Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH RANGKUMAN MATERI 9 (UAS)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 3:

Kelvin 201650104

Yossy April Sari Kawi 201850376

Laurentsia Liesky A 201850442

Myken Vanda Gishela 201850532


BAB 7
Laporan Keuangan Sektor Publik

Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik berperan penting dalam menciptakan
akuntabilitas sektor publik. Semakin besarnya tuntutan terhadap pelaksanaan
akuntabilitas sektor publik memperbesar kebutuhan akan transparansi informasi euangan
sektor publik. Informasi keuangan ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan. Akuntansi sektor publik berperan penting dalam menyikapi
laporan keuangan sebagai perwujudan akuntabilitas publik.

Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik

Mardiasmo (2002) menyebutkan tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik sebagai
berikut.
1. Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan
keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and retrospective reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi
biaya atas barang dan jasa yang diterima, serta memungkinkan mereka untuk
menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.
3. Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization information)
Laporan keuangan berfungsi memberikan dasar perencanaan kebijakan dan
aktivitas di masa mendatang dan memberikan informasi pendukung mengenai
otorisasi penggunaan dana.
4. Kelangsungan organisasi (viability)
Laporan keuangan berfungsi membantu pengguna dalam menentukan apakah suatu
organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa di masa
mendatang.
5. Hubungan masyarakat (public relation)
Laporan keuangan berfungsi memberikan kesempatan kepada organisasi untuk
mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pengguna yang
dipengaruhi karyawan dan masyarakat.
6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)
Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi kepada berbagai kelompok
kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik


Identifikasi pengguna laporan keuangan sektor publik dapat dilakukan dengan melihat
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi sektor publik. Pihak-pihak
tersebut memiliki kebutuhan akan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
organisasi sektor publik.
GASB mengidentifikasikan pengguna laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok
besar, yaitu:
1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab
2. Legislatif dan badan pengawas yang secara langsung mewakili rakyat
3. Investor dan kreditor yang memberikan pinjaman dan/atau berpartisipasi dalam
proses pemberian pinjamanIdentifikasi pengguna laporan keuangan sektor publik dapat
dilakukan dengan melihat
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi sektor publik. Pihak-pihak
tersebut memiliki kebutuhan akan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
organisasi sektor publik.
GASB mengidentifikasikan pengguna laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok
besar, yaitu:
1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab
2. Legislatif dan badan pengawas yang secara langsung mewakili rakyat
3. Investor dan kreditor yang memberikan pinjaman dan/atau berpartisipasi dalam
proses pemberian pinjaman

Laporan Keuangan Sektor Publik di Indonesia


Seperti halnya entitas perusahaan yang dijalankan untuk mencari laba, laporan keuangan
sektor publik terbagi menjadi dua, yaitu laporan keuangan yang menunjukkan posisi
keuangan organisasi pada waktu tertentu dan laporan keuangan yang menjelaskan
perubahan atas posisi keuangan tersebut. Pada umumnya, beberapa laporan keuangan
tersebut, antara lain:
1. Neraca atau Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Operasi atau Laporan Aktivitas atau Laporan Realisasi Anggaran
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

Pada praktiknya, laporan-laporan yang sangat beraneka ragam tersebut menyesuaikan


dengan setiap lingkungan sektor publik yang juga sangat beraneka ragam.
Dalam konteks Indonesia, acuan penyusunan laporan keuangan bagi organisasi sektor
publik adalah:
1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang Laporan
Keuangan Organisasi Nirlaba
2. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 24 Tahun 2005

Acuan PSAK 45 sering menjadi pedoman organisasi sektor publik yang bergerak di
berbagai sektor, yaitu yayasan, LSM, termasuk institusi-institusi pendidikan. Sementara itu
acuan SAP menjadi acuan wajib bagi seluruh organ pemerintahan di pusat dan daerah.

Sebagai pemegang amanat rakyat, pemerintah Indonesia wajib mempertanggungjawabkan


pelaksanaan APBN dan APBD dalam bentuk laporan keuangan. Hal ini telah ditegaskan
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pasal 30
menyatakan:
1. Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh
Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
2. Laporan Keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi APBN,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan catatan atas laporan keuangan, yang dilampiri
dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.

Sementara itu, pasal 31 UU Nomor 17 Tahun 2003 juga menyatakan secara senada:
1. Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
2. Laporan Keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi APBD,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan catatan atas laporan keuangan, yang dilampiri
dengan laporan keuangan perusahaan daerah.

Laporan keuangan yang dituntut oleh UU Nomor 17 Tahun 2003 merupakan laporan
keuangan jenis General Purpose Financial Statement (GPFS) atau Laporan Keuangan Umum,
yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Antara lain masyarakat,
DPR/DPD, investor/kreditor, manajemen pemerintah, dan lembaga internasional.

BAB 2
Regulasi dan Standar di Sektor Publik

Kebutuhan Regulasi dan Standar di Sektor Publik


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 9 dan 10 yang
menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar akuntansi tetap bisa
memenuhi kebutuhan semua pengguna yang meliputi investor sekarang, investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kredit lainnya, pemerintah dan lembaga-lembaganya,
serta masyarakat.
Perkembangan Regulasi di Sektor Publik
Perkembangan Regulasi Terkait Organisasi Nirlaba
A. Regulasi Tentang Yayasan
 Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
 Undang-undang ini diperbaharui dalam beberapa aspek dengan Undang-undang No. 28
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan.
 Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2008 tentang pelaksanaan Undang-undang tentang
Yayasan. PP ini memberikan penjelasan yang lebih detail dan aplikatif dari ketentuan
yang telah diatur dalam Undang-undang tentang Yayasan.
B. Regulasi Tentang Partai Politik
 Undang-undang yang pertama ada setelah era reformasi adalah Undang-undang No. 2
tahun 1999 tentang Undang-undang ini diperbaharui dengan keluarnya Undang-undang
No. 31 tahun 2002 tentang partai politik.
 Undang-undang No.31/2002 kembali diperbaharui pada tahun 2008 melalui Undang-
undang No.02/2008 tentang Partai Politik. Secara umum, Menurut Undang-undang No.2
tahun 2008, partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok WNI secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan
Negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
C. Regulasi tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum Pendidikan
Universitas yang berstatus BHMN memliki beberapa cirri yang membedakannya dengan
status Universitas lain. BHP adalah Badan Hukum penyelenggaraan pendidikan formal
dengan berprinsip nirlaba yang memiliki kemandirian dalam pengelolaannya dengan
tujuan memajukan satuan pendidikan. Dalam pengelolaannya, BHP mendasarkan pada
10 prinsip berikut :
1. Nirlaba 6. Layanan prima
2. Otonom 7. Akses yang berkeadilan
3. Akuntabel 8. Keberagaman
4. Transparan 9. Keberlanjutan
5. Penjaminan mutu 10. Partisipasi atas tanggungjawab Negara
6. Layanan prima
Perkembang Regulasi Terkait Keuangan Negara
A. UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, mengatur:
1. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan Negara
2. Penyusunan dan penetapan APBN
3. Penyusunan dan penetapan APBD
4. Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan Bank sentral, pemerintah daerah,
serta pemerintah/lembaga asing
5. Hubungan keuangan antar pemerintah dan perusahaan Negara, perusahaan daerah,
perusahaan swasta, serta badan pengelolaan dana masyarakaat.
6. Pertanggung jawaban pelaksanaan APBN dan APBD.

B. Undang-undang No 1 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara


Pengelolaan keuangan Negara dilaksanakan secara propesional, terbuka, dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang di wujudkan dalam
APBN dan APBD. UU No 1 tahun 2004 ini mengatur:
1. Ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan Negara
2. Kewenanangan pejabat perbendaharaan Negara
3. Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara atau daerah
4. Pengelolaan uang Negara atau daerah
5. Pengelolaan piuntang dan utang Negara atau daerah
6. Pengelolaan investasi dan barang milik Negara atau daerah
7. Penatausahaan dan pertangungjawaban APBN dabn APBD
8. Pengendalian intern pemerintah
9. Penyelesaian kerugian Negara atau daerah
10. Pengelolaan keuangan badan layanan umum
C. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Kekayaan Badan Layanan Umum merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan serta
dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelengarakan kegiatan Badan Layanan
Umum yang Bersangkutan.
D. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara. Pemeriksaan terdiri atas :
a. Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan
b. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan Negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
E. Pelaksanaan Pemeriksaan
Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran, dan
pendapatlembaga perwakilan. Untuk mendapatkan hal itu BPK atau lembaga perwakilan
dapat mengadakan pertemuan konsultasi.
F. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat di sampaikan oleh
BPK kepada DPR dan DPD, selambat-lambatnya dua bulan setelah menerima laporan
keuangan dari pemerintah pusat. Laporan hasil pemeriksaan kinerja di sampaikan kepada
DPR/DPD/DPRD sesuai dengan kewenangannya.
G. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Pemeriksa Menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan selesai dilakukan.
H. Perkembangan Regulasi Terkait Otonomi Daerah
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
keadaan, ketatanegaraan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah yang lebih
efisien. Dengan demikian, dikeluarkanlah undang-undang pengganti berikut :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat
dan Daerah
PERKEMBANGAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK
A. PSAK 45
Sampai saat ini, PSAK 45 merupakan satu-satunya pernyataan standar yang dikeluarkan oleh IAI
yang mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba .
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Proses penyusunan SAP :
Identifikasi topik  Konsultasi topik kepada komite pengarah  Pembentukan kelompok kerja
 Riset terbatas oleh kelompok kerja  Draf awal dari kelompok kerja  Pembahasan draf
awal oleh komite kerja  Pengambilan keputusan oleh komite kerja  Pelaporan kepada
komite pengarah dan persetujuan atas draf publikasian  Peluncuran draf publikasian 
Dengar pendapat public dan dengar pendapat terbatas  Pembahasan tanggapan dan
masukan atas draf publikasian dari dengar pendapat  Permintaan pertimbangan kepada
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)  Pembahasan tanggapan BPK  Finalisasi standar 
Pemberlakuan standar  Sosialisasi awal standar.
Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
1. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian
a. Anggaran sebagai pernyataan kepentingan public, target fiscal dan alat pengendalian
b. Investasi dalam asset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan
c. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian
Peranan dan tujuan pelaporan keuangan
Tujuan laporan keuangan
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan unutk
membiayai sleuruh pengeluaran
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara mengelolah sumber daya ekonomi
dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekomoni yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimanaannya, baik jangka Panjang maupun
jangka pendek, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan sebagai
akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan
Komponen laporan keuangan: Laporan realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas, Catatan
atas lapora keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan:
 Relevan, Andal, Dapat dibandingkan, Dapat dipahami.
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan
1. Basis akuntansi. 5. Prinsip periodisitas
2. Prinsip penilaian historis. 6. Prinsip konsistensi
3. Prinsip realisasi. 7. Prinsip pengungkapan lengkap
4. Prinsip substansi mengunggulli bentuk formal. 8. Prinsip penyajian wajar
Kendala informasi yang relevan dan andal:
 Materialitas, kelalaian dalam mencatat informasi.
 Pertimbangan biaya dan manfaat.
 Keseimbangan antar karakteristik kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai