Anda di halaman 1dari 1

Saat terjadi konflik diantara dua departemen akibat adanya ketidakseuaian produk dengan standar yang telah

ditentukan, pemimpin atau atasannya ikut mengambil peran dalam menyelesaikan konflik tersebut. Pemimpin
akan turun langsung untuk mengarahkan karyawannya. Menurut kami, disini terlihat adanya gaya
kepemimpinan berbentuk coaching dan supportive. Dikatakan coaching karena karyawannya telah mempunyai
basis pengetahuan dan kemampuan dari tugas yang diberikan. Karyawan juga masih dalam tahap belajar
sehingga tingginya tingkat komunikasi dengan karyawan berbanding lurus dengan tingkat pengarahannya.
Departemen qc berperan sebagai pihak inspiratory atau panutan dimana mereka akan memberitahu standar
dari produk yang ingin perusahaan produksi. Mereka membangun hubungan yang produktiif dan harmonis
dengan bawahannya agar gaya kepemimpinan coaching ini dapat berjalan dengan baik tanpa ada
kecanggungan komunikasi.

Lalu dikatakan supportive karena membiarkan orang lain mengambil keputusan. Dimana departmene qc turun
untuk mengecek dan menegur department produksi jika terjadi ketidak sesuaian produk dengan standar.
Departemen produksilah yang akan menangani konflik tetapi bukan berarti departemen qc tidak menjadi
bagian dari penyelesaiannya. Departemen qc berperan sebagai pihak yang memberikan arah agar produk dapat
dibuat sesuai standarnya. Departemen qc membiarkan departemen produksi melaukan tugasnya karena dirasa
mereka telah mempunyai basis teknik melenyesaikan pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai