tp
s:
//m
an
ok
w
ar
is
el
at
an
ka
b.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//m
an
ok
w
ar
is
el
at
an
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//m
an
ok
w
ar
is
el
at
an
ka
b.
bp
s.
go
.id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT
PENGELUARAN KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
TAHUN 2016-2020
ISSN :-
Nomor Publikasi : 91110.2103
Nomor katalog : 9302023.9111
Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm
.id
Jumlah Halaman : xii + 56 Halaman
go
s.
bp
b.
ka
Naskah:
an
at
Ilustrasi Gambar:
Kantor BPS Kabupaten Manokwari
Diterbitkan oleh:
© BPS Kabupaten Manokwari
Dicetak oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari
Penyunting:
Henny Eka Wardhani,S.ST
Penulis:
.id
Annisa Ully Octavira,S.Tr.Stat
go
s.
bp
Pengolah Data:
b.
ka
Henny Eka Wardhani, S.ST
an
Gambar Kulit:
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN
MANOKWARI
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
.id
terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran
go
s.
Kabupaten Manokwari Selatan Tahun 2016-2020. Publikasi ini dimaksudkan untuk
bp
b.
memenuhi permintaan para konsumen data sekaligus sebagai media informasi
ka
kuantitatif tentang perkembangan ekonomi dari sisi penggunaan atau konsumsi
an
at
Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi penggunaan beserta analisisnya baik
//m
secara time series (dari waktu ke waktu) maupun analisis rasio lainnya.
s:
tp
upaya penyusunan publikasi ini, kami sampaikan terima kasih. Semoga publikasi
ini bermanfaat bagi kita semua dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan
pembangunan.
.id
1.2 Perubahan Tahun Dasar PDRB .................................................................. 5
go
s.
bp
Bab II Metode Estimasi dan Sumber Data ..................................................................... 6
b.
2.1 ka
Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga......................................... 7
an
.id
go
s.
bp
b.
ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
Halaman
.id
go
Tabel 4 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran
s.
Kabupaten Manokwari Selatan Tahun 2016-2020 ....................................... 31
bp
b.
Tabel 5 Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Manokwari
ka
Selatan Tahun 2016-2020 ................................................................................... 31
an
at
.id
go
s.
bp
b.
ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
.id
go
s.
bp
b.
ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
Halaman
.id
go
(Persen) ............................................................................................................ 54
s.
Lampiran 4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
bp
b.
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Manokwari
ka
Selatan (Persen) ............................................................................................. 55
an
at
.id
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar
go
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan
s.
bp
harga yang pada suatu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat
b.
digunakan untuk melihat pergeseran serta struktur ekonomi. PDRB atas dasar harga
ka
an
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi pada suatu periode ke
at
periode (tahun ke tahun atau triwulan ke triwulan). Dalam publikasi ini tahun dasar yang
el
is
digunakan adalah tahun 2010 dan ini tentu akan mencerminkan struktur ekonomi terkini.
ar
w
Menurut pendekatan ini, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang
tp
ht
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya
dikelompokkan menjadi 17 kategori lapangan usaha yaitu: 1. Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan,
2. Pertambangan dan Penggalian,
3. Industri Pengolahan,
4. Pengadaan Listrik dan Gas,
5. Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,
6. Konstruksi,
7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
8. Transportasi dan Pergudangan,
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,
10. Informasi dan Komunikasi,
.id
PDRB menurut pendekatan ini merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-
go
s.
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka
bp
waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah
b.
ka
upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong
an
pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup
at
el
juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak atas produksi dan impor
is
ar
dikurangi subsidi).
w
ok
an
PDRB menurut pendekatan ini adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri
s:
tp
dari: (1) pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga, (2) pengeluaran konsumsi akhir
ht
lembaga non profit yang melayani rumah tangga, (3) pengeluaran konsumsi akhir
pemerintah, (4) pembentukan modal tetap domestik bruto, (5) perubahan inventori,
dan (6) ekspor neto (ekspor dikurangi impor).
Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama.
Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan
dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksi. PDRB yang
dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB atas dasar harga pasar, karena di
dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto.
Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh
dari data ini antara lain adalah:
1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan
sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.
2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan
.id
ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
go
s.
bp
3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian
b.
atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektor-sektor ekonomi yang
ka
an
mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
at
el
is
4. PDRB harga berlaku menurut pengeluaran menunjukkan produk barang dan jasa
ar
w
digunakan untuk tujuan konsumsi akhir, investasi dan diperdagangkan dengan pihak
ok
luar negeri.
an
//m
s:
menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
6. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju
pertumbuhan konsumsi akhir, investasi dan perdagangan luar negeri.
7. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau
per satu orang penduduk.
8. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan
nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.
I. Pendahuluan
Sektor rumah tangga mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian.
Hal ini tercermin dari besarnya sumbangan konsumsi rumah tangga dalam pembentukan
PDRB pengeluaran. Di samping berperan sebagai konsumen akhir barang dan jasa, rumah
tangga juga berperan sebagai produsen dan penyedia faktor produksi untuk aktivitas
produksi yang dilakukan oleh sektor institusi lain.
.id
go
dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga didefinisikan sebagai
s.
individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat
bp
b.
tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, dapat memiliki harta dan kewajiban, serta
ka
mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama, utamanya kelompok makanan dan
an
at
perumahan.
el
is
ar
w
III. Cakupan
ok
PKRT mencakup seluruh pengeluaran atas barang dan jasa oleh residen suatu
an
//m
wilayah, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region.
s:
.id
go
Konsumsi rumah tangga mencakup juga hal-hal sebagai berikut:
s.
Imputasi jasa persewaan rumah milik sendiri (owner occupied dwellings);
bp
b.
Nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri harus diperhitungkan karena rumah
ka
tangga pemilik, dianggap menghasilkan jasa persewaan rumah bagi dirinya sendiri.
an
at
Imputasi sewa rumah diperkirakan atas dasar harga pasar, meskipun status rumah
el
tersebut milik sendiri. Apabila rumah tangga benar-benar menyewa, maka yang
is
ar
dihitung adalah biaya sewa yang dibayar, baik dibayar penuh maupun tidak penuh
w
ok
Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh residen diluar wilayah
ht
.id
go
Data Sekunder (dari BPS maupun dari luar BPS), dalam bentuk data atau
s.
indikator suplai komoditas dari jenis pengeluaran tertentu,
bp
b.
Indeks Harga Konsumen (IHK).
ka
an
at
2. Metode penghitungan
el
dilakukan dengan menggunakan data pendukung (data sekunder) dalam bentuk indikator
//m
s:
suplai (di luar Susenas) dari beberapa komoditi tertentu. Hasil penghitungan dari data
tp
(adjustment) yang dilakukan adalah mengganti hasil Susenas dengan hasil penghitungan
yang didasarkan data indikator suplai untuk beberapa komoditas. Penggantian dilakukan
pada level komoditas, kelompok komoditas, atau jenis pengeluaran tertentu.
Langkah penghitungan di atas menghasilkan besarnya PKRT atas dasar harga
berlaku (ADHB). PKRT atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh dengan cara
mendefelasikan (deflated) PKRT ADHB dengan IHK tahun dasar 2010.
Untuk lebih jelasnya, langkah langkah penghitungan PKRT dapat diringkas sebagai
berikut:
1. Estimasi PKRT hasil Susenas:
a. Makanan = pengeluaran konsumsi perkapita seminggu x (30/7) x 12 x jumlah
penduduk pertengahan tahun
b. Bukan makanan = pengeluaran konsumsi perkapita sebulan x 12 x jumlah
penduduk pertengahan tahun
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran
8
Kabupaten Manokwari Selatan, 2016-2020
2. Terhadap data poin ke 1 dilakukan koreksi dengan menggunakan data sekunder atau
indikator suplai komoditas untuk jenis pengeluaran tertentu; Terhadap data poin ke
3 dilakukan koreksi dengan menggunakan data sekunder atau indikator suplai
komoditas dari jenis pengeluaran tertentu;
3. Data poin ke 2 dikelompokan menjadi 7 kelompok COICOP,
4. Diperoleh nilai PKRT tahun 2010 yang telah di-adjust;
5. Susun Indeks Implisit berdasarkan IHK Kota (Provinsi/Kota terdekat) dan 7
kelompok COICOP;
6. PKRT atas dasar harga konstan 2010 diperoleh dengan membagi hasil poin ke 4
dengan hasil poin ke 5.
.id
go
s.
2.2 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LNPRT
bp
b.
I. Pendahuluan ka
an
Sektor Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) muncul
at
sebagai sektor tersendiri dalam suatu perekonomian wilayah. Sektor ini berperan dalam
el
is
menyediakan barang dan jasa bagi anggotanya maupun bagi rumahtangga secara gratis
ar
w
atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi. Harga yang tak berarti secara
ok
ekonomi artinya harga tersebut biasanya dibawah harga pasar (tidak mengikuti harga
an
//m
.id
go
Organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa.
s.
bp
III. Cakupan
b.
ka
Nilai PK-LNPRT sama dengan nilai output non-pasar yang dihasilkan LNPRT.
an
at
Nilai output non pasar tersebut dihitung berdasarkan nilai seluruh pengeluaran LNPRT
el
dari :
w
ok
transportasi, bahan bakar, perjalanan dinas, belanja barang dan jasa lain, sewa
tp
b. Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus dan
tunjangan lainnya
c. Penyusutan
d. Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK, BBN dll.
2. Metode penghitungan
PK-LNPRT diestimasi dengan menggunakan metode langsung, yaitu
menggunakan hasil SKLNP. Tahapan estimasi PK-LNPRT adalah sebagai berikut :
Menghitung rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran
(barang dan jasa). Barang dan jasa yang diperoleh secara cuma-cuma, nilainya
diperkirakan sesuai harga pasar yang berlaku. Rata-rata pengeluaran lembaga
menurut jenis-nya dihitung dengan rumus sebagai berikut:
xij
.id
x ij
go
ni
s.
bp
x ij : Rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran
b.
ka
xij : PK-LNPRT hasil survei menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran
an
7 19
X x ij N i
s:
tp
i 1 j 1
ht
Hasil penghitungan di atas akan diperoleh besarnya PK-LNPRT atas dasar harga
berlaku (ADHB). PK-LNPRT atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh
dengan cara mendeflasikan (deflate) PK-LNPRT ADHB dengan IHK tahun dasar 2010.
I. Pendahuluan
Unit pemerintah adalah unit institusi yang dibentuk melalui proses politik, serta
mempunyai kekuasaan di bidang lembaga legislatif, yudikatif maupun eksekutif atas unit
institusi lain yang berada di dalam batas-batas wilayah suatu negara/wilayah. Pemerintah
juga mempunyai berbagai peran dan fungsi lainnya, seperti sebagai penyedia barang dan
.id
Besarnya nilai pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) sama dengan nilai
go
s.
produksi barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah untuk dikonsumsi pemerintah itu
bp
sendiri. PK-P mencakup pembelian barang dan jasa yang bersifat rutin, pembayaran upah
b.
ka
dan gaji pegawai, transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan penyusutan barang
an
modal, dan nilai output dari Bank Indonesia, dikurangi dengan nilai penjualan barang dan
at
el
jasa yang dihasilkan unit produksi yang tak dapat dipisahkan dari aktivitas pemerintahan.
is
ar
Aktivitas unit produksi pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
w
ok
1. Memproduksi barang yang sama atau sejenis dengan barang yang diproduksi oleh
//m
barang-barang semacam itu bersifat insidentil dari fungsi pokok unit pemerintah.
2. Memproduksi jasa. Contoh, aktivitas penyelenggaraan rumah sakit, sekolah,
perguruan tinggi, museum, perpustakaan, tempat rekreasi dan penyimpanan hasil
karya seni yang dibiayai oleh pemerintah. Dalam hal ini pemerintah memungut biaya
yang umumnya tidak lebih dari seluruh biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang
diterima dari aktivitas semacam ini disebut sebagai penerimaan non-komoditi
(pendapatan jasa).
III. Cakupan
Sektor pemerintahan terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam
melakukan aktivitasnya, unit pemerintah pusat akan mengacu pada dokumen Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan unit pemerintah daerah (baik
.id
1. Sumber Data
go
s.
Data dasar yang digunakan untuk menghitung PK-P Provinsi Tahunan adalah:
bp
a. Data realisasi APBN Tahunan (Kemenkeu)
b.
ka
b. Data realisasi APBD Tahunan (Kemenkeu)
an
e. Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Kementrian Keuangan serta Indeks
w
ok
2. Metode Penghitungan
s:
tp
.id
2.4 PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB)
go
s.
bp
I. Pendahuluan
b.
Aktivitas investasi merupakan salah satu faktor utama yang akan mempengaruhi
ka
perkembangan ekonomi suatu negara/wilayah. Investasi disini terdiri dari investasi fisik
an
at
dan investasi finansial. Dalam konteks PDB/PDRB, aktivitas investasi fisik ini tercermin
el
is
pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori.
ar
w
PMTB erat kaitannya dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang dilibatkan
ok
dalam proses produksi. Secara garis besar aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis
an
//m
barang modal seperti: bangunan dan konstruksi lain, mesin dan perlengkapan, kendaraan,
s:
III. Cakupan
Pembentukan Modal Tetap Bruto terdiri dari :
1. Penambahan dikurangi pengurangan aset (harta) baik barang baru maupun
barang bekas, seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal,
bangunan lainnya, mesin & perlengkapan, alat transportasi, aset tumbuhan dan
hewan yang dibudidaya (cultivated asset), produk kekayaan intelektual
(intellectual property products), dan sebagai-nya;
.id
2. Biaya alih kepemilikan aset non-finansial yang tidak diproduksi, seperti lahan
go
s.
dan aset yang dipatenkan;
bp
3. Perbaikan besar aset, yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan usia
b.
ka
pakai-nya (seperti overhaul mesin produksi, reklamasi pantai, pembukaan,
an
1. Sumber data
an
b. Nilai impor dua digit HS, yang merupakan barang modal impor dari KPPBC
ht
.id
go
s.
Pendekatan Langsung
bp
Penghitungan PMTB secara langsung dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh
b.
ka
nilai PMTB yang terjadi di setiap industri (lapangan usaha). Barang modal tersebut dinilai
an
atas dasar harga (adh) pembelian, di dalamnya sudah termasuk biaya-biaya yang
at
el
dikeluarkan, seperti biaya transportasi, biaya instalasi, pajak-pajak, serta biaya lain yang
is
ar
terkait dengan pengadaan barang modal tersebut. Bagi barang modal yang berasal dari
w
ok
impor di dalamnya termasuk bea masuk dan pajak-pajak yang terkait dengan pengadaan
an
Pada dasarnya data untuk penghitungan PMTB secara langsung dapat diperoleh dari
s:
tp
perubahan atas aset tetap (PMTB) yang dinilai adh berlaku atau harga pembelian
(perolehan). Untuk memperoleh nilai PMTB adh Konstan, maka PMTB adh Berlaku
tersebut di “deflate” (dibagi) dengan indeks harga perdagangan besar (IHPB) yang sesuai
dengan kelompok barang modal.
.id
go
jenis barang modal yang sesuai. Untuk itu penghitungan PMTB diawali dengan
s.
menghitung PMTB adh Konstan terlebih dahulu. Selanjutnya untuk memperoleh PMTB
bp
adh Berlaku, nilai PMTB adh Konstan tersebut di “reflate”(dikalikan) dengan indeks harga
b.
ka
masing-masing jenis barang modal yang sesuai (sebagai inflator). Hal ini mensyaratkan
an
at
bahwa PMTB adh Konstan di tahun-tahun sebelumnya sudah tersedia secara lengkap.
el
Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang modal lain yang
is
ar
Pertama, PMTB adh Berlaku diperoleh dari total nilai barang impor. Selanjutnya,
an
barang modal tersebut dirinci menurut kelompok utama seperti mesin-mesin, alat
//m
s:
angkutan dan barang modal lain. Apabila rician tersebut tidak tersedia dapat digunakan
tp
rasio tertentu sebagai alokator (barang modal impor kode HS 2 digit). Ke dua, untuk
ht
memperoleh PMTB adh Konstan adalah dengan cara men“deflate” PMTB adh Berlaku
dengan menggunakan indeks harga yang sesuai.
PMTB adh Berlaku untuk barang modal tak-berwujud seperti eksplorasi mineral,
dihitung dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan terbuka di
bidang industri pertambangan. Dengan menggunakan data panel, pertumbuhan adh
Berlaku dari aktivitas pertambangan itu menjadi pengali nilai eksplorasi mineral pada
periode sebelumnya. Sedangkan PMTB adh Konstan-nya diperoleh dengan men-deflate
nilai adh Berlaku dengan indeks implisit dari PDRB industri pertambangan. Selain itu, data
dari ESDM dan BP Migas diharapkan menjadi dasar atau data kontrol untuk data tahunan-
nya.
Untuk perangkat lunak, PMTB adh Berlaku diperoleh dengan cara mengumpulkan
data laporan keuangan perusahaan terbuka di bidang software. Untuk adh Konstan
.id
go
memperbaiki diperlukan survei dalam skala yang besar.
s.
b. Nilai margin perdagangan dan angkutan (Trade and Transport Margin) sulit diperoleh.
bp
c. Selang (Lag) waktu antara data tahun pengukuran (referensi) dengan data publikasi
b.
ka
yang diperoleh dari sumber data tertentu, terlalu lama.
an
at
el
I. Pendahuluan
ok
Dalam aktivitas ekonomi, inventori berfungsi sebagai salah satu komponen yang
an
//m
dibutuhkan untuk keberlangsungan proses produksi, di samping tenaga kerja dan barang
s:
modal.
tp
ht
.id
go
kebijakan pencadangan khususnya komoditas strategis utamanya ditujukan untuk
s.
menjaga stabilitas ekonomi, politik dan sosial. Karena menyangkut kepentingan
bp
masyarakat luas (publik), maka perlu ada pencadangan untuk beberapa komoditas bahan
b.
ka
pokok seperti beras, terigu, minyak goreng dan gula pasir. Bagi rumah tangga pengadaan
an
at
inventori lebih ditujukan untuk kemudahan dalam mengatur perilaku konsumsinya saja.
el
is
ar
III. Cakupan
w
ok
konstruksi;
ht
b. Berbagai jenis bahan baku & penolong (material & supplies), yaitu semua bahan,
komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi;
c. Barang jadi, yaitu barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau belum
digunakan, termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama seperti pada
waktu dibeli;
d. Barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah atau
belum selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai).
e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang besar maupun pedagang
eceran untuk tujuan dijual;
f. Ternak untuk tujuan dipotong;
g. Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau dipakai sebagai
bahan bakar atau persediaan; dan
h. Persediaan pada pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras,
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran
19
Kabupaten Manokwari Selatan, 2016-2020
kedelai, gula pasir, dan gandum.
.id
go
penggalian;
s.
Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang.
bp
b.
Data komoditas perkebunan;
ka
Indeks harga implisit PDRB industri terpilih, dan
an
at
Data eksternal lain, seperti data persediaan beras dari Bulog, data semen dari
ar
Asosiasi Semen Indonesia (ASI), gula dari Dewan Gula Indonesia (DGI), dan ternak
w
ok
2. Metode Penghitungan
tp
.id
go
masing barang inventori. Nilai perubahan barang inventori adh Berlaku diperoleh dengan
s.
cara menghitung perubahan volume stok akhir dan stok awal dikalikan rata-rata harga
bp
b.
pembelian, atau harga penjualan bila data harga pembelian tidak tersedia. Perubahan
ka
barang inventori adh Konstan dihitung dengan: a. mendeflate nilai perubahan inventori adh
an
at
Berlaku dengan indeks harga yang sesuai, b. mengalikan perubahan volume stok akhir dan
el
Data inventori yang dibutuhkan adalah dalam bentuk posisi atau pada satu saat
//m
s:
Data perubahan inventori yang tersedia dalam bentuk volume umumnya tidak
disertai data harganya. Jika data harga inventori tidak tersedia, maka dapat
diasumsikan indeks harga komoditas inventori mengikuti indeks implisit PDRB
yang sesuai;
Diperlukan adjustment dengan cara me-mark-up, guna untuk melengkapi estimasi
untuk industri yang datanya tidak tersedia;
2.6 EKSPOR IMPOR
I. Pendahuluan
Aktivitas ekspor-impor dalam suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak lama,
bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah pemerintah. Ragam barang dan
jasa yang diproduksi serta disparitas harga, menjadi faktor utama munculnya aktivitas
ekspor impor. Daerah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan-nya sendiri berusaha
.id
Ekspor-impor di suatu wilayah didefiniskan sebagai alih kepemilikan ekonomi
go
s.
(baik penjualan/pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dan jasa antara
bp
residen wilayah tersebut dengan non-residen yang berada di luar wilayah tersebut.
b.
ka
an
III. Cakupan
at
el
2. Metode Penghitungan
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran
22
Kabupaten Manokwari Selatan, 2016-2020
Ekspor-Impor barang luar negeri dinilai menurut harga free on board (fob) dalam
US$. Penghitungan ekspor barang luar negeri dilakukan dengan mengalikan nilai barang
(sesuai PEB) dengan kurs transaksi beli rata-rata tertimbang. Sedangkan Impor barang luar
negeri dilakukan dengan mengalikan nilai barang (sesuai PIB) dengan kurs transaksi jual
rata-rata tertimbang.
Nilai ekspor-impor jasa berasal dari Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Disamping itu nilai ekspor-impor tersebut masih
ditambah/dikurangi dengan nilai pembelian langsung (direct purchase) dan transaski yang
tidak terdokumentasi (undocumented trasnsaction) baik oleh residen maupun non residen.
Sedangkan net ekspor antar wilayah merupakan nilai sisa (residu) antara PDRB lapangan
.id
go
usaha dengan PDRB pengeluaran.
s.
bp
b.
ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
.id
go
digunakan untuk investasi fisik (dalam bentuk PMTB dan perubahan inventori). Untuk
s.
lebih jelasnya, perilaku masing-masing komponen pengeluaran itu akan diuraikan pada
bp
bagian berikut.
b.
ka
3.1 TINJAUAN AGREGAT PDRB MANOKWARI SELATAN MENURUT
an
PENGELUARAN
at
el
is
signifikan terutama pada tahun 2012 hingga 2020. Pada tahun 2012 kabupaten Manokwari
w
ok
Selatan baru berdiri setelah sebelumnya mulai resmi terpecah dari kabupaten induknya
an
//m
melalui Nilai PDRB ADHB dan ADHK, serta pertumbuhan pada total PDRB.
ht
Pada periode tahun 2016-2020 PDRB Kabupaten Manokwari Selatan atas dasar
harga (adh) Berlaku meningkat cukup signifikan, yakni berturut-turut sebesar 648,13 miliar
Rupiah (2016); 697,83 miliar rupiah (2017); 757,54 miliar Rupiah (2018); 831,94 miliar (2019);
dan 819,26 Rupiah pada tahun 2020. Peningkatan ini dipengaruhi baik oleh perubahan
harga maupun perubahan volume. Peningkatan PDRB sisi produksi diikuti oleh
peningkatan PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB pengeluaran. Peningkatan PDRB
menurut komponen pengeluaran Kabupaten Manokwari Selatan pada periode 2016-2020
dapat dilihat dari tabel 1 dan grafik 1 berikut ini:
.id
5. Perubahan Inventori 17,51 24,52 25,71 27,27 -0,92
go
6. Net Ekspor -151,53 -159,01 -184,11 -182,58 -171,39
s.
PDRB 648,13 697,83 757,54 831,94 819,26
bp
* Angka Sementara
b.
** Angka sangat sementara
ka
an
Nilai PDRB Manokwari Selatan (adh Berlaku) selama periode 5 tahun terakhir,
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Manokwari Selatan tercatat meningkat sebesar
171,13 miliar Rupiah jika dibandingkan dengan kondisi Tahun 2016. Dalam periode tahun
2016 s.d 2019 menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Namun pada
tahun 2020 mengalami penurunan yang secara garis beras diakibatkan karena adanya
pandemi Covid-19 yang muncul pada tahun 2020.
.id
go
Tabel 2. PDRB atas dasar harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
s.
Kabupaten Manokwari Selatan Tahun 2016-2020
bp
(Miliar Rp)
b.
Komponen Pengeluaran 2016 2017
ka 2018 2019* 2020**
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
at
Bruto
an
* Angka Sementara
** Angka sangat sementara
Pada tabel 2, senada dengan PDRB atas dasar harga berlakunya, PDRB atas dasar
harga Konstan di Kabupaten Manokwari Selatan juga cenderung meningkat dalam periode
2016 hingga 2019 dan mengalami penurunan pada tahun 2020 yang diakibatkan oleh
pandemi Covid-19. Pada tahun 2016, PDRB atas dasar harga konstan 2010 Kabupaten
Manokwari Selatan tercatat sebesar 502,57 miliar Rupiah. PDRB semakin meningkat di
setiap tahunnya hingga mencapai 585,57 miliar Rupiah pada tahun 2019 dan mengalami
penurunan pada tahun 2020 menjadi sebesar 568,19 miliar Rupiah.
.id
go
s.
bp
b.
ka
an
Grafik 3. Perbandingan PDRB atas dasar harga Berlaku dan atas dasar harga Konstan
at
Dari grafik 3, terlihat bahwa nilai PDRB adh Berlaku selalu lebih besar dari PDRB
adh Konstan. Perbedaan tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan harga dalam
perhitungan PDRB adh Berlaku. Sedangkan pada PDRB atas dasar harga Konstan,
pengaruh dari harga tersebut telah ditiadakan. Sama halnya PDRB adh Berlaku, sebagian
besar pengeluaran akhir PDRB adh Konstan juga menunjukkan peningkatan hingga
tahun2019 dan mengalami penurunan di tahun 2020.
.id
1. Konsumsi Rumah Tangga 72,28 71,26 71,62 70,40 71,63
go
2. Konsumsi LNPRT 2,59 2,57 2,58 2,44 2,56
s.
bp
3. Konsumsi Pemerintah 38,16 37,86 39,05 38,87 39,41
b.
4. Pembentukan Modal Tetap
7,65 ka7,59 7,66 6,96 7,42
Bruto
an
5. Perubahan Inventori 2,70 3,51 3,39 3,28 -0,10
at
* Angka Sementara
w
PDRB menurut pengeluaran. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa selama periode 2016-2020,
tp
Selain dua komponen diatas, ada hal menarik jika melihat komponen Ekspor Neto
(E). Selama tahun 2016-2020, posisi Ekspor Neto menunjukkan nilai yang negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Manokwari Selatan dalam memenuhi konsumsi
komoditasnya lebih banyak melakukan impor hasil produksi dari luar kabupaten. Peranan
impor yang besar terhadap PDRB pada dasarnya ditandai dengan nilai negatif karena
menjadi komponen pengurang dalam PDRB secara keseluruhan. Selama periode tahun
.id
1,89 3,01 4,69 -0,94 2,96
Bruto
go
5. Perubahan Inventori - - - - -
s.
bp
6. Net Ekspor - - - - -
b.
PDRB 4,82 4,44 4,48 6,78 -2,97
* Angka Sementara ka
an
** Angka sangat sementara
at
el
Agregat makro lain yang diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan riil
is
ar
tabel 4, selama periode tahun 2016 s.d 2019 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manokwari
//m
Selatan selalu bernilai positif dan negatif di tahun 2020. Hal ini dapat dimaknai bahwa
s:
tp
selama periode 2016 s.d 2019, kinerja perekonomian Kabupaten Manokwari Selatan selalu
ht
meningkat dari tahun ke tahun namun pada tahun 2020 mengalami penurunan akibat
pandemi Covid-19. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019, sebesar 6,78 persen dan
pada tahun 2020 pertumbuhan sebesar -2,97 perssen.
.id
3.2 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA
go
s.
bp
Komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumahtangga (PK-RT) merupakan
b.
pengeluaran terbesar atas berbagai barang dan jasa yang tersedia. Data berikut
ka
an
menunjukkan bahwa dari seluruh nilai tambah bruto (PDRB) yang diciptakan di
at
Kabupaten Manokwari Selatan ternyata sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi
el
is
kebutuhan konsumsi rumahtangga. Dengan kata lain, sebagian besar produk (domestik)
ar
w
yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Manokwari Selatan maupun produk (impor) yang
ok
didatangkan dari luar wilayah atau luar negeri akan digunakan untuk memenuhi
an
//m
Dalam suatu perekonomian, fungsi utama dari institusi rumah tangga adalah sebagai
ht
konsumen akhir (final consumer) atas barang dan jasa yang tersedia, termasuk konsumsi
oleh rumahtangga khusus (seperti penjara, asrama dan lain-lain). Selanjutnya, berbagai
jenis barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut akan diklasifikasikan menurut 7 (tujuh)
kelompok COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose), yaitu kelompok
makanan dan minuman selain restoran; pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya;
perumahan dan perlengkapan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan; angkutan dan
komunikasi; restoran dan hotel; serta kelompok barang dan jasa lainnya.
1 Indeks perkembangan
.id
Proporsi terhadap PDRB ( %
go
72,28 71,26 71,62 70,40 71,63
ADHB)
s.
Rata-rata konsumsi perKapita (Ribu Rp)
bp
a. ADHB 20.802,08 21.636,46 22.971,73 24.180,44 23.780,23
b.
b. ADHK 2010 15.571,92 ka
16.166,84 16.561,14 17.262,50 17.094,20
an
Pertumbuhan
at
* Angka Sementara
ok
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dan penurunan terjadi di tahun 2020. Hal
tp
ht
ini terlihat dari laju pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga yang bernilai negatif di 2020.
Bila dilihat secara per kapita, perkembangan Konsumsi Rumah Tangga memiliki pola yang
sama dengan totalnya. Tahun 2020 merupakan tahun dengan laju pertumbuhan konsumsi
rumah tangga terendah selama periode tahun 2016-2020. Laju pertumbuhan pada tahun
2020 sebesar -0,97 persen dan mengalami perlambatan dari tahun 2019 yang sebesar 4,23
persen.
Secara rata-rata, konsumsi per kapita dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
hingga 2019 dan mengalami penurunan di tahun 2020, baik menurut atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan 2010. Pada tahun 2016, setiap orang di
Kabupaten Manokwari Selatan menghabiskan dana sekitar 20,80 juta juta Rupiah setahun
untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. Pengeluaran tersebut meningkat menjadi 21,64
juta Rupiah (2017); 22,97 juta Rupiah (2018); 24,18 juta Rupiah (2019); dan 23,78 juta Rupiah
(2020).
.id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
go
a. Makanan, Minuman,
s.
57,82 57,71 55,16 56,71 57,29
dan Rokok
bp
b. Pakaian dan Alas Kaki 1,90 1,89 1,90 1,71 1,74
b.
ka
c. Perumahan, Perkakas,
an
e. Transportasi,
w
Budaya
an
* Angka Sementara
ht
Secara umum pada periode tahun 2016-2020 , nampak pada struktur konsumsi
akhir rumah tangga Manokwari Selatan, konsumsi makanan, minuman, dan rokok jauh
lebih tinggi dibandingkan konsumsi bukan makanan. Proporsi pengeluaran untuk
makanan, minuman dan rokok berada pada kisaran 56 – 58 persen. Proporsi untuk
makanan, minuman, dan rokok pada masing-masing tahun mencapai 57,82 persen (2016)
; 57,71 persen (2017); 56,16 persen (2018); 56,71 persen (2019); dan 57,29 persen (2020).
Pola proporsi konsumsi di atas, menunjukkan kebutuhan rumah tangga akan
konsumsi makanan, minuman, dan rokok masih lebih diprioritaskan dibandingkan
konsumsi non makanan lainnya. Walaupun demikian, pengeluaran untuk kebutuhan non-
makanan sebenarnya cukup penting sebagai akibat dari perubahan dan pengaruh tatanan
.id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
go
a. Makanan, Minuman,
5,79 6,70 3,57 8,49 2,60
s.
dan Rokok
bp
b. Pakaian dan Alas Kaki 5,78 3,55 5,63 -3,44 0,90
b.
c. Perumahan, Perkakas,
ka
an
Perlengkapan dan 4,84 2,02 9,83 6,34 3,12
Penyelenggaraan Rumah Tangga
at
el
is
e. Transportasi,
w
Budaya
an
* Angka Sementara
ht
Dilihat dari pertumbuhan “riil” nya, kelompok konsumsi pada pengeluaran rumah
tangga di Kabupaten Manokwari Selatan hampir selalu mengalami pertumbuhan positif
dalam periode 2016-2020. Pertumbuhan “riil” ini menunjukkan adanya perubahan
konsumsi rumah tangga dalam bentuk kuantum (volume) dari waktu ke waktu. Informasi
ini menunjukkan terjadinya peningkatan daya beli masyarakat, meskipun mungkin hanya
dapat dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu.
Pertumbuhan untuk kelompok makanan, minuman, dan rokok berfluktuatif dan
berkisar antara 2,60 hingga 8,49 persen. Pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020
yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 namun tetap bertumbuh positif sebesar 2,60
persen. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok konsumsi ini merupakan kelompok
konsumsi yang paling dasar dan dibutuhkan manusia sehingga tetap bernilai positif
meskipun mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya.
.id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
go
s.
a. Makanan, Minuman, dan Rokok 6,33 -0,70 2,52 0,47 -1,33
bp
b.
b. Pakaian dan Alas Kaki 1,95 2,06 3,50 0,91 0,03
ka
an
c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan
1,69 1,76 1,87 2,50 -0,31
at
dan Budaya
an
* Angka Sementara
ht
Sementara itu, tingkat perubahan harga yang secara implisit disajikan dalam tabel
9. Peningkatan harga (inflasi) cukup fluktuatif pada masing-masing kelompok konsumsi.
Penghitungan harga dihitung menggunakan tahun dasar 2010. Secara sederhana, hal ini
dapat diartikan bahwa peningkatan harga tersebut dihasilkan dengan membandingkan
tingkat harga suatu kelompok konsumsi pada tahun tertentu terhadap tingkat harga
kelompok konsumsi yang sama pada tahun 2010. Nilai pertumbuhan implisit yang positif
memperlihatkan terdapat kenaikan harga dibandingkan kondisi pada tahun dasar.
Sebaliknya, pertumbuhan implisit yang negatif menunjukkan terdapat penurunan harga
dibandingkan kondisi pada tahun dasar.
Sepanjang tahun 2016-2020, kelompok konsumsi Makanan, Minuman, dan Rokok
cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pertumbuhan implisit yang negatif terjadi
pada tahun 2017 dan 2020 pada kelompok konsumsi Makanan, Minuman, dan Rokok
.id
3.3 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR LNPRT
go
s.
bp
Konsumsi akhir LNPRT peranannya dalam PDRB menurut pengeluaran sangat
b.
minor dibandingkan dengan komponen pengeluaran lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
ka
an
peranan institusi ini dalam perekonomian suatu wilayah semestinya dapat lebih
at
ditingkatkan lagi. Data berikut menunjukkan hal tersebut, dimana hal tersebut dapat
el
is
Konsumsi akhir pemerintah bersama dengan pengeluaran akhir rumah tangga dan
LNPRT merupakan jumlah dari konsumsi akhir dalam suatu perekonomian suatu wilayah.
Peranan konsumsi pemerintah dalam perekonomian Kabupaten Manokwari Selatan serta
bagaimana perkembangannya akan dijelaskan dalam uraian dibawah ini.
.id
Kabupaten Manokwari Selatan Tahun 2016-2020
go
s.
Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
bp
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
b.
Total Konsumsi Pemerintah (Miliar Rp) ka
an
a. ADHB 247,35 264,17 295,80 323,37 322,88
at
Pertumbuhan (Persen)
s:
.id
go
tahun 2016 konsumsi pemerintah per-kapita atas dasar harga berlaku sebesar 10,98 juta
s.
rupiah, terus meningkat pada tahun-tahun setelah itu, yaitu menjadi 11,49 juta rupiah
bp
(2017); 12,52 juta rupiah (2018); 13,35 juta rupiah (2019); dan mencapai 13,08 juta rupiah
b.
ka
pada tahun 2020.
an
at
Rata-rata konsumsi pemerintah per-kapita atas dasar harga konstan 2010 juga
el
juta rupiah (2016); 7,21 juta rupiah (2017); 7,35 juta rupiah (2018); 7,55 juta rupiah (2019);
w
ok
dan 7,38 juta rupiah (2020). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran
an
konsumsi pemerintah dapat terlihat dalam periode 5 tahun terakhir selalu bernilai positif
tp
kecuali pada tahun 2020, yakni sebesar 5,15 persen (2016) dan menjadi -0,43 persen (2020).
ht
Komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada sajian PDRB menurut
pengeluaran, lebih menjelaskan tentang bagian dari pendapatan (income) yang
direalisasikan menjadi investasi (fisik). Atau pada sisi yang berbeda dapat pula diartikan
sebagai gambaran dari berbagai produk barang dan jasa yang sebagian digunakan sebagai
.id
go
Proporsi terhadap PDRB (%
7,65 7,59 7,66 6,96 7,42
ADHB)
s.
bp
Struktur PMTB
b.
a. Bangunan (Miliar Rp) 36,68 40,06 43,58 43,26 45,85
(Persen) 74,01
ka
75,66 75,06 74,71 75,39
an
* Angka Sementara
** Angka sangat sementara
Selain peningkatan yang terjadi pada komponen konsumsi akhir (rumah tangga,
lnprt dan pemerintah), PMTB juga menunjukkan peningkatan baik secara nominal
maupun riil. Pertumbuhan PMTB pada masing-masing komponen sangat bervariasi antar
tahunnya. Sub komponen bangunan merupakan komponen dengan proporsi terbesar
dalam pembentukan modal tetap yaitu lebih dari 70 persen.
Sementara itu, pertumbuhan “riil” sub komponen bangunan juga menunjukkan
pola yang sangat variatif antar tahunnya. Pada periode lima tahun terakhir pertumbuhan
PMTB bangunan tertinggi terjadi pada tahun 2017 mencapai 4,60 persen, sedangkan
pertumbuhan PMTB bangunan tahun lainnya sebesar 4,31 persen (2016); 4,43 persen (2018);
-1,38 persen (2019); dan 3,64 persen (2020).
3 Selain bagian lain yang menjadi konsumsi antara, konsumsi akhir, ataupun diekspor
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran
39
Kabupaten Manokwari Selatan, 2016-2020
Secara umum, selama kurun waktu tahun 2016-2020 pertumbuhan total PMTB
mengalami fluktuasi di mana pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yang
mencapai besaran angka 4,69 persen dan pertumbuhan bernilai negatif rerjadi di tahun
2019 yaitu sebesar negatif 0,94 persen.
.id
bisa berarti penambahan (bertanda positif) dan atau pengurangan (bertanda negatif).
go
Dari sisi penghitungan, komponen Perubahan Inventori merupakan salah satu
s.
bp
komponen yang hasilnya bisa memiliki 2 (dua) tanda angka, positif atau negatif
b.
ka
(disamping komponen net ekspor antar daerah). Apabila perubahan inventori bertanda
an
positif berarti terjadi penambahan persediaan barang, sedangkan apabila bertanda negatif
at
el
terhadap nilai persediaan barang pada awal dan akhir tahun dari dua posisi nilai
//m
Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis agak rinci,
perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan dalam
pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak banyak dikaji
lebih jauh sebagaimana dilakukan pada komponen pengeluaran lainnya. Hal utama yang
dapat dilihat dari komponen ini adalah, bahwa proporsi dalam PDRB pada umumnya
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran
40
Kabupaten Manokwari Selatan, 2016-2020
mempunyai besaran atau nilai yang berfluktuasi baik dalam level maupun tandanya
(positif atau negatif).
Pada tahun 2016 hingga 2019 perubahan inventori selalu mengalami peningkatan
dan bernilai positif, yaitu masing-masing sebesar 17,51 miliar rupiah; 24,52 miliar rupiah;
25,71 miliar rupiah; dan 27,27 miliar rupiah. Selanjutnya, tahun 2020 perubahan inventori
mengalami penurunan menjadi -0,92 miliar rupiah dimana proporsinya terhadap PDRB
hanya sebesar -0,11 persen atau terendah selama lima tahun terakhir.
.id
Dalam struktur permintaan akhir transaksi ekspor menggambarkan berbagai
go
produk barang dan jasa yang tidak dikonsumsi di wilayah ekonomi domestik tetapi
s.
bp
dikonsumsi oleh pihak luar negeri ataupun luar daerah. baik secara langsung maupun
b.
tidak langsung. Termasuk pula dalam ekspor pembelian oleh badan-badan internasional,
ka
an
kedutaan besar (termasuk konsulat), awak kapal (udara maupun laut) yang singgah dan
at
sebagainya.
el
is
penyediaan (supply) produk di wilayah ekonomi domestik yang berasal dari non residen.
ok
Impor terdiri dari produk barang maupun jasa. meskipun rincian penggolongan-nya bisa
an
//m
ekspor-impor tidak tersedia sumber data yang sesuai dengan konsep dan definisi yang
ditentukan. Sumber data yang tersedia selama ini hanya menunjukkan adanya transaksi
namun tidak diketahui berapa nilai uang yang terjadi dalam transaksi tersebut.
Keberadaan data dengan kondisi seperti ini menyebabkan penghitungan ekspor-impor
kabupaten menjadikan komponen ini (dalam series PDRB adh Konstan 2010) diperlakukan
sebagai item penyeimbang (residual). Ketersediaan data yang ada lebih sesuai untuk
dimanfaatkan sebagai informasi pendukung.
Hasil net ekspor dapat memiliki dua angka. positif atau negatif. Jika komponen ini
bertanda “positif” berarti nilai ekspor lebih besar dari pada impor. demikian pula
sebaliknya. Begitupun dengan persentase pertumbuhannya. Jika pertumbuhan bernilai
positif berarti nilai net ekspor (ekspor – impor) tahun tersebut lebih besar daripada net
ekspor (ekspor – impor) tahun sebelumnya.
.id
* Angka Sementara
** Angka sangat sementara
go
s.
Secara total nilai ekspor kabupaten Manokwari Selatan selama periode 2016-2020
bp
b.
nilai net ekspor cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun (Adh berlaku) dari
ka
–151,53 miliar rupiah pada tahun 2016 menjadi -171,39 miliar rupiah pada tahun 2020.
an
at
Berbeda dengan adh berlaku, adh konstan 2010 mengalami fluktuasi selama periode 2016-
el
is
2020. Pada tahun 2016-2018, nilai net ekspor menurun dari -64,41 miliar rupiah menjadi -
ar
86,38 miliar rupiah. Tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi -85,51 miliar rupiah.
w
ok
Kemudian mengalami penurunan kembali yakni menjadi -86,57 miliar rupiah pada tahun
an
//m
2020.
s:
tp
ht
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di dalam
suatu wilayah ekonomi domestik, di mana di dalamnya masih terkandung nilai
penyusutan. PDRB dapat digunakan sebagai ukuran “produktivitas”, karena menjelaskan
kemampuan wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang dihitung melalui tiga
.id
pendekatan, yaitu pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan pendapatan.
go
Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang
s.
bp
berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan
b.
tenaga kerja). Sebagai contoh, untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan, misalnya,
ka
an
maka disajikan data PDRB perkapita.
at
el
is
.id
go
konsumsi akhir rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik (pembentukan
s.
modal tetap). Sekilas nampak bahwa sebagian besar penggunaan produk yang tersedia di
bp
b.
wilayah domestik digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga.
ka
an
Tahun 2016-2020
el
is
ar
(Miliar Rp)
Total PMTB (ADHB) (Miliar Rp)
s:
Perbandingan Konsumsi RT
9,45 9,39 9,34 10,11 9,65
terhadap total PMTB
* Angka Sementara
** Angka sangat sementara
Rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB cenderung menurun sejak tahun
2016 hingga 2020. Peningkatan hanya terjadi di tahun 2019 yaitu sebesar 10,11 atau
meningkat cukup signifikan dari 9,34 di tahun 2019. Hal ini terjadi karena kenaikan nilai
investasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) jauh lebih laju dibandingkan kenaikan
nilai konsumsi rumah tangga.
Tabel 17. Proporsi Total Penggunaan Konsumsi Akhir terhadap PDRB Kabupaten
Manokwari Selatan, Tahun 2016-2020
.id
go
Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
s.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
bp
Konsumsi Akhir (ADHB) (Miliar Rp)
b.
a. Rumah Tangga 468,44 497,27
ka 542,52 585,65 586,87
b. LNPRT 16,80 17,92 19,56 20,33 21,00
an
* Angka Sementara
an
Kabupaten Manokwari Selatan selalu memiliki nilai di atas 1. Hal ini mencerminkan
ht
adanya permintaan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi akhir yang lebih besar dari
produk yang dihasilkan Kabupaten Manokwari Selatan itu sendiri. Pemenuhan kelebihan
permintaan untuk konsumsi akhir ini sendiri tentunya harus dilakukan melalui impor dari
luar daerah. Bila dimaknai lebih lanjut, maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa
ketergantungan Kabupaten Manokwari Selatan terhadap Impor untuk memenuhi
kebutuhan domestiknya, salah satunya untuk konsumsi akhir, sangat tinggi.
K I It
ICOR
Y Y Yt Yt 1
.id
go
s.
Di mana: I t = PMTB tahun ke t
bp
Yt = Output tahun ke t
b.
Yt 1 = Output tahun ke t-1
ka
an
at
el
is
Tahun 2016-2020
ok
an
//m
(Miliar Rp)
Perubahan
23,11 22,33 23,49 37,18 -17,38
(Miliar Rp)
PMTB ADHK 2010
33,43 34,43 36,05 35,71 36,77
(Miliar Rp)
ICOR 1,45 1,54 1,53 0,96 -2,11
* Angka Sementara
** Angka sangat sementara
.id
go
2. Publikasi ini menyajikan analisis sederhana tentang perilaku konsumsi, investasi, dan
s.
perdagangan luar negeri maupun antar daerah yang dimaksud. Analisis didasarkan
bp
pada indikator yang diturunkan dari PDRB pengeluaran. Analisis tersebut juga
b.
ka
dilengkapi dengan indikator sosial demografi (seperti penduduk dan rumah tangga)
an
at
3. Data dapat disajikan dalam bentuk series data dari tahun 2016-2020, sehingga mudah
is
ar
persentase, dsb) sesuai dengan tujuan analisis dan karakteristik masing-masing data.
//m
s:
4. Data dan indikator yang diturunkan dari sajian data PDRB menurut pengeluaran
tp
dapat dijadikan acuan bagi pengembangan dan perluasan indikator ekonomi makro
ht
lain seperti pendapatan disposabel, tabungan, serta model ekonomi sederhana yang
saling berkaitan antara seluruh variabel ekonomi dan variabel yang tersedia. Bahkan
secara langsung maupun tidak langsung dapat dikaitkan dengan tampilan data
ekonomi makro lain seperti PDRB menurut lapangan usaha (industri), Tabel Input-
Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dan bahkan Neraca Arus Dana.
5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran Kabupaten Manokwari
Selatan yang disajikan ini memberikan gambaran PDRB Pengeluaran setelah
Kabupaten Manokwari Selatan mengalami pemekaran dari Kabupaten Manokwari
(tahun 2012 hingga sekarang).
.id
Produk Domestik Regional Bruto (1 s.d
go
648.129 697.827 757.544 831.944 819.264
6)
s.
bp
* Angka sementara
b.
** Angka sangat sementara
ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
.id
Produk Domestik Regional Bruto (1 s.d
go
502.570 524.895 548.389 585.571 568.187
6)
s.
bp
* Angka sementara
b.
** Angka sangat sementara ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
.id
Produk Domestik Regional Bruto (1 s.d
go
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
6)
s.
bp
* Angka sementara
b.
** Angka sangat sementara
ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
.id
Produk Domestik Regional Bruto (1 s.d
go
4,82 4,44 4,48 6,78 -2,97
6)
s.
bp
* Angka sementara
b.
** Angka sangat sementara ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
.id
Produk Domestik Regional Bruto (1 s.d
go
128,96 132,95 138,14 142,07 144,19
6)
s.
bp
* Angka sementara
b.
** Angka sangat sementara ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht
.id
Produk Domestik Regional Bruto (1 s.d
go
1,67 3,09 3,91 2,85 1,49
6)
s.
bp
b.
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
ka
an
at
el
is
ar
w
ok
an
//m
s:
tp
ht