Anda di halaman 1dari 26

1

BAB III
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

A. ANALISA DATA
Analisa SWOT merupakan salah satu teknik dalam menganalisis ruanga
sekaligus merumuskan strategi yang dapat memaksimalkan strength (kekuatan) dan
oppurtunity (peluang) dan secara bersamaan dapat meminimalkan weakness
(kelemahan) dan threats (ancaman). Jadi, analisis SWOT membandingkan antara
faktor luaran (Peluang dan Ancaman) dengan faktor dalaman (Kekuatan dan
Kelemahan) (TIM Manajemen keperawatan, 2015).
Berdasarkan hasil kegiatan pengumpulan data di Ruang Rawat Inap Aster A
Irna Bedah E, maka analisa SWOT pada tiga unsur manajemen keperawatan yakni
ketenagaan (man), metode (method) dan sarana prasarana (material) pada tabel 3.1
berikut:

No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating


1. MATERIAL AND MACHINE (Material)
Strength
1. Ruang rawat inap Aster A sudah memenuhi standar dimana 0.1 4 0.4
letak nurse station berada di tengah ruang perawatan.
2. Kamar di ruang rawat inap Aster A dibagi berdasarkan 0.1 4 0.4
pengelompokkan jenis penyakit infeksi dan non infeksi, jenis
kelamin serta memiliki 1 kamar isolasi yang terdiri dari 3 bed.
3. Ruang rawat inap memiliki dapur khusus untuk tenaga
kesehatan serta gudang penyimpanan barang seperti alat 0.1 3 0.3
tenun, brangkar, dan rest tool.
4. Kamar mandi dibedakan antara pasien dan perawat. 0.1 3 0.3
5. Nilai ALOS di ruang rawat inap Aster A pada bulan Agustus 2014 0.1 4 0.4
adalah 5 hari.
6. Ruang Aster A memiliki ventilasi dan penerangan yang baik, 0.1 4 0.4
bersih serta nyaman.
7. Setiap pagi linen-linen, laken, dan selimut kotor selalu diganti 0.1 4 0.4
oleh pramubakti.
8. Adanya kelebihan bak injeksi sebanyak 6 buah dan pispot 0.1 2 0.2

2
sebanyak 1 buah dengan keadaan baik.
9. Tersedianya peralatan GV dan peralatan steril dalam keadaan 0.1 4 0.4
baik dan selalu memenuhi kebutuhan ruangan.
10.Nilai BTO pada bulan agustus 2014 adalah 40,11 kali 0.1 3 0.3
Total 1 3.5
Weakness
1. Penyimpanan alat-alat invasif digabung dengan peralatan non 0.1 2 0.2
invasif sehingga dapat menyebabkan alat-alat tidak tersusun
dengan rapi.
2. Di ruang Aster A hanya tersedia 1 buah troli tindakan dan tidak 0.1 2 0.2
adanya troli ganti verban, sehingga menyebabkan waktu kerja
perawat tidak efisien.
3. Nilai BOR pada bulan agustus 2014 adalah 51,4%. 0.1 3 0.3
4. Nilai TOI pada bulan Agustus 2014 adalah 4 hari. 0.1 3 0.3
5. Perawatan terhadap pendingin ruangan hanya dilakukan enam 0.1 1 0.1
bulan sekali.
6. Pada malam hari, ruangan tidak bersih karena tidak ada 0.1 1 0.1
pramubakti yang bertugas pada shift malam.
7. Sebanyak 81% alat inventaris kesehatan kurang, 100% 0.2 3 0.6
inventaris linen kurang, dan 40% inventaris rumah tangga
kurang.
Total 1 2
Opportunity
1. Terdapat pengadaan alat sekali pakai. 0.3 4 1.2
2. Terdapat pengadaan alat steril. 0.3 4 1.2
3. Terdapat sistem pengajuan proposal pengadaan sarana dan 0.2 4 0.8
prasarana secara berkala setiap tahunnya kepada pihak RSUP
Mohammad Hoesin.
4. Ruangan Aster A pernah menjadi lahan penelitian mahasiswa 0.2 3 0.6
keperawatan.
Total 1 3.8
Threat
1. Pasien menginginkan pelayanan yang berkualitas dengan waktu 0.3 3 0.9

3
yang cepat dan sesuai prosedur.
2. Proses birokrasi yang lama dalam tindak lanjut proposal 0.2 1 0.2
pengadaan sarana dan prasarana.
3. Pasien dan keluarga mengeluhkan susahnya air dan ramainya 0.2 2 0.4
antrian di kamar mandi.
4. Jumlah pengunjung dan keluarga yang menunggu pasien terlalu 0.3 3 0.9
banyak dan tidak sesuai dengan jam kunjungan, sehingga
menyebabkan ruangan tersebut penuh, mengganggu jam
istirahat pasien serta dapat menimbulkan risiko infeksi
nasokomial.
Total 1 2.4
2. METHOD (Metode)
Strength
1. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan setiap hari. 0.5 3 1.5
2. Pelaksanaan keperawatan dilaksanakan dengan SP2KP yang 0.5 3 1.5
dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 bertanggung jawab pada pasien
laki-laki dan tim 2 bertanggung jawab pada pasien perempuan.
Total 1 3
Weakness
1. Belum terlaksananya ronde keperawatan. 0.1 1 0.1
2. Belum dilakukan pengkajian dan observasi kondisi pasien untuk 0.1 3 0.3
mengantisipasi kegawatdaruratan pada saat penerimaan
pasien baru.
3. Pelaksanaan pre dan post conference 40% hanya dihadiri oleh 0.2 2 0.4
karu dan perawat associate.
4. Proses timbang terima 100% hanya dilakukan di nurse station. 0.2 2 0.4
5. Sebanyak 60% perawat bekerja tidak sesuai dengan pembagian 0.1 3 0.3
tim yang telah ditentukan.
6. Dalam pelaksanaan keperawatan di ruang Aster A, metode 0.1 1 0.1
yang diterapkan adalah metode tim yang dikombinasikan
dengan metode fungsional dikarenakan kurangnya SDM
perawat dan prasarana. Gabungan penggunaan metode tim
dan fungsional mengakibatkan perawat tidak mengetahui

4
kondisi pasien yang menjadi tanggung jawabnya secara 0.2 3 0.6
komprehensif.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya dukungan dari rumah sakit untuk memotivasi kepala 0.2 3 0.6
ruangan dalam meningkatkan mutu pelayanan, kesehatan, dan
penelitian pada perawat di ruang Aster A.
2. Terdapat program akreditasi rumah sakit secara internasional 0.2 4 0.8
yaitu KARS/JCI dan Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan.
3. Terdapat logbook yang dievaluasi setiap bulan oleh kepala 0.2 3 0.6
ruangan atau ketua tim.
4. Ruang Aster A menjadi salah satu ruangan untuk praktik klinik 0.2 3 0.6
pendidikan.
5. Adanya kesempatan dari rumah sakit kepada perawat untuk 0.2 4 0.8
mengikuti pelatihan perawatan luka.
Total 1 3.4
Threat
1. Pasien dan keluarga memiliki wawasan yang luas, sehingga 0.3 4 1.2
lebih kritis terhadap pelayanan yang diberikan.
2. Mutu pelayanan kepuasan pasien di ruang rawat inap Aster A 0.7 3 2.1
dengan 5 responden menghasilkan derajat kepuasan sebanyak
60% dengan kategori puas.
Total 1 3.3

3. MAN (Ketenagaan)
Strength
1. Terdapat 5 orang perawat dengan masa kerja berkisar 5 – 10 0.2 3 0.6
tahun.
2. Terdapat 3 orang perawat dengan masa kerja > 15 tahun. 0.2 3 0.6
3. Kepala ruangan telah dibekali pelatihan clinical pathway dan CI 0.2 4 0.8
memiliki riwayat pelatihan preseptor.
4. Hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dan 0.2 4 0.8
dokter serta tim medis lainnya sudah cukup baik.
5. Sebanyak 10% perawat associate memiliki riwayat pelatihan 0.2 3 0.6

5
pembinaan etika keperawatan dan komunikasi efektif.
Total 1 3.4
Weakness
1. Di ruang Aster A kekurangan 13 orang tenaga perawat 0.2 2 0.4
berdasarkan hasil perhitungan tingkat ketergantungan pasien.
2. Terdapat 2 orang (14%) perawat dengan jenjang pendidikan 0.2 2 0.4
ners. 0.1 2 0.2
3. Terdapat 1 orang (7%) perawat yang masih memiliki jenjang
pendidikan SPK. 0.1 2 0.2
4. Terdapat 2 orang (14%) perawat dengan masa kerja < 5 tahun. 0.2 2 0.4
5. Perawat merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore
dan malam. 0.1 2 0.2
6. Perawat di ruang rawat inap Aster A belum pernah mengikuti
pelatihan yang sesuai dengan kompetensi ruangan seperti
pelatihan perawatan luka, penanggulangan kebutaan, dll. 0.1 2 0.2
7. Beberapa perawat associate memiliki riwayat pelatihan yang
tidak sesuai dengan kompetensi ruangan seperti service
excelent, PPGD, dan orientasi.
Total 1 2
Opportunity
1. Ruang Aster A digunakan sebagai lahan praktik mahasiswa 0.2 3 0.6
profesi Ners (10 orang) dan mahasiswa kedokteran.
2. Adanya program pelatihan yang diberikan kepada perawat. 0.4 4 0.8
3. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan untuk 0.4 4 0.8
perawat.
Total 1 3.8

Threat
1. Persaingan rumah sakit semakin kuat.
0.4 3 1.2
2. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
0.3 3 0.9
kesehatan.
3. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum jika ada
0.3 3 0.9
kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Total 1 3

6
4. HAND OVER
Strength
1. Kegiatan timbang terima di ruang Aster A dilakukan pada 0.2 3 0.6
setiap pergantian shift, diikuti oleh semua perawat yang
bertugas, dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan di
nurse station. 0.2 3 0.6
2. Masing-masing kelompok dinas selalu hadir tepat waktu dan
lengkap. 0.2 3 0.6
3. Isi pre post conference meliputi jumlah pasien, jenis penyakit,
rencana keperawatan, rencana medis serta membahas
mengenai pasien yang terkait dengan pelayanan, termasuk
juga operan alat-alat dan inventaris ruangan. 0.2 3 0.6
4. Perawat memperkenalkan diri saat bertukar dinas ke pasien. 0.2 3 0.6
5. Setiap perawat yang melakukan operan selalu menggunakan
buku status pasien.
Total 1 3
Weakness
1. Pre-post conference tidak pernah menyampaikan secara lisan 0.3 1 0.3
terkait TTV pasien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan
diagnostik terbaru.
2. Tidak dilakukannya follow up keadaan pasien secara kontinyu. 0.3 3 0.9
3. Timbang terima terkadang tidak dilakukan ke pasien. 0.2 1 0.2
4. Masalah dan intervensi keperawatan pasien belum dijelaskan 0.2 4 0.8
di timbang terima.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya mahasiswa CoNers yang sedang menjalani praktek 0.3 3 0.9
manajemen keperawatan di ruang Aster A.
2. Adanya komunikasi yang baik antara kepala ruangan, perawat 0.3 3 0.9
ruangan, mahasiswa serta tenaga kesehatan lainnya.
3. Adanya kebijakan atau SPO rumah sakit tentang timbang 0.4 3 1.2
terima.
Total 1 3
Threat

7
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0.3 3 0.9
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab 0.7 2 1.4
dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
Total 1 2.3
5. DOKUMENTASI
Strength
1. Ruang rawat Aster A menggunakan sistem SOR (Sources 1 4 4
Oriented Record) yaitu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan.
Total 1 4
Weakness
1. Sebanyak 67% data pengkajian tidak dikelompokkan secara bio- 0.2 1 0.2
psiko-sosial-spiritual, 50% masalah tidak dirumuskan
berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
dan pola fungsi kehidupan.
2. Sebanyak 21,5% diagnosis keperawatan tidak mencerminkan 0.2 2 0.4
PE/PES dan 39,2% tidak merumuskan diagnosis keperawatan
aktual/potensial.
3. Sebanyak 71,5% rencana tindakan tidak mengacu pada tujuan
0.2 3 0.6
dengan kalimat perintah, terperinci, dan jelas serta 14,2%
rencana tindakan tidak menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga.
0.2 3 0.6
4. Sebanyak 60,7% hasil evaluasi tidak dicatat di status pasien.
0.2 2 0.4
5. Terdapat beberapa evaluasi yang terlewatkan, misal pada tanggal
22 September 2014, perawat dinas pagi menulis evaluasi
tindakan namun perawat dinas sore dan malam tidak menuliskan
evaluasi tindakan medis dan keperawatan.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya program pelatihan oleh pihak rumah sakit secara 0.5 4 2
berkala. 0.5 4 2
2. Adanya kerja sama dengan institusi pendidikan.
Total 1 4

8
Threat
1. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) 0.4 3 1.2
akan tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Adanya penilaian akreditasi rumah sakit terhadap sistem 0.6 3 1.8
pendokumentasian yang dapat mempengaruhi kinerja perawat.
Total 1 3
6. DISCHARGE PLANNING
Strength
1. Perawat di 0.5 4 2
ruang rawat Aster A selalu melakukan discharge planning
setiap pasien akan pulang. 0.5 3 1.5
2. Hasil tabulasi
data didapatkan 100% perawat termasuk kategori cukup baik
dalam pelaksanaan discharge planning.
Total 1 3.5
Weakness
1. Discharge planning belum dilakukan secara optimal karena 0.5 2 1
hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan
obat yang harus diminum.
2. Tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum 0.5 2 1
pasien pulang, sehingga nanti saat di rumah pasien bisa melihat
kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan
perawat.
Total 1 2
Opportunity
1. Adanya kolaborasi tim PKRS terkait discharge planning dalam 1 4 4
penyediaan media pendidikan keesehatan.
Total 1 4
Threat
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang 1 3 3
optimal.
Total 1 3

PRIORITAS MASALAH SKORING


Masalah Skor Analisa SWOT

9
IFAS (S-W) EFAS (O-T)
MATERIAL MACHINE 1.5 1.4
METODE 0.8 0.1
MAN 1.4 0.8
HAND OVER 0.8 0.7
DOKUMENTASI
1.8 1
KEPERAWATAN
DISCHARGE PLANNING 1.5 1
TOTAL 7.8 5

10
DIAGRAM

10
9
UBAH STRATEGI PROGRESIF
8
7
6
5
7.8 , 5.0
4
3
2
1
W S
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
-5
-6
TRATEGI DIVERSIFIKASI
BERTAHAN -7 STRATEGI
-8
-9
-10
T

11
Interpretasi:
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa total skor berada pada kuadran 1
(positif, positif). Posisi ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang,
rekomendasi strategi yang diberikan adalah “progresif”, artinya Sumber Daya Manusia di
ruang Aster A dalam kondisi prima dan mantap, sehingga sangat memungkinkan untuk
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dan pelaksanaan,
metode yang dipakai diruangan Aster A sudah sangat baik dan berpotensi untuk
mengeksplorasi peluang-peluang yang ada serta unit perawatan berusaha menghimpun
seluruh kekuatan dan mengintensifkan upaya untuk mengisi peluang yang ada.
Dari diagram diatas juga dapat disimpulkan bahwa bagian metode MPKP, dokumentasi
keperawatan, discharge planning, hand over berada pada kuadran 1(positif, positif). Posisi
ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang, rekomendasi strategi yang
diberikan adalah“progresif”,artinya Sumber Daya Manusia di ruang Aster A dalam kondisi
prima dan mantap, sehingga sangat memungkinkan untuk memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal dan pelaksanaan metode yang dipakai di ruangan Aster
A sudah sangat baik dan berpotensi untuk mengeksplorasi peluang-peluang yang ada serta
unit perawatan berusaha menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan upaya untuk
mengisi peluang yang ada. Dari data diagram keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa ke-6
unsur SWOT berada pada kuadran 1, sehingga ruangan Aster A berada dalam kondisi prima
dan kuat serta sangat memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi dan meraih kemajuan
secara optimal.

12
POA (Planning of Action)

Penanggung Yang
No Masalah Sub Masalah Target Uraian kegiatan Waktu Sasaran
jawab terkait
1 Tidak tersedianya
Kurangnya pemberian Pasien, keluarga 1. Berdiskusi dengan 20 September Pasien, Yusnia Silvia Kepala
sari, Sri
media penkes pada leaflet pada pasien pasien, dan perawat yang ada 2014 keluarga ruangan di
Wulandari, &
saat discharge dan keluarga pasien perawat di ruang di ruang Aster A pasien, Zakma ruang
Amalia
planning saat pasien pulang. Isi Aster A tentang pengadaan dan Aster A
discharge planning media discharge perawat di
hanya menyampaikan planning oleh ruang
informasi secara lisan PKRS. Aster A
mengenai waktu 2. Sharing Informasi
kontrol dan obat yang kepada pasien dan
harus diminum tanpa keluarga terkait
ada media penkes. discharge
planning yang
akan diberikan
sesuai dengan
kondisi pasien.
3. Melakukan
Evaluasi
2 Ketidaksesuaian Penulisan diagnosis Seluruh perawat 1. Berdiskusi dengan 21 September Kepala Nisrina Farah Kepala
Fadhilah,

13
pendokumentasian asuhan keperawatan ruangan Aster A perawat tentang 2014 ruangan, Dian ruangan
Fransiska, &
asuhan keperawatan hanya problem tanpa ketepatan dalam ketua Tim, Aster A
Dina
disertai etiologi dan penulisan perawat Wijayana
symptom diagnosis pelaksana
keperawatan
sesuai dengan
PES.
2. Melakukan
evaluasi
3. Belum Perawat di ruang Perawat di ruang 1. Berdiskusi tentang 22 September Perawat Yola Sari Kepala
Aini & Eri
terlaksananya ronde Aster A berasumsi rawat Aster A manfaat dan 2014 dan ruangan
Tria
keperawatan di bahwa ronde mekanisme ronde mahasiswa Oktaviani Aster A
ruang Aster A keperawatan sama keperawatan CoNers di
seperti kegiatan pre bersama kepala ruang
dan post conference. ruangan dan rawat
perawat. Aster A
2. Mengadakan ronde
keperawatan
bersama perawat
dan kepala ruangan
minimal 1 kali

14
dalam sebulan.
3. Melakukan
evaluasi
4 Jam kunjungan Jumlah pengunjung Perawat, pasien, 1. Berdiskusi dengan 23 September Perawat, Sri Rizki & Kepala
Mitha
pasien belum dan keluarga yang dan keluarga perawat dalam 2014 pasien, ruangan
Gusemi
efektif menunggu pasien pasien pengawasan dan Aster A
terlalu banyak dan terhadap keluarga
tidak sesuai dengan pembatasan jumlah pasien
jam kunjungan, penunggu dan
sehingga kunjungan pasien.
menyebabkan 2. Mengedukasi
ruangan tersebut pasien dan
penuh, mengganggu keluarga tentang
jam istirahat pasien jam dan jumlah
serta dapat penunggu serta
menimbulkan risiko kunjungan pasien.
infeksi nasokomial. 3. Melakukan
evaluasi.

15
PLANNING OF ACTION (POA) MAHASISWA PROFESI NERS PSIK UNSRI STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ASTER A RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
TANGGAL 23-25 SEPTEMBER 2014

SEPTEMBER PJ
NO KEGIATAN
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Pembuatan instrumen KELOMPOK CO-
pengkajian NERS UNSRI

2. Melakukan kajian situasi KELOMPOK CO-


pada unit pelayanan Aster NERS UNSRI
A
a. Wawancara instrument
manajemen
keperawatan
b. Penghitungan tenaga
kerja perawat
berdasarkan beban
kerja
c. Perhitungan tingkat
kepuasan pasien
diruangan
d. Perhitungan instrument
standar asuhan
keperawatan di
ruangan
e. Perhitungan analisis
tindakan keperawatan
f. Perhitungan angka

16
ketergantungan pasien
g. Perhitungan kepuasan
kerja perawat

3. Revisi laporan dan KELOMPOK CO-


persiapan implementasi NERS UNSRI
POA
4. Bimbingan terhadap KELOMPOK CO-
pelaksanaan POA dengan NERS UNSRI
kepala ruangan

5. Berdiskusi dengan KELOMPOK CO-


perawat tentang NERS UNSRI
pengadaan media
discharge planning yang
difasilitasi oleh PKRS.
6. Penyuluhan kesehatan Yusnia Silvia sari,
terkait discharge Sri Wulandari,
planning kepada pasien Zakma Amalia, Sri
dan keluarga. Rizki

7. Mengevaluasi kegiatan Yusnia Silvia sari,


pengadaan media Sri Wulandari,
discharge planning oleh Zakma Amalia, Sri
PKRS. Rizki

8. Berdiskusi dengan Nisrina Farah F,


perawat tentang ketepatan Dian F, Dina W.
dalam penulisan
diagnosis keperawatan
sesuai dengan PES.
9. Mengevaluasi kesusaian Yola Sari Aini, Eri

17
penulisan dokumentasi Tria, Mitha G
keperawatan.
10. Berdiskusi tentang Yola Sari Aini, Eri
manfaat dan mekanisme Tria, Mitha G
ronde keperawatan
11. Mengevaluasi kegiatan Yola Sari Aini &
Eri Tria Oktaviani
ronde keperawatan.
12. Mengevaluasi kegiatan Yola Sari Aini &
Eri Tria Oktaviani
ronde keperawatan.
13. Berdiskusi dengan Sri Rizki & Mitha
Gusemi
perawat dalam
pengawasan terhadap
pembatasan jumlah
penunggu dan kunjungan
pasien.
14. Mengedukasi pasien dan Sri Rizki & Mitha
Gusemi
keluarga tentang jam dan
jumlah penunggu serta
kunjungan pasien.
15. Mengevaluasi kepatuhan Sri Rizki & Mitha
Gusemi
pasien dan keluarga
dalam memanfaatkan jam
kunjungan sesuai waktu
yg telah ditentukan.

18
16. Evaluasi terhadap KELOMPOK CO-
NERS UNSRI
implementasi POA

: telah dilaksanakan

: akan dilaksanakan

19
BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Mahasiswa program profesi Ners angkatan tahun 2014 telah melakukan praktek
manajemen keperawatan selama 2 minggu, yaitu dari tanggal 15-26 September 2014 di
Ruang Aster A RSUP dr. Mohammad Hosein Palembang, dengan berpedoman pada POA
(planning of action) yang telah dipaparkan saat seminar awal analisa situasi, telah
dilakukan implementasi manajemen keperawatan yaitu:
A. Pembuatan instrumen kajian situasi
Instrumen kajian situasi dibuat selama 10 hari yaitu pada tanggal 15-26
September 2014, instrumen yang digunakan meliputi aspek yaitu man, method,
material, hand over, dokumentasi, dan discharge planning dengan sasaran
pengambilan data bersumber dari kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana,
pramubakti dan pasien beserta keluarga.

B. Melakukan kajian situasi pada unit pelayanan ruang Aster A


Kajian situasi ruangan berfokus pada beberapa aspek yaitu man, method,
material, hand over, dokumentasi, dan discharge planning yang telah dilakukan
tanggal 15-26 September 2014. Selanjutnya berdasarkan kajian situasi dirumuskan
analisa dengan menggunakan metode SWOT dan membuat POA (Planning of
Action). Kajian situasi ruangan melibatkan perawat, pasien dan keluarga, juga
pramubakti yang ada di ruangan.

C. Melakukan Pre dan Post Conference


Pre dan Post Conference dilakukan setiap hari, dimulai dari tanggal 15-26
September 2014. Pre dan Post Conference dilakukan dengan berkolaborasi
bersama kepala ruangan, perawat dan mahasiswa Co-Ners di Nurse Station setiap
pagi dan sore di ruang Aster A. Pre Conference dilakukan sebelum timbang terima
antar shift selama 15 menit, dalam Pre Conference ini ketua tim menyampaikan
asuhan keperawatan yang akan dilakukan baik tindakan mandiri maupun
kolaborasi. Kepala ruangan memberikan masukan mengenai masalah yang
dihadapi guna mendapatkan penyelesaian. Sedangkan Post Conference dilakukan

20
sesudah dilakukannya timbang terima antar shift, Post Conference juga dilakukan
selama 10-15 menit. Pada Post Conference ini Perawat Pelaksana melaporkan
kepada Ketua Tim apa saja tindakan yang sudah dilakukan dan belum dilakukan
Perawat Pelaksana pada pasien sepanjang shift dan kejadian tertentu yang terjadi
yang perlu didiskusikan kepada Ketua Tim. Pelaksanaan Pre dan Post Conference,
mahasiswa Co-Ners berperan sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat
Pelaksana. Selanjutnya diadakan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

D. Melakukan timbang terima pasien


Kegiatan timbang terima pasien dilakukan setiap hari, dimulai dari tanggal
15-26 September 2014. Timbang terima pasien beserta alat medis tiap pergantian
shift bertujuan agar perawat memperkenalkan diri kepada pasiennya, melihat
langsung keadaan pasiennya dan perawat mengetahui kondisi pasien yang menjadi
tanggung jawabnya secara komprehensif serta melaporkan keadaan pasien kepada
shift berikutnya. Berdasarkan hasil observasi timbang terima hanya dilakukan di
nurse station saja khususnya pada pergantian shift sore ke malam.

E. Diskusi tentang ketepatan penulisan diagnosis keperawatan sesuai dengan


PES
Berdasarkan hasil observasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada
tanggal 15-26 September 2014, didapatkan hasil dari segi diagnosis 21,5%
diagnosis keperawatan tidak mencerminkan PE/PES, 39,2 % tidak merumuskan
diagnosis keperawatan actual/potensial. Dari segi perencanaan 71,5% rencana
tindakan tidak mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terperinci dan jelas,
14,2% rencana tindakan tidak menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga. Dari
segi evaluasi 60,7% hasil evaluasi tidak dicatat. Pada tanggal 21 September 2014
telah dilaksanakan diskusi bersama perawat tentang ketepatan dalam penulisan
diagnosis keperawatan sesuai dengan PES. Dari hasil evaluasi didapatkan perawat
telah menuliskan diagnosis sesuai dengan PES.

F. Diskusi tentang perencanaan pasien pulang (discharge planning)


Penyediaan media untuk perencanaan pulang (discharge planning) di Ruang
Aster A dilakukan pada tanggal 15-26 September 2014. Sasaran utama
terlaksananya perencanaan pulang pasien adalah perawat primer dan perawat

21
associate. Berdasarkan hasil tabulasi data didapatkan 100% perawat termasuk
kategori cukup baik dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat telah
melaksanakan discharge planning dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan
terkait kontrol dan lanjutan perawatan namun untuk menyertakan leaflet pada
pelaksanaan discharge planning saat pasien akan pulang masih belum terlaksana
dengan maksimal karena tidak adanya media atau alat berupa leaflet untuk
memberikan informasi yang lebih jelas pada keluarga pasien. Sehingga pada
tanggal 20 September 2014 telah dilakukan diskusi dengan perawat tentang
pengadaan media discharge planning yang difasilitasi oleh PKRS serta melakukan
penyuluhan kesehatan terkait discharge planning kepada pasien dan keluarga. Dari
hasil evaluasi didapatkan media discharge planning akan disediakan oleh PKRS
serta pasien dan keluarga memahami tentang edukasi yang diberikan.

G. Kegiatan Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi diruang Aster A, selama dilakukan pengkajian situasi
tidak pernah dilakukan ronde keperawatan. Hasil wawancara juga didapatkan
kesimpulan bahwa terjadi perbedaan persepsi tentang ronde keperawatan. Perawat
beranggapan bahwa ronde keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan saat
perawat akan berkeliling antara satu pasien kepasien yang lainnya, dalam hal ini
seperti timbang terima (operan). Pada tanggal 22 September 2014 telah
dilaksanaka ronde keperawatan bersama perawat dan kepala ruangan beserta
pasien dan keluarga dengan kasus ca mamae. Hasil evaluasi didapatkan masalah
yang dialami pasien berupa rasa nyeri dan sulit untuk membersihkan luka,
sehingga diberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka dan
manajemen nyeri berupa foot massage. Pasien dan keluarga mampu
mempraktekkan cara perawatan luka dan foot massage.

H. Diskusi tentang pengaturan jam dan jumlah kunjungan keluarga pasien


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15 September 2014 didapatkan
jumlah kunjungan pasien dan keluarga yang menunggu pasien terlalu banyak dan
tidak sesuai dengan jam kunjungan, sehingga menyebabkan ruangan tersebut

22
penuh dan mengganggu jam istirahat pasien serta dapat menimbulkan risiko
infeksi nasokomial. Pada tanggal 23 September 2014 mahaiswa dan perawat
berdiskusi tentang pengawasan terhadap pembatasan jumlah penunggu dan
kunjungan pasien dengan hasil evaluasi yaitu jumlah penunggu pasien hanya satu
orang dengan jam kunjungan pada pukul 12.00 – 13.30 WIB dan 16.00 – 20.00
WIB. Kegiatan selanjutnya yaitu mengedukasi pasien dan keluarga tentang jam
dan jumlah penunggu serta kunjungan pasien. Hasil evaluasi didapatkan pasien dan
keluarga memahami dan menaati aturan jam dan jumlah kunjungan.

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Praktek manajemen keperawatan oleh Mahasiswa program profesi Ners


angkatan tahun 2014 yang berlangsung selama 2 minggu yang dimulai dari tanggal
15-26 September 2014 di Ruang Aster A RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
telah dilakukan beberapa kegiatan meliputi analisa kajian situasi ruang yang
berfokus pada beberapa aspek yaitu man, method, material, hand over,
dokumentasi, dan discharge planning. Selanjutnya kajian dianalisa menggunakan
metode SWOT, dilanjutkan dengan membuat POA (Planning of Action),
melakukan setiap rencana implementasi POA dan mengevaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Kajian situasi yang telah dilakukan memproleh beberapa masalah yang akan
di perbaiki selama kegiatan praktik manajemen keperawatan. Setelah dilakukan
pemaparan terhadap kajian situasi ruangan, mahasiswa co-ners meminta bimbingan
baik berupa perbaikan maupun izin kegiatan rencana yang akan dilakukan.
Kegiatan praktik manajemen keperawatan juga berupa pre dan post

conference, sedangkan overan yang dilakukan di ruang Aster A hanya dilakukan

diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien khususnya pada pergantian

shift sore ke malam yang melibatkan ketua tim, perawat pelaksana, serta Co Ners.

Selain itu, mahasiswa co-ners juga dilibatkan dalam bermain peran sebagai kepala

ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengajarkan kepada mahasiswa tentang fungsi dan peran dalam sebuah organisasi

dalam Rumah Sakit. Selain itu, pengaplikasian kegiatan keperawatan ini guna

tercapainya pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.

24
B. Saran

1. Rumah Sakit

Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit untuk melakukan evaluasi berkala guna

meningkatkan sarana dan prasarana khususnya penataan ruang agar dilakukan

pembaruan mengenai seluruh aspek mulai dari pemisahan penempatan alat-alat

invasif dan non invasive serta aspek lainnya yang menunjang pelayanan maupun

peawatan pasien agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kenyamanan pasien

yang sesuai standar

2. Kepala Ruangan

Diharapkan agar kepala ruangan dapat memanfaatkan kerjasama dengan

PKRS Dr. Mohammad Hoesin mengenai pengadaan media untuk discharge

planning, sehingga dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga

terkait perawatan di rumah.

3. Ruang Aster A

a. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk dapat memanfaatkan

fasilitas dari PKRS Dr. Mohammad Hoesin dalam pengadaan media leaflet

untuk discharge planning.

b. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk mempertahankan

pelaksanaan operan sesuai dengan SPO RSUP Dr. Mohammad Hoesin

Palembang.

c. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk menerapkan

pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai SPO, terutama dalam

penulisan diagnosis keperawatan dan catatan perkembangan evaluasi.

d. Diharapkan kepada kepala ruangan beserta perawat di ruang Aster A dapat

melakukan kegiatan ronde keperawatan minimal 1 kali dalam sebulan.

25
e. Diharapkan kepada perawat dan kepala ruangan untuk melakukan pengawasan

terkait jam dan jumlah kunjungan pasien.

26

Anda mungkin juga menyukai