Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Definisi kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 adalah “keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial untuk memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi” (Departemen Kesehatan RI, 2009). Upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan guna memlihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukanoleh masyarakat maupun pemerintah. Untuk mewujudkan kesehatan tersebut dapat
dilihat dari 2 aspek yaitu kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan setelah sembuh dari cacat atau sakit) sedangkan peningkatan kesehatan mencakup
2 aspek yaitu promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit).
Semakin majunya dunia kesehatan tidak berjalan beriringan dengan perilaku sehat
dari masyarakat. Perilaku sehat pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Dasar orang berperilaku dapat ditentukan oleh nilai, sikap, dan pendidikan atau
pengetahuan (Krisna Triyono and K. Herdiyanto 2018).
Sama halnya dengan masa pandemic saat ini, jika dilihat di lingkungan sekitar kita
masyarakat lebih berfokus kepada pencegahan terhadap virus COVID-19 dan cenderung
melupakan perihal perilaku sehat yang perlu dilakukan. Salah satu perilaku yang sering
ditemukan yaitu kebiasaan merokok. Merokok merupakan suatu kegiatan yang sering
dilakukan oleh masyarakat Indonesia baik itu dilakukan oleh orang dewasa maupun anak
remaja sekalipun. Padahal, peringatan tentang bahaya merokok sudah jelas dan bahkan
mudah ditemui di tempat-tempat umum seperti pada reklame jalan dengan besar terpampang
menyebutkan bahaya merokok seperti serangan jantung, impoten dan gangguan kehamilan
(Sari and Yanto, 2019).

Fenomena rokok selalu menjadi masalah yang belum ada habisnya. Meskipun WHO
sudah mengingatkan bahwa rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di
dunia, pada kenyataannya produksi rokok tetap menyebar luas diseluruh dunia dengan
konsumen yang terus meningkat. Fakta ditemukannya begitu banyak perokok di Indonesia
tentunya sangat mengkhawatirkan. Melihat banyaknya kandungan bahan berbahaya dalam
satu batang rokok. Dimana setiap satu batang rokok yang di bakar mengeluarkan banyak zat
berbahaya diantaranya, karbonmonoksida yang menyebabkan terhalangnya penyediaan
oksigen ke tubuh (Sari and Yanto, 2019).
Terkait hal tersebut Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako
menyelenggarakan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) yang merupakan proses
pembelajaran yang dicerminkan pada Tri Dharma perguruan tinggi yaitu aspek pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat. Seperti yang telah ditetapkan bahwa Pengalaman
Belajar Lapangan II, yaitu bentuk intervensi ke masyarakat, sehingga secara programatik
PBL II saat ini dilakukan dengan model promotif dan preventif di masa pandemi serta
dirancang khusus sebagai solusi membantu memerangi permasalahan perilaku kesehatan
ditengah masyarakat melalui pengabdian masyarakat pada masing-masing wilayah
mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako.
PBL merupakan proses belajar untuk mendapatkan kemampuan professional
kesehatan masyarakat yang merupakan kemampuan spesifik seorang tenaga profesi bidang
kesehatan masyarakat. PBL ini terdiri dari 3 tahapan mengikuti siklus perencanaan dan
evaluasi yaitu PBL 1, 2, dan PBL 3, dimana PBL 2 ini akan menitikberatkan para prioritas
masalah dan intervensi program.
Kelurahan Taipa bertempat di Kecamatan Palu Utara, yang dimana Kelurahan ini
memiliki luas lahan sekitar 1,95 km2, serta memiliki jumlah Penduduk sebanyak 6,045 dan
kepadatan penduduk mencapai 3,100. Penduduk Kelurahan Taipa umumnya bergerak di
bidang pertanian dan jasa. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai pekerja swasta,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta buruh. Dengan adanya Wabah Covid-19 saat ini Tingkat
kesadaran Warga Kelurahan Taipa mengenai kesehatan sudah cukup baik. Dapat dilihat dari
antusias warga mengikuti program Pemerintah yang menganjurkan Masyarakat menerapkan
3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak). Akan tetapi stetelah
dilakukan proses identifikasi masalah pada PBL 1 sebelumnya, yang menjadi prioritas
masalah ialah perilaku kebiasaan merokok masih tinggi. Untuk itu, Kelurahan Taipa tetap
dijadikan salah satu lokasi yang akan dilaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan II dengan
menggunakan model promotif dan preventif.

Anda mungkin juga menyukai