Anda di halaman 1dari 2

Wikipedia. 2021. Etika Deotologis.

Diakses pada 21 Desember 2021 melalui


https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_deontologis
Wikipedia. 2021. Teleologi. Diakses pada 21 Desember 2021 melalui
https://id.wikipedia.org/wiki/Teleologi
Wikipedia. 2021. Golden Mean (philosophy). Diakses pada 21 Desember 2021 melalui
https://en.wikipedia.org/wiki/Golden_mean_(philosophy)
ILKOMIND. 2020. Makalah Stereotip Dalam Etika Dan Filsafat Komunikasi. Diakses pada
21 Desember 2021 melalui https://ilkomind.blogspot.com/2020/04/makalah-stereotip-dalam-etika-
dan.html

Melawan Stereotip
Menurut Mufid dalam bukunya yang berjudul Etika dan Filsafat Komunikasi, ada 3 pendekatan yang
digunakan dalam melawan stereotip antara lain:
1. Deontologi
Teori Deontologi digagas oleh Immanuel Kant. Deontologi berasal dari akar kata
Bahasa Yunani deon yang berarti kewajiban (duty) atau sesuai dengan prosedur dan logos yang
berarti ilmu atau teori. Deontologi merupakan salah satu teori etika yang menekankan
kewajiban atau tugas manusia untuk bertindak baik. Etika deontologi sangat menekankan
motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat untuk bertindak sesuai dengan kewajiban.
Dalam melawan stereotip, perlu ditekankan pada pelaksanaan tugas (duty-based) atau
kewajiban-kewajiban dari tiap individu agar stereotip-stereotip yang ada tidak lagi dijadikan
sebagai pertimbangan standar sikap. Pendekatan deontologi memeriksa motif yang ada tanpa
melihat baik buruknya konsekuensi yang spesifik digariskan oleh stereotip.

2. Teleologis
Teleologi berasal dari akar kata Bahasa Yunani telos yang berarti akhir, tujuan, maksud
dan logos yang berarti ilmu atau teori. Pendekatan ini disebut juga konsekuensialis karena
menekankan pada konsekuensi sebuah keputusan. Teleologis tidak melihat motif penyampaian
pesan, karena menurut alirsan ini pesan yang disampaikan belum tentu berasal dari kemurnian
moral. Teleologis menentukan baik atau buruknya suatu tindakan dengan memeriksa
konsekuensinya, dengan kata lain, tindakan kita mejadi benar atau salah secara moral
bergantung pada kebaikan atau kejahan yang dihasilkan.
Menurut aliran ini, stereotip adalah tindakan yang tidak adil sekaligus menyerang
segmentasi sosial. Oleh karena itu, stereotip haruslah ditolak. Yang harus diperhatikan adalah
sisi positif dan negatif dari penyampaian gambaran suatu kelompok.
3. Golden Mean
Maksud dari Golden Mean itu sendiri adalah keseimbangan dimana tidak ada yang berat
sebelah. Istilah ini muncul dari pemikiran Yunani. Pendekatan Golden Mean sangat berguna
ketika karakter yang distereotipkan justru merepresentasikan beberapa individu dalam suatu
kelompok. Dalam kondisi seperti ini diperlukan kehati-hatian dalam penggunakan gambaran
yang ada untuk menilai keseluruhan kelompok sekaligus tetap mengapresiasi diversitas
individu. Selain itu, perlu untuk menjaga keseimbangan antara individu dan kelompok dimana
individu berada. Singkatnya, pendekatan golden mean tidak menggunakan gambaran yang ada
untuk menilai keseluruhan kelompok.

Kasus dan Penyelesaiannya


Stereotip Etnis
Orang Timur adalah orang yang kasar, keras, dan kejam. Padahal pada kenyataannya tidak
semua orang timur berwatak demikian. Karakter khas yang menonjol pada orang timur ini sudah
melekat pun berujung menjadi stereotip. Penyelesaian stereotip ini adalah dengan menggunakan
pendekatan golden mean.
Satu atau dua orang timur yang ditemukan dalam kehidupan keseharian satu individu bisa
berbeda dengan individu yang lain. Ada yang bertemu dengan orang timur yang keras dan ada yang
bertemu dengan orang timur yang lembut. Oleh karena itu, harus ada kehati-hatian dalam membuat
gambaran terhadap kelompok orang timur. Tidak boleh terlalu cepat dalam membuat prasangka atau
menilai karakter orang timur hanya berdasarkan satu dua orang yang ditemui dikehidupan. Harus ada
keseimbangan dalam membuat gambara antara individu dan individu dari kelompok orang timur.

Anda mungkin juga menyukai