Anda di halaman 1dari 15

KLIPING

BENCANA ALAM

Disusun oleh :
Nama : M. Fariz Zulhazmi
Kelas : 3B Abu Khurairoh

SDIT AL-MANAR
Purwakarta
Bencana alam memengaruhi ribuan orang setiap tahun. Peristiwa buruk seperti ini
berpotensi menyebabkan kematian dan kehancuran fisik yang sangat besar.
Bencana alam sering tidak terduga dan dapat membuat seluruh masyarakat
menderita.

Orang yang pernah terlibat dalam suatu bencana dapat mengalami tekanan
emosional. Perasaan cemas, terus-menerus khawatir, sulit tidur, dan gejala seperti
depresi lainnya adalah respons umum terhadap bencana sebelum, selama, dan
setelah kejadian.

Banyak orang dapat bangkit kembali dari bencana dengan bantuan dari keluarga
dan masyarakat, tetapi yang lain mungkin membutuhkan dukungan tambahan
untuk mengatasi dan bergerak maju di jalur pemulihan.

Bencana alam adalah peristiwa geologis atau meteorologis berskala besar yang
berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa atau harta benda.

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu
mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor,
tsunami, gempa, maupun gunung meletus.

Berikut jenis-jenis bencana alam beserta pengertian, penyebab, dan langkah


mitigasinya:

Tanah Longsor

Jenis-jenis bencana alam yang pertama yaitu tanah longsor. Tanah longsor
merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran, yang kemudian bergerak ke bawah atau
keluar lereng sehingga menimbun bangunan atau apa pun yang berada di
bawahnya. Penyebab tanah longsor sendiri cukup beragam.
Beberapa penyebab bencana alam di antaranya curah hujan yang tinggi, erosi
tanah, getaran, lereng tebing yang terjal, bendungan susut, tanah tidak padat,
pertanian di lereng gunung, dan tumpukan sampah.
Berikut langkah mitigasi pencegahan tanah longsor:
1. Menghindari membangun rumah atau pemukiman serta fasilitas umum di
bawah atau dekat tebing
2. Membuat sengkedan atau terasering di lereng terjal apabila ingin
mendirikan kawasan pertanian dan pemukiman
3. Menghindari membangun kolam atau perkebunan di lereng yang dekat
dengan pemukiman warga
4. Apabila terlihat ada retakan di tanah, segera tutup retakan tersebut dengan
tanah yang kemudian dipadatkan sehingga air hujan tidak bisa menerobos
celah-celah tanah
5. Hindari melakukan pemotongan tebing sehingga menjadi tegak lurus
6. Jangan melakukan penebangan pohon di dekat lereng, pohon menjadi
penyangga tanah dan resapan air
7. Hindari mendirikan pemukiman di tepian sungai, hal itu karena rentan
terkena erosi. Jadi carilah daerah lain yang lebih aman untuk mendirikan
rumah
8. Buatlah saluran pembuangan air (SPA) yang otomatis bisa menjadi saluran
penampungan air tanah (SPAT). Saat terjadi curah hujan dengan intensitas
yang tinggi, saluran menjadi SPA, tetapi ketika intensitas hujan rendah dapat
berubah menjadi SPAT
9. Menanam jenis tanaman keras dan ringan, yang memiliki perakaran yang
menancap dalam di wilayah curam
10. Mengembangkan usaha pertanian yang ramah longsor lahan, contohnya
yaitu menanam makanan ternak dengan cara panen pangkas
11. Lakukan sosialisasi dengan jangkauan semua penduduk yang tinggal di
lereng supaya bisa melakukan evakuasi yang benar dan tepat saat terjadi
tanah longsor.
Tsunami

Jenis-jenis bencana alam yang kedua yaitu tsunami. 


Tsunami adalah gelombang laut besar yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba di
dasar laut. Gerakan tiba-tiba ini bisa berupa gempa bumi, letusan gunung berapi
yang kuat, atau tanah longsor bawah laut.
Dampak meteorit besar juga bisa menyebabkan tsunami. Tsunami berjalan
melintasi samudera terbuka dengan kecepatan tinggi dan membentuk gelombang
mematikan yang besar di perairan dangkal garis pantai.
Apabila Anda tinggal di dekat laut dan berpotensi besar tsunami, maka perlu
untuk menyiapkan persiapan atau mitigasi prabencana untuk menghadapi tsunami
yang tiba-tiba, berikut caranya:
1. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.
2. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan
saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala,
berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
3. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan
persediaan obat-obatan.
4. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa
bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu, Anda bisa merenovasi bagian
bangunan yang sudah rentan.

Gempa Bumi

Jenis-jenis bencana alam yang ketiga yaitu gemba bumi. 


Gempa bumi merupakan suatu peristiwa bergetarnya atau berguncangnya
permukaan bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan),
letusan gunung api, maupun runtuhan bebatuan.
Bukan karena kebetulan, gempa bumi yang kerap terjadi di Indonesia disebabkan
karena Indonesia terletak di antara tiga lempengan tektonik, yaitu Lempeng
Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Hindia-Australia. Kondisi ini
mengakibatkan Indonesia rentan mengalami bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, dan letusan gunung api.
Wilayah yang rawan mengalami gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari
Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara,
Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
Gempa bumi bersifat merusak dan bisa terjadi kapan saja dan dalam waktu
singkat maupun beberapa menit. Di Indonesia, kita bisa mengikuti informasi
terkait gempa bumi di laman BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika).

Langkah Saat Terjadi Gempa Bumi yang Bisa Dilakukan:


Karena gempa bumi bisa terjadi kapan saja, bahkan saat Anda berada di mana
saja. Berikut merupakan hal yang bisa Anda lakukan saat berada di dalam
bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan bertingkat:
 Guncangan gempa bumi akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu
tersebut, upayakan keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah
meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin berjatuhan dan
jauhi jendela kaca. Lindungi kepala dengan bantal atau pun helm, dan bisa
pula berdiri di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar rumah.
 Apabila Anda sedang memasak, segera matikan kompor serta cabut dan
matikan semua peralatan yang dialiri listrik untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
 Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng, atau
material lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka,
jauhi tiang, pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh dan
menimpa anda.
 Jangan menggunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga
darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator,
tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada
pengelola bangunan.
 Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut
bangunan.
 Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas
keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
Apabila saat terjadi gempa bumi Anda sedang berada di dalam mobil, inilah
langkah yang perlu Anda lakukan:
 Saat terjadi gempa bumi besar, kemungkinan besar Anda akan kehilangan
kontrol terhadap mobil Anda.
 Jauhi persimpangan, dan segera pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan
dan berhentilah.
 Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan lingkungan
sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
Apabila mendengar peringatan dini tsunami usai gempa bumi, segera lakukan
evakuasi menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.

Gunung Meletus

Selain itu, gunung meletus juga tidak luput dalam daftar jenis-jenis bencana alam
yang sering terjadi di Indonesia. Bencana alam yang satu ini ditimbulkan oleh
aktivitas vulkanik atau perut bumi yang aktif. Indonesia sendiri mempunyai
beberapa gunung berapi aktif yang sering mengeluarkan awan panas, hingga
terjadi letusan berapi.
Peristiwa bencana alam gunung meletus pun pernah terjadi pada Gunung Merapi
di Yogyakarta. Bencana ini terjadi pada 26 Oktober 2010 silam. Bencana ini pun
menelan sedikitnya 353 korban jiwa akibat awan panas, termasuk di antaranya
Mbah Maridjan yang disebut sebagai juru kunci Gunung Merapi.
Berikut langkah prabencana yang bisa Anda lakukan jika tinggal di sekitar
gunung berapi dan mengalami erupsi:
1. Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunungapi.
2. Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik.
3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak
berwenang.
4. Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar
prediksi ahli.
5. Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter dan
baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus sesuai
pemakai.

Banjir

Banjir juga termasuk salah satu dari jenis-jenis bencana alam di Indonesia. Banjir
adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam
suatu daerah.
Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di
suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir
juga bisa disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang
buruk.
Bencana banjir ini kerap kali menjadi ancaman bagi kota-kota besar di Indonesia.
Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih menjadi salah satu kota besar yang
sering terjadi banjir. Bahkan peristiwa banjir yang cukup besar sempat terjadi di
awal pergantian tahun 2020 lalu.
Berikut langkah prabencana yang bisa Anda lakukan saat akan terjadi banjir jikan
Anda tinggal di daerah yang rawan:
1. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya
banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan.
2. Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah berada di zona
rawan banjir
3. Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir
4. Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita
5. Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk memahami rute evakuasi
dan daerah yang lebih tinggi
6. Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik, dan gas
7. Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-pencar
8. Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka Anda bisa membuat
catatan harta kita, mendokumentasikannya dalam foto, dan simpan dokumen
tersebut di tempat yang aman
Kekeringan

Jenis bencana alam yang sering melanda Indonesia selanjutnya adalah kekeringan.
Bencana alam yang satu ini sering kali terjadi ketika memasuki musim kemarau.
Di musim ini ketersediaan air mulai berkurang atau bahkan habis, sehingga warga
tidak dapat mencukupi kebutuhan air sehari-hari, baik untuk dikonsumsi, aktivitas
mandi cuci kakus, hingga untuk pengairan lahan sawah.
Beberapa waktu lalu, Indonesia juga mengalami kekeringan di beberapa wilayah
karena tidak turunnya hujan. Bahkan berdasarkan data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) pada agustus 2018, sejumlah kabupaten/kota di
8 provinsi mengalami kekeringan di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat,
NTB,Jawa Timur, DIY, Banten, NTT, Lampung.
Jika daerah Anda kerap mengalami kekeringan di musim kemarau, Anda harus
terbiasa melakukan mitigasi prabencana sebelum musim kemarau, berikut caranya
seperti yang dilansir dari buku saku siaga bencana BNPB:
1. Menjaga sumber/mata air.
2. Menggunakan air dengan bijak.
3. Tidak merusak hutan/kawasan cagar alam
4. Secara kolektif membuat waduk atau embung untuk menampung air hujan
dan dipergunakan saat musim kemarau.
5. Dalam konteks pertanian, memanfaatkan mulsa. Mulsa adalah material
penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan
pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
baik.
6. Memenuhi kebutuhan keluarga, membuat tandon air di sekitar pekarangan
rumah untuk menampung air hujan.

Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan juga termasuk salah satu dari sekian jenis-jenis bencana alam
yang kerap terjadi di Indonesia. Kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi ketika
musim kemarau panjang.
Cuaca panas yang ditimbulkan sering kali memicu timbulnya api di wilayah hutan
atau lahan. Sehingga api tersebut semakin lama akan besar dan membakar mampu
membakar hutan dan lahan dalam cakupan luas.
Kebakaran hutan ini sering mengakibatkan kabut asap yang mengganggu
pernapasan hingga aktivitas penerbangan. Beberapa tahun lalu sempat terjadi
kebakaran hutan cukup parah di Riau hingga membuat kabut asap yang
mengganggu kesehatan masyarakat.
Jika rumah Anda berada di dekat hutan, penting untuk mengetahui langkah apa
yang perlu diambil saat terjadi kebakaran hutan:
1. Apabila tidak memiliki kepentingan, jangan keluar rumah.
2. Tinggal di dalam rumah. Tutup segala akses udara berasap yang bisa
masuk ke dalam rumah dan jaga udara dalam ruangan sebersih mungkin.
3. Nyalakan Air Conditioner (AC) atau filtrasi udara. Jika tidak memiliki AC
dan terlalu pengap untuk tinggal di dalam rumah, carilah perlindungan di
pusat.
4. Segera periksa ke dokter bila memiliki gangguan jantung atau paru-paru.
5. Cukupi asupan air putih, buah dan makanan bergizi.
6. Lindungi lubang pernafasan dengan masker/kain setiap kali beraktivitas di
luar ruangan. Gunakan masker N95 untuk perlindungan lebih baik. Cuci
tangan dan wajah sesudah beraktivitas di luar ruangan. Bila api terus
menjalar, segera laporkan kepada Posko Kebakaran atau pihak terkait.

Angin Puting Beliung

Angin puting beliung juga termasuk salah satu di antara jenis-jenis bencana alam
yang sering terjadi di Indonesia. Bencana alam ini ditandai dengan angin kencang
yang datang secara tiba-tiba, memiliki pusat yang menyerupai spiral dengan
kecepatan 40-50 km/jam.
Angin kencang ini bisa menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu
singkat yaitu 3-5 menit. Pada 2018 lalu, tercatat sebanyak 165 rumah rusak akibat
angin puting beliung yang menerjang Desa Panguragan Kulon, Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat.
Apabila terjadi puting beliung di sekitar tempat tinggal Anda, berikut langkah
mitigasi yang bisa Anda ambil:
1. Bawa masuk barang-barang ke dalam rumah, agar tidak terbawa angin.
2. Tutup jendela dan pintu lalu kunci.
3. Matikan semua aliran listrik dan peralatan elektronik.
4. Jika ada potensi petir akan menyambar, segera membungkuk, duduk dan
peluk lutut ke dada.
5. Jangan tiarap di atas tanah.
6. Hindari bangunan yang tinggi, tiang listrik, papan reklame, dan
sebagainya.
7. Segera masuk ke dalam rumah atau bangunan yang kokoh.
8. Jangan berlindung di bawah pohon besar dan papan reklame.

Badai
Badai (juga disebut siklon tropis atau topan) adalah badai tropis raksasa yang
berputar yang ditandai oleh pusat bertekanan rendah dan pengaturan badai petir
yang menghasilkan hujan deras dan angin kencang. Kecepatan angin dalam badai
dapat mencapai hingga 300 km / jam dalam kejadian yang sangat parah dan dapat
menyebabkan lebih dari 9 triliun liter curah hujan per hari.
Pusat badai, juga disebut eye, biasanya berdiameter sekitar 30-65 km dan terkenal
tenang. Tepi luar eye, yang disebut dinding eye, adalah tempat kecepatan angin
terbesar dan curah hujan tertinggi terjadi. Badai menyebabkan kerusakan yang
jauh lebih besar ke daerah pesisir dan biasanya melemah di atas tanah.

Gelombang Panas

Meski sangat jarang terjadi, namun seiring dengan perubahan iklim, bencana ini
mulai menampakkan diri di berbagai negara.
Gelombang panas umumnya merupakan hasil dari udara yang
terperangkap. Selama gelombang panas 2012, udara terjebak di atas sebagian
besar Amerika Utara untuk jangka waktu yang lama. Berlawanan dengan
bersepeda di seluruh dunia, ia tetap saja hangat dan kering seperti udara di dalam
oven.
Penyebabnya? Sistem tekanan tinggi dari Meksiko. Antara 20 Juni dan 23 Juni,
sistem ini bermigrasi ke utara. Itu tumbuh dalam ukuran, dan memarkir dirinya di
atas Great Plains Amerika Serikat.
Sistem tekanan tinggi memaksa udara ke bawah. Kekuatan ini mencegah udara di
dekat tanah naik. Udara tenggelam bertindak seperti topi. Ini menjebak udara
tanah hangat di tempatnya. Tanpa udara yang naik, tidak ada hujan, dan tidak ada
yang mencegah udara panas menjadi lebih panas.

Anda mungkin juga menyukai