Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATA KULIAH SEROLOGI-IMUNOLOGI

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)

Disusun Oleh :

DEVI FITRIANI
NIM. 20.10.48201.003

STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ………................................................................... 4
2.1 Definisi Rheumatoid Arthritis (RA)........................................................ 4
2.2 Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnosis Rheumatoid
Arthritis (RA).......................................................................................... 4
2.2.1 Manifestasi Klinis......................................................................... 4
2.2.2 Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 5
2.2.3 Diagnosis...................................................................................... 7
2.2.4 Diagnosis Banding Rheumatoid Arthritis..................................... 9
2.2.5 Prognosis Rheumatoid Arthritis................................................... 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11
3.2 Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 1


BAB I

PENDAHULUAN

Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun progresif


dengan inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun
dapat melibatkan organ dan sistem tubuh secara keseluruhan, yang ditandai
dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang
disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur
(Mclnnes,2011).
Walaupun penyebab RA masih belum diketahui secara pasti, namun
banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian RA.
Diantaranya adalah faktor genetik, usia lanjut, jenis kelamin perempuan,
faktor sosial ekonomi, factor hormonal, etnis, dan faktor lingkungan seperti
merokok, infeksi, faktor diet, polutan, dan urbanisasi (Tobon et al,2009).
Masyarakat usia dewasa yang berusia diantara 25 hingga 60 tahun
masih merupakan masa-masa produktif di kehidupannya. Tanggung jawab
secara fisik, biologis, ekonomi dan sosial sangat dibutuhkan dan berkaitan
erat dengan status kesehatannya saat ini. Banyak penyakit degeneratif yang
onsetnya dimulai sejak usia pertengahan menyebabkan produktifitas
masyarakat menurun dan masa lansia di kemudian hari menjadi kurang
berkualitas. Salah satu penyakit tersebut adalah RA dimana proses patologi
imunologinya terjadi beberapa tahun sebelum muncul gejala klinis. Walaupun
angka kejadian RA banyak terjadi pada lansia namun tidak menutup
kemungkinan proses patologi telah terjadi seiring peningkatan usia dan
adanya berbagai faktor risiko yang saling berkaitan.
Banyak upaya yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya RA
dan memberikan pengobatan secara cepat dan tepat bagi yang telah
terdiagnosis salah satunya dengan melakukan deteksi dini pada masyarakat
usia dewasa. Ada banyak alat ukur dan kriteria yang dapat digunakan dalam

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 2


mendiagnosis RA. Diantaranya adalah berdasarkan kriteria ARA (American
Rheumatism Association) yang direvisi tahun 1987 dan kriteria ACR
(American College of Rheumatology) yang direvisi tahun 2010.

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 3


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)


Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang
etiologinya belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris
dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan ekstraartikular.
Perjalanan penyakit RA ada 3 macam yaitu monosiklik, polisiklik dan
progresif. Sebagian besar kasus perjalananya kronik kematian dini
(Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia,2014).
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi,
dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
pada sendi. Sedangkan Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit autoimun
dimana persendian (biasanya tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali menyebabkan kerusakan
pada bagian dalam sendi (Febriana,2015).
Penyakit ini sering menyebabkan kerusakan sendi, kecacatan dan
banyak mengenai penduduk pada usia produktif sehingga memberi dampak
sosial dan ekonomi yang besar. Diagnosis dini sering menghadapai kendala
karena pada masa dini sering belum didapatkan gambaran karakteristik yang
baru akan berkembang sejalan dengan waktu dimana sering sudah terlambat
untuk memulai pengobatan yang adekuat (Febriana,2015).

2.2 MANIFESTASI KLINIS, PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN


DIAGNOSIS RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)

2.2.1 Manifestasi Klinis


Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam beberapa minggu atau
bulan. Sering pada keadan awal tidak menunjukkan tanda yang jelas.

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 4


Keluhan tersebut dapat berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan
keluhan diluar sendi (Putra dkk,2013).
1. Keluhan umum Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah,
nafsu makan menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau
penurunan berat badan.
2. Kelainan sendi Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi
pergelangan tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya juga
dapat terkena seperti sendi siku, bahu sterno-klavikula, panggul,
pergelangan kaki. Kelainan tulang belakang terbatas pada leher. Keluhan
sering berupa kaku sendi di pagi hari, pembengkakan dan nyeri sendi.
3. Kelainan diluar sendi
a. Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)
b. Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang didapatkan, namun
40% pada autopsi RA didapatkan kelainan perikard
c. Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan
kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura)
d. Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang sering
terjadi berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di ekstremitas dengan
gejala foot or wrist drop
e. Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika) berupa
kekeringan mata, skleritis atau eriskleritis dan skleromalase perforans
11
f. Kelenjar limfe: sindrom Felty adalah RA dengan spleenomegali,
limpadenopati, anemia, trombositopeni, dan neutropenia.

2.2.2 Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium
a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive
Protein (CRP) meningkat
b. Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun
RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 5


Prosedur pemeriksaan RF :
Prosedur secara kualitatif.
Meletakkan sample dan kontrol pada slide dengan tepat
Sampel/ Kontrol positif Kontrol negatif
Sampel 50 µl 50 µl 50 µl
Kontrol

 Meneteskan 50 µl reagen latex disamping setiap tetesan dari


sampel atau kontrol.
 Mencampur dan meratakan sampai memenuhi lingkaran test.
 Memutar slide selama 2 menit dan melihat adanya aglutinasi.

Prosedur secara semi kuantitatif


Menyiapkan pengenceran sample dengan pengencer 2 bagian sesuai
dengan table berikut ini:
Pengenceran RF (IU/ml pengenceran sampel)
1+1 16
1+2 24
1+4 40
1+8 72
dst…

Melakukan test pada setiap pengenceran sesuai dengan prosedur


kualitatif sampai tidak ada aglutinasi yang terlihat. Konsentrasi RF
kemudian dapat dihitung dari pengenceran terakhir yang ada
aglutinasi.
RF (IU/ml) = pengenceran tertinggi reaksi positif x sensitivitas
reagen (8,0 IU/ml)

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 6


Pembacaan Hasil
Cara pembacaan dari pemeriksaan Rheumatoid faktor secara
aglutinasi latex:

A B
Gambar 1. Reaksi positif dan negatif pada slide test

A: Reaksi positif bila terjadi aglutinasi


B. Reaksi negatif bila campuran keruh seperti susu
Jika terjadi hasil yang meragukan pada pemeriksaan, diulangi dan
dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif.
c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya digunakan
dalam diagnosis dini dan penanganan RA dengan spesifisitas 95-
98% dan sensitivitas 70% namun hubungan antara anti CCP terhadap
beratnya penyakit tidak konsisten
2. Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan
ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis, erosi tulang,
atau subluksasi sendi.

2.2.3 Diagnosis
Terdapat beberapa kesulitan dalam mendeteksi dini penyakit RA.
Hal ini disebabkan oleh onset yang tidak bisa diketahui secara pasti dan
hasil pemeriksaan fisik juga dapat berbeda-beda tergantung pada pemeriksa.
Meskipun demikian, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa alat
ukur diagnosis RA dengan ARA (American Rheumatism Association) yang
direvisi tahun 1987 memiliki sensitivitas 91%. Hasil laboratorium yang
digunakan dalam mendiagnosis RA ditemukan kurang sensitif dan spesifik.
Sebagai contoh, IGM Rheumatoid Factor memiliki spesifisitas 90% dan
sensitivitas hanya 54%. (Bresnihan, 2002)

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 7


Berikut adalah kriteria ARA (American Rheumatism Association)
yang direvisi tahun 1987 yang masih dapat digunakan dalam mendiagnosis
RA:
1. Kaku pagi hari pada sendi dan sekitarnya, sekurang-kurangnya selama 1
jam sebelum perbaikan maksimal. 12
2. Pembengkakan jaringan lunak atau persendian (arthritis) pada 3 daerah
sendi atau lebih secara bersamaan.
3. Artritis pada persendian tangan sekurang-kurangnya terjadi satu
pembengkakan persendian tangan yaitu PIP (proximal interphalangeal),
MCP (metacarpophalangeal), atau pergelangan tangan.
4. Artritis simetris, keterlibatan sendi yang sama pada kedua belah sisi
misalnya PIP (proximal interphalangeal), MCP (metacarpophalangeal),
atau MTP (metatarsophalangeal).
5. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ekstensor atau daerah juksta artikuler.
6. Rheumatoid Factor serum positif
7. Perubahan gambaran radiologis yang khas pada RA pada sendi tangan
atau pergelangan tangan yaitu erosi atau dekalsifikasi tulang pada sendi
yang terlibat
Diagnosa RA, jika sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari 7 kriteria
di atas dan kriteria 1 sampai 4 harus ditemukan minimal 6 minggu. Selain
kriteria diatas, dapat pula digunakan kriteria diagnosis RA berdasarkan skor
dari American College of Rheumatology (ACR/Eular) 2010. Jika skor ≥6,
maka pasien pasti menderita RA. Sebaliknya jika skor 10 sendi kecil 0 1 2 3
5 Serologi (0-3) RF negatif DAN ACPA negatif Positif rendah RF ATAU
positif rendah ACPA Positif tinggi RF ATAU positif tinggi ACPA 0 2 3 13
Durasi Gejala (0-1)

Distribusi Sendi (0-5) Skor


1 sendi besar 0
2-10 sendi besar 1

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 8


1-3 sendi kecil (sendi besar tidak diperhitungkan) 2
4-10 sendi kecil (sendi besar tidak diperhitungkan) 3
>10 sendi kecil 5
Serologi (0-3)
RF negatif DAN ACPA negatif 0
Positif rendah RF ATAU positif rendah ACPA 2
Positif tinggi RF ATAU positif tinggi ACPA 3
13
Durasi Gejala (0-1)
<6 minggu 0
≥6 minggu 1
Acute Phase Reactant (0-1)
CRP normal DAN LED normal 0
CRP abnormal ATAU LED abnormal 1

2.2.4 Diagnosis Banding Rheumatoid Arthritis


RA harus dibedakan dengan sejumlah penyakit lainnya seperti
artropati reaktif yang berhubungan dengan infeksi, spondiloartropati
seronegatif dan penyakit jaringan ikat lainnya seperti Lupus Eritematosus
Sistemik (LES), yang mungkin 16 mempunyai gejala menyerupai RA.
Adanya kelainan endokrin juga harus disingkirkan. Artritis gout jarang
bersama-sama dengan RA, bila dicurigai ada artritis gout maka
pemeriksaan cairan sendi perlu dilakukan. Selain itu, osteoartritis juga
memiliki kemiripan gejala dengan RA.

2.2.5 Prognosis Rheumatoid Arthritis


Perjalanan penyakit dari RA ini bervariasi dan juga ditentukan dari
ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu yang lama. Lima puluh
hingga tujuh puluh lima persen penderita ditemukan mengalami remisi
dalam dua tahun. Selebihnya dengan prognosis yang lebih buruk. Kejadian
mortalitas juga meningkat 10-15 tahun lebih awal dibandingkan mereka

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 9


yang tidak mengalami RA. Khususnya pada penderita RA dengan
manifestasi yang berat, kematian dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit
jantung, gagal nafas, gagal ginjal, dan gangguan saluran cerna. Sekitar
40% pasien RA mengalami hendaya dalam 10 tahun ke depanya.
Penggunaan DMARD kurang dari 12 minggu setelah gejala awal
menunjukkan hasil remisi yang lebih baik (Kapita Selekta, 2014).
Indikator prognostik buruk berupa banyak sendi yang terserang, LED dan
CRP tinggi, RF (+) tinggi dan anti CCP (+), erosi sendi pada awal
penyakit dan sosial ekonomi rendah.

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 10


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyebab tersering inflamasi
sendi kronik. Tujuan terapi RA adalah mengurangi nyeri dan pembengkakan
pada sendi, menghilangkan kekakuan sendi, dan mencegah pengrusakan sendi
lebih lanjut.
Pemeriksaan penunjang yang membantu dalam diagnosis rheumatoid
arthritis meliputi hasil laboratorium seperti faktor rheumatoid dan penanda
inflamasi seperti CRP dan studi radiologi demonstrasi sinovitis dan erosi
periartikular.

3.1 SARAN
Penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kebaikan kedepannya agar penyusun dapat menyajikan karya tulis yang lebih
baik lagi.

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 11


DAFTAR PUSTAKA

Ketut Ayu Manik Masyeni. Rheumatoid Arthritis : 2018


Prof. Dr. Riadi Wirawan SpPK(K). Artritis Rheumatoid : Laboratorium Bio
Medika
Prof. Dr. Riadi Wirawan SpPK(K). Artritis Rheumatoid : Laboratorium Bio
Medika
Agnes Sri Harti, Dyah Yuliana. Pemeriksaan Rheumatoid Faktor Pada Penderita
Tersangka Rheumatoid Arthritis : Prodi S-1 Keperawatan, STIKes
Kusuma Husada Surakarta
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7ecfc9533b3d0c63e52385
ece00081a8.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/reumatologi/reumatoid-
artritis/diagnosis#:~:text=Pemeriksaan%20Penunjang-
,Pemeriksaan%20penunjang%20yang%20membantu%20dalam%20diagno
sis%20rheumatoid%20arthritis%20meliputi%20hasil,demonstrasi%20sino
vitis%20dan%20erosi%20periartikular.
http://repository.lppm.unila.ac.id/21616/1/Dosen%20A_%20Fauzi%20-
%20Copy.pdf

PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) 12

Anda mungkin juga menyukai