendiri’ menjadikan aspek modernisme dalam morfologi
terlebih dahulu, sebagai persyaratan dalam formulir bangunan. Komunikasi Pesan, Tanda dan Makna
isian untuk meraih penghargaan. Bagi beliau yang dalam konteks manusia dan alam kemudian
mesti lebih diutamakan adalah penghargaan dari membentuk spasial dan arsitektur yang beragam.
Allah Azza wa Jalla manakala karya yang Gagasan, selera, dan nilai kemudian terwujud dalam
diwariskan membawa maslahat untuk ummat. bentuk masjid. Pergumulan tradisi dalam kehidupan
Apalagi sekarang sangat banyak kumpulan sehari-hari menjadi refleksi dari sebuah masjid.
arsitek muda yang gemar dengan pengaruh ideologi Rancang bangunan yang menjadi prasyarat
‘asing’, dan saya pikir tak terkecuali dari negara- kehidupan, memenuhi keperluan lingkungan, dan
negara Islam di Timur Tengah sekali-pun. meletakkan masjid sebagai bagian aktivitas
Kewaspadaan itu sangatlah diperlukan. keseharian itu sendiri, pada akhirnya, menjadikan
Simbol kontroversial ini mesti diupayakan masjid sebagai cerminan hubungan sejati dengan
direduksi dalam masjid-masjid ummat, demi Allah, Sang Khalik Yang Haq.
kemaslahatan ummat dan marwah Islam.
Peradaban Islam menurutkan catatan sejarah 4. Kesimpulan
senantiasa didahului dengan kehadiran Masjid. Sanwacana dari tulisan ini bermaksud
Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam memperkaya cakrawala keilmuan arsitektur dan
mendahulukan membangun masjid sebelum fasilitas desain pada umumnya, pada khususnya menjadi
yang lainnya. Demikian halnya ilmu pengetahuan bahan acuan pertama dan mendasar agar arsitektur
ke-Islam-an tumbuh dan berkembang dari masjid. masjid dapat berkontribusi berperan sebagai bagian
Tataran keilmuan yang dimulai dari 'ilmal dari 'pendidikan publik' dengan semangat
yaqin' lalu 'ainal yaqin' hingga 'haqqul yaqin' keummatan, berlomba dalam meraih kebaikan dari
diajarkan dengan berkah wasilah keutamaan pijakan kebenaran.
bangunan Masjid. Saran krusial adalah pentingnya segera
Maka tidak heran universitas Islam pertama di dibangun Lembaga Khusus Studi Arsitektur Islam
bumi ini adalah masjid! beranggotakan para arsitek yang berkompeten, para
ulama yang memahami, dan tokoh-tokoh ummat,
sebagai upaya menjadikan arsitektur masjid sebagai
laboratorium pendidikan publik yang
3. Hasil dan Diskusi berkesinambungan.
Kepatuhan, kepatutan dalam keselarasan
menjadi kata-kata bertuah dalam merancang Ucapan Terima Kasih
arsitektur masjid. Ucapan terima kasih disampaikan kepada jajaran
Penelitian ini, menunjukkan umat Islam Pada Pembina dan Pengurus YPM Salman ITB.
saat yang sama harus tunduk pada kemajemukan
budaya lingkungan. Sehingga dengan kondisi seperti Daftar Pustaka
ini kemudian terjadi dialog dan kesinambungan [1] Beg, M. Abdul Jabbar. ed. (1981), Fine Art in
dalam merekontsruksi masjid sesuai dengan Islamic Civilization, Kuala Lumpur, University
keperluan di masyarakat masing-masing. Masjid of Malaya Press.
tidak saja berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi [2] Danesi, Marcel. (2004), Messages, Signs, and
sekaligus menjadi pelengkap bagi kehidupan umat Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and
Islam.
Lingkungan budaya yang berbeda dari ruang ke
128
ISSN 2686-5513

Communication Theory (Third Edition), [4] Wekke, Ismail Suardi (2013) el Harakah
Canadian Scholars’ Press. Vol.15 No.2 hal 133-149.
[3] Ramadin, Tendy Y. (2019), Pesan, Tanda dan [5] https://www.youtube.com/watch?v=8eHmZzq
Makna pada Arsitektur Ruang Publik, cbyg&frags=pl%2Cwn
Panggung ISBI Bandung, Vol III hal 22-29.

129
ISSN 2686-5513

Arsitektur dan Struktur Masjid dan Tantangan sekaligus Peluang pada


Usaha Mitigasi Gempa di Indonesia.
Abdul Haris.1, Degi Surta Yogi2
1
Pesantren Teknik Sipil, Bandung
2
Mahasiswa Pasca Sarjana ITB, Bandung
oowaais@yahoo.com

ABSTRAK

Sebagai negeri Ring of Fire, masjid-masjid menjadi perhatian utama pasca gempa kuat datang di suatu area
berdampak yang signifikan. Masjid yang bertahan dari serangan gempa memberikan syiar yang kuat dan kadang
juga menjadi pusat kegiatan tanggap darurat pasca gempa. Diluar rahasia-rahasia Allah Swt. ada baiknya
pembangunan masjid-masjid memperhatikan sungguh-sungguh mitigasi bencana gempa dengan mengembangkan
struktur yang antisipatif terhadap ancaman tersebut. Karena keterbatasan riset, standar bangunan tahan gempa
Indonesia merujuk nyaris 100% ke standar di Amerika Serikat yang umumnya dikembangkan dari kebutuhan
untuk bangunan-bangunan tinggi. Sedang disisi lain, fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa masjid-masjid
justru merupakan struktur bangunan-bangunan bertingkat rendah atau sedang yang sering mempunyai karakteristik
yang lebih variatif. Inventarisir struktur-struktur masjid baik yang bertahan maupun runtuh saat gempa kuat di
Indonesia berikut evaluasi untuk kebutuhan sekarang maupun yang akan datang menjadi kajian penulisan ini.
Evaluasi juga meliputi penyusunan pedoman singkat pembangunan masjid dari sisi struktur maupun arsitektural
yang antisipatif terhadap gempa dan dijadikan untuk konsumsi pengurus/pengelola masjid-masjid.

Kata Kunci: Mitigasi Gempa, Arsitektur Masjid

1. Pendahuluan Pendekatan elastik adalah pendekatan yang


Masjid menjadi titik perhatian sentral pasca mendesain struktur kapasitas setiap elemen-elemen
kejadian gempa kuat di Indonesia terutama dari sisi struktur lebih kuat dari tegangan-tegangan
metafisika melampaui perhatian pada sisi maksimum akibat kombinasi beban yang bekerja.
strukturnya bagi yang bertahan, rusak ringan sampai Pendekatan ini umum digunakan terutama untuk
dengan berat, bahkan sampai runtuh. Masjid-masjid untuk menahan beban statis baik dari beban grafitasi
yang bertahan pada saat gempa memberikan syiar maupun beban lateral, seperti beban dari dorongan
tersendiri pada agama Islam sekaligus menjadi tanah yang ditahan dinding penahan. Jika
bagian dari tanggap darurat pasca gempa hebat pendekatan ini digunakan untuk mendesain suatu
dengan berbagai fungsi darurat seperti sebagai struktur untuk antisipasi gempa kuat yang mungkin
tempat pengungsian, pusat logistik sementara dan terjadi di suatu kawasan maka akan dihasilkan
kegiatan-kegiatan darurat lainnya pasca gempa kuat. struktur dengan dimensi elemen-elemen yang sangat
Pada umumnya struktur masjid mempunyai besar.
ketinggian rendah atau sedang, kecuali menara- Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
menaranya yang dibangun menjulang tinggi. Untuk akan gedung-gedung tinggi yang antisipatif terhadap
masjid-masjid berlantai rendah (1 s/d 2 lantai) pada gempa, perlu dilakukan pendekatan plastis untuk
umumnya mempunyai sistem penahan gaya lateral menghemat biaya sekaligus mendapat proporsi
akibat gempa berupa dinding atau tiang-tiang gedung yang lebih estetis. Pendekatan ini juga sesuai
dengan pendekatan elastik. Tidak banyak yang dengan bangunan-bangunan betingkat rendah atau
dipersenjatai oleh desain yang meninjau sedang. Dengan kata lain, asumsi gempa kuat akan
kemungkinan elemen-elemen struktur utamanya terjadi pada suatu saat selama bangunan masih
masuk pada rezim plastis jika gempa kuat suatu saat berfungsi tidak disikapi dengan berlebihan. Dengan
terjadi. Demikan juga dengan struktur masjid desain plastis, struktur dibolehkan mengalami
berlantai sedang (untuk masjid 3 sampai dengan 4 kerusakan saat gempa kuat terjadi tetapi dengan
lantai) yang biasanya dilengkapi dengan mezanin mekanisme kerusakan struktur yang tidak
dimana tipe ini banyak sekali ditemukan di membahayakan jiwa manusia.
Indonesia. Dari pemantauan di lapangan, tidak Walaupun demikian terdapat tingkatan-
banyak masjid-masjid berlantai sedang yang tingkatan plastisitas dari suatu struktur. Semakin
disiapkan untuk mengantisipasi datang gempa- tinggi plastisitas yang ditargetkan maka akan
gempa kuat di masa yang akan datang yang masih semakin rumit pendetailan elemen-elemen struktur
dalam rentang umur layannya, bahkan di daerah- yang ditugasi untuk menyerap energi dan juga
daerah yang rawan gempa kuat. persyaratan-persyaratan konfigurasi dari struktur.

130
ISSN 2686-5513

Spektrum lebar antara pendekatan elastis sampai jalan lingkungan di kampung tersebut mengalami
plastis dengan beragam tingkatan belum banyak kerusakan dengan pola seperti bergelombang.
dipahami secara konseptual oleh para perencana Pembangunan kembali masjid yang runtuh
struktur sekalipun karena standar ketahanan gempa mengikuti pola struktur yang lama tetapi dengan
untuk gedung yang kompleks tidak mudah dicerna. kolom-kolom yang dipersenjatai dengan pendetailan
Dengan merujuk kepada standar yang ada di tulangan khusus untuk antisipasi gempa kuat di
Indonesia, usaha-usaha untuk mempermudah para lokasi yang memang sangat rawan gempa seperti
insinyur perencana di daerah-daerah dalam hal detail Kota Bengkulu. Dinding-dinding masjid juga
teknis dan stakeholder masjid dalam hal kriteria- dikekang sedemikan rupa untuk meningkatkan
kriteria teknis perlu dikembangkan dan kinerja untuk mengantsipasi gempa ke depan. Untuk
disosialisasikan dengan lebih intensif untuk mengantisipasi dugaan likuafaksi terbatas, pondasi
mendapatkan struktur masjid yang optimum telapak yang ada diperkuat dengan pondasi sumuran.
terutama dari aspek keselamatan jiwa saat gempa Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa struktur
kuat terjadi. bangunan atau gedung dengan pondasi sumuran
Mengingat para perencana dengan kompetensi yang masif umumnya berkinerja baik saat gempa
desain struktur tahan gempa tidak dapat selalu kuat datang.
ditemukan pada semua daerah, terlebih di pelosok Evaluasi kedua adalah Masjid Baitur Rahman
maka perlu juga dibuat pendekatan yang lebih detail pasca gempa sangat kuat yang diikuti tsunami di
untuk mejamin struktur masjid cukup antisipatif Aceh pada tahun 2004. Masjid ini menjadi pusat
terhadap gempa kuat di daerah-daerah rawan gempa. perhatiaan karena kinerja strukturnya. Observasi
Dari pemantauan penulis, sosialisasi standar penulis menunjukkan masjid ini nyaris tidak
perencanaan terkait ketahanan terhadap gempa mengalami kerusakan struktur kecuali beberapa
belum tersosialisasikan dengan baik, bahkan untuk bagian minor seperti pasangan ditas balok lintel..
kalangan insinyur di kota-kota besar sekalipun. Kerusakan cukup signifikan hanya pada menaranya
saja.
2. Inventarisasi tantangan mitigasi Kalau kita batasi pembahasan pada sistem
bencana melalui inspeksi kondisi struktur penahan gempa, dari inspeksi visual dapat
ditemukan bahwa sistem struktur penahan gempa
struktur masjid-masjid di Indonesia
ditopang oleh dinding dan tiang-tiang dengan
pasca gempa kuat dimensi sangat besar. Selama gempa kuat dengan
Untuk memberikan gambaran bagaimana kekuatan sekitar 9 magnitudo dapat diprediksi
struktur masjid-masjid di Indonesia dalam bahwa elemen-elemen struktur yaitu dinding-
menghadapai gempa kuat, penulis menginventarisir dinding utama tidak megalami plastifikasi atau tetap
kondisi beberapa masjid pasca gempa. Terdapat elastis. Hanya menara yang mengalami platifikasi
masjid yang tetap berdiri kokoh, rusak minor atau yang ditandai oleh deformasi permanen yang cukup
bahkan rusak berat dan runtuh. Pendekatan yag besar serta diikuti kerusakan elemen-elemen dari
dilakukan dibatasi hanya mengevaluasi dari aspek struktur menara.
ketahanan gempa dari struktur-strutur masjid yang
ditinjau.
Evaluasi pertama adalah Masjid Kuala
Lempuing pasca gempa kuat yang terjadi di
Bengkulu dengan magnitudo 7.3 pada 4 Juni 2000.
Saat itu gempa yang terjadi merupakan gempa
terbesar selama 20 tahun terakhir , yaitu sejak gempa
tahun 1979. Pusat gempa berada pada zona
tumbukan lempeng Jawa-Sumatera. Akibat gempa
tersebut 85 orang dinyatakan tewas. Kampung Kuala
Lempuing yang terletak di daerah pantai menderita
kerusakan yang parah, termasuk diantranya adalah
Masjid Utama disana.
Diduga terjadi likuafaksi terbatas di area Gambar 1. Masjid Baitur Rahman Pasca Gempa
tersebut dimana tiang-tiang yang merupakan Sumber: Kompasiana 24-12-2012
struktur utama masjid setempat turun bervariasi 0.6
sekitar 1 meter sedemikian banyak bagian masjid Perbaikan hanya terpusat pada rekonstruksi
runtuh dan tidak dapat digunakan kembali pasca menara masjid. Struktur dari bangunan utama masjid
gempa. Struktur Masjid Kuala Lempuing merupakan hanya mendapat perbaikan minor. Kasus struktur
struktur bertiang empat dengan dinding-dinding para gigantik dan masif masjid ini juga terlihat saat
perimeter ruang utama masjid, tipe struktur yang penulis dan tim menginspeksi Benteng Malborough
banyak ditemukan di Indonesia. Fenomena di Bengkulu. Seperti masjid Baitur Rahman, benteng
likuafaksi terbatas di desa tersebut ditandai oleh juga ditemukan nyaris tanpa kerusakan berarti saat
kerentuhan-keruntuhan perumahan dan gedung- gempa bengkulu tahun 2000 karena strukturnya
gedung di sekitar lokasi karena penurunan daya sangat masif.
dukung pondasi pada saat gempa. Ditemukan jalan-
131
ISSN 2686-5513

Evaluasi yang ketiga adalah sebuah masjid di Butir ketiga dari filosofi desain menjadi
Kabupaten Lombok Utara saat gempa bumi ini dipertanyakan kembali untuk kasus gempa repetitif
berpusat di sekitar wilayah perbatasan Kabupaten yang masih dalam rentang waktu tanggap bencana.
Lombok Utara dengan Kabupaten Lombok Timur. Seberapa jauh struktur dapat rusak tetapi tidak
Guncangan gempa bumi dirasakan di seluruh Pulau membahayakan jiwa manusia jika sesaat setelah
Lombok, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau gempa kuat terjadi lagi gempa yang tidak kalah kuat.
Madura, Pulau Jawa bagian timur serta sebagian Masjid yang runtuh dibangun kembali dari nol
Pulau Sumba dan Pulau Flores. Guncangan gempa dengan pendekatan yang perlu dimodifikasi
bumi terkuat berada di seluruh wilayah Pulau menyesuaikan ancaman gempa kuat yang bersifat
Lombok berupa guncangan VI-VIII MMI terutama repetitif.
Lombok Utara. Sedangkan di Pulau Bali dan Pulau Obeservasi ke empat adalah Masjid Agung
Sumbawa bagian barat dirasakan kuat berupa V-VI Darusssalam di Kota Palu, Sulawesi Tengah, saat
MMI. Setelah gempa utama 7,0 Mw pada pukul 19.4 diguncang gempa dengan Magnitudo 7,4 yang
WITA hingga tanggal 10 Agustus 2018 pukul 07.00 berpusat di Donggala pada Jumat taggal 28
WITA telah terjadi 447 gempa bumi susulan, 18 September 2018. Struktur masjid tidak mengalami
diantaranya dirasakan dengan gempa susulan keruntuhan tetapi kubah masjid roboh akibat
terbesar 6,2 Mw pada 9 Agustus 2018, pukul 13.25 guncangan gempa kuat. Robohnya kubah, jembatan,
WITA. dan bangunan lain yang posisinya di tepi Pantai
Gempa bumi ini berpusat di darat utara Gunung Talise dikarenakan kekuatan gempa, bukan
Rinjani, tak jauh dari pusat gempa awalan 6,4 Mw diakibatkan oleh tsunami setinggi 1,5 sampai dengan
akhir Juli lalu. Dengan memperhatikan lokasinya 3.0 meter di Kota Palu. Gempa yang cukup tinggi
dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini mencapai 7,4 diikuti dengan puluhan gempa susulan
merupakan jenis gemp bumi dangkal akibat aktivitas yang mengguncang Sulawesi Tengah.
Sesar Naik Busur Belakang Flores (Flores Back Arc
Thrust) dengan mekanisme pergerakan naik (thrust
fault)[8]. Data Badan Nasional Penanggulan
Bencana (BNPB) menyebutkan 259 orang
meninggal dunia,[9][10] 1.033 luka berat dan 270.168
warga mengungsi.. Kerugian rumah mencapai
22.721 unit yang rusak.

Gambar 3. Masjid Baitur Rahman Palu


Sumber: Tekno Tempo

Gambar 3 menunjukkan bahwa struktur utama


masjid bertahan pasca gempa Palu 2018 tetapi tidak
untuk kubahnya. Kubah disangga oleh struktur yang
tidak dapat bertahan saat gempa kuat terjadi.
Gambar 2 Lokasi Masjid Runtuh di Lombok Walaupun struktur utama dapat bertahan,
Utara keruntuhan elemen-elemen non struktural juga dapat
Sumber: Koleksi pribadi membahayakan keselamatan jiwa manusia. SNI 03-
1726-2012 mulai mengatur elemen nonstruktural
Gempa di Lombok ini mempunyai karakter yang dituangkan dalam Bab 9 tentang persyaratan
khusus dimana gempa susulan yang terjadi intensif desain seismik pada elemen nonstruktural.
dan beberapa gempa masuk kategori gempa kuat. Standar perencanaan ketahanan gempa di
Pola umum yang tercatat dari gempa-gempa kuat di negara-negara maju sudah mensyaratkan desain
nusantara adalah gempa kuat yang diikuti oleh elemen-elemen nonstruktural yang keruntuhannnya
gempa-gempa susulan yang lebih lemah dan membahayakan jiwa manusia lebih awal.
berangsur melemah. Pola gempa seperti ini yang Persyaratan terutama pada penambatan atau
menjadikan butir butir filosofi desain gempa tersebut pengangkuran elemen-elemen non strktural yang
di atas perlu dikembangkan lebih lanjut dalam berpotensi membahayakan saat gempa kuat datang
menanggapi fenomena gempa repetitif. Laporan dan juga instrumen-instrumen mekanikal dan
dari para relawan pasca gempa Lombok 2018 elektrikal. Kubah atau mahkota masjid pada kasus di
menunjukkan bahwa banyak bangunan yang atas ini masuk dalam kategori elemen non struktural
akhirnya roboh setelah mendapat guncangan gempa yang perlu ditinjau penambatannya ke struktur
repetitif dalam rentang waktu yang masih dalam utama atau sistem penyangganya kalau berdiri
periode tanggap gempa. Guncangan gempa kuat sendiri lepas dari struktur utamanya.
pertama membuat bangunan-bangunan rusak. Fenomena likuafaksi di Palu tahun 2018 yang
Ginacangan kuat selanjutnya membuatnya roboh. meliputi daerah yang luas perlu menjadi pelajaran
132
ISSN 2686-5513

tersendiri seperti halnya tsunami dahsyat akibat elemen struktur dapat saja rusak tetapi
gempa Aceh 2004. Bangunan yang diterjang tsunami direkayasa sedemikian rupa agar tidak runtuh.
dan likuafaksi nyaris tidak ada yang tersisa termasuk
sejumlah mushola dan masjid-masjid yang ada di Filosofi di atas menjadi pendekatan yang
dalam area utama likuafaksi dan tsunami dahsyat. populer dan digunakan secara luas selama beberapa
Dari observasi beberapa bangunan masjid dekade. Walaupun demikian turunan filosofi dalam
yang bertahan, rusak ringan rusak berat atau bahkan praktek desain maupun renovasi atau retrofit
runtuh dapat diinventarisir sebagai berikut. struktur-struktur berkembang sedemikian rupa
• Struktur masjid yang bertahan pada umumnya menyesuaikan kasus demi kasus struktur yang
mengandalkan dinding-dinding atau tiang- menerima efek dari gempa bumi. Sebagai contoh,
tiang masif sebagai sistem penahan gaya lateral butir ketiga dari filosofi tersebut di atas
sedemikian perilaku struktur masih dalam mengindikasikan suatu usaha yang sungguh-
range elastis. Struktur jenis seperti ini sungguh untuk menyelematkan jiwa manusia tetapi
merupakan peninggalan masa lalu dan tidak tetap proporsional dengan aspek ekonomisnya.
ekonomis jika ditinjau dari sudut pandang masa Elemen-elemen struktur dapat saja dirusak tetapi
kini. direkayasa sedemikian rupa agar tidak runtuh
• Banyak truktur menara yang menjulang mempunyai pengertian yang dapat ditafsirkan secara
ramping menjadi obyek kerusakan struktur ekstrim bahwa struktur tidak dapat digunakan
yang signifikan karena perilaku mekaisme kembali atau dengan kata lain harus diganti dengan
keruntuhannya yang beredudansi rendah. yang baru jika suatu gempa kuat terjadi.
• Penambatan, pengangkuran eleme-elemen non Sasaran utama dari butir ketiga adalah
struktural juga dapat menjadi sumber menyelamatkan jiwa manusia sehingga struktur
kerusakan struktur yang dapat membahayakan dibuat sedetail mungkin untuk menghindari
jiwa manusia walaupun struktur utamanya keruntuhan yang membahayakan jiwa manusia.
dapar bertahan Kondisi dari butir ketiga ini tidak manggariskan
• Penggunanan atap-atap yang masif dan berat lebih lanjut apakah struktur pasca gempa kuat atau
dapat memicu keruntuhan. bahkan sangat kuat masih masih dapat digunakan
• Gempa repetitif seperti di Lombok pada tahun kembali setelah dilakukan renovasi dan retrofit atau
2018 membuat butir-butir filosofi desain tidak dapat digunakan lagi. Tingkat kerusakan pada
gempa perlu dicermati kembali. butir ketiga juga perlu penjabaran untuk menjadi
• Fenomena tsunami dahsyat Aceh 2004 persyaratan pada peraturan-peraturan ketahanan
menyapu nyaris semua bangunan di tepi pantai gempa gedung-gedung yang ada di seluruh dunia.
sampai radius yang cukup lebar. Secara kasar, butir ketiga dari filosi desain
• Fenomena likuafaksi perlu disikapi dengan antisipatif terhadapa gempa dilengkapi dengan
faktor keutamaan gedung dimana ketahanan struktur
lebih serius terlebih likuafaksi yang terjadi
standar diperbesar dengan suatu koefisien
pada daerah yang luas sperti kasus gempa Palu
(umumnya sebesar 1.5) untuk meningkatkan
2018
ketahanan gedung-gedung yang diharapkan dapat
• Katahanan struktur masjid perlu diikhtiarkan
tetap beroperasi saat gempa kuat. Koefisien
dengan sungguh-sungguh menyesuaikan
pembesaran ini disebut sebagai faktor keutaman
perkembangan teknologi
gedung yang nilainya lebih besar dari satu untuk
gedung-gedung yang diharapkan mempunyai kinerja
3. Pengembangan Konsep Struktur lebih saat gempa kuat terjadi.
Antisipatif Gempa untuk Struktur Pada beberapa dekade belakangan ini
Masjid pendekatan berbasis kinerja mulai diperkenalkan
dalam rangka antisipasi terhadap gempa kuat.
Filosofi dari struktur antisipati terhadap gempa Teknologi antisispasi gempa pada struktur beragam
yang dikembangkan beberapa dekade awal meliputi bangunan teknik sipil merupakan kombinasi dari
tiga kategori gempa yang terjadi. Butir-butir dari pendekatan empirik dan teoritik. Dengan
tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut berkembangnya teknologi komputasi dengan
• Pada kondisi pertama, saat gempa kecil bantuan komputer, pendekatan-pendekatan rekayasa
(weak/delicate) terjadi semua elemen struktur yang sederhana dapat lebih dipertajam. Pendekatan
didesain untuk tidak mengalami kerusakan berbasis kinerja (Performance Base) ini
selama masa layannya. memanfaatkan perkembangan teknologi komputasi
• Kondisi kedua adalah gempa yang terjadi dapat mengatur desain-desain sesuai target kinerja
selama masa layan dikategorikan sebagai tertentu saat gempa kuat terjadi.
gempa sedang (moderate). Pada kondisi ini
elemen-elemen struktur dapat mengalamai
kerusakan minor yang masih dapat dilakukan
renovasi atau retrofit.
• Kondisi ketiga gempa yag terjadi selama masa
layan adalah gempa kuat sedemikian elemen-

133
ISSN 2686-5513

Hal pertama yang perlu diatur adalah


kategorisasi penanganan struktur masjid. Standar
yang khusus menjadi referensi perencanaan masjid
tidak perlu dibuat untuk dapat menjangkau semua
jenis struktur masjid. Sebagai contoh, masjid-masjid
di kota-kota besar yang bersifat monumental
diarahkan untuk merujuk kepada standar induk yaitu
SNI 03-1726-2018. Demikian juga untuk struktur-
struktr masjid yang didesain dengan ekspresi-
ekspresi arsitektur yang bersifat khusus. Perlu
digarisbawahi disini, standar juga perlu membatasi
Gambar 4. Standar Tingkatan Kinerja Struktur agar masjid tidak dibangun didaerah-daerah rawan
Sumber: FEMA tsunami dan likuafaksi yang luas sesuai informasi
dari instansi terkait.
Walaupun demikian untuk kepentingan
Setelah mengeluarkan struktur-struktur masjid
penerapan di lapangan, pendekatan-pendekatan yang
yang merujuk langsung ke SNI terkait maka langkah
bersifat akademis perlu disajikan dalam bentuk yang
selanjutnya adalah meyusun KDS (Kategori Desain
lebih aplikatif dan mudah dicerna oleh para semua Struktur) berdasarkan tingkat kerawanan gempa
stakeholder pembangunan masjid. SNI-1726-2018 selama masa layan struktur. Kategorisasi
yang dikeluarkan terakhir yang terkait dengan
penanganan mulai diperkenalkan oleh SNI 03-1726-
ketahanan gempa pada bangunan gedung merujuk
2012 agar perencanaan proporsional dengan resiko
sepenuhnya kepada peraturan di Amerika Serikat
gempa, sejalan dengan semakin komplek
(AISC) yang cukup luas mengatur segala sesuatu persyaratan pada standar ketahanan gempa dari masa
terkait perencanaan antisipasi gempa. Walaupun ke masa.
demikian penjelasan mengenai standar tersebut Struktur bangunan pada daerah dengan resiko
masih terbatas dan kalaupun ada, masih didominasi
gempa kuat yang sangat tinggi akan meninjau
oleh struktur gedung-gedung tinggi dibanding
semakin banyak persyaratan. Tinjauan detail akan
bangunan tingkat rendah seperti banyak struktur
semakin berkurang sejalan dengan menurunnya
masjid di Indonesia. Standar yang disajikan masih resiko gempa kuat. KDS dipengaruhi dua faktor
perlu diterjemahkan lagi dalam bentuk manual- yaitu kontur percepatan batuan dasar gempa yang
manual yang lebih mudah dicerna oleh para dikeluarkan oleh standar dan kondisi lapisan tanah
pelaksana konstruksi di lapangan dan juga
tempat suatu struktur berdiri. Dalam standar masjid,
masyarakat luas di daerah sampai ke pelosok
KDS dapat dikembangkan menjadi peta kontur KDS
teruratama yang memang rawan gempa.
yang sudah merangkum kedua faktor tersebut di atas
berdasarkan kondisi tanah terburuk dan sedang.
4. Peluang menjadikan masjid sebagai Investigasi tanah yang lengkap jarang dilakukan
garda terdepan kegiatan mitigasi oleh panitia pembangunan masjid di pelosok bukan
bencana dan tanggap darurat pasca karena keterbatasan biaya tetapi juga karena
bencana gempa keterbatasan alat dan material .
Sebelum melangkah ke perhitungan lanjutan
Sebagai agen mitigai dan tanggap bencana, struktur perlu memasuki pengujian ketidakberaturan
dewan-dewan masjid yang ada di Indonesia perlu struktural pada arah horisontal dan vertikal yang
mempunyai standar teknis khusus untuk struktrur perlu dibuat lebih sederhana dibanding standar
masjid dalam rangka mengatisipasi datangnya rujukannya. Bentuk dan konfigurasi masjid di
gempa kuat. Untuk melengkapi standar terkait seluruh dunia pada umumnya cukup simteris pada
struktur tahan gempa, dewan-dewan masjid dapat arah horizontal selaras dengan ekspresi arsitektual
berkolaborasi dengan semua pihak terkait untuk masjid yang cendrung bersifat geomteris dan
selalu memperbaharui standar-standar tersebut simetris.
dengan penelitian-penelitan tepat guna yang Jika menggunakan kubah perlu
mendukung. dipersyaratakan sistem penambatan dan penyangga
Standar perencanaan ketahanan gempa untuk berdasarkan luasan atap struktur. Penggunaan
masjid perlu dikembangkan dalam bentuk yang lebih genteng, atap, dan kubah beton perlu dicermati pada
sederhana untuk memudahkan para perencana bangunan-bangunan bertingkat rendah termasuk
berikut stakeholder masjid dalam rangka mitigasi masjid. Perlu persyaratan yang melekat pada
bencana gempa bumi di masa-masa yang akan penggunaan beton sebagai penutup atap.
datang. Standar tetap merujuk kepada standar induk Secara umum, membatasi variasi
untuk bangunan gedung yaitu SNI-03-1726-2018: ketidaberaturan struktur menjadi kunci pertama bagi
Tata cara perencanaan ketahanan gempa. Dengan usaha memperoleh struktur yang antisipatif terhadap
memanfaatkan sejumlah riset tepat guna yang telah gempa. Sejumlah keruntuhan fatal disebabkan oleh
dan akan dilaksanakan, standar yang disusun dapat perilaku struktur yang getas terhadap keruntuhan
dikembangkan sedemikian menjadi mudah dipahami atap pada gempa karena faktor ketidakberaturan
dan diaplikasikan oleh para perencana masjid di struktur. Keruntuhan di Sigli Aceh pada Gambar 5
pelosok daerah di Indonesia.
134
ISSN 2686-5513

menujukkan fenomena ketidakberaturan tingkat Penelitian-penelitian dapat bersifat full scale


lemah. Diperkuat kembali oleh Gambar 6 di Lombok mengingat prototipe-prototipe yang dikembangkan
urgensinya adalah masjid-masjid lingkungan yang
sederhana. Penelitian juga dapat dikembangkan pada
elemen-elemen lokal seperti dinding-dinding
penahan yang diperbaki kinerjanya dengan
meningkatkan daktilitasnya melalui pengekangan-
pengekangan (Confinements). Peneliti di Indonesia
tidak perlu selalu terpaku kepada penelitian-
penelitian yang menjadi tren di negara-negara
berteknologi maju dan relatif sejahtera yang berkutat
dengan teknologi ketahanan untuk bangunan gedung
tinggi. Kebutuhan banguna bertingkat rendah masih
Gambar 5 Keruntuhan Lantai Lemah di Aceh sangat dominan di tanah air.
Sumber: Koeksi pribadi Sebagai contoh adalah gempa Lombok yang
bersifat repetitif perlu disikapi dengan tanggapan
Secara umum standar ketahanan gempa untuk yang sesuai dengan ancamana kedepannya.
masjid berfungsi untuk menyederhanakan standar Prototipe pada Gambar 10 menunjukkan usaha para
yang lebih umum agar lebih mudah dicerna santri Pesantren Teknik Sipil untuk mengembangkan
masyarakat umum sampai ke pelosok. Disamping prototipe struktur untuk bangunan umum termasuk
standar ketahanan gmpa khusus untuk masjid, secara masjid yang antisipatif terhadap gempa repetitif.
paralel dapat juga dikembangkan prototipe masjid
dengan beberapa tipe berdasarkan luas seperti yang
pernah dilakukan oleh Yayasan Amal Bakti Muslim
Pancasila dapat membantu mengurangi resiko
dengan catatan protipe perlu dimodifikasi
sedemikian antisipatif terhadap gempa-gempa kuat.

Gambar 8 Prototipe Struktur Masjid


Sumber: Koleksi pribadi

Prototipe dikembangkan dengan


meminimalkan deformasi lateral sedemikian aksi
Gambar 6 Keruntuhan Masjid di Lombok
plastis dapat diniminamlisir. Struktur utama
Sumber: Koeksi pribadi
mentransfer gaya-gaya lateral langsung ke tanah
dengan aksi-aksi batang menghindari aksi balok
Langkah lanjut dari usaha antisipasi gempa
yang mau tidak mau lebih dini masuk ke range
adalah mengembangkan prototipe masjid yang
plastis saat gempa kuat terjadi. Dari sisi
bersifat fabrikasi dengan sistem konck down.
arsitekturalnya, bentuk struktur utama perlu
Fabrikasi untuk menjamin kinerja struktur dan
direkayasa agar sesuai dengan persepsi masyarakat
sistem knock down dikembangkan agar struktur
akan bentuk umum suatu masjid.
dapat dikirim sampai ke pelosok. Pengembangan
Setiap usaha-usaha mitigasi bencana yang
lebih lanjut adalah dengan memisahkan komponen-
sungguh-sungguh akan memperbesar peluang
komponen utama struktur, komponen pendukung
masjid sebagai bangunan yang diharapkan paling
dan komponen-komponen pelengkap misalnya
bertahan pasca gempa kuat datang. Masjid
untuk estetika masjid. Komponen utama dipabrikasi,
diharapkan menjadi pusat kegiatan tanggap darurat
sisanya bisa memanfaatkan material yang ada di
bencana sesuai dengan fungsi ideal masjid sebagai
lokasi setempat. Walaupun demikian penggunaan
pusat kegiatan umat disamping fungsi utamanya
komponen-komponen pendukung atau estetika tetap
sebagai tempat ibadah.
ada petunjuk teknis detailnya seperti persyaratan
sistem penambatan ke struktur utama dan lain-
5. Kesimpulan
lainnya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan
Untuk melengkapi standar-standar terkait
beberapa hal sebagai berikut:
ketahanan gempa sekaligus memperhatikan
1. Tantangan masjid-masjid pada bencana alam
kekhasan daearh-daerah rawan gempa maka
terutama dari gempa yang mengancam hampir
sejumlah penelitian tepat guna menjadi kebutuhan.
sekujur tubuh kepulauan nusantara perlu
135
ISSN 2686-5513

diinvetarisir karena sifatnya yang bervariasi 4. Pedoman teknis yang dikembangkan perlu
dari aspek teknisnya. Tidak terbatas pada diperbaharui secara berkala dengan
persoalan teknis, variasi yang ditemukan dari memasukkan hasil penelitian-penelitian yang
kegiatan penelitian awal berupa inventarisasi bersifat tepat guna sedemikian inovasi para
masalah juga meliputi persoalan-persoalan non peneliti di tanah air dapat berkembang dan
teknis yang berdampak pada aspek teknis. kompatibel dengan tantangan setempat yang
2. Dewan-dewan masjid yang menaungi banyak ada.
masjid di negeri Ring of Fire perlu mempunyai 5. Semua ikhtiar untuk sungguh-sungguh untuk
semacam aktivitas sayap untuk mencermati mengantisipasi bencana membuka peluang
kesinambungan bangunan masjid terutama di masjid-masjid menjadi pusat aktivitas tanggap
darah-daerah rawan gempa. Salah satunya darurat setelah gempa kuat terjadi sedemikian
dengan merancang suatu pedoman teknis yang menyempurnakan peran masjid dalam
dapat memberikan referensi bagi peara kehidupan umat.
pengurus masjid terkait usaha-usaha untuk
mitigasi bencana gempa, termasuk di dalamnya Daftar Pusaka
standar atau manual terkait struktur yag [1] SNI-1726-2012 :Tata cara perencanaan
antisipatif terhadap gempa. ketahanan gempa.untuk struktur bangunan
3. Pedoman teknis yang disediakan perlu gedung dan non gedung.
disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana [2] FEMA P-750 2009, National earthquake
dan dapat dikembangkan dan diturunkan hazards reduction program (NEHRP)
menjadi sejumlah prototipe-prototipe struktur [3] ASCE/SEI 7-10, Minimum design loads for
yang dapat dilterapkan langsung oleh tenaga- buildings and other structure
tenaga di pelosok yang banyak diantaranya
adalah daerah yang sangat rawan gempa.

136
ISSN 2686-5513

Perancangan Model Pemanenan Air Hujan dan


Pemanfaatan Kembali Air Wudhu di Kompleks Masjid Salman ITB
Siti Aisya1, Muhamad Permana Laksana2, Salim Rusdi3,
Teddy Tedjakusuma4
1,2,3,4
Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, Bandung
aisyahdjatim2101@gmail.com

ABSTRAK

Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Kota Bandung akan berdampak pada penggunaan air bersih. Air bersih
yang layak dikonsumsi masyarakat Kota Bandung berasal dari air tanah dan air PDAM. Menurut data BPLHD
Jawa Barat terdapat 850 titik sumur bor air tanah yang memiliki izin dan kemungkinan ada ratusan sumur bor yang
dimiliki perusahaan yang tidak berizin. Masjid Salman ITB men-supply air bersih dengan sumur bor. Selain dari
sumur bor supply air berasal dari mata air yang berada di kampus ITB. Jumlah kebutuhan air bersih rata-rata yang
dibutuhkan adalah 44,1 m3/hari, sedangkan pada saat acara tertentu kebutuhan air bersih bisa meningkat 4 kali
lipat. Tingginya pemakaian air bersih di Masjid Salman ITB tentunya ikut menyebabkan penurunan air tanah. Oleh
karena itu untuk mengurangi pengambilan air tanah maka dirancang sistem pemanenan air hujan dan pemanfaatan
kembali limbah air wudhu. Teknologi yang digunakan untuk mengolah air hujan dan limbah air wudhu dilakukan
secara terpisah. Hasil tangkapan air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk air minum adalah 2.133
liter/hari dengan ukuran tangki penampungan 2.500 liter. Limbah air wudhu yang dapat
dimanfaatkan untuk air bersih adalah 6.118,9 liter/hari dengan ukuran groundwater tank 1.260
liter. Sedangkan air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk air bersih adalah 3.953 liter/hari dan
ukuran groundwater tank 4.000 liter dan air bersih dari air hujan atap gedung kayu yang dapat
dimanfaatkan adalah 233 liter/hari dengan ukuran tangki 500 liter.

Kata kunci : Pemanenan, Air Hujan, Pemanfaatan Kembali, Air Wudhu

1. Pendahuluan dibutuhkan adalah 44,1 m3/hari, sedangkan pada saat


1.1. Latar Belakang acara tertentu kebutuhan air bersih bisa meningkat 4
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di kali lipat. Tingginya pemakaian air bersih di Masjid
Indonesia terutama di Kota Bandung dari tahun ke Salman ITB tentunya ikut menyebabkan penurunan
tahun memengaruhi ketersediaan dan daya dukung air tanah sehingga dapat memengaruhi struktur
lingkungan terutama sumber air. Air bersih yang bangunan yang ada di Komplek Masjid Salman ITB.
layak untuk dikonsumsi masyarakat Kota Bandung Selain itu juga dapat menyebabkan pengurangan
berasal dari air tanah dan air PDAM. Berdasarkan ketersediaan cadangan air tanah untuk generasi yang
data PDAM Kota Bandung tahun 2019, jumlah akan datang.
konsumen air minum yang terlayani saat ini Berdasarkan kondisi tersebut dibutuhkan
mencapai 35% berarti 889.385 jiwa dari total alternatif untuk mengurangi penggunaan air tanah
2.497.938 jiwa. Menurut data BPLHD Jawa Barat yang dilakukan oleh Masjid Salman ITB diantaranya
terdapat 850 titik sumur bor air tanah yang memiliki dengan cara memanfaatkan air hujan dan air wudhu
izin dan kemungkinan ada ratusan sumur bor yang yang diolah menjadi air minum dan air bersih. Air
dimiliki perusahaan yang tidak berizin. Hal tersebut hujan adalah bagian dari air di alam yang berasal dari
dapat memicu penurunan air tanah karena partikel air di angkasa dan jatuh ke bumi (Permen
eksploitasi yang berlebih. Kurangnya ketersediaan PU, 2014). Limbah air wudhu adalah air bekas yang
lahan hijau di Kota Bandung yang hanya seluas tercemar ringan, teknik untuk mengumpulkan dan
12,21% dari 30% luas wilayah kota yang mendaur ulang air wudhu sama halnya seperti teknik
diamanatkan oleh undang-undang No. 26 Tahun mendaur ulang limbah greywater lainnya (Erikkson
2007 serta meningkatnya jumlah penduduk dan 2003 dalam Aisya 2018). Air minum adalah air yang
industri mengakibatkan Kota Bandung mengalami digunakan untuk keperluan di kantin, asrama,
krisis air. Eksploitasi air tanah yang berlebih kantor, kelas, dan tenan gedung aula. Air bersih
ternyata memicu penurunan muka air tanah secara adalah air yang digunakan untuk keperluan wudhu
signifikan di Kota Bandung dan sekitarnya. dan kamar mandi. Untuk memanfaatkan air hujan
Masjid Salman ITB men-supply air bersih dan air wudhu maka dibutuhkan sistem pengolahan
dengan 2 sumur bor. Selain dari sumur bor, supply air hujan dan air wudhu. Pemanfaatan air hujan yang
air berasal dari mata air yang berada di kampus ITB. akan direncanakan mengacu kepada Permen PU No.
Jumlah kebutuhan air bersih rata-rata yang 11 Tahun 2014 tentang pengelolaan air hujan pada
137
ISSN 2686-5513

bangunan gedung dan persilnya. Sedangkan untuk hujan yang jatuh di atap bangunan dan
air wudhu pengolahan air wudhu mengacu kepada dialirkan melalui talang menuju tangki
Permen PUPR No. 4 Tahun 2017 tentang
penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah
penyimpanan. Air hujan yang ditampung
domestik. menggunakan metode ini memiliki kualitas
yang cukup baik tergantung pada material
1.2. Perumusan Masalah atap bangunan. Banyaknya air hujan yang
Masalah yang diangkat dalam perencanaan ini dapat ditampung bergantung pada luas atap
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana potensi pemanfaatan air hujan dari
yang merupakan area tangkapan air hujan.
atap gedung komplek Masjid Salman ITB? Atap bangunan yang digunakan sebaiknya
2. Bagaimana potensi penggunaan kembali air terbuat dari material padat yang tidak
bekas wudhu? menyerap air hujan ataupun mengotorinya,
3. Bagaimana perencanaan sistem penangkapan seperti genteng seng dan plastic berbahan
air hujan dan pengolahan limbah air wudhu?
4. Bagaimana alternatif sistem pengolahan air
PVC. Besi galvanisasi, zancalum, semen,
hujan dan air wudhu yang dibutuhkan sesuai seng, dan ubin terracotta merupakan
dengan peruntukan masing-masing gedung? material yang aman untuk pemanenan air
hujan (enHealth 2004 dalam Aisya 2018).
1.3. Tujuan Penelitian Banyaknya air hujan yang dapat ditangkap
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
oleh suatu gedung dapat dihitung dengan
1. Mengetahui potensi pemanfaatan air hujan Persamaan II.1 (Thomas & Martinson 2007
yang tertangkap di atap gedung melalui analisis dalam Aisya 2018)
hidrologi 𝑸=𝑪 ×𝒊 ×𝑨
2. Mengetahui potensi pemanfaatan kembali air (II.1)
bekas wudhu Dengan :
3. Menyusun rencana sistem penangkapan air Q = Debit hujan
hujan dan pengolahan limbah air wudhu C = Koefisien limpasan
4. Menentukan dan merancang alternatif sistem i = Intensitas Hujan (mm/jam)
pengolahan air hujan dan air wudhu yang A = Luas daerah tangkapan (m2)
dibutuhkan sesuai dengan peruntukan masing- Nilai koefisien limpasan untuk berbagai
masing gedung material disajikan pada Tabel 1.

2. Metode Penelitian Tabel 1 Koefisien Limpasan Untuk


2.1. Analisis Hidrologi Berbagai Material Atap
Analisis hidrologi terhadap data iklim Material Atap Koefisien Limpasan
yang diperoleh dari stasiun Meterologi ITB Seng 0,95
Aspal 0,7 – 0,95
dan stasiun pembanding yaitu Stasiun Pusat Beton 0,8 – 0,95
Penelitian dan Pengembangan Sumber Bata 0,7 – 0,85
Daya Air (PUSAIR) Kementerian Tanah Berumput
(Tanah berat)
Pekerjaan Umum dengan wilayah Dago Datar 0,13 – 0,25
Pakar dan Cibiru. Analisis hidrologi Curam 0,25 – 0,35
dilakukan terhadap curah hujan maksimum Tanah Berumput
(Tanah Pasir)
dan curah hujan rata-rata dari stasiun utama. Datar 0,05 – 0,15
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Curam 0,15 – 0,2
analisis hidrologi yaitu pelengkapan data Sumber : Brown 2013 dalam Aisya 2018
curah hujan, uji konsistensi, uji
homogenitas, analisis curah hujan harian, 2.3. Kuantitas Limbah Air Wudhu
uji chi kuadrat, analisis intensitas hujan, uji Penggunaan air masjid berkisar dari ritual
wudhu, mencuci, dan membersihkan secara umum
kecocokan intensitas hujan dan serta menyiram tanaman lanskap di sekitarnya
penggambaran kurva IDF. (Suratkon 2014 dalam Aisya 2018). Menurut Abd
Hafiz 2009 dalam Aisya 2018, jumlah jamaah dalam
2.2. Kuantitas Air Hujan sehari bisa bervariasi hingga beberapa ratus.
Pada penelitian ini metode untuk Meskipun demikian, waktu konsumsi air wudhu
selama sebulan dapat diperkirakan dengan
mengukur kuantitas air hujan adalah dengan menggunakan persamaan berikut.
menggunakan rooftop rainwater
harvesting. Metode ini menampung air 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑤𝑢𝑑ℎ𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 =

138
ISSN 2686-5513

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑗𝑖𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑥 4 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 2. 5 botol plastik berukuran 600 ml yang
𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑤𝑢𝑑ℎ𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
telah ditambah HNO3 untuk
2.4. Analisis Kualitas mengawetkan sampel dan digunakan
Data kualitas diperlukan untuk untuk mengukur parameter logam yaitu
menentukan karakteristik air hujan dan besi, mangan, dan tembaga.
limbah air wudhu di kompleks Masjid 3. 5 botol kaca berukuran 100 ml yang
Salman ITB yang selanjutnya akan menjadi sudah di-autoclave terlebih dahulu yang
dasar perencanaan dan perancangan digunakan untuk mengukur parameter
pengolahan air hujan dan air limbah wudhu. Coliform sedangkan pH dan suhu air
Berdasarkan literatur, standar baku mutu diuji langsung dilapangan.
dan material atap bangunan analisis
2.6. Pengujian Laboratorium
laboratorium dilakukan untuk beberapa
Standar yang digunakan untuk air baku
parameter yaitu TSS, turbiditas, warna,
air hujan dan limbah air wudhu
TDS, konduktivitas, klorida, nitrat, nitrit,
menggunakan Peraturan Pemerintah No.82
sulfat, ammonia, zat organik, sisa klor
Tahun 2001 kelas I untuk acuan air baku
(khusus limbah wudhu), kesadahan, besi,
yang digunakan sebagai air bersih. Standar
mangan, tembaga, Total Coliform, dan Fecal
yang digunakan untuk unit pengolahan air
Coliform. Tidak semua parameter yang ada
minum dan air bersih adalah Peraturan
pada baku mutu diuji dalam penelitian ini,
Menteri Kesehatan No.492 Tahun 2010
karena tidak semua parameter pencemar
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
akan ditemukan pada air hujan dan air bekas
wudhu.
3. Hasil dan Diskusi
3.1. Hidrologi
2.5. Penentuan Titik Sampling Untuk menganalisis intensitas hujan digunakan
Titik sampling ditentukan berdasarkan metode Van Breen dengan persamaan berikut :
gedung yang akan dirancang sistem
54𝑅𝑇+0,07 𝑅𝑇 𝑖𝑛𝑐𝑖
pemanenan air hujan dan limbah air IT = ( )
4 ×25,4 𝑗𝑎𝑚
wudhunya. Penentuan luas gedung IT = intensitas hujan (inch/jam)
berdasarkan semua gedung yang terdapat di RT = Curah hujan (mm/24 jam)
kompleks, kegunaan gedung, bentuk dan Hasil yang didapat dari metode tersebut adalah
6,65 mm/jam dengan PUH 5 tahun sekali dan durasi
luas atap, serta kemudahan akses untuk hujan 60 menit. Pemilihan PUH menggunakan PUH
tempat pengolahan atau tampungan air. 5 tahun. Hal ini didasarkan dalam 5 tahun hanya
Sebagai hasilnya terdapat 5 titik sampling, terjadi 1 kali banjir atau melebihi batas
yaitu GSS, GSG, Masjid, Gedung Kayu dan penampungan yang menyatakan bahwa PUH yang
bak penampung air wudhu. sesuai untuk pemanenan air hujan di area
perdagangan, industri dan kantor kantor penting
Pengambilan sampel dilakukan dengan adalah PUH 5 tahun. Dalam hal ini area kompleks
metode grab sampling, metode pengambilan Masjid Salman tergolong sebagai kantor penting.
sampel mengacu pada SNI 6989-59-2008 Sesuai dengan curah hujan daerah ITB, Dago dan
tentang Air dan Air Limbah mengenai Bandung berkisar 1-1,5 jam durasi hujan selama 60
Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah. menit atau 1 jam pada perancanga ini dengan asumsi
bahwa rata-rata memiliki durasi yang lebih cepat.
Metode pengujian menggunakan American Selain itu berdasarkan SNI 8456-2017 tentang Tata
Water Works Association (AWWA) No. 1000– Cara Pelaksanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk
3000 tentang Metode Standar untuk Lahan Pekarangan diketahui bahwa durasi hujan
Pengujian Air dan Air Limbah. Wadah yang untuk daerah Jawa Barat adalah 1 jam PUH yang
digunakan untuk mengambil sampel air digunakan dalam perencanaan pemanenan air hujan
ini adalah 5 tahun. Oleh karena itu kawasan Masjid
berupa : Salman ITB selain terdapat masjid untuk beribadah,
1. 5 botol plastik berukuran 1,5 L yang juga terdapat kantor, asrama, tempat makan, dan
digunakan untuk parameter TSS, kawasan kegiatan mahasiswa menggunakan PUH 5
turbiditas, warna, TDS, konduktivitas, tahun dengan durasi 1 jam. Dengan demikian,
klorida, nitrat, nitrit, sulfat, ammonia, intensitas hujan maksimum yang digunakan adalah
68,4 dan intensitas hujan ratarata 6,65 mm/hari
zat organik, sisa klor (khusus limbah berdasrkan data intensitas hujan PUH 5 tahun.
wudhu), kesadahan.
139
ISSN 2686-5513

𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
3.2. Kuantitas Air Hujan 𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 5562,7 ( ) 𝑥 1,1 =
ℎ𝑎𝑟𝑖
Pada Tabel 3. Dijelaskan tentang data 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
6118,9 ( ) = 254,95 ( )
perencanaan air hujan. ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑚

Tabel 3. Data Perencanaan Air Hujan 3.4. Desain Sistem Dan Unit Terpilih
Nama Luas Luas atap Q U a. Sistem Terpilih
Gedung atap yang (liter/hari) (liter/hari) Pada pembahasan sebelumnya terdapat 2
(m2) dapat peruntukan yaitu sebagai air minum, dan sebagai air
ditampung bersih, sesuai kebutuhan utama tiap gedung. Sistem
Masjid 1225 1225 7328,92 4397,35 yang terpilih untuk perancangan air hujan dengan
Tempat 168 84 1005,11 603,07 peruntukkan air hujan menjadi air minum
Wudhu
Gedung 604,5 302,25 1808,3 1084,98
ditunjukkan pada Gambar 1.
Serbaguna
Gedung 924,83 462,415 2766,53 1659,92
Sayap
Selatan
Gedung 501,11 117 544,43 326,66
Kayu Gambar 1. Skema Konfigurasi Instalasi Air
Sumber: Aisya, 2018 Minum dari Air Hujan
Sumber : Aisya, 2018
Contoh perhitungan untuk mendapatkan debit
di area masjid Untuk peruntukkan air hujan dan limbah air
𝑚𝑚 𝑗𝑎𝑚 wudhu menjadi air bersih ditunjukkan pada
𝑄 = 0,9 × 6,65 ( ) × 1225 𝑚2 × 1
𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 Gambar 2.
1𝑚 𝑚3
× = 2,77
1000𝑚𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
Berdasarkan Tabel 3. Bahwa debit yang paling
besar dihasilkan oleh luasan atap masjid.

Gambar 2. Skema Konfigurasi Instalasi Air


Bersih dari Air Hujan dan Limbah Air Wudhu
3.3. Kuantitas Limbah Air Wudhu Sumber : Aisya, 2018
Pada Tabel 4. disajikan banyaknya jumlah
jamaah shalat setiap harinya di Masjid Salman. Untuk peruntukkan air hujan dan limbah air
Tabel 4. Total Jemaah di Masjid Salman wudhu menjadi air bersih ditunjukkan pada
Hari Jumlah Liter Liter l/s m3 Gambar 3.
orang /orang /hari /hari
Senin 3366 1,5 5049 0,058 5,05
Selasa 3508 1,5 5262 0,061 5,26
Rabu 3016 1,5 4524 0,052 4,52 Gambar 3. Skema Konfigurasi Instalasi Air
Kamis 3158 1,5 4737 0,055 4,74 Bersih dari Air Hujan
Jumat 6176 1,5 9264 0,107 9,26 Sumber : Aisya, 2018
Sabtu 3367 1,5 5050,5 0,058 5,05
Ahad 3368 1,5 5052 0,058 5,05 b. Desain Teknis Sistem Terpilih
Rata-rata 3709 1,5 5562,7 0,064 5,56 Pada pembahasan sebelumnya, perencanaan
Debit Harian Maksimum 6118,9 0,71 6,12 ini diperuntukan untuk air minum dan air bersih.
Sumber : Aisya, 2018 Berdasarkan dari alternatif-alternatif yang diajukan
dan dari kriteria selesksi dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil observasi lapangan di dapat sistem yang terpilih untuk perancangan air hujan
rata-rata jumlah orang shalat setiap harinya adalah untuk peruntukan air hujan menjadi air minum akan
3709 orang/hari. Debit rata-rata yang dihasilkan digunakan instalasi pengolahan first flush diverter
seiap harinya adalah yang menggunakan sealing ball sebagai
pretreatment. Selanjutnya ditampung dalam bak
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑠ℎ𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − penampung menggunakan tangki bawah tanah,
𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑟𝑎𝑡𝑎 ( ) 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − setelah itu menuju saringan pasir cepat untuk
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 meyisihkan senyawa organik dan parameter lainnya.
𝑟𝑎𝑡𝑎 ( ) II.3
𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 Unit selanjutnya yaitu purifikasi dengan
𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3709( ) 𝑥 1,5 ( )= menggunakan purifikasi cartridge filtration dan UV
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 untuk menyisihkan bakteri dan partikel kecil.
5562,7 ( )
ℎ𝑎𝑟𝑖 Instalasi pengolahan air bersih yang bersumber
dari air hujan dan limbah air wudhu. Untuk instalasi
Untuk mendapatkan debit harian maksimum, yang bersumber dari air hujan yaitu first flush
hasil debit rata-rata dikalikan dengan faktor peak diverter menuju tangki penampungan bawah tanah.
yaitu 1,1. Sehingga di hasil yang didapat adalah
140
ISSN 2686-5513

Selanjutnya diolah menggunakan acid neutralizer, Tabel 7. Perhitungan Kapasitas Tangki


saringan pasir cepat, dan desinfeksi yang Penampungan Setiap Gedung
menggunakan kaporit lalu dialirkan menuju Nama Luas Volume Volume Kapasitas
penampungan air bersih. Sedangkan yang bersumber Gedung Atap Pemanenan Penyimpanan Tangki
dari air limbah wudhu dialirkan menuju tangki (m2) (liter) (liter)
penampungan dan bergabung dengan saringan Masjid 1225 5863,14 3417
filtrasi yang sama. Selanjutnya dilakukan proses Tempat 4000
84 603,07 536
Wudhu
desinfeksi dan ditampung dengan tangki air
Gedung
bersihyang sama. Peruntukan untuk air bersih pada Serba 302,25 1084,98 843
gedung kayu hanya menggunakan first flush diverter guna
untuk menyisihkan partikel dan debu yang terdapat 2500
Gedung
dari atap. Sayap 462,415 1659,92 1290
Selatan
1) Talang dan Pipa Gedung
117 326,66 233 500
Pada Tabel 5. disajikan data perencanaan Kayu
talang datar dan talang tegak untuk masing-masing Sumber : Aisya, 2018
gedung.
Pada Tabel 8. disajikan rekapitulasi data
dimensi groundwater tank untuk masing-masing
gedung.
Tabel 5. Data Perencanaan Talang Datar dan
Talang Tegak Tabel 8. Rekapitulasi Dimensi Groundwater
Nama Luas Luas Atap Talang Talang Tank
Gedung Atap yang dapat Datar Tegak D
H Freeboard
(m2) ditampung (inchi) (inchi) Lokasi P (m) (drain) (mm)
(m) (m)
(m2) (drain)
Masjid 1225 1225 8 3 Air
Tempat 168 84 4 3 Bersih 2,82 1,41 1 0,3 65
Wudhu Masjid
Gedung 604,5 302,25 6 3 Air
2,495 1,135 1 0,3 54
Serba Minum
guna Air
Gedung 924,83 462,415 8 3 Bersih
0,7 0,7 1 0,2 23
Sayap Gedung
Selatan Kayu
Gedung 501,11 117 6 3 Air
Kayu Limbah 1,75 0,6 1,2 0,3 36
Sumber : Aisya, 2018 Wudhu
Sumber : Aisya, 2018
2) First Flush Diverter
Pada Tabel 6. disajikan data perencanaan first 4) Penetral Asam
flush diverter untuk masing-masing gedung. Salah satu parameter yang tidak memenuhi
baku mutu adalah pH air hujan yang terukur 5,73 dan
Tabel 6. Data Perencanaan First Flush Diverter 6,09 , dan dari studi literatur diketahui bahwa pH
Nama Luas Vfd Vfd/pipa Hfd Nfd untuk air hujan berkisar antara 5-6 sehingga perlu
Gedung Atap (liter) (liter) (cm) dinetralkan agar layak menjadi sumber air bersih dan
(m2) air minum. Media yang digunakan adalag CaCO3
Masjid 1225 980 122,5 26,875 8 atau yang biasa disebut kalsium karbonat. Untuk
Tempat 84 67,2 33,6 7,372 2 volume penangkapan air 2.500 liter dibutuhkan
Wudhu kapur 65,3 gram dan volume penangkapan
Gedung 302,25 241,8 241,8 53,049 1 4.000 liter dibutuhkan 104,48 gram. Kapur akan
Serba
guna
dipasang di dalam saringan pasir cepat bersama
Gedung 462,415 369,932 92,48 11,413 4 dengan kerikil.
Sayap
Selatan 5) Saringan Pasir Cepat
Gedung 117 93,6 93,6 20,535 1 Media filtrasi yang digunakan terdiri atas pasir
Kayu silika yang digunakan agar dapat menyisihkan
Sumber : Aisya, 2018 partikel pengotor, dan karbon aktif digunakan untuk
menyisihkan kandungan organik dalam air yang
3) Groundwater Tank dapat menimbulkan rasa dan bau tidak sedap pada
Pada Tabel 7. disajikan data kapasitas tangka air. Untuk filtrasi unit pengolahan filtrasi wadah
penampungan untuk masing-masing gedung. terbuat dari pipa PVC-AW yang ditutup kedua
ujungnya. Tabel 9. Menyajikan data perencanaan
untuk unit filtrasi.

141
ISSN 2686-5513

Sistem Air Minum Air Bersih


Tabel 9. Data Perencanaan Saringan Pasir Pengaliran
Cepat Mengacu Pada Reynolds dan Richards Q
Kriteria Air Air Bersih backwash 0,0043 0,0089
Minum
v filtrasi (m/jam) 7 7
(m3/s)
N 1 1 D
A media (m2) 0,357 0,743 backwash 0,05 0,075
D filtrasi (inch) 26,555 38,299 (m)
Sistem Underdrain Sumber : Reynolds dan Richards 1996 dalam Aisya
2018)
D orifice (m2) 0,019 0,019
A orifice (m) 0,001 0,001 Pada Tabel 11. menyajikan data perencanaan
Jarak antar lateral sistem underdrain.
6,000 6,000
(inch)
A lateral (m2) 0,002 0,004 Tabel 11. Data Perencanaan Sistem Underdrain
2 Data Air Minum Air Bersih
A Monifold (m ) 0,006 0,013 Perencanaan
A per Orifice (m2) 0,000 0,000 ε/dlateral 0,010 0,007
N orifice (buah) 2,521 5,243 ε/dmanifold 0,003 0,002
N lateral (buah) 4,426 6,383 V orifice 0,009 0,023
D lateral (m) 0,023 0,034 H orifice 0,000 0,000
N o/l (buah) 0,570 0,821 V lateral
Periksa 0,065 0,046
(m/s)
Jarak antar lateral N Re lateral 1805,444 1859,892
5,311 5,471
(inch) f lateral 0,039 0,039
N' orifice (buah) 10,000 14,000 H laterl (m) 0,000 0,000
A'orifice /Amedia 0,008 0,005 H o-l (m) 0,001 0,000
Manifold v manifold
Dmanifold (m) 0,090 0,131 0,108 0,108
(m/s)
Periksa N Re
A'manifold/Alateral 3,000 3,000 11654,094 16807,773
Manifold
L lateral (mm) 292,006 421,137 f manifold 0,028 0,028
Jarak antar orifice H manifold
292,006 421,137 0,000 0,000
(mm) (m)
Sumber : Reynolds dan Richards 1996 dalam Aisya Kehilangan
2018) 0,306 0,305
tekan total
Pada Tabel 10. menyajikan data perencanaan H filtrasi
2,106 2,125
sistem pengaliran. (m)
Sumber : Reynolds dan Richards 1996 dalam Aisya
Tabel 10. Data Perencanaan Sistem Pengaliran 2018)
Sistem Air Minum Air Bersih
Pengaliran Pada Tabel 12. menyajikan data perencanaan
Vinlet (m/s) 1,2 1,2 saringan pasir cepat.
V outlet
1,2 1,2 Tabel 12. Data Perencanaan Saringan Pasir
(m/s)
Cepat
V Pasir Silika Air Minum Air Bersih
backwash 0,01 0,012 He pasir
(m/s) 0,074 0,074
silica (m)
Vbuang He GAC
2 2 0,016 0,016
(m/s) (m)
D inlet (m) 0,03 0,039 Kerikil (m) 0,060 0,060
D outlet Hb lateral
0,03 0,039 0,003 0,002
(m) (m)
Hb o-l (m) 0,022 0,011

142
ISSN 2686-5513

Pasir Silika Air Minum Air Bersih Kebutuhan Pipa Panajang Diameter
Hb (mm) (mm)
manifold 0,005 0,005 Pipa talang tegak
(m) atap wudhu ke 2500 76
H pipa transmisi
backwash 0,630 0,620 pipa transmisi
(m) tempat wudhu ke
4000 100
Sumber : Reynolds dan Richards 1996 dalam Aisya pipa transmisi
2018) atap Masjid
Kebutuhan klorin pada pengolahan amonia dan besi Pipa transmisi
pada air bersih disajikan pada tabel 13. gabungan-inlet 2000 200
Tabel 13. Data Perencanaan Pengolahan tangki
Amonia dan Besi Outlet
No Parameter Kebutuhan groundater 2000 32
Klorin tangki ke filtrasi
gram/hari
1 Amonia 102,24 Filtrasi ke tangki
4500 27
2 Besi 4 penampungan
Sumber : Tchobanoglous dkk 1991 dalam Aisya Pipa saluran air
2018 wudhu ke 2000 50
penampungan
6) Desinfeksi
Air hujan yang akan digunakan untuk Pipa dari
kebutuhan air minum memerlukan pengolahan lebih penampungan ke 3000 25
lanjut. Unit pengolahan yang dibutuhkan berupa filtrasi
cartridge filter dengan filter berukuran 1-5 mikron GSG dan GSS
yang memenuhi standar ANSI/NSF No.61 dan Talang tegak ke
disinfeksi berupa unit penyinaran UV yang
memenuhi standar ANSI/NSF No. 55 kelas A (Texas pipa transmisi 4000 100
Commission on Environmental Quality 2007 dalam GSS
Aisya 2018). Dari hasil perhitungan didapatkan pipa transimisi
kebutuhan kaporit 8,14 gram/hari untuk debit 35000 200
ke inlet
gabungan dari limbah air wudhu dan air hujan, Talang tegak
sehingga hanya membutuhkan 1 tablet kaporit.
Berdasarkan hasil kebutuhan kaporit yang rendah GSG ke
3000 76
maka alat yang digunakan untuk membubuhkan transmisi
kaporit adalah Spring Heal Chlorinator Water gabungan
Treatment. Alat ini berupa tabung yang didesain Pipa outlet
khusus dalam skala kecil untuk melarutkan kaporit groundwater 3000 34
dengan tujuan membunuh bakteri, menghilangkan
bau pada air dan membantu mengoksidasi. tank ke filtrasi
filtrasi ke
50000 39
7) Kebutuhan Pipa dan Pompa Purifikasi
Pada Tabel 13. menyajikan data kebutuhan Purifikasi ke
dan diameter pipa. 1000 32
tangki air minum
Tabel 13. Kebutuhan Pipa dan Diameter Pipa Purifikasi ke tap
7350 13
Kebutuhan Pipa Panajang Diameter water lantai 4
(mm) (mm) Purifikasi ke tap
Area Masjid, 111500 13
water lantai 3
Tempat Wudhu Purifikasi ke tap
dan Saluran 152700 13
water lantai 2
Air Wudhu Purifikasi ke tap
Talang tegak 19630 13
water lantai 1
Masjid ke pipa 10000 76 Gedung Kayu
transmisi Talang tegak 3000 76
Pipa transmisi talang tegak ke
3000 76
Horizontal di 35000 200 inlet
atas tanah Outlet 60000 26
143
ISSN 2686-5513

Kebutuhan Pipa Panajang Diameter 1 minggu dan dikalikan dengan jumlah pemakaian
(mm) (mm) air wudhu per orang.
Talang tegak 3000 76 Hasil dari data kualitas dan data debit yang
Sumber : Chow 1992 dalam Aisya 2018 diperoleh dengan melakukan analisis dengan dasar
yang jelas, maka diputuskan alternatif peruntukan air
Pada Tabel 14. menyajikan data kebutuhan pompa. hujan dan limbah air wudhu yaitu sebagai air minum,
dan air bersih. Peruntukan tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan utama setiap gedung, dan analisis
Tabel 14. Kebutuhan Pompa kualitas air yang didapatkan dari data primer dan
Kebutuhan HL HL HL Total sekunder. Pemilihan alternatif unit menggunakan
Pompa Mayor Mayor Statik Head analisa setiap parameter kualitas yang tidak
(m) (m) (m) (m) memenuhi baku mutu. Baku mutu yang digunakan
Pompa adalah standar yang digunakan untuk air minum dan
0,20 0,00 air bersih adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Submersibl 1 1,21
8 6 No.492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
e Taman
Air Minum, dan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun
Pompa 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Submersibl 0,56 0,54 Pengendalian Pencemaran Air. Instalasi pengolahan
3,3 4,41
e Air 4 3 yang terpilih untuk air bersih yaitu bersumber dari
Minum air hujan dan air wudhu dengan sistem pengolahan
Pompa secara integrasi atau penggabungan pengolahan,
untuk sumber dari air hujan dialirkan melalui atap
submersibl 0,03 0,09 menuju talang. Pada talang tegak terdapat first flush
3,2 3,33
e Air 4 3 diverter untuk penyaringan awal lalu masuk ke
Bersih groundwater tank. Setelah itu masuk ke unit filtrasi
Pompa yang selanjutnya dilewatkan ke spring heal
submersibl 0,09 0,12 chlorinator sebelum kemudian masuk ke tangki air
3,2 3,42 bersih. Untuk instalasi di depan gedung kayu yang
e Air 0 5 diperuntukkan untuk air bersih. Proses pengolahan
Wudhu hanya menggunakan pretreatment, yaitu dari atap
Pompa menuju talang lalu dimasukkan ke first flush diverter
Centrifugal untuk menuju tangki penampungan.
dari 1,68 2,13 Hasil tangkapan air hujan yang dapat
4,5 8,33 dimanfaatkan untuk air minum adalah
Filtrasi ke 9 9 2.133 liter/hari dengan ukuran tangki penampungan
Toren 2.500 liter. Untuk air limbah wudhu yang dapat
Air Bersih dimanfaatkan adalah 6.118,9 liter/hari dengan
Pompa ukuran groundwater tank 1.260 liter. Sedangkan air
Centrifugal hujan yang dapat dimanfaatkan untuk air bersih
adalah 3.953 liter/hari dan ukuran groundwater tank
dari 4,33 0,49 19,6 24,4 4.000 liter. Untuk air bersih yang bersumber dari air
Filtrasi ke 9 4 3 6 hujan pada atap gedung kayu yang dapat
Purfikasi dimanfaatkan adalah 233 liter/hari denga ukuran
Air minum tangki 500 liter.
Sumber : Aisya, 2018
Ucapan Terima Kasih
4. Kesimpulan Saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT.
Potensi air hujan dapat diketahui menggunakan yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran
analisis hidrologi untuk mencari intensitas air hujan, dalam mengerjakan makalah ini serta kepada
intensitas hujan rata-rata yang diperoleh dikawasan Yayasan Pembina Masjid Salman yang telah
kompleks Masjid Salamn ITB yaitu 6,65 mm/jam, membantu dalam proses pengerjaan serta
untuk intensitas air hujan maksimum diperoleh pembiayaan makalah ini.
68,41 mm/jam dengan PUH 5 tahun dan durasi 1
jam. Potensi air hujan yang dapat ditampung untuk Daftar Pustaka
kawasan masjid salman ITB yaitu 8072 liter/hari, [1] Aisya, Siti. (2018). Perencanaan Sistem
dan yang dapat dimanfaatkan 6319 liter/hari, volume Pemanenan Air Hujan Dan Pengolahan
yang dapat dimafaatkan berkurang karena ada Limbah Air Wudhu Di Kompleks Masjid
penyisihan oleh first flush diverter. Sedangkan Salman ITB. Bandung : Institut Teknologi
limbah air wudhu yang dapat diolah adalah 6119 Bandung.
liter/hari, diperoleh dari perhitungan jumlah orang [2] Brown,C. (2013). An Investigation of The
yang shalat di Masjid Salman dengan survei selama Water Quality of Rain Water Harvesting
System. Jurnal Nacca, 6, 2158-9429.

144
ISSN 2686-5513

[3] BSN (2008). SNI 6989.59 tentang Air dan Air [11] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11
Limbah. Jakarta: Badan Standardisasi Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Air Hujan
Nasional. [12] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
[4] BSN (2017). SNI 8456 tentang Sumur Dan Perumahan Rakyat No. 4 Tahun 2017 tentang
Parit Resapan Air Hujan. Jakarta: Badan Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Standardisasi Nasional. Limbah Domestik
[5] Chow, V. (1992). Hidrolika Saluran Terbuka . [13] Reynolds, D. (1982). Unit Operation and
Jakarta: Erlangga. Process in Environmental Engineering.
[6] Committee.,T.R. (2006). Rainwater California: Cole Engineering Division.
Harvesting. Texas: Texas Water Development [14] Suratkon, A. (2014). SmartWudhu Recycling
Board Ablution Water for Sustainable Living in
[7] enHealth, C. (2004). Guidance on use of alaysia. ReserchGate, 154.
rainwater tanks. Canberra: National Public [15] Tchobanoglous G. (1991). Wastewater
Health Partnership. Engineering Treatment adnd Reuse. New
[8] Erikkson, E. (2003). Household Chemical and York: McGraaw-Hill Inc.
personal care products as source for xenobiotic [16] Thomas T., dan Martinson, D. (2007).
organic compounds in grey wastewater. Water Roofwater Harvesting: A Handbook for
S.A.,, 29,135-146. Practitioners. Delft, The Netherlands: IRC
[9] Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 International Water and Santation Centre.
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan (Technical Paper Series; No. 49)
Pengendalian Pencemaran Air untuk pengairan [17] Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
taman. Penataan Ruang
[10] Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun
2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

145
ISSN 2686-5513

Tipologi Bentuk dan Elemen Estetik Arsitektur Masjid dalam Sejarah


Peradaban Islam: Tinjauan Umum Desain Masjid dalam Konteks Sejarah.
Adiadwan Herrawan1
1
Forum Masjid & Mushalla BSD dan Sekitarnya (FMMB)

ABSTRAK

Peradaban Islam telah memberikan sumbangan besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan berperan dalam
perkembangan dunia, tidak terkecuali dalam bidang seni, bangunan, pertamanan hingga perencanaan kota. Bidang
arsitektur merupakan karya nyata yang dapat menggambarkan sebuah kondisi peradaban masyarakat disaat itu.
Karena pentingnya keberadaan arsitektur khususnya bangunan masjid dalam syiar Islam sebagai pusat peradaban
Islam, diperlukan upaya untuk dapat mengetahui dan memahami sejarah perkembangan desain arsitektur masjid
selama masa peradaban Islam dan berbagai pengaruh konteks lokal dan wilayah terhadap aspek elemen desain
masjid. Hal ini diharapkan dapat memberikan wawasan dalam bingkai sejarah, yang akan memperkaya proses
perencanaan dan perancangan masjid di masa depan. Pemahaman umum mengenai sejarah peradaban Islam perlu
dilakukan, agar diketahui posisi periode waktu dan zamannya, serta keterkaitan dengan peradaban Barat dan Timur
sebelumnya. Hal ini dikarenakan arsitektur Islam sebagai bagian dari kebudayaan dan ilmu pengetahuan telah
menerima dan mengadopsi warisan atribut kebudayaan peradaban sebelumnya, yang selanjutnya membentuk dan
melahirkan karakter fisik arsitektur Islami yang baru, khas dan unik.
Sebagai sebuah tinjauan umum, akan dilakukan studi literatur terkait tipologi bentuk masjid sepanjang
perkembangan arsitektur dalam peradaban Islam. Selain itu juga akan ditinjau sejauh mana adaptasi yang
dilakukan terhadap karya-karya asitektur peradaban sebelumnya. sehingga menghasilkan karya-karya Islami baru
yang khas dan unik setelahnya. Pengkajian ini diharapkan dapat memperkaya proses perencanaan dan perancangan
masjid di masa depan dan juga memberikan inspirasi lanjutan dalam pembahasan yang lebih mendalam. Yaitu
khususnya di setiap periode waktu perkembangan sejarah arsitektur Islam, serta cakupan keilmuan yang terkait
lainnya, seperti studi seni dan elemen estetik Islam, tata ruang dalam, hingga perencanaan perkotaan yang Islami.
InsyaAllah

Kata kunci: Peradaban Islam, Arsitektur Islam, Arsitektur Masjid.

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka


Masjid sebagai bangunan memiliki makna 2.1. Pengertian Peradaban
yang sangat penting dalam Islam. Masjid tidak saja Peradaban ('Hadharah') dalam bahasa Inggris
berfungsi sebagai tempat beribadah semata, tetapi disebut sebagai 'Civilization'. Para ahli, ulama dan
lebih dari itu menjadi sarana menuju pembangunan peneliti Barat masih berbeda pendapat dari dulu
peradaban Islam dalam segala aspek kehidupan. hingga kini mengenai definisi sebuah peradaban.
Permasalahan mendasar yang sering dialami dalam Ulama Sayid Quthub memaknai peradaban
proses perencanaan dan perancangan sebuah masjid sebagai apa yang "diberikan" manusia berupa bentuk
adalah keterbatasan pemahaman karakter tipologi gambaran, pemahaman, konsep dan nilai kebaikan
arsitektur masjid dalam konteks perkembangan untuk menuntun manusia.
sejarah peradaban Islam serta pengaruh peradaban Prof. Dr. Raghib As-Sirjani menjelaskan
barat dan timur terhadapnya. bahwa peradaban adalah kekuatan manusia untuk
Oleh karenanya dalam pengkajian ini akan mendirikan hubungan yang seimbang dengan
dibahas dari berbagai sumber literatur terhadap Tuhannya, hubungan dengan manusia yang hidup
bagaimana kedudukan masjid dalam arsitektur bersama mereka, dengan lingkungan pertumbuhan
Islam, peran arsitektur Islam sebagai pewaris dan perkembangan. Sehingga peradaban dalam
kebudayaan dan peradaban barat dan timur. pemaknaan tersebut terjalin dalam tiga interaksi
Kemudian juga akan dibahas bagaimana tipologi hubungan, yaitu Tuhan, manusia dan alam
bentuk masjid dalam konteks perjalanan sejarah. sekitarnya.1
Pengkajian dan penulisan karya ilmiah ini 2.2. Pengertian Tipologi dalam Arsitektur
diharap-kan dapat menjelaskan keberagaman Merupakan impresi, gambaran, bentuk, jenis
karakter tipologi arsitektur masjid di setiap periode dan karakter suatu bentuk objek arsitektur. Menurut
waktu dan tempat, khususnya dalam memahami Raphael Moneo, tipologi bentuk dalam arsitektur
keunikan bentuk bangunan masjid yang merupakan sebagai konsep dalam perancangan berdasarkan
hasil karya ciptaan manusia di zamannya. karakteristik yang dimiliki oleh setiap objek

1
Raghib As-Sirjani, Prof. Dr (2011). Sumbangan Peradaban
Islam pada Dunia. Jakarta, Al-Kautsar.
146
ISSN 2686-5513

bangunan (fungsi, bentuk, langgam, sirkulasi dan terhadapnya merupakan fitrah yang telah mengakar
‘trend’). di dalam jati diri manusia. Yaitu fitrah menyukai
keindahan, tertarik kepada sesuatu yang indah, tidak
3. Analisa Masalah suka dengan keburukan dan menjauh dari keburukan
3.1. Islam dan Sejarah Peradaban itu, sesuai dengan sifat Allah Swt. melalui dalil
Kedatangan Islam merupakan awal bagi hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, At-Tirmidzi
kehidupan dunia yang baru. Islam telah menyinari dan Imam Ahmad, "Sesungguhnya Allah SWT itu
seluruh alam semesta kehidupan, mengubah suasana Maha indah dan menyukai Keindahan". Tidak
pemikiran, politik, syariat, masyarakat dan ekonomi diragukan lagi bahwa seni dan keindahan
dunia seluruhnya. Dengan Islam, menjadi terikat membentuk dimensi utama dalam peradaban Islam,
antara agama dan negara, sejarah dan yang mewarnai dengan kesempurnaan, keagungan
perkembangan, revolusi dan peradaban. Inilah dan dimensi kemanusiaan.
peradaban Islam. Hanya peradaban Islam-lah Jejak peradaban manusia meninggalkan
merupakan satu-satunya peradaban di dunia yang beberapa pertanda, antara lain arsitektur. Kondisi
memenuhi keunggulan dalam menjalin interaksi kebudayaan suatu masyarakat yang terefleksikan
dengan tiga komponen, yaitu antara Tuhan - sesama dalam kompleksitas tata kemasyarakatan,
manusia - alam sekitar. Hal ini dikarenakan diwujudkan dengan jelas melalui arsitektur.
peradaban Islam memiliki ikatan yang erat dengan Arsitektur sebagai pertanda perkembangan
kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, sebagai alat dan peradaban manusia karena arsitektur
dasar aturan dalam mengatur kehidupan sebuah menggambarkan indikator perkembangan kehidupan
peradaban. umat Islam sebagai pelaku dan pengisi budaya dan kemasyarakatan pada kondisi saat
peradaban Islam telah diakui oleh Allah Swt, sebagai dilahirkan. Melihat Piramida di Mesir akan dapat
umat terbaik manusia. Allah Swt, berfirman (yang diperoleh gambaran kekuasaan Fir'aun, Kolosium di
artinya): "Kalian (Islam, adalah) sebaik-baik umat Roma dapat diproyeksikan bagaimana kondisi
yang diciptakan untuk manusia..." (QS. Ali Imran kehidupan masyarakat Romawi. Meneliti
[3]: 110). kemegahan Masjid Agung Kordoba dengan
Peradaban Islam merupakan peradaban terbaik fenomena keberadaan sebuah kapel gereja di
sepanjang sejarah manusia yang berperan luar biasa tengahnya, dapat dipelajari perjalanan jatuh-
dalam membentuk sejarah manusia. Kemajuan bangunnya Islam di Spanyol. Demikian pula bila
manusia dalam berbagai bidang saat ini tidak dapat mengamati tampilan Hagia Sophia di Istambul, akan
terjadi tanpa kontribusi besar umat Islam dan didapat pelajaran tentang keruntuhan kekuasaan
peradaban Islam. Sumbangan kaum muslimin dalam Byzantium Roma dan munculnya kekuatan Islam di
roda perjalanan sejarah kemanusiaan begitu banyak bawah khilafah Utsmani Turki.3
dan signifikan. Karakteristik Peradaban Islam yang
istimewa ini sama sekali tidak ada tandingannya bila 3.3. Arsitektur Islam Pewaris Kebudayaan
dibandingkan dengan seluruh peradaban lain yang Barat dan Timur
pernah ada di dunia ini. Arsitektur Islam memiliki ciri khas tersendiri,
Disaat Islam datang, sudah ada peradaban- yang terlihat secara langsung dari desain hasil
peradaban terdahulu, yaitu peradaban Yunani, rancangan bangunan secara umum, bahan-bahan
Romawi, Persia, Mesir dan India yang telah bangunan yang khusus serta hiasan ornamen yang
menjadikan kondisi umat manusia telah sampai digunakan.
kepada titik terendah, yang menjadikan Allah Swt. Arsitektur Islam telah mencapai tingkatan yang
murka.2 tinggi dalam berbagai fungsi bangunan, yang dibuat
Peradaban Islam sebagai 'penyambung dan oleh para arsitek muslim dengan gambar-gambar
perantara' peradaban kuno menuju peradaban desain yang indah, rincian yang detil, bentuk-bentuk
modern, yang telah membuka jalan kepada tiga dimensi yang pas, serta kalkulasi yang tepat dan
peradaban terdahulu dan mengambil faedahnya. akurat, melalui keahlian ilmu teknik, matematika
Peradaban Islam adalah hasil dari percampuran dan mekanik yang unggul dimiliki oleh ilmuwan
penduduk dunia di bawah panji Islam yang beragam; muslim.
Yunani, Persia, Romawi, Turki, Andalusia, yang Ketika kebudayaan Islam berkembang pesat
mewarisi masyarakat dunia menyebar ke segala seiring dengan meluasnya kekuasaan wilayah,
penjuru secara luas. menjadikan Islam sebagai pewaris utama dari
3.2. Arsitektur Islam, Kebudayaan dan Ilmu peradaban dan budaya sebelumnya, Yunani,
Pengetahuan Romawi timur (Byzantium), Romawi barat (Roma),
Bukti yang menunjukkan keagungan dan Persia, Mesir dan India. Kebudayaan Islam
kesempurnaan peradaban Islam adalah bahwa Islam mengadopsi sejumlah atribut kebudayaan dari
tidak melupakan sisi keindahan sebagai nilai yang berbagai wilayah yang dikuasainya, memberikan
penting dalam kehidupan manusia. Peradaban Islam dampak kekayaan khazanah arsitektur Islam.
telah berinteraksi dengannya dengan landasan Dari wilayah Syam (Damaskus) Islam
bahwa rasa keindahan dan kecenderungan menerima berbagai elemen arsitektur gaya Greco

2 3
Ibid., hal-37 Achmad Fanani, Ir (2009). Arsitektur Masjid. Bentang Pustaka
147
ISSN 2686-5513

Roman dalam pengaruh Hellenistik, sedangkan dari adzan ('Minaret') dan area untuk berwudhu
wilayah Mesir memberi sumbangan dari keunikan (pancuran sumber air). Elemen lainnya terkait
budayanya yang telah bersentuhan dengan tradisi konstruksi bangunan yang dipengaruhi oleh budaya
Romawi, dan lainnya. Bahkan didalam setempat, yaitu; atap masjid (kubah), tiang, kolom
perkembangannya arsitektur Islam berhasil dan pilar ('Riwaq', 'Iwan'), bukaan pintu masuk
melahirkan banyak elemen bentuk yang Islami. masjid (gerbang), ornamen dekoratif ('Muqarnas')
Berbagai elemen bentuk seperti kubah, minaret, dan kaligrafi.
bentuk lengkung, dekorasi floral, geometrik, Beberapa elemen utama bangunan masjid
kaligrafi dan lainnya adalah karakter bentuk yang dalam arsitektur Islam, antara lain:5
khas dimiliki oleh beragam arsitektur Islam pada a. Seni Kubah
bangunan masjid, istana, madrasah, asrama, pasar, Seni kubah merupakan fenomena penting dari
makam, hingga skala ruang kota. perkembangan peradaban Islam dalam arsitektur.
Proses adaptasi gaya arsitektur dan bangunan Bentuk-bentuknya mengalami perkembangan pesat
dari dan antar peradaban sebelumnya dapat terlihat dan sangat beragam. Desain kubah bukti para arsitek
di banyak bangunan, antara lain di Masjid Agung muslim telah mencapai kemajuan perancangan dan
Damaskus, yang awalnya penganut Kristen konstruksi membangun kubah-kubah ukuran besar,
mengubah bangunan Kuil Yupiter dari tradisi dengan perhitungan matematika yang rumit
Romawi menjadi gereja. Kemudian ketika kaum berdasarkan atas analisa pembangunan kulit
muslimin menguasai wilayah itu, mengubah ('shells'), seperti kubah di masjid Ash-Shakhrah di
fungsinya menjadi sebuah masjid. Banyak bangunan Baitul Maqdis, masjid Astanah, Kairo dan
awal yang dibiarkan utuh terpakai, sedangkan di Andalusia. Kubah-kubah tersebut memancarkan
beberapa bagian lainnya disesuaikan untuk pemandangan yang indah terhadap masjid-masjid,
kebutuhan ibadah shalat berjamaah. Demikian juga seperti kubah-kubah di Masjid Sultan Ahmad di
dengan elemen dekoratifnya yang memanfaatkan Istanbul, juga yang terdapat di Masjid jami'
lukisan dinding floral dari tradisi gaya Byzantium. Qairawan, masjid Az-Zaitunah di Tunisia serta
Bangunan Al-Quds, Dome of the Rock (‘kubah Al- Masjid Jami' Kordoba, serta masjid-masjid yang
Sakhra’) memiliki bentuk 'rotunda' yang dibangun pada abad kesebelas dan keduabelas
berkembang di wilayah Syria sejak tahun 400 masehi.
Masehi pada bangunan gereja-gereja, juga kehadiran Kubah merupakan warisan dari tradisi Latin
'kolonade' (jajaran kolom) yang melingkar mengitari Yunani dan Romawi Greco Roman, Byzantium dan
ruang utama.4 Persia. Bentuk kubah terdiri dari beragam jenis,
Arsitektur Islam menerima bangunan antara lain: kubah Syriani, kubah Andalusia, kubah
pertemuan umum di gereja warisan konsep Basilika Persiani, kubah Mamlaki, kubah Utsmani dan kubah
milik bangsa Romawi ke dalam bangunan masjid. Indo Persiani.
Fungsi 'mihrab' juga diwariskan oleh tradisi Kristen b. Seni Mihrab
Koptik sebagai penanda area tempat penting di Pada bagian depan kiblat, tempat imam
ruang dalam gereja mereka. Ini semua menandakan memimpin shalat berjamaah terdapat dinding yang
arsitektur Islam telah menjadi pewaris kebudayaan awalnya datar, kemudian berkembang dengan
agung peradaban sebelumnya, dan mampu elemen ceruk kecil yang disebut sebagai di elemen
melahirkan karakter fisik arsitektur Islam yang khas mihrab. Masjid yang pertama menggunakan mihrab
dan unik. adalah Masjid Qubbah al-Sakhra, Al-Quds di
Palestina, berbentuk datar dengan ragam hias
3.4. Bangunan Masjid dalam Arsitektur Islam sederhana, juga di Masjid Nabawi, Madinah dan
Nabi Muhammad Saw. telah menjadikan Masjid Agung Damaskus. Mihrab yang sebelumnya
masjid Madinah sebagai tempat untuk datar dan dekoratif sederhana di dinding kiblat,
berkumpulnya para sahabat, menyampaikan wahyu berkembang menjadi bentuk ceruk di ruang imam
Al-Quran, pendidikan dan membahas strategi yang disebut 'Maqsura'. Tempat imam ini semakin
perang. Masjid sebagai tempat untuk menyampaikan diperkuat dengan keberadaan elemen kubah di atas
risalah kenabian berlangsung sampai zaman ruang Maqsura, sebagai area terpenting dalam
Khulafaur Rasyidin. Bahkan hingga kini, usaha hirarkis tata ruang masjid.
untuk menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas c. Seni Tiang
umat Islam masih terus dilakukan, sebagai upaya Para arsitek dan seniman muslim telah
untuk mencontoh dan mengembalikan peran fungsi mengadaptasi dan mengolah bentuk dan desain tiang
masjid seperti di zaman Nabi Shallallahu Alaihi portal warisan peradaban Yunani, seperti tiang
Wasallam. kolom 'Hellenistic' model 'Doric', 'Ionic' dan
Bangunan masjid memiliki berbagai elemen 'Corinthian' serta bentuk portal melengkung di masa
arsitektur Islam, yang terdiri dari elemen-elemen Romawi yang selanjutnya diberi makna baru yang
terkait proses ibadah, yaitu; keberadaan imam shalat islami.
('Mihrab'), ruang untuk makmum ('Zulla', 'Haram Jenis portal yang digunakan arsitektur
Riwaq'), tempat berkhutbah ('Mimbar'), tempat bangunan Islami ada yang berbentuk portal lengkung

4 5
Achmad Fanani, Ir (2009). Arsitektur Masjid. Bentang Raghib As-Sirjani, Prof. Dr (2011). Sumbangan Peradaban
Pustaka. Islam pada Dunia. Jakarta, Al-Kautsar.
148
ISSN 2686-5513

karya disaat kekuasaan Bani Umayyah di wilayah Isfahan, wilayah Iran, gaya persegi yang menjulang
Spanyol yang dikenal sebagai gaya Andalusia. Tiang yang berkembang di Spanyol dan Afrika utara, gaya
berbentuk lengkung ini merupakan ekspresi dari 'kepala pinsil' langsing dan runcing di wilayah
pohon-pohon kurma, yang pada bangunan Masjid Utsmani, gaya Ktub Minar yang menjulang tinggi
Agung Kordoba dan Istana Alhambra tampak tersusun dari lima bagian ruas, dindingnya diukir dan
ratusan tiang lengkung yang membentuk kebun terkenal di wilayah India, serta gaya Pagoda saat
kurma secara imajiner. Bentuk dasar tiang lengkung Islam masuk wilayah Cina. Dalam
ini adalah deformasi bentuk batang dan pelepah daun perkembangannya ternyata para penguasa
kurma. menjadikan gaya dan bentuk Minaret juga sebagai
Selain itu ada bentuk tiang dan portal gaya pertanda simbol kekuasaan politis.
Persiani yang dikenal sebagai 'Iwan', yang f. Seni Ornamen Dekoratif
merupakan gabungan dari elemen kolom bangunan Seni ornamen dekoratif merupakan elemen
dan belahan kubah gaya Persiani yang bersama arsitektur yang sangat berkembang dalam periode
membentuk unsur ruang. Letak unsur ruang ini kejayaan peradaban Islam. Perkembangan desain
berfungsi sebagai transisi menuju ruang yang lebih dan aplikasinya sangat dipengaruhi oleh adanya
utama, dengan menghadap ke arah ruang terbuka di aturan dalam syariat Islam, mengenai larangan untuk
depannya. Tiang pembentuk 'iwan' biasanya menampilkan visual makhluk hidup yang 'bernyawa
sepasang menjulang ke atas, sekaligus membentuk dan berjalan', seperti manusia dan hewan. Aturan ini
sebuah gerbang, seperti di Masjid Jami' Isfahan di berlakuk pada seluruh media visual, termasuk pada
Iran. bangunan-bangunan masjid dan lainnya, sehingga
d. Seni Lengkung Bangunan yang dominan diaplikasikan pada bangunan Islami
Dari referensi sejarah ditemukan bahwa unsur adalah elemen floral tumbuhan, geometrik dan
seni lengkung bangunan yang pertama kali kaligrafi arab yang bersumber dari Al-Quran, hadits
dihasilkan adalah lengkung bangunan 'Manfukh' dan perkataan ulama.
yang digunakan di Masjid Umawi di Damaskus pada
tahun 706 M. Kemudian seni lengkung bangunan ini 3.5. Desain dan Tipologi Bentuk Arsitektur
dikembangkan menjadi unsur penting arsitektur Masjid
Islam di Andalusia dan lainnya. Warisan budaya arsitektur yang diterima Islam
Selain itu pula ditemukan seni bangunan dan memengaruhi perkembangan arsitektur Islam,
'Tsulatsiyyatil Al-Futhat' yang sangat kuat dalam bersumber dari 2 (dua) wilayah utama, yang dibatasi
perhitungan secara matematis di tembok reruntuhan oleh garis batas ‘poros imajiner’ yang
kota Az-Zahra di Andalusia. Kelak bentuk lengkung menghubungkan secara lurus dua kota Makkah dan
ini banyak digunakan di bangunan gereja di Spanyol, Madinah.
Perancis dan Italia. Negara Eropa kemudian banyak a. Wilayah Barat
mengadopsi beragam bentuk lengkung arsitektur Merupakan wilayah di belahan sebelah barat
Islami tersebut, seperti 'Tudor Arch' pada bangunan garis lurus poros imajiner tersebut, yang meliputi
arsitektur di Inggris di abad ke-16 M, yang wilayah barat daya Anatolia, Palestina, Jordania,
mencontoh bentuk lengkung dari masjid Al-Azhar di Spanyol, Maroko, Mesir, Tunisia dan Afrika Utara,
Kairo, masjid Al-Jayushi juga masjid Al-Aqmar. serta wilayah Syria dan Turki.
e. Seni Minaret Wilayah barat mewariskan gaya arsitektur
Bermula saat pemerintahan kekhalifahan Bani Greco Roman Hellenistik, yang digunakan oleh
Umayyah di Damaskus yang awalnya mayoritas arsitektur di zaman Barat - Kristen yang sebelumnya
kaum Nasrani, terdapat banyak bangunan gereja ditinggalkan oleh bangsa-bangsa Yunani dan
yang dilengkapi oleh bangunan tempat lonceng Romawi yang sudah berusia ribuan tahun sejak 300
('Simantron') sebagai pertanda waktu pelaksanaan tahun sebelum Masehi. Islam mulai memasuki
kebaktian. Bangunan Simantron tersebut ditafsir wilayah poros barat, sejak tahun 631 M saat
ulang oleh khalifah Muawiyah, yang kemudian mengusir Romawi dari Syria, serta menguasai
menjadi tempat adzan untuk panggilan shalat. Palestina di tahun 636 M. Selanjutnya menjadi
Minaret juga terinspirasi saat Islam menguasai berkembang disaat kekuasaan khalifah Bani
wilayah Mesir melalui keberadaan bangunan Umayyah pada tahun 661 M memindahkan pusat
mercusuar berbentuk dasar bulat yang menjulang kepemimpinan dari kota Madinah ke Damaskus di
dengan cahaya api di atasnya, di Pantai Aleksandria. Syria. Inilah saat pertama penguasa Islam
Ada juga inspirasi dari menara pengintai saat perang menempati bangunan istana sebagai pusat
di era peradaban Yunani dan menara sebagai bagian kekuasaan, dan menjadikan bangunan masjid
dari bangunan kuil di masa Romawi. sebagai pusat peribadatan, sebuah tradisi baru yang
Bentuk minaret sangat beragam di berbagai memengaruhi perkembangan arsitektur Islam
tempat, yang sangat dipengaruhi oleh tradisi, budaya selanjutnya.
dan kemampuan konstruksi dan bahan di masing- Masjid-masjid dari wilayah barat telah
masing wilayah. Ada beberapa bentuk dan gaya menyumbangkan elemen-elemen arsitektur yang
minaret, yaitu; gaya Syriani, di masa bani Umayyah, khas, antara lain; bentuk kubah setengah bola
gaya Iraqi 'spiral' di Sammara dan Abu Dulaf di masa (Masjid Al-Aqsha, Palestina), kubah jamur (masjid-
Abbasiyah, gaya Persiani dengan menara kembar masjid di Turki), portal lengkung berbentuk tapal
yang mengapit 'iwan' gerbang pintu masuk di kuda (masjid di Spanyol), dan lainnya.
149
ISSN 2686-5513

1) Masjid Agung Kairouan, Tunisia6 Bangunan ini selesai dibangun pada tahun 692, di
Masjid ini dikenal juga dengan nama Masjid periode kejayaan Bani Umayyah – khalifah Abdul
Uqba, karena didirikan oleh Sidi Uqba Ibn Nafi pada Al-Malik. Struktur bangunan ini dipengaruhi oleh
tahun 670 M, sebagai masjid tertua di wilayah bentuk ‘Rotunda’ gaya Graeco Byzantium yang
Maghrib, Afrika dan sebagai bangunan cagar budaya ditopang oleh barisan kolom bergaya Corinthian
terkenal dunia Islam bagian barat yang secara desain mengelilingi bentuk bangunan.
kelak menjadi acuan bagi masjid-masjid di Afrika Bangunan ini memiliki denah berbentuk segi
dan sekitarnya. delapan memusat pada satu titik letak kubah yang
Bangunan ini memiliki luas area 9.000 m berwarna kemasan berbentuk setengah bola, tipikal
persegi, dengan pelataran berukuran 50 X 60 meter warisan arsitektur Hellenistik-Romawi dengan
berlantai batu alam, yang secara keseluruhan teknologi tertua dari Syria berkonstruksi kayu
lingkungan berbentuk seperti benteng yang siryani, dan interiornya dipenuhi oleh pola dekoratif
dikelilingi secara masif. Pelataran ini dikelilingi oleh yang berulang (‘Arabesque’).8
dinding serambi dengan tiang-tiang kolom Kubah bangunan ini berukuran diameter 20,2
(‘portico’) dan bentuk lengkung (‘arches’), yang meter dan tinggi 20,48 meter, dengan dilapisi oleh
dikombinasikan dengan kehadiran atap lengkung, campuran 100.000 uang koin emas, yang
kubah (‘dome, cupola’) di beberapa lokasi yang menjadikannya selalu bersinar bila terkena cahaya
menandakan adanya pintu masuk ke area masjid. matahari. Kubah ini ditopang oleh 12 kolom yang
Selain itu pula terdapat sebuah menara (‘minaret’) membentuk lorong berbentuk segi delapan. Secara
yang terlihat sangat dominan dan masif dengan eksterior bangunan ini mengalami renovasi disaat
ketinggian fisik bangunan 31,5 meter, berada di kekuasaan Ottoman, Sultan Suleyman 1 di periode
sebelah timur dari pelataran tahun 1520-1566 dan di tahun 1960-1964 serta di
2) Masjid Agung Damaskus, Syria7 tahun 1998 dengan penambahan 80 kg emas murni.
Masjid ini dibangun disaat kekuasaan dinasti Masjid ini juga mengadaptasi bentuk arsitektur
Bani Umayyah khalifah ke-enam, Al-Walid I, pada Rotunda dengan bentuk persegi delapan yang
tahun 706 M, yang mewarisi gaya arsitektur dimiliki gereja makam suci sebagai bukti terjadinya
peradaban sebelumnya dan adaptasi terhadap estafet pewarisan arsitektur di periode sebelumnya.9
ekspresi fisik tradisi lokal. Berawal dengan fungsi
sebagai bangunan kuil kaum pagan dari tradisi 4) Masjid Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Romawi, kemudian diubah menjadi gereja dan Bangunan ini dibangun di periode tahun 959-
asrama militer oleh kaum Nasrani. Setelah kota 983 M disaat kekuasaan dinasti Fatimids yang
Damaskus dikuasai oleh Islam, maka kaum beraliran Syiah dan awalnya berpusat di Tunisia,
muslimin mengubahnya menjadi bangunan masjid, wilayah Afrika Utara. Kemudian pusat kekuasaan
dengan memanfaatkan secara utuh ruang-ruang yang dipindah ke kota Kairo di Mesir. Kompleks ini kelak
ada, serta beberapa penyesuaian fungsi untuk dikenal luas sebagai pusat pendidikan Islam
ruangan ibadah shalat berjamaah. Pilar-pilar terkemuka di dunia, Universitas Al-Azhar.
lengkung dan kolonade, ceruk altar, menara jaga, Masjid ini memiliki bentuk kubah khas model
dibersihkan dari unsur-unsur pemberhalaan Mamlaki yang dipengaruhi oleh gaya kubah
kemudian dimanfaatkan sebagai atribut sekunder Mesopotamia. Kubah ini berbentuk seperti kepala
arsitektur masjid. gasing dengan leher kubah, memiliki dudukan
Bangunan ini memiliki bentuk denah melebar dengan transisi bentuk dari segi delapan menjadi
pada kedua sisinya, yang kemudian dikenal sebagai segi empat di dasarnya. Bangunan ini memiliki
tipikal pola Arab. Di masjid ini terdapat bentuk dasar menara (‘Minaret’) dengan balkon yang di
kelengkungan, kubah, menara, podium, pilar-pilar, bawahnya terdapat ‘Muqarnas’, telah mengalami
merupakan elemen-elemen bangunan warisan yang beberapa kali proses renovasi.
tetap dipertahankan. Kubah masjid bergaya kubah 5) Masjid Agung Kordoba, Spanyol.
Syriani, dengan ukuran berdiameter 20,4 meter Masjid Agung ini dibangun pada kekuasaan
dengan bentuk setengah bola berwarna hijau. kekhalifahan Bani Umayyah Spanyol, Abdul Ar
Interiornya memiliki tiga jalur dengan dua baris Rahman I di tahun 784, berada di kota Kordoba yang
kolom bergaya Corinthian, yang memiliki sudut memiliki sekitar 1600 masjid. Bangunan ini
pandang ke arah mihrab. Elemen estetik dekoratif memiliki kekhasan di ruang dalam dengan
tetap menggunakan lukisan-lukisan floral natural keberadaan kolom-kolom berbahan batu yang
bergaya Byzantium. memiliki pilar-pilar klasik berbentuk lengkung
3) Masjid Kubah Karang ('Dome of the Rock'), ganda batang-batang dengan portal lengkung
Al-Aqsha Palestina. berbentuk ladam sepatu kuda yang terilhami oleh
Masjid ini dikenal sebagai Al-Qubbat Al-
Sakhra atau masjid Kubah Karang, yang terletak di
wilayah Haram As-Sharief di kota Jerusalem.

6 8
Calista King (2011). A Guide to the Principles of Islam and Moya Carey (2010). The Illustrated Encyclopedia of Islamic
Islamic Architecture. Webster's Digital Services Art and Architecture. Lorenz Book
7 9
Patrick Nuttgens (1986). Pocket Guide to Architecture. New Patrick Nuttgens (1986). Pocket Guide to Architecture. New
York, Simon and Schuster’s. York, Simon and Schuster’s
150
ISSN 2686-5513

pohon-pohon kurma, batang, pelepah, tangkai dan meter, merupakan gaya minaret yang berkembang di
daun. berwarna-warni merah bata dan putih.10 wilayah Spanyol dan Afrika utara. Pada bangunan
Masjid ini memiliki kubah bergaya Andalusia, ini terdapat sekitar 200 kolom yang direncanakan
yang di bagian luarnya dilapisi atap tajuk segi menopang atap bangunan utama seluas panjang 178
delapan yang disangga oleh jaringan rusuk pilaster meter dan lebar 138 meter. Pembangunan ini terhenti
beton bersilangan dengan tradisi konstruksi batu karena pendirinya Yaqub al-Mansur wafat.13
bakar Mesopotamia warisan zaman Romawi. b. Wilayah Timur
Interior bangunan ini memiliki keindahan Tipikal Wilayah ini berada di belahan sebelah timur
interior yang sama juga pada bangunan istana Al- garis lurus poros imajiner yang menghubungkan
Hambra di Spanyol. Bangunan ini dipenuhi dekorasi Makkah dan Madinah, yang meliputi wilayah Irak,
floral khas Andalusia yang indah dan kaligrafi. Iran hingga Asia Tengah (Afghanistan, Uzbekistan,
6) Hagia Sophia, Turki.11 Turmenistan, Kazakhztan), serta wilayah India,
Bangunan yang awalnya sebagai gereja ini Pakistan, Bangladesh sampai Asia Tenggara dan
mengalami pengalihan fungsi menjadi masjid Indonesia.
setelah Islam (Turki Utsmani) menguasai Wilayah timur berkembang bermula saat
Konstantinopel dari penguasa Romawi pada abad khalifah Umar Ibn Khattab r.a. menguasai wilayah
ke-14, dibangun antara tahun 532 dan 537. Persia dengan membangun pusat kegiatan di Kuffah
Secara arsitektur, bangunan ini memberikan dan Basra, maka interaksi budaya khususnya ilmu
solusi terhadap keluasan area bangunan melalui Arsitektur mulai terjadi. Dilanjutkan terus hingga
kehadiran atap kubah besar. Bangunan bergaya kekuasaan Bani Abbasiyah yang memindahkan
Byzantium ini memiliki bentuk gugusan kubah pusat kekuasaan dari kota Damaskus ke Baghdad,
berbentuk kubah jamur yang khas, yang memadukan dan menjadikannya sebagai pusat kegiatan masjid,
antara aksen dominasi bentuk kubah dengan istana, pasar dan madrasah.
kedudukan hirarkis antara kubah utama dengan Di sinilah pengaruh budaya dan ilmu arsitektur
kubah-kubah turunan lainnya yang ukurannya lebih Persi masuk ke dalam arsitektur Islam yang
kecil. Ide bentuk kubah ini berasal dari bentuk kubah berkharakter Sassanian berbasis gaya arsitektur
gereja Santa Sophia, yang kelak menjadi inspirasi Sumerian-Mesopotamian dengan material bata
arsitektur masjid-masjid gaya Utsmani, antara lain; bakar, serta arsitektur Hindustani, seiring dengan
Masjid Sultan Bayezid (1501-6), Masjid bertumbuhnya kota Baghdad sebagai pusat keilmuan
Suleymaniye (1550-7), Masjid Selimiye (1568-74), Islam yang setara dengan kota Kordoba di Spanyol
Masjid Sultan Ahmed (1609-16) yang dikenal dan Kairo di Mesir.14
sebagai “masjid biru”, juga masjid-masjid lainnya di Beberapa masjid yang dibangun di wilayah ini
Turki. memiliki karakteristik yang khas, antara lain
Desain bangunan masjid-masjid di wilayah bangunan Masjid Agung Kuffah sebagai pewarisan
Turki tersebut sangat dipengaruhi oleh gaya khasanah arsitektur Sassanian. Selain itu pula
arsitektur Byzantiuim, Persia dan Syrian-Arab yang perkembangan budaya di wilayah timur ini telah
akhirnya membentuk gaya arsitektur Ottoman Turki. menyumbangkan bentuk kubah 'runcing' seperti
Bangunan-bangunan tersebut didominasi oleh kepala 'gasing', serta keberadaan gerbang,
kehadiran kubah utama yang masif dengan skala 'muqarnas‘ dan portal dalam bentuk yang dikenal
besar dan kubah-kubah lebih kecil lainnya (‘semi- sebagai arsitektur gerbang ('iwan'), seperti di masjid
domes’), harmonisasi antara ruang luar dan ruang di Isfahan-Iran dan Samarkand.
dalam serta pencahayaan dan efek bayangan yang 1) Masjid Agung Kuffah, Irak
terbentuk, serta kehadiran kolom-kolom bangunan.12 Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua
7) Masjid Sultan Hasan, Rabbat, Maroko yang dibangun di abad ke-7 oleh Muslim Ibn Aqil.
Terdapat dua kota besar dalam perkembangan Bangunan saat ini memiliki luas 11.000 m, yang
sejarah arsitektur di Maroko di masa dinasti desainnya didominasi oleh khasanah warisan
Almoravid dan Almohad, yaitu kota Marrakech dan arsitektur Sassania yang memiliki teknologi
Rabat. Di dua kota tersebut terdapat masjid utama, konstruksi bangsa Persia, seperti keberadaan bentuk-
yaitu Masjid Agung Marrakech yang dibangun di bentuk gerbang dan pilar bergaya Persia.
tahun 1120, dan Masjid Hassan yang dibangun di Memiliki bentuk kubah yang khas, serta adanya
tahun 1195 – 1199. Kedua masjid ini memiliki empat menara setinggi 30 meter dan lima gerbang,
kesamaan dengan kehadiran menara (‘minaret’) bangunan ini dikelilingi oleh dinding setinggi 10
berbentuk kotak. Masjid Hassan walau akhirnya meter, dengan luas ruang terbuka sekitar 5662 m2
tidak tuntas dibangun, memiliki karakter desain yang berlantaikan bahan marmer berwarna putih yang
unik dengan kehadiran menara berbentuk kotak didatangkan khusus dari India. Interior masjid ini
menjulang ke atas berbahan ‘limestone’ setinggi 44

10 13
Moya Carey (2010). The Illustrated Encyclopedia of Islamic Moya Carey (2010). The Illustrated Encyclopedia of Islamic
Art and Architecture. Lorenz Book Art and Architecture. Lorenz Book
11 14
Preston Chavey (2012). A Guide to Islamic Architecture, Achmad Fanani, Ir (2009). Arsitektur Masjid. Bentang
Webster's Digital Services Pustaka.
12
Calista King (2011). A Guide to the Principles of Islam and
Islamic Architecture. Webster's Digital Services
151
ISSN 2686-5513

dihiasi dengan kaligrafi dan elemen estetik berlapis bata di sepanjang sumbu utara – selatan, yang
emas dan perak. menjadikannya maha karya arsitektur Persia karena
2) Masjid Istana Ukhaidir, Iran kejernihan struktural dan keseimbangan secara
Bangunan ini menjadi bagian dari kompleks geometris, dan terus berkembang karena kebutuhan
Istana Ukhaidir yang dibangun pada tahun 775, secara fungsional, perubahan gaya, juga sebab
terletak di dekat kota Kuffa. Masjid dikelilingi oleh pengaruh ambisi politik yang berkuasa selanjutnya. 18
dinding setinggi 19 meter, memiliki kubah yang 5) Taj Mahal, India
dinamai ‘Qubbat al-Khadra’ (green dome) setinggi Bangunan yang berfungsi sebagai makam ini
40 meter. Teknologi bangunan masjid sebagai dibangun pada tahun 1632, telah memberikan
bukti teknik membangun lokal dalam mengolah inspirasi bagi desain-desain masjid di wilayah India,
material dan bahan yang turut menambah khasanah Pakistan dan sekitarnya, yang memiliki gaya
arsitektur Islam di wilayah ini. Masjid ini memiliki arsitektur Mughal yang merupakan penggabungan
konstruksi bata bakar Mesopotamia dengan gayanya dari elemen gaya Persia, India dan arsitektur Islam.
yang khas pada pilar, lengkung dan dekorasinya, Dominasi kubah berbentuk bawang yang dikenal
serta adanya pengaruh gaya Graeco-Roman dan sebagai model kubah Indo-Persiani, yang
Byzantium15 berkembang di wilayah Delhi, Agra dan Jaipur,
3) Masjid Agung Samarra kekuasaan Mughal di India pada abad ke 17 – 18,
Masjid ini mulai dibangun pada tahun 848 di disaat akulturasi pengaruh budaya Asia Tengah,
masa kekhalifahan Abbasiyah, di wilayah ibukota Persiani (Timur Lenk), ornamen gaya Hindi dan
baru Samarra yang berlokasi di tepian sungai Tigris, Islam, menjadikan puncak kejayaan karya arsitektur
setelah kepindahan dari ibukota lama, Baghdad. Islam di wilayah ini, antara lain bangunan Taj
Bangunan ini merupakan masjid terbesar disaat itu, Mahal, Astana Humayyun serta Fatehpur Sikri
dengan ukuran panjang 239 m dan lebar 156 m, yang Akbar.19
dikelilingi oleh dinding luar. Elemen kubahnya menandai gaya khas
Masjid agung Samarra memiliki ciri gaya arsitektur Islam Mughal yang biasa digunakan pada
Sassanian yang terlihat dari 'ceruk' Mihrab bangunan masjid, istana dan makam. Pada bangunan
mengambil bentuk dari tradisi Koptik, serta ruang masjid memiliki tiga buah kubah sejajar, sedangkan
dalam tipikal interior gereja. Masjid ini memiliki bangunan istana bercirikan satu kubah utama yang
bentuk tapak segi empat memanjang dengan poros dikelilingi beberapa anak kubah.
arah kiblat, yang memiliki Minaret setinggi 55 m Bentuk kubah meneruskan ciri geometris
berbentuk spiral 'Al Malwiyah‘ bergaya Iraqi yang turunan kubah Persiani, dengan sedikit lebih besar
unik, bulat melingkar ke atas, dibangun bagian badan kubah, yang ujung kubahnya sedikit
menggunakan teknologi bata bakar Sassania, ditekuk melentur dengan kepala kubah dimahkotai
dengan ukiran detil ornamen di dindingnya. Inspirasi sebentuk kelopak bunga terbalik. Bangunan masjid
bentuk ‘minaret’ ini mengikuti bangunan di masa memiliki tatanan yang simetris, memiliki empat
ziggurat mesopotamia lama.16 ‘minaret’ setinggi 40 meter, dengan menampilkan
4) Masjid Jami' Isfahan, Iran ruang besar yang dikelilingi lapisan dinding elegan
Masjid Isfahan yang pertama kali dibangun di yang digabungkan dengan arsitektur Hindi yang
masa kekhalifahan bani Umayyah pada tahun 771 ini masif dan kaya dengan ukiran indah. Penggunaan
telah mengalami beberapa kali pembangunan ulang, material tanah dan tembikar yang diolah dengan
penambahan dan renovasi di tahun 1100, 1304 dan batu-batuan yang menjadi ciri khas arsitektur Islam
1309, khususnya mengalami perubahan besar disaat Indo-Persiani digabungkan dengan gaya arsitektur
kekuasaan Seljuk Agung (‘The Great Seljuks’). 17 Asia Tengah dan gaya Hindi.
Masjid ini memiliki keunikan secara bentuk karena Elemen dekoratif bangunan bermotif kaligrafi,
terdapat penggabungan antara elemen kolom motif tumbuhan dan bentuk-bentuk abstrak.
bangunan dan belahan kubah bergaya Persia yang Bangunan ini selesai dibangun di tahun 1648.20
membentuk ruang berfungsi sebagai area transisi
menuju ruang yang lebih utama. Keberadaan ruang 4. Kesimpulan
transisi yang berkubah ('iwan') dan bentuk kolom Peradaban Islam sebagai pewaris utama dari
sepasang yang menjulang ke atas dijadikan sebagai peradaban dan budaya sebelumnya, yaitu peradaban
pertanda sebuah gerbang utama masuk masjid, Yunani, Romawi timur (Byzantium), Romawi barat
adalah ciri khas desain bangunan besar bergaya (Roma), Persia, Mesir dan India, telah berhasil
Seljuk yang menampung jamaah banyak, sebagai mengadopsi, mengadaptasi dan mengembangkan
awal gaya arsitektur masjid-masjid di wilayah Iran. sejumlah atribut arsitektur dan desain dari berbagai
Masjid inipun memiliki ruangan berbentuk relung wilayah yang dikuasainya, sehingga memberikan
(‘muqarnas’) dan ruang berkubah berbahan batu dampak kekayaan khasanah arsitektur Islam. Ini

15 18
Moya Carey (2010). The Illustrated Encyclopedia of Islamic Moya Carey (2010). The Illustrated Encyclopedia of Islamic
Art and Architecture. Lorenz Book Art and Architecture. Lorenz Book
16 19
Ibid., hal 60. Calista King, A Guide to the Principles of Islam and Islamic
17 Architecture, Webster's Digital Services, 2011
Scala Group (2009). Islam, Visual Encyclopedia of Art
20
Preston Chavey, A Guide to Islamic Architecture, Webster's
Digital Services, 2012.
152
ISSN 2686-5513

menandakan bahwa arsitektur Islam telah menjadi


pewaris kebudayaan agung peradaban sebelumnya,
dan mampu melahirkan karakter fisik arsitektur
Islam yang baru, khas dan unik.
Belajar dari tradisi bangsa-bangsa di wilayah-
wilayah yang dikuasai, telah memberikan
kesempatan untuk mengembangkan kekuatan dan
jati diri yang bercirikan tradisi Islam di atas landasan
keyakinan keagamaan Islam, akhirnya mampu
melahirkan ciri kebudayaan sendiri yang baru dan Masjid Kubah Karang ('Dome of the Rock'), Al-
khas, yang membedakan dari ciri tradisi peradaban Aqsha Palestina.
sebelumnya.
Ucapan Terimakasih
Rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah
SWT yang telah memberikan hidayah dan taufik,
sehingga penulis dapat berikhtiar untuk mendalami
ilmu sejarah Islam dan mengaitkan dengan bidang
ilmu arsitektur yang pernah dipelajari. Terimakasih
kepada Ust.Akmal Sjafril, ST,M.Pd pendiri Sekolah
Pemikiran Islam (SPI), Ust.Asep Sobari, Lc. pendiri
Sirah Community Indonesia (SCI) dan Ust.
Drs.Ahmad Yani pemimpin Khairu Ummah yang Masjid Al-Azhar, Kairo, Mesir.
telah menginspirasi dan mendorong dalam berkarya
menulis materi-materi Islami. Barakallah fiikum.

Daftar Pustaka
[1] Achmad Fanani, Ir (2009). Arsitektur Masjid.
Bentang Pustaka.
[2] Calista King (2011). A Guide to the Principles
of Islam and Islamic Architecture. Webster's
Digital Services.
[3] Moya Carey (2010). The Illustrated
Encyclopedia of Islamic Art and Architecture.
Lorenz Book.
[4] Patrick Nuttgens (1986). Pocket Guide to Masjid Agung Kordoba, Spanyol.
Architecture. New York, Simon and
Schuster’s.
[5] Preston Chavey (2012). A Guide to Islamic
Architecture, Webster's Digital Services.
[6] Raghib As-Sirjani, Prof. Dr (2011).
Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia.
Jakarta, Al-Kautsar
[7] Scala Group (2009). Islam, Visual
Encyclopedia of Art.

Lampiran

Hagia Sophia, Turki.

Masjid Agung Damaskus, Syria.

153
ISSN 2686-5513

Masjid Sultan Hasan, Rabbat, Maroko.

Masjid Agung Samarra.


Masjid Agung Kuffah, Irak.

Masjid Jami' Isfahan, Iran.

Masjid Istana Ukhaidir, Iran

Taj Mahal, India.

154
ISSN 2686-5513

Analisis Potensi & Preferensi Wakaf Jamaah Salman ITB – Studi Kasus
Peningkatan Nilai Wakaf melalui Program Wakaf 4 in 1
Muhammad Ridhwan1, Khirzan Noe'man2, Ryan Faisal3, Corina Indrianti4
Badan Wakaf Salaman, Masjid Salman ITB, Kota Bandung
mridhwan38@gmail.com

ABSTRAK

Republik Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia, dimana sekitar 87,2
% penduduknya merupakan penganut agama islam yang menjadikan Republik Indonesia menjadi negara dengan
umat muslim terbesar di dunia. Fakta tersebut Indonesia di nilai memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang
ekonomi syariah melalui instrumen ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf) untuk mengatasi masalah
ekonomi maupun sosial jika di kelola secara maksimal. Paper ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana program
Wakaf 4 in 1 bisa menaikkan nilai wakaf yang di himpun oleh Badan Wakaf Salman ITB, dimana hingga 31 Juli
2019, nilai wakaf yang berhasil di himpun naik sebesar 368% di banding nilai yang berhasil di himpun pada tahun
2018, Paper ini menyajikan data berdasarkan komparasi Laporan Wakaf dalam rentang beberapa tahun terakhir
dan di dukung dengan wawancara bersama pihak Badan Wakaf Salman. Adanya program wakaf 4 in 1 di nilai
meningkatkan atensi masyarakat dalam berwakaf, di dukung inovasi dan pengelolaan yang di lakukan oleh Badan
Wakaf Salman dengan mengembangkan cara berwakaf melalui pembayaran secara digital, di samping metode
konvensional berwakaf on the spot dan via transfer. Hingga saat ini program wakaf yang sedang adalah berjalan
yakni pembangunan Rumah Sakit Salman Hospital, Masjid Salman Rasidi, Masjid Syeikh Ajin Palestina, Masjid
Lautze 2, Sarana Prasarana Masjid Salman ITB, dan Rumah Pelopor. Disamping itu fakta bahwa penghimpunan
wakaf pada bulan ramadhan mampu mengambil 30%-50% penghimpunan wakaf tahunan oleh badan wakaf
salman.

Kata Kunci : Wakaf, Program Wakaf 4 in 1, pengelolaan.

1. Pendahuluan program wakaf 4 in 1 oleh Badan Wakaf Salman di


Republik Indonesia merupakan negara dengan Tahun 2019 ini.
jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, dimana
potensi pengelolaan ekonomi syariah melalui 3. Diskusi dan Hasil
instrumen ZISWAF mampu menangani berbagai Berkembangnya era digital, di sadari oleh
permasalahan sosial yang ada, wakaf merupakan Badan Wakaf Salman dapat mengoptimalkan
salah satunya, fakta bahwa belum maksimalnya potensi Wakaf di lingkungan jama’ah masjid Salman
pengelolaan wakaf di Indonesia merupakan menjadi ITB, maka dari itu pihak Badan Wakaf Salman
suaatu hal yang dapat di evaluasi lalu di kembangkan sendiri memulai untuk menggunakan platform
agar mendukung kelancaran dalam menjalankan media sosial seperti facebook, instagram, blog
salah satu syariat di dalam agama bagi pemeluknya. maupun platform e-commerce untuk menarik dan
Paper ini bertujuan untuk memaparkan salah satu memudahkan keberlangsungan proses wakaf itu
contoh pengelolaan wakaf agar potensinya dapat sendiri.
maksimal dengan membuat prefensi- prefensi Penggunaan media digital maupun e-
sehingga jama’ah atau para wakif tidak kebingungan commerce sendiri memiliki dampak yang cukup
dalam melaksanakan kegiatan wakaf tersebut, serta baik dalam menyampaikan informasi mengenai
inovasi guna memudahkan pelaksanaan ibadah wakaf dan juga penyaluran wakaf di lingkungan
wakaf itu sendiri, baik dalam menyampaikan masjid salman ITB sendiri, dimana jika kita
informasi maupun kemudahan dalam bertransaksi mengambil salah satu sampel di bulan juli 2019,
bahwa 10,64% penyaluran wakaf di lakukan secara
2. Metode Penelitian digital.
Pada paper kali ini penulis melakukan metoda
komparasi dengan membandingkan Laporan wakaf
di tahun 2018 dan Laporan Wakaf di tahun 2019,
yang memuat data-data kuantitatif, lalu untuk
menghindari asumsi penulis juga melakukan
wawancara dengan Badan Wakaf Salman, untuk
mendengar analisis mereka terhadap laporan
tersebut dan dampak setelah di luncurkannya

155
ISSN 2686-5513

RS Salman Hospital adalah RS Syariah bertipe


C yang akan melayani semua kalangan, termasuk
dhuafa. Pelayanan yang diberikan meliputi,
kardiovaskular, ginjal, hipertensi dll. Fasilitas yang
dibangun berupa 200 tempat tidur dengan 2 Ruang
VVIP, 6 VIP, 7 Kelas I, 9 Kelas II, 10 Kelas III, ICU,
Isolasi, dll. Rumah sakit ini memegang 5 prinsip
(S4H): Safety, Syariah, Sophisticated, Sustainable,
& Hospitality.

Gambar 1. Grafik Instagram Growth badan


wakaf salman ITB

Gambar 3. Desain Rumah Sakit Salman


Hospital

Masjid Salman Rasyidi merupakan masjid


pertama yang akan dijadikan tempat ibadah di area
kompleks RS Salman Hospital. Di tanah seluas
500m2 ini, masjid ini terbuka untuk umum, dengan
2 lantai, dengan fasilitas ruang utama masjid, ruang
serbaguna, dan perkantoran. Masjid ini sangat
dibutuhkan di daerah dekat RS karena masyarakat
Gambar 2. Tampilan Facebook Masjid Salman sekitar tidak memiliki masjid dengan ukuran yang
ITB besar untuk menampung masyarakat sekitar.

Tabel 1. Grafik Penghimpunan Wakaf Badan


Wakaf Salman ITB bulan Juli 2019
Metode Nominal (Rp) %
CS, Booth, 139.032.200 23,18
Jemput
Wakaf
Transfer 396.875.847 66,18

Platform 63.807.470 10,644


Digital Gambar 4. Desain Masjid Salman Ar-Rasyidi

Program Wakaf 4 in 1 merupakan program Badan Wakaf Salman ITB dengan Aman
yang di luncurkan oleh Badan Wakaf Salman pada Palestin, yayasan yang memperhatikan kondisi
tahun 2019, dimana pada program ini mencakup masyarakat Palestina. Dengan berkolaborasi pada
pembanguna Rumah Sakit Salman Hospital (RSSH) acara Jawa Barat Peduli Palestina, diharapkan bisa
beserta Masjid salman ar-rasyidi, Masjid Syaikh membantu masyarakat Palestina untuk membangun
Ajlin, Gaza, Palestina, Pembangunan Masjid kembali infrastrukturnya. Masjid Syekh ‘Ajlin (Abu
Lautze-2, serta sarana dan prasarana Masjid Salman Jihad) adalah program wakaf masjid yang akan
ITB. dibangun di Palestina dengan desain masjid yang
dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan
Kamil.
156
ISSN 2686-5513

ikhwan yang menunaikan ibadah sholat Jumat.


Sehingga di perlukan renovasi berupa:
1. Ruang loker
2. 6 urinoir
3. 4 wastafel
4. 26 keran untuk wudhu
5. Gudang alat untuk kebersihan
Berdasarkan penuturan pihak Badan Wakaf
Salman adanya program 4 in 1 ini meningkatkan
atensi masyarakat untuk berwakaf, hal ini di dukung
data kuantitatif bahwa hingga Juli 2019 Badan
Wakaf Salman mengalami kenaikan penghimpunan
nilai wakaf hingga 368%, di samping itu di mulainya
Gambar 5.Kondisi Masjid ‘Ajlin Sebelum groundbreaking masjid Salman Ar-Rasyidi di yakini
Agresi 2014 menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk
berwakaf.

Gambar 8. Grafik perbandingan


penghimpuanan perbulan wakaf 2016-2019

Gambar 6. Kondisi Masjid ‘Ajlin Setelah Agresi


2014

Masjid Lautze-2 merupakan Masjid kecil


berwarna merah tempat membina ratusan mualaf
kota Bandung dan sekitartnya. Setiap Jumat terdapat
600-700 jamaah, masjid tidak cukup menampung
jamaah sehingga jalan umum di depan masjid
digunakan sebagai tempat shalat. Masjid Lautze-2
membutuhkan perluasan gedung seluas 270 m2, Gambar 9. Akumulasi Penghimpuan
Setiap minggunya terdapat mualaf yang Wakaf tahun 2016-2019
bersyahadat. Total mualaf binaan 340 orang dan
terus bertambah. Sangat membutuhkan tempat Bahkan pencapaian hingga bulan juli 2019
kegiatan pembinaan. sendiri sudah melebihi nilai target yang ingin di
capai oleh Badan Wakaf Salman di tahun 2019.

Gambar 7. Masjid Lautze-2, Bandung Gambar 10. Grafik Perbandingan Pencapaian


Disamping itu, di Masjid Salman sendiri Setiap terhadap Target tahun 2019
minggunya, terdapat 16.000 jamaah yang
berkunjung ke masjid Salman untuk beribadah. Adapun jika di ambil prefensi waktu
Terdapat sekitar 460 jamaah akhwat untuk untuk berdasarkan grafik pada gambar 8, penghimpunan
mengunjungi Salman. Kondisi tempat wudhu wakaf di bulan ramadhan mengambil porsi 30-50%
akhwat sudah membutuhkan renovasi agar dapat pengimpunan total tahunan, hal ini menunjukkan
melayani jamaah lebih banyak. Di hari Jumat, bahwa keutamaan ramadhan juga mendorong
tempat wudhu digunakan sekitar 4000 jamaah seseorang untuk lebih terpacu untuk berwakaf.

157
ISSN 2686-5513

bulan tersebut mengambil hingga 30-50% porsi


4. Kesimpulan penghimpunan wakaf tahunan.
Karakteristik para wakif masjid Salman ITB
dapat di tarik kesimpulan, berdasarkan Program Ucapan Terimakasih
wakaf 4 in 1, jamaah ITB cendrung memiliki
orientasi wakaf dalam bentuk fasilitas pelayanan Terimakasih penulis ucapkan kepada Badan
umum seperti pembanguna masjid, rumah sakit, dll, Wakaf Salman ITB, utamanya kepada Bapak
Berdasarkan kenaikan nilai penghimpunan wakaf Khirzan Noe'man, Bapak Ryan Faisal, dan Ibu
hingga 368% di tahun 2019, program wakaf 4 in 1 Corina Indrianti yang sudah memberikan data serta
merupakan contoh program yang dapat di lakukan memberikan penjelasn terkait penulisan paper ini.
untuk mengoptimalkan pengelolaan wakaf yang
harus di dukung melalui inovasi dan pelayanan yang Daftar Pustaka
prima. Adapun jika melihat waktu optimal untuk [1] KPI Report 2018 Badan Wakaf Salman
penghimpunan wakaf jamaah masjid salman ITB [2] Laporan Badan Wakaf Salman ITB Juli 2019
adalah di bulan ramadhan, dimana penghimpunan di [3] Program Wakaf Produktif Badan Wakaf
Salman ITB

158
ISSN 2686-5513

Ibadah Mahdhah Nyaman Bersama Masjid Kampus Undip

L.D. Mahfudz1,2, L. Gunawan1. Y. Muna1 dan N. Supriyono1


1
Masjid Kampus Universitas Diponegoro
2
Dosen Universitas Diponegoro
inditik@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang pelayanan prima terkait penyelenggaraan
aktivitas ibadah mahdhah studi kasus / pengalaman di Masjid Kampus (maskam) Undip. Pelayanan prima adalah
suatu pola layanan terbaik dalam manajemen modern yang mengutamakan kepedulian terhadap jamaah. Pelayanan
prima ibadah mahdhah di masjid kampus Undip meliputi environmental service, development
service, dan protective service. Environmental service menjadikan masjid kampus menjadi lingkungan yang
bersih, nyaman dan menyenangkan bagi siapapun, khususnya jamaah sholat, dzikir, Itikaf, baca Al-Quran dan
yang sedang puasa. Petugas kebersihan masjid kampus Undip menyapu dalam dan luar masjid setiap hari dan
mengepel minimal 3 kali sehari. Development service merekrut Imam Rawatib yang hafal Al-Quran, mendidik
mahasiswa yang hafidz 10-20 juz untuk menggenapkan menjadi 30 juz, melatih mereka untuk menjadi Imam Muda
maskam meningkatkan ilmu dan pengetahuan jamaah dalam beribadah mahdhah dengan mengadakan kajian
setiap hari. Protective service adalah pelayanan kepada jamaah maskam khususnya ibadah mahdhah merasa
aman berada di maskam Undip dengan memasanga 20 titik CCTV, merekrut 4 penjaga parkir dan 2 satpam, yang
mengawasi keamanan kendaraan, jamaah ibadah mahdhah beserta barang bawaannya. Selain itu terpenuhi
kebutuhan jamaah selama 24 jam. Kesimpulan dari makalah ini adalah pelayanan prima terhadap jamaah ibadah
mahdhah adalah menjadi prioritas utama dari masjid kampus Undip.

Kata kunci: Nyaman, Aman, bersama Maskam UNDIP

1. Pendahuluan Payung hukum dan landasan dalam pelayanan


Manajemen masjid utamanya Masjid Kampus prima pada masjid adalah merujuk pada Firman
(Maskam) merupakan manajemen yang didasarkan Allah Swt. QS At-Taubah [9]:18:
kepada fungsi masjid sebagaimana masjid pada ‫اجدَ اللَّـ ِه َم ْن آ َمنَ بِاللَّـ ِه َو ْاليَ ْو ِم ْاْلخِ ِر َوأَقَا َم‬
ِ ‫س‬َ ‫إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم‬
jaman Rasulullah Saw. Masjid mampu menjadi َ ‫الزكَاة َ َولَ ْم يَ ْخ‬
‫ش‬ َّ ‫ص َالة َ َوآت َى‬ َّ ‫ال‬, َ‫س ٰى أُولَ ٰـئِكَ أن يَ ُكونُوا مِ ن‬
َ َ َ‫فَع‬
pusat perkembangan peradaban, mengutamakan ﴾١٨﴿ َ‫إِ َّّل اللَّـهَ ۖ ْال ُم ْهتَدِين‬
jamaah baik dalam beribadah maupun melakukan Yang artinya: Hanya yang memakmurkan
kegiatan, ekonomi, sosial politik dan masjid adalah orang-orang yang beriman kepada
kemasyarakatan melalui pelayanan prima. Allah Swt. dan hari kemudian, serta mendirikan
Pelayanan prima adalah suatu pola layanan terbaik sholat dan menunaikan zakat, dan tidak takut
dalam manajemen modern yang mengutamakan (kepada siapapun) selain Allah Swt. Maka
kepedulian terhadap pelanggan. Layanan prima di merekalah yang diharapkan menjadi orangh-orang
dalam dunia bisnis disebut juga sebagai excellent yang mendapatkan petunjuk (QS At-Taubah [9]:18).
service. Excellent service, customer service Masjid adalah tempat ibadah umat muslim,
dan customer care pada dasarnya adalah sama, akan tetapi menjadikan masjid menjadi Islamic
hanya berbeda pada konsep pendekatannya saja Centre atau pusat kegiatan keislaman dan
(Rangkuti, 2017). Namun yang paling penting dalam kemasyarakatan sebagaimana jaman Rasulullah
memberikan pelayanan kepada pelanggan, minimal Saw. dulu mungkin bisa menjadi solusi masalah
harus ada tiga hal pokok, yakni: peduli pada yang sekarang terjadi, yaitu perpecahan didalam diri
pelanggan, melayani dengan tindakan terbaik, dan umat islam itu sendiri. Masjid harus menjadi pusat
memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada peradaban sehingga memiliki fungsi di antaranya:
standar layanan tertentu. Jadi, keberhasilan program sebagai pusat pendidikan, pusat peribadatan, pusat
pelayanan prima pada maskam Undip, tergantung informasi masyarakat, pusat pengumpulan dan
pada penyelarasan kemampuan, sikap, penampilan, distribusi zakat, infaq, dan shodaqoh, tempat
perhatian, tindakan, dan tanggung jawab dalam mengatur kegiatan masyarakat islam, pemberdayaan
pelaksanaannya. Sederhananya, pelayanan prima umat, berkembangnya perekonomian umat, budaya
(excellent service) adalah pelayanan yang memenuhi islam dan lainnya guna terbentuknya peradaban
standar kualitas yang sesuai dengan harapan dan islam. Menjadi pusat berbagai kegiatan
kepuasan pelanggan dalam hal ini adalah jamaah perekonomian umat akan membuat banyak
masjid. masyarakat akan kembali ke masjid, sangat

159
ISSN 2686-5513

tergantung bagaimana takmir dapat mencitrakan


masjid yang kita bina. Memanajemen masjid dalam
penerapannya memegang prinsip-prinsip utama
untuk jamaah, yaitu: melayani, memahamkan,
mensosialisasikan, dan mempertanggungjawabkan.
Maskam Undip juga memberikan pembinaan kepada
remaja masjid, dan juga anak-anak melalui TPQ. Gambar 1. Imam Utama dan Imam Muda Masjid
Khususnya mahasiswa sebagai remaja masjid sering Kampus Undip
diberikan training dan pembinaan, karena mereka
adalah kader-kader yang disiapkan untuk menjadi Imam masjid yang hafidz ini menambah
pemimpin dan da’i di masa yang akan datang. kekhusu’an dan kepercayaan jamaah dalam
Pembinaan juga tak hanya kepada remaja masjid menjalankan ibadah mahdhah. Jamaah masjid
atau TPQ saja, akan tetapi juga kepada masyarakat kampus sangat kritis terhadap bacaan imam sholat.
umum dengan tingkatan berbeda-beda, mulai dari Pernah dahulu Khotib sholat Juam’ah bacaan sin,
yang sederhana, mudah, dan ringan, misalnya syin dan shod hampir sama langsung di protes oleh
majelis taklim. jamaah. Lafal iyyakanang budu terbaca seperti
Berkaca pada pelayanan hotel, yang hanya iyyakanak budu ada protes dari jamaah, hal tersebut
tempat menginap manusia, bagaimana staf hotel dapat diatasi dengan adanya Imam sholat fardhu
dalam melayani tamu, baik dari segi kebersihan, yang merupakan para hafidz. Dampak dari
kesantuanan, kepedulian (care), keamanan dan pelayanan Imam dalam mengimami sholat fardhu
kepuasan. Maka takmir Maskam Undip dalam berdampak pada saat sholat Idul Fitri dan Idul
melayani masjid (Rumah Allah Swt.) harus lebih Adha. Pada saat sholat Idul Adha dan Idul Fitri
excellent dari pada pelayanan hotel bintang lima. Masjid Kampus Undip jamaah sangat banyak
Berkenaan dengan maskam Undip adalah melayani hingga memenuhi area jalan dan tempat parkir,
jamaah masjid yang sebagian besar mahasiswa, sehingga parkir dialihkan ke gedung ICT I dan ICT
dengan layanan yang terbaik dan mengutamakan II.
kualitas terhadap jamaah. Pelayanan masjid
khususnya maskam Undip harus mencakup 3 fungsi
pelayanan, yaitu: environmental service,
development service, dan protective service
(Badudu, 2016).
Berdasarkan uraian diatas, maka takmir
Masjid Kampus Undip berupaya dengan sunguh-
sungguh untuk memberikan pelayanan kepada
jamaah dan pengunjung masjid agar merasa
Nyaman Bersama Masjid Kampus Undip.

2. Pembahasan
Pelayanan yang diberikan oleh manajemen Gambar 2. Suasana sholat Idul Adha dan Sholat
Masjid Kampus (Maskam) Undip terhadap Idul Fitri
pengunjung, jamaah khususnya jamaah ibadah
mahdhah yaitu ibadah yang murni untuk Masjid menyediakan fasilitas kebersihan
mendapatkan ridha Allah Swt. seperti (sholat, (sapu, alat penyedot debu, alat pel dan tempat
puasa, zakat, haji dan wudu), mencakup 3 hal yaitu: sampah). Lingkungan yang bersih, tersedia tempat
environmental service, development service sampah diseluruh areal masjid, bahkan sampai ke
dan protective service (Ratminto et al., 2017). tempat parkir kendaraan, tujuannya aktivitas
a. Environmental Service jamaah dan pengunjung masjid mendapatkan
Environmental Service maknanya lingkungan edukasi, untuk dapat membuang sampah pada
masjid, khususnya masjid kampus harus menjadi tempatnya.
contoh masjid yang bersih, nyaman, menyenangkan Intensitas pengunjung yang datang ke masjid,
dan berfungsi multi benefit untuk jamaah baik maka menyebabkan lantai masjid akan cepat tidak
masyarakat umum, anak-anak, ibu-ibu dan mengkilap lagi karena tetesan air wudhu dan bekas
khususnya mahasiswa. Maka Masjid Kampus Undip tapak kaki. Guna menjaga tetap bersih mengkilap
setelah diresmikan pemakaiaannya pertama kali maskam Undip melakukan pengepelan minimal 3
yang dilakukan adalah merekrut imam yang hafidz, kali setiap hari, yaitu pagi hari (jam 06.00), siang
tenaga kebersihan dan tenaga keamanan melalui hari (jam 13.00 dan sore hari (jam 16.00), sehingga
seleksi yang ketat, terutama niat mereka untuk kondisi lantai masjid akan selalau terpelihara
menjadi marbot dimasjid yang diutamakan. dengan bersih.

160
ISSN 2686-5513

Gambar 5. Tanaman Bunga dan Penghijauan


Maskam dalam rangka Undip Go Green

Penghijauan juga mendukung Universitas


Diponegoro dalam mewujudkan Go Green Campus,
sehingga dalam Alhamdulillah Undip menempati
posisi ke 3 World University Ranking Greenmetric.
Gambar 3. Tempat Sampah dan Adab Membuang Sampah organik di Maskam Undip dikumpulkan,
Sampah tidak boleh dibakar tetapi disetor ke Universitas
Diponegoro untuk dijadikan kompos.
Khusus untuk hari Jumat semua marbot wajib
datang pagi, untuk menyiapkan masjid karena akan
kedatangan tamu Allah Swt., sesuai dengan
tupoksinya ada yang membantu parkir kendaraan,
mengatur jamaah, menjaga keamanan dan
membantu jamaah yang memerlukan bantuan
(disable).

Gambar 6. Penghijauan di Masjid Kampus Undip

Sepatu dan sendal pengunjung disediakan


tempat untuk menaruh sehingga rapi, tidak kena
panas dan air hujan. Al-Quran, kitab, perlengkapan
shalat ada yang menata dan mengatur secara
periodik sehingga rapi.
Gambar 4. Mengepel lantai Maskam Undip 3 kali
perhari, kaca seminggu sekali

Penghijauan dengan tanaman bunga dan


pohon peneduh disekeliling maskam Undip,
sehingga menambah suasana kesejukan dan
keasrian masjid, masjid suasananya menjadi lebih
nyaman dari hotel berbintang sekalipun. Hal ini
akan menambah kekhusukan jamaah khususnya
yang akan beribadah mahdhah.

Gambar 7. Al-Quran, kitab, peralatan sholat,


Jalan dan ruang untuk jamaah disable

Maskam Undip menyediakan jalan untuk kursi


roda dan kursi bagi para jamaah disable dan
disediakan tenmpat khusus untuk ibu-ibu sepuh dan
menyusui. Bahkan tempat bermain anak-anak yang
dibawa orang tua yang ingin mengenalkan masjid

161
ISSN 2686-5513

menjadi sangat nyaman. Setiap Jumah ada jamaah bersamaan dengan merekrut Imam utama dan
disable yang datang dari jauh untuk melaksanakan tenaga kebersihan masjid sejak pertama kali masjid
sholat jumah, hal ini masih belum banyak diresmikan.
terpikirkan oleh manajemen masjid pada umumnya.
b. Development Service
Development Service, guna berjalannya
ibadah mahdhah dengan tertib, baik, benar dan
lancar, maka Masjid Kampus merekut Imam utama
yang hafidz dan mendidik Imam muda yang berasal
dari mahasiswa penghafal Al-Quran sebagai
cadangan sewaktu-waktu imam utama ada
halangan. Hal ini untuk menjaga agar jamaah
mantab dan yakin akan bacaan imam dalam
memimpin sholat. Maskam Undip memberikan
bimbingan dan mengembangkan jamaah dari segi
beribadah baik ibadah mahdhah maupun ghoiru Gambar 9. Pos Parkir dan Penjaga Parkir,
mahdhah, pengetahuan agama, pengembangan Monitor dan Kamera CCTV Maskam Undip
potensi diri sebagai calon entrepreneur, birokrat,
da’i dan pemimpin masa depan yang memiliki Guna keamanan bersama khususnya bagi
aqidah kuat, akhlaqul karimah, pengetahuan luas, jamaah Maskam Undip telah memasang lebih dari
komunikator dan kemampuan menejerial yang baik. 16 titik CCTV, mulai dari dalam masjid, serambi,
Jamaah yang datang ke masjid untuk selasar, tempat parkir motor dan mobil. Maskam
beribadah mahdhah maupun ghoiru mahdhah akan Undip juga menyediakan locker untuk penitipan
mendapat nilai tambah, sehingga benar-benar barang jamaah agar barang bawaan jamaah tidak
menjadi puas. Jamaah masjid kampus harus mengganggu kekhusukan beribadah, aman, tertib
semakin baik tata-cara beribadahnya, pengetahuan, dan rapi.
status sosialnya. Majelis Taklim kampung sekeliling
masjid diarahkan dan diajak untuk berislam secara
kafah, dengan menfasilitasi taklim di maskam Undip
kemudian secara pelan-pelan diarahkan untuk
beribadah mahdhah dan ghoiru mashdhoh sesuai
dengan yang dituntunkan Rasulullah Saw. Tidak
kalah penting adalah pemberdayaan perekonomian
jamaahnya (sudah menjadi pemikiran dan agenda
kedepan), sehingga jamaah benar-benar menjadi Gambar 10. Loker yang Berkunci Tempat
berdaya, agar aqidahnya akan semakin kuat. Menaruh Barang Jamaah
Masjid kampus harus bersih, indah, sejuk, nyaman Protective Service ini harus dilakukan dengan
dan tersedia kebutuhan dasar jamaah seperti air sunguh-sungguh bahkan kalau perlu secara radikal,
minum, kopi, teh dan air mineral yang tersedia 24 karena maskam Undip selain tempat ibadah adalah
jam. tempat pembinaan aqidah, akhlaq, dan tempat
belajar politik, ekonomi, sosial dan budaya bagi
calon da’i dan pemimpin masa depan, agar tidak
ada infiltrasi dari paham apapun selain paham
islam yang rahmatan lil alamiin.

3. Kesimpulan
Pelayanan Ibadah Mahdhah ini dilaksanakan
dengan SOP dan pengawasan yang ketat sehingga
menjadikan jamaah merasa nyaman, aman dan
terpuaskan, sehingga Masjid Kampus Undip benar-
benar merupakan tempat untuk Ibadah Mahdhah
yang nyaman.
Gambar 8. Fasilitas Air minum untuk Jamaah
Putri dan Putra Daftar Pustaka
[1] Ratminto, et al. 2017. Pelayanan Prima:
Fasilitas yang disediakan masjid kampus Pedoman Penerapan Momen Kritis Pelayanan
tersedia untuk memuaskan para jamaah, baik yang dari A sampai Z. UGM Press. Badan Penerbit
berkunjung untuk beribadah, itikaf, tadarus, bahkan dan Publikasi Universitas Gadjahmada
yang hanya istirahat dengan santai dan nyaman Yogyakarta.
tersedia di masjid kampus. [2] Rizal Badudu. 2016. Service Excellent.
c. Protective Service Pelayanan Pelanggan yang Prima oleh
Guna melaksanakan Protective Service, maka Perusahaan di Indonesia. Gramedia Digital.
maskam Undip merekrut tenaga penjaga keamanan Jakarta.
162
ISSN 2686-5513

[3] Freddy Rangkuti. 2017. Customer Care Perusahaan Melalui Pelayanan Prima.
Excellence: Meningkatkan Kinerja Gramedia Pustaka. Jakarta

163
ISSN 2686-5513

Sinergi Pengelolaan Dana Masjid dan Aset Wakaf untuk Mendorong


Pemberdayaan Ekonomi Umat
Nining Islamiyah
S2 Akuntansi, International Islamic University Malaysia
nining.islamiyah@gmail.com

ABSTRAK

Bukan hanya sekedar tempat sujud, pada masa Rasulullah masjid dibentuk sebagai tempat ibadah, pusat
pemerintahan, pusat ekonomi, pusat pendidikan, pusat pertahanan, dan pusat keamanan. Kondisi ini sangat berbeda
dengan fungsi masjid saat ini, dimana mayoritas masjid hanya digunakan sebagai tempat ibadah mahdhoh, seperti
salat dan i’tikaf. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan ekonomi masjid
dan minimnya pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, diperlukan solusi alternatif yang dapat
mendorong peningkatan ekonomi masjid, salah satunya dengan melakukan sinergi pengelolaan dana masjid dan
aset wakaf. Sinergi ini dilakukan dengan cara pengurus masjid menempatkan surplus dana masjid ke program
investasi yang dijalankan oleh lembaga wakaf mitra. Hasil keuntungan yang diperoleh selanjutnya akan dibagi
kepada pengurus masjid dan lembaga wakaf sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Dengan adanya sinergi
tersebut, diharapkan pengelolaan dana masjid dapat dilakukan dengan tujuan pemberdayaan ekonomi umat sebagai
salah satu fungsi utama masjid dapat segera tercapai. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan skema kolaborasi
yang dapat dilakukan oleh pengurus masjid dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga wakaf dalam
melakukan sinergi pengelolaan dana masjid dan aset wakaf. Karya tulis ini merupakan conceptual paper yang
disajikan secara deskriptif dan ditunjang oleh literatur, dokumen terkait keuangan masjid dan aset wakaf.
Dukungan dari stakeholder terkait seperti pengelola masjid, Dewan Masjid Indonesia (DMI), BWI, pemerintah,
akademisi, dan praktisi sangat dibutuhkan dalam penerapan konsep ini, agar implikasinya bisa dirasakan secara
menyeluruh dan berkelanjutan.

Kata Kunci: Sinergi, Dana Masjid, Aset Wakaf, Ekonomi Umat

1. Pendahuluan masjid di kalangan umat muslim, membuat mereka


Sebagai negara dengan jumlah penduduk saling berlomba untuk membangun masjid, baik
muslim terbesar di dunia, keberadaan masjid membangun masjid secara fisik ataupun
menjadi sangat penting di Indonesia. Menurut membangun dengan langkah membantu membiayai
keterangan dari Ketua Dewan Masjid Indonesia, operasional masjid. Hal ini dilakukan tidak hanya
Jusuf Kalla, masjid di Indonesia jumlahnya semata-mata untuk meningkatkan intensitas
mencapai 800.000 (Ayu, 2018). Ini merupakan aktivitas masjid, namun juga mengharapkan
jumlah terbesar jika dibandingkan dengan negara keridhoan Allah SWT yang juga bisa dijadikan
muslim lainnya dan terus mengalami peningkatan sebagai investasi akhirat nantinya. Dengan jumlah
dari waktu ke waktu masjid yang begitu banyak, dapat dibayangkan
berapa potensial dana yang bisa didapatkan oleh
seluruh masjid di Indonesia. Sebagai contoh, Masjid
Pertumbuhan Jumlah Masjid Raya At-Taqwa yang ada di Cirebon. Masjid ini
setiap bulannya mendapatkan dana infaq yang
1000000 jumlahnya tidak kurang dari Rp 200.000.000 (Iwan
709646 731096 800000 dan Herdiana, 2018). Ini masih dana yang
500000 409402 419273
didapatkan oleh satu masjid. Dapat dibayangkan
0 berapa besar jumlah dana masjid di seluruh Jawa
2009 2010 2012 2013 2018 Barat yang jumlahnya hampir 90.000 masjid dan
Pertumbuhan Jumlah Masjid
betapa besar jumlah akumulasi dana masjid untuk
seluruh Indonesia. Dengan analogi sederhana ini,
Gambar 1. Pertumbuhan Jumlah Masjid di seharusnya fungsi utama masjid sebagai pusat
Indonesia Tahun 2009-2018 (Sumber: Diolah dari pemberdayaan ekonomi umat bisa tercapai
berbagai sumber) Namun kenyataannya, tujuan itu hanya masih
dapat dicapai oleh beberapa masjid saja. Sebagian
Keadaan ini seharusnya bisa menjadi peluang besar masjid belum dapat mengeksekusi fungsi
bagi Indonesia mengingat fungsi utama masjid tersebut dengan baik. Pada umumnya, keberhasilan
sebagai tempat utama dalam menyelenggarakan pemberdayaan umat berbasis masjid sangat
aktivitas bagi kaum muslim. Pentingnya fungsi ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
faktor sumber daya, baik sumber daya manusia
164
ISSN 2686-5513

(SDM), ketersediaan dana, dan dukungan sarana pengelolaan dananya, diantaranya yaitu program
prasana yang digunakan untuk menyelenggarakan pemberdayaan spiritual keagamaan, program
kegiatan. Ketiga sumber daya tersebut sangat pemberdayaan pendidikan, program pemberdayaan
berpengaruh terhadap keberhasilan pemberdayaan ekonomi, program pemberdayaan sosial
masjid. Selain itu, komunikasi dan struktur kemasyarakatan, dan program pemberdayaan seni
organisasi juga memiliki peranan penting dalam budaya. Kelima program tersebut menjadi prioritas
proses pemberdayaan umat melalui masjid (Iwan utama masjid ini dalam rangka meningkatkan
dan Herdiana, 2018). pemberdayaan dan kualitas hidup masyarakat
Oleh karena itu, diperlukan adanya konsep disekitarnya.
alternatif yang bisa menjadi solusi untuk Berbeda dengan Masjid At-Taqwa di Cirebon,
memaksimalkan pemberdayaan ekonomi umat Masjid Sabilillah yang ada di Malang memanfaatkan
melalui masjid. Salah satu cara yang bisa dijadikan dana yang diperoleh dengan memfokuskan
alternatif yaitu dengan melakukan sinergi programnya pada empat hal, yaitu peribadahan,
pengelolaan antara dana masjid dan aset wakaf. sosial pendidikan, kesehatan dan ekonomi
Setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan (Faizaturrodhiah, 2018). Saat ini masih belum ada
mengapa sinergi ini potensial untuk dilakukan. peraturan khusus yang memberikan pedoman terkait
Pertama, dana masjid dan aset wakaf sama-sama pengelolaan dana masjid di Indonesia. Sehingga,
memiliki fungsi untuk memberdayakan ekonomi para pengurus masjid dituntut kreatif dalam
umat. Dengan latarbelakang fungsi yang sama, maka menjalankan tanggung jawabnya untuk mengelola
kedua dana ini dapat disinergikan untuk meraih dana yang diperoleh dengan baik.
tujuan tersebut. Kedua, potensi dana masjid dan aset
wakaf yang besar di Indonesia. Pada tahun 2018, 2.2 Potensi Wakaf di Indonesia
potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai 180 Secara bahasa, wakaf berasal dari bahasa Arab
triliun (Badan Wakaf Indonesia, 2018). Hal ini dapat waqafa yang berarti menahan, berhenti, diam di
dibayangkan apabila potensi wakaf yang sangat tempat atau tetap berdiri. Menurut Undang-Undang
besar ini dapat disinergikan dengan potensi dana Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004, tentang
masjid yang besar pula di Indonesia. Dengan adanya Wakaf, yang dimaksud sebagai wakaf yaitu
sinergi dari pengelolaan kedua sumber dana tersebut, perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
diharapkan nantinya tujuan pemberdayaan ekonomi menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
umat melalui masjid bias segera tercapai. dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
2. Kajian Literatur keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
2.1 Pengelolaan Dana Masjid menurut syariah. Ada beberapa istilah dalam
Populasi penduduk muslim yang sangat besar pengelolaan aset wakaf, diantaranya yaitu muwakif
di Indonesia, menyebabkan keberadaan masjid dan nazhir. Muwakif yaitu orang yang mewakafkan
menjadi sangat vital di negeri ini. Hal ini harta benda yang dimilikinya. Sedangkan nazhir
dikarenakan masjid memegang beberapa fungsi yaitu orang yang menerima dan mengelola harta
sentral dalam pemberdayaan masyarakat. Menurut benda wakaf dari muwakif.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. Menurut Qahaf (2005), wakaf dibedakan
10 Tahun 2010, selain berfungsi sebagai tempat menjadi beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan
beribadah, masjid juga memiliki fungsi utama tujuannya, waktunya, dan penggunaannya.
sebagai pusat pemberdayaan. Menurut hasil Berdasarkan tujuannya, wakaf dibedakan menjadi
penelitian Kusuma (2018), setidaknya ada emapat tiga, yaitu wakaf sosial untuk kepentingan
fungsi utama masjid, yaitu tempat ibadah, sosial masyarakat, wakaf keluarga, dan wakaf gabungan
kemasyarakatan, pendidikan, dan pemberdayaan untuk keluarga dan masyarakat. Sedangkan menurut
ekonomi umat. Fungi-fungsi ini dapat dicapai batasan waktunya, wakaf dibedakan menjadi wakaf
melalui program-program yang diselenggarakan abadi, seperti tanah dan bangunan, dan wakaf
oleh pengurus masjid. sementara untuk barang yang mudah rusak.
Untuk bisa mengeksekusi program- Selanjutnya pengelompokan wakaf berdasarkan
programnya dengan baik, tentunya masjid penggunaannya dibedakan antara wakaf langsung
membutuhkan banyak dana. Dana masjid biasanya dan wakaf produktif. Wakaf langsung yaitu wakaf
diperoleh dari hasil infak, sedekah, wakaf, dan yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai
donasi. Sebagian masjid juga mendapatkan dana dari tujuan secara langsung, seperti masjid dan mushola.
pemerintah untuk membantu membiayai Sebaliknya, wakaf produktif merupakan wakaf yang
operasionalnya. pokok barangnya digunakan untuk kegiatan
Pada umumnya, setiap masjid memiliki strategi produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan
pengelolaan masing-masing untuk memaksimalkan tujuan wakaf. Keberadaan wakaf sudah dapat
dana yang telah diperolehnya. Berdasarkan pada dirasakan sejak zaman Rasulullah, dimana banyak
penelitian yang telah dilakukan oleh Iwan dan masjid yang dibangun di atas tanah wakaf.
Herdiana (2018) dengan mengambil sampel Masjid Keberadaan wakaf memiliki potensi yang
At-Taqwa sebagai salah satu masjid percontohan di sangat besar di Indonesia. Oleh kerena itu tidak
Cirebon. Ada beberapa program pemberdayaan yang heran jika pada akhir-akhir ini terjadi peningkatan
dilakukan oleh masjid ini untuk memaksimalkan aktivitas perwakafan di kalangan masyarakat. Salah
165
ISSN 2686-5513

satunya yaitu dengan penggalakkan wakaf tunai. 3.1 Skema Sinergi Pengelolaan Dana
Berbeda dengan wakaf tanah ataupun gedung, wakaf Masjid dan Aset Wakaf
tunai memiliki sifat yang umum, sehingga setiap Pada prinsipnya, skema pengelolaan dana
orang dapat menyumbangkan hartanya tanpa batas- masjid dan aset wakaf dapat dilakukan oleh
batas tertentu. Penggunaan wakaf tunai juga lebih pengurus masjid dengan Badan Wakaf Indonesia
fleksibel dalam menjangkau potensi-potensi yang (BWI) melelui nazhir wakaf setempat. Dalam skema
ingin dikembangkan (Shaikh, 2017). ini, pengurus masjid akan mengumpulkan dana
Berdasarkan asumsi yang dilakukan oleh masjid yang sudah didapat. Dana tersebut
Cholil Nafis (2009) yang dikutip dalam Rianto dan selanjutnya digunakan untuk membiayai beban
Arif (2018) menyebutkan bahwa jika 20 juta umat operasional masjid. Apabila masih ada dana sisa
muslim yang ada di Indonesia mau mengumpulkan setelah dikurangi biaya operasional, maka dana
wakaf uang senilai Rp 100 ribu setiap bulan, maka inilah yang selanjutnya akan diinvestasikan pada
dana yang terkumpul di setiap tahunnya akan program bisnis yang dilakukan oleh lembaga wakaf
mencapai Rp 24 triliun. Apabila jumlah orang yang mitra. Contohnya yaitu Sinergi Foundation, yang
berwakaf (muwakif) bertambah menjadi 50 juta menjalankan program wakaf produktif bernama
orang, maka setiap tahunnya akan terkumpul dana Wakafpro Sinergi Foundation. Program ini
wakaf sebesar Rp 60 triliun. Sementara itu, menurut melakukan bisnis dengan menyewakan gedung
Mustafa Edwin Nasution (2006), potensi wakaf di wakaf, melakukan bisnis di bidang fashion dan juga
Indonesia apabila diasumsikan jumlah orang yang memiliki bisnis kuliner yang bernama Rumah
mau berwakaf sebesar 10 juta jiwa dengan rata-rata Makan Ampera berbasis wakaf (Rachmalia, 2018).
penghasilan Rp 500.000 hingga Rp 10.000.000, Selain itu juga bisa menjalin kerjasama dengan
maka dana yang akan terkumpul sekitar Rp 3 triliun lembaga wakaf produktif lainnya seperti Global
pertahunnya. Asumsi tersebut digambarkan dalam Wakaf yang telah menjalankan program
tabel di bawah ini. Warung/Ritel Wakaf dan Desa Wakaf (Listiana,
2018). Teknisnya, dana masjid yang digunakan
Tabel 2.1 Potensi Wakaf Tunai di Indonesia untuk investasi yaitu selain dana zakat dan dana
tabarru’ yang sudah jelas ditentukan
penggunaannya.
Dalam skema ini, pengurus masjid dapat
melakukan dua peran sekaligus, yaitu sebagai
investor dan advisor. Peran investor dilakukan oleh
pengurus masjid dengan menginvestasikan surplus
dana yang ada di masjid. Dengan cara ini, maka
semua dana yang ada di masjid dapat terkelola secara
efektif dan efisien. Sedangkan peran advisor
dilakukan oleh pengurus masjid dengan ikut
memberikan saran penggunaan dana masjid yang
diinvestasikan. Misalnya seperti program wakaf
Selain memiliki potensi wakaf tunai yang yang dilakukan oleh Sinergi Foundation, maka disini
sangat besar, potensi wakaf tanah di Indonesia juga pengurus masjid bisa ikut memberikan saran, apakah
sangat besar. Menurut keterangan Badan Wakaf dana masjid sebaiknya digunakan untuk usaha
Indonesia (2018), potensi wakaf tanah di Indonesia kuliner ataupun untuk usaha fashion.
mencapai 420 ribu hektar. Besarnya potensi wakaf Dalam hal akad, akad musyarakah dapat
ini tentunya akan semakin maksimal apabila diikuti digunakan dalam skema kerjasama antara pengurus
dengan pengelolaan yang baik. masjid dengan lembaga wakaf mitra. Dalam akad
ini, keuntungan ataupun kerugian yang nantinya
3. Hasil dan Diskusi didapat dari hasil penglolaan dana masjid dan aset
Pengelolaan dana masjid yang telah dilakukan wakaf akan dibagi secara proporsional sesuai dengan
selama ini nampaknya masih memerlukan perhatian kesepakatan yang telah ditentukan.
khusus. Hal ini dikarenakan fungsi sosial masjid
sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat Musyarakah
manfaatnya masih belum dapat dirasakan oleh Pengurus Masjid Lembaga Wakaf
masyarakat secara luas. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat kemiskinan di Indonesia yang masih
tergolong cukup tinggi. Perlu adanya strategi khusus Dana Masjid Aset Wakaf
untuk mengoptimalkan fungsi masjid dalam
pemberdayaan ekonomi umat. Salah satu yang bisa
dilakukan yaitu dengan melakukan sinergi Bisnis Pemberdayaan
pengelolaan antara dana masjid dan aset wakaf. Ekonomi Umat
Strategi ini dilakukan agar tujuan memberdayakan
ekonomi umat dapat segera tercapai.
Keuntungan Bisnis

166
ISSN 2686-5513

Jumlah Dana Dana Masjid dan


Gambar 2. Skema Sinergi Pengelolaan Dana Aset Wakaf
Masjid dan Aset Wakaf (Sumber: Dimodifikasi yang
Didonasikan yang Dikelola
dari Listiana (2018)) Meningkat Meningkat

Dari skema tersebut, dapat dilihat bahwa


terdapat beberapa alur yang perlu dilakukan untuk
melakukan sinergi pengelolan dana masjid dan aset
wakaf.
1. Dengan menggunakan akad musyarakah, Kepercayaan Pemberdayaan
Donatur dan Ekonomi
pengurus masjid menempatkan surplus dana Masyarakat
masjid dan lembaga wakaf menempatkan aset Muwakif
Meningkat Meningkat
wakafnya, baik aset uang ataupun aset wakaf Akuntabilitas
lainnya yang bisa digunakan sebagai modal Pengurus
investasi. Masjid dan
2. Dana masjid dan aset wakaf yang sudah Lembaga
Wakaf
terkumpul selanjutnya digunakan untuk Meningkat
mengembangkan bisnis pemberdayaan
ekonomi umat. Dalam proses ini, penetapan Gambar 3. Multiplier Effect dari Sinergi
jenis bisnis harus dilakukan secara selektif Pengelolaan Dana Masjid dan Aset Wakaf
dikarenakan dana wakaf yang sifatnya abadi (Sumber: Analisis Penulis)
dan nilainya tidak boleh berkurang. Begitu juga
dana masjid yang merupakan dana umat, maka Dari bagan di atas, dapat dilihat potensi yang
harus dikelola secara efektif. Sehingga sinergi sangat mungkin dihasilan dari sinergi pengelolaan
pengelolaan ini diharapkan dapat mendorong dana masjid dan aset wakaf. Pertama, dalam jangka
pemberdayaan ekonomi umat secara maksimal. panjang, peningkatan pemberdayaan ekonomi
3. Setelah bisnis dijalankan, maka keuntungan masyarakat juga dapat mendorong peningkatan
yang didapatkan dari bisnis tersebut akan akuntabilitas pengurus dan lembaga wakaf dalam
dibagi kepada pengurus masjid dan lembaga menggunakan dana dan asetnya. Hal ini dikarenakan
wakaf sesuai dengan kesepakatan yang telah sinergi pengelolaan ini akan mengoptimalkan
ditentukan di awal. Bagi pengurus masjid, penggunaan surplus dana masjid yang pada
keuntungan ini nantinya bisa digunakan umumnya hanya disimpan tanpa pengelolaan yang
sebagai tambahan untuk membiayai efektif. Dengan sinergi pengelolaan ini, semua dana
operasional masjid ataupun diinvestasikan yang ada akan digunakan untuk mendorong
kembali untuk memberikan kebermanfaatan pemberdayaan ekonomi umat. Sehingga tidak ada
yang lebih besar untuk umat. Begitu juga bagi dana masjid ataupun aset wakaf yang idle. Kedua,
lembaga wakaf, keuntungan dapat digunakan akuntabilitas yang baik dari pengurus masjid dan
sebagai tambahan modal untuk membiayai Lembaga wakaf pada akhirnya juga akan
beban operasional ataupun menjalankan meningkatkan kepercayaan donatur dan muwakif
program-program produktif lainnya guna (pemberi wakaf) terhadap pengelolaan dana dan aset
meningkatkan pemberdayaan umat. yang mereka donasikan. Ketiga, kepercayaan yang
Dalam jangka pendek, sinergi yang dilakukan meningkat akan mendorong donatur untuk
dalam pengelolaan dana masjid dan aset wakaf dapat mendonasikan dananya kembali ke masjid atau
dijadikan sebagai alternatif untuk memaksimalkan lembaga wakaf tersebut, bahkan kepercayaan
pengelolaan sumberdana tersebut agar dapat terhadap pengelolaan dana sosial seperti dana masjid
memberdayakan ekonomi umat yang pada akhirnya dan aset wakaf juga dapat menjadi pemicu bagi para
bisa meningkatkan taraf hidup dan donator untuk menyumbangkan dananya dengan
kesejahteraannya. jumlah yang lebih besar. Pada akhirnya, peningkatan
Selanjutnya, dalam jangka panjang, sinergi jumlah dana yang diperoleh oleh masjid ataupun
tersebut memiliki potensi multiplier effect yang lembaga wakaf akan meningkatkan kapasitas
besar. pengelolaan dana tersebut agar dapat mendorong
pemberdayaan ekonomi umat yang lebih besar.
Dalam menjalankan usulan skema tersebut,
diperlukan sinergi dari berbagai pihak agar
manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.
Pengawasan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI)
dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) diperlukan
dalam sinergi pengelolaan dana ini. DMI berperan
dalam memberikan usulan berapa prosentase surplus
dana masjid yang sebaiknya diinvestasikan dalam
sinergi pengelolaan ini. Selanjutnya, bersama
dengan pengurus masjid, DMI juga ikut mengawasi
praktik bisnis yang dilakukan dalam sinergi
167
ISSN 2686-5513

pengelolaan dana ini. Selain itu, peran BWI juga islam/wakaf/18/10/16/pgovmd384-potensi-


diperlukan dalam memberikan rekomendasi kepada wakaf-tunai-capai-rp-180-triliun
pengurus masjid tentang data nazhir dan lembaga [4] Badan Wakaf Indonesia. (2019). Indonesia
wakaf yang potensial untuk dijadikan sebagai mitra. Wakaf Summit, BWI: Wakaf Harus Jadi Gaya
Menurut Listiana (2018), setidaknya ada dua Hidup. Diunduh pada 10 September 2019 dari
hal utama yang harus diperhatikan ketika ingin https://www.republika.co.id/berita/dunia-
melakukan sinergi pengelolaan dana wakaf. islam/wakaf/pnw1j1320/indonesia-wakaf-
Pertama, kompetensi nazhir yang memadai dan summit-bwi-wakaf-harus-jadi-gaya-hidup
harus memenuhi kriteria minimum yang telah [5] Faizaturrodhiah, Pudjiharjo, dan Manzilati
ditetapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi (2018). Peran Institusi Masjid Sebagai Pusat
Kerja Nasional Indonesia) nazhir yang saat ini masih Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat.
dalam tahap pengembangan. Kedua, keberadaan Jurnal Iqtishoduna, Vol. 14 No. 1
sistem informasi yang terintegrasi antara pengurus [6] Iwan, A., & Herdiana, D. (2018). Optimalisasi
masjid dan lembaga wakaf sangat diperlukan, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid.
sehingga pengawasan terhadap pengelolaan dana 12(April), 82–98.
dapat dilakukan secara efisien. https://doi.org/10.15575/idajhs.v12i.2
[7] Kusuma, B. (2018). Revitalisasi Masjid Dalam
4. Kesimpulan Dialektika Pelayanan Umat dan Kawasan
Keberadaan dana masjid yang memiliki tujuan Perekonomian Rakyat. (January).
utama untuk memberdayakan umat, terutama dari [8] Listiana, L. (2018). Sinergi Pengelolaan Dana
segi ekonomi membuat pengurus majid harus bisa Haji dan Aset Wakaf untuk Mendorong
melakukan pengelolaan dana ini dengan baik. Salah Tercapainya Kemaslahatan Umat. Bidang
satu solusi alternatif untuk mengelola dana ini yaitu Perencanaan dan Pengembangan Badan
dengan melakukan sinergi pengelolaan dengan Pengelola Keuangan Haji
lembaga wakaf. Secara teknis, sinergi ini dilakukan [9] Qahaf, M. (2005). Manajemen Wakaf
dengan cara pengurus masjid menempatkan surplus Produktif. Jakarta: Penerbit Khalifa h. 161.
dana masjid ke program investasi yang dijalankan [10] Nafis, M. Cholil (2009). Wakaf Uang untuk
oleh lembaga wakaf mitra. Dalam hal ini, DMI dan Jaminan Sosial. Jurnal Al-Awqaf, Vol II, No. 2,
BWI akan ikut membantu dalam pengawasan proses April. Jakarta:BWI.
bisnis yang dilakukan. Hasil keuntungan yang [11] Nasution, Mustafa E dan Uswatun Hasanah
diperoleh selanjutnya akan dibagi kepada pengurus (2006). Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam.
masjid dan lembaga wakaf sesuai dengan ketentuan Jakarta: PSTTI-UI.
yang telah disepakati. Sinergi pengelolaan dana ini [12] Rianto, M. N., & Arif, A. (2018). Wakaf Uang
diharapkan nantinya dapat mengoptimalkan dan Pengaruhnya terhadap Program
pengelolaan dana masjid dan aset wakaf untuk Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal
meningkatkan pemberdayaan ekonomi umat. Ilmu Syariah dan Hukum Vol. 46 No.1
Dalam penerapan usulan skema ini, dibutuhkan [13] Shaikh, S. A. (2017). Application of waqf for
dukungan dari stakeholder terkait seperti pengelola social and development fi nance. 9(1), 5–14.
masjid, DMI, BWI, pemerintah, akademisi, dan https://doi.org/10.1108/IJIF-07-2017-002
praktisi agar implikasinya bisa dirasakan secara [14] Undang-Undang Undang Republik Indonesia
menyeluruh dan berkelanjutan. Keberadaan Nomor 41 Tahun 2004
peraturan perundangan mengenai dana masjid dan
SKKNI nazhir sangta diperlukan untuk
memaksimalkan potensi pengelolaan dana masjid
dan aset wakaf.

Daftar Pustaka
[1] Amin (2014). DMI Bentuk Tim Survei Masjid.
Diunduh pada 8 September 2019 dari
https://www.republika.co.id/berita/koran/kh
azanah-koran/14/10/01/ncrd0i33-dmi-
bentuk-tim-survei-masjid
[2] Ayu, R. (2018). Wapres JK: Ada 800 Ribu
Masjid yang Terdaftar di Indonesia. Diunduh
pada 9 September 2019 dari
https://www.tribunnews.com/nasional/2018/
11/10/wapres-jk-ada-800-ribu-masjid-yang-
terdaftar-di-indonesia
[3] Badan Wakaf Indonesia (2018). Potensi Wakaf
Tunai Capai Rp 180 Triliun. Diunduh pada 10
September 2019 dari
https://www.republika.co.id/berita/dunia-
168
ISSN 2686-5513

Kajian Potensi Pengembangan Masjid sebagai Objek Wisata Halal

Budi Faisal1, Mohammad Zaini Dahlan2, Nurul Aisyah Salman3, Muhammad Anwan
Burhani4
1,2
Magister Arsitektur Lanskap, SAPPK, ITB
3
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, SAPPK, ITB
2
Program Studi Rancang Kota, SAPPK, ITB
nurulaisyah.salman@gmail.com

ABSTRAK
Keberadaan konsep halal lifestyle kini makin berkembang dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah pada
bidang pariwisata yang dikenal dengan istilah pariwisata halal atau disebut juga dengan pariwisata syariah.
Tuntutan akan penyediaan pariwisata halal semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah wisatawan muslim
dunia. Pariwisata halal tentunya memiliki konsep yang layak untuk dikaji berdasarkan trend perkembangannya
yang makin pesat. Salah satu objek yang identik dengan wisata halal yakni keberadaan masjid. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji potensi masjid sebagai objek untuk wisata halal. Pendekatan penelitian menggunakan
kajian literatur dengan metode analisis Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT). Hasil dari kajian
studi menunjukkan bahwa keberadaan masjid-masjid di Indonesia berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata
halal. Hal ini didukung dengan adanya beberapa masjid yang memiliki keunggulan arsitektur, budaya, sejarah, dan
fungsi sebagai ruang terbuka. Upaya pengembangan tersebut dapat ditinjau dari faktor berupa 1) infrastruktur dan
palayanan, 2) kegiatan promosi baik melalui media cetak ataupun eletronik juga dalam paket-paket wisata, 3)
peningkatan keterampilan SDM khususnya masyarakat sekitar kawasan masjid, dan 4) penguatan kebijakan dari
berbagai pihak dan sektor yang terkait dalam mendukung wisata halal berbasis masjid.

Kata Kunci: masjid, objek wisata halal , wisata halal

1. Pendahuluan halal yang berfokus ke masjid masjid sebagai


Data dari State of the Global Islamic Economy objeknya.
tahun 2014-2015 menunjukkan bahwa jumlah Menindaklanjuti hal tersebut maka fasilitas
populasi muslim di dunia saat ini mencapai 7 milyar halal yang disediakan oleh masjid dapat di akses oleh
jiwa atau sekiatr 25% dari populasi dunia masyarakat pada umumnya. Penyediaan jaminan
(Nirwandar, 2015). Selain itu, juga diketahui bahwa kehalalan di lingkungan destinasi pariwisata,
secara agregat pengeluaran global untuk Konsumen misalnya makanan dan minuman halal, tempat dan
Muslim pada makanan dansektor gaya hidup fasilitas sholat, berwudhu, istinja’ (bersuci) dengan
diperkirakan mencapai $2 triliun pada tahun 2013 toilet basah, penunjuk kiblat, destinasi dan atraksi
yang tumbuh 9,5% dari tahun sebelumnya dan ramah keluarga adalah facilities dan services yang
diperkirakan akan mencapai $3,7 triliun pada 2019. merangkum wisata halal.
Hal ini menunjukkan besarnya pasar inti potensial Salah satu jenis wisata halal yang dapat
untuk makanan halal dan sektor gaya hidup dikembangkan di Indonesia adalah wisata halal
(Nirwandar, 2015). dengan pusat wisata masjid. Keberadaan Indonesia
Salah satu sektor halal lifestyle yang juga sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak
sedang berkembang adalah wisata halal dari tahun ke membuat banyaknya measjid yang tersebar hampir
tahun memiliki kemajuan yang cukup pesat. Hal ini di tiap wilayah. Wisata halal masjid dapat berupa
dapat terlihat pada tahun 2000 terdapat 25 juta wisata sejarah, wisata religi, wisata kuliner dan
travelers, tahun 2010 terdapat 98 juta travelers, dan wisata arsitektur. Masjid sebagai pusat wisata halal
tahun 2018 terdapat 140 juta travelers (GMTI, dapat menyediakan ruang bermain, ruang kuliner,
2019). Pada tahun 2020 diprediksikan oleh GMTI ruang wisata yang membuat masyarakat nyaman,
(2019) sebanyak 160 juta traveler dan pada tahun dan merawat masjid sebagai peninggalan sejarah.
2026 diprediksi sebanyak 230 juta travelers. Hal ini Hal ini bukan berarti memaksa agama lain untuk
menjadikan Indonesia dalam data yang ditunjukkan masuk Islam, namun ditekankan lebih pada atraksi
oleh Global Muslim Travel Index 2019 menempati dan pelayanan pada kawasan tersebut. Disisi lain,
peringkat pertama bersamaan dengan Malaysia sebagai sarana edukasi dan dakwah bahwa Islam
dengan jumlah poin sebesar 78. Penilaian ini dinilai adalah agama yang ramah terhadap semua orang.
berdasarkan Kemudahan Akses ke tujuan,
Komunikasi Internal dan Eksternal, Lingkungan dan 2. Tinjauan Pustaka
Layanan. Wisata halal ini tidak hanya untuk orang Menurut KBBI halal berarti diizinkan (tidak
Islam, namun untuk seluruh masyarakat. Melihat dilarang oleh syarak), Allah berfirman dalam Al-
perkembangan tersebut maka perlu adanya upaya Quran QS Al-A’raf :157
menarik wisatawan di Indonesia terutama wisata
169
ISSN 2686-5513

“Dan (Allah) menghalalkan bagi mereka segala Selain itu, wisata halal berbasis masjid haruslah
yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala didukung dengan berbagai kelengkapannya seperti
yang buruk”. halnya tempat makan,
Lalu pada QS Al-Baqarah ayat 168 yang berbunti jajanan atau perangkat yang dibutuhkan oleh
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi masyarakat. Hal ini akan lebih bagus jika masjid
baik dari apa yang terbaik di bumi”. tersebut berada dalam kawasan yang berbudaya,
Halal dapat dijabarkan halal secara zatnya, kawasan konservasi atau kawasan yang memiliki
halal menurut prosesnya, dan halal cara keberagaman atraksi wisata. Hal ini dapat membuat
memperolehnya. Sebagai umat muslim perintah touris memperlama waktu tinggal di sekitar masjid
Allah adalah sesuatu hal yang mutlak, halal dan dapat menjadi potensi ekonomi yang baik.
sebaiknya diterapkan pada setiap elemen hidup Beberapa contoh penerapan masjid sebagai
masyarakat muslim dalam segala aspek termasuk objek wisata ini diantara telah diterapakan di Islamic
pariwisata. Center Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu
Menurut World Tourism Organization (1999) destinasi wisata religi di Kota Mataram, Nusa
pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan Tenggara Barat. Di dalam Islamic Center ini terdapat
perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar Masjid Raya Hubbul Wathan dan empat menara, di
lingkungan kesehariannya. Menurut Undang- antaranya Menara Asmaul Husna dengan tinggi 99
Undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, meter. Selain jemaah, setiap harinya sekitar 200
menjelaskan bahwa pariwisata adalah "berbagai wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara
macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta yang berlibur di Lombok datang melakukan salat
layanan yang disediakan masyarakat setempat, lima waktu. Wisatawan bisa naik ke puncak menara
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah menggunakan lift. Wisatawan nonmuslim pun
dan pengusaha". Berdasarkan definisi tersebut maka dibolehkan masuk tapi diwajibkan mengenakan
pariwisata dapat disepakati bahwa kegiatan pakaian menutup aurat semacam jubah. Di lantai
mengunjungi suatu tempat di luar kesehariannya tiga akan disiapkan tourism zone (ruang area
yang didukung oleh infrastruktur, masyarakat wisata), yang dilengkapi berbagai informasi.
setempat, pemerintah dan pengusaha. Pemerintah Provinsi NTB membangun Islamic
Jika didefinisikan menjadi satu kesatuan Center di atas lahan seluas 7,47 hektare. Di
pariwisata halal maka kegiatan mengunjungi suatu bangunan masjid disediakan catwalk yang bisa
tempat di luar kesehariannya yang didukung oleh didatangi nonmuslim untuk melihat-lihat. Selain
infrastruktur, masyarakat setempat, pemerintah dan ada masjid, di area ini juga kompleks pendidikan
pengusaha serta menyediakan dan mempermudah dan pusat pengkajian Islam yang menempati lokasi
kebutuhan urusan yang diizinkan oleh Allah. Masjid Raya Attaqwa (Tempo, 2019).
Salah satu hal yang dapat dijadikan wisata halal Selain itu, contoh lain dapat dilihat pada
adalah masjid yang menyimpan berbagai keunikan. Masjid Raya Bandung yang menjadi masjid
Keunikan tersebut dapat berupa masjid yang provinsi bagi Jawa Barat dibangun pada tahun
menyimpan cerita sejarah dan budaya, memiliki 1810. Interior bangunan dirancang dengan ornamen
arsitektur yang unik dan menyediakan ruang terbuka ukiran Islami dengan mengutamakan seni budaya
bagi masyarakat. Wisata sejarah dan budaya terdapat Islami tatar sunda. Disamping itu Masjid Raya
pada bangunan masjid yang monumental dan Bandung dilengkapi dengan dua lantai basement
merupakan masjid yang berperan dalam masa yang dibagian atasnya tetap dipertahankan sebagai
perjuangan Indonesia atau yang menjadi tonggak ruang terbuka untuk publik. Saat ini Masjid Raya
menyebarnya agama islam di suatu wialayah. Masjid Bandung menjadi salah satu area favorit bagi warga
yang memiliki potensi demikian perlu dijaga dan Bandung untuk mengabiskan waktu, lantai halaman
dirawat untuk mengingat perjuangan dan luar masjid atau yang lebih dikenal sebagai alun-
pengorbanan pahlawan pada masa itu sehingga dapat alun Bandung disulap menjadi hamparan hijau
dipelajari dan sebagai contoh bagi wisatawan. lapisan rumput sintetis memungkinkan warga untuk
Masjid dengan arsitektur unik dapat menarik bersantai bahkan bermain bola sambil menikmati
wisatawan dan memberikan wawasan bahwa desain keindahan arsitektur menara kembar Masjid Raya
masjid tidak hanya mengenai kubah dan dome Bandung. Pengunjung juga dapat menikmati
dengan gaya arsitektur seperti biasa. Namun masjid keindahan panorama Kota Bandung dari menara
didesain secara unik dan menarik sehingga kembar masjid yang menjulang setinggi 81 meter
memunculkan wisatawan berkunjung pada kawasan (Disparbud Jabar, 2016).
sekitar masjid tersebut.
Masjid dengan ruang terbuka yang ramah 3. Hasil dan Diskusi
masyarakat dapat memberikan fasilitas bermain bagi Terkait dengan konsep wisata halal dengan
masyarakat disekitar masjid. Misalnya diperkotaan mengutamakan objek masjid, perkembangannya di
susah untuk mencari ruang lapang yang aman dan Indonesia dapat diperhitungkan mampu memberikan
ramah masyarakat. Masjid dapat menyediakan hal prospek yang baik ke depannya. Metode yang dapat
demikian sehingga masyarakat merasa nyaman digunakan untuk mengetahui hal tersebut salah
disekitar masjid. satunya melalui analisis SWOT. Untuk faktor
internal dapat ditinjau dari sisi Strength (kekuatan)

170
ISSN 2686-5513

dan Weakness (kelemahan), sedangkan untuk faktor Threat (hambatan). Berikut dijabarkan dalam
eksternal terdiri atas Opportunity (kesempatan) dan analisis SWOT.

Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

- Indonesia meraih peringkat - Belum adanya standarisasi


pertama di dunia (GMTI pengembangan pariwisata
2019) halal yang jelas di Indonesia
- Dari segi komunikasi, khususnya dalam lingkup
Indonesia berada pada destinasi (Siregar, 2018)
peringkat pertama untuk - Persepsi masyarakat bahwa
berinteraksi dengan masjid hanya digunakan
pariwisatawan muslim (GMTI sebagai tempat ibadah
2019) - Maintenance beberapa
- Indonesia sebagai negara masjid yang belum maksimal
berpenduduk Muslim terbesar
di dunia yakni sebesar
207.176.162 (BPS, 2010)
- Masjid sebagai sarana
mengenalkan bahwa islam
adalah agama yang toleran
- Beberapa masjid menonjol di
desain arsitek, budaya, ruang
Eksternal terbuka

OPPORTUNITY (O) SO- STRATEGY WO- STRATEGY

- Adanya proyeksi peningkatan - Dampak dari pengembangan - Peningkatan pelayanan


wisatawan muslim tahun 2026 masjid sebagai objek wisata kepada wisatawan pada
sekitar 230 juta jiwa (GMTI halal mampu meningkatkan kawasan masjid dan
2019) taraf hidup (perekonomian) sekitarnya
- Potensi travel expenditure pada masyarakat di sekitar kawasan - Mengadakan pelatihan-
2026 sekitar $300 miliar wisata pelatihan peningkatan
(GMTI 2019) - Memanfaatkan kesamaan keterampilan SDM untuk
- Peningkatan jumlah populasi identitas sebagai sesama mendukung keberadaan
muslim muslim untuk menarik masjid sebagai objek wisata
mendorong gaya hidup halal wisatawan luar negeri halal
menjadi tren dan berdampak berkunjung - Penguatan peran kebijakan
pertumbuhan industri - Pemanfaatan teknologi dalam dalam menaungi konsep
ekonomi Islam atau Syariah, upaya peningkatan pelayanan wisata halal
salah satunya di sektor bagi wisatawan, misal; TIC di
pariwisata (Nirwandar, kawasan masjid
2018) dalam Siregar (2018) - Pengadaan paket wisata halal
- Upaya dalam pengembangan yang memasukkan masjid
Pariwisata Halal dapat sebagai salah satu objeknya
menjadi alternatif bagi
perkembangan industri
pariwisata di Indonesia
(Samori, Salleh, & Khalid,
2016) dalam Siregar (2018)
- Indonesia memiliki prospek
dan potensi pengembangan
Pariwisata Halal yang tinggi
(Jaelani, Setyawan, &
Hasyim, 2016) dalam Siregar
(2018)
- Kemajuan pemikiran dan
teknologi yang membuat
masjid semakin ramah
terhadap masyarakat.
- Masjid sebagai ruang terbuka
untuk beraktivitas.

171
ISSN 2686-5513

THREAT (T) ST- STRATEGY WT- STRATEGY

- Kurang aware nya masyarakat - Pengayaan dan penyebaran info - Membuat strategi-strategi
Indonesia terkait pariwisata terkait kesadaran masyarakat pengembangan masjid sebagi
halal terhadap masjid sebagai objek objek wisata halal
- Publikasi terkait pedoman halal wisata halal
belum sepenuhnya accessable - Pembuatan icon wisata halal,
- Adanya framing terkait salah satunya dengan
radikalisme identik dengan memasukkan objek masjid
masjid

Berdasarkan gambaran analisis tersebut maka dapat budaya, sejarah, dan fungsi sebagai ruang terbuka.
dikatakan bahwa beberapa hal penting yang perlu Dalam upaya pengembangan masjid menuju ke
diperhatikan dalam upaya mengembangkan potensi dalam konsep wisata halal tersebut dapat dilakukan
masjid khususnya di Indonesia sebagai bagian dari dengan memperhatikan faktor berupa 1)
objek wisata halal meliputi: infrastruktur dan palayanan, 2) kegiatan promosi
Infrastruktur dan pelayanan, dalam hal ini baik melalui media cetak ataupun eletronik juga
diutamakan untuk memudahkan dan menjamin dalam paket-paket wisata, 3) peningkatan
kenyamanan berjalannya aktivitas berwisata dari keterampilan SDM khususnya masyarakat sekitar
wisatawan baik muslim maupun non muslim. kawasan masjid, dan 4) penguatan kebijakan dari
Misalnya dengan menyediakan fasilitas tourist berbagai pihak dan sektor yang terkait dalam
information area, sarana kesehatan, dan kemudahan mendukung wisata halal berbasis masjid.
akses transportasi dari dan menuju ke kawasan Dengan demikian, hal ini diharapkan mampu
masjid. Tentunya keberadaan infrastruktur ini juga menarik wisatawan untuk berkunjung ke masjid dan
memperhatikan keberlangsungan lingkungan di memperkenalkan nilai-nilai Islam secara lebih luas
sekitar kawasan sehingga tetap mencermikan sikap kepada khalayak umum, Selain itu, kegiatan ini
ramah lingkungan. dapat memberi potensi peningkatan ekonomi dalam
Promosi, hal ini dapat dilakukan dengan suatu wilayah.
menyebarkan informasi terkait destinasi, produk dan
layanan pariwisata secara akurat, otentik Daftar Pustaka
bertanggungjawab dan menghormati masyarakat [1] Badan Pusat Statistika (2010): Jumlah
lokal serta wisatawan. Bentuk kegiatan promosi ini Penduduk Muslim Indonesia.
juga dapat diwujudkan dengan pengadaan paket- [2] Disparbud Jabar. (2016). Masjid Raya
paket wisata halal yang menjadikan masjid sebagai Bandung diunduh pada laman online
salah satu objek tujuan dalam kegiatan wisata halal http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/d
tersebut. est-det.php?id=1115&lang=
Peningkatan kualitas sumber daya manusia, [3] Global Muslim Travel Index (GMTI) (2019):
khususnya terkait dengan pemberdayaan masyarakat Kriteria Wisata Halal Global, diunduh pada
di sekitar kawasan masjid. Untuk hal ini dapat tanggal 08 Agustus 2019 Pukul 09.20 pm
dilakukan dengan melakukan pelatihan keterampilan [4] Nirwandar, Sapta. (2015). Halal Lifestyle In
dan pelayanan secara profesional. Diharapankan Indonesia. UNWTO Seminars The
akan berdampak pada perbaikan taraf ekonomi dan Contribution of Islamic Culture and its Impact
membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar on the Asian Tourism Market
kawasan masjid. [5] Siregar, D., S. (2018): Standarisasi
Kebijakan, yang diwujudkan dengan adanya Pengembangan Pariwisata Halal di Destinasi
kerjasama pemerintah dengan berbagai pihak terkait Wisata Bandung Selatan (Pacira), Tesis
di tiap tingkat aktor kelembagaan untuk mendukung Program Magister, Institut
keberlangsungan berjalannya wisata halal ini. Teknologi Bandung.
Upaya-upaya yang telah dijelaskan [6] Tempo. (2019). Wisata Religi di Islamic Center
sebelumnya diharapkan mampu memberi gambaran NTB diunduh pada laman online
terkait besarnya potensi pengembangan masjid https://travel.tempo.co/read/1066994/wisata-
sebagai bagian dari objek wisata halal di Indonsia. religi-di-islamic-center-ntb/full&view=ok
[7] Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
4. Kesimpulan tentang Kepariwisataan
Keberadaan masjid-masjid di Indonesia [8] World Tourism Organization (WTO). (1999).
berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata International Tourism A Global Perspective,
halal. Hal ini didukung dengan adanya beberapa Madrid, Spain
masjid yang memiliki keunggulan arsitektur,

172
ISSN 2686-5513

Analisis Potensi dan Pemanfaatan Dana Non-Halal di Indonesia

Muhammad Kamal Muzakki1, Romi Hardiansyah1, Jajang Warya Mahri2, Suci Aprilliani
Utami2, Aas Nurasyiah2
1
Rumah Amal Salman, Coblong, Bandung
2
Program Studi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam, Universitas Pendidikan Indonesia
kamalmuzakki@rumahamal.org

ABSTRAK
Transaksi muamalah yang dilakukan sesama manusia tidak akan terlepas dari praktik-praktik yang dilarang syariah
meskipun transaksi tersebut dilakukan di lembaga keuangan syariah. Dari praktik tersebut, muncullah dana
nonhalal. Lembaga keuangan syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki fungsi operasional
sebagai penghimpun dan penyalur dana serta pemberi jasa-jasa lainnya yang berlandaskan pada prinsip syariah
Islam untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Pemasukan dana nonhalal di lembaga keuangan syariah saat
ini menjadi bagian dari transaksi antarlembaga keuangan, khususnya transaksi antara lembaga keuangan syariah
dan lembaga keuangan konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan konsep dan teoritis
mengenai kajian fikih muamalah tentang “Dana Non-Halal” serta untuk melihat perkembangan jumlah dana
nonhalal dari industri keuangan Islam dan perbankan konvensional. Penelitian ini menggunakan data sekunder
Laporan Keuangan Tahunan (annual report) Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan model forecasting (peramalan) dalam memperoleh hasil estimasi
perkembangan dana nonhalal di Indonesia. Perkembangan dana nonhalal pada lembaga keuangan. khususnya Bank
Syariah dan Konvensional rata-rata mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Implikasi dari penelitian ini
menghasilkan temuan-temuan yang bermanfaat bagi entitas keuangan syariah, baik yang bergerak pada bidang
komersial maupun sosial untuk memperhatikan bagaimana pemanfaatan dana nonhalal yang masuk ke dalam
pendapatan entitas tersebut sehingga dapat memberikan kemaslahatan yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah.

Kata Kunci: Lembaga keuangan syariah, dana nonhalal, forecasting, kemaslahatan

1. Pendahuluan dana-dana ini adalah kaidah akhaffu dhararain


1.1. Latar Belakang (mengambil mudharat yang lebih kecil) bila
Lembaga keuangan syariah merupakan suatu dibandingkan dengan dana tersebut apabila ada dan
lembaga keuangan yang memiliki fungsi operasional dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga keuangan non-
sebagai penghimpun dan penyalur dana, serta muslim.
pemberi jasa-jasa lainnya yang berlandaskan pada Pendapatan non-halal pada entitas keuangan
prinsip syariah Islam untuk meningkatkan taraf Syariah disebabkan oleh penerimaan dari kegiatan
ekonomi masyarakat. Selain itu, Lembaga keuangan yang tidak sesuai dengan prinsip Syariah, antara lain
syariah (LKS) juga diharapkan dapat penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari
mengoptimalkan tujuan sosialnya melalui bank umum konvensional. Disis lain, dalam
penyaluran dan pengelolaan infaq dan shadaqah penghimpunan dana bank konvensional terkadang
yang digunakan dalam implementasi akad qardhul menitipkan dananya baik dalam bentuk tabungan
hasan. Adapun dana qardhul hasan dapat berasal ataupun deposito di bank syariah, misalnya
dari eksternal atau internal. Sumber dana eksternal seperti:Bank Induk konvensional membuka Unit
dari dana dana qardh meliputi sumbangan, infak, Usaha Syariahnya (UUS) dengan mengucurkan
shadaqah, dan sebagainya. Sedangkan contoh sebagian dananya yang konvensional sebagai modal
sumber dana qardh yang disediakan para pemilik awal UUSnya; Bank Induk konvensional menitipkan
entitas bisnis diantaranya hasil pendapatan non- sebagian dananya di UUSnya; Bank konvensional
halal, denda dan sebagainya. membeli sukuk bank syariah; Bank Konvensional
Pemasukan dana non-halal di lembaga membeli sebagian saham perusahaan milik bank
keuangan Syariah saat ini menjadi bagian dari Syariah, dan kasus-kasus lainnya.
transaksi antar lembaga keuangan, khususnya Berdasarkan penjelasan dari fenomena
transaksi antara lembaga keuangan syariah dan pendapatan non-halal yang diperoleh oleh entintas
lembaga keuangan konvensional. Hal ini terjadi keuangan, maka penelitian ini akan melakukan
karena lembaga keuangan konvensional di Indonesia kajian konsep dan teoritis mengenai kajian fiqh
dan di setiap negara masih mendominasi, sehingga muamalah tentang “Dana Non-Halal” serta
transaksi antara lembaga keuangan syariah dan perbedaan pendapat pro dan kontra dari pemanfaatan
lembaga keuangan konvensional menjadi transaksi dana non-halal dikalangan para ulama. selain itu
yang lazim dan pada beberapa kondisi tidak bisa melihat bagaimana perkembangan jumlah dana non-
dihindarkan. Pendapatan non-halal yang diterima halal di Indonesia serta dapat memahami bagaimana
dari entitas lain dengan pertimbangan pemanfaatan penyajian dan pengungkapan dana non-halal.
173
ISSN 2686-5513

1.2. Rumusan Masalah Penelitian bertujuan untuk menggambarkan data, baik dalam
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, bentuk grafik maupun tabel, serta mencari nilai
maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai mean, nilai median dan lainnya. Adapun Sudjana
berikut: (2001) menjelaskan penelitian deskriptif adalah
1. Bagaimana tinjauan konsep dan teoritis penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
mengenai kajian fiqh muamalah tentang “Dana gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
Non-Halal” serta perbedaan pendapat pro dan sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-
kontra dari pemanfaatan dana non-halal langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau
dikalangan para ulama? pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan
2. Bagaimana perkembangan jumlah dana non- dengan tujuan utama membuat penggambaran
halal dari Industri Keuangan Syariah seperti tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu
Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, dan Pasar deskripsi (Arifin, 2011:54). Sedangkan penelitian
Modal Syariah? kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
3. Bagaimana hasil estimasi perkembangan dana memecahkan masalah dengan menggunakan data
non-halal di Indonesia? yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
4. Bagaimana penyajian dan pengungkapan dana diangkakan (Sugiyono, 2006:10).
non-halal pada laporan keuangan? Di sisi lain dalam memperoleh hasil estimasi
1.3. Tujuan Penelitian perkembangan dana non-halal di Indonesia
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggunakan metode peramalan (forecasting) yang
memperoleh pengetahuan dan pemahaman merupakan kegiatan mengestimasi apa yang akan
berdasarkan tinjauan konsep dan teoritis mengenai terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan
kajian fiqh muamalah tentang “Dana Non-Halal” diperlukan karena adanya kesenjangan waktu
serta perbedaan pendapat pro dan kontra dari (timelag) antara kesadaran dibutuhkannya suatu
pemanfaatan dana non-halal dikalangan para ulama. kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan
Selanjutnya dapat melihat perkembangan jumlah tersebut. Jika perbedaan waktu tersebut panjang,
dana non-halal dari Industri Keuangan Syariah maka peran peramalan begitu penting dan sangat
seperti Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, dan dibutuhkan terutama dalam penentuan waktu kapan
Pasar Modal Syariah sebagai langkah awal dalam akan terjadinya sesuatu, sehingga dapat dipersiapkan
mengestimasikan perkembangan dana non-halal di tindakan yang perlu dilakukan. Metode peramalan
Indonesia. Selain itu memahami bagaimana akan membantu dalam mengadakan pendekatan
penyajian dan pengungkapan dana non-halal pada analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data
laporan keuangan khususnya untuk lembaga zakat. yang lalu, sehingga dapat memberikan cara
pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang
2. Metode Penelitian sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat
2.1. Obyek Penelitian keyakinan yang lebih atas ketepatan hasil ramalan
Obyek penelitian adalah suatu atribut atau sifat yang dibuat (Sudarsono, 2016).
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang 2.3. Jenis dan Sumber Data
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh Data yang digunakan dalam penelitian ini
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik merupakan data sekunder. Suryani dan Hendryadi
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:3). Obyek dalam (2015: 171) menjelaskan data sekunder adalah data
penelitian ini yaitu dana non-halal dari Lembaga yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
Keuangan Syariah (LKS) seperti Bank Umum dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya
Syariah (BUS) dan Bank Konvensional yang terbagi sudah dalam bentuk publikasi. Adapun data yang
kedalam Bank Swasta Nasional non Devisa, Bank diperlukan dalam penelitian ini adalah Laporan
Swasta Nasional Devisa, Bank Pemerintah, dan Keuangan Tahunan (annual report) Bank Umum
Bank Daerah di Indonesia pada tahun 2010 hingga Syariah yang terdiri dari 13 Bank Umum Syariah
2017. (BUS) dan Bank Konvensional.
2.2. Metode Penelitian Jenis data dalam penelitian ini adalah data
Metode penelitian atau sering disebut juga sekunder yang bersifat kuantitatif. Sumber data
metodologi penelitian adalah sebuah desain atau dalam penelitian ini diperoleh dari situs web masing-
rancangan penelitian. Menurut Sukmadinata (2013, masing lembaga keuangan atau perbankan yang
hal. 317) bahwa metode penelitian (research berkaitan dengan variabel penelitian yaitu dana non
methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh halal dengan melihat laporan keuangan tahunan
peneliti dalam merancang, melaksanakan, mengolah (annual report). Data merupakan suatu instrumen
data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan penting untuk menunjang pelaksanaan penelitian
masalah penelitian tertentu. Metode yang digunakan tersebut. Adapun teknik yang digunakan dalam
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini
kuantitatif. Metode ini digunakan dalam melihat adalah sebagai berikut:
perkembangan jumlah dana non-halal dari Industri a. Field Research
Keuangan Syariah seperti Perbankan Syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Konsep penelitian deskriptif menurut Suryani merupakan data runtut waktu (time series) dengan
dan Hendryadi (2015) adalah penelitian yang skala tahunan yang diambil dari data laporan
keuangan tahunan (annual report) yang diperoleh
174
ISSN 2686-5513

dari situs resmi dari masing-masing lembaga analisis berupa statistik yang berfungsi untuk
keuangan baik perbankan Syariah maupun mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
konvensional. obyek yang diteliti melalui data populasi.
b. Studi Kepustakaan (Library Research) Pendekatan ini tujuannya untuk melihat
Studi Kepustakaan (Library Research) perkembangan jumlah dana non-halal dari
merupakan penelitian dengan cara mempelajari perbankan syariah dan konvensional yang berguna
berbagai laporan, referensi, jurnal, kepustakaan, untuk mempermudah dan meringkas data agar
buku, dan literatur lain yang mempunyai hubungan menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini (Sukardi, 2008:86).
guna memperoleh data – data yang akan dijadikan
landasan teori dalam penelitian ini. 3. Hasil dan Pembahasan
c. Internet Research 3.1. Perkembangan Jumlah Dana Non-Halal
Teknik pengumpulan data melalui internet Pada Perbankan Syariah dan Konvensional
research dalam penelitian ini yaitu untuk Data yang di input dari jumlah dana non-halal
mengantisipasi buku referensi atau literatur yang pada perbankan di Indonesia dari tahun 2010 hingga
dimiliki atau pinjam di perpustakaan tidak selalu 2017 masih memiliki beberapa data yang
update sedangkan ilmu selalu berkembang dari kosong/tidak ada. Hal ini disebabkan karena
waktu ke waktu. Oleh karena itu, penulis juga keterbatasan akses laporan keuangan secara lengkap
melakukan penelitian dengan teknologi yang juga dari masing-masing perbankan. Selain itu, pada
berkembang yaitu melalui internet, sehingga data laporan keuangan bank syariah terdapat beberapa
yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan laporan keuangan yang tidak mencantumkan jumlah
perkembangan zaman. nominal dari pendapatan non-halalnya, sehingga
2.4. Teknik Analisis Data peneliti kosongkan. Namun hal ini masih bisa
Teknik analisis data merupakan suatu proses mendapatkan informasi bagaimana perkembangan
setelah peneliti mengumpulkan data-data, maka dana non halal pada perbankan di Indonesia,
langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti sehingga dapat membuat suatu model peramalan
adalah melakukan pengolahan dan analisis data. (forecasting) untuk memperoleh hasil dari estimasi
Data yang dikumpulkan merupakan data yang masih perkembangan dana non-halal pada Bank Syariah
bersifat mentah, oleh karena itu diperlukan analisa dan Konvensional melalui beberapa tahapan yang
untuk memasukkan data sesuai dengan hal-hal lain akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Proses analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis deksriptif kuantitatif, yaitu

Gambar 4.1 Perkembangan Jumlah Dana Non Halal Perbankan Di Indonesia Periode 2010 – 2017

Perkembangan jumlah dana non-halal pada konvensional menjadi transaksi yang lazim dan pada
perbankan di Indonesia berdasarkan Gambar 2.7 beberapa kondisi tidak bisa dihindarkan.
terlihat bahwa rata-rata mengalami peningkatan 3.2. Estimasi Perkembangan Dana Non-Halal
mulai tahun 2010 hingga 2017. Hal ini disebabkan Pada Bank Syariah dan Bank Konvensional
pemasukan dana non-halal di lembaga keuangan di Indonesia
Syariah saat ini menjadi bagian dari transaksi antar Hasil dari estimasi perkembangan dana non-
lembaga keuangan, khususnya transaksi antara halal pada Bank Syariah dan Konvensional di
lembaga keuangan syariah dan lembaga keuangan Indonesia didapat melalui beberapa tahapan di
konvensional. Selain itu karena lembaga keuangan antaranya yaitu uji normalitas data dengan
konvensional di Indonesia dan di setiap negara menggunakan Metode Kolmogrov Smirnov serta
masih mendominasi, sehingga transaksi antara menggunakan beberapa metode dalam peramalan
lembaga keuangan syariah dan lembaga keuangan data (forecasting).
175
ISSN 2686-5513

Keuangan Syariah. Pengunaan dana non-halal


3.3. Pembahasan dari kalangan para ulama terdapat perbedaan
Berdasarkan pengujian secara statistika, maka (ikhtilaf), namun dana non-halal bisa
dapat dilihat bahwa jumlah dana non halal bank dimanfaatkan untuk kebutuhan sosial
konvensional jauh lebih tinggi sekitar 4,7% atau kemaslahatan umum baik entitas
dibandingkan dana non halal bank syariah yang
mana hanya 0,0024%. Namun meskipun perbedaan
pribadi seperti faqir miskin, ataupun
jumlahnya signifikan, tetapi jika dilihat dari nilai entitas lembaga seperti yayasan sosial
perkembangan dana non halal, bank syariah justru maupun institusi pendidikan.
lebih tinggi dibandingkan bank konvensional 2. Perkembangan dana non-halal pada lembaga
dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5,05% keuangan khususnya Bank Syariah dan
terhadap 2,26% bank konvensional. Konvensional rata-rata mengalami
Tingginya jumlah dana non halal dari bank peningkatan pada setiap tahunnya. Hal ini
konvensional ini tentu saja karena perbedaan jumlah dikarenakan pemasukan dana non-halal di
kantor dan lamanya beroperasi, bank syariah sendiri lembaga keuangan Syariah saat ini menjadi
baru memulai debutnya pada tahun 1991 saat Bank bagian dari transaksi antar lembaga keuangan,
Muamalat mulai beroperasi. Adapun dana non-halal khususnya transaksi antara lembaga keuangan
dari bank konvensional sendiri berasal dari bunga, syariah dan lembaga keuangan konvensional
yang merupakan riba dan menjadi sumber utama yang belum bisa dihindarkan.
penghasilan terbesar bank konvensional. 3. Hasil estimasi perkembangan dana non-halal di
Di sisi lain hal ini dikarenakan klasifikasi dana Indonesia bahwa jumlah dana non halal bank
non halal bank konvensional hanya berasal dari konvensional jauh lebih tinggi apabila
bunga, dan mungkin saja klasifikasi ini karena bank dibandingkan dana non halal pada bank
konvensional tidak menyadari dana-dana lain yang syariah. Namun, apabila dilihat dari nilai
bersifat non halal serta karena jumlah dana non perkembangan dana non halal, bank syariah
halalnya sendiri sudah terlampau tinggi, serta justru memiliki pertumbuhan rata-rata yang
pertumbuhannya cenderung kecil dan stagnan. lebih tinggi dibandingkan bank konvensional.
Adapun jika dibandingkan dana non halal dari bank Jumlah dana non-halal pada Bank
syariah yang meskipun kecil, namun sepertinya bank Konvensional merupakan sumber pendapatn
syariah sudah sadar akan keharaman dana tersebut utama atas transaksi yang berbasis bunga/riba,
sehingga banyak klasifikasinya, bukan hanya dari sedangkan dana non-halal pada Bank Syariah
simpanan di Bank Indonesia saja, tapi dari akad yang merupakan hasil dari penerimaan jasa giro atau
di tengah jalan berubah menjadi tidak sesuai bunga yang berasal dari bank umum
kesepakatan, usaha yang berubah tujuan bahkan dari konvensional.
orang-orang baik yang menyumbangkan dana non- 4. Penyajian dan pengungkapan dana non-halal
halal mereka kepada bank syariah agar dikelola pada laporan keuangan diatur dalam PSAK 101
dengan baik, dengan kata lain bank syariah memiliki mengenai Penyajian Laporan Keuangan
banyak pos pendapatan non-halal syariah. Syariah. Pernyataan Standar Akuntansi
Hal ini menimbulkan kesan yang “ironis”, Keuangan (PSAK) Syariah ditujukan untuk
dimana bank syariah memiliki pertumbuhan dana entitas yang melakukan transaksi Syariah baik
non halal yang lebih tinggi dibandingkan bank entitas lembaga Syariah maupun lembaga non
konvensional, jika dilihat sekilas dapat Syariah. Adapun Akuntansi Zakat dan
menimbulkan kecurigaan, karena masyarakat awam Infak/Sedekah diatur dalam PSAK 109. Selain
masih menganggap dana non-halal itu jika tidak itu berkaitan dengan pelaporan dana non-halal
bunga/riba maka dana hasil korupsi yang berdasarkan PSAK 101 pada laporan keuangan
mengarahkan pandangannya bahwa bank syariah entitas Syariah yang salah satunya mengatur
banyak memiliki kasus korupsi. pelaporan sumber dan penggunaan dana qardh
dimana salah satu sumber dana qardh ini
4. Kesimpulan adalah dari dana non-halal atau pendapatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yang berasal dari transaksi ribawi.
terkait dana non halal yang dikaji secara konsep dan 4.1. Rekomendasi Untuk Penelitian
teoritis serta hasil empiris dari estimasi Selanjutnya
perkembangan dana non-halal pada perbankan di Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berdasarkan pada beberapa keterbatasan dalam
berikut: penelitian ini, di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Dana non-halal adalah semua penerimaan dari 1. Pengumpulan data dari laporan keuangan
kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip tahunan (annual report) setiap entitas
Syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau keuangan masih belum seluruhnya dapat
bunga yang berasal dari bank umum diakses atau diperoleh dari Lembaga keuangan
konvensional. Adapun dasar pengaturannya non bank seperti asuransi, pegadaian, maupun
ialah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan pasar modal.
(PSAK) 101 tentang Penyajian Laporan
176
ISSN 2686-5513

2. Penelitian ini hanya menggambarkan hasil dari [13] Ikatan Akuntan Indonesia. Pedoman Akuntansi
estimasi perkembangan dana non-halal di Perbankan Syariah Indonesia. (2003). Jakarta:
Indonesia, sehingga kesimpulan dari hasil Ikatan Akuntan Indonesia.
penelitian mungkin belum sepenuhnya [14] Ikatan Akuntan Indonesia.
menyeluruh dari semua entitas keuangan yang http://iaiglobal.or.id/v03/standar-
disebabkan karena keterbatasan akses data. akuntansi-keuangan/pernyataan-sas.
Dengan demikian, rekomendasi yang dapat Diakses pada: 30 Agutus 2018.
dilakukan untuk penelitian selanjutnya terkait dana [15] Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan
non-halal yaitu sebagai berikut: Standar Akuntansi Keuangan No. 101
1. Pengumpulan data diharapkan dapat Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
dikumpulkan dengan lebih lengkap, baik secara Jakarta: t.pn.
tahunan maupun secara jumlah entitas [16] Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan
keuangan, sehingga data yang dimiliki lebih Standar Akuntansi Keuangan No. 109
akurat sebagai bahan pengujian secara empiris. Pelaporan Keuangan Akuntansi
2. Memperluas cakupan rumusan masalah Zakat,infaq/sedekah. Jakarta: t.pn.
penelitian seperti menghubungkan beberapa [17] IAI, Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Exposure
variabel penelitian terhadap kajian dana non- Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
halal pada entitas keuangan Syariah. Hal ini No. 109 (Revisi 2009)-Penyajian Laporan
tujuannya agar memberikan hasil penelitian Keuangan. Jakarta: IAI, 2009.
yang lebih komprehensif. [18] IAI, Ikatan Akuntan Indonesia. 2009.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Daftar Pustaka (PSAK) No. 101 Penyajian Laporan Keuangan
[1] Al-Baaz, Abbas. (1998). Ahkam Al Maal Syariah Cet. 2. Jakarta: IAI, 2009.
Haram fil Fiqhil Islami (I ed.). Yordania: Dar [19] IAI, Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009.
An Nafa'is. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
[2] Alim, Muhammad. Nizarul. (2011). (PSAK) Nomor 2 Laporan Arus Kas. Jakarta:
Muhasabah Keuangan Syariah. Solo: Aqwam. IAI, 2009.
[3] Al-Mushlih, Khalid. (1429H, Rabiul Akhir). At [20] Karim, Adiwarman. Azwar. (2004). Bank
Taubah Minal Makasib Al Muharramah wa Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (3 ed.).
Ahkamuha Fil Fiqh Al Islami. Journal Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kementrian Keadilan, 38, 13. [21] Khalil, 'Atha. bin. (2018). Fatwa-Fatwa Syeikh
[4] An-Nabhani, Taqiyuddin. (2015). Sistem 'Atha bin Khalil (3 ed.). Bogor: Pustaka
Ekonomi Islam (3 ed.). Jakarta: HTI Press. Thariqul Izzah.
[5] Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. [22] Malik, Imam. (t.thn). Al-Muwaththa (Vol. IV).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. t.t: t.pn.
[6] Ash-Shawi, Shalah., & Al-Mushlih, Abdullah. [23] Muhammad, Rifqi. (2009). Studi Evaluatif
(2015). Fikih Ekonomi Islam (5 ed.). (Abu. Terhadap Laporan
Umar. Basyir, Trans.) Jakarta: Darul Haq. Perbankan Syariah. Jurnal Jaai Volume 13 No.
[7] Aziz, Abdul., & Ulfah, Mariyah. (2008). 2
Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. [24] Naddiyah, Syifa; Nurhasanah, Neneng;
Bandung: Alfabeta. Nurhayati, Nunung. (2016). Tinjauan Hukum
[8] Dewan Syariah Nasional MUI. (2006). Islam Terhadap Pendapatan Dan Penyaluran
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Dana Non-Halal Pada PT. Bank Syariah
Edisi Revisi. Jakarta: DSN–Bank Indonesia. Mandiri. Prosiding Keuangan dan Perbankan
[9] Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Syariah.
Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk [25] Nurhayati, Sri and Wasilah. (2012). Akuntansi
Penulisan Skripsi Tesis dan Disertasi Ilmu Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat,
Manajemen. Semarang: Badan 2012.
Penerbit Universitas Diponegoro. [26] Qaradhawi, Yusuf. (2005). Spektrum Zakat
[10] Hai’atu al-Muhasabah wa al-Muraja’ah li al- dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan.
Muassasat al-Maliyah al-Islamiyah. (2010). Al- Jakarta: Zikrul Hakim.
Ma’ayir asy-Syar’iyah No. 21 tentang Saham. [27] Rahman, Taufikur. (2015). Akuntansi Zakat,
Bahrain: t.pn. Infak, dan Sedekah (PSAK 109): Upaya
[11] Harahap, Sofyan Safari. Wiroso. Muhamad Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
Yusuf. (2010). Akuntansi Perbankan Syariah Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ). Jurnal
Cet IV. Jakarta: LPFE Usakti, 2010. Muqtasid Vol. 6 No. 1, pp. 141 - 164.
[12] Hermawan, Hendri. (2008). Sumber dan [28] Sahroni, Oni. (2014). Pemasukan Dana Non
Penggunaan Dana Qardh dan Qardhul Hasan Halal di Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
pada Bank Syariah Cabang Yogyakarta. dalam Perspektif Syariah. Malaysia:
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Agama Islam Internasional Syariah Research Academy for
Universitas Islam Indonesia. Islamic Finance (ISRA).

177
ISSN 2686-5513

[29] Sahroni, Oni. (2018, Juni 7). Peruntukan Dana [34] Sudjana. (2001). Metode Statistika. Bandung:
Non-Halal. Retrieved Agustus 22, 2018, from Tarsito.
Inisiatif Zakat Indonesia: [35] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis.
https://izi.or.id/peruntukan-dana-non-halal/ Bandung: Alfabeta.
[30] Sahroni, Oni., & Karim, Adiwarman. Azwar. [36] Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian
(2015). Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam: Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Sintesis Fikih dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Rosdakarya.
Pres. [37] Suryani, & Hendryadi. (2015). Metode Riset
[31] Sanusi, A. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada
Jakarta: Salemba Empat. Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi
[32] Shahnaz, Sabrina. (2015, Desember). Islam. Jakarta: Prenadamedia Group
Penerapan PSAK No.109 Tentang Pelaporan [38] Taimiyah, Ibnu. (t.thn). Majmu' Al-Fatawa
Keuangan Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah (Vol. 28). t.t: t.pn.
Pada Badan Amil Zakat Provinsi Sulawesi [39] Tarmizi, Erwandi. (2016). Harta Haram
Utara. Jurnal EMBA, 3(4), 315-324. Muamalat Kontemporer (14 ed.). Bogor: PT.
[33] Sudarsono, A. (2016). Jaringan Syaraf Tiruan Berkat Mulia Insani.
Untuk Memprediksi Laju Pertumbuhan [40] Wiroso. 2011. Akuntansi Transaksi Syariah.
Penduduk Menggunakan Metode Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011.
Bacpropagation (Studi Kasus Di Kota [41] Zallum, Abdul. Qadim. (2009). Sistem
Bengkulu). Jurnal Media Infotama, 12(1), 61- Keuangan Negara Khilafah (I ed.). (A. S,
69. Trans.) Jakarta: HTIPress

178
ISSN 2686-5513

Penerapan Teknologi Informasi Berbasis PSAK 45 untuk Pengurus Rumah


Ibadah di Kubu Raya
Khamim1, Endang Kusmana1, Bob Mustafa1, Wahyudi1, Dr. H. Baidillah Riyadhi1, Mahyus1,
Qisthi Ardhi1
1
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Pontianak, Kalimantan Barat.
khamim.sahid@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan akuntansi bagi rumah ibadah masih belum dilakukan dengan benar dan tepat. Bertambah dan
berkembangnya rumah ibadah menuntut kredibilitas para pengurus rumah ibadah. Pengelolaan dana rumah ibadah
dihimpun dari maysarakat yang semestinya digunakan tepat sasaran sesuai fungsi dan kebutuhan rumah ibadah
tersebut. Sedangkan, penerapan akuntansi dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi yang akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat. Disamping itu, praktik akuntansi rumah ibadah dapat mempersempit
kesenjangan informasi antara oleh pengelola rumah ibadah di daerah Kabupaten Kubu Raya dengan masyarakat
sekitarnya. Peningkatan kredibilitas pengurus rumah ibadah dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan
praktik akuntansi organisasi rumah ibadah. Kegiatan ini tidak hanya penting bagi para pengurus rumah ibadah
akan tetapi juga bagi POLNEP dan juga masyarakat sebagai para pemakai laporan keuangan. Bagi para pengurus
rumah ibadah mereka akan memiliki kemampuan baru yang lebih mumpuni untuk mengelola rumah ibadah. Bagi
POLNEP hal ini merupakan sarana untuk menyalurkan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sementara bagi
masyarakat, laporan keuangan ini akan sangat membantu mereka dalam mengontrol tanggungjawab pengurus
rumah ibadah terhadap donasi yang telah diterima.

Kata Kunci: Teknologi Informasi, PSAK 45, Rumah Ibadah

179
ISSN 2686-5513

1. Pendahuluan atau alat pembanding dalam mengevaluasi


Organisasi nirlaba adalah sebuah organisasi kegiatan.
yang tidak bertujuan mencari laba misalnya 3. Adanya kebijakan yang jelas, sehingga dapat
organisasi keagaaman, yayasan atau lembaga menghindarkan pengeluaran dan penggunaan
pendidikan (Jusup, 2005). Organisasi tersebut juga dana oleh pihak-pihak yang tidak berkompeten.
membutuhkan informasi akuntansi seperti halnya 4. Pelaporan sebagai sarana pengendalian
organisasi yang bertujuan mencari laba. Walapun keuangan, laporan yang dipublikasikan
organisasi semacam ini tidak mencari laba, namun merupakan sarana pengendalian keuangan
mereka tetap berurusan dengan keuangan karena yang melibatkan bukan hanya atasan/pengurus
mereka harus mempunyai anggaran, membayar melainkan juga seluruh masyarakat.
tenaga kerja, membayar biaya utilitas seperti listrik, 5. Pencatatan, yang sangat diperlukan untuk
telepon, air serta urusan urusan keuangan lainnya. setiap transaksi keuangan agar dapat dapat
Semua hal tersebut berkaitan dengan akuntansi. ditelusuri.
Manajemen keuangan organisasi masjid adalah 6. Prosedur pencatatan, setiap penerimaan atau
usaha yang dilakukan pengelola masjid dalam pengeluaran harus melalui prosedur untuk
menggunakan dana umat sesuai dengan ketentuan menghindari penerimaan atau pengeluaran
dalam ajaran agama dan kepentingan umat yang tidak sesuai.
beragama, serta bagaimana memperoleh dana dari 7. Personalia, agar suatu organisasi berjalan
umat dengan cara-cara yang dibenarkan oleh ajaran dengan baik, dibutuhkan orang-orang yang
agama. Pendanaan rumah ibadah berasal dari mengisi berbagai posisi. Pengelola yang
sumbangan para jamaah. Karena terdapat amanah dan profesional merupakan unsur
kecenderungan para penyumbang ingin mengetahui utama dalam pengendalian. Sebaik apapun
seberapa besar peran uang yang mereka sumbangkan unsur-unsur yang lain tidak akan banyak berarti
dapat membantu organisasi itu, maka diperlukannya tanpa pengelola yang memiliki akidah yang
kejelasan dalam penggunaan dana sumbangan. Oleh lurus dan akhlak yang mulia.
karena itu, akuntansi perlu juga diterapkan pada 8. Audit internal, berbagai kesalahan bisa saja
organisasi rumah ibadah. Dasar pengguaan sistem terjadi dalam suatu proses, audit internal
akuntansi dalam organisasi nirlaba rumah ibadah ini diharapkan dapat menghindarkan
adalah PSAK 45 tahun 2011. penyimpangan-penyimpangan karena
Masjid sebagai salah satu organisasi nirlaba kelalaian maupun kesengajaan baik terkait
juga mempunyai kewajiban dalam menyajikan dengan syariah maupun etika umum yang
laporan keuanga sebagai organisasi nirlaba dalam berlaku di masyarakat.
bidang keagamaan, sesuai dengan Pernyataan Teknologi informasi yang ada saat ini, jika kita
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011 tahu cara memanfaatkannya, dapat membantu setiap
tentang Organisasi Nirlaba. Dinyatakan dalam pekerjaan termasuk mengelola pencatatan akuntansi
standar tersebut bahwa organisasi nirlaba juga harus sampai dengan menghasilkan laporan keuangan.
dan berhak untuk membuat laporan keuangan dan Kemampuan penggunaan teknologi informasi saat
melaporkannya kepada para pemakai laporan ini sangat dibutuhkan, hampir setiap elemen
keuangan. Untuk itu masjid harus membuat laporan kehidupan kita bersentuhan dengan teknologi.
keuangan yang akurat dan memberikan informasi Dalam kaitannya dengan pengendalian keuangan,
kepada pengguna laporan keuangan tersebut yaitu teknologi informasi dapat membantu memenuhi
para donatur masjid. Untuk dapat membuat laporan tuntutan masyarakat untuk memberikan laporan
keuangan dana masjid yang akurat dibutuhkan pertanggungjawaban keuangan kepada publik.
penerapan akuntansi. Peranan akuntansi dalam hal Dengan pelaporan secara elektronik maka data akan
ini adalah memperlancar manajemen keuangan lebih mudah dikelola. Misalnya pada saat pencarian,
dalam fungsinya sebagai alat perencanaan, melakukan pengelompokan, analisis data termasuk
pengawasan dan pengambilan keputusan masjid. menghemat ruang penyimpanan. Selain itu,
Pengendalian keuangan berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi bersifat ramah
strategi pengurus masjid dalam menghimpun dana lingkungan karena tidak perlu lagi menggunakan
dan mengelola dana tersebut untuk kepentingan kertas.
umat yang dijalankan secara terencana, terukur, serta Berdasarkan pemaparan di atas, ditemukan
terkontrol. Pengendalian keuangan ini meliputi masih terdapat lag (kesenjangan) teori saat ini
unsur-unsur sebagai berikut: dengan dunia akuntansi dalam praktik. Dalam
1. Adanya unit atau orang yang bertanggung program ini yang menjadi rumusan masalah adalah
jawab dalam hal keuangan Dalam organisasi, Bagaimana mengaplikasikan PSAK 45 ke dalam
baik besar atau kecil, harus ada unit atau orang teknologi informasi akuntansi dan praktik
tertentu yang menjadi penanggung jawab penyusunan laporan keuangan rumah ibadah?
dalam pengelolaan keuangan. Tidak Metode Penerapan Teknologi Informasi
dibolehkan terjadi setiap orang bertindak Sistem yang akan digunakan dalam melakukan
sebagai bendahara. Semua aliran dana masuk kegiatan penerapan teknologi informasi ini adalah
dan keluar hanya dilakukan lewat satu pintu. menggunakan metode pelatihan, praktik, evaluasi
2. Adanya anggaran sebagai alat pengendalian, dan tindakan korektif.
anggaran dapat dijadikan sebagai tolak ukur
180
ISSN 2686-5513

(1) Pelatihan akan dilakukan pertama-tama untuk 27 September 2019 bertempat di Aula Kementerian
memberikan pemahaman sebagai berikut: Agama Kabupaten Kubu Raya. Jumlah peserta yang
1) Mengenalkan praktik umum akuntansi di mengikuti kegiatan adalah 30 peserta yang berasal
organisasi rumah ibadah dari berbagai masjid di Kubu Raya. Para pengurus
Pengenalan ini dilaksanakan dengan masjid yang mengikuti kegiatan ini tersebar di
beberapa tahap sebagai berikut: Kabupaten Kubu Raya dari Masjid Baitul Karim,
a. Mengenalkan praktik riil proses Masjid Baitul Amanah, Masjid Darussalam, Masjid
pencatatan akuntansi yang tersedia Jami Baiturrahman, Masjid Asy-Syakirin, Masjid
dari transaksi akuntansi yang Jama’atus Shalihin, Masjid Baiturrahim. Masjid
dihasilkan dalam proses kegiatan Awaluddin, Masjid Istiqomah, Masjid Nurul Huda,
jemaah masjid. Termasuk disini Masjid Istikmal, Masjid Nurul Wahid, Masjid Al-
diuraikan kelemahan – kelemahan Hidayah, Masjid Al-Barokah, Masjid Nurul Huda.
dari praktik akuntansi yang Kegiatan tersebut dibagi menjadi pelatihan dan
dilaksanakan masjid selama ini. pemaparan materi dan selanjutnya praktek
b. Mengenalkan kompetensi dasar yang penggunaan website untuk rumah ibadah, yaitu
sebenarnya dibutuhkan dalam masjidku.org. Sebelum kegiatan berlangsung,
pengelolaan masjid. Dalam hal ini website yang akan digunakan pada kegiatan PPM
nantinya akan mengacu kepada PSAK diuji coba terlebih dahulu. Tujuannya agar pada saat
45. kegiatan website tersebut sudah siap untuk
2) Metode penyusunan laporan keuangan dari digunakan. Uji coba tersebut dilakukan pada Selasa,
data yang tersedia 24 September 2019 terhadap 10 orang pengguna,
a. Mengenalkan konsep dan proses yaitu perwakilan dari HMJ Akuntansi Polnep.
bagaimana menyusun laporan Uji coba website tersebut dilakukan mulai dari
keuangan dengan mendasarkan pada pembuatan Akun Masjid sampai pencatatan
data yang ada dari suatu entitas yang transaksi keuangan. Tim PPM sebelumnya telah
tidak menyelenggarakan praktik menyediakan Case Study yang akan digunakan pada
akuntansi berdasarkan PSAK 45. saat pencatatan di website masjidku.
b. Praktik pemanfaatan teknologi Selama kegiatan PPM berlangsung, materi
akuntansi sederhana untuk melakukan yang disampaikan mencakup, Sikap Amanah
penyusunan lapoan keuangan. dalam mengelola keuangan masjid yang
(2) Setelah sesi pelatihan dilakukan maka akan disampaikan oleh Khamim selaku Ketua Pelaksana,
dilaksanakan praktik mandiri. Pada tahap di atas Akuntansi dalam Perspektif Agama Islam yang
praktik menggunakan modul yang sudah disiapkan disampaikan oleh Baidhillah Riyadhi, dan mengenai
oleh panitia. Namun dalam praktik mandiri peserta PSAK 45 sebagai Pengantar Pengelolaan Website
diminta untuk mengerjakan kasus sendiri-sendiri Masjidku. Setelah pemaparan materi maka
tanpa menggunakan modul. dilanjutkan dengan Praktik Mandiri mengenai
(3) Evaluasi lalu akan akan diberikan terhadap hasil Teknik Pengelolaan Keuangan Berbasis Website
yang diperoleh setelah menuntaskan praktik yang disampaikan oleh Zulham Al-Farizi.
mandiri.
(4) Terakhir akan dilakukan tindakan korektif untuk
memperbaiki pekerjaan mereka apabila ditemukan
masih terdapat ketidaksesuaian dengan kaidah,
prosedur, dan peraturan akuntansi/perpajakan.
Dengan metode seperti maka Penulis yakin tujuan
kegiatan akan tercapai.

2. Hasil Kegiatan
Sebelum dilaksanakannya kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat, dilakukan survei
dan pemetaan tempat dan lokasi pelaksanaan
kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan Tim
Pengabdian melakukan koordinasi dengan
Gambar 1 Uji Coba Website Masjidku
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kubu
Raya. Setelah mendapatkan izin dan persetujuan dari
Kemenang Kabupaten Kubu Raya, Tim menyurati
Kemenag untuk membantu memfasilitasi
mendapatkan peserta yang relevan.
Pertimbangannya adalah Kemenag tentulah
memiliki database nama-nama masjid di Kubu Raya.
Selain itu, Tim PPM menyiapkan bahan pelatihan
dan persiapan website untuk pelatihan.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
diadakan selama 2 (dua) hari, yaitu tanggal 26 s.d.
181
ISSN 2686-5513

dikategorikan baik. Tim juga memberikan


pertanyaan terbuka mengenai apa yang mereka sukai
dalam kegiatan ini. Jawaban mereka dapat
dikelompokkan dalam lima kategori:
1. Praktik langsung bukan sekedar teori
2. Narasumber menyampaikan materi dengan
jelas dan mudah dipahami
3. Tutor yang friendly (sopan & mudah dipahami)
4. Lain-lain (seperti topik perpajakannya, tempat
kegiatan dll)
5. Tidak menjawab
Apa yang mereka harapkan dan usulkan untuk
kegiatan sejenis di masa datang? Sebanyak 40%
menjawab agar kegiatan seperti ini dilaksanakan
kembali. Kemudian 35% menyatakan agar kegiatan
Gambar 2 Pemaparan Materi oleh Tim PPM ini ditambah waktunya, 15% mengatakan agar
Polnep kegiatan ini diikuti tindak lanjut seperti
pendampingan. Sedangkan sisanya 10%
Para peserta sangat antusias mengikuti memberikan saran dan perbaikan seperti kualitas
kegiatan PPM ini sampai berakhir. Semangat dan cetakan modul yang lebih baik, kemudian ada juga
rasa ingin tahu peserta mengenai akuntansi terutama yang menyarankan agar modul dipraktikkan
dalam pengelolaan website tersebut sangat baik. langsung kepada peserta.
Pengelolaan keuangan berbasis website ini bertujuan Setelah kegiatan PPM ini dilaksanakan,
untuk memudahkan para pengelola masjid dalam sebagian besar pengelola masjid menjadi paham
mempertanggung jawabkan keuangan yang diterima pencatatan transaksi yang lebih mudah dan efektif
maupun digunakan. Karena itu, kegiatan PPM ini serta transparan menggunakan website
sangat bermanfaat baik bagi pengelola masjid masjidku.org.
maupun masyarakat. 3.2. Saran
Sebaiknya terjadi proses pembelajaran yang
berkelanjutan dan berkesinambungan bagi para
pengelola masjid. Diharapkan seluruh masjid dapat
menggunakan website masjidku.org agar
transparansi keuangan mereka dapat diketahui oleh
seluruh jamaah dan masyarakat.
Ucapan Terima Kasih
Alhamdulilahi rabbil alamin, puji syukur ke hadirat
Allah Swt. karena atas kasih sayang dan rahmat-Nya
pengabdian kepada masyarakat telah tunai
dilaksanakan tanpa ada kendala yang berarti, mulai
dari proses persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.
Atas selesainya penelitian ini Tim PPM ingin
Gambar 3. Peserta dan Pelaksana kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi
Setelah kegiatan PPM ini dilaksanakan, terlihat yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak berikut
adanya perubahan pola pikir dan pengembangan ini:
wawasan mengenai Pengelolaan Akuntansi Berbasis 1. Direktur Politeknik Negeri Pontianak, Bapak
Website. Hal ini dapat dilihat dari antusiame para Ir. H M. Toasin Asha, M.Si
peserta dalam mengikuti kegiatan. Pada saat 2. Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Pada
pelatihan penggunaan website peserta juga Masyarakat Politeknik Negeri Pontianak,
didampingi oleh perwakilan HMJ Akuntansi yang Bapak Dr. Ardi Marwan atas dukungan selama
memudahkan para peserta dalam pembuatan akun proses penelitian.
masjid, pembuatan daftar akun, pengisian saldo 3. Kepala Sub Bidang Pengabdian Kepada
sampai pencatatan transaksi keuangan hingga dapat Masyarakat, Bapak Sutriyatna, ST., MT
menampilkan laporan keuangan berupa neraca dan 4. Kepada pihak – pihak yang telah bersedia
laporan aktivitas. membantu dalam proses kegiatan PPM ini.
Tentu saja Penelitian ini masih memiliki banyak
3. Kesimpulan kekurangan. Karena itu Tim PPM sangat terbuka
3.1. Kesimpulan untuk menerima kritik maupun saran perbaikan bagi
Setelah kegiatan selesai, dilakukan evaluasi laporan penelitian ini, maupun saran untuk
kegiatan pelatihan dengan menanyakan respon penelitian yang akan mendatang. Kritik dan saran
peserta terhadap kegiatan pelatihan. Kualitas sarana dapat disampaikan melalui
dan fasilitas pendukung kegiatan PPM dikategorikan khamim.sahid@gmail.com atau lewat nomor
sangat baik, pemilihan materi dan pembahasan juga telepon 0812 5762 132. Akhirnya semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat seluas-luasnya.
182
ISSN 2686-5513

[4] Ramadhan, Noval. 2014. Komputer Akuntansi


Daftar Pustaka dan Manfaatnya Bagi Alam Pekerjaan, Zahir
[1] Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Pernyataan Accunting, Jakarta.
Standar Akuntansi Keuangan No 45: Pelaporan [5] Suwardjono. 2011. Akuntansi Pengantar 1:
Keuangan untuk Entitas Nirlaba. Jakarta: proses penciptaan data, pendekatan sistem,
Salemba Empat. Yogyakarta BPFE, 2011.
[2] Indra Bastian. 2007. Akuntansi Yayasan dan [6] Trianto, Arvin & Bastian, Saputra. 2012.
lembaga Publik. Yogyakarta: Penerbit MYOB versi 18. Penyelesaian Kasus
Erlangga. Pendekatan Bukti Transaksi.. Yogyakarta:
[3] Nainggolan, P. 2005. Akuntansi Keuangan Penerbit And
Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

183
ISSN 2686-5513

Studi Pendahuluan Imunokimia untuk Mendeteksi Adanya Lard


(Lemak Babi)
Dina Sujana1, Khairiah2, Adnan Afandi2, Mita Ramadiyanti3
1
Halal Center Salman ITB,Bandung
2
Universitas Muhamadiah Bandung
3
Universitas Bandung Raya, Bandung
Dinasujana@gmail.com

ABSTRAK

Deteksi lemak babi dalam makanan menggunakan metode imunokimia telah dilakukan. Metode ini diterapkan dan
dikembangkan dalam analisis makanan. Metode ini didasarkan pada reaksi antigen-antibodi, antara lipid sebagai
antigen dan antibodi yang mengandung anti lemak sebagai pereaksi dan terjadinya presipitasi dalam medium agar.
Antibodi diperoleh dengan menginduksi lemak babi (lard), sari daging dan plasma daging ke dalam pembuluh
darah kelinci. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi adanya lard dalam makanan. Penelitian ini
memberikan hasil yang signifikan.

Kata kunci: imunokimia, antigen, antibodi, lard.

1. Pendahuluan lainnya, menyebabkan produk-produk


Bagian dari daging babi yang banyak industri menjadi syubhat.
digunakan untuk produk pangan yaitu lemak babi. Halal-MUI, (2014) menyatakan dalam konsep
Lemak babi merupakan bahan dasar makanan yang halal haram, halal didefinisikan sebagai “segala
biasa digunakan sebagai minyak goreng atau sebagai sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk
pelengkap masakan seperti layaknya lemak sapi atau dikonsumsi”. Sedangkan haram adalah “segala
kambing, atau sebagai mentega. Kualitas rasa dan sesuatu yang dilarang oleh syariat untuk dikonsumsi
kegunaan dari lemak babi sendiri bergantung pada dan apabila tetap dikonsumsi akan mendapatkan
bagian apa lemak tersebut diambil dan bagaimana dosa kecuali dalam keadaan terpaksa, serta banyak
lemak tersebut diproses. Lemak babi memiliki sekali madharatnya daripada hikmahnya”. Di dalam
kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih ajaran agama Islam terdapat makanan halal dan
rendah daripada mentega. Lemak pada babi perlu makanan haram begitu juga dengan minuman. Selain
melalui proses pengolahan untuk dapat menjadi faktor keamanan pangan, faktor kehalalan suatu
lemak babi yang dapat menjadi bahan makanan. produk pangan juga harus menjadi perhatian
Lemak babi mengandung 3.770 kJ energi per 100 masyarakat Muslim (Citrasari, 2013).
gram. Titik didihnya antara 86-113°C tergantung Perintah dan larangan ini terdapat dalam Al-
pada letak lemak tersebut pada tubuh babi. Titik Qur’an Surat Al-A’raf [7]:157 yang
asapnya 121-218°C. Nilai iodinnya 71,97. Memiliki berbunyi“…Dan (Allah) menghalalkan bagi mereka
pH sekitar 3,4, nilai saponifikasi 255,90, titik segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
lelehnya 36,8 dan bobot jenisnya 0,812 (Hilda, segala yang buruk”. Juga dalam hadits Rasulullah
2014). Saw. yang diriwayatkan oleh Muslim. Beliau
Pemanfaatan lemak babi dalam industri menyebutkan bahwa “…yang halal itu sudah jelas
makanan sering dikenal dengan istilah shortening dan yang haram pun sudah jelas; dan di antara
yaitu lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan keduanya ada hal-hal yang musytabihat (syubhat,
memiliki kestabilan tertentu dan umumnya berwarna samar-samar, tidak jelas halal haramnya)”. Menurut
putih yang sering dikenal dengan mentega putih. Prof. K.H. Ibrahim Hosen sebagai ketua Komisi
Fungsi dari lemak babi diantaranya memperbaiki Fatwa MUI (1980 -2000), “Jika suatu produk telah
cita rasa, tekstur, struktur dan memperbesar volume bersentuhan dengan teknologi dan sudah tidak
kue atau roti. Pencampuran oleo stearin, lard dan nampak lagi bentuk asli dari bahan tersebut, maka
minyak biji kapas yang sudah mengalami produk tersebut dapat dikategorikan sebagai produk
hidrogenasi akan membetuk suatu shortening yang syubhat (samar)”. Untuk itu diperlukan proses
campuran (compound shortening) dimana akan sertifikasi halal untuk memastikan kehalalan produk
menghasilkan shortening dengan konsistensi industri tersebut. Produk bersertifikat halal
tertentu yang bersifat plastis pada suhu tinggi dan memberikan ketentraman, keamanan dan
tahan lama. Pemanfaatan lemak babi sebagai bahan kenyamanan umat muslim dalam mengkonsumsi
tambahan (additives) atau bahan penolong makanannya.
(processing aids) pada berbagai industri makanan, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
obat obatan dan kosmetik serta barang gunaan mengenai halal dalam bentuk Undang-Undang

184
ISSN 2686-5513

Jaminan Produk Halal No. 33 tahun 2014. Kebijakan berbagai penyakit akan memberikan perlindungan
ini merupakan langkah yang tepat untuk melindungi (kekebalan) terhadap penyakit tersebut. Kontak
penduduk Indonesia dari produk yang tidak halal. pertama tubuh dengan suatu jasad penyebab infeksi
Pasal 4 dalam UU JPH tersebut menyatakan bahwa akan memberikan suatu ingatan dan memori pada
produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di tubuh, untuk menolak dan memproteksi diri dari
wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Itu jasad penyebab penyakit atau infeksi dari jasad yang
artinya setiap ingredients baik sebagai bahan sama.
tambahan atau bahan penolong yang dimasukkan ke
dalam produk pangan harus halal dan terbebas dari 2. Bahan dan Metode
bahan yang haram. 2.1. Material
Mendeteksi komponen haram dalam Bahan yang digunakan adalah daging babi,
ingredients dilakukan melalui berbagai penelusuran darah babi segar, lemak babi, daging sapi, daging
dan analisis laboratorium. Profiling asam lemak ayam, aquadest, etanol, natrium hidroksida, asam
dapat dilakukan dengan analisis fisikokimia yang oleat, mycobacterium tuberculosis kering dan mati,
meliputi pengukuran berat jenis, index bias, titik paraffin cair, agar, natrium bikarbonat, kalium
leleh, bilangan iod, dan bilangan penyabunan. ionida, iodium triklorida, asam asetat glasial, kanji,
Sedangkan analisis kuantitatif dapat dilakukan karbon tetra klorida, asam klorida, kalium
dengan GCMS, GLC, FTIR (Rohman, 2013). hidroksida, indikator universal, fenolftalein, metil
Indentifikasi lemak babi melalui penentuan profil merah, kalium dihidrogen fosfat, iodium klorida,
asam lemak dalam produk yang kompleks sangat pereaksi ninhidrin, dan kelinci sebagai hewan
sulit dilakukan. Untuk itu ada beberapa peneliti percobaan.
mencoba mencari marker (penanda) asam lemak Peralatan yang digunakan meliputi pipet tetes,
tertentu yang secara khusus terdapat dalam lemak pipet volume 5 ml; 10 ml, corong gelas, labu takar
babi. Penelitian lebih modern lagi dilakukan dengan 25 ml, ; 50 ml,; 100 ml, oven, spatel, neraca analitik,
Polymerase Chain Reaction (PCR) yang merupakan vial, botol gelas, gelas ukur, cawan petri, otoklaf,
salah satu teknik biologi molekular yang banyak jarum suntik, inkubator, sentrifugasi, tabung
digunakan dalam kajian autentikasi makanan. sentrifugasi, buret, erlemenyer, gelas piala, bunsen
Melalui analisis DNA, target deteksi adalah DNA dan kulkas.
babi. Teknik PCR digunakan untuk tujuan 2.2. Penyiapan Bahan Baku Antigen
autentikasi halal karena kemampuannya untuk Bahan baku yang digunakan dalam adalah lard,
mendeteksi target spesifik pada sekuen DNA dalam kaldu atau ektrak babi, dan plasma babi. Minyak dan
produk makanan ataupun produk farmasi. lemak didapatkan dari hasil pemanasan lemak
Perkembangan lebih lanjut teknologi PCR hewan, dan diuji bilangan asam, bilangan iodium
konvensional sudah digantikan dengan Real time– dan bilangan penyabunan. Ekstrak daging babi
PCR yang dapat digunakan untuk analisis kualitiatif dibuat dari daging babi dengan menggunakan daging
dan kuantitatif (Gatra, 2015). babi dalam natrium klorida (NaCl) fisiologis dengan
Selain metode kualitatif dan kuantitatif asam menggunakan konsentrasi 20 % b/v dan dipanaskan
lemak yang sudah berkembang, terdapat pula pada suhu sedang selama 30 menit. Plasma babi
metode bioanalisis yang merupakan pengujian dibuat dengan mengocok darah babi segar dengan
hayati yang melibatkan interaksi atau ikatan antara Na-EDTA (Natrium Etilen Diamin Tetra Asetat) 2%
antigen dan antibodi, yang umumnya digunakan dalam darah, lalu didiamkan suhu kamar selama 1
untuk mendeteksi kontaminan yang memiliki berat jam, kemudian disentrifugal sehingga diperoleh
molekul kecil, seperti kontaminasi atau residu obat supernatant yaitu plasma.
hewan di dalam makanan. Bioanalisis memainkan Penyuntikan pertama dilakukan secara intra
peranan penting untuk menjamin keamanan pangan peritoneal dengan volume 0,1-0,2 ml, penyuntikan
dengan meningkatnya jumlah kontaminan di dalam selanjutnya dilakukan pada minggu kedua dan
produk makanan. Saat ini metode bioanalisis keempat secara subkutan dengan volume 1 ml/ 2,5
dijadikan sebagai alternatif metode instrumentasi kg bobot badan. Pengambilan darah terakhir
kimia karena memiliki kelebihan seperti pengerjaan dilakukan pada minggu ketujuh.
sederhana dan tidak memerlukan persiapan sampel 2.3. Pembuatan Antigen
yang intensif. Dengan demikian, waktu analisis lebih Antigen yang digunakan untuk menginduksi
cepat serta biaya analisis lebih murah karena tidak atibodi dicampur dengan ajuvan Freud lengkap
membutuhkan instrumen atau alat ukur yang sangat untuk menaikkan antigenitasnya, perbandingan
mahal. Salah satu metode bioanalisis ini adalah antigen dan ajuvan adalah 1:1.
analisis imunokimia atau immunoassay. 2.4. Hewan Percobaan
Immunoassay bekerja berdasarkan spesifisitas reaksi Digunakan enam ekor kelinci putih (Neo
antara antigen dan antibodi. Karena memiliki Hybrid New Zealand) dengan bobot 1,5-2 kg dalam
kemampuan untuk menganalisis analit dalam kondisi normal dan sehat, serta tidak mengalami
konsentrasi rendah, metode ini sangat berguna untuk penurunan berat badan selama masa percobaan.
pemantauan lingkungan dan analisis keamanan
pangan (Chen J, 2009). 2.5. Induksi Antibodi
Imunologi adalah memori khusus dan spesifik Hewan percobaan diinduksi dengan
pengenalan zat asing (non self). Kontak dengan penyuntikan antigen peritoneal dan subkutan.
185
ISSN 2686-5513

Penyuntikan dilakukan empat kali dengan tujuan Analisis induksi pembentukan antibodi, hasil
untuk meningkatkan konsentrasi antibodi yang pengamatan pengujian imunoserum dan pengaruh
diperoleh. Setiap sebelum dan sesudah penyuntikan penyuntikan antigen terhadap bobot badan kelinci
dilakukan pengambilan darah melalui vena adalah sebagai berikut:
merginalis atau bagian telinga dari kelinci untuk 3.1. Pengujian Lemak
diuji ada atau tidaknya antobodinya. Minyak babi, minyak sapi dan minyak ayam
2.6. Pengujian Reaksi Antigen-Antibodi dibuat dengan cara memanaskan sejumlah gajih atau
Pengujian antigen-antibodi berdasarkan lemak dari masing-masing hewan tersebut. Minyak
terbentuknya presipitasi. Metode yang digunakan yang diperoleh diuji terhadap bilangan asam,
adalah metode Oucterlony atau imunodefusi dua bilangan iodium dan bilangan penyabunan, data dan
dimensi ganda. Pada metode ini digunakan medium hasil penelitian disajikan pada tabel 1,2 dan 3 di
agar yang kemudian dibuat sumur-sumur dengan bawah ini:
pola tertentu.
3. Hasil dan Diskusi

Tabel 1. Perbandingan bilangan asam lard antara babi, sapi dan ayam (Sumber: Farmakope Depkes)
No Jenis Lemak Hasil percobaan Pustaka

1 Babi 1,234 1, 5
2 Sapi 0,72 0,25
3 Ayam 1,30 1,2

Tabel 2. Perbandingan iodium lard antara babi, sapi dan ayam (Sumber: Farmakope Depkes)
No Jenis Lemak Hasil percobaan Pustaka

1 Babi 57,16 56-74


2 Sapi 43,14 36-44
3 Ayam 68,96 66-71,50

Tabel 3. Perbandingan bilangan penyabunan lard antara babi, sapi dan ayam (Sumber: Farmakope
Depkes)
No Jenis Lemak Hasil percobaan Pustaka

1 Babi 190,15 193-198


2 Sapi 196,35 196-200
3 Ayam 194,56 193-202

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas 3.2. Analisis Induksi Pembentukan Antibodi
tentang lard, lemak sapi dan lemak ayam Hewan yang digunakan adalah enam ekor
menunjukkan bahwa kisaran bilangan yang kelinci yang dibagi ke dalam tiga kelompok yang
berdekatan sehingga sulit untuk mendeteksi adanya masing-masing diinduksi dengan plasma babi, kaldu
lard, terutama jika terdapat dalam jumlah yang babi, dan minyak babi. Induksi antibodi dilakukan
terlalu kecil. Selain itu proses pengolahan, sebanyak empat kali sebelum dan sesudah induksi
kemurnian ternak, usia ternak dan cara penyimpanan dilakukan dengan menggunakan ajuvan Freud
juga sangat menentukan jumlah kandungan lard lengkap dilakukan pada induksi ketiga. Jadwal
yang diperoleh. interval pemberian dan konsentrasi antigen yang
digunakan disajikan pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4. Jadwal Pemberian Antigen pada Kelinci Percobaan


Minggu Plasma Kaldu Minyak
V R C V R C V R C
I 0,2 I.P 25 0,2 IP 20 0,2 IP 50
II 1 S.C 10 1 S.C 10 1 S.C 50
III tidak dilakukan penyuntikan tidak dilakukan penyuntikan tidak dilakukan penyuntikan
IV 1 S.C 50 1 S.C 10 1 S.C 50
V 1 I.P 100 1 I.P 20 1 I.P 100
VI Tidak dilakukan penyuntikan Tidak dilakukan penyuntikan Tidak dilakukan penyuntikan
VII Pengambilan Darah Pengambilan Darah Pengambilan Darah
Keterangan :
V : Volume penyuntikan
186
ISSN 2686-5513

R : Rute pemberian
C : Konsentrasi
S.C : Sub Cutan
I.P : Intra Pertonial

3.3. Pengaruh Penyuntikan Antigen Terhadap penurunan bobot badan kelinci yang disebabkan
Bobot Badan Kelinci oleh bacterium tuberculosis mulai bekerja dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tubuh kelinci. Akibatnya kelinci mengalami demam
setiap kelompok percobaan ternyata tidak yang menyebabkan penurunan nafsu makan
seluruhnya dapat menghasilkan antibodi yang sama. sehingga berdampak pada penurunan berat badan .
Hal ini disebabkan akarena adanya variasi genetik di Data bobot badan kelinci sebelum, selama, dan
antara hewan percobaan, walaupun umur, bobot sesudah percobaan bisa dilihat pda tabel 5 di bawah
badan, dan jenis kelamin yang diperlakukan sudah ini:
diusahakan sehomogen mungkin. Adanya
penambahan Freud lengkap menunjukkan

Tabel 5. Data Imunodifusi Ganda


No Pengambilan P K M P K M MA MS
Kelinci serum
S1 - - - - - - - -
S2 - - - - - - - -
K1 I - - - - - - - -
K2 - - - - - - - -
L1 - - - - - - - -
L2 - - - - - - - -

S1 - - - - - - - -
S2 - - - - - - - -
K1 - - - - - - - -
K2 II - - - - - - - -
L1 - - - - - - - -
L2 - - - - - - - -

III ISTIRAHAT

S1 + + + - - + - -
S2 + + + - - + - -
K1 IV + + + - - - - -
K2 + + + - - - - -
L1 + - - - - - - -
L2 + - - - - - - -

S1 + + + - - - - -
S2 + + - - - - - -
K1 V + + - - - - - -
K2 + - + - - - - -
L1 + - + - - - - -
L2 + - + - - - - -

Keterangan :
S : Kelinci yang di induksi dengan plasma babi
K : Kelinci yang di induksi dengan kaldu babi
L : Kelinci yang di induksi dengan minyak babi
P : Plasma Babi
K : Kaldu babi
M : Minyak Babi
P, : Plasma dengan ajuvan Freud lengkap
K, : Kaldu dengan ajuvan Freud lengkap
M, : Minyak dengan ajuvan Freud lengkap
MK : Minyak Ayam
MS : Minyak Babi
187
ISSN 2686-5513

+ : Adanya garis presipitasi


- : Tidak ada garis presipitasi
-
Tabel 6. Pengaruh Penyuntikan Antigen Terhadap Berat Badan Kelinci
Kelinci Usia Jenis I II III IV V
1 4 bulan 0 2,4* 2,7 2,9 2,9 2,5
2 4 bulan 0 2,1 2,5 2,9 2,5 2,3
3 4 bulan 0 2,3 2,7 2,8 2,6 2,8
4 4 bulan 0 2,5 2,6 2,6 2,4 1,8
5 5 bulan 0 3,1 3,1 3,2 3,0 3,0
6 5 bulan 0 3,2 3,0 3,0 3,0 3,0

*) dalam kilogram
4. Kesimpulan dan Saran [8] http://pt-java-prima-abadi.imexbb.com/, 22
Pengembangan teknik uji imunokimia telah Juni 2014.
mengarah pada aplikasi, tidak hanya pada bidang [9] Hiilditch T.P. 1979., Chemical Contituen of
diagnosis klinik, akan tetapi juga untuk penentuan Natural Fats, 2nd ed, Chapman and Hill Ltd,
pemaparan suatu senyawa pada suatu substansi. London.
Pemakaian plasma dan kaldu babi bertujuan untuk [10] Hilda, Laely, 2014, Analisis kandungan lemak
meningkatkan bobot molekul dari antigen sehingga babi dalam produk pangan diPadang
mampu untuk menginduksi antibodi anti lemak babi. Simdimpuan secara kualitatif dengan
Metode imunokimia yang digunakan cukup menggunakan gas kromatografi, tesis,
memberikan hasil karena mempunyai spesifitas yang Padangsidimpuan.
tinggi dan tingkat kepekaan yang cukup tinggi. [11] Jurnal Makanan Halal, Lembaga Pangan, Obat
Hanya saja perlu sifat antigenitas dari lard tersebut Obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia
perlu ditingkatkan. Penggunaan imunokimia sebagai no 2/XI/1994.
alternatif dalam mendeteksi adanya lard cukup [12] Garvey J.S at al 1977, Metode in Imunologi, 3
spesifik dari tidak terjadi reaksi silang dari antigen. rd, ed Addison, Weshley publisher Co, Inc.
Untuk analisis lard secara imunokimia [13] Kabat E.A. Antigen Dalam 19,76., Struktural
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Concept In Imunology And Immunochemestry
mendapatkan cara meningkatkan respon imun, , Evin A. Kabat, New York, Chicago.
jumlah antibodi meningkat dan deteksi lard bisa [14] Kimbal J.W 1978., Introduction to Imunology
mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Diperlukan 2nd ed, Macmillan, publ Co, New York.
penelitian lebih lanjut untuk memaksimalkan [15] Kataren S, 1986., Minyak dan Lemak Pangan,
pembuatan dan penanganan antigen yang lebih baik, UI press.
mengingat sifatnya yang sangat mudah dipengaruhi [16] Kisman S, 1989 Kimia Analisis Bahan
oleh faktor lingkungan. Perlu dilakukan penelitian Makanan Program Studi Teknologi Pangan
lanjutan untuk memperbaiki cara evaluasi reaksi Unpas.
antigen antibodi dengan tingkat ketelitian yang lebih [17] Meyer , L.H 1979, Fat and Other Lipidin Food
tinggi. Misalnya menggunakan metode ELISA Chemistry, Springer, Berlin.
(Enzyme Linked Imuno Assay) dan RIA [18] Nowothy A 1979, Basic Exersises in
(radioimmunoassay). Imunochemistry a Laboratorium, Berlin.
[19] Warr G 1984., Antibody As a Tool John Willey
Daftar Pustaka And Son New York, page.
[1] Allen J.C. and C.J Smith, 1987., Enzyme [20] Chen J, X. F. (2009). A Novel Quantum Dot-
Linked Imunoassay Kit For Routine Food Based Fluoroimmunoassay Method for
Analysis, Tibtec, 5. Detection Of ENR Residue in Chicken. Food
[2] Citrasari, Dewi. 2015. Penentuan Adulterasi Chemistry.
Daging Babi Pada Pada Nugget [21] Gatra. (2015, juli 16-29). Melindungi Umat
AyamMenggunakan NIR dan melalui Penelitian. Gatra Edisi Lebaran (
[3] Kemometrik. [Skripsi]. Fakultasi Farmasi. Bisnis Halal Gaya Hidup Halal).
Universitas [22] Rohman, A. (2013). Analisis Komponen
[4] Jember. Djatmiko B dan A.P Wijaya., 1974. Makanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Minyak dan Lemak Department Teknologi
Hasil Pertanian., Fateta IPB.
[5] Ditjen POM, Depskes RI., 1979. Farmakope
Indonesia ed 3, Depkes RI, Jakarta.
[6] http://www.halalmui.org/newMUI/,28
November 2013.
[7] http://www.halalmui.org/newMUI/, 20
Februari 2014.

188
ISSN 2686-5513

Analisis Variabel Makroekonomi terhadap Estimasi Nilai Cadangan Dana


Zakat yang Proporsional
Muhammad Kamal Muzakki1, Romi Hardiansyah1, Aas Nurasyiah2, Firmansyah3,
1
Rumah Amal Salman
2
Program Studi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam, Universitas Pendidikan Indonesia
kamalmuzakki@rumahamal.org

ABSTRAK

Zakat sebagai instrumen keuangan publik Islam memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan
umat. Pengelolaan zakat yang baik salah satunya dilakukan dengan mengoptimalkan penyaluran dana zakat yang
terhimpun. Di sisi lain, penghimpunan dan penyaluran dana zakat dapat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
Indonesia, khususnya dari variabel makroekonomi. Inflasi misalnya, dapat mempengaruhi nilai ekonomi dari zakat
yang disalurkan. Hal tersebut dikarenakan dana zakat yang terhimpun tidak disalurkan sekaligus pada saat yang
sama tapi disesuaikan dengan program-program lembaga selama 1 tahun berjalan. Kondisi yang demikian
memerlukan estimasi nilai cadangan dana zakat yang proporsional di akhir tahun agar tidak rugi secara ekonomi
karena tergerus inflasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan konsep dan teoritis mengenai kajian fikih penyaluran zakat dan
kaitannya dengan variabel makroekonomi serta untuk memperoleh hasil estimasi nilai cadangan zakat Rumah
Amal Salman yang proporsional dan kaitannya dengan nilai inflasi di Indonesia sebagai dasar pertimbangan dalam
mengambil keputusan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode korelasional melalui analisis
model dinamis antara Vector Autoregression (VAR) atau Vector Error Correction Model (VECM). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel makroekonomi terhadap
penghimpunan zakat Rumah Amal Salman dan penghimpunan zakat nasional. Implikasi dari penelitian ini
menghasilkan temuan-temuan yang bermanfaat bagi lembaga zakat dalam menentukan nilai cadangan zakat
dengan melihat kondisi makroekonomi, khususnya berkaitan dengan nilai inflasi di Indonesia sebagai dasar
pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Kata Kunci: Zakat, variabel makroekonomi, penyaluran, cadangan akhir tahun

1. Pendahuluan signifikan terhadap besarnya zakat yang


1.1. Latar Belakang terhimpun. Begitu juga ketika harga emas naik
Zakat pada kepemimpinan Umar bin Abdul karena inflasi, maka mengakibatkan yang
Aziz dijadikan sebagai tolok ukur dalam tadinya seorang Muslim wajib zakat uang
kesejahteraan masyarakat, baik jumlah orang tabungan karena sudah nishab nilai tabungannya,
yang berzakat, besaran zakat yang dibayarkan, menjadi tidak wajib zakat uang tabungan karena
maupun jumlah penerima zakat. Tolok ukur harga emas naik, sehingga uang tabungannya
zakat sebagai pengatur kesejahteraan benar- (dalam bentuk uang kertas) menjadi dibawah
benar bisa dijadikan pedoman standar, baik nishab.
dalam konteks ekonomi mikro maupun ekonomi Di samping itu, inflasi mengakibatkan daya
makro (Huda et al, 2012:113). beli masyarakat menurun sehingga tidak hanya
Tujuan kebijakan ekonomi makro sendiri berdampak pada menurunnya kualitas hidup
yang paling mempengaruhi zakat adalah tujuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan
untuk meningkatkan pendapatan nasional, tetapi berpengaruh juga terhadap kewajiban
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, membayar zakat. Tingginya inflasi akan
menjaga kestabilan ekonomi serta mengakibatkan penghasilan masyarakat lebih
mengendalikan inflasi, yang mana keempat banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tujuan ini memiliki indikator yang sama yaitu pokok yang harganya naik. Hal ini
inflasi, dan secara tidak langsung inflasi pun mangakibatkan seorang Muslim yang tadinya
mempengaruhi pendapatan zakat nasional mampu membayar zakat menjadi tidak mampu
dimana sumbernya berasal dari OPZ. Menurut membayar zakat, bahkan sebagian ada yang
penelitian Ahmad (2011) bahwa variabel menjadi mustahik (Zen, 2010).
ekonomi makro berpengaruh terhadap besarnya Isu inflasi yang dapat mempengaruhi zakat
jumlah zakat yang yang terhimpun di Indonesia. ini sudah pernah diteliti sebelumnya oleh
Selain itu hasil penelitiannya menunjukkan beberapa pihak yaitu (Afendi, 2018); (Ahmad
bahwa inflasi dan harga emas berpengaruh secara ZM, 2011); (Noviyanti & Beik, 2016); (Bariadi,

189
ISSN 2686-5513

Zen, & Hudri, 2005); (Dwitama & Widiastuti, dalam pengumpulan data untuk melakukan
2016) dan (Oran, 2009) dengan hasil yang penelitian ini adalah sebagai berikut:
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang a. Field Research
signifikan antara inflasi terhadap zakat, Data yang digunakan dalam penelitian ini
umumnya terhadap Zakat Nasional terkhusus merupakan data runtut waktu (time series) dengan
potensi zakat di OPZ yang salah satunya adalah skala bulanan (monthly) yang diambil dari data
Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Rumah Amal publikasi Bank Indonesia yang diperoleh dari situs
Salman. resminya berkaitan dengan data Tingkat Inflasi,
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (Bulanan dan
penelitian ini akan meneliti bagaimana dampak 7-day repo rate), Kurs Dolar AS-Rupiah.
inflasi terhadap zakat, bagaimana inflasi dapat b. Studi Kepustakaan (Library Research)
mengurangi nilai rill zakat yang telah terkumpul, Studi Kepustakaan (Library Research)
bagaimana kajian fiqihnya tentang penyaluran merupakan penelitian dengan cara mempelajari
zakat serta terkait dengan boleh tidaknya berbagai laporan, referensi, jurnal, kepustakaan,
menerapkan cadangan dana zakat, sehingga dana buku, dan literatur lain yang mempunyai hubungan
zakat tidak disalurkan seluruhnya, namun dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini
terdapat dana zakat yang dicadangkan sesuai guna memperoleh data – data yang akan dijadikan
dengan ketentuannya. landasan teori dalam penelitian ini.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian c. Internet Research
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, Teknik pengumpulan data melalui internet
maka rumusan masalah penelitian ini yaiut terkiat research dalam penelitian ini yaitu untuk
bagaimana hasil estimasi pengumpulan dana zakat di mengantisipasi buku referensi atau literatur yang
Rumah Amal Salman dan hubungannya dengan dimiliki atau pinjam di perpustakaan tidak selalu
perkembangan variabel makroekonomi (Inflasi, update sedangkan ilmu selalu berkembang dari
Nilai Tukar, Suku Bunga, JUB) di Indonesia? waktu ke waktu. Oleh karena itu, penulis juga
melakukan penelitian dengan teknologi yang juga
2. Metode Penelitian berkembang yaitu melalui internet, sehingga data
2.1 Metode Penelitian yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini perkembangan zaman.
adalah metode korelasional (Sudjana & Ibrahim, 2.4 Teknik Analisis Data
2007:76) yakni penelitian yang mempelajari Teknik analisis data merupakan suatu proses
hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana setelah peneliti mengumpulkan data-data, maka
variasi dalam satu variabel berhubungan dengan langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti
variasi dalam variabel lain. Metode ini digunakan adalah melakukan pengolahan dan analisis data.
untuk memperoleh hasil estimasi pengumpulan dana Data yang dikumpulkan merupakan data yang masih
zakat di Rumah Amal Salman dan hubungannya bersifat mentah, oleh karena itu diperlukan analisa
dengan perkembangan variabel makroekonomi untuk memasukkan data sesuai dengan hal-hal lain
(Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, JUB) di yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah
2.2 Jenis dan Sumber Data statistika inferensial. Statistik inferensial adalah
Data yang digunakan dalam penelitian ini teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
merupakan data sekunder. Suryani dan Hendryadi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
(2015: 171) menjelaskan data sekunder adalah data populasi (Sugiyono, 2012, hal. 207).
yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah Perihal uji asumsi klasik, ada juga yang tidak
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya mencantumkannya seperti Pak Irfan Syauqi Beik
sudah dalam bentuk publikasi. Adapun sumber data dalam jurnalnya ini
penelitian ini berasal dari situs resmi Bank Indonesia https://media.neliti.com/media/publications/ 94697-
serta data zakat dari Rumah Amal Salman. Serta data ID-analisis-faktor-faktor-yang-memengaruhi.pdf
zakat nasional yang berupa data tahunan sehingga dapat terbuka diskusi perihal penggunaan
diinterpolasikan terlebih dahulu menjadi data uji asumsi klasik.
bulanan agar penelitian menggunakan alat dapat Di sisi lain, analisis data dilakukan melalui
dilakukan. serangkaian tahapan pengujian menggunakan
2.3 Teknik Pengumpulan Data analisis model dinamis antara Vector Autoregression
Jenis data dalam penelitian ini adalah data (VAR) atau Vector Error Correction Model
sekunder yang bersifat kuantitatif. Sumber data (VECM). VAR/VECM adalah salah satu bentuk
dalam penelitian ini diperoleh dari situs web masing- model ekonometrika yang menjadikan suatu
masing lembaga keuangan atau perbankan yang peubah sebagai fungsi linier dari konstanta dan
berkaitan dengan variabel penelitian yaitu Tingkat log dari pengubah itu sendiri serta nilai lag dari
Inflasi, Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia pengubah lain yang terdapat dalam suatu sistem
(Bulanan dan 7-day repo rate), Kurs Dolar AS- persamaan tertentu (Hadi, 2003). Langkah-langkah
Rupiah, Dana Zakat Bulanan. Data merupakan suatu pengujian menggunakan VAR/VECM sendiri relatif
instrumen penting untuk menunjang pelaksanaan lebih mudah daripada Regresi, namun sebelumnya
penelitian tersebut. Adapun teknik yang digunakan harus dilakukan pra-pengujian terlebih dahulu agar
190
ISSN 2686-5513

mengetahui bahwa data sudah memenuhi syarat-


syaratnya yang berlaku.

Gambar 3.1 Tahapan Pengujian VAR (Sumber: Ascarya (2009))

3. Hasil dan Diskusi Hubungan Tingkat Inflasi terhadap Zakat Rumah Amal
3.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Salman (ZRAS_INF):
Berdasarkan pengujian empiris diperoleh hasil ZRAS_INF = - 0.184989SALMAN(-1)
estimasi pengumpulan dana zakat di Rumah Amal - 0.076550SALMAN(-2)
Salman dan hubungannya dengan perkembangan + 0.151450INF(-1)
variabel makroekonomi (Inflasi, Nilai Tukar, Suku + 0.080266INF(-2)
Bunga, JUB) di Indonesia, serta hasil estimasi nilai + 0.020905
cadangan zakat yang proporsional dan kaitannya - 0.314807CointEq1
dengan nilai inflasi di Indonesia. Hal ini akan Artinya:
dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan uji model -0,184989Salman(-1) : Jika ZRAS_INF pada bulan
ditemukan bahwa terdapat hubungan keseimbangan sebelumnya naik 1 rupiah
jangka panjang antara Inflasi dengan Zakat Rumah maka ZRAS_INF bulan ini
Amal Salman. Karena itu, model yang akan akan turun sebesar 0,184989
digunakan terkait hubungan keseimbangan tersebut rupiah.
adalah Vector Error Correction Model (VECM). -0,076550Salman(-2): Jika ZRAS_INF pada dua
Sementara untuk memodelkan hubungan antara bulan sebelumnya naik 1
variabel makroekonomi dengan Zakat Nasional rupiah maka ZRAS_INF bulan
digunakan Vector Autoregression. Kemudian dapat ini akan turun sebesar
dilakukan Uji Model Dinamis (VAR/VECM). 0,076550 rupiah.
Berdasarkan Uji VAR/VECM ditemukan 0,151450INF(-1) : Jika Inflasi pada bulan
bahwa jika semua variabel tidak ada perubahan sebelumnya naik 1 persen
dalam satu bulan sebelumnya, maka Zakat Rumah maka ZRAS_INF bulan ini
Amal Salman akan mengalami penurunan sebesar akan naik sebesar 0,151450
17,87208 rupiah. Selain itu 23,35% variabel Zakat rupiah
Rumah Amal Salman dapat dijelaskan oleh variabel 0,080266INF(-2) : Jika Inflasi pada dua bulan
Inflasi pada dua bulan sebelumnya, sedangkan sebelumnya naik 1 persen
76,65% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. maka ZRAS_INF bulan ini
Model persamaan penelitian ini merupakan model akan naik sebesar 0,080266
persamaan yang dibentuk dari nilai koefisien tiap-tiap rupiah.
variabel sehingga kemudian disesuaikan model 0,020905 : Jika variabel lain bernilai nol
persamaan yang telah terbentuk. Berikut model maka ZRAS_INF meningkat
persamaan jangka panjang penelitian yang terbentuk dari sebesar 0,020905 rupiah.
191
ISSN 2686-5513

-0,314807CointEq1 : Pada jangka pendek terdapat sebesar 0,793239 yang


koreksi kesalahan penelitian memiliki arti yaitu untuk
sebesar 0,314807 yang menuju keseimbangan jangka
memiliki arti yaitu untuk panjang, persamaan pada
menuju keseimbangan jangka penelitian ini memerlukan
panjang, persamaan pada koreksi sebesar
penelitian ini memerlukan Variabel Inflasi dari periode 1 secara signifikan
koreksi sebesar 31,48%. mengambil peran 12,62% dari ZN. Pengaruh BI Rate
Berikut model persamaan jangka panjang dan Kurs dari awal hingga akhir periode hanya
penelitian yang terbentuk dari Hubungan Variabel sedikit, dimana BI Rate berkontribusi 3,10%
Makroekonomi terhadap Zakat Rumah Amal Salman sedangkan Kurs berkontribusi 1,51%. Pada akhir
(ZRAS): periode, variabel ZN masih mendominasi pengaruh
ZRAS = 0.221654SALMAN(-1) atas variabelnya sendiri sebesar 80,59%.
+ 0.079679SALMAN(-2)
+ 0.015421INF(-1) 4. Kesimpulan
- 0.090547INF(-2) Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat
- 0.008489BIRATE(-1) hubungan yang signifikan antara Variabel
- 0.242252BIRATE(-2) Makroekonomi terhadap Zakat Rumah Amal
+ 6.366898KURS(-1) Salman dan Zakat Nasional. Hal ini salah satunya
- 1.474749KURS(-2) bisa disebabkan oleh skala Zakat Rumah Amal
- 0.013317 Salman yang belum tersentuh efek inflasi/variabel
- 0.793239CointEq1 makroekonomi, atau efek inflasi/variabel
makroekonomi yang kurang kuat untuk
Artinya: mengguncang Zakat Rumah Amal Salman dan
0,221654Salman(-1) : Jika ZRAS pada bulan berbeda dengan kondisi-kondisi pada penelitian
sebelumnya naik 1 rupiah sebelumnya yang obyeknya berupa BAZ serta LAZ
maka ZRAS bulan ini akan yang mempunyai periode waktu lebih panjang (sejak
turun sebesar 0,221654 rupiah. tahun 1995) dimana sedikitnya data ini juga
0,079679Salman(-2) : Jika ZRAS pada dua bulan mempengaruhi hasil penelitian terhadap Zakat
sebelumnya naik 1 rupiah Nasional. Selain itu jika dilihat sebaliknya, meski
maka ZRAS bulan ini akan pengaruhnya tidak terlalu besar dan signifikan,
naik sebesar 0,079679 rupiah. namun Zakat Rumah Amal Salman justru lebih
0,015421INF(-1) : Jika Inflasi pada bulan mempengaruhi inflasi dibandingkan inflasi
sebelumnya naik 1 persen mempengaruhi Zakat Rumah Amal Salman.
maka ZRAS bulan ini akan 4.1 Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya
naik sebesar 0,015421 rupiah Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
-0,090547INF(-2) : Jika Inflasi pada dua bulan berdasarkan pada keterbatasan dalam penelitian ini
sebelumnya naik 1 persen yaitu variabel makroekonomi yang dikaitkan dengan
maka ZRAS bulan ini akan nilai cadangan zakat masih belum seluruhnya,
turun sebesar 0,090547 rupiah. sehingga kesimpulan dari hasil penelitian mungkin
-0,008489BIRATE(-1): Jika BI Rate pada bulan belum sepenuhnya menggambarkan bagaimana
sebelumnya naik 1 persen pengaruh dari variabel makroekonomi lainnya
(terhadap satuannya) maka seperti Indeks Produksi Industri (IPI) yang cukup
ZRAS bulan ini akan turun dominan memberikan dampak positif terhadap
sebesar 0,008489 rupiah penerimaan zakat. Adapun rekomendasi yang dapat
-0,0242252BIRATE(-2): Jika BI Rate pada dua bulan dilakukan untuk penelitian selanjutnya yaitu
sebelumnya naik 1 persen menambahkan variabel ekonomi seperti
maka ZRAS bulan ini akan makroekonomi maupun aspek non ekonomi yang
turun sebesar 0,0242252 memiliki kaitan atau pengaruh dalam menentukan
rupiah. nilai cadangan zakat.
6,366898KURS(-1) : Jika Kurs pada bulan
sebelumnya naik 1 persen Daftar Pustaka
maka ZRAS bulan ini akan [1] Advertorial Pikiran Rakyat. (2017, 12 19).
naik sebesar 6,366898 rupiah Zakat dapat Mengurangi Dampak Inflasi.
-1,474749KURS(-2) : Jika Kurs pada dua bulan Diambil kembali dari pikiran-rakyat.com:
sebelumnya naik 1 persen http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-
maka ZRAS bulan ini akan raya/2017/12/19/zakat-dapat-mengurangi-
turun sebesar 1,474749 rupiah. dampak-inflasi-416205
-0,013317 : Jika variabel lain bernilai nol [2] Afendi, A. (2018). Pengaruh Variabel
maka ZRAS meningkat Makroekonomi Terhadap Jumlah Penerimaan
sebesar 0,013317 rupiah. Zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
-0,793239CointEq1 : Pada jangka pendek terdapat Pusat Tahun 2012 – 2016. Jurnal Muqtasid,
koreksi kesalahan penelitian
192
ISSN 2686-5513

9(1), 54-69. [19] Barro, R. J. (1990). Macroeconomics (3 ed.).


doi:http://dx.doi.org/10.18326/muqtasid.v9i1 Canada: John Wiley & Sons, Inc.
[3] Ahmad, Zulfikar. Muzakir. (2011, Juli). [20] BAZNAS dan Bank Indonesia. (2016). Core
Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Principles for Effective Zakat Supervision.
Besarnya Jumlah Zakat Yang Terkumpul Di Jakarta: Baznas dan Bank Indonesia.
Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa [21] Beik, I. S., & Fatmawati, S. W. (2014, Juli).
Republika Tahun 1993 - 2009. Dipetik Oktober Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah
18, 2018, dari Universitas Indonesia: Internasional dan Variabel Makro Ekonomi
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20300328- Terhadap Jakarta Islamic Indeks. Al-Iqtishad,
T%2030518-Pengaruh%20indikator- 6(2), 155-178.
full%20text.pdf [22] Dwitama, R. B., & Widiastuti. (2016).
[4] Ahmad ZM. (2011). Pengaruh Indikator Pengaruh Indikator Makroekonomi: Inflasi dan
Makroekonomi terhadap Besarnya Jumlah Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Zakat
Zakat yang Terkumpul di Lembaga Amil Zakat Terkumpul di Lembaga Amil Zakat Dompet
Dompet Dhuafa Republika Tahun 1993-2009. Dhuafa Periode 1997 - 2013. Jurnal Ekonomi
Jakarta: Universitas Indonesia. Syariah Teori dan Terapan, 3(7), 584-599.
[5] Al-Baidhawi, K. (1976). Al-Tadhakum wa Diambil kembali dari
Atsaruhu fi al-‘Alam al-Tsalist, Cet. Ke-1. http://repository.unair.ac.id/30193/
Beirut: Institut al-Inma’ al-Arabi. [23] Efendi, A. (2018, Juni 25). Pengaruh Variabel
[6] Al-Ghuwail, I. B. (1990). Nahwu Nizhamin Makroekonomi Terhadap Jumlah Penerimaan
Iqthisadiyyin 'Alamiyin Jadid. Malta: Dar Zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
Iqra’. Pusat Tahun 2012 – 2016. MUQTASID Jurnal
[7] Al-Hanafi, A. b.-M. (t.thn). Al-Ikhtiyar lita'lil Ekonomi dan Perbankan Syariah, 9(1), 54-69.
Al-Mukhtar (Vol. III). t.t: t.pn. doi:http://dx.doi.org/10.18326/muqtasid.v9i1
[8] Al-Jauziyyah, Ibnu. Qayyim. (t.thn). Madarij [24] Elih, Moris. (1993). al-Syuruth al-Naqdiyah li
Al Salikin (Vol. I). t.t: t.pn. Iqtishas al-Aswaq min Durus al-Amss ‘ila
[9] Al-Jawi, Muhammad. Shiddiq. (2004, Januari Ishlahat al-Ghadd. Jeddah: Ma’had al-Islamy li
11). Reinterpretasi Alokasi Zakat: Mengkaji buhuts wa tadrib.
Ulang Mekanisme Distribusi Zakat dalam [25] Fikri, A. (t.thn). Khulashah al-Kalam fî Arkan
Masyarakat Modern. Dipetik Oktober 19, al-Islam. Beirut: Dar al-Fikr.
2018, dari Jurnal Ekonomi Ideologis: [26] Firdaus. (2011). Aplikasi Ekonometrika untuk
http://jurnal-ekonomi.org/reinterpretasi- Data Panel dan Time Series. Bogor: IPB Press.
alokasi-zakat-mengkaji-ulang-mekanisme- [27] Hadi, Y. S. (2003). Analisis Vetor Auto
distribusi-zakat-dalam-masyarakat-modern/ Regression (VAR) terhadap Korelasi antara
[10] Al-Mudhi, A. A. (1978). al-Tadhakum al- Pendapatan Nasional dan Investasi Pemerintah
‘Alami wa al-Takhalluf al-Iqtishadi. Beirut: di Indonesia, 1983/1984-1999/2000. Jurnal
Ma’had al-Inma al-Araby. Keuangan dan Moneter, 6(2), 107-121.
[11] An-Nabhani, Taqiyuddin. (2015). Sistem [28] Hafidhudin, Didin. (1998). Panduan Praktis
Ekonomi Islam (3 ed.). Jakarta: HTI Press. Tentang Zakat Infaq Sedekah. Jakarta: Gema
[12] Arif, H. M., Alwi, K., & Tahir, A. M. (2011). Insani.
Factors Influence Company Towards Zakat [29] Hasan, Ahmad. (2005). Mata Uang Islami:
Payment: An Explanatory Studies. 2nd Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islam.
International Conference On Business And (S. Barito, & Z. Ali, Penerj.) Jakarta: PT.
Economic Research, (hal. 2515-2522). Bandar RajaGrafindo Persada.
Baru Nilai. [30] Hasyim, I. M. (t.thn). Mudzakkirat fi al-Nuqud
[13] As-Siba’i, Musthafa. Husni. (1981). wa al-Bunuk. Beirut: Dar al-Nahdhah al-
Kehidupan Sosial Menurut Islam (Isytirakiyah ‘Arabiyah.
Al-Islam). (M. A. Ratomy, Penerj.) Bandung: [31] Huda, Nurul., & dkk. (2012). Keuangan Publik
CV Diponegoro. Islami: Pendekatan Teoretis dan Sejarah, Cet.
[14] Al-Syaukani. (t.thn). Nail al-Authar. t.t: t.pn. Ke-1. Jakarta: Kencana.
[15] Aziz, Abdul., & Ulfah, Mariyah. (2008). [32] Inayah, G. (1992). Al-Tadakhum Al-Mali, Cet.
Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. Ke-1. Beirut: Dar al-Jail.
Bandung: Alfabeta. [33] Juanda, B., & Junaidi. (2012). Ekonometrika
[16] Az-Zuhaili, Wahbah. (1996). Al-Fiqh Al- Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor: IPB
Islami wa Adillatuhu (Vol. II). Damaskus: Press
Darul Fikr. [34] Kantarcı, H. B. (2015). The Importance of
[17] Az-Zuhayly, Wahbah. (2000). Al – Fiqh Al- Zakat in Struggle against Circle of Poverty and
Islami Adilatuh, Terj. Agus Efendi dan Income Redistribution. International Journal
Bahruddin Fannany, Zakat Kajian Berbagai of Economics and Management Engineering,
Mazhab. Bandung: PT. Rosdakarya. 9(1), 351-354. Diambil kembali dari
[18] Bariadi, L., Zen, M., & Hudri, M. (2005). Zakat scholar.waset.org/1307-6892/10000668.
& Wirausaha. Jakarta: Center for
Entrepreneurship Development.
193
ISSN 2686-5513

[35] Karim, Adiwarman. Azwar. (2007). Ekonomi [45] Sudarsono, H. (2008). Bank dan Lembaga
Makro Islami (2 ed.). Jakarta: PT. Keuangan Syariah (Deskripsi dan Ilustrasi).
RajaGrafindo Persada. Yogyakarta: Ekonisia.
[36] Khalil, 'Atha. b. (2003). Ushul Fiqih Kajian [46] Sudjana, N., & Ibrahim. (2007). Penelitian dan
Ushul Fiqih Mudah dan Praktis, Cet. Ke-1. Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
(Yasin. As-Siba'i, Penerj.) Bogor: Pustaka Algensindo.
Thariqul Izzah. [47] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
[37] Khusain, I. A. (t.thn). Shoheh Muslim, Juz I. Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Beirut: Dar Al Kutub Ali Ilmiyah. [48] Syafi’i, M. Z. (1982). Muqaddimah fi al-Nuqud
[38] Lutkepohl, H. (1991). Introduction To Multiple wa al-Bunuk. t.t: Dar al-Nahdhah al-Arabiya.
Time Series Analysis. Berlin: Springer-Verlag. [49] Tanjung, H., & Devi, A. (2013). Metodologi
[39] Noviyanti, & Beik, I. S. (2016). Analisis Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata
Pengaruh Variabel Makro Terhadap Publishing.
Penerimaan Zakat, Infak, Dan Sedekah (ZIS) [50] Triono, Dwi. Condro. (2011). Ekonomi Islam
Dompet Dhuafa Periode 2005-2015. Madzhab Hamfara, Cet. Ke-1 (Vol. 1).
Iqsithodia, 18. Yogyakarta: Irtikaz.
[40] Oran, A. F. (2009). Zakat Funds and Wealth [51] Vendi, R. O., Findi, D. M., & Ayyubi, S. E.
Creation. Review of Islamic Economics, 13(1), (2014, 11 27). Faktor-Faktor Yang
143-154. Diambil kembali dari Memengaruhi Pembayaran Zakat: Studi Kasus
https://www.researchgate.net/profile/Ahmad_ Kabupaten Dharmasraya Sumbar. Diambil
Oran/publication/276405829_Zakat_Funds_an kembali dari Republika.co.id:
d_Wealth_Creation/links/5558737f08ae980ca https://www.republika.co.id/berita/koran/khaz
60e4b1b/Zakat-Funds-and-Wealth- anah-koran/14/11/27/nforg55-faktorfaktor-
Creation.pdf yang-memengaruhi-pembayaran-zakat-studi-
[41] Sabiq, Sayyid. (t.thn). Fiqh Sunah. t.t: t.pn. kasus-kabupaten-dharmasraya-sumbar
[42] Sahri, M. (2006). Mekanisme Zakat dan [52] Ulwan, A. N. (1985). Hukum Zakat Dalam
Permodalan Masyarakat: Pengantar Pandangan Empat Mazhab. Jakarta: Litera
Rekonstruksi Kebijakan Pertumbuhan Antar Nusa.
Ekonomi, Cet Ke-1. Malang: Bahtera Press. [53] Zen, Muhammad. (2010, Januari 27). Potensi
[43] Sanusi, A. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Zakat dan Pemberdayaan Wirausaha.
Jakarta: Salemba Empat. Retrieved from
[44] Shidieqy, H. A. (1999). Pedoman Zakat, Cet. http://imz.or.id/new/article/117/potensi-zakat-
Ke-3. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. dalam-pemberdayaan-wirausaha

194
ISSN 2686-5513

195
ISSN 2686-5513

196

Anda mungkin juga menyukai