Anda di halaman 1dari 30

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Disusun untuk memenuhi tugas individu

Disusun oleh :

Nama : Selgia Siahaya

Nim : 2008079

PRODI PROFESI NERS


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

1. SOP Pemakaian Gaun Steril


2. SOP Cuci Tangan Bedah
3. SOP Memakai Sarung Tangan Steril
4. SOP Packing Instrumen Stainless Steel, Slang Vacum, Linen, Dan Alat-Alat
Plastik/Karet
5. SOP Menghitung Aldrete Skor
6. SOP Menghitung Bromage Skor
7. SOP Menghitung Steward Skor
8. SOP Menata Instrumen Sesuai Kebutuhan Bedah Sedang
9. SOP Penggunaan Elektrocauter
10. SOP Melakukan Pengeringan Instrumen Operasi
11. SOP Menyiapkan Setting Suction Untuk Kebutuhan Tindakan Operasi
12. SOP Menyiapkan Meja Instrumen Beserta Linen
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMAKAI GAUN STERIL UNTUK OEPRASI

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Suatu aktivitas memakai gaun steril untuk pembedahan di
PENGERTIAN
kamar operasi
Sebagai acuan langkah-langkah dalam memakai gaun steril
TUJUAN untuk operasi
1. Memakai gaun steril dilakukan setelah melakukan
prosedur cuci tangan bedah
2. Prosedur dilakukan dengan prinsip steril
3. Gaun steril khusus untuk operasi (lengan panjang, kaos
KEBIJAKAN
elastic  pada ujung lengan)
4. Model overlapping  yaitu sisi kanan bagian belakang
menutup semua bagian belakang
Petugas yang akan melakukan tindakan bedah
PETUGAS
1. Persiapan Alat
Jas steril yang ditempatkan di meja yang sudah ditutup
dengan kain alas steril
PERSIAPAN ALAT
2. Persiapan petugas
Perawat instrument sudah melakukan cuci tangan bedah
1. Perawat sirkuler membuka set jas steril
PROSEDUR
2. Waktu memasuki kamar operasi kedua tangan selalu lebih
PELAKSANAAN
tinggi dari pada siku menuju ke meja jas
3. Angkat handuk yang terlipat dari kemasannya
4. Tanpa menyentuh, sarung tangan atau pembungkus kertas
yang steril
5. Menjauhlah dari kemasan, buka handuk seluruhnya,
pegang handuk agak menjauh sehingga tidak
terkontaminasi oleh sentuhan baju atau pakaian yang tidak
steril lalu keringkan kedua telapak dan punggung tangan
tangan
6. Dengan hati-hati lipat handuk teruskan keringkan keatas
lengan sampai siku, jangan kembali ke daerah yang sudah
dikeringkan
7. Setelah lengan pertama kering, balikkan handuk dan
gunakan  bagian sisanya untuk mengeringkan tangan yang
lain
8. Jatuhkan handuk ke dalam keranjang sampah atau
keranjang  pakaian kotor
9. Angkat jas yang terlipat dari kemasan steril tanpa
menyentuh  bungkus sarung tangan atau pembungkus yang
steri
10. Pegang tepi lipatan jas yang ada, buka jas didepan anda
tetapi hanya menyentuh bagian dalam jas
11. Pastikan anda dalam ruangan yang cukup luas untuk
membuka  jas tanpa menyentuh peralatan
12. Temukan lubang dengan lengan jas dan masukkan
keduan lengan ke dalamnya, jangan biarkan tangan
melewati manset  jas ketika melakukan teknik sarung
tangan tertutup
13. Temukan lubang dengan lengan jas dan masukkan
keduan lengan ke dalamnya, jangan biarkan tangan
melewati manset  jas ketika melakukan teknik sarung
tangan tertutup
14. Lakukan teknik memakai sarung tangan tertutup
15. Setelah memakai sarung tangan berikan pelindung yang
membungkus tali pengikat dari panel belakang perawat
sirkulasi
Hasil tindakan adalah perawat atau petugas memakai gaun
INTERPRETASI
steril dengan tepat
PROSEDUR
Patient safety tindakan pemakain gaun steril ini bahwa
petugas yang memakai gaun steril dapat menjaga gaun tetap
dalam keadaan steril sehingga tidak menimbulkan infeksi
nosocomial dalam ruang bedah bagi pasien
- Brunner & Suddart h. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol:1 .Jakarta : EGC
DOKUMEN TERKAIT - Tarwanto, W Artonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
CUCI TANGAN BEDAH

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Surgical scrub adalah cara cuci tangan bedah yang dilakukan
PENGERTIAN sebelum operasi dengan ujuan mencegah terjadinya infeksi
dari tangan ke pada pasien selama operasi
Sebagai acuhan untuk meneapkan langkah  –   langkah
dalam melaksanakan cuci angan bedah sebelum tindakan
TUJUAN
operasi dimulai
Kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit
KEBIJAKAN
Petugas yang akan melakukan tindakan operasi
PETUGAS
1. Wastafel
2. Sikat
PERSIAPAN ALAT
3. Sabun
1. Lepaskan perhiasan ditangan dan pergelangan
PROSEDUR
2. Gunakan scoot plastic
PELAKSANAAN
3. Pastikan bagian lengan pakaian OK tidak terlalu dekat
dengan siku
4. Buka kran biarkan air mengalir sejenak
5. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, alirkan air,
basuh dari jari  –   jari tangan sampai pangkal siku.
Sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan jari  –   jari,
telapak tangan,  punggung tangan, pergelangan dan lengan
bawah terbasuh dan air mengalir kearah siku dan lakukan
pada lengan satunya
6. Keluarkan Chlorhexidine secukupnya dengan siku tangan
satu dan menampung dengan tangan lainnya
7. Ambil sikat steril pada tempatnya dan sikat mulai dari
kuku, jari tangan sampai siku, selesai sikat dibiarkan jatuh
dari wastafel
8. Cuci dan basuh tangan dengan air dari ujung jari sampai
siku dengan posisi jari tangan tetap diatas
9. Tutup kran air dengan siku
10. Apabila air yang digunakan buka air steril basuh tangan
dengan alkhol 70%
11. Lakukan 7 langkah pencucian tangan sesuai prosedur
12. Seluruh proses 7 langkah tadi dilakukan selama 1 menit,
bisa di  bagi –  bagi perlangkah atau langkah tadi
dilakukan berulang  –  ulang
13. Biarkan keran air erbuka dan air mengalir sepanjang
proses cuci tangan tadi
14. Dengan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bilaslah
seluruh tangan dengan lengan dengan air mengalir
sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan erbasuh
dan buih dari antiseptik terbasuh
15. Lakukan 7 langkah cuci tangan seperti diatas dengan
antisepik chlorheksidin sekali lagi
16. Pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku, bila
perlu kedua tangan saling mengunci. Posisi tangan
jangan terlalu tinggi jangan terlalu dekat dengan wajah
17. Kenakan jas operasi dan handscon dengan lengan dan
tangan masih terbalur antiseptik
Hasil tindakan ini adalah tangan dalam kondisi steril untuk
melakukan tindakan operasi
INTERPRETASI Patient safety dalam tindakan ini adalah ketepatan dan
PROSEDUR kebersihan tangan yang steril untuk menghindari infkesi
dalam kamar operasi kepada pasien maupun petugas sendiri
- Brunner & Suddart h. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol:1 .Jakarta : EGC
DOKUMEN TERKAIT - Tarwanto, W Artonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN STERIL

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Sarung tangan merupakan merupakan salah satu bentuk APD (Alat
PENGERTIAN
Pelindung Pelindung Diri) saat akan melakukan tindakan
Memberikan Memberikan perlindungan perlindungan tambahan
tambahan terhadap terhadap adanya kemungkinan kemungkinan
TUJUAN perpindahan perpindahan kotoran dan organsme yang menempel
dari tangan
Kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit
KEBIJAKAN
Petugas yang akan melakukan tindakan operasi
PETUGAS
1. Sarung tangan atau handscoon steril
2. Wastafel
PERSIAPAN ALAT
3. Sabun desinfektan
1. Petugas melepas ak Petugas melepas aksesoris dan lengan
PROSEDUR
sesoris dan lengan pakaian panjang pakaian panjang ditarik
PELAKSANAAN
ke ditarik ke atas sampai atas sampai siku
2. Petugas mencuci tangan steril dan keringkan
3. Petugas membuka pembungkus bagian luar dari kemasan
sarung tangan dengan memisahkan sisi-sisinya
4. Petugas menjaga agar sarung tangan tetap berada diatas
permukaan bagian dalam pembungkus
5. Petugas mengidentifikasi sarung tangan kiri dan kanan,
gunakan yang dominan
6. Petugas Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang
non dominan  pegang tepi mancet lsarung tangan untuk
pegang tepi mancet lsarung tangan untuk menggunaka
menggunakan sarung tangan dominan
7. Petugas menyelipkan jari-jari ke dalam mencet sarung
tangan kedua
8. Petugas mengenakan sarung tangan kedua
9. Petugas tidak boleh membiarkan jari-jari tangan yang
sudah bersarung tangan menyentuh setiap bagian atau
benda yang terbuka
10.Petugas Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet
biasanya akan jatuh ketangan setelah pemakaian sarung
tangan
11.Petugas setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan
kedua tangan ibu jari adduksi kebelakang
12.Petugas memastikan setelah pemakaian sarung tangan
steril hanya memegang alat-alat steril
Hasil tindakan ini adalah petugas memakai sarung tangan
steril dengan benar
INTERPRETASI Patient safety dalam tindakan ini adalah petugas dalam
PROSEDUR memakai sarung tangan steril dengan tepat dan dapat
mempertahankan steril sarung tangan sehingga tidak on
- Brunner & Suddart h. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol:1 .Jakarta : EGC
DOKUMEN TERKAIT - Tarwanto, W Artonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PACKING ALAT STAINLESS STEEL, SLANG
VACUM, LINEN, DAN ALAT-ALAT PLASTIK/KARET

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Mengemas/membungkus instrument/alat-alat/linen dengan
PENGERTIAN memakai pembungkus sesuai standar, sesuai daftar instrument dan
jenis alat yang akan dibungkus atau dikemas
1. Dapat melindungi kontaminasi alat dari kuman dan kotoran
2. Alat/instrument menjadi rapi dan dapat disteril
3. Masa/waktu steril akan lebih lama sesuai dengan
TUJUAN pembungkusnya
4. Mempertahankan sterilitas isi kemasan sampai saat dibuka
untuk digunakan
Semua pelayanan sterilisasi yang dilakukan di instalasi CSSD
KEBIJAKAN sesuai kebijakan yang berlaku
Petugas CSSD
PETUGAS

PERSIAPAN ALAT
1. Packing instrument stainless steel
PROSEDUR
a. Instrumen dalam keadaan bersih dan kering dipisahkan
PELAKSANAAN
sesuai dengan setnya
b. Instrumen dan perlengkapannya dikemas sesuai daftar
dengan kain pembungkus berlapis sesuai ukuran, kain
tidak boleh berlubang, lengkapi dengan indikator tape
di dalamnya, masa steril kurang lebih satu minggu
c. Dengan pembungkus pouches/plastik masa steril
kurang lebih 3 bulan
d. Tempelkan autoclave tape pada bagian luar
e. Cantumkan batas kadaluarsa (expired date)
f. Masukkan dalm trolley kemudian disusun di rak
autoclave untuk disterilkan
2. Packing slang vacuum
a. Slang vacuum dalam keadaan bersih dan kering
b. Packing dengan kain berlapis, tidak berlubang, sesuai
ukuran, lengkapi indikator internal
c. Untuk memperkuat packing, lekatkan autoclave tape
d. Cantumkan batas kadaluarsa (expired date)
3. Mengemas alat-alat plastic/karet dengan pouches
a. Alat-alat dalam keadaan lengkap, bersih dan kering
b. Bungkus dengan plastik pouches, masukkan indikator
internal
c. Beri tanda batas kadaluarsa
d. Masa kadaluarsa selama 3 bulan
4. Packing linen
a. Linen disusun sesuai dengan pembuatan macam-
macam set
b. Berikan indikator internal pada linen
c. Kemasan linen dengan duk pembungkus dobel tidak
berlubang
d. Lekatkan plester autoclave tape
e. Kemas dengan linen/duk, masa kadaluarsa satu minggu
5. Packing instrument stainless steel dengan pouches
a. Masukkan instrumen stainless steel dan indikator
internal dalam plastik pouches sesuai ukuran
b. Tekan pada kedua ujung pouches sampai rapat dengan
mesin packing
c. Tuliskan tanggal masa kadaluarsa
d. Masa kadaluarsa adalah 3 bulan
1. Bahan yang digunakan untuk membungkus harus berpori-
INTERPRETASI
pori, agar uap dapat masuk dalam packing dan beranyaman
PROSEDUR
cukup ketat untuk menghindari masuknya partikel-pertikel
debu dan mikroorganisme
2. Bahan harus tahan terhadap tusukan dan tidak mudah
sobek
3. Bahan harus tahan kondisi fisik seperti suhu tinggi dan
kelembaban pada proses sterilisasi
4. Metode pembungkusan alat menggunakan metode amplop
atau diamond dan persegi dan harus menutup isi dengan
sempurna
- Brunner & Suddart h. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol:1 .Jakarta : EGC
DOKUMEN TERKAIT - Tarwanto, W Artonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ALDRETE SCORE

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Pemantauan pasien pasca anestesi di ruang pemulihan secara
PENGERTIAN periodic dengan menggunakan parameter aktifitas, pernafasan,
sirkuasi dan kesadaran
1. Mengoptimalkan keadaan pasien pasca anestesia
TUJUAN 2. Keputusan tindak lanjut pasien pasca anestesi
1. Kriteria yang digunakan untuk menilai waktu pemindahan /
discharge pasca anestesi dan sedasi menggunakan skor
Aldrete
2. Wewenang untuk memutuskan pemindahan / discharge
pasien pasca anestesi dan sedasi dapat dilakukan oleh DPJP
Anestesi
3. Pemindahan / discharge pasien pasca anestesi dan sedasi
KEBIJAKAN dapat dilakukan oleh perawat ruang pulih yang mempunyai
kualifikasi yang setara dengan berdasarkan skor Aldrete
4. Hasil penilaian skor Aldrete harus didokumentasikan dalam
status anestesi
5. Untuk pasien tertentu, dapat dipindahkan ke unit khusus yang
dapat memberikan layanan pasca anestesi / pasca sedasi
sesuai kondisi pasien
Perawat
PETUGAS
1. Status anestesi pasien
PERSIAPAN ALAT 2. Alat tulis
1. Pasien pasca anestesi harus dipulihkan ke ruang pulih dan
PROSEDUR
tidak boleh ditinggal oleh pengawas medis sampai pulih
PELAKSANAAN
sepenuhnya dari anestesi dan sedasi
2. Alat suction dan troli emergency harus tersedia di ruang
pulih
3. Setiap pasien pasca bedah diobservasi di ruang pulih
dengan penilaian secara periodik menggunakan sistem
skor Aldrete
4. Apabila dalam observasi di ruang pulih dan telah ditangani
sesuai prosedur tetapi pasien tidak mematuhi kriteria
pulang / Adrete maka pasien tersebut harus dievaluasi
kembali oleh DPJP bedah dana tau anestesi
5. Hasil penilaian menjadi dasar untuk memutuskan apakah
pasien perlu di rawat di ruang intensif
6. DPJP menginformasikan mengenai rencana perawatan
tersebut kepada pasien dan keluarga pasien
7. Semua proses perioperative yang mendasari perubahan
rencana harus didokumentasikan dan dimasukkan dalam
rekam medis pasien
8. Menilai pasien dengan Aldrete Skor
9. Pasien dengan Skor > 8 dapat dipindahkan di ruang
pemilihan
Hasil dari tindakan ini adalah perawat mengetahui Aldrete
skor pasien dengan tepat sehingga dapat memberikan rencana
apakah pasien sudah dapat dipindahkan ke ruang pemilihan
INTERPRETASI Patienst safety dalam tindakan ini adalah ketepatan dalam
PROSEDUR menghitung dan menilai kondisi pasien sehingga pada pasien
yang memiliki nilai Aldrete skor kurang dari 8 belum dapat
dipindahkan di ruang pemulihan
- Brunner & Suddart h. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol:1 .Jakarta : EGC
DOKUMEN TERKAIT - Tarwanto, W Artonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
BROMAGE SCORE

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Pemantauan pasien pasca Anestesi regional di ruang pemulihan
PENGERTIAN
secara periodik
1. Mengoptimalkan keadaan pasien pasca anestesia
TUJUAN 2. Keputusan tindak lanjut pasien pasca anestesi
1. Kriteria yang digunakan untuk menilai waktu pemindahan /
discharge pasca anestesi dan sedasi menggunakan skor
Bromage
2. Wewenang untuk memutuskan pemindahan / discharge
pasien pasca anestesi dan sedasi dapat dilakukan oleh DPJP
Anestesi
3. Pemindahan / discharge pasien pasca anestesi dan sedasi
KEBIJAKAN dapat dilakukan oleh perawat ruang pulih yang mempunyai
kualifikasi yang setara dengan berdasarkan skor Bromage
4. Hasil penilaian skor Bromage harus didokumentasikan dalam
status anestesi
5. Untuk pasien tertentu, dapat dipindahkan ke unit khusus yang
dapat memberikan layanan pasca anestesi / pasca sedasi
sesuai kondisi pasien
Perawat
PETUGAS
1. Status anestesi pasien
PERSIAPAN ALAT 2. Alat tulis
1. Pasien pasca anestesi harus dipulihkan ke ruang pulih dan
PROSEDUR
tidak boleh ditinggal oleh pengawas medis sampai pulih
PELAKSANAAN
sepenuhnya dari anestesi dan sedasi
2. Alat suction,oksigen dan troli emergency harus tersedia di
ruang pulih
3. Setiap pasien pasca bedah diobservasi di ruang pulih
dengan penilaian secara periodik menggunakan sistem skor
Bromage
4. Apabila dalam observasi di ruang pulih dan telah ditangani
sesuai prosedur tetapi pasien tidak mematuhi kriteria
pulang / Adrete maka pasien tersebut harus dievaluasi
kembali oleh DPJP bedah dana tau anestesi
5. Hasil penilaian menjadi dasar untuk memutuskan apakah
pasien perlu di rawat di ruang intensif
6. DPJP menginformasikan mengenai rencana perawatan
tersebut kepada pasien dan keluarga pasien
7. Semua proses perioperative yang mendasari perubahan
rencana harus didokumentasikan dan dimasukkan dalam
rekam medis pasien
8. Menilai pasien dengan Bromage Skor

Hasil dari tindakan ini adalah perawat mengetahui Bromage


skor pasien dengan tepat sehingga dapat memberikan rencana
apakah pasien sudah dapat dipindahkan ke ruang pemilihan
INTERPRETASI Patienst safety dalam tindakan ini adalah ketepatan dalam
PROSEDUR menghitung dan menilai kondisi pasien sehingga pada pasien
yang memiliki nilai Bromage skor kurang dari 2 belum dapat
dipindahkan di ruang pemulihan
- Brunner & Suddart h. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol:1 .Jakarta : EGC
DOKUMEN TERKAIT - Tarwanto, W Artonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STEWARS SCORE

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Pemantauan pasien pasca Anestesi general pada pediatrik diruang
PENGERTIAN
pemulihan secara periodik
1. Mengoptimalkan keadaan pasien pediatrik pasca anestesi
general
TUJUAN 2. Keputusan tindak lanjut pasien pediatrik pasca anestesi
general
Pemberlakuan implementasi SPO anestesi
KEBIJAKAN
Perawat
PETUGAS
1. Status Anestesi pasien
PERSIAPAN ALAT 2. Alat tulis
1. Pasien post anestesi general harus dipulihkan di ruang
PROSEDUR
pulih dan tidak boleh ditinggal oleh petugas ruang
PELAKSANAAN
pemulihan sampai pulih sepenuhnya dari sedasi
2. Adanya petugas ruang pulih sadar yaitu perawat anestesi
dibawah koordinator dokter spesialis anestesiologi
3. Adanya bedside monitor,oksigen sentral / tabung oksigen
yang berfungsi dengan baik
4. Alat suction dan troli emergensi harus tersedia di ruang
pulih
5. Setiap pasien pediatrik pasca bedah diobservasi di ruang
pulih dengan penilaian secara periodik menggunakan
steward score
6. Semua proses perioperatif yang mendasari perubahan
rencana harus terdokumentasi dan dimasukkan dalam
rekam medis pasien
7. Jika jumlah skor > 5 dan dan tidak ada nilai nol pada salah
satu kriteria maka pasien dapat dipindahkan ke ruangan
8. Kecuali ada indikasi pasien dirawat di ICU, tidak perlu
menggunakan kriteria diatas
9. Sistem steward skor mengikuti tabel di bawah ini :

Hasil dari tindakan ini adalah perawat mengetahui Steward


skor pasien dengan tepat sehingga dapat memberikan rencana
apakah pasien sudah dapat dipindahkan ke ruang pemilihan
INTERPRETASI Patienst safety dalam tindakan ini adalah ketepatan dalam
PROSEDUR menghitung dan menilai kondisi pasien sehingga pada pasien
yang memiliki nilai Steward skor kurang dari 5 belum dapat
dipindahkan di ruang pemulihan
- Brunner & Suddart h. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Vol:1 .Jakarta : EGC
DOKUMEN TERKAIT - Tarwanto, W Artonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
MENATA INSTRUMEN SESUAI KEBUTUHAN
BEDAH SEDANG

(Plating Fraktur Maxilla)

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Tindakan operasi dengan melakukan reposisi dan fiksasi
dengan menggunakan plat mini-sekrup pada patah tulang
maxilla.
Instrumestasi Plating Fraktur Maxilla adalah suatu cara untuk
PENGERTIAN melakukan instrumen pada operasi plating fracture maxilla
dengan tujuan untuk memperlancar jalannya operasi,
mempertahankan alat-alat secara steril, dapat mengatur alat-
alat secara sistematis dimeja mayo, dan dapat mengerti
langkah-langkah teknik instrumen yang dilakukan.
Patah tulang maxilla dengan deformitas/maloklusi/trismus.
KEBIJAKAN
Petugas yang akan melakukan tindakan operasi
PETUGAS
1. Persiapkan alat dan Bahan Penunjang Operasi :
PERSIAPAN ALAT a. Alat-Alat Onsteril :
- Meja operasi
- Lampu operasi
- Meja mayo, meja persiapan
- Mesin diathermi
- Tempat sampah
- Cairan NaCl 0,9%
- Hepavik dan gunting verban
- Botol berisi alkohol 70%
- Botol berisi cairan savian 1:30
b. Alat-Alat Steril
- Satu set lenen steril
- Handscoend berbagai ukuran (sesuai dengan kebutuhan)
- Kasaa, depres
- Senar diathermi
- Selang suction
- Sikat untuk cuci tangan
- Waslap
- Benang safil 0,3 cucing
- Benang dadafilaw 3.0 secukupnya, side 2.0 dengan
cutting
- Mest no 15
- 1 bengkok 3 cucing
- Instrumen set dasar kl
- Instrumen set tambahan plating
- Drill (Bor)
- Mini plate dan screw (implan)
- Snar wire 0,4
c. Persiapan alat dimeja mayo :
- Tong spatel : 1
- Snaar wire 0,4 : sesuai kebutuhan
- Gunting wire : 1
- Koker besar : 2
- Krom klem : 2
d. Persiapan dimeja instrumen, antara lain :
- Desinfektan klem : 1
- Duk klem : 6
- Handvat mess no.3 dan no.10 : 1
- Pingcet chirugie panjang : 2
- Pingcet anatomi panjang : 2
- Arteri klem lurus : 2
- Arteri klem bengkok : 2
- Gunting metzembaum : 1
- Gunting benang : 1
- Rouh haq : 2
- Langen beck : 2
- Resparotorium sedang : 1
- Resparatorium kecil : 1
- Muller : 1
- Nald Foder : 1
- Intan hak kecil : 1
- Mini plat, screw : sesuai kebutuhan
- Drill, mata bor 1,5 : 1
- Screw driver (obeng) : 1
- Elevator : 1
- Curetage : 1
- Pemotong plate : 1
- Pembengkok plate : 1
- Tang : 1
- Redaction klem / alat resposisi maxilla : 2
STANDAR OPERSIONAL PROSEDURE (SOP)
PENGGUNAAN ELEKTROCAUTER

Tanggal terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR
Ketua STIKES Karya Husada Semarang
OPERASIONAL
PROSEDUR
........................
Tatacara penggunaan alat elektrocauter dalam pembedahan
PENGERTIAN
dan perawatannya
1. Memberikan petunjuk penggunaan dan perawatannya yang
benar.
TUJUAN
2. Menjaga sterilitasi elektrocauter
3. Menjaga kondisi alat elektrocauter siap pakai.
1. Kabel elektroknife dalam keadaan steril di buka. Blade di
masukkan kedalam lubang hand set, pastikan blade tertancap
pasti dan arah sisi blade yang tajam sesuai dengan tombol
hand set.
2. Sebagian dari kabel steril ditaruh di meja operasi dalam
keadaan steril dan di klem dengan doek klem.
3. Ujung pangkal yang tidak steril di pasang di lubang
elektrotome yang terdapat gambar elektrocauter
4. Putar panel cutting pada angka 2½ - 3 & koagulasi sesuai
PROSEDURE kebutuhan.
PELAKSANAAN 5. Pastikan plat (di atas plat diberi jelly) sudah terpasang di
tubuh (kaki) pasien sebelum dipakai.
6. Sebelummnya lakukan tes dengan cara menekan tombol
kuning (cutting) dan tombol biru (Koagulasi) pada hand set.
7. Setelah selesai pemakaian, hand set – kabel dan kepala
dibersihkan dari kotoran selanjutnya dibilas dengan cairan
desinfectan (Resiguard 2 %)
8. Hand set disimpan dalam tempat tertutup dengan desinfectan
formalin tablet.

RESUME PROSEDURE
MELAKUKAN PENGERINGAN INSTRUMEN OPERASI

1. PENGERTIAN

Proses pengeringan alat secara manual maupun menggunakan mesin.

2. TUJUAN

Agar instrumen terhadap dari kotoran dan mikroorganisme

3. ALAT DAN BAHAN

1. Sarung tangan 1 pasang dan APD

2. Baskom

3. Handuk atau kain bersih

4. LANGKAH-LANGKAH
DEKONTAMINASI

1. Cuci tangan

2. Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kacamata

3. Bilas peralatan instrumen tersebut satu demi satu setelah didesinfektan dan
dicuci besih.

4. Apabila peralatan instrumen tersebut berengsel, bilas dengan menggerakan


engsel tersebut ke dalam bak penampung pembilasan.

5. Bila sudah bersih tampung peralatan instrumen tersebut ke dalam penampung


lap pengering.

6. Lakukan proses pengeringan peralatan instrumen tersebut dengan menggelap


satu demi satu dan masukan ke dalam bak penampung peralatan instrumen

7. Apabila peralatan instrumen tersebut berengsel, tutup kembali engsel tersebut


seperti semula.

8. Apabila sudah selesai dikeringkan, bawa peralatan instrumen tersebut ke tempat


basker instrumen semula.

9. Buka sarung tangan dan alat pelindung lain.

10. Cuci tangan


RESUME PROSEDURE

MENYIAPKAN SETTING SUCTION UNTUK KEBUTUHAN TINDAKAN OPERASI

a. Definisi tindakan suction


Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas ataupun cairan tubuh melalui
penghisapan dengan alat suction.
b. Tujuan penggunaan suction
1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas.
2. Melancarkan jalan nafas.

Alat suction

c. ProsedurKerja
A. PersiapanAlat
11. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya.
12. NaCl atau air matang.
13. Canulesection.
14. Perlak dan pengalas.
15. Mesin suction.
16. Sarung tangan.

B. PersiapanvPerawat yang akan melakukan tindakan suction/pengisapan


1. Lakukan pengecekan program terapi pasien.
2. Cuci tangan dan Tempatkan alat di dekat pasien.
3. Persiapan Pasien:
4. Pastikan identitas pasien.
5. Kaji kondisi pasien.
6. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang
akan dilakukan.
7. Jaga privasi pasien
C. Pelaksanaan 
a. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
b. Cekalat-alat yang akan digunakan.
c. Cuci tangan.
d. Dekatkan alat-alat kesisi tempat tidur pasien.
e. Pakai sarung tangan.
f. Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala sedikit ekstensi
g. Berikan Oksigen 2 – 5 menit
h. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
i. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
j. Masukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)
k. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil
memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk dewasa)
l. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
m. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
n. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
o. Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya Bereskan alat.
p. Lepaskan handscoen.
q. Rapihkan kembali pasien.
r. Berikan reinforcement positif pada pasien.
s. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
t. Kembalikan peralatan.
u. Cuci tangan.
D. Unit Terkait/Kerja
Ruang rawat inap, unit gawat darurat, perinatologi, ruang intensif, OK, ruang
intensif.
RESUME PROSEDUR

MENYIAPKAN MEJA INSTRUMEN BESERTA LINEN

A. TUJUAN

Melaksanakan penataan instrumen dimeja mayo dan linen steril dimeja linen.

B. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

1. Adanya rencana operasi

2. Persiapan peralatan operasi sesuai dengan jenis operasi.

C. PROSEDURE

1. Persiapan Pasien

a. Pasien telah dilakukan pembiusan

b. Pasien telah dilakukan drapping

2. Persiapan personal

a. Perawat instrumen telah menggunakan gaun steril dan sarung tangan steril

3. Persiapan alat

a. Set instrumen sesuai dengan jenis operasi

b. Set linen sesuai dengan jenis operasi

c. Alat lain yang dibutuhkan

4. Prosedur Kerja

a. Buka set instrumen dengan teknik steril

Source : YouTube chanel NS Emilia

b. Buka set linen dan Waskom dengan teknik steril

c. Pasang sarung meja mayo dengan teknik steril


Source : YouTube chanell Ns Emilia

d. Tutup dengan alas steril tahan air, lalu dengan doek kecil sterill.

Source : YouTube Chanell Ns Emilia

e. Pasang alas tahan air steril diatas meja linen, kemudian tutup dengan doek steril
lebar.

f. Susun linen, gaun, sarung tangan, kasa, bak instrumen + instrumen steril,
sedemikian rupa diatas meja linen.

Source : YouTube Chanell Ns Emilia

g. Hitung kasa satu persatu, laporkan kepada perawat sirkuler untuk dicatat pada
lembar keselamatan pasien.

Source : YouTube Chanell Ns Emilia

h. Susun instrumen yang diperlukan operasi diatas meja mayo


i. Hitung jumlah instrumen, laporkan pada perawat sikuler untuk dicatat pada lembar
keselamatan pasien.

j. Pasang scalpel pada handle dengan teknik yang safety menggunakan needle holder.

Source : YouTube Chanell Ns Emilia

k. Letakan instrumen tajam (handfat mess) diatas tray (nierbekken)

Source : YouTube Chanell Ns Emilia

l. Susun waskom sesuai kebutuhan

m. Bila operasi belum dilaksanakan, ambil doek panjang untuk menutup instrumen,
linen dan waskom

D. EVALUASI

a. Sterilitas instrumen terjaga

b. Instrumen tersusun rapi diatas meja mayo

c. Perawat menyiapkan instrumen steril dengan prinsip sterill.

E. REFERENSI
BerkasLembarObservasiPelatihanInstrumenKamarOperasiInstalasiBedahSentralR
SSA Malang, Source: YouTubechannelNs Emilia

Anda mungkin juga menyukai