Anda di halaman 1dari 41

1

LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKIAL

DI SUSUN OLEH KELOMPOK : 3 (TIGA)

1. Miftahul Muthmainah (11194562011075)


2. Munirah Olpah (11194562011076)
3. Ni Luh Ari Astuti (11194562011077)
4. Nina Margaretha (11194562011078)
5. Normaliana (11194562011079)
6. Nur Khaliesa (11194562011080)
7. Rissa Alhusna (11194562011081)
8. Selvi Dianty (11194562011082)
9. Suci Nurmayanti (11194562011083)
10. Taufik Hidayat (11194562011084)
11. Widia Rahayu Pertiwi (11194562011085)
12. Winda Rusanti (11194562011086)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2020
2

LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONCHIALE

A. Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten ,reversible
dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu.(Brunner&Suddarth, 2016)
Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh
hipersensitivitas cabang-cabang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis
rangsangan .Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran
nafas secara periodik dan reversible akibat bronkospasme. Penyempitan
jalan nafas ini disebabkan oleh bronkospasme, edema mukosa dan
hipersekresi mukus yang kental.(Silvia.A,2015).

B. Epidemiologi
Asma dapat terjadi pada sembarang golongan usia ,sekitar
setengah dari kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi
sebelum usia 40 tahun .Asma dapat berakibat fatal ,lebih sering lagi asma
sangat mengganggu ,mempengaruhi kehadiran disekolah ,pilihan
pekerjaan ,aktivitas fisik,dan banyak aspek kehidupan lainnya.

C. Etiologi
Penyebab dari asma bronchiale dapat meliputi infeksi virus/bakteri,
imunologik/alergik, dan imunologik. Sedangkan faktor pencetus dari asma
bonchiale meliputi :
a. Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung
sari rerumputan
b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan
c. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh
virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
e. Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
3

i. Lain-lain seperti refluks gastro esophagus

D. Patofisiologi
1. Asma bronchiale tipe atopik (ekstrinsik)
Asma timbul karena seseorang yang atopik (alergik) akibat
pemaparan allergen. Alergen yang masuk tubih melalui saluran
pernafasan, kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap
oleh makrofag dan selanjutnya akan merangsang pembentukan IgE.
IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada
dalam jaringan dan basifil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini
dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada permukaannya
memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil ,makrofag dan trombosit juga
memiliki resepotor untuk IgE tetapi dengan afinitas yang lemah.
Orangyang sudah memiliki sel-sel mastosit dan basofil dengan IgE
pada permukaan tersebut belumlah menunjukkan gejala.Orang
tersebut sudah dianggap desentisasi atau baru menjadi rentan.
Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih
dengan allergen yang sama ,allergen yang masuk tubuh akan diikat
oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil.Ikatan
tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi
perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP.
Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel
.Dalam proses degranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan
adalah mediator yang sudah terkandung dalam granul-
granul(preformed ) di dalam sitoplasma yang mempunyai sifat
biologic,yaitu histamin, Eosinofil Chemotactic Factor A(ECF-A),
Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), trypase dan kinin. Efek yang
segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin.
Hiperaktifitas bronkus yaitu brokus yang mudah sekali mengkerut (
konstriksi) bila terpapar dengan bahan/ faktor dengan kadar yang
rendah yang pada kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi apa-
apa, misalnya polusi, asap rokok/ dapur, bau-bauan yang tajam dan
lainnya baik yang berupa iritan maupun bukan iritan. Dewasa ini telah
diketahui bahwa hiperaktifitas bronkus disebabakan oleh inflamasi
4

brponkus yang kronik. Sel-sel inflamasi terutama eosinofil ditemukan


dalam jumlah besar dalam cairan bilaas bronkus pasien asma
bronchiale sebagai bronchitis kronik eosinofilik. Hiperreaktifitas
berhubungan dengan derajat berat penyakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas penyakit asma dianggap secara
klinik sebagai penyakit bronkospasme yang reversible, secara
patofisiologik sebagai suatu hiperreaksi bronkus dan secara patologik
sebagai suatu peradangan saluran nafas.
Bronkus pada pasien asma oedema di mukosa dan dindingnya
,infiltrasi sel radang terutama eosinofil serta terlepasnya sel silia yang
menyebabkan getaran silia dan mukus diatasnya sehingga salah satu
daya pertahanan saluran nafas menjadi tidak berfungsi lagi .
Ditemukan pula pada pasien asma bronchiale adanya penyumbatan
saluran nafas oleh mukus terutama pada cabang-cabang bronkus.
Akibat dari bronkospasme, oedema mukosa dan dinding bronkus
serta hipersekresi mukus maka terjadi penyempitan bronkus dan
percabangannya sehingga akan menimbulkan rasa sesak ,nafas
berbunyi (wheezing) dan batuk yang produktif.
Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan
suatu keadaan stress yang akan merangsang HPA axis.HPA axis yang
terangsang akan meningkatkan adeno corticotropik hormone (ACTH)
dan kadar kortisol dalam darah akan mensupresi immunoglobin A (IgA)
. Penurunan IgA menyebabkan kemampuan untuk melisis sel radang
menurun yang direspon tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi pada
bronkus sehingga menimbulkan asma bronkiale.

2. Asma bronchiale tipe non atopik (intrisik)


Asma non alergik (asma intrinsik ) terjadi bukan karena
pemaparan allergen tetapi terjadi akibat beberapa faktor pencetus
seperti infeksi saluran nafas atas ,olah raga atau kegiatan jasmani
yang berat ,serta tekanan jiwa atau stress psikologik. Serangan asma
terjadi akibat ganguan saraf otonom terutama gangguan saraf simpatis
yaitu blockade adrenergic beta dan hiperreaktifitas adrenergik alfa.
Pada sebagian penderita asma aktifitas adrenergic alfa diduga
5

meningkat yang mengakibatkan bronkokonstriksi sehingga


menimbulkan sesak nafas.

E. Klasifikasi
1. Klasifikasi derajat asma
DERAJAT GEJALA GEJALA FUNGSI PARU
ASMA MALAM
INTERMITEN -Gejala <1x /minggu < 2 kali sebulan APE > 80%
Mingguan -Tanpa gejala diluar
serangan
-Serangan singkat
-Fungsi paru
asimtomatik dan
normal luar serangan
PERSISTEN -Gejala >1x minggu > 2 kali APE > 80 %
RINGAN tapi <1x / hari seminggu Normal
Mingguan -Serangan dapat
mengganggu
aktivitas dan tidur

PERSISTEN -Gejala harian > sekali APE >60 % tetapi


SEDANG -Menggunakan obat seminggu < 80 %
Harian setiap hari Normal
-Serangan
mengganggu aktivitas
dan tidur
-Serangan 2x / minggu,
bisa berhari-hari
PERSISTEN -Gejala terus menerus Sering APE < 80%
BERAT -Aktivitas fisik terbatas Normal
Kontinu -Sering serangan

2. Klasifikasi berdasarkan penyebab / pencetus


a) Asma bronchiale tipe atopik (ekstrinsik)
b) Asma bronchiale tipe non atopik (intrinsik)
c) Asma bronchiale campuran
6

3 Gejala klinis
a) Batuk berdahak .
b) Dispnea – pernafasan labored
c) Mengi , dengan makin besarnya obstruksi mengi dapat hilang
yang sering menjadi pertanda bahaya gagal nafas.
d) Pernafasan lambat : lebih susah dan panjang dibandingkan
inspirasi.
e) Retraksi otot-otot bantu pernafasan.
f) Berkeringat
g) Takikardia.
h) Pelebaran tekanan nadi
i) Pembesaran vena leher.
j) Auskultasi suara nafas : wheezing (+)

4. Pemeriksaan diagnostik / penunjang


a) Pemeriksaan laboratorium
1) Gambaran darah tepi: Menunjukkan leukositosis (15.000 –
40.000/mm3)
2) Analisa gas darah : Menunjukkan asidosis metabolik dengan
atau tanpa retensi CO2.
3) Darah (terutama eosinofil, Ig E total, Ig E spesifik)
4) Sputum(eosinofil,spiral Curshman, kristal Charcot –Leyden).
b) Pemeriksaan Radiologi
Foto Thoraks : Menunjukkan terdapat bercak- bercak infiltrat pada
satu atau beberapa lobus.
c) Lain –Lain
1) Tes fungsi paru : Untuk mengetahui fungsi paru , menetapkan
luas beratnya penyakit , mendiagnosis keadaan .
2) Spirometri statik : Mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.

F. Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asma bronkial:
1. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan :
a) Saatnya seranga2014
7

b) Obat-obatan yang telah diberikan (macam obatnya dan dosisnya)


2. Pemberian obat bronchodilator
3. Penilaian terhadap perbaikan serangan
4. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid
5. Setelah serangan mereda :
a) Cari faktor penyebab
b) Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya
6. Obat-obatan
Bronchodilator
Tidak digunakan alat-alat bronchodilator secara oral, tetapi dipakai
secara inhalasi atau parenteral. Jika sebelumnya telah digunakan obat
golongan simpatomimetik, maka sebaiknya diberikan aminofilin secara
parenteral sebab mekanisme yang berlainan, demikian sebaliknya, bila
sebelumnya telah digunakan obat golongan Teofilin oral maka
sebaiknya diberikan obat golongan simpatomimetik secara aerosol atau
parenteral.
Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif
terhadap adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol, Terbutalin,
Ispenturin, Fenoterol ) mempunyai sifat lebih efektif dan masa kerja
lebih lama serta efek samping kecil dibandingkan dengan bentuk non
selektif (Adrenalin, Efedrin, Isoprendlin)
a) Obat-obat Bronkhodilatator serta aerosol bekerja lebih cepat dan
efek samping sistemik lebih kecil. Baik digunakan untuk sesak nafas
berat pada anak-anak dan dewasa. Mula-mua diberikan 2 sedotan
dari suatu metered aerosol defire ( Afulpen metered aerosol ). Jika
menunjukkan perbaikan dapat diulang tiap 4 jam, jika tidak ada
perbaikan sampai 10 - 15 menit berikan aminofilin intravena.
b) Obat-obat Bronkhodilatator Simpatomimetik memberi efek samping
takhikardi, penggunaan perentral pada orang tua harus hati-hati,
berbahaya pada penyakit hipertensi, kardiovaskuler dan
serebrovaskuler. Pada dewasa dicoba dengan 0,3 ml larutan
epineprin 1 : 1000 secara subkutan. Anak-anak 0.01mg / kg BB
subkutan (1mg per mil ) dapat diulang tiap 30 menit untuk 2 - 3 x
tergantung kebutuhan.
8

c) Pemberian Aminophilin secara intrvena dosis awal 5 - 6 mg/kg BB


dewasa/anak-anak, disuntikan perlahan-lahan dalam 5 - 10 menit.
untuk dosis penunjang 0,9 mg/kg BB/jam secara infus. Efek
samping TD menurun bila tidak perlahan-lahan.
7. Kortikosteroid
Jika pemberian obat-obat bronkhodilatator tidak menunjukkan
perbaikan, dilanjutkan dengan pengobatan kortikosteroid . 200 mg
hidrokortison atau dengan dosis 3 - 4 mg/kg BB intravena sebagai dosis
permulaan dapat diulang 2 - 4 jam secara parenteral sampai serangan
akut terkontrol, dengan diikuti pemberian 30 - 60 mg prednison atau
dengan dosis 1 - 2 mg/kg BB/hari secara oral dalam dosis terbagi,
kemudian dosis dikurangi secara bertahap.

8. Pemberian Oksigen
Melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran O2 2-4 liter/menit
dan dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban. Obat Ekspektoran
seperti Gliserolguayakolat dapat juga digunakan untuk memperbaiki
dehidrasi, maka intik cairan peroral dan infus harus cukup, sesuai
dengan prinsip rehidrasi, antibiotik diberikan bila ada infeksi.

G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian (data Subyektif dan Obyektif)
Objektif :
a) Sesak napas yang berat dengan ekspirasi disertai wheezing
b) Dapat disertai batuk dengan sputum kental, sukar dikeluarkan
c) Bernapas dengan menggunakan otot-otot tambahan
d) Sianosis, takikardi, gelisah, pulse paradoksus
e) Fase ekspirasi memanjang disertai wheezing (di apeks dan hilus)
f) Klien tampak kepayahan

Subyektif :
a) Klien merasa sukar bernapas, sesak, dan anoreksia
b) Klien mengatakan tidak bisa tidur
c) Klien mengatakan tidak tahu penyebab penyakit dan kekambuhan
9

Psikososial :
a) Klien cemas, takut, dan mudah tersinggung
2. Diagnosa keperawatan
a) Bersihan jalan nafas tak efektif b/d peningkatan produksi mukus
yang ditandai dengan os mengatakan batuk dan dahak sulit
keluar,sputum warna putih kental, os gelisah
b) Kerusakan pertukaran gas b/d ketidaksamaan ventilasi dan perfusi
yang ditandai dengan os mengatakan nafas sesak , tampak
retraksi otot bantu pernafasan,RR > 20 kali /menit,PaO2 < 60
mmHg, Pa CO2 > 40 mmHg, os tampak sianosis
c) Pola nafas tak efektif b/d bronkospasme yang ditandai os
mengatakan sesak nafas, os gelisah, terdengar suara wheezing
(+), tampak pembesaran vena leher, takikardi, berkeringat.
d) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik yang ditandai dengan os
mengatakan badan lemah, os mengatakan nafas sesak,berkeringat
e) Cemas b/d takut ancaman kematian yang ditandai os gelisah, os
mengatakan tidak bisa bernafas,suara wheezing (+)
f) Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
susah makan
g) Gangguan istirahat dan tidur b/d sesak nafas yang ditandai dengan
os tampak payah, os mengatakan sesak nafas, os mengatakan
tidak bisa tidur ,retraksi otot dada (+)
h) Kurang pengetahuan b/d kurang informasi yang ditandai dengan os
mengatakan tidak tahu faktor penyebab penyakit dan kekambuhan
i) Resiko tinggi infeksi b/d peningkatan produksi mukus

3. Rencana Tindakan

Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Rasionalisasi


keperawatan
Bersihan jalan Setelah diberi - Auskultasi bunyi -Mengetahui
nafas tak efektif tindakan nafas ,catat adanya luasnya obstruksi
b/d peningkatan perawatan bunyi mengi, ronkhi oleh mukus
produksi mukus selama 1x 24
yang ditandai os jam jalan nafas -Pantau frekuensi -Mengetahui
batuk dan dahak pasien efektif pernafasan.catat tanda stress
10

sulit keluar, ,dengan KE: rasio inspirasi/ pernafasan


sputum warna -Bunyi jalan expirasi
putih kental,os nafas
gelisah bersih/jelas -Beri posisi nyaman, -Sekresi
-Pasien bisa misal:peninggian bergerak sesuai
batuk efektif kepala tempat gaya gravitasi
dan tidur,duduk pada akibat perubahan
mengeluarkan sandaran tempat tidur posisi dan
sekret meningkatkan
kepala tempat
tidur akan
memindahkan isi
perut menjauhi
diafragma
sehingga
memungkinkan
diafragma untuk
berkontraksi

- Beri pasien 6-8 -Mengencerkan


gelas /hari kecuali sekret.
ada indikasi lain

-Ajarkan dan berikan -Mengeluarkan


dorongan sekret dan
penggunaan teknik meningkatkan
pernafasan diafragma patensi jalan
dan batuk nafas

-Lakukan drainage -Merontokkan


postural dengan sekret agar
perkusi dan fibrasi mudah
pada pagi dan malam dikeluarkan
sesuai yang
diharuskan
11

-Instruksikan pasien - Tidak


menghindari iritan merangsang
seperti asap , asap pembentukan
rokok, aerosol, cuaca mukus lagi
dingin

-Beri bronkodilator -Memfasilitasi


sesuai therapi pergerakan
sekret.

Kerusakan Setelah diberi -Observasi frekuensi, -Mengetahui


pertukaran gas b/d tindakan kedalaman adekuatnya jalan
ketidaksamaan perawatan pernafasan,catat nafas dan
ventilasi dan selama 1x24 penggunaan otot meningkatnya
perfusi yang jam terjadi bantu nafas,nafas kerja pernafasan
ditandai dengan perbaikan bibir,ketidakmampuan
os mengatakan dalam bicara/ berbincang
nafas sesak , pertukaran gas
tampak retraksi dengan KE: -Observasi tingkat -Mengetahui
otot bantu -GDA dalam kesadaran indikasi hipoksia
pernafasan,RR > rentang normal
20 kali -Gejala disstres -Monitor AGD -Menentukan
/menit,PaO2 < 60 pernafasan keseimbangan
mmHg, Pa CO2 > tidak ada asam basa ,dan
40 mmHg, os -Tanda –tanda kebutuhan
tampak sianosis vital dalam oksigen
batas normal
-Gelisah tidak -Atur pemberian -Menambah
ada oksigen suplai O2
sehingga
meningkatkan
pertukaran gas

-Beri posisi -Mengoptimalkan


duduk(fowler) kontraksi
12

diafragma

-Dorong nafas dalam -Memfasilitasi


perlahan atau nafas pernafasan yang
bibir sesuai dalam sehingga
kemampuan O2 yang masuk
lebih banyak

-Beri bronkodilator -Meningkatkan


sesuai therapy diameter jalan
nafas sehingga
mengurangi kerja
pernafasan

-Observasi tanda -Mengetahui


vital, dan warna adekuatnya
membrane mukosa suplai O2 ke
kulit paru-paru dan
jaringan

-Kolaboratif tindakan Mempertahankan


intubasi dan ventilasi suplai O2 saat
mekanik bila perlu terjadi gagal
nafas

Pola nafas tidak Setelah diberi -Observasi -Menentukan


efektif b/d tindakan perubahan pada RR adekuatnya pola
bronkospasme perawatan dan dalamnya nafas yang
yangditandai os selama 1x24 pernafasan berefek pada
mengatakan sesak jam pola nafas suplai O2 yang
nafas, os gelisah, pasien efektif, masuk
terdengar suara dengan KE:
wheezing (+), -Tanda-tanda -Atur pemberian -Suplai O2 yang
tampak vital dalam oksigen cukup akan
pembesaran vena batas normal mengurangi kerja
leher, takikardi, -Tidak terjadi pernafasan
13

berkeringat. sianosis dan


tanda hipoksia -Dorong nafas dalam -Memfasilitasi
-Bunyi nafas perlahan atau nafas pernafasan yang
bersih bibir sesuai dalam sehingga
kemampuan O2 yang masuk
lebih banyak

-Beri bronkodilator -Meningkatkan


sesuai therapy diameter jalan
nafas sehingga
mengurangi kerja
pernafasan

-Observasi tanda -Mengetahui


vital, dan warna adekuatnya
membrane mukosa suplai O2 ke
kulit paru-paru dan
jaringan

-Beri posisi -Mengoptimalkan


duduk(fowler) kontraksi
diafragma

Intoleransi Setelah diberi -Evaluasi respon -Menentukan


aktivitas b/d tindakan pasien terhadap kemampuan
kelemahan fisik perawatan aktivitas pasien dalam
yang ditandai selama 3x24 melakukan
dengan os jam pasien aktivitas
mengatakan menunjukkan
badan lemah, os peningkatan -Catat adanya -Menentukan
mengatakan nafas toleransi dispnea, peningkatan periode istirahat
sesak,berkeringat terhadap kelelahan dan pasien dan
aktivitas, perubahan tanda vital aktivitas yang
dengan KE: selama dan setelah menimbulkan
-Pasien dapat aktivitas. kelelahan pasien.
dan mau
14

melakukan -Berikan kepada -Memenuhi


aktivitas sesuai pasien aktivitas kebutuhan
kemampuannya sesuai pasien tanpa
-Tanda tanda kemampuannya menimbulkan
vital dalam kelelahan
batas normal
-Pertahankan obyek -Memudahkan
yang digunakan pasien dalam
pasien agar mudah penggunaan
terjangkau sehingga
mengurangi
penggunaan O2

-Bantu pasien -Semua


melakukan aktivitas kebutuhan
dengan melibatkan pasien dapat
keluarga terpenuhi

-Observasi vital sign -Tanda vital yang


normal
mendukung
pasien untuk
beraktivitas

Cemas b/d takut Setelah diberi -Kaji tingkat cemas -Petunjuk


ancaman tindakan pasien(ringan intervensi yang
kematian yang perawatan 2x ,sedang, berat,panik) terapeutik
ditandai os 30 menit rasa
gelisah, os cemas pasien -Bantu pasien -Bisa
mengatakan tidak berkurang menggunakan koping menghilangkan
bisa dengan, KE : yang efektif cemas
bernafas,suara -Pasien ,membantu
wheezing (+) mengatakan pasien
sudah bisa menggunakan
bernafas pikiran yang
15

-Pasien sehat kedepan.


mengatakan
merasa -Berikan informasi -Pengetahuan
nyaman tentang tindakan dan meningkat akan
-Pasien tidak prosedur therapy mengurangi
gelisah dan yang dilakukan cemas
merasa aman
-Tetap disamping -Pasien merasa
pasien selama fase aman dan
akut mengurangi
ketakutan

-Batasi pengunjung -Membantu


bila perlu mengurangi rasa
cemas

Resiko tinggi Setelah -Lakukan prosedur -Sesak dan


perubahan nutrisi diberikan terapi sesuai advis produksi mukus
kurang dari tindakan berkurang
kebutuhan tubuh perawatan 1x
b/d susah makan 24 jam pasien -Beri informasi -Pasien
tidak tentang pentingnya termotivasi untuk
mengalami nutrisi untuk mau makan
perubahan pemulihan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh dengan -Anjurkan keluarga -Kebutuhan
KE: untuk membantu pasien akan
-Pasien mau pasien makan nutrisi terpenuhi
makan
-Sesak nafas -Beri diet lunak TKTP -Makanan mudah
dan batuk dicerna dan
berkurang kebutuhan kalori
-Pasien tahu terpenuhi
pentingnya
16

nutrisi untuk
pemulihan
Gangguan Setelah -Ciptakan lingkungan -Suasana tenang
istirahat dan tidur diberikan yang nyaman dan dan pemakaian
b/d sesak nafas tindakan batasi pengunjung O2 ruangan tidak
yang ditandai perawatan 2x berbagi sehingga
dengan os tampak 24 jam os bisa istirahat
payah, os kebutuhan
mengatakan sesak istirahat dan -Beri KIE pentingnya -Os mau untuk
nafas, os tidur pasien tidur untuk pemulihan istirahat dan tidur
mengatakan tidak terpenuhi
bisa tidur ,retraksi dengan KE : -Delegatif pemberian -Melonggarkan
otot dada (+) -Os teraphy sesuai dosis jalan nafas dan
mengatakan sesak berkurang
sudah dapat
tidur -Delegatif pemberian -Suplai O2
-Os O2 meningkat
mengatakan sehingga sesak
sesak berkurang
berkurang
-Retraksi otot -Libatkan satu -Os merasa
dada berkurang anggota keluarga aman sehingga
-RR 16- 24 x/ untuk menemani bisa istirahat
menit dengan tenang

Kurang Setelah -Beri KIE tentang -Os tahu tentang


pengetahuan b/d diberikan pengertian dan sakitnya dan
kurang informasi tindakan penyebab / pencetus tahu faktor
yang ditandai perawatan 2 x dari penyakit penyebab /
dengan os 30 menit pencetus
mengatakan tidak pengetahuan penyakit
tahu faktor pasien
penyebab penyakit bertambah -Beri KIE cara - Os tahu dan
dan kekambuhan dengan KE : menghindari bisa menghindari
-Os tahu kekambuhan seperti: faktor pencetus
tentang menghindari cuaca kambuh
17

penyakitnya dingin dan debu,


-Os tahu memakai baju
penyebab/ penghangat dan
pencetus masker hidung,
penyakit mengurangi aktivitas /
-Os tahu cara latihan berlebih.
menghindari
kekambuhan -Beri KIE untuk -Os tahu
kontrol ulang perkembangan
penyakitnya penyakit
b) sehingga resiko
kambuh
berkurang

Resiko tinggi Setelah diberi -Kaji batuk dan -Mengetahui


infeksi b/d tindakan pengeluaran dahak pengurangan
peningkatan perawatan 3 x selama 24 jam produksi mukus
produksi mukus 24 jam pasien
tidak -Observasi -Dahak purulen
mengalami perubahan warna tanda infeksi
infeksi dengan dahak
KE:
-Batuk dan -Cek vital sign -Mengetahui
dahak tanda- tanda
berkurang infeksi
-Tidak ada
dahak purulen -Anjurkan minum air - Dahak encer
- Vital sign putih 2-3 liter/ hari sehingga mudah
dalam batas keluar
normal
-Delegatif pemberian -Kuman penyakit
antibiotika tidak bisa
berkembang biak
sehingga tidak
terjadi infeksi.
18

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai
keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Serelah
melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan sesuai
dengan rencana tujuan yaitu:
a) Bersihan jalan nafas pasien efektif
b) Pasien mengalami perbaikan dalam pertukaran gas
c) Pola nafas pasien efektif
d) Pasien menunjukkan toleransi terhadap aktivitas
e) Rasa cemas pasien berkurang.
f) Pasien tidak mengalamiperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
g) Kebutuhan istirahat dan tidur pasien terpenuhi
h) Pengetahuan pasien tentang penyakitnya bertambah
i) Pasien tidak mengalami infeksi

FORMAT PENGKAJIAN HEAD TO TOE


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

I. Pengkajian
Hari/Tanggal pengkajian :
19

A. IDENTITAS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama :Tn. F
Jenis Kelamin :Laki-laki
Umur :29 Tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Jln.XX No.Xx Rt. XX
Status Perkawinan :Belum Kawin
Agama :Islam
Suku/bangsa :Banjar/Indonesia
Tanggal masuk RS :26 Oktober 2020
Diagnosa Medis :Asthma Bronkiale
Nomer Rekam Medik :166XXX

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama :Ny. S
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur :36 Tahun
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Alamat :Jln.XX No.XX Rt.XX
Hubungan dengan klien :Saudara Kandung

B. RIWAYAT KESEHATAN
 Keluhan Utama
Klien mengatakan ‘’ ”± 3 hari sesak nafas disertai bunyi ngik ngik,
terutama pada malam hari ketika udara dingin, batuk berdahak,susah
tidur,dan nyeri pada ulu hati’’.

 Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang


Klien mengatakan ‘’ ”± 4 hari yang lalu ada batuk berdahak,berobat
kepuskesmas diberi obat ambroxol 3x sehari,kemudian batuk terus
sehingga susah tidur akhirnya saya tidak minum obat itu lagi, ”± 3
20

yang lalu tiba-tiba nafas saya sesak da nada bunyi ngik ngik saya
menghisap baroteckarena tersedia di rumah,sesak nafas berkurang
sebentar saja setelah itu sesaklagi, seiap malam dan pada saat
udara dingin, akibatnya saya susah tidur, nafsumakan menjadi
menurun dan ulu hati tersa nyeri, karena sesak nafas terus lalu kakak
saya membawa saya ke IGD, di IGD saya diberi O2, dipasang
infus,disuntik di selang dan di UAP kemudian saya didorong keruang
rawat inap menggunakan korsi roda.’’

 Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu


Klien mengatakan ‘’ ”± 2 tahun yang lalu pernah tiba-tiba sesak nafas
disertai bunyi ngik ngik, sebelumnya bila udara dingin atau terhirup
debu bisa batuk – batuk dan bersin-bersin, kemudian saya berobat ke
puskesmas kata dokter saya sakit asma saya diberikan obat
salbutamol dalam 2 tahun terakhir asma saya kambuh 3x. Yang ke 3
”± 1 bulan yang lalu, karena minum salbutamol tidak mempan saya
diberikan berotec, jika memakai berotec sesak nafas saya langsung
hilang, saya sering tidak teratur makansehingga ulu hati saya sering
nyeri, saya tidak pernah mengalami sakit yang lain.

 Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga


Klien mengatakan ‘’setahu saya saudara perempuan ibu saya sakit
asma juga, untuk sakit TBC atau hepatitis saya kurang tau sementara
nenek saya ibu dari ayah sakit tekanan darah tinggi’’.
Genogram

Tn.F G

Keterangan:

Hipertensi

Asma
21

Laki-Laki
Perempuan

 Riwayat Tumbuh Kembang (khusus pada klien : anak yang


berusia 0-18 tahun)
Tidak dikaji karena usia klien 29 tahun.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran
Composmentis (E4V5M6)
b. Tanda-tanda Vital
 TD:120/80 Mmhg
MAP: 100 Mmhg (Mean Arterial Pressure)
Systole + (2x diastole) = 120 (2x80) = 280 = 93,3 Mmhg
3 3 3
Kesimpulan suplai darah perifer adekuat.
 Nadi
Irama =normal
Volume = normal
Frekuensi =80 x/m
 Suhu = 36,6 0C
 Pernafasan
Frekuensi = 27 x/m
Irama = cepat
Jenis = dada

2. Kulit
Inspeksi Kulit = Kulit tampak bersih, keadaan kulit baik,
integritas kulit baik, tekstur kulit baik, tidak
kering tidak ada tampak luka atau ulkus
pada kulit, warna kulitvsawo matang.
22

3. Kepala dan Leher


Inspeksi Kepala =Kepala tampak simetris, rambut bersih, rambut
berwarna hitam lebat, tidak ada benjolan, tidak
ada luka maupun bekas luka di kepala.
Inspeksi Leher =Tidak ada pelebaran vena jugularis, leher tampak
bebas bergerak.
Palpasi Leher =Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.

4. Penglihatan dan Mata


Inspeksi Mata =Klien tampak mengantuk kadang-kadang menguap,
konjungtiva tidak anemis, dan tidak ada tampak
peradangan (merah,berair,kotoranmata) ataupun
bekas trauma, Klien mengatakan tidak memakai
kaca mata karena matanya tidak kabur saat melihat
jarak dekat maupun jauh.

5. Penciuman dan Hidung


Inspeksi Hidung =Hidung tampak simetris, klien tampak bernafas
menggunakan cuping hidung karena sesak nafas
pada hidung tidak ada sumbatan polif atau
peradangan, secret, pus atau darah.
Pada saat test penciuman dicoba dengan the dan kopi dengan mata
klien ditutup dank lien bisa menyebutkan aroma dari the dan kopidan
jawan klien benar.

6. Pendengaran dan Telinga


Inspeksi telinga = daerah telinga tampakbersih bentuk telinga simetris,
ketika ditanya dengan suara yang kecil klien tetap
mendengar apa yang ditanyakan.
23

7. Mulut dan Gigi


Inspeksi mulut =keadaan mulut baik,tidak ada gangguan menelan,
tidak ada peradangan pada mulut, gigi tampak rapid
an bersih warna gigi putih, tidak ada lubang pada
gigi.
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
inspeksi : dada tampak simetris, pola nafas 27 x/m, Spo2:
98% (terpasang Nasa Kanul 2-4 liter x/m ),
palpasi : dada tampak normal, fremitus ada cairan pada
ruang pleura,
perkusi : suara agak redup
auskultasi : terdengar suara nafas tambahan wheezing untuk
jantung terdengar normal baik irama maupun frekuensinya
Sirkulasi : warna ujung-ujung jari dan bibir tidak pucat atau
biru, saat berubah posisi tidak terjadi apa-apa
asalkan posisi semifowler. Klien mengatakan
masih sesak nafas.
9. Abdomen
Inspeksi ;keadaan umum abdomen baik, pergerakan nafas agak
cepat, tidak ada tampak benjolan di area abdomen, warna
kulit sawo mateng
Auskultasi ; bising usus 32 x/m
Palpasi :tidak teraba massa, turgor kulit baik tidak ada asites,
nyeri tekan pada epigastrium
Perkusi : terdengar buni timpani
P: Nyeri lambung berhubungan dengan peningkatan
asam lambung ,
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: diepigastrium
S: 5(sedang) Skala nyeri
T: apabila terlambat makan

10. Genetalia dan Reproduksi


Tidak terkaji (klien belum menikah)
24

11. Ekstremitas Atas dan Bawah


Klien bisa bergerak bebas dan turun dari tempat tidur sendiri tanpa
dibantu orang lain kekuatan otot baik.

D. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Aktivitas dan Istirahat (di rumah/sebelum sakit dan di rumah
sakit/saat sakit)
Di rumah :Klien istirahat tidur biasanya jam 9 malam sudah tidur, setiap
hari karena bekerja saya tidak tidur disiang hari karena pagi
bekerja samapi jam 5 sore dan setiap hari saya berada
ditempat kerja.
Di RS : pergerakan klien terbatas karena terpasang oksigen dan infus
selama di rumah sakit saya banyak istirahat dan kadang saya
masih merasakan sesak dan batuk berdahak.

2. Personal Hygiene
Di rumah : biasayanya saya mandi 2x sehari dan berkeramas, gosok gigi
3x sehari
Di RS : klien tampak bersih klien tetap mandi 2x sehari, mandi dengan
air hangat menggosok gigi 3x sehari

3. Nutrisi
Di rumah : pada saat bekerja kadang klien lupa makan dirumah karena
terlalu lelah pulang bekerja.
Di RS : klien makan 3x sehari dan memakan ½ dari porsi yang
diberikan rumah sakit klien kadang mengatkan ulu hati masih
terasa nyeri.

4. Eliminasi (BAB dan BAK)


Di rumah : klien BAB 1x sehari BAK mungkin 5-6 kali sehari klien bab dan
BAK tidak ada gangguan selama di rumah.
Di RS : klien tetap bisa BAB 1x sehari BAK 5-6 kali sehari selama di
rumah sakit dan tidak ada gangguan.

5. Seksualitas
25

klien belum menikah.

6. Psikososial
Klien selalu koooperatif dengan pertanyan yang diberikan perawat klien
tampak akrab dengan kakak perempuan klien paham dan mengerti
tentang penyakitnya dan berharap tidak kambuh lagi klien mengatakan
berusaha menghindari pencetus asmanya kambuh dan mulai mkan
teratur.

7. Spiritual
Selama di rumah klien beribadah sholat 5 waktu dan berdo’a dan selama
di rumah sakit klien beribadah dengan sholat ditempat tidur dan yakin
sakit yang diberikan dari Allah Swt dan yakin sakit klien bisa sembuh
dengan mematuhi saran dari dokter dan perawat dank lien berdo,a untuk
kesembuhannya.

E. DATA FOKUS
1. Inspeksi :Bernafas menggunakan cuping hidung , sesak
nafas (27 x/m), terdengar bunyi wheezing
Spo2: 98% (terpasang Nasa Kanul ), nyeri ulu hati
P: Nyeri lambung berhubungan dengan
peningkatan
asam lambung ,
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: diepigastrium
S: 5(sedang) Skala nyeri
T: apabila terlambat makan

2. Palpasi :Nyeri tekan pada epigastrium


3. Perkusi :Dada terdengar agak redup
4. Auskultasi :Terdengar bunyi wheezing

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen = tampak normal seperti orang sehat
Lab = dilakukan swab sputum, MCHC, leukosit, IGE total , Ige spesifik
26

dan AGD.

G. TERAPI FARMAKOLOGI (OBAT-OBATAN)


Nebulizer ventolin 1, pulmicot 1 per 4 jam
Ranitidin inj 3x1 amp
Antasida doen 3x1 sebelum makan dikunyah, ekspetoren, vestin 3x300 mg

H. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


1. Assement
a. Data Subjektif
Klien mengatakan :
- “ Malam tadi saya bisa tidur tapi masih sesak nafas, dan
disertai dengan batuk berdahak.“
- “ Subuh tadi saya dinebu sesak nafas saya berkurang, dan
pagi ini sesak nafasnya tidak ada lagi, tetapi batuk masih dan
dahak nya susah dikeluarkan.”
- “ pagi ini masih batuk, dan dahak nya susah dikeluarkan dan
nyeri pada bagian ulu hati,”
- “ Di rumah apabila sesak nafas saya muncul saya biasanya
menggunakan Berotex semprot,”
- ”Nyeri pada bagian ulu hati dengan skala nyeri P: Nyeri
lambung berhubungan dengan peningkatan asam lambung ,
Q: seperti ditusuk-tusuk, R: diepigastrium, S: 5(sedang), T:
apabila terlambat makan ,”
- Ada riwayat asma. Dan asma saya kambuh apabila cuaca
dingin dan terhirup debu.”

b. Data Objektif
- Keadaan umum tampak sakit sedang,
- Kesadaran composmetis,
- Waktu pengkajian klien posisi semifowler
- Tampak batuk dan mengelus-mengelus dada.
- Tampak meringis kesakitansambil memegang perut
- Pengukuran tanda-tanda vital jam 07.30 wita :
- temp; 36,6°C/axilla, Bp;120/80 mmHg, BAK5-6 2 kali
27

- Dada tampak simetris, terdengar wheezing


- Abdomen (inspeksi: tidak ada kelainan di abdomen,
Auskultasi: usus32x/menit, Palpasi ada nyeri tekan dibagian
epigastrium, dengan skala nyeri P: Nyeri lambung
berhubungan dengan peningkatan asam lambung , Q: seperti
ditusuk-tusuk, R: diepigastrium, S: 5(sedang), T: apabila
terlambat makan, auskultasi bising usus (-), perkusi; tympani

c. Pathway

Faktor Predisposisi: Faktor Precipitasi


Riwayat Genetik dan Bahan allergen, batuk
Alergi debu atau udara berdahak, pola makan tidak
dingin teratur, asam lambung
meningkat

Menyebabkan

Peningkatan asam
Lama dan berulang lambung

Penyempitan proksimal dari


bronkus pada tahap Nyeri
Eksipirasi dan Inspirasi Epigastrium

Sputum berlebih batuk


Nyeri Akut
Whezzing sesak nafas

d. Analisa Data
Ketidakefektifan bersihan
Datanafas
jalan Etiologi Analisa Problem
Data Subyektif : Penyempitan proksimal  Ketidakefektifan
- Masih batuk dari bronkus pada bersihan jalan nafas
28

dan dahaknya tahap ekspirasi dan


susah inspirasi
dikeluarkan
Data Objektif : Mucus berlebihan,
- Auskultasi batuk wheezing sesak
patu terdengar nafas
wheezing
Ketidakefektifan jalan
nafas
Data Subyektif : Peningkatan asam  Nyeri akut
- Nyeri pada lambung berhubungan
bagian ulu dengan
hati, dengan Nyeri di Epigastrium peningkatan asam
skala nyeri 5 lambung
( sedang) Nyeri akut
Data Objektif :
- Tampak
mengiris
kesakitan
sambil
memegang
daerah perut

2. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan Jalan nafas berhubungan dengan sekret Dalam jumlah
berlebih, ditandai dengan klien batuk tetapi dahak susah dikeluarkan.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung ditandai
dengan klien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati.
29

3. Rencana Keperawatan
Nama/umur :Tn F, 29 tahun
Kamar : SPP X
Dokter :dr.F
Hari/tanggal :Selasa, 27 Oktober 2020
DiagnosaKeperawatan 1 : Ketidakefektifanbersihanjalan nafas berhubungan dengan Sekret dalamjumlahberlebihan,
ditandaidenganklienmengatakanbatuktetapidahaksusahdikeluarkan.
PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION
INTERVENTION
Dalam waktu± 24 jam 1. Obsevasi tanda- 1. Untuk menegetahui 1. Meobsevasi  Klien
setelah diberikan tanda vital. perkembanganpasi tanda-tanda vital. mengatakan :
tindakan keperawatan en, “Batuk masih,
ketidakefektifkanBersihan dan sputum
jalan nafas klien dapat 2. LakukanAuskultasi 2. Mengindetifikasi 2. Melakukan susah
teratasi dengan kareteria: bunyi nafas. adanya auskultasi bunyi dikeluarkan”.
 Pasien batuk keabnormalan nafas.
secara efektif 3. Anjurkan posisi. paru.  Suara nafas
 Pasien dapat 3. Menganjurkan klien
3. Memaksimalkan posisi semi masihterdengar
ekspansi paru. wheezing.
30

PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION


INTERVENTION
mengeluarkan Semi fowler fowler.  Frekuensi nafas
sputum. 4. Ajarkan cara batuk 4. Batuk yang 4. Mengajarkan cara 27x/menit
 Suara nafas efektif. terkontrol dan batuk efektif  Tad sudah minum
vesikuler. efektif dapat air hangat satu
 Frekuensi nafas memudahkan gelas.
normal 18- pengeluaran
20x/menit sekret.  TTV diukur dan
 Pasien minum hasilnya:
3-4 liter air putih, 5. Ventilasi temp:36.6x/menit,
5. Bantu klien latihan 5. Membantu klien
setiaphari maksimal pulse 75x/menit,
nafasdalam. latihan nafas
 Dapat menyatakan membuka lumen resp: 27x/menit,
dalam.
strategi untuk jalan nafas,

menurunkan meningkatkan
 Spo2: 98%
kekentalan sekret gerakan sekret,
(terpasang Nasa
kedalam
Kanul)
Bp:120/80mmHg
Pukul 10.00 wita
31

PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION


INTERVENTION
6. Pertahankan 6. .Hidrasi yang 6. Mempertahankan
intake cairan adekuat intake cairan
sedikitnya membantu sedikitnya
2500ml/hari. pengenceran 2500ml/hari seperti
Seperti air putih sekret dan air putih
meefektifkan
pembersihan
jalan nafas

7. Berikan obat 7. Untuk 7. Memberikan obat


Ekspetoran SOD Mengencerkan Ekspetoran SOD,
sputum obat vestein 1
kapsul.
08.00WITA)
32

Nama/umur : Tn F, 29 tahun
Kamar : SPP X
Dokter : dr.F
Hari/tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020
Diagnosa Keperawatan 2 : Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung ditandai dengan klien mengatakan nyeri
pada uluhati.
P: Nyeri lambung berhubungan dengan peningkatan asam lambung ,
Q: seperti ditusuk-tusuk , R: di epigastrium, S: 5 (sedang), T: apabila terlambat makan.
PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION
INTERVENTION
Dalam waktu ±2 jam 1. Observasi tanda- 1. Peningkatan pulse 1. Meobsevasi  Klien mengatakan
setelah diberikan tanda vital. adanya nyeri. tanda-tanda vital. “Nyeri berkurang
tindakan keperawatan 2. Observasi skala 2. Untuk mengetahui 2. Meobservasi dengan skala nyeri
Nyeri klien teratasi nyeri tingkatan nyeri. skala nyeri 3(ringan).
dengan kareteria:  Klien tampak rileks.
 Klien mampu 3. Anjurkan makan 3. Mnghindari terjadinya 3. Meanjurkan
mengontrol nyeri. sedikit tapi sering. mual karena makan sedikit tapi
 Melaporkan bahwa pengisian lambung sering.
nyeriberkurang secara tiba-tiba
33

PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION


INTERVENTION
 Menyatakan rasa 4. Anjurkan klien 4. Untuk tidak 4. Meanjurkan klien  Klien tampak
nyamansetelah untuk tidak memicu untuk tidak menghabiskan
nyeri berkurang memakan meningkatkan memakan makanan yang
 Skala Nyeri 0-1 makanan yang Peningkatan asam makanan yang disediakan rumah
asam, seperti lambung asam seperti sakit.
mangga muda mangga muda
dan jeruk dan jeruk.  TTV diukur dan
hasilnya:
5. Anjurkan klien 5. .Agar tidak terjadi 5. Meanjurkan klien temp:36.6x/menit,
untuk makan peningkatan asam untuk makan pulse 75x/menit,
tepat waktu lambung tepat waktu resp: 27x/menit,
Spo2: 98%
(terpasang Nasa
Kanul)
Bp:120/80mmHg.
Pukul 10.00 WITA

PATIENT OUTCOME NURSING RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION


34

INTERVENTION
6. Istirahatkan 6. Istirahat secara 6. meistirahatkan
pasien saat fisiologis akan pasien saat nyeri
nyeri muncul menurunkan muncul.
kebutuhan
oksigen yang
diperlukan untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolisme
basal.
7. Ajarkan teknik 7. Untuk mengurangi 7. Meajarkan teknik
distraksi dan nyeri. distraksi (ciptakan
relaksasi lingkunga yang
nyaman) dan
relaksasi.( Tarik
nafas dalam)

NURSING
PATIENT OUTCOME RATIONALE IMPLEMENTING EVALUATION
INTERVENTION
8. Obat antasida SOD 8. Untuk mengurangi 8. Memberikan obat

36
35

asam lambung Anasida SOD,


yang dapat Sanmag1C peroral
menyebab nyeri a(08.00 WITA)
36
37

I. CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/TGL/J CATATAN PERKEMBANGAN (S.O.A.P.I.E) PARAF


AM
Rabu, 28 S: Klien Mengatakan : “malam tadi sudah bisa
Oktober tidur karena sesak
2020 nafasnya berkurang dan subuh tadi sudah di
nebu, batuk nya juga
07.00 Wita sudah berkurang, karena saya mengikuti
saran perawat untuk
seringminum air hangat,dan nyeri dibagian ulu
hati masih terasa”.

O:
- Keadaan umum tampak sakit sedang, duduk
ditempat tidur.
- Karakteristik nyeri :skala nyeri P: nyeri
lambung berhubungan dengan peningkatan
asam lambung , Q: seperti ditusuk-tusuk, R:
diepigastrium, S: 3(ringan), T: apabila
terlambat makan.
- Infus RL dipasang divena radialis dextra
dengan 20 tetes/menit
- tanda-tanda vital diukur dan hasilnya: Temp;
36,6°C/axilla, Puls: 75 x/menit, (teraba kuat
dan teratur), Resp; 22 x/menit, Spo2: 98%
(terpasang Nasa Kanul) Bp;120/80
mmHg,BAK : 3x, BAB : 1x.

A:
1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan Sekret dalam jumlah
38

HARI/TGL/J CATATAN PERKEMBANGAN (S.O.A.P.I.E) PARAF


AM
berlebihan, teratasi sebagian ditandai dengan
klien mengatakan batuk nya berkurang karena
saya mengikuti saran perawat untuk sering
minum air hangat
2. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan
asam lambung Belum teratasi ditandai dengan
klien mengatakan masih nyeri pada bagian ulu
hati. P: Nyeri lambung berhubungan dengan
peningkatan asam lambung , Q: seperti
ditusuk-tusuk, R: diepigastrium, S: 3(ringan), T:
apabila terlambat makan
P:
Diagnosa Keperawatan I
1. Obsevasi tanda-tanda vital.
2. Lakukan Auskultasi bunyi nafas.
3. Anjurkan posisi Semi fowler
4. Ajarkan cara batuk efektif
5. Bantu klien latihan nafas dalam
6. Pertahankan intake cairan sedikitnya
2500ml/hari. Seperti air putih
7. Berikan obat Ekspetoran SOD

Diagnosa keperawatan II
1. Observasi tanda-tanda vital.
2. Observasi skala nyeri
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering.
4. Anjurkan klien untuk tidak memakan

HARI/TGL/J CATATAN PERKEMBANGAN (S.O.A.P.I.E) PARAF


AM
39

makanan yang asam, seperti mangga muda


dan jeruk.
5. Anjurkan klien untuk makan tepat waktu
6. Istirahatkan pasien saat nyeri muncul
7. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Obat
antasida SOD
I:
Diagnosa keperawatan I
1. Meobsevasi tanda-tanda vital.
2. Melakukan Auskultasi bunyi nafas.
3. Meanjurkan posisi Semi fowler
4. Meajarkan cara batuk efektif
5. Membantu klien latihan nafas dalam
6. Mempertahankan intake cairan sedikitnya
2500ml/hari. Seperti air putih
7. Memberikan obat Ekspetoran SOD, obat
vestein 1 kapsul.(08.00 Wita)

Diagnosa keperawatan II
1. Observasi tanda-tanda vital.
2. Observasi skala nyeri
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering.
4. Anjurkan klien untuk tidak memakan
makanan yang asam, seperti mangga muda
dan jeruk.
5. Anjurkan klien untuk makan tepat waktu
6. Istirahatkan pasien saat nyeri muncul

HARI/TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN (S.O.A.P.I.E) PARAF


40

10.0 WITA 7. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi


8. Memberikan obat Anasida SOD, Sanmag1C peroral
(08.00 WITA)

E : Klien mengatakan: Batuk nya sudah berkurang, dahak


nya udah ada keluar,tapi keluarnya masih sedikit,nyeri di
bagian perut sudah berkurang,
skala nyeri P: nyeri lambung berhubungan dengan
peningkatan asam lambung , Q: seperti ditusuk-tusuk, R:
diepigastrium, S: 3(ringan), T: apabila terlambat makan
Tanda-tanda vital diukur dan hasilnya: Temp;
36,5°C/axilla,Puls: 78 x/menit, (teraba kuat dan teratur),
Resp; 22 x/menit, Spo2: 98% ( terpasang Nasa Kanul)
Bp;110/80 mmHg,BAK : 2x.

Hasil pemeriksaa Diagnostik

Hari/Tgl/jam Jenis Hasil Acuan Normal Analisa


Pemeriksaan

Selasa.27 Hemaglobin 14.9 L.13-18 Gms


Oktober 2020
03:40:32 Hematokrit 41.8 L.40-48%

Leukosit 9.800 4.000-10.000


mm
Thrombocytes 205.000
150.000-
390.000mm
MCV 83.7
80-10 mm
MCH 29.9
26.5
MCHC 35.7
32.0-37.0g/dl
Swab Sputum

DAFTAR PUSTAKA
41

Mansjoer Arif ,dkk (2015) . Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid 1.Jakarta :
Media Aesculapius.

Lynda Juall Carpenito ,(2016). Diagnosa Keperawatan Ed. 6. Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth ,(2014) Keperawatan Medikal Bedah . Ed 8. Jakarta : EGC

Silvia A Price ,(2014) . Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Jilid 2 .Ed 8.
Jakarta : EGC

Bidang Pelayanan Keperawatan RSUP Sanglah (2015) .Standar Asuhan


Keperawatan Penyakit Dalam .

Anda mungkin juga menyukai