Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

OBSERVASI KONFLIK PADA PT. PRODIA DIAGNOSTIC LINE


SELAMA PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh :

Annisa Nurulayla 41819029


Cinta Nabila 41819009
Nadia Leonie 41819039
Rena Noviana 41819021

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
BANDUNG
2021
Profil PT. Prodia Diagnostic Line (Proline)

PT. Prodia terletak di kawasan industri cikarang jababeka, Didirikan pada 07 Mei
1973. PT. Prodia memiliki beberapa cabang perusahaan, 4 cabang perusahaannya bergerak
dibidang jasa kesehatan dan 1 cabang perusahaan yang bergerak dibidang produksi bahan
baku obat & obat kesehatan, 1 cabang perusahaan tersebut yaitu PT. Prodia Diagnostic
Line/Proline.
PT. Prodia Diagnostic Line atau yang biasa dikenal sebagai Proline merupakan unit
bisnis dari Prodia Grup yang bergerak di industri IVD. Mengusung nama Prodia yang dikenal
menonjolkan kualitas dengan pengalaman hampir 40 tahun dalam dunia kimia klinik di
Indonesia, Proline juga mengutamakan kualitas dalam produknya.
Proline di resmikan dan siap digunakan pada tanggal pada tanggal 15 Oktober 2011 di
Kawasan Industri Jababeka III, PT. Prodia Diagnostic Line /Proline bergerak dibidang
kesehatan dan farmasi prodak yang diproduksi di Proline adalah bahan baku pembuatan obat
dan alat kesehatan, Salah satu prodak alat kesehatan yang diproduksi yaitu alat rapid test dan
juga alat antigen test.
Proline bermitra dengan Diasys, Diasys sebagai salah satu produsen IVD di dunia
dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, adalah mitra Proline dalam kolaborasi produksi
reagen. Dengan menggunakan protokol yang sama, kualitas produk yang dihasilkan oleh
Proline setara dengan produk yang dihasilkan oleh Diasys.
Tipe konflik yang terjadi pada PT. Prodia Diagnostic Line (Proline)
Terdapat konflik antar kelompok dan konflik tujuan yang terjadi pada Proline
dikatakan sebagai konflik antar kelompok karna terjadi diantara dua kelompok yang berbeda
yaitu antar departemen QC dan departemen produksi, departemen produksi memiliki jobdesk
untuk meproduksi prodak, setelahnya prodak tersebut akan disalurkan kepada departemen
QC yang memiliki jobdesc untuk mengecek suatu prodak yang diproduksi tersebut sudah
sesuai dengan standar yang ada atau belum sesuai, bila belum sesuai dengan standar maka
prodak tersebut akan dikembalikan kepada departemen produksi, seringkali terdapat
perbedaan pendapat antara departermen produksi & departemen QC mengenai prodak yang
tidak sesuai dengan standar, departemen produksi akan melontarkan sejumlah pertanyaan
kepada departemen QC terkait dengan penyebab barang tidak sesuai dengan standar,
sehingga pada akhirnya akan muncul perdebatan antara dua departemen tersebut, konfik ini
juga termasuk dengan konfik tujuan konflik ini terjadi ketika tujuan yang diinginkan dan
kenyataannya dianggap tidak sesuai.

Strategi Manajemen Konflik


Agar prodak yang di kelola dapat dikerjakan dengan lancar dan sesuai dengan
standarisasi perusahaan,Strategi manajemen yang dipakai adalah mengikuti kemauan orang
lain. Jadi, mau tidak mau departemen produksi harus mengikuti arahan dari departemen QC.
Karena departemen QC memiliki jobdesc untuk mengecek suatu prodak yang diproduksi
sudah sesuai standar atau belum sesuai. Dan Departemen prodak yang memilik jobdesc untuk
memproduksi prodak.

Gaya Kepemimpinan
Saat terjadi konflik diantara dua departemen akibat adanya ketidakseuaian produk
dengan standar yang telah ditentukan, pemimpin atau atasannya ikut mengambil peran dalam
menyelesaikan konflik tersebut. Pemimpin akan turun langsung untuk mengarahkan
karyawannya. Menurut kami, disini terlihat adanya gaya kepemimpinan berbentuk coaching
dan supportive. Dikatakan coaching karena karyawannya telah mempunyai basis pengetahuan
dan kemampuan dari tugas yang diberikan. Karyawan juga masih dalam tahap belajar
sehingga tingginya tingkat komunikasi dengan karyawan berbanding lurus dengan tingkat
pengarahannya. Departemen QC berperan sebagai pihak inspirator atau panutan dimana
mereka akan memberitahu standar dari produk yang ingin perusahaan produksi. Mereka
membangun hubungan yang produktif dan harmonis dengan bawahannya agar gaya
kepemimpinan coaching ini dapat berjalan dengan baik tanpa ada kecanggungan komunikasi.
Lalu dikatakan supportive karena membiarkan orang lain mengambil keputusan.
Dimana departmenen QC turun untuk mengecek dan menegur department produksi jika
terjadi ketidak sesuaian produk dengan standar. Departemen produksilah yang akan
menangani konflik tetapi bukan berarti departemen QC tidak menjadi bagian dari
penyelesaiannya. Departemen QC berperan sebagai pihak yang memberikan arah agar produk
dapat dibuat sesuai standarnya. Departemen QC membiarkan departemen produksi melaukan
tugasnya karena dirasa mereka telah mempunyai basis teknik melenyesaikan pekerjaannya.
Lampiran

Biodata narasumber

Nama : Romy Mochammad Rizky


Tempat tanggal lahir : Bandung, 19 Juli 1995
Agama : Islam
Umur : 26 Tahun
Alamat : JL. Turangga barat 1 No. D9, Komp Pussenkav Kota Bandung –
Lengkong, Jawa Barat, ID 40263.

Dokumentasi
Daftar pustaka
https://proline.co.id/

Anda mungkin juga menyukai