Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PROGRAM KERJA DAN PELAKSANAAN


1.1 Program Kerja dan Tahapan Kegiatan
2.1.2 Program Kerja Non Fisik dan Tahapan Kegiatan
Tabel. 2.1
Program Kerja Penyuluhan Bahaya Merokok Beserta Tahapan
Kegiatan di Kelurahan Taipa Kecamatan Palu Utara Kota Palu
Penyuluhan Bahaya Merokok
Waktu Program Kegiatan Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan
Kamis, 03 Juni - Mempersiapkan topik
2021 penyuluhan “bahaya
Jumat, 04 Juni merokok”
2021 Penyuluhan Bahaya
Sabtu, 05 Juni Merokok - Mencari referensi leaflet
2021 pada topic bahaya
Minggu, 06 Juni merokok.
2021
- Mendesain leaflet yang
Senin 07 Juni
akan dibagikan
2021
sekaligus bahan
penyuluhan

- Mencetak Leaflet

- Melakukan penyuluhan
ke rumah masyarakat
(10 KK).
2.1.2 Program Kerja Fisik dan Tahapan Kegiatan
Tabel. 2.2
Program Kerja Pembagian Leaflet Bahaya Merokok Beserta
Tahapan Kegiatan di Kelurahan Taipa Kecamatan Palu Utara
Kota Palu
Pembagian Leaflet Bahaya Merokok
Waktu Program Kegiatan Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan
Kamis, 03 Juni - Mencari Referensi
2021 Desain Leaflet
Jumat, 04 Juni
2021 Pembagian Leaflet - Mendesain leaflet
Sabtu, 05 Juni Bahaya Merokok bahaya merokok
2021
Minggu, 06 Juni - Mencetak Leaflet di
2021 Toko Rio Digital
Senin 07 Juni Printing
2021
- Membagikan leaflet
bahaya merokok kepada
masyarakat (10 KK).

1.2 Deskripsi Kegiatan


1.2.1 Deskripsi Kegiatan Non Fisik
A. Penyuluhan Bahaya Merokok
Program kerja penyuluhan terkait bahaya merokok di lokasi
RT 04 RW 03 Kelurahan Taipa Kecamatan Palu Utara Kota Palu,
diawali dengan meminta izin kepada instansi kelurahan setempat,
bahwa akan menjalankan program kerja pertama, selama 3 hari pada
minggu pertama di PBL II untuk masa pembuatanya, setelah itu
langkah selanjutnya mempersiapkan topic penyuluhan serta mencari
referensi desain leaflet yang akan dibuat. Lalu, dilanjutkan dengan
mendesain leaflet bahaya merokok dan setelah selesai desain
kemudian dilakukan pencetakan di Toko Rio Digital Printing.
Setelah semua telah siap, dilakukanlah penyuluhan mengenai bahaya
merokok dilingkungan setempat masyarakat (10 KK). Di hari
pertama, dilakukan penyuluhan bahaya merokok ke 4 rumah
masyarakat dan seterusnya mengikuti sampai 10 rumah masyarakat.
Istilah penyuluhan seringkali diasosiasikan dengan
penerangan atau propaganda oleh khalayak, padahal makna
penyuluhan tidaklah sedangkal itu. Penyuluhan dapat dipandang
sebagai sebuah ilmu dan tindakan praktis. Sebagai sebuah ilmu,
pondasi ilmiah penyuluhan adalah ilmu tentang perilaku
(behavioural science). Di dalamnya ditelaah pola pikir, tindak, dan
sikap manusia dalam menghadapi kehidupan. Jadi, subyek telaah
ilmu penyuluhan adalah manusia sebagai bagian dari sebuah sistem
sosial, obyek materi ilmu penyuluhan adalah perilaku yang
dihasilkan dari proses pendidikan dan atau pembelajaran, proses
komunikasi dan sosial. Sebagai sebuah ilmu, penyuluhan merupakan
organisasi yang tersusun dari bangunan pengetahuan dan
pengembangan ilmu (Siti 2008).

1.2.2 Deskripsi Kegiatan Fisik


B. Pembagian Leaflet Bahaya Merokok
Program kerja pembagian leaflet terkait bahaya merokok di
lokasi RT 04 RW 03 Kelurahan Taipa Kecamatan Palu Utara Kota
Palu, diawali dengan meminta izin kepada instansi kelurahan
setempat, bahwa akan menjalankan program kerja kedua, selama 3
hari pada minggu pertama di PBL II untuk masa pembuatanya,
setelah itu langkah selanjutnya mencari referensi desain leaflet yang
akan dibuat. Lalu, dilanjutkan dengan mendesain leaflet bahaya
merokok dan setelah selesai desain kemudian dilakukan pencetakan
di Toko Rio Digital Printing. Setelah semua telah siap, dilakukanlah
pembagian leaflet mengenai bahaya merokok dilingkungan setempat
masyarakat (10 KK). Di hari pertama, dilakukan penyuluhan bahaya
merokok ke 4 rumah masyarakat dan seterusnya mengikuti sampai
10 rumah masyarakat.
Promosi kesehatan dengan ceramah disertai media leaflet
dinilai lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan
hanya dengan ceramah. Media leaflet dinilai efektif karena pada
metode ceramah dalam menyampaikan pesan yang terinci mudah
dilupakan setelah beberapa lama, dengan adanya alat bantu visual
yaitu media leaflet, peyerapan informasi akan meningkat. Pancaindra
yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata,
dengan adanya media leaflet sebagai alat bantu visual maka
penyerapan informasi akan lebih baik, sedangkan menurut Elgar
Dale media yang paling baik untuk promsi kesehatan adalah benda
aslinya, sehingga semua pancaindra dapat digunakan untuk
menyerap informasi (Jauharie 2016).

1.3 Faktor Pendukung dan Penghambat


1.3.1 Faktor Pendukung
Faktor pendukung adalah peristiwa yang ikut mempengaruhi atau
menyebabkan terjadinya sesuatu yang sifatnya membantu, menunjang
terjadinya atau terlaksanaanya kegiatan. Faktor pendukung dari kegiatan
PBL II di Kelurahan Taipa, yaitu pihak pemerintah setempat sangat
mendukung selama pelaksanaan program kerja PBL II dan juga antusias
masyarakat di Kelurahan Taipa yang ingin menambah pengetahuan dan
pemahaman mengenai bahaya merokok, serta lokasi PBL II mudah
dijangkau dari tempat tinggal. sehingga semua program kerja dimana
penyuluhan sekaligus pembagian leaflet terkait bahaya merokok berjalan
dengan baik.
1.3.2 Faktor Penghambat
Faktor penghambat adalah sesuatu yang sifatnya menghambat
dan menyebabkan kegiatan tersebut menjadi tidak lancar, atau tertahan.
Faktor penghambat dalam pelaksaanaan program pada PBL II ini adalah
masalah ketidaktersediaan dana dari pihak fakultas sehingga mahasiswa
harus mengeluarkan dana pribadi dalam melaksanakan prgram
intervensi. Selain itu kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung
hingga saat ini mengharuskan setiap kegiatan dilaksanakan mengikuti
protokol kesehatan mengakibatkan terhambatnya salah satu program
intervensi yaitu penyuluhan bahaya merokok kepada beberapa
masyarakat secara ramai di satu lokasi, dan mengharuskan penyuluhan
dari rumah ke rumah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai