Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. RANCANGAN MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN BAGI KORBAN BENCANA


(TSUNAMI) DI WILAYAH KEPULAUAN MALUKU

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan dan


memperbaiki kesehatan mereka (WHO). Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan
adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan.. (Soekidjo Notoadmodjo,
2003 : 97).Pendidikan kesehatan yang di gunakan yaitu: Promosi keseshatan.

1. PENGERTIAN TSUNAMI

Tsunami adalah serangkaian peristiwa bersamaan antara gelombang dan ombak laut
sehingga menimbulkan pergeseran lempeng di dasar laut sebagai bentuk akibat dari gempa bumi
yang sebelumnya terjadi. Definsi ini sesuai dengan dasar teori pembentukan bumi menurut

para ahli (BNPB, 2013)

Tsunami adalah gelombang lautan dengan periode yang panjang, biasanya hal tersebut
ditimbulkan dari gangguan impulsif dari dasar laut. Kondisi ini melihat zona laut yang memiliki
perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Selengkapnya, baca; 7 Zona Laut: Jenis dan
Bentuknya (Bakornas PB, 2007).

Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan karena gempa dasar laut sehingga
mencapai ketinggian satu meter bahkan hingga puluhan meter di garis dari pantai. Hal
inilah seringkali mengakibatnya bahwa bencana ini lebih banyak mendaatkan dampak kematian
lebih besar di bandingkan dengan bencana lainnya (Puspito, 2010)

2. PROSES TERJADINYA TSUNAMI

Tsunami adalah gelombang laut berskala besar yang disebabkan oleh pergerakan tiba-tiba
dari lantai samudera. Pergerakan tiba-tiba ini dapat berupa gempabumi, letusan gunngapi yang
sangat besar, atau adanya longsoran bawahlaut. Benturan meteorit juga dapat menyebabkan
tsunami. Gelombang tsunami merambat di laut terbuka dengan sangat cepat dan membentuk
gelombang besar ketika memdekati pantai/laut dangkal.

Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut, wajar saja jika
bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya. Gelombang tsunami ini merambat dengan
kecepatan yang tak terbayangkan. Ia bisa mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di
lautan. Dan saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer
per jam. Meski berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan
yang parah bagi manusia.

3. CIRI-CIRI GEMPA BERPOTENSI TSUNAMI

Berikut adalah ciri ciri akan terjadi tsunami di daerah sekitar anda agar diperlukan upaya
untuk mengantisipasi terjadinya tsunami (Subandono, 2008) :

1. Kondisi air

Biasanya orang yeng letak daerahnya berada di sekitar pantai, memang di lebih di waspadai dari
pada yang ada di daratan. Pasalnya tsunami lebih mungkin bisa terjadi di daerah yang sekitarnya
lautan. Sebelum terjadi tsunami, keadaan air akan berbeda. Biasanya lebih surut secara tiba tiba.

2. Terdengar suara gemuruh

Bukan hanya soal keadaan air dan luat, ada pula di tandai dengan bentuk lain. Salah satunya
adalah terdengar suara gemuruh yang besar dari kejauhan. Suara ini terdengar besar dan keras.

3. Keberadaan hewan hewan lain

Selain itu juga bisa di deteksi dengan hewan lain. Salah satunya adalah keberadaan burung
burung. Sebelum terjadi gejala tsunami, ada beberapa hal yang aneh. Misalnya
keberadaan burung yang tiba tiba berpindah pindah dari keadaan pulau kecil. Biasanya
mereka akan pergi menuju ke tengah lautan.

4. Terdapat gempa pengiring

Tsunami tidak bisa tiba tiba datang begitu saja. Pasti sudah ada gempa yang mengawali terlebih
dahulu. Salah satunya adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik. Maka jika di daerah anda tiba
tiba ada gempa, anda perlu sedikit waspada. Gempa yang baru saja terjadi adalah gempa yang
memiliki kekuatan tinggi atau tidak. Jika masih memasuki kekuatan rendah, maka anda bisa
tersenyum lega. Tapi jika sudah masuk dalam kategori tinggi, maka ada resiko adanya gempa
susulan bahkan sampai mencapai tsunami.

5. Adanya gelombang yang tidak biasanya

Gelombang yang ada merupakan salah satu tanda tanda adanya tsunami akan datang. Apalagi
gelombang yang muncul merupakan gelombang yang di nilai aneh dan tidak biasanya. Bisa saja
gelombang yang memicu terjadinya tsunami merupakan bagian dari renteten gelombang yang
ada. Atau bisa juga gelombang yang muncul di mulai dari gelombang yang kecil, kemudian
gelombang yang besar. Baru setelah itu muncul tsunami yang sisanya akan mengakibatkan erosi
tanah.

6. Ada suara gemuruh yang menggelegar

Bukan hanya itu, terjadinya tsunami juga bisa timbul karena adanya suara gemuruh yang
menggelegar. Hal ini di sebabkan karena air yang ada menghantam lautan. Jika anda mendengar
ini maka ada baiknya anda khawatir akan timbul tsunami. Kemungkinan suara ini muncul

4. 3 LANGKAH TANGGAP TSUNAMI

Sebagian besar pantai Indonesia rawan tsunami. Untuk mengantisipasi tsunami, Indonesia telah
membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia. Peringatan dini tsunami dikeluarkan
oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam waktu 5 menit setelah
gempa bumi terjadi di manapun di wilayah Indonesia.

Masyarakat dan pemerintah daerah harus tahu apa yang harus dilakukan ketika menerima
peringatan dari BMKG. Pemerintah daerah bertugas memberikan arahan resmi tepat pada
waktunya untuk evakuasi. Masyarakat harus

bisa mengambil tindakan yang tepat ketika merasakan gempa bumi, mendapatkan

peringatan tsunami, dan menerima arahan evakuasi. Tanggap bencana menurut BMKG dapat
dilakukan dengan 3 hal yang dikenal sebagai 3 langkah tanggap tsunami:

1. Tanggap Gempa

1) gempa bumi yang kuat dan berlangsung lama dapat menjadi pemicu terjadinya tsunami

2) jauhi pantai saat terjadi gempa

2. Tanggap Peringatan

1) dapatkan peringatan melalui BMKG yang disiarkan melalui TV nasional atau


pengumuman didaerah anda
2) jika terdengar sirine, kentongan, atau bunyi yang sudah disepekati segera untuk
melakukan evakuasi

peringatan BMKG memberikan status ancaman tsunami untuk setiap daerah :

AWAS Ancamantertinggiharussegera

evakuasi

SIAGA Status ancaman sedang, namun masih

 berbahaya. Harus melakukan evakuasi

WASPADA Statusancamanrendah.Harus
menjauhi tepi pantai

3. Tanggap Evakuasi

1) setelah gempa bumi atau mendapat informasi mengenai tsunami segera melakukan
evakuasi

2) ikuti jalur evakuasi jika ada (terutama di gedung)

jika tidak mengetahui lokasi yang aman maka diharapkan untuk berlari sejauh mungkin ke
dataran yang lebih tinggi guna menjauh dari tepi pantai

5 HAL YANG HARUS DIHINDARI SAAT BERPOTENSI TERJADINYA


TSUNAMI

1. Kepanikan

2. Sibuk menelpon dengan ponsel

3. Mendekati pantai untuk melihat permukaan air laut

4. Berada di aliran sungai dan jembatan

5. Mengumpulkan ikan di pinggiran pantai atau sungai yang surut airnya


6. Membawa harta benda berlebihan kembali kerumah sebelum keadaan

dinyatakan aman oleh yang berwenang karena lempengan yang patah tadi menabrak air lautan.
Sehingga menghasilkan suara yang keras.

7. Keadaan awan langit

Tanda tanda alam lainnya sebelum terjadi tsunami akan berubah. Salah satunya adalah keadaan
awan yang berbentuk lebih gelap dan mendung. Bahkan tak jarang di jumpai tornado atau angin
serupa yang lainnya. Hal ini semua bisa terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis dari
dasar lapisan atmosfer bumi. Ini menyebabkan daya listrik di awan tertelan oleh gelombang
gelombang lainnya.

8. Lampu tetap bisa menyala, meskipun tidak ada aliran listrik Apakah ini
menguntungkan? Anda tidak perlu membayar listrik, namun lampu rumah tetap menyala?
Iya secara ekonomi. Tapi tidak secara fisika. Hal ini menjadi tanda bahwa di lingkungan anda
ada gelombang elektromagnetis yang bergerak bebas di udara. ini menjadi tanda akan ada
bencana yang hebat segera terjadi. Salah satunya adalah gempa dan tsunami.

Ciri utama terjadinya gempa bumi yang berpotensi tsunami adalah:

1. Terjadi gempa di dasar laut dengan kekuatan diatas 6 SR

2. Permukaan air laut surut

3. Terdengar suara gemuruh hebat dari arah laut

4. Muncul aroma bau garam dan angin dingin

B.PROMOSI KESEHATAN BAGI KORBAN BENCANA

Bencana alam merupakan kejadian luar biasa yang disebabkan oleh peristiwa/faktor
alam atau perilaku manusia yang menyebabkan kerugian besar bagi manusia dan lingkungan
dimana hal itu berada diluar kemampuan manusia untuk dapat mengendalikannya. Mengingat
bencana alam yang cukup beragam dan semakin tinggi intensitasnya, Pemerintah Indonesia
mengeluarkan Undang-Undang (UU) No 24 tahun2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Dengan lahimya UU tersebut, terjadi perubahan paradigma penanganan bencana di Indonesia,
yaitu penanganan bencana tidak lagi menekankan pada aspek tanggap darurat, tetapi lebih
menekankan pada keseluruhan manajemen penanggulangan bencana mulai dari mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat sampai dengan rehabilitasi. Berdasarkan UU No 24 tersebut,
tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:
1. Prabencana, pada tahapan ini dilakukan kegiatan

pemaduan dalam perencanaan pembangunan, persyaratan analisis risiko bencana, penegakan


rencana tata ruang, pendidikan dan peletahihan serta penentuan persyaratan standar teknis
penanggulangan bencana (kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi bencana).

2. Tanggap darurat, tahapan ini mencakup pengkajian terhadap lokasi, kerusakan dan
sumber daya, penentuan status keadan darurat, penyelamatan dan evakuasi korban,
pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan psikososial dan kesehatan.

3. Paskabencana, tahapan ini mencakup kegiatan rehabilitasi (pemulihan daerah bencana,


prasarana dan sarana umum, bantuan perbaikan rumah, sosial, psikologis, pelayanan kesehatan,
keamanan dan ketertiban) dan rekonstruksi (pembangunan, pembangkitan dan
peningkatan sarana prasarana, termasuk fungsi pelayanan kesehatan).

Penanggulangan masalah kesehatan merupakan kegiatan yang harus segera diberikan baik saat
terjadi dan paskabencana disertai pengungsian. Upaya penanggulangan bencana perlu
dilaksanakan dengan memperhatikan hak-hak masyarakat, antara lain hak untuk mendapatkan
bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan sosial, pendidikan dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana serta hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 53 UU No 24 tahun 2007, pelayanan
kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pada kondisi bencana, di
samping kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya:

1 ). air bersih dan sanitasi,

2). pangan,

3). sandang,

4). pelayanan psikososial serta

5). penampungan dan tempat hunian.

Penanggulangan masalah kesehatan dalam kondisi bencana ditujukan untuk menjamin


terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi korban akibat bencana dan pengungsi sesuai dengan
standar minimal. Secara khusus, upaya ini ditujukan untuk memastikan:
1 ). Terpenuhinya pelayanan kesehatan bagi korban bencana dan pengungsi sesuai standar
minimal;

2). Terpenuhinya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular bagi korban bencana dan
pengungsi sesuai standar minimal;

3). Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi korban bencana dan pengungsi

sesuai standar minimal;

4). Terpenuhinya kesehatan lingkungan bagi korban bencana dan pengungsi sesuai
standar minimal serta terpenuhnya kebutuhan papan dan sandang bagi korban bencana dan
pengungsi sesuai standar minimal

Dalam upaya memaksimalkan peran jajaran kesehatan pada penanggulangan bencana,


termasuk didalamnya Puskesmas, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat
Keputusan (SK) Menteri Kesehatan No.

145/Menkes/SK/ 1 /2007 ten tang Pedoman

Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan. Dokumen tersebut mengatur


berbagai hal, termasuk kebijakan, pengorganisasian dan kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh masing-masing jajaran kesehatan. Dalam Kepmenkes tersebut juga
disebutkan bahwa pada prinsipnya dalam penanggulangan bencana bidang
kesehatan tidak ada kebijakan untuk membentuk sarana prasarana secara khusus.
Upaya lebih difokuskan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah
ada, hanya saja intensitas kerjanya ditingkatkan dengan memberdayakan semua
sumber daya pemerintah, masyarakat dan unsur swasta terkait (Departemen Kesehatan,
2007).

Anda mungkin juga menyukai